KOMODIFIKASI ANAK DALAM PROGRAM ACARA REALITY SHOW DI TRANS TV

Agustinus Kardiman dan Haryo Windratno

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Interstudi Email : [email protected]

Abstrak

This research is attempted to uncover forms, processes and ideologies associated with the commodification of children at those impressions by takes perspective of a critical discourse analysis of the commodification of children in the program "Janji Suci Raffi and Gigi" produced by Trans TV. Analysis used is critical discourse analysis Norman Fairclough. Fairclough critical discourse analysis is done in three stages: (1) analysis of texts; (2) the practice of discourse and (3) the practice of social culture. Based on discoveries of the analysis of texts Program "Janji Suci Raffi and Gigi", interviews with several sources and combined with the relevant libraries show that: (1) occurs commodification of children in the show program "Janji Suci Raffi and Gigi" in Trans TV; (2) The commodification of children occurs through the formation process of setting and moments by the production crew and Raffi through Rafatar to show patterns and behaviors as a toddler; (3) The ideology behind the process of commodification of children is a capitalist ideology. The capitalist ideology in Trans TV due to Trans TV is a private broadcasting media who have the goal of business and profit.

Key words : realirty show, commodification, critical discourse, ideology Riset ini berupaya mengungkap bentuk, proses dan ideologi yang berkaitan dengan komodifikasi anak pada tayangan —Reality Show.“ Perpestif penelitian.menggunakan analisis wacana kritis komodifikasi anak pada tayangan program —Janji Suci Raffi dan Gigi“ yang diproduksi oleh Trans TV. Analsis wacana kritis Norman Fairclough untuk mengungkap praktek komodifikasi dalam content media dalam tayangan —Janji Suci Raffi dan Gigi“ di Trans TV. Analisis ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu (1) analisis teks; (2) praktik wacana dan (3) praktik sosialkultur. Hasil penelitian pada analisis teks Porgram —Janji Suci Raffi dan Gigi“, wawancara dengan beberapa narasumber dan dipadukan dengan sumber referensi yang relevan menunjukkan bahwa : (1) terjadi komodifikasi anak dalam tayangan program —Janji Suci Raffi dan Gigi“ di Trans TV; (2) Komodifikasi anak terjadi melalui proses pembentukkan setting dan momen yang dilakukan oleh crew produksi dan Raffi terhadap Rafatar untuk memperlihatkan pola dan tingkah laku anak balita; (3) Ideologi dibalik proses komodifikasi anak adalah ideologi kapitalis. Ideologi kapitalis tampak dalam praktek komodifikasi dan pertukaran nilai dan media Trans TV mendapatkan sponsor iklan. Masuknya iklan menjadi pendapatan industri media tersebut.

Kata kunci : reality show, komodifikasi, wacana kritis, ideology

Pendahuluan TV swasta terjebak dalam produksi Persaingan antar televisi penayangan content yang cenderung swasta di semakin ketat. mengeksploitasi anak - anak, Sejak era reformasi, televisi swasta perempuan dan nilai kemanusiaan tumbuh dan berkembang pesat. Ada lainnya, untuk mengejar keuntungan 15 stasiun televisi swasta mengudara komersial, bahkan mengabaikan di Indonesia, antara lain : RCTI, etika dan moral dengan melakukan , MNCTV, ANTV, SCTV, komodifikasi program acaranya. Global TV, Trans TV, , Metro Dalam mengkonsumsi program TV, TV One, Jak-TV, Elsinta TV, acara, penonton televisi sadar bahwa Net TV, Kompas TV, CNN apa yang mereka tonton adalah suatu Indonesia dan R-TV. Persaingan pesan (content) yang mereka antar TV swasta tersebut berdampak butuhkan untuk memenuhi pada persaingan program acara kebutuhan : informasi, hiburan, dan televisi untuk mendapatkan sebanyak relaksasi. Teori Uses and mungkin jumlah pemirsa. Semakin Gratifications menyatakan bahwa menarik suatu acara tv, maka akan orang secara aktif mencari media semakin menaikkan rating suatu tertentu dan mengkonsumsi pesan program acara. Suatu program acara (content) tertentu untuk mendapatkan yang rating - nya tinggi akan manfaat dan kepuasan yang berimplikasi pada pendapatan iklan. . dibutuhkan (Turner, 2008:101). Jika Adanya persaingan ketat khalayak media televisi menonton tersebut menuntut para pemilik suatu program acara TV, yang modal di industri media harus kreatif merepresentasikan sosok artis dalam dan inovatif dalam membuat content kehidupan nyata di masyarakat, medianya, agar tidak ditinggalkan maka akan tergambar realitas sosok oleh pemirsanya. Pemilik media artis dalam potret kehidupannya harus memiliki strategi bersaing dalam tayangan TV. Realitas media untuk mempertahankan eksistensi yang tampil dalam penayangan TV dan pangsa pasarnya. Untuk adalah potongan dari sebagian besar memenangkan persaingan, stasiun kehidupan artis tersebut, dan tidak

mencerminkan secara nyata dalam tenar bernama dan kehidupan sebenarnya. Nagita Slavina, dalam program Tayangan TV yang acara, — Menuju Janji Suci Raffi dan menampilkan kehidupan nyata sosok Gigi di Penghujung Tahun 2014.“ artis dalam sebuah program acara TV Ketenaran artis Raffi dan dikenal dengan acara, — Reality Gigi ternyata dieksploitasi lebih Show,“ Program acara ini banyak lanjut oleh stasiun Trans TV dalam diminati oleh para pemirsa TV, tayangan lahirnya Rafatar, anak terutama penggemar sosok artis pertama dari pasangan artis Rafi dan tertentu. Program ini mampu Gigi. Tayangan ini menampilkan menarik banyak penonton, dan kehidupan keseharian Rafatar dalam mampu menaikkan ratingnya. Reality masa pertumbuhan anak. Kelucuan Show merupakan salah satu program dan cinta kasih kedua orangtuanya yang sering kita jumpai pada acara menjadi komoditas tontotan yang stasiun televisi swasta pada menarik bagi penggemar artis umumnya. Menjamurnya tayangan tersebut. Raffi dan Gigi merupakan Reality Show tidak terlepas dari artis papan atas yang memiliki alasan ekonomis untuk mendapatkan tingkat popularitas tinggi. Program keuntungan dengan mengeksploiatsi acara yang dibintanginya dalam program tersebut dalam domain setiap program TV mampu menarik kapitalistik dengan melakukan pemirsa dan menarik sponsor iklan komodifikasi content media. untuk menayangkan produknya di Program acara Trans TV acara tersebut. Tingkat popularitas dengan judul, — Janji Suci Raffi dan Raffi dan Gigi dapat kita ketahui Gigi “ merupakan salah satu melalui akun media sosial, seperti tayangan televisi yang menampilkan Instagram RAFFINAGITA1717 yang kehidupan nyata sosok artis dalam memiliki followers kurang lebih 10 acara reality show. Kehadiran juta followers per 10 Mei 2016 1. tayangan ini tidak lepas dari Artinya, sebanyak kurang lebih 10 suksesnya Trans TV yang secara juta orang ingin mengetahui lebih langsung menyiarkan prosesi akad nikah hingga resepsi pernikahan artis 1 Data diperoleh dari media sosial Instagram Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

jauh seperti apa sosok Raffi dan Gigi —Reality Show“ tentang prosesi akad melalui akun instagram yang pernikahan Raffi dan Gigi, kemudian menampilkan foto - foto dan video. dilanjutkan dengan tayangan acara Gambar I.2 Instagram Raffi dan Gigi yang memperlihatkan kehidupan keseharian keluarga Rafi Ahmad dan Selain akun istagram, Gigi, yang penuh dinamika dalam pasangan ini juga memiliki akun di kehidupan pasangan suami - isteri. situs youtube, dimana situs ini dapat Program ini memberikan informasi menampilkan tayangan video dengan hiburan yang menarik tentang durasi yang lebih panjang. kehidupan Rafi dan Gigi dalam Kehidupan sehari - hari Raffi dan berkeluarga. Daya tarik kehidupan Gigi terekam dan dapat disaksikan Rafi dan Gigi terus diikuti Trans TV oleh masyarakat dengan hanya dengan menampilkan kelahiran dan membuka akun youtube mereka perkembangan anak pasangan Rafi dengan nama Rans Entertainment. Ahmad dan Gigi. Ternyata, program Pelanggan akun youtube Raffi dan ini menarik dan mampu membuat Gigi juga tidak sedikit yaitu 53.893 penggemar artis Rafi dan Gigi itu pelanggan per 10 Mei 20162, dan ingin tahu bagaimana kehidupan angka ini akan terus bertambah atau anak seorang artis terkenal, Rafatar berkurang sesuai dengan tingkat dalam masa pertumbuhannya. popularitas yang menurun atau terus Program acara Trans TV naik. Hal ini dapat membuktikan dalam —Reality Show,“ menampilkan bahwa popularitas Raffi dan Gigi Rafatar, mendapat penerimaan positif semakin eksis dan diminati oleh dari penggemar Trans TV, terutama penggemarnya. penggemar Rafi dan Gigi. Rafatar sebenarnya adalah sosok bayi seperti Tayangan Reality Show pada umumnya. Namun, karena Rafatar dalam kehidupan keseharian ketenaranan orang tuanya sebagai ini merupakan kelanjutan kesuksesan artis, maka Rafatar terimbas oleh Trans TV dalam menayangkan acara ketenaran Rafi dan Gigi. Kehidupan Rafatar yang tumbuh, lucu dan

2 Data diperoleh dari situs youtube Channel menggemaskan itu membuat para Rans Entertainmet

penonton tv terhibur dan terkadang merupakan media komunikasi massa membuat tertawa dengan tingkah untuk menyebarluaskan sajian gaya lakunya. Dalam konteks tayangan hidup, gaya perilaku, dan ini, Rafatar terlihat berbeda dengan representasi diri yang berlebihan. anak - anak lainnya, kemana pun Program Acara Trans TV dalam, Rafatar pergi dan apa pun yang —Janji Suci Raffi dan Gigi“ dilakukan olehnya terekam secara cenderung menampilkan gaya hidup ekslusif oleh kamera crew Trans TV. dan perilaku selebritis dalam Dengan adanya tayangan ekslusif ini, kehidupan kelas atas, menjadi cermin masyarakat bisa melihat secara budaya masa kini yang ingin langsung seperti apa polah dan ditampilkan produksi industri media tingkah laku anak ini. untuk menjadi komoditas hiburan, Trans TV sebagai stasiun TV yang memiliki nilai untuk yang menyiarkan program reality dipertukarkan. Proses pertukaran ini show yang berjudul Janji Suci Raffi menjadi bagian fungsi kapitalistik, dan Gigi ditayangkan setiap hari dengan mengeksploitasi pekerja mingu pukul 16:30 WIB dalam industri TV dan artis menjadi means durasi 30 menit. Program tayangan of production dan menghasilkan —Janji Suci Raffi dan Gigi“ yang keuntungan bagi produsennya. menampilkan Rafatar dalam ratusan Perolehan rating yang tinggi episode memiliki indikasi adanya merupakan tujuan utama dari industri ekpsloitasi anak dalam bentuk media untuk mendapatkan komodifikasi pada content media. keuntungan komersial dari proses Rafatar menjadi produk yang dijual komodifikasi content media. kepada publik dan sponsor iklan. Menurut Mazhab Frankfurt, industri Proses komodifikasi dimulai ketika budaya media mencerminkan para crew produksi dengan konsolidasi fetisisme komoditas, kameranya mengemas dalam bentuk dimana dominasi asas pertukaran dan pesan yang menampilkan kehidupan meningkatnya proses produksi Rafatar. didominasi oleh kapitalis produsen. Menurut Dr. Philip Kitley Pekerja industri hanyalah sebagai (Subandy, 2011: 231) televisi alat untuk menghasilkan produk

untuk dipertukarkan nilainya. Dalam perluasan usaha. Sedangkan proses pertukaran tersebut, buruh strukturisasi merupakan proses atau pekerja dirugikan, karena penggabungan human agency dengan keuntungan hasil pertukaran tersebut proses perubahan sosial ke dalam dinikmati kaum kapitalis. Komoditas analisis struktur. Industri budaya membentuk selera Dalam konteks komodifikasi, dan kecenderungan masa, sehingga Theodor Adorno dan Max mencetak kesadaran mereka dengan Horkheimer (1979:123) mempunyai cara menanamkan keinginan mereka pandangan bahwa munculnya konsep atas Kebutuhan - Penelitian ini komodifikasi karena perkembangan bertujuan untuk mengetahui proses suatu industri budaya, dimana komodifikasi tayangan — Reality komodifikasi diartikan sebagai Show“ yang menampilkan Rafatar produksi benda budaya (musik, film, dalam acara Trans TV. Tayangan ini busana, seni dan tradisi), diproduksi dikemas dalam bentuk penampilan secara massal oleh industri budaya, kehidupan nyata keluarga Raffi yang menghasilkan produk budaya Ahmad dan Nagita Slavina pada yang tidak otentik / palsu, tayangan —Janji Suci Raffi dan Gigi“. manipulatif, dan terstandarisasi. Menurut Mosco dalam Yorita Dalam hal ini, masyarakat / khalayak (2005:28), ada 3 (tiga) konsep baik secara sadar dan tidak, telah penerapan teori ekonomi politik digerakan secara masif seolah sangat dalam industri komunikasi, yaitu membutuhkan produk budaya komodifikasi, spasialisasi dan tersebut. Masyarakat diposisikan strukturisasi. Komodifikasi mengacu seolah - olah sebagai subjek, padahal pada pemanfaatan barang dan jasa mereka adalah objek. Dalam dari sisi kegunaannya, yang perspektif ini, budaya tidak lagi lahir kemudian ditransformasikan menjadi dari masyarakat sebagaimana yang komoditas yang nilainya ditentukan dipahami dalam dengan benar, oleh pasar. Spasialisasi merupakan namun diproduksi dan direproduksi proses mengatasi hambatan ruang oleh kaum kapitalis atau penguasa dan dalam kehidupan sosial oleh dan pemilik modal untuk mendapat perusahaan media dalam bentuk suatu keuntungan. Produk budaya

yang dihasilkan oleh industri budaya dapat meraih pangsa pasar seluas- memanipulasi masyarakat yang tak luasnya. Dalam perkembangan sekedar berbasis konsumsi, tapi juga industri ini akhirnya menghasilkan menjadikan semua artefak budaya apa yang disebut dengan budaya sebagai produk industri, dan populer (Lukmantoro, 2004). komoditas. Dengan demikian Dalam teori kajian budaya, komodifikasi dapat diartikan sebagai para peneliti memusatkan sebuah proses menjadikan nilai guna perhatiannya pada elite sosial dalam menjadi nilai tukar melalui menjalankan media untuk perubahan produk yang nilainya mendapatkan keuntungan dan ditentukan oleh kemampuannya menyebarkan pengaruh pada untuk memenuhi kebutuhan individu masyarakat (J.Baran dan Dennis, sosial ke dalam produk yang nilainya 2010). Media digunakan untuk ditentukan oleh apa yang dapat menciptakan dan memasarkan dibawanya di pasar. komoditas budaya sebagai upaya mempertahankan posisi media yang Metodologi dominan dalam tatanan sosial serta Dalam penelitian ini menghasilkan keuntungan bagi para menggunakan perspektif ekonomi elite media politik melihat dengan media tidak Dalam industri budaya, selain terlepas dari kepentingan pemilik komodifikasi yang memperlakukan modal, negara atau kelompok produk-produk sebagai komoditas lainnya. Dengan kata lain, media untuk diperdagangkan, juga menjadi alat dominasi dan hegemoni cenderung terjadi standarisasi dan masyarakat. Proses dominasi ini masifikasi. Standarisasi berarti menunjukkan adanya penyebaran menetapkan kriteria tertentu yang dan aktivitas komunikasi masa yang memudahkan produk - produk sangat di pengaruhi oleh struktur industri budaya itu mudah dicerna ekonomi politik masyarakat yang oleh khalayaknya. Adapun masifikasi bersangkutan. Implikasi logisnya berarti memproduksi sebagai hasil adalah realitas yang dihasilkan oleh budaya dalam jumlah massal agar media besifat bias dan terdistorsi.

Kajian ekonomi politik memiliki menjadi komoditas yang nilainya beberapa varian, yakni ditentukan oleh pasar. Spasialisasi instrumentalisme, kulturalisme dan merupakan proses mengatasi strukuralisme. Pada varian hambatan ruang dan dalam instrumentalisme memberikan kehidupan sosial oleh perusahaan penekanan pada determinisme media dalam bentuk perluasan ekonomi, dimana segala sesuatu pada usaha. Sedangkan strukturisasi akhirnya akan dikaitkan secara merupakan proses penggabungan langsung dengan kekuatan - kekuatan human agency dengan proses ekonomi. Perspektif ini cenderung perubahan sosial ke dalam analisis menempatkan agencies pada posisi struktur. lebih dominan dalam suatu struktur Melihat fenomena popularitas atau kultur. Kelas yang mendominasi Raffi Ahmad yang berujung pada adalah kapitalis dengan kekuatan tingginya nilai jual anaknya yang ekonominya. Dalam hal ini, bernama Rafatar, kemudian menempatkan media sebagai mengindikasikan adanya instrumen dominasi yang dapat transformasi nilai, dimana media digunakan oleh pemilik modal atau dalam arti disini Trans TV dengan kelompok penguasa lainnya untuk gamblangnya menampilkan memberikan arus informasi publik keseharian Rafatar yang dikemas sesuai dengan kepentingannya dalam dalam bentuk tayangan reality sistem pasar komersial (Sunarto, show, dengan indikasi adanya 2009:14). komodifikasi anak yang dilakukan Menurut Mosco dalam oleh pihak Trans TV untuk Yorita (2005:28), ada 3 konsep mendapatkan rating yang baik penerapan teori ekonomi politik dengan berujung pada laba dalam industri komunikasi, yaitu perusahaan. komodifikasi, spasialisasi dan Proses komodifikasi strukturisasi. Komodifikasi menjelaskan cara kapitalisme mengacu pada pemanfaatan barang mencapi tujuan - tujuan dan jasa dari sisi kegunaannya, yang mengakumulasikan kapital atau kemudian ditransformasikan merealisasikan nilai melalui

transformasi nilai guna menjadi nilai konsumen). Theodor Adorno dan tukar. Melalui pengumpulan Max Horkheimer (1979:123) komoditas yang luar biasa, mempunyai pandangan bahwa kapitalisme menghadirkan dirinya munculnya konsep komodifikasi sendiri ke dalam bentuk perwujudan karena perkembangan suatu industri nyata. budaya, dimana komodifikasi Dalam pandangan Marxian, diartikan sebagai produksi benda komoditas mengarah pada relasi budaya (musik, film, busana, seni sosial eksploitatif melalui dan tradisi), diproduksi secara massal naturalisasi kehadirannya. Sebuah oleh industri budaya, yang barang hadir pada kita sebagai menghasilkan produk budaya yang sebuah komoditas dengan tidak otentik/palsu, manipulatif, dan seperangkat nilai guna dan nilai tukar terstandarisasi. yang ditandai dengan harga Pada penelitian ini peneliti pembeliannya. Nilai guna dan nilai menggunakan analisis wacana tukar barang tersebut cenderung Norman Fairclough seperti dikutip mempesonakan karena kemampuan oleh Yoce Aliah Darma (2009:81) untuk menangani benda tersebut yang meliputi tiga dimensi yaitu telah mengantarkan pada analisis teks, analisis pemrosesan dan pembentukan pembagian tenaga wacana praktis, dan analisis sosial kerja secara internasional yang (praksis sosiokultural, kontruksi menyetarakan relasi produksi sesuai masyarakat). Dalam model ini, selain dimensi kelas, gender, nasionalitas teks utama juga ada teks - teks lain dan spasialitas. Pemesonaan yang diteliti. (mistifikasi) komoditas semacam itu Teks dalam hal ini buka hanya oleh Marx disebut sebagai pemujaan tulisan tapi mengacu pada bahasa komoditas (commodity fetishism) di yang digunakan oleh media. Menurut mana komoditas tidak hanya Corner (2009: 294-295), teks mengentalkan relasi sosial dan berisi mengacu pada serentang aktifitas dan perjuangan nilai, tetapi mengambil bentuk dalam publikasi, televisi, film kehidupan dan kekuasaan atas dan tampilan dan reproduksi visual pemiliknya (sebagai produser atau yang menunjuk pada bagaimana

suatu bahasa secara beragam masyarakat tidak sadar atas proses digunakan di semua dimensinya itu. melalui orang - orang yang berbeda Kontribusi tradisi dalam profesi media. interpretatif adalah memberikan Bagi Fairclough, analisis teks pemahaman tentang bagaimana sendiri tidak memadai bagi analisis masyarakat secara aktif menciptakan wacana dan tidak menjelaskan dunia yang terkait pada kaidah dalam hubungan antara struktur dan proses praktik sehari - hari. Selanjutnya, kultural dan kemasyarakatan. Untuk Fairclough dalam Udi Rusadi (2015: itu diperlukan perspektif 119) membagi analisis wacana interdisipliner yang menggabungkan menjadi 3 (tiga) dimensi, yaitu: teks, analisis tekstual dan sosial. discourses practice dan sosiocultural Keuntungan yang bisa diambil practice. dengan pedoman pada tradisi makrososiologis adalah bahwa tradisi ini menganggap bahwa praktik sosial dibentuk oleh struktur sosial dan hubungan kekuasaan. Ironisnya

Gambar III.1 Kerangka Analisis Intertekstual Fairclough

Konsep yang dibentuk Norman pada dua aspek yaitu produksi dan Fairclough menitikberatkan pada 3 konsumsi teks. Praktik wacana (tiga) level. Pertama, analisis meliputi cara-cara para pekerja mikrostruktur (ada pada level teks), media memproduksi teks. Hal ini yakni menganalisis teks dengan berkaitan dengan pekerja media itu cermat dan fokus supaya dapat sendiri selaku pribadi, sifat jaringan memperoleh data yang dapat kerja wartawan dengan sesama menggambarkan representasi teks. pekerja media lainnya, pola kerja Secara detil aspek yang dikejar media sebagai instiusi, seperti cara dalam tingkat analisis ini adalah meliput acara, menulis acara, sampai garis besar atau isi teks, lokasi, sikap menjadi tontonan di dalam media. dan tindakan tokoh tersebut dan Pada praktek konsumsi dianalisis seterusnya. Setiap teks secara bagaimana khalayak memberikan bersamaan memiliki 3 (tiga) fungsi, tanggapan terhadap teks. yaitu representasi, relasi, dan Ketiga, analisis makrostruktur identitas. Fungsi representasi (proses wacana) terfokus pada berkaitan dengan cara - cara yang fenomena di mana teks dibuat. dilakukan untuk menampilkan Praktik social - budaya ini realitas sosial ke dalam bentuk teks. menganalisis tiga hal yaitu ekonomi, Dengan demikian representasi pada politik (khususnya berkaitan dengan dasarnya ingin melihat bagaimana isu-isu kekuasaan dan ideologi), dan seseorang, kelompok, tindakan, budaya (khususnya berkaitan dengan kegiatan ditampilkan dalam teks. nilai dan identitas) yang juga Relasi berhubungan dengan mempengaruhi institusi media dan bagaimana partisipan dalam media wacananya. Pembahasan praktik berhubungan dan ditampilkan dalam sosial budaya meliputi 3 (tiga) teks. Identitas berkaitan dengan tingkatan, yakni (1) tingkat bagaimana identitas media situasional, berkaitan dengan ditampilkan dan dikontruksi dalam produksi dan konteks situasinya, (2) teks pemberitaan. tingkat institsional, berkaitan dengan Kedua, analisis mesostruktur pengaruh institusi secara internal (level praktek wacana) yang terfokus maupun eksternal, dan (3) tingkat

sosial, berkaitan dengan situasi yang Dari beberapa cuplikan yang lebih makro, seperti sistem politik, dianalisis dalam teks, praktek sistem ekonomi dan sistem budaya wacana (discourse practice) dan masyarakat secara keseluruhan. wacana budaya (social discourse) dapat diuraikan dalam table uraian Hasil Penelitian dan Pembahasan tersebut di bawah ini: a. Hasil penelitian

Tabel 1 Hasil Temuan Analisis Teks

Level Analisis Temuan

Representasi Rafatar seorang balita yang dieksploitasi dan ditampilkan serta menjadi objek utama dalam program JSR&G

Relasi Ditemukan 4 (empat) partisipan yaitu Raffi, Tim Produksi (Trans TV), Rafatar dan pemasang iklan Incharge. Pemasang iklan incharge masuk dalam relasi ini karena secara langsung produk mereka terlihat nyata dalam tayangan. Terkait masalah relasi ini, maka posisi kedudukan Raffi dan Tim Produksi sama. Posisi Rafatar ada dibawah Raffi dan Tim. Sebab Rafatar masih balita dan tidak dapat menolak keinginan mereka (Raffi dan Tim Produksi). Lalu pemasang iklan incharge disini relatif lebih rendah dibanding tim produksi sebab untuk memasangkan produknya, pemasang iklan wajib mengikuti aturan pemasangan iklan yang ada dalam kebijakan pihak Trans TV

Identitas - Tim Trans TV menempatkan dirinya secara terang- terangan untuk mengeksploitasi Rafatar karena salah satu crew ada yang in frame untuk memberikan arahan pada konten tayanggan. - Raffi serta Gigi sebagai orang tua Rafatar secara biologis juga ”memperkerjakan‘ Rafatar. Terlihat jelas dalam tayangan mereka bahwa berdualah sebagai partisipan yang juga aktif mengeksploitasi anaknya. - Rafatar sebagai balita dipekerjakan dengan setting yang nyaris tidak terdeteksi oleh awam, karena ditampilkan dengan segala kemewahan dan sistem kerja yang fleksibel.

Sumber : hasil analis peneliti

Data temuan dari level Discourse diproyeksikan akan memberikan Practice berdasrakan wawancara keuntungan bagi Trans TV. Seperti yang dengan Aris Ananda selaku dikatakan oleh Aris Ananda selaku Development Program Trans TV dan Development Program Trans TV. Bisma Ali Satari selaku Executive —…untuk program yang sifatnya Producer program JSR&G, dapat Star Driven itu relative lebih dijelaskan proses terjadinya teks dalam cepat dalam proses eksekusinya, dalam arti dari proses hal ini program acara reality show perencanaan hingga produksi JSR&G di sub bab ini. tidak membutuhkan waktu tidak terlalu lama. Ini dikarenakan Star Driven itu biasanya Tim melihat Program JSR & G sebelum sebuah momen, dalam konteks ini berubah format menjadi reality show, pernikahan Raffi dan Gigi cukup menyita perhatian masyarakat, sebelumnya adalah program acara live nah momen inilah yang diambil report acara prosesi pernikahan Raffi oleh Tim produksi untuk mencoba menghasilkan sebuah program dan Gigi pada akhir tahun 2014 lalu ekslusif dengan jenis reality dengan judul acara yang sama yaitu show…“ —Janji Suci Raffi & Gigi“, setelah pihak Trans TV melihat adanya peluang, Kerjasama kesepakatan antara kemudian kerjasama antara Trans TV Trans TV dan Raffi kemudian dan Raffi dilanjutkan untuk membuat direalisasikan dalam bentuk tayangan sebuah program reality show mengenai perdana program Reality Show JSR & G, keseharian keluarga Raffi, ide ini berasal proses pembuatan episode perdana dari program reality show artis relative cepat, setelah peneliti konfirmasi internasional Kim Khadarsian yang kepada Bisma selaku Executive menayangkan kesehariannya, hal ini Producer, Bisma mengungkapkan bahwa seperti yang diungkapkan Bisma selaku program ini dibuat tanpa adanya dami Executive Producer program JSR & G. terlebih dahulu, episode perdana adalah Ide awal hingga eksekusi produksi dami sekaligus tayangan perdana, program JSR & G sangat singkat, Trans berikut penjelasan Bisma terkait hal ini. TV meyakini artis Raffi Ahmad —Raffi orang entertain di depan memiliki tingkat popularitas tinggi pada layar, dan saya orang di belakang saat ini, sehingga program ini layar, nah ketemu ne, klop. Waktu itu kita bikin episode pertama itu

bisa dibilang sangat mendadak Development Program, Marketing) banget, karena waktu itu Raffi atau keputusan bersama pada saat ngajak saya untuk ikut sama dia menghadiri pernikahan temennya meeting. di Medan, pergilah saya kesana, nah jadilah itu episode 2. Pada level institusi internal Trans TV pertamanya…“ maupun keluarga Rafatar sendiri. Ini

terjadi pada seluruh episode yang Data Temuan Sociocultural Practice dijadikan sampel, yakni episode 13 berdasarkan asumsi bahwa konteks Desember 2015, epidose 17 April sosial yang ada di luar media 2016, episode 24 April 2014, dan berpengaruh pada wacana yang muncul eposide 1 Mei 2016. Pada episode - di media (Eriyanto, 2011:320). Dengan episode tersebut terdapat orientasi menggunakan analisa wacana Norman konten siar terhadap Rafatar Fairclough maka temuan penelitian 3. Faktor Sociocultural Practice pada dibedakan menjadi dua yakni aspek level situasional, yakni ketika tim Sosiocultural practice yang diperoleh produksi berupaya mencari momen melalui hasil wawancara dengan Aris yang tepat untuk dijadikan tema pada Ananda selaku Program Development episode yang akan digarap. Trans TV dan Bisma Ali Satari sebagai Sebenarnya momen juga digunakan Executive Producer Trans TV Program tim produksi Trans TV diawal sekali Janji Suci Raffi dan Gigi (JSR & G). ketika memproduksi program Janji Wawancara juga dilakukan dengan Suci Raffi dan Gigi. Pada setiap pemirsa sesuai dengan target audiens. episode proses produksi Dari analisis Sosiocultural practice yang komodifikasi mempertotonkan diperoleh temuan sebagai berikut. kehidupan pribadi Rafi Ahmad, Gigi Temuan aspek Sociocultural dan anaknya Rafatar. Program JSR & Practice dari wawancara: G, mengeksploitasi kehidupan pribadi artis menjadi fetisisme 1. Pada level institusi internal Trans komoditas gaya baru. Produk seni TV, tepatnya lebih pada organisatoris budaya diubah menjadi budaya hierarkis yakni keputusan committee media popular dan ditayangkan (Direksi, Kepala Divisi Produksi, secara massif untuk mendapatkan Kepala Departemen Produksi,

rating tinggi, menurut Adorno menguntungkan antara sumber praktek tersebut disebut produksi yakni Trans TV dan Raffi sadomasokistik dalam industri sebagai artis (Barret, 1996:186). budaya massa dimana orang-orang Pada kasus Rafatar dari tayangan membiarkan dirinya dimobilisasi program acara tersebut, secara oleh kepentingan industri media. individu tidak memperoleh keuntungan apa - apa, karena b. Pembahasan posisinya masih balita. Namun ada Dari data temuan penelitian, sebagian hasil keuntunga yang Trans TV memanfaatkan momen diberikan dalam bentuk kebutuhan ketenaran Raffi dan Gigi sebagai anak. bintang yang selalu tampil setiap hari Pada semua sampel program pada hampir semua stasiun televisi JSR & G yang ditelaah selalu swasta. Ketenaran mereka dijadikan terdapat adegan dan ungkapan yang momentum untuk dibuatkan program menggambarkan kasih sayang Raffi Reality Show. Program Janji Suci maupun Gigi kepada putranya Raffi dan Gigi (JSR&G) diawali Rafatar. Kejadian ini menurut dengan berkonsep star driven3. Ini Ibrahim dan Akhmad (2014:21-22) artinya Raffi dan Gigi sudah terlebih termasuk dalam kategori dahulu terkenal dan menjadi bintang, komodifikasi nilai - nilai. Adalah setelah itu barulah tim produksi fitrah alami dan hal yang wajar jika merancangkan sebuah program. orang tua menyayangi anaknya, Rafatar yang merupakan anak balita entah itu diungkapkan dengan kata- dari pasangan Raffi serta Gigi tidak kata ataupun dengan tingkah laku. pernah secara sukarela menginginkan Begitu juga yang terjadi dengan dirinya tampil di Trans TV atau Raffi - Gigi ketika menyayangi memutuskan dirinya menjadi artis Raffatar sebagai putranya. Akan mengikuti kedua orang tuanya. tetapi pada pandangan Marx (dalam Dalam kajian ekonomi politik media Ibrahim dan Akhmad, 2014:22) terdapat hubungan yang saling apapun yang ada dalam lingkaran kapitalisme merupakan 3 Hasil wawancara dengan Aris Ananda Development Program Trans TV komodifikasi. Kita pahami stasiun

Trans TV bagian dari Trans Corp ini penonton akan melebur dalam yang memiliki bisnis beragam mulai sebuah wadah yang berwujud dari media, hotel dan properti, program acara JSR & G. Sehingga wahana hiburan dan finansial, retail, program acara yang ditayangkan di food and beverages dan maskapai televisi ini bukan lagi sebuah karya penerbangan yang kesemuanya yang berkualitas. Karena terdapat mengejar profit sudah jelas masuk luruhnya budaya auratik berupa teks kategori kapitalis. Bila merujuk pada - teks, praktek - praktek budaya pemikiran Croteau dan Hoynes ( tinggi yang tereduksi oleh teknik 2006:17) CT Corp yang menjadi reproduksi mekanis (Benjamin, induk dari Trans TV masuk ke dalam 2006: 9) bisa berupa standar kategori bisnis model pasar, dengan prosedur operasional pra produksi, demikian berlaku hukum permintaan produksi dan pasca produksi dan dan penawaran, dan ini jelas pemasang iklan. Konsep Benjamin berdasar kapital. Kembali pada nilai tentang aura yang dikaitkan dengan kasih sayang yang terdapat pada reproduksi mekanistik karya seni. tayangan JSR & G maka dapat Lenyapnya aura melahirkan beragam dipahami mengenai pemikiran Marx. interpretasi ulang. Di antaranya Bila ungkapan kasih sayang yang adalah terjadinya pergeseran budaya bisa berupa verbal maupun non yang kemudian menjelma menjadi verbal oleh Raffi dan Gigi kepada budaya populer atau budaya masa anaknya dalam program JSR & G (mass culture). Budaya populer yang seharusnya hal wajar seringkali diandaikan sebagai sebuah sebenarnya adalah wujud dari kategori residual dalam komodifikasi. perbandingannya terhadap budaya tinggi. Budaya populer sering Program JSR & G yang dipahami sebagai sejenis budaya dipertontonkan kepada khalayak yang gagal memenuhi standar sudah tidak lagi memiliki nilai estetis menjadi budaya tinggi. Ada distingsi dan kualitas. Sebab hasrat berkarya yang cukup ekstrem di antara kedua baik dari si pembuat dalam konteks jenis budaya ini saat budaya populer ini Trans TV serta Raffi maupun si dimaknai sebagai kreasi yang penikmat karya tersebut dalam hal

diproduksi melalui produksi massal, produk komoditas hiburan yang sementara budaya tinggi adalah mampu dipertukarkan menjadi nilai kreasi individual yang berhak komersial yang mendatangkan mendapat apresiasi estetik. Proses keuntungan bagi perusahaan media. masifikasi produksi budaya masal Setiap tayangan programnya ada juga kerap dianggap sebagai praktek sponsor iklan yang membeli waktu simbolik manipulatif, fantasi publik dan ruang dengan memberikan dan mimpi kolektif, yang secara pasif imbalan uang sesuai dengan tarif dan otomatis akan timpas iklannya. Perusahaan media dikonsumsi. (Walter, 2006: 19). mendapatkan keuntungan dari program acara hiburan tersebut. Kesimpulan Semakin tinggi rating tayangan Hasil penelitian ini tersebut semakin banyak keuntungan mempunyai implikasi teoretis pada atau pendapatan yang diperoleh level aplikatif terhadap kajian kritis perusahaan media. Di sini terjadi dalam teori komodifikasi dan proses komodifikasi dalam industri ekonomi politik media secara umum. media yang mendatangkan Konsep komodifikasi yang keuntungan bagi pemilik modal. merupakan pengembangan dari Praktek ini merefleksikan prktek paradigma kritis memberikan ideologi kapitalis. deskripsi jelas bahwa praktek komodifikasi mengarah pada praktek eksploitasi anak sebagai sebuah

DAFTAR PUSTAKA Atmowiloto, Arswendo. 1986. Telaah Tentang Televisi. PT. Gramedia. Jakarta

Buku: Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Adorno, Theodor and Max Penerapan Pada Wacana Horkheimer.1972. Dialectic Media. Kencana Prenada of Enlightment. Herder & Media Group. Jakarta. Herder Inc. New York.

Baran, Stanley J dan Dennis K. Komunikasi dan Davis. 2010. Teori Komodifikasi: Mengkaji Komunikasi Massa Dasar, Media dan Budaya dalam Pergolakan, dan Masa Dinamika Globalisasi. Depan. Salemba Humanika. Yayasan Pustaka Obor Jakarta. Indonesia. Jakarta.

Barret, Boyd. 1995. The Analysis of Jalaluddin, Rakhmat, 2002. Metode Media Occupations and Penelitian Komunikasi. Profesionals in Boyd Barret, : PT. Remaja Oliver, and Chris Newbold, Rosdakarya. Eds. Approaches to Media: A reader. New York. Jorgensen, Marianne W dan Philips, Louis J. 2007. Analisis Benjamin, Walter. 2006. The Work of Wacana: Teori dan Meotode. Art in the Age of Mechanical Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Reproduction in Meenakshi Gigi Durham (eds). Media Kriyantono, Rahmat 2006, Teknik and Culture Studies. Praktis Riset Komunikasi, Blackwall Publishing. Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group. Darma, Yoce Aliah, 2009. Analisis Wacana Kritis. Yrama Media. Littlejohn, Stephen W dan Karen A Bandung. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Salemba Dosi, Eduardus. 2012. Media Massa Humanika, Jakarta. dalam Jejaring Kekuasaan. PT. LKIS. Yogyakarta. McQuaill, Dennis. 2010. Mcquaill Mass Communication Theory. Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Sage Publication. London. Komunikasi: Televisi Siaran Teori dan Praktek. Remaja McQuail, Dennis. 2011. Teori Rosdakarya. Bandung. Komunikasi Massa McQUAIL. Salemba Eriyanto. 2011. Analisis Wacana: Humanika. Jakarta. Pengantar Analisis Teks Media. LKiS. Yogyakarta. Morrisan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Fiske, John. 1989. Understanding Televisi. Ramdina Prakarsa. Popular Culture. London: Jakarta. Routledge. Morrisan. 2008. Manajemen Media Hall, Stuart. 1997. Mass Penyiaran: Strategi Communication and Society. Tp. Mengelola Radio dan London. Televisi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Ibrahim, Idi Subandy dan Akhmad, Ali Bahcrudin. 2014.

Mosco, Vincent. 1996. The Political Teori Budaya Populer. Jejak. Economy of Communication: Yogyakarta. Rethinking and Renewal. Sage Publication. London. Sugiono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif- Narwaya, Tri Guntur. 2006. Matinya Kualitatif dan R&D. Alfabeta Ilmu Komunikasi. Resist .Bandung Book. Yogyakarta. Sutrismo, Mudji dan Putranto, Noor, Faizal Henry. 2010. Ekonomi Hendar (ed). 2005, Teori- Media. Rajawali Pers. teori Kebudayaan. Kanisius. Jakarta. Yogyakarta.

Pringle K. Peter, Starr F Michael, Williams, Raymond. 1983. Keyword: dkk. 1991. Electronic Media A Vocabulary of Culture and Management. Focal Press. Society. Fontana. London. London. Tesis: Richard West, Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Basri, Irsyan. 2014. Komodifikasi Analisis dan Aplikasi (Buku Ritual Duata Pada Etnik Bajo 2) (Edisi 3). Salemba di Kabupaten Wakatobi Humanika. Jakarta. Provinsi Sulawesi Tenggara. Universitas Udayana. Rusadi, Udi. 2015. Kajian Media Isu Denpasar, Bali. Ideologis dalam Perspektif: Teori dan Metode. PT. Raja Raharjo, Sumantri. 2011. Grafindo Persada. Jakarta. Komodifikasi Budaya Lokal dalam Televisi (Studi Wacana Selby, Keith dan Ron Coedery. 1995. Kritis Komodifikasi Pangkur Hot to Study Television. Mc Jenggleng TVRI Yogyakarta). Millisan. London. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Set, Sony. 2008. Menjadi Perancang Program Televisi Widyastuti, Dyah Ayu R. 2008. Studi Profesional. Andi. Kasus mengenai Yogyakarta. Komodifikasi Upacara Religi Saraswati dalam Komunikasi Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks, Pemasaran Pariwisata Candi Suatu Pengantar untuk Ceto Kabupaten Analisis. Wacana Analisis Karanganyar. Universitas Semiotik dan Analisis Sebelas Maret. Surakarta. Framming. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Jurnal : Strinati, Dominic. 2007. Popular Culture: Pengantar Menuju Musthofa, As‘ad. 2012. Komodifikasi Kemiskinan Oleh Media

Televisi. Magister Ilmu www.kpai.go.id Komunikai Universitas Diponegoro. Semarang. www.transtv.co.id

Sukmono, Banin Diar. 2012. www.otomaniac.com Eksploitasi Tubuh Perempuan di Televisi www.youtube.com Sebagai Ironi Kepribadian Indonesia. Program Studi http://www.kompasiana.com/amirsya Filsafat Univ. Gajah Mada. hoke/eksploitasi- Yogyakarta. anak_5520ece481331111771 9f89d

Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=- DxpHD3L7GA (13 desember 2015 "Lagu Untuk Rafatar"). https://www.youtube.com/watch?v= 99sMIG-VSDc (17 april 2016 "Rafatar Naik Motor"). https://www.youtube.com/watch?v= PsFdPW8NU8s (24 april 2016 "Masa Depan Rafatar"). https://www.youtube.com/watch?v= 8RuTSm0cbIM (1 mei 2016 "Warisan Untuk Rafatar"). https://www.youtube.com/watch?v= _sddSIiXmjw (22 Mei 2016 —Pantai Pertama Rafatar). https://www.youtube.com/watch?v= Ee6Oj5aJNc0 (5 Juni 2016 —Rafatar Beli Sepeda Baru“).

Situs Internet dan Media Sosial :

Instagram @ RAFFINAGITA1717

Youtube : Rans Enterainment