ANALISIS WACANA BERITA SETYA NOVANTO PADA KASUS KORUPSI E-KTP DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata 1 Dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi

Oleh: SINDY PARAMITA

NIM: 14530107

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 1439 H / 2018 M

ii

iii

iv

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap” [Surat Al-Insyirah: 5- 8].

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:  Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Hamka dan Ibunda Siti Hawa.  Ketiga saudara saya, Ayuk Eni Royani, Rani Soraya dan Adik Reza Cakra Amartia  Teman spesial yang selalu mendukung, memberikan semangat dan mendampingi di saat suka dan duka  Semua teman seperjuangan, Jurnalistik angkatan 2014 selama empat tahun ini.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Berita

Tentang Setya Novanto Pada Kasus Korupsi E-KTP di Media Online

Kompas.com”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan dalam meraih gelar sarjana Sosial dalam Strata satu (S1) Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Dalam pejalanan penyelesaian skipsi ini, banyak rintangan yang harus penulis hadapi, namun berkat dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak DR. Kusnadi, MA Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

beserta wakil dekan dan jajaran yang telah memberikan arahan dan semangat

sampai penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Andi Sumaina Duku, SIP., M.Si., selaku ketua Program Studi Jurnalistik yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Reza Aprianti, MA selaku Pembimbing Akademik yang telah meluangkan

waktunya dalam membimbing selama proses penyelesaian skirpsi.

4. Bapak Drs. M.Amin Sihabuddin, M.Hum, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan semangat, motivasi, pengarahan, nasehat dalam penyusunan skripsi

selama ini.

vi

5. Bapak Mohd. Aji Isnaini, MA, selaku pembimbing II yang tanpa lelah dan

dengan tulus membimbing dalam penyelesaian skripsi.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah

Palembang yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagiku, mendidik

dengan baik dan penuh ketulusan.

7. Kedua orangtuaku ayah saya Hamka dan ibu Siti Hawa yang sangat aku Hormati,

dan yang paling kusayangi Ayahku terimakasih atas segala jerih payahmu yang

takkan pernah bisa aku balas semoga ini dapat menjadi sedikit obat atas lelahmu,

Ibuku terimakasih atas segala do‟amu, kasih sayangmu yang tulus sertas

dukungan yang selalu menguatkan.

8. Ayukku Eni Royani, Rani Soraya dan Adikku Reza Cakra Amartia, Terimakasih

sudah menjadi motivator utama selama menempuh pendidikan. Terimakasih atas

sumbangsihnya. Semoga akan mengalir selalu pahala bagimu.

9. Rekan-rekan Jurnalistik 2014, Winda Fania Retno, Upitasari, Suzan, Devi,

Tria,Tri dan lainnya yang tak bisa saya tuliskan satu persatu. Kita pastikan tua

tapi yakin tak akan saling melupa, teruslah menjadi yang terbaik. Semoga Allah

selalu jaga Ukhuwah ini hingga berujung pada jannah-Nya.

10. Keluarga KKN 149 desa Gumai, Gelumbang, Icak,Dedev,Desi,fajriah dan

lainnya. Alhamdulillah dipertemukan dalam program kerja yang sama.

Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalanan hidup membahagiakan.

Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat, yang dijanjikan Rasullah sebagai suatu hal yang pahalanya terus

vii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii PENGESAHAN SKRIPSI ...... iii PERNYATAAN ...... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xii ABSTRAK ...... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8 D. Tinjauan Pustaka ...... 9 E. Kerangka Teori...... 10 F. Metode Penelitian...... 16 G. Sistematika Penulisan...... 21 BAB II KAJIAN TEORI ...... 23 A. Berita ...... 23 B. Media Online ...... 29 C. Analisis Wacana Berita ...... 33 BAB III GAMBARAN UMUM KOMPAS.COM ...... 46 A. Sejarah Kompas.com ...... 46 B. Logo dan Tagline Kompas.com...... 48

ix

C. Struktur Editorial Kompas.com ...... 49 D. Kanal atau Channel pada Kompas.com ...... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...... 52 A. Hasil Penelitian ...... 52 B. Pembahasan ...... 89 BAB V PENUTUP ...... 94 A. Kesimpulan ...... 94 B. Saran ...... 95

DAFTAR PUSTAKA ...... 96 LAMPIRAN ...... 98

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Elemen Wacana Van Dijk ...... 16 Tabel 2 Berita Kompas.com Mengenai Kasus Setya Novanto yang Dianalisis ...... 54 Tabel 3 Analisis Wacana Berita Penangkapan Setya Novanto di Kompas.com ...... 54

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Kompas.com ...... 48 Gambar 2 KPK Mengumumkan Status Tersangka Setya Novanto ...... 76

xii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Analisis Wacana Berita Setya Novanto Pada Kasus Korupsi E-KTP Di Media Online Kompas.Com. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis kasus penangkapan Setya Novanto pada media online kompas.com? dan bagaimana pandangan netizen terhadap berita kasus Setya Novanto?. Lokasi penelitian adalah pada media online Kompas.com. Fokus penelitian ini ialah meneliti teks pada kasus korupsi E-KTP yang dilakukan oleh Setya Novanto. Selain itu, agar penelitian ini mendapatkan hal yang optimal dan akurat, penelitian menggunakan analisis wacana model Teun A.Van Dijk. Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dalam penelitian ini didapatkan dari http://www.kompas.com serta data sekunder diperoleh dari buku, majalah, jurnal yang berhubungan dengan permasalahan ini. Adapun Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti melalui observasi teks dan dokumentasi. Analisis data ini menggunakan analisis wacana kritis (discours analysis) model Teun A. Van Dijk. Dalam penelitian ini peneliti mencari, mempelajari, menelaah, dan memberikan makna pada teks media online, yaitu pemberitaan kompas.com terhadap kasus penangkapan Setya Novanto. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media online Kompas.com dalam memberitakan kasus Setya Novanto menonjolkan aspek kasus hukum dan unsur informatif di dalam setiap pemberitaannya berdasarkan fakta dan sumber infomasi yang didapatkannya. Selain itu, aspek yang ditonjolkan ialah mengenai aktor utama yang terlibat dalam kasus korupsi e-KTP yaitu Setya Novanto. Kronologis pemberitaan Setya Novanto juga dimuat kompas.com dengan detail dan tersusun dengan baik, dimulai dari isu dugaan muncul sampai pada vonis Setya Novanto di persidangan. Pandangan netizen sendiri terhadap pemberitaan kasus Setya Novanto ini sangat beragam dan didominasi oleh pandangan yang negatif terhadap Setya Novanto. Namun pada Kompas.com netizen tidak dapat memberikan pandangannya karena tidak terdapatnya kolom komentar pada bagian akhir setiap berita yang dimuat oleh Kompas.com.

Kata Kunci: Analisis, Wacana Berita, Media Online, Kompas.com

xiii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal bukan informasi yang hanya dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Dimana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan dalam organisasi media massa.1

Tergolong dalam pesan komunikasi kita temukan antara lain yang disebut produk jurnalistik berupa pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik.

Dengan demikian, merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak komunikatornya yang merupakan salah satu bentuk karya seni manusia dalam berkomunikasi.2

1Apriadi Tamburaka, Agenda Setting, ( : Rajawali Pers, 2003), Hal. 13 2Ibid: Hal.18-19

1 2

Tak dapat dipungkiri, perkembangan media massa yang terus berubah dan waktu ke waktu itu juga disebabkan oleh implikasi sejarah perkembangan manusia itu sendiri artinya perkembangan manusia itu tidak akan ada kalau manusia tidak ini berkembang. Dapat dikatakan, perkembangan komunikasi sejalan dengan perkembangan sejarah manusia di dunia ini sering di istilahkan oleh arkeologi ilmu lain dengan istilah era, abad, atau zaman. Misalnya pada zaman besi dan perunggu.

Istilah-istilah tersebut menunjuk pada periode tertentu. Masing–masing periode sangat tergantung pada bagaimana nenek moyang kita membuat peralatan untuk memecahkan masalah (alat bantu komunikasi), misalnya mendapatkan makanan dan membuat senjata.3

Dalam komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum, dan film yang ditunjukan digedung-gedung bioskop. Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat menerima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa.4

Komunikasi dengan menggunakan media massa, banyak mendapat penelitian dari para ahli disebabkan semakin majunya teknologi dibidang media massa.

Kemajuan teknologi dibidang pers, seperti kepastian percetakan yang mampu

3Nurudin, Pengantar Komunikasi massa (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Hal.39 4 Candra Darmawan, Pengantar Ilmu Komunikasi (Palembang: Grafika Telindo, 2015) Hal.124-125

3

menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan eksemplar surat kabar dalam waktu yang relatif cepat. Dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan zaman, saat ini internet merupakan media komunikasi yang sudah lumrah dikalangan masyarakat hingga digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan sifat internet yang mudah diakses dan dianggap sebagai dunia jendela baru.5

Internet disebut sebagai media komunikasi baru yang mempunyai cirri sebagai berikut: Pertama, teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung. Kedua, kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang berlimpah. Ketiga, kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu. Keempat, kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif.6

Perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negatif, tinggal bagaimana menyikapi dan memanfaatkannya.7 Begitu cepatnya kemajuan teknologi komunikasi berlangsung dari waktu ke waktu, telah memberi pengaruh terhadap cara- cara manusia berkomunikasi. Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menebus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan, dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak-kontak manusia dengan menunjukan keberadaan dirinya dan berusaha

5Ibid, Hal.128 6Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Cet. 1 (Jakarta: Kencana, 2005), Hal.4 7Catur Prasetyo, Bencana Komunikasi, (Jakarta: Matahari Graphic Design, 2017), Hal.41

4

memahami kehendak, sikap, dan perilaku orang lain. Komunikasi membuat cakrawala seseorang menjadi makin luas.8

Indonesia merupakan masyarakat yang beraneka ragam. Keberagamaan merupakan modal tetapkan sesesuatu untuk menciptakan sebuah negara yang demokratis. Keterlibatan masyarakat merupakan unsur penting sehingga demokrasi bisa berjalan dengan baik. Sejarah mencatat, partisipasi dalam memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pertama kali diadakan tahun 1955, sekitar sepuluh tahun setelah Indonesia dilamasikan sebagai negara merdeka.

Secara tentang demokrasi, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang satu tahun sekalinya melakukan pesta demokrasi seperti pemilihan presiden terakhir tahun 2014. Masyarakat terlibat langsung untuk berpatisipasi dalam memilih pemimpin dan hingga akhirnya terpilih pasangan ( jokowi) dan

M.Yusuf Kalla dan ditetapkan sebagai presiden. Pemilu merupakan wujud implementasi demokrasi yang sukses, hal ini bisa menjadi refleksi bagi negara lain yang menganut sistem demokrasi.

Maraknya pemberitaan tentang kasus dengan pencantuman nama presiden

Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM) melaporkan Setya Novanto ke MKD DPR RI,

Politikus dari partai dan juga sebagai ketua DPR RI, karena menjanjikan perpanjangan kontrak PT. Freeport, imbalannya Setya Novanto meminta saham

Freeport dengan mencantumkan nama Presiden dan Wakil Presiden.

8Ibid: Hal.7

5

Kemunculan isu kemungkinan naiknya Setya Novanto saat itu cukup memanas karena menimbulkan pro dan kontra. Aktivis dan mahasiswa yang tergabung dalam masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi unjuk rasa dilokasi car free day, Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin. Mereka menyatakan kekecewaan atas putusan peradilan terhadap mantan Ketua DPR RI Setya Novanto telah membuat banyak orang menjadi marah dan emosi.

Bahkan seluruh anggota KPK dengan gemblang menolak dengan adanya sistem proyek korupsi E-KTP. KPK umumkan penetapan Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan E-KTP . Selain itu, terdapat anggota KPK lain seperti anggota Partai lainnya dan ada juga anggota DPR RI saat itu menolak dengan adanya isu tersebut. Mereka menilai bahwa sosok Setya Novanto orang yang selalu keras kepala dan tidak memayoritaskan masyarat dengan tersangka kasus korupsi E-

KTP.

Korupsi itu sebagian besar ialah korupsi dalam arti hukum saja, sebab sementara korupsi yang bersifat politis dan penyalahgunaan patronase dapat dibenci oleh massa, semua itu tidak dianggap terlarang. Sebenarnya, semua itu dianggap sebagai kenyataan hidup yang tidak dapat dihindarkan dan sebaiknya dikuasai 9 .

Adanya korupsi cenderung merusak beberapa dari aset yang mempunyai potensi paling besar dari negara baru, semangat, idealisme dan simpati pemuda dan

9Mochtar Lubis dan James C.scott, Korupsi Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1968) Hal.27

6

mahasiswanya. Korupsi juga menyebabkan mereka mengurangi usaha dan dukungan mereka untuk kebijakan pemerintahan yang di terapkan di negara indonesia.10

Korupsi di Negara Indonesia sudah merupakan virus flu yang menyebar keseluruh tubuh pemerintahan sehingga sejak tahun 1980-an langkah-langkah pembrantasan pun masih tersedat-sedat sampai kini. Perkembangan korupsi sampai saat ini pun sudah merupakan akibat dari sistem penyelenggaraan pemerintahan yang tidak tertata secara tertib dan tidak terawasi secara baik karena landasan hukum yang dipergunakan juga mengandung banyak kelemahan-kelamahan dalam implementasinya.11

Di media massa khususnya elektronik banyak sekali menyoroti berita isu korupsi Setya Novanto, salah satu media elektronik yang menyoroti kasus ini secara mendalam ialah media online. Dengan kelebihan dan karakteristik yang dimilikinya, media online mampu menggabungkan ketiga jenis unsur yakni teks, audio dan visual serta memungkinkan pembaca untuk mengakses berita-berita terkait atau yang telah lalu. 12 Sehingga tidak heran jika media online saat ini begitu digemari oleh masyarakat.

Di Indonesia, kompas.com merupakan salah satu media online yang selalu mengedepankan aktualitas dalam pemberitaannya. Kompas.com adalah salah satu dari sekian banyak portal berita online di Indonesia yang dipandang sebagai penyedia

10Ibid: Hal.67 11Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi bersama KPK (Jakarta: Sinar Grafika, 1992) Hal.5 12John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) Hal.277

7

informasi yang aktual dan memiliki kecepatan berita yang selalu diupdate setiap saat.

Kompas.com adalah portal berita online yang berdiri sejak tahun 1998 dan sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly. Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming.

Berita politik yang muncul di website www.kompas.com mendapat banyak respon dari masyarakat. Berita tidak hanya sekedar memberikan informasi kepada masyarakat, tetapi juga memiliki manfaat dan keistimewaan yang lain. Manfaat tersebut sangat berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan unsur kemanusiaan. Penulis beranggapan bahwa isu yang beredar di masyarakat menarik untuk diteliti, karena penulis ingin melihat bagaimana perspektif sebuah media online mengkonstruksikan sebuah peristiwa. Isu tersebut adalah imbas dari sentimen yang diberitakan di media terhadap Setya Novanto.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengangkat judul penelitian menggunakan metode analisis wacana kritis model Teun A Van Dijk yang berjudul “Analisis Wacana Berita Setya Novanto Pada Kasus Korupsi E-KTP di

Media Online Kompas.com”.

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah yang dibahas adalah

1. Bagaimana analisis kasus penangkapan Setya Novanto pada media online

kompas.com?

2. Bagaimana pandangan netizen terhadap berita kasus Setya Novanto?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui analisis kasus penangkapan Setya Novanto pada media

online kompas.com.

b. Untuk mengetahui pandangan netizen terhadap berita kasus Setya

Novanto.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontibusi positif bahwa

dalam mengembangkan wacana keilmuan tentang analisis teks media.

b. Manfaat Praktis

9

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi akademis,

praktis, mahasiswa jurnalistik, dan pembaca pada umumnya khususnya

bagi mahasiswa dan mahasiswi jurnalistik yang ingin mempelajari tentang

analisis wacana menggunakan teori Teun Van Dijk.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum disusun lebih lanjut terlebih dahulu peneliti meninjau koleksi skripsi di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Selain daripada itu, peneliti juga meninjau skripsi-skripsi yang ada di internet. Dari sana peneliti menemukan beberapa penulisan skripsi yang meneliti tentang analisis wacana.

Pertama, Meidina Audia (2013), Mahasiswi Program Studi Jurnalistik

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universita Islam Negeri Palembang. Skripsi berjudul Analisis Wacana Tentang Berita Basuki Tjhaja Purnama (Ahok). Dalam skripsi tersebut Meidina Audia menganalisis teks berita penangkapan Basuki Tjhaja

Purnama (Ahok) terkait kasus Penistaan agama. Dari hasil penelitiannya Meidina

Audia mengambil kesimpulan bahwa setiap berita yang ada di website Penistaan

Agama adalah tidak objektif. Hal ini dibuktikan dengan ketidak adanya pemilihan kata yang tampak meyudutkan Basuki Thjaja Purnama (Ahok), atau memberi lebalisasi kepada Gubernur Dki Jakarta tersebut.

Kedua, skripsi Kaspono, Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, skripsinya yang

10

berjudul Analisis wacana Rubrik Opini Tentang Berita Politik di Hrian Umum Berita

Pagi. Dalam skripsi tersebut peneliti menganalisis opini pada beirta politik, dan mengambil kesimpulan berita opini bersifat objektif sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Ketiga, Nurina Desiani (2011), Mahasiwa Jurusan Jurnalistik Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(UIN). Skripsinya yang berjudul Analisis Wacana dan Bahasa Jurnalistik Rubrik

Editorial Media Indonesia Edisi Desember 2000. Dalam skripsi tersebut, Nurina menarik kesimpulan bahwa media indonesia belum bisa berdiri sendiri diatas kaki yang seimbang. Imbang disini sama dengan objektifitas terdapat banyak fakta-fakta bagaimana editorial media indonesia memang melakukan pemihakan sehingga tidak over both side.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Berita

Berita menurut Chaer adalah suatu peristiwa atau kejadian di dalam

masyarakat. Kejadian tersebut diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan

secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah dan lain-lain) atau

dalam media suara dan gambar (tv dan radio). 13 Berita dilihat dari sisi

jurnalistik menurut Ermanto yaitu peristiwa, kejadian, aspek-aspek kehidupan

13Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Hal.11

11

manusia yang dianggap baru, dianggap penting, mempunyai daya tarik dan

mengandung keingintahuan pembaca atau masyarakat.14

Namun, sumber lain memberikan definisi berbeda mengenai berita.

Berita diartikan sebagai hasil kerja jurnalistik wartawan dalam kata-kata yang

dimuat di surat kabar.15 Dalam buku lain juga dikatakan, berita adalah suatu

fakta atau idea atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap

penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton.

Paparan sejumlah definisi tersebut di atas memberikan sejumlah

indikator pada apa yang disebut dengan berita. Indikator-indikator tersebut

ialah laporan, informasi baru, benar, tidak memihak, fakta, arti penting dan

menarik perhatian umum. 16 Jadi berita disini adalah suatu laporan atau

informasi baru yang bersifat benar dan tidak memihak, serta fakta,

mempunyai arti penting dan menarik perhatian umum.17

2. Pengertian Media Online

Kata online sendiri terdiri dari dua suku kata on dan line. Menurut

John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus Inggris-Indonesia, kata “on”

mengandung arti sedang berlangsung. Sedangkan “line” berarti garis, barisan,

14Ermanto, Berita dan Fotografi, Buku Ajar, (Padang: FBS UNP, 2001), Hal.6 15 Hery Winarko, Mendeteksi Bias Berita Panduan Untuk Pemula, (Yogyakarta: KLIK, 2001), Hal.19 16Sam Abede Pareno, Manajemen Berita, Cet. Pertama, (: Papyrus, 2003), Hal.6 17 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, (: Remaja Rosdakarya, 2003), Hal. 22

12

macam, tali, saluran, jalan, batas, baris, jurusan, perbentengan deretan dan

tema.18

Kata online sendiri merupakan bahasa internet yang berarti informasai

yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet.

Berbeda dengan media-media sebelumnya seperti televisi, radio dan koran.

Keunggulan media online dapat menggabungkan seluruh perangkat media

seperti teks, image, audio dan video dalam satu waktu.

Media online merupakan salah satu jenis media massa yang populer

dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki

jaringan tekhnologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer.

Keunggulan media online adalah informasi bersifat up to date, real time, dan

praktis. Up to date karena media online dapat melakukan upgrade informasi

dari waktu ke waktu. Real time karena media online dapat langsung

menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena

media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh

teknologi internet.

Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan

multimedia atau yang sering kita sebut dengan internet. Salah satu web yang

telah mengalami pertumbuhan pesat saat ini adalah berita online seperti

halnya Republika Online, Kompas.com, Detik.com, Viva News.com dan

18John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2005), Hal. 360

13

sebagainya. Bahkan media online kini diaplikasikan ke dalam bentuk jejaring

sosial seperti facebook, twitter dan instagram sehingga dapat diakses oleh

pengguna jejaring sosial.

3. Analisis Wacana

Berdasarkan definisi terdapat persamaan yang mengikat pada berita,

meliputi: menarik perhatian, luar biasa, dan termasa (baru). Karena itu, dapat

disimpulkan, berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian

masyarakat konsumen, berdasarkan fakta berupa kejadian dan atau ide

(pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam

waktu secepatnya.19

Pada dasarnya, teori menurut Turner (1998) adalah “Cerita tentang

bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi. Para ahli biasanya memulai

dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial yang dibentuk

oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan proses serta sifat

dasar yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam proses yang lebih

khusus.20

Secara etimologi, kata wacana berasal dari bahasa sanskerta

wac/wak/vak yang artinya „berkata‟ atau „berucap‟.Kata tersebut mengalami

perubahan menjadi wacana. Bentuk ana yang muncul dibelakang adalah

19Mondry, PemahamanTeori dan Praktik Jurnalistik (: Penerbit Ghalia Indonesia, 2016), Hal. 14 20Nurudin, Op.Cit, Hal.161

14

sufiks (akhiran), yang bermakna „membendakan‟ (nominalisasi). Jadi kata

wacana dapat diartikan sebagai „perkataan‟ atau „tuturan.21

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain

analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis

kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”(what),analisis wacana

lebih melihat pada “bagaimana”(how) dari pesan atau teks komunikasi.

Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks

berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan . Lewat kata, frase,

kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat

bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa

melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.22

Menurut Eriyanto, salah satu dari kekuatan dari analisis wacana adalah

kemampuannya untuk melihat dan membongkar praktik ideologi dalam

media. Bagaimana media dan bahasa yang dipakai dijadikan kelompok

dominan sebagai alat untuk memprestasikan realitas, sehingga realitas yang

sebenarnya menjadi terdistorsi.

Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk

interaksi. Menurut Van Dijk, sebuah wacana dapat berfungsi sebagai suatu

pernyataan (assertion), pertanyaan (question), tuduhan (accusation), atau

ancaman (threat). Banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

21 Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip Analisis Wacana (Yogjakarta: Tiara Wacana, 2005) Hal.3 22Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung : PT. Remaja Rosdaka, 2015) Hal.68

15

dikembangkan oleh para ahli. Eriyanto dalam buku analisis wanaca-nya, misalnya, meyajikan model-model analisis wacana yang dikembangkan oleh

Roger Fowler dkk. (1979), Theo van Leeuwen (1986), Sara Mills (1992),

Norman Fasirclough (1998), dan Teun Van Dijk (1998). Dari sekian banyak model analisis wacana itu, Model Teun Van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai.23

Model yang dipakai Van Dijk ini kerap disebut sebagai”kognisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati (Eriyanto,

2001:221).

Melalui berbagai karyanya, van Dijk (Eriyanto, 2000a:6-7), membuat kerangka analisis wacana yang dapat didayagunakan. Van Dijk membaginya dalam tiga tingkatan: a. Struktur makro merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat

dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan

hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

23Ibid; Hal.171-173

16

b. Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen

wacana itu disusun oleh teks secara utuh.

c. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang

dipakai dan sebagainya.

Tabel 1 Elemen Wacana Van Dijk24

Struktur Hal Yang Diamati Elemen Wacana Struktur Makro Tematik Topik Apa yang dikatakan ? Superstruktur Skematik Bagaimana pendapat Skema disusun dan di rangkai ? Struktur Mikro Semantik Latar, detail, maksud, Makna yang ditekankan praanggapan, dalam teks berita nominalisasi Sintaksis Struktur Mikro Bentuk kalimat, Bagaiman pendapat koherensi, kata ganti disampaikan? Struktur Mikro Stilistik Pilihan kata apa yang Leksikon dipakai ? Struktur Mikro Retoris Bagaimana dan dengan Grafis, metafora expresi cara apa penekanan dilakukan ?

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Beni Ahmad

Saebani dalam bukunya Metodelogi Penelitian. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek ilmiah, (sebagai lawannya

24Ibid, Hal.74

17

eksperimen), yaitu peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat indukatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.25

Penelitian ini merupakan penelitian teks, yakni meneliti teks wacana politik di kompas.com. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada dasarnya metode-metode pengumpulan data indukatif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih ditekankan ke dalam berpikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi, dalam penelitian kualitatif sekaligus juga adalah metode analisis data, dengan kata lain prosedur metodis sekaligus juga adalah strategi analisis data itu sendiri, sehingga proses pengumpulan data juga sekaligus proses analisis data.26

Mengutip pernyataan Bogdan dan Taylor, Lexy J.Moleong mendefinisikan metedologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yangh menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. 27 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pisau analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun Van Dijk,

25Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia 2008) Hal. 122. 26 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) Hal.79 27Lexy J.Moelong, Metedologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.3

18

pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna.28

Penelitian seperti ini lebih melihat bagaimana kata, kalimat dan paragraf diproduksi hingga menjadi wacana. Lewat penelitian ini, kita akan tahu bagaimana teks dihadirkan, bahkan kita akan bisa lebih jauh membongkar konsep aatau data yang digambarkan dan dikumplkan dalam kata dengan mengangkat dan menguraikan seluruh masalah yang berkaitan dengan analisis wacana isu pemberitaan Setya

Novanto pada website Media Online Kompas.com.

1. Lokasi dan Fokus Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah pada media online Kompas.com

b. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini ialah meneliti teks pada kasus korupsi E-KTP yang

dilakukan oleh Setya Novanto. Selain itu, agar penelitian ini mendapatkan

hal yang optimal dan akurat, penelitian menggunakan analisis wacana

Model Teun A.Van Dijk.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data kualitatif. Data kualitatif berbentuk konsep atau data yang

28Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Hal.23

19

digambarkan dalam kata yang digunakan untuk mengetahui pemberitaan

pada http://www.kompas.com.

b. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan terutama merupakan

data pokok, yaitu data yang paling relavan dengan pokok

permasalahannya yang teliti. Akan tetapi, demi kelengkapan dan

kebutuhan dari masalah yang diteliti maka untuk melengkapi data pokok

adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama

dilapangan.29 Data primer dalam penelitian ini peneliti dapatkan pada

http://www.kompas.com.

2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan sumber-sumber yang

telah ada sebelumnya, data-data pelengkap lainnya dapat diperoleh

dari buku, majalah, jurnal yang berhubungan dengan permasalahan ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti

melalui beberapa cara sebagai berikut :

a. Observasi Teks

Observasi atau pengamatan dilakukan pada teks yang akan diteliti.

Menurut Guba dan Lincoln (2005) tingkat kreadibilitas suatu hasil

29Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Publik Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Hal. 41

20

penelitian kualitatif sedikit banyaknya ditentukan oleh penggunaan dan

pemanfaatan dokumen yang ada. 30 Pada penelitian ini peneliti peneliti

melakukan observasi dengan mencari dan menghimpun pemberitaan

mengenai kasus penangkapan Setya Novanto pada kompas.com.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis. Peneliti mengumpulkan,

membaca, dan mempelajari berbentuk data tertulis. Peneliti

mengumpulkan data yang berhubungan dengan analisis wacana kritis.

4. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dari menelaah data yang tersedia dari berbagai

sumber analisis data adalah salah satu rangkaian dalam kegiatan penelitian,

sehingga kegiatan menganalisa data berkaitan dengan rangkaian penelitian

sebelumnya. Setelah data tersedia, maka peneliti mempelajari dan menelaah

data-data tersebut. Langkah selanjutnya peneliti membuat abstraksi dari

penelitian ini. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan

dari kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan memberikan

makna terhadap data.

Analisis data ini menggunakan analisis wacana kritis (discours

analysis) model Teun A. Van Dijk dalam model analisis ini, Van Dijk melihat

30Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Hal. 177

21

satu wacana memiliki berbagai struktur /tingkatan yang saling mendukung. Ia

membagi tingkatan ini menjadi :

a. Struktur makro, yang mengamati apa yang dikatakan dalam sebuah

wacana (tematik).

b. Struktur mikro, mengamati makna apa yang ingin ditekankan (semantik),

bagaimana pendapat disampaikan (sintaksis), pilihan kata apa yang

digunakan (stilistik), dan bagaimana penekanan dilakukan (retoris).

c. Superstuktur, mengamati bagaimana pendapat disusun dan dirangkai

(skematik).

Dalam penelitian ini peneliti mencari, mempelajari, menelaah, dan

memberikan makna pada teks media online, yaitu pemberitaan kompas.com

terhadap kasus penangkapan Setya Novanto.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan penelitian, maka sistematika dalam penulisan dalam penelitian ini yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi lima bab:

BAB I PENDAHULUAN : Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang,

masalah penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan

teori, metedologi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI : Bab ini menjelaskan tentang berita, media online, dan

analisis wacana serta analisis wacana model Van Dijk.

22

BAB III GAMBARAN UMUM : Dalam bab ini membahasgambaran umum, latar

belakang kompas.com sebagai media online, karakteristik kompas.com.

struktur dan alur pemberitaan kompas.com.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN : Membahas mengenai analisis hasil

penelitian yaitu mengenai pemberitaan kasus Setya Novanto di kompas.com.

analisis hasil penelitian sikap kompas.com dalam memberikan pemberitaan

tentang Setya Novanto.

BAB V PENUTUP : Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Sebagai

kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian

ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Berita

1. Definisi Berita

Jika diteliti secara bahasa, kata “news” merupakan istilah bahasa

inggris yang berasal dari kata “new” yang berarti baru. Kata baru disini bukan

berarti segala sesuatu yang baru, melainkan bahan informasi baru yang

berguna bagi semua orang. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan

bahan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak dalam bentuk

berita (news).1

Dalam berbagai literatur pun banyak ditemukan definisi berita, salah

satunya yang dicetuskan oleh para pakar jurnalistik baik luar maupun dalam

negeri. Seperti Paul de Meseneer dalam bukunya Here The News

menyebutkan berita sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru,

penting dan bermakna, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta

relevan dan layak dinikmati oleh mereka.2 Sedangkan Dean M. Lyle Spencer

dalam News Writing mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide

yang benar dan menarik perhatian sebagian besar pembaca.3

1Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), Hal. 102-103 2Helena Olii, Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT. Indeks, 2007), Hal. 25 3AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), Hal. 64

23 24

Sementera pakar jurnalistik dalam negeri, seperti Chaer menjelaskan

berita adalah suatu peristiwa atau kejadian di dalam masyarakat. Kejadian

tersebut diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam

media tulis seperti surat kabar, majalah dan lain-lain atau dalam media suara

dan gambar seperti tv dan radio.4 Sedangkan berita dilihat dari sisi jurnalistik

menurut Ermanto yaitu peristiwa, kejadian, aspek-aspek kehidupan manusia

yang dianggap baru, dianggap penting, mempunyai daya tarik dan

mengandung keingintahuan pembaca atau masyarakat.5

Setelah mengetahui berbagai definisi berita dari pakar jurnalistik baik

dalam maupun luar negeri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita

adalah laporan terkini tentang suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung

nilai berita dan disajikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik

secara periodik.

2. Jenis Berita

Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia menyebutkan

bahwa terbagi menjadi delapan bagian:

a. Straight News Report berisi materi penting terkini yang harus segera

dilaporkan kepada publik. Ditulis secara singkat, tegas dan padat dengan

prinsip penulisan piramida terbalik, yaitu meletakkan informasi yang

terpenting pada pokok berita (lead) dan uraian-uraian yang kurang penting

4Chaer, Op.Cit, Hal. 11 5Ermanto, Op.Cit, Hal. 6

25

pada posisi terbawah. Berita jenis ini ditulis dengan memuat unsur 5W +

1H (what, who, when, where, why dan how). b. Depth News Report adalah laporan mendalam mengenai sebuah peristiwa

yang dikembangkan dengan pengumpulan informasi-informasi tambahan,

pendalaman fakta-fakta peristiwa tersebut. c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat

menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berbeda dengan Straight News

yang umumnya melaporkan berita berdasarkan serpihan fakta yang

diperoleh, Comprehensive News mencoba menggali materi berita dengan

melihat hubungan atau keterkaitan berita satu dengan yang lainnya.

Artinya berita komprehensif menuntut wartawan untuk menggali suatu

kejadian secara lebih mendalam. Berita jenis ini memberikan gambaran

menyeleuruh mengenai sebuah peristiwa. d. Interpretative Report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah atau

peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun, fokus laporan beritanya masih

berbicara mengenai fakta yang terbukti, bukan opini. Dalam laporan jenis

ini, reporter menganalisis dan menjelaskan berbagai peristiwa publik.

Laporan interpretatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan

mengapa. Karena penulisannya sering berupa penafsiran penulis sendiri,

sebagian pembaca menyebutnya sebagai “opini”. e. Feature Story memanfaatkan fakta untuk menarik perhatian pembaca.

Umumnya menyajikan berita dengan memberikan unsur human interest

26

dibalik suatu peristiwa dan menuturkannya dengan gaya bahasa yang

menyentuh perasaan. Penulisan feature lebih menonjolkan gaya penulisan

dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. f. Depth Reporting merupakan pelaporan jurnalistik yang mendalam, tajam,

lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Sajian

berita ini akan membuat pembaca atau penonton mengetahui dan

memahami dengan baik suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif

atau sudut pandang. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim disiapkan

dengan matang, memerlukan waktu yang cukup panjang serta biaya yang

cukup besar. g. Investigative Reporting, tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif.

Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan

kontroversi. Namun dalam pelaksanaannya sering illegal dan tidak etis,

karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya melakukan penyelidikan

mendalam untuk memperoleh fakta tersembunyi. h. Editorial Writing adalah penyajian fakta dan opini dari hasil pikiran

sebuah institusi yang telah diuji di depan sidang pendapat umum yaitu

dengan menafsirkan berita-berita penting dan mempengaruhi pendapat

umum.6

6Sumadiria, Op.Cit, Hal. 69

27

3. Nilai-Nilai Berita

Dalam sehari tentunya banyak peristiwa atau fenomena yang terjadi di

belahan dunia. Namun pada prinsipnya tidak semua peristiwa atau fenomena

yang terjadi di dunia ini dapat dikategorikan sebagai berita. Karena peristiwa

atau fenomena yang disebarluaskan haruslah memiliki beberapa syarat untuk

dijadikan berita di media massa.

Dalam membuat berita seorang wartawan haruslah memerhatikan

beberapa elemen-elemen berita yang menjadikan sebuah peristiwa itu

memiliki nilai-nilai berita. memaparkan tentang beberapa elemen-elemen

berita sebagai berikut:

a. Kesegeraan (immediacy), atau yang sering disebut dengan timelines.

Artinya berkaitan dengan kesegeraan berita yang dilaporkan kepada

masyarakat. Karena nilai sebuah berita menjadi sangat tinggi apabila

antara waktu pelaporan dengan peristiwa atau kejadian masih berdekatan.

b. Kedekatan (proximity), artinya keterdekatan peristiwa dengan pembaca

dan pemirsa dalam keseharian mereka. Kedekatan yang dimaksud

mengandung dua arti. Pertama, kedekatan secara geografis yakni

kedekatan yang menunjuk pada sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar

tempat tinggal masyarakat. Semakin dekat terjadinya suatu peristiwa

dengan wilayah pembaca dan pemirsa, maka akan semakin tertarik pula

untuk mengikuti berita tersebut. Kedua, kedekatan psikologis artinya

28

kedekatan yang terjadi dikarenakan adanya tingkat ketertarikan pikiran,

perasaan atau kejiwaaan seseorang dengan suatu objek peristiwa. c. Akibat (impact), artinya nilai berita yang memberikan dampak atau

memiliki pengaruh terhadap khalayak. Artinya seberapa besar dampak

dari sebuah pemberitaan mempengaruhi khalayak. d. Konflik (conflict), artinya suatu peristiwa dapat dijadikan berita jika

memiliki unsur konflik di dalamnya. Seperti perang, demonstrasi,

perampokan, peledakan bom kerusuhan dan sebagainya. e. Keanehan (oddity), artinya berita yang tidak biasa terjadi atau jarang

ditemui. Keanehan inilah yang akan menjadikan sebuah berita menjadi

lebih menarik untuk dibaca atau dilihat. f. Seks (seks), artinya sebuah peristiwa dapat dijadikan berita apabila

berkaitan dengan perselingkuhan, pemerkosaan, pencabulan dan penjualan

wanita. g. Ketertarikan manusia (human interest), artinya sebuah peristiwa dapat

dijadikan berita jika mengandung unsur kisah-kisah yang menyentuh

emosi dan hati manusia. h. Orang penting (prominence), artinya suatu peristiwa dapat dijadikan berita

jika berkaitan dengan keterlibatan tokoh penting atau orang terkenal. i. Ketegangan (suspense), yaitu adanya unsur peristiwa yang mengejutkan

atau sesuatu yang ditunggu-tunggu.

29

j. Kemajuan (progress), yaitu berkaitan dengan perkembangan sebuah

peristiwa.7

B. Media Online

1. Definisi Media Online

Kata online sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu on dan line.

Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily, menyatakan bahwa on

mengandung arti sedang berlangsung. Sedangkan line berarti garis, barisan,

macam, tali, saluran, jalan, batas, baris, jurusan, perbentengan, deretan dan

tema.8

Kata online sendiri merupakan bahasa internet yang berarti informasi

yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet.

Berbeda dengan media-media sebelumnya seperti televisi, radio dan Koran.

Keunggulan media online dapat menggabungkan seluruh perangkat media

seperti teks, image, audio dan video dalam satu waktu.

Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan

multimedia atau yang sering kita sebut dengan internet. Salah satu web yang

telah mengalami pertumbuhan pesat saat ini adalah berita online seperti hanya

Kompas.com, Republika Online, Detik.com, Viva News.com, dan sebagainya.

Bahkan media online kini diaplikasikan ke dalam bentuk jejaring sosial

7Septiawan K. Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), Hal. 18-20 8Shadily, Op.Cit, Hal. 360

30

seperti facebook, twitter, instagram sehingga dapat diakses oleh pengguna

jejaring sosial.

2. Karakteristik Media Online

Media online mem-posting berita dalam kurun waktu cepat setiap

harinya. Berbagai berita yang dimuat adalah peristiwa yang sedang menjadi

bahan perbincangan masyarakat luas. Sehingga banyak masyarakat dapat

cepat meng-update berita tersebut. seperti halnya media massa lain, dalam

penulisan beritanya media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik

yang berlaku.

Berikut beberapa karakteristik umum yang dimiliki media online

yaitu:

a. Kecepatan atau aktualisasi informasi

Media online memiliki kecepatan mengupdate berita yang terjadi saat ini,

jika ada peristiwa yang menghebohkan media online dapat langsung mem-

posting. Berita-berita yang di upload di media online biasanya informasi

yang berbentuk fakta di lapangan bukan cerita.

b. Adanya pembaharuan informasi (updating)

Berita yang diinformasikan di media selalu mengalami pembaharuan yang

sifatnya tidak periodik. Artinya media online tidak memiliki waktu

penerbitan berita seperti media-media lainnya. Seluruh berita yang

ditampilkan di media online bersifat realtime.

31

c. Interaktivitas

Berbeda dengan media massa konvensional lainnya yang bersifat satu

arah. Media online bersifat dua arah, dimana para pembaca atau pemirsa

atau penonton dapat langsung berinteraksi terhadap setiap berita yang

diposting. Seperti halnya dengan memberikan komentar atau saran

ataupun keluhan yang dapat langsung dibalas oleh redaksi media.

d. Personalisasi

Media online memberikan kebebasan bagi para pembaca berita untuk

mengkonsumsi atau menghapus informasi yang tampil dalam situs berita

online.

e. Kapasitas muatan yang dapat diperbesar

Informasi yang termuat di media online bisa dikatakan tanpa batas karena

seluruh data informasi akan tersimpan di dalam server komputer secara

global. Segala macam berita yang pernah ditampilkan oleh redaksi media

tetap dapat dilihat oleh masyarakat. Melalui kata pencarian (word key).9

3. Keunggulan Media Online

Media online memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media

konvensional lainnya. Sehingga tidak heran jika perkembangan media online

saat ini begitu pesat. Bahkan media online merubah warna penyebaran

informasi di dunia, yang sebelumnya hanya satu arah kini menjadi dua arah.

9Arya, Pengertian Media Online, diakses pada tanggal 17 September 2018 dari: https://arya- neo.blogspot.com/2010/10/pengertian-media-online.html

32

Berikut merupakan keunggulan media online dibandingkan dengan media konvensional lainnya: a. Up to Date

Media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi

atau berita kapan saja, tidak seperti media konvensional lainnya yang

harus menunggu jadwal terbit ataupun siaran. Media online dapat

langsung meng-update berita jika terjadi suatu peristiwa. b. Praktis

Media online terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan

berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media online dapat

dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. c. Real Time

Media online dapat melakukan penyajian berita secara sederhana sehingga

menjadikan media online bisa langsung menyajikan informasi dan berita

saat peristiwa berlangsung. Hal ini yang dimaksud dengan real time. d. Data Tersimpan di Server

Berbeda dengan media elektronik lainnya berita yang sudah ditampilkan

tidak bisa dilihat kembali atau diakses. Media online memiliki sistem

server artinya data atau berita lama yang telah ditampilkan dapat diakses

dan dilihat kembali oleh pembaca karena data tersebut secara otomatis

tersimpan di server komputer.

33

e. Memiliki akses link

Media online juga memiliki sistem link artinya jika kita membaca sebuah

berita maka secara otomatis akan muncul berita lainnya yang saling

berkaitan tanpa harus susah payah mencarinya.10

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, media online kini tidak

hanya dimiliki oleh institusi media yang menerbitkan secara online namun

saat ini media cetak dan elektronik juga memiliki versi online untuk

melengkapi kekurangannya, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan

audien.

C. Analisis Wacana Berita

1. Pengertian Wacana

Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan

bahasa inggris “discours”. Dalam salah satu kamus bahasa inggris terkemuka,

mengenai wacana atau “discours” ini dapat dibaca keterangan bahwa kata

“discours” berasal dari bahasa latin “discursus” yang berarti lari kian kemari

yang diturunkan dari dis– dari, dalam arah yang berbeda, dan “currere” lari.11

Wacana adalah rangkaian kalimat serasi, yang menghubungkan

proposisi satu dengan proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat lain,

membentuk satu kesatuan. 12 Menurut Purnomo, mengemukakan wacana

10Vivian, Op.Cit, Hal. 286 11Sobur, Op.Cit, Hal. 9 12Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta: LkiS, 2001) Hal. 3

34

adalah hasil dari penggunaan bahasa dalam konteks yang wajar atau alamiah.13

Menurut Chaer, mendefinisikan wacana yaitu satuan bahasa yang lengkap hingga dalam satuan gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa terlengkap berarti terdapat konsep, gagasan, ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca (wacana tulis) dan pendengar (wacana lisan) tanpa keraguan apa pun. 14 Sedangkan menurut Riyono Pratikto menjelaskan bahwa, proses berpikir seseorang erat kaitannya dengan ada tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikanya. Makin baik cara atau pola berfikir seseorang pada umumnya makin terlihat jelas pada adanya kesatuan dan koherensi itu.15

Pendapat tentang wacana yang telah disebutkan oleh pakar–pakar tersebut dapat disimpulkan wacana adalah hasil dari penggunaan bahasa dalam konteks yang wajar atau alamiah, yang mengungkapkan suatu subjek disajikan secara teratur, sistematis dan satu kesatuan dan koheren baik dalam bentuk tulisan maupun lisan dan dapat diterima oleh penutur maupun pendengar. a. Wacana Tulis

Wacana tulis dalam pandangan Ricoeur, lebih dari sekadar fiksasi

yang material sifatnya. Melalui tulisan, tercipta kemungkinan penerusan

13Sobur, Op.Cit, Hal. 30 14Chaer, Op.Cit, Hal. 267 15Sobur, Op.Cit, Hal.10

35

aturan ruang dan waktu berbeda tanpa distorsi yang berarti. Dalam wacana

tulisan ini pada awalnya mempunyai makna yang berbeda-berbeda sesuai

dengan filsafat yang dianutnya. Ilustrasi yang cukup menarik dapat kita

lihat pada zaman Plato yang tidak menyetujui adanya tulisan. Hal itu

berangkat dari anggapan bahwa adanya hubungan antara jiwa dengan

pengetahuan yang pada giliranya akan melibatkan tulisan. Namun

ironisnya Plato cukup banyak mendeskripsikan pemikiran-pemikirannya

pada tulisan, seperti paham ekonomi politik, pemikiran tentang sosialis

dan lain sebagainya.16

Begitu juga Socrates juga tidak kalah menarik dijadikan ilustrasi

dalam hal ini, dimana sokrates juga tidak menolak adalanya tulisan.

Socrates menganggap bahwa tulisan adalah lukisan yang

mengeneralisasikan makhluk hidup menjadi makhluk yang tidak hidup,

karena mereka (tulisan) akan tetap diam kalau kita tanya. Begitu halnya

pemikir terdahulu yang lainnya seperti Aristoteles yang menganggap

bahwa tulisan adalah jiplakan dari bahasa. Bicara adalah simbol jiwa,

sedangkan tulisan adalah ciri simbol dari simbol bicara.

Dari penjelasan di atas menggambarkan bahwa adanya

kecenderungan bahwa gerakkan yang berpusat pada pemikiran

menganggap pentingnya suara dari pada tulisan. Namun Derrida,

menganggap bahwa tulisan itu penting. Menurutnya tulisan bukan sekedar

16Ibid, Hal. 53

36

literal pictographic atau sekedar inskripsi yang bersifat ideografik saja,

tetapi tulisan dapat merupakan totalitas termasuk kemampuan untuk

melampaui apa yang hanya bisa ditunjuk secara fisik. b. Wacana Teks

Media cetak atau media elektronik dalam penyajian berita tidak

terlepas dari teks yang difiksasikan dalam bentuk tulisan. Dengan

terpisahnya teks dari pengarangnya, maka implikasinya lebih jauh, sebuah

teks bisa tidak komunikatif lagi dengan realitas sosial yang melingkupi

pihak pembaca, sebab sebuah karya pada umumnya merupakan respons

terhadap situasi yang dihadapi oleh penulis dalam waktu dan ruang

tertentu.

Oleh karena itu, Komarudin Hidayat memberikan solusi agar

pembaca tidak terbawa oleh subjektifitas pengarangnya dalam menelaah

teks, maka dalam hal analisa atau menelaah teks tersebut diperlukan

counter–prejudice artinya permbaca perlu curiga atau kritis terhadap diri

sendiri dan terhadap teks. Sehingga terjadi wacana yang cerdas dan

subjektif mungkin antara pihak pembaca dan penulis wacana.17 c. Wacana Konteks

Antara konteks, teks dan wacana adalah satu kesatuan yang tak

dapat dipisahkan. Cook mengartikan bahwa teks sebagai bentuk bahasa,

bukan hanya kata-kata yang tercetak dilembaran kertas. Tetapi semua

17Ibid, Hal. 55

37

jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik dan lain sebaginya. Konteks

memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar. Sedangkan wacana

dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama- sama. Titik perhatian

analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-

sama dalam suatu proses komunikasi.18

Menurut pernyataan Fillmore menyatakan bahwa betapa

pentingnya konteks untuk mengetahui atau menetukan makna suatu

ujaran. Dan bila kontek berubah maka berubah pula makna itu.19

2. Wacana dan Ideologi

Menurut Van Zoest, Sebuah teks, tak pernah lepas dari ideologi dan

memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi.

Sedangkan Eriyanto menempatkan ideologi sebagai konsep sentral dalam

analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini menurutnya, karena teks,

percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan

dari ideologi tertentu.20

Ideologi memang mempunyai dua pengertian yang bertolak belakang.

Secara posistif, ideologi dipersepsikan sebagai suatu pandangan dunia yang

menyatakan nilai-nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan

memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Sedangkan secara negatif,

ideologi dilihat sebagai suatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk

18Eriyanto, Op.Cit, Hal. 9 19Sobur, Op.Cit, Hal. 56 20Ibid, Hal. 60-61

38

melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang

mengenai realitas sosial. Begitulah kesimpulan yang bisa diperoleh dari Jorge

Larrain, ketika berbicara mengenai konsep ideologi.21

Secara estimologis ideologi berasal dari bahasa greek, terdiri atas kata

idea dan logia. Idea berasal dari kata idain yang berarti melihat. Idea

diartikan sebagai suatu yang ada dalam pemikiran sebagai hasil perumusan

sesuatu pemikiran atau rencana. Sedangkan logia berasal dari kata logos yang

berarti word (berbicara). Jadi ideologi menurut kata ialah pengucapan dari

yang terlihat atau pengutaran apa yang terumus didalam pemikiran sebagai

hasil pemikiran.22

Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad

ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap

sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu,

sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau sebagai

serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan

kepada seluruh anggota masyarakat.23

Ada dua jenis ideologi yaitu ideologi manusiawi dan ideologi kelas.

Ideologi manusiawi adalah ideologi yang didedikasikan untuk seluruh umat

manusia, bukan untuk kelas, ras atau masyarakat tertentu saja. Format

21Ibid 22Ibid, Hal. 64 23Nurani Soyomukti, Metode Pendidikan Marxis Sosialis, (Yogyakarta: Arruz Media, 2008), Hal. 25

39

ideologi seperti ini meliput seluruh lapisan masyarakat dan tidak hanya

lapisan atau kelompok tertentu saja. Sebaliknya, ideologi kelas didedikasikan

untuk kelas, kelompok atau lapisan masyarakat tertentu, dan tujuannya adalah

emansipasi atau supremasi kelompok tertentu. Format yang dikemukakannya

terbatas pada kelompok itu saja, dan pendukung serta pembela ideologi ini

berasal dari kelompok itu saja.24

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua

jenis ideologi yakni ideologi pro dan ideologi kontra yang dipengaruhi oleh

pengetahuan awal penulis dan mempengaruhi pengetahuan dari konsumen

atau pembaca.

3. Kerangka Analisis Wacana

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain

analisis kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Analisis wacana

termasuk kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai sejumlah

asumsi mengenai bagaimana penelitian harus dijalankan, dan bagaimana teks

berita seharusnya dianalisis.

Merujuk pada pandangan Cook, analisis wacana juga memeriksa

konteks dari komunikasi: siapa yang mengomunikasikan dengan siapa dan

mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa;

24Ibid, Hal. 38

40

bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan hubungan

untuk setiap masing-masing.25

Analisis wacana berbeda dengan apa yang dilakukan dengan analisis

isi kuantitatif, antara lain:26

a. Dalam analisisnya, analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan

dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih

menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit kategori

seperti dalam analisis isi. Dasar analisis wacana adalah interpretasi, karena

analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang

mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti.

b. Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk

membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata),

sedangkan analisis wacana justru berpretasi memfokuskan pada pesan

latent (tersembunyi). Begitu banyak teks komunikasi disajikan secara

implisit. Makna suatu pesan dengan tidak hanya bisa ditafsirkan sebagai

apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis.

c. Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan ”apa yang

dikatakan (what)”, tetapi tidak dapat menyelidiki ”bagaimana ia dikatakan

(how)”. Dalam kenyataannya, yang penting bukan apa yang dikatakan

oleh media tetapi bagaimana dan dengan cara apa pesan disampaikan.

25A. Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) Hal.30 26Eriyanto, Op.Cit, Hal. 337-341

41

d. Analisis wacana tidak berpretasi melakukan generalisasi. Hal ini berbeda

dengan tradisi analisis isi yang memang bertujuan melakukan generalisasi

bahkan melakukan prediksi. Analisis wacana tidak bertujuan melakukan

generalisasi dengan beberapa asumsi. Diantaranya, setiap peristiwa pada

dasarnya bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan prosedur yang

sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.

4. Analisis Wacana Model Van Dijk

Dalam buku “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”

karangan Eriyanto, dijelaskan tokoh-tokoh yang mengembangkan analisis

wacana. Salah satunya Teun Van Dijk, tokoh yang mengembangkan analisis

wacana, model Van Dijk. Teori ini paling sering digunakan dalam berbagai

penelitian teks media. Analisis Van Dijk disini menghubungkan (analisis

tekstual yang memusatkan perhatian hanya pada teks) ke arah analisis yang

komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya

dengan individu wartawan maupun dari masyarakat.27

Adapun model analisis wacana seperti yang dikemukaan oleh Van

Dijk, melalui berbagai karyanya membuat kerangka analisis wacana yang

dapat didayagunakan. Dalam hal ini Van Dijk membagi ke dalam 3 tingkatan:

27 Ibid, Hal.224

42

a. Struktur makro,

Merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami

dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi,

tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. b. Superstruktur

Adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur elemen wacana itu

disusun dalam teks secara utuh. c. Struktur mikro

adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, prafase yang dipakai dan sebagainya.28

Struktur Elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk, jika digambarkan sebagai berikut: a. Tematik

Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang telah diuaraikan” atau

sesuatu yang telah ditempatkan. “kata ini berasal dari kata yunani tithenai

yang berarti “menempatkan atau meletakkan”. Tema adalah suatu amanat

utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Kata tema kerap

disandingkan dengan apa yang disebut topik. Teun Van Dijk

mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari

topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh

28Sobur, Op.Cit, Hal. 73

43

komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau

pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana.29

Struktur makro juga memberikan pandangan apa yang akan

dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Struktur makro (topik) dari

wacana politik mungkin secara khusus dibuat dengan kata pengandaian.

Peristiwa dan tindakan yang mungkin perlu dilakukan pada kasus masa

lalu, hari ini, atau masa sekarang. b. Skematik

Dalam kontek penyajian berita, meskipun mempunyai bentuk dan

skema yang beragam, berita pada umumnya secara hipotetik mempunyai

dua kategori skema besar. Pertama, Summary yang umumnya ditandai

dengan elemen yakni judul dan lead (teras berita). Elemen skema

merupakan elemen yang dipandang paling penting. keduanya, story yakni

isi berita secara keseluruhan.30

Menurut Van Dijk arti penting dari skematik adalah strategi

jurnalis untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan denga

menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik

memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang di

kemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

29Ibid, Hal. 77 30Ibid, Hal. 76

44

c. Semantik

Ferdinan de Saussuer dengan teori tanda linguistiknya, menurut

Ferdinan setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari dua

komponen, yaitu komponen signifian atau “yang mengartikan” yang

wujudnya berupa runtunan bunyi, dan komponen signifie atau yang

“diartikan”. Dengan demikian dari teori yang dikemukakan oleh Ferdinan

de Soussuer, makna adalah pengertian, konsep yang dimiliki atau terdapat

pada sebuah tanda linguistik.31

Dalam pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa

yang menelaah makna satuan lingual, baik dalam makna leksikal maupun

dalam makna gramatik. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang

disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang

berbentuk dari penggabungan satuan-satuan kebahasaan.32

5. Analisis Wacana Sebagai Sebuah Alternatif Analisis Teks Media

Analisis wacana adalah salah satu alternatif analisis isi teks media.

Analisis ini selain analisis isi kuntitatif yang dominan dan banyak dipakai.

Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa” (What),

namun pada analisis wacana lebih menekankan pada “Bagaimana” (How).33

Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi

teks berita, tetapi juga bagaimana pesan suatu berita, akan tetapi juga

31Chaer, Op.Cit, Hal. 287 32Sobur, Op.Cit, Hal. 78 33Ibid, Hal. 68

45

bagaimana pesa itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora, seperti apa berita itu disampaikan. Dengan melihat bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bias melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.34

Analisis wacana sebagai alternatif analisis isi, hal itu bukan berarti analisis wacana lebih baik dari analisis ini kuantitatif. Kata alternatif digunakan untuk menunjukkan bahwa analisis wacana dapat melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif. Adapun perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi kuantitaif seperti yang telah di uraikan pada bagian sebelumnya.

Oleh karena itu alasan penulis memilih menggunakan metodologi analisis wacana ini, dilihat dari kelebihan dan perbedaan dengan analisis yang lainnya yang telah disebutkan dibagian sebelumnya, serta sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana wacana berita kriminal dan ideologi apa saja yang tersembunyi diikutsertakan dalam wacana berita maka hal itu cukup beralasan bagi penulis memilih menggunakan metode analisis wacana.

34Ibid

BAB III

GAMBARAN UMUM KOMPAS.COM1

A. Sejarah Kompas.com

Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas

Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas.

Kemudian tahun 1998, Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly. Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif

Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah mencapai

120 juta page view per bulan.

Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan konsep citizen journalism dalam Kompasiana. Setiap anggota Kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam

1Dokumentasi pada website www.kompas.com

46 47

bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video. Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan. Kompasiana, yang setiap hari melahirkan

300 hingga 400 tulisan telah berhasil membangun komunitas jurnalisme warga yang mencapai 50.000 anggota. Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini selain bisa diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad dan akan terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.

B. Logo dan Tagline Kompas.com

Tahun 2013 merupakan tahun perubahan identitas bagi Kompas.com.

Perubahan tidak hanya bisa dinikmati pada halaman muka Kompas.com, tetapi juga logo.

Gambar 1. Logo Kompas.com

1. Logo Mark

Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga yang tumpang tindih

sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan dengan value

Kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya. Perbedaan sudut

48

rotasi di antara kedua segitiga diartikan sebagai kebebasan dalam memilih

pandangan dan pendapat bagi pembacanya. Sementara, 3 (tiga) warna dasar

dan masing-masing turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan

beragamnya individu pembaca Kompas.com.

2. Logo Type

Logo type pada Kompas.com, merupakan perpaduan dari dua unsur,

yaitu tulisan “Kompas” yang menjadi simbol historis serta merupakan bagian

dari grup Kompas Gramedia dan “com” yang merupakan identitas bisnis

perusahaan sekaligus alamat URL dari portal berita digital ini.

3. Tagline - RAYAKAN PERBEDAAN

Kompas.com memiliki tagline “Rayakan Perbedaan” sebagai wujud

semangat menghargai perbedaan dan keberagaman dalam memenuhi

kebutuhan berita berbagai pembacanya.

C. Struktur Editorial Kompas.com

Kompasiana Manager: Pepih Nugraha,

News Managing Editor: Tri Wahono,

News Assitant Managing Editor: Agustinus Wisnubrata dan J. Heru

Margianto,

Editor: Muhammad Reza Wahyudi, Wicaksono Surya Hidayat,Lusia Kus

Anna Maryati (dipindah dari sebelumnya Reporter), Aloysius Gonsaga

A.E, Fikria Hidayat, Aris Fertony Harvenda, Laksono Hari Wiwoho,

49

Ana Shofiana Syatiri, Fidel Ali Permana, Desy Afrianti, Glori Kyrious

Wadrianto, Kistyarini, Farid Assifa, Erlangga Djumena, I Made

Asdhiana, Taslimah Widianti Kamil, Hindra, Jodhi Yudono, Moh.

Latip, Albertus Tjatur Wiharyo, Egidius Patnistik, Caroline Sondang

Andhikayani D, Pipit Puspita Rini, Bambang Priyo Jatmiko, Deasy

Syafrina, Hilda Hastuti, Ervan Hardoko, Palupi Annisa Aulian.

Reporter: Aditya Panji Rahmanto, Oik Yusuf Araya, Wardah Fazriyati,

Christina Andhika Setyanti, Josephus Primus, Antonius Tjahjo

Sasongko,Unoviana Kartika Setia, Lusia Kus Anna Maryati, Unoviana

Kartika Setia, Icha Rastika, Sabrina Asril, Fabian Januarius Kuwado,

Agung Kurniawan, Donny Aprilianda, Azwar Ferdian, Febri Ardani

Saragih, Maullana (Irfan), Ichsan Suhendra, Yunanto Wiji Utomo, Ni

Luh Made, Ferril Dennys Sitorus, Okky Herman Dilaga, Ary Wibowo,

Robertus Belarminus Goo, Indra Akuntono, Dian Maharani, Tabita

Diela

Photo Editor & Photographer: Heribertus Kristianto Purnomo, Fikria

Hidayat, Roderick Adrian, Dino Oktaviano,

Languange Editing Officer: Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu

Trihardjanto, Eris Eka Jaya

Administrative & Secretary: Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah

Community (Kompasiana & Kompas Forum): Iskandar Zulkarnaen, Nurulloh,

Nurlaela, Nurhasanah,

50

Video Production (Kompas Video): Sakti Pudjo Asmoro, Ari Prasetyo, Rico

Ramadhan, A.M Waliyadi, Nugroho Adi Putera.

D. Kanal atau Channel pada Kompas.com

Pada tahun 2008 mulai ditampilkan channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan Kompas.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai salah satu media online yang terpercaya di Indonesia. Kanal- kanal tersebut antara lain adalah:

1. KOMPAS Female

Memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karier, kehamilan,

trik keuangan serta informasi belanja.

2. KOMPAS Bola

Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan

pertandingan sepak bola.

3. KOMPAS Health

Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta

fitur informasi kesehatan interaktif.

4. KOMPAS Tekno

Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review produk dan

beragam berita teknologi.

51

5. KOMPAS Entertainment

Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam dan

luar negeri.

6. KOMPAS Otomotif

Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan motor terbaru

serta tips-tips merawat kendaraan.

7. KOMPAS Properti

Memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang rumah, apartemen serta

tempat tinggal.

8. KOMPAS Images

Menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan

editor foto Kompas.com.

9. KOMPAS Karier

Kanal yang tak hanya berfungsi sebagai direktori lowongan kerja, namun juga

sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tentang analisis wacana berita

Setya Novanto pada kasus korupsi E-KTP yang ada di Media Online Kompas.com.

Penulis mengfokuskan pada kronologi berita Setya Novanto pada kasus korupsi E-

KTP yang awal terjadi pada tahun 2017. Adapun aspek yang diamati atau yang diteliti dalam analisis wacana berita Setya Novanto pada kasus korupsi E-KTP di

Kompas.com adalah melalui wacana kritis model Teun A Van Dijk yang disertakan melalui penulisan berita yang termuat dalam hal ini menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks berita. Sebagaimana yang diketahui dalam kerangka teori penelitian bahwa kerangka analisis wacana model Teun A Van Dijk terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro.

Sebagaimana teori analisis wacana yang dikemukakan Van Djik, pada struktur makro ini analisis dilihat dari segi tematik atau topik yang diangkat dalam pemberitaan. Selanjutnya dalam superstruktur, analisis yang dilihat dari bentuk skematik yang menjelaskan bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun oleh teks secara utuh. Sedangkan yang terakhir strukur mikro, diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.

52 53

1. Analisis Wacana Berita Setya Novanto

Dalam penerbitan berita Setya Novanto pada kasus korupsi E-KTP yang

ada di Kompas.com, penulis menyusun dan memilih berita untuk dianalisis

dengan melihat kronologi kasus Setya Novanto tersebut dimulai dari dugaan

korupsi yang diberitakan pada bulan Maret 2017 sampai sidang tuntutan hukuman

Setya Novanto pada bulan April 2018. Berita kasus Setya Novanto yang diambil

dan dianalisis pada penelitian ini adalah seluruh berita mengenai Setya Novanto

dalam kasus korupsi E-KTP yang disajikan pada kompas.com. Adapun urutan

kronologi berita tersebut secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2 Berita Kompas.com Mengenai Kasus Setya Novanto yang Dianalisis No Tanggal Judul Berita Penulis 1 9 Maret 2017 Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Abba Gabrillin Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar 2 6 April 2017 Keterangan Setya Novanto Dibantah Abba Gabrillin Kedua Terdakwa Kasus E-KTP 3 17 Juli 2017 KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Abba Gabrillin Kasus E-KTP 4 11 September 2017 KPK Siap Hadapi Sidang Praperadilan Robertus Belarminus Setya Novanto 5 29 September 2017 Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Ihsanuddin Tersangka Setya Novanto oleh KPK 6 10 November 2017 KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Robertus Belarminus Sebagai Tersangka Kasus E-KTP 7 15 November 2017 KPK Datangi Rumah Novanto Rakhmat Nur Hakim 8 16 November 2017 Setya Novanto Ajukan Praperadilan Abba Gabrillin Lawan KPK 9 16 November 2017 Ini Kronologi Kecelakaan Setya Novanto Nabilla Tashandra 10 17 November 2017 Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto Robertus Belarminus 11 13 Desember 2017 Hadapi Sidang Dakwaan, Setya Novanto Ihsanuddin Tiba di Pengadilan Tipikor 12 14 Desember 2017 Bukti Sidang E-KTP Jadi Pertimbangan Robertus Belarminus Hakim Gugurkan Praperadilan Novanto 13 24 April 2018 Setya Novanto Divonis 15 Tahun Penjara Abba Gabrillin, Ambaranie Nadia

54

Adapun analisis berita Setya Novanto pada kasus korupsi E-KTP di

Kompas.com sesuai dengan unsur yang diamati yaitu struktur makro

superstruktur, struktur mikro yaitu sebagai berikut:

a. Struktur Makro

Struktur makro ini adalah struktur tema atau topik yang dikedepankan

dalam pemberitaan. Selain itu, Struktur Makro merupakan makna global atau

umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik atau tema

yang diangkat. Struktur makro ini biasanya diletakan pada skema penulisan

yang berada di awal penulisan. Baik pada judul maupun lead.

Struktur tematik yang berkaitan dengan unsur yang ditonjolkan dari

sebuah berita, terutama sekali penentuan aspek apa yang dianggap perlu

diperbanyak dan diperluas bahasannya oleh sebuah media. Kompas.com akan

melakukan penentuan tema berdasarkan fakta dan informasi yang sesuai

dengan kejadian. Hal ini bisa dilihat dari gambaran judul dan lead berita yang

dimunculkan oleh Kompas.com Bisa disimak pada berita tanggal 9 Maret

2017.

Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar. JAKARTA, Kompas.com. Ketua DPR RI Setya Novanto disebut terlibat dalam kasus korupsi e-KTP. Setya Novanto diberi jatah Rp. 574 Miliar dari total nilai pengadaan e-KTP.1

1Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar (Kompas.com, 9 Maret 2017)

55

Berdasarkan kutipan judul dan lead berita di atas dari struktur tema

atau topik terlihat bahwa yang dikedepankan dalam berita ini adalah

keterlibatan Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP. Dalam Pemberitaan

Kompas.com ini menurunkan tulisan dengan judul yang sesuai dengan fakta

atau informasi yang ada yaitu fakta persidangan terdakwa korupsi e-KTP.

Begitu juga Kompas.com memberitakan tentang kasus Setya Novanto

pada tanggal 6 April 2017 dan 24 April 2018

Keterangan Setya Novanto Dibantah Kedua Terdakwa Kasus E-KTP. JAKARTA, Kompas.com. Dua Terdakwa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP), Irman dan Sugiharto membantah keterangan Ketua DPR RI Setya Novanto yang bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).2

Setya Novanto Divonis 15 Tahun Penjara. JAKARTA, Kompas.com. Mantan Ketua DPR RI Setya Novanto divonis 15 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (24/4/2018)3

Tulisan judul dan lead berita seperti di atas menunjukkan bahwa

Kompas.com lebih menonjolkan pada aspek fakta dan informasi yang terjadi

pada saat peliputan berlangsung. Sehingga hasil yang diberitakan tidak

berdasarkan pendapat wartawan sendiri atau isu yang berkembang tetapi

berdasarkan kenyataan yang diungkapkan dalam pemberitaan.

2Keterangan Setya Novanto Dibantah Kedua Terdakwa Kasus E-KTP (Kompas.com, 6 April 2017) 3Setya Novanto Divonis 15 Tahun Penjara (Kompas.com, 24 April 2018)

56

Pilihan tema yang diungkapkan Kompas.com mengenai kasus Setya

Novanto juga menekankan pada sudut pandang kasus korupsi e-KTP dengan

menguatkan eksploitasi pada pelaku tindakan kejahatan korupsi tersebut yaitu

Setya Novanto. Hal ini semakin jelas ketika berita yang ditulis Kompas.com

tentang Setya Novanto pada tanggal 17 Juli 2017.

KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP. JAKARTA, Kompas.com. Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai tersangka.4

Berdasarkan kutipan judul dan lead berita di atas dari struktur tema

atau topik terlihat bahwa yang dikedepankan dalam berita ini adalah

penetapan Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK. Dalam hal ini terlihat

jelas bahwa dalam penulisan berita, tema yang dikembangkan oleh

Kompas.com adalah tema dari sudut pandang kasus dan pelaku yang

melakukan tindakan tersebut yaitu korupsi e-KTP.

Begitu juga dengan pemberitaan kasus Setya Novanto pada tanggal 10

November 2017 pada kompas.com.

KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E- KTP. JAKARTA, Kompas.com. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan Ketua DPR RI sebagai tersangka.5

Berdasarkan kutipan judul dan lead berita di atas dari struktur tema

atau topik terlihat bahwa gaya penulisan Kompas.com pada pemberitaan ini

4KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 17 Juli 2017) 5KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 10 November 2017)

57

sama dengan penulisan berita pada tanggal 17 Juli 2017 mengenai penetapan

Setya Novanto sebagai tersangka, sehingga pilihan tema yang digunakan tetap

berdasarkan sudut pandang kasus dengan indikasi yang mengarah dan

berhubungan dengan pelaku kasus korupsi e-KTP yaitu Setya Novanto.

Berita-berita mengenai Setya Novanto pada Kompas.com juga lebih

menekankan pada tema atau topik yang dilihat pada aspek hukumnya seperti

pemberitaan pada Kompas.com tanggal 29 September 2017.

Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK. JAKARTA, Kompas.com. Hakim Cepi Iskandar menerima sebagian gugatan praperadilan yang diajukan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto.6

Berdasarkan kutipan judul dan lead berita di atas dari struktur tema

atau topik terlihat bahwa kata-kata yang dipilih seperti “Hakim”, “Tak Sah”,

“Gugatan” dan kata-kata lainnya menunjukkan pilihan kata yang berhubungan

dengan aspek hukum. Dalam berita ini, unsur informasi yang menonjol

diberitakan dengan pilihan temanya banyak berbicara aspek hukum dan

pelaku tindakan hukum tersebut yaitu Setya Novanto.

Sama halnya juga dengan pemberitaan Kompas.com pada tanggal 17

November 2017 dan 14 Desember 2017

Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto. JAKARTA, Kompas.com. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Ketua DPR RI Setya Novanto.7

6Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK (Kompas.com, 29 September 2017) 7Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto (Kompas.com, 17 November 2017)

58

Bukti Sidang E-KTP Jadi Pertimbangan Hakim Gugurkan Praperadilan Novanto. JAKARTA, Kompas.com. Bukti rekaman dimulainya sidang praperadilan kasus e-KTP, dimana Setya Novanto duduk sebagai terdakwa menjadi salah satu pertimbangan hakim praperadilan menggugurkan gugatan ketua DPR non aktif itu.8

Berdasarkan kutipan judul dan lead berita di atas dari struktur tema

atau topik masih menggunakan kata-kata yang berhubungan dalam bidang

hukum. Sehingga, unsur informasi yang menonjol pada pilihan tema yang

diberitakan masih berhubungan pada aspek hukum dan pelaku tindakan

hukum tersebut yaitu Setya Novanto

Berdasarkan berita-berita yang ditulis oleh Kompas.com mengenai

kasus Setya Novanto dalam korupsi e-KTP, maka dapat disimpulkan tema

yang dipilih Kompas.com mengambil sudut pandang dari kasus korupsi e-

KTP dan pelaku kasus korupsi e-KTP tersebut yaitu Setya Novanto. Gaya

seperti ini terus dikembangkan oleh Kompas.com, kecuali untuk pemberitaan

tentang kejadian kecelakaan yang dialami Setya Novanto yang diambil

berdasarkan sudut pandang korban kecelakaan.

Ini Kronologi Kecelakaan Setya Novanto. JAKARTA, Kompas.com. Ketua DPR RI Setya Novanto dikabarkan mengalami kecelakaan mobil, Kamis (16/11/2017). Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan.9

8 Bukti Sidang E-KTP Jadi Pertimbangan Hakim Gugurkan Praperadilan Novanto (Kompas.com, 14 Desember 2017) 9Ini Kronologi Kecelakaan Setya Novanto (Kompas.com, 16 November 2017)

59

Berdasarkan kutipan di atas dari struktur tema atau topik terlihat bahwa yang dikedepankan dalam berita ini adalah kecelakaan yang dialami

Setya Novanto. Berdasarkan berita ini, pilihan tema diangkat pada sisi korban kecelakaan dengan menonjolkan aspek dari peristiwa tersebut. Namun, berita ini tetap dihubungkan oleh Kompas.com pada kasus korupsi e-KTP yang melibatkan Setya Novanto.

Hal mendasar yang bisa dilihat dari aspek tematik pemberitaan kasus

Setya Novanto ini pada kompas.com adalah adanya fakta atau informasi kasus korupsi yang menonjol, mengambil sisi dari pelaku tindakan tersebut, dan aspek hukum mengenai tindakan korupsi juga ditonjolkan dalam pemberitaan ini. Terutama sekali untuk menunjukkan hubungan antara kasus korupsi e-

KTP dengan Setya Novanto. Pilihan tema seperti ini membawa sebuah pemahaman bahwa kasus korupsi bukan semata-mata diangkat berdasarkan isu-isu yang berkembang, namun diangkat berdasarkan fakta atau informasi yang nyata mengenai kasus tersebut. Rasionalitas bukan lagi pada tokoh yang diberitakan, namun berkembang pada sisi lain yang lebih pragmatis, yaitu kepentingan pemberantasan korupsi.

Dalam hal ini terlihat jelas bahwa tema yang dikembangkan oleh kompas.com pada penulisan berita mengenai kasus Setya Novanto dilihat dari sudut pandang kasus yaitu korupsi e-KTP dan pelaku tindakan tersebut yaitu

Setya Novanto. Oleh karenanya, gambaran yang muncul adalah fakta yang nyata berdasarkan kronologi penangkapan Setya Novanto dalam kasus

60

korupsi e-KTP. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pilihan tema mengenai

berita kasus korupsi, Kompas.com menekankan pilihan tema pada sudut

pandang kasus dengan menguatkan eksploitasi terhadap pelaku tindakan

tersebut. Kebenaran atau fakta yang dimunculkan dalam proses hukum kasus

tersebut menjadi objek pemberitaan yang dominan. b. Superstruktur

Superstruktur merupakan kerangka suatu teks bagaimana struktur dan

elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. Skematik menunjukkan

pada skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir, bentuk berita secara

hipotetik mempunyai dua kategori skema besar yaitu pertama summary yang

ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kemudian kedua, story yang

mempunyai dua sub kategori yakni pertama situasi yang mempunyai dua

elemen episode dan latar, kemudian kedua adalah komentar yang mempunyai

dua elemen reaksi atau komentar dan kesimpulan.

Struktur skematik akan berkaitan dengan bagaimana berita tentang

Setya Novanto dan kasus korupsi e-KTP, disajikan oleh Kompas.com.

Terutama sekali adalah pilihan pada penentuan judul dan pembuatan lead

berita sebagai sebuah summary dan keseluruhan isi berita sebagai sebuah

story, skematik akan berkaitan dengan tema umum pada sebuah teks.

Skematik adalah strategi penyampaian pesan, karena melalui inilah

Kompas.com mengatur cara penyampaian pesan melalui berita yang disajikan.

61

Aspek mana yang dianggap penting dan harus didahulukan, serta aspek yang tidak dianggap penting dan harus ditulis belakangan oleh media massa.

1) Judul

Judul berita merupakan gerbang masuknya pembaca ke dalam ruang lingkup berita yang disampaikan. Sehingga dengan judul yang singkat tersebut, pembaca dapat mengetahui isi dari berita secara keseluruhan.

Sebelum masuk ke dalam teks tentang pemberitaan kasus Setya Novanto,

Kompas.com membuat terlebih dulu judul dengan ukuran huruf lebih besar dari isi berita dan huruf ditebalkan (bold). Hal ini dibuat agar pembaca lebih tertarik dan Judul-judulnya seperti berikut:

Pada judul tersebut terlihat pilihan-pilihan kata-kata yang digunakan tidak terlalu dramatis, tetapi lebih ke informatif misalnya pada judul

“dakwaan kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto diberi jatah Rp. 574 Milliar”.

Judul ini menggunakan pilihan kata-kata yang memang menginformasikan bahwa berdasarkan dakwaan kasus korupsi e-KTP Setya Novanto dikatakan diberi Jatah Rp. 574 Milliar. Pada judul “KPK Tetapkan Setya Novanto

62

Tersangka Kasus e-KTP” juga memiliki makna bahwa KPK menetapkan

Setya Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP. Skema penulisan seperti inilah yang terus berlanjut sampai pada judul-judul berita Setya Novanto berikutnya:

Dalam judul-judul utama yang diangkat Kompas.com mengenai kasus

Setya Novanto terlihat bahwa judul yang dipilih menunjukkan inti berita sesuai dengan tema yang diangkat. Pilihan-pilihan kata yang digunakan juga informatif sesuai dengan fakta dan informasi yang didapatkan dari sumbernya.

Dengan jelas Kompas.com ingin memberitahukan kepada pembaca melalui judul ini mengungkapkan intisari dari isi berita mengenai kasus Setya

Novanto secara keseluruhan. Artinya, memang benar secara skematik,

Kompas.com ketika membuat judul ini mengaitkan atau menghubungan secara jelas dengan isi berita yang akan disampaikan. Akibatnya, pilihan judul juga menggunakan kata-kata yang juga ditampilkan dalam isi berita.

2) Lead Berita

Pada sajian berita mengenai kasus Setya Novanto yang ditulis oleh

Kompas.com terlihat bahwa semua gaya penulisan menggunakan teras berita

63

(lead). Masing-masing lead selalu berada di bawah judul dan memuat secara

lengkap unsur-unsur 5W+1H. Kompas.com memulai pelaporannya dengan

kata-kata sebagai berikut:

JAKARTA, Kompas.com. Dua Terdakwa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP), Irman dan Sugiharto membantah keterangan Ketua DPR RI Setya Novanto yang bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).10

JAKARTA, Kompas.com. Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan siap untuk menghadapi sidang praperadilan penetapan tersangka Setya Novanto, yang rencananya akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2017).11

Penekanan pada lead berita ini dianggap momen terpenting. Pembaca,

cenderung akan membaca secara lengkap tulisan judul dan lead berita. Oleh

karena itu, kekuatan lead akan menentukan langkah selanjutnya dari pembaca

tersebut. Seperti lead berita berikut, skema yang digunakan berupa penegasan

terhadap berita dan adanya unsur informatif yang ditonjolkan.

JAKARTA, Kompas.com. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan Ketua DPR RI sebagai tersangka.12

Lead berita di atas menunjukkan bahwa Kompas.com memberikan

penegasan informasi Setya Novanto ditetapkan kembali sebagai tersangka

oleh KPK. Skema ini sama juga dengan lead berita berikut:

10Keterangan Setya Novanto Dibantah Kedua Terdakwa Kasus E-KTP (Kompas.com, 6 April 2017) 11KPK Siap Hadapi Sidang Praperadilan Setya Novanto (Kompas.com, 11 September 2017) 12KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 10 November 2017)

64

JAKARTA, Kompas.com. Ketua DPR Setya Novanto resmi mengajukan gugatan praperadilan untuk kali kedua. Novanto menggugat penetapan tersangka oleh KPK.13

Lead berita di atas menunjukkan bahwa Kompas.com memberikan

penegasan informasi Setya Novanto kembali mengajukan gugatan

praperadilan untuk yang kedua kalinya terhadap penetapan tersangka dirinya

oleh KPK.

Dari dua lead berita di atas bisa dilihat bahwa penulisan berita tentang

Setya Novanto oleh Kompas.com diskemakan sedemikian rupa sehingga

memberikan unsur informatif dan penegasan isi berita. Secara skematik,

Kompas.com ketika membuat tulisan ini sudah menyusun berita berdasarkan

informasi penting mana yang harus diberitakan terlebih dahulu. Akibatnya,

pilihan lead berita ini juga menggunakan kata-kata yang menjelaskan secara

keseluruhan isi berita. Oleh karena itu, penulisan lead berita yang

disampaikan harus benar dan tidak membuat makna yang berbeda. Namun

dari berita yang memuat kasus Setya Novanto pada Kompas.com dalam

penelitian ini, terdapat satu lead berita yang membingungkan pembaca.

JAKARTA, Kompas.com. Bukti rekaman dimulainya sidang praperadilan kasus e-KTP, dimana Setya Novanto duduk sebagai terdakwa menjadi salah satu pertimbangan hakim praperadilan menggugurkan gugatan ketua DPR non aktif itu.14

13Setya Novanto Ajukan Praperadilan Lawan KPK (Kompas.com, 16 November 2017) 14 Bukti Sidang E-KTP Jadi Pertimbangan Hakim Gugurkan Praperadilan Novanto (Kompas.com, 14 Desember 2017)

65

Pada lead berita terjadi pemahaman yang berbeda atau membingungkan bagi pembaca kalimat tersebut yaitu “Bukti rekaman dimulainya sidang praperadilan kasus e-KTP” membingungkan pembaca seharusnya kata “pra” pada kata “praperadilan” harusnya dihilangkan karena kalimat selanjutnya menjelaskan “dimana Setya Novanto duduk sebagai terdakwa menjadi salah satu pertimbangan hakim praperadilan”. Jika Setya

Novanto duduk sebagai terdakwa seharusnya bukan di sidang praperadilan tetapi di sidang peradilan”.

Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa skema berita yang informatif memiliki kekurangan yaitu terutama pada penulisan yang harus benar disampaikan pada berita terutama pada unsur summary yang menyangkut inti berita. Berbeda dengan skema berita yang dibuat dramatis, penulisan judul dan lead berita memang dibuat ambigu dan harus dibaca secara keseluruhan sehingga pembaca dapat memahami secara keseluruhan isi berita tersebut.

Secara keseluruhan, kalimat pada lead-lead berita mengenai kasus

Setya Novanto pada kompas.com dalam penelitian ini ingin menunjukkan pesan yang informatif dan merupakan penegasan dari isi berita. Kalimat tersebut sengaja digunakan untuk merespon pembaca Kompas.com dan mempertegas informasi yang diberikan oleh Kompas.com kepada para pembacanya.

66

3) Story

Dalam bagian Story atau isi berita dalam pemberitaan ini dapat dibagi

menjadi dua sub kategori yakni pertama situasi yang mempunyai dua elemen

yaitu episode dan latar, kemudian kedua adalah komentar yang mempunyai

dua elemen yaitu reaksi atau komentar dan kesimpulan.

Pada bagian isi berita yang menjelaskan kategori situasi pada

pemberitaan Kompas.com mengenai kasus Setya Novanto dapat dilihat bahwa

situasi yang digambarkan Kompas.com adalah gambaran dari latar tempat dan

waktu informasi pemberitaan diungkapkan pertama kali. Hal ini dilihat dari

tiga kutipan berita mengenai kasus Setya Novanto dalam 3 judul berita yang

berbeda sebagai berikut:

“Setya Novanto dan Andi Agustinus Alias Andi Narogong mendapat bagian sebesar 11 persen, atau sejumlah Rp. 574,2 miliar, ujar jaksa KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (9/3/2017)”.15

“KPK menetapkan saudara SN anggota DPR periode 2009-2014 sebagai tersangka, ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK Jakarta, Senin (17/7/2017)”.16

“Kami akan hadir untuk memenuhi panggilan di praperadilan, Biro Hukum (KPK) sudah siapkan besok, kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (11/9/2017)”.17

15Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar (Kompas.com, 9 Maret 2017) 16KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 17 Juli 2017) 17KPK Siap Hadapi Sidang Praperadilan Setya Novanto (Kompas.com, 11 September 2017)

67

Pesan yang ingin dibahas dalam 3 kutipan isi berita di atas adalah

Kompas.com ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai siapa

yang mengungkapkan informasi, dimana informasi tersebut diungkapkan dan

kapan berita tersebut diungkapkan. Sehingga pembaca dapat mengetahui alur

atau sumber pertama kalinya informasi yang disampaikan oleh berita tersebut.

Pada bagian isi berita yang menjelaskan kategori situasi pada

pemberitaan Kompas.com mengenai kasus Setya Novanto juga menjelaskan

bagian penegasan dari isi berita yang berkaitan dengan paragraf-paragraf

sebelumnya. Seperti kelanjutan dari 3 kutipan sebelumnya yang sudah

ditampilkan

Selanjutnya, Andi dan Irman sepakat untuk menemui Novanto selaku Ketua Fraksi Partai Golkar saat itu, untuk mendapatkan kepastian dukungan Partai Golkar dalam penentuan anggaran e-KTP.18

Menurut Jaksa, berdasarkan fakta dan teori hukum dapat disimpulkan bahwa pertemuan antara para terdakwa dengan Setya Novanto, Sekretaris Jenderal Kemendagri, Diah Anggraini, dan Andi Narogong di Hotel Gran Melia Jakarta, menunjukkan telah terjadi pertemuan kepentingan.19

Sebelumnya Novanto secara resmi mendaftarkan gugatan praperadilan melawan KPK. Praperadilan diajukan atas penetapan Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek e- KTP. Sidang Praperadilan Novanto itu akan dipimpin oleh hakim tunggal Chepy Iskandar.20

18Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar (Kompas.com, 9 Maret 2017) 19KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 17 Juli 2017) 20KPK Siap Hadapi Sidang Praperadilan Setya Novanto (Kompas.com, 11 September 2017)

68

Pada 3 kutipan isi berita di atas menunjukkan bahwa paragraf tersebut

merupakan penegasan dari paragraf pada isi berita sebelumnya dan

menghubungkan dengan isi berita pada bagian penutup. Sehingga masyarakat

lebih memahami lebih dalam skema pada paragraf ini yaitu untuk menggiring

opini masyarakat terkait kasus Setya Novanto yang diberitakan.

Pada bagian isi berita yang menjelaskan kategori komentar pada berita

kasus Setya Novanto ini terletak pada bagian akhir berita. Berikut kutipan

berita pada bagian ini:

Untuk merealisasikan fee kepada anggota DPR, Andi membuat kesepakatan dengan Novanto, Anas dan Nazaruddin tentang rencana penggunaan anggaran.21

Selain pertemuan, menurut jaksa, unsur penyertaan juga telah terbukti dengan adanya upaya Setya Novanto untuk menghilangkan fakta.22

Selain itu, Novanto diduga mengondisikan pemenang lelang dalam proyek e-KTP. Bersama pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong, Novanto diduga ikut menyebabkan kerugian negara Rp. 2,3 trilliun. Novanto sudah berkali-kali membantah terlibat korupsi proyek e-KTP. Ia merasa dizalimi.23

Berdasarkan kutipan berita di atas dapat dijelaskan bahwa pada bagian

akhir isi berita mengenai kasus Setya Novanto ini mengedepankan unsur

komentar yang menambah informasi lain mengenai berita yang dimuat.

Namun pada bagian, akhir isi berita dalam pemberitaan Kompas.com tidak

21Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar (Kompas.com, 9 Maret 2017) 22KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 17 Juli 2017) 23KPK Siap Hadapi Sidang Praperadilan Setya Novanto (Kompas.com, 11 September 2017)

69

menunjukkan elemen kesimpulan dari berita secara keseluruhan. Hal ini

karena bagian kesimpulan diletakkan oleh Kompas.com pada bagian lead

berita.

Secara keseluruhan analisis superstruktur di atas dapat dijelaskan

bahwa dari masing-masing berita yang dibahas dan dimuat oleh Kompas.com

mengenai kasus Setya Novanto, terlihat bahwa skema yang dibuat adalah

skema penegasan dengan unsur informatif pada pembaca mengenai kasus

korupsi e-KTP yang dihubungkan dengan Setya Novanto. Sementara dari

susunan berita terlihat bahwa bagian summary yaitu judul dan lead berita

merupakan bagian inti dan sangat penting dalam penulisan berita pada

Kompas.com. Hal ini karena pada bagian isi berita menunjukkan penegasan

dari judul dan lead berita yang dimuat serta komentar yang merupakan

informasi tambahan dari berita tersebut.

Selain itu, kerangka skematik dalam penulisan berita ini menunjukkan

bahwa berita mengenai Setya Novanto ini disusun berdasarkan alur dan pola

dalam pelaporannya sehingga judul, lead berita dan isi berita yang

diungkapkan sangat jelas dan berhubungan dengan fakta serta informasi yang

ada pada objek pemberitaan. c. Struktur Mikro

Struktur mikro merupakan makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase, yang dipakai

dalam wacana secara utuh. Struktur mikro dalam wacana mencakup empat hal

70

yaitu, pertama adalah semantik yang mempunyai elemen latar, detil, ilustrasi, dan maksud. Kedua adalah sintaksis yang mempunyai elemen koherensi, nominalisasi, abstraksi, bentuk kalimat, dan kata ganti. Ketiga adalah stilistik atau leksikon yang mempunyai elemen kata kunci, dan pemilihan kata (diksi).

Keempat adalah retoris yang mempunyai elemen gaya, interaksi, ekspresi, metafora, dan visual images.

Berikut hasil analisis struktur mikro untuk berita-berita Setya Novanto pada kasus korupsi E-KTP:

1) Semantik

Struktur ini berkaitan dengan makna apa yang ingin ditekankan

atau ditonjolkan oleh Kompas.com terhadap pemberitaan kasus Setya

Novanto. Elemen yang terkait di sini adalah latar, detil, maksud,

praanggapan, dan nominalisasi. Semua ini akan berhubungan dengan

penekanan makna mengenai sebuah peristiwa atau kasus. Suatu keadaan

bisa ditonjolkan pada beberapa sisi, dalam hal ini sangat tergantung sudut

pandang yang diinginkan oleh media tersebut.

Pada sisi ini, Kompas.com akan dilihat dari sisi alasan ataupun

motif memberitakan sesuatu. Penjelasan mengenai ini akan bisa

memberikan gambaran mengenai bagaimana pemberitaan itu dilakukan

Kompas.com sehingga kemudian bisa memperlihatkan motivasi tertentu

dari Kompas.com.

71

Pada pemberitaan Kompas.com mengenai kasus Setya Novanto,

selalu mengulas latar kejadian langsung di lapangan dengan unsur

informatif. seperti 2 kutipan berita berikut ini:

Putusan dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017) pukul 17.30 WIB.24

Pengumuman penetapan Novanto sebagai tersangka itu disampaikan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, dalam jumpa pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (10/11/2017).25

Latar ini dimunculkan oleh wartawan Kompas.com sebagai sebab

akibat terjadinya pemberitaan tersebut. Terlihat dari kutipan “Putusan

dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017) pukul

17.30 WIB”. Hal ini menjelaskan bahwa sumber informasi berita yang

diungkapkan diperoleh dari putusan yang dibacakan, informasi berita

didapatkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan informasi berita

diperoleh pada tanggal 29 September 2017 pada pukul 17.30 WIB. Dalam

hal ini wartawan Kompas.com juga menggiring pembaca agar memahami

bahwa sumber atau latar belakang penulisan berita didapatkan dari sumber

yang jelas di lapangan.

Adapun detail yang coba disampaikan Kompas.com dalam berita

ini dapat dilihat pada kutipan berikut:

24Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK (Kompas.com, 29 September 2017) 25KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 10 November 2017)

72

Hakim memberikan putusan tersebut setelah menimbang sejumlah hal, antara lain dalil gugatan pihak pemohon Setya Novanto, jawaban atas gugatan dari termohon KPK serta bukti dan saksi- saksi yang diajukan kedua belah pihak.26

“Setelah proses penyelidikan dan terdapat bukti permulaan yang cukup dan melakukan gelar perkara akhir Oktober 2017, KPK menerbitkan surat perintah penyidikan pada 31 Oktober 2017 atas nama tersangka SN, anggota DPR RI, kata Saut.”27

Tampak jelas bahwa Kompas.com membuat detail berita secara

rinci untuk mempertegas isi berita yang ditampilkan. Detail isi berita yang

ditampilkan Kompas.com juga tidak terlalu panjang terlihat dari dua

kutipan yang ditampilkan tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat

memperkuat asumsi pembaca mengenai kasus yang diberitakan.

Kompas.com juga terlihat begitu nyata menegaskan maksud dari

berita kasus Setya Novanto yang dimuat. Seperti pada kutipan berita

berikut:

Dalam putusannya, penetapan tersangka Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap tidak sah.28

Ketua Umum Partai Golkar itu kembali dijerat dalam kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).29

26Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK (Kompas.com, 29 September 2017) 27KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 10 November 2017) 28Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK (Kompas.com, 29 September 2017) 29KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP (Kompas.com, 10 November 2017)

73

Pada kutipan berita di atas bahwa maksud dari berita yang dimuat mengenai kasus Setya Novanto juga ditampilkan secara jelas oleh

Kompas.com. Seperti kutipan berita “dalam putusannya, penetapan tersangka Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap tidak sah”, memberikan maksud yang jelas bahwa penetapan tersangka oleh

KPK kepada Setya Novanto dianggap tidak sah oleh majelis hakim sidang praperadilan. Gambaran atau maksud mengenai hal ini terlihat jelas dari cara penulisan berita-berita kompas.com pada kasus Setya Novanto lainnya.

Dalam teks berita juga terdapat elemen praanggapan, dimana elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks, sebagai usaha untuk mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan. Praanggapan merupakan fakta yang belum terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Sementara itu, dalam berita mengenai kasus Setya Novanto yang dimuat pada Kompas.com unsur pranggapan tidak ada. Hal ini karena, berita yang dimuat Kompas.com merupakan fakta atau informasi yang diungkapkan berdasarkan sumbernya.

74

Untuk elemen nominalisasi pada teks berita dilakukan untuk keperluan pengubahan fokus pada dimensi yang berbeda dan diperlukan pengubahan jenis kata dengan sarana morfologi. Fungsi nominalisasi yang menyatakan pelaku atau alat dapat dilihat atau digunakan dengan imbuhan peng-, untuk menyatakan proses digunakan peng-an, dan –an digunakan untuk menyatakan sasaran, hasil, atau juga alat. Pada pemberitaan kasus

Setya Novanto yang dimuat pada Kompas.com banyak digunakan elemen nominalisasi ini seperti kata “penetapan”, “pengumuman”, “pengadaan” dan kata-kata nominalisasi lainnya.

Hal pertama bisa dilihat dari sisi latar pemberitaan. Hampir di semua berita Kompas.com selalu membingkainya dari objek informasi suasana serta efek fakta yang ada pada sumber pemberitaan. Tampak jelas bagaimana Kompas.com memberikan gambaran yang rinci mengenai aliran kasus korupsi e-KTP yang dilakukan Setya Novanto serta liputan- liputan lainnya mengenai Setya Novanto.

Ketika Kompas.com memperlihatkan bagaimana kronologis sebuah kasus korupsi secara rinci, maka itu bisa dikatakan sebuah latar yang memperjelas sebuah tindakan korupsi. Pada saat memperjelas itu, diiringi dengan penjelasan maksud dan latar belakang tersangka korupsi, maka itu bisa dikatakan sebagai penegasan latar seseorang yang diduga koruptor dari sebuah pemberitaan.

75

Makna yang ditekankan dalam teks-teks berita Novanto

menggunakan penjelasan detail kasus sampai pada sisi yang sebenarnya

tidak terlalu menjadi perhatian publik. Akan tetapi, pada saat ia diperjelas,

maka itu akan menimbulkan asumsi lain pada publik. Kompas.com

membuat ini dengan maksud agar penjelasan menjadi lebih rinci, namun

ini beresiko juga pada opini publik yang terbentuk bahwa kasus korupsi e-

KTP akan selalu dikaitkan dengan Setya Novanto. Menurut kajian wacana

kritis, hal ini sebenarnya yang ingin ditonjolkan Kompas.com, terlihat dari

bagaimana konsistensi penyampaian berita secara detail dan rinci.

2) Sintaksis

Struktur sintaksis berkaitan dengan strategi wacana Kompas.com

dalam memberitakan tentang kasus Setya Novanto. Penekanannya pada

bentuk kalimat, koherensi yang dibuat serta kata ganti yang dipergunakan.

Hal ini nantinya akan menunjukkan kebijakan Kompas.com dalam

mencari pilihan kalimat yang tepat dalam memberitakan tentang kasus

Setya Novanto.

Penekanannya pada bentuk kalimat, koherensi yang dibuat serta

kata ganti yang dipergunakan. Yang menonjol dari semua itu adalah

bagaimana kalimat disusun, dan kemudian disampaikan kepada pembaca.

Disinilah akan terlihat bagaimana logika-logika berbahasa yang dipakai

oleh seorang wartawan dan redaksi itu sendiri.

76

Dilihat dari eleman sintaksis, bentuk kalimat dalam teks berita-

berita mengenai Setya Novanto pada Kompas.com lebih banyak berbentuk

kalimat aktif daripada kalimat pasif. Pada bentuk kalimat, terdapat bentuk

kalimat pasif dan kalimat aktif dalam berita ini yaitu, kalimat pasif yang

dimulai dengan awalan me-, dan kalimat aktif yang dimulai dengan

awalan di-,Seperti pada kutipan berita pada satu judul berita yaitu “Ini

alasan KPK Tahan Setya Novanto”:30

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Namun, karena masih perlu perawatan lebih lanjut dan obesrvasi medis akbiat kecelakaan kendaraan, KPK memberlakukan pembantaran penahanan. Novanto dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta.

Juru bicara KPK Febry Diansyah menyatakan dasar penahanan diatur dalam pasal 21 KUHAP.

Alasan subyektif yakni, penyidik mempertimbangkan beberapa hal misalnya tersangka melarikan diri, menghilangkan barang bukti atau mengulangi perbuatannya.

Selain alasan obyektif dan subyektif penyidik tadi, yang perlu diperhatikan dalam menahan tersangka yakni tersedianya bukti yang cukup.

KPK menyatakan, sudah mempunyai bukti yang cukup untuk menjerat Novanto. Apa saja bukti tersebut tidak dapat diungkap KPK secara detail.

30Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto, (Kompas.com, 10 November 2017)

77

Berdasarkan kutipan-kutipan berita dalam judul berita “Ini alasan

KPK Tahan Setya Novanto” di atas dapat terlihat bahwa penggunaan

kalimat aktif lebih banyak digunakan ketimbang kalimat pasif. Hal ini

menunjukkan bahwa Kompas.com dalam teks berita di atas lebih banyak

menampilkan objek atau pelaku.

Koherensi yang ditunjukkan dalam teks berita mengenai kasus

Setya Novanto pada Kompas.com merupakan koherensi kondisional.

Koherensi ini menyatakan sebab dan penghubung atau penegasan.

Beberapa bentuk koherensi dalam berita tersebut terdapat dalam beberapa

kalimat.

Koherensi yang menyatakan sebab yaitu pada kutipan berikut:

KPK berupaya menjemput paksa karena Novanto berulang kali mangkir dari panggilan pemeriksaan.31

Penggunaan kata “karena” memberikan kesan kepada khalayak

bagaimana fakta ini diabstraksikan dan dihubungkan bahwa Novanto

berulang kali mangkir dari panggilan pemeriksaan dengan KPK berupaya

menjemput paksa.

Koherensi yang selanjutnya adalah koherensi penjelas. Dalam teks

berita ini lebih banyak menggunakan kata penjelas dibandingkan dengan

penggunaan hubung sebab akibat. Berikut ini adalah kutipan dari

koherensi kata penjelas:

31Setya Novanto Ajukan Praperadilan Lawan KPK, (Kompas.com, 16 November 2017)

78

“Beliau kan ada jantung, hipertensi dan beliau punya history vertigo. Apakah dalam keadaan sekarang beliau tekanan stress dengan tugas negara,” tuturnya.32

Penggunaan kata “dengan” dan kata “dan” ini untuk memberikan

penjelasan kepada khalayak mengenai suatu fakta dan peristiwa tentang

kecelakaan yang dialami Setya Novanto.

Koherensi yang selanjutnya dapat dilihat pada kutipan berita

berikut:

Selain alasan obyektif dan subyektif penyidik tadi, yang perlu diperhatikan dalam menahan tersangka yakni tersedianya bukti yang cukup.33

Penggunaan kata “yang” ini menegaskan bahwa alasan penahanan

perlu memperhatikan juga tersedianya bukti yang cukup selain alasan

obyektif dan subyektif.

Kata ganti yang digunakan dalam teks berita mengenai kasus Setya

Novanto pada Kompas.com sebagian besar menggunakan kata ganti orang

ketiga yaitu menyebutkan nama penggunaan kata “ia”. Seperti beberapa

kutipan berita berikut:

Ia langsung turun dari mobil dan berjalan memasuki ruang sidang dengan mendapatkan pengawalan ketat dari polisi dan petugas pengamanan.34

32Ini Kronologi Kecelakaan Setya Novanto, (Kompas.com, 16 November 2017) 33Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto, (Kompas.com, 10 November 2017) 34Hadapi Sidang Dakwaan, Setya Novanto Tiba di Pengadilan Tipikor, (Kompas.com, 13 Desember 2017)

79

Dalam pertemuan itu, Novanto mengatakan bahwa ia akan mengkoordinasikan dengan pimpinan fraksi lainnya.35

Dalam persidangan, Setya Novanto mengaku tidak mengenal kedua terdakwa. Ia hanya mengingat bahwa ia pernah bertemu satu kali dengan Irman.36

Kata ganti “ia” yang digunakan pada beberapa kutipan berita di

atas menunjukkan objek pemberitaan dan sumber informasi yang

berbicara.

Berdasarkan secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pendapat atau

opini yang disampaikan dalam berita-berita kasus Setya Novanto di

Kompas.com dilihat berdasarkan objek atau sisi pelaku yang diberitakan

bukan berdasarkan atas opini dari redaksi atau wartawan sendiri.

3) Stilistik

Apabila sintaksis berkaitan dengan pilihan kalimat dalam

menuliskan sebuah berita oleh media massa, maka struktur stilistik akan

berkaitan dengan pilihan kata yang dipakai oleh media tersebut. Setiap

media bisa dipastikan menggunakan kata-kata tertentu dalam mengemas

beritanya. Hal itu tidak terjadi dalam pemberitaan Kompas.com tentang

kasus Setya Novanto. Tidak ada pilihan-pilihan kata yang menunjukkan

bagaimana posisi dan arah kebijakan redaksi Kompas.com. Pada titik ini

35 Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar, (Kompas.com, 9 Maret 2017) 36Keterangan Setya Novanto Dibantah Kedua Terdakwa Kasus E-KTP, (Kompas.com, 6 April 2017)

80

juga kelihatan bahwa Kompas.com dalam memberitakan kasus Setya

Novanto selalu melakukan proses konstruksi berita sesuai dengan

informasi dan sumber yang didapatkan.

Struktur ini berkaitan dengan pilihan kata yang digunakan oleh

Kompas.com dalam memberitakan tentang kasus Setya Novanto. Pilihan

kata sangat menentukan sekali, karena sifatnya sangat subjektif, kasus

Setya Novanto namun memiliki efek yang luar biasa. Pada pemberitaan

tentang Setya Nobanto ini, Kompas.com banyak menggunakan kata-kata

yang tidak terlalu dramatis dan tidak terkesan berlebihan. Hal ini yang

menimbulkan kesan informatif dalam pemberitaan tentang kasus Setya

Novanto.

Terdapat beberapa diksi dalam teks berita-berita mengenai Setya

Novanto yang dimuat Kompas.com, diksi pertama yaitu diksi “jatah” ini

diartikan sebagai bagian yang diberikan kepada seseorang.

Setya Novanto diberi jatah Rp. 574 miliar dari total nilai pengadaan e-KTP.37

Kata ini menunjukkan adanya pemberian bagian kepada Setya

Novanto dari total nilai pengadaan e-KTP

Diksi yang selanjutnya adalah “keterangan” (paragraf 2) yang

diartikan sebagai uraian atau penjelasan mengenai sesuatu.

37 Dakwaan Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diberi Jatah Rp. 574 Miliar, (Kompas.com, 9 Maret 2017)

81

Irman dan Sugiharto membantah keterangan Ketua DPR RI Setya Novanto yang bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).38

Kata ini menunjukkan adanya penekanan bahwa uraian atau

penjelasan dalam kesaksian Setya Novanto di Persidangan Tipikor

dibantah oleh Irman dan Sugiharto.

Diksi “gugurkan” yang diartikan sebagai pembatalan sesuatu.

Bukti rekaman dimulainya sidang praperadilan kasus e-KTP, dimana Setya Novanto duduk sebagai terdakwa menjadi salah satu pertimbangan hakim praperadilan menggugurkan gugatan ketua DPR non aktif itu.39

Penggunaan kata “gugurkan” ini diartikan gugatan Setya Novanto

di sidang praperadilan dibatalkan oleh hakim dalam penetapan tersangka

dirinya pada kasus e-KTP.

Begitu juga dengan pilihan kata-kata lainnya pada berita mengenai

kasus Setya Novanto. Pilihan kata yang digunakan Kompas.com

menentukan makna yang diterima oleh pembaca. Hal inilah yang harus

diperhatikan dengan baik, karena berkaitan dengan sikap media terhadap

kasus yang diberitakan.

Kata-kata diksi yang digunakan di atas sebenarnya terlihat tidak

berlebihan, terutama pilihan kata “jatah” dan “keterangan”, terkesan

38Keterangan Setya Novanto Dibantah Kedua Terdakwa Kasus E-KTP, (Kompas.com, 6 April 2017) 39 Bukti Sidang E-KTP Jadi Pertimbangan Hakim Gugurkan Praperadilan Novanto, (Kompas.com, 14 Desember 2017)

82

menggambarkan realitas yang ada. Memang benar bahwa sesuai dengan

fakta dan informasi yang didapatkan. Maknanya sama sesuai dengan

faktanya. Sekali lagi, hal ini menunjukkan posisi Kompas.com dalam

memberitakan kasus Setya Novanto. Tidak ada unsur dramatis yang

ditonjolkan dan tidak ada sikap keberpihakan pada siapa pun karena berita

yang disampaikan berdasarkan fakta dan sumbernya.

Artinya ada sebuah bentuk tersendiri yang coba diketengahkan

kepada pembaca. Pemakaian kata-kata yang digunakan tidak

menunjukkan bahwa ketika Kompas.com membuat berita, sudah ada

sebuah asumsi awal pada pemberitaan tersebut. Disinilah konstruksi

media menjadi sangat objektif sesuai dengan informasi yang didapatkan

dan tidak menentukan arah sebuah pemberitaan yang dibuat.

4) Retoris

Struktur selanjutnya adalah retoris. Struktur ini akan

memperlihatkan bagaimana konstruksi dilakukan oleh media tentang

sebuah realitas terorisme melalui penggunaan gambar-gambar, grafis,

maupun photo-photo lainnya. Hal ini akan menunjukkan bagaimana

sebuah berita ditampilkan sehingga memberikan kesan dan menarik bagi

pembaca untuk membacanya. Bahkan pada beberapa sisi bisa memberikan

sebuah pemahaman tersendiri.

Untuk memperjelas bagaimana kejadian yang berlangsung,

Kompas.com perlu untuk membuat grafis mengenai sumber informasi

83

berita yang diungkapkan sehingga menunjukkan bahwa informasi tersebut betul-betul diungkapkan oleh sumbernya. Disinilah unsur retoris itu bermain dan memperlihatkan bahwa Kompas.com berusaha menampilkan situasi yang sebenarnya pada berita. Seperti gambar yang dimuat pada berita kompas.com dengan judul “KPK tetapkan Setya Novanto Tersangka

Kasus E-KTP”:

Gambar 1. KPK Mengumumkan Status Tersangka Setya Novanto

Pada gambar tersebut terlihat bahwa struktur retoris berkaitan dengan penekanan tema berita yang diangkat yaitu penetapan tersangka

Setya Novanto oleh KPK melalui unsur informasi yang terlihat yaitu press conference KPK dengan media pada saat mengumumkan status tersangka tersebut. Ini sangat penting karena tampilan gambar pada berita menegaskan isi berita yang diungkapkan oleh Kompas.com.

Pada setiap pemberitaannya mengenai kasus Setya Novanto,

Kompas selalu menggunakan photo-photo yang dipilih berdasarkan tema

84

yang diangkat dan unsur dari sumber informasi pemberitaan. Seperti pada saat terjadinya kecelakaan yang dialami Setya Novanto. Kompas.com menampilkan gambar pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi saat menyampaikan kepada rekan media mengenai kronologis kecelakaan yang dialami Setya Novanto.

Gambar 3. Pengacara Fredrich Yunadi Memberikan Keterangan Kepada Media Mengenai Kronologis Kecelakaan Setya Novanto

Kompas.com dalam membuat tampilan gambar selalu berdasarkan sumber informasi dan tema yang diangkat pada berita tersebut.

Kompas.com tidak menggunakan animasi-animasi dan visualisasi melalui grafis-grafis untuk memperjelas pemberitaan yang dimuat. Namun khusus pada media online, terutama kompas.com menambahkan video berita tersebut untuk meningkatkan aspek retoris berita. Sebagaimana yang terlihat pada pemberitaan Kompas.com tanggal 29 September 2018,

85

dengan judul “Hakim Cepi: Tak Sah Penetapan Tersangka Setya Novanto oleh KPK”:

Gambar 2. Video Hakim Cepi Membacakan Putusan Praperadilan

Pada gambar video tersebut, terlihat jelas bahwa pemberitaan mengenai putusan peradilan yang memutuskan penetapan tersangka Setya

Novanto oleh KPK tidak sah dapat diketahui pembaca melalui video rekaman mengenai hal tersebut. Sehingga melalui video ini, pembaca sudah bisa memahami secara langsung bagaimana isi berita yang disampaikan tanpa membaca tulisan yang dimuat.

Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa Kompas.com dalam menonjolkan penekanan pada pemberitaannya dengan menggunakan foto atau gambar disertai juga video berdasarkan aspek tema yang diangkat dan sumber informasi berita yang didapatkannya pada kasus tersebut. Hal ini memang sudah menjadi gaya sepenuhnya yang ditampilkan dari

Kompas.com dalam membuat berita mengenai kasus Setya Novanto.

86

Melalui kerangka retoris ini, bisa dilihat bahwa sebuah pemberitaan dalam

konstruksi berdasarkan real atau fakta yang didapatkan.

2. Pandangan Netizen Terhadap Berita Kasus Setya Novanto

Media berita online, merupakan salah satu ruang publik yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berperan serta dalam mewujudkan

masyarakat madani. Kehadiran media berita online yang secara cepat

menyajikan berbagai macam informasi merupakan bentuk edukasi kepada

Netizen untuk menjadi warga negara yang mengetahui situasi dan kondisi di

Indonesia dan mampu bersikap kritis. Masyarakat yang kritis ini diperlukan

sebagi kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama

untuk menyikapi berbagai permasalahan publik.

Media berita online sebagai salah satu sumber informasi bagi Netizen,

dituntut untuk memberikan pemberitaan yang akurat, independen, dan kritis.

Tiga unsur pemberitaan ini sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi yang

merupakan salah satu konsep masyarakat madani. Apalagi berbagai situs

berita online yang ada umunnya menampilkan kolom “Komentar” yang dapat

digunakan oleh Netizen untuk menyampaikan pandangannya tentang apa yang

diberitakan.

Berita yang disajikan di situs berita online tidak berarti bebas kritik

atau bahkan penyangkalan dari Netizen. Kritik, persetujuan, maupun

penyangkalan dari Netizen merupakan bentuk kepedulian Netizen terhadap

kualitas berita dan situasi sosial politik di Indonesia. Peran media berita online

87

untuk mendukung terwujudnya masyarakat madani di Indonesia tidak akan terwujud tanpa dibarengi dengan peran Netizen. Artnya, seluruh pihak, baik pemerintah, media, maupun masyarakat, dalam hal ini Netizen harus bersinergi dalam menujudkan masyarakat madani di Indonesia. Salah satu bentuk partisipasi Netizen adalah dengan memanfaatkan berbagai fasilitas di media berita online, diantaranya kolom “Komentar”.

Berdasarkan penelusuran penulis pada Kompas.com tidak terdapat kolom komentar pada berita yang dimuat pada media online tersebut.

Sehingga netizen sebagai pembaca berita tidak dapat memberikan komentarnya berita yang dimuat di Kompas.com. Hal ini dapat memberikan efek yang negatif terhadap pemberitaan yang dimuat di Kompas.com.

Pandangan netizen terhadap berita-berita mengenai kasus Setya

Novanto diambil penulis dari media sosial twitter. Beberapa komentar- komentar netizen terhadap pemberitaaan Setya Novanto beragam seperti yang digambarkan berikut:

88

89

Dari beberapa contoh komentar netizen di atas, banyak masih lagi

komentar-komentar mengenai berita-berita Setya Novanto baik di media

sosial maupun media online. Hal ini menunjukkan bahwa netizen terlihat

selalu ingin membicarakan Setya Novanto. Saat pertama kali, ia ditetapkan

sebagai tersangka dalam kasus korupsi e-KTP, hanya dalam 12 jam sejak

pengumuman akan statusnya, terdapat 30 ribu cuitan yang menyebut nama

Setya Novanto atau Setnov.

Efek Setya Novanto di dunia internet cukup mengesankan. Semenjak

kabar Setya Novanto menghilang ketika Komisi Pemberantasan Korupsi

datang ke rumahnya, netizen seperti tak lelah memperbincangkan sang ketua

DPR sekaligus Ketua Partai Golkar itu. Bahkan ada beberapa tagar populer

yang mengiringi kabar berita Setya Novanto seperti tagar #SaveTiangListrik,

#IndonesiaMencariPapah, dan #TangkapNovanto, secara berurutan jadi tagar

paling ramai dipakai oleh warganet.

B. Pembahasan

Di bidang pemberantasan korupsi, e-KTP merupakan langkah strategis untuk mencegah tindak pidana korupsi, penyalahgunaan aset dan pencucian uang. KPK membutuhkan waktu empat tahun untuk melepaskan benang kusut dalam kasus ini.

Proses ini berjalan dalam dua periode kepemimpinan KPK. Ketika akhirnya niat baik ini juga merupakan dorongan yang digunakan oleh beberapa pihak untuk meningkatkan kerja KPK. Publik telah menjadi bagian dari proses kasus kartu E-KTP

90

yang menjebak Setya Novanto, yang oleh berita itu, namanya menjadi cukup viral di masyarakat. Ini, tentu saja, karena liputan yang terus menerus atas kasus ini di media.

Berdasarkan kronologis pemberitaan mengenai kasus korupsi e-KTP yang dalam hal ini dihubungkan dengan Setya Novanto maka pemberitaan tersebut menjadi besar dan populer, semenjak dakwaan jaksa KPK terhadap kedua terdakwa

Irman dan Sugiharto diungkapkan di Pengadilan Tipikor. Dakwaan tersebut mengungkapkan keterlibatan Setya Novanto dalam kasus proyek pengadaan e-KTP.

Setelah beberapa bulan dari dakwaan tersebut dan berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki oleh KPK, Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka. Namun perlawanan dilakukan Setya Novanto dengan mengajukan gugatan praperadilan, dimana dalam sidang praperadilan tersebut gugatan Setya Novanto diterima dan penetapan Setya

Novanto sebagai tersangka dinyatakan tidak sah oleh Hakim Cepi Iskandar pada sidang praperadilan tersebut.

Kasus ini tetap diproses oleh KPK dan terus bergulir. Setelah melalui proses penyelidikan dan terdapat bukti permulaan yang cukup, akhirnya KPK menetapkan kembali Setya Novanto sebagai tersangka. Namun, drama disini terus berlangsung, dimana KPK mendatangi rumah Setya Novanto tetapi justru beliau menghilang dan akhirnya terjadi drama kecelakaan yang dialami oleh Setya Novanto. Setelah drama tersebut akhirnya KPK melakukan penahanan terhadap Setya Novanto. Tetapi Setya

Novanto tetap melakukan perlawanan dengan mengajukan kembali gugatan praperadilan mengenai status penetapan tersangka dirinya oleh KPK.

91

Pada 13 Desember 2017, akhirnya Setya Novanto menjalani sidang dakwaan perdana di Pengadilan Tipikor Jakarta. Selang sehari setelah sidang dakwaan pertamanya ini, hakim sidang praperadilan menggugurkan gugatan yang diajukan

Setya Novanto. Hingga pada 24 April 2018, Setya Novanto divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor atas kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP. Berita-berita mengenai kasus Setya Novanto ini hampir satu tahun dari Maret 2017 sampai April

2018 terus mewarnai berita di kompas.com.

Berdasarkan analisis wacana Teun Van Dijk yang dilakukan dalam penelitian ini mengenai kasus Setya Novanto di Kompas.com dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pada analisis struktur makro, dapat dijelaskan bahwa tema yang dikembangkan oleh kompas.com pada penulisan berita mengenai kasus Setya

Novanto dilihat dari sudut pandang kasus yaitu korupsi e-KTP dan pelaku tindakan tersebut yaitu Setya Novanto. Oleh karenanya, gambaran yang muncul adalah fakta yang nyata berdasarkan kronologi penangkapan Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pilihan tema mengenai berita kasus korupsi, Kompas.com menekankan pilihan tema pada sudut pandang kasus dengan menguatkan eksploitasi terhadap pelaku tindakan tersebut. Kebenaran atau fakta yang dimunculkan dalam proses hukum kasus tersebut menjadi objek pemberitaan yang dominan.

Pada analisis superstruktur, dapat dijelaskan bahwa skema yang dibuat adalah skema penegasan dengan unsur informatif pada pembaca mengenai kasus korupsi e-

92

KTP yang dihubungkan dengan Setya Novanto. Sementara dari susunan berita terlihat bahwa bagian summary yaitu judul dan lead berita merupakan bagian inti dan sangat penting dalam penulisan berita pada Kompas.com. Hal ini menunjukkan bahwa kerangka skematik dalam penulisan berita ini disusun berdasarkan alur dan pola dalam pelaporannya sehingga judul, lead berita dan isi berita yang diungkapkan sangat jelas dan berhubungan dengan fakta serta informasi yang ada pada objek pemberitaan.

Pada analisis struktur mikro yang dilihat berdasarkan empat elemen yaitu berdasarkan elemen semantik, pemberitaan kompas.com mengenai kasus Setya

Novanto ini menyimpulkan bahwa makna yang ditekankan dalam teks-teks berita

Novanto menggunakan penjelasan detail kasus sampai pada sisi yang sebenarnya dan terlihat dari bagaimana konsistensi penyampaian berita secara detail dan rinci. Pada elemen sintaksis disimpulkan pendapat atau opini yang disampaikan dalam berita- berita kasus Setya Novanto di Kompas.com dilihat berdasarkan objek atau sisi pelaku yang diberitakan bukan berdasarkan atas opini dari redaksi atau wartawan sendiri.

Selanjutnya pada elemen Stilistik menyimpulkan pemakaian kata-kata yang digunakan tidak menunjukkan bahwa ketika Kompas.com membuat berita, sudah ada sebuah asumsi awal pada pemberitaan tersebut. Disinilah konstruksi media menjadi sangat objektif sesuai dengan informasi yang didapatkan dan tidak menentukan arah sebuah pemberitaan yang dibuat. Terakhir, berdasarkan elemen retoris menyimpulkan bahwa Kompas.com dalam menonjolkan penekanan pada pemberitaannya dengan menggunakan foto atau gambar disertai juga video berdasarkan aspek tema yang

93

diangkat dan sumber informasi berita yang didapatkannya pada kasus tersebut. Hal ini memang sudah menjadi gaya sepenuhnya yang ditampilkan dari Kompas.com dalam membuat berita mengenai kasus Setya Novanto. Melalui kerangka retoris ini, bisa dilihat bahwa sebuah pemberitaan dalam konstruksi berdasarkan real atau fakta yang didapatkan.

Namun dari penelusuran penulis masih terdapat kekurangan dalam pemberitaan kompas.com khususnya pada pemberitaan mengenai kasus Setya

Novanto yaitu tidak terdapatnya kolom komentar pada bagian bawah pemberitaan

Kompas.com. Sehingga, netizen sebagai pembaca berita pada media online tidak dapat memberikan pandangan terhadap kasus Setya Novanto. Pandangan netizen untuk kasus dan pemberitaan mengenai Setya Novanto baik media sosial maupun media online lainnya sangat beragam dan dominannya netizen berpandangan negatif terhadap Setya Novanto dalam setiap pemberitaan yang dimuat pada media online tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan sebelumnya dan menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Media online Kompas.com dalam memberitakan kasus Setya Novanto

menonjolkan aspek kasus hukum dan unsur informatif di dalam setiap

pemberitaannya berdasarkan fakta dan sumber infomasi yang didapatkannya.

Selain itu, aspek yang ditonjolkan ialah mengenai aktor utama yang terlibat

dalam kasus korupsi e-KTP yaitu Setya Novanto. Kronologis pemberitaan

Setya Novanto juga dimuat kompas.com dengan detail dan tersusun dengan

baik, dimulai dari isu dugaan muncul sampai pada vonis Setya Novanto di

persidangan.

2. Untuk pandangan netizen sendiri terhadap pemberitaan Kasus Setya Novanto

ini sangat beragam dan didominasi oleh pandangan yang negatif terhadap

Setya Novanto. Namun pada kompas.com netizen tidak dapat memberikan

pandangannya karena tidak terdapatnya kolom komentar pada bagian akhir

setiap berita yang dimuat oleh Kompas.com.

94 95

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka saran yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kompas.com, harusnya menyediakan kolom komentar bagi netizen

sebagai pembaca beritanya. Sehingga netizen dapat memberikan

pandangannya terhadap berita tersebut.

2. Bagi Kompas.com, juga harus lebih berhati-hati dalam mengungkapkan berita

dengan unsur informasi yang ditonjolkan terutama terkait tulisan berita yang

masih terjadi kesalahan penulisan khususnya pada bagian lead berita yang

pada kompas.com sendiri merupakan bagian inti sangat penting bagi

pembacanya.

3. Bagi masyarakat atau netizen dalam hal ini juga harus cermat dalam

mengonsumsi berita yang disajikan oleh media massa khususnya media online

sehingga akan terbentuk asumsi dan pandangan yang benar mengenai

informasi yang disajikan.

96

DAFTAR PUSTAKA

Badara, A. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan, Candra. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Palembang: Grafika Telindo.

Djaja, Ermansjah. 1992. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika.

Echols, John M. dan Hasan Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

Ermanto. 2001. Berita dan Fotografi. Buku Ajar, Padang: FBS UNP.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Publik Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Lubis, Mochtar dan James C. Scott. 1968. Korupsi Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moelong, Lexy J. 2006. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mondry. 2016. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

97

Mulyana, 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip Analisis Wacana. Yogjakarta: Tiara Wacana

Nurudin. 2016. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: PT. Indeks.

Pareno, Sam Abede. 2003. Manajemen Berita. Cet. Pertama, Surabaya: Papyrus.

Prasetyo, Catur. 2017. Bencana Komunikasi. Jakarta: Matahari Graphic Design.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metodelogi Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Santana, Septiawan K. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Severin, Werner J. dan James W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Cet. 1, Jakarta: Kencana.

Sobur, Alex. 2015. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soyomukti, Nurani. 2008. Metode Pendidikan Marxis Sosialis. Yogyakarta: Arruz Media.

Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Penerbit Nuansa.

Tamburaka, Apriadi. 2003. Agenda Setting. Jakarta: Rajawali Pers.

Winarko, Hery. 2001. Mendeteksi Bias Berita Panduan Untuk Pemula. Yogyakarta: KLIK.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber lain:

Arya, Pengertian Media Online, diakses pada tanggal 17 September 2018 dari: https://arya-neo.blogspot.com/2010/10/pengertian-media-online.html

Belarminus, Robertus. KPK Kembali Tetapkan Setya Novanto Sebagai Tersangka Kasus E-KTP, (Kompas.com, 10 November 2017)

98

Belarminus, Robertus. Ini Alasan KPK Tahan Setya Novanto, (Kompas.com, 17 November 2017)

Gabrillin, Abba. KPK Tetapkan Setya Novanto Tersangka Kasus E-KTP, (Kompas.com, 17 Juli 2017).