Imam Al Ghazali – Minhajul Abidin

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Imam Al Ghazali – Minhajul Abidin Sekedear Berbagi Ilmu & Buku Attention!!! Please respect the author’s copyright and purchase a legal copy of this book AnesUlarNaga Find more book at http://berbagiebooks.blogspot.com/ Indahnya berbagi Ayo-membaca DARUL ULUM PRESS Diterjemahkan dari buku aslinya yang berbahasa Arab dengan judul "MlNHAJUL 'ABIDIN" Penulis asli, Imam al-Ghazaly (t.p. t.t.t., tt) Penerjemah : Ir. Zakaria Adham Penyunting : R. Maulana Akbar MA Diterbitkan Oleh : DARUL ULUM PRESS Jakarta Cetakan Pertama : Nopember 1986 Cetakan Kedua : Nopember 1990 Cetakan Ketiga : Agustwl 1991 Cetakan Keempat : Juni 1992 Cetakan Kelima : September 1993 (edisi revisi) Cetakan Keenam : Januari 1995 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang All rights reserved Kulit Kaver/Disain Kaver: Gita Surawijaya Tata Letak/Layout : Agus Nugraha Khat Arab : Halim Suyuti No.086-WIG/MA-IX-'93 DAFTAR ISI Kata Pengantar Pengantar Tahapan llmu dan Ma'rifat – ‘Aqabbah Kedua, Taubat – Mukadimah Taubat – ‘Aqabah Ketiga: Awaiq – Bab IV Awarid (Godaan) – Bab V Tahapan Pendorong – Bab VI Tahapan Celaan – Bab VII Bersyukur Kepada Allah – PENGANTAR H. MAHBUB DJUNAIDI KETUA SATU, NAHDLATUL ULAMA INDONESIA Mengapa Islam di saat dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad begitu cemerlang? Mengapa ia dipuji selaku mercusuar perdaban dunia? Mengapa karya- karya berskala dan berkaliber ensiklopedia muncul saat itu? Mengapa dia menjadi sumber ilmu mengetahuan modern? Karena khalifah Abu Ja'far al Mansur bukan sekedar penguasa biasa yang asyik memerintah dan memungut pajak. Karena ia punya pandangan jauh ke depan. Karena mencerdaskan manusia. Karena ia menyebarkan wawasan Karena ia menggalakkan terjemahan. Karena ia perintahkan Baikhtaisyu Kabir dan Fadl ibn Naubakht serta Abdullah ibn Muqaffa menterjemahkan pelbagai buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab. Segala rupa buku: kedokteran, ilmu pasti, falsafah, dari bahasa Yunani, Persia, dan Sansekerta. Lewat pen terjemahan itu, orang Arab meningkat mutunya. Bukan sekedar Abu Ja'far al Mansur saja. Khalifah berikutnya juga mengikuti jejaknya. Khalifah al Ma'mun ibn Harun al Rasyid mendirikan ''Darul Hikmah", sebuah Akademi Ilmu Pengetahuan. Sudah pasti inilah akademi jenis itu pertama di dunia. Dilengkapi perpustakaan. Dilengkapi badan penterjemah. Dilengkapi observatorium bintang. Dan sebuah universitas pimpinan Muhammad ibn Sallam. Anggota akademi berhamburan kemana-mana, membawa pulang ke Baghdad tumpukan bukubuku untuk diteliti dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Mereka kembali ke rumah bagaikan lebah yang sarat dengan madu, diisap oleh murid-murid yang bersemangat dan membentuk iklim kerja keras yang luar biasa. Memang benar, Hulagu Khan 1258 M., menerobos masuk Mesopotamia, dan dari atas kudanya memporak porandakan Baghdad. Memang benar tamatlah dinasti Abbasiyah. Apa betul kegemilangan ilmu juga ikut musnah? Tidak. Gudang buku yang begitu banyak memang diboyong habis. Tapi tidak dibuang ke comberan. Buku- buku itu dibawa ke Samarkand. Kota Rusia ini mengambil alih peranan Baghdad, bahkan ditambah dengan teropong bintang, dan Hulagu Khan memeluk Agama Islam. Dan pada- saat yang nyaris berbarengan, sang saudara Kubilai Khan memeluk agama Budha, memindahkan ibu kota kerajaannya ke Cathay, mengatur administrasi Tingkok dengan bersih, menjadi kepala negara yang tidak bisa terungguli saat itu di dunia. Hal serupa terjadi di Jepang 800 tahun sesudah itu. Isolasi di bawah kungkungan rejim feodalisme yang beku telah membiarkan negeri Itu terkebelakang dalam hampir semua aspek: ilmu ekonomi, dan kekuatan militer. Ketertutupan mengakibatkan Jepang suatu masyarakat pikun berhadapan dengan negeri-negeri barat yang maju. Atas dorongan kelompok-kelompok pembaharu dari kelas menengah yang umumnya berpusat di Satsuma dan Choshu, fajar baru mulai menyingsing. Kecongkakan menyebut orang Barat Itu “barbar" dianggap keliru. Pengetahuan Barat Itu bukannya mesti ditolak, melainkan diambil. Jaman keterbukaan pun mulai. Orang mengenalnya dengan sebutan "Restorasi Meiji" masa pemermtahan di bawah kaisar Meiji 1869-1912 Apa sesungguhnya sudah terjadi? Pengiriman mahasiswa Jepang secara besar-besaran ke dunia Barat. Ambil ilmu apa saja dan bawa pulang ke Jepang. Terjemahkan buku apa saja ke dalam bahasa Jepang. Negeri Itu perlu Investasi, dan investasi terpokok adalah manusia berkualitas. Jepang memerlukan cerdik cendikiawan, dan bukan "samurai" yang mengandalkan pada sepucuk pedang. Mereguk ilmu luar sebanyak-banyaknya, ditopang dengan rasa kolektifitas dan percaya diri yang tinggi, mendorong Jepang maju pesat hingga mengalahkan Barat itu sendiri. Lagi-lagi penterjemahan merupakan salah satu kunci penting bagi kemajuan peradaban. Apa yang dilakukan kaisar Meiji persis yang dilakukan oleh khalifah Abu Ja'far al Mansur atau khalifah Mamun Ibn Harun al Rasyid 800 tahun lebih dahulu. Bahwa sekarang ini kota Baghdad bukanlah apa-apanya dibanding Tokyo diukur dari perkembangan ilmu jelas merupakan bukti betapa peradaban tinggi yang kehilangan dinamikanya, toh bisa tercecer jauh di belakang. Mencetak buku sebanyak- banyaknya untuk masyarakat, menterjemahkan buku bahasa asing ke bahasa anak negeri, menanamkan kebiasaan membaca bagi generasi baru sejak dini, merupakan satu-satunya sarat perkembangan peradaban. ------ Akan halnya arti penting terjemahan ini, terbaca surat-surat Bung Karno kepada A. Hassan Bandung dari pembuangan di Endeh tahun 1935: "Pada ini hari semua buku dari pemberian saudara yang ada pada saya, sudah habis saya baca. Saya ingin sekali membaca yang lain-lain buah pena saudara.' Dan ingin pula saya membaca "Bukhari" dan ''Muslim'' yang sudah tersalin dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Saya perlu kepada Bukhari atau Muslim itu, karena di situlah dihimpunkan hadits-hadits yang dinamakan sahih. Padahal saya membaca keterangan dari salah seorang pengenal Islam bangsa Inggris, bahwa di Bukhari pun masih terselip hadits- hadits lemah. Dia pun menerangkan, bahwa kemunduran Islam, kekunoan Islam, kemesuman lslam, ketahayulan orang Islam, banyaklah karena hadits-hadits Iemah ini, yang sering lebih ''laku'' dari ayat-ayat Qur'an. Saya kira anggapan ini benar. Sayang belum ada Bukhari dan Muslim yang bisa saya baca. Betulkah belum ada Bukhari Inggris?" Bukan sekedar memerlukan buku-buku terjemahan, melainkan beliau juga melakukan penterjemahan itu. Dalam surat lain Bung Karno menulis: "Buat mengganjel saya punya rumah tnngga yang kini kesempitan, saya punya "onderstand" dikurangi, padahal tadinya sudah sesak sekali buat membelanjai aya punya keperluan, maka saya sekarang lagi asyik mengerjakan penterjemahan sebuah buku Inggris yang rnentarikhkan llmu Saud. Bukan main hebatnya isi biografi! Saya jarang menjumpai biografi yang begitu menarik hati. Tebalnya buku Inggris Itu - format tuan punya "Al Lisaan" - adalah 300 muka, terjemahan Indonesia akan jadi 400 muka. Saya minta tolong saudara carikan orang yang mau beli copy itu, atau barangkali saudara sendiri ada uang buat membelinya? Tolonglah melonggarkan saya punya rumah tangga yang disempitkan korting itu. Bagi saya pribadi, buku ini bukan saja satu ihtiar ekonomi, tetapi adalah pula satu pengakuan, satu confession. Ia adalah menggambarkan kebesaran Ibnu Saud dan Wahhabisme begitu rupa, mengobarkan elemen amal, perbuatan begitu rupa, sehingga banyak kaum "tafakur" dan kaum pengeramat Hussein cs. akan kehilangan akal nanti sama sekali. Dengan menjalin ini buku, adalah suatu confession bagi saya bahwa, saya, walaupun tidak mufakati semua sistim Saudi-isme yang masih banyak feodal itu, toh menghormati dan kagum kepada pribadinya itu laki-laki yang "towering above all Moslems of his time, an immense man, tremendous, vital dominant. A giant thrown up out of the chaos and agony of the desert, to rule, folIowing the example of his Great teacher, Mohammad". Selagi menggoyangkan saya punya pena menterjemahkan biografi ini, ikutlah.saya punya jiwa bergetar karena kagum kepada pribadinya yang digambarkan. What a man! Mudah-mudahan saya rnendapat taufik menyelesaikan terjemahan ini dengan cara yang bagus dan tak kecewa. Dan mudah-mudahan nanti buku ini dibaca oleh banyak orang Indonesia, agar bisa mendapat inspiration, dari padanya. Sebab, sesungguhnya ini buku, adalah penuh dengan inspiration. Inspiration bagi kita punya Bangsa yang begitu muram dan kelam hati. Inspiration bagi kaum Muslimin yang belum mengerti betul artinya perkataan "Sunnah Nabi", yang mengira, bahwa sunnah Nabi s.a.w. itu hanya makan korma di bulan Puasa dan celak-mata dan sorban saja! Saudara, please tolonglah. Terima kasih alhir-batin, dunia akhirat.". ----- Indonesia sekarang, sudah mulai bergerak ke arah terjemahan. Termasuk buku 'Minhajul Abidin" karangan Imam Ghozali ini. Bahkan, sudah banyak buku Imam Ghozali diterjemahkan orang ke bahasa Indonesia. "Ihya Ulurnuddin" termasuk di antaranya. Tapi, jumlah itu sama sekali tidak berarti dibandingkan Usaha bangsa lain menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa anak negerinya. Belajar dari pengalaman khalifah-khalifah Abbasiyah, belajar dari periode Restorasi Meiji xang hingga sekarang terus berkembang, bahkan belajar dari pikiran Bung Karno sendiri di tahun 1935, perlulah masalah terjemahan ini merupakan kemutlakan nasional, apabila memang betul kita mau menuju modernisasi. Mestinya, proyek terjemahan ini menjadi proyek besar-besaran. Dari mana datangnya kemajuan bilamana kita menutup pintu dari pikiran orang lain sebagai bandingan? Selama kemampuan berbahasa asing dari rata-rata bangsa kita masih terbatas, jalan keluar satu-satunya adalah lewat terjemahan itu. Saya tahu, banyak pemuka-pemuka
Recommended publications
  • Keutuhan Metodologi Ilmuwan Hadis Ahli Sunnah Wal Jamaah Dalam Bidang Akidah
    Prosiding Seminar Kebangsaan Asyairah Ahli Sunah Waljamaah 3.0 (SUNNI 2019) Melestarikan Warisan Pemikiran Salaf dalam Masyarakat Malaysia 21 Disember 2019 | Kompleks Tun Abdullah Mohd Salleh (43.101), Universiti Kebangsaan Malaysia. © Pusat Kajian Usuluddin dan Falsafah, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Selangor. http: //www.ukm.my/sunni/ Keutuhan Metodologi Ilmuwan Hadis Ahli Sunnah Wal Jamaah Dalam Bidang Akidah DR. MOHD. KHAFIDZ BIN SORONI Institut Kajian Hadis dan Akidah, Jabatan al-Quran dan al-Sunnah, KUIS Abstrak Dalam perdebatan teologi Islam, pelbagai aliran muncul mendokong dan mengembangkan metode pemikiran masing-masing. Perbezaan metode berlaku ekoran daripada perbezaan persepsi terhadap dalil. Penggunaan dalil naqli dan dalil aqli secara seimbang menjadikan golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang merupakan majoriti ulama Islam sebagai sumber autoriti akidah yang benar dan muktabar. Para ulama bersependapat bahawa hanya Asya‘irah, Maturidiyyah dan Athariyyah (Ahli Hadis dan Hanabilah Mufawwidah) sahaja yang terangkum dalam istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah, tidak termasuk aliran- aliran yang lain. Kajian berbentuk kualitatif deskriptif ini memberi fokus secara khusus kepada keutuhan metodologi yang dipegang oleh mereka dengan tumpuan khas terhadap metodologi ilmuwan hadis dalam kalangan mereka. Kata kunci: metodologi, Asya’irah, Maturidiyyah, ilmuwan hadis, Ahlus Sunnah wal Jamaah, kalam Mukadimah Bagi memelihara akidah dan syariah Islam, para ulama telah menggemblengkan segala usaha dan daya upaya mereka agar ia terus kekal bersesuaian dan bertepatan dengan roh wahyu yang dibawa oleh baginda Nabi SAW. Khusus dalam perbahasan akidah, kebanyakan para Salaf hanya menggunakan dalil-dalil wahyu (naqli) sahaja disebabkan kurangnya persoalan-persoalan akidah yang mampu mencabar akal pada awalnya. Menurut Imam Ibn Khaldun (w.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • What Ibn Khaldun1 Says About the Mutashabihat
    What Ibn Khaldun1 Says About The Mutashabihat Insection16ofIbnKhaldun’s‘Al-Muqaddima’hesaysthefollowing:::: Section Sixteen :::: Concerns removing the lid from the Mutashabih of the Kitab and the Sunna , and the doctrinesresultingfromthatamongsttheSunnisandtheInnovators KnowthatAllah–GlorybetoHim–senttousourProphetMuhammad–mayAllahblessandgrant himpeace–callingtosalvationandtheachievementofbliss.HerevealedtohimtheNobleQur’aninthe clearArabictonguewhileaddressingusinittocarryouttheburdensthatwillleadustothat[bliss]. AndinlightofthisaddressandamongstitsinescapablecharacteristicswasthementionofHisattributes andHisnames–GlorybetoHim–inordertoacquaintuswithHisessence,alongwithmentionofthesoul thatclingstous,andthementionoftheangelswhoareintermediariesbetweenHismessengersandus. HementionedtoustheDayofResurrectionandHiswarningswithoutspecifyingtousthe[appointed] timeinanyofit.HealsoestablishedinthisNobleQur’anlettersofthealphabetseveredatthebeginnings ofsomeofitschapters( suwar ),fromwhichthereisnowaytounderstandtheirintent. Henamedallofthesecategoriesfromthebook Mutashabih ,andHecondemnedfollowingthem.He said, “HeistheonewhorevealedtoyoutheBook.Fromitareversesthatareclear(muhkamat).Theyare thefoundationoftheBookwhileothersareallegorical(mutashabihat).Soasforthoseinwhoseheartsis perversion,theyfollowwhatisambiguousofit,whileseekingdiscordandseekingitsmeaning.Andnone knowitsmeaningexceptAllah.Andthosefirmlygroundedinknowledgesay:‘Webelieveinit.Allisfrom ourLord.’Andnonetakeadmonitionexceptthosepossessinginnercore.”{Ali-‘Imran:6 } The scholars
    [Show full text]
  • False Accusations Against the Hanaabilah
    hanaabilah.co m http://www.hanaabilah.com/2012/07/false-accusations-against-hanaabilah.html False Accusations Against the Hanaabilah I decided to write this af ter being f alsely accused of kuf r by not f ollowing Imam Ahmad in the "correct way", In which case the person posted this Article to show what Imam Ahmad "Really" believed. I realize the article is old, however, the age of it doesn't prevent people f rom relying on it, and even though I didn't search to f ind if it was ever answered, Insha'a Allah what I wrote here will benef it people in order to expose the mistakes the Original author presented as the truth. From here on out the Color RED in Italic f ont will symbolize the Original Authors words. Nuh Ha Mim Keller Said: ""Regarding the question of whether Imam Ahmad ibn Hanbal (d. 241/855) was an anthropomorphist, this is something that has been asked since early times, particularly since someone forged an anthropormorphic tract called Kitab al-sunna [The book of the sunna] and put the name of Imam Ahmad’s son Abdullah (d. 290/903) on it.I looked this book over with our teacher in hadith, Sheikh Shu‘ayb al-Arna’ut, who had examined it one day, and said that at least 50 percent of the hadiths in it are weak or outright forgeries. He was dismayed how Muhammad al-Qahtani, the editor and commentator, could have been given a Ph.d. in Islamic faith (‘aqida) from Umm al-Qura University in Saudi Arabia for readying for publication a work as sadly wanting in authenticity as this.
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 137 International Conference on Qur'an and Hadith Studies (ICQHS 2017) THE INTERPRETATION OF VERSES 39 OF AN-NUR IN THE PERSPECTIVE OF TAFSIR AND SCIENCE Afrizal Nur State Islamic University (UIN) Suska Riau [email protected] Muhamad Yasir Riau University Abstract The dynamics of Qur’an interpretation will always occur and follow the development of the era and time. Every period and interpretation era of the Qur'an will always experience innovation and dynamics both from the methodological, systemic and pattern aspects, presentation, styles of uniqueness of the Mufassir. In this paper the author is interested to examine the interpretation of verse 39 of Surah An-Nur and find the correlation between infidelity which is likened by verse with mirage in the perspective of Tafsir and Science. All forms of good deeds done by unbelievers are likened with mirages. The parables are about the condition of thing with something else, either by using the isti’arah sentence or amsalul Qur'an. Keywords: interpretation, science, mirage. Introduction The Qur'an conveys its messages to human using various ways.The purpose is to make the guidance can be easily accepted by the human. One of the uniqueness of the Qur'an is that the messages delivered in simple, easy, and clear way. And one of the methods is through the expression of comparable. Amtsal is one of the styles of Qur’an language in conveying its messages that inspires human to use their mind clearly and precisely. Based on this, many scholars tried to focus on studying the style of language and the editorial of the Qur'an in the form of amtsal andalsotry to find the secret behind the phrase.
    [Show full text]
  • Mengenal Konsep Filsafat Ketuhan Dan Tasauf Ahmad Daudy
    P-ISSN: 2355-7885 E-ISSN: 2355-813X Vol. 6. No. 1 June 2019 Page: 1 - 1 4 MENGENAL KONSEP FILSAFAT KETUHAN DAN TASAUF AHMAD DAUDY Firdaus M. Yunus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Emial: [email protected]) Abstract: Kajian mendalam terhadap filsafat ketuhanan dan tasauf tergolong kajian serius. Ahmad Daudy termasuk salah seorang yang mengkaji persoalan-persoalan tersebut secara serius. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui konsep filsafat ketuhanan dan tasauf melalui karya tulis Ahmad Daudy. Sebagai penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran kepustakaan guna menemukan data-data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Adapun hasil penelitian yang didapatkan, bahwa Ahmad Daudy dalam membahas konsep filsafat ketuhanan mendasarkan pemikirannya pada Alquran, pendapat filsuf, dan pendapat teolog Islam, hal ini sangat beralasan karena ada beberapa persoalan dan dianggap rumit untuk dijelaskan seperti hubungan antara sifat Allah dengan zat-Nya. Sehingga masalah ini tetap menjadi pokok sengketa yang sangat mendasar antara sesama umat Islam dalam upaya memahami zat dan sifat Tuhan. Menurut Ahmad Daudy, sekiranya umat Islam tidak mempertanyakan masalah ini dan bersikap tafwid dan tanzih menyerahkan hal itu kepada Allah Swt, seperti yang diperlihatkan oleh para ulama salaf terdahulu, maka perbedaan pendapat yang mengarah ke permusuhan sesama umat Islam tidak akan terjadi. Mengenai tasauf, Ahmad Daudy berpendapat, bahwa tasauf tidak dikenal dalam generasi awal Islam, tasauf datang pada umat Islam dengan jalan hidayah. Pada abad ke 8 dan 9 M tasauf mulai dinyatakan sebagai suatu sistem ajaran. Dan dalam perkembangannya menjadi sangat filosofis dan konseptual. Tauhid dalam tasauf sifatnya ontologis, sehingga dalam memahaminya memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu antara yang dipahami orang awam dan orang sufi.
    [Show full text]
  • On the Beliefs of the Shi'a Imamiya
    In the name of God, Most Merciful, Most Kind The teachings and beliefs of Shia Islam explained ` Shi'ite Creed (al-I'tiqadat al-Imamiyyah), by Shaikh Saduq, This is a highly authentic account of the principal beliefs of that school of thought within Islam known as 'Shi'ism' in the West. This important branch of the Islamic tradition has produced some of the most profound theological, philosophical and spiritual literature to be found in any religious tradition. The main theological tenets that have guided this dimension of Islam are presented here in a clear and concise way; anyone wishing to become acquainted with the essential theological world view of Shi'a Islam will find this booklet extremely valuable. 1 The Beliefs of the Shi'a Imamiya Taken from www.sicm.org.uk • Introduction • Chapter 22 On the Promise (al-wa'd) and the • The author Threat (al-wa'id) • His works • Chapter 23 On What is Written against the Slave • Chapter 24 On Allah's Justice (al-'adl) • Chapter 1 On the Unity of Allah (tawhid) • Chapter 25 On Purgatory (al-A'raf) • Chapter 2 On the Attributes (of His Essence • Chapter 26 On the Bridge (as-Sirat) and His Actions) • Chapter 27 On the Passes which are on the • Chapter 3 On Responsibility (taklif) Road to the Gathering-Place of Resurrection • Chapter 4 On Human Actions (mahshar) • Chapter 5 On Constraint (jabr) and Delegation • Chapter 28 On the Reckoning (al-hisab) and (tafwid) the Scales (al-mawazin) • Chapter 6 On Allah's Intention (irada) and • Chapter 29 On the Garden (al-janna) and the Will (mashi'a) Fire
    [Show full text]
  • Wahab, Abdul (1997) a Study of Surat Al-A'raf : Development in Tafsir Studies
    Wahab, Abdul (1997) A study of Surat al-A'raf : development in Tafsir studies. PhD thesis http://theses.gla.ac.uk/7234/ Copyright and moral rights for this thesis are retained by the author A copy can be downloaded for personal non-commercial research or study, without prior permission or charge This thesis cannot be reproduced or quoted extensively from without first obtaining permission in writing from the Author The content must not be changed in any way or sold commercially in any format or medium without the formal permission of the Author When referring to this work, full bibliographic details including the author, title, awarding institution and date of the thesis must be given Glasgow Theses Service http://theses.gla.ac.uk/ [email protected] BY ABDUL WAHAB M. A. Arabic & M. A. Islamic Studies University of Peshawar N. W. F. P. Pakistan. A thesis submitted in fulfilment of the requirements for the Degree of Doctor of Philosophy of the University of Glasgow. DEPARTMENT OF ARABIC AND ISLAMIC STUDIES. MAY 1997. ;ý /7% 1ýý/// f. `9 L, 0, Lo s1f ý ýi-y ý ý,yT %ý ý-3 t ýt)v (,y-lý', iý ý,,, '. sL.-" i"-. ý. ýa, ýr . ý,,,, In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful, Praise be to Allah, Lord of the Universe, and Peace and Prayers be upon His Final Prophet and Messenger. ABSTRACT Previous studies have mostly concentrated on narrow specialized aspects of the subject Tafsir al-Qur'än. This study is intended as an attempt at a general investigation of the principles and problems of the exegesis of the Qur'an, its form and content, combining such points of view as are appropriate in each case.
    [Show full text]
  • Kajian Ulama Salaf Dalam Memahami Ayat – Ayat Mutasyabihat
    Jurnal al-Fath, Vol. 07, No. 1, (Januari-Juni) 2013 ISSN: 1978-2845 KAJIAN ULAMA SALAF DALAM MEMAHAMI AYAT – AYAT MUTASYABIHAT M. Sari & Sartika Dewi Dosen Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab IAIN „SMH“ Banten Abstrak Ulama Salaf tidak menggunakan ta'wil tafsili dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat, mereka hanya memberlakukan metode tafwid dan taslim saja sebagai aplikasinya. Terlebih ketika mereka para teolog hanya mendukung pendapatnya saja, tanpa melihat data-data konkrit sebagaimana generasi awal telah mempraktekannya pada metode ta'wil tafsili. Metode ta'wil tafsili ini tidak begitu dominan seperti metode tafwid dan taslim yang pada aplikasinya tidak menyimpangkan makna. Oleh sebab itu ulama Salaf disamping menggunakan metode tafwid dan taslim juga mengunakan metode ta’wil tafsili. Kata Kunci: Ulama Salaf, Mutasyabihat Pendahuluan Perjalanan Islam sebagai risalah yang dibawa oleh Muhammad telah berlangsung lebih dari empat belas abad lamanya. Al-Qur'an sebagai rujukan utama dalam khazanah keislaman selalu dikaji oleh semua lapisan masyarakat untuk melahirkan pemahaman tentang Islam. Dari kajian-kajian tersebut melahirkan berbagai pemahanan yang tidak sedikit menimbulkan pertentangan sebagaimana yang terlihat dalam sejarah perjalanan umat Islam selama lebih dari empat belas abad lamanya. Umumnya umat Islam mengakui akan perbedaan pendapat. Bahkan mereka meyakini bahwa umat Islam akan terbagi dalam tujuh puluh tiga golongan. Sebagaimana yang termuat dalam Hadis 127 128 M.Artinya Sari & Stelahartik aberceraiDewi – berai bangsa yahudi kepada tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua partai dan telah bercerai – berai orang – orang Nasrani kepada tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua partai, dan akan bercerai – berai umat ku kepada tujuh puluh tiga partai semuanya itu dalam neraka terkecuali satu partai saja, para sahabat bertanya siapakah partai yang satu itu ya Rasullah Nabi Menjawab orang yang berada atas apa yang aku dan sahabatku berada diatasnya ( HR Bukhari )1.
    [Show full text]
  • 1 Contemporary Wahhabism Rebranded As Salafism
    FIl se peut q ue quelqu ’un d ise : FIl se peut q ue quelqu ’un d ise : Contemporary Wahhabism rebranded as Salafism: the issue of interpreting the Qur’anic verses and hadith on the Attributes of God and its significance Submitted by Namira NAHOUZA to the University of Exeter as a thesis for the degree of Doctor of Philosophy in Arab and Islamic Studies, April 2009. This thesis is available for Library use on the understanding that it is copyright material and that no quotation from the thesis may be published without proper acknowledgement. I certify that all material in this thesis which is not my own work has been identified and that no material has previously been submitted and approved for the award of a degree by this or any other University. (signature) ......................................................................................... 1 ABSTRACT This research studies the theology of those Wahhabis who have now named themselves Salafis. For the purpose of the study, they are referred to as the ‘Wahhabis-self-named- Salafis’ (WSNS). The thesis starts with the observation that the WSNS are usually studied from a political perspective, much less frequently a theological one. Recent research has identified that the theological background of all the different factions of the WSNS is one and the same. This is true for the WSNS who advocate a peaceful way to achieve their goals, as well as those who do not. This thesis aims to explore some of the theological issues that unify these factions. This research demonstrates that, because the WSNS are opposed to the very concept of interpretation of the Qur’an and the hadith, especially when these texts deal with important theological issues such as the Attributes of God, they have developed a vision of Islamic history which is entirely different from the one which had traditionally been accepted by most Muslim scholars and Western academics.
    [Show full text]
  • CFS: Islam: a Worldwide Encyclopedia
    H-Africa CFS: Islam: A Worldwide Encyclopedia Discussion published by Cenap Cakmak on Tuesday, July 28, 2015 Final call for entries (Islam: A Worldwide Encyclopedia) This is a call for entries for a major reference work on Islamic faith contracted with ABC-CLIO. Inquiries should be addressed to Editor, Dr. Cenap Çakmak, at [email protected]. Potential authors are kindly requested to send a brief CV indicating their areas of expertise and major scholarly works. Entry length ranges between 500 to 2,000 words. Deadline is a little short as the publication schedule is tight. All entries should be written from an Islamic perspective. The work is already included in the production process and offered for preorder (See http://www.amazon.com/Islam-volumes-Encyclopedia-Cenap-%C3%87akmak/dp/1610692160). Almost half of the available entries are being (or will be) written by the editor who is also currently seeking contributors for the final round. Available entries: Abortion 2000 Adoration 1000 Ana al-Haq 1000 Andulus 1000 Annotator/Interpreter of Quran 1000 Angels 1000 Apostles 1000 Appointed day of death 1000 Asabiyya 1000 Ashariyya 1000 Avicenna 1000 Barzach (Intermediate state) 1000 Bayt al-Haram 1000 Bayt al-Maqdis (Bayt al-Muqaddas) 1000 Bigotry 2000 Chastity 1000 Children's rights in Islam 2000 Commons 1000 Compulsion 1000 Creation 1000 Death 1000 Citation: Cenap Cakmak. CFS: Islam: A Worldwide Encyclopedia. H-Africa. 07-28-2015. https://networks.h-net.org/node/28765/discussions/76778/cfs-islam-worldwide-encyclopedia Licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 United States License.
    [Show full text]
  • 13. GABUNGAN BAB 1,2,3,4, DAN 5.Pdf
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt. telah mengilhami kepada manusia dengan hakikat yang kokoh dan pasti yang berhubungan dengan unsur-unsur dasar yang bertalian erat dengan wujudnya dalam kehidupan dunia ini. Bahkan dengan hal-hal yang lebih khusus setelah kehidupan dunia ini.1 Sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini adalah merupakan perjalanan yang pertama dan kita akan melangkah dari itu dengan mati menuju perjalanan yang kedua yaitu berpindah menuju ke kehidupan alam akhirat.2 Ketika usia dunia berakhir, seluruh isi dunia mengalami kepunahan. Waktu akhir bagi manusia adalah “kematian”. Sedangkan hancurnya dunia disebut “kebangkitan”.3 Kematian ini bukan yang biasa kita pahami dan kita lihat sehari-hari sebagai hilangnya fungsi indra, punahnya kemampuan beraktivitas dan lenyapnya kehidupan (fisik). Jadi, saat kematian adalah saat semua manusia kembali kepada Allah Swt. sekaligus saat penggiringan setiap mahluk ke sisi-Nya.4 Allah Swt. telah menjelaskan filosofi kematian dalam QS.Al- Mulk[67] ayat 02: 1 Abdurrazaq Naufal, Hidup di Alam Akhirat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1992), p. 1 2 Abdurrazaq Naufal, Hidup di Alam Akhirat, …, p. 54 3 Khawaja Muhammad, Mati itu Spektakuler, (Jakarta: Zaman, 2011), p. 193 4 Muhammad Husain Thabathaba‟I, Ada Apa Setelah Mati? Pandangan Al- quran, (Jakarta: Misbah, 2006), p. 13 1 2 “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”5 Hidup dan mati yang diciptakan Allah Swt. semata-mata bertujuan menguji amal-amalmu dan bersaksi siapa di antara kamu yang beramal buruk dan siapa yang beramal baik. Allah Swt.
    [Show full text]