Jurnal Ekonomi & Keuangan Volume 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

MENUJU TEORI AKUNTANSI SYARIAH BARU

Aji Dedi Mulawarman Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya , Malang e-mail: [email protected]

Iwan Triyuwono Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya , Malang e-mail: [email protected]

Gugus Irianto Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya e-mail: [email protected]

Unti Ludigdo Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya e-mail: [email protected]

Abstract

The purpose of this article is to develop shariate accounting theory called the New Islamic Accounting Theory (NIAT), constructed from simultaneous universalities of Islamic soul (Tauhid) and localiti es of Indon esian uniqueness (Moslem business activity). This methodology used is Extended Integrated Islamic Hype rstructuralism (EXIST) -revisited, based on purification (tazkiyah) that would take synergy of empirical and normative values . The result is, fi rst, normative accounting values have Tauhid values. Se cond, the values from Indonesian Moslem is about unified tradition works (ma’isyah) to realize livelihood (rizq) and discover wealth (maal) that should be blessing of God (barakah). Third, synergy cons equences from normative -empirical values compose the structure of shariate accounting theory that have unique accounting objectives and technological forms of shariate financial statements.

Keywords: Islamic accounting theory, tazkiyah, ma’isyah, rizq, ma al, b arakah.

PENDAHULUAN lokal adalah realitas yang tak dapat dipungkiri ter utama di Indonesia seb agai manifestasi Segala puji dan syukur hanya untuk Allah muslim dalam menjalankan praktik bisnisnya di Su bhanahu Wa Ta’ala , pemberi nikmat rezeki mana mereka hidup dan berinteraksi. dan barakah utama, pemberi cahaya dan cinta Temuan -temuan empiris diperlukan teri ndah, penebar rahman dan rahim terindah, untuk membuktikan bahwa terdapat konek sitas bak cahaya dan cinta yang selalu hadir di setiap tak terhindarkan akuntansi normatif -teoritis diri, l ingkungan dan alam se mesta milik -Nya. sebagai aspek universal, dengan a spek budaya, Sal awat serta salam semoga selalu tercurah dan religiusitas -spiritualitas, etis dan bahkan lokal. te rsanjungkan kepada Sang Abd -Allah , Sang Aspek -aspek tersebut sangat mempengaruhi Khal ifatullah fil ardh , Sang Nabi Besar, Sang bentuk dan “ taste ” akuntansi yang memiliki Rasul Ujung Zaman, Sang Pemimpin Peradaban nilai -nilai universalitas Islam sekaligus nilai - Islam, Sang Pem bawa Mu’jizat Pamungkas – Al nilai lokal khas Indonesia. Akuntansi syariah Qur’anul Karim , Sang Pembimbing Umat ber -“jiwa” u niversalis sekaligus lokal tak dapat Manusia Menuju Pencerahan Ilahiyyah , Muham - dipungkiri telah menjadi potret diferensiasi atas mad bin Abdullah shallallahu alaihi wasallam . akuntansi Barat yang selama ini selalu dan Penelitian ini bertujuan untuk mengem - “sengaja” dipaksakan sebagai bebas nilai dan bangkan teori akuntansi syariah baru atau New dapat digunakan dimanapun akuntansi ditera p- Islamic Accounting Theory disingkat NIA T. kan (Mulawarman 2008) 1. Pengembangan NIAT dikonstruksi dari sinergi universalitas jiwa Islam yaitu Tawhid dan 1 Mulawarman (2008) menjelaskan bahwa hampir seluruh ‘peta’ keun ikan aktivitas bisnis masyarakat Muslim. akuntansi Indonesia merupakan by product Barat. Akuntansi Sinergi nilai -nilai universal Islam dan keunikan konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa perubahan berarti. Kurikulum, materi dan teori yang diajarkan di 62 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

Ibn Khaldun (2000, 296-304) ilmu wan Perta nyaannya kemudian apakah me - Muslim jaman keemasan Islam yang juga di- mang kita tidak memiliki sistem akuntansi nobatkan oleh Barat Modern sebagai Bapak sesuai realitas kita? Sebuah Teori Akuntansi Peradaban dan Sosiologi Dunia, dalam buku Syariah Baru yang sesuai realitas kita? Apakah maestronya, Muqaddimah, bahkan sejak lama masyarakat Indonesia tidak dapat mengakomo - telah memberi data empiris kepada kita. Data dasi akuntansi dengan tetap melakukan penye - empiris sistem akuntansi Islam di jaman ke - suaian sesuai realitas masyarakat Indonesia? khalifahan Umayyah di Andalusia, Abbasiyah, Lebih jauh lagi sesuai realitas masyarakat Indo- Abi Hafsh di Ifriqiyah, Zanatah di Maghribi, nesia yang religius? Religiusitas Indonesia yang Turki, Irak, Persia, Syria, dan banyak lagi, yang didominasi 85% masyarakat Muslim? sangat beragam modelnya. Kesamaan nya ada Apabila kita mempercayai bahwa sistem pada nilai -nilai universal Islam, sedangkan akuntansi dan perekonomian di Indonesia harus ketika b erada di lokalitas di mana daulah atau ma ndiri dan bebas dari jebakan sosiologis dan kekhalifahan berada, model akuntansinyapun kebudayaan Barat, maka yang paling rasional disesuaikan dengan budaya yang berkembang dan mungkin adalah per ubahan dengan élan di sana. Ditegaskan pula oleh Majid (1997, 24- vital atau fitrah kita sendiri. Yang jelas per - 29) seorang ilmuwan Muslim dari Kairo, bahwa ubahan menuju fitrah bukanlah bentuk yang istilah, peran dan fungsi akuntan Islam s ecara disebut Kuntowijoyo (1999, 30) gejala retra - umum disebut Diwan memiliki karakteristik disionalisasi semu . Artinya, kembali ke fitrah yang disesuai kan kekhalifahan dimana berada. bukan menjadikan simbol-simbol keislaman Maksum seperti dikutip Huda (2007, 42) hanya sebagai artifisialisasi kemapanan, juga menjelaskan bahwa Islam sebagai agama sedangkan ber akuntansi atau berekonomi universal telah membawa peradaban nya sendiri misa lnya, hanya ditempeli simbol syariah atau yang berakar kuat pada tradisi yan g sangat Islam, padahal nilai yang ada masi h bersumber panjang sejak masa Rasulullah. Ketika ber - pada nilai -nilai Barat. sentuhan dengan situasi lokal dan partikular, Kembali ke fitrah merupakan felt -need peradaban Islam itu tetap mem pertahankan yang berhubungan dengan kejiwaan yang men - esensinya yang sejati, walaupun secara instru - dalam. Kembali ke fitrah sebagai élan mental menampakkan bentuk-bentuk yang kemandirian masyarakat Islam haruslah tertata kondisional. Bahkan lebih tegas l agi, menurut dari sumber Islam itu sendiri, Tawhid , bukan Hasan Mua’arif Ambary yang juga dikutip melakukan pekerjaan tambal sulam sumber Huda (2007, 42), masa -masa datang, tumbuh, ekonomi Barat menggunakan nilai -nilai Islam dan berkembangnya Islam serta unsur -unsur dan bersifat ad-hoc. Perubahan menuju budaya Islam di Nusan tara, menghasilkan dan kemashalatan yang lebih baik perlu menangkap menin ggalkan peradaban yang secara ideologis substansi makna “kembali ke kemanusiaan dan bersumber kepada Kitabullah dan kehambaan kita semula”, yang bebas dari retra - Rasul. Sementara itu secara fisik, mem - disional isasi semu, tetapi dijalankan dengan perlihatkan anasir berkesinambungan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Simbol ke - unsur keb udayaan Islam pra -Islam. Oleh karena manusiaan seperti itu penulis sebut sebagai itu keb udayaan Islam Indonesia mempunyai Tazkiyah. karakte ristik yang berbeda dengan kebudayaan di negara -negara manapun. TAZKIYAH : DASAR KONSTRUKSI TEORITIS AKUNTANSI SYARIAH

Indonesia adalah akuntansi pro Barat. Sem ua standar akuntansi Membangun sains dan teknologi akuntansi yang berinduk pada landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASC Islami, katakanlah Tazkiyah2 akuntansi, yaitu (International Accounting Standards Committee) . Indonesia bahkan terang -terangan menyadur Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements IASC yang dik eluarkan Ikatan 2 Tazkiyah secara harfiah ada lah pensucian. Tazkiyah merupakan Akuntansi Indonesia (IAI). Dunia bisnis tak kalah, semua aktivitas proses dinamis untuk mendorong individu dan masyarakat dan sistem akuntansi juga diarahkan untuk memakai acuan tumbuh melalui pensucian terus -menerus. Menurut Ahmad dalam akuntansi Barat. Hasilnya akuntansi sulit sekali menyelesaikan Gambling dan Karim (2004; 33) pertumbuhan dan perubahan masalah lokalitas. Akuntansi hanya mengakomodasi kepen tingan serta peningkatan manfaat materi dalam konsep Tazki yah bukan ”market ” (pasar modal) dan tidak dapat menyelesaikan masalah hanya “berdampak”, tetapi “memiliki keutamaan”, pada keadilan akuntansi untuk UMKM yang mendominasi perekonomian sosial dan pengembangan spiritual yang lebih baik bagi umat. Indonesia lebih dari 90%. Hal ini sebenarnya telah menegasikan Tazkiyah mempunyai sifat menyeluruh dan mencakup aspek sifat dasar lokalitas masyarakat Indonesia. moral, rohani dan material yang terikat satu lainnya.

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 63

NIAT, merupakan proyek pengembangan sains kekerasan sangat halus melalui intervensi teknologi bernilai -nilai akhlak/moral, spiritual simbol pikiran. Real itas simbolik “dunia lain” transenden, inheren di dalamnya, bukan parsial (Barat) dipaksakan lewat semantisasi teori atau terpecah -pecah. Tazkiyah akuntansi harus akuntansi sebagai doxa akuntansi (lokal). Doxa memenuhi tiga syarat utama, yaitu Koeksis - akuntansi dijelaskan Mulawarman (2007a; ten si 3, Pen sucian 4 dan Adaptasi Kontekstual 5. 2007b) jelas “ meme njara” ruang kreativitas Tazkiyah Akuntansi 6 dapat menye - empiris penggiat o rganisasi untuk menjalankan lesaikan masalah secara kontekstual, mem bantu aktivitas pencatatan sampai pelaporannya dunia empiris bisnis masyarakat Muslim melalui symbolic violence elemen -elemen mel akukan pencatatan dengan tetap berpegang laporan keuangan. pada nilai -nilai Islam dan tujuan syari’ah. Gagasan tentang akuntansi yang lebih Tazki yah akuntansi sesuai realitas nya bukanlah kultural, menengok kepentingan lebih luas, mer upakan proyek “mimpi”, tetapi proyek sosial -kemasyarakatan, lingkungan, dan paling sesuai hadits Rasulullah: “Engkaulah Yang utama lagi, dalam kacamata akuntansi syari’ah, Menget ahui Duniamu” dan harus merupakan yaitu akuntabilitas pada Allah SWT., rasa - impleme ntasi “Jihad Fisabilillah Keilmuan”. rasanya sangat mendesak untuk dikembangkan Ketika aku ntansi tidak dapat merefleksikan lebih jauh. Melakukan rekonstruksi empiris kepentingan masyarakatnya, maka menurut lebih serius dari induknya sendiri, untuk me m- Mulawarman (2007a; 2007b) yang terjadi buka gagasan -gagasan orisinil, dari praktik, memang seperti diungkapkan Bourdieu (1977, lapangan, dan perilaku bisnis Muslim Indonesia 159) sebagai doxa , yaitu menetapkan tatanan sendiri dapat dikembangkan. Berikut ini akan sosial asing (baca: Barat) pada diri individu dirumuskan pengembangan teori akuntansi tanpa sadar ( habitus ) dalam realitas sosial syari’ah, mulai dari rumusan tujuan, konsep (field ) untuk menjadi budaya lokal (baca: dasar teoritis, karakter laporan keuangan, tujuan Indonesia). Doxa berujung symbolic violence , laporan keuangan, prinsip -prinsip akuntansi syari’ah sampai bentuk tek nologinya (laporan keuangan). Semuanya berorientasi pada optimasi cita -cita dan nilai kesejahteraan manusia dalam semua dimensi, baik dunia maupun akherat. Tazkiyah juga mencakup seluruh perubahan dan TEORI AKUNTANSI SYARIAH: ANTARA keseimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Penjelasan lebih detil IDEALIS DAN PRAGMATIS juga dapat dibaca dalam Mul awarman (2006) Bab 4, 6,7,8,9,10. 3 Islamisasi bersifat koeksistensi berusaha menemukan pasangan Pembentukan NI AT melalui Tazkiyah di sini hidden atau yang di -hidden -kan. Koeksistensi memungkinkan merupakan bentuk pengembangan akuntansi adanya bentuk laporan keuangan unik sesuai nilai -nilai lokal dan budaya setempat sekaligus memiliki n ilai universalitas yang syariah dari sisi idealis. Seperti diketahui berakar pada nilai -nilai peradaban tertentu, Peradaban Islam aku ntansi syariah apabila dilihat dari pen - misalnya (lihat Al Faruqi 1985; Kuntowijoyo 2004; Triyuwono 2006). dekatan teoritis -praktisnya dapat dibagi menjadi 4 Islamisasi melalui proses pensucian tetap menyepakati , yaitu akuntansi syariah idealis dan prag - penghilangan nilai -nilai kontradiktif. Islamisas i misalnya matis . Akuntansi syariah pragmatis meng- menyepakati nilai kesederhanaan sebagai antitesis keserakahan, kerjasama sebagai antitesis persaingan, miskin sebagai antitesis utamakan adaptasi akuntansi syariah konven - kaya, dan lain -lain. Ketika nilai -nilai tersebut nilai -nilai sional mulai konsep dasar teoritis sampai ben - keburukan, kejahatan, kesesatan, destruktif, bernilai ne gatif, dan tuk teknolo ginya, disesuaikan dengan nilai -nilai tidak dapat disandingkan, maka yang diperlukan pensucian atau bahkan reduksi (lihat Al Attas 1981; Mahzar 2004; Mulawarman Islam. Akuntansi syariah idealis mencoba 2006). membangun teori sampai bentuk teknologinya 5 Islamisasi Adaptasi Kontekstual, melakukan penyesuaian realitas pada kemungkinan nilai kebaikan sosiologis -histor is berdasar nilai -nilai Islam. “baru” yang tidak ter -cover dalam realitas sosiologis -historis Aliran akuntansi pragmatis menganggap Islami “lama”. Mengangkat nilai kebaikan baru sehingga dapat beberapa konsep dan teori akuntansi konve n- dipakai karena memang secara substansial memiliki nilai -nilai syari’ah. Hal ini disebut Neo -modernisme Islam Fazlur Rahman sional dapat digunakan dengan beberapa (1965 ; 1987; 1995; 2000; 2003), yaitu nilai Islam bernilai modifikasi. Modifikasi dilakukan untuk substansi dalam realitas kesejarahan dimana masyarakat Islam kepentingan pragmatis seperti penggunaan tumbuh. 6 Tazkiyah Akuntansi adalah salah satu bentuk tanggungjawab akuntansi dalam perusahaan Islami yang peradaban untuk Islamisasi atau Pengilmuan Islam di bidang memerlukan legitimasi pelaporan berdasarkan akuntansi. Me mbangun konsep akuntansi syari’ah, teknologi sampai praktiknya tentu saja tidak hanya melakukan ‘foto kopi nilai -nilai Islam dan t ujuan syari’ah. akuntansi konvensional’ dan melakukan ‘ tipp -ex sana -sini’ dan Akomodasi akuntansi konve nsional tersebut kemudian ‘menempel tulisan yang bernuansa syari’ah’.

64 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

memang terpola dalam kebij akan akuntansi nilai tambah dan diklasifikasikan menjadi direct seperti Accounting and Auditing Standards for participants dan indirect participants . Direct Islamic Financial Institutions yang dikeluarkan stake holders adalah pihak yang terkait langsung AAOIFI secara internasional dan PSAK No. 59 dengan bisnis perusahaan, yang terdiri dari: atau yang terbaru PSAK 101-106 di Indonesia. pemegang saham, manajemen, karyawan, Hal ini dapat dilihat misalnya dalam tujuan kred itur, pemasok, pemerintah, dan lain -lain - akuntansi syari’ah aliran pragm atis yang masih nya. Indirect stakeholders adalah pihak yang berpedoman pada tujuan aku ntansi konven - tidak te rkait langsung dengan bisnis perusaha- sional dengan perubahan modif ikasi dan penye - an, terdiri dari: masyarakat mustahiq (penerima suaian berdasarkan prinsip -prinsip syari’ah. zakat, i nfaq dan shadaqah ), dan lingkungan Tujuan akuntansi di sini lebih pada pendekatan alam (misalnya untuk pelestarian alam). kewajiban, berbasis entity th eory dengan akuntabilitas terbatas. METODOLOGI PENELITIAN: TAZKIYAH Mulawarman (2009) bahkan melihat TIGA TAHAP regulasi bentuk laporan keuangan yang di- Pengembangan NIAT menggunakan m etodo logi keluarkan AAOIFI misalnya, disamping Tazkiyah Tiga Tahap. Tazkiyah Tiga Tahap di meng eluar kan bentuk laporan keuangan yang sini adalah perluasan metodologi Hi per - tidak berbeda dengan akuntansi konvensional strukturali sme Islam Terintegrasi (HIT) dari (neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran Mulawarman (2006) dan revisian Ekstensi -HIT kas) juga menetapkan beberapa laporan lain dari Mulawarman (2009) atau disebut Extended seperti analisis laporan keuangan mengenai Integrated Islamic Hyperstructuralism (E XIST) - sumber dana untuk zakat dan penggunaannya; revisited . Tazkiyah Tahap Pertama berupa analisis laporan keuangan mengenai earnings pengembangan konsep dasar teoritis akuntansi atau expenditures yang dilarang berdasarkan syariah dari nilai -nilai normatif Islam, yaitu syari’ah; laporan responsibilitas sosial bank Tawhid . Tahap kedua, penelusuran lapangan syari’ah; serta laporan pengembangan sumber untuk menemukan nilai -nilai Islam “kultural” daya manusia untuk bank syari’ah. Ketentuan khas masyarakat bisnis Muslim di Indonesia. AAOIFI lebih diutamakan untuk kepentingan Tahap Ketiga, integrasi Tahap Per tama dan ekonomi, sedangkan ketentuan syari’ah, sosial Tahap Kedua untuk menemukan titik te mu nilai - dan lingkungan merupakan ketentuan tamb ah- nilai universal Islam dan nilai -nilai bisnis lokal an. Dampak ketentuan AAOIFI yang longgar masyarakat Muslim di Indonesia. Berikut tersebut, membuka peluang perbankan syari’ah dijelaskan masing -masing tahap Tazkiyah . mementingkan aspek ekonomi dar ipada aspek syari’ah, sosial maupun lingkungan. Sinyal ini Tazkiyah Tahap Pertama: Proses Normatif terbukti dari penelitian empiris seperti Sulaiman dan Latiff (2003), Hameed dan Yaya (2003), Tazkiyah di sini adalah melakukan purifikasi Syafei, et al. (2004). konsep dasar teoritis akuntan si konvensional Aliran Akuntansi Syari’ah Idealis di sisi untuk konstruksi konsep dasar teoritis sesuai lain melihat akomodasi yang terlalu “te rbuka nilai utama Islam, yaitu Tawhid . Tahapan dan longgar” jelas -jelas tidak dapat diterima. pertama di sini meliputi, (1) pendalaman Beberapa alasan yang diajukan misalnya, interkoneksi unsur -unsur teoritis akuntansi landasan filosofis akuntansi konvensional syariah; (2) mencari struktur di balik unsur - mer upakan representasi pandangan dunia Barat unsur; (3) menemukan binary opposition unsur - yang kapitalistik, sekuler dan liberal serta unsur teori akuntansi syariah , dan (4) melihat didominasi kepentingan laba (li hat misalnya realitas tersembunyi di luar unsur dan realitas, Gambling dan Karim 1991; Baydoun dan mulai dari tulisan , jejak , perbedaan sekaligus Willett 1994 dan 2000; Triyuwono 2006; penundaan tanda ( differance ), serta hasil Sulaiman 2001; Mulawarman 2006; 2009). penundaan (arche -writing). Konsep dasar teoritis akuntansi yang Tazkiyah Tahap Kedua: Proses Empiris sesuai dengan nilai dan tujuan syari’ah menurut Tazkiyah Tahap Kedua adalah proses empiris aliran idealis adalah Shari’ate Enterprise Th e- meliputi, (1) pencarian struktur di balik realitas ory . Menurut konsep ini stakeholders adalah empiris pembentuk unsur; (2) penggalian pihak yang berhak menerima pendistribusian

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 65

substansi unsur-unsur teori akuntansi syariah dan menterjemah pada perilaku individu secara sinkronis di lapangan pada rentang (Bourdieu dan Wacquant, 1992). waktu yang sama (b ukan diakronis/per - Model CS ditegas kan Mulawarman kembangan antar waktu); (3) penggalian unsur- (2009) masih menyimpan masalah. Bourdieu unsur teori akuntansi syariah melalui sintesis tidak pernah menyeberang lebih jauh pada sinkronis -diakronis. Sintesis di sini adalah kesadaran lain dari luar materi individu (yang penggalian antropologis tidak hanya berdasar - sebenarnya terdapat pada diri individu itu kan rentang waktu yang sama (sinkronis) tetapi sendiri). Proses rekonstruksi melalui “ekstensi” juga per kembangan antar waktu (diakronis). CS dilakukan melalui habitus, field dan Teknisnya, penggalian integrasi empiris pra ctice . Artinya, fase ini merupakan proses dilakukan saling silang makna dari realitas empiris untuk membukti kan bahwa sebenarnya aktivitas bisnis masyarakat Muslim saat ini terdapat nilai -nilai yang dapat dijadikan source (sinkronis) maupun realitas masa lampau teori akuntansi syariah sesuai nilai mereka seperti Sirah Rasulullah SAW (diakronis). sendiri ( habitus) secara material -batin -spiritual. Penel itian empiris ( practice ) dengan melakukan Tazkiyah Tahap Ketiga: Proses Sinergi pengamatan, wawancara dan pendalaman (field ) No rmatif -Empiris makna dan simbol dari informan Muslim mel akukan aktivitas dagangnya. Meng- Tahap ketiga adalah proses integrasi dan titik agendakan perjalanan untuk melakukan temu nilai -nilai normatif dan empiris men g- perjalanan ke pusat ’trah -trah” bisnis di- gunakan metodologi Constructivist Struc- laksanakan mu lai perte ngahan bulan Syawal tura lism (Wainwright, 2000) versi Bourdieu 1427 H (awal bulan Nopember 2006) sampai (1977; 1989). Meskipun Constructivis t Struc - pertengahan Shafar 1428H (akhir Juni 2007). turalism (CS) sebelum digunakan perlu dilaku - Trah pertama Pak Abbas (pengusaha real estat kan “e kstensi”. CS selalu menginginkan adanya dan pertambangan) mewakili Sarekat Islam titik temu antar teori dan praktik yang mungkin (SI). Trah kedua tokoh Kopontren Sidogiri (Mahar et al. 2005). Proses titik temu melibat- diwakili oleh Pak Mahmud dan Pak Dumairi kan field (ruang sosial) dan habitus (perilaku sebagai repre sentasi Nahdlatul Ulama. Trah individu tanpa sadar) (Bourdieu 1977). Unsur ketiga trah Muhammadiyah d iwakili pak Aziz penting CS yaitu setiap individu dalam realitas (produsen spareparts mebelair kayu di Jepara). (practice ) menjalankan produk sosial ( field ) Rerangka konseptual penelitian lihat gambar 1. sekaligus dipengaruhi kerangka pikir ( habitus)

Konsep Dasar Nilai -nilai Universal Penelusuran Teoritis Akuntansi Islam -Sinkronis ( Empiris ) Konvensional - Diakronis ( Sirah Rasul )

Ekstensi Constructivist Str ucturalism

Teori Akuntansi Syariah Baru

Gambar 1: Rerangka Konseptual Penelitian Ekstensi Hiperstrukturalisme Islam Terintegrasi

66 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

PROSES REKONSTRUKSI TEORI cinta harta harus diarahkan pada tiga hal. AKUNTANSI SYARIAH Pertama kecintaan harta sesuai maqashid asy - syari’ah untuk merealisasikan kemas lahatan Tazkiyah motivasi dan tujuan dalam akuntansi dunia dan alam semesta sekaligus. Ke dua, tugas syari’ah pada dasarnya dilakukan untuk (Khalifatullah fil ardh) dan pengabdiannya melakukan pencerahan dan pembebasan dari (abd’ Allah). Ketiga, fitrah kemanusiaan hegemoni korporasi dan pemilik modal y ang lainnya yang berlawanan dengan kecintaan telah mengakar kuat dalam seluruh bangunan harta yaitu kedermawan an. Ketiga hal itu hanya akuntansi (Mulawarman, 2008). Tazkiyah dapat terlaksana dengan jalan niat dan tujuan akuntansi syari’ah harus diarahkan pada penyucian ( Tazkiyah) secara teru s menerus pemahaman Tawhid , yaitu pemahaman kepada (Ibrahim 2005; 99-102). sang Pencipta, Allah SWT. Dari titik sentral Tujuan akuntansi syari’ah dengan Tuhan, beranjak pada cinta manusia pada demikian dapat didefinisikan sebagai realisasi Tuhan -Alam -Manusia, berlanjut pada akun- kecintaan kepada Allah SWT, baik berbentuk tabilitas, dan proses terakhir adalah pemahaman ketundukan maupun kreativitas, atas transaksi - terhadap informasi, yaitu bentuk pencatatan transaksi, k ejadian -kejadian ekonomi serta untuk mencapai tujuan. proses p roduksi dalam organisasi, yang Nilai- nilai Islam berdasarkan Tawhid penyampaian informasinya bersifat material, merupakan nilai yang dianut setiap Muslim batin maupun spiritual, sesuai nilai -nilai Islam dalam keimanan dan penegasan atas Keesaan dan tujuan syari’ah. Allah. Keimanan dilanjutkan pada kepatuhan Konsekuensi tujuan akuntansi syari’ah menjalankan syari’at sebagai penyerahan diri seperti itu akan membentuk konsep dasar sebagai hamba Allah ( ‘abd Allah) (QS: 51:56; teoritis akuntansi syariah yang ber beda. 36:61; 6:162). Set elah itu manusia harus terjun Akuntansi konvensional berdasarkan konsep dalam hiruk pikuknya dunia sebagai proprietary theory dan berevolusi menjadi Khalifatullah fi l ardh (QS. 35:39). Untuk entity theory . Akuntansi syari’ah menyetujui melaksanakan koeksistensi tujuan manusia penggunaan konsep dasar t eori tis enterprise tersebut Allah memberikan perangkat - theory , meskipun konsep tersebut masih perlu perangkat hukum (syari’at) yang bersumber dilakukan Tazkiyah (Islamis asi). pada Al Qur’an dan As Sunnah. Manusia diberi kebebasan memilih bentuk -bentuk muamalah Konsep Dasar Teoritis Akuntansi Syari’ah sesuai potensi dan kesemp atan yang dimilikinya dan Karakter Laporan Keuangan (Ibad, 2003). Dengan itu pula manusia tidak memiliki maqashid asy -syari’ah (tujuan Enterprise theory tidak sepenuhnya sesuai nilai - syari’ah) lain kecuali k emaslahatan dalam nilai Islam dan tujuan syari’ah. Oleh karena itu bentuk keadilan sosial (Mas’udi 1995). enterprise theory menurut Triyuwono (2006) perlu dilakukan modifikasi, sehingg a sejalan Tujuan Akuntansi Syariah dengan nilai -nilai syari’ah, dengan men - dasarkan pada nilai -nilai keadilan, kejujuran, Berdasarkan kesejahteraan untuk semua itulah amanah dan tan ggungjawab. Mudahnya, kemudian konsep Tazkiyah menjadi konsep enterprise theory memerlukan internalisasi yang harus selalu hadir sebagai bagian dari ciri Nilai, yaitu Tawhid . khas Islam. Usaha manusia memperoleh harta Slamet (2001) mengusulkan apa yang benda yang mencukupi kehidupannya disebut dengan shari’ate enterprise theory merupakan jawaban terhadap panggilan dan (SET). SET menurut Triyuwono (2007) dikem - tuntutan fitrah dan nafsunya yaitu cinta pada bangkan berdasarkan “metafora zakat” yang harta benda. Hal ini bukan lah penyimpangan pada dasarnya memiliki karak ter keseimbangan. dan bukan pula penghalang untuk mencapai Keseimbangan berbasis metafora zakat secara ridha Allah. Karena cinta harta merupakan implisit mengan dung nilai egoistik -altruistik, fitrah sejak ia dicip takan namun man usia dalam material -spirit ual dan individu-jama’ah. Kon- memenuhi tuntutan nafsunya berkewajiban sekuensi dari nilai k eseimbangan ini menye - untuk men jaga batas -batas syari’at dan babkan SET memiliki kepedulian pada stake - menggunakan cara yang disyari’atkan (lihat misalnya QS. 18: 46; 89: 20; 100: 8). Tetapi, Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 67

holders yang luas, yaitu Allah 7, manusia 8 dan keuangan memiliki sifat material -spiritual, alam 9. SET lanjut Triyuwono (2007) merupa- egoistis -altruistis, kuantitatif -kualitatif (Tri - kan per wujudan akuntabilitas manusia sebagai yuwono 2006) dan ketundukan -kreativitas wakil Allah di bumi (khalifatullah fil ardh). (Mulawarman 2007a; 2007b). Karakter laporan Akuntabilitas khalifatullah fil ardh dalam keuangan syari’ah yang diperluas seharusnya pandangan Mulawarman (2006; 2009) sebenar - dapat dijadikan source pengembangan laporan nya baru sebatas dimensi pertanggungjawaban keuangan syari'ah secara teknologis. dari sisi “kreativitas”. Berdasarkan prinsip ke - seimbangan SET, Mulawarman (2006; 2009) Mengembangkan Tujuan Laporan menegaskan akuntabilitas khalifatullah fil ardh Keuangan Syari’ah dari Realitas Lokal juga memiliki pasangannya, yaitu dimensi abd Rumusan tujuan laporan keuangan syari’ah ‘Allah. A bd’ Allah merupakan bentuk pertang- dapat dilakukan denga n cara menggali substansi gungjawaban dari sisi “ketundukan dan ke - lap oran keuangan secara diakronis, sinkronis patuhan” menjalankan syari’ah Islam. Ke - dan sinergi keduanya. Penelusuran diakronis tundukan manusia diharapkan berdampak pada yaitu melakukan pendalaman aspek terpenuhinya tujuan syari’ah, yaitu kesejahtera - antropologis sirah saw terutama an bagi manusia, sosial dan alam. Bentuk pada fase Hijrah. Pen elusuran sinkronis yaitu konkritnya bahwa setiap distribusi kesejah - melakukan pendalaman aspek antropologis teraan harus memenuhi kriteria halal , thoyib aktivitas bisnis masyarakat Muslim Indonesia. dan bebas riba. Sinergi diakronis dan sinkronis dilakukan untuk Menurut Triyuwono (2006) akuntabilitas menemukan titik temu keduanya sekaligus sebagai represen tasi dari spirit merupakan satu substansi teknologi laporan keuangan sesuai sisi dari mata uang logam akuntansi syariah. konsep dasar teoritis akuntansi syari’ah, yaitu Sisi yang lain adalah pemberian informasi shari’ate enterprise theory . sebagai perw ujudan materi. Pemberian infor - masi tidak terbatas pada pemberian informasi Penelusuran diakronis sirah Rasulullah SAW kuantitatif, sebaga imana pada akuntansi modern, t etapi juga informasi kualitatif, baik Hijrah dilakukan Rasulullah dengan cara yang bersifat ekonomi maupun yang bersifat melakukan konfigurasi kemasyarakatan “ baru” sosial, spiri tual maupun batin. Perlu diketahui berdasar nilai -nilai Islam (spiri tualitas) sebagai bahwa tujuan Informasi akuntansi syari’ah penyatu aktivitas sistem sosial, ekonomi, meskipun sebagai perwujudan “materi,” se - politik, hukum, pendidikan, budaya, dan nilai - betulnya informasi tersebut terdiri dari in fo r- nilai lainnya. Ekonomi tidak ditempatkan masi materi dan non-materi. Konse kuensi dari sebagai kekuatan utama pengendali aktivitas informasi materi adalah berupa informasi kuan - kehidupan. Muhammad pada saat masuk di tit atif, sedangkan informasi non-materi berupa Madinah mendirikan dan sekaligus menetapkan informasi kualitatif. Masjid sebagai pusat segala aktifitas. Seluruh Implementasi keseimbangan akun- aktifitas k aum Muslim dipusatkan di Masjid, tabilitas ‘ abd Allah dan khalifatullah fil ardh seperti dijelaskan Sabzwari (1984) dalam memiliki i mplikasi pada pembentukan karakter Karim (2004, 25) mulai dari pertemuan antar laporan keuangan syari'ah. Karakter laporan anggota parlemen, sekretariat negara, mah - kamah agung, markas besar tentara, pusat 7 Allah sebagai stakeholders terti nggi agar akuntansi syari’ah pendidikan dan pelatihan juru dakwah, hingga tetap bertujuan “membangkitkan kesadaran Ketuhanan” para baitul ma l. penggunanya. 8 Manusia dibedakan menjadi direct stakeholders (pemegang Khusus perubahan ekonomi, Rasulullah saham, karyawan, kreditor, pemerintah, pemasok, pelanggan dan mendorong terjadainya “mekanisme baru eko - lainnya) dan indirect stakeholders (m asyarakat umum khususnya nomi”, ekonomi back to nature. Penyadaran mustahiq dan lingkungan dalam arti menjaga, memperbaiki dan melestarikan alam) . ekonomi sebagai bagian dari integrasi nilai -nilai 9 Alam adalah pihak yang memberikan kontribusi bagi hidup dan Islam dengan cara melakukan perubahan dari matinya perusahaan sebagaimana pihak Allah dan manusia. Namun alam tidak menghendaki dist ribusi kesejahteraan dari pola kapitalistik model Mekkah menuju sifat perusahaan dalam bentuk uang sebagaimana yang diinginkan alam dan tradisi Ilah iyyah masyarakat Madinah manusia. Wujud distribusi kesejahteraan berupa kepedulian Baru. Back to nature tidak hanya me menting- terhadap kelestarian alam, pencegahan pencemaran dan lainnya. kan pemusatan seluruh a ktivitas ekonomi ber -

68 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

bentuk ”intermediasi” dan “perdagangan” skala Penelusuran Sinkronis Realitas Empiris besar ( wholesale ) sebagai kegiatan utama. Back Masyarakat Muslim Indonesia to nature melakukan ak omodasi keseimbangan Aplikasi di akronis di atas terekam dalam pentingnya aktivitas ekonomi seperti per - practice realitas field sinkronis masyarakat dagangan ( wholesale dan retail), produksi Muslim Indonesia. Penelusuran sinkronis (fabrikasi, kerajinan, pertanian), ekstraktif dilakukan misalnya dari practice Pak Abbas, (pertambangan), “intermediasi terkendali” Pak Aziz, Pak Mahmud dan Pak Dumairi. (muhasabah dan bayt al maal) serta aktivitas Pak Abbas menegaskan bahwa berusaha ekonomi lainnya 10. S emuanya harus selalu sebagai bentuk ma’isya h untuk modal menuju berada dalam keseimbangan spiritual -sosial - sirothol mustaqim . Berikut ungkapan pak alam. Keseimbangan di sini tidak bersifat Abbas: eksploitatif satu sama lain, tetapi didasari Berusaha harus selalu dalam rangka harmoni untuk mashlaha. membangun kendaraan mengarungi Bentuk ekonomi tersebut dapat disebut sirotol mustaqim , jalan menuju surga. Ekonomi Altruistik Islami. Ekonomi bukan Ya itu ma’isyah yang benar. se bagai aktivitas utama tetapi dalam koridor keseimbangan aktivitas kehidupan lainnya. Ditegaskan Pak Aziz bahwa ma’isyah Ekonomi Altruistik Islami dalam sirah Rasu- adalah bentuk menca ri rezeki bernilai barokah lullah merupakan penegasan hadits sebagai yang merupakan bagian dari ibadah itu sendiri. berikut: Bahkan Pak Aziz mendefinisikan ma’isyah "Sesungguhnya diantara jenis -jenis lebih konkrit. Ma’isyah sebagai bentuk keluar dosa, ada dosa yang tidak bisa dihapus dan masuknya uang dan berdampak pada rezeki den gan shalat, puasa, haji dan umrah. (rizq ) penuh barakah: Sahabat lantas bertanya: Lantas apa Bisnis memang harus disadari s ebagai yang bisa menebusnya ya Ras ulullah ? bentuk ma’isyah, mencari mata pen - Beliau bersabda: Yaitu kesungguhan caharian karena Allah. Berusaha men - dalam mencari ma’isyah". (HR. cari uang itu tidak hanya mengeluarkan Thabrani) (cetak tebal tambahan biaya untuk bikin sparepart, trus men - penulis). jual supaya dapat hasil banyak.

Paling penting itu ya memutar uang, Ma’isyah atau mencari nafkah atau keluar masuknya uang, untuk men - bekerja dapat dimaknai sebagai bagian dari dapatkan rezeki yang barokah. Nggak ibadah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia perlu serakah, tetapi cukup. Cukup dan akhirat Dawwabah (2006, 19). Pemaknaan untuk makan keluarga, sekolah anak - ma’isyah adalah kerja kebaikan, kerja ibadah, anak, untuk tabungan. kerja taqwa untuk amal shalih , memandang kerja sebagai kodrat hidup (Wibowo 2007). Bisnis dalam rangka membangun Ma’is yah untuk mendapatkan rezeki berbentuk kendaraan mengarungi shirotol mustaqim uang atau harta. Ketika mencari rezeki diungkapkan Pak Abbas sebagai pencapaian diniatkan dan diibadahkan untuk selalu usaha menumpuk modal tanpa meninggalkan mengharap ridha Allah, maka rezeki ters ebut kewajiban member ikan kepada yang berhak bernilai lebih. sebagai bagian dari “ amanah” pertanggung-

jawaban utama kepada Allah. Berikut ungkapan beliau: Bisnis harus kaya, karena kaya akan 10 Konsep mudharabah dan murabahah berbentuk investa si dapat saving modal. Tapi tidak lepas perdagangan dan lebih dekat pada model intermediasi. dari kewajiban saya sebagai seorang Intermediasi biasanya mendudukkan pemilik modal dalam posisi muslim, untuk mikir kepentingan lebih kuat dan cenderung berkuasa. Berbeda dengan muzara’ah dan musaqah , kedua model bersifat kerjasama investasi produktif, membangun masyarakat jadi lebih baik. posisi masing -masing kuat dan dekat dengan lingkungan alam. Tidak mungkin berbisnis tetapi mening- Muzara’ah dan musaqah dapat dipikirkan lebih lanjut sebagai alternatif sistem perbankan yang lebih dekat dengan realitas galkan kewajiban sesuai Qur’an dan keIndonesiaan yang agraris dan juga sebagai jantung ”hijau” Sunnah untuk mengabdi pada Allah dan dunia.

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 69

masyarakat tempat saya berpijak. ditegaskan beliau sebagai kewajiban atas re - Istilahnya, dimana kaki berpijak, di alitas tak tercandra, mengarah pertanggung - sana kebaikan harus dijunjung. jawaban Allah. Investasi sosial mem bangun sekolah Pandangan mirip Pak Abbas dikatakan Islam atau mem bangun masjid di setiap secara umum oleh Pak Mahmud. Berikut perumahan yang saya kembangkan. ungkapan beliau: Itung -itung itu investasi masa depan. Sel uruh modal, transaksi, dan kejadian Dengan membangun sekolah Islam di BMT harus bersih, halal dan tidak pada akhirnya korupsi bisa tergerus mengandung riba. oleh akhla k-akhlak baru kan? Itu yang membahagiakan dan menenangkan Lebih teknis diungkapkan Pak Dumairi saya...Jangan seperti bank syariah itu, mengenai kesatuan dakwah -bisnis dalam yang dibawa syariah, tetapi gak jujur laporan keuangan: dan itung-itungannya tetap tidak laporan keuangan penting untuk men g- syariah, tetap make logika bunga aplikasikan pencatatan se bagai kal - bank. 11 ku lasi bisnis sek aligus untuk aktivitas dakwah di dunia kerja orientasinya Implementasi ” amanah” berbisnis dalam harus mengarah pada peningkatan ke - laporan keuangan menurut Pak Abbas: sejahteraan masyarakat. Jabaran seperti itu yang ideal harusnya tercatat misalnya dalam laporan ke - Bisnis sekaligus dakwah adalah kesatuan uangan. Artinya laporan bukan hanya materi -spiritual untuk mendapat rezeki bernilai mementingkan perusahaan, meski itu tambah bagi semua. Bisnis sekalig us bentuk penting, tapi ya di dalamnya juga ter - dakwah bil -. Hal menarik dimasukkannya dapat kepentingan pegawai, tukang, qardh hassan dalam struktur pembiayaan dan masyarak at sekitar. Lebih penting lagi bukan di laporan tambahan seperti PSAK 59 laporan ini sebenarnya bentuk pertang- maupun SAK 101 IAI. Menurut pak Dumairi: gungjawaban kepada yang lebih tinggi, ...orientasi sosial tidak dapat dipisahkan yaitu Allah. Teknisnya saya gak begitu dengan orientasi ke untungan. Qardhul paham. Yang mengimplementasikan ya hasan (h utang untuk kebajikan) diang- bagian keuanganlah... gap sebagai bentuk pembiayaan dan pendapatan yang harus masuk masing- Pencapaian keseimbangan menurut pak masing dalam neraca dan laba rugi. Abbas di atas, b ukan hanya saving untuk Karena qardhul hasan bukanlah ak - kepastian aliran masa depan pribadi atau per - tiv itas bisnis yang terpisah. Bahkan usahaan saja . Membangun masjid, membangun disitulah pusat pemberdayaan masyara - sekolah, mendistribusikan hak -hak orang kat dan target pengentasan masyarakat pekerja, pemasok, pemilik adalah bentuk atau pedagang pasar dari bahaya ren - penanaman modal untuk inve stasi yang melam - tenir. Meskipun PSAK memisahkan paui realitas, investa si surga. Menanamkan qardhul hassan , tapi kami tetap mem - investasi melampaui realitas masa d epan buat laporan neraca model sendiri. Qardhul hassan dicatat di neraca se - bagai Qardh. Itu dilaku kan ya karena 11 Bahkan ketika hal ini dikonfirmasi ke Direktur Keuangan Pak aktivitas ekonomi dan sosial gak bisa Abbas, mengapa Pak Abbas sampai membuat statement “bahwa bank syariah itu tidak syariah”? Pak Dani menjawab: “hal ini dipisah -pisah... Perhitungannya juga berdasarkankan pengalaman beliau ketika kerjasama pembiayaan jangan sampe terjebak riba seperti bank dengan bank syariah. Salah satu ban k syariah baru bahkan berani plecit. ngomong “ya kalo perlu pak kita pake musyarakah saja”. Tapi nyatanya yang disodorkan tetap logika “ murabahah ” . Belum lagi logika hitungan yang disebut mereka itu bagi hasil, padahal Berdasarkan hasil penelusuran sinkronis kenyataannya adalah margin yang dikonversi dari bunga, dihitung menggunakan logika bunga, besar di depan dan kecil di belakang, maupun diakronis dapat disimpulkan bahwa …ya jelas itu gak Islami kan? Jelas itu sangat memberatkan, dan praktik bisnis (akuntansi) masyarakat Muslim menguntungkan hanya satu pihak, mereka saja. Satu lagi, wajib Indonesia menganut t rilogi ma’isyah-rizq -maal. pake agunan yang sangat besar dan melebihi ag unan yang diminta bank konvensional…wah repot kan?”

70 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing (sumber) penghidupan. amat sedikitlah konsep trilogi ma’isyah-rizq -maal. kamu bersyukur”. Ma'isyah (bekerja) sebagai konsep aliran kas merupakan aktivitas muslim yang wajib Dari penelusuran konsep Qur’a n tersebut dil akukan setelah proses spiritual ibadah dan dapat dimaknai bahwa konsep rezeki atau sebelum segala sesuatu tentang kehidupan memang sangat sarat nilai -nilai Ketuhanan dijalankan. Setiap muslim diwajibkan memiliki (Ilahiyyah). Konsep rezeki menurut Muslehudin mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan (2004, 102) m erupakan implementasi Keadilan dasarnya. M uhammad saw. meletakkan dasar Ilahi dan bertujuan untuk keadilan sosial yang bekerja sesuai Qur’an Surat 62: 10, bahwa diupayakan oleh Hukum Ilah i. Prinsip keadilan konsep kerja muslim di muka bumi adalah dalam akuntansi dijelaskan Irianto (2003; 2006) tugas kesejarahan sebagai khalifatullah fil ardh sebagai perilaku bisnis dan pencatatan untuk mencari karunia Allah ( fadhlillah) perole han keuntungan dengan tetap meng- dengan selalu mengingat Allah ( ‘abd) agar kedepan kan amanat Tuhan, dan bahkan menjadi manusia yang beruntung di mata Allah menghadirkanNya dalam proses pencatatan (tuflihun). Penegasan konsep ini menurut Al transaksi. Qosim (2006, 12) bahkan dilakukan Dampak penciptaan reze ki adalah maal Muhammad saw. kepada siapapun yang datang (kekayaan). Maal atau kekayaan me rupakan pertama kepada beliau untuk menuntut ilmu. dasar pembentukan neraca. Kekayaan bukanlah Beliau selalu bertanya kepada orang tersebut tujuan utama tetapi me rupakan dampak ikutan. apakah sudah punya mata pencaharian. Apabila Dijela skan Hamka bahwa kekayaan hanyalah mereka menjawab s udah memiliki mata alat dan bukan tujuan itu sendiri, karena tujuan pencaharian yang cukup untuk membiayai yang utama adalah m engingat Allah, menuju hidupnya, maka mereka dapat mela njutkan ridha Allah serta menegakkan jalan Allah menuntut ilmu. Apabila belum memiliki (1984, 242). Mengu mpulkan harta berdasarkan kecukupan hidup, beliau menyuruh mencari Islam diungkapkan Bablily (1990, 35-38) tidak ma’isyah terlebih dahulu. Konsep kerja paling diharamkan, bahkan s ebaliknya dianjurkan dan baik menurut Rasulullah saw untuk suatu hal yang terpuji dengan syarat diperoleh, mendatangkan rezeki adalah kerja dari dikembangkan dan digun akan secara baik usahanya sendiri (Bablily 1990, 132-133). sesuai syari’ah. Sebab Allah telah menyebutkan Hasil dari ma’isyah adalah rizq (rezeki). di banyak ayat bahwa kekayaan adalah nikmat Rezeki merupakan bentuk dasar laporan nilai dari Allah (QS. Ad Dhuha: 8); Allah akan ta mbah. Konsep rezeki bersandarkan pada kata mengaruniai hamba-Nya kelimpahan harta (QS utama dari satu nama Allah, yaitu Rabb. Al Mudatsiir: 12); Allah menjadikan istighfar Berdasar et imologinya Rabb dapat berarti, yaitu sebag ai sebab mendapat kekayaan (QS Nuh 10- Penguasa dan Pemberi Rezeki (Muslehudin 12). 2004, 100). Rezeki dalam kata Rabb di sini Mencari rezeki penuh ke -taqwa -an akan bermakna bahwa Allah adalah tempat dan pusat berdampak pada kekayaan penuh berkah dari rezeki itu sendiri. Hanya Allah pemilik dan (barakah). Perolehan rezeki berbentuk uang pemberi Rezeki atau kenikmatan baik dunia atau harta tanpa niatan untuk beribadah maupun akhirat. Rezeki dengan demikian mengakibatkan niat ters ebut hanya terbatas terikat dengan konteks Spiritualitas. Kita tidak pada rezeki yang didapat. Ketika mencari rezeki dapat memisahkan konteks rezeki atau diniatkan dan diibadahkan u ntuk selalu kehidupan dunia yang penuh kenikmatan mengharap ridha Allah, maka rezeki tersebut misalnya dengan kehidupan di akherat. Art inya, bernilai lebih. Muhammad saw bahkan makna rezeki itu sendiri telah melekat dua bersabda: prinsip akuntansi yang tak terpisahkan. Makna “Sebaik -baik harta yang bagus adalah rezeki atau penghidupan juga terdapat d alam Al yang dimiliki oleh seorang hamba yang Qur’an surat Al -A’raf ayat 10, yang bunyinya sholeh” (HR. Ta rmidzi). sebagai berikut: “Sesungguhnya kami Telah menempat - Lebih konkrit lagi, bila dianalogikan kan kamu sekalian di muka bumi dan dalam konsep akuntansi, trilogi ma’isyah-rizq - kami adakan bagimu di muka bumi maal merupakan pola dasar aktivitas amanah

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 71

dalam berbisnis dan dijadikan pola Asset liabil ity approach juga berbeda menyampaikan info rmasi dan pertanggung- dengan pendekatan ma’isyah-rizq -maal karena jawaban akuntansi. Pola penyampaian asset liability approach lebih mementingkan informas i dan pertanggungjawaban di sini kekayaan. Seperti dijelaskan di atas bahwa dijalankan dalam bentuk substantif. Artinya, dalam trilogi ma’isyah -rizq -maal, maal atau pelaku bisnis masing-masing trah secara kekayaan bukan tujuan dari Islam, kekayaan naluriah menginginkan informasi dan per - hanyalah mer upakan dampak ikutan. Rezeki tanggungjawaban akuntansi dari alur ma’isyah- dan kekayaan hanyalah salah satu jalan menuju rizq -maal. ketakwaan, ketundukan dan pengabdian kepada Trilogi ma'isyah-rizq -maal dengan Allah semata. demiki an dapat dijadikan sebagai konsep utama Berdasarkan hal itu konsep ma’isyah- pembentukan tujuan laporan keuangan syari’ah. rizq -maal sebagai basis konsep laporan Tujuan laporan ke uangan syari’ah dapat keuangan syari’ah lebih menekankan artikulasi didefinisikan s ebagai realisasi tujuan akuntansi laporan nilai tambah syari’ah. Mengapa syari’ah memiliki nilai ma’isyah untuk demikian? Karena laporan nilai tambah syari’ah mendapatkan rizq dan be rdampak pada maal yang dilandasi tujuan syari’ah untuk mereali - yang barakah. sasikan mashlaha dalam lingkup payung nilai - nilai Islam. Berdasarkan kesejahteraan untuk Prinsip Artikulasi Akuntansi Syari’ah semua itulah nilai tambah me njadi konsep yang Berbasis Nilai Tambah harus selalu hadir sebagai bagian dari ciri khas Islam. Trilogi laporan keuangan syari’ah saling memiliki keterkaitan dan mirip articulated Prinsip Pengakuan Akuntansi Syari’ah approach akuntansi. Berkaitan keter hubungan seperti itu, trilogi laporan keuangan syari’ah Dampak pendekatan artikulasi mengarah pada sebenarnya memiliki sub stansi articulated perluasan pengakuan atas akuntabilitas lebih approach, yaitu keter kaitan dan hubungan luas dan pengukuran berbasis zakat. Pertama, secara matematis (Wolk et al 1989, 264-267; pengakuan trilogi la poran ke uangan syari’ah Harahap 2002, 203-205). Articulated approach secara teknologis mengacu teknosistem laporan trilogi laporan keuangan syari’ah tidak meng- keuangan Mulawarman (2006). Mengacu krite - gunakan revenue-expense approach maupun ria perlu asan akuntabilitas akuntansi syari’ah asset- liability approach . yang menetapkan sinergi oposisi biner Abdullah Dijelaskan Mulawarman (2006, 232) dan Khali fatullah fil ardh (Mulawarman 2006, bahwa implementasi konsep matching dalam 193). Pengakuan ketundukan akuntansi dilaku - revenue-expense approach jelas berbeda kan melalui proses penyucian harta dan segala dengan pendekatan ekstensi value added sesuatu yang diperoleh, diproses dan didis tri - income sebagai dasar dari laporan nilai tambah busikan perusahaan . Pengakuan ketundukan syari’ah dan tidak dapat digunakan dalam dibagi menjadi dua, yaitu ketundukan primer konsep laporan keuangan syari’ah karena tidak dan sekunder 12. Pengakuan kreativitas juga sesuai dengan Islamic values dan maqashid dibagi menjadi primer dan sekunder 13. asy -syari’ah, karena tiga alasan: Pertama, pengakuan pendapatan ber - kaitan dengan realisasi pen dapatan akan 12 Pengakuan ketundukan primer berupa ketetapan halal atas setiap input, proses dan distribusi yang dilakukan perusahaan. berimplikasi pada sifat dasar halal Ketetapan halal baik halal zaty (bentuknya) dari sisi finansial, (permitted). Kedua, pengakuan pen - maupun zamany (wa ktu pelaksanaan), makany (tempat dapatan dalam proses pembentukan pelaksanaannya), dan halal hukmy (proses mendapatkan dan menggunakannya) dari sisi sosial dan lingkungan. Pengakuan pen dapatan berbasis akrual dan ditetap - ketundukan sekunder berupa ketetapan bebas riba atas seluruh kannya time value of money berujung aktivitas finansial, sosial maupun lingkungan. Penghapusan riba riba (interest ). Ketiga, prinsip penan - dalam akuntansi berupa pembebasan riba seluruh aktivitas ekonomi menjadi bai’ serta bentuk pembebasan aktivitas riba dingan pendapatan dan biaya juga sosial menjadi shadaqah . Pengakuan ketundukan primer dan belum sesuai dengan tujuan syari’ah. sekunder seperti itu masih bersifat materi. Pengakuan ketunduka n primer dan sekunder masih memiliki satu syarat lagi. Penetapan syarat halal dan bebas riba harus dapat memberikan dampak batin, yaitu Thoyib . Syarat thoyib adalah bentuk ketenangan secara spiritual setelah bentuk ketundukan materi maupun

72 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

Prinsip Pengukuran Akuntansi Syari’ah sinergi kas -akrual. Penggunaan prinsip berbasis akrual kemungkinan tidak dapat dipergunakan Dampak kedua pendekatan artikulasi mengarah sep enuhnya. Seperti diketahui, prinsip akrual pengukuran berbasis zakat . Pengukuran sesuai melakukan pen catatan fakta (merekam arus kas trilogi laporan keuangan syari’ah dapat sekarang), potensi (merekam arus kas masa mengacu pemikiran mengenai current value depan) dan konsekuensi (merekam arus kas dari Baydoun dan Willett (1994; 2000). masa lalu) (Riduwan 2006). Khusus mengenai Pendekatan current value usulan Baydoun dan pen catatan potensi menggunakan prinsip pre - Willett (1994; 2000) m enegaskan basis current sent value (Riduwan 2006). Prinsip present value menggunakan pendekatan CoCoA dari value dihitung dengan mekanisme time value of Gambling dan Karim (1991). Penggunaan money 15, jelas bernuansa riba dan gharar. Atas CoCoA14 sebagai basis pengukuran dapat keberatan -keberatan hadirnya riba dan dirujuk langsung dari Chambers (1975). gharar16, alternatifnya adalah penggunaan Hanya masalahnya, CoCoA tidak dapat perhitungan berbasis kas 17. mengukur aspek di luar materi, seperti batin dan spiritual. Dasar pengukuran CoCoA hanya TRILOGI LAPORAN KEUANGAN dapat dijalankan untuk kepentingan transaksi SYARI’AH dan k ejadian -kejadian lain bersifat materi - al/finansial. CoCo A dapat dipergunakan Tujuan laporan keuangan syari'ah sepert i sepanjang melakukan pengukuran bersifat dijelaskan di atas adalah untuk merealisasi kan materi/finasial. Khusus ukuran non-materi/non akuntabil itas dan penyampaian infor masi sesuai finansial mengacu pada salah satu karakter tujuan akuntansi syari’ah. Ben tuknya adalah laporan keuangan syari’ah dari Triyuwono laporan arus kas syari’ah ber basis ma’isyah, (2002), yaitu materialistis -spiritualistis. Cara - laporan nilai tambah syari’ah berbasis rizq , dan nya adalah menggunakan intuisi dan nilai -nilai neraca berbasis ma al (Mulawarman 2007b; spiritualitas habitus. Bentuk konkritnya dapat 2009). dilihat secara empiris berdasarkan pengalaman Ma'isyah sebagai konsep kas merupakan langsung di lapangan ketika membahas masing- basis laporan arus kas syari'ah. Kas berbasis masing laporan keuangan syari’ah. ma’isyah hubungannya dengan laporan nilai tambah syari’ah merupakan aliran kas untuk Prinsip Berbasis Sinergi Kas -Akrual memenuhi profitabilitas, solvensi dan fleksi - Akuntansi Syari’ ah bilitas reze ki bernilai tambah (aspek fisik) penuh berkah (non fisik baik mental maupun Dampak ketiga artikulasi berbasis value added spiritual) dari perusahaan. Profitabilitas, approach adalah digunakannya prin sip berbasis solvensi dan fleksibilitas rezeki bernilai tambah syari’ah telah d ijalankan sebagai pertanggungjawaban kepada Allah. 15 Weil (1990) menjelaskan sebenarnya akuntansi selalu 13 Pengakuan kreativitas primer yaitu akuntabilitas finansial, mengunakan time value of money berkenaan penentuan waktu terdiri dari pemegang saham, karyawan, kreditor, pemerintah, (timing ), misalnya terhadap transaksi, nilai investasi serta pemasok, pelanggan dan lainnya. Pengakuan kreativitas sekunder kepastian aset yan g dipengaruhi nilai uang. Untuk melihat yaitu akuntabilitas sosial (meliputi masyarakat secara umum pengaruh time value of money dalam seluruh regulasi yang khususnya mustahiq dan lingkungan alam dalam arti menjaga, dikeluarkan APB dan FASB mengenai laporan keuangan yang memperbaiki dan melestarikan alam) dan lingkungan (yaitu pihak berbasis historical cost accounting dapat dilihat dalam appendix yang memberikan kontribusi bagi hidup dan matinya perusahaan artikel, seperti diskonto liabilities , biaya akrual, long -term debt, sebagaimana pihak Allah dan manu sia). leases, contract, intangible assets, future cash flow , dan lain -lain. 14 Konsep CoCoA misalnya menetapkan assets dan liabilities 16 Adanya time value of money berhubungan dengan uncertainty dinilai menurut net realizable value dari harga pasar sesuai condition . Dalam pandangan akuntansi syari’ah, uncertainty taksiran biaya penjualan. Assets dijelaskan Chariri dan Ghozali condition dalam konteks time value of money atau penentuan (2000, 106) dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang interest ini biasanya sangat dekat dengan perilaku riba yang dap at diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam orderly disebabkan oleh gharar, yaitu sifat memastikan adanya disposal . Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaiannya, ketidakpastian, yang dilarang dalam Islam. yaitu jumlah kas (atau setara kas) tanpa diskonto yang diharapkan 17 Perhitungan berbasis kas biasanya mengajukan konsep profit -loss dibayarkan untuk memenuhi kewajiban pelaksanaan usaha sharin g/ PLS System (musharakah system ) dan bai’ (sistem jual normal. Net real izable value menurut Nai’m (2001, 35) berkaitan beli) sebagai alternatifnya. Khusus biaya modal ( cost of capital ) harga pasar di pasar output atau konsumen. Apabila harga jual dalam konteks PLS system dapat menganut perhitungan cost of sekarang tidak dapat diperoleh di pasar, dapat merujuk indeks capital pada titik nol (lihat Vogel dan Hayes 1998, 211). harga jual khusus (dihitung pihak luar atau perusahaan sendiri), Pengembangan lain nya juga perlu pendalaman lebih lanjut konsep atau melakukan peni laian berdasar lembaga independen (seperti muzara’ah serta musaqah , misalnya untuk perusahaan pertanian perusahaan appraisal ). (produktif) atau pertambangan (ekstraktif).

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 73

jelas harus memiliki korelasi dengan prinsip lingkungan, menghapus riba dilakukan dengan ketundukan (halal, thoyib dan bebas riba). melakukan relasi sosial dan lingkungan alam Kas ma’isyah hubungannya dengan secara pro -aktif berl andaskan prinsip shadaqah. neraca syari’ah saat terjadi perubahan harga Ketiga, implikasi bentuk distribusi rezeki ber - mementin gkan perhitungan berkeadilan . Per - nilai ta mbah, harus di lakukan secara optimal ubahan harga berkeadilan mensyaratkan pada kebaikan sesama, merata dan tidak saling kemampuan ekspektasi menciptakan kas dalam menegas kan. Seberapapun keikutsertaan harus kondisi aset berubah, tumbuh dan kepentingan dicatat dan diakui sebagai potensi yang ber hak pembagia n dividen setiap stakeholders . mendapatkan bagian dalam pembagian nilai Ekspektasi menciptakan kas berpedoman peng- tambah. Artinya, bukan meletakkan prinsip hitungan net realizable value berbentuk keadilan berdasarkan etika Barat (berdasar revaluasi. Artinya, perubahan harga dan utilitas, konsensus dan disahkan melalui hukum ekspektasi menciptakan kas harus memiliki positif). Tetapi kese imbangan dan keadilan ber - korelasi dengan prinsip kreativitas (finansial - dasar akhlak Ketuhanan ( ‘Adalah /Keadilan sosial -lingku ngan). Ilahi) yang berwujud kesejahteraan sosial untuk Kas ma’isyah juga dipergunakan untuk semua dan harus selalu melalui proses Tazki - memberikan informasi saat terjadi ketidak - yah. Kesemuanya itu menghasilkan apa disebut cukupan informasi nilai tambah syari’ah dan dengan Rizq Income concept dalam akuntansi working capital. Ketidakcukupan informasi syariah. Rizq Income adalah konsep rezeki berhubungan penerapan prinsip berbasis kas bernilai tambah (sebaga i basis laporan nilai (cash basis ) baik pada penentuan nilai tambah tambah syariah) yang didapat kan (baik finan - (laporan nilai tambah syari’ah) maupun struktur sial, sosial, lingkungan) dan telah disuci - modal (neraca syari’ah). Seperti akan dijelaskan kan/tazkiyah (secara halal, thoyib dan bebas nanti (dalam sub bab prinsip transaksi berbasis riba) mulai pembentukan, hasil sampai distri - kas) berbasis prinsip berbasis kas ( cash basis ) busi semuanya harus bernilai barakah sera digunakan untuk menghindari masalah prediksi bertujuan mash laha. uncertainty sarat interest (time value of money ). Maal merupakan konsep kekayaan se - Rizq sebagai konsep rezeki bernilai bagai basis neraca syari’ah. Neraca ber basis tambah (atau disingkat nilai tambah) me rupa - maal adalah kekayaan perusahaan ber bentuk kan basis laporan nilai tambah syari’ah. Rezeki aset, kewajiban dan ekuitas bernilai kese - bernilai tambah merupakan nilai tambah yang imbangan. Arti keseimbangan di sini tidak didapatkan (baik finansial, sosial dan ling- hanya berkenaan dengan saving untuk kepast ian kungan) dan telah disuci kan/Tazkiyah (secara aliran masa depan saja, tetapi juga bentuk halal , thoyib dan bebas riba) mulai dari pem - penanaman modal untuk investasi yang melam - bentukan, hasil sampai distribusinya. paui realitas, investasi surga serta berhubungan Implikasinya, pertama, proses pembentukan dengan kepentingan finansial, sosial dan nilai tambah syari’ah harus selalu tersucikan lingkungan. Keseim bangan kekayaan syari’ah secara konsisten. Caranya adalah melaks anakan harus selalu ter sucikan melalui proses Tazkiyah. aktivitas ekonomi dalam batas -batas yang Tazkiyah kekayaan bermakna setiap kekayaan diperbolehkan syara’ (halal) dan ber - per olehannya harus halal , thoyib dan bebas ma nfaat/ menenangkan batin (thoyib ). Sebalik - riba. nya aktivitas ekonomi yang melanggar keten - Tujuan akuntansi syari’ah di samping tuan adalah Haram. Kedua, pertumbuhan harta memiliki konsepkuensi secara substansial juga dan mekanisme usaha yang sehat, hasil dari memiliki konsekuensi teknis. Konse kuensi didapatkannya rezeki, harus dilakukan untuk teknis tujuan akuntansi syari’ah menggiring menghilangkan sifat berlebihan ( halal dan pada bentuk laporan keuangan syari’ah secara thoyib) dan men jalankan aktivitas usaha bebas keseluruhan. Bentuk konkritnya adalah peng- riba dalam segala bentuknya. Dari sisi finan - gunaan kalimat Bis millahirrahmaanirrahiim 18 sial, bebas riba adalah melak ukan proses kerja atau biasa disebut Basmallah, di seluruh sama berdasar keseimbangan a ntara inter - mediasi (jual beli), produktif dan ekstra ktif (seperti dikembangkannya model muzara’ah 18 Bismillahirrahmaanirrahiim Merupakan ayat pertama di seluruh Al Qur’an (Al Fatihah ayat pertama) dan m enjadi ayat pembuka dan musaqah). Dari sisi kepentingan sosial dan bagi seluruh surah -surah Al -Qur’an.

74 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

laporan keuangan syari’ah. Mengapa hal ini Simbolisasi nilai Ilahiah laporan ke - menjadi pentin g? Pertimbangan paling utama uangan akan merefleksikan kebaikan ak tivitas merujuk pada keterangan Shihab (2005, 11) keuangan perusahaan yang akan, yang sedang yang menyebutkan bahwa Allah memulai kitab - dilakukan, dan bahkan ketika aktivitas ke - Nya dengan Basmallah , dan meme rintahkan uangan perusahaan telah selesai. Semua ak - Rasulullah, untuk melakukan semua kegiatan tivitas keuangan yang mengatasnamakan Allah, atas nama Allah. Seperti diketahui wahyu maka aktivitas ke uangan tersebut Insya Allah pertama yang turu n kepada Rasulullah adalah selalu berkaitan dengan kebaikan, terhindar dari Iqro’ bismi Rabbika yang artinya bacalah nafsu ber lebihan yang tak d iinginkan, tidak me - dengan nama Tuhan -Mu. Memulai dengan rugikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan nama Allah adalah adab dan bimbingan per - lingkungan alam. Aktivitas keuangan per - tama yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya. usahaan telah didoakan dan secara batiniah Permulaan ini sesuai kaidah utama ajaran Islam telah diorientasikan pada keinginan untuk yang menyatakan A llah adalah “ Al -Awwal wa membawa manfaat bagi diri, masyarakat dan al Akhir wa az-Zahir wa al-Bathin ” yang arti - lingkungan sebagai pertanggungjawaban dan nya “Dia yang pertama dan Dia pula yang niat utama hanya pada Allah semata. Niat Terakhir, Dia yang nampak dengan jelas dan utama hanya kepada Allah semata juga ber - Dia pula yang Tersembunyi. Allah yang Maha kenaan dengan simbolisasi dan makna seperti Suci merupakan wujud yang haq, yang dari - yang ditafsirkan oleh Thabathaba’i dalam Nya semua wujud memperoleh wujudnya, dan Shihab (2005, 14) agar setiap pekerjaan (pem - dari -Nya semua yang memiliki permulaan. buatan laporan keuangan syari’ah) di samping Karena itu, dengan nama -Nya segala sesuatu untuk mengabadi kepada A llah, agar selalu dim ulai dan dengan nama -Nya terlaksana setiap ingat kep ada-Nya (setiap aktivitas pem buatan gerak dan arah. laporan keuangan syari’ah), juga yang penting Membaca Basmallah penting karena adalah agar laporan keuangan tersebut bernilai ketika membacanya dan memulai suatu barakah. pekerjaan, k atakanlah membuat laporan Niat sebagai dasar dicantumkannya keuangan syari’ah, harus disadari titik tolaknya Basmallah merupakan aspek penting pem - adalah Allah SWT., dan bahwa pembuatan buatan laporan keuangan sebagai bentuk laporan keuangan dilakukan karena Allah. pelaks anaan fungsi ‘ abd Alla h, yaitu dalam Laporan tidak akan pernah dilakukan dan rangka ketundukan dan ibadah kepada Allah. terlaksana kecuali atas bantuan dan kekuasaan Peran niat dalam Islam adalah penegasan awal Allah SWT. Inilah bentuk batiniah laporan keikhlasan beribadah sebagai bukti ketaatan keuangan syari’ah sebagai bagian dari doa kepada Allah. Niat sebagai dasar setiap aktivi - perusahaan. tas agar bermakna ibadah di hadapan Alla h Penggunaan kata Basmallah sebagai ditegaskan oleh Rasulullah saw sebagaimana bentuk batiniah secara teknis dalam laporan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim keuangan memang menjadi semacam doa atau (Bahreisy 1986, 11). Basmallah ditegaskan di pernyataan dari pembuat laporan keuangan, sini penting sebagai awal dari niat yang menjadi bahwa ia memulai pekerja annya atas nama rujukan tujuan akuntansi syari’ah secara teknis, Allah. Memulai pekerjaan atas nama Allah yaitu simbol niat ketundukan at au ketaatan per - menurut Shihab (2005, 12) d apat juga diartkan usahaan menyajikan laporan keuangan sebagai perintah dari Allah meskipun kalimat syari’ahnya atas nama Allah. tersebut bukan kalimat perintah, yang menyata - kan bahwa “Mulailah pekerjaanmu dengan ELEMEN LAPORAN KEUANGAN nama Allah”. Makna bati n penting bagi laporan SYARIAH keuangan syari’ah, yang secara substansial Secara umum Trilogi Laporan Keuangan memberi “simbol” laporan keuangan berbentuk Syariah memiliki duabelas elemen. Elemen di materi sekaligus makna batin, sebagai jembatan sini memiliki perbedaan dengan elemen laporan materialisasi aktivitas keuangan perusahaan keuangan ko nvensional. Elemen laporan untuk terhubung tanpa putus pada nilai -nilai keuangan konvensional biasanya terdiri dari spiritual, nilai -nilai religius, nilai Ilahiah Aset, Kewajiban, Ekuitas, Investasi dari laporan keuangan.

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 75

pemilik, Pengembalian ke pemilik, Pendapatan, Khusus term ketundukan dan kre a- Biaya, Untung, Rugi dan Laba (Suwardjono tivitas, bukan elemen maupun akun, tetapi 2003, 68). Penjelasan me ngenai elemen yang berkenaan konsep pengakuan. Ketundukan dan agak berbeda m isalnya dirumuskan oleh kreativitas sebagai pengakuan yang perlu Glautier dan Underdown (1992, 29). Elements dideriv asikan di s eluruh elemen -elemen laporan menurut mereka merupakan bagian dari struktur keuangan syari’ah. Penga kuan bersifat ke - elements and concepts dari akuntansi yang tundukan sebagai represen tasi nilai -nilai penting dan digunakan untuk mendeskripsi kan kepatuhan sebagai abdi Allah (’ abd Allah). kejadian -kejadian yang termasuk dalam Pengakuan bersifat kreativitas sebagai repre - eksi stensi berbag ai aktivitas bisnis. Ber dasarkan sentasi nilai -nilai kreatif manusia sebagai wakil definisi elemen tersebut, mereka membuat Allah di muka bumi ( Khalifatullah fil ardh). listing tujuh elemen (termasuk elemen yang ada Dua aspek tersebut berdampak pada turunan - di laporan arus kas) yaitu assets, liabilities, nya, yaitu elemen -elemen laporan keuangan capital, revenue, expenses, profit dan syari’ah dan bahkan akun-akun turunan lan - transactions . Elemen laporan keuangan syariah jutannya. Misalnya, elemen aset, di samping memiliki elemen khas, karena berdasarkan hasil memiliki aset berbentuk ketundukan , juga penelusuran empiris elemen -elemen tersebut memiliki aset berbentuk kreativitas. Demikian merupakan bagian utama Trilogi Laporan pula elemen -elemen syari’ah lainnya seperti Keuangan Syariah. Berikut Elemen Trilogi tran saksi operasi, transaksi investasi, transaksi Laporan Keuangan Syariah: pendanaan, penciptaan nilai tambah, distri busi A. Elemen Laporan Arus Kas Syariah nilai tambah, kewajiban, serta ekuitas. Peng- 1. Transaksi Operasi Syari’ah akuan elemen -el emen dapat bersifat ketun- 2. Tr ansaksi Investasi Syari’ah dukan (berkenaan sifat halal, thoyib dan bebas 3. Transaksi Pendanaan Syari’ah riba) maupun kreativitas (ber kenaan sifat f inan - 4. Transaksi Barakah sial, sosial dan lingkungan). B. Elemen Laporan Nilai Tambah Syariah 1. Penciptaan Nilai Tambah Syari’ah KESIMPULAN 2. Tazkiyah Nilai Tambah Syari’ah Berdasarkan metodologi Tazkiyah tiga tahap, 3. Distribusi Nilai Tambah Syari’ah penelitian ini telah menghasilkan Teori Akun- C. Elemen Neraca Syariah tansi Syariah Baru atau New Islamic Account - 1. Aset Syari’ah ing Theory (NIAT). Struktur teori tersebut 2. Kewajiban Sy ari’ah dapat dilihat pada Gambar 3. 3. Ekuitas Syari’ah

D. Elemen Umum 1. Revaluasi Syari’ah 2. Perubahan Modal Berjalan Syari’ah

Trilogi Teknosistem Laporan Keuangan S yari’ah

1 2 Aliran Kas Syari’ah Nilai Tambah Syari’ah Berbasis Ma’isyah Berbasis Rizq

3 Neraca Syari’ah Berbasis Maal

Gambar 2: Trilogi Laporan Keuangan Syari’ah

76 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

TUJUAN AKUNTANSI SYARI’AH

KONSEP DASAR TEORITIS AKUNTANSI SYARI’AH

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN SYARI’AH

PRINSIP -PRINSIP KARAKTER AKUNTANSI SYARI’AH LAPORAN KEUANGAN SY ARI’AH

TEKNOLOGI LAPORAN KEUANGAN SYARI’AH

PRAKTIK AKUNTANSI SYARI’AH

Gambar 3: Struktur Teori Akuntansi Syari’ah

Se bagaimana kita lihat, proses metodo - Saatnya sekarang melakukan proses logi s Tazki yah pencarian teori baru lebih mem - penerapan, yang juga tidak kalah penting dan berikan ke kuatan substansial. Teori akuntansi rumit. Proses penerapan akuntansi syariah, syariah ber basis penyucian ilmu ini bebas dari lebih membutuhkan aspek empiris dan kejelian mudharat -mudharat yang masih diidap oleh teknis. Penel itian lebih lanjut kiranya dapat akuntansi syariah pragmatis. Proses pe mbentuk - dilakukan dalam area tersebut. an teori dan bentuk teknologi sudah dapat disaji - kan dalam koridor akuntansi syariah idealis.

DAFTAR PUSTAKA AAOIFI. (1998 ). Accounting and Auditing Standards: For Islamic Financial Institutions . Bahrain. Al Attas. (1981). Islam dan Sekularisme . Bandung: Penerbit Pustaka. Al- Faruqi, Ismail Ra ji. (1995). Islamisasi Pengetahuan . Terjemahan. Bandung: Penerbit Pustaka. Al- Qosim, Abdul Malik. (2006). Bagaimana Para Salaf Mencari Nafkah. Terjemahan. Solo: Penerbit Al Qawam. Bablily, Mahmud Muhammad. (1990). Etika Bisnis: Suatu Kajian Konsep Perek onomian Menurut Al Qur’an dan As Sunnah. Terjemahan. Solo: Ramadhani. Bahreisy, Salim. (1986). Tarjamah Riadhus Shalihin Jilid I. Bandung: PT. Al Ma’arif. Baydoun, Nabil., and Roger Willett. (1994). Islamic Accounting T heory. The AAANZ Annual Co nference . Baydoun, N., and R. Willett. (2000). Islamic Corporate Report. ABACUS . 36 (1): 71 -90. Bourdieu, P. (1977). Outline of A Theory of Practice . Cambridge University Press. Bourdieu, P, LJD. Wacquant. (1992 ). An Invitation to Reflective Sociology. The Univers ity of Ch icago Press. Chambers, RJ. (1975). Accounting for Inflation. Exposure Draft . Australia: University of Sydney.

Menuju Teori Akuntansi Syariah … (Aji Dedi Mulawarman, et al.) 77

Dawwabah, Asyraf Muhammad. (2006). Meneladani Keunggulan Bisnis Rasulullah: Membumikan Kembali Semangat Etika Bisnis Rasulullah. Terjema han. Pustaka Nuun. Semarang Gambling, Trevor and Rifaat AA Karim. (1991 ). Business and Accounting Ethics in Islam. Lo ndon: Mansell. Glautier, M. and Underdown, B. (1992). Accounting Theory and Practice . 4 th ed. Pitman Publis hing. Harahap, Sofyan S. (2002). Teori Akuntansi . Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press. Hameed, Shahul and Rizal Yaya. (2003). “The Future of Islamic Corporate Reporting: Lessons from Alternative Western Accounting Report ”. International conference on quality financial reporting and c orporate governance . kuala lumpur. http://www.iiu.edu.my Hamka. (1984). Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial. Jakarta: PT. Pusta ka Panjimas. Huda, Nor. (2007). Sejarah Intelektual Islam di Indonesia. Yogyakarta: Ar -Ruz Media. Ibn Khaldun. (2000). Muqaddimah. Jakarta: Penerbit Firdaus. Ibrahim, Abdullah Lam bin. (2005 ). Fiqh Finansial: Referensi Lengkap Kaum Hartawan dan Calon Hartawan Muslim untuk Mengelola Hartanya Agar Menjadi Berkah. Solo: Era Inte rmedia. Irianto, Gugus. (2003). “Skandal Korporasi dan Akuntan ”. Lintasan Ekonomi . LPPI -FE Unibraw. Vol. XX (2) Juli pp 104-114. Irianto, Gugus. (2006). “Privatisasi BUMN di Indonesia: Pilihan atau Keniscayaan? Telaah dari Perspektif PEA. Proceeding The 2nd Postgraduate Consortium on Accounting 2006. Malang: Brawijaya University . June, 14-15. Karim, Adiwarman Azwar. (2004). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Rajawali. Kuntowijoyo. (1999). Budaya dan Masyarakat. Edisi Revisi Sampul. Jogjakarta: Tiara Wacana . Kuntowijoyo. (2004). Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan Etika . Bandung: Teraju. Mahar, Cheelen., Richard Harker, Chris Wilkes. (2005 ). “Posisi Teoritis Dasar ”. Dalam (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik: Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu . Terjemahan. Jogjakarta: Jalasutra. Majid, Abdul Mun’im. (1997). Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka. Mahzar, Armahedi. (2004). Revolusi Integralisme Islam: Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami. Bandung: Mizan. Mas’udi, Masdar F. (1995). Meletakkan Kembali Maslahat sebagai Acuan Syari’ah. Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur’an. No. 3. Vol. VI. h. 94-99. Mulawarman, Aji Dedi. (2006). Menyibak Akuntansi Syari’ah: Rekonstruksi Teknologi Akuntansi Syari’ah Dari Wacana Ke Aksi . Jogja karta: Kreasi Wacana. Mulawarman, Aji Dedi. (2007) . Menggagas Neraca Syari’ah Berbasis Maal: Kontekstualisasi “Kekayaan Altruistik Islami”. The 1st Accounting Conference. FE -UI Depok . 7 -9 Nope mber. Mulawarman, Aji Dedi. (2007) . “Menggagas Laporan Keuangan Syari’ah Berbasis Trilogi Ma’isyah -Rizq -Maal ”. Simposium Nasional Ekonomi Islam 3 . Unpad. Bandung. 14-15 Nopember. Mulawarman, Aji Dedi. (2008).” Pendidikan Akuntansi Berbasis Cinta: Lepas dari Hegemoni Ko rporasi Menuju Pendidikan yang Memberdayakan dan Konsepsi Pembelajaran yang Melampaui”. Ekuitas. Vol 12, No. 2. p 142-158

78 JEKI Vol. 1 No. 1, Januari 2011: 61 -78

Mulawarman, Aji Dedi. (2009). Akuntansi Syariah: Konsep, Teori dan Laporan Keuangan. Jakarta: Epublishing. Muslehuddin, M. (2004). Sistem Perbankan dalam Islam . Jakarta: Rineka Cipta. Rahman, Fazlur. (1965). Islamic Methodology in History . Karachi: Central Institute of Islamic Research. Rahman, Fazlur. (1995). “Islam and The Problem of Economic Justice ”. Journal of Islamic Ec onomics. 1 (1) pp. 14-58. Malaysia: In ternational Islamic University. Rahman, Fazlur. 1987. Islam Modern: Tantangan Pembaruan Islam. Terjemahan. Jogyakarta: Sh alahuddin Press. Rahman, Fazlur. (2000 ). Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual . Bandung: Pustaka . Rahman, Fazlur. (2003). Islam. Terjemah an. Pustaka. Bandung Riduwan, Akhmad. (2006). “Pemikiran Dekonstruksi Terhadap Konsep Akuntansi Akrual ”. Makalah Seminar Akuntansi Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIESIA . Surabaya. Oktober. Shihab, Quraish. (2005). Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur’an. Volume 1. Jakarta : Lentera Hati. Slamet, M. (2001). Enterprise Theory dalam Konstruksi Akuntansi Syariah (studi teoritis pada ko nsep akuntansi syariah). Skripsi , Malang FE UB. Sulaiman, Maliah. (2001 ). Testing a Model of Islamic Cor porate Financial Reports: Some Experimental Evidence. IIUM Journal of Economics and Management 9 (2) pp. 115 -39 Sulaiman, Maliah bt. and Radziah Abdul Latiff. (2003). Corporate Reporting for Islamic Banks: Between Idealism and Pragmatism. International Is lamic Banking Conference 2003 – Co nference Proceedings. September, 9-10. Prato, Italy. Suwardjono. (2003). Akuntansi Pengantar Bagian 1: Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem . Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Syafei, Ade Wirman, MI Sigit Pramono dan Sar tini Wardiwiyono. (2004). “The Level of Islamic Banks Annual Reports Shariah Conformance: a Comparative Study of Islamic Bank in Indonesia and Malaysia ”. Simponas Sistem Ekonomi Islam II. PPBEU Unibraw, Malang. h. 203-220 Triyuwono, Iwan. (2002). “Konsep d asar Teori Akuntansi S yari’ah ”. Seminar Shari’ah Accounting Event 2002. KiAMI -FSI Senat Mahasiswa FEUI. 29 Oktober. Triyuwono, Iwan. (2006). Akuntansi Syari’ah: Perspektif, Metodologi dan Teori . Jakarta: Rajawali Press. Triyuwono, Iwan. (2007). “Menggagas Sing Liyan Untuk Formulasi Nilai Tambah Syari’ah ”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: Unhas .26 -28 Juli. Vogel, Frank E., Samuel L. Hayes. (1998). Islamic Law and Finance . Kluwer Law International. Wainwright, Steven P. (2000). For Bourdieu in Real ist Social Science. Cambridge Realist Workshop 10th Anniversary Reunion Conference . Cambridge, May. Wibowo, Rachmat Adhi. (2007). “Kerja Sebagai Perwujudan Ibadah. Kajian Malam Ahad Mushalla Al -Amin ”. Seonso, Daegu, Korea. 11 Agustus. Download internet http://www.alaminkorea.com Wolk, I., JR. Francis, MG. Tearney. (1989). Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Second Edition. Boston: PWS -KENT Publishing Company.