KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat

Rahmat-Nya akhirnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2019 dapat diselesaikan walaupun agak terlambat dari batas waktu yang ditetapkan.

Penyusunan Lkj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 merupakan perwujudan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan serta target kinerja tahun awal pelaksanaan Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2016-2021, berisivisidanmisi, tujuandansasaran, serta strategi dan kebijakan Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau yang berpedoman kepada Rencana

Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Berau Tahun

2016-2021;

Hasil pencapaian Kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Berau tidak terlepas dari kerjasama semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam penilaian kinerja Pemerintah Kabupaten Berau.

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejalandenganperubahan paradigmaPemerintahkearahtransparansidanakuntabilitastersebutmembawako nsekuensilogisterhadapperubahansikap, mental, danperilakuAparatur yang seharusnyadiarahkanuntukterciptanyapemerintahan yang baik (Good

Govermance) dan (Clean Govermance) dimanapelayananterhadapmasyarakatharuslahbersifattransparansi, akuntabeldanpartisipasimenjadipilarnya.

Berdasarkanperubahan paradigm tersebut, makapemerintahmengeluarkanInpresNomor : 07 Tahun 1999

TentangAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintahdanPeraturanMenteri Negara

PendayagunaanAparatur Negara danReformasiBirokrasiNomor 29 Tahun 2010

TentangPedomanPenyusunanPenetapanKinerjadanPelaporanAkuntabilitasKine rjaInstansiPemerintah, yang mewajibkanBadan/Dinas/Bagian/Kantor/KecamatanuntukmenyusunLaporanKin erjaInstansiPemerintah (LKj-IP) yang merupakansalahsatukebutuhannyatauntukmengatasipersoalandanmenjawabpe rubahan-perubahanparadigmatersebut.

Menyadarihaltersebutdansejalandengankebijakan yang digariskanolehPemerintahKabupatenBerau, bahwaLKj-IP Tahun 2019 iniberisivisidanmisi, tujuandansasaran, sertastrategidankebijakanDinas

Perkebunan KabupatenBerau yang berpedomankepadaRencana

Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) KabupatenBerauTahun

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

2016-2021;yang member arahsegenapAparaturDinas Perkebunan

KabupatenBeraudalammelaksanakanberbagaiaktivitaspembangunan.

Pada tahun anggaran 2019, Dinas Perkebunan

KabupatenBeraumelaksanakan10 (sepuluh) program, yaitu :

1. Program PelayananAdministrasiPerkantoran

2. Program PeningkatanSaranadanPrasaranaAparatur

3. PrograPeningkatanKapasitasSumberDayaAparatur

4. Program

PeningkatanPengembanganSistemPelaporanCapaianKinerjadanKeuangan

5. Program PeningkatanKesejahteraanPetani

6. Program PeningkatanPemasaranHasilProduksiPertanian/Perkebunan

7. Program PeningkatanMutu Hasil Perkebunan

8. Program PeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan

9. Program Pembinaan Perkebunan Ramah Lingkungan

10. Program Pengendalian Hama Terpadu

DenganadanyaLKj-IP ini, diharapkandapatmeningkatkanperanaktifbagiDinasPekebunanKabupatenBerau untukmendukungterlaksanakannya Good

Govermancedenganistilahterwujudnyapemerintahan yang baikdanbersihterlepasdariKorupsi, KolusidanNepotisme, yang akhirnyabermuarapadaterlaksananya “Pelayanan Prima bagiMasyarakat”.

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

A. DasarPembentukanOrganisasi ...... I-1 B. Tugas dan Fungsi ...... I-2 C. Struktur Organisasi ...... I-3 D. SumberDayaManusia ...... I-6 E. Aspek Strategis Organisasi ...... I-8 F. Permasalahan Utama (Strategic Issued) ...... I-10 1. Pembangunan Sejuta Hektar Sawit Tahap Kedua . I-10 2. Pembinaan Perkebunan Ramah Lingkungan ...... I-12 3. Hilirisasi Produk Turunan Komoditi Unggulan Perkebunan ...... I-18 G. SaranadanPrasarana ...... I-20

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis ...... II-1 B. Indikator Kinerja Utama ...... II-11 C. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ...... II-13 1. Rencana Anggaran ...... II-15 2. Target Belanja Dinas Perkebunan Kabupaten Berau ...... II-16 3. Alokasi Anggaran per Sasaran Strategis ...... II-16

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem AKIP III-1

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

1. Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja...... III-1 2. Tindak Lanjut atas Hasil Evaluasi Inspektorat terhadap Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem AKIP ...... III-2 B. Pengukuran Capaian Kinerja Organisasi ...... III-4

C. Analisis Capaian Kinerja ...... III-5 1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018 ...... III-5 2. Perkembangan Capaian Kinerja Berdasarkan Tahun Lalau.. III-8 3. Target dan Realisasi Kinerja berdasarkan Jangka Menengah ...... III-10 4. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan ...... III-11 5. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhasilan ... III-13 6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ...... III-13 7. Realisasi Pelaksanaan Program Prioritas OPD Tahun 2018 Berdasarkan RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 ... III-44 8. Permasalahan dan Solusi Program dan Kegiatan berdasarkan DPPA OPD Tahun 2018 ...... III-56 9. Permasalahan dan Solusi Program Prioritas berdasarkan RPJMD ...... III-57

D. Realisasi Anggaran ...... III-59

BAB IV. P E N U T U P

Kesimpulan ...... IV-1

LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja OPD Tahun2018 dan 2019 2. Rencana Aksi atas Pencapaian Kinerja Tahun 2018 dan 2019 3. RencanaKinerjaTahunanDinas Perkebunan Tahun 2019 4. Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem AKIP dari Inspektorat Kabupaten Berau Tahun 2017

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

DAFTAR TABEL

I-1 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau per 31 Desember 2018 ...... I-5

I-2 Sumber Daya Aparatur Dinas Perkebunan Kabupaten Berau .... I-7

I-3 Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan Kabupaten Berau..... I-20

II-1 Gambaran Sasaran Utama Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Sampai dengan tahun 2018 ...... II-5 II-2 Program dan Kegiatan Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 ...... II-6 II-3 Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan Kabupaten Berau II-12 II-4 Perjanjian Kinerja Dinas Perkebunan Tahun 2018 ...... II-14 III-1. Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2016-2017 ...... III-2 III-2 Pengukuran Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2018 ...... III-4 III-3 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018 ...... III-5 III-4 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017-2018 ...... III-8 III-5 Perkembangan Capaian Kinerja sampai dengan tahun 2018 Berdasarkan Target Jangka Menengah ...... III-10 III-6 Belanja Tidak Langsung Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2018 ...... III-60 III-7 Belanja Langsung Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2018 ...... III-61

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

LAMPIRAN

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

LKjIP Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelaksanaan peran Dinas Perkebunan sebagai koordinator

pelaksanaan teknis pada pembangunan subsektor perkebunan, setiap

potensi baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya alam

sebagai pendukung utama subsektor perkebunan perlu ditingkatkan baik

dari segi kuantitas maupun kualitas terutama dalam hal penerapan

teknologi terhadap teknis perkebunan.Di samping itu, Dinas Perkebunan

terus melakukan upaya perbaikan untuk mencapai keselarasan antara

perencanaan dengan anggaran yang ditujukan untuk pembangunan

subsektor perkebunan melalui peningkatan sinkronisasi antara sasaran

dalam dokumen rencana strategis dengan penganggaran setiap

program/kegiatan.

Secara umum, untuk mengetahui setiap permasalahan yang

mengiringi proses pembangunan subsektor perkebunan maka perlu

dilakukan suatu kajian dan analisis terhadap hambatan, tantangan, hingga

isu-isu strategis baik yang memiliki efek positif maupun negatif sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan. Dari telaahan

permasalahan yang telah dikaji dan dianalisis, maka dapat disusun suatu

tujuan sasaran pembangunan yang berujung pada perumusan visi dan

misi dari Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kabupaten Berau.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahm 2019

I-1 1.2 Twas Pokok dan Fungsi

Dinas Perkebunan Kabupaten Berau dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Berau NomorT Tahun 2016 tentang

Pembentukan danSusunan Perangkat Daerah Kabupaten Berau,yang

membantu pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Kemudian untuk membantu bupati dalam penyelenggaraan

pemerintahan khuhsusnya di bidang perkebunan, maka

disusunlahPeraturan Bupati Berau Nomor 72 Tahun 2016 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten

Berauyang mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah di bidang pertanian pada sektor perkebunan. Seiring perjalanan waktu Peraturan Bupati Nomor 72

Tahun 2016 kembali diubah dan digantikan dengan Peraturan Bupati

Nomor 29 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor

72 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau. Hal ini dilakukan karena terjadi perubahan struktur pada Dinas Perkebunan Kabupaten Berau. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perkebunan mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan di bidang pertanian sesuai dengan lingkup

tugasnya; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian sesuai dengan lingkup

tugasnya;

L$-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

r-2 c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

pertanian sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan

tugas dan fungsinya.

1.3 Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau ditunjang dengan rincian Struktur Organisasi sebagai berikut : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Penyusunan Program

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Sub Bagian Keuangan c. Bidang Produksi, membawahi :

1. Seksi Budidaya dan Bahan Tanaman

2. Seksi Rehabilitasi dan Peremajaan

3. Seksi Penyiapan dan Perluasan Lahan d. Bidang Pembinaan dan PengembanaganUsaha, membawahi :

1. Seksi Bina Usaha

2. Seksi Pengolahan Pasca Panen dan Pemasaran

3. Seksi Pembinaan Kemitraan

L$-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahm 2019

t-3 e. Bidang Perlindungan Perkebunan, membawahi :

1. Seksi Bimbingan dan Pengawasan Sarana Perlindungan

Perkebunan

2. Seksi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

3. Seksi Dampak Lingkungan dan Pencegahan Kebakaran f. Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan

1. Seksi Kelembagaan Perkebunan

2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia

3. Seksi Fasilitasi Permodalan s. UPTD 1. UPT Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD-

P2TP) di Rinding

2. UPT Pengembangan Bahan Tanaman dan Penanganan Pasca

Panen (UPTD-PBTP3) di Tumbit Melayu.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Talrun 2019

l-4 Tabel I-1: Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

KEPAIA BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA

KEPAIA SEKSI BUDIDAYA DAN

KEPAT"A SEKSI PENGENDALIAN KEPAI.A SEKSI PENGOI.AHAN KEPAIA SEKSI PENGEMBANGAN ORGANISME PENGGANGU PASCA PANEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA TANAMAN PEMASARAN

KEPAIASEKSI PENYIAPAN KEPAIA SEKISI DAMPAI( UNGKUNGAN DAN PENCEGAHAN DAN PERLUASAN IAHAN KEBIAIQARAN

KEPAIA UPTD KEPAIA UPTO PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN EAHAN DAfT PERUNOUNGAN TANAMAN PENANGANAN'ANAMAN PASCA PANEN

KEPAI.A SUB. BA€ TATA USAHA

Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

I-5 1.4 Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomot 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian, secara umum menyampaikan bahwa dalam rangka

usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani

yang taat hukum berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan

bermoral tinggi diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan Unsur

Aparatur Negara yang bertugas sebagai Abdi Masyarakat yang

mnyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata. Untuk

melaksanakan tugas tersebut diperlukan pegawai negeri yang profesional

dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Tugas Pemerintahan

dan Pembangunan, serta bersih KKN. Kelancaran penyelenggaran tugas

pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada

kesempurnaan Aparatur Negara khususnya Pegawai Negeri.

Sumber daya manusia adalah merupakan unsur yang paling

menentukan dalam proses pembangunan perkebunan khususnya Sumber

daya Aparatur yang merupakan mesin penggerak berjalannya roda

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Untuk menghadapi perkembangan teknologi modern saat ini

diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia yang memadai dan

mampu menjawab segala tantangan. Berikut ini rekapitulasi data

mengenai Pegawai Negeri Sipil yang berada di lingkungan Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau sampai dengan 31 Desember 2019:

LKj-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahun 2019

r-6 Tabel I-2:Sumber Daya Aparatur Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

Jenis Kelamin Golongan Fendidikan Jabatan Laki- Perempuan IV n il I Fasca $arjana Diprloma SLTA SLTF' $Dr laki Seriana Kepala Dinas L 1 1 Sekretaris t 1 T

Kepala Bidane 4 4 2 2.

Kasubbag 3 3 t L 1 Kasi 1,r 5 16 11 3 2 Staf 18 9 19 7 1 I 6 13 1 Honor 9 3 5 2 4 L Jumlah 44 20 6 38 7 1 3 28 t2 19 I L

Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

I-7 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dalam perumusan tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah, Dinas

Perkebunan sebagai unsur staf pada hakekatnya menyelenggarakan fungsi urusan pemerintahan di bidang perkebunan berdasarkan asas Otonomi dan

Tugas Pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta sebagai upaya pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Berau, Dinas

Perkebunan selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerja sebagai unsur staf yang handal dalam semua aspek termasuk penerapan "GOOD

GOVERNANCE'. Dalam lima tahun kedepan, Dinas Perkebunan memprioritaskan pada peningkatan Kapasitas, Kecepatan dan Mutu Pelayanan serta merumuskan Kebijakan dan Koordinasi di bidang Pembangunan

Perkebunan. Anggaran berbasis kinerja akan menjadi dasar penganggaran, sehingga sasaran dan indikator pencapaian hasil program pembangunan perkebunan dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam pengendalian dan evaluasi secara konsisten. Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis lnternal dan eksternal, setiap bidang harus mampu mengantisipasi perubahan multi dimensi dalam menyusun perencanaan dan merumuskan kabijakan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Bidang Dinas Perkebunan

Sistem pengendalian dan evaluasi akan terus dioptimalkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan serta kajian strategis pembangunan perkebunan, baik yang terkait dengan metodologi dan pelaksanaannya maupun penggunaan dan tindak lanjut hasilnya. Selain itu peningkatan kemampuan di

LKj-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahm 2019

I-8 bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seluruh lnsan Dinas Perkebunan terus dipacu mengingat produk yang dinamis, efektif dan efesien sangat bergantung pada kualitas pengetahuan dan keterampilan sumber daya aparatur pelaksananya.

Terlaksananya kebijakan teknis pembangunan bidang perkebunan yang dapat mewujudkan pelayanan umum di bidang perkebunan merupakan salah satu prioritas program ke depan, sehingga Dinas Perkebunan mampu memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan, penerapan teknologi, pemasaran hasil produksi dan peningkatan produksi. Dinas Perkebunan akan terus melakukan segala upaya untuk menjamin tidak saja berdaya guna dan berhasil guna bagi penentu kebijakan juga dapat dimanfaatkan oleh Stakeholders.

Dasar utama penyusunan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani, namun tidak berarti setiap penanganan urusan daerah harus dibentuk dalam suatu organisasi sendiri. Besaran organisai peiangkat ciaerail

harus mempertimbangkan dan memperhatikan beberapa faktor, yaii-u .

L. Kemampuan keuangan daerah ;

2. Kebutuhan daerah dan ketersediaan SDA;

3. Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan;

4. Jenis dan banyaknya tugas;

Luas wilayah kerja dan kondisi geografis;

Jumlah kepadatan pendudukan, dan;

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

I-9 7. Potensi daerah yang berkaitan dengan urusan yang akan ditangani serta

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang tugas;

Dari cakupan berbagai faktor diatas diharapkan Pembentukan Satuan

Kerja Perangkat Daerah sudah menganut prinsip "Hemat Struktur dan Kaya

Fungsi" yang berarti bahwa walaupun Struktur Organisasi Minimal namun secara fungsional dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

1.5 Permasalahan Utama (Isu Startegis)

lsu strategis merupakan permasalahan pokok maupun tantangan yang berkaitan dengan fenomena global baik regional, nasional, maupun internasional baik yang belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya maupun situasi baru yang muncul akibat perubahan era.

Fenomena dalam isu strategis tersebut memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan pelaksanaan pembangunan daerah sehingga perlu diantisipasi dan diatasi secara bertahap dan berkelanjutan.

Dari berbagai identifikasi masalah dan hasil telaahan diatas, maka isu-isu strategis dalam penyelenggaraan pembangunan subsektor perkebunan oleh

Dinas Perkebunan, meliputi:

1. Pembangunan SejutaHektarKelapa Sawit Tahap Kedua

Dalam isu strategis terkait perluasan areal tanam komoditas kelapa sawit, telah ditetapkan program "pembangunan perkebunan sejuta hektar kelapa sawit" pada perencanaan pembangunan subsektor perkebunan periode sebelumnya. Pada periode kali ini, sebagai lanjutan periode sebelumnya

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahtm 2019

I-10 akandilaksanakan pembangunan sejuta hektar perkebunan kelapa sawit tahap kedua yang merupakan:

1. Keberlanjutan dari program pembangunan perkebunan sejuta hektar

kelapa sawit tahap pertama;

2. Kondisi agroekosistem dimana kondisi geografis Kabupaten Berau

sesuai untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit;

3. Mempunyai prospek sangat baik sebagai sumber devisa, penyerapan

tenaga kerja, dan pengembangan wilayahbagi pembangunan Kabupaten

Berau dimasa mendatang; dan

4. Program yang telah ditetapkan lahan dan perijinannya oleh bupati

Kabupaten Berau.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Provinsi Kalimantan Timur, target program pengembangan dua juta hektar kelapa sawit (sejuta heltar tahap pertama dan sejuta hektar tahap kedua) diproyeksikan dapat direalisasikan pada tahun 2018. Dari hasil Rapat

Koordinasi Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 24-25 April zAM di , telah disepakati kontribusi kabupaten Berau untuk mewujudkan pengembangan dua juta hektar kelapa sawit (sejuta hektar tahap kedua) adalah seluas 130.000hektar (PBS

110.000ha dan Perkebunan Rakyat seluas 20.000 ha).

LKj-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahun 2019

I-l l 2. Penbinaan Perkebunan Ramah Lingkungan

Persepsi negatif mengenai perluasan perkebunan kelapa sawit sebagai

penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang berdampak terhadap

perubahan iklim dan pemanasan global, semakin berkembang luas di kalangan

masyarakat.Kampanye negatif yang merugikan perencanaan pengembangan

perkebunan kelapa sawit kemungkinan akan terus berkembang di dalam usaha

perluasan perkebunan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan isu ini cukup sensitif

terutama bagi pelaku usaha mengingat hasil yang "menggiurkan" bagi yang

berhasil mengelola lahan kelapa sawit. Berkenaan dengan hal tersebut, selain

melanjutkan kampanye positif bersama seluruh pemangku kepentingan baik di

dalam maupun di luar negeri, pemerintah harus terus berupaya menghindari

praktek yang dapat mengundang kritik dari berbagai pihak. Perlu adanya

rencana aksi untuk mensosialisasikan bahwa perluasan perkebunan kelapa

sawit sudah dilaksanakan dengan berkelanjutan sehingga meminimalisir

dampak degradasi lingkungan, bahkan dalam program ini terkandung berbagai

peluang potensial yang dapat dimanfaatkan bagi masa depan pertanian dan

perekonomian Kabupaten Berau dan lndonesia pada umumnya.

Sesuai ciri budidaya tanaman kelapa sawit yang dikenal sebagai pohon

industri, kelapa sawit memiliki manfaat besar dan luas bahkan termasuk limbah

dan hasil sampingan yang sangat melimpah. Seiring dengan menipisnya

cadangan energi fosil, maka limbah dan hasil sampingan tersebut dapat

menjadi alternatif sumber energi baru dan terbaharukan yang dapat menjadi

sumber dan kekuatan andalan masa depan perekonomian bangsa. Limbah dan

hasil sampingan yang dimaksud merupakan bagian dari hasil proses produksi

LKj-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahr.m 2019

r-12 industri kelapa sawit yang sudah ada, terus berlanjut, dan masih terus

berkembang. Demikian pula ketersediaan limbah dan hasil sampingan juga

akan terus berlanjut dan semakin bertambah pula.

Pada konsep ekonomi hijau, limbah merupakan salah satu penyebab

kerusakan lingkungan sehingga perlu dilakukan pengelolaan limbah agar

menjadi ramah lingkungan walaupun memerlukan tambahan biaya. Dalam

rangka mendukung ekonomi hijau maka diadakan program dan kegiatan yang

dilaksanakan REDD+(Reduksi Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi hutan dan

lahan gambut plus)dan RAD GRK (Rencana Aksi Daerah penurunan emisi Gas

Rumah Kaca) bekerjasama dengan Dinas Perkebunan ProvinsiKalimantan

Timur pada setiap kegiatan pembangunan perkebunan besar maupun rakyat.

Pelaksanaan program ramah lingkungan ini berkepentingan untuk menekan laju

pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui

penerapan prinsip 3R (Reduce, Recycle, dan Reused) dalam setiap proses

pembangunan perkebunan menuju ekonomi hijau.

Dalam setiap tahapan pembangunan perkebunan dilaksanakan kegiatan

mitigasisebagai upaya penurunan emisi dari degradasi hutan dan/atau degradasi lahan.Upaya pencegahan kerusakan lingkungan ini meliputi:

1. Pengendalian Kebakaran Lahan Kebun Rakyat.

2. Konservasi Lahan Komoditas Ungglan

3. Penggunaan pupuk secara berimbang dan pengembangan pembuatan

kompos/pupuk organik;

LKj-IPDinos Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

r-1 3 4. Rehabilitasi kebun dan penyesuaian tanaman pelindung bagi komoditi

yang membutuhkan; dan

5. Penerapan teknik budidaya yang baik (Good Agricultural Practices/GAP).

Sedangkan upaya yang dilaksanakan untuk menciptakan manfaat

tambahan bersamaan dengan peningkatan manfaat dari karbon, dilaksanakan

melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, peningkatan kelestarian

keanekaragaman hayati, dan peningkatan kelestarian produksi jasa ekosistem

Secara aplikatifnya, kegiatan mitigasi meliputi:

1. Pengembangan Teknologi dan Bioteknologi bidang Perkebunan

2. Fasilitasi Biomassa sebagai energy terbarukan

3. Penerapan teknologi budidaya PHT dan penanggulangan dampak

anomali iklim yang pada dasarnyadilakukan dengan pendekatan

kelestarian lingkungan hidup baik biotik maupun abiotik;

4. Membangun embung-embung/tangkapan air;

5. Mengembangkan teknologi konservasi lahan dan budidaya lorong;

6. Peningkatan produktivitas lahan melalui pemanfaatan BIOCHAR;

7. Kebijakan penggunaan limbah biomasa/cair untuk energi baru

terbarukan (POME/Palm Oil Mill Effluent); dan

8. Meng-inclave area bernilai konservasi tinggi (HCV-A) pada usaha

perkebunan.

Khusus terhadap pembangunan perkebunan kelapa sawit, lndonesia sejak

tahun 2012 menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia

yakni sebesar 44 persen dari produksi minyak nabati dunia dan menggeser

L$-IPDinas Perkebman Kabupaten Berau Tahun 2019

r-t4 malaysia(A1Yo).olehkarenaitu,sudahmenjadikewajaranjikaNegara lndonesiamemilikistandardalampengelolaanperkebunankelapasawityang berkelanjutan(sustainable)yangmengacupadaPeraturanMenteriPertanian

NomorlgTahun2oll.Selainitu,hargaminyakdunia(crudeoil)yangselalu

meningkatjugamenjaditopikpembicaraanhangatlevelinternasionalbahkan

terdapatdugaanmengenaikemungkinanpenggunaanminyakkelapasawit

sebagai biofuel.

Beberapatahunterakhiriniminyaksawitsedangmenjadisorotandunia termasukisu.isuyangberkembangdipasarlnternasionalmengenai

permasalahanlingkungansebagaidampakdariperluasanperkebunankelapa yang perkebunan kelapa sawit di lndonesia sawit dimana salah satunya

dianggaptidakberkelanjutandantidakramahlingkungan.Bahkanadayang

menuduhbahwaperkebunankelapasawitdilndonesiasebelumnyaberasal

darikawasanhutan,selainitubanyakpulayangmenudingkelapasawitdi lndonesiamenyebabkankerusakanlingkunganyangdiakibatkanoleh berkurangnyapenangkapanairekosistemsekitardanterlalubanyaknya penggunaanpupukyangmeracunilingkungandiarealperkebunan.lsu-isu

yangberkembangtersebutmenjaditantanganbagiNegaralndonesiapada umumnyadankhususnyaProvinsiKalimantantimurdanterlebihlagi KabupatenBerauuntukmembuktikanbahwaperkebunankelapasawitdi produk dan ramah lingkungan agar lndonesia memiliki sifat yang berkelaniutan

kelapasawitlndonesiadapatditerimaolehpasarlnternasional.

Berau Tahm 2019 LKj-IPDinas Perkebtman Kabupaten I-1 5 Beberapa tahun sebelumnya telah terdapat standar pengelolaan kebun dan pengolahan kelapa sawit yang berkelanjutan yakni RSPO (Roundtable

Sustainable Palm Oit) yang secara sukarela (voluntary) dapat di terapkan di

Indonesia.Standar RSPO merupakan standar yang dibuat berdasarkan kesepakatan/roundtable para pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit seperti konsumen, produsen, hingga LSM lingkungan internasional.RSPO menjadi wadah komunikasi para pihak yang berkepentingan untuk menyamakan persepsi tentang konsep berkelanjutan terutama pada pembang u nan perkebunan kelapa sawit (s u sta i n ab i I ityl.

Kemudian muncul ISPO sebagai inisiatif Pemerintah Negara lndonesia terutama Kementerian Pertanian atas kesadaran/deklarasi bahwa pengelolaan sumber daya alam termasuk perkebunan kelapa sawit harus di lakukan secara berkelanjutan (sustainable). Sertifikasi ISPO bukan untuk mengganti atau menyaingi sertifikasi RSPO yang sebelumnya sudah ada terlebih dahulu karena penerapan ISPO bersifat mandatory (harus/wajib) dalam artian semua ketentuan terkait yang berlaku di lndonesia wajib dipatuhi dan diterapkan oleh seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit bahkan ada ketentuan akan ditindak bagiyang melanggar ISPO.

Adapun tujuan mengembangkan dan menerapkan ISPO bagi pemerintah lndonesia adalah untuk:

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya memproduksi minyak sawit yang

lestari;

2. Meningkatkan daya saing minyak sawit lndonesia di pasar global;

L$-IPDinas Perkebrman Kabupaten Berau Tahtm 2019

r-16 3. Mendukung komitmen lndonesia untuk mengurangi Gas Rumah Kaca

(GRK);

4. Mendukung komitmen unilateral Pemerintah lndonesia di Kopenhagen

(2009) dan Program Based Line on LOI lndonesia dan Norwegia (2010);

5. Memposisikan pembangunan kelapa sawit sebagai bagian integral dari

pembangunan ekonomi lndonesia;

6. Memantapkan sikap dasar bangsa Indonesia untuk memproduksi minyak

kelapa sawit berkelanjutan sesuai tuntutan masyarakat global; dan

7. Mendukung komitmen lndonesia dalam pelestarian sumber daya alam dan

fungsi lingkungan hidup.

Menteri Pertanian dalam rangka penerbitan standar/pedoman ISPO menyatakan bahwa sebagai amanat konstitusi UUD pasal 33 ayat 3, bahwa perekonomian nasional di selengarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dengan menerapkan ISPO (lndonesia Sustainable Palm Oil) secara konsisten, maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri kelapa sawit, yakni:

1. Meningkatkan posisi tawar produk kelapa sawit di mata pelanggan;

2. Memperbaiki citra perusahaan;

3. Mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem;

4. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan;

5. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat, serta

kesejahteraan sosial; L\j-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahm 2019

t-17 6. Menciptakan keunggulan comparative; serta

7. Menjaga pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis.

3. Hilirisasi Produk Turunan Komoditi Unggulan Perkebunan

Pengembangan usahatani tanaman perkebunan (khususnya tanaman perkebunan rakyat seperti Kakao), pada umumnya masih sebagai usaha monokultur sehingga belum disertai pengembangan cabang usahatani yang sesuai lainnya, baik dari kelompok tanaman perkebunan maupun jenis pertanian yang masuk dalam ruang lingkup kelompok tanaman pangan, hortikultura, maupun ternak.Disatu pihak, dengan usaha monokultur maka tingkat produktivitas usaha budidaya tanaman dapat tercapai sesuai dengan potensi normalnya secara berkelanjutan apabila dilakukan program yang mendukung hilirisasi produk perkebunan. Tanaman kakao merupakan komoditi ungulan perkebunan namun belum bisa meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani dikarenakan nilaijual ditingkat petani masih relative rendah.

Sehinggga memungkinkan para petani untuk beralih kepada komoditi lain. Hal ini juga akan dapat mengurangi tingkat produktifitas dan pendapatan petani

Guna mendukung program tersebut akan dilakukan kegiatan pembukaan pusat- pusat pengembangan komiditi unggulan yaitu kakao.

Selain pembangunan infrastruktur dan sektor pertanian, pengentasan kemiskinan di Kabupaten Berau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan sumber daya manusia. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja,

L$-IPDinas Perkebtman Knbupaten Berau Tahm 2019

I-18 pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, hingga pembangunan sarana dan prasarana publik.

Angka kemiskinan di Kabupaten Berau +363.887 jiwa (6.38%) dimana sebagian besar berada pada daerah pedesaan, pedalaman, dan daerah tertinggal. Minimnya infrastruktur baik sarana maupun prasarana publik menjadi salah satu penyebab awal dari munculnya kemiskinan di suatu wilayah.Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu adanya pembukaan aksesibilitas menuju ke wilayah-wilayah pedesaaan, pedalaman, maupun tertinggal agar pembangunan kewilayahan secara merata dapat terealisasi sehingga secara otomatis terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Dinas Perkebunan sebagai instansi yang juga memiliki andil dalam program pengentasan kemiskinan terutama kemiskinan yang berada pada masyarakat sektor pertanian, harus berupaya optimal dalam memberikan kesempatan bagi petani perkebunan untuk memajukan kualitas hidupnya dengan cara memberikan berbagai pelatihan keterampilan teknis perkebunan, memfasilitasi sistem perkebunan modern, mendampingi dalam penerapan teknologi perkebunan, hingga memberikan wadah kelembagaan agar masyarakat tani dapat melakukan kemitraan dengan swasta. Dengan adanya usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia maupun kelembagaan di bidang perkebunan, diharapkan masyarakat di pedesaan, pedalaman, maupun wilayah tertinggal mulai dapat melakukan usaha perkebunan berkualitas dengan harapan peningkatan kesejahteraan hidupnya.

LKj-IPDinas Perkebwtan Kabupaten Berau Tahun 2019

r-19 BAB II

PERENCANIAJU{ KTNEzuA

2.1 PerencanaanStrategis

2.1.1 Visi dan Misi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi menjadi fokus dan arahan pembangunan serta program kerja selama lima tahun pelaksanaan kepemimpinan kepala daerah terpilih. Visi menjadi penting karena akan menyatukan dan mengintegrasikan setiap aspek pendukung pembangunan daerah yang akan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat Kabupaten Berau baik aparatur pemerintahan, masyarakat, maupun swasta.

Berdasarkan aturan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang berpedoman pada RPJPD dan memerhatikan permasalahan pembangunan di Kabupaten Berau, serta Visi, Misi, dan program unggulan yang telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye yang telah diselaraskan dengan kajian teknokratik, maka visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Berau tahun 2016-2021 adalah "Mewujudkan Berau Sejahtera, Unggul dan Berdaya saing berbasrb Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya AIam secara Be*elanjutan".

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar sasaran pembangunan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Perkebunan Kabupaten Berau menyesuaikan dengan Kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Berau dalam menentukan misi pembangunan jangka menengah daerah yaitu:

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahm 2019

[-1 publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

memanfaatkan potensi sumber daya alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan, dan perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata dan kearifan lokal

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

Sebagai salah satu komponen penting dalam perencanaan strategis, tujuan dapat dirumuskan sebagai gambaran tentang keadaan yang diinginkan atau dicita-citakan oleh Dinas Perkebunan selama kurun waktu lima tahun ke depan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu, tujuan Dinas Perkebunan merupakan sebuah upaya dalam mendukung pencapaian Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau seperti yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021.

Adapun tujuan Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kabupaten Berau tahun 2016-2021 dapat d irincikan sebagai berikut: a. Meningkatkan produksi perkebunan, Tantangan perekonomian di era sekarang adalah bagaimana subjek dari perekonomian itu sendiri, yaitu masyarakat menjadi sejahtera. Jumlah penduduk yang besar menjadi fokus pemerintah daerah, sehingga arah perekonomian dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian daerah sehingga sektor inijuga menjadi hal yang patut untuk dipertimbangkan.

Hal ini dicapaidengan sasaran:

L$j-IPDinas Perkebtmon Kabupaten Berau Tafum 2019

IT-2 b. Meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan rakyat, Sebagai daerah agraris, sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Berau. Agar penyerapan tenaga kerja ini memberikan dampak postif bagi peningkatan pendapatan masyarakat khusunya petani, Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah dapat dan harus mampu untuk selalu menjaga keseiahteraan petani. Pemerintah harus mampu menjamin kesejahteraan petani agar pertanian menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk terjun ke sektor itu. Hal ini dicapai dengan sasaran:

Sasaran merupakan sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan se€ra nyata oleh Dinas Perkebunan dalam periode lima tahun ke depan sesuai dengan penjabaran dari tujuan rencana strategis. Dari keenam tujuan Renstra Dinas Perkebunan, dapat dirumuskan turunan tujuan berupa sasaran-sasaran perencanaan pembangunan subsektor perkebunan yang efektif dan efisien serta memiliki indikator yang spesifik, jelas, dan terukur sebagai bahan evaluasi, monitoring, dan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang. Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Berau periode 2016-2021 sebagai pendukung pembangunan daerah adalah sebagai berikut:

a. Tujuan kesatu, "Meningkatkan Produksi Perkebunan " dapat dicapai dengan sasaran:

indikator sebagai berikut: r Produksi Hasil Perkebunan (Ton) o Luas Perkebunan (Ha)

L$i-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tohtm 2019

tr-3 Tujuan kedua, "Meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan rakyat" dapat dicapai dengan sasaran:

sebagai berikut.

o Presentase Kenaikan Pendapatan Petani Per bulan di atas UMK.

2.1.3 Kebijakan, Strategi, Arah Kebijakan dan Program

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan subsektor perkebunan, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau menyusun strategi dalam mengaplikasikan setiap programkegiatan pembangunan daerah khususnya subsektor perkebunan. Berikut strategi dan kebijakan Dinas Perkebunan dalam

Renstra tahun 2O16-2O21 :

Strategi 1: Optimalrsasi Peningkatan produktivitas dan nilai tambah komoditi unggulan

Kabupaten Berau memiliki beberapa komoditi unggulan yang efektif sebagai lokomotif perkembangan perekonomian sekaligus 'Jalan" dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat terutama petani. Komoditas utama perkebunan di Kabupaten Berau antara lain kelapa sawit, kakao, karet, kelapa dalam, dan lada. Meskipun begitu, kajian-kajian untuk penambahan komoditas unggulan terus dilaksanakan karena peningkatan hasil produksi pertanian (perkebunan pada khususnya) akan diperhitungkan dalam peningkatan ekonomi berkelanjutan. Peningkatan pemasaran, daya saing, dan nilai tambah produk merupakan faktor utama yang penting untuk meningkatkan hasil perkebunan. Selain karena merupakan sumber daya alam yang terbaharukan, hasil produksi perkebunan dapat dijual secara "mentah" maupun dijual dengan nilai tambah (pengolahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi). Nilai tambah komoditi unggulan akan meningkat jika diikuti dengan kualitas produksi yang meningkat.

Dalam merealisasikan strategi tersebut, Renstra Dinas Perkebunan mempunyai kebijakan sebagai berikut:

L$-IPDinas Perkebunm Kabupaten Berau Tahun 2019

tI-4 * Penurunan tingkat gangguan usaha dan konflik perkebunan; * Penyediaan sarana dan prasarana perkebunan

* Pencegahan serangan OPT yang lebih meluas

{. Peningkatan Pemasaran, Daya Saing dan NilaiTambah Produk

* Peningkatan pemasaran produk perkebunan

{. Pengembangan usaha perkebunan yang ramah lingkungan

Strategi 2 : Penguatan kelembagaan, asosrasi petani/pekebun dan Sumber Daya Manusia Perkebunan

Di era gobalisasi hingga saat ini potret kelembagaan petani diakui masih belum seperti apa yang diharapkan. Salah satu penyebab kondisi demikian adalah kekurangpedulian terhadap pentingnya menemukan celah masuk (entry-point) kelembagaan, sehingga menimbulkan kebingungan dalam rekayasa kelembagaan yang sesuai dengan tujuan produksi perkebunan. Strategi penguatan kelembagaan petani/pekebun diharapkan dapat meningkatkan hasil perkebunan dan meningkatkan daya saing produk lokal.

Dalam merealisasikan strategi tersebut, Renstra Dinas Perkebunan mempunyai kebijakan sebagai berikut:

* Peningkatan Kemampuan petani pekebun ;

* Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Perkebunan ;

2.2 Indikator Kinerja Utama

lndikator kineria Utama merupakan alat untuk menilai keberhasilan Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau, secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program

(outcomes/hasil) dari kegiatan (outpuUkeluaran). Selain itu, indikator kinerja program merupakan cerminan sebuah fungsi dari keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung) dimana pengukuran indikator "hasil" lebih L$-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahtn 2019

II-5 utama daripada sekedar "keluaran" karena "hasil" (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. lndikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang pencapaian dari perencanaan suatu organisasiyang diharapkan di masa mendatang.

Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama program Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Sasaran Indikator Penjelasan Sumber Data Penanggung Strategis Kinerja (Formulasi Jawab Utama Perhitungan

Meningkatnya fumlah fumlah Luas, Data Statistik o Subbag Produksikomo Produksi Produksi dan Perkebunan Penyusunan ditiunggulanpe Komoditi Tenaga Kerja Data Sebaran Program rkebunan Perkebunan Perkebunan Bibit Komoditi o BidangProduksi (Ton) sampai akhir Perkebunan o BidangPerlindu tahun Data OPT ngan pelaporan Perkebunan

Meningkatnya Prosentase Pendapatan r Data o Bidang Pendapatan Kenaikan rata-rata KelompokTani Penyuluhan Petani/ Pendapatan pekebun Perkebunan o Bidang Pekebun Petani Per terhadap r Data Harga Pembinaan dan Bulan diatas UMK pasar Komoditi Pengembangan UMK (%o) Perkebunan Usaha

Dan pada tahun 2019, Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan adalah sebagai berikut:

L{i-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

II-5 INDIKATOR KINEzuA UTAMA (IKU) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN BERAU TAHUN 2OI9

Tujuan 1. Meningkatkan Produksi Perkebunan 2. Meningkatkan Kesejahteraan Petani Perkebunan Rakyat

No. SASARAN INDIKATOR KINERIA TARGET STRATEGIS KIhIERIA 1. I\&ninskatrya Produlsi Produlsi Fbsil Perkebunan 1.855.43O Ton Komoditi Lhggulan (5 kcrnoditi tmggulan), yaitr: Perkebr-rran 1. I{elapa: 1.85O.0OO Ton 2. I{e.lapa: 3.4OO Ton 3. iGkao : 650 Tixr 4. I{aret : 180 Tbn 5. I-ada : 1.20O TiTr

2. Nbninskahya Pendapatan Presntas I{enakan Pendapatan 5-lOVo Petani/Pekebtrr Petani Perbulan diatas I-h4K

Tanjung Redeb, 2 lanuari 2O\9 Kepala Dinas Perkebunan Berau,

Ir Pedi tama Muda I 198603 1 010

LSj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tqhun 2019

il-7 2.3 Rencana Kinerja Tahunan GKT) Dinas Perkebunan Kab. Berau Tahun 2079

{o. SASARAN INDIKATOR KEGIATAN STRATEGIS KINERJA KELUARAN TARGET Meningkaoiya Persentase Pelatihan Petani dan lumlah Petani/Pekebun yang Pendapatan Pendapatan )elaku Agribisnis lilatih di bidang Agribisnis 20 Orang Petani iPekebun Petani Pekebun tumlah diatasUMK Peningkatan Kelompok Tat, 75 Kelompok Kemampuan Lembaga lan Asosiasi yang dibina lani/l Asosiasr Petani

Pengawalan dan Luas Kebun Kemitraan yang dibina Pembinaan Pembangunan 500 Ha Kebun Petani Kemitraan rleh PBS Pengembangan Modal Usaha Iumlah Poktan/Petani yang (Pendukungan Perkebunan nengikuti Sosialisasi 6 Kelompok )engembangan Akses Permodalan Usaha Modal Usaha Tani Perkebunan) Perkebunan

Pengolahan Infonnasi tumlah Data Informasi Pasar lermintaan Pasar atas Hasil (omoditi Perkebunan )roduksi PertanianlPerkebunan 12 Laporan

Pendampingan Pekebun dan lerlaksananya PEDA KTNA Pelaku Agribisnis (Pekan )rovinsi Kaltim 2019 dan FASDA 30 pani yg Daerah Kontak Tani Pekebun mengikuti Andalan) )embinaan dan umlah pekebun rakyat yang 30 STD-B / )engendalian lifasilitasi rmtuk memperoleh STD- Surat 'engembangan I )erkebunan Rakval yang 2 Meningkatnya lroduksi Hasil )embinaan dan Pengendalian 'urnlah PBS dibina )roduksi )erkebunan )engembangan Perkebunan I5 PBS (omoditi lesar Jnggulan rasihtasi Pembibitan Komodttas umlah komoditi unggulan yang )erkebunan 3 Komoditi Jnggulan iifasilitasi sebagai kebun sumber enih Unggulan

lehabditasi dan Peremajaan -uas Kebun yang direhabilitasi (omoditi Perftebunan 6Ha

rasilitasi Gemari Kakao umlah koordinasi kelompok kerja iemari Kakao 3 kali

ntensrnKast l1'omoolu ,u:ls l(eDun yang tenntenslnKasr )erkebunan 75Ha

)erluasan Kebun Komoditi -uas Kebun yang dikembangkan 8,5 Ha Jnggulan (onsolidasi Pembangunan umlah dokumen rumusan )erkebunan rembangunan bidangperkebunan 4 dokumen 'ang tersusun

L$-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

II-8 Io. SASARAIY INDIKATOR KEGIATAIT KELUARAIY TARGET STRATEGIS KIIIER.IA Pengolatran Dara Statistik lumlah Dokumen Statistik 2 dokumen Perkebuncr (Pembuatan rang tersedia Buku Statistik)

Pengendalian Iumlah Kelompok Tani 3 KTPA Kebakaran Lahan Peduli Api (KTPA) yang Kebun Rakyat :erbentuk Konservasi Lahan dengan Iumlatr Luasan Lahan yang 30 Ha Komoditas Perkebunan erkonservasi

Pengembangan Teknologi Iumlah Produksi Agens 200 kg Bioteknologi Bidang Pengendali Hayati (APH) Perkebunan raog dihasilkan

Sekolah Lapang Penerapan iumlah Petani Pekebun yang 50 petani teknologi Budi Daya Tepat nenerapkan teknologi 3una (SL-PHT) ludidaya Tepat Guna

Fasilitasi Regu Proteksi tumlah Regu Proteksi Perkebunan Perkebrman rang terbentuk 2 regu

L$-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahm 2019

II.9 2.4 P erta4iian Kinerja Tahun 2019

BerdasarkanPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perianjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja lnstansi

Pemerintah, Pada tahun anggaran 2019, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau menetapkan 2 sasaran beserta targetnya sebagaimana tertuang dalam

Perjanjian Kinerja tahun 2019 yang telah disetujui oleh Bupati Kabupaten

Berau, Bpk H. Muharram, S.Pd, M.M dan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau Bpk lr. Sumaryono pada tanggal 23 Januari 2019 . Perjanjian Kinerja tersebut sesuai tabel ll4 berikut ini :

L$-IPDinas Perkebtman Kabupaten Berau Tahun 2019

il-10 PERJANJIAN KINERJA

DINAS PERKEBI'NAN KABUPATEN BERAU TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transpamn dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang beranda tangan dibawah ini:

Nama : Ir. Sumaryono

Jabrten : Kepeh Dinas Perkcbunen l(abupaten Bei:au

Selanj uftryadisebugihakpertama

Nema :H. Muherram,,S.P4 M.M

Jabatan : Bupati Benau

Selaku atasan pihak perar4 selanjuurya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang sehanrsnya sesuai lampiran perfanjian ini, dalam wtgla mencapai target kioelfa jmgf'a mene4gah seprti yang telah ditetapkan dalam dokumen percrlcrmaan.

Keberhasilm dan kegagalm petlcapaian targpt kineda t€m€b,ut n€dadi tanggng jawab pihakpertama.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjaqiian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Tanjung Redeb,23 Januari 2019

Pihak Pertama

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

II-11 PERJAIYJIAN KINERJA

SATUAI\ KERJA PERANGKAT DAERAH PERJANJIAN KINERJA TAHUTI 2019

Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Perkebunan Tahun :2019

No. Sasaran Strategis Indikator Satuan Target Kineria I 2 3 4 5

I Meningkatnya Produksi Produksi Hasil Ton 1.850.000 Ton Komoditi Unggulan Perkebunan Perkebunan Kelaoa Sawit

Produksi Hasil Ton 3.400 Ton Perkebunan Kelana Dalam

Produksi Hasil Ton 650 Ton Perkebunan Kakao

Produksi Hasil Ton 180 Ton Perkebunan Karet

Produksi Hasil Ton 1.200 Ton Perkebunan Lada

2 Meningkatnya Persentase oA 5-10 Pendapatan Petani / Kenaikan Pekebun Pendapatan Petani diatas LIMK

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupoten Berau Tahm 2019

II-1-2 NO PROGRAT ANGGARAN KETERANGAN

1 lPetayanan Administrasi Rp 1-100-olzooo lPerkantoran I 2 I Peningkatan Sarana dan Rp. 295.650.000 lerasaazaag*t 3 iPeningkaan Kapasitas Sumber Rp. 75.000.000 lOay" Aparatur 4 ,Penirrgkdan Pangernbar€ian Rp. 200.o00.fix) Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan $r Per*nghtanKeejaft termn Rp. @o.(Xx'.txrc Petani 6 Peningkatan Pemasaran Hasil Rp. 766.OOO.000 Pnrdgksiffi i 7l Peningkatan Mutu Hasil Rp- 75.O00.ff)O Perkebunan I 81 Peningkatan PerodUlcst Pertaniant Rp. 3.412.156.mO Perkebunan I el Pembinaan Perkebunan Ramah Rp. 1.20O.0,00-ff)O Lingkungan

10 1 Pengendalian Hama Terp#u Rp. 316.000.(n0

JUTLAH Rp. 8.O3g.8l8.m0

Tanjung Redeb,23 laruari 2Al9

1986m I 0r0

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

II-13 Selanjutnya, dalam rangka menunjang kinerja Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau, pada Pelaksanaan Perubahan Anggaran Tahun 2019,

Dinas Perkebunan Kabupaten Berau mendapatkan penambahan anggaran belanja sebesar Rp. 851.180.000,- sesuai yang tertuang dalam

DPPA SKPD Tahun 2019 yang disahkan pada tanggal 11 September

2019, sehingga Total Anggaran belanja Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau Tahun 2019 adalah sebesar Rp. 8.890.998.000,-

NO PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN

1 Pelayanan Adm inistrasi Rp. 249,300-OOO Perkantoran 2 Peningkatan Sarana dan Rp. 295.650.OOO Prasarana Aparatur 3 Peningkatan Kapasitas Sumber Rp. 7s.ooo_ooo Daya Aparatur 4 Peningkatan Pengem bangan Rp. 223_212.44O Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5 Pening katan Kesejahteraan Rp. 618_700.OOO Petani 6 Peningkatan Pemasaran Hasil Rp. 786.OOO.OOO Produks i Pertanian/Perkebunan 7 Peningkatan l\ft..rtu Hasil Rp. 105.900.ooo Perkebunan I Peningkatan Peroduksi Pertanian/ Rp. 3.503.491.OOO Perkebunan I Pembinaan Perkebunan Ramah Rp. 1.717.74'.OOO Lingkungan 10 Pengendalian Hama Terpadu Rp. 316.OOO.OOO

JUMI.AI-I Rp- 8.89O.998.OOO

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahtm 2019

II.14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam rangka Akuntabilitas Instansi Pemerintah terhadap penyelenggaraan Pemerintahan maka untuk mengetahui Capaian Kinerja

Organisasi dilakukan dengan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP atau LKj-IP) sebagai salah satu bentuk instrument pertanggungjawabandalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) dan juga merupakan bentuk mekanisme memberikan umpan balik guna perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas instansi pemerintah.

Evaluasi Kinerja menjadi sangat penting bagi Instansi Pemerintah untuk memperbaiki kinerja organisasinya.

Laporan Kinerja merupakan bentuk Akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting dalam pelaporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi sehingga dapat mengetahui apakah suatu tujuan, sasaran, program dan kegiatan itu berhasil atau tidak.

Sehubungan dengan evaluasi akuntabilitas kinerja tersebut, setiap tahun

Inspektorat Kabupaten Berau telah melakukan evaluasi terhadap Akuntabilitas

Dinas Perkebunan. Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau untuk tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada Tabel berikut.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-1

Tabel III-1: Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2017 dan 2018

Nilai Nilai No. Komponen Yang Dinilai Bobot 2017 2018 1 Perencanaan Kinerja 30 29.45 28,25 2 Pengukuran Kinerja 25 20.94 16,56 3 Pelaporan Kinerja 15 13.11 13,56 4 Evaluasi Kinerja 10 4.83 6,75 5 Capaian Kinerja 20 11.08 15,75 Nilai Hasil Evaluasi 100 79.39 80,88 Tingkat Akuntabilitas BB A Kinerja

3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya

Berdasarkan Hasil Evaluasi Inspektorat Kabupaten Berau atas Laporan

Kinerja InstansI Pemerintah (LKjIP) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, No.

700/015/LHP-LAKIP/Wil. IV/VII/2019, Tanggal 8Juli 2019, diperoleh rekomendasi sebagai berikut:

➢ Belum terdapat bukti yang cukup IKU telah dimanfaatkan sepenuhnya

sebagaimana kriteria yang ditetapkan..

➢ Seluruh jabatan setingkat ekselon IV keatas belum menerima reward dan

punishment yang sebanding dengan hasil pengukuran / capaian

kinerjannya.

➢ Hasil pengukuran Rencana Aksi (RA) belum dimanfaatkan sebagaimana

seluruh kriteria yang ditetapkan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-2

➢ Memanfaatkan hasil pengukuran Rencana Aksi untuk pengendalian dan

pemantauan.

Berdasarkan hasil Rekomendasi dari Inspektorat Kabupaten Berau diatas, maka Dinas Perkebunan Kabupaten Berau telah melaksanakan tindak lanjut sesuai arahan/rekomendasi yang telah disampaikan oleh Inspektorat

Kabupaten Berau. Namun demikian disebabkan adanya review pada RPJMD

Kabupaten Berau yang berdampak pada Renstra Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau, menyebabkan harus diadakan penyesuaian terutama target kinerja, sehingga pada tahun anggaran 2019, yang dijadikan patokan capaian kinerja

Dinas Perkebunan Kabupaten Berau adalah Rencana Kinerja Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau sebagaimana telah dilakukan Evaluasi Rencana

Kinerja secara berkala tiap triwulan yang selanjutnya dilaporkan ke

BadanPerencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Berau.

Capaian Kinerja sebagaimana yang terdapat dalam Indikator Kinerja

Utama yang tertuang dalam Renstra Dinas Perkebunan Kabupaten Berau untuk selanjutnya menjadi dasar Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau dan Bupati Kabupaten Berau tiap tahunnya dalam masa renstra selanjutnya di evaluasi capaiannya melalui kegiatan Pengolahan Data

Statistik Perkebunan yang capaian tiap tahunnya di Sinkronkan ke Dinas

Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur untuk selanjutnya disampaikan ke

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-3

Pemberian Reward atau dan punishment yang sebanding dengan hasil pengukuran / capaian kinerjannya bagi pejabat Ekselon IV keatas, masih dalam tahap konsultasi dan koordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Berau untuk mekanisme pelaksanaannya.

Pemanfaatan Hasil Pengukuran Rencana Aksi telah dimanfaatkan sebagai tindakan pengendalian dan pemantauan kinerja Ekselon II dan III untuk penilaian kinerja Ekselon IV telah dilaksanakan secara berkala setiap bulan dan triwulan sesuai pengarahan Inspektorat Kabupaten Berau dalam Reformasi

Birokrasi dalam bentuk Evaluasi Capaian Fisik dan Keuangan dan Evaluasi

Kendala dan Permasalahannya.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-4

3.2 Capaian Kinerja Perangkat Daerah

Hasil Pengukuran atas Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau Tahun 2019 menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel III-2: Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

No Sasaran Indikator Satuan Target Triwulan Target Realisasi % Kinerja Tahunan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Meningkatnya Produksi Ton 1.850.000 Triwulan I 462.500 341.911 74 Produksi Hasil Triwulan II 925.000 811.182 87,7 Komoditi Perkebunan Unggulan Kelapa Triwulan III 1.387.500 1.680.300 121 Perkebunan Sawit Triwulan IV 1.850.000 2.014.320 108,8 Produksi Ton 3.400 Triwulan I 850 1.200 141 Hasil Triwulan II 1.700 2.749 161,7 Perkebunan Kelapa Triwulan III 2.550 3.100 121,5 Dalam Triwulan IV 3400 4.747,7 139,64 Produksi Ton 650 Triwulan I 162.5 0 0 Hasil Triwulan II 325 270 83 Perkebunan Triwulan III 487.5 460 94,36 Kakao Triwulan IV 650 680,35 104,67 Produksi Ton 180 Triwulan I 45 0 0 Hasil Triwulan II 90 70 77,7 Perkebunan Triwulan III 135 125 92,59 Karet Triwulan IV 180 205,4 114,1

Produksi Ton 1200 Triwulan I 300 0 0 Hasil Triwulan II 600 326 54,3 Perkebunan Triwulan III 900 625 69,4 Lada Triwulan IV 1.200 1.066,55 88,88 2 Meningkatnya Prosentase % 5-10 5-10 6,5 Pendapatan kenaikan Petani Pendapatan /Pekebun Petani /Pekebun per bulan Diatas UMK

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-5

3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau yang tertuang dalam PerjanjianKinerjatahun 2019antara

BupatiKabupatenBerau, danKepalaDinas Perkebunan

KabupatenBeraupadatanggal 23 Januari 2019, maka dapat dianilisis capaian

kinerja Dinas Perkebunan pada tahun 2019.

Secara rinci analisis capaian kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau Tahun 2019sebagaimana penjabaran pada tabel III.3 berikut ini,

Tabel III-3: Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019

No Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi % Kinerja 1 Meningkatnya Produksi Hasil Ton 1.850.000 2.014.320 108,8 Produksi Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit Unggulan Produksi Hasil Ton 3.400 4747,7 139,64 Perkebunan Perkebunan Kelapa Dalam Produksi Hasil Ton 650 680,35 104,67 Perkebunan Kakao Produksi Hasil Ton 180 205,4 114,1 Perkebunan Karet Produksi Hasil Ton 1.200 1066,55 88,88 Perkebunan Lada 2 Meningkatnya Prosentase % 5-10 6,5 Pendapatan kenaikan Petani/Pekebun Pendapatan Petani /Pekebun per bulan Diatas UMK

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-6

Berdasarkan tabel III-3 tersebut diatas dapat diketahui bahwa produksi

hampir semua komoditi unggulan perkebunan yang dikembangkan di

Kabupaten Berau telah memenuhi target sebagaimana yang telah di tentukan

dalam IKU Dinas Perkebunan Kabupaten Berau tahun 2019, yaitu Komoditi

Kelapa Sawit, Komoditi Kelapa Dalam, Komoditi Kakao, dan Komoditi Karet.

Untuk Komoditi Lada, tidak dapat memenuhi target produksi yang telah

ditetapkan disebabkan karena turunnya harga jual lada di tingkat petani sejak

2 tahun terakhir, yang menyebabkan kerugian petanisecara ekonomis dalam

hal biaya pemeliharaan dan pemupukan. Selain itu, penyakit utama yang

menyerang komoditi lada di Kabupaten Berau yaitu Busuk Pangkal Batang

Lada, masih menjadi kendala utama petani/pekebun dalam membudidayakan

tanaman lada di Kabupaten Berau.

Dalam upaya menindak lanjuti permasalahan tersebut, langkah-langkah yang telah dilakukan Dinas Perkebunan antara lain :

a. Melaksanakan pelatihan kepada petani/pekebun dengan metode

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)

b. Memberikan bantuan sarana pengendalian OPT berupa obat-obatan

yang ramah lingkungan.

c. Mendorong dan memotivasi petani/pekebun untuk kembali

mengembangkan komoditi kakao melalui inovasi program Gerakan

Mengembangkan Agribisnis Kakao (GEMARI KAKAO) dalam rangka

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-7

diversifikasi sumber pendapatan petani/pekebun yang berbasis

komoditas perkebunan.

d. Berkerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

dalam penyusunan buku Indikasi Geografis (IG) Kakao Berau.

e. Memfasilitasi Penunjukkan Kawasan Agribisnis Kakao melalui

Keputusan Bupati Nomor 530 Tahun 2018, dalam rangka

pengembangan komoditi kakao.

f. Untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas kooditi kakao, Dinas

Perkebunan melakukan tindakan sambung samping kakao melalui

kegiatan Rehabilitasi dan peremajaan komoditi perkebunan.

g. Untuk menjaga produksi lada untuk tetap stabil di tengah rendahnya

harga jual komoditi lada ditingkat petani, Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau meberikan bantuan pupuk dan obat-obatan untuk petani/pekebun

lada guna menunjang kegiatan intensifikasi di daerah sentra

pengembangan komoditi lada di Kabupaten Berau.

h. Membawa petani/pekebun karet untuk melakukan study banding ke

pabrik pengolahan karet PT. Multi Kusuma Cemerlang (PT. MKC)

Samarinda, dan menyiapkan kerjasama untuk pemasaran Lumb

petani/pekebun karet Kabupaten Berau.

i. Menyebarluaskan informasi harga pasar komoditas perkebunan ke

tingkat kampung dan kecamatan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-8

j. Melakukan Sosialisasi Fasilitas Akses Permodalan dengan berkerja

sama dengan bank Kaltimtara dan BRI untuk menunjang Kegiatan

Pengembangan Modal Usaha Perkebunan.

2.Perkembangan Capaian Kinerja Berdasarkan Capaian Beberapa Tahun Terakhir

Berdasarkan capaian kinerja Dinas Perkebunan pada tahun 2019, maka bila dibandingkan dengan capaian kinerja pada 2 (dua) tahun sebelumnya

(Tahun 2017 dan 2018) perkembangannya dapat dilihat seperti pada tabel III-4 sebagai berikut :

Tabel III-4: Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 - 2019

REALISASI NO INDIKATOR KINERJA Satuan 2017 2018 2019 1 Produksi Hasil Perkebunan Kelapa Ton 1.512.002,83 2.007.823,37 2.014.320 Sawit 2 Produksi Hasil Perkebunan Kelapa Ton 6.712,6 5.995,19 4747,7 Dalam 3 Produksi Hasil Ton 602,298 661,14 680,35 Perkebunan Kakao 4 Produksi Hasil Ton 196,55 211,29 205,4 Perkebunan Karet 5 Produksi Hasil Ton 942,70 1.029,40 1066,55 Perkebunan Lada 6 Pendapatan Petani/Pekebun 6,5 % (UMK Berau Diatas Rp. 3.306.855 3.156.158 Tahun 2019 : UMKselanjutnya Rp. 3.120.996,-) berubah menjadi

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-9

Prosentase Kenaikan Pendapatan Petani/Pekebun perbulan Diatas UMK (%)

Berdasarkan tabel III-4. tersebut di atas dapat dilihat bahwa bila

dibanding dengan capaian 2 (dua) tahun sebelumnya yaitu tahun 2017 dan

2018, maka capaian pada tahun 2019 untuk masing-masing indikator kinerja

rata-rata mengalami peningkatan, kecuali kelapa dalam. Produksi kelapa

sawit berupa tandan buah segar (TBS) pada tahun 2019meningkat 33,22 %,

Untuk Produksi Kakao berupa biji kering, meningkat 12,96 %,produksi getah

karet sempat meningkat 7,50 % ditahun 2018, dan kembali menurun 2,8% di

tahun 2019, dan produksi lada meningkat 13,15 %.

Sedangkan produksi kelapa dalam berupa buah segar mengalami

penurunan sebesar (29,27) %, hal ini disebabkan rata-rata kondisi kelapa

dalam di daerah sentra produksi yaitu di daerah pesisir (Kecamatan Biduk-

Biduk, Talisayan, Pulau Derawan dan Maratua) telah memasuki usia tua.

Selain itu turunnya produksi disebabkan karena adanya serangan hama dan

penyakit di pertengahan tahun 2018 serta adanya pengurangan luasan lahan

kelapa dalam untuk pemungkiman, jalan dan proyek PLN.

Untuk pendapatan petani/pekebun, dari tahun 2017 sampai 2019,

pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh petani perkebunan masih

menjanjikan karena diatas UMK Kabupaten Berau. Namun demikian, hal ini

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-10

sangat dipengaruhi oleh harga jual komoditi perkebunan yang sangat

dipengaruhi oleh harga pasar, yang pada komoditi tertentu seperti komoditi

lada yang mengalami penurunan.Upaya untuk tetap menjaga jumlah

produksi komoditi perkebunan agar tidak ikut turun perlu tetap dilakukan,

sehingga pendapatan rata-rata petani/pekebun di Kabupaten Berau masih

diatas UMK (Upah Minimal Kabupaten) Berau.

3.Target Dan Realisasi Kinerja Berdasarkan Jangka MenengahRenstra.

Berdasarkan penjelasan pada point 1 di atas, maka capaian kinerja

Dinas Perkebunan secara komulatif dari tahun 2016 sampai dengan tahun

2019 ,bila dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana

terdapat dalam RENSTRA Dinas Perkebunan perkembangannya dapat

dilihat seperti pada table III-5 Sebagai berikut :

Tabel III-5 :Perkembangan Capaian Kinerja Sampai Dengan Tahun 2019 Berdasarkan Target Jangka Menengah

TARGET REALISASI INDIKATOR % NO SATUAN AKHIR S/D TH. KINERJA PERKEMBANGAN RENSTRA 2019 1 Produksi Hasil Perkebunan Ton 8.929.997 6.755.290 75,65 Kelapa Sawit 2 Produksi Hasil Perkebunan Ton 18.553 17.454 94 Kelapa Dalam 3 Produksi Hasil Ton 5.632 3.018 53,58 Perkebunan Kakao 4 Produksi Hasil Ton 1.831 747 40,79 Perkebunan Karet 5 Produksi Hasil Ton 6.042 3.890,5 64,43 Perkebunan Lada

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-11

6 Pendapatan Petani/ Pekebun Rp. 6,5 % Diatas UMK

Berdasarkan tabel III-5 tersebut di atas dapat dilihat bahwa bila

dibanding capaian kinerja sampai dengan tahun 2019 saat pelaporan ini

disusun dengan target akhir RPJMD/RENSTRA, maka capaian kinerja

sampai dengan tahun 2019 untuk masing-masing indikator perjanjian kinerja

menunjukan tingkat kemajuan untuk produksi kelapa sawit berupa tandan

buah segar (TBS) 75,65 %, kelapa dalam berupa buah segar 94 %, Kakao

berupa biji kering 53,58 %, produksi getah karet berupa lumb 40,79% dan

produksi lada 64,43 %.

Sedangkan pada sasaran Meningkatnya Pendapatan Petani/

Pekebun, terjadi perubahan indikator kinerja pada Renstra yaitu yang semula

adalah Nilai Tukar Petani (NTP),direvisi awalnya menjadi Jumlah

Pendapatan Petani Perbulan diatas UMK.dan pada revisi kedua menjadi

Prosentase Pendapatan Petani Perbulan diatas UMK yaitu ditetapkan antara

5-10%.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-12

4. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalankinerja serta alternative

solusi yang telah dilaksanakan

Berdasarkan analisis terhadap target dan realisasi capaian kinerja

pada tahun 2019 dibandingkan dengan kinerja 2 (dua) tahun sebelumnya (

Tahun 2017 dan 2018) sebagaimana tabel III-3 tersebut di atas dapat dilihat

bahwa untuk masing-masing indikator kinerja mengalami peningkatan yakni

untuk produksi kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) meningkat

33,22 %, Untuk Produksi Kakao berupa biji kering, meningkat 12,96

%,produksi getah karet sempat meningkat 7,50 % ditahun 2018, dan kembali

menurun 2,8% di tahun 2019, dan produksi lada meningkat 13,15

%.Sedangkan produksi kelapa dalam berupa buah segar mengalami

penurunan sebesar (29,27) %,

Untuk pendapatan petani/pekebun, pada tahun 2018 mengalami

penurunan sebesar 4,96 % dibandingkan tahun 2017, dan ditahun 2019

mengalami kenaikan kembali sebesar 5,3%. Hal ini ditunjang dengan

peningkatan produksi kelapa sawit di kabupaten Berau yang rata-rata sudah

mulai memasuki usia Tanaman Menghasilkan dan ditunjang dengan harga

TBS yang cenderung kondusif. Demikian juga dengan harga komoditi karet

yang beranjak naik dan kakao yang cukup menjanjikan dengan support dari

PT. Berau Coal, walaupun untuk komoditi Lada, harga cenderung mengalami

penurunan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-13

Sedangkan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019 saat ini

apabila berdasarkan target jangka menengah (RPJMD/RENSTRA) untuk

masing-masing indikator produksi komoditi unggulan (Kelapa sawit, kelapa

dalam, kakao, lada dan karet) produksi rata-rata telah mencapai 65,69 % dari

target akhir yang telah ditetapkan.

a. Komoditi Kakao

Perkembangan Produksi Komoditi Kakao terus mengalami

peningkatan seiring dengan adanya kerjasama antara Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau dengan PT. Berau Coal melalui Kegiatan Gemari Kakao,

dalam pembelian biji kakao basah langsung dari petani, yang selanjutnya

difermentasi sendiri oleh PT. Berau Coal di Pabrik Berau Cocoa untuk

mendapatkan keseragaman kualitas biji kakao kering yang dihasilkan dan

layak jual sesuai spesifikasi yang diinginkan buyer.

Dengan adanya kerjasama tersebut, selain meningkatkan kembali

minat petani pekebun kakao, rantai pembelian tengkulak yang merugikan

petani kakao yang terjadi selama ini juga dapat ditekan dan kualitas kakao

Berau fermentasi yang dihasilkanpun dapat lebih baik dan seragam dengan

kriteria kualitas yang telah ditentukan.

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi

kakao di Kabupaten Berau, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

telah memfasilitasi pembentukan Masyarakat Perlindungan Identifikasi

Geografis (MPIG) Kakao Kabupaten Berau. Dengan terbentuknya MPIG

Kakao Berau ini, diharapkan nantinya produksi kakao Berau dapat

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-14

disertifikasi IG yang akan sangat berpengaruh terhadap daya saing dan

jaminan pasar dalam meningkatkan pemasaran baik domestic maupun

ekspor.

Sampai dengan saat ini proses penyusunan Buku Deskripsi

Identifikasi Geografis Kakao Berau, telah sampai di Kementrian Hukum dan

HAM untuk diproses lebih lanjut.

b. Komoditi Karet

Penurunan Produksi Komoditi Karet yang disebabkan karena

rendahnya harga jual lump sejak tahun 2015 menyebabkan keengannan

petani untuk melakukan penyadapan karena tidak sebanding dengan biaya

produksi yang di tanggung oleh petani pekebun karet.

Pada tahun 2017, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau memberikan

bantuan alat pengolahan Rubber Crap, untuk Masyarakat Kampung

Sidobangen, Kec. Kelay, dan Pada tahun 2019, Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau bekerja sama dengan NGO membawa petani/pekebun

karet untuk melakukan study banding ke PT. Multi Kusuma Cemerlang

(MKC), di Samarinda tentang proses pengolahan dan pemasaran Karet.

Selain itu, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau telah melaksanakan

pembelajaran teknis kemitraan komoditi karet ke Dinas Perkebunan Provinsi

Kalimantan Selatan dalam bentuk Unit Kerja yaitu Unit Pengolahan dan

Pemasaran Bokar (UPPB) yang merupakan bentuk kemitraan antara

Perusahaan Besar dan Kelompok Tani yang tergabung dalam UPPB,

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-15

melalui kegiatan Pengawalan dan Pembinaan Pembangunan Kebun Petani

Kemitraan oleh PBS.

c. Komoditi Lada

Untuk menjaga nilai produksi lada agar tidak turun seiring dengan

semakin rendahnya harga jual lada di pasaran, maka Pemerintah Kabupaten

Berau melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Berau memberikan bantuan

berupa pupuk dan obat-obatan ke daerah sentra penghasil komoditi lada di

kabupaten Berau melalui kegiatan Intensifikasi Komoditi Perkebunan, Selain

itu didukung pula melalui Kegiatan dengan suber dana APBN.

Beberapa masalah yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya

pencapai target jangka menengah tersebut antara lain factor-faktor yang

menjadi pembatas dan kendala dalam operasionalnya di lapangan seperti :

✓ Kondisi iklim yang sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan

dan produksi tanaman.

✓ Penentuan harga jual ditingkat petani yang sangat dipengaruhi oleh

harga jual komoditi perkebunan di pasaran.

✓ Dukungan operasional dalam upaya pendampingan, pemantauan dan

pengendalian OPT di lapangan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-16

5. Analisis atasEfisiensi Penggunaan Sumber Daya

Dalam rangka pencapaian indikator kinerja seperti tertuang dalam

Perjanjian Kinerja antara Bupati dengan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau, maka pada tahun 2019 telah ditetapkan 10 (Sepuluh) Program dan 39

(Tiga Puluh Sembilan) Kegiatan yang ditetapkan dalam Dokumen

Pelaksanaaan Anggaran (DPA) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau tahun

2019.Hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja kegiatandanpenyerapan anggaran yang tersedia dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memberdayakan petani dan kelompok tani dalam mengelola bantuan pemerintah baik sarana maupun prasarana pengolahan hasil perkebunan.Selama ini, untuk meningkatkan mutu hasil produk perkebunan telah dilakukan berbagai pelatihan dan bimbingan teknis, pemberian bantuan peralatan dan berbagai fasilitas lainnya.Meskipun begitu, masih ditemukan kendala yakni sulitnya mengorganisasi kelompok-kelompok tani agar pemanfaatan bantuan pengolahan tersebut dapat optimal.

Dengan adanya program ini diharapkan optimalisasi pemanfaatan sarana pengolahan dapat tercapai sehingga secara perlahan kelompok tani dapat mengelola sumber daya organisasi secara mandiri dan ekonomis.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-17

a. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Terwujudnya Kesejahteraan Petani dan Pelaku Agribisnis dengan indikator kinerja Terlatihnya petani dan Pelaku Agribisnis dalam meningkatkan kesejahteraan petani dilaksanakan melalui Kegiatan Pelatihan Petani dan

Pelaku Agribisnis.Pada Tahun Anggaran 2019 dengan Pagu Anggaran Rp.

118.700.000,- (Seratus Delapan Belas Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah), dengan realisasi anggaran sebesar Rp 114.2160800,- ( Puluh Delapan Juta Seratus

Dua Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) tingkat capaiannya sebesar 96,22%dan menyisakan anggaran sebesar Rp. 4.483.920,- (Empat

Juta Empat Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh

Rupiah).

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis dilaksanakan di Kampung Sidobangen dengan diikuti oleh 20 Orang peserta petani/pekebun.

b. Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Perani

Dalam rangka pemberdayaan sumber daya perkebunan yang meliputi sumber daya manusia pelaku utama (petani/pekebun), sumber daya kelembagaan petani/pekebun, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Dinas

Perkebunan diarahkan untuk mendorong kemampuan para petani/pekebun dalam penguatan kapasitas kelembagaan petani/pekebun.

Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan Pembinaan, pendataan dan menginventarisasi

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-18

Data Kelompok Tani / Gapoktan / Asosiasi Perkebunan yang ada di Kabupaten

Berau.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pendampingan Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau kepada petani perkebunan untuk memantapkan kapasitas kelembagaan sebagai wadah organisasi petani perkebunan dalam mengembangkan usahanya dipandang dari aspek kesesuaian data struktur organisasi dan administrasi kepengurusan atau management Kelompok Tani tersebut sampai dengan aspek legatitas organisasinya.

Anggaran Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta

Rupiah) dengan target Mendata dan Menginventarisasi 75 Kelompok Tani dan

Melakukan pembinaan pada 2 Kelompok Tani. Realisasi serapan anggaran kegiatan adalah sebesar Rp. 137.544.900,- (Seratus Tiga Puluh Tujuh Ribu

Lima Ratus Empat Puluh Empat Ribu Sembilan Ratus Rupiah) atau 91,70%.

c. Kegiatan Pengawalan dan Pembinaan, Pembangunan Kebun Petani

Kemitraan oleh PBS

Dalam rangka pemasaran hasil produksi TBS kelapa sawit melalui fasilitasi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) dan Dinas Perkebunan; sampai dengan saat ini telah terjalin kemitraan antara koperasi di pedesaan/kampung sebanyak 51 Unit pada 46 Desa/Kampung dengan 21 Perusahaan Besar Swasta Perkebunan Kelapa Sawit. Sedangkan jumlah anggota koperasi di desa yang terlibat dalam kerjsama/kemitraan sebanyak 12,613 orang.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-19

Jumlah koperasi yang telah menjalin kemitraan pembangunan kebun plasma dengan PBS dapat diketahui dari Tabel III-6 berikut:

Tabel III-6 Rekapitulasi Jumlah PBS dan Koperasi Yang Bermitra sampai dengan Tahun 2019. Jumlah Jumlah Jumlah NO Nama Perusahaan Kampung Koperasi Anggota PT. Tanjung Buyu Perkasa 1 8 12 1.615 Plantation 2 PT. Hutan Hijau Mas 1 2 885 3 PT. Malindo Mas Perkebunan 5 3 1.180 4 PT. Dwiwira Lestari Jaya 3 3 489 5 PT. Satu Sembilan Delapan 1 2 1.111 6 PT. Inti Energi Kaltim 1 1 101 7 PT. Jabontara Eka Karsa 2 2 1.093 8 PT. Yudha Wahana Abadi 1 1 200 9 PT. Sentosa Kalimantan Jaya 4 4 1.553 10 PT. Anugrah Agung PA 2 2 330 11 PT. Natura Pasific Nusantara 3 3 483 12 PT. Gunta Samba Jaya 1 1 359 13 PT. Berau Karetindo Lestari 2 2 285 14 PT. Berau Sawit Sejahtera 1 1 325 15 PT. BKNS 1 1 850 16 PT. Buana Mudantara 1 1 250 17 PT. Mulia Inti Perkasa 2 2 300 18 PT. Agrindo Sukses Sejahtera 2 2 201 19 PT. Global Primatama Mandiri 1 3 561 20 PT. Tunas Alam Mandiri 1 1 222 21 PT. Sanggam Harapan Sejahtera 2 2 220 Total 46 51 12.613

Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan, Pembangunan

Kebun Petani Kemitraan Oleh PBS pada tahun 2019 dilaksanakan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah), realisasi anggaran sebesar Rp. 161.413.278,- (Seratus Enam Puluh Satu Juta

EmpatRatus Tiga Belas Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh DelapanRupiah) atau

80,71%, sehingga menyisakan anggaran sebesar Rp. 38.586.722,- (Tiga Puluh

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-20

Delapan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh

Dua Rupiah).

Kegiatan pengawasan dan pembinaan Pembangunan Kebun

PetaniKemitraan Oleh PBS, selain menitik beratkan pada Petani kemitraan komoditi kelapa sawit, pada tahun 2019 ini juga menitik beratkan pada komoditi karet, melalui kegiatan pembelajaran teknis kemitraan komoditi karet ke Dinas

Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin dalam bentuk Unit

Kerja yaitu Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang merupakan bentuk kemitraan antara Perusahaan Besar dan Kelompok Tani yang tergabung dalam UPPB untuk mencari solusi permasalahan rendahnya minat petani untuk mengelola komoditi karet akibat rendahnya harga jual lumb di pasaran 4-5 tahun belakangan ini.

Selain itu dilaksanakan pula pertemuan dengan Asosiasi Petani Lada di kabupaten Berau dalam rangka menyikapi penurunan harga jual komoditi lada di kabupaten Berau tiga tahun terakhir ini.

Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kegiatan

Pengawalan dan Pembinaan, Pembangunan Kebun Petani Kemitraan oleh PBS adalah keterbatasan kendaraan dinas untuk mobilitas jalannya kegiatan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-21

d. Kegiatan Pengembangan Modal Usaha Perkebunan (Pendukungan

Akses Permodalan Usaha Perkebunan)

Kegiatan Pengembangan Modal Usaha Perkebunan (Pendukungan

Akses Permodalan Usaha Perkebunan) yang direalisasikan melalui kegiatan

Sosialisasi Fasilitasi Akses Permodalan bekerjasama dengan pihak lembaga keuangan untuk memberikan informasi kepada petani / kelompok tani dalam mengakses pinjaman modal usaha perkebunan melalui lembaga formal yaitu

BRI atau Bank Kaltimtara sebagai penyedia modal usaha untuk membantu petani/ pekebun mengembangkan usaha perkebunannya dan mampu menjadi petani mandiri.

Anggaran Kegiatan Pengembangan Modal Usaha Perkebunan

(Pendukungan Akses Permodalan Usaha Perkebunan) Tahun 2019 adalah sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) dengan Realisasi sebesar Rp. 147.922.900,- (Seratus Empat Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus

Dua Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Rupiah) atau 98,62% sehingga menyisakan anggaran sebesar Rp. 2.077.100,- (Dua Juta Tujuh Puluh Tujuh

Ribu Seratus Rupiah).

Kegiatan Pengembangan Modal Usaha Perkebunan (Pendukungan

Akses Permodalan Usaha Perkebunan) melalui kegiatan Sosialisasi Fasilitasi

Akses Permodalan diikuti oleh Kelompok Tani di Kampung Pesayan, Kampung

Pilanjau dan Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, Kampung

Karangan Kecamatan Biatan, Kampung Pandan Sari Kecamatan Segah,

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-22

Kampung Melati Jaya Kecamatan Gunung Tabur, Kampung Sidobangen

Kecamatan Kelay dan Kampung Labanan Makarti Kecamatan Teluk Bayur.

Adapun Kendala utama yang rata-rata di hadapi petani perkebunan di

Kabupaten Berau adalah mengenai legalitas lahan. Melalui kegiatan Sosialisasi

Fasilitasi Akses Permodalan yang disampaikan Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau dengan dukungan Lebaga Formal untuk Akses perbankkan, Petani dianjurkan untuk mengurus legalitas kepemilikan lahan perkebunannya dengan bantuan pembiayaan pihak perbankkan dengan ketentuan nilai kredit akan disesuaikan untuk proses pengurusan administrasi legalitas lahan.

Selanjutnya, Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Modal Usaha

Perkebunan (Pendukungan Akses Permodalan Usaha Perkebunan) melalui kegiatan Sosialisasi Fasilitasi Akses Permodalan diharapkan dapat bersinergi dengan kegiatan penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya Perkebunan (STDB) sebagai salah satu persyaratan pengajuan kredit permodalan bagi petani perkebunan sebagai jaminan keabsahan kepemilikan lahan perkebunan produktif.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-23

B. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/

Perkebunan

Sesuai penjabaran dalam Renstra Dinas Perkebunan 2016-2021, melalui

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, diharapkan Dinas Perkebunan dapat mendampingi dan melakukan langkah pembinaan bagi petani/pekebun Kabupaten Berau dalam menghadapi pasar global untuk menguatkan sistem pemasaran hasil produksi perkebunan yang lebih baik terutama dalam hal promosi, pengolahan informasi harga pasar, maupun pelatihan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia. Target

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan adalah

Jumlah Produk yang dipasarkan yaitu 5 komoditi unggulan perkebunan.

a. Kegiatan Pengolahan Informasi Pasar dan Promosi atas Hasil

Produksi Pertanian/Perkebuan Masyarakat

Informasi harga pasar sangat erat hubungannya dengan tata niaga komoditi perkebunan dimana petani/pengusaha dapat mengakses informasi harga pasar komoditi perkebunan dan lokasi pasar komoditi sebagai dasar untuk menentukan jenis dan mutu komoditas yang akan diproduksi dan ditingkatkan harga jualnya.

Kegiatan Pengolahan Informasi Pasar atas Hasil Produksi

Pertanian/Perkebuan pada tahun anggaran 2019 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 110.000.000,- (Seratus Sepuluh Juta Rupiah) melaksanakan kegiatan penyebarluasan informasi harga pasar komoditi perkebunan kepada

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-24

para petani pekebun diwilayah Kabupaten Berau dengan realisasi kegiatan sebesar Rp. 108.892.502,- (Seratus Delapan Juta Delapan Ratus Sembilan

Puluh Dua Ribu Lima Ratus Dua Rupiah) dengan capaian kinerja sebesar

98,99 % sehingga dapat diartikan pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan kegiatan berupa pengumpulan dan pengolahan harga pasar yang diperoleh dengan jalan survey pasar tentang harga jual komoditas perkebunan di tingkat petani, pedagang maupun pengecer di masyarakat pekebun di Kabupaten Berau. Selain itu diikuti pula kegiatan penetapan harga

Tandan Buah Segar (TBS) bersama tim Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimatan Timur untuk menetapkan standart harga

TBS KelapaSawit dari umur tanaman 3 tahun sampai dengan umur 10 tahun keatas sesuai ketetapan Dinas Perkebunan Kalimantan Timur.

Berdasarkan informasi harga pasar hasil komoditas perkebunan

Kabupaten Berau tahun 2019, diperoleh informasi peningkatan harga pada komoditi jika dibandingkan dengan harga jual komoditas tersebut di tahun 2018 dan tahun 2017. Hal ini memberikan dampak positif bagi petani pekebun sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi petani pengelola usaha perkebunan untuk lebih meningkatkan produksi hasil perkebunan sehingga produktivitas petani pekebunpun juga dapat meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan petani pengelola komoditas perkebunan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-25

b. Kegiatan Pendampingan Pekebun dan Pelaku Agribisnis (PEDA

KTNA)

Kegiatan pendampingan pekebun dan pelaku agribisnis ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan promosi komoditas unggulan di Kabupaten Berau dalam momentum Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Dan Nelayan Andalan

(KTNA) ke X Kalimantan Timur Tahun 2019, yang pelaksanaannya di Kampung

Labanan Jaya, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Dalam rangka

Peda X KTNA Kaltim Tahun 2019 ini, maka telah dialokasi anggaran pendukung pelaksanaan Kegiatan bagi peserta maupun Fasda siap untuk mendampingan para peserta. Selain itu, juga sebagai penunjang perawatan kebun demplot sebagai kebun percontohan komoditi perkebunan untuk ditampilkan dalam acara Peda X KTNA Kaltim Tahun 2019 tersebut.

Pada tahun 2019 untuk melaksanakan kegiatan ini telah dialokasikan dukungan pendanaan sebesar Rp. 676.000.000,- (Enam Ratus Tujuh Puluh

Enam Juta Rupiah) dengan target keluaran tersedianya lokasi percontohan

(Demplot) komoditas perkebunan,perlengkapan untuk peserta acara Peda X

KTNA Kaltim Tahun 2019, bahan dan materi yang akan disajikan dalam acara acara Peda X KTNA Kaltim Tahun 2019tersebut. Capaian kinerja tahun 2019, realisasi fisik 100 % dan realisasi keuangan sebesar 70,81 % atau Rp.

478.668.000 ,-, sehingga terdapat sisa anggaran sebanyak Rp. 197.332.000,-.

Sisa anggaran karena honor petugas teknis lapangan, pembelian bahan bakar minyak untuk kendaraan opersional ke lapangan, sisa belanja pengadaan

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-26

bahan demplot, sisa perjalanan dinas dalam daerah tidak terserap secara keseluruhan.

C. Program Peningkatan Mutu Hasil Perkebunan

Meningkatnya produksi komoditi unggulan perkebunan harus diimbangi pula dengan peningkatan mutu hasil perkebunan.Program Peningkatan Mutu

Perkebunan, dengan tujuan.memberdayakan petani dan kelompok tani dalam mengelola usaha perkebunannya dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas produksi yang dihasilkannya.

a. Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan Perkebunan

Rakyat

Kegiatan yang mendukung Program prioritas Peningkatan Mutu Hasil

Perkebunan pada tahun anggaran 2019 adalah Kegiatan Pembinaan dan

Pengendalian Pengembangan Perkebunan Rakyat.

Pada tahun 2019, Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian

Pengembangan Perkebunan Rakyat. Dilaksanakan dengan melakukan kegiatan identifikasi/inventarisasi kebun masyarakat yang digunakan sebagai dasar dalam rangka penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya Perkebunan

(STDB) dengan tujuan untuk:

a. menghimpun data kepemilikan kebun rakyat dan informasi pendukung

lainnya sehingga dapat digunakan sebagai basis pengambilan kebijakan;

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-27

b. membantu mempermudah Kementerian Pertanian dalam penyaluran

program pemerintah, seperti: program subsidi pupuk, benih, peremajaan

supaya tepat sasaran;

c. mewujudkan tata kelola usaha budidaya tanaman perkebunan

berkelanjutan milik Pekebun;

d. membantu Kelembagaan Petani dan/Kelembagan Desa untuk

peningkatan produktivitas dan kesejahteraan Pekebun;

e. mendorong terwujudnya praktek pengelolaan perkebunan yang baik

(good agriculture practices) di level Pekebun;

f. memastikan pengelolaan SDA yang berbasis perkebunan dikelola secara

berlanjutan.

Pada tahun 2019 untuk melaksanakan kegiatan ini telah dialokasikan dukungan pendanaan sebesar Rp. 105.900.000,- (Seratus Lima Juta Sembilan

Ratus Ribu Rupiah) dengan target keluaran terdatanya perkebunan masyarakat sebanyak 30 (tiga puluh) lokasi kebun. Capaian sampai dengan akhir tahun

2019, realisasi fisik 100 % dan realisasi keuangan sebesar 88,25 % atau Rp.

93.460.600,-, sehingga terdapat sisa anggaran sebanyak Rp. 12.439.400,-.

Sisa anggaran karena honor petugas , pembelian bahan bakar minyak untuk kendaraan opersional ke lapangan, sisa perjalanan dinas yang tidak terserap secara keseluruhan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-28

D. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Perkembangan produktivitas hasil panen subsektor perkebunan ditunjang oleh usaha dalam mengelola dan memanajemen sumber daya perkebunan tepat sasaran terutama dalam hal penambahan luas tanam, kualitas komoditas, optimalisasi pemanfaatan lahan, management/pengolahan kebun yang baik, Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan Perijinan bagi

Perusahaan Besar Swasta yang mengelola Usaha Perkebunan.

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan merupakan

Program prioritas untuk Dinas Perkebunan dalam RPJMD Perubahan

Tahun2016-2021 sekaligus sebagai Indikator Kinerja Utama Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau.Target Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan sesuai Renstra 2016-2021 adalah pencapaian Produksi Perkebunan yang mencapai 8.962.055 Ton

a. Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan Perkebunan Besar Untuk Tertibnya pelaksanaan perijinan Usaha Perkebunan Besar di

Kabupaten Berau dengan Indikator kinerja Terkendalinya Perijinan Usaha

Perkebunan Besar terlaksana melalui Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian

Pengembangan Perkebunan Besar, Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-29

Pada Tahun 2019, Pagu Anggaran Kegiatan Pembinaan dan

Pengendalian Pengembangan Perkebunan Besar adalah sebesar Rp.

75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) dengan ralisasi kegiatan sebesar

Rp.69.588.300,- (Enam Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Delapan Puluh

Delapan Ribu Tiga Ratus Rupiah) atau 92,78%.

Sampai dengan saat ini di Kabupaten Berau terdapat 33 PBS yang telah mempunyai Ijin Usaha Perkebunan (IUP). Dari seluruh Perusahaan yang memiliki IUP tersebut sampai dengan saat ini telah dilakukan Penilaian Usaha

Perkebunan (PUP) sebanyak 15 PBS atau + 45,45 % dari total

IUP.Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan

Perkebunan Besar pada tahun 2019 diarahkan pada Monitoring dan Evaluasi

Perijinan PBS di Kabupaten Berau.

b. Kegiatan Fasilitasi Pembibitan Komoditi Unggulan

Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan akan bahan tanaman perkebunan di tahun-tahun mendatang, telah diupayakan untuk pengembangan pembibitan.

Pelaksanaan Kegiatan pengembangan perbenihan/pembibitan komoditas perkebunan di Kabupaten Berau melalui Kegiatan Fasilitasi

Pembibitan Komoditi Unggulan, dalam pelaksanaannya didukung melalui program/kegiatan dari Dinas Perkebunan Provinsi Kaltimantan Timur, Badan

Pengkajian Tehnologi Pertanian Kalimantan Timur dan Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-30

Kegiatan pembibitan tanaman perkebunan yang dilaksanakan di tahun

2019 adalah Penyediaan Benih Tanaman untuk Kebun Induk dan Benih

Tanaman untuk Taman Koleksi yang dilaksanakan di UPTD Pengembangan

Bahan Tanaman dan Penanganan Pasca Panen (UPTD-PBTP3) Tumbit

Melayu.Selain itu dilaksanakan pula kegiatan penataan Lingkungan UPTD

PBTP3 berupa perbaikan Akses jalan Utama dan penataan kontur lahan untuk pembuatan terasering.

Dengan pagu anggaran kegiatan pada tahun 2019 sebesar Rp.

675.000.000,- (Enam Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah), realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp. 643.653.207,- (Enam Ratus uta Tujuh Ratus Tujuh Puluh

Sembilan Ribu Sembilan Ratus Enam Puluh Rupiah) atau 95,36 %, sehingga menyisakan anggaran sebesar Rp. 31.346.793,- (Tiga Puluh Satu Juta Tiga

Ratus Empat Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah).

c. Rehabilitasi dan Peremajaan Komoditi Perkebunan

Kegiatan rehabilitasi dan peremajaan komoditi perkebunan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan kebun masyarakat yang produktivitasnya sudah menurun dikarenakan usia tanaman yang sudah tua dan pada tanaman yang rusak. Rehabilitasi diarahkan dalam upaya memperbaiki kondisi morfologis tanaman yang sudah tua dan produktivitasnya rendah yang kondisinya masih memungkinkan untuk untuk ditingkatkan dengan memberikan input sarana produksi berupa mata tunas / entres dari bibit unggul.Keluaran kegiatan ini berupa luas kebun masyarakat yang berhasil

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-31

direhabilitasi/diperbaiki kondisi fisik tanamannya, dengan harapan pada saatnya produktivitasnya dapat meningkat.

Pada tahun 2019 untuk melaksanakan kegiatan ini telah dialokasikan dukungan pendanaan sebesar Rp. 367.200.000,- (Tiga Ratus Enam Puluh

Tujuh Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) dengan target keluaran kebun masyarakat yang direhabilitasi tanamannya seluas 40 Hektar. Capaian sampai dengan akhir tahun 2019, realisasi fisik 90,45 % dan realisasi keuangan sebesar 79,03 % atau Rp. 290.206.030,- (Dua Ratus Sembilan Puluh Juta Dua Ratus Enam Ribu

Tiga Puluh Rupiah), sehingga terdapat sisa anggaran sebanyak Rp.

76.993.970,- (Tujuh Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tiga

Ribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh Rupiah).

Kegiatan Rehabilitasi/Peremajaan komoditas perkebunan di Kabupaten

Berau dalam pelaksanaannya didukung melalui program/kegiatan dari Dinas

Perkebunan Provinsi Kaltimantan Timur dan Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau.

Tempat Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi/Peremajaan komoditas perkebunan melalui Kegiatan Sambung Samping Tanaman Kakao pada tahun

2019 dilaksanakan di Kampung Gunung Tabur Kelompok Tani Solata dan

Kelompok Tani Apollo dengan merehabilitasi tanaman kakao sebanyak 6000 sambungan pada 3000 tanaman kakao disertai dengan pemberian bantuan pupuk NPK 1.050 kg pada setiap Kelompok Tani.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-32

d. Fasilitasi Gemari Kakao

Kegiatan fasilitasi Gerakan Mengembangkan Agribisnis Kakao ini merupakan inovasi dalam upaya mengembangkan kembali komoditas kakao di

Kabupaten Berau, dimana pada masa tahun 1990-an komoditas kakao ini pernah memberikan hasil produksi dan kualitas terbaik di Kalimantan Timur.

Kondisi terakhir kebun-kebun masyarakat komoditas kakao ini telah banyak beralih komoditas menjadi perkebunan kelapa sawit monokultur. Kondisi demikian tidak terlalu menguntungkan bagi pekebun apabila terjadi permasalahan gangguan OPT dan/atau harga TBS dilapangan. Oleh karena itu petani/pekebun sangat dianjurkan untuk melakukan diversifikasi

(penganekaragaman) komoditas sehingga sumber alternative pendapatan semakin beragam pula dari hasil panen berbagai komoditas yang diusahakan.

Fasilitasi Gemari Kakao ini merupakan upaya pendampingan petani/pekebun untuk komoditas kakao oleh Kelompok Kerja (Pokja) yang Tim- nya dibentuk melalui Keputusan Bupati yang terdiri dari berbagai OPD terkait,

NGO dan Perusahaan.

Pada tahun 2019 untuk melaksanakan kegiatan ini telah dialokasikan dukungan pendanaan sebesar Rp. 84.789.000,- (Delapan Puluh Empat Juta

Tujuh Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah) dengan realisasi fisik dan keuangan sebesar 100 %

dengan target kinerja jumlah koordinasi kelompok kerja Gemari Kakao.

Adapun koordinasi kelompok kerja Gemari Kakao yang dilaksanakan meliputi:

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-33

✓ Evaluasi Kinerja Tahun 2018

✓ Kunjungan Lapang ke Pabrik Berau Cocoa, PT. Berau Coal

✓ Evaluasi Wilayah SK PenunjukanPengembanganKawasanKakao

✓ Rapat Koordinasi Tim Gemari Kakao Tahun 2019

Dari hasil koordinasi tim Gemari kakao yang dilakukan pada tahun

2019, diketahui total pembelian biji kakao basah dari petani perkebunan kakao oleh PT. Berau Coal adalah sebesar 341,44 Ton biji kakao basah yang selanjutnya difermentasi dan dijadikan biji kering sesuai standar yang ditetapkan PT. Berau Coal, yang menunjukkan adanya peningkatan minat petani untuk kembali aktif membudidayakan kooditi kakao.

e. Intensifikasi Komoditi Perkebunan

Intensifikasi diarahkan dalam upaya meningkatkan produktivitas komoditi perkebunan yang kondisinya masih memungkinkan untuk untuk ditingkatkan dengan memberikan input sarana produksi berupa pupuk, pestisida dan hand sprayer.

Kegiatan Intensifikasi Komoditi Perkebunan pada tahun 2019, dilaksanakan Dinas Perkebunan Kabupaten Berau khusus untuk memberikan dukungan bagi petani/pekebun komoditi lada yang mengalami penurunan harga jual di pasaran.Selain itu Kegiatan Intensifikasi juga ditujukan untuk

Petani/Pekebun Karet, Kakao, Kelapa Dalam dan Kelapa Sawit

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-34

Anggaran Kegiatan Intensifikasi Komoditi Perkebunan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 1.944.156.000,- (Satu Milyar Sebilan Ratus Epat Puluh

Empat Juta Seratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah) dengan realisasi kegiatan sebesar Rp. 1.667.902.713,- (Satu Milyar Enam Ratus Enam Puluh Tujuh Juta

Sembilan Ratus Dua Ribu Tujuh Ratus Tiga Belas Ribu Rupiah) atau Capaian

Fisik sebesar 99,29% dan Keuangan 85,79%.

Pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi Komoditi Perkebunan pada tahun

2019 adalah dengan memberikan bantuan untuk intensifikasi kebun masyarakat sebagai berikut:

✓ Kampung Siduung Indah, Kecamatan Segah (Mendukung Program

Prukades) berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 625 liter dan 5

unit Hand spayer

✓ Gapoktan Maju Bersama, Kampung Eka Sapta Kecamatan Talisayan

berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 625 liter dan 5 unit Hand

spayer

✓ Kelompok Tani Birang Jaya Mandiri, Kampung Gunung Tabur,

Kecamatan Gunung Tabur (Mendukung Program Prukades) berupa

pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 625 liter dan 5 unit Hand spayer

✓ Kelompok Tani Margo Utomo, Kampung Kayu Indah, Kecamatan Batu

Putih berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 625 literdan 5 unit

Hand spayer

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-35

✓ Gapoktan Barinut, Kampung Batu-Batu Kecamatan Gunung Tabur

berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter dan 5 unit

Hand spayer

✓ Kelompok Tani Misa Kada I, Kampung Maluang Kecamatan Gunung

Tabur berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 520 literdan 5 unit

Hand spayer

✓ Kelompok Tani Nusantara Bersatu Kampung Gurimbang Kecamatan

Sambaliung berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter

dan 5 unit Hand spayer

✓ Kelompok Tani Bangkit Persada, Kampung Gurimbang Kecamatan

Sambaliung berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter

dan 5 unit Hand spayer

✓ Kelompok Tani Mekar Jaya, Kampung Suaran Kecamatan Sambaliung

berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter dan 5 unit

Hand spayer

✓ Kelompok Tani Bina Usaha Mandiri III, Kampung Bukit Makmur,

Kecamatan Segah berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 730

liter, Herbisida 85 liter dan Fungisida 85 liter

✓ Kelompok Tani Solata, Kampung Gunung Tabur, Kecamatan Gunung

Tabur berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter dan 5

unit Hand spayer

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-36

✓ Kelompok Tani Apollo, Kampung Gunung Tabur, Kecamatan Gunung

berupa pupuk cair merk “Ecofresh” sebanyak 1.044 liter dan 5 unit

Hand spayer

✓ Kampung Tanjung Perepat Kecamatan Biduk-Biduk (Mendukung

Program Prukades) berupa pupuk Urea 6.500 kg

✓ Kelompok Tani Mekar Sari Jaya Kapung Biatan Ilir, Kecamatan Biatan

berupa Urea 3000 kg

✓ Gapoktan Nur Prima Utama Mandiri I, Kampung Merancang Ilir,

Kecamatan Gunung Tabur, berupa dan 5 unit Hand spayer dan

Herbisida 850 liter

✓ Gapoktan Nur Prima Utama Mandiri II, Kampung Merancang Ilir,

Kecamatan Gunung Tabur, berupa dan 5 unit Hand spayer dan

Herbisida 850 liter

✓ Kelopok Tani Maju Bersama Kampung Pesayan Kecamatan

Sambaliung, berupa Hand spayer semi Automatic 15 unit, Pupuk

Tanaman Perkebunan 500 kg, Herbisida 85 liter dan Fungisida 85 liter

✓ Kelompok Tani Merica Jaya, Kampung Pilanjau Kecamatan

Sambaliung, berupa 15 unit Hand spayer semi Automatic dan 350 kg

pupuk urea

✓ Kampung Batu Putih Kecamatan Batu Putih, berupa urea 555 kg

✓ Kampung Giring-Giring Kecamatan Biduk-Biduk beruapa Pestisida 165

liter

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-37

f. Perluasan Kebun Komoditi Unggulan

Ekstensifikasi diarahkan dalam upaya perluasan areal tanam komoditi perkebunan dalam rangka mendorong pemanfaatan lahan masyarakat dengan memberikan input bahan tanaman berupa bibit kakao, lada dan pala.

Kegiatan ekstensifikasi/perluasan areal tanam komoditas perkebunan di Kabupaten Berau dalam pelaksanaannya didukung melalui program/kegiatan dari Dinas Perkebunan Provinsi Kaltimantan Timur, Badan Pengkajian

Tehnologi Pertanian Kalimantan Timur untuk Perluasan komoditi Kakao dan

Dinas Perkebunan Kabupaten Berau untuk Perluasn Komoditi Lada.

Pada tahun 2019, Anggaran Kegiatan Perluasan Kebun Komoditi

Unggulan sebesar Rp. 357.346.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Tiga

Ratua Empat Puluh Enam Ribu Rupiah) dengan realisasi kegiatan sebesar Rp.

285.478.500,- (Dua Ratus Delapan Puluh Lima Juta Empat Ratus Tujuh Puluh

Delapan Ribu Lima Ratus Rupiah) dengan Capaian Fisik sebesar 98,49% dan

Keuangan sebesar 79,89% sehingga menyisakan anggaran sebesar Rp.

71.867.500,- (Tujuh Puluh Satu Juta Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu

Lima Ratus Rupiah).

Pelaksanaan Kegiatan Perluasan Kebun Komoditi Unggulan tahun

2019 pemberian Bantuan Bibit Lada untuk perluasan lahan masyarakat meliputi :

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-38

✓ Kampung Maluang, Kelompok Tani Tunas Harapan, Pemberian Bibit

Lada sebanyak 4.000 pohon (2,5 Ha) dan bantuan pupuk sebanyak 800

kg serta Pestisida sebanyak 3 liter.

✓ Kampung Saburakat, Kelompok Tani Samburakat Jaya Mandiri

Pemberian Bibit Lada sebanyak 3.200 pohon (2 Ha) dan bantuan pupuk

sebanyak 600 kg serta Pestisida sebanyak 2 liter.

✓ Kampung Ampean Medang, Pemberian Bibit Lada sebanyak 3.200

pohon (2 Ha) dan bantuan pupuk sebanyak 600 kg serta Pestisida

sebanyak 2 liter

✓ Kampung Lobang Klatak, Pemberian Bibit Lada sebanyak 3.200 pohon

(2 Ha) dan bantuan pupuk sebanyak 600 kg serta Pestisida sebanyak 2

liter.

Adapun kendala yang dihadapi Dinas Perkebunan dalam pelaksanaan

Kegiatan Perluasan Kebun Komoditi Unggulan adalah masalah legalitas lahan dan status kawasan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-39

E. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

Pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan pada tahun anggaran 2019 menitik beratkan pada 2 (dua) kegiatan yang pada tahunsebelumnya tertuang dalam Program

Pengembangan Perencanaan Perkebunan yaitu Kegiatan Konsolidasi

Pembangunan Perkebunan dan Kegiatan Pengolahan Data Statistik

Perkebunan (Pembuatan Buku Data Statistik Komoditi Unggulan)

a. Kegiatan Konsolidasi Pembangunan Perkebunan

Pada tahun 2019, pelaksanaan Kegiatan Konsolidasi Pembanguan

Perkebunan sesuai dengan target kegiatan menitikberatkan pada pelaksanaan

Kegiatan Rapat Koordinasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2019 se

Kalimantan Timur di Samarinda dan Pelaksanaan Musyawarah Rencana

Pembangunan Tingkat Provinsi Tahun 2019.

Pagu Anggaran Kegiatan Konsolidasi Pembanguan Perkebunan tahun

2019 adalah sebesar Rp. 98.212.000,- (Sembilan Puluh Delapan Juta Dua

Ratus Dua Belas Ribu Rupiah) dengan realisasi sebesar Rp 97.057.115,-

(Sembilan Puluh Tujuh Juta Lima Puluh Tujuh Ribu Seratus Lima Belas Rupiah) atau 98,82 %. Sisa anggaran sebesar Rp. 1.154.885,- (Satu Juta Seratus Lima

Puluh Empat Ribu Delapan Ratus Delapan Puluh Lima Rupiah) disebabkan karena adanya sisa perjalanan dinas luar daerah untuk kegiatan Musrenbang

Provinsi dan Rakorbun Tahun 2019,

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-40

Pelaksanaan Kegiatan Konsolidasi Pembanguan Perkebunan tahun

2019 meliputi:

✓ Study Pembelajaran LPPD di Malang, Jawa Timur

✓ Teknical Meeting Penyiapan Lokakarya Strategis Perkebunan Sawit

Ramah Lingkungan di

✓ Work-Shop E-Monev APBN 2019

✓ Sosialisasi ASB di Jogjakarta

✓ Sinkronisasi Stategi Nasional Pencegahan Korupsi di Saarinda

✓ Pertemuan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Prov. dengan

Penanggungjawab Teknis Kegiatan di

✓ Koordinasi dan Evaluasi "Low-Emission Oil PalmDevelopment in Berau

and di Balikpapan

✓ Mengikuti Pelatihan ASB di Kabupaten Purworejo

b. Kegiatan Pengolahan data Statistik Perkebunan (Pembuatan Buku

Data Statistik Komoditi Unggulan)

Data Statistik Komoditi Unggulan Perkebunan terdiri dari 2 (dua

Semester yang menggambarkan pelaksanaan tugas pokok Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau yang secara garis besar berisi data tentang hasil-hasil yang dilaksanakan dan dicapai dalam pelaksanaan Pembangunan Perkebunan di

Kabupaten Berau pada Semester I dan Semester II tiap tahun.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-41

Pada tahun anggaran 2019, Pagu Anggaran Kegiatan Pengolahan data

Statistik Perkebunan (Pembuatan Buku Data Statistik Komoditi Unggulan) adalah sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) dengan realisasi penyerapan anggran sebesar 100%.

Perolehan Data Perkembangan Luas lahan Komoditi Perkebunan,

Produksi dan Tenaga Kerja Perkebunan baik Perkebunan Rakyat (Swadaya),

Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Plasma yang dikembangkan di

Kabupaten Berau, selanjutnya dilakukan Sinkronisasi dan Validasi Data dengan

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur untuk dijadikan Angka Tetap

Capaian Kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Berau tiap tahunnya sebagai dasar dari Capaian Indikator Kinerja Utama tiap tahunnya dan untuk disampaikan ke Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau untuk Perhitungan

Kebutuhan Kabupaten lebih lanjut.

F. Program Pembinaan Perkebunan Ramah Lingkungan

Dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan erat kaitannya dengan isu global dalam hubungannya dengan penyebab degradasi lingkungan, terutama dalam pengembangan komoditas kelapa sawit dimana komoditas tersebut dianggap tidak sesuai dengan asas perkebunan berkelanjutan dan tidak ramah lingkungan karena menyebabkan berkurangnya penangkapan air dan penggunaan pupuk yang berlebihan sehingga meracuni lingkungan di areal perkebunan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-42

Menindaklanjuti permasalahan tersebut, perlu adanya sistem

pengelolaan perkebunan sehingga arah pembangunan berkelanjutan dan

ramah lingkungan dapat terealisasi tanpa mengorbankan pembangunan

ekonomi pada umumnya dan khususnya pengembangan subsektor

perkebunan.Target Program Pembinaaan Perkebunan Ramah

Lingkungandalam Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2016-2021 adalah

Jumlah Pelaku Usaha yang menerapkan perinsip ramah lingkungan dengan

target sampai masa akhir Renstra ditetapkan 10 pelaku usaha

a. Pengendalian Kebakaran Lahan Kebun Rakyat

Dalam rangka antipasi dan kesiapsiagaan Penanggulangan Kebakaran

Lahan dan Kebun, telah terbentuk Brigade/Satgas Pengendalian Kebakaran

Dinas Perkebunan Kabupaten Berau pada tahun 2015, sesuai dengan

Permentan Nomor 47 tahun 2014 tentang Brigade dan Pedoman pelaksanaan pencegahan serta pengendalian kebakaran lahan dan kebun juga membentuk

Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) ditingkat masyarakat.

Melalui Kegiatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun pada tahun

2019, pelaksanaan kegiatan meliputi:

➢ Pelaksanaan Sosialisasi Pembukaan Lahan Tanpa Membakar (PLTMb)

dan Pembentukan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di Kampung

Sidobangen, Kecamatan Kelay, Kampung Gunung Sari Kecamatan

Segah, Kampung Giring-Giring Kecamatan Biduk-Biduk.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-43

➢ Pembinaan dan Pengawasan Sarana dan Prasarana Pengendalian

Kebakaran Lahan Perkebunan yang dibentuk Dinas Perkebunan Provinsi

Kalimantan Timur terhadap KTPA di Kampung Tepian Buah, Kecamatan

Segah, Kampung Pesayan Kecamatan Sambaliung, dan Kampung

Cepuak Kecamatan Talisayan.

➢ Pembinaan dan Pengawasan Ketersediaan dan Pemanfaatan Sarana

dan Prasarana Pengendalian Kebakaran Lahan Perkebunan sesuai

Mandat Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 05 Tahun 2018 yang

wajib dilaksanakan dan dipenuhi pada 8 (Delapan) Perusahaan Besar

Swasta (PBS) di Kabupaten Berau yaitu:

• PT. Anugrah Agung Prima Abadi (PT. AAPA), di Kampung Merapun,

Kecamatan Kelay

• PT. Mulia Inti Perkasa (PT.MIP) di Kampung Long Ayan, Kecamatan

Segah

• PT. Natura Pasific Nusantara (PT. NPN), di Kampung Punan Malinau

Kecamatan Segah

• PT. Sentosa Kalimantan Jaya (PT. SKJ), di Kampung Tanjung Batu

Kecamatan Pulau Derawan

• PT. Dwiwira Lestari Jaya (PT. DLJ) di Kampung Biatan Lampake,

Kecamatan Biatan

• PT. Jabontara Eka Karsa (PT. JEK), di Kapung Batu Putih,

Kecamatan Batu Putih

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-44

• PT. Inti Energi Kaltim (PT. Ineka), di Kampung Ampean Medang

Kecamatan Batu Putih

• PT. Tunas Alam Nusantara (PT. TAN), DI Kampung Tanjung Perepat

Kecamatan Biduk-Biduk

Pagu anggaran kegiatan yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar

Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah), serapan anggaran penunjang kegiatan hanya sebesar Rp. 96.004.000,- (Sembilan Puluh Enam Juta Empat

Ribu Rupiah) atau 96 %, sehingga menyisakan anggaran sebesar Rp.

3.996.000,- (Tiga Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah).

b. Konservasi Lahan Dengan Komoditi Perkebunan

Kegiatan Konservasi dengan komoditas perkebunan ini penting bagi masyarakat karena dapat mengembalikan fungsi lahan yang semula kritis/lahan tidur menjadi lahan yang produktif yang pada akhirnya dapat memberikan tambahan penghasilan bagi mereka. Karena komoditas yang ditanam untuk konservasi tersebut merupakan tanaman pala yang secara teknis sangat sesuai dengan lingkungan setempat dan sekaligus merupakan keinginan dari masyarakat itu sendiri. Lagi pula secara ekonomi hasil dari tanaman pala ini mempunyai nilai jual yang tinggi baik di pasaran lokal maupun global. Selain itu dengan konservasi ini diharapkan tidak ada lagi lahan-lahan kritis atau terlantar sehingga dengan kegiatan ini juga untuk mendukung

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-45

terbentuknya suatu kawasan yang lestari dan produktif dan terciptalah kawasan perkebunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pelaksanaan Kegiatan Konservasi Lahan dengan Komoditas

Perkebunan pada tahun 2019 yang dilaksanakan di:

✓ Kampung Giring – Giring Kecamatan Biduk-Biduk, berupa bibit tanaman

pala sebanyak 4.440 pohon

✓ Kampung Lobang Kelatak Kecamatan Batu Putih berupa bibit tanaman

pala sebanyak 4.440 pohon

✓ Kampung Kayu Indah Kecamatan Batu Putih, berupa bibit tanaman pala

sebanyak 3.930 pohon

✓ Kampung Talisayan Kecamatan Talisayan berupa bibit tanaman pala

sebanyak 3.930 pohon

✓ Kampung Karangan Kecamatan Biatan berupa bibit tanaman pala

sebanyak 4.440 pohon dan Pupuk Cair Organik 1 paket

✓ Kampung Teluk Sulaiman berupa Pupuk Cair Organik 1 paket

✓ Kampung Ampean Medang berupa Pupuk Cair Organik 1 paket

Pagu anggaran kegiatan yang dialokasi pada tahun 2019 sebesar Rp.

1.467.745.000,- (Satu Milyar Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus

Empat Puluh Lima Ribu Rupiah), serapan anggaran untuk realisasi kegiatan adalah sebesar Rp. 1.434.180.860,- (Satu Milyar Empat Ratus Tiga Puluh

Empat Juta Seratus Delapan Puluh Ribu Delapan Ratus Enam Puluh Rupiah) atau 97,71 %. Sisa anggaran sebesar Rp. 49.549.940 (Empat Puluh Sembilan

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-46

Juta Lima Ratus Epat Puluh Sembilan Ribu Sembilan Ratus Empat Puluh

Rupiah),- merupakan anggaran belanja perjalanan dinas dalam daerah dan sisa kontrak pengadaan bibit.

c. Kegiatan Pengembangan Teknologi Bioteknologi Bidang

Perkebunan

Dalam upaya penanganan OPT perlu mengutamakan pengelolaan/manejemen kebun yang baik, pemilihan bahan tanaman yang unggul serta lebih toleran terhadap gangguan OPT, pemanfaatan musush alami, penggunaan Agens Pengendali Hayati (APH) seperti jamur Trcihoderma sp dan pestisida Nabati yang ramah lingkungan lainnya.

Untuk pemenuhan kebutuhan petani pekebun dalam mengendalikan gangguan OPT maka Dinas Perkebunan Kabupaten Berau melalui UPTD-P2TP

Rinding mulai tahun anggaran 2017 mengembangkan Agens Pengendali Hayati serta pestisida ramah lingkungan lainnya. Pengembangan Agens Pengendali

Hayati atas pertimbangan banyaknya keluhan petani pekebun terhadap mahalnya pestisida, sulitnya mendapatkan pestisida yang efektif untuk OPT tertentu serta adanya tuntutan konsumen akan produk yang aman tidak mengandung residu pestisida dan terwujudnya ekosistem yang lestari.

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Teknologi Bioteknologi Bidang

Perkebunan tahun 2019 meliputi:

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-47

1. Pelatihan Petani sebanyak 25 (dua puluh lima) orang di Kampung

Birang Kecamatan Gunung Tabur berupa proses pembuatan

Trichoderma cair dan pestisida nabati dan bubur bordo;

2. Pelatihan petani sebanyak 30 (tiga puluh) orang di Kampung Pilanjau

Kecamatan Sambaliung berupa proses pembuatan Trichoderma padat

dan cair, pestisida nabati dan bubur bordo;

3. Pelatihan petani berupa kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama

Terpadu (SL-PHT) 1 (satu) kelas di Kampung Birang Kecamatan

Gunung Tabur sebanyak 25 (dua puluh lima) orang;

4. Aplikasi Trichoderma untuk mengendalikan Penyakit BusuK Pangkal

Batang Lada di Kampung Batu – batu Kecamatan Gunung Tabur dan

Kampung Kasai Kecamatan Pulau Derawan;

5. Proses pengadaan bahan – bahan spesimen untuk pembuatan Agens

Hayati;

6. Proses pengadaan belanja modal berupa alat dapur dan alat

laboratorium;

7. Pengembangan/ perbanyakan Agens Hayati (Trichoderma), pestisida

nabati, dan bubur bordo untuk keperluan PEDA X di Kalimantan Timur

Tingkat 2019 di Labanan, Berau Expo 2019 di Tanjung Redeb dan

untuk melayani permintaan masyarakat/ petani untuk Pengendalian

OPT.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-48

Hasil pengembangan/perbanyakan jamur Trichoderma sp selama

tahun 2019 mampu menghasilkan dalam bentuk starter, dalam bentuk

perbanyakan dengan media bekatul dandalam Trichoderma cair. Secara

keseluruhan produksi Trichoderma dalam tahun anggaran 2019 mencapai

13 kg dalam bentuk starter padat 31,6 kg dalam perbanyakan media

bekatul dan 190 liter dalam bentuk cair. Dari jumlah tersebut dapat

mengcover kurang lebih 10,58 ha tanaman lada dari serangan penyakit

bususk pangkal batang lada. Dari hasil tersebut telah didistribusikan

kepada beberapa kelompok masyarakat atau kelompok tani untuk yang

membutuhkan guna mengendalikan OPT pada tanaman lada, meskipun

sebenarnya jamur ini memiliki spektrum yang lebih luas fungsinya dalam

mengendalikan OPT, namun dikarenakan kebutuhan yang sangat

mendesak saat ini adalah untuk mengatasi penyakit busuk pangkal lada

maka lebih diprioritaskan kepada petani lada.

Di masa datang pemanfaatan jamur Trichoderma tidak saja

difokuskan untuk mengendalikan OPT pada tanaman lada semata akan

tetapi juga akan diperuntukan untuk mengendalikan OPT-OPT pada yang

tanaman.

Pendistribusian Trichoderma sp selama periode 2019 meliputi

beberapa kampung atau kelompok tani yaitu ;

1. Kampung Teluk Semanting Kecamatan P. Derawan sebanyak 10

literuntuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-49

2. Kampung Kasai Kecamatan P. Derawan sebanyak 15 liter untuk

mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada.

3. Kampung Batu Rajang Kecamatan Segah sebanyak 10 Liter untuk

mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada.

4. Kampung Birang Kecamatan Gunung Tabur sebanyak 50 Liter untuk

mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada.

5. Kampung Pesayan Kecamatan Sambaliung sebanyak 50 Liter untuk

mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada

6. Untuk Kegiatan Peda X Kaltim Tahun 2019 di Labanan Kecamatan

Teluk Bayur 3 Kg dalam bentuk starter, 21,6 Kg dalam bentuk

perbanyakan media bekatul dan 20 Liter Trichoderma cair.

7. Untuk Kegiatam Berau Expo Tahun 2019 di Tanjung Redeb 2 Kg dalam

bentuk Starter, 10 Kg dalam bentuk perbanyakan dan 10 liter

Trichoderma cair.

8. Untuk kegiatan ekspose dalam rangka Abdi bhakti tani di Bogor 1 kg

starter dan 1 liter Trichoderma cair.

Sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2019 sisa produksi

Trichoderma di UPT-P2TP yang belum terealisasikan yaitu 7 Kg starter dan

18 liter Trichoderma cair.Selain memproduksi Trichoderma UPT-P2TP

juga mengembangkan Pestisida Nabati (Pesnab) sebanyak 60 liter dengan

perincian pengggunaan sebagai berikut ;

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-50

1. Untuk Kegiatan Peda X Kaltim tahun 2019 di Labanan sebanyak 20 liter

2. Untuk Kegiatan Berau Expo 2019 sebanyak 20 liter dan

3. Kampung Birang Kecamatan Gunung Tabur 20 liter untuk

mengendalikan hama pengisap buah kakao dan hama pengisap bunga

lada dan pengisap buah lada.

Dari 60 liter pesnab tersebut dimanfaatkan sebanyak 20 liter untuk

mengendalikan serangan hama pengisap buah kakao/hama pengisap

bunga lada/hama pengisap buah lada yang mampu mengcover seluas

3,75 ha. Dengan pemanfaatan pesnab berarti mendukung program

perkebunan ramah lingkungan dan berkelanjutan karena bahan ini terbuat

dari bahan tumbuhan yang tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan

manusia.

Anggaran Kegiatan Pengembangan Teknologi Bioteknologi pada

Tahun Anggaran 2019adalah sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima

Puluh Ribu Rupiah) berjalan dengan lancar dan sampai dengan

berakhirnya tahun anggaran realisasi fisik mencapai 95.10 % dan

keuangan sebesar 92.01 %atau Rp 138.010.200,- (Seratus tiga puluh

delapan juta sepuluh ribu rupiah). Adanya anggaran yang tersisa ini

dikarenakan honorarium PPK yang tidak diambil karena sudah dibayar

melalui kegiatan lain yang mana honorarium tersebut pada tahun-tahun

sebelum melekat pada kegiatan ini.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-51

G. Program Pengendalian Hama Terpadu

Salah satu penyebab menurunnya produktivitas usaha budidaya komoditas perkebunan adalah terjadinya serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman perkebunan. Sesuai UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman, pelaksanaan perlindungan tanaman dilakukan dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Pelaksanaan Program Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau dalam bentuk pelatihan mengenai sistem PHT melalui Sekolah Lapang Penerapan Teknologi Budidaya Tepat Guna (SL-PHT) dan Fasilitasi Regu Proteksi Perkebunan. Target Program Pengendalian Hama

Terpadu dalam Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2016-2021 adalah Luasan

Kawasan pengendalian hama yaitu sebesar 30 Ha.

a. Kegiatan Sekolah Lapang Penerapan Teknologi Budi Daya Tepat

Guna (SL-PHT)

Pada Tahun Anggaran 2019, Kegiatan SL-PHT menitik beratkan materi pelatihan pada komoditi Lada. Pagu Anggaran Kegiatan SL-PHT untuk Tahun

2019 sebesar Rp. 166.000.000,- (Seratus Enam Puluh Enam Juta Rupiah) dengan penyerapan anggaran kegiatan sebesar Rp. 162.515.800,- (Seratus

Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Lima Belas Ribu Delapan Ratus Rupiah),

Capaian Kinerja sebesar 97,90% sehingga dapat diartikan pelaksanaan

Kegiatan SL-PHT Komoditi Lada Tahun 2019 dapat berhasil dengan baik.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-52

Pelaksanan Kegiatan SL-PHT Lada pada tahun 2019 dilaksanakan di dua kampung yaitu Kampung Tabalar Ulu dan Kampung Teluk Semanting, dengan peserta pelatihan untuk masing-masing Kampung sebanyak 25 Orang peserta.

b. Kegiatan Fasilitasi Regu Proteksi Perkebunan

Kegiatan Fasilitasi Regu Proteksi Perkebunan merupakan Kegiatan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan motivasi petani /pekebun agar menyadari, mau dan mampu melaksanakan sistem perlindungan tanaman secara efektif, efisien dan aman sehingga diharapkan dengan kemandirian petani/pekebun dapat menanggani serangan hama dan penyakit tanaman perkebunan di kebunnya sejak dini.

Adapun persyaratan penentuan daerah/kampung yang mendapatkan

Fasilitasi Regu Proteksi Perkebunan adalah:

✓ Kampung tersebut sebelumnya telah mendapatkan pelatihan SL-PHT,

✓ Kampung tersebut termasuk daerah sentra produksi komoditi

perkebunan,

✓ Bukan merupakan kampung yang berdampingan dengan perusahaan

sehingga persoalan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan

sepenuhnya ditanggani oleh masyarakat sendiri secara mandiri.

Pada tahun 2019, Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Regu Proteksi

Perkebunan dilaksanakan focus pada pembentukan Regu Proteksi di Kampung

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-53

Kasai dan Kampung Teluk Semanting Kecamatan Pulau Derawan dengan peserta terdiri dari 15 orang untuk masing-masing kampung.

Sebagai perlengkapan kegiatan pelatihan, diserahkan pula sepatu lapangan dan baju kaos unuk peserta pelatihan, selain itu diserahkan pula peralatan proteksi 5 (lima) unit Hand sprayer untuk masing-masing kampung.

Dengan pagu anggaran kegiatan Failitasi Regu Proteksi Perkebunan pada tahun 2019 sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) pelaksanaan kegiatan menyerap anggaran sebesar Rp. 139.402.750,- (Seratus

Tiga Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Dua Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh

Rupiah) atau 92,94%.

6. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

Beberapa program/kegiatan yang dirasakan sangat menunjang dalam pencapaian keberhasilan adalah program/kegiatan yang sangat berhubungan langsung dengan penerapan tehnik budidaya yang baik. Program/kegiatan dimaksud adalah: Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan,

Program PembinaanPerkebunan Ramah Lingkungan, Program Pengendalian

Hama Terpadu Perkebunan Rakyat dan Program, Peningkatan Mutu Hasil

Perkebunan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-54

7. Permasalahan dan Solusi Program dan Kegiatan berdasarkan DPPA OPD Tahun 2019

Secara umum dimana 10 Program dan 39 Kegiatan tersebut, terdapat beberapa masalah yang menjadi factor penghambat, yaitu :

1. Adanya keterbatasan operasional kendaraan dinas sebagai penunjang

perjalanan dinas dalam daerah, sehingga terhambatnya pelaksanaan

kegiatan yang telah terjadwal, karena harus bergiliran untuk pemakaian

kendaraan operasional tersebut.

2. Adanya peraturan terkait dengan persyaratan penerbitan surat tanda

daftar budidaya (STDB) perkebunan bagi masyarakat, dimana salah satu

untuk keanggotaan Tim Verifikasi Data Lapangan kewenangannya

berada di Provinsi.

Berdasarkan hal tersebut diatas inilah yang merupakan faktor

penghambat dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran

2019, sehingga mempengaruhi Kinerja SKPD Dinas Perkebunan.

Berdasarkan hambatan-hambatan tersebut, maka perlu dilakukan

pemecahan persoalan sehingga kedepan tidak ada lagi faktor-faktor

penghambat tersebut. Diantaranya sebagai berikut :

1. Perlu adanya pengaturan penjadwalan penggunaan mobil dinas sebagai

sarana mobilitas darat perjalanan dinas dalam daerah serta perlu adanya

penambahan kendaraan operasional lapangan untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan kegiatan di lapangan.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-55

2. Perlu adanya pendelegasian kewenangan terkait keanggotaan Tim

Verifikasi Data Lapangan kepada UPTD/Cabang di Kabupaten Berau

dalam rangka penerbitan STDB bagi pekebun masyarakat.

3.4 Realisasi Anggaran

Pada Tahun Anggaran 2019, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau melaksanakankegiatandengananggaran murni sebesarRp.14.436.485.500,-

Melalui mekanisme perubahan APBD 2019 menjadi Rp.15.565.665.500,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung sebesarRp. 6.674.667..500,- dan

Belanja Langsung Rp. 8.890.998.000,-. sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan

Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) dengan rinciannya, terdiri dari :

1. Belanja Tak Langsung = Rp. 6.674.667.500,00

- Belanja Pegawai = Rp. 6.674.667.500,00

2. Belanja Langsung = Rp. 8.890.998.000,00

- Belanja Pegawai = Rp. 720.516.000,00

- Belanja Barang dan Jasa = Rp. 7.795.215.000,00

- Belanja Modal = Rp. 375.231.000,00

Total (1+2) = Rp. 15.566.665.500,00

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-56

.Realisasi anggaran sebesar Rp. 14.093.324.770,- atau 90,54%, dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar Rp. 6.150.583.893,- (92,15%) dan belanja langsung sebesar Rp. 7.942.740.877,- (89,33%). Dengan demikian ada sisa dana yang disetorkan ke Kas Daerah melalui Dinas PPKK Kabupaten

Berau sebesar Rp. 1.473.340.730,- atau 9,46%.

Adapun rincian Penggunaan Alokasi Dana tersebut, dapat dilihat pada

Tabel III-7. sebagai berikut :

Tabel III-7: BelanjaDinas Perkebunan KabupatenBerau

Tahun Anggaran 2019 No. Uraian Anggaran Realisasi % Belanja (Rp.) Belanja (Rp.) 1 Belanja Tidak Langsung 6,674,667,500 6,150,583,893 92.15 2 Belanja Langsung 8,890,998,000 7,942,740,877 89.33

Jumlah 15,565,665,500 14,093,324,770 90.54

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-57

TabelIII-8: Belanja Tidak Langsung Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2019

SISA KODE ANGGARAN ANGGARAN REKEN URAIAN (DPPA-SKPD) REALISASI (Rp) (%) (DPPA-SKPD) ING (Rp) (Rp)

5.1.1 BELANJA PEGAWAI

5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 3.708.830.000,00 3.471.794.893,00 93,61 237.035.107,00

5.1.1.02 Tambahan 2.965.837.500,00 2.678.789.000,00 90,32 287.048.500,00 Penghasilan PNS

TOTAL 6.674.667.500,00 6.150.583.893,00 92,15 524.083.607,00

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-58

Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Untuk menunjang pencapaian Sasaran Strategis Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau sebagaimana tertuang dalam perjanjian Kinerja Tahun

2019 antara Bupati Berau dengan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau, maka pengalokasian Anggaran Belanja Langsung Dinas

Perkebunan Kabupaten BerauTahun 2019 sesuai tabel III-9 tentang

Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis berikut:

Tabel III-9: Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis

Sasaran No. Anggaran Prosentase Keterangan Strategis 1 Meningkatnya Produksi 5,537,236,000 62.28 Komoditi Unggulan Perkebunan

2 Meningkatnya Pendapatan 3,353,762,000 37.72 Petani / Pekebun

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-59

Tabel III-10 : Belanja Langsung Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2019

ANGGARAN PROSENTASE SISA ANGGARAN (DPPA- NO PROGRAM/KEGIATAN (DPPA-SKPD) REALISASI (Rp) (%) SKPD) (Rp) (Rp) I PELAYANAN JASA ADMINISTRASI PERKANTORAN 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.500.000 1.498.000 99,87 2.000 2 Penyediaan Jasa Komunikasi,SDA, dan Listrik 194.350.000 124.776.964 64,20 69.573.036 3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional 158.000.000 113.904.600 72,09 44.095.400 4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 146.254.000 136.774.000 93,52 9.480.000 5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 15.000.000 14.989.000 99,93 11.000 6 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 15.000.000 14.960.000 99,73 40.000 7 Penyediaan Alat Tulis Kantor (ATK) 20.000.000 19.999.000 100,00 1.000 8 Penyediaan Barang Cetakan & Penggandaan 18.000.000 16.510.000 91,72 1.490.000 9 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 5.000.000 4.838.500 96,77 161.500 10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 81.896.000 77.500.000 94,63 4.396.000 11 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- Undangan 7.000.000 5.723.000 81,76 1.277.000 12 Penyediaan Makanan dan Minuman 27.000.000 21.164.800 78,39 5.835.200 13 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 275.000.000 275.000.000 100,00 0 14 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah 115.000.000 114.277.333 99,37 722.667 15 Penyediaan Jasa Administrasi /Teknis Perkantoran 170.300.000 169.262.795 99,39 1.037.205 JUMLAH (I) 1.249.300.000 1.111.177.992 88,94 138.122.008

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-60

II PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 295,650,000 293,237,070 99.18 2,412,930 JUMLAH (II) 295,650,000 293,237,070 99.18 2,412,930 III PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR 1 Pendidikan dan Pelatihan Formal 75,000,000 62,419,080 83.23 12,580,920 JUMLAH (III) 75,000,000 62,419,080 83.23 12,580,920 IV PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 1 Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Laporan Capaian 5,000,000 5,000,000 100.00 0 Kinerja SKPD 2 Konsolidasi Pembangunan Perkebunan 98,212,000 97,057,115 98.82 1,154,885 3 Pengolahan Data Statistik Perkebunan (Pembuatan 100,000,000 100,000,000 100.00 0 Buku Data Statistik Komoditi Unggulan) 4 Sosialisasi Kinerja Program OPD 20,000,000 20,000,000 100.00 0 JUMLAH (IV) 218,212,000 217,057,115 99.47 1,154,885 V PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 1 Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 118,700,000 114,216,080 96.22 4,483,920 2 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 150,000,000 137,544,900 91.70 12,455,100 3 Pengawalan dan pembinaan, pembangunan kebun petani 200,000,000 161,413,278 80.71 38,586,722 kemitraan oleh PBS 4 Pengembangan Modal Usaha Perkebunan (Pendukung Akses 150,000,000 147,922,900 98.62 2,077,100 Permodalan Usaha Perkebunan) JUMLAH (V) 618,700,000 561,097,158 90.69 57,602,842

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-61

VI PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN/ PERKEBUNAN 1 Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil 110,000,000 108,892,502 98.99 1,107,498 produksi pertanian/perkebunan masyarakat 2 Pendampingan pekebun dan pelaku Agribisnis (Pekan 676,000,000 478,668,000 70.81 197,332,000 Daerah Kontak Tani Pekebun Andalan) JUMLAH (VI) 786,000,000 587,560,502 74.75 198,439,498 VII PENINGKATAN MUTU HASIL PERKEBUNAN 1 Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan 105,900,000 93,460,600 88.25 12,439,400 Perkebunan Rakyat JUMLAH (VII) 105,900,000 93,460,600 88.25 12,439,400 VIII PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN 1 Pembinaan dan Pengendalian Pengembangan 75,000,000 69,588,300 92.78 5,411,700 Perkebunan Besar 2 Fasilitasi Pembibitan Kooditi Unggulan 675,000,000 643,653,207 95.36 31,346,793 3 Rehabilitasi dan Peremajaan Komoditi Perkebunan 367,200,000 290,206,030 79.03 76,993,970 4 Fasilitasi Gemari Kakao 84,789,000 84,789,000 100.00 0 5 Intensifikasi Komoditi Perkebunan 1,944,156,000 1,667,902,713 85.79 276,253,287 6 Perluasan Kebun Komoditi Unggulan 357,346,000 285,478,500 79.89 71,867,500 JUMLAH (VIII) 3,503,491,000 3,041,617,750 86.82 461,873,250

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-62

IX PEMBINAAN PERKEBUNAN RAMAH LINGKUNGAN 1 Pengendalian Kebakaran Lahan Kebun Rakyat 100,000,000 96,004,000 96.00 3,996,000 2 Konservasi Lahan dengan Komoditas Perkebunan 1,467,745,000 1,434,180,860 97.71 33,564,140 3 Pengembangan Teknologi Bioteknologi Bidang 150,000,000 138,010,200 92.01 11,989,800 Perkebunan JUMLAH (IX) 1,717,745,000 1,668,195,060 97.12 49,549,940 X Pengendalian Hama Terpadu 1 Sekolah Lapang Penerapan Teknologi Budi Daya Tepat Guna 166,000,000 162,515,800 97.90 3,484,200 (SL-PHT) 2 Fasilitasi Brigade Proteksi Perkebunan 150,000,000 139,402,750 92.94 10,597,250 JUMLAH (X) 316,000,000 301,918,550 95.54 14,081,450 TOTAL (I S/D X) 8,890,998,000 7,942,740,877 89.33 948,257,123 Sumber Data : Subbagian Keuangan Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-63

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 III-64

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Peerintah (LKjIP) Dinas

Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019 ini disusun berpedoman pada

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja , Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu ataa Laporan Kinerja

Instansi Pemerintahan dengan arahan dari Inspektorat Kabupaten Berau.

Secara Garis Besar, Pelaksanaan Kinerja Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau telah dilaksanakan dengan baik, dengan Capaian

Kinerja 90,54% dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar Rp.

6.150.583.893,- (92,15%) dan belanja langsung sebesar Rp.

7.942.740.877,- (89,33%)., Namun demikian langkah evaluasi untuk setiap capaian kinerja tetap harus diperhatikan dengan menyesuaikan prinsip- prinsip penyelenggaraan pemerintahan sebagai landasan bagi penerapan kebijaksanaan untuk terlaksananya pelayanan prima bagi masyarakat tetap harus ditingkatkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Dinas Perkebunan

Kabupaten Berau ini diharapkan dapat memacu Pelaksanaan CLEAN

GOVERMENT dalam rangka mewujudkan GOOD GOVERMENT, sehingga kedepan akan terwujud sasaran dan hasil kerja yang dapat

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

IV-1

dipertanggungjawabkan atau Akuntabel secara transparansi, kemudian menjadi umpan balik begi Stake Holder.

Akhirnya berkat kerja keras serta dukungan penuh oleh Bidang- bidang dan terlebih lagi dukungan Pengguna Anggaran (KepalaDinas) terhadap Subbagian Penyusunan Program, maka Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perkebunan Kabupaten Berau ini dapat disusun sekalipun agak terlambat dari batas waktu yang telah ditetapkan oleh Bagian Ortal Setda Kabupaten Berau, dengan harapan dapat dipergunakan sebagai bentuk Transparansi terhadap masyarakat.

Terima Kasih.

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

IV-2

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LKj-IPDinas Perkebunan Kabupaten Berau Tahun 2019

IV-3

INDIKATOR KINERIA UTAMA (IKU) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN BERAU TAHUN 2O2A Tujuan : 1. Meningkatkan produksi perkebunan 2. Meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan rakyat

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA 1. Meningkatnya Produksi Produksi Hasil Perkebunan 1.912.625 Ton Komoditi Unggulan (5 komoditi unggulan), yaitu: Perkebunan 1. Kelapa Sawit : 1.907-000 Ton Z.Kelapa Dalam : 3.475 Ton 3. Kakao : 650 Ton 4. Karet : 200 Ton 5. Lada : 1.300 Ton

2. Meningkatnya Penda patan Presentase Kenaikan Pendapatan 5-7OVo Petani/Pekebun Petani Perbulan diatas UMK

Tanjung Redeb, 2 Januari 2O2O Perkebunan Berau,

ama Muda 198603 1 010 PERIANJIAN KINEzuA

DINAS PBRKEBUNAN KABTTPATEN BERAU TAHUN 2O2O

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ir. Sumaryono

Jabatan : Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama :H. MuharramrS.Pd, M.M

Jabatan : Bupati Berau

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Tanjung Redeb, 2 lanuari 2020

Pihak Pertama, '.Dinas Perkebunan

tarllaMuda 198603 1 010 PERJAI\JIAN KINERJA

SATUA}I KERJA PERANGKAT DAERA}I PERJANJIAN KINERJA

TAHUN 2O2O

Satuan Keda Perangkat Daerah : Dinas Perkebunan Tahun :2020

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1 Meningkatnya Produksi Komoditi Produksi Hasil 1.907.000 Ton Unggulan Perkebunan Perkebunan Kelapa Sawit

Produksi Hasil 3.475 Ton Perkebunan Kelapa Dalam

Produksi Hasil 650 Ton Perkebunan Kakao

Produksi Hasil 200 Ton Perkebunan Karet

Produksi Hasil 1.300 Ton Perkebunan Lada

2 Meningkatnya Pendapatan Petani Presentase s-10 / Pekebun Kenaikan Pendapatan Petani per bulan diatas {'T4K NO PROGRAI' ANGGARAN KETERANGAN

1 Pelayanan Adm inistrasi Rp. 932,300,OOO Perkantoran 2 Peningkatan Sarana dan Rp. 30,829,OOO Prasarana Aparatur 3 Peningkatan Kapasitas Sumber Rp. 75,OOO,OOO Daya Aparatur 4 Peningkatan Pengem bangan Rp- 180,OOO,OOO Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5 Peningkatan Kesejahteraan Rp- 849,O89,OOO Petani 6 Peningkatan Pem asaran Hasil Rp. 374,460,OOO P roduks i Pertanian/Perkebunan 7 Peningkatan Mutu Hasil Rp, 100,ooo,ooo Perkebunan B Peningkatan Peroduks i Pertaniarl Rp. 1,680,268,000 Perkebunan I Pembinaan Perkebunan Ramah Rp" 793.849,OOO Lingkungan 10 Pengendalian Hama Terpadu Rp, 218.O75.@O

JUMLA}I Rp. 5,233,87O,OOO

Tanjung Redeb, 2 lanuai 2020

Dinas Perkebunan ,t .,2."'r4)--"--{,'.riF'SH /1 3:/ \ !! 4(,! ffitgq tama Muda 198603 I 010 RtrNCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA DINAS PERKEBUNAN Tahun 2020 Sasaran Strategis Kegiatan (Aktivitas) Ket. No. Indikator Program Indikator Indikator Anggaran (Jumlah llraian Target Target Uraian Satuan Target Kinerja Kinerja Kinerja (Rp.) Total )

D i 2 4 i) 6 7 8 9 10 1t T2 13 1 \lenir-rglcatnya Proch-rksi Hasil 1. Peningkatan Jr-rmiah 1. Pembinaan PBS {/D./cU TWi: .lunlah 15 PBS Prodr:ksi Perlr-rnan 'lon Proclr-rksi Prodr-rksi 47 8.\56,25 cian )'ang TW1 30.000.000 Kouroditi Kelapa Saivit Pertanian/ Kornocliti Ton Pe ngendalian terbangun 75.000.000 TW2: Pengembangan 953.500 956.312,5 Perkebr-rnan TW 2:5 22.500.000 Ton Ton Besar TW3: 1.430.250 1.434.468,75 TW3:5 15.000.000 Ton Ton

1.907.000 't'w 4 : 7.500.000 Ton 1.9i2.625 Ton TW4:5 Proclul

Proch-rksi Ilasil 3. Rehabilitasi Luas Kebur.r 10 I-1a 162,5'lon Tw 1 8 r.378.000 Perkebunan dan yang di 287.800.000 Kakao Peremajaern rehabilitasi 325 Ton Komoditi Tw2:20 122.099.000 Perkebr-rnan 'i'\M :187,5 'lon 3 : 20 65.500.000 'fw 650 Ton 4 18.823.000 Prodriksi FIasil 4. Iiasilitasi Jurllah 3 kali .I'W 50'I'on 1 r7.515.000 Perkebunan Gemari Kakao Koorclinzrsi 75.000.000 Karet Keiompok -t-wz:l 100 l'on Kerja Gemari t 9 007.000 Kakao -fW3:1 150 Ton 33.528.000 -tw,4 200 'I'on : 1 4.950.000 1 2 3 4 i) 6 B I 10 11 12 13

Produksi Hasil 5. htensifikasi Luas kebun 115 Ha Perl

975 Ton TW3:56 r39.4 16.000

1.300 Ton TW4:59 63.7 r 0.700 6. Perluasan Luas kebr-rn 15 Ha TW1 139.560.000 Kebun yang 348.900.000 Komoditi dikembangka Unggulan n TW2:6 104.670.000

TW3:6 69.780.000

TW4:3 34.890.000 2. Program Jumlah pelakr-r i. Jumlah KTPA 2 KTPA Pembinaan yang TW1 Tw I 47. I 99.000 usaha Pengendalian yang 117.81-9.000 Perkebunan tnenerapkan Kebakaran terbentuk Ramah prinsip ramah TW 2: l,ahan Kebun TW2:1 35.320.000 Lingl

TW4:2 TW4 I 1.775.500

2. Konserrrasi Luas lahan 30 Ha TWi 230.412.000 Lahan dengan yang 576.030.000 Komoditas terkonservasi Trl' o . Perkeburan I \\ Z 172.809.000

TW3:30 r r 5.206.000

TW4 57.603.000 3. Jumlah 100 Kg TW 1 27.810.000 Pengembangan Produksi 100.000.000 'leknologi Agen Bioteknologi Pengendali TW2:50 41.785.000 Bidang Hayati Perkebr,rnan TW3:50 20.1 85.000

TW4 10.220.000 L q I 3 I o 6 8 10 11 lz 13

3. Lu:rs Karvasan 1. Fasilitasi Juurlah Regu 2 Regr-r TWr TWI 30.000.000 Pengenclalian Pongendalian Regu Proteksi Proteksi 7s.000.000 Harna (Ha) Perkebunan Perkebunan TW2: T\N 2:2 22.500.000

TIXI C TW3: 15.000.000

TW4:10 Tw4: 7.500.000 2. Sekolah Jr,rmlah 50 Petani / TWl 57.230.000 l-apang petani/pekeb Pekebun 143.075.000 Penerapan un yang TW2:50 36.6 r7.000 Teknologi menerapkan Budidaya teknologi TW3: t5.721 .000 Tepat Gr:na buclidaya tepat guna TW4 33.507.000 4. Peningkatan Nilai l.KJiP / l. Konsoliciasi Jumlah 4 Dokumen T TW1 Tw 1 57.000.000 Pengembangan Ldl\rll^t,;^ Pembangunan dokumen 75.000.000 Sistem Perkebunan rumusan TW2: TW2:4 14.028.000 Pelar;oran Pembanguna Capaian n Ilidang TW3: TW3: 3.972.000 Kinerja clan Perkebunan Keuangan yang disusun Tw.4 : A TW{: 2. Pengolahan Jumlah 2 Dokr-rmen TWl 22.485.000 Data Statistik Dokumen r.00.000.000 Perkebunan Data Statistik 43.465.000 Komoditi TW2:1 Perkebunan TW 13.500.000 yang tersedia 3: TW4:1 20.550.000 2. \'leningka tkar-r Prosentase 1. Peninglcatan Presentase l. Pelatihan Jumlah petani 25 Petani I TW1 TW1 2 16.680.000 Kesejahteraan Kenaikan 5-10 Kesejahteraan Kenaikan Petani dan / pekebun Pekebur 54i..500.000 Petani Pendapatan Petani Pendapatan Pelaku yang dilatih TW2: TW2: r62.47s.000 Perkebr-uran Petani per Bulan Petani Agribisnis di bidang Rakyat diatas UI.[K Perbulan agribisnis TW3 r 08.325.000 diatas U\iK TW3:25

TW4: TW 4 54.020.000 2. Peningl

Tw 4 10.000.000 D i 2 .) 4 5 6 7 1D 8 9 10 l1 LL tJ 3. Penga'uvalan I-uas Kebr-rn 500 lia TW1 53.035.600 dan Kemitraan 132,589.000 Pembinaan. yang terl:ina Pembangunan TW2:100 39.7'.|6.700 Kebun Petani Kemitraan oleh TW3:300 26.517.800 PBS TW4:100 r3.258.900 4. Jumlah 6 Kelompok TW1 30.000.000 Pengenrbangan Politan/Petan Tani 75.000.000 llodal Usaha i untuk yang Perl

'i'w : Perkebunan 4 'I'W4:3 9. r 52.000 Nlasyarakat 2. I-okasi 8 Petani / TW1:0 r 36.525.000 Pendarnpingan Persiapanlpe Pekebun 274.460.000 Pekebun dan serta Peda Pelaku Kaltirn TW2:O 129.850.000 Agribisnis (Pekan Daerah TW3:30 4.708.000 Kontak Tani Pekebun TW4:0 3.377.000 Andalan) 1 L J 4 5 b 7 8 I 10 11 t2 l3

3. Peningkatan Jumlah Produk 1. Pembinaan Jumlah 30 STD-B / TW1 TW1: 40.000.000 N,Iutu Hasil perkebunan dan Pekebun Surat 100.000.000 Perkebunan yang Pengendalian Rakyat Yang Keterangan 30.000.000 memenuhi IW2: Pengembangan memiliki STD TW2:15 Standar Mutu Perkebunan B TW3: Rakyat TW3:15 20.000.000

TW4:3 TW4: 10.000.000

Tani 15 Januari 2020 Ket: IK : Indikator Kinerja .r:ai kebunan TW: Triwulan catatan: -Rencana Aksi dibuat setiap tahun dan realisasi dilaporkan setiap triwulan

rya 198603 1 010 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2A2A DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN BERAU

No. SASARAN KINERJ KEGIATAN KELUARAN TARGET STRATEGIS 'IDIKATOR

1 Meningkatnya Presentase Pelatihan Petani dan Jumlah Kenaikan Pelaku Agribisnis petani/pekebun Pendapatan 25 Petani yang dilatih Petani / Pendapatan Petani ,iPekebtm Pekebun Perbulan diatas dibidang UMK Asribisnis Peningkatan Jumiah Keiompok 1 Kemampuan Lembaga Tani, Gapoktan Kelompok yang Petani dan Asosiasi Tani clibina Pengawalan dan Luas Kebun Pembinaan kemitraan yang Pembangunan Kebun dibina 500 Ha Petani Kemitraan Oieh PBS Pengembangan Modal Jumlah Usaha Perkebunan Poktan/Petani (Pendukungan Akses yang mengikuti 6 Permodalan Usaha Sosialisasi Keiompok Perkebunan) Pengembangan Tani Modal Usaha Perkebunan Pengolahan Inlormasr Jumlah Laporan Permintaan Pasar atas Informasi Pasar Hasil Produksi Komoditi L2 Laqoran Pertanian/ Perkebunan Perkebunan Masyarakat Pendampingan Pekebun .Jumlah dan Pelaku Agribisnis Petani/pekebun (PENAS) dan pelaku B Petani / agribisnis yang Pekebun bertambah wawasannYa Pembinaan dan Jumlah Pekebun Pengenddian Rakyal y2rr" Pengembangan memiliki STD-B 30 STD_B Perkebunan Rakyat

2 Meningkatnya Produksi Hasil Pembinaan dan Jumlah PBS yang Perkebunan Pengendalian dibina Produksi 15 PBS Komoditi Pengembangan Ungguian Perkebunan Besar Perkebunan Fasilitasi Pembibitan Jumlah komoditi Komunitas Unggulan Unggulan yang difasilitasi sebagai 1 komoditi kebun sumber benih Rehabilitasi dan Luas Kebun yang Peremajaan Komoditi direhabiiitasi 40 Ha Perkebunan No. SASARAN \IDIKATOR KINERJ KEGIATAN KELUARAN TARGET STRATEGIS Fasilitasi Gemari Kakao Jumlah Koordinasi kelompok kerja 3 kali Gemari Kakao Intensifikasi Komoditi Luas kebun yang 115 Ha perkebunan terintensifikasi Perluasan Kebun Luas Kebun yang 15 Ha Komoditi Perkebunan dikembangkan Konsolidasi Penyusunan Jumlah Dokumen Perencanaaq Perencanan 4 Pembangunan Pembangunan dokumen Perkebunan Perkebunan

Pengolahan Data Jumlah Dokumen Statistik Perkebunan Data Statistik 2 (Pembuatan Buku Data Komoditi dokrrmen Statistik Komoditi Perkebunan yang Unggulan) tersedia Pengendalian Jumlah Kelompok Kebakaran Lahan Tani Peduli Api 2 KTPA Kebun Rakyat (KTPA) yans terbentuk Konservasi Lahan Luas lahan yang dengan Komoditas terkonservasi 3O Ha Perkebunan Pengembangan .Iumlah Produksi Teknologi Bioteknologi Agen Pengendali 100 kg Bidang Perkebunan Hayati (Kg)

Sekolah Lapang Jumlah Penerapan Teknologi petani/pekebun Budidaya Tepat Guna yang menerapkan 50 Petani teknologi / Pekebun budidaya tepat guna

Fasilitasi Regu Proteksi Jumlah Regu Perkebunan Proteksi Perkebunan yang 2 Regu terbentuk

Tanjung Redeb, 2 Januari 2020 inas Perkebunan en Berau,

[;I'IAS PERl(EE

tama Muda 198603 1 010