LAPORAN TUGAS AKHIR - RA.141581

TAMAN AIR SUNGAI

RAEY MONICA FLAMENCYA S. 3213100081

DOSEN PEMBIMBING: IR. ENDROTOMO, MT

PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR - RA.141581

TAMAN AIR SUNGAI CILIWUNG

RAEY MONICA FLAMENCYA S. 3213100081

DOSEN PEMBIMBING: IR. ENDROTOMO, MT

PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

FINAL PROJECT REPORT - RA.141581

CILIWUNG WATERWALK

RAEY MONICA FLAMENCYA S. 3213100081

TUTOR : IR. ENDROTOMO, MT

UNDERGRADUATE PROGRAM DEPARTEMENT OF ARCHITECTURE FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA 2017

LEMBAR PENGESAHAN

TAMAN AIR SUNGAI CILIWUNG

Disusun oleh :

RAEY MONICA FLAMENCYA S NRP : 3213100081

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim penguji Tugas Akhir RA.141581 Jurusan Arsitektur FTSP-ITS pada tanggal 14 Juni 2017 Nilai : AB

Mengetahui

Pembimbing Kaprodi Sarjana

Ir. Endrotomo, M. T. Defry Agatha Ardianta, ST., MT. NIP. 195206281979011001 NIP. 198008252006041004

Kepala Departemen Arsitektur FTSP ITS

Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, Ph.D. NIP. 196804251992101001

i LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

N a m a : Raey Monica Flamencya S

N R P : 3213100081

Judul Tugas AKhir : Taman Air Sungai Ciliwung

Periode : Semester Genap Tahun 2016/2017

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat adalah hasil karya saya sendiri dan benar-benar dikerjakan sendiri (asli/orisinil), bukan merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Apabila saya melakukan penjiplakan terhadap karya mahasiswa/orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang akan dijatuhkan oleh pihak Jurusan Arsitektur FTSP - ITS. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran yang penuh dan akan digunakan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir RA.141581

Surabaya, 14 Juni 2017

Yang membuat pernyataan

Raey Monica Flamencya S. NRP. 3213100081

ii ABSTRAK

TAMAN AIR SUNGAI CILIWUNG

Oleh Ray Monica Flamencya S. NRP : 3213100081

Sungai Ciliwung dalam sejarah merupakan kawasan yang digunakan untuk perdagangan. Tetapi, seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran yang membuat sungai Ciliwung menjadi kawasan yang “ditinggalkan”. Beberapa bagian sungai tetap menjadi daerah yang berkembang tetapi daerah lainnya hanya sebagai daerah perumahan warga yang tidak tertata. Salah satu daerah yang berada di tepi sungai Ciliwung di daerah Tugu Tani yang merupakan bagian yang terabaikan dijadikan sebagai lahan studi. Obyek desain menghadiri aktivitas untuk menghidupkan salah satu bagian sungai dengan menyediakan “Taman Air Sungai Ciliwung”. Pendekatan desain yang dilakukan dengan mendekatkan obyek dan lahan eksistingnya yaitu sungai Ciliwung sehingga lahan studi dibagi menjadi dua zona/kawasan yang mengapit sungai Ciliwung. Kawasan I di bagian barat sungai merupakan area rekreasi air dan area komersil seperti café. Sedangkan, kawasan II di bagian timur sungai merupakan area komersil dari penataan sirkulasi pemukiman warga setempat. Obyek rancang menggunakan metode perancangan ruang luar untuk mencapai tujuan dari desain bangunan yaitu kesatuan antara obyek dan lahan eksisting. Penggunaan metode menyesuaikan bentuk lahan eksisting dengan menambahkan materi baru yang didesain terbuka tanpa melepaskan standar kenyamanan untuk pengunjung. Obyek desain menyediakan aktivitas rekreasi yang menggunakan elemen air pada sungai Ciliwung pada kawasan I dan aktivitas perdagangan sebagai sarana ekonomi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat setempat pada kawasan II. Kedua kawasan merupakan rancangan ruang luar yang dihubungkan dengan jembatan dan transportasi air pada sungai Ciliwung. Obyek ini berada diantara sungai Ciliwung untuk menjadikan seolah-olah sungai sebagai bagian dari obyek desain.

Kata Kunci : (Sungai Ciliwung, taman air, rekreasi, air, area komersil, rancangan ruang luar)

iii ABSTRACT

CILIWUNG WATERWALK

By Ray Monica Flamencya S. GPA : 3213100081

Ciliwung river area in Jakarta is used for trading since ancient. As time goes by, Civilization evolved and moved to another place so Ciliwung river became a neglected area. Some parts of the river are constantly as trading areas. On the other parts, along the river are residential areas of local citizens which is abandoned areas in Jakarta. One of Ciliwung riverside part in Tugu Tani which is the neglected area become as a study case site. Object that will be designed, provides activities to attract visitors with “Ciliwung Waterwalk”. Design approach is started from existing site. It merges between object and existing site so the site is divided into two areas which flank the river. First area in west of the river is water recreation and commercial area such as café. Second area in east of the river is commercial area which is redesigned from local citizen residential circulation. Design object using exterior design architecture method from Yoshinobu Ashihara to achieve the purpose of the building design that is the unity between the object and the existing site. The significant thing from this method is adjustment existing landform by adding new substance that is designed as open area without releasing the comfort of visitors. The object provides recreational activities using water as an element from Ciliwung river in first area and trade activites as an economic means to improve the quality of local’s life in second area. Both areas are exterior design architecture which connected with bridge and water transportation on the Ciliwung river. This project lies between the Ciliwung river to make it seems as part of the the design.

Keywords : (Ciliwung river, waterwalk, recreation area, commercial area, water, commercial area, exterior design)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...... i

LEMBAR PERNYATAAN...... ii

ABSTRAK ...... iii

ABSTRACT ...... vDAFTAR ISI ...... v

DAFTAR GAMBAR ...... vi

DAFTAR TABEL ...... vii

BAB I. PENDAHULUAN ...... 1

I.1 Latar Belakang ...... 1 I.2 Isu dan Konteks Desain ...... 3 I.3 Permasalahan dan Kriteria Desain ...... 6

BAB II. PROGRAM DESAIN ...... 9

II.1 Program Desain ...... 9 II.2 Deskripsi Tapak ...... 13

BAB III. PENDEKATAN DAN METODE DESAIN ...... 17

III.1 Pendekatan Desain ...... 17 III.2 Metoda Desain ...... 17

BAB IV. KONSEP DESAIN ...... 23

IV.1 Eksplorasi Formal ...... 23 IV.2 Eksporasi Teknis ...... 26

BAB V. DESAIN ...... 27

V.1 Eksplorasi Formal ...... 27 V.2 Eksporasi Teknis ...... 36

BAB VI. KESIMPULAN ...... 41

DAFTAR PUSTAKA ...... 43

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Warga Sungai Ciliwung Akibat … ______2 Gambar I.2 Situasi Pemukiman Warga di … ______3 Gambar I.3 Perencanaan Pemerintah Kota Jakarta … ______3 Gambar I.4 Pemandangan Riverside di Kota Hoi An ______5 Gambar I.5 Situasi Kota Lama di Kota Hoi An ______5 Gambar I.6 Keadaan Kota Hoi An Saat Malam Hari ______5 Gambar I.7 Diagram Isu Obyek Rancang ______6 Gambar II.1 Diagram Program Desain ______9 Gambar II.2 Diagram Program Ruang ______10 Gambar II.3 Diagram Program Ruang Kawasan I ______11 Gambar II.4 Diagram Program Ruang Kawasan II ______11 Gambar II.5 Rencana Tata Guna Lahan ______14 Gambar II.6 Peta Area-Area yang Terkena … ______14 Gambar III.1 Diagram Metode oleh John Zeisel ______18 Gambar III.2a Bidang Pandangan ______19 Gambar III.2b Bidang Pandangan ______19 Gambar III.3 Tekstur Aturan Pertama dan Aturan Kedua ______19 Gambar III.4 Meng”enclose” Ruang ______20 Gambar III.2 Tangga-tangga dan Bordes ______20 Gambar IV.1 Konsep Zona ______23 Gambar IV.2 Kepadatan Lalu Lintas pada Lahan Eksisting ______24 Gambar IV.3 Area Terkena Sinar Matahari Pagi-Sore ______24 Gambar IV.4 Sungai Buatan dan Sungai Eksisting ______24 Gambar IV.5a Konsep Bentuk ______25 Gambar IV.5b Konsep Bentuk ______25 Gambar IV.5c Konsep Bentuk ______25 Gambar IV.6 Konsep Massa Bangunan ______25 Gambar V.1 Bentuk Bangunan dan Sirkulasi ______27 Gambar V.2 Sirkulasi Kendaraan Bermotor (Roda 2 & 4) ______27 Gambar V.3 Sirkulasi Pejalan Kaki dan Pengguna Sepeda ______28 Gambar V.4 Denah Lantai 1 ______29

vi Gambar V.5 Denah Lantai 2 ______30 Gambar V.6 Denah Lantai 3 ______31 Gambar V.7 Denah Lantai 4 ______32 Gambar V.8 Tampak Utara dan Tampak Selatan ______33 Gambar V.9 Tampak Barat dan Tampak Timur ______34 Gambar V.10 Potongan ______35 Gambar V.11 Perspektif Sirkulasi Kawasan II ______36 Gambar V.12 Perspektif Permainan Air Kawasan I______36 Gambar V.13 Perspektif Entrance ______36 Gambar V.14 Perspektif Atrium ______36 Gambar V.15a Perspektif Cafe ______36 Gambar V.15b Perspektif Cafe ______36 Gambar V.16 Perspektif Sirkulasi Bangunan Kawasan I______36 Gambar V.17 Perspektif Balkon Dekat Cafe ______36 Gambar V.18 Perspektif Taman ______36 Gambar V.19 Sistem Struktur Bangunan ______38 Gambar V.20 Sistem Utilitas Bangunan ______39

vii DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Masalah dan Respon Obyek Rancang ______7 Tabel II.1 Luas Ruan Kawasan I ______11 Tabel II.2 Luas Ruang Kawasan II ______13

viii BAB I PENDAHULUAN

“Kalapa” dan merupakan sebuah I.1 Latar Belakang Bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, Sejarah perkembangan peradaban yang pusatnya pada waktu itu manusia tidak bisa dilepaskan berada di Kota . Oleh dari perkembangan hubungan karena itu, Sungai Ciliwung manusia dengan alam termasuk menjadi pusat peradaban karena hubungan manusia dengan berfungsi sebagai pusat sungai. Dahulu sungai telah pertemuan penduduk yang tinggal dimanfaatkan untuk berbagai di pinggiran seperti di Cikeas dan kebutuhan manusia, misalnya Cibinong melalui sarana pemanfaatan sungai untuk pelayaran. Kondisi ini kebutuhan rumah tangga, sanitasi, mendorong Pelabuhan Sunda pertanian, wisata, olahraga, Kalapa berkembang menjadi pertahanan, perikanan, pusat kegiatan ekonomi sekaligus pembangkit tenaga listrik, pusat pemerintahan yang transportasi, dan industri. Selain dibangun dan dikembangkan itu sungai berfungsi sebagai Belanda sejak tahun 1600-an pendukung utama kehidupan melalui Vereenigde Oostindische flora dan fauna. Compagnie (VOC). Kemudian,

sedimentasi Sungai Ciliwung Hubungan sungai dengan terjadi sejak masa Kolonial manusia di juga telah Belanda karena penjajah Belanda ada sejak dulu, khususnya di kota membangun perkebunan teh di Jakarta. Peta Batavia tahun 1897, kawasan . Oleh sebab itu, sejarah kota Jakarta dimulai seiring berjalannya waktu Sungai dengan terbentuknya sebuah Ciliwung semakin rusak. pemukiman di muara Ciliwung. Sekarang kerusakan Sungai Menurut berita Kerajaan Portugal Ciliwung bukan saja karena pada awal abad ke-15, keberadaan kebun teh tetapi juga pemukiman tersebut bernama

1 limbah rumah tangga, pabrik, keramaian sekitar sungai. Sama sampah dan sebagainya. halnya dengan kasus pembuangan sampah secara terus-menerus Seiring perkembangan zaman, yang menyebabkan penumpukan pusat peradaban dan sampah yang menggunung. pengembangan kota bergeser dan Bukan hanya estetika sungai yang meluas dari sungai ciliwung hilang, melainkan fungsi sungai sehingga sungai ciliwung sudah sebagai tempat penampungan pun tidak menjadi pusat kehidupan hilang dengan adanya untuk masyarakat sekitar. penumpukan sampah yang Bergesernya fungsi sungai menyumbat aliran sungai tersebut menyebabkan beberapa sehingga wilayah sekitar daerah sempadan sungai yang berpotensi besar mengalami mengikuti aliran sungai ciliwung banjir. Dalam hal ini dapat dilihat terabaikan. Akibatnya, muncul bahwa memang beberapa wilayah berbagai hal negatif seperti di sepanjang Sungai Ciliwung penumpukan sampah yang merupakan bagian dari pusat menggunung sampai pada kasus peradaban di kota Jakarta. kriminalitas. Namun, wilayah tersebut membatasi aktivitasnya dengan Berbagai kasus-kasus yang telah Sungai Ciliwung sehingga fungsi terjadi, disebabkan dengan tidak sungai menjadi terabaikan. adanya pihak lain yang melihat pelaku melakukan tindakan seperti itu. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi sungai yang terabaikan sehingga tidak ada Gambar I.1: Warga Sungai Ciliwung Akibat aktivitas yang menunjang Tersumbatnya Aliran Sungai di Kalibata (16/11/2015). Sumber : Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

2

I.2 Isu dan Konteks Desain

Gambar I.2: Situasi Pemukiman Warga di Tepi Sungai Ciliwung, Kecamatan , Jakarta Pusat. Sumber: Google Earth

Berikut salah satu gambar Sungai Gambar I.3: Perencanaan pemerintah kota Jakara tahun 2030. Sumber: BPAD (Badan Perpustakaan Ciliwung di masa sekarang yang dan Arsip Daerah) beberapa bagian sungai telah dibersihkan. Namun, letak Sungai Berdasarkan perubahan fungsi Ciliwung banyak ditempati oleh dan tata ruang dari masa ke masa pemukiman warga menengah pada Sungai Ciliwung, isu yang kebawah di sepanjang sempadan diangkat ialah “Peningkatan sungai. Hal ini secara tidak Kualitas Aktivitas Masyarakat langsung menutup/membatasi Kota di Sempadan Sungai”. aktivitas kota di sepanjang sungai Berdasarkan Peraturan sehingga estetika, fungsi dan Pemerintah nomor 26 tahun peran Sungai Ciliwung untuk 2008, sempadan sungai Kota Jakarta berkurang bahkan merupakan kawasan lindung yang terabaikan. garis sempadannya ditentukan oleh Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), termasuk mengembalikan zona riparian agar tetap sealami mungkin dengan vegetasi lokal (rumput, semak dan pepohonan). Demikian pula menurut tata ruang kota Jakarta yang dibuat oleh pemerintah perencanaan tahun 2030 kota Jakarta. Peruntukan yang diungkapkan

3 oleh BPAD (Badan Perpustakaan sampah maka pemerintah mulai dan Arsip Daerah) Jakarta untuk memperbaiki keadaan sungai Sungai Ciliwung yang memiliki menjadi lebih bersih dan dapat panjang 46.200 m dan luas kembali berfungsi sebagai 1.155.000 m2 ialah untuk usaha layaknya sungai. Upaya tersebut perkotaan yang masuk ke dalam tidak menutup kemungkinan golongan D. sungai akan tetap bersih karena peradaban kota yang terpandang Dengan demikian, hal tersebut di Sungai Ciliwung telah menjadi dasar arah respon dari isu ditinggalkan. Oleh karena itu, yang diangkat. Usaha perkotaan Sungai Ciliwung dapat diubah yang menunjang penyelesaian isu menjadi sebuah wilayah yang serta peraturan pemerintah dapat digunakan secara publik tentang sungai dapat berupa untuk masyarakat Jakarta sebuah aktivitas yang sehingga daerah di sekitarnya meningkatkan ekonomi mengalami peningkatan kualitas perkotaan seperti perdagangan, kehidupan. Strategi dimulai pariwisata, dsb. dengan membuat aktivitas di sungai dan daerah sempadan Pada lahan eksisting, sebagian sungai yang menghasilkan besar bagian sungai merupakan keramaian. wilayah yang terbelakang pada kota. Bantaran sungai yang Pembuatan aktivitas ditentukan dipenuhi rumah warga lokal dari lahan Sungai Ciliwung yang menengah ke bawah serta tidak masih terabaikan yaitu di bagian diberi akses jalan yang memadai lahan sepanjang perumahan sehingga Sungai Ciliwung warga lokal. Daerah tersebut menjadi “tidak terpandang” untuk merupakan daerah sisi lain kota masyarakat kota Jakarta. Namun, Jakarta yang tak pernah setelah berbagai masalah yang diperhatikan sehingga terjadi di Jakarta seperti banjir menjadikan sungai tidak yang salah satunya disebabkan berfungsi maksimal. Dengan ini, Sungai Ciliwung yang penuh aktivitas yang dihadirkan

4 membuat warga Jakarta melihat jalan agar seluruh pejalan kaki Sungai Ciliwung sebagai area yang berjalan menikmati kota publik yang dapat digunakan dan dapat bersantai dan tidak dinikmati masyarakat sehingga terganggu dengan berisik dan meningkatkan kualitas daerah di polusi kendaraan. Daerah tersebut sekitarnya termasuk untuk warga juga menyediakan fasilitas perahu lokal yang tinggal di sepanjang sampan di sungai Thu Bon sempadan sungai. sebagai salah satu bentuk transportasi air yang menjadi Bentukan kegiatan dan aktivitas tempat rekreasi untuk menjelajahi obyek dapat digambarkan seperti sungai pada kota Hoi An. daerah di Hoi An, Vietnam

Gambar I.6: Keadaan kota Hoi An saat malam hari

Gambar I.4: Pemandangan riverside di kota Hoi An Aktivitas tersebut merupakan bentuk kegiatan yang dapat diangkat dalam obyek bangunan untuk menarik pengunjung agar dapat menikmati daerah sungai.

Gambar I.5: Situasi kota lama di kota Hoi An

Hoi An yang terletak di jantung kota merupakan daerah pertokoan tempat perbelanjaan, butik, tempat makan dan berbagai hal yang unik dan berbeda dari tempat lain di Vietnam atau Asia. Daerah ini melarang pengguna kendaraan bermotor memakai

5 I.3 Permasalahan dan Kriteria Permasalahan tersebut Desain berdampak pada lingkungan Permasalahan utama pada desain hidup yang kurang berkualitas di ialah permasalahan lahan daerah sepanjang sungai sehingga eksisting. Daerah Sungai dibutuhkan peningkatan kualitas. Ciliwung yang melewati Kota Hal tersebut dapat dicapai melalui Jakarta dari ujung ke ujung yang penyelesaian dari beberapa faktor kotor, tidak terawat sampai diantaranya faktor fisik, dipenuhi sampah sehingga secara psikologi, sosial, budaya dan tidak langsung merugikan kota ekonomi. Jakarta sebagai jantung kota.

Gambar 1.7: Diagram Isu Obyek Rancang

6 Tabel I.1: Tabel Masalah dan Respon Obyek Rancang

7

(halaman ini sengaja dikosongkan)

8 BAB II PROGRAM DESAIN

II.1 Program Desain

Berdasarkan faktor fisik, psikologi, masyarakat kota Jakarta sebagai ekonomi, sosial dan budaya, respon sasaran pengguna bangunan dan yang diberikan melalui obyek menghidupkan kembali peradaban rancang berupa rekreasi kota publik di sekitar Sungai Ciliwung. menggunakan elemen air. Elemen Peradaban tersebut dimanfaatkan air yang digunakan berasal dari bangunan untuk mengedukasi Sungai Ciliwung untuk pengunjung agar tidak terjadi memberikan keterhubungan secara pengulangan akan penyalah- langsung antara sungai dengan gunaan peran sungai di sebuah kota lahan. Dari hal tersebut, air sungai besar dan dapat memanfaatkan diolah menjadi bagian dari sungai dengan tepat. bangunan dan aktivitas obyek rancang yang mendidik pengunjung untuk lebih menghargai dan dapat memanfaatkan air sungai lebih baik

Program desain dibuat untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di sempadan sungai yang secara langsung berdampak pada wilayah di sekitar daerah eksisting. Program yang diberikan

secara langsung menjadikan Gambar II.1: Diagram Program Desain

9 Aktivitas di sungai terjadi karena terkoneksi secara langsung melalui adanya titik-titik berhubungan jalur pejalan kaki dan transportasi yang menjadikan sungai sebagai air yang memanfaatkan sungai. penghubungnya. Desain obyek menghadirkan titik-titik (aktivitas) tersebut diantaranya 2 kawasan yang berseberangan secara langsung terhadap Sungai Ciliwung dengan jarak tertentu.

Kawasan I ialah bangunan utama obyek rancang sebagai taman air yang mengkombinasi antara area publik dan komersil. Sedangkan, kawasan II merupakan sederatan perumahan warga sebagai tempat kegiatan ekonomi warga setempat yang difasilitasi akses dan ruang publik untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda oleh obyek rancang. Kawasan I merupakan kawasan utama pada obyek rancang yang Gambar II.2: Diagram Program Ruang memfasilitasi kawasan II yang

10

PROGRAM RUANG

Gambar II.3: Diagram Program Ruang Kawasan I Gambar II.4: Diagram Program Ruang Kawasan II

KEBUTUHAN RUANG

Kawasan I LANTAI ZONA RUANG SUMBER STANDAR KA LUAS (M2) LUASAN PA (M2) SIT AS 1 Publik Atrium Asumsi 1,5 300 500 m2/orang Restoran NAD 1,5 150 250 m2/orang Servis Toilet pria NAD 1 m2/orang 40 40 Toilet NAD 1 m2/orang 40 40 wanita

11 Ruang NAD 1,5 10 25 karyawan m2/orang Ruang mekanikal Lift asumsi - 20 4 Parkir NAD 12,5 28 1000 Mobil m2/unit (700 sirkulasi) Parkir NAD 1,7 m2 / unit 85 275 (130 sirkulasi) Motor Hijau Taman Asumsi 1 m2/orang - 3500 Air 2 Publik Restoran NAD 1,5 m2/ 120 230 orang Restoran NAD 1,5 m2/ 150 250 orang Kafe NAD 1,5 m2 / 100 200 orang Market NAD 1-3 100 350 m2/orang Servis Toilet pria NAD 1 m2/orang 40 40

Toilet NAD 1 m2/orang 40 40 wanita Lift

Parkir NAD 12,5 28 1000 Mobil m2/unit (700 sirkulasi) Sirkulasi 700

3 Publik Toko asumsi 1,5 50 144 koleksi m2/orang Servis Toilet pria NAD 1 m2/orang 40 40

Toilet NAD 1 m2/orang 40 40 wanita

12 Parkir NAD 12,5 28 1000 Mobil m2/unit (700 sirkulasi) Sirkulasi 500

4 Servis Parkir NAD 12,5 28 1000 Mobil m2/unit (700 sirkulasi) TOTAL 23450

Tabel II.1: Luas Ruang Kawasan I

Kawasan II LANTAI ZONA RUANG SUMBER STANDAR KA LUAS (M2) LUASAN PA (M2) SIT AS Ground Publik Ruang Asumsi 1,5 - 1400 Publik m2/orang Private Rumah Asumsi - - 851 warga Publik Jembatan Asumsi 800 TOTAL 3051

Tabel 2.2: Luas Ruang Kawasan II

II.2 Deskripsi Tapak

Lokasi Kota Administrasi : Jakarta Nama Jalan : Jalan Pusat, Inspeksi Kramat Kembang XI Kota : Daerah No.294 Khusus Ibukota Jakarta, 10420 Kelurahan : Menteng - Kwitang Lokasi yang akan dikembangkan Kecamatan : Senen berada di sebelah barat dan timur

13 sungai ciliwung di kecamatan Menteng – Senen. Pada bagian barat sungai Ciliwung yang terdapat di kecamatan Menteng memiliki luas 18,200 m2. Lokasi tersebut merupakan lahan kosong Tabel II.5: Rencana Tata Guna Lahan. Sumber: yang direncanakan dalam RDRT Kota Jakarta 2013 rancangan secara utuh. Berbeda halnya dengan lokasi pada bagian timur sungai ciliwung di kecamatan Senen. Lokasi tersebut sudah terbangun dengan Peruntukan tersebut terkait dengan peruntukan perumahan untuk isu dan fungsi lahan yang dibangun warga. Dengan demikian, namun dengan fungsi yang berbeda pengembangan yang dilakukan dengan peruntukan sehingga ialah perbaikan serta penambahan terdapat kolaborasi antara fungsi fungsi pada bangunan sepanjang lahan dan peruntukkan yang sudah 185 m dengan luas 3051m2. direncanakan sehingga menunjang Lahan 1 memiliki ukuran yang peruntukan itu sendiri. lebih besar pada lahan 2 karena sirkulasi untuk kendaraan yang memuat kedua lahan ditampung di lahan 1 sehingga lahan hanya dapat diakses oleh pejalan kaki. Sedangkan pada lahan 2, program berasal langsung dari masyarakat Tabel II.6: Peta area-area yang terkena panas sinar yaitu berjualan langsung dari matahari saat waktu-waktu tertentu. Sumber: Google Earth rumah warga yang diperbaiki dan Pada pagi sampai siang hari, bagian ditambahkan dengan ruang publik timur lahan 1 disoroti panas sinar yang langsung berhubungan matahari secara langsung karena dengan sungai serta akses dari bangunan di sebelahnya memiliki lahan 1. jarak yang cukup jauh  40 m

sehingga bayangan bangunan tidak

14 mampu melindungi aktivitas di • Lokasi mudah untuk diakses bagian timur lahan 1. Sedangkan karena berada di depan jalan untuk sisi timur lahan 2 tidak utama Jakarta Pusat. Jalan terkena sorotan sinar matahari tersebut juga memiliki secara langsung karena dilindungi kepadatan yang tinggi sehingga oleh bangunan disebelahnya yang pada jam-jam tertentu menempel langsung pada lahan. mengalami kemacetan yang berpotensi untuk meramaikan Berbeda halnya saat siang sampai lokasi sore hari, bagian barat lahan 1 • Lahan merupakan daerah yang secara langsung mendapat sorotan maju karena berada di pusat panas sinar matahari karena Kota Jakarta langsung dibatasi oleh jalan, • Bangunan dekat dengan trotoar dan lahan yang belum fasilitas umum yang terbangun. Begitu pula pada lahan berhubungan dengan 2 yang dibatasi langsung oleh penyelesaian masalah pada sungai sehingga tidak mendapat lokasi bayangan langsung untuk melindungi lahan untuk tidak Kendala Lahan terkena panas sinar matahari. Kondisi eksisting lahan yang sekarang diperuntukkan untuk Potensi lahan rumah susun sehingga harus ada • Lahan memiliki permasalahan kolaborasi antara fungsi lahan yang yang solusinya dekat dengan akan didesain dengan peruntukan penyelesaian arsitektur lahan yang sudah ditentukan.

15

(halaman ini sengaja dikosongkan)

16 BAB III PENDEKATAN DAN METODE DESAIN

III.1 Pendekatan Desain III.2 Metoda Desain

Pendekatan desain diambil dari Metode John Zeisel lahan eksisting. Hal tersebut Merancang menurut John Zeisel membuat lahan eksisting memiliki dalam buku Inquiry by Design hubungan yang erat dengan obyek memiliki tiga elemen dasar rancang. Keterkaitan desain berupa diantaranya imaging, presenting, mengangkat tema air yang testing. Elemen imaging merupakan elemen terbesar pada merupakan pengimajinasian dari Sungai Ciliwung. Tema ini secara pengetahuan subyektif yang langsung memberikan fungsi dan digunakan dalam pengembangan aktivitas yang ingin diciptakan ide/gagasan. Elemen selanjutnya kepada masyarakat kota yang ialah presenting yang menjadikan mengunjungi obyek rancang. Hal pengimajinasian ide dalam sebuah ini, juga berkaitan dengan bentuk visual seperti sketsa, maket, penyelesaian dari permasalahan foto, dll. Dan yang terakhir ialah sungai yang tercemar dan testing yaitu menguji bentukan terabaikan oleh kota Jakarta visual yang menjadi produk dengan cara membuat air yang tersebut untuk menjadikannya berasal dari sungai sebagai elemen sebuah bentuk nyata dalam respon yang berharga pada bangunan arsitektur. sehingga pengunjung dapat melihat Sungai Ciliwung merupakan area Studi obyek rancang yang yang harus dijaga. disesuaikan dengan studi lahan yang diteliti sehingga memunculkan ide yang saling menghubungkan keduanya yaitu rekreasi kota yang berpotensi untuk ramai sehingga dapat menghidari sampah yang menumpuk di Sungai

17 Ciliwung. Ide rancang untuk kebutuhan rancangan seperti, mencapai sebuah rancangan kebutuhan orang didalamnya, arsitektur yang utuh dapat kebutuhan ruang yang dihasilkan dilakukan melalui proses untuk dari berbagai aktivitas yang mengumpulkan fakta-fakta dan berbeda. pengetahuan yang memenuhi

Gambar III.1: Diagram Metode oleh John Zeisel

Anchoring berpotensi ramai. Apabila Metode ini merupakan sebuah diletakkan berjauhan maka prinsip umum yang dipakai untuk pengunjung yang datang ke store bangunan komersil seperti mall. tersebut akan melewati store-store Penentuan sirkulasi dan setiap lain yang mungkin masih tidak store pada mall ditentukan dengan umum. cara ‘anchoring’. Salah satu Obyek rancang memakai prinsip contohnya ialah eskalator naik dan anchoring dengan menentukan turun yang tidak berada pada posisi titik-titik yang berpotensi ramai yang sama namun diberi jarak yang memancing pengunjung tertentu agar orang-orang yang menjelajahi keseluruhan suatu menggunakan eskalator dapat rancangan menjadi sebuah metode melewati store-store yang ada pada sampingan rancangan untuk mall tersebut. Selain itu, store- mencapai tujuan utama yaitu store yang terdiri dari brand yang aktivitas berkualitas di sepanjang memang dicari oleh masyarakat sungai ciliwung. umum diletakkan dijarak yang tidak berdekatan karena itu merupakan titik-titik yang

18 Metode Teknik Perancangan Ruang Luar (Yoshinobu Ashihara) Perancangan ruang luar berarti menciptakan ruang P (Positif) atau Gambar III.2b: Bidang Pandangan. Sumber: ruang PN (Positif-Negatif) yang Exterior Design in Architecture merupakan perpaduan antara - Tekstur arsitektur dengan atap dan ruang Dasarnya ada dua macam luar tanpa atap. Dalam hal ini, dinding : perancangan perlu memperhatikan 1. Struktur dan permukaan skala, tekstur, perencanaan, terbuat dari material sama. tingkatan ruang dan sebagainya. Contoh: beton yang tidah di- Elemen-elemen ruang luar : finishing, bata yang tidak - Skala diplester atau dinding batu alam. D/H = 1 merupakan batas 2. Material pelapis atau penutup. perubahan nilai dan kwalitas Contoh: beton pracetak, ruang. D/H > 1, jarak bangunan marmer, plat-plat metal yang terasa agak besar. D/H < 1, ditempel pada strukturnya. jarak bangunan agak sempit. (D Ukuran tektur dan material yang = jarak, H = tinggi) ditunjukkan juga dipengaruhi Teori sepersepuluh di dalam oleh jarak pandang sehingga buku “The Silent Language”, kesan material/tekstur yang Edward Hall menegaskan ingin ditunjukkan sampai pada bahwa orang telah subyek yang melihat. Selain itu, mengembangkan daerah tekstur dan material juga “teritorial”nya sampai pada memiliki cara pembagian suatu luasan yang sukar diduga. bidang untuk gambar arsitektur yang dikenal dengan Corbu.

Gambar III.2a: Bidang Pandangan. Sumber: Exterior Design in Architecture

19 tengah. Sedangkan untuk kendaraan, jarak maksimum agar orang masih dapat melihat orang lain adalah 1200 meter. 2. Meng “ENCLOSE” ruang

luar Gambar III.3: Tekstur Aturan Pertama dan Aturan Kedua. Sumber: Exterior Design in Architecture

Metode tekstur besar merupakan salah perancangan ruang luar untuk tekstur pada jarak pandang yang berbeda akan menghasilkan visual yang Gambar III.4: Meng“enclose” Ruang. Sumber: berbeda pula. Exterior Design in Architecture.

Teknik perancangan ruang luar : 1. Merencana ruang luar Cara pertama adalah 3. Tingkatan ruang luar menganalisa rencana Menetapkan daerah-daerah penggunaan ruang luar dan dalam hubungan dengan menetapkan luasnya. Jenis penggunaan dan fungsi- ruang luar dibagi menjadi fungsinya. Contoh : dua macam yaitu ruang untuk • Eksterior  semi bergerak dan ruang untuk eksterior/interior  tinggal. Ruang tersebut interior didapat dari ruang pokok • Publik  semi yang diantaranya ruang publik/privat  privat untuk pejalan kaki dan 4. Deretan ruang luar kendaraan. Bagi pejalan kaki, Deretan ruang berupa fase- jarak  450 meter masih fase ruang yang akan dapat dicapai keseluruhan memunculkan kesan ruang bagian daerah berupa yang berbeda-beda. lingkaran dengan garis

20 5. Beberapa teknik pemecahan yang lain

Gambar III.5: Tangga-tangga dan Bordes. Sumber: Exterior Design in Architecture

21

(halaman ini sengaja dikosongkan)

22 BAB IV KONSEP DESAIN

IV.1 Eksplorasi Formal KONSEP ZONA

Tujuan utama bangunan tersorot pada lahan eksistingnya yaitu Sungai Ciliwung. Obyek merupakan salah satu penyelesaian yang dialami Sungai Ciliwung. Strategi yang dilakukan ialah membuat bentuk bangunan dan sirkulasi yang berhubungan secara Gambar IV.1: Konsep Zona langsung dengan Sungai Ciliwung. Zona lahan dipisah menjadi dua yaitu di Obyek rancang yang memiliki 2 sebelah barat sungai Ciliwung sebagai kawasan tersebut dikombinasikan kawasan utama dan sebelah timur menjadi satu-kesatuan dan sebagai kawasan kedua. memposisikan sungai diantara 2 Kawasan I sebagai kawasan untuk kawasan tersebut. Desain kawasan 1 tempat wisata masyarakat kota yang dibuat dengan 2 program utama yang dikombinasi dengan area komersil menggunakan elemen air. Program sebagai penyelesaian lahan dari faktor tersebut ialah kawasan yang memberI sosial, psikologi, budaya dan ekonomi. pengajaran tentang kebersihan sungai Sedangkan, kawasan II merupakan ciliwung serta permainan air yang sederatan perumahan warga yang didapat apabila Sungai Ciliwung bersih. dimanfaatkan sebagai area komersil Pengajaran berupa menunjukkan untuk warga setempat untuk solusi dari eksisting Sungai Ciliwung lalu sirkulasi faktor ekonomi daerah setempat. diarahkan ke arah sungai buatan yang airnya berasal dari Sungai Ciliwung.

23 KONSEP BENTUK memaksimalkan matahari pagi yang masuk sehingga menghidupkan obyek lahan untuk aktivitas manusia. Sedangkan, pada sisi barat bangunan dibuat lebih tertutup untuk membayangi bagian timur lahan dari panas matahari sore.

Gambar IV.2: Kepadatan Lalu Lintas pada Lahan Eksisting

Konsep bentuk bangunan didapat sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan publik untuk sarana wisata. Kepadatan lalu lintas yang berada secara langsung Gambar IV.4: Sungai Buatan dan Sungai Eksisting di depan lahan merupakan pemicu bentuk bangunan yang lebih terbuka Keterbukaan bangunan juga dan terdesain menarik untuk dipengaruhi oleh lahan eksisting yaitu memberikan kesempatan orang-orang keberadaan sungai Ciliwung sebagai yang lalu-lalang memasuki obyek permasalahan dari solusi obyek desain. lahan. Untuk menyatukan antara lahan eksisting dengan obyek yang di desain, keberadaan sungai eksisting dicabangkan ke arah obyek lahan yang kemudian ditarik melengkung dan dikembalikan lagi ke arah sungai eksisting.

Gambar IV.3: Area Terkena Sinar Matahari Pagi-Sore

Keterbukaan bangunan dipengaruhi oleh panas sinar matahari yang secara langsung membayangi lahan. Sisi timur lahan dibuat lebih terbuka untuk

24 yang terpotong di sebelah kanannya sebagai tanda kemasifan bangunan yang berada di sebelah barat bangunan. Bentuk tersebut muncul untuk mengorientasikan bangunan ke arah sungai eksisting.

Gambar IV.5a: Konsep Bentuk Kemudian, bentuk lingkaran utama diperbesar dan ditumpuk sebagai bentuk yang menyatukan antara kawasan I dan II. Lalu, bentuk setengah lingkaran besar tersebut mengikuti alur jalan yang berada di kawasan kedua sampai batas yang terdesain. Setelah itu, bentuk diarahkan kembali ke

Gambar IV.5b: Konsep Bentuk kawasan I dan mengikuti bentuk alur sungai buatan.

Gambar IV.6: Konsep Massa Bangunan Gambar IV.5c: Konsep Bentuk

Berikut diagram yang menunjukkan Konsep bangunan yang meng- kemasifan massa pada bangunan seusai “orientasikan bangunan ke arah sungai” dengan konsep bangunan yang membuat bentuk bangunan yang mengorientasikan obyek kearah sungai. memusatkan aktivitas ke arah sungai sehingga bentuk bangunan yang dibuat berada di antara sungai buatan. Bentuk bangunan merupakan bentuk lingkaran

25 IV.2 Eksplorasi Teknis

Sistem struktur dan utilittas dibuat berkolaborasi dalam bangunan untuk memenuhi kebutuhan pada bangunan.

Sistem utilitas bangunan saling berintergrasi dengan sistem strukturnya. Sungai buatan yang digunakan untuk estetika bangunan dapat dialirkan dengan mengikuti jalur sistem struktur bangunan. Sedangkan, daerah sungai buatan yang digunakan untuk permainan air diintegrasikan dengan cahaya yang membangkitkan aktivitas tersebut saat petang.

26 BAB V DESAIN

dengan sungai, maka di sebelah barat V.1 Eksplorasi Formal jalan berada beberapa café yang akan membawa pengunjung singgah pada daerah tersebut, sehingga daerah sepanjang sungai diberi lahan parkir untuk kendaraan beroda empat.

Gambar V.1: Bentuk Bangunan dan Sirkulasi Berdasarkan konsep bentuk yang didesain, obyek (kawasan I dan II) memilik dua jenis sirkulasi yang akan Gambar V.2: Sirkulasi Kendaraan Bermotor (Roda 2 & 4) ditawarkan kepada pengunjung diantaranya untuk kendaraan (motor Sedangkan sirkulasi untuk pejalan kaki dan mobil) dan pejalan kaki beserta dan pengguna sepeda, berada secara pengguna sepeda. langsung dalam kawasan I dan II. Untuk pengguna kendaraan seperti Sirkulasi dibagi menjadi dua tipe motor, jalur hanya diarahkan ke arah diantaranya linear dan radial. Tipe parkiran dan jalan keluar dari jalan linear menghantarkan pengunjung ke masuk lahan. Sedangkan, jalur arah ujung as bangunan yang menjadi pengguna mobil bertipe radial yang aktivitas utama pada bangunan. berfungsi untuk membawa pengunjung Sedangkan, tipe radial membawa untuk mengetahui sekilas tentang obyek pengunjung memutari lahan kawasan I desain. Proses alur yang dilalui setelah ke kawasan II dan kembali lagi menuju jalan masuk, diarahkan menuju drop off kawasan I yang dapat digunakan untuk dan gedung parkir. Kemudian, dibawa pengguna sepeda. Sirkulasi ini memutari lahan dan kembali ke jalur bertujuan untuk memberikan sebelumnya. Saat mobil melewati jalan pengalaman edukasi pada pengunjung yang berseberangan secara langsung

27 tentang kualitas eksisting sungai bagian barat kawasan II pada titik Ciliwung yang dibawa ke dalam lahan selatan sungai. untuk dibersihkan dengan menunjukkan proses penyaringan. Setelah proses penyaringan, pengunjung dapat melihat hasil penyaringan air sungai yang dapat langsung digunakan untuk permainan air. Jalur ini, sebagai salah satu jalur yang Gambar V.3: Sirkulasi Pejalan Kaki dan Pengguna Sepeda menghubungan kawasan I dan II selain menggunakan perahu yang dihubungkan dari sisi sebelah timur kawasan I di titik utara sungai menuju

28

Gambar V.4: Denah Lantai 1

29

Gambar V.5: Denah Lantai 2

30

Gambar V.6: Denah Lantai 3

31

Gambar V.7: Denah Lantai 4

32

Gambar V.8: Tampak Utara dan Tampak Selatan x

33

Gambar V.9: Tampak Barat dan Tampak Timur

34 Gambar V.10: Potongan

35

Gambar V.15a: Perspektif Café

Gambar V.11: Perspektif Sirkulasi Kawasan II

Gambar V.15b: Perspektif Café

Gambar V.12: Perspektif Permainan Air Kawasan I

Gambar V.16: Perspektif Sirkulasi Bangunan Kawasan I

Gambar V.13: Perspektif Entrance

Gambar V.17: Perspektif Balkon Dekat Café

Gambar V.14: Perspektif Atrium Gambar V.18: Perspektif Taman

36 Desain bangunan yang lebih didominasi Struktur baja digunakan pada ruang dengan kolom dan bangunan yang memiliki sifat dengan fungsi yang meminimalisirkan keberadaan dinding lebih tertutup seperti café. Sedangkan masif untuk membuat setiap ruang struktur beton digunakan pada daerah terasa lebih menyatu. Ruang yang yang terbuka antar ruang. tertutup yang dibatasi dengan dinding Sedangkan untuk sistem utilitas yang yang masif merupakan ruang yang mayoritas digunakan yaitu sistem memiliki fungsi khusus seperti café dan drainase pada sungai buatan. Air sungai tempat belanja. Ciliwung dipompa naik pada ketinggian tertentu menuju sungai buatan. Sungai buatan didesain menurun agar dapat V.2 EKSPLORASI TEKNIS mengalir kembali ke sungai eksisting. Sistem struktur yang digunakan Di sepanjang sungai buatan dipasang menggunakan sistem kolom-balok filtrasi air dan beberapa pompa untuk dengan mengombinasikan antara dua estetika bangunan. material diantaranya baja dan beton.

37

Gambar V.19: Sistem Struktur Bangunan

38

Gambar V.20: Sistem Utilitas Bangunan

39

(halaman ini sengaja dikosongkan)

40 BAB VI KESIMPULAN

Sungai Ciliwung memiliki beberapa daerah yang “tidak terpandang” seperti di daerah sempadan sungai yang dihuni oleh pemukiman warga setempat. Hal ini menyebabkan daerah tersebut tidak terperhatikan sehingga terjadi penyalahgunaan sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu aktivitas yang dapat menggunakan Sungai Ciliwung untuk mencegah sungai kembali kotor setelah program pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah. Aktivitas tersebut diwadahi oleh “Taman Air Sungai Ciliwung” yang didesain di daerah Menteng, Jakarta Pusat yang mengapit salah satu titik yang berada di Sungai Ciliwung. Obyek desain menarik pengunjung untuk beraktivitas berdampingan dengan Sungai Ciliwung sehingga secara tidak langsung sungai akan menjadi daerah yang terperhatikan untuk masyarakat kota Jakarta. Obyek memberikan dua fungsi utama yaitu sebagai edukasi dan hiburan untuk pengunjung. Edukasi berupa sirkulasi yang mengarahkan pengunjung untuk melihat eksisting sungai yang akan diolah dan digunakan sebagai sebuah wahana air. Sedangkan, hiburan berupa wahana air yang dihasilkan dari proses edukasi serta area komersil yang ditawarkan kepada pengunjung seperti café dan tempat belanja.

41

(halaman ini sengaja dikosongkan)

42 DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2011 Mulyanto, H.R, 2007, Sungai Fungsi dan sifat-sifatnya, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. P. Duerk, Donna, 1993, Architectural Programming: Information Management for Design. John Wiley & Sons. Inc. Zeisel, John, 1984, Inquiry by Design: Tools for Environment-Behavior Research. Ashihara, Yoshinobu, 1970, Exterior Design in Architecture Neuferst, Ernst, 1996, Data Arsitek, Penerbit Erlangga, Jakarta. http://www.liputan6.com/ http://www.tribunnews.com/ http://bpad.jakarta.go.id/ http://www.vietnam-guide.com/hoi-an/hoi-an-riverside.htm http://www.archdaily.com/office/snohetta

43

44