Terorisme Internasional dan Fenomena ISIS di

Disusun Oleh:

Sukawarsini Djelantik Taufan Herdarsyah Akbar

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung 2016

0

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Abstrak 2

Bab 1. Latar Belakang/Tentang ISIS 3

Bab 2. Terrorism Within Human Security Context; The Case of ISIS in Indonesia 5

Bab 3. Terorisme, Jihad dan Penyimpangan Ajaran Islam 22

Bab 4. Sejarah Penyebaran ISIS di Indonesia 38

Bab 5. Islamic State of Iraq and (ISIS) di Indonesia 51

Bab 6. ISIS dan generasi Baru Militan Indonesia 73

Bab 7. Rekrutmen ISIS Melalui Media Sosial 96

Daftar Pustaka 113

1

2

ABSTRAK

Proses demokratisasi di Kawasan Timur Tengah dan Afrika (MENA), atau yang dikenal sebagai Arab Spring, menyebabkan instabilitas di kawasan. Berdirinya negara Islam atau the Islamic State OF Iraq and Syria (ISIS/IS) pasca revolusi telah mengancam keamanan tidak saja negara-negara MENA, juga meluas ke kawasan lainnya. Di Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya, ancaman terhadap keamanan berupa aksi-aksi terorisme, dan aksi-aksi lainnya yang melanggar hak asasi manusia seperti penculikan terhadap wartawan, pembunuhan, dan peledakan bom bunuh diri di kota-kota besar seperti Jakarta. Maka ancaman IS selain dari kehidupan politik dan kekuatan militer, juga mengancam bagi kemanusiaan, seperti terhadap kehidupan ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, kesejahteraan individu dan masyarakat. Salah satu contoh adalah aksi terorisme di Jakarta pada Januari 2016. Melalui pernyataan resmi, IS mengklaim sebagi pelaku dan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut yang dilakukan oleh tentara kekhalifahan IS. Aksi lainnya adalah peledakan bom di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ancaman semakin besar mengingat berbagai upaya rekrutmen IS dilakukan memakai cara-cara konvensional maupun media sosial, seperti Youtube, twitter dan facebook. Konten propaganda IS melalui media sosial menekankan pada tindakan-tindakan kekerasan, berbagai bentuk penyiksaan, pemakaian tentara anak-anak, dan pengkafiran terhadap non- anggota IS. Maka alasan itulah yang mendasari pemerintah Indonesia menyatakan IS sebagai organisasi terlarang yang perlu diawasi penyebarannya. Maka untuk melawan IS, pemerintah perlu bekerjasama secara intensif dengan pemangku kepentingan lainnya terkait penegakan hak hak asasi manusia. Kerjasama harus dilakukan selain antar lembaga di dalam negeri, juga dalam kerangka organsiasi kawasan seperti ASEAN. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan: Bagaimana IS merupakan ancaman bagi kemanusiaan di Indonesia?” Pertanyaan selanjutnya adalah: “bagaimana efektifitas kerjasama yang sudah dilakukan dalam mereduksi pengaruh IS?”. Berdasarkan efektifitas koordinasi antar-lembaga pemerintah di Indonesia dan pada skala kawasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama masih belum efektif. Kegagalan program- program anti-terorisme pemerintah dalam membendung penyebaran ajaran-ajaran Islam garis keras disebabkan belum efektifnya koordinasi atar lembaga. Kata-kata kunci: terorisme, keamanan manusia, kerjasama, kawasan, ASEAN.

3

BAB I Latar Belakang: Tentang ISIS/IS

ISIS dideklarasikan pada tanggal 9 April 2013 oleh Abu Bakar Al Baghdadi di Suriah. ISIS menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. Pada 2013, mereka menguasai Kota Raqqa di Suriah, kemudian pada 4 Januari 2014 menguasai Kota Fallujah dan Ramadi (Irak). Tanggal 9-11 Juni 2014, ISIS juga menguasai Mosul, kota kedua terbesar di Irak, disusul Tikrit. Hal ini menjadikan ISIS sebagai ancaman bagi kawasan Timur Tengah. Kelompok ini mengandalkan pendanaan dan individu kaya di negara-negara Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung pertempuran melawan Presiden Bashar Al-Assad. Saat ini, ISIS menguasai sejumlah lading minyak di bagian timur Suriah, untuk kemudian menjual kembali pasokan minyak kepada pemerintah Suriah.1 Sumber pendapatan lain diperoleh dari aksi-aksi penculikan dan tebusan warga asing. Selama empat tahun terakhir, setidaknya ISIS dan kelompok-kelompok sejenisnya paling kurang telah mendapatkan USD 70 juta dolar dari uang tebusan dan penyanderaan. Pada akhir Juli 2014, ISIS mengubah nama menjadi Islamic State (IS) agar cakupan kekhilafahan Islam lebih mendunia.2 Diperkirakan sekitar 80% pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini. ISIS mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Perancis, Jerman dan AS.3 Kuatnya ISIS tidak terlepas dari banyak faktor seperti kegagalan transisi demokrasi di Irak, Mesir, Libya, Yaman dan Suriah. Ini menyebabkan instabilitas, konflik sectarian, dan bahkan perang saudara. Kini daerah-daerah perbatasan di kawasan banyak yang menjadi tanah air para jihadis. Kecuali Mesir, Iran dan Turki, hampir semua daerah perbatasan Timur Tengah rentan berganti penguasa. Ini menjelaskan kenapa Mesir sangat kuat menjaga dan

1 http://www.nu.or.id/a.public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,53669-lang,id-c,internasional- t,Bagaimana+Sejarah+Terbentuknya+ISIS+-phpx, diakses tanggal 28 Juli 2015.

2 http://www.euronews.com/2014/06/30/isil-renames-itself-islamic-state-and-declares-caliphate-in-captured- territory/, diakses tanggal 19 Agustus 2015.

3 http://freebeacon.com/national-security/new-al-qaeda-group-produces-recruitment-material-for-americans- westerners/, diakses tanggal 19 Agustus 2015.

4 mengawasi perbatasan. Kegagalan Arab Spring di Suriah juga telah menyebabkan persengketaan. Lemahnya pemerintahan Irak sejak jatuhnya Saddam Husein melengkapi perbatasan Irak-Suriah sebagai ibukota terorisme seperti kondisi di perbatasan Afganistan- Pakistan tahun 1980-1990an. Dipihak lain, rezim Bashar Assad yang didukung Iran dan Hizbullah terlibat perang melawan terorisme, bahkan melepaskan banyak kaum salafi jihadi di saat-saat kuatnya tuntutan perubahan rezim. ISIS tak akan sekuat sekarang jika tidak terjalin koalisi tidak biasa dengan banyak pihak dan suku-suku lokal yang terpinggirkan. Bahkan lingkaran elite rezim Saddam Hussein yang menaruh dendam terhadap pemerintahan Irak juga menjadi pendukung IS.

5

II

Terrorism Within Human Security Context;

The Case of ISIS in Indonesia

Human Security in Global Context

The United Nations Development Program (UNDP), as indicated by its 1994 report, increasingly recognized the importance of human security as a policy framework. The central question behind the idea of human security is: “How safe and free are we as individuals?” It is not a new question, but it is one that is attracting the interest of both policy makers and thinkers. There have always been two major components of human security: freedom from fear and freedom from want. This idea was recognized right from the beginning of the establishment of United Nations.4 The governments, international organizations, non-government organizations (NGOs), and ordinary citizens are in a position to explore that question as never before and to act to enlarge the envelope of safety and freedom.5 The idea of human security emerged as the world confronted by many conflicts and emergencies. Behind those war and conflicts, lies a silent crisis, related to underdevelopment, global poverty, population pressures, and thoughtless degradation of environment. This is not a crisis that will respond to emergency relief or to fitful policy interventions but requires a long, quiet process of sustainable human development.6 To address the issues, UNDP divided human security into seven main categories: economic, food, health, environmental, personal, community, and political security. 7 The emergence of ISIS in Indonesia had threatened Indonesian security, especially in economic, personal, community and

4 UNDP, opcit, p. 24.

5 Kanti Bajpai, 2000, Human Security: Concept and Measurement, Kroc Institute Occasional Paper #19:OP:1 August 2000: http://n.ereserve.fiu.edu/010030477-1.pdf, accessed on September 29th, 2016.

6 UNDP report, op.cit, p. 24-25.

7 UNDP report, op.cit, p. 24-25.

6 political context. How ISIS have threatened Indonesian individual and as a nation would be discussed below. Economic Security Threat

ISIS violence and terrorist activities in several provinces have damaged buildings and infrastructures. The government and business owners have to rebuild damaged. The budget that should be allocates for other development project have to be relocate to rebuild. Another form of economic threat is related to the promise of given monthly salary. Under economic downturn, this proposal is attracted many sympathizers. Where does ISIS acquire fund to run its organization and to attract membership? ISIS factually is the wealthiest terrorist group which controls at least 11 oil fields in Iraq and Syria with revenue around 2 millions Pound sterling or Rp 38 trillion per day.8 As ISIS controls most of Syria’s oil fields and crude, is the militant group’s biggest single source of revenue. ISIS recently had controlled several important facilities that formerly belong to the Iraqi and Syrian governments that snatched since 2012. Some of oil fields that fallen under ISIS control are Sasan, Ajeel, dan Sadid in Iraq, as well as huge oil field in in Baiji, Fallujah, Aksas and Tikrit. To market the illegal crude oil overseas, ISIS used the international black market routes with below the market price. The price was 15 pound sterling per barrel or around Rp 290.000. The legal crude oil price is more than 50 pound sterling per barrel.9 ISIS also controls the Qayyara field near Mosul in Northern Iraq that produces about 8,000 barrels a day of heavier oil that is mostly used locally to make asphalt.

ISIS’s main oil producing region is in Syria’s eastern Deir Ezzor province, where production was somewhere between 34,000 to 40,000 barrels a day. The price of the oil depends on its quality. Some fields charge about USD 25 a barrel. Others, like al-Omar field, one of Syria’s largest, charge USD 45 a barrel, higher than the international oil price. A new air campaign on ISIS oil by the US-led coalition have effectively disrupting ISIS's crude extraction. Before the coalition strikes, Isis was estimated to earn about USD 1.5 m a day. Although it is difficult to determine a definitive oil production figure for ISIS controlled areas, but it is clear

8 http://www.infospesial.net/41194/lowongan-manajer-isis-gaji-rp-2-7-miliar/ /infospesialcom @infospesial, diakses tanggal 28 September 2016.

9 http://www.infospesial.net/41194/lowongan-manajer-isis-gaji-rp-2-7-miliar/ /infospesialcom @infospesial

7 production levels have dropped in the Syrian fields since they were taken over by the militants. Most oil fields in the area are aging and the group does not have the technology or equipment needed to maintain them. Even now, however, oil is still a major revenue stream for ISIS's central leadership.

Though many believe that ISIS relies on exports for its oil revenue, it profits from its captive markets closer to home in the rebel-held territories of Northern Syria, Eastern Territories held by the Syrian Kurdish militia, and in its own self-proclaimed “caliphate” straddling the border between Syria and Iraq. Local revenues like taxes could keep the ISIS economy churning. An investigation indicates ISIS earns at least as much from taxation, extortion and confiscation as oil. Other revenue obtained from zakat, fees and confiscations fund the salaries that attract recruits and finance services such as street cleaning and bread subsidies that ISIS touts as proof of statehood.10

The group sells most of its crude directly to independent traders at the oil fields. As it adjusted to the strikes, local traders say Isis managed to maintain its production but has struggled to maintain its profit margins. Isis would collect the crude in large pits where truckers fill up. These collection areas are often set ablaze during air strikes. To make up for lost profits, Isis has been trying to grab more cash at once by offering traders a “licence” that allows them to skip to the head of the queue and get 1,000 barrels of oil at once. The bulk of oil refineries are in Isis- controlled Syria. The few in rebel-held territories have a reputation for lower quality output than the refineries in the east. The refineries produce petrol and Mazout, a heavy form of diesel used in generators, a necessity as many areas have little or no electricity. Because the quality of the petrol can be inconsistent and is more expensive, Mazout is in greater demand. Traders say ISIS has its own tankers that supply crude to its refineries from oil fields regularly. The group also appears to retain many of its earlier contracts with unaffiliated gas stations and other refineries.

There are larger ISIS controlled markets in towns like Manbij or al-Bab in Aleppo’s eastern countryside. Traders here must present a document proving they have paid zakat, a tithe, to buy oil without tax. Traders from rebel-held Syria who have not paid the tithe, must pay a tax of SL200 per barrel, or about USD 0.67. Some privately-owned markets also levy taxes. Al-

10 https://www.weforum.org/agenda/2015/12/how-isis-runs-its-economy/, accessed on September 28th, 2016.

8

Qaim market, one of the largest in the region, charges buyers and sellers about SL100 (USD 0.30) per barrel of crude purchased. As the wealthiest terrorist group, ISIS provides good salaries to its troops. Average income of ISIS troops is USD 50 (Rp 659 thousands) per month. According to Congressional Research Service, the salary of ISIS soldier between USD 400-1.200 per month. However, the amount had been decreased, and in 2016 a soldier only obtained USD 50 per month.11 The salary excluded of family allowances and parents. For militant’s wife, the allowance is USD 50, and each child is USD 35 (Rp 460 thousands). Slaves got USD 50 and slave’s child allowance is USD 35. Parents of militant are USD 50. Lately the amount of salary cut down especially to those living in Raqqa, Suriah, claimed as ISIS’s capital.12 Even though the salary cut-down following ISIS decreasing economy after US led coalition air strikes.13 The decrease of fund also effected to the numbers of recruited overseas membership. Lately only about 200 new foreign soldier joined ISIS. The number is decreased from last year that arrived 1500 – 2000 newly recruited monthly. Another sources of fund was from looting, taking hostages of foreign nationals, ransom demands from the victim families that facing death sentences. The success of ISIS recruitment process in Indonesia was due to its effective campaign. Nowadays, ISIS had change strategy, from violence to ideological approach to build a civilization and demonstrated the best aspects of living in ISIS’s controlled area. The strategy had successfully moved people to hijrah, especially in recent condition when Indonesian economy was decreased after the global economic crisis.14 The potential members promised would be paid USD 500 per month, as well as housing facilities and family allowances. Another

11 http://bisnis.liputan6.com/read/2416333/intip-besaran-gaji-tentara-isis, accessed on September 28th, 2016.

12 http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160428070552-120-127122/dokumen-rahasia-ungkap-nilai-gaji- tentara-isis/, accessed on September 28th, 2016.

1313 http://international.sindonews.com/read/1104083/42/gaji-militan-isis-dan-bonus-budak-seks-kini-rp660-ribu- bulan-1461643627, accessed on September 28th, 2016.

14 ISIS Jebak Kelompok Ekonomi Lemah Lewat Iming-Iming Uang, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/09/23/ody3dx382-isis-jebak-kelompok-ekonomi-lemah- lewat-imingiming-uang, accessed on September 28h, 2016.

9 promised was ability to conduct pilgrimage as the fifth obligation as being Moslem. Members that attracted to this offer mostly uneducated, having employment problem, and inexperience.

Threat to Personal and Community Security: terrorism and violence

Most people derive security from their membership in a group, a community, an organization, a racial or ethnic group that can provide a cultural identity and a reassuring set of values. Such groups also offer practical support. The extended family system, for example, offers protection to its weaker members, and many tribal societies work on the principle that heads of households are entitled to enough land to support family, the reason land distributed accordingly. Ethnic and religion tensions are on the rise, often over limited access to opportunities. Political security is also one of the most important aspects of human security is that people should be able to live in a society that honor their basic human rights.

The existence of ISIS became the biggest terrorist threat in 2016. The threat also indicated by the government’s failure to provide security to its people. Since ISIS burst on the scene by seizing swaths of territory in Iraq and Syria in 2014, the jihadist group has rewritten the strategy used by other groups that preceded it, including al-Qaeda. ISIS now is the top national security problem for Indonesian authorities. ISIS will expand its territory outside Syria and Iraq, into several regions in Africa, Middle East, Balkan, Kaukasus, and Asia. ISIS had actively been recruits new members in Western Balkan, including Serbia, Kroasia, Bosnia, and Herzegovina, Albania, Kosovo, Macedonia and Montenegro. In those regions, ISIS planned to increase its strikes. ISIS also plan to recruit membership in Southeast Asia, in an aim to declare a province in Eastern parts of Indonesia or in the Southern Philippines in 2017. Since 2015, the Command of Katibah Nusantara (Nusantara Brigade) based in Syria, a fighting unit of ISIS with Malay’s speaking members from and Indonesia, have instructed their groups in Southeast Asia to attack ISIS’s targets domestic and international from 2015-2016.

Another threat came from the fact that ISIS would attack anti-ISIS’s targets. ISIS would also use the new operation wings that have been supported by foreign soldiers. As happen in Paris attack in 2016, the external ISIS wing recently had complemented its internal wing.

10

Moreover, the refugees and asylum seekers that flee from conflict zone are vulnerable of ISIS’s ideology. ISIS tends to exploit the vulnerable members to attack its enemy overseas. If the Iraqi and Syrian refugees are not well integrated to the culture of receiving states, they could become a direct strategic threat sooner or later. Last but not least, the anti-ISIS coalition under US leadership, Saudi Arabia, and Russia, will not unite to confront their common enemy. However, the cooperation would be on intelligent sharing, increasing military capability, and to develop new techniques to overcome, isolate and to destroy ISIS from several fronts. 15

Indonesia and the world should prepare to confront more ISIS attacks. Indonesia is the 13th country outside Syria and Iraq that become terrorist target.16 An example of ISIS’s attack was Jakarta’s bomb blast in January 2014. The main actor of Indonesian ISIS is Bahrun Naim, that wanted to lead the Katibah Nusantara.17 The above facts indicated that ISIS is a political threat to Indonesia.

Social Security Threat: Recruitment Process through Social Media

The group have innovate the use of social media to encourage westerners to either travel to become a fighter with the group, or to encourage attacks at home. The success of ISIS in recruiting new member is inseparable from its activity in social media. ISIS uses propaganda in various social media effectively and shows how to made advantage out it in today’s era of technology. IS have least 46 thousand accounts in Twitter.18 Most accounts are controlled in Syria, Iraq, and Saudi Arabia.19

15 Rohan Gunaratna, Peta terorisme Tahun 2016, 30 desember 2015, http://www.benarnews.org/indonesian/opini/peta-terorisme-tahun-2016-12302015161357.html, accessed on September 28th, 2016.

16 The countries are France, Libya, Lebanon, Egypt, Tunisia, Saudi Arabia, Yemen, Bangladesh, Kuwait, Afghanistan, and Turkey. See: http://www.benarnews.org/indonesian/opini/peta-terorisme-tahun-2016- 12302015161357.html, accessed on September 28th, 2016.

17 http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/01/160118_indonesia_sarinah_far_enemy_lagi, accessed on September 28th, 2016.

18 J.M. Berger and Jonathan Morgan, The ISIS Twitter Census: Defining and Describing The Population of ISIS Supporters on Twitter: http://www.brookings.edu/~/media/research/files/papers/2015/03/isis-twitter-census-berger- morgan/isis_twitter_census_berger_morgan.pdf.,accessed on September 15th, 2015.

19Sukawarsini Djelantik, 2015, Komunikasi Melalui Media Sosial oleh The Islamic State (IS)

11

In late 2014, at least a thousand ISIS’s accounts were blocked.20 It is estimated that there is 46-70 thousand IS’s account that are still operating. Each account has, on average, a thousand followers. IS has sent threat to Twitter after Twitter executive claimed to have freeze 2000 Twitter every week. The threat reflects how ISIS had more and more dependent towards social media in its operation. Even though twitter have tried to tackle ISIS’s threats, propaganda, and recruitment by freezing those accounts, sympathy remain flows and thousands of other accounts are still active. The accounts administered by fanatic groups, and they send messages repeatedly and knows how to maximize its impact. Even though ISIS’s accounts in Twitter are closed regularly, they keep making new accounts and maintaining their strong online presence.21 This organization had tried to expand their reach into other alternative social media, such as Quitter, Friendica, and Diaspora.22 Quitter and Friendica immediately erase ISIS from their site.23

On November 2006, not long after the establishment of IS, The Al-Furqan Institute was established, dedicated to produce CD, DVD, posters, pamphlets, and other web-propaganda products. The main outlet of IS media was I’tisaam Media Foundation, formed on March 2013. Products from this foundation were distributed through Global Islamic Media Front (GIMF).24 On 2014, ISIS created Al Hayat Media Center, targeting Western audience and producing

di Indonesia, in Komunikasi Internasional dalam Era Informasi dan Perubahan Sosial di Indonesia, Research paper report, LPPM-UNPAR,2016.

20 http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/07/115647858/hasil-studi-ada-46-ribu-akun-twitter-pendukung-isis, accessed on August 19th, 2015.

21 http://blog.adl.org/extremism/isis-faces-resistance-from-social-media-companies, accessed on August 19th, 2015.

22 Ibid.

23 Ibid.

24 Jihadology, http://jihadology.net/2013/03/08/new-statement-from-the-global-islamic-media-front-announcement- on-the-publishing-of-al-iti%E1%B9%A3am-media-foundation-a-subsidiary-of-the-islamic-state-of-iraq-it-will-be- released-via-gimf/, accessed on August 19th, 2015.

12 publications in English, German, Russian, and French.25 Also on the same year, ISIS launch Ajnad Media Foundation, that produce jihadi nasheed.26

The usage of social media by ISIS is more advanced that most US company.27 Information dissemination via Twitter for example is conducted by doing the hashtag campaign, pushing tweets through popular hashtag and taking advantage of software application.28 One example is #CalamityWIllBefallUS hashtag campaign. Participants were encouraged to send messages using that hashtag in both English and Arabic, preferably in English.29 The headline of the news publication based on Al Qur’an chapter 46 verse 31, saying “O our people, respond to the Messenger of Allah and believe in him; Allah will forgive for you your sins and protect you from painful punishment”.30

ISIS is capable in projecting and promoting its ability. For example, ISIS’s hasghtag constantly beat its main competitor in Syria, Jabhat Al-Nusra, even though both had relatively the same amount of online supporter. ISIS registers more than 10.000 messages with its hashtag per day, while Al Nusra only registers 2500 to 5000 messages a day. This is reason why Iraqi Communication Ministry acknowledged ISIS’s online influence and try to freeze this militant organization by closing internet access in conflict area. The Iraqi government have closed access in several provinces like Anbar, Diyala, Kirkuk, Ninewa, and Salahuddin, and have once again

25 http://freebeacon.com/national-security/new-al-qaeda-group-produces-recruitment-material-for-americans- westerners/, accessed on August 19th, 2015.

26 Jihadist News, https://news.siteintelgroup.com/Jihadist-News/isil-launches-qajnad-media-foundationq-to- specialize-in-jihadi-chants.html, accessed on August 19th, 2015.

27 The Atlantic, http://www.theatlantic.com/international/archive/2014/06/isis-iraq-twitter-social-media- strategy/372856/, accessed on August 19th, 2015.

28 Extremism and Terrorism, http://blog.adl.org/extremism/isis-propaganda-campaign-threatens-u-s, accessed on August 19th, 2015.

29 Ibid.

30 http://jihadology.net/category/al-furqan-media/, accessed on August 20th, 2015.

13 close the access to Facebook, Twitter, YouTube, and Skype. Meanwile, the Ministry ordering a new restriction on Tango and Instagram.31

Coalition group and special force operation continue to target Al-Qaeda’s propaganda ability. US had recorded a major victory by captive Khalid Abdul Fatah Daud Mahmud Al- Mashadani, also known as Abu Shahedve. Mashadani, formerly the Information Minister of Al- Qaeda as well as the intermediary between Al-Qaeda’s leader in Iraq, between Abu Ayyub, Al- Masri and Osama bin Laden and Ayman Al-Zawahiri. The arrest of Mashadani reduces Al- Qaeda’s operation activity, and making it possible for Iraqi multinational power to close down Al-Qaeda’s media cell all across Iraq. The following question indicated the development of social media usage by terrorist organization:

“Since the search by multinational force, we have opened 8 media offices and Al-Qaeda’s cell, arrest and killed 24 member of propaganda cell, and have found 23 terabytes of information. Recently, 4 members of Al-Furqan Media in Mosul were arrested, including Emir Mosul Media, former leader of Mosul Media that established an Al-Qaeda communication center in Baghdad, a foreign terrorist from Saudi Arabia expert in video editing, special effect, and computer graphic. Media cell have also been destroyed in Baghdad, Diyala, Tarmiyah, Samara, and Karma, causing the decrease of Al-Qaeda’s propaganda effort in few months. There’s nothing left of Al-Qaeda in Iraq.”32

ISIS had developed propaganda techniques just like its preceding terrorist organization such as Al-Qaeda and Al-Shabaab. Beside uses media to spread messages and recruiting new members, foreigners included, also to encourage its supporter to take part in the process. More foreigners members were recruited, which demonstrated the effectiveness of communication through social media. Recent report demonstrated that between 12-15 thousands foreign combatants, including 100 US citizens, are involved in conflict in Syria and Iraq. Although it’s difficult to determine whether social media plays an important role in recruitment, ISIS online

31 International Business Times, http://www.ibtimes.com/isis-attacks-twitter-streams-hacks-accounts-make-jihadi- message-go-viral-1603842, accessed on August 19th, 2015.

32 http://www.longwarjournal.org/archives/2008/06/us_targets_al_qaeda.php, accessed on August 20th, 2015.

14 propaganda is often directed to foreigners.33 Media applications for radical movement had been apply previously, as ISIS used Dawn of Glad Tiding App on Google Play to gain Twitter support and to gain support.

In Indonesia, Facebook account advertised IS through t-shirt sales. The t-shirts has slogan like “Mujahidin All Across the World Unite”, “Fight for Freedom to Death”, and “We Support ISIS”. These online sales through website own by Indonesian online entrepreneur. Sites that promote ISIS through t-shirts sales are no longer exist, most probably because it has been blocked by Indonesian Ministry of Information. Just like Facebook, Twitter also applies similar rule of banning any direct message that promotes violence and threat. Twitter is also against the use of this social media for any law breaking activity including service promotion or illegal activity. International users have to agree to abide all local law regarding the usage of online services and acceptable content.34

Social media are also used to recruit membership candidate. An ISIS recruiter, Winston Al Noob, stated that the success of ISIS lays on the minimum standard or even no standard or terms and condition at all to join them. However, ISIS pays special attention to its potential recruit through social media. Words like: “Want to fight? Unhappy? Ready to do something different with your life?” and message like “How about joining this great organization?” Picture in Instagram under the hashtag #JihadOfOne is potentially used as membership recruitment.

Another ISIS’s propaganda message in one of its office in France says: “Join ISIS, Rule the World”. A source confirmed that ISIS aware that its potential recruits have other option, but they smartly exist to outperform government soldier recruitment program. “No one force you to wear this belt. We want the world to know that we are now in danger”. Omar Abu Al-Twitter, a social media expert says: “Most combatants have never worn that kind of belt ever since they became the member of Son of Iraq”. Discipline and rules was not vital factor in the organization hierarchy. A new recruit does not have to deal with complicated code of conduct like in most Western country. Al-Noob added: “Western soldiers often said things like: ‘Killed those Babies!”

33 http://www.adl.org/combating-hate/international-extremism-terrorism/c/isis-islamic-state-social- media.html#.Vk2xP9IrLDc, accessed on September 15th, 2015.

34 http://www.vocativ.com/world/syria-world/isis-tries-outwit-social-networks/, accessed on September 19th, 2015.

15

We did that too. Urinating on corpses and killing puppies. Actually, violence to other human being is requirement for promotion within ISIS. Therefore, the values introduced in the West and soldier’s discipline wasn’t our concern. A man could put his hand inside his pocket all day if his hand is put in a gun’s trigger while wearing a bomb equipped vest.” There’s only a few, if none, requirements to become a member of ISIS, because age, education, and nationality, doesn’t matter when it comes to building a caliphate.

Backgrounds are of course checked, but ISIS doesn’t care whether their members are a psychiatrist, a beginner, or a rap musician to be. In US, many children recruited simply because their resentment towards their parents. ISIS’s new member are armed with strong sense of belonging and community by given various activities before being departed to Syria. Message like: “Bring your own sword (scimitar)” proved to be quite popular. Other potential recruits are drawn by the prospect to continue their study using the ISIS’s Jihad Fund. After the 9/11, anybody that is interested in joining ISIS is recommended to contact local FBI office. Applicants for this fund are encourages sending its personal contact information and recent address.35

Brainwash Using Social Media

Users of social media have increased exponentially since 2004. On its first year after introduced, Facebook only received about a million users, increased into more than a billion people users are registered. A study conducted by Pew indicated that 72% of internet users also social media user. Moreover, people nowadays tend to spend more times on online media rather than traditional media. Social media and mobile internet user spend 57% of media consumption per day. Research from eMarketer on 2013 stated that on special social network such as Instagram (photo sharing), LinkedIn (professional network), and Pinterest (private sharing media) more than ten of its users’ login at least once a week.

Video posted on Youtube and Facebook contain jihad material as well as radicalization process. All radicalization, from the first appeal of jihad, missionary endeavor, to its last deadly mission, are done online through social media platform. Facebook’s page is used to delivers the desires to die as a shahid and promoting organization like Al-Qaeda in Syria and Yemen. Suicide

35 See: http://www.duffelblog.com/2014/09/isis-recruits-westerners/#ixzz31EU1jj72, accessed on September 19th, 2015.

16 bomb perpetrators were once very active in social media and post Al-Qaeda’s flag on their Facebook page.

Social media are actively used because it is the most popular among viewers, and it enables terrorist organization to move to mainstream area. Moreover, it’s dependable, free, and easy to use. Lastly, social network enables terrorist to reach target directly. Contrary to the old model of internet sites where terrorist have to wait for visitors. Social networking sites enables terrorist to use narrow targeted strategy, ubiquitously known as narrowcasting. Narrowcasting aims to deliver message to certain segment of the community based on values, preferences, demographic attributes, or subscribes. Online page, video, chats, pictures, and this information are design to match a profile of a certain social group. This method enables terrorist to target its messages to teenagers.

Social media also offers technical advantages for terrorist, such as sharing, uploading and downloading files and videos no longer require complex computer devices. The usage of smartphone and social media platform creates simple, free, and fast access for everybody. Social media are used by terrorist to delivers their content to the mainstream media. Reporters are now relying on Twitter, Facebook, and YouTube as a valuable source of information. Pushing many media staffs to open a Twitter account and interact with community, sharing stories, and bringing terrorist material closer to that outlet. For those reasons, social media might be a conventional media gateway for terrorist in information stream: from users of social media, to their own public or mass media. Another reason for terrorist to use social media to use this platform in such a large scale since a social media have become a new war zone, a war zone for terrorism. Therefore, to use social media to fight against terrorism, especially against ISIS’s propaganda, we need soldiers, weapons, and new form of trainings. This is a challenge for all of us: to retake the virtual territory that has been occupied by the terrorist for so long.36

The spread of ISIS ideology on line would able to recruit, radicalize and militarize the vulnerable groups, both in Muslims or non-Muslims countries. In territorial community, migrant groups, ISIS ideology that full of hatred tend to find way to replace mainstream Muslim

36 ISIS Watch Indonesia: https://www.facebook.com/no2terrorid/posts/886489778028514, accessed on September 19th, 2015.

17 ideology. Server in US and European countries hosts about 80 to 90 % social media sites with ISIS propaganda. The threat will always appear under weak leadership, no political will, and lack of strategy between the government and its counterparts to fight against ISIS propaganda. Cooperation needed to destroy ISIS platform and communication strategy. Otherwise, the threat will remain if ISIS social media remain alive.

Conclusion

Global challenges to human security arises because threats within countries rapidly spill beyond national frontiers. International terrorism violence can travel from one country to another through conventional way and information technology. While the number of terrorism victims may not look high, the fear that these attacks spread among the world's population at large is immense. The focus of terrorist activity tends to move around the world. To protect human security, and as respond to UNDP’s recommendation, the Indonesian governments need to adopt policy measures. Indonesia should also fully cooperate in the endeavor to provide security against the use of violence and terrorist activities regionally and globally. To this end, a new framework of international cooperation for development should be devised, taking into account the indivisibility of global human security-that no one is secure as long as someone is insecure anywhere. In this sense, global cooperation through the United Nations needs to be increased in form of preventive diplomacy. The cooperation is compulsory as well as recognizing the roots of conflict and war today that often related to poverty, social injustice and environmental degradation. Furthermore, these efforts should be supported through preventive development initiatives. Furthermore, today's framework of global institutions be reviewed and redesigned to prepare those institutions fully for doing their part in tackling the urgent challenges of human security, all within the framework of a paradigm of longer-term sustainable human development. Parallel to the campaign against ISIS, the Indonesian government must work towards preventing the group from influencing the Islamic community virtually, by working hard, and strongly regulate the information. The regulations related to the used of internet for peaceful and educational purposes through policy as well as implemented strong legal enforcement to prevent the misuse for ISIS interests. To prevent the spread of ISIS propaganda through social media, the government also must build partnership with business community, civil society and other

18 community. To end ISIS from exploit sophisticated technology the government must develop a confidential network by recruiting academics and technology experts. The government should also conduct de-radicalization programs both online and offline. Last but not least, the conduct of de-radicalization program to rehabilitate previous victims should also be intensified. Failures to respond on several aspects would disturb relationship of religious and ethnic communities. The failure would also influence the harmony of global, regional and national relationship to increase public welfare. List of Reference

Research Paper

Bajpai, Kanti, 2000, Human Security: Concept and Measurement, Joan B. Kroc Institute for Peace and Justice, Occasional Paper #19:OP:1, August.

Djelantik, Sukawarsini, 2015, Komunikasi Melalui Media Sosial oleh The Islamic State (IS) di Indonesia, in Komunikasi Internasional dalam Era Informasi dan Perubahan Sosial di Indonesia, Research paper report, LPPM, UNPAR, 2016.

Online Sources http://www.nu.or.id/a.public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,53669-lang,id-c,internasional- t,Bagaimana+Sejarah+Terbentuknya+ISIS+-phpx. http://www.euronews.com/2014/06/30/isil-renames-itself-islamic-state-and-declares-caliphate- in-captured-territory/. http://freebeacon.com/national-security/new-al-qaeda-group-produces-recruitment-material-for- americans-westerners/.

CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150319160810-112-40369/isis- di-indonesia-juga-pakai-media-sosial/ http://www.infospesial.net/41194/lowongan-manajer-isis-gaji-rp-2-7-miliar/ /infospesialcom @infospesial, diakses tanggal 28 September 2016. http://www.infospesial.net/41194/lowongan-manajer-isis-gaji-rp-2-7-miliar//infospesialcom @infospesial https://www.weforum.org/agenda/2015/12/how-isis-runs-its-economy/ http://bisnis.liputan6.com/read/2416333/intip-besaran-gaji-tentara-isis.

19 http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160428070552-120-127122/dokumen-rahasia- ungkap-nilai-gaji-tentara-isis/. http://international.sindonews.com/read/1104083/42/gaji-militan-isis-dan-bonus-budak-seks- kini-rp660-ribu-bulan-1461643627.

ISIS Jebak Kelompok Ekonomi Lemah Lewat Iming-Iming Uang, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/09/23/ody3dx382-isis-jebak-kelompok- ekonomi-lemah-lewat-imingiming-uang.

Rohan Gunaratna, Peta terorisme Tahun 2016, 30 Desember 2015, http://www.benarnews.org/indonesian/opini/peta-terorisme-tahun-2016-12302015161357.html.

The countries are France, Libya, Lebanon, Egypt, Tunisia, Saudi Arabia, Yemen, Bangladesh, Kuwait, Afghanistan, and Turkey. See: http://www.benarnews.org/indonesian/opini/peta- terorisme-tahun-2016-12302015161357.html. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/01/160118.

J.M. Berger and Jonathan Morgan, The ISIS Twitter Census: Defining and Describing The Population of ISIS Supporters on Twitter: http://www.brookings.edu/~/media/research/files/papers/2015/03/isis-twitter-census-berger- morgan/isis_twitter_census_berger_morgan.pdf. http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/07/115647858/hasil-studi-ada-46-ribu-akun-twitter- pendukung-isis. http://blog.adl.org/extremism/isis-faces-resistance-from-social-media-companies.

Jihadology, http://jihadology.net/2013/03/08/new-statement-from-the-global-islamic-media- front-announcement-on-the-publishing-of-al-iti%E1%B9%A3am-media-foundation-a- subsidiary-of-the-islamic-state-of-iraq-it-will-be-released-via-gimf/ http://freebeacon.com/national-security/new-al-qaeda-group-produces-recruitment-material-for- americans-westerners/.

Jihadist News, https://news.siteintelgroup.com/Jihadist-News/isil-launches-qajnad-media- foundationq-to-specialize-in-jihadi-chants.html.

The Atlantic, http://www.theatlantic.com/international/archive/2014/06/isis-iraq-twitter-social- media-strategy/372856/.

Extremism and Terrorism, http://blog.adl.org/extremism/isis-propaganda-campaign-threatens-u-s. http://jihadology.net/category/al-furqan-media/

20

International Business Times, http://www.ibtimes.com/isis-attacks-twitter-streams-hacks- accounts-make-jihadi-message-go-viral-1603842. http://www.longwarjournal.org/archives/2008/06/us_targets_al_qaeda.php http://www.adl.org/combating-hate/international-extremism-terrorism/c/isis-islamic-state-social- media.html#.Vk2xP9IrLDc. http://www.vocativ.com/world/syria-world/isis-tries-outwit-social-networks/

Read more: http://www.duffelblog.com/2014/09/isis-recruits-westerners/#ixzz31EU1jj72.

ISIS Watch Indonesia: https://www.facebook.com/no2terrorid/posts/886489778028514.

21

22

III Terorisme, Jihad dan Penyimpangan Ajaran Islam

Abstrak

Terorisme Islam menjadi isu yang paling sensitif pada era modern kontemporer. Walaupun pada prakteknya isu terorisme telah terjadi pada era pra-modern, pada era kontemporer isu terorisme Islam telah berkembang menjadi lebih berdampak dan meluas di seluruh dunia. Agama Islam menjadi pusat perhatian utama berkenaan dengan persatuan ideologi dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh beberapa kelompok teroris. Dalam penelitian ini, akan dibahas bagaimana nilai-nilai Islam disalahgunakan oleh Al- Qaeda (AQ) untuk pencapaian tujuannya. Tujuan utama Al-Qaeda adalah untuk mempersatukan umat Muslim seluruh dunia dan mengimplementasikan hukum Shariah di muka bumi. AQ percaya bahwa mereka dipilih sebagai pemimpin untuk memerangi kekafiran, sehingga dibutuhkannya persatuan umat Muslim di seluruh dunia. Untuk itu, mereka harus menghancurkan lawan terkuat, yaitu Amerika Serikat (AS). Oleh karenanya, semua aktor yang memiliki keterkaitan dengan AS dianggap sebagai musuh. Melalui pendekatan konstruktivisme dalam Hubungan Internasional, akan dibahas logika sebab-akibat praktek terorisme melalui kombinasi dari dua teori yaitu kekerasan dengan alasan agama (Violence of Religion) dan sepuluh prinsip jihad (Ten Principles of Jihad).

Kata kunci: Al Qaeda, terorisme, Jihad, kekerasan, agama Islam.

Latar Belakang Masalah

Aksi terorisme telah ada sejak tahun 14 sampai 1 Sebelum Masehi (SM). Salah satu struktur organisasi paling awal, yang telah memiliki beberapa aspek yang mirip dengan terorisme modern, adalah Zealot dari Judea (kelompok fanatik)37 di Palestina, Timur Tengah. Sekte Zealot merupakan salah satu dari grup paling awal yang melakukan teror secara sistematis. Kegiatan Zealot ini dicatat oleh Flavius Josephus dalam bukunya berjudul Jewish Antiquities, dan karyanya yang lebih pendek berjudul Jewish

37 Gerard Chaliand and Arnaud Blin, “The Prehistory of Terrorism”, in The History of Terrorism from Antiquity to Al Qaeda, (California: University of California Press, 2007), hal. 55.

23

War.38 Golongan Zealots ini, atau yang disebut Sicarii, menyerukan kampanye bawah tanah untuk membunuh para tentara penjajah Roma, yang juga termasuk para Yahudi yang memiliki keterikatan dengan bangsa Roma. Motif utama adalah kepercayaan yang mutlak bahwa Judaisme telah mendikte kearah pemujaan berhala. Ketika itu organisasi Sicarii tidak dapat menjaga kerahasiaan identitasnya sehingga informasi mereka terkuak kehadapan publik. Sebagai akibatnya, mereka dihukum penggal dan sebagian lainnya melakukan bunuh diri masal di benteng Masada.39 Sejak Zealots, muncullah kelompok- kelompok lain dengan aliran yang sama, salah satu yang terkenal bernama Hashhashin atau berarti “pembunuh”. Organisasi Islam ini aktif di Iran dan Suriah dari abad ke-11 hingga ke-13.40 Meskipun aksi yang dilakukan oleh Zealots dari Yudea dan Hashhashin berbeda dari definisi terorisme masa kini, namun kemunculan mereka mendorong aksi terorisme seperti yang dikenal masa kini.

Zealots dari Yudea dan Hashhashin dianggap sebagai aksi terorisme pra-modern, yang memiliki beberapa perbedaan mendalam dengan terorisme masa kini. Pada tahun 1793, permulaan dari terorisme modern terjadi dalam Pemerintahan Teror (Reign of Terror) yang diprakarsai oleh Maxmilien Robespierre, setelah terjadinya Revolusi Perancis. Maxmilien Robespierre merupakan salah satu dari 12 Kepala negara yang baru, yang bertanggungjawab untuk memusnahkan para musuh revolusi, dan secara cepat memberlakukan kepemimpinan ala diktator untuk membawa kestabilan. Ia menganggap bahwa kekerasan akan berujung pada sistem yang lebih baik, yang kemudian akan menjadi dasar terorisme modern.41

Pada tahun 1950-an, aksi terorisme yang dilakukan oleh aktor non-negara meningkat tajam dikarenakan beberapa alasan, seperti nasionalime etnik (contoh: Irlandia, Basque, Zionist). Selain itu, muncul sentimen anti-kolonial di Inggris, Perancis, dan negara dengan bentuk kerajaan lain, termasuk munculnya konflik ideologi, seperti komunisme. Aksi-aksi tersebut mewakili kepercayaan masing-masing atau mewakili gambaran ideal mengenai kondisi dunia yang ideal. Jika kondisi dunia ini berbeda dengan yang diyakini sebagai kondisi ideal, maka hal tersebut harus diselesaikan dengan kekerasan. Banyak negara yang kemudian mendukung metode ini. Pada tahun 1960-an, aksi terorisme pun berubah menjadi aksi global, sejak pembajakan menjadi umum dilakukan. Misalnya, pada tahun 1968, Popular Front for the Liberation of Palestine membajak El Al Flight, dan pada tahun 1988, terjadi pengeboman Pan Am

38 Ibid. 39 Terrorism Research, “Early History of Terrorism”, diakses tanggal 23 Desember 23rd 2015, http://www.terrorism- research.com/history/early.php.

40 Amy Zalman, “The History of Terrorism”, diakses tanggal 23 December 23rd, 2015, http://terrorism.about.com/od/whatisterroris1/p/Terrorism.htm.

41 Ibid.

24

Flight di Lockerbie, Skotlandia.42

Pada era 1990an, isu teroisme menjadi krusial yang perlu dipecahkan, baik secara domestik maupun internasional. Terorisme mencakup definisi yang amat luas, dan bisa dipakai untuk menggambarkan motivasi beragam, seperti politik, ideologi, kepercayaan, agama. Tulisan ini menekankan pada terorisme yang dilatarbelakangi agama Islam, dan bagaimana ajaran-ajaran Islam disalahgunakan.

Kerangka Pemikiran

Untuk menjawab pertanyaan penelitian “Bagaimana nilai-nilai Islam disalahgunakan untuk pencapaian tujuan?”, maka penelitian ini mengimplementasikan dua teori. Pertama adalah teori The Violence of Religion, yang bersumber dari karya William T. Cavanaugh berjudul “The Violence of Religion: Examining a Prevalent Myth.” Pelitiannya ini mengungkapkan tiga alasan agama menimbulkan kekerasan, yaitu karena 1) agama bersifat absolut, 2) agama bersifat membagi (divisive), dan 3) agama bersifat non-rasional. 43Agama bersifat absolut44 yang dimaksud bahwa agama selalu mengorbit ke hal yang sama, yaitu “realita sejati”, atau “kebenaran sejati”, atau “kebenaran”, dan sebagainya.45 Agama bersifat membagi-bagi, berarti agama mempunyai karakteristik menuntut kepercayaan absolut atau totalitarian dari pengikutnya. Pengikut dari semua agama wajib untuk mempercayai semua ajaran sampai pada level tertinggi.46 Tidak boleh ada yang mempertanyakan perintah atau ajaran dari Tuhan melalui ajaran agama. Maka terciptalah kategorisasi yang sistematik di dalam masyarakat karena banyaknya jumlah agama di dunia. Kategorisasi inilah yang berpotensi mengakibatkan konflik sosial, karena masing- masing setia pada kepercayaannya. Umat dari tiap agama akan membela kepercayaannya dan yakin bahwa kebenaran sejati terkandung dalam ajaran agama mereka. Ketiga, agama bersifat non-rasional berarti bagaimana agama murni di satu sisi, sementara memiliki unsur kekerasan di sisi lain. Agama dapat berujung pada kekerasan karena sifatnya yang tidak rasional. Irasionalitas disebabkan beberapa hal seperti penerjemahan, tujuan, petunjuk, cara, dll. Agama sangat rentan disalahgunakan untuk motif kekerasan

42 Amy Zalman, op. cit.

43 William T. Cavanaugh, “The Violence of “Religion”: Examining A Prevalent Myth”, working paper of The Helen Kellogg Institute for International Studies, University of Notre Dame, Maret, hal. 310.

44 Ibid. p. 2.

45 Ibid. p. 5.

46 Loc. cit. p. 9.

25 karena memunculkan keyakinan kuat yang non-rasional, yang kadang tidak membutuhkan alasan logis.47

Nilai-Nilai Jihad

Kelompok-kelompok teroris Islam sering menggunakan istilah jihad dalam tindakan. Dalam istilah Jihad, terdapat 10 hukum utama yang harus dipatuhi oleh seorang Muslim dengan sepenuh hati, yaitu:

1. Hanya berkelahi dengan musuh yang membawa senjata untuk melawan umat Muslim; 2. Jika musuh memutuskan untuk berdamai, maka harus niat baik ini harus dikabulkan. 3. Jika musuh memutuskan untuk bertindak agresif, maka harus dibalas dengan tindakan yang sama; 4. Harus dibangun strategi untuk menyebabkan musuh ketakutan agar perang berakhir secepat mungkin. 5. Umat Muslim harus setia ketika peperangan sedang kritis; 6. Umat Muslim harus mengingat bahwa mereka melawan orang-orang yang lemah dan para penindas, sehingga hanya boleh menyerang musuh yang membawa senjata; 7. Jika pihak musuh berkhianat dalam perundingan damai, maka harus diperingatkan, sehingga serangan dapat diantisipasi; 8. Jika umat Muslim memenangkan peperangan, dilarang membunuh; 9. Tawanan perang tidak boleh diperlakukan secara kasar, dan harus dibebaskan tanpa tebusan; 10. Penduduk di tanah yang dibebaskan harus diberikan kebebasan beragama, keamanan dalam hidup, dan kebebasan untuk memiliki properti. 48

Jika ada satu tindakan mengatasnamakan Jihad, namun melanggar sepuluh peraturan yang telah disebutkan diatas, maka dianggap menyalahgunakan nilai-nilai Islam.

Agama Membawa Kekerasan

Teori Violence of Religion dari William T. Cavanaugh49mengungkapkan bahwa agama dapat dengan mudah disalahgunakan untuk mencapai tujuan, baik politik maupun ekonomi.50 Menganut agama membuat ummat gagal untuk mencapai sisi objektif penilaian karena apa yang dipercaya (dari hati) tidak

47. William T. Cavanaugh, “The Violence of “Religion”: Examining A Prevalent Myth”, ibid, p. 19. 48 Abdul Raheem, Bashir, The Concept of Jihad in Islamic Philosophy, American International Journal of Science, University of Lagos, Vol. 4, No.1, Februari, 2015.

49 Chapter One, hal. 23.

50 Ibid.

26 selalu sejalan dengan rasio. Sisi sekular dan agama tidak akan pernah bertemu di jalan tengah karena memiliki kalkulasi yang berbeda. Osama bin Laden, pada berbagai pernyataan selalu menyadur ayat-ayat dari Al-Quran. Misalnya ketika dengan terang-terangan menuduh AS sebagai musuh Timur Tengah:

“O ye who believe, fear God and (always) say a word directed to the right, that he may make your conduct whole and sound and forgive you your sins. He that obeys God and his apostle has already attained the highest achievement.51[...] And reform is my only aim and only God can grant me success, on him I depend and in him I believe.52 [...] Peace be upon his Prophet who said; people who see an unjust person and do nothing are about to be punished by God.”53

Osama menyatakan bahwa AS salah dan jika ia dan umat Islam lainnya tidak melakukan sesuatu untuk mengarahkannya ke jalan yang benar, maka seluruh umat Islam lain akan dihukum Allah. Osama menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk meyakinkan pengikutnya untuk memerangi ideologi Barat. Dengan mempengaruhi pemikiran lewat Al-Quran ia berhasil mengumpulkan para pengikut dalam jumlah banyak dalam periode yang singkat.

Walaupun Al-Quran menyebutkan istilah ‘unjust person’ (orang yang tidak adil), namun Osama tidak memiliki interpretasi yang paling tepat mengenai siapa orang-orang yang termasuk dalam golongan tersebut, dimana mereka tinggal, apa yang mereka lakukan, dan sebagainya. Penyalahgunaan dapat dengan mudah terjadi ketika ayat-ayat Al-Quran dibaca dengan motivasi benci di dalam pikiran dan hati. Osama bin Laden, dalam konteks ini, mungkin memiliki dendam pribadi pada tentara AS di Timur Tengah. Karena itulah, hanya dengan cara mengutip ayat Al-Quran, Osama dapat mengubah publik tidak bersalah, yang tidak memahami, menjadi tentara yang siap untuk memberikan segalanya demi janji mistik, seperti hidup di surga. Osama telah menyalahgunakan ajaran Al-Quran untuk mendukung tujuan, yaitu perlawanan pada dunia Barat. Ketika interpretasinya tidak menyeluruh, Osama menggunakan metode cherry-picking, yaitu hanya memilih ayat-ayat yang dapat digunakan, tanpa memahami konteks riilnya. Hal inilah yang menyebabkan agama berujung pada kekerasan.

Tiga penyebab mengapa agama bisa berujung pada kekerasan: Pertama, agama bersifat absolut. Semua agama mengorbit ke pusat yang sama, sebagian menyebutnya dengan “Tuhan”, atau “dewa-dewi”,

51 Quran, Sura 33, hal. 70-71.

52 FBIS Report, “Compilation of Usama bin Ladin Statements 1994, Januari 2004.”

53 Ibid, hal. 14.

27 ataupun istilah-istilah yang lain. Semua agama menginginkan pusat tersebut menjadi bagian dari ajarannya, namun, mereka semua sebenarnya berputar pada pusat yang sama, bukan berkompetisi dengan yang lainnya.54 Godaan untuk berkompetisi dengan agama lain inilah yang menyebabkan perpecahan dan konflik yang berujung pada kekerasan. Seakan-akan pusat tersebut (atau kebenaran sejati), merupakan milik agama tertentu. Dalam kasus ini, Osama bin Laden bersama dengan pengikutnya, yakin bahwa Tuhan adalah milik Islam (Allah), dan agama-agama lain yang mengklaim memiliki Tuhan yang berbeda, harus menghadapi konflik dengan Islam. Dengan kata lain, tidak ada Tuhan lain selain Tuhan yang ada di agama Islam, Allah Subhana Wa Tala.55

Kedua, agama bersifat memecah belah, karena menuntut kepercayaan yang absolut dan totarian dari para pengikutnya.56Tidak boleh ada seorang pun yang mempertanyakan legitimasi ajaran agama, atau ia akan menjadi berdosa. Selanjutnya, Cavanaugh menjelaskan dengan merujuk pada tulisan Mark Juergensmyer melalui bukunya “Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious Violence”,bahwa agama cenderung memecah belah masyarakat. Dikotomi yang digunakan dalam agama membagi manusia menjadi “teman dan musuh”, “baik dan buruk”, “kita dan mereka”, dll.57

Melalui Al-Qaeda, Osama telah membentuk batasan yang jelas antara Islam dan dunia luar. Agama digunakan menjadi alat untuk menyebut pihak lain sebagai “jahat”,“sesat”, “buruk”, 58 dan mengklaim bahwa hanya Islam yang baik. Kompetisi dan dikotomi inilah yang mengakibatkan semakin maraknya kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ketiga, agama bersifat Non-Rasional, artinya ajaran-ajarannya dapat dimanipulasi untuk mengubah sesuatu yang baik menjadi jahat, dengan melalui proses yang irasional. Ada banyak alasan mengapa agama menjadi non-rasional, seperti interpreasi, tujuan, motivasi, inspirasi, lingkungan sekitar, dll. Agama memberikan kesempatan untuk dijadikan alat membawa perdamaian, namun juga sebagai alat pembawa kekerasan. Agama adalah hasil dari dorongan non-rasional yang tersembunyi dari pemikiran sadar seorang individu, dan tidak dapat dibuktikan melalui observasi empiris. Tanpa kemampuan empiris, agama mengecewakan para pengikutnya karena tidak dapat menangkap keseluruhan arti.

54 William T. Cavanaugh, op.cit, hal. 310.

55 Subhana Wa Tala defined in English as The Sacred and The Mighty. http://Jihad.muslimtents.com/aminahsworld/common_phrases.html, diakses tanggal 23 Desember 2015. 56 William Cavanaugh, op.cit. p. 9. 57 Abdul Raheem, Bashir hal. 24. 58 Ibid. hal. 25.

28

Salah satu contoh irasionalitas agama adalah ajaran yang harus dijalankan, harus mengalahkan yang jahat dan melakukan perbuatan baik. Sementara itu, untuk mempertahankan agama, para pengikut dituntut untuk melakukan peperangan dimana perdamaian menjadi perkelahian, dan kejahatan mengalahkan perdamaian. Tingkat irasional dalam hal ini sudah melampaui batas, dan semakin sulit untuk menentukan dikotomi yang jelas mengenai mana yang baik dan buruk.59

Islam dan Terorisme

Dari sekian banyak kepercayaan dan agama di dunia, mengapa Islam paling keras, membentuk pasukan perang, yang membagi masyarakat ke konflik-konflik yang tidak berkesudahan? Tiga alasan mengapa Islam sering dituding sebagai sumber terorisme pada era modern, yaitu penyalahgunaan Al- Quran. Muslim sebagai mayoritas, dan Islam mengatur tentang hukum peperangan dan mengijinkan penggunaan senjata untuk menyebarkan ajaran (konsep Jihad).

Perihal penyalahgunaan Al-Quran. Banyak dari para penganut agama Islam yang terhambat karena pemikiran-pemikiran mereka. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Al-Quran menggunakan berbagai istilah yang sensitif, kontroversial, atau mungkin merujuk pada kriminalitas.60 Seperti ayat 9:561 merupakan satu dari sekian banyak ayat yang secara literal menyuruh para pengikut untuk membunuh, membasmi, memerangi, membantai, dan memenggal umat non-Islam. Seperti tertulis di Al-Quran 8:12 sbb:

“When thy Lord inspired the angels, (saying): I am with you. So make those who believe stand firm. I will throw fear into the hearts of those who disbelieve. Then smite the necks and smite of them each finger. That is because they opposed Allah and His messenger. Who so opposeth Allah and His messenger, (for him) lo! Allah is severe in punishment.”62

59 Ibid, hal. 25. 60 Mark Gabriel, 2015, “Why Islamic Terrorists Do What They Do”, International Wall of Prayer, http://Jihad.internationalwallofprayer.org/A-052-Why-Islamic-Terrorists-Do-What-They-Do-Dr-Mark-Gabriel.html, diakses tanggal 23 Desember 2015.

61 The Quran 9:5 stated: “And when the sacred months have passed, then kill the polytheists wherever you find them and capture them and besiege them and sit in wait for them at every place of ambush. But if they should repent, establish prayer, and give zakah, let them [go] on their way. Indeed, Allah is Forgiving and Merciful”, Al-Quran, http://quran.com/9/5, diakses tanggal 23 Desember 2015.

62 Ibid, Al-Quran 8:12

29

Dalam ayat tersebut, dikatakan bahwa Allah akan menanamkan ketakutan pada orang-orang yang tidak percaya, lalu kemudian menghantam leher dan jari-jari mereka dengan keras karena telah melawan Allah dan para pembawa pesan-Nya. Ayat ini menjadi sangat kontroversial, karena bagi orang-orang yang tak paham, mengakibatkan antipati penuh terhadap Islam. Dalam Islam, Al-Quran banyak menggunakan peribahasa atau ilustrasi untuk menggambarkan keadaan atau sekadar menyampaikan sejarah. Sehingga untuk dapat memahami Al-Quran dan ajaran-Nya, pembaca harus memperhitungkan periode sejarah dan konteks dari ayat-ayat yang dibahas, agar memperoleh pemahaman yang tepat.

Umat Muslim merupakan mayoritas populasi terbesar kedua di dunia, setelah umat Kristiani, akan tetapi memiliki tingkat pertumbuhan tercepat. Diprediksi bahwa jumlah Muslim dapat tumbuh dua kali lipat dari jumlah populasi dunia antara tahun 2010 dan 2050, jika tingkat pertumbuhan mereka seperti saat ini. Besar kemungkinan bahwa Muslim akan melampaui Kristen sebagai agama dengan populasi terbesar di dunia. Jumlah populasi Muslim diprediksi meningkat 73%, yaitu dari 1,6 milyar di tahun 2010 menjadi 2,8 milyar pada tahun 2050. Dibandingkan dengan agama lain, Muslim memiliki tingkat kelahiran tertinggi dalam keluarga, rata-rata satu perempuan Muslim memiliki 3 anak, sementara Kristen hanya 2,7 dan agama lain rata-rata 2,3.63

Karena itulah, dengan menjadi kelompok yang tingkat pertumbuhannya paling cepat, maka probabilitas untuk menyalahgunakan agama semakin besar. Sangat sulit menyeragamkan perspektif masing-masing, terlebih ketika Al-Quran membuka kesempatan yang besar untuk memungkinkan hal tersebut. Penggunaan kata-kata yang ambigu dalam Al-Quran memperbesar kemungkinan penyalahpahaman atau penyalahgunaan ayat dalam mengartikan.

Ketiga, Islam satu-satunya agama yang mempertahankan kitab suciNya tanpa ijin untuk memodifikasi satu katapun. Tidak diragukan, dalam ajaran-ajaran-Nya, Islam memberikan ijin untuk mengangkat senjata (atau melawan) jika diperlukan. Secara eksplisit Al-Quran menuliskan “[…] lawanlah orang yang melawan kamu […]”.64 Ayat seperti ini tentunya membutuhkan interpretasi lebih lanjut mengenai rujukan “siapa” yang dimaksud, dan apa arti kata “melawan”. Ketentuan-ketentuan perlawanan telah ditetapkan dalam konsep Jihad, seperti yang dirujuk Al-Quran.

Maka banyak pihak yang melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa Islam menyebabkan teror di kalangan masyarakat modern. Di AS, misalnya, 90% serangan teroris dilakukan oleh non-Muslim.

63 Michael Lipka and Conrad Hackett, “Why Muslims are the world’s fastest growing religious group,” Pew Research Center, April 23, 2015, http://Jihad.pewresearch.org/fact-tank/2015/04/23/why-muslims-are-the-worlds- fastest-growing-religious-group/,diakses tanggal 16 Desember 2015,.

64 Al-Quran 2:190.

30

Ekstremis Islam melakukan 6% dari total terorisme, sementara kelompok sayap kiri 24% dan kaum Latin 42%.65 Walaupun banyak umat Muslim yang telah berkontribusi untuk tindakan-tindakan perdamaian, namun tindakan ekstremis Muslim menghancurkan reputasi Islam dan membuat persepsi terhadap Islam menjadi buruk. Penyalahgunaan selalu menjadi masalah besar yang membuat pandangan terhadap Islam menyimpang dari ajaran kebaikan.

Penyalahgunaan Sepuluh Prinsip Jihad

Penyalahgunaan terjadi dalam semua kepercayaan dan agama. Namun demikian, Islam dipandang mengajarkan kekerasan, karena kesalahan pemahaman dan interpretasi. Jika seseorang familiar terhadap istilah-istilah Al-Quran, pemilihan kata, tata kalimat, dan aspek tematik, akan mengetahui bahwa Al- Quran harus dibaca dan dipahami secara holistik dan bukan dengan mengangkat bagian-bagian tertentu. Untuk memahami Al-Quran, pembaca harus menyesuaikan tulisan dengan konteks sejarah.66 Sepuluh prinsip jihad adalah: “pertama, perlawanan harus dilakukan melawan musuh yang bersenjata dan memusuhi umat Muslim, dan dalam hal ini, umat Muslim disarankan untuk bersenjata pula.67 Ayat Al- Quran menyatakan: “Siapkanlah bagi mereka pasukan bersenjata dan para pembela di garis depan, dimana kamu akan menakuti musuh Allah dan musuh dirimu sendiri.”68

Merujuk pada hukum pertama Jihadi, Umat Muslim harus melawan musuh yang membawa senjata. Jika musuh tidak melawan orang-orang yang menginisiasi perang melawan Muslim, apalagi jika mereka tidak bersenjata, maka seharusnya umat Muslim tidak diperkenankan untuk melawan mereka. Prinsip ini tidak dapat diterapkan dalam aksi Al-Qaeda ke negara Barat. Sebagai contoh, dalam tragedi 9/11, banyak korban yang tidak bersalah dan tidak bersenjata terbunuh, sehingga sebenarnya bukan target yang tepat. Maka Al Qaeda memulai permusuhan, yang dengan jelas dilarang oleh Nabi Muhammad, “[…] Muslim dilarang memulai permusuhan…” Maka, dapat disimpulkan bahwa prinsip yang pertama tidak diterapkan dalam kejadian nyata. Dengan begitu, Al-Qaeda telah menyalahgunakan prinsip Jihad untuk mencapai agendanya. Prinsip kedua menyatakan bahwa jika musuh menyerah dan memilih

65 Global Research, “Non-Muslims Carried Out More than 90% of All Terrorist Attacks in America,” Centre for Research on Globalization, publikasi pertama tanggal 1 Mei 2013, http://Jihad.globalresearch.ca/non-muslims- carried-out-more-than-90-of-all-terrorist-attacks-in-america/5333619, diakses tanggal 16 Desember 2015.

66 F, Burhan, “Qur’anic Verses Misused as Teaching Violence, The Peaceful Fabric of Islam”, http://Jihad.islamic- study.org/quranic_verses_misinterpreted.htm, diakses tanggal 16 Desember 2015.

67 Referring to Chapter Three, p. 15. For further reading, see: Abdul-Raheem, Bashir, “The Concept of Jihad in Islamic Philosophy.”

68 Quran 8:60

31 berdamai, maka umat Muslim harus memiliki niat baik yang sama69 Prinsip ini didukung oleh ajaran Al- Quran yang mengatakan, “Jika mereka menawarkan perdamaian, bergeraklah pula ke arah yang sama, dan letakkan kepercayaanmu pada Allah, Ia adalah yang Maha-Pendengar dan Maha-Tahu.”70

Pada tanggal 17 November 1997, Al-Qaeda diklaim bertanggung jawab terhadap pembunuhan massal di Luxor, Mesir. Sebanyak 62 orang ditahan kemudian dibunuh oleh pasukan bersenjata. Jika Al Qaeda mengikuti prinsip kedua Jihad terkait aksi resiprokal untuk tujuan damai, seharusnya tidak membunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang telah memohon pengampunan. Lebih jauh lagi, 62 orang tersebut sama sekali tidak membawa senjata, sehingga sebenarnya tidak pernah mengancam keselamatan Al-Qaeda.71 Maka Al-Qaeda telah menyalahgunakan prinsip pertama dan kedua dari Jihad.

Prinsip ketiga menyatakan bahwa jika para musuh bersikeras untuk melawan, maka umat Muslim didorong untuk membalikkan permusuhan ini dengan cara sama.72 Hal ini didukung Al-Quran yang mengatakan, “Dan berperanglah untuk nama Allah dengan orang yang memerangi kamu, namun jangan berdosa. Adalah hal yang pasti bahwa Allah tidak mengasihi orang yang berdosa.”73 Ayat lain berbunyi, “Dan lawanlah mereka hingga tidak ada lagi penganiayaan, dan agama bisa dengan bebas dijalankan atas nama Allah. Namun bila mereka berhenti, ingatlah bahwa tidak ada permusuhan yang diijinkan, kecuali terhadap para penindas.74”

Prinsip ketiga darti Jihad menuntut umat Muslim untuk tidak menyerang musuh. Umat Muslim harus mengamati apakah musuh bersikeras untuk melanjutkan kekerasan dan serangan. Jika tidak, maka perdamaian harus ditawarkan. Pada tanggal 20 Agustus 1998, aksi militer AS pertama melawan negara- negara Muslim terjadi dalam bentuk serangan udara ke kemah-kemah di Sudan dan Afghanistan. Setelah serangan, Al-Qaeda tidak membalas. Tiga tahun kemudian, pada tanggal 11 September 2001, Al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas tewasnya lebih dari 3000 penduduk tidak bersalah dengan pembajakan dua pesawar terbang yang diarahkan ke Twin Towers.75 Jelaslah bahwa Al-Qaeda menyalahgunakan

69 Referring to Chapter Three, hal. 15. For further reading, see: Abdul-Raheem, Bashir, “The Concept of Jihad in Islamic Philosophy.”

70 Quran 8:61.

71 Andrew Wander, “A History of Terror: Al-Qaeda 1988-2008,” The Guardian, 13 Juli 2008, http://Jihad.theguardian.com/world/2008/jul/13/history.alqaida, diakses tanggal 15 Desember 2015.

72 Abdul-Raheem, Bashir, op.cit, “The Concept of Jihad in Islamic Philosophy.”

73 Al-Quran 2:190.

74Abdul-Raheem, Bashir, ibid. 75 Andrew Wanders, hal 1-2.

32 prinsip ketiga, karena Al-Qaeda tidak melawan balik dengan tingkat kekerasan yang sama, malahan menunggu tiga tahun untuk melawan balik dengan meluncurkan serangan masif secara tiba-tiba. Hal itulah yang termasuk melampaui tingkat kekerasan musuh (transgress). Padahal seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, bahwa Allah tidak mencintai pihak yang melakukan transgress, dan bahwa tidak ada permusuhan yang diperbolehkan, kecuali pada pelaku transgress. Pembalasan dendam Al-Qaeda dengan tingkat kejahatan yang jauh lebih parah membuktikan penyalahgunaan prinsip ketiga dari Jihad.

Prinsip keempat menyatakan bahwa,”dalam peperangan, suatu strategi harus disusun untuk menyebarkan ketakutan dan memperlemah musuh dan rencana mereka sehingga peperangan dapat segera berhenti dan jumlah korban peperangan dapat diminimalisasi. Menurut tradisi Nabi, perang adalah strategi.”76 Al-Qaeda tidak mematuhi prinsip keempat ini dengan mengancam tentara AS atau entitas- entitas yang berkaitan dengan AS secara terus menerus. Sebagai contoh, pada tanggal 29 Desember 1992, Al-Qaeda meluncurkan serangan bom pertama kalinya, yang membunuh setidaknya dua orang di Hotel Gold Milhor di Aden. Pada tanggal 4 Oktober 1993, setidaknya ada 18 prajurit AS yang terbunuh dalam insiden Black Hawk Down di Somalia. Lalu, pada tanggal 17 November 1997, 62 orang terbunuh dalam pembunuhan besar-besaran di Mesir.77 Jelas bahwa meskipun Al-Qaeda mengancam afiliasi AS, namun strategi untuk memperpendek perang dan melemahkan musuh tidak dilaksanakan. Al-Qaeda menyalahgunakan prinsip keempat Jihad dan aksi terhadap AS tidak terorganisir secara sistematis. Lebih jauh lagi, Al- Qaeda seperti menghindari “jantung” musuh sebagai target utama. Jika Al-Qaeda memang ingin mengakhiri perang secepat mungkin, maka seharusnya target yang lebih masuk akal adalah peperangan secara langsung antara Barat dan Islam yang dapat diakhiri dengan cepat. Karena itulah, maka Al Qaeda telah menyalahgunkan prinsip keempat dari Jihad.

Prinsip yang kelima berbunyi sbb:

“Ketika pertarungan mencapai fase kritis, semua umat Muslim didorong untuk tetap loyal dan mengingat Allah, serta mengandalkan bantuan dari Allah. Maksud mereka harus murni untuk membela agama dan bukan untuk alasan lain atau jika tidak, maka mereka dapat dianggap sama seperti musuh yang penindas.78

76 Abdul-Raheem, Bashir, op.cit.

77 Andrew Wanders, hal. 1-2. 78 Op.cit. Abdul-Raheem, Bashir, op.cit.

33

Dalam prinsip kelima, disebutkan secara eksplisit kata-kata pertarungan, yang pada masa kini tidak dapat lagi diterapkan pada pertarungan yang diklaim oleh Al-Qaeda, baik di AS maupun di negara- negara Timur Tengah. Merujuk pada tragedi 9/11, Al-Qaeda jelas-jelas mengacuhkan prinsip kelima, yang menuntut ‘pertarungan’ atau ‘battle field’. Pengeboman terhadap gedung World Trade Center tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ‘battle field’, sehingga dpat disimpulkan bahwa Al-Qaeda menyalahgunakan prinsip kelima Jihad.

Prinsip keenam berbunyi sbb:

“Dalam pertempuran, umat Muslim harus mengingat bahwa mereka melakukan perang untuk mempertahankan yang lemah dari para penindas, sehingga hanya boleh melawan orang-orang yang mengangkat senjata atau para penindas.79

Prinsip keenam Jihad kurang lebih sama dengan prinsip pertama, yaitu bahwa umat Muslim hanya boleh melawan para penindas yang membawa senjata. Al-Qaeda, sering mengancam nyawa penduduk yang tidak bersalah dan sering menargetkan orang-orang yang tidak bersenjata, seperti pada tragedi 9/11. Namun, aksi Al-Qaeda bukanlah untuk membela kaum lemah dari penindasan. Pada tanggal 12 Mei 2003, terdapat 27 orang yang meninggal dalam serangan bom di Riyadh, dimana Al-Qaeda dituding menargetkan kompleks rumah tinggal orang-orang asing.80 Maka menargetkan orang-orang lemah yang tidak bersenjata, Al Qaeda telah menyalahgunakan prinsip keenam dari Jihad.

Prinsip Jihad yang ketujuh berbunyi sbb:

“Jika peperangan terus berlanjut dan pihak musuh menerima kekalahan mereka dan menawarkan perdamaian, makn tentara Muslim diwajibkan untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan bernegosiasi. Namun jika mereka berkhianat, maka umat Muslim diwajibkan memberitahukan pihak musuh mengenai pengkhianatan tersebut dan memberitahukan kemungkinan perang sehingga mereka tidak akan diserang tanpa peringatan..”81

79 Ibid.

80 Andrew Wanders, hal 1-2.

81 Op.cit, Abdul-Raheem, Bashir, op.cit.

34

Prinsip ketujuh ini yang paling krusial, karena menekankan pada tiga hal pertama, jika musuh menawarkan perdamaian maka umat Muslim harus menghentikan kekerasan dan bernegosiasi. Kedua, jike negosiasi tidak tercapai karena adanya pengkhianatan, ummat Muslim harus menginformasikan pihak musuh sehingga kedua pihak sama-sama paham bahwa negosiasi tidak dapat dilanjutkan lagi. Ketiga, umat Muslim tidak boleh menyerang lawan secara mendadak ketika lawan tidak siap.

Terkait hal pertama, pada bulan April 1998, Bill Richardson (Duta Besar AS untuk PBB) mengunjungi Afghanistan untuk memulai perundingan damai. Namun, Osama bin Laden menetapkan secara sepihak bahwa misi tersebut tidak tulus dan AS pasti memiliki agenda tersembunyi. Secara eksplisit ia mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut “hanya sekedar bagian dari serangkaian konspirasi AS untuk melawan bangsa Muslim,” dan “AS berusaha menyalakan api pada perang Afghanistan untuk meredam Jihad dan Mujahidin dengan menunjukkan bahwa mereka berperang untuk mendapatkan kekuasaan.”82

Dalam hal ini, pihak musuh telah menawarkan perundingan damai, namun tanpa mampu membuktikan tindakan pengkhianatan yang dimaksud, Al-Qaeda menolak. Tidak ada satu buktipun yang mengindikasikan bahwa AS bermaksud curang, dan Al Qaeda juga tidak dapat membuktikan tudingan, sehingga negosiasi tidak terjadi. Al-Qaeda juga sering memberikan ancaman-ancaman tanpa menginformasikan terlebih dahulu pada musuh (dalam hal ini AS), sebelum melancarkan serangan. Musuh tidak mampu mempertahankan diri. Dengan begitu, Al-Qaeda telah melanggar ketiga hal penting prinsip Jihad yang ketujuh, dan memanipulasi untuk mencapai tujuan.

Prinsip yang kedelapan menyatakan sbb:

“Ketika pertempuran telah usai dan kemenangan berada di pihak Muslim, dan musuh telah menyerah, umat Muslim harus menghentikan semua bentuk kekerasan yang dapat membahayakan nyawa, dan semua properti dari tawanan perang harus diperlakukan dengan hormat dan harga diri, dimana semua bentuk pembalasan dendam tidak diperbolehkan kecuali rekonsiliasi, pembebasan, keadilan, dan pembalasan kejahatan dengan kebaikan.”83

82 FBIS Report, “Bin Ladin Warns Against Richardson Mission to Afghanistan”, London, Al-Quds al-‘Arabi, 15 April 1998, hal. 1.

83 Abdul-Raheem, Bashir, op.cit.

35

Prinsip kedelapan tidak sesuai dengan tindakan Al-Qaeda, ketika Al-Qaeda belum mendeklarasikan kemenangan, tetap melanjutkan operasinya. Alasannya, tujuan akhir adalah sampai tentara Muslim dapat dipersatukan di bawah komando Al-Qaeda, dengan atau tanpa Osama.

Prinsip yang ke-9 menyatakan bahwa semua tawanan perang tidak boleh diperlakukan dengan kasar, dan harus dibebaskan tanpa tebusan.84Sangat jelas bahwa dalam kondisi perang, umat Muslim tidak diperbolehkan untuk menahan tawanan, apalagi memperlakukan dengan kekerasan, seperti penyiksaan untuk tujuan tertentu. Mereka harus melawan secara adil atau kalah secara terhormat. Tawanan perang harus dilepaskan tanpa meminta tebusan, dan harus dalam kondisi kesehatan yang baik. Dalam prinsip ini, Al-Qaeda menahan 62 orang tawanan di Mesir, yang pada akhirnya dibunuh. Dalam konteks ini, prinsip kesembilan tidak dijalankan.

Prinsip kesepuluh menyatakan bahwa, “Orang-orang di tanah yang telah dikuasai harus diberikan kebebasan beragama, keamanan hidup, dan kebebasan untuk memiliki properti. Mereka juga berhak sebagai warga negara ketika telah membayar kewajiban untuk mendapatkan layanan”. Sehubungan dengan prinsip ke-sepuluh ini, majalah Time mewawancarai Osama bin Laden (tahun 1999), terkait pendudukan Al- Qaeda di Afrika. Tujuan Al-Qaeda adalah penyebaran pengaruh ke Afrika dan mengumpulkan tentara yang banyak untuk memerangi AS. Ketika itu tidak ada kebebasan beragama dan rasa aman. Ketika ditanya mengapa banyak orang Afrika yang dibunuh, sementara target Al-Qaeda sebenarnya adalah AS, Osama menjawab: “[…] jika keadaan tidak memungkinkan untuk mengalahkan AS dengan menyerang, maka apabila Muslim harus dibunuh untuk mengalahkan AS, diperbolehkan dibawah hukum Islam.”85 Al-Qaeda telah menyalahgunakan prinsip ke-10, dengan menolak memberikan hak beragama, memberi jaminan keamanan, dan hak untuk memiliki properti. Karena telah melanggar 10 prinsip Jihad, maka Al-Qaeda tidak memiliki hak untuk menyebut misinya menjalankan Jihad, atau memerangi AS atas nama Islam.

Kesimpulan

Al Qaeda telah menyalahgunakan nilai-nilai Islam untuk pencapaian tujuan-tujuannya melalui dua pendekatan, yaitu sekular dan agama. Tiga alasan mengapa agama dapat menyebabkan kekerasan: sifat yang absolut, memecah belah, dan non-rasional. Al Qaeda sebagai kelompok pemberontak yang mengatasnamakan Islam bertendensi melakukan kekerasan karena menjadikan agama sebagai fondasi. Agama Islam, memungkinkan para penganutnya untuk melakukan kekerasan atas nama agama. Dari sisi

84 Ibid.

85 Laporan FBIS, “Time Magazine Interview With Bin Ladin,: “Wrath of God; Usama bin Ladin lashes out against the West”, section International Edition; Time Asia; Asia/Interview, 11 Januari 1999, hal. 16.

36 agama, Al-Qaeda mengklaim merupakan kelompok jihad yang akan memerangi negara-negara Barat (terutama AS), karena pertentangan ideologi. Namun, Al-Qaeda telah melakukan pelanggaran dalam seluruh prinsip Jihad, baik secara teori maupun praktik. jika Al Qaeda menjalankan jihad, kesepuluh prinsip harus diterapkan terutama tidak membunuh orang-orang tak bersalah. Namun, tidak ada prinsip Jihad yang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Al-Qaeda. Dapat disimpulkan bahwa Al- Qaeda tidak memiliki kredibilitas untuk mengatasnamakan Jihad ketika melakukan aksi terorisme. Bahkan aksi terorisme dikutuk oleh seluruh dunia, yang menyatakan bahwa mereka tidak mengamalkan nilai-nilai Islam sama sekali. Al-Qaeda telah memanipulasi dan menyalahgunakan prinsip-prinsip tersebut.

Daftar Referensi

Abdul Raheem, Bashir, 2015, The Concept of Jihad in Islamic Philosophy, American International Journal of Science, University of Lagos, Vol. 4, No. 1, Februari.

Chaliand, Gerard dan Arnaud Blin, 2007, “The Prehistory of Terrorism”, in The History of Terrorism from Antiquity to Al Qaeda, California: University of California Press, 2007.

Cavanaugh, William T.,2004, “The Violence of “Religion”: Examining A Prevalent Myth”, working paper of The Helen Kellogg Institute for International Studies, University of Notre Dame, Maret.

Sumber Online:

Terrorism Research, “Early History of Terrorism”, http://www.terrorism-research.com/history/early.php

Amy Zalman, “The History of Terrorism”, updated in July 31, 2015, , http://terrorism.about.com/od/whatisterroris1/p/Terrorism.htm.

FBIS Report, “Compilation of Usama bin Ladin Statements 1994 – January 2004.” http://Jihad.muslimtents.com/aminahsworld/common_phrases.html

Mark Gabriel, “Why Islamic Terrorists Do What They Do”, International Wall of Prayer, accessed on December 16, 2015, http://Jihad.internationalwallofprayer.org/A-052-Why-Islamic-Terrorists-Do-What-They-Do-Dr-Mark- Gabriel.html

The Noble Quran, http://quran.com/9/5

Michael Lipka and Conrad Hackett, 2015, “Why Muslims ar the world’s fastest growing religious group,” Pew Research Center, April 23, http://Jihad.pewresearch.org/fact-tank/2015/04/23/why-muslims-are-the-worlds-fastest-growing-religious-group/

Global Research, “Non-Muslims Carried Out More than 90% of All Terrorist Attacks in America,” Centre for Research on Globalization, first published in May 1, 2013, accessed on December 16, 2015, http://Jihad.globalresearch.ca/non-muslims-carried-out-more-than-90-of-all-terrorist-attacks-in-america/5333619

F, Burhan, “Qur’anic Verses Misused as Teaching Violence, The Peaceful Fabric of Islam”, accessed on December 15, 2015, http://Jihad.islamic-study.org/quranic_verses_misinterpreted.htm.

Andrew Wander, 2008, “A History of Terror: Al-Qaeda 1988-2008,” The Guardian, July 13, http://Jihad.theguardian.com/world/2008/jul/13/history.alqaida.

37

FBIS Report, “Bin Ladin Warns Against Richardson Mission to Afghanistan”,

London, Al-Quds al-‘Arabi, 15 April 15, 1998.

FBIS Report, “Time Magazine Interview With Bin Ladin,” titled “Wrath of God; Usama bin Ladin lashes out against the West”, section International Edition; Time Asia; Asia/Interview, January 11, 1999.

38

Sejarah Penyebaran ISIS di Indonesia

Pendahuluan

Meningkatnya dukungan terhadap negara Islam (IS; Islamic State, atau dikenal dengan ISIS) di Indonesia merupakan ancaman karena pemakaian kekerasan yang dipergunakan untuk meraih dukungan. Pelaku teroris di Indonesia masih memfokuskan diri melakukan aksi-aksi di dalam negeri. Aksi-aksi teror terus terjadi, bahkan setelah kekhalifahan ISIS diumumkan. Ancaman lainnya muncul dari para alumni ISIS yang kembali ke Indonesia karena telah mengalami pelatihan, pengalaman tempur, jaringan internasional dan kepemimpinan ekstremis.

Pada tanggal 22 September 2014 juru bicara Al-Adnani menyerukan untuk membunuh orang asing yang terkait dengan koalisi yang dipimpin AS. Seruan ini menjadi insentif bagi pendukung ISIS untuk mengarahkan sasaran kepada orang-orang Barat sebagai cara untuk mendapatkan dukungan dari pemimpin yang menyatakan diri sebagai khalifah. Terjemahan nasihat dari Indonesia adalah sebagai berikut:“Jika anda tidak memiliki bom atau peluru , kafir dari AS atau Perancis atau salah satu dari sekutu mereka, pukul dia dengan batu di kepala, ukir dia dengan pisau, pukul dia dengan mobil anda, lemparkan dia dari gedung tinggi atau racuni dia”.

Tulisan ini membahas mengenai ISIS di Indonesia, bagaimana kemunculannya, siapa yang bergabung, bagaimana perkembangannya atau berevolusi. Selain itu juga melihat reaksi pemerintah Indonesia. Sementara memberikan respon kuat, pemerintah masih perlu melakukan tindakan. Hal tersebut telah diinstruksikan kepada para petugas penjara agar meningkatkan pemantauan terhadap teroris.

Sejarah Kemunculan ISIS di Indonesia

Larangan terhadap ISIS diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal 4 Agustus 2014 pasca diunggahnya video Youtube berjudul “Bergabung Dalam Barisan (Joining the Ranks)” oleh “Abu Muhammad al-Indonesi”. Video ini berisi ajakan untuk bergabung dengan ISIS dan berjihad di Suriah.

Ajakan disampaikan oleh Abu Muhammad, seorang aktivis yang aslinya bernama Bahrum Syah. Abu Muhammad memiliki hubungan dengan organisasi ekstremis Al-Muhajiroun. Pendiri Al- Muhajiroun, Omar Bakri Muhammad dan Anjem Choudary, membangun jaringan global kelompok advokasi untuk mendukung diterapkannya hukum Islam, jika perlu dengan cara kekerasan. Cabang yang pertama berlokasi di Inggris dengan nama Islam4UK, dan Sharia4UK. Masing-masing negara mempunyai “Sharia4” dalam judulnya; sedangkan Sharia4Indonesia sudah ada sejak 2010.

Kelompok kecil Indonesia terinspirasi oleh Bakri dan Choudary menjadi penggerak jaringan pro- ISIS di Indonesia. Kelompok mengelola website www.al-mustaqbal.net, yang kemudian disebut sebagai Al-Mustaqbal, mempunyai hubungan dengan sebagian besar kelompok teroris yang masih tetap beroperasi di Indonesia, termasuk Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan Mujahidin Indonesia Barat (MIB). ISIS pada tanggal 29 Juni 2014 kemudian mengumumkan pembentukan khalifah. Di Suriah, Bahrum Syah telah membentuk Unit Indonesian-Malaysia ISIS yang bertujuan untuk membentuk negara

39

Islam kepulauan di kawasan Asia Tenggara, atau disebut sebagai Daulah Islamiyah Nusantara. Tokoh ideologis atau promotor ISIS yang paling penting adalah Aman Abdurrahman, seorang ulama yang ditahan di penjara yang memiliki tingkat keamanan maksimum di Pulau Nusakambangan, pantai selatan Pulau Jawa. Dialah yang menjadi pendamping Sharia4Indonesia dari kelompok dan pengikut yang mengikat unsur-unsur ISIS di Indonesia.

ISIS menjadi contoh langka perkembangan internasional yang menjadi perekrut jihadis di Indonesia. Sebelum penggerak lokal mencapai kesepakatan, ketika beberapa orang Indonesia pergi ke Afghanistan untuk mengikuti pelatihan pada pertengahan 1980-an dan awal 1990-an, mereka didorong oleh represi di dalam negeri, dan keinginan untuk mengembangkan kemampuan melawan Presiden Soeharto. Aksi-aksi terorisme oleh antara 1999 dan 2002 dipicu oleh konflik komunal, seperti di Ambon dan Poso. Terlepas dari semua retorika tentang mendukung Palestina, sangat sedikit masyarakat Indonesia yang pernah pergi dan bertempur di sana. Daya tarik ISIS berbeda, yang merupakan kombinasi agama yang melibatkan Sham (pejuang Suriah); dalam rangkaian kemenangan di Irak yang memberi rasa percaya diri sebagai pemenang. Resonansi konsep khalifah digunakan oleh ISIS melalui media sosial. Pada saat yang sama, ISIS telah memicu munculnya reaksi yang lebih besar dari sebelumnya dalam masyarakat muslim Indonesia. Tokoh yang terlibat tetap berbahaya dan hal itu perlu dikhawatirkan. Alasan keamanan menyebabkan pelaku dipenjarakan, termasuk aktifis ISIS dari aspek ideologi dan ajarannya. Maka pemerintah perlu melanjutkan kebijakan penanggulangan terorisme, termasuk penguatan hukum.

Asal-Usul Al Muhajirun di Indonesia

Dukungan terhadap ISIS di Indonesia berawal dari seorang aktivis muda, Tuah Febriwansyah alias Muhammad Fachry, dari organisasi Al Muhajiroun. Pendiri militan ulama Suriah adalah Omar Bakri Muhammad. Al Muhajiroun didirikan pada tahun 1983 sebagai jihad salafi sayap organisasi Hizbut- Tahrir (HT) organisasi radikal internasional yang mengkampanyekan khalifah dan penerapan hukum Islam. Tahun 1986, Omar Bakri keluar dari Arab Saudi untuk mendirikan jaringan Hizbut Tahrir bawah tanah, dan pindah ke Inggris yang secara bersamaan menjadi pemimpin Al-Muhajiroun dan pemimpin di cabang Hizbut Tahrir di Inggris. Bersama dengan Ulama Anjem Choudary, Omar Bakri mengelola Al- Muhajiroun sebagai organisasi yang terpisah, padahal secara resmi dibubarkan pada tahun 2004. Omar Bakrie keluar dari Inggris pada 2005 dan pindah ke Lebanon, dimana ia ditangkap pada Mei 2014, sementara Anjem Choudary tetap tinggal di Inggris.

Jika Hizb ut-Tahrir terfokus menciptakan massa untuk mendukung kekhalifahan, Al-Muhajiroun memandang jihad sebagai jalan penting menuju terbentuknya kekhalifahan. Para pendukung melihat penerapan hukum Islam sebagai tugas dasar dari setiap Muslim, maka siapapun yang berpikir berlawanan akan dianggap kafir. Akibatnya, banyak Muslim Salafi dan Salafi jihadi Al-Muhajiroun sebagai masyarakat takfiri, atau dianggap kafir.

Meskipun berupa organisasi jihad, dari awal berbeda dengan Al-Muhajiroun dalam menekankan Islam di wilayah yang ditaklukkan. Tidak hanya tentang menyerang musuh, juga mempromosikan ISIS dan negara Islam. Al-Muhajiroun diperkenalkan di Indonesia melalui internet. Pada 2005, Muhammad Fachry, biasanya dikenal dengan M. Fachry, melalui video chatting Al-Muhajiroun yang disebut paltalk

40

(www.paltalk.com) mulai mengambil bagian dalam diskusi agama online yang dipimpin oleh Omar Bakri. Bakri memberikan lampu hijau untuk mendirikan kelompok Al-Muhajiroun di Indonesia – tanpa menggunakan “o” – sebagai organisasi di Indonesia yang dianggap kunci negara. Pada salah satu dokumennya tertulis:

Al-Muhajiroun percaya bahwa negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Indonesia harus menjadi target untuk mendukung khilafah. Negara-negara ini tidak hanya mengandung tigaperempat muslim dunia, tetapi juga telah membentuk tentara lebih kuat dari Timur Tengah yang tengah disusupi pasukan asing (tidak seperti militer di Timur Tengah) dan orang-orang yang beriman yang berkeinginan kuat menegakkan Islam.

Fachry menerbitkan dua surat yang disebut “Al-Ghuraba” dan “Ahlus Sunnah Waljamaah”, untuk mengirimkan bahan Al-Muhajiroun. Pada tahun 2006, dia mulai menggunakan situs www.geocities.com/abuya_2005/almuhajirun. Kemudian membeli domain www.almuhajirun.com, yang ada sampai hari ini. Fachry dan istrinya, Ummu Fauzi, menerjemahkan tulisan Bakri dari Inggris dan mengunduhnya dalam situs.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Fachry mulai mengambil bagian dalam diskusi online yang dikelola oleh kelompok jihad yang dijiluki Qital (bahasa Arab yang berarti pertempuran), atau Al Irhab, atau “teror”, sebagai penyumbang yang paling sering. Qital menyebabkan Abdul Aziz, guru SMP dari Pekalongan, ditangkap pada tahun 2005 karena membantu teroris mendirikan situs bernama www.anshar.net, yang sudah lama ditutup oleh pemerintah Indonesia. Dari grup diskusi lain, Fachry memperoleh terjemahan dari bahasa Arab ke dalam Indonesia dan ditulis oleh dua ulama radikal lain, Abdul Qadir bin Abdul Aziz, dikenal di Barat sebagai Dr. Fadl, dan Abu Muhammad al Maqdisi.

Pada tahun 2006, Fachry mengelola kelompok Yahoo Messenger dan MSN messenger, dan mengajak orang-orang yang terdaftar untuk terlibat dengan Omar Bakri melalui Paltalk. Dia juga mulai mempromosikan ajaran-ajaran Bakri secara langsung dan melalui khotbah.

M. Fachry Memulai Majalah

Selain aktivitas online, Fachry memulai majalah sama seperti banyak jihadis lain, dan yakin bahwa musuh Islam adalah AS dan sekutunya yang dikendalikan media global. Maka pengelolaan media penting agar memiliki alat melawan perang informasi. Pada tahun 2007, edisi pertama dari majalah Al- Muhajirun terbit, dengan artikel yang berjudul “Staying on the Road to Jihad”. Terjemahan dari artikel oleh ulama radikal, dan memuat wawancara dengan Osama bin Laden. Edisi kedua, terbit pada pertengahan 2007, menampilkan profil negara Islam di Irak, yang menjadi cikal-bakal ISIS. Di dalamnya, penulis menjelaskan bagaimana transmisi yang membentuk khilafah akan terjadi melalui bangunan kecil politis Islam (imarah Islam) yang pada akhirnya akan bergabung bersama-sama.

Keberadaan majalah tersebut menyebabkan Fachry berinteraksi dengan masyarakat jihad yang lebih luas. Ia kemudian dekat dengan Muhammad Jibriel, pemilik dan editor dari www.arrahmah.com,

41 yang pada tahun 2007 menjadi bagian dari website jihad terbesar di Indonesia. Jibriel meminta Fachry untuk bergabung agar pengikut ajaran-ajaran Al-Muhajiroun lebih banyak. Keduanya memiliki visi untuk memperluas program website ke penerbitan yang akan mencakup divisi buku, majalah dan DVD.

Jaringan media Arrahmah muncul di 2008, dengan menerbitkan tulisan-tulisan dari tiga penyerang bom Bali pada bulan Januari 2009, beberapa bulan setelah dieksekusi. Mereka juga menerbitkan sebuah buku Al-Maqdisi, diterjemahkan oleh Aman Abdurrahman, berjudul “Is Democracy Compatible with Islam?” mereka juga mengeluarkan video jihad, mengunduh dari internet, dan menerbitkan majalah jihadmagz.

Sementara itu Fachry, tetap menjalankan Al Muhajirun, dengan menulis artikel mengenai pemilihan anggota-anggota legislatif 2009 dan pemilihan Presiden, berjudul “don’t vote, stay Muslim”. Slogan itu telah diadopsi oleh Omar Bakri saat pemilu di Inggris pemilu pada bulan Juni 2004. Ajaran ini kemudian digunakan secara global untuk mendasari semua simbol pemerintah buatan manusia, dan menerapkan hukum dari Tuhan God-given.

Selain bekerja di Arrahmah, Fachry mulai menghadiri diskusi-diskusi jihad yang dilaksanakan di Masjid Al-Munawaroh di Pamulang, Bekasi di luar Jakarta, dipimpin oleh Ayah Muhammed Jibriel, atau Abu Jibril. Pada awal 2009 pengkhotbah lain mulai memimpin diskusi secara teratur, seperti Aman Abdurrahman, yang baru saja dibebaskan dari penjara sejak pertengahan 2008. Fachry sudah lama mengikuti tulisan Aman dan artikel-artikel terjemahan agamanya, dan mempercayai bahwa komitmennya terhadap jihad dilakukan dengan menerapkan hukum Islam dalam sebuah negara Islam, seperti Al- Muhajiroun. Diskusi-diskusi ini mendekatkan Fachry dengan pria bernama Bahrum Syah, koordinator di wilayah Pamulang.

Pada Bulan Agustus 2009, sebulan setelah serangan bom di Marriott dan hotel Ritz Carlton di Jakarta, salah satu ulama setempat mengancam masjid dan menuduh itu adalah ajaran teroris. Salah satu pelaku pemboman, seorang remaja bernama Dani Dwi Permana, direkrut di mesjid tidak jauh dari Pamulang dan hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok teroris mencari potensi “bridgerooms”, untuk melakukan bom bunuh diri, dari tempat lain di kawasan mesjid tersebut. Kemudian pada 25 Agustus 2009, Muhammad Jibriel ditangkap karena membantu dalang pemboman hotel, Noordin Top, yang pernah sekali menjadi gurunya. Jibriel dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada akhir Juni 2010.

Sharia4Indonesia

Pada tahun 2010, Fachry selain mengelola Arrahmah, memulai kampanye Sharia4Indonesia. Model di Islam4UK atau Sharia4UK yang Anjem Choudary yang diperkenalkan pada bulan November 2008. Model ini direncanakan untuk mengatur zona wilayah untuk penerapan hukum Islam, atau disebut imarah Islam yang Bakri dan Choudary lihat seperti cikal bakal sebuah kekhilafahan. Teman Fachry, seorang pria bernama Abu Shofiy, menjadi kepala Sharia4Indonesia.

Fachry dan teman-temannya juga berencana untuk membawa Omar Bakri ke Indonesia pada Maret 2010 untuk membantu peluncuran terjemahan dari buku Bakri, Standar Islam. Pemerintah Lebanon menolak memberikan Omar bakry visa. Kunjungan dilakuakn pada Maret 2010, dan Choudary mempromosikan Sharia4Indonesia di 9th Islamic Book Fair di Senayan, Jakarta. Organisasi secara resmi

42 diluncurkan dengan aksi unjuk rasa di bundaran hotel Indonesia di Jakarta pada Agustus 2010, sekitar waktu yang sama dengan: Sharia4France, Sharia4Belgium, Sharia4Holland, Sharia4Pakistan, Sharia4Hind dan lainnya. Kampanye Jakarta diikuti oleh Sharia4Jatim di Jawa Timur, Sharia4Bandung, dan di Sumatera Utara, Sharia4TanjungBalai. Tujuan proyek ini mendirikan zona syariah yang bebas dari perjudian, minuman beralkohol, prostitusi dan kejahatan lain. Tujuannya untuk mendapatkan dukungan masyarakat terutama Front Pembela Islam (FPI).

Pada Bulan September 2010, anggota aktif berkampanye untuk mendesak pembebasan Murhali Barda, ketua FPI yang telah ditangkap karena menghasut kekerasan dalam sebuah demonstrasi menentang pembangunan Gereja Protestan di Ciketing, Bekasi. Dua bulan kemudian, pada November 2010, keduanya membentuk Gerakan Islam Reformis, yang bersama beberapa kelompok lain menuntut penutupan salah satu gereja di Karasak, Bandung. Mereka juga mencoba untuk memenangkan dukungan publik dengan menggelar kegiatan sosial dan layanan darurat kesehatan di daerah bencana, termasuk Jawa Tengah setelah letusan gunung Merapi pada Oktober 2010. Mereka mencoba memanfaatkan situasi dengan mengkampanyekan “Indonesia atones”, dengan mengatakan bahwa bencana alam gempa bumi dan tsunami 2004 dan letusan gunung berapi, terjadi karena umat muslim dan pemerintah Indonesia gagal menerapkan hukum Islam.

Konflik Mengenai Kekhalifahan dan Kafir

Kehebohan Arab Spring mengguncang wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada tahun 2011. M. Fachry dan teman-temannya melihat jatuhnya diktator sebagai langkah pertama menuju pembentukan khilafah. Mereka menyebutkan sebuah hadits mengenai politik siklus masyarakat Islam. Dimulai dengan aturan Nabi, diikuti oleh kekhalifahan pengikutnya (khilafah alaa minhajin nubuwwah) kemudian mewarisi kerajaan yang menerapkan hukum Islam, masa kediktatoran butal dan akhirnya kembali ke khalifah. Fachry percaya rujukan bagi warisan kerajaan dilambangkan dengan jatuhnya Kejayaan Turki Ottoman pada 1924. Arab Spring adalah tanda bahwa periode berikutnya pemerintahan otoriter akan berakhir dan khilafah akan terlihat.

Grup kecil Sharia4Indonesia mengkampanyekan hukum Islam dengan lebih intensif dari sebelumnya. Tahun 2011, muncul jihad yang mendoktrin masyarakat agar tidak bekerjasama dengan pemerintah (ansharut thagut).

Fachry menemukan asosiasi Jibriel dengan kelompok takfir yang tidak dapat diterima. Pada Maret 2012 dia memutuskan meninggalkan Arrahmah setelah Arrahmah menerbitkan “the Phenomenon of the Debate Over Branding Thaghut Security Forces as Kafir, Quo Vadis?” ditunjukan pada kedua sisi perdebatan.

Munculnya Pertentangan

43

Setelah Fachry berpisah dengan Arrahmah, dia memulai membuka situs baru (www.al- mustaqbal.net). Situs ini bertujuan untuk memperkuat kampanye Sharia4Indonesia serta mempromosikan pemandangan kelompok takfir mu’ayyan, dipimpin oleh Aman Abdurrahman. Sementara itu, doktrinal konflik juga mencapai pembahasan kelompok Al-Munawaroh di Masjid Pamulang, ketika Jibril memihak takfir. Akibatnya, pengikut Aman Abdurrahman meninggalkan masjid dan mendirikan kelompok sendiri di Masjid Babakan Al-Islam, Serpong, Banten. Tiga tokoh kunci adalah Fachry, Abu Shofiy dan Bahrum Syah.

Bahrum Syah telah menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) di Ciputat, tetapi dia pindah sebelum lulus ke Universitas Pamulang, dimana dia menjadi seorang aktivis organisasi propagasi agama, Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Dia bergabung dengan diskusi Abu Jibril karena masjid Al- Munawaroh tidak jauh dari rumahnya dan menjadi pengikut setia Aman Abdurrahman. Melalui pertemuan ini, dia telah mengetahui anggota kelompok jihad, termasuk mantan anggota Faksi Darul Islam pada Juli 2011, penangkapan Abdullah Umar dan Kodrat. Pada Juli 2012, Kodrat mengundang Bahrum Syah untuk menghadiri pertemuan di Situgintung yang mengakibatkan Kodrat diseleksi sebagai kelompok baru Amir. Bahrum bergabung, tapi dalam beberapa bulan, kelompok terpecah.

Bahrum Syah sendiri tidak terlalu aktif sebagai anggota dan lebih berfokus pada perusahaan penerbit bernama P-TA (Penegak Tauhid Press) yang menerbitkan tulisan dan terjemahan Aman Abdurrahman. Dia juga coordinator kelompok tauhid di kawasan Pamulang dan menjalankan grup diskusi Masjid Al-Islam. Ketiga pria itu juga menyelenggarakan ceramah-ceramah berkala; Halawi Makmun pada masalah keagamaan, Fachry pada perkembangan dunia muslim terutama Timur Tengah, dan Abu Shofiy mengenai kemajuan pembentukan khilafah.

Dengan banyaknya jihadis, Fachry dan Bahrum Syah percaya bahwa konflik di Suriah sudah diramalkan sebelumnya dengan munculnya pertentangan antara Imam Mahdi, Islam Mesias, dan Dajjal. IIslam berarti antikristus, sehingga tiba saatnya kemenangan Islam yang diikuti pendirian khilafah. Pada akhir 2012 mereka memutuskan bahwa untuk meningkatkan upaya mempersiapkan imarah di Indonesia, jadi ketika khilafah diumumkan, Indonesia sudah siap bergabung.

Tokoh-Tokoh Besar

Pada awal 2013, Fachry dan teman-temannya mendirikan forum hukum Islam, dipimpin Fachry dan Bahrum sebagai Kepala deputi dan Wakil sekretaris umum. Anggota Sharia4Indonesia termasuk pengikut Aman Abdurrahman, diantaranya Siswanto dari Lamongan, kakak ipar jihadi Sibghotullah; Iskandar alias Abu dari Bima, aktivis JAT, dan Salim Mubarok dari Malang.

- Siswanto mendatangi pesantren Al-Mukmin di Ngruki, sekolah Abu Bakar Ba’asyir dan kemudian mengajar di sekolah Al-Islam di Lamongan. Al-Islam dulunya merupakan sekolah dibawah Amrozi, Muchlas, Ali Imron. FPI Lamongan berubah menjadi radikal sebagai akibat pemimpin nasional mereka sendiri, Habib Rizieq. - Iskandar alias Abu Qutaibah dari Bima adalah anak Natsir Kecil (“Little Natsir”), seorang laki- laki dari Dompu, Bima yang bergabung dengan Abu Bakar ketika pertama kali melarikan diri ke Malaysia pada tahun 1985. Iskandar mengenyam pendidikan di sekolah Lumkanul Hakiem,

44

kemudian pindah ke Gontor, di Jawa Timur, sebelum akhirnya lulus dari pesantren di Sukabumi. Dia kemudian menjadi mahasiswa Universitas Islam Negeri jurusan Bahasa Arab. Iskandar mendesak para pengikutnya untuk mengambil bagian dalam persiapan militer dan mengirim beberapa militan untuk Poso bersama Santoso. Beberapa akhirnya bergabung dengan Santoso, dalam kelompok Muhajidin Timur Indonesia (MIT). - Salim Mubarok berasal dari Pasuruan, keturunan Arab Yaman, menjadi murid dari pemimpin Salafi, Jafar Umar Thalib. Ketika konflik Maluku meletus pada 1999, dia bergabung dengan laskar jihad. Kemudian belajar di Dammaj, Yaman, Darul Hadits, dimana dia menjadi sarjana Salafi.

Faksi, Omar Bakri dan ISIS

Tujuan faksi adalah untuk mempengaruhi masyarakat mengenai pentingnya mendirikan sebuah imarah khilafah Islam. Kampanye dilakukan lewat media sosial Al-Mustaqbal, dengnan diskusi terbuka yang disebut Multaqad Da’wiy. Faksi tidak pernah mencoba menyembunyikan tujuannya. Pada Bulan April 2013, diadakan dialog dengan tema “Imara Islam Leads to the Caliphate” dipimpin Omar lewat koneksi internet. Suriah merupakan salah satu topik utama, dan Omar Bakri meyakini bahwa tidak lama lagi pemerintahan Islam akan didirikan disana. Bahkan Jabhat an-Nusroh bergabung dengan ISIS. Pada bulan November 2013, rekonsiliasi gagal yang menyebabkan perpecahan dua organisasi.

Awalnya Fachry dan teman-temannya di faksi memutuskan untuk bersikap netral (tawaquf) dalam perselisihan tersebut. Tetapi pada 1 Oktober 2013, Omar menyatakan dukungannya terhadap ISIS. Ia mengatakan bahwa jihad ISIS yang paling aktif dalam bekerja untuk membangun sebuah khilafah dan Baghdadi memiliki semua kualitas dari seorang pemimpin, yakni keturunan Quraishi, Suku nabi, pemahaman agama yang mendalam, dikenal saleh dan terbukti seorang komandan militer.

Aman Abdurrahman yakin bahwa berjuang melalui ISIS merupakan jihad, bukan hanya sebuah organisasi (tanzim) negara. Dia juga meminta agar kelompok lain mengakui kepemimpinan Abu Bakar sebagai komandan orang-orang beriman, bersumpah kepada dia, dan menyerang orang-orang kafir. Kebrutalan yang ditunjukkan ISIS terhadap saingannya tidak mengurangi antusiasme faksi atau Aman, yang melihat takfir sebagai tujuan paling mulia. ISIS menyatakan sebagian besar kelompok oposisi di Suriah sebagai orang kafir karena mereka menolak untuk mengikrarkan janji setiaan pada komandan, dan karena bekerja untuk negara yang demokratis.

Al Baghdadi VS Al Zawahiri

Aman Abdurrahman, M. Fachry, dan anggota lainnya mulai menerjemahkan dan menyebarkan traktat yang membela ISIS. Mereka juga mengagumi Abu Qatadah, Abu Muhamamaf Al-Maqdisi dan Ayman Al-Zawahiri. Al-Maqdisi contohnya, menulis sebuah kritik ISIS yang muncul di Indonesia pada Januari 2014 yang berjudul: “Ya Allah, I Remove Myself From What They Have Done” (Ya Allah, Sesungguhnya Aku Berlepas Diri kepada-Mu dari Apa Yang Mereka Perbuat), dan menulis sbb:

45

“Mereka berpikir dapat membunuh saudara mereka sendiri karena memiliki hubungan dengan kelompok tertentu. Sikap ini tidak dapat didukung. Bahkan jika mereka merupakan kelompok orang munafik. Nabi kita sendiri telah berkomunikasi dengan orang munafik, menjadikan mereka dengan baik dan sebaliknya mengampuni mereka. Allah juga berkenan memaafkan orang yang mempersekutukan Allah, orang Yahudi dan orang lain. Jadi apa dasar terjadinya pertumpahan darah mereka?”

Dalam hitungan hari, muncul dukungan untuk ISIS dalam www.millahibrahim.wordpress.com.

Sumpah Kesetiaan

Sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan dukungan publik, faksi mengorganisir kampanye meningkatkan dukungan untuk ISIS. Bulan Februari 2014, program ini diselenggarakan di Tangerang dan Bekasi, di luar Jakarta. Pada tanggal 16 Maret, faksi pro-ISIS menggelar aksi unjuk rasa di bundaran HI Jakarta Pusat, dengan Bahrum sebagai koordinator. Ratusan orang datang, kebanyakan mereka anggota Garis. Garis, merupakan kelompok yang bergabung Sharia4Indonesia pada masa-masa awal, merupakan kelompok radikal mirip FPI. Pendirinya, Chep Hernawan, seorang pengusaha, bukan seorang ulama, di masa lalu aktif dalam kelompok Bulan Sabit Bintang, dibawah salah satu partai politik. Sampai 2007, Garis terafiliasi pada pemimpin JI, tetapi setelah Abu ditangkap akibat aksi terorisme pada awal 2008, maka selama beberapa tahun tidak ada yang menggantikan posisinya.

Foto-foto demonstrasi bulan Maret adalah pro-ISIS yang diterbitkan di website dan twitter di dunia Arab, yang kemudian dengan bangga diunggah dan di retweeted oleh Al-Mustawbal, berisi: “Negara Islam akan datang ke Indonesia, insya’Allah dan mengganti nama Indonesia menjadi ‘Negara Islam Asia Tenggara’!” Sebelum April 2014, awal program pro-ISIS ini tidak melibatkan sumpah kesetiaan, tetapi tanggal 16 April 2014, Aman Abdurrahman ber baiat secara online.

Faksi Aktivis di Suriah

Beberapa aktivis faksi berangkat ke Suriah untuk berperang. Salah satunya adalah Bahrum, yang berangkat pada 26 Mei 2014 bersama-sama dengan Rosikien Noer. Rosikien adalah aktivis Ring Banten, yang mendapatkan pelatihan di Mindanao dan teman dekat Iwan Dharmawan alias Rois. Rosikien bukan anggota pertama yang berangkat ke Suriah. Pada awal 2004, Muhammad Abdul Rauf, salah satu dari orang-orang yang dipenjarakan karena bersekongkol pada bom Bali tahun 2002, dan telah dibebaskan pada tahun 2011, berangkat ke Suriah. Abdul Rauf telah menjadi tahanan dan dia tidak tertarik melakukan kekerasan di Indonesia. Namun menurut laporan ia bersedia menolong sesama umat muslim dan pilihan pertamanya adalah membantu kelompok Rohingya di Myanmar.

46

Salim, anggota faksi dari Malang, tiba di Suriah sebelum Bahrum. Dia segera mengembangkan jaringan yang luas dalam ISIS dan membantu memfasilitasi pemberangkatan lain dari Indonesia untuk bergabung dengan ISIS, termasuk lima mantan siswanya di Malang.

Siswanto, mantan anggota FPI dari Lamongan, Jawa Timur, membantu memfasilitasi perjalanan ke Suriah sejak pertengahan 2013, terutama untuk alumni kursus pelatihan dalam Poso. Salah satu dari mereka membantu Bagus Maskuron, mantan tahanan yang telah ditangkap, dihukum dan sempat ditahan sebentar karena menjadi dalang dalam perampokan bank CIMB Niaga di Medan pada Agustus.

Siswanto mempunyai hubungan erat dengan Poso. Dia telah mengenal Santoso sejak keduanya berjihad di Poso dengan JI pada konflik komunal. Mereka memulai hubungan kembali melalui Muhammad Hidayat alias Hidayat, seorang aktivis jihad asal Medan yang telah berlatih dengan Santoso. Kemudian dia melarikan diri ke Jawa untuk menghindari penangkapan tahun 2012.

Aktivis lain, Akang, adalah seorang mahasiswa dari Aman yang mendukung ISIS melalui media sosial. Dari awal Akang menginginkan pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Berbulan-bulan sebelum pergi, dia memakai rompi anti peluru. Melalui seorang teman, Akang mendapat rekomendasi dari anggota ISIS di Suriah. Rekomendasi merupakan syarat untuk bergabung. Pemberi rekomendasi juga memberikan nama dari kontak dengan orang Turki di perbatasan Suriah, yang dapat mengatur jadwal perjalanan, mengatur akomodasi dan menunggu keberangkatan. Pada akhir Februari 2014, Akang menerima rincian kontak bahwa ia boleh pergi ke Suriah pada 26 Maret. ISIS punya dua kubu, pertama dilatih langsung untuk pasukan tempur; yang kedua adalah untuk calon pelaku bom bunuh diri. Akang memilih pertama. Setelah dua minggu pelatihan, pada akhir Mei 2014 ia lulus dengan 250 orang lainnya dan secara resmi menjadi tentata ISIS dengan seragam, gaji dan perumahan untuk keluarganya.

Setelah lulus, Akang dan keluarganya juga ikut dipindahkan ke Haruriyah di Halab dimana Akang ditunjuk memimpin sebuah unit ISIS. Sebagai seorang prajurit dia berhak untuk mendapatkan sejumlah USD 50 sebulan. Akan tetapi uang itu tidak dapat dimanfaatkan bersma keluarganya karena dia harus pergi ke garis depan untuk berperang membela ISIS.

Faksi dan Khalifah

Pada 29 Juni, ISIS mengejutkan dunia dengan mengumumkan kemunculan Abu Bakar Al-Baghdadi yang dikenal dengan Caliph Ibrahim. ISIS mengganti namanya menjadi Daulah Khilafah atau Negara Khalifah, yang berarti Negara Islam (IS). Pendukung ISIS di Indonesia menyambut kekhalifahan dengan euforia. Pada 30 Juni, Aman segera bersumpah setia di sel penjaranya, dan mengatakan “untuk kedua kalinya, kami mewajibkan kesetiaan kepada kami bagi Khalifah besar Islam, Shaikh Ibrahim, berkat Allah kepada dia, untuk mendengar dan taat, selama ia mengikuti firman Allah dan tradisi Nabi”.

Tiga hari kemudian, pada 5 Juli, beberapa orang yang diduga teroris mendeklarasikan Sumpah setia di kelapa dua, markas besar polisi paramiliter Jakarta Selatan. Pengambilan sumpah yang dipimpin oleh Iskandar, faksi anggota dari Bima. Ia ditangkap Desember 2013 di Bima, dituduh terlibat dalam MIB

47 melalui sepupu, yang telah menjadi rekan kepercayaan Abu Roban. Ia juga diberi gaji oleh Abu, karena telah membantu menyelenggarakan pelatihan untuk anggota-anggota MIT pada awal 2013.

Iskandar melanjutkan perjuangannya dari dalam tahanan dan membujuk ekstremis lain yang diduga teroris disana untuk mendukung ISIS. Ia juga tetap berkomunikasi memakai telepon genggam, dan biasa melakukan percakapan dengan Aman, yang juga pernah melakukan kontak telepon di Nusakambangan. Tanggal 20 Juli, Iskandar mendesak pengikutnya untuk mendukung ISIS dan kekhalifahan. Sementara itu pada 7 Juli, Fachry terinspirasi oleh laporan bahwa Omar Bakri telah bersumpah setia kepada Al-Baghdadi. Pertemuan di Mesjid UIN di Ciputat, menyatakan bahwa Fachry telah memenuhi seluruh persyaratan untuk bergabung dengan kekhalifahan sehingga tidak ada alasan bagi muslim lainnya ragu-ragu lebih lama lagi untuk menyatakan dukungan.

Respon Anti-ISIS

Meskipun terjadi antusiasme bergabung dengan negara Islam di lingkaran faksi, banyak kelompok jihad Indonesia yang mengkritisi khilafah. Mereka mempertanyakan legalitas menurut Shari’a. berbagai media massa anti-ISIS, seperti Arrahmah, menulis artikel: “why is the declaration of the caliphate dividing us?” Kekhalifahan seharusnya menjadi pelindungmu, memberi rahmat dan belas kasih kepada semua orang yang beriman. Abu Qatadah, seorang Ulama Jordanian-Palestina, mengatakan salah satu kesalahan ISIS adalah membuat deklarasi kekhalifahan secara sepihak tanpa persetujuan Suatu Dewan yang mewakili agama muslim yang beriman, atau paling tidak, kelompok jihad yang mewakili berbagai negara.

Kritik meningkat yang menyatakan ISIS sebagai negara Islam yang brutal. Banyak jihadis mengatakan ISIS adalah lelucon, setelah terjadi pemenggalan kepala dan pembantaian yang dilakukan atas nama Islam. Kritikan ini tidak berdampak pada pendukung ISIS yang meyakini bahwa tindakan yang dikutuk sebagai aksi barbar telah sesuai dengan ajaran Islam yang mereka pahami.

Penjara dan Perpecahan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT)

Pepecahan atas ISIS dalam masyarakat jihad menjadi cermin antara takfir mu’ayyan melawan debat takfir am. Takfir mu’ayyan dipimpin oleh Aman Abdurrahman didukung negara Islam, sementara Takfir am, dipimpin senior JI seperti Abu Dujana, Zarkasih dan Abu Tholut, memusuhi ISIS dan mendukung Al-Nusra. Fakta bahwa semua aktivis berada di penjara rupanya tidak menghambat perdebatan atau mendapatkan posisi pada website radikal.

Awalnya, dua tahanan senior, Abu Bakar Ba’asyir dan Abu Husna, mengambil sikap wait-and- see dan mencoba untuk membimbing mereka. Pada akhirnya, kelompok pro-ISIS memenangkan persaingan untuk mendapatkan dukungan Ba’Asyir. Ketika kekhalifahan diumumkan 29 Juni, para ulama senior bergabung dalam ISIS. Pada 2 Juli, dia dan pendukung ISIS lainnya mendeklarasikan kesetiaan pada Al-Baghdadi dalam surat yang diterbitkan al-mutaqbal.net. Mereka siap mematuhi perintah

48 kekhalifahan, ditanda tangani oleh Ba’Asyir, Abu Husna, Abu Yusuf, Abu Ja’Far dan Ayah Banta.Berita tentang baiat Abu Bakar menyebar dengan cepat dalam masyarakat.

Perkembangan di Suriah

Pada 14 Agustus, Kapolri Jenderal Sutarman, mengatakan polisi nasional telah mempunyai catatn 56 warga Indonesia di Suriah, termasuk empat yang telah meninggal sebagai pelaku bom bunuh diri. Pada 25 Agustus, Ansyaad Mbai, kepala badan nasional anti-teroris mengatakan pihaknya menemukan 34 warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS.

Warga negara Indonesia yang kurang fasih berbahasa Inggris dan Arab menjadi faktor lain menurunnya jumlah anggota ISIS di Suriah. Tetapi kesamaan bahasa juga memungkinkan masyarakat Indonesia dan Malaysia bergabung. Dari Facebook, jelas bahwa pendukung ISIS di Indonesia dan Malaysia merupakan “teman” satu sama lain. Sebagian orang Indonesia mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai Malaysians, sebagai tindakan keamanan, seperti ketika orang-orang Indonesia dan Malaysia pergi ke Afghanistan di awal 1990-an.

Tetapi pada Juli 2014, Indonesia-Malaysia yang mempunyai koneksi di Suriah mengambil dimensi baru, dengan gagasan dari sebuah katibah atau unit khusus untuk para mujahid yang berbahasa Melayu di ISIS. Sebelum pernyataan ini muncul, relatif sedikit hubungan Malaysia dengan ISIS. Penyatuan menjadi masuk akal ketika muncul agenda ISIS untuk memperluas jangkauan khalifah di wilayah lain seperti Asia Tenggara.

Respon Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah bereaksi tegas terhadap kelompok ekstrimis. Respons pemerintah ditunjukkan dengan rancangan undang-undang yang baru yang menyangkut pengawasan imigrasi dan manajemen penjara yang lebih baik. Meskipun demikian, reaksi pemerintah agak tertunda. Unjuk rasa Pro-ISIS di Jakarta Pusat pada 16 Maret tidak menarik banyak pemberitaan dalam media di Indonesia. Pada 4 Agustus, setelah melakukan pertemuan keamanan khusus dengan polisi, TNI, BNPT dan badan intelijen, Menkopolhukkam Djodo Suyanto mengumumkan ideologi itu bertentangan dengan pancasila, dan moto nasional “bhinneka tunggal ika”. Pemerintah kemudian emndeklarasikan ISIS sebagai organisasi terlarang, dan keberadaannya ditolak di seluruh Indonesia. Penolakan ditunjukkan melalui spanduk yang dipasang di seluruh Indonesia; di masjid, pos polisi, bundara, yang berisi penolakan terhadao ISIS.

Pada tanggal 5 Agutus, ditingkatkan pengawasan di semua penjara untuk mencegah pengaruh ISIS terhadap tahanan. Diinstruksikan juga kepada semua aparat untuk meningkatkan pengawasan tahanan; disiplin, mengawasi narapidana kasus terorisme mengambil sumpah setia kepada ISIS.

49

Presiden Jok Widodo menjalankan langkah-langkah lain, dan pada 14 September mengeluarkan tujuh instruksi untuk membatasi penyebaran ajaran ISIS, yaitu:

- Meningkatkan upaya pencegahan masyarakat Indonesia bergabung dengan ISIS, lebih ‘selektif’ dalam mengeluarkan paspor dan mendesak kedutaan di Jakarta berhati-hati mengeluarkan visa untuk Timur Tengah - Meningkatkan pemantauan penduduk Indonesia di Suriah dan kepulangan mereka kembali. - Pemantauan yang lebih ketat pada orang asing di Indonesia - Pengawasan tahanan di penjara teroris, mengingat bahwa upacara baiat terjadi disana - Meningkatkan keamanan di daerah yang didaerah radikal seperti Poso, Ambon, Jawa Timur dan Jawa Tengah - Penggelaran soft power yang dipimpin oleh menteri Agama dan tokoh masyarakat yang melibatkan para Imam untuk menjaga diri terhadap pengaruh ajaran ISIS - Hukuman terhadap yang terlibat dalam aktivitas terorisme.

Penangkapan Sejak 1 Juli 2014

Indonesia telah melakukan berbagai penangkapan sejak diberlakukannya larangan ISIS. Salah satu pemimpin tingkat tinggi ISIS yang ditangkap adalah Afif Abdul Majid, pemimpin JAT dan guru di Ba’asyir’s Al-Mukmin pesantren di Ngruki. Pada 9 Agustus 2014 dia ditangkap di Bekasi, dituduh melakukan fund raising tahun 2010. Dia aktif di ISIS sejak akhir 2013, berangkat ke Suriah, tingggal bersama ISIS selama beberapa bulan dan bersumpah disana.

Anggota lain yang ditangap adalah Muhammad Saifudin Umar, atau Abu Fida. Mantan anggota JI yang meninggalkan JAT tahun 2008 dan menjadi anggota Dewan shari’a. Abu Fida ditangkap di Surabaya pada 14 Agustus, setelah pergi ke Suriah pada 3 Agustus, dan pernah bergabung dengan “kelompok delapan” ISIS.

Reaksi di Komunitas Islam

Reaksi atas deklarasi kekhalifahan ISIS cukup besar di Indonesia. Pemerintah menyatakan pelarangan terhadap organisasi melalui pernyataan sbb:

1. ISIS adalah gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam tapi tidak bercirikan Islam sama sekali. Sebaliknya, mencoba untuk memaksakan perintahnya dengan menggunakan kekerasan, membunuh orang yang tidak bersalah dan menganggap mulia menghancurkan tempat-tempat suci. 2. Lembaga muslim lain menolak keberadaan ISIS di Indonesia, yang berpotensi besar memisahkan ummat Islam. ISIS akan merusak ideologi Indonesia yang bersumber pada Pancasila 3. Mendesak seluruh umat muslim tidak terhasut provokasi ISIS yang sedang menerapkan ajaran mereka di Indonesia dan seluruh dunia. Sesungguhnya, kami telah memperingatkan semua

50

organisasi muslim, lembaga, masjid menjadi keluarga, berjaga-jagalah sambil mengucap syukur dan mencegah bangunnya gerakan ISIS 4. Mendukung diberlakukannya tindakan tegas pemerintah untuk larangan ISIS dan mendesak agar menegakkan hukum

Kesimpulan

Jaringan ISIS di Indonesia berbahaya, namun pemerintah dan masyarakat tegas menolak keberadaannya. Untuk mencegah meluasnya paham ISIS, satu hal yang penting adalah manajemen penjara. Sistem penjara Indonesia perlu perbaikan dalam mengelola tahanan, pengunjung dan berkomunikasi sesama tahanan. Para pejabat perlu menguasai teknologi informasi dan komunikasi dan memperoleh pelatihan mengenai apa yang tidak diijinkan, serta memastikan bahwa pengawasan yang ketat diperlukan, termasuk sarana komunikasi dan penyediaan bahan bacaan. Hal lainnya adalah memperkuat kapasitas layanan kantor imigrasi untuk mengawasi proses datang dan pergi pendukung ISIS. Ini berarti koordinasi yang lebih erat dengan Detasemen 88 dan BNPT dalam mengawasi terminal ferry dan bandara. Selain itu, perlu berbagi informasi dengan pemerintah di kawasan, terutama dengan negara tetangga Malaysia. Setiap hambatan birokrasi harus ditinjau kembali. Hal lainnya adalah konsultasi dengan pemerintah negara lain yang mengeluarkan visa untuk ulama radikal seperti Anjem Choudary dan Omar Bakrie. Indonesia tidak butuh lebih banyak undang-undang untuk melakukan komitmen ISIS. Sebagai contoh, merupakan pelanggaran bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan mengambil bagian dalam latihan militer.Jabatan Kepala BNPT perlu dipegang oleh polisi, bukan tentara. Selain itu, bahaya yang ditimbulkan oleh ISIS jangan menjadikan alas an memberikan peran yang lebih besar untuk tentara nasional Indonesia. Akhirnya, pemerintah juga perlu memikirkan kembali strategi penahanan radikalisasi, termasuk melalui program pengembangan strategi media sosial. Dalam hal inilah, BNPT dan pemerintah Republik Indonesia masih lemah. Seharusnya tidak hanya satu video saja yang diunggah pada Youtube oleh pemerintah agar meyakinkan rakyat bahwa ISIS adalah ancaman, dan merupakan ajaran yang tidak dibenarkan di Indonesia.

51

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia

Pengantar

Masuknya ISIS ke Indonesia terjadi melalui kelompok-kelompok ekstrimis seperti Al- Mujahirun, dan menyebar melalui internet. Al-Mujahirun Indonesia didirikan oleh Tuah Febriansyah alias Muhammad Fachry yang menemukan video-video perjuangan Hizbu Tahrir (HT) Internasional melalui internet. Kenyataan diatas menimbulkan pertanyaan bagaimana ISIS berkembang di Indonesia?”, ISIS berkembang melalui koneksi individu dan kelompok tanpa jaringan yang jelas, dengan tujuan akhir mendirikan kekhalifahan Asia Tenggara. Kelompok- kelompok radikal memberikan dukungan terhadap ISIS di Suriah, dibawah pimpinan Abu Bakar Ba’ashir pemimpin JI dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid). Meskipun masih sedikit dari segi jumlah anggota, keberadaan ISIS perlu diwaspadai mengingat akibat kekerasan yang ditimbulkan.

Kata Kunci: Terorisme, ISIS, Al-Qaeda, Ekstrimis, Radikalisme

ISIS, Terorisme dan Kekerasan Berlatar Agama

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan gerakan Islam radikal yang melakukan aksi terorisme untuk mengejar tujuan. ISIS mulai dikenal tahun 2006, bermula dari Al-Qaeda di

Iraq. Pada perkembangannya ISIS dan Al-Qaeda merupakan kelompok radikal yang berbeda haluan.86 Keberadaan ISIS meresahkan karena aksi-aksi teror yang dilakukan di Timur Tengah,

Eropa, sampai ke Indonesia. Delapan organisasi yang dipengaruhi oleh ISIS yaitu Jamaah

Ansharut Tauhid, Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Bima Group, NII

86Daniel L Byman, Comparing Al Qaeda and ISIS: Different goals, different targets Al Qaeda and ISIS: Different goals, different targets. https://www.brookings.edu/testimonies/comparing-al-qaeda-and-isis-different-goals- different-targets/. diakses pada 4 Agustus 2016

52

Banten, Laskar Jundullah, Tauhid Wal Jihad, dan Al-Muhajirun.87 Organisasi-organisasi tersebut memiliki kesamaan ideologi yang didasari kekecewaan terhadap pemerintah, ditambah dengan kesenjangan sosial ekonomi.88 Ancaman ISIS di Indonesia bersifat nyata dan menyebarkan ketakukan. Tulisan ini akan terfokus pada keberadaan ISIS di Indonesia.

Sejarah ISIS ISIS lahir dan berkembang di Suriah berawal sebagai bagian dari Al-Qaeda (AQ). Pada perkembangannya keduanya memiliki perbedaan dalam aksi. ISIS menerapkan ideologi takfir

(mengkafirkan orang Islam). Dalam istilah lain disebut dengan “Al-Ghuluw Fi Al-Takfiir” , artinya “terlalu terburu-buru dan tergesa-gesa hanya karena berbeda pandangan dalam beberapa hal syariah (aturan Islam)”.89 Label Takfir bukanlah tidak bisa dikeluarkan begitu saja karena pasca pelabelan telah divonis sebagai calon penghuni “neraka”.90 Pandangan Islam pada umumnya melarang mengkafirkan seseorang hanya karena melakukan sebuah dosa, sekalipun dosa besar, seperti zina, riba, atau meminum alkohol; sebab menghakimi bukan kewenangan manusia.91

ISIS melakukan kekerasan terhadap kelompok atau individu yang berpaham berbeda meskipun sesama muslim. Berdirinya negara Islam dengan hukum Islam sebagai aturan

87 Saud Usman Nasution, 8 Ormas di Indonesia Dipengaruhi ISIS. http://www.tempo.co/read/fokus/2015/03/23/3133/8-Ormas-di-Indonesia-Dipengaruhi-ISIS . diakses pada 4 Agustus 2016.

88 Saud Usman Nasution, 8 Ormas di Indonesia Dipengaruhi ISIS. http://www.tempo.co/read/fokus/2015/03/23/3133/8-Ormas-di-Indonesia-Dipengaruhi-ISIS . diakses pada 4 Agustus 2016

89 Zarkasih Ahmad, Pengkafiran (Takfir) dan Syarat-syaratnya. www.fimadani.com/pengkafiran-takfir-dan-syarat- syaratnya/ . diakses pada 18 Agustus 2016.

90 Ibid.

91Ibid.

53 merupakan tujuan ISIS.92 Berbeda dengan AQ, walau memiliki kesamaan tujuan namun membunuh sesama orang Islam, anak-anak, dan perempuan adalah haram.93 ISIS juga memperbolehkan membunuh orang tua sendiri apabila melawan dan menolak paham.94

ISIS di Indonesia

Masuknya ISIS ke Indonesia melalui kelompok-kelompok ekstrimis di Indonesia seperti

Al-Mujahirun, pada tahun 2005 dengan penyebarannya melalui internet.95Al Mujahirun

Indonesia didirikan oleh Tuah Febriansyah alias Muhammad Fachry yang menemukan video- video perjuangan Hizbu Tahrir (HT) internasional melalui alamat www.paltalk.com. HT

Internasional didirikan pada tahun 1983 oleh Omar Bakri Muhammad seorang militan dari Syria.

Omar pernah mendirikan HT di Arab Saudi dan Inggris yang mengalami kegagalan dan sempat dicekal di Inggris. Akibatnya Omar melarikan diri ke Lebanon pada tahun 2006.96 HT berfokus pada revitalisasi dan pengaktifan kembali Khalifah di dunia dengan perjuangannya yang disebut

Al Mujahirun.97

Al Mujahirun percaya bahwa Indonesia, Pakistan, Afganistan, dan Malaysia merupakan target tepat untuk mendirikan kekhalifahan baru. Namun negara-negara tersebut memiliki armada militer yang kuat dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah. Fachry pendiri

92Tito Karnavian, dalam Dewi Suci Rahayu, Termasuk Jaringan Teroris, Ini Beda ISIS dengan Al-Qaeda, https://m.tempo.co/read/news/2015/03/22/063651904/termasuk-jaringan-teroris-ini-beda-isis-dengan-al-qaeda diakses pada 5 Agustus 2016.

93 Ibid.

94 Ibid.

95 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), The Evolution of ISIS in Indonesia, 2014. Hal 3.

96 Ibis. hal 2.

97 Ibid.

54

Al Mujahirun Indonesia melakukan perekrutan anggota dengan membangun dua milis dengan nama “Al-Ghuraba” dan “Ahlus Sunnah Waljamaah” sebagai penyebaran materi atau ajaran Al

Muhajirun. Fachry juga melakukan diskusi agama secara online melalui Qital atau dalam Bahasa

Indonesia berarti pertarungan/jihad dengan sesorang yang menamakan diri Al Irhab. Fachry juga menerjemahkan hasil diskusi dan pemikiran dari Abdul Qadir alias Dr. Fadl dan Abu

Muhammad Al-Maqdisi mengenai perjuangan jihad dari Bahasa Arab ke Indonesia. Fachry terobsesi membuat majalah untuk perjuangan jihad melalui Al-Mujahirun, yang berawal dari pemikiran bahwa AS yang menyebarkan kebebasan juga melakukan penyebarannya melalui majalah.98 Majalah buatan Fahry terbit perdana pada tahun 2007 dengan tema “Staying on the

Road to Jihad (Bertahan di Jalan Jihad)”, yang didalamnya terdapat wawancara dan pendapat ulama besar dari Al-Qaeda yaitu Osama Bin Laden mengenai upaya menjadikan negara-negara mayoritas muslim untuk mendirikan kekhalifahan dan menjalankan aturan Syariah.

Pada pertengahan tahun 2007 terbit edisi kedua dengan membahas profil ISIS dan bagaimana mempertahankan dan membangun ke-khalifahan di Dunia.99 Pada perkembangannya majalah ini diminati dan disebarluaskan oleh Muhammad Jibriel pemilik website www.arrahmah.com. Pada 2010 Fahry bergabung dengan media Arrahmah dengan melakukan perjuangan dengan tema Sharia for Indonesia (Syariah untuk Indonesia) yang serupa dengan proyek Islam for UK (Islam Untuk Inggris) yang sudah dimulai 2008. Sharia for Indonesia berupaya menjadi salah satu komunitas yang selalu menyerukan pentingnya penegakan syariat

Islam di Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan. Sharia for Indonesia juga menyerukan

98 Ibid. Hal 3. 99 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit. Hal 3-4.

55 kepada kaum Muslimin untuk menegakkan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah); mulai dari diri masing-masing, keluarga, masyarakat, hingga kehidupan bernegara, termasuk Presiden.100

Pada Bulan Agustus 2010, beberapa kampanye seperti Sharia for Indonesia dideklarasikan di beberapa negara, seperti Sharia for France, Sharia for Belgium, Sharia for

Holland, Sharia for Pakistan, Sharia for Hind, dan sebagainya.101 Kampanye Jakarta diikuti oleh

Sharia for Jatim di Jawa Timur, Sharia for Bandung dan di Sumatera Utara, Sharia for Tanjung

Balai. Kampanye bertujuan untuk mendirikan "zona syariah " yang bebas dari judi, minuman beralkohol, prostitusi, dll.102 Tujuan lainnya untuk menggalang dukungan dari masyarakat Islam yang merasa negara sudah tidak bisa mengendalikan kemaksiatan terutama pada masyarakat muslim.

Selain itu, Fachry mencari tambahan dukungan dengan bersekutu dengan organisasi seperti FPI (Front Pembela Islam) untuk melancarkan jihad dengan mengkampanyekan pembebasan Murhali Barda, pemimpin FPI yang telah ditangkap karena menghasut kekerasan dalam aksi protes terhadap sebuah gereja Batak Protestan di Ciketing, Bekasi. Pada bulan

November 2010, kelompok Fachry bergabung dengan organisasi garis keras lain seperti Gerakan

Reformasi Islam (GARIS) untuk menuntut penutupan sebuah gereja di Karasak , Bandung.

Upaya lain kelompok Fachry untuk memenangkan dukungan publik melalui kegiatan sosial dan perawatan kesehatan darurat di daerah bencana, salah satunya di Jawa Tengah setelah letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010. Momen kampanye "Indonesia Menebus" tersebut menjadi kesempatan untuk memanfaatkan situasi. Dalam kampanye tersebut dikemukakan

100 M. Fachry., Sharia4Indonesia : “Tegakkan Syariat” di Bunderan HI dan Monas. https://www.arrahmah.com/read/2010/08/29/8934-sharia4indonesia-tegakkan-syariat-di-bunderan-hi-dan- monas.html#sthash.3b633MDt.dpuf. Diakses pada 19 Agustus 2016.

101 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit. hal 5.

102 Ibid. hal 5.

56 bahwa bencana menyerang Indonesia sejak tsunami di Aceh (2004), gempa bumi, letusan gunung berapi, dll, terjadi karena komunitas Muslim dan pemerintah Indonesia gagal menerapkan hukum syariah.103

Fahry kemudian mendirikan website www.al-mustaqbal.com sebagai pengganti media

Arrahmah. Melalui media baru, dilakukan penyebaran ideologi jihad, melanjutkan kampanye

Sharia for Indonesia, serta penyebaran nilai-nilai Kelompok Takfir Mu’ayyan yang dipimpin oleh Aman Abdurahman. Pada awal tahun 2013, Fahry dan kelompoknya mendirikan Forum

Aktifis Syariat Islam (FAKSI) yang dipimpin bersama Bahrun dan Aman Abdurahman, seorang pengikut Sharia for Indonesia. FAKSI bertujuan merilis pentingnya Immarah Islam dan Khalifah melalui media Al-Mustaqbal untuk melakukan diskusi. Hasil diskusi tersebut dipublikasikan dalam forum Dakwah Multaqad. Gerakan FAKSI ini sangat keras mengkritisi demokrasi yang diterapkan di Indonesia. FAKSI mencari atau menjaring anggotanya yang memiliki perbedaan pandangan dengan pemerintah Indonesia, dengan memperkenalkan sistem Khalifah sebagai pengaturan pemerintah yang lebih baik dan cocok.104

Pada tahun 2013, pemimpin HT Omar Bakri menyatakan dukungannya terhadap ISIS, sambil menyerukan bahwa seluruh perjuangan jihad dari kelompok manapun agar mendukung pergerakan dan perjuangan ISIS. Pemimpin HT tersebut mengatakan “Kami berpihak kepada penegakan kekhalifahan Islam. Khilafah manapun yang menegakkan syariat Allah dan memenuhi persyaratan khilafah, maka kami akan membaiatnya (mengambil sumpah)”. “Aturan dan syarat khilafah sudah ditetapkan dalam buku-buku fikih, dan Hizbut Tahrir juga menulisnya.

Bila aturan dan syarat-syarat itu telah diterapkan oleh khalifah manapun, maka wajib bagi umat

103 Ibid. Hal 4-5.

104 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit, Hal 9

57

Islam untuk mendukung”.105 ISIS menyerukan agar mendirikan kekalifahan di Baghdad, ibukota

Iraq sebagai kekhalifahan Islam modern untuk melanjutkan kepemimpinan Nabi Muhammad

SAW. Ini merupakan alas an ketertarikan HT mendukung perjuangan ISIS.106

Anggota FAKSI semakin bertambah dengan keikutsertaan Aman Abdurahman dengan

para pengikutnya. Aman memandang bahwa ISIS bukan hanya sebagai bentuk jihad namun

lebih ke perjuangan negara agar bisa menerapkan aturan Islam.107 Aman, Facry, dan

pengikutnya melakukan pemaparan materi-materi jihad yang dikeluarkan oleh ISIS agar dapat

difahami oleh para pengikutnya dengan cara menerjemahkannya dari Bahasa Arab ke

Indonesia.108 Terdaftar 18 kelompok ekstrem asal Indonesia yang bergabung dengan ISIS

yaitu: Mujahidin Indonesia Barat (MIB), Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Jamaah

Ansharuut Tauhid (JAT), Ring Banten, Jamaah Tawhid wal Jihad, Forum Aktivis Syariah

Islam (Faksi), Pendukung dan Pembela Daulah, Gerakan Reformasi Islam, Asybal Tawhid

Indonesia, Kongres Umat Islam Bekasi, Umat Islam Nusantara, Ikhwan Muwahid Indunisy

Fie, Jazirah al-Muluk (Ambon), Ansharul Kilafah Jawa Timur, Halawi Makmun Group,

Gerakan Tawhid Lamongan, Khilafatul Muslimin, dan Laskar Jundullah. ISIS Indonesia

kemudian mendeklarasikan Jamaah Ansharut Daulah di Indonesia.109 Kelompok pendukung

ISIS kemudian membentuk kelompok Jamaah Ansharut Daulah Indonesia untuk menyebarkan

paham jihad dan khalifah. Tidak semua warga Indonesia yang berangkat ke Suriah bergabung

105 Inilah Sikap Hizbut Tahrir atas Deklarasi Daulah Khilafah. http://www.kiblat.net/2014/07/01/inilah-sikap-hizbut- tahrir-atas-deklarasi-daulah-khilafah/, diakses pada 18 Agustus 2016.

106 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit.hal.10.

107 Ibid.

108 Ibid. hal.10.

109Pengikut ISIS di Indonesia Deklarasikan Jemaah Baru. https://m.tempo.co/read/news/2015/03/21/078651676/pengikut-isis-di-indonesia-deklarasikan-jemaah-baru diakses pada 18 Agustus 2016.

58

sebagai milisi. Beberapa bergabung dengan kelompok Ahrar al-Syam atau Harakah Ahrar as-

Syam Islamiyah yaitu salah satu kelompok milisi Suriah yang didirikan oleh Abu Khalid as-

Suri. Kelompok tersebut dibentuk ketika perang sipil di Suriah meletus. Kelompok harakah

memiliki hubungan yang kuat dengan kelompok Al-Qaeda sebab memiliki kesamaan

pandangan dalam menjalankan jihad. Perbedaannya dengan ISIS adalah mudah membunuh dan

menyerang kafir.110

Dalam pergerakannya di Suriah, Ahrar Syam bekerja sama langsung dengan cabang AQ wilayah Syam (Suriah). Harakah Ahrar Syam bergabung dengan kelompok oposisi penentang

Pemerintahan Bashar Assad di Suriah seperti Liwa tauhid, Liwa al-Haq, Brigade Suqur as-Syam,

Anshar Syam, Jaysh Islam dan Tentara Islam Kurdi. Mereka membentuk koalisi yang bernama

Jabhah Islamiyah dimana Ahrar Syam menjadi salah satu faksi terkuatnya. Jabhah Islamiyah memiliki setidaknya 45.000 kekuatan mujahid (tentara/pasukan) dari tujuh faksi tersebut. 111

Warga negara Indonesia bergabung dengan Jabhat al–Nusra atau Front al–Nusra, yang memerangi pemerintahan Bashar al-Assad yang berafiliasi dengan AQ. Al Nusra di Suriah memiliki misi sama dengan ISIS, yakni memerangi rezim Bashar Al Assad. Meskipun demikian,

Al-Nusra berlawanan dengan ISIS,112 dari aspek tujuan. ISIS bertujuan mendirikan negara Islam bukan hanya di Iraq melainkan Syria sera negara-negara Arab dan mentargetkan banyak negara lain untuk bergabung menjadi negara Islam seperti, Indonesia, Malaysia, Bangladesh, dll. Al

110 Mujib Al-Maqdi, Tokoh Jabhah Nushrah: Para pemimpin Ahrar Asy-Syam adalah tiang utama jihad di Syam - See more at: https://www.arrahmah.com/jihad/tokoh-jabhah-nushrah-para-pemimpin-ahrar-asy-syam-adalah-tiang- utama-jihad-di-syam.html#sthash.b4Z76AyN.dpuf . diakses pada 18 Agustus 2016.

111 Ibid.

112 Al Chaidar dalam Suryanto, Al Chaidar: Ratusan WNI Bergabung Jabhat Al Nusra di Suriah. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150327112010-20-42313/al-chaidar-ratusan-wni-bergabung-jabhat-al- nusra-di-suriah/, diakses pada 23 Agustus 2016.

59

Nusra sendiri bertujuan untuk menjadikan negara Syria sebagai negara Islam dengan menjatuhkan dan melawan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.113

Pengikut Front al–Nusra dari Indonesia mayoritas berasal dari mantan anak buah Abu

Bakar Ba’asyir, pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid.114 Anak buah Abu Bakar Ba’asyir mendukung gerakan Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan AQ, sebab Ba’asyir merupakan pemimpin Jamaah Islamiah (JI) yang juga berafiliasi dengan AQ jauh sebelum adanya ISIS pada tahun 2006.115 Menjadi anggota ISIS bukan satu-satunya tujuan warga negara Indonesia yang pergi ke Suriah. Pengikut ISIS asal Indonesia disatukan dalam kelompok kecil yang disebut

Majmuah Arkhabili atau Katibah Nusantara Lid Daulah Islamiyyah merupakan bagian dari

Islami State (IS) atau ISIS, dengan anggota warga negara Indonesia, Malaysia dan Filipina.116

Majmuah Arkhabili dipimpin oleh Bachrumsyah alias Abu Muhammad Al–Indonesia, bekas anggota kelompok Mujahidin Indonesia Barat, dengan jumlah anggota sekitar 300–600 orang.117

Majmuah Arkhabili merupakan sebutan bagi warga Indonesia, Malaysia, Filipina dan juga Singapura yang mendukung pergerakan ISIS atau IS di kawasan Asia Tenggara. Kawasan

Asia Tenggara menjadi target sebab pemeluk Islam di kawasan Asia Tenggara begitu besar terutama di Indonesia, Malaysia, , Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Ancaman terorisme dirasakan hampir disemua kawasan yang menjadi target kekhalifahan seperti Timur

113 Holly Yan, CNN, What's the difference between ISIS, al-Nusra and the Khorasan Group?, http://edition.cnn.com/2014/09/24/world/meast/isis-al-nusra-khorasan-difference/ diakses pada 23 Agustus 2016.

114 As’ad Said Ali (mantan Ka.BIN), dalam ISIS Indonesia Deklarasikan Jamaah Baru. https://www.getscoop.com/berita/isis-indonesia-deklarasikan-jamaah-baru/ diakses 5 Agustus 2016.

115 BBC,Ba'asyir 'minta' pengikutnya dukung ISIS, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140714_baasyir_isis. diakses pada 23 Agustus 2016.

116 Malaysiamail, New IS militant wing for Malaysians, Indonesians uncovered - See more at: http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/new-is-militant-wing-for-malaysians-indonesians- uncovered#sthash.QlnzfWvC.dpuf. Diakses pada 23 Agustus 2016.

117 As’ad Said Ali (mantan Ka.BIN), dalam ISIS Indonesia Deklarasikan Jamaah Baru. https://www.getscoop.com/berita/isis-indonesia-deklarasikan-jamaah-baru/ diakses 5 Agustus 2016

60

Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Eropa. Pada kurun waktu tahun 2000-2005 pergerakan aksi terorisme dikaitkan dengan AQ, namun sejak tahun 2006 hingga 2016 aksi-aksi terorisme diklaim sebagai aksi ISIS.

Perkembangan ISIS di Indonesia

Pada Bulan September 2014, CIA melaporkan jumlah pejuang asing (bukan berasal dari

Suriah) sebanyak 15.000, termasuk 2.000 orang berasal dari Eropa. Pejuang ISIS berasal dari 80 negara, dengan lima wilayah pengirim pejuang ISIS terbesar adalah Indonesia, Malaysia Filipina, dan Australia. Negara lainnya di Asia Tenggara adalah Singapura, Thailand dan Brunei.118

Perkiraan pejuang ISIS asal Australia dan Asia Tenggara bervariasi. Menteri Luar Negeri

Australia Julie Bishop mengklaim sejumlah 150 warga Australia telah atau sedang berjuang di

Irak dan Suriah.119 Pejuang ISIS dari Indonesia bervariasi dari 34 hingga 300 orang, pada bulan

Agustus 2014. Dalam laporan September 2014, Lembaga Analisis Kebijakan Konflik menyatakan angka yang sebenarnya melebihi 100 orang, meskipun di media Australia disebutkan hampir 300 orang namun angka tersebut terlalu tinggi.120 Di Filipina, dua kelompok militan Islam melakukan janji setia untuk mendukung ISIS, yaitu Bangsamoro Freedom Islam

Fighters (BIFF) dan Kelompok .121 Seorang pejabat senior intelijen Malaysia, pada

118 Fergus Hanson, Countering ISIS in Southeast Asia: The case for an ICT offensive, PeartUS Centre. 2015. hal. 2.

119 Latika Bourke, ‘Number of Australians fighting with militants in Iraq andSyria extraordinary’, Julie Bishop says’, ABC, 19 June 2014, http://www.abc.net.au/news/2014-06-19/150-australians-fighting-with-extremists-in-iraq-and-syria/5535018. Diakses tanggal 23 Agustus 2016.

120 P.Nash Jenkins,‘You’ll never guess which country is the biggest per capita contributor of foreign jihadists to ISIS’, Time, 23 Juni 2014, http://time.com/2911040/australia-isis-syria-iraq-terrorism/. Diakses pada 23 Agustus 2016.

121 Fergus Hanson, Countering ISIS in Southeast Asia: The case for an ICT offensive, PeartUS Centre. 2015. Hal. 2

61

Bulan September 2014, mengatakan 40 warga negara Malaysia telah bergabung dengan ISIS.122

Fakta tersebut menjelaskan bahwa ISIS/IS sudah menyebarkan pahamnya di kawasan Asia

Tenggara dan Australia.

Kelompok ekstrimis di Indonesia pada awalnya banyak mendukung pergerakan AQ, namun beberapa beralih mendukung ISIS. Baik AQ maupun ISIS memiliki kesamaan tujuan pemerintahan khalifah dan penegakan syariah Islam. Organisasi teroris di Indonesia berfiliasi dengan AQ, sehingga ketika adanya pergerakan ISIS yang agresif maka para tokoh dari organisasi ekstrimis otomatis mendukung ISIS.123 AQ menyatakan memerangi ISIS melalui deklarasi perang menggunakan audio Zawahiri (seorang dokter Mesir yang menggantikan

Osama bin Laden untuk memimpin AQ setelah meninggalnya Osama Bin Laden).124 Melalui pesan audio, Zawahiri menuduh pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, menghasut Ummat

Islam. Zawahiri menegaskan, pemimpin ISIS bukanlah pemimpin semua umat Islam atau dikenal dengan istilah “khalifah”.125 Klaim sebagai pemimpin ISIS atau Khalifah umat muslim membuat keretakan dibeberapa kelompok ektrimis di Syria dan Iraq.

Perkembangan ISIS di Indonesia diawali dengan keberadaan kelompok-kelompok ektrimis yang mudah dipengaruhi pahan-paham radikal dan ektrim. Penyebaran nilai-nilai jihad dilakukan melalui media sosial, internet dan propaganda. Setelah berpisah dengan Arrahmah,

Fachry mendirikan situs jihad baru bernama Al-Mustaqbal (www.al-mustaqbal.net). Situs ini

122 Ibid.

123 Ansyad Mbaai dalam Ini Alasan Mengapa ISIS Cepat Menyebar di Indonesia, http://news.detik.com/berita/2672284/ini-alasan-mengapa-isis-cepat-menyebar-di-indonesia, diakses tanggal 23 Agustus 2016/

124 Muhaimin, Al-Qaeda Nyatakan Perang pada ISIS, AS Bisa Adu Domba. http://international.sindonews.com/read/1043466/43/al-qaeda-nyatakan-perang-pada-isis-as-bisa-adu-domba- 1441954506. Diakses pada 23 Agustus 2016.

125 ibid.

62 dimanfaatkan untuk memperkuat kampanye Sharia for Indonesia serta mempromosikan pandangan Takfir mu'ayyan (yang membatalkan keislaman) dipimpin oleh Aman Abdurrahman.

Penyebaran paham-paham jihad dan kekhalifahan serta keislaman atau tauhid dilakukan melalui diskusi dan kajian seperti yang dilakukan oleh kelompok Aman Abdurahman di masjid Al-

Munawaroh, Pamulang. Perbedaan pandangan menyebabkan konflik dalam diskusi di masjid Al-

Munawaroh di Pamulang. Persitiwa ini menyebabkan kelompok Aman meninggalkan masjid dan mendirikan kelompok diskusi sendiri di Masjid Al-Islam di Babakan, Serpong, Banten.126

Tiga tokoh kunci dalam kelompok baru yaitu Fachry, Abu Shofiy dan Bahrumsyah.

Bahrumsyah pernah menjadi mahasiswa komunikasi di Universitas Islam Negeri (Universitas

Islam Negeri, UIN) di Ciputat di Jakarta Selatan, tetapi tidak lulus dan pindah ke Universitas di daerah Pamulang. Beliau menjadi aktivis dengan organisasi bernama Lembaga Dakwah Kampus

(LDK). Bahrum bergabung dengan kelompok diskusi Abu Jibril karena masjid Al-Munawaroh tidak jauh dari rumahnya dan menjadi pengikut setia Aman Abdurrahman. Melalui diskusi dan kajian, mereka bertemu dengan beberapa kelompok jihad lain, termasuk mantan anggota Fraksi

Darul Islam yang dipimpin Abdullah Umar dan Kodrat.127

Pada bulan Juli 2012, Kodrat diundang Bahrumsyah untuk menghadiri pertemuan di Situ

Gintung yang akhirnya menjadikan Kodrat sebagai Amir (Pemimpin) kelompok baru. Para anggota sebagian besar dari jaringan lama Abdullah Umar, bersama-sama dengan anggota

Jamaah Anshurot Tauhid (JAT) dari Jawa Barat. Bahrum bergabung hanya beberapa bulan, sebelum terpecah dengan satu faksi memisahkan diri untuk membentuk Mujahidin Indonesia

Barat, sedangkan lainnya termasuk Bahrum tetap di kelompok Kodrat.128 Bahrumsyah sendiri

126 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit, hal.7

127 Ibid, hal.9. 128 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit, hal.9.

63 bukan anggota yang sangat aktif, sebab lebih terfokus pada perusahaan penerbitan yang disebut

P-TA (Penegak Tauhid Press), yang menerbitkan tulisan-tulisan dan terjemahan Aman tentang paham-paham kekhalifahan dan jihad. Bahrumsyah juga terus menjadi penceramah masalah tauhid di daerah Pamulang dan menjalankan kelompok diskusi di masjid Al-Islam bersama dengan tiga orang dosen yang melakukan ceramah ektrimis. Mereka adalah Halawi Makmun ahli agama, Fachry ahli perkembangan di dunia Muslim, khususnya di Timur Tengah, dan Abu

Shofiy ahli kemajuan mendirikan Khalifah.129 Ceramah,diskusi agama, serta publikasi dilakukan terkait paham-paham kekhalifahan dan keagamaan radikal.

Para pelaku penyebaran paham ISIS di Indonesia antara lain adalah Fachry dan Aman

Abdurahman yang bergerak dalam FAKSI. Selain itu ada Siswanto, santri dari pesantren Al-

Mukmin di Ngruki milik Abu Bakar Ba'asyir dan kemudian mengajar di pesantren Al-Islam di

Lamongan. Al-Islam pernah menjadi sekolah radikal di bawah naungan Muchlas dan Amrozi

(pelaku bom bali) tetapi telah menjadi moderat dibawah pengaruh saudara mereka, Ali Imron.

Imron masih di penjara tetapi aktif dalam kegiatan de-radikalisasi, bersama saudara lainnya yaitu

Ali Fauzi. Pada tahun 2007, Siswanto meninggalkan sekolah formal dan bergabung dengan Front

Pembela Islam (FPI) Lamongan. Siswanto tertarik dengan ajaran dan tulisan-tulisan Aman

Abdurrahman. Setelah Aman dibebaskan dari penjara pada tahun 2008, Siswanto menjadi pengikut setia Aman yang menjadikan FPI Lamongan menjadi organisasi radikal.130 Berikut ini adalah profil kedua tokoh tersebut.

129 Ibid. 130 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit, hal.9.

64

Aman Abdurahman Muhammad Facry

Sumber : Google.com/Amanaburahman,Fachry, diakses tanggal 15 November 2016.

Iskandar (alias Abu Qutaibah dari Bima) adalah putra Natsir Kecil, asal Dompu,

NTB, yang telah bergabung dengan Abu Bakar Ba'asyir saat pertama kali melarikan diri ke Malaysia pada tahun 1985. Iskandar pernah mengenyam pendidikan di Pondok

Pesantren Gontor, Jawa Timur. Iskandar kemudian menempuh kuliah jurusan Sastra Arab di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan tinggal di Tanah Abang dengan orang tuanya. Pada tahun 2002, Iskandar mulai menghadiri ceramah Aman Abdurrahman di masjid At-Taqwa di Tanah Abang. Pada tahun 2004, Iskandar kembali ke rumah keluarga ayahnya di Bima dan mulai menyebarkan ide-ide Aman Abdurrahman, khususnya di

Masjid Istiqomah di Bima. Saat itu Aman masih di penjara, dan setelah dibebaskan,

Iskandar mengundangnya ke Bima untuk memberikan ceramah di masjid Istiqomah.

Iskandar juga mengajar di pesantren Umar bin Khattab yang pada tahun 2008 telah bekerjasama dengan organisasi baru Abu Bakar Ba'asyir yaitu Jamaah Anshorul Tauhid

(JAT).

Sikap Takfiri (Penilaian Islam) Aman dan Iskandar bermasalah dengan masyarakat Islam Bima, terutama anggota JAT. Dengan adanya masalah tersebut militan

65

JAT meninggalkan JAT. Iskandar mendesak pengikutnya untuk mengambil bagian dalam

persiapan militer (i'dad) dan mengirimkan kelompok militan ke Poso untuk dilatih

bersama anggota Santoso dan bergabung dengan grup Santoso yaitu Mujahidin Indonesia

Timur (MIT).131

Salim Mubarok Tamimi berasal dari Pasuruan Jawa Timur, dan merupakan warga

keturunan Arab Yaman, yang pernah menjadi santri salafi yang dipimpin oleh Jafar Umar

Thalib. Ketika konflik Maluku tahun 1999, Salim bergabung dengan Laskar Jihad.

Kemudian Salim menjadi mahasiswa salafi di Universitas Darul Hadits, Yaman. Setelah

lulus dari Yaman, Salim pergi ke Malang untuk mengajarkan doktrin salafi. Awalnya dia

sangat menentang ajaran Aman Abdurrahman, sebab dinilai khawarij (menyimpang).

Salim mengaku kalah oleh Aman dalam hal referensi dan menjadi murid Aman sejak saat

itu. Di Malang, Salim menyebarkan ajaran Aman bersama-sama dengan Mashudi,

seorang aktivis JAT yang pernah menjadi guru di Al-Islam di Lamongan dan juga alumni

Yaman. Keduanya menjadi promotor paling menonjol dari ISIS wilayah Malang.132

Tokoh-tokoh yang menyebarkan paham-paham ektrimis memiliki hubungan

dengan tokoh sepeti Fachry dan Aman Abdurahman, yang sangat mungkin sebab

keduanya menyebarkan paham-paham radikal tentang kekhalifahan secara profesional

seperti menggunakan media internet, majalah, khotbah Jum’atan serta ceramah dan

diskusi keagamaan. Tokoh-tokoh yang penyebar paham radikal tersebut merupakan

santri-santri dari pesantren-pesantren ternama. Keberhasilan merekrut calon mujahidin

131 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), op.cit, hal.9-10.

132 Ibid.

66

(yang berjihad) dari pesantren bahkan sekolah atau universitas keagamaan menjadi lebih

mudah.

Tujuan FAKSI adalah membuat masyarakat menyadari pentingnya Imarah Islam

dan kekhalifahan. Al-Mustaqbal merupakan perangkat untuk mencapainya, didukung

media sosial dan forum diskusi terbuka yang disebut Multaqad Da'wiy. Rekrutmen oleh

FAKSI tidak dilakukan sembunyi-sembunyi, sebab meyakini bahwa negara demokrasi

memberikan kebebasan untuk berkumpul dan berorganisasi. Pada kenyataanya yang

dilakukan FAKSI adalah ceramah dan diskusi keagamaan di masjid atau pesantren dan

majlis talim (forum belajar).

Pada Bulan April 2013, misalnya, diadakan diskusi dengan tema "Imarah Islam

Menghasilkan Khilafah" dengan menghadirkan Omar Bakri Muhammad sebagai

pemimpin diskusi melalui koneksi internet. Suriah menjadi topik utama, dan Omar Bakri

menyatakan keyakinannya bahwa pemerintahan Islam di Suriah akan berdiri. Omar tidak

terlalu khawatir tentang divisi yang baru-baru ini muncul di antara kelompok-kelompok

jihad dan optimis mereka akan segera hilang perlahan atau bahkan bergabung. Hampir

bersamaan, terjadi keretakan antara Jabhat an-Nusra dan ISIS yang mencapai puncaknya.

Pemimpin Negara Islam Irak, Abu Bakar Al-Baghdadi, telah menyatakan penyatuan

organisasinya dengan An-Nusra, yang selanjutnya dikenal sebagai Negara Islam Irak

dan Syam (Suriah Raya), disingkat ISIS.133 An-Nusra menolak klaim Al-Baghdadi

sebagai khalifah oleh ISIS. Keputusanya tidak pernah berkonsultasi serta tidak

menyatakan kesetiaannya kepada Ayman Al-Zawahiri sebagai Pemimpin Al-Qaeda. Pada

133 Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), The Evolution of ISIS in Indonesia, 2014, hal.15.

67

bulan November 2013, upaya rekonsiliasi gagal, dan dua organisasi menjadi

berlawanan.134

Perekrutan ISIS di Indonesia dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: pertama,

membangkitkan emosi kepada peserta diskusi. Dakwah, disampaikan dengan rasa

dendam, amarah, terhadap arogansi negara kafir, misalnya AS, Israel, Rusia yang sudah

menyerang negara Islam seperti Iraq dan Palestina. Negara AS juga diklaim telah

menyiksa dan menghina orang Islam, dengan mengunggah video atau gambar. Kedua,

jika emosi sudah bangkit, dipengaruhi dan masuk tahap bai’at, atau pernyataan sumpah

setia kepada pemimpin ISIS. Sumpah setia diikuti ‘hijrah’ atau pindah dari negara kafir

ke negara Islam/ISIS. Proses ini sangat mudah, apalagi ditambah ancaman melalui

ucapan, bahwa barang siapa yang mati tidak ber-bai’at, akan mati dalam keadaan

jahiliyah atau mati kafir seperti Abu Jahal. Ketiga, melakukan amaliyah berjihad, melalui

bom bunuh diri, atau dikirim ke front (peperangan), misalnya ke Suriah, Irak, mengikuti

latihan militer, merampok (fa’i) untuk membiayai aksi, dll, tergantung perintah

pemimpin.135 Proses tersebut dilakukan terus-menerus menggunakan berbagai media,

seperti media sosial yang dilengkapi video, gambar, dan diskusi. Tidak ada kecurigaan

sebab diskusi dan dakwah dilakukan di lingkungan agama, bersifat terbuka sehingga

tidak terlihat indikasi cuci otak atau penanaman nilai-nilai radikalisme.

ISIS di Indonesia menggunakan koneksi melalui individu. Antara kelompok satu

dengaan lainnya belum terlihat memiliki jaringan jelas. Tetapi ada tekanan dari beberapa

kelompok ektrimis, untuk mendirikan ISIS wilayah Asia Tenggara. Sulitnya dalam

134 Ibid.

135 Ayub Abdurrahman, mantan Jihadi Jamaah Al-Islamiyah, dalam http://www.rappler.com/indonesia/120042-isis- merekrut-3-tahap-indonesia diakses tanggal 10 September 2016.

68

membentuk jaringan yang langsung terhubung antara ISIS pusat dan Asia Tenggara

adalah belum adanya pemimpin, sehingga yang terjadi sekarang adalah kelompok-

kelompok di Indonesia memberikan dukungan terhadap ISIS Suriah. Abu Bakar Ba’ashir

pemimpin JI dan JAT mendukung ketika masih berada di penjara Nusakambangan,

dengan menyerukan pengikutnya untuk mendukung perjuangan ISIS.136 Alasan dukungan

karena menilai ISIS berniat mendirikan negara Islam dengan sistem khalifah. Dibawah

ini bagan rekrutmen anggota oleh ISIS.

Gambar 2. Tahapan Rekrutmen ISIS

Sumber: http://www.rappler.com/indonesia/120042-isis-merekrut-3-tahap-indonesia diakses pada 10 September 2016

136 Sydney Jones, lihat: http://www.voaindonesia.com/a/wawancara-voa-dengan-sidney-jones-seputar-isis-dan- ancaman-teror-di-indonesia/3092052.html, diakses tanggal 10 September 2016.

69

Bagan diatas menunjukkan keterkaitan antara AQ dan JI hingga berkembang ke kelompok-kelompok lain yang akhirnya bersama mendukung ISIS. kelompok-kelompok tersebut antara lain adalah: Majelis Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Mujahidin Indonesia Barat (MIB),

Ring Banten, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Jamaat al-Tawhid wal-Jihad, Pendukung dan

Pembela Daulah Islam, Jemaah Ansauri Daulah (JAD), Ma’had Ansyarullah, Laskar Dinullah,

Gerakan Tauhid Lamongan, Halawi Makmun Grup, Ansharul Khilafah Jawa Timur, IS Aceh,

Ikhwan Muahid Indonesi fil Jazirah al-Muluk, dan Khilafatul Muslimin. Kelompok-kelompok tersebut dapat terlihat keterkaintannya dalam Lintas Tanzim (Aliansi Kelompok) dalam melakukan jihad mendirikan negara Islam dan menegakkan syariah.

Kesimpulan

ISIS yang bertujuan untuk mendirikan negara Islam dan kekhalifahan menjaring anggota melalui penyebaran nilai-nilai radikal. Penyebaran ISIS lebih banyak menggunakan cara modern; media dakwah online dan diskusi-diskusi terbuka. Dakwah agama membuat pengikut terdoktrinisasi melalui penyebaran kebencian terhadap negara-negara Barat. Masyarakat yang sudah tertarik pada ilmu agama namun masih dangkal pemahaman, sangat mudah menerima nilai-nilai radikalisme dan ektrimisme yang ditawarkan. ISIS yang dikenal kejam dan melanggar berbagai hak asasi manusia, justru memperoleh banyak pengikut.

ISIS memiliki kekuatan militer, sehingga berbeda dengan kelompok teroris lainnya seperti AQ. ISIS juga handal dalam merekrut anggotanya di luar Islam seperti di Eropa dan

Autralia, dengan memasukkan konten dakwah dan informasi kehidupan setelah kematian melalui berbagai media sosial. ISIS sangat berani menentukan bahwa khalifah umat Islam saat ini adalah

Abu Bakar Al Baghdad, hal yang tidak dimiliki kelompok teoris lain.

70

Kekurangan ISIS adalah menerapkan label kafir terhadap orang-orang yang tak sepaham, selain kerap melakukan serangan di negara-negara Muslim sehingga menurunkan simpati dunia

Islam. Beberapa kelompok jihad Islam bahkan mengklaim ISIS sebagai sesat, sehingga lambat laun kehilangan dukungan. Kelemahanya lainnya yaitu penetapan Abu Bakr Al Baghdad yang menyebabkan perselisihan sebab tidak transparan, tidak adil, dan ditentang AQ dan beberapa kelompok lain. ISIS berpeluang menjatuhkan pemerintah Iraq dan Suriah melalui perlawanan yang brutal. Kekuatan militer dan intelijen ISIS juga berpeluang menarik lebih banyak pengikut sehingga bukan hanya Irak dan Suriah yang akan dikuasai namun juga negara lain seperti

Indonesia, Malaysia, Filipina dan Bangladesh. ISIS juga berpotensi menyerang Indonesia dengan banyaknya alumni yang telah mengalami pelatihan militer. Kampanye melalui video dan media social juga menginspirasi kelompok-kelompok radikal di Indonesia. ISIS merupakan ancaman serius sebab aksi-aksinya mengganggu perdamaian, memperkeruh, serta memperdalam jurang perbedaan antara dunia Islam dan Barat. Perkembangan ISIS di Indonesia perlu diwaspadai sebab meningkatnya jumlah pendukung. Keberadaan ISIS memang tidak begitu signifikan dari segi jumlah namun berpotensi melakukan serangan yang lebih besar. Sebagai negara Islam terbesar Indonesia dinilai tidak Islami sehingga perlu dilakukan perubahan fundamental.

Referensi

Fergus Hanson, Countering ISIS in Southeast Asia: The case for an ICT offensive, PeartUS Centre. 2015.

Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC), The Evolution of ISIS in Indonesia, 2014.

Al Chaidar (Pengamat Terorisme), dalam : Suryanto, Al Chaidar: Ratusan WNI Bergabung Jabhat Al Nusra di Suriah. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150327112010-20- 42313/al-chaidar-ratusan-wni-bergabung-jabhat-al-nusra-di-suriah/.

71

AS: Kekuatan ISIS di Luar Dugaan, Melebihi Al Qaeda, http://www.jejaktapak.com/2014/08/22/as-kekuatan-isis-di-luar-dugaan-melebihi-al-qaeda/

As’ad Said Ali (mantan Ka.BIN), dalam ISIS Indonesia Deklarasikan Jamaah Baru. https://www.getscoop.com/berita/isis-indonesia-deklarasikan-jamaah-baru/.

As’ad Said Ali (mantan Ka.BIN), dalam ISIS Indonesia Deklarasikan Jamaah Baru. https://www.getscoop.com/berita/isis-indonesia-deklarasikan-jamaah-baru/

Ayub Abdurrahman, mantan Jihadi Jamaah Al-Islamiyah, dalam http://www.rappler.com/indonesia/120042-isis-merekrut-3-tahap-indonesia

BBC ,Ba'asyir 'minta' pengikutnya dukung ISIS, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140714_baasyir_isis.

Holly Yan, CNN, What's the difference between ISIS, al-Nusra and the Khorasan Group?, http://edition.cnn.com/2014/09/24/world/meast/isis-al-nusra-khorasan-difference/.

Inilah Sikap Hizbut Tahrir atas Deklarasi Daulah Khilafah. http://www.kiblat.net/2014/07/01/inilah-sikap-hizbut-tahrir-atas-deklarasi-daulah-khilafah/.

Kepala BNPT Irjen Pol Ansyad Mbaai, dalam : Ini Alasan Mengapa ISIS Cepat Menyebar di Indonesia, http://news.detik.com/berita/2672284/ini-alasan-mengapa-isis-cepat-menyebar-di- indonesi

Latika Bourke, ‘Number of Australians fighting with militants I Iraq and Syria extraordinary’, Julie Bishop says’, ABC, 19 June 2014, http://www.abc.net.au/news/2014-06-19/150-australians-fighting-with-extremists-in-iraq- and-syria/5535018.

Malaysiamail, New IS militant wing for Malaysians, Indonesians uncovered - See more at: http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/new-is-militant-wing-for-malaysians- indonesians-uncovered#sthash.QlnzfWvC.dpuf.

Muhaimin, Al-Qaeda Nyatakan Perang pada ISIS, AS Bisa Adu Domba. http://international.sindonews.com/read/1043466/43/al-qaeda-nyatakan-perang-pada-isis-as- bisa-adu-domba-1441954506.

Mujib Al-Maqdi, Tokoh Jabhah Nushrah: Para pemimpin Ahrar Asy-Syam adalah tiang utama jihad di Syam - See more at: https://www.arrahmah.com/jihad/tokoh-jabhah-nushrah-para- pemimpin-ahrar-asy-syam-adalah-tiang-utama-jihad-di-syam.html#sthash.b4Z76AyN.dpuf

P Nash Jenkins, ‘You’ll never guess which country is the biggest per capita contributor of foreign jihadists to ISIS’, Time, 23 June 2014, http://time.com/2911040/australia-isis-syria-iraq-terrorism/.

72

Pengikut ISIS di Indonesia Deklarasikan Jemaah Baru. https://m.tempo.co/read/news/2015/03/21/078651676/pengikut-isis-di-indonesia- deklarasikan-jemaah-baru.

Sydney Jones dalam, http://www.voaindonesia.com/a/wawancara-voa-dengan-sidney-jones- seputar-isis-dan-ancaman-teror-di-indonesia/3092052.html

73

ISIS dan Generasi Baru Militan Indonesia

Pengantar

ISIS merupakan ancaman bagi Indonesia karena cara perekrutan yang efektif melalui media sosial. ISIS menarik perhatian para jihadis Indonesia karena berbagai kelebihan, antara lain konsep kekhalifahan, kendali secara de facto di sebagian besar Irak dan Suriah, kekuatan ideologi, taktik dan strategi militer yang canggih, dan dana dalam jumlah yang sangat besar. ISIS juga dilengkapi dengan teknologi komunikasi untuk menjangkau dan merekrut anggota-anggota baru dari seluruh dunia. ISIS memiliki perpaduan yang potensial, daya tarik, ramalan keagamaan yang melibatkan Negeri Sham (Suriah), berbagai kemenangan di Irak sehingga secara psikologis memotivasi para pemenang. Berhasilnya perekrutan di Indonesia perlu diimbangi berbagai upaya pencegahan, seperti penerapan hukum yang semakin ketat, dukungan dari pihak kepolisian dan intelijen untuk mencengah kepergian calon-calon militan. Upaya selanjutnya adalah mengantisipasi kepulangan militan dari Suriah dan Irak yang telah terlatih secara militer dan memiliki jaringan yang luas di luar kawasan. Tulisan ini membahas faktor-faktor yang menyebabkan berhasilnya perekrutan anggota di Indonesia, serta bentuk-bentuk ancaman bagi kawasan. Pembahasan juga mengenai berbagai upaya kerjasama yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di dalam dan luar kawasan untuk menanggulangi meluasnya paham ISIS.

Mengapa ISIS Menarik Bagi Militan Muda?

Tulisan ini menjawab pertanyaan-pertanyaan: “Mengapa ISIS mampu menarik generasi muda militan Indonesia?”. Pertanyaan selanjutnya: “Bagaimana cara anggota baru mencapai

Suriah?” Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan dibahas perbedaan diantara pendukung dan anti ISIS, yang merupakan bentuk kesenjangan antar generasi jihadis Indonesia.

Pembahasan juga mengenai sumber-sumber yang memfasilitasi perjalanan militan Indonesia menuju Suriah.

74

Organisasi-organisasi militan terkait ISIS telah mulai beroperasi di dalam dan luar Jawa.

Sebelum serangan ISIS di pusat kota Jakarta Januari 2016, Kepolisian RI telah melakukan penahanan terhadap pelaku aksi-aksi kekerasan di seluruh Indonesia. ISIS telah menjadi ancaman setelah bertahun-tahun merancang aksi teror. Dari segi keanggotaan, diiperkirakan ratusan warga telah pergi ke Suriah dan Irak, dan kembali ke tanah air. Kebanyakan anggota dan simpatisan ISIS merupakan kelompok-kelompok jihadis yang sudah eksis sebelumnya.

Misalnya, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI), Tawhid wal Jihad, dan Darul Islam (DI) Area Banten.

Para militan yang berangkat ke Suriah seringkali harus mengeluarkan biaya perjalanan sendiri, namun anggota kelompok membantu mengatur perjalanan ke Suriah melalui Turki.

Kelompok juga membantu memperoleh rekomendasi dari anggota ISIS yang merupakan persyaratan untuk diterima sebagai anggota.

MIT yang merupakan kelompok teroris paling aktif di Indonesia, telah mengirim beberapa anggota dan alumni kamp militan ke Suriah. Pimpinan kelompok yang berbasis di Poso yaitu Santoso telah bersumpah setia kepada Abu Bakar al-Baghdadi pada Juli 2014. Perjalanan para militan yang berafiliasi dengan MIT menuju Suriah difasilitasi oleh Siswanto, seorang mantan pejuang dimasa konflik antar kelompok di Poso dan promotor aktif dari ajaran Aman

Abdurrahman di kampung halamannya yaitu Lamongan, Jawa Timur.

75

Gambar 4. Santoso dan Keterlibatannya dalam ISIS

Sumber: http://news.liputan6.com/read/2555673/kontak-tembak-di-poso-santoso-tertembak-mati,

diakses tanggal 3 September 2016.

FAKSI dan Tawhid wal Jihad adalah dua kelompok yang saling berkaitan karena keduanya mengikuti ajaran Aman. FAKSI merupakan kelompok dibalik kegiatan ikrar kesetiaan terhadap ISIS di Pulau Jawa. M. Fachry, pendiri FAKSI, bukanlah pemimpin, melainkan aktivis media berpengalaman sekaligus Editor Kepala dari situs Al-Mustaqbal.net. FAKSI memiliki beberapa kanal untuk membantu simpatisan yang ingin bergabung dengan ISIS. Salah satunya adalah Salim Mubarok, seorang guru agama asal Yaman yang bekerja di Malang, Jawa Timur.

Salim telah merekrut lima siswa dan memfasilitasi menuju Suriah. Bahrumsyah, berangkat

76 menuju Suriah pada bulan Mei 2014 dan diikuti oleh beberapa anggota FAKSI lainnya dari

Jakarta serta Jawa Barat.137 Seperti Fachry dan Aman, Bahrumsyah tidak mendapat pelatihan militer sebelumnya, hanya terlibat dalam pengajian dan perusahaan penerbitan jihadis.

Para militan Indonesia telah lama menantikan munculnya medan pertempuran jihad di luar negeri seperti Afghanistan yang memungkinkan mereka mendapat pengalaman operasional dan jejaring internasional. Konflik di Irak dan Suriah telah menjadi jawaban. Salah satu anggota di wilayah Banten bernama Abdul Ruf merupakan salah seorang jihadis yang merindukan jihad global untuk membela sesama Muslim. Abdul pernah ditahan di penjara karena keterlibatannya secara tidak langsung pada pemboman Bali I namun telah dibebaskan pada tahun 2011. Ia pergi menuju Suriah pada akhir tahun 2013 dengan bantuan Rois, seorang tahanan yang merupakan pimpinan wilayah Banten yang memiliki kontak di Suriah. Abdul kemudian menjadi pihak penghubung jihadis Indonesia yang tertarik mendaftarkan diri ke ISIS, akhirnya tewas di Irak, beberapa bulan setelah tiba.

ISIS juga menarik perhatian para pejuang non-kelompok dan lepas waktu. Mayoritas mereka adalah siswa-siswa asal Indonesia yang telah berada di Timur Tengah dan mulai masuk ke Suriah pada awal tahun 2012. Sebagian besar tidak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok ekstremis, melainkan memutuskan sendiri untuk mengikuti arus pemuda Arab yang mengikuti perang di Suriah. Seorang remaja berusia 19 tahun yang berasal dari Jawa Tengah bernama

Wildan Mukhollad, adalah mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo. Ia meninggalkan Mesir secara diam-diam menuju Suriah pada akhir 2012, lalu menjadi martir bagi Katibah al-Muhajirin

137Bahrumsyah Gabung ke ISIS karena Salah Pergaulan, ekno.kompas.com/read/2014/08/08/09390731/Bahrumsyah.Gabung.ke.ISIS.karena.Salah.Pergaulan, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

77 yang merupakan divisi pendukung ISIS. Beberapa pejuang lepas menghubungi pejuang asing

ISIS lainnya melalui media sosial. Contohnya Yazid Ulwan Falahudin dan Wijangga Bagus

Panulat bergabung dengan ISIS pada awal 2014, keduanya merupakan siswa Indonesia yang berada di Turki. Sebelum menempuh pendidikan di sekolah imam hatip di Kayseri, keduanya menuntut ilmu di sekolah berasrama Indonesia-Turki di Jawa Tengah, dan sebelumnya tidak memiliki pengalaman bergabung dengan kelompok radikal. Wildan merupakan anggota baru, meskipun sempat menjadi murid di sekolah berasrama yang dikelola oleh Mukhlas, yaitu salah satu pelaku bom Bali. Dengan ketidakadaan indoktrinasi ideologis, kategori pejuang ini lebih banyak didorong gejolak politik dan tragedi kemanusiaan yang menyertai Arab Spring hingga menyebabkan mereka frustrasi mendalam.

Singkatnya, ISIS lebih berdaya tarik bagi para militan baru yang cenderung mendukung pemakaian kekerasan di Indonesia. Sementara itu, kaum tradisionalis yang lebih memilih menunda perlawanan bersenjata domestik dan telah lama terikat secara ideologis dengan Al-

Qaeda, didominasi oleh kelompok anti-ISIS. Para tradisionalis juga tidak setuju dengan doktrin pengucilan ISIS, terutama untuk merasionalisasikan pembunuhan terhadap militan-militan anti-

ISIS. Sebaliknya, para militan baru memandang ISIS sebagai pembawa prinsip-prinsip jihad sebenarnya yang telah lama mereka junjung. Selain itu kemajuan kelompok tersebut di medan pertempuran telah menegaskan keyakinan bahwa ISIS sungguh merupakan kekhalifahan yang kehadirannya telah diramalkan. Narasi keagamaan, keyakinan ideologis, dan keinginan untuk meningkatkan kondisi perpolitikan serta kemanusiaan adalah faktor-faktor yang memotivasi militan-militan Indonesia untuk berjuang di Suriah dan Irak, baik perorangan maupun difasilitasi berbagai kelompok. Individu-individu yang terlebih dahulu menuju Suriah membantu teman- temannya mengikuti jalan mereka sekaligus mendorong yang tetap tinggal di tanah air untuk

78 meningkatkan dukungan warga lokal Muslim terhadap ISIS. Semua ini memicu bangkitnya ancaman jihadis, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan sekitar, terutama pada saat pejuang-pejuang asal Asia Tenggara di Suriah semakin terorganisir dan terintegrasi.

Untuk merekrut anggota-anggota baru, divisi media ISIS yaitu Al- Hayat Media Center, merilis video bertajuk “Joint The Ranks” atau “Bergabung dengan Barisan”yang menampilkan sekelompok pejuang asing asal Indonesia di Suriah. Terdapat militan asal Indonesia dalam video tersebut yaitu Bahrumsyah, yang menyerukan kepada Muslim Indonesia agar bergabung dan bermigrasi ke tanah “kalifah”.138

Gambar 1. Video Perekrutan Abu Muhammad al-Indonesi

138 “Join the Ranks”, 22 Juli 2014, http://jihadology.net/2014/07/22/al-%E1%B8%A5ayat-media-center-presents-a- new-video-message-from-the-islamic-state-join-the-ranks/, diakses 5 Oktober 2016.

79

Sumber: “Join the Ranks”, 22 Juli 2014, http://jihadology.net/2014/07/22/al-%E1%B8%A5ayat-media- center-presents-a-new-video-message-from-the-islamic-state-join-the-ranks/, diakses 5 Oktober 2016.

Dalam video dikatakan bahwa kewajiban muslim untuk bergabung dengan ISIS dan berjanji saling setia. “Lakukan semua upaya dengan menggunakan kekuatan fisik dan finansialmu untuk bermigrasi ke Negara Islam. Itu merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah,” Kalimat lainnya mempertanyakan pilihan hidup pria Muslim di Barat, dan menyerukan pula untuk menemukan motivasi guna mengobarkan jihad.“Apakah istri kalian menjadi alasan bagi kalian untuk tidak berjihad? Apakah rumah, bisnis, dan kesejahteraan kalian lebih kalian cintai daripada Allah, utusan-Nya, dan jihad di jalan-Nya?”139

Diperkirakan terdapat 100 hingga 300 militan Indonesia telah bertempur di Suriah.

Meskipun beberapa dari mereka tersebar kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaida seperti Ahrar Sham, pembahasan akan difokuskan pada hubungan antara militan Indonesia dan

ISIS. Warga negara Indonesia dan Malaysia yang bertempur untuk ISIS tampak telah membentuk satuan militer mereka sendiri yaitu Katibah Nusantara. Sementara itu, 2000 orang dari seluruh pelosok Nusantara telah mengikrarkan kesetiaan terhadap ISIS pada awal tahun

2015.140

139 http://jihadology.net/2014/07/22/al-%E1%B8%A5ayat-media-center-presents-a-new-video-message-from-the- islamic-state-join-the-ranks/, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

140 Navhat Nuraniyah, How ISIS Charmed the New Generation of Indonesian Militants: http://www.mei.edu/content/map/how-isis-charmed-new-generation-indonesian-militants, S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Singapura, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

80

Gambar 2. Tiga Pimpinan ISIS Indonesia

Dari kiri ke kanan: Bahrun Naim, Bahrumsyah dan Abu Jandal. Sumber:https://anekainfounik.net/2016/01/21/ini-profil-3-wni-yang-jadi-pimpinan-isis-di- suriah/, diakses tanggal 3 September 2016.

Berikut adalah profil tiga WNI yang menjadi pimpinan ISIS di Suriah, menurut sorotan sejumlah media asing.

1. Bahrun Naim

Bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo, kembali mencuat namanya setelah menjadi otak serangan di Jalan Thamrin, Jakarta. Bahrun telah menjadi ancaman sejak berangkat ke Suriah pada Januari 2015. Pada November 2015, Bahrun pernah memuji hasil serangan yang dieksekusi oleh para militan ISIS di Paris pada laman blog pribadinya. Bahrun juga dianggap sebagai perantara pimpinan ISIS dan Indonesia. Posisi itu mendukung Bahrun mendapat perintah langsung dari Abu Bakr Al-Baghdadi melakukan serangan di Indonesia.

2. Bahrumsyah

81

Bahrumsyah atau Abu Muhammad Al-Indonesiy merupakan komandan ISIS asal Indonesia yang berbasis di Suriah. Ia berkuasa memerintahkan eksekusi serangan di Indonesia. Sebelumnya, Bahrumsyah merupakan pemimpin dari kelompok militan Indonesia-Malaysia “Katibah Nusantara”, yang dibentuk tahun 2014. Ia juga mantan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI), yang menjadi kunci pembentuk kelompok Katibah dan ancaman bagi Asia Tenggara.

3. Abu Jandal

Oleh media asing, Abu Jandal al Yemeni al-Indonesi atau Salim Mubarok Attamimi dikenal sebagai kepala rekrut militan di Indonesia. Abu jandal adalah ulama asal Malang yang terkenal setelah muncul dalam sebuah video yang mengancam akan berperang dengan militer Indonesia demi membentuk negara Islam. Abu Jandal merupakan kaki tangan Aman Abdurrahman, militan yang pernah ditangkap atas kasus pengajaran pembuatan alat peledak pada tahun 2004. Abu Jandal pun menjadi sorotan media asing sebagai ancaman bagi negara-negara Asia Tenggara. Hal itu terjadi setelah ia diberitakan merekrut pejihad dengan menawarkan pekerjaan menjadi sukarelawan kemanusiaan serta menjanjikan uang.141

Kesenjangan Antar-generasi Jihadis

Jihadis Indonesia terbagi menjadi loyalis Al-Qaeda dan pendukung ISIS. Pembagian ini mencerminkan gesekan sebelumnya antara “tradisionalis” (kelompok yang akan melakukan kekerasan di ”kemudian hari”) dan “militan baru” (“kekerasan saat ini”). Sejak tahun 2007, kepemimpinan Jamaah Islamiyah (JI) yang merupakan garis terdepan dari kubu tradisionalis, sementara telah menahan diri untuk tidak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politis setelah terjadinya penangkapan massal terhadap operator militer JI di Poso, Sulawesi Tengah.

Meskipun demikian, kelompok pecahan JI yang dipimpin oleh Noordin M. Top melanjutkan penyerangan terhadap target Barat hingga ia tewas pada akhir 2009. Setelah Noordin M.Top

141 https://anekainfounik.net/2016/01/21/ini-profil-3-wni-yang-jadi-pimpinan-isis-di-suriah/, diakses tanggal 3 September 2016.

82 wafat, serangkaian serangan teror ringan dilakukan oleh militan jihad amatiran dengan markas polisi sebagai sasaran utamanya.142

Berbeda dengan para pendahulunya, para militan muda ISIS tidak berasal dari sekolah- sekolah yang berafiliasi dengan JI atau kelompok-kelompok pengajian, melainkan memiliki latar belakang yang lebih beragam. Sebagian besar sama sekali tidak memiliki tali persaudaraan yang kuat antara satu sama lain, seperti halnya para anggota JI sebagai hasil pelatihan jangka panjang dan proses indoktrinasi, serta tidak memiliki keterampilan teknis seperti yang dimiliki oleh mantan anggota JI. Sejumlah jaringan teroris baru bahkan dibentuk melalui media sosial.

Meskipun demikian, setiap jaringan memiliki sedikitnya satu anggota yang dapat dihubungan kembali ke kelompok-kelompok papan atas seperti JI, Darul Islam (DI), dan Jamaah Ansharut

Tauhid (JAT), yang dipimpin oleh mantan ketua JI yaitu Abu Bakar Ba’asyir.143

Sejumlah jihadis senior mungkin setuju dengan militant-militan baru pada isu tertentu dan sebaliknya. Keduanya menyebarkan ideologi jihad Salafi dan tujuan bersama untuk menciptakan negara Islam. Pada saat menyelenggarakan kamp pelatihan jihadis di Aceh tahun

2010, militan dari kubu “kekerasan dimasa sekarang” mengunggah video di Youtube guna mengkritik kepemimpinan JI dan sesama kelompok tradisionalis karena meninggalkan perlawanan bersenjata. Disisi lain, kelompok tradisionalis membantah bahwa serangan-serangan teror JI yang terdahulu bersifat kontraproduktif karena minimnya dukungan dari komunitas

Muslim. Mereka mempercayai bahwa metode kekerasan, baik dalam bentuk terorisme maupun pemberontakan, seharusnya hanya dilancarkan di masa depan, setelah mendapatkan dukungan dari sebagian besar Muslim. Mereka bersikeras bahwa pendekatan secara lembut seperti

142 Navhat Nuraniyah, op.cit.

143 Biografi Abu Bakar Baasyir, http://bio.or.id/biografi-abu-bakar-baasyir/, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

83 penggalangan amal dan meningkatkan kesadaran umat Muslim terhadap pentingnya jihad melalui pendidikan seharusnya diutamakan dalam rangka menyiapkan aksi pemberontakan jangka panjang.144

Ketika konflik di Suriah menjadi medan pertempuran baru bagi jihadis sedunia, militan- militan Indonesia menyambut perkembangan tersebut dengan bersemangat. Mereka mencoba untuk melegitimasikan jihad di Suriah dengan membangun narasi-narasi yang menyusun konflik sebagai perang sektarian antara Sunni dan Syiah.145 Narasi-narasi tersebut disebarkan melalui penerbitan buku, acara penggalangan bantuan dan seminar di seluruh pelosok negeri yang terkait dengan Suriah, berbagai situs-situs ekstrimis di internet dan media sosial. Untuk melawannya,

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan panduan untuk mengenal dan mewaspadai Syiah di

Indonesia. 146

Meskipun mereka berbagi kepentingan dalam mempromosikan Jihad di Suriah, jihadis

Indonesia segera berpihak ketika celah antara Al-Qaeda dan ISIS bermunculan. Pada umumnya, para militan dari kubu “kekerasan Masa sekarang” berpihak terhadap ISIS, sementara kubu

“kekerasan di masa depan” berpihak pada Al-Qaeda. Ketertarikan terhadap ISIS juga dialami oleh jihadis-jihadis senior yang sebelumnya merupakan kaum tradisionalis, yaitu Ba’asyir dan

Abu Husna asal JI. Simpati kedua tokoh tersebut terhadap ISIS merupakan pengaruh dari rekan sesama narapidana yaitu Aman Abdurrahman.

144 Navhat Nuraniyah, op.cit.

145 Ahmad Syafii Maarif, dkk, “Syiah, Sektarianisme, dan Geopolitik”, http://maarifinstitute.org/images/xplod/jurnal/jurnal%20maarif%20vol%2010%20no%202%20-%202015.pdf, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

146 https://mabsus.wordpress.com/2013/12/19/inilah-daftar-lembaga-penerbitan-syiah-di-indonesia/, diakses tanggal 5 Oktober 2016.

84

Daya Tarik ISIS

Daya tarik ISIS didukung oleh kampanye yang cenderung menyoroti tiga tema utama yaitu: narasi-narasi kekhalifahan, prestasi ISIS di medan pertempuran dan kedekatan ideologi.147

Sebagian besar debat antara pendukung Al-Qaeda dan ISIS terjadi secara online di internet. Situs berita jihadis bernama Arrahmah.com mengelola kisah-kisah yang memojokkan ISIS. Situs ini dimiliki oleh mantan anggota jaringan Al-Ghuraba yang merupakan cabang dari JI. Disisi lain, situs-situs seperti Shoutussalam.com dan Al-Mustaqabal.net terus menentang Arrahmah dan dan media-media populer lainnya yang mendukung ISIS tanpa henti. Kedua situs tersebut dikelola oleh orang-orang terdekat Aman Abdurrahman. Ekstermis pro-ISIS juga mendedikasikan situs internet, halaman Facebook, dan kicauan Twitter untuk menyuarakan dukungan.

Para pendukung ISIS telah berhasil menyebarkan narasi bahwa “kalifah” baru mereka yaitu Islamic State, sesuai dengan ramalan Nabi Muhammad bahwa perkembangan Islam terbagi atas lima tahapan.148 Berdasarkan narasi ini, kekhalifahan ISIS menandakan dimulainya tahapan kelima dari Islam. Sahabat nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalid RA, yang merupakan

Khalifah keempat, sudah memprediksi mengenai kemunculan gerakan ini. Dalam kitab Al Fitan karya Nu'aim bin Hammad, Ali pernah memberikan pernyataan terkait gerakan ini, dengan menyebutkan delapan ciri, salah satunya adalah membawa panji-panji hitam. Apabila umat Islam menemui delapan ciri tersebut dalam suatu kelompok, Ali mengingatkan agar tidak mengikuti kelompok itu. Pernyataan terkait ISIS berbunyi sbb:

147 Navhat Nuraniyah, op.cit.

148 Andi Firmansyah, Masa Kekhalifahan Islam telah Tiba: http://www.kompasiana.com/andifirmansyah/masa- kekhalifahan-islam-telah-tiba_54f6b9cca333116d5a8b468a, diakses tanggal 5 Oktober 2016. Lihat juga: http://www.dw.com/id/isis-deklarasikan-kekhalifahan-islam/a-17745923,diakses tanggal 5 Oktober 2016.

85

" Al Walid dan Rusydin mengabarkan kepada kami dari Ibnu Luhai’ah (Lahi’ah) dari Abu Qabil dari Abu Ruman dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata: 'Jika kamu menyaksikan bendera-bendera hitam maka tetaplah di tanah dan jangan menggerakkan tangan-tangan dan kaki-kaki kamu. Kemudian akan muncul satu kaum yang lemah tidak dihiraukan (rendahan), hati mereka bagaikan batangan baja (kaku-keras). Mereka adalah pemilik negara/kekuasaan, mereka tidak setia kepada perjanjian dan kesepakatan, mereka mengajak kepada al haq tetapi mereka bukan ahlinya (yang berpegang teguh kepadanya). Nama-nama mereka menggunakan abu … abu, nisbat mereka kepada desa-desa. Rambut mereka terjulur bagaikan rambut para wanita. Setelah itu mereka berselisih di antara sesama mereka sendiri, kemudian Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki'.”149

Jika Jika diuraikan, maka delapan ciri seperti pernyataan diatas adalah sbb:

1. Mereka orang-orang yang diabaikan/tidak dihargai.

Keberadaan anggota ISIS tidak dihargai dan tidak diinginkan semua bangsa.

2. Hati mereka seperti batangan baja (kaku kasar, bengis, tega)

Nyata bahwa aktivitas anggota ISIS yang tidak manusiawi, membunuh masyarakat sipil dengan alasan jihad, pengeboman, menunjukkan hati yang tidak berbelas kasih. Pengetahuan agama mereka juga sangat kaku.

3. Mereka adalah pemilik negara/kekuasaan (daulah). Kalimat ini menjadi petunjuk paling nyata tentang kabar kemunculan mereka. ISIS telah mengklaim mereka adalah Negara Islam / Daulah Islam tanpa persetujuan dari ulama-ulama umat muslim dunia. Deklarasi sepihak didukung hanya beberapa ribu orang, sedangkan milyaran umat muslim dipenjuru dunia tidak merestui gerakan kejam mereka.

4. Mereka tidak menepati janji dan kesepakatan. Banyak kisah-kisah ingkar janji dan pembatalan kesepakatan sepihak, bagaimana ISIS menghabisi nyawa delegasi pihak lain dan juga para tamu.

5. Mereka mengajak kepada al haq (kebenaran) sedangkan mereka bukan ahlinya. ISIS mengajak dan memaksa manusia memberlakukan hukum Islam tapi tidak ahli dalam hukum islam. Hal itu terlihat dari aksi-aksi kekerasan dan pembunuhan yang sering dilakukan.

149 http://www.serunik.com/2015/12/subhanallah-kemunculan-isis-ternyata.html diakses tanggal 8 Oktober 2016.

86

Banyak orang yang tertipu dan terlena ketika mendengar kata khilafah yang ditawarkan, namun sebenarnya menyesatkan.

6. Nama-nama mereka menggunakan Abu Nama “Abu”, diikuti nisbat kepada desa-desa/kota/tempat-tempat asal. Nama-nama yang dipakai adalah kun-yah (yaitu dengan nama depan abu atau ummu) diikuti nisbah menggunakan nama tempat. Pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, Abu (nama kunyah), Baghdadi (nama tempat, desa/kota : Baghdad). Ini juga berlaku pada anggota anggota mereka, termasuk yang dari Indonesia yaitu Abu Jandal Al Indonesi (Nama kunyah : Abu-Indonesi (nama tempat).

7. Rambut Panjang seperti Wanita. Banyak sekali anggota kelompik ISIS yang mempunyai rambut yang panjang.

8. Berselisih diantara sesama. ISIS terpecah menjadi beberapa cabang, yang terkenal adalah Jabath Al Nushra, Jabhah Islamiyah. Satu dipihak ISIS satu lagi dipihak pecahannya yaitu Jabath Al Nushra, Jabhah Islamiyah. Keduanya merupakan cabang ISIS yang telah membelot dan saling memerangi. Keduanya saling membunuh, menguasai, dan merebut daerah kekuasaan.150 Kesaksian warga negara Indonesia yang bersekutu dengan ISIS menunjukkan keyakinan bahwa mereka tidak bergabung dengan kelompok teroris melainkan sebuah kekhalifahan.

150 http://www.serunik.com/2015/12/subhanallah-kemunculan-isis-ternyata.html, diakses tanggal 8 Oktober 2016.

87

Gambar 3. Bendera ISIS

Sumber: http://www.spektanews.com/2014/09/bendera-isis-sitaan-polisi-berlafadz.html, diakses

tanggal 3 September 2016.

Oleh pengikutnya, ISIS dipandang lebih baik daripada Al-Qaeda karena lebih sering mendapatkan kemenangan. Sudut pandang tersebut bersifat pragmatis, yang terinspirasi oleh konsep jihadis yang disebut qital tamkin (perlawanan bersenjata untuk merebut wilayah yang menerapkan hukum Islam). Hal ini menekankan pada pendirian institusi pemerintahan dan kemampuan ekonomi di wilayah yang telah ditaklukkan, tidak sekedar menghancurkan objek- objek musuh. Gagasan ini diperkenalkan di Indonesia melalui karya terjemahan oleh pemikir asal Jordania bernama Abu Muhammad al-Maqdisi. Pemikiran tersebut kemudian popular karena methode qital nikaya dari Osama Bin Laden (yang menekankan pada serangan berulang-ulang untuk memperlemah musuh tanpa segera berupaya untuk menempatkan pemerintahan yang

Islami).151 Cara ini ditiru oleh pelaku bom Bali dan Noordin M. Top, yang menjadi penyebab

151 Navhat Nuraniyah, op.cit.

88 kekalahan besar JI. ISIS dianggap sebagai pergerakan yang heroik oleh jihadis lokal yang mengidealkan tamkin sehingga maju pesat di seluruh Suriah dan Irak.152

Kelompok tradisionalis juga menghargai tamkin, dan JI berusaha untuk mencapai tujuan yang sama, namun secara bertahap dalam jangka panjang. Terdapat pula alasan politis pada keraguan kaum tradisonalis untuk kembali pada ISIS, yaitu deklarasi kekhalifahan kelompok itu tidak direstui oleh pimpinan senior Al-Qaeda. JI sebelumnya pernah terhubung dengan Al-

Qaeda, dan beberapa anggota JI memelihara penghormatan yang tinggi serta terikat secara spiritual kepada pemimpin Al-Qaeda bernama Ayman al-Zawahri. Faktor Ideologis juga dianggap penting, sebab para tradisionalis tidak setuju dengan doktrin pengucilan garis keras milik ISIS yang digunakan untuk membenarkan pembunuhan pada militan-militan Sunni non-

ISIS.

Perdebatan sebelumnya para jihadis Indonesia mengenai cakupan yang tepat dari takfir

(tindakan mengkafirkan muslim lainnya). Hal tersebut dimulai dari perdebatan diantara para jihadis yang ditahan mengenai mampu atau tidaknya terlibat dan bekerjasama dengan pihak kepolisian guna mendapatkan keringanan hukuman penjara. Meskipun demikian, perdebatan ini berkembang menjadi diskusi yang lebih besar mengenai dapat atau tidaknya kaum Muslim yang bekerja bagi musuh (pemerintah yang sekular) dilabeli sebagai kafir. Kaum tradisionalis mendukung pelabelan murtad terhadap aparat keamanan negara, hanya pada tingkat institusional

(takfir ‘aam), bukan secara perorangan atas dasar bahwa individu masih dapat beralih ke pihak jihadis selama mereka tetap menjadi Muslim. Aman membalas argumen ini dan mengangkat kasus pengucilan individual (takfir ta ‘yin) agar diaplikasikan tanpa pandang bulu kepada kaum

Muslim yang tidak secara terbuka mendukung penerapan hukum Islam. Maka ketika para loyalis

152 Navhat Nuraniyah, op.cit.

89

Al-Qaeda mengutuk ISIS sebagai khawarij ekstrim karena membunuh pejuang terdepan Nusra,

Aman dan para pengikutnya yang pro-ISIS melihat pembunuhan tersebut tidak kurang dari sebuah penerapan berasas dari takfir ta ‘yin. Dengan kata lain, ISIS telah berperilaku sesuai dengan asas-asas yang didukung oleh Aman dan para pemimpin yang berpandangan serupa, namun tidak mampu bertindak secara lokal. Dengan demikian, dukungan terhadap ISIS didorong kedekatan ideologis mendalam yang melampaui pragmatisme atau berbagi narasi agama secara menyeluruh.153

ISIS dan Ancaman Bagi Keamanan Kawasan

Revolusi dalam bidang komunikasi dan transportasi mendukung aktivitas ISIS secara signifikan. Berbagai perangkat komunikasi canggih dan media sosial memungkinkan komunikasi yang melampaui batas-batas negara dan kawasan. Teknologi komunikasi memfasilitasi komunikasi ke seluruh kawasan untuk merekrut anggota ISIS. Diperkenalkannya budget airlines

(penerbangan berbiaya rendah) memungkinkan perpindahan antar anggota lebih mudah dan murah, sehingga hubungan antar-kawasan menjadi lebih mudah. Transportasi menuju wilayah

Timur Tengah menjadi jauh lebih mudah daripada dekade 80an. Para pejuang Jemaah Islamiyah dan Abu Sayyaf memiliki kontak di Afghanistan dan tetap menjaga komunikasi dan kerjasama.

Kepulangan para pejuang ISIS memungkinkan kerjasama regional pada tahap yang berbeda.

Kedua perkembangan ini meningkatkan jumlah pejuang asal Timur Tengah serta memperluas jangkauan kerjasama.

Meskipun hanya terdapat ratusan anggota dari seluruh penjuru Asia Tenggara dan

Australia yang bertempur dengan ISIS, akan tetapi akibat yang ditimbulkan tidak dapat

153 Navhat Nuraniyah, op.cit.

90 dipandang kecil. Para militan yang beroperasi dalam satu kawasan tidak perlu berasal dari satu negara. Seragan dapat terjadi apabila jika suatu negara menawarkan sasaran empuk yang menarik. Jaringan ISIS juga akan terus meluas hingga melampaui kawasan. Kepala Pasukan

Pertahanan Malaysia, Jenderal Tan Sri Zulkifeli Moh Zin, menyatakan kecemasan bahwa ketika para militan kembali ke Malaysia, akan melakukan sesuatu yang dapat mengancam keamanan negara, terutama setelah mereka membangun jaringan di negara-negara tetangga Suriah dan Irak.

Pada bulan September 2014, Indonesia menangkap empat orang etnis Uighurs yang terkait dengan ISIS yang bergabung dengan kelompok Santoso di Poso.154 Mereka dilaporkan bepergian melalui Kamboja, Thailand dan Malaysia.155

Salah satu faktor pemersatu lainnya adalah bahasa. Warga negara Indonesia yang umumnya terbatas dalam berbahasa Inggris dan Arab bergabung secara alamiah dengan warga negara Malaysia di medan pertempurn di Irak dan Suriah. Pada bulan Agustus 2014, sebanyak 22 warga negara Indonesia dan Malaysia berkumpul di Al-Shadadi, Provinsi Hasaka untuk membahas keinginan membentuk katibah yaitu satuan militer beranggotakan 100 orang. Foto salah satu pertemuan bahkan diunggah ke Facebook. Hal ini sangat masuk akal mengingat agenda ISIS adalah memperluas jangkauan kekhalifahan ke kawasan lain, termasuk Asia

Tenggara. Para anggota Katibah dapat menjadi pelopor kekuatan tempur yang mencakup

Indonesia, Malaysia dan Filipina.

154 http://regional.kompas.com/read/2016/04/23/19225031/BNPT.Waspadai.Anggota.Etnis.Uighur.yang.Masuk.ke.Indo nesia, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

155 BNPT: Kelompok Uighur Manfaatkan Jaringan Santoso untuk Sembunyi, Berlatih, dan Berjihad, http://regional.kompas.com/read/2016/03/21/21070321/BNPT.Kelompok.Uighur.Manfaatkan.Jaringan.Santoso.untu k.Sembunyi.Berlatih.dan.Berjihad, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

91

Terkait hubungan anara teknologi dan regionalisasi, seorang warga negara Australia ditangkap di Filipina bagian tengah pada bulan Juni karena diduga menggunakan media sosial untuk merekrut Muslim Filipina agar bergabung dengan ISIS. Keterkaitan regional lainnya termasuk ditemukannya bukti beberapa warga negara Indonesia berusaha bergabung dengan ISIS melalui Malaysia guna melepaskan diri dari pengawasan. Warga negara Malaysia juga melakukan hal serupa melalui Indonesia. Terdapat pula beberapa hubungan antara para militan asal Malaysia dan Abu Sayyaf di Filipina.156

Para eks kombatan terlatih juga dapat meningkatkan skala dan fatalitas dari serangan. kekhawatiran yang paling dominan adalah kaum radikal yang pulang dengan keterampilan- keterampilan yang diasah pada perang saudara di Suriah memungkinkan mereka melanjutkan operasi militer serupa dengan pembunuhan massal di Mumbai, India pada 2008 yang mengakibatkan tewasnya 166 orang.157 Muhammad Usman Ghani, pelaku bom di Mumbai,

India, merupakan anggota dari kelompok Lashkar-e-Taiba (LeT) dan Lashkar-e-Jhangvi, telah ditahan di Austria atas tuduhan berpartisipasi dengan kelompok teroris. Resiko dari kembalinya para militan adalah serangan di luar negeri yang lebih mematikan. Kepulangan warga negara

Indonesia yang telah bertempur di Suriah dan Irak setelah memperoleh pelatihan dan pengalaman bertempur, disertai potensi kepemimpinan yang minim, ditemukan pada komunitas ekstremis.

156 Stephen Wright, ISIS in Southeast Asia Rising, Despite Weak Attacks, http://www.haaretz.com/world-news/asia-and-australia/1.730894,diakses tanggal 10 Oktober 2016.

157 26/11 ‘Mumbai bomber’ enters Europe in ISIS plot: Report, http://indianexpress.com/article/india/india-news- india/2611-2008-mumbai-bomber-slips-into-europe-in-isis-plot-islamic-state/, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

92

Khotbah pada 22 September 2014 oleh juru bicara ISIS bernama Al-Adnani yang menyerukan pembunuhan terhadap warga negara asing yang terkait dengan koalisi pimpinan

AS.158 Al-Adnani merupakan otak serangan ISIS di Paris, Brussels and Istanbul. Khotbah ini mendorong warga Indonesia agar menargetkan masyarakat Barat sebagai cara untuk memperoleh persetujuan dari pemimpin kekhalifahan. Risiko lainnya datang dari jejaring kawasan yang berkembang dengan ideologi serta ambisi yang sama. Visi kekhalifahan yang disebarluaskan oleh ISIS dan daya tariknya tampak jelas dari keberadaan kelompok-kelompok kecil ekstremis di seluruh penjuru kawasan. Teknologi berperan yang penting dalam perekrutan dan radikalisasi di kawasan.

Keterbatasan dalam kemampuan bahasa, perbedaan budaya dan sentimen nasionalisme menjadi penghalang. Upaya nyata negara-negara di kawasan untuk melawan ISIS terdapat pada bidang hukum, kebijakan dan intelijen. Australia dan Indonesia juga telah membahas kesepakatan bersama dalam bidang intelijen.159 Pada bulan Juni 2016, telah berlangsung pertemuan: "Australia-Indonesia Ministerial Council on Law and Security" untuk mempererat kerjasama melawan ISIS.160 Kerangka hukum untuk melawan ancaman masih dalam tahap proses di seluruh negara yang dipersulit oleh ancaman yang terus berkembang. Kerangka kerjasama tersebut

158 Teks Lengkap Pesan Audio Terbaru Jubir Daulah Islam (IS) Syaikh Al-Adnani (1) http://manjanik.net/featured/teks-lengkap-pesan-audio-terbaru-jubir-daulah-islam-syaikh-al-adnani-1/, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

159 http://utama.seruu.com/read/2016/01/23/270366/australia--indonesia-upayakan-kerjasama-lawan-terorisme, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

160 Indonesia-Australia pererat kerjasama atasi terorisme, http://www.antaranews.com/berita/566067/indonesia- australia-pererat-kerja-sama-atasi-terorisme, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

93 bertujuan mencegah upaya perekrutan, provokasi, keberangkatan para calon pejuang misalnya melalui penangguhan paspor.

Pemerintah Indonesia sudah menyatakan bahwa ISIS bertentangan dengan Pancasila yang merupakan falsafah negara. Pernyataan ini melegalisir upaya pemerintah untuk melawan

ISIS.161 Warga negara Indonesia yang bersumpah dan berjanji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesia. Sesuai dengan ketentuan itu, memberikan dukungan terhadap ISIS terancam hukuman mati, sesuai Pasal 23 huruf (f)

Undang-Undang No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Meskipun upaya-upaya yang dipimpin oleh pemerintah ini telah mencukupi, namun belum ada kerjasama regional yang terkoordinasi untuk menandingi sarana yang dieksploitasi dengan sangat efektif oleh ISIS yaitu teknologi komunikasi.

Daftar Referensi

Sumber Online: http://news.liputan6.com/read/2555673/kontak-tembak-di-poso-santoso-tertembak-mati

“Join the Ranks”, 2014, http://jihadology.net/2014/07/22/al-%E1%B8%A5ayat-media-center- presents-a-new-video-message-from-the-islamic-state-join-the-ranks http://jihadology.net/2014/07/22/al-%E1%B8%A5ayat-media-center-presents-a-new-video- message-from-the-islamic-state-join-the-ranks/.

Navhat Nuraniyah, How ISIS Charmed the New Generation of Indonesian Militants: http://www.mei.edu/content/map/how-isis-charmed-new-generation-indonesian-militants, S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Singapura.

161 Menteri Agama: Ideologi ISIS Bertentangan dengan Pancasila, http://nasional.kompas.com/read/2014/08/01/15015151/menteri.agama.ideologi.isis.bertentangan.dengan.pancasila, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

94

https://anekainfounik.net/2016/01/21/ini-profil-3-wni-yang-jadi-pimpinan-isis-di-suriah/

Biografi Abu Bakar Baasyir, http://bio.or.id/biografi-abu-bakar-baasyir/.

Ahmad Syafii Maarif, dkk, “Syiah, Sektarianisme, dan Geopolitik”, http://maarifinstitute.org/images/xplod/jurnal/jurnal%20maarif%20vol%2010%20no%202%20- %202015.pdf. https://mabsus.wordpress.com/2013/12/19/inilah-daftar-lembaga-penerbitan-syiah-di-indonesia/,.

Andi Firmansyah, Masa Kekhalifahan Islam telah Tiba: http://www.kompasiana.com/andifirmansyah/masa-kekhalifahan-islam-telah- tiba_54f6b9cca333116d5a8b468a. http://www.dw.com/id/isis-deklarasikan-kekhalifahan-islam/a-17745923 http://www.serunik.com/2015/12/subhanallah-kemunculan-isis-ternyata.html http://www.serunik.com/2015/12/subhanallah-kemunculan-isis-ternyata.html http://regional.kompas.com/read/2016/04/23/19225031/BNPT.Waspadai.Anggota.Etnis.Uighur.y ang.Masuk.ke.Indonesia. BNPT: Kelompok Uighur Manfaatkan Jaringan Santoso untuk Sembunyi, Berlatih, dan Berjihad, http://regional.kompas.com/read/2016/03/21/21070321/BNPT.Kelompok.Uighur.Manfaatkan.Jar ingan.Santoso.untuk.Sembunyi.Berlatih.dan.Berjihad.

Stephen Wright, ISIS in Southeast Asia Rising, Despite Weak Attacks, http://www.haaretz.com/world-news/asia-and-australia/1.730894.

26/11 ‘Mumbai bomber’ enters Europe in ISIS plot: Report, http://indianexpress.com/article/india/india-news-india/2611-2008-mumbai-bomber-slips-into- europe-in-isis-plot-islamic-state/.

Teks Lengkap Pesan Audio Terbaru Jubir Daulah Islam (IS) Syaikh Al-Adnani (1) http://manjanik.net/featured/teks-lengkap-pesan-audio-terbaru-jubir-daulah-islam-syaikh-al- adnani-1/. http://utama.seruu.com/read/2016/01/23/270366/australia--indonesia-upayakan-kerjasama- lawan-terorisme.

95

Indonesia-Australia pererat kerjasama atasi terorisme, http://www.antaranews.com/berita/566067/indonesia-australia-pererat-kerja-sama-atasi- terorisme.

Menteri Agama: Ideologi ISIS Bertentangan dengan Pancasila, http://nasional.kompas.com/read/2014/08/01/15015151/menteri.agama.ideologi.isis.bertentangan .dengan.pancasila.

96

Rekrutmen ISIS Melalui Media Sosial

Pendahuluan

Komunikasi dan informasi mendorong perkembangan masyarakat sesuai perkembangan jaman. Fungsi utama media massa adalah “Menyampaikan informasi kepada masyarakat dan setiap informasi yang disampaikan harus bersifat akurat, faktual, menarik, benar, lengkap-utuh, berimbang, relevan, dan bermanfaat.162 Fungsi media massa pada era globalisasi terbagi menjadi empat, pertama sebagai pelaku, untuk memberikan dan menyediakan informasi tentang peristiwa kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi. Kedua, media massa sebagai fungsi pendidikan (mass education), dengan memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah wawasan. Ketiga, media massa sebagai fungsi hiburan. Sebagai hiburan, media massa bertujuan untuk mengimbangi berita- berita berat (hard news), berupa cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur. Media massa juga sebagai kontrol sosial, yang bermakna demokratis yang berisi unsur-unsur social participation, social responsbility, social support, dan social control. Dampak globalisasi juga merupakan momentum yang baik bagi teroris. Kehadiran internet memungkinkan komunikasi antar negara-negara semakin lancer, jarak terasa dekat dan batas-batas antar negara yang semakin menipis. Revolusi teknologi memungkinkan akses komunikasi dan moda transportasi menyebabkan arus perpindahan penduduk, akses informasi, perpindahan anggota teroris, transfer barang dan uang semakin mudah dan membuat teroris dapat melakukannya dengan cepat. Manuel Castells seorang ahli sosiologi yang meneliti mengenai masyarakat informasi, komunikasi, dan globalisasi, mengidentifikasikan bahwa adanya hubungan yang intensif dengan teknologi internet merupakan salah satu pendorong gerakan sosial baru.163 Dengan teknologi, media sosial di seluruh dunia menjadi lebih berlimpah. Ketersediaan untuk menggunakan media sosial menciptakan koneksi global yang memungkinkan setiap individu membagi ide-ide hingga gambar-gambar ke seluruh dunia dan

162 Sumadiria., 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Remaja Rosdakarya : Bandung) Hlm. 32 163 Mehmet Fatih Yigit. 2013. The Impact of Social Media on Globalization, Democratization, and Participative Citizenship. Journal of Social Science Educations Volume 12, Number 1.

97 dapat dengan mudah diakses.164 Jaringan global yang terbentuk memberikan kesempatan tak terduga karena kemudahan penggunaanya. Kelompok teroris masa kini mengerti bahwa pembuat kebijakan di negara demokrasi Liberal tidak akan dan tidak bisa mengabaikan media serta opini publik. Kelompok teroris juga menyesuaikan metode dan pesan-pesan dengan teknologi berita. Selain itu, media massa juga dipakai sebagai alat untuk memperoleh dukungan massa seperti sarana untuk rekrutmen anggota, terutama dari kalangan terpelajar dan terdidik yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Rekrutmen anggota akan semakin berhasil apabila kebijakan pemerintah menyebabkan kesenjangan ekonomi yang mencolok antara kelompok yang kaya dan miskin.165

ISIS dan Media Sosial Fenomena mengenai ketergantungan terhadap media massa terlihat dari aktivitas teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau IS (Islamic State). Kelompok ini tidak lagi hanya memperluas wilayahnya pada Iraq dan Syria namun juga bertujuan untuk menjadikan negara- negara lain menjadi negara yang berdasarkan pada hukum Islam (syariah). Kelompok teroris ISIS memiliki tujuan memperluas wilayahnya dan menjadikan suatu negara dengan syariah Islam, mendapat perhatian publik dari berbagai belahan dunia.166 Hingga saat ini ISIS memiliki sekitar 30.000 pasukan termasuk dari pendukung lokal. Pendukung kelompok teroris ini juga banyak berasal dari warga-negara asing. Sekitar 20.000 orang berasal dari luar wilayah tersebut yang tergabung dari hampir 90 negara dimana didalamnya berasal dari negara-negara Barat seperti AS dan Eropa.167 ISIS memanfaatkan kemajuan teknologi dalam mengakses informasi bagi seluruh masyarakat dunia untuk dapat lebih mudah menyebarkan pengaruhnya sehingga banyak orang yang bergabung dengan kelompok ini dari berbagai belahan dunia. ISIS

164Jessica Bieber, 2014. “Impact of the Globalization of Social Media.” https://medium.com/@jessbiebss/impact-of- the-globalization-of-social-media-7f8e956c10ae, diakses pada 15 November 2015.

165 Op Cit. hlm. 133.

166 Kavew Wadell, 2014, “ISIS more than just a ‘terrorist organization’”. http://www.nationaljournal.com/defense/isis-is-more-than-just-a-terrorist-organization-20140617 (diakses pada 1 april 2014).

167 ABC News, “ISIS Trail Of Terror”. http://abcnews.go.com/WN/fullpage/isis-trail-terror-isis-threat-us-25053190 (diakses pada 1 april 2015).

98 menggunakan berbagai media sosial seperti youtube, twitter, blogspot, dan lain sebagainya untuk mempublikasikan tujuannya. Pemberitaan media massa mengenai aksi-aksi kelompok ISIS juga menjadi lahan untuk penyebaran ideologi bagi masyrakat luas karena tanpa disadari pemberitaan media massa menyempurnakan tujuan ISIS. Salah satunya adalah liputan eksklusif oleh vice news yang diunduh di youtube tentang pergerakan salah satu anggota ISIS dalam memerangi pasukan AS di wilayah Irak. Pada liputan tersebut, ISIS menjelaskan tujuan-tujuan, nilai-nilai, serta ideologi dan alasan mengapa kelompok ini terus melawan pasukan AS. Pasca penyerangan oleh kelompok teroris pada gedung World Trade Center 9 September 2001, AS mulai mengajak seluruh negara untuk bersama-sama melawan aksi-aksi terorisme, atau yang dikenal sebagai kebijakan Global War on Terror. Terkait upaya yang dilakukan dalam menghadapi perang terhadap terorisme, Indonesia merumuskan strategi dan kebijakan kontra terorisme, serta membentuk organisasi/badan khusus.168 Pada konteks nasional, strategi dan kebijakan terkait kontra terorisme tertuang dalam UU-No. 15/2003, serta pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2010.169 Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dunia dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat, selain sebagai target kelompok teroris ISIS dalam merekrut anggota. Propaganda ISIS menggunakan landasan nilai-nilai Islam sebagai alasan atas aksi-aksi kekerasan. ISIS telah menggunakan media sosial untuk tujuan propaganda sebagai sarana perekrutan serta menyebarkan pengaruh. Pada awal 2011, AQI telah mempublikasikan video dengan menyatukan klip-klip peperangan seperti ledakan, mortir, dan serangan tembakan jitu. Video tersebut disebarkan dengan kualitas yang buruk, menggunakan kamera digital murah, tetapi dalam jumlah yang luar biasa banyak.170 ISIS sukses dalam menggunakan internet dan media sosial sebagai pusat operasi informasi kampanye serta telah menjadi alas an penting kebangkitannya. ISIS memiliki kecerdasan dalam menggunakan media sosial secara efektif dan tidak konvensional. Maka ISIS dapat mencapai kemenangan dibandingkan dengan militer

168 Gortney, William E., 2010. “Joint Publication 3-07.2 : Antiterrorism (Pentagon : Joint Chiefs of Staff).

169 Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang,Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia,,2003.

170 Op Cit. Hlm. 104-105.

99 konvensional. Fokus ISIS terhadap media sosial didukung oleh tiga platform yaitu YouTube, Twitter, dan Facebook. Media sosial mengubah seluruh dinamika ISIS sehingga tidak lagi bergantung pada media tradisional untuk menyebarkan pesannya.171 Akan tetapi ISIS memiliki kemampuan dalam membangun kontrol pada pesan-pesan yang dikeluarkan melalui media sosial. Media tradisional dijadikan ISIS sebagai alat untuk memperkuat pesan tertentu, gambar, kebohongan, dan penyesatan informasi yang diposting dalam media sosial. Media massa dengan teroris memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Dampak negatif dari jurnalistik adalah pemanfaatan media massa oleh ISIS sebagai alat untuk menyampaikan ideologi, cita-cita, landasan agama, dan tujuan politik. Pemberitaan media massa menjadi alat yang ampuh untuk rekrutmen calon-calon anggota.172 Hubungan antara media massa dengan teroris adalah hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan antara dua organisme). Media massa dan kelompok teroris memiliki kepentingan yang sama; teroris menyusun dan memanfaatkan strategi media mereka, sementara di lain pihak, media menempatkan kepentingannya pada aktivitas kelompok teroris.173 Hubungan simbiosis mutualisme ini terbukti melalui peran media massa sebagai alat penyampaian tujuan dan ide-ide. Media massa juga bertujuan untuk memberitakan secara menarik dan menghibur sehingga dapat dijadikan sebagai lead newspaper agar dapat terus bersaing dengan media-media lainnya. Aksi-aksi terorisme memenuhi semua persyaratan sebagai berita yang menghibur, mengejutkan, membingungkan, dan mempermainkan emosi pembaca dan penonton.174 Hubungan saling ketergantungan ini ditegaskan oleh Giessmann, yang menyatakan bahwa, kelompok teroris mencari perhatian media untuk semaksimal mungkin mendapatkan penerimaan publik dan mengusung sensasi sebagai “nilai berita” yang mereka manipulasi untuk tujuan propaganda. 175

171 Nathan K. Schneider, 2015. ISIS and social Media The Combatant Commander’s Guide to Countering ISIS’s Social Media Campaign. Newport : Naval War College.

172 Op cit. Hlm. 136-137.

173 Behm, A..J., “Terrorism: Violence Against the Public and the Media” (The Australian Approach: Political Communication and Persuasion. Vol 8, 1991), hlm. 233-246.

174 Sukawarsini Djelantik, 2010, “terorisme tinjauan psiko-politis, peran media, kemiskinan, dan keamanan nasional” Jakarta: yayasan pustaka obor, Hlm. 133.

175 Giessman, Hans I., Media and the Public Sphere:Catalyst and Multiplier of Terrorism (MediaAsia Communication Quarterly Vol 20 No 3, 2002).

100

ISIS di Indonesia

Kemudahan informasi melalui media sosial didukung teknologi. Salah satu aktivitas ISIS melalui media sosial yaitu perekrutan anggota. ISIS menggunakan tiga fokus dalam media sosial yaitu Twitter, Facebook, dan YouTube. Melalui Twitter, ISIS memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan, sementara melalui Facebook, menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang memberi dukungan atau mencari dukungan. YouTube dimanfaatkan ISIS untuk mempublikasikan video-video mengenai aktivitas dan keherhasilan ISIS. Indonesia menjadi target perekrutan ISIS melalui aksi-aksi terorisme dengan alasan berjuang demi nama Islam. Kehadiran ISIS dalam media sosial menciptakan dukungan dan penolakan.

Abu bakr Al Baghdadi menampilkan dirinya di muka publik pada 6 Juli 2014, di gedung Syahida Inn di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri Jakarta. Gedung yang awalnya disewakan untuk keperluan seminar menjadi tempat deklarasi pertama ISIS di Indonesia. Sidney Jones seorang peneliti terorisme di Asia Tenggara menyatakan bahwa hingga tahun 2015 pejuang ISIS yang berada di Suriah banyak berasal dari Indonesia176. Kehadiran ISIS di Indonesia juga di tegaskan dalam wawancara dengan Herry Sudradjat yang menyatakan, sbb:

“Perkembangan ISIS, dimulai sejak 2013 setelah ada permasalahan di Irak dan Suriah atau biasa disebut oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan Daulah Islamiyah. Kelompok-kelompok masyarakat kecil di Indonesia mulai melakukan baiat atau dukungan terhadap ISIS . Namun, bermula dari baiat, kelompok-kelompok ini banyak juga yang melakukan perjalanan ke wilayah ISIS.”

Perkembangan ISIS di Indonesia dimulai oleh jaringan-jaringan terorisme sebelumnya dan kemampuan pengelolaan teknologi media sosial. Setelah deklarasi dukungan ISIS di UIN Jakarta, dukungan lainnya yang diunggah melalui video YouTube. Dalam video berdurasi 8 menit seseorang dalam video itu mengajak masyarakat Indonesia berjuang atas nama ISIS. Jaringan-jaringan teroris yang berada di Indonesia seperti Jamaah Islamiyah (JI), anggota yang pernah menjalin hubungan dengan jaringan Al-Qaeda, ataupun berlatih di kamp militer

176 Muhammad Haidar Assad.2014. ISIS organisasi teroris paling mengerikan abad ini. (Jakarta : Zahira) Hlm 185- 186.

101

Afghanistan, menjadi sumber-sumber anggota. Wawancara dengan Ali Imron, mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) juga menegaskan bahwa cara perekrutan ISIS dengan kelompok teroris lain berbeda, sbb:

“Cara-cara perekrutan ISIS dengan JI sangat berbeda sekali. Mayoritas orang-orang yang masuk JI harus melalui rekomendasi dari dalam, dengan cara kekeluargaan, melalui Ustad dan murid. Saat calon anggota masuk harus ada orang terpecaya yang merekomendasikannya. JI sangat ketat, mereka membangun kelompok ini melalui pondok pesantren karena tahu ini merupakan kelompok ilegal jadi tidak boleh sembarangan. Berbeda dengan ISIS, mereka selalu menampakkan diri bahkan memproklamirkan adanya khilafah. Mereka seperti itu karena memiliki wilayah walaupun didalam negara lain yaitu Irak dan Suriah. Propaganda ISIS memposisikan diri sebagai negara sedangkan JI dari dulu hingga sekarang ini belum memiliki wilayah front jihad tidak seperti ISIS.” 177

ISIS merekrut melalui propaganda melalui media sosial secara terbuka karena memiliki wilayah yang dikuasai serta tentara sebagai tawaran bagi anggota potensial. Perbincangan dengan seorang pendukung ISIS melalui akun media sosial Telegram menyatakan bahwa ISIS menyebarkan pengaruhnya melalui media sosial seperti Facebook, seperti terdapat dalam gambar dibawah ini.

177 Hasil wawancara dengan Ali Imron mantan anggota Jamaah Islamiyah

102

Gambar 1. Capture Percakapan melalui Media Sosial

Sumber: Foto Telegram, koleksi pribadi.

Gambar 1 merupakan percakapan penulis dengan Dori Syahid, salah seorang pendukung ISIS yang menyatakan bahwa beliau memperoleh informasi mengenai Daulah dari berita, facebook, dan teman yang berada di Irak dan Suriah. Dalam percakapan beliau mendukung penegakan syariah Islam yang dianggap tidak dapat diterapkan di Indonesia. Namun kesulitan yang dihadapi akan menemukan solusi tersendiri dengan munculnya perkembangan Syiah dan revolusi yang dicanangkan pada 2018–2020 di Indonesia. Perkembangan ini akan sangat membantu para penganut ISIS melalui jihad yang dapat dilakukan di tanah air tanpa harus pergi dan menetap di Suriah.

Media sosial memiliki peran yang besar dan signifikan dalam perkembangan ISIS di Indonesia. Upaya-upaya perekrutan, penyebaran ajaran dan kepercayaan yang diinternalisasi dan informasi, disebarkan dengan mudah dan cepat. Pendukung ISIS berupaya merekrut peneliti dengan menyampaikan kemudahan-kemudahan yang akan diperoleh jika berjihad, didukung oleh perkembangan dan revolusi pemeluk Syiah di Indonesia. Selain itu, nara sumber juga berusaha meyakinkan bahwa jihad di dalam ISIS sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran Islam.

103

Komunikasi ini terjadi melalui Telegram yang merupakan salah satu media sosial produk globalisasi, yang mempermudah aktor berkomunikasi dan menyebarkan pengaruh, informasi dan ajakan untuk bergabung dan berjihad.

ISIS juga telah mengirimkan pesan-pesan kepada publik dengan menggunakan aplikasi Twitter versi ISIS. Aplikasi ini berasal dari pemikiran J seorang warga keturunan Palestina, yang tinggal di Gaza.178 J adalah seorang web developer, desain grafis, dan programmer yang mengklaim telah menginjak pendidikan di Harvard dan Los Angeles School of Arts.179 J berhubungan dengan banyak websites dan akun media sosial dengan bermacam-macam nama seperti Azzam Muhajir dan @DawlaNoor. J bereksperimen dengan applikasi untuk Twitter dan smartphone yang menggunakan Google’s Android Operating System. Pada April 2014, J mengeluarkan aplikasi bernama Dawn of Glad Tidings, yang ditujukan khusus untuk konten ISIS. Hal itu mengandung dua komponen utama, aplikasi Android Smartphone yang membiarkan para pengguna membaca headlines yang dikeluarkan oleh akun resmi ISIS. Aplikasi ini juga mampu mengumpulkan nomor telepon para penggunanya dan data dengan jaringan apa penggunanya terhubung, yang kemudian akan menunjukan lokasi serta dari mana mereka mengakses aplikasi. Aplikasi ini juga memberikan jasa periklanan yang kemudian akan menguntungkan J atau ISIS. Komponen kedua adalah dengan kode komputer yang dapat mengontrol pengguna untuk secara otomatis mengirimkan tweet. Pendukung ISIS dapat menggunakan akunnya yang dapat berfungsi secara normal atau hanya membuat akun kosong tanpa tweet apapun tetapi konten tetap akan dikirimkan oleh seseorang yang memegang kode itu180. Para pendukung ISIS yang menggunakan Twitter setidaknya mencapai 46.000 akun dalam kurun waktu dari September hingga Desember 2014, 500 hingga 2.000 memasang banyak tweet dalam waktu singkat dimana sebanyak 1.000 telah diberhentikan dan kemungkinan akan lebih banyak lagi181. Di Indonesia, Twitter mencatat dalam periode 27 Februari hingga 2 Maret

178 Namanya tidak disebutkan karena masih dalam investigasi yang berlangsung.

179 Jessica Stern dan J.M.Berger, 2015, “ISIS The State of Terror”. Great Britain: William Collins, hlm. 148-149.

180 Ibid.

181 J.M Berger & Jonathan Morgan. 2015. The ISIS Twitter Census Defining and describing the population of ISIS supporters on Twitter. Brookings: Center for Middle East Policy.

104

2015 tweet mengenai ISIS dari Indonesia berkontribusi 20 persen dari total tweet dunia. Terkait jumlah tweet tersebut 66 persen tweet tentang ISIS dari Indonesia bersentimen netral. Ini artinya mayoritas diskusi tentang ISIS di Twitter bersumber dari liputan media massa.182 Twitter dengan cara terus memberikan informasi-informasi kegiatan ISIS di medan perang hingga dukungan- dukungan pengguna lain. Dukungan ISIS di Indonesia melalui Twitter terlihat dari beberapa akun yang mengatasnamakan ISIS atau Daulah Islamiyah. Salah satu akun Twitter yang mendukung gerakan ISIS adalah akun @daulahislamiyah,yang telah memiliki hampir 1000 pengikut.183 Dari pengikut akun ini terdapat akun lain bernama Al Azzam Media dengan nama akun @bajuJuwal.

Gambar 2. Akun TwitterAl Azzam Media

Sumber: Twitter.com https://twitter.com/BajuJuwal, diakses tanggal 29 November 2016.

182 AntaraNews. 2015. 20 persen pembicaraan twitter ISIS dari Indonesia. http://www.antaranews.com/berita/483690/20-persen-pembicaraan-twitter-isis-dari-indonesia (diakses pada 10 Desember 2015)

183 Twitter. Daulah Islamiyah https://twitter.com/search?q=%23daulah%20islamiyah&src=typd (diakses pada 10 Desember 2015).

105

Gambar 2 menampilkan salah seorang pengikut @daulahislamiyah merupakan pendukung kelompok ISIS yang memposting dukungannya terhadap ISIS disertai foto-foto. Dukungan terhadap ISIS juga ditemukan di Kalimantan, dengan akun Twitter @isiskalimantan, yang mendukung ditegakkannya Daulah Islamiyah. Tweetnya yang telah mencapai puluhan hingga Juni 2015. Pada 4 Oktober 2015 akun ini menampilkan wajah seseorang dengan penutup wajah sambil mengacungkan satu jarinya sebagai bentuk dukungan terhadap ISIS. Selanjutnya pada 15 Oktober 2015 akun ini kembali menampilkan foto yang sama namun tidak memakai penutup wajah.184 Anggota kelompok ISIS juga memposting kemenangan-kemenangan untuk mendukung propaganda. Namun, Upaya ISIS dalam menggunakan Twitter tidak efektif karena dengan cepat memblokir akun-akun yang terlihat memposting hal-hal berkaitan dengan dukungan terhadap ISIS. Akan tetapi, pendukung ISIS menggunakan Twitter memberikan link- link media sosial lainnya agar dukungan terus berlanjut. Link-link dapat melalui aplikasi media sosial lainnya sperti Facebook atau aplikasi pesan media sosial. ISIS sangat menyukai media sosial seperti Facebook dengan bermacam aplikasinya, termasuk komunitas, dan kelompok yang memiliki kesamaan. Penggunaan Facebook oleh ISIS di Indonesia digunakan untuk menyebarkan foto-foto, kata-kata dukungan, serta informasi cara-cara untuk bergabung.185

184 Kompas. 2015. Muncul Akun Twitter Pendukung ISIS di Kalimantan Selatan http://regional.kompas.com/read/2015/11/24/22162801/Muncul.Akun.Twitter.Pendukung.ISIS.di.Kalimantan.Selata n (diakses pada 10 Desember 2015). 185 Jessica Stern dan J.M.Berger, 2015, “ISIS The State of Terror”. Great Britain: William Collins Hlm. Hlm. 160-161

106

Gambar 3. Akun Facebook Islamic State of Iraq and Sham

Sumber: ISIS Target Indonesia In Facebook Campaign https://ibrabo.wordpress.com/2014/07/25/isis-targets-indonesia-in- Facebook -campaign/, diakses tanggal 29 November 2016.

Gambar diatas dipasang di akun Facebook ISIS di Indonesia. Pendukung ISIS melalui akun Facebook memposting ajakan untuk bergabung.

107

Gambar 4. Akun Facebook Risalah Risalah

Sumber: Facebook https://www.facebook.com/Dabiq12?fref=nf&pnref=story,

diakses tanggal 29 November 2016.

Pada Gambar 4 akun Facebook Risalah Risalah mengajak bergabung dengan mengutip pemberitaan dari Republika.co.id yang berjudul “Rusia diuntungkan dengan kehadiran ISIS”186, akun ini menyatakan187, “Seharusnya pemerintah Indonesia dalam menangani ISIS belajar dari Rusia yaitu biarkan kami hijrah ke Syam maka Indonesia akan aman dari ancaman kami (yg kalian sebut teroris).” Selanjutnya, postingan ini dilanjutkan dengan artikel yang memberitakan strategi Rusia untuk meredam pemberontakan panjang dengan cara mendorong pengiriman militan lokal dari Kaukasus Utara ke Suriah. Pernyataan ditutup dengan kalimat: “Kepada BNPT dan Densus88 jika ingin mencegah ISIS berkembang di Indonesia maka jangan kalian halangi

186 Republika.co.id 2015. Rusia diuntungkan dengan kehadiran ISIS. http://m.republika.co.id/…/nz5rhj317-rusia- diuntungkan-oleh…, diakses pada 12 Desember 2015.

187 Facebook Risalah Risalah https://www.facebook.com/Dabiq12?fref=nf&pnref=story,diakses pada 10 Desember 2015)

108 siapa saja yang mau hijrah ke Syam, jika kalian halangi maka jangan salahkan jika akhirnya melakukan teror di Indonesia.”188

Akun ini berisi dukungan dan berita di wilayah-wilayah konflik ISIS. Postingan berisi dukungan, pembenaran terhadap aksi-aksi ISIS, mencari dukungan untuk melakukan aksinya di Indonesia, bergabung untuk ke wilayah ISIS. Akun Facebook Risalah Risalah memiliki pengikut yang sama menginginkan pengaruh ISIS ke Indonesia. Salah satu pendukung akun Risalah Risalah memposting hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan ISIS.

Media sosial lain adalah Youtube, yang memungkinkan penggunanya untuk menunggah dan mengunduh video. YouTube menjadi sarana bagi para pengguna untuk saling berbagi video amatir. Dalam aplikasi ini siapa saja dapat mengakses video yang telah diunggah. Bagi ISIS YouTube merupakan alat untuk menyebarkan propagandanya mengenai situasi di wilayah- wilayah ISIS. ISIS di Indonesia menggunakan YouTube untuk memberikan dukungan dan alat rekrutmen. Salah satu video berdurasi delapan menit berisi ajakan bergabung yang diunggah pada Juli 2014.

Gambar 5. Video Youtube Join The Ranks

Sumber: YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=kxsPR-_fYnk, diakses tanggal 29 November 2016.

188 Facebook. Risalah Risalah https://www.facebook.com/profile.php?id=100010832109057 (diakses pada 12 Desember 2015)

109

Dalam video Youtube itu yang berjudul Join The Ranks seorang pejuang ISIS yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia dan berhijrah ke wilayah ISIS. Video lain yang diunggah merekam Abu Jandal seseorang yang mendukung ISIS mengancam akan kembali ke Indonesia untuk melakukan sejumlah aksi perlawanan terhadap TNI, Polri, Densus dan Banser189.

Gambar 1.6 Video Youtube Ancaman Anggota ISIS

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=uVy0w0maqXc, diakses tanggal 29 November 2016.

Video menunjukkan anggota ISIS mengancam akan melakukan serangan karena pemerintah Indonesia membantu pasukan koalisi yang dianggap kelompok ISIS sebagai kelompok kafir. Video lainnya adalah dengan kemunculan video serial mencapai 50 bagian berjudul Serial Cahaya Islam. 190

189 YouTube. Ancamana Anggota ISIS Abu Jandal Al Indonesi Kepada Panglima TNI Moeldoko https://www.youtube.com/watch?v=TTDWcK4Fmg0, diakses pada 10 Desember 2015).

190 YouTube. Serial Cahaya Islam https://www.youtube.com/watch?v=napBP862Ciw,diakses pada 10 Desember 2015)

110

Gambar 7. Video Serial Cahaya Islam

https://www.youtube.com/watch?v=napBP862Ciw, diakses tanggal 29 November 2016.

Dalam gambar 7, video Serial Cahaya Islam, propaganda ISIS menampilkan kebangkitan ummat Islam dan khilafah dunia. Video ini juga berisi ajakan-ajakan untuk berperang melawan orang-orang non-muslim191. Video ini banyak memberikan komentar-komentar positif tentang dukungannya terhadap kebangkitan khilafah bahkan beberapa dengan terus terang mendukung keberadaan ISIS dengan terus membenarkan aksi-aksi ISIS dalam komentar video tersebut. Seluruh bagian video ini telah disaksikan oleh viewer hingga 100.000 orang. Selain dari itu semua banyak video propaganda ISIS di Indonesia yang beredar di YouTube baik berupa dukungan, ancaman, hingga ajakan untuk bergabung.

Kesimpulan Propaganda ISIS ditujukan antara lain menyebarkan pandangan dan ajaran- ajaran, melakukan perekrutan anggota, dan menyebarkan ancaman dan ketakutan dalam masyarakat. Propaganda ISIS menargetkan seluruh kalangan terutama kaum muda. Propaganda ISIS ini meyebarkan informasi yang menggambarkan bagaimana nilai-nilai positif ISIS bagi seluruh pengikutnya. Informasi yang disebarkan juga bersangkutan dengan implementasi nilai-nilai

191YouTube. Serial Cahaya Islam #1 https://www.youtube.com/watch?v=napBP862Ciw (diakses pada 10 Desember 2015).

111

Islam yang dianggap benar dan wajib dilaksanakan. Penyebaran ideologi dan rekrutmen terus dilakukan, walaupun interpretasi mengandung nilai- nilai yang bertentangan dengan prinsip- prinsip universal. Masyarakat dunia dijadikan sasaran propaganda, baik masyarakat Barat, Timur, negara-negara maju maupun berkembang, Muslim maupun non-Muslim. Penyebaran informasi dan aksi melalui sosial media dengan propaganda tidak selalu diisi dengan konten- konten yang mengandung informasi perekrutan dengan perkenalan kondisi ideal. Misalnya, video yang diunggah di youtube yang menceritakan gambaran kehidupan masyarakat di Irak dan Suriah yang menganut aturan dan hukum yang berlaku, dimana sistem hirarki ISIS membawa kehidupan yang lebih sejahtera dan makmur. Selain itu, terdapat pula publikasi yang mengandung unsur kekerasan yang menyebarkan ancaman bagi masyarakat yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan ISIS. Video lain dalam youtube memperlihatkan bagaimana militan ISIS memenggal kepala seorang warga negara asing dengan sadis, tanpa sensor dan kemudian diperlihatkan kepada seluruh pemirsa. Metode ISIS tidak bergantung pada satu cara, dan eEfektifitas komunikasi diukur dari seberapa besar ancaman yang tercipta dengan propaganda yang dilakukan dan seberapa banyak jumlah simpatisan yang mampu direkrut. Perekrutan dilakukan dengan menggunakan media konvensional dan media sosial. Upaya-upaya perekrutan tidak hanya berupa propaganda, tetapi ditambah dengan aksi-aksi terorisme yang tersebar diberbagai wilayah. Perekrutan anggota ISIS juga dilakukan melalui metode kontak pribadi, yang memiliki faktor keberhasilan lebih tinggi dengan adanya hubungan kekeluargaan atau hubungan yang lebih intim antara anggota ISIS dan calon target. Perekrutan juga dilakukan melalui kelompok pengajian tertentu. Upaya perekrutan ini berlangsung dalam berbagai metode, dengan memakai iming-iming keuntungan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial yang tidak berhasil terselesaikan oleh pemerintah. Keberhasilan ISIS melakukan perekrutannya dengan memanfaatkan kondisi yang sudah terbentuk dalam masyarakat. Masjid menjadi sasaran penting karena peran sebagai tempat menyebarkan ceramah agama. Keadaan ini dimanfaatkan ISIS yang menjadikan masjid sumber penyebaran pandangan dan perekrutan anggota.

112

Daftar Referensi

Buku:

Berger J.M dan Jonathan Morgan. 2015. The ISIS Twitter Census Defining and describing the population of ISIS supporters on Twitter. Brookings: Center for Middle East Policy.

Bieber, Jessica, 2014. “Impact of the Globalization of Social Media.” https://medium.com/@jessbiebss/impact-of-the-globalization-of-social-media-7f8e956c10ae.

Djelantik, Sukawarsini, 2010, “terorisme tinjauan psiko-politis, peran media, kemiskinan, dan keamanan nasional” Jakarta, Yayasan Pustaka Obor.

Muhammad Haidar Assad.2014. ISIS organisasi teroris paling mengerikan abad ini. Jakarta : Zahira.

Schneider, Nathan K., 2015. ISIS and social Media The Combatant Commander’s Guide to Countering ISIS’s Social Media Campaign. Newport : Naval War College.

Stern, Jessica dan J.M.Berger, 2015, “ISIS The State of Terror”. Great Britain: William Collins.

Sumadiria, 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Wadell, Kavew, 2014, “ISIS more than just a ‘terrorist organization’”. http://www.nationaljournal.com/defense/isis-is-more-than-just-a-terrorist-organization- 20140617.

William, Gortney, E., 2010. Joint Publication 3-07.2:Antiterrorism (Pentagon:Joint Chiefs of Staff).

Jurnal: Behm, A..J., “Terrorism: Violence Against the Public and the Media” (The Australian Approach: Political Communication and Persuasion. Vol 8, 1991),.

Giessman, Hans I., Media and the Public Sphere:Catalyst and Multiplier of Terrorism (MediaAsia Communication Quarterly Vol 20 No 3, 2002).

Mehmet Fatih Yigit,2013. The Impact of Social Media on Globalization, Democratization, and Participative Citizenship. Journal of Social Science Educations Volume 12, No.1.

Berita Online ABC News, “ISIS Trail Of Terror”.http://abcnews.go.com/WN/fullpage/isis-trail-terror-isis- threat-us-25053190

113

AntaraNews. 2015. 20 persen pembicaraan twitter ISIS dari Indonesia. http://www.antaranews.com/berita/483690/20-persen-pembicaraan-twitter-isis-dari-indonesia

Twitter. Daulah Islamiyah https://twitter.com/search?q=%23daulah%20islamiyah&src=typd

Kompas. 2015.Muncul Akun Twitter Pendukung ISIS di Kalimantan Selatan http://regional.kompas.com/read/2015/11/24/22162801/Muncul.Akun.Twitter.Pendukung.ISIS.di. Kalimantan.Selatan.

Republika, 2015. Rusia diuntungkan dengan kehadiran ISIS. http://m.republika.co.id/…/nz5rhj317-rusia-diuntungkan-oleh.

Facebook Risalah Risalah https://www.facebook.com/Dabiq12?fref=nf&pnref=story

YouTube. Ancamana Anggota ISIS Abu Jandal Al Indonesi Kepada Panglima TNI Moeldoko https://www.youtube.com/watch?v=TTDWcK4Fmg0 YouTube. Serial Cahaya Islam https://www.youtube.com/watch?v=napBP862Ciw

Laporan Pemerintah

Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang (Jakarta: Sekertaris Negara Republik Indonesia, 2003.

Wawancara: Ali Imron, mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI), Jakarta 10 Desember 2015.

114