ANALISA TAYANGAN KERAJAAN SAHUR TRANS TV SEBAGAI REPRESENTASI MASS CULTURE

Deddi Duto Hartanto Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tayangan Kerajaan Sahur pengganti acara tahun sebelumnya Sahur Yuk Sahur, merupakan salah satu acara unggulan Trans TV di bulan Ramadhan tahun 2006. Acara yang bernuansa suasana kerajaan dikemas modern dan tradisional ini, menarik untuk dibahas dalam tinjauan kacamata sosiologi media. Bagaimana pengaruh tayangan yang dikemas nuansa modern dan tradisional dengan banyak kepentingan sponsorship dan mengatas-namakan tayangan hiburan di bulan suci Ramadhan, dinikmati pemirsa secara heterogen dari berbeda keyakinan, suku, segmentasi, usia, budaya dan sebagainya.

Kata kunci: tayangan kerajaan sahur, representasi mass culture.

ABSTRACT

A presentation of Kerajaan Sahuris a replacement program of Sahur Yuk Sahur is one of the top programmme at Trans TV in Ramadhan 2006.The programme that has an empire embience pack in modern and traditional is interesting to discuss in the media sociology point of view. This paper discuss about the impact of the programme

Keywords: kerajaan sahur program, mass culture representation.

PENDAHULUAN dan visi serta afiliasi antar televisi dan re-design brand corporate identity televisi seolah–olah berdalih demi Dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas kepuasan para pemirsanya, padahal dibelakang mun- dengan media televisi. Tidak bisa dipungkiri peran cul hegemoni media dari pemilik televisi itu sendiri. televisi saat ini semakin besar saja. Kemajuan Berbagai tayanganpun paritas tidak ada bedanya, teknologi komunikasi berupa televisi mempunyai semua “latah” karena rating, selera masyarakat dan dampak luar biasa dalam proses perubahan sosial peduli masyarakat . manusia,Berkat tabung ajaib tersebut, fakta-fakta Pada saat Ramadhan banyak fenomena menarik actual yang terjadi dapat dihadirkan dan divisualkan dari media televisi, munculnya acara-acara nuansa sedemikian jelas, lengkap dengan cuplikan-cuplikan religi bercampur entertaintment dan life style. Banyak peristiwa sebenarnya, hanya sesaat setelah kontak dai, ulama terkemuka tampil, mulai dai bintang listrik dengan pesawat televisi dilakukan. Ukuran dan sinetron, pemain band, sampai mantan bintang film lebar screen televisi tidak jadi persoalan berarti. Media panas, semua dikemas memberikan magnet kepada televisi sebagai media audio visual dapat dinikmati pemirsanya bertutur tentang makna di bulan penuh oleh jumlah pemirsa secara teoritis tidak terbatas berkah. Stasiun televisipun berlomba-lomba menarik (karena tidak terjebak oplah) dinikmati semua pemirsa dangan berbagai cara. Mulai dengan kuis kalangan, termasuk buta huruf, walaupun tingkat berhadiah milyaran rupiah, sinetron khusus efektifitas dan kedalaman pengaruhnya berbeda-beda. Ramadhan, ceramah rohani menjelang berbuka puasa Melihat atau menonton televisi sudah merupakan dan sahur, sampai tayangan cerita berhadiah. budaya, jumlah stasiun televisi yang banyak dari Trans TV, salah satu televisi swasta menyajikan mulai televisi swasta nasional sampai televisi local , program-program spesial Ramadhan mulai Sinema tinggal click muncul pilihan tayangan, apabila jenuh Hidayah, Qultum bersama Ustad Yusuf Manyur, tinggal click lagi , dan click lagi dan seterusnya. Sinetron Bajaj Bajuri Ramadhan dan Kerajaan Sahur. Munculnya tayangan dalam media televisi yang Pada bulan Ramadhan 2006, Trans TV kembali dikemas dan didekontruksi sedemikian rupa menayangkan acara Tayangan Kerajaan Sahur memberikan kontribusi pada pemirsanya mulai yang pengganti acara tahun sebelumnya Sahur Yuk Sahur. negatif sampai yang positif. Seiring bergantinya misi Nuansa suasana kerajaan sangat dominan ditonjolkan

1 2 NIRMANA, VOL.9, NO. 1, JANUARI 2007: 1-9 dengan pengemasan acara bergaya modern dan Munculnya stasiun televisi dengan banyak chan- tradisional ini. dengan banyak kepentingan sponsor- nel ditambah dengan televisi kabel seakan Pemerintah ship dan mengatas-namakan tayangan hiburan di telah melangggar segala tata krama pertelevisian yang bulan suci Ramadhan, bisa dinikmati pemirsanya dicanangkan dengan kuat, akhirnya dilanggar sendiri. yang notabene heterogen dari berbeda keyakinan, Ketika tata nilai dan tata krama pertelevisian dilanggar suku, segmentasi, usia, budaya dan sebagainya. pemerintah sebagai satu-satunya badan yang berhak mengadakan siaran jadi tidak berarti. Iklan yang pada SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TELEVISI saat orde baru dilarang berdalih tidak menguntungkan DI INDONESIA bagi pembangunan dikhianati. Belum stasiun televisi local yang jumlahnya terus meningkat. Diawali dengan berdirinya Televisi Republik Disaat merebaknya televisi swasta nasional dan Indonesia (TVRI) tanggal 24 Agustus 1962, meskipun local, TVRI seperti dimatikan karena dengan terbuka sebenarnya sudah siaran sejak 17 Agustus . Hanya persaingan tata krama pertelevisian masuk pasar dengan kekuatan 100 watt, menara antena setinggi 80 industri, dan peringkat atau rating dianggap terpenting. meter, dengan karyawan 80 orang berprofesi ganda Program acara bebas berkeliaran, begitulah televisi reporter merangkap sutradara. TVRI melakukan acara yang sehat memungkinkan keberagaman dan meno- lak keseragaman. perdana meliput pesta olahraga ASEAN Games, kemudian pertandingan sepak bola antara Indonesia TRANS TV melawan Swedia, meletusnya Gunung Agung di Bali dengan membuka dompet bencana alam. Tayangan PT. Televisi Transformasi Indonesia memperoleh iklan pertama dalam bentuk slide. ijin siaran pada bulan Oktober 1998 berada di bawah Pada awalnya persetujuan untuk mendirikan kepemilikan Para Group (PT. Para Inti Investindo). televisi hanya dari telegram pendek Presiden Mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober Soekarno ketika sedang melawat di Wina, 23 Oktober 2001 di wilayah , Bogor, Tangerang, Bekasi 1961. Indonesia lebih dulu mempunyai stasiun televisi dengan pola teknik selama beberapa jam per-hari. dibanding China, India, Singapura, dan Malaysia. 1 Desember 2001, Trans TV menambah jam Presiden Soekarno meluncurkan satelit Palapa A-1 tayangannnya dengan mengganti acara TRANS pada Juli 1976 dari Siaran TVRI bisa Sabang sampai TUNE IN menjadi TRANSVAGANZA, kemudian Merauke tersambungkan penayangan film asing, program kuis. Siaran resmi Saat Orde Baru, era ketika semua tata nilai dan tanggal 15 Agustus 2001 Trans TV harus bersaing tata krama sepenuhnya diatur oleh pemerintah, TVRI dengan (RCTI, SCTV, TPI, , dan memonopoli siaran, memonopoli produksi dan Metro TV), dan juga tiga stasiun televisi swasta baru mendirikan Dewan Siaran Nasional dengan anggota yang hampir bersamaan ijinnya yaitu TV 7, LaTivi pejabat pemerintah. Tidak ada stasiun siaran lain dan Global TV. kecuali TVRI “the one and only”yang sebenar- Trans TV siaran penuh 1 Maret 2002 yaitu benarnya. Kebijaksanaan saat Orde Baru antara lain selama 18 jam setiap hari Senin hingga Jumat, dan 22 lirik lagu pop bisa dilarang, grup musik yang jam pada hari Sabtu dan Minggu. Penambahan anggotanya pembangkang tidak bisa tampil lagi, program termasuk pengembangan program local yaitu Kris Dayanti Show, Digoda, Sinema Gemilang dan dialog dalam lawakan bisa disensor. Isi lebih berpihak lain-lain. Pada bulan September 2002, Trans TV pada “pemerintahan” misalnya liputan tentang hasil – mengadakan program September Ceria , program hasil pembangunan, peresmian proyek presiden dengan mencanangkan rata-rata jam siaran 20 jam Suharto, pidato kenegaraan yang menghapus 1 April sehari, bahkan 24 jam di akhir minggu.program ini 1981 siaran iklan di TVRI dihapuskan, penayangan berhasil mendongkrak posisi Trans TV menjadi filmG-30S-PKI setiap 1 Oktober diulang-ulang, radio nomor 4 dari 10 stasiun televisi swasta. swasta wajib relay siaran dari RRI, ijin terbit majalah dibatasi, halaman dibatasi, jumlah iklan dibatasi. PROGRAM ACARA RAMADHAN TRANS TV Departemen Penerangan mengeluarkan izin untuk siaran terbatas, dengan penonton harus meng- Sebagai bentuk tanggung jawab menjadi lembaga gunakan decoder serta membayar uang langganan. penyiaran yang harus bertanggung jawab dan Memberi ijin berdirinya RCTI pada akhir 1990. mendukung sepenuhnya kegiatan nasional, Trans TV Kemudian TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) dan mengikuti aturan tersebut . Pemilihan materi program munculnya stasiun televisi swasta lainnya. disesuaikan dengan timelines atau waktu yang tepat.

Hartanto, Analisa Tayangan Kerajaan Sahur Trans TV 3

Tabel l. Jumlah Populasi dan Pemirsa Berdasar- Tahun 2006 ini acara Ramadhan tidak banyak kan Religi perubahan dari tahun sebelumnya, dengan acara unggulannya Kerajaan Sahur , pukul 02.30–04.30 WIB. Acara lain adalah sinema Hidayah mulai pukul 17.00 WIB setiap hari. Sinema Hidayah ini mengangkat kisah-kisah yang sangat dekat dengan keseharian direlevankan dengan suasana menjalankan ibadah Ramadhan. Kemudian menjelang Azan Magrib sebagai tanda umat Islam mulai berbuka puasa hadir Qultum bersama Ustad Yusuf Mansyur memberikan pencerahan dakwah Islami tentang makna seputar bulan Ramadhan. Pada pukul 20.00 WIB, Komedi situasi Bajaj Bajuri Ramadhan pada hari selasa sampai Jumat, dengan mengetengahkan keluarga Bajuri dan konflik seputar lingkungan

sekitarnya. Tabel 2. Audience Share All Telecast Hours

00.00– 24.00 ACARA TRANS TV ‘KERAJAAN SAHUR”

Acara unggulan Trans TV di Bulan Ramadhan 2006 tidak hanya bisa dinikmati di Trans TV saja tetapi dengan mitra terbarunya TV 7. Acara yang dikemas dengan nuansa tradisional ini merupakan inovasi dari acara sebelumnya “Sahur Yuk Sahur”. Menurut Ferry Ananda yang dikutip pada www.rileks. com, acara “Kerajaan Sahur” dibuat bukan untuk berlomba dengan tayangan pada stasiun televisi lain. “Kami ingin menyuguhkan tayangan ini untuk menghibur masyarakat yang lagi makan sahur agar tidak ngantuk dan bisa menikmati sahur dengan caranya masing-masing”. Proses pembuatan tayangan ini berawal dari obrolan sesama team kreatif di Trans TV. Dari obrolan itu berkembang dan tercetus ide Kerajaan Sahur dengan versi cerita yang unik dan lucu.

Awalnya namanya bukan Kerajaan Sahur tetapi Program Trans TV pada bulan Ramadhan tahun Kerajaan Belah Tengah. 2005 adalah: Kerajaan Sahur merupakan program local Trans - Jejak Rasul TV sendiri dihasilkan oleh in-house production dan - Sinema Ramadhan : The Message Lion of The banyak berhasil mendapatkan rating dan share yang Dessert tinggi. In house Production Trans TV dilengkapi - KD Show Special Ramadhan dengan fasilitas 4 studio dan perlengkapannya. Proses - Perjalanan Islam di Indonesia pembuatan in-house production dilakukan oleh devisi - Bajaj Bajuri spesial Ramadhan produksi dan devisi news. Beberapa program yang - Yuk Sahur Yuk telah dihasilkan dari in-house Trans TV yang pernah mendapatkan rating tinggi adalah Yuk Sahur Yuk, Yuk Sahur Yuk merupakan acara drama komedi Dunia Lain, Extravaganza. unggulan Trans TV tahun 2005 kemarin, menampil- Para pemain kerajaan sahur adalah gabungan kan Deni Chandra, Komeng, Basuki, Unang, Tessy, antara bintang sinetron, penyanyi, pelawak dan Cagur serta Maudy Kusnaedy dan Farhan. Konsep beberapa figuran. Antara lain , Komeng, Jojon, Bolot, tayangan ini 80% adalah hiburan dan 20% adalah Indra Bekti, Okky Lukman, Nani Wijaya, Dewi religius. Setting utama cerita menggambarkan tentang Persik, Ferry Maryadi, Mieke Amalia. Jadual tayang keseharian pemukiman Islami yang memiliki konflik- acara ini setiap hari pada bulan Ramadhan mulai konflik sosial. pukul 02.00 sampai 04.30 WIB. 4 NIRMANA, VOL.9, NO. 1, JANUARI 2007: 1-9

Inti cerita Kerajaan Sahur, dua buah kerajaan tidak hanya mengarahkan pengetahuan pemirsa akan yang letaknya bersebelahan dan dibuat tidak pernah dunia,namun pengetahuan pemirsa akan cara akur. Walaupun secara keturunan, pemimpin kedua mendapatkan pengetahuan. Karena audience televisi kerajaan itu (masing-masing diperankan Ferry merupakan audience yang aktiv dalam berinteraktif Maryadi dan Indra Bekti) masih bersaudara, tapi dengan televisi. Ruben, Perse,dan Taylor (1998 : 107) keduanya tetap tidak bisa menghentikan pertikaian di Menonton televisi membantu pemirsa untuk mem- antara mereka. Bahkan memasuki bulan Ramadhan , bentuk keinginan dan harapan-harapannya . (McQuail meskipun mereka tidak berperang secara fisik, mereka 1987 : 73). tetap bertikai dengan cara yang halus. Sebagai penengah konflik kedua kerajaan tersebut , hadir Budaya Popular Tayangan Televisi seorang Ibu Suri (Nani Wijaya) yang adil dan bijaksana. Diantara dua kerajaan ini terdapat sebuah Dalam wacana kebudayaan, budaya pop di- pasar yang menjadi tempat netral bagi kedua belah anggap bukan budaya adiluhung, budaya tingkat pihak untuk berdialog. Di pasar tersebut ada sebuah tinggi. Budaya pop juga dituduh sebagai pendorong warung yang dijaga oleh seorang perempuan cantik konsumtivisme. Ninuk M.Pambudi (Kompas 5 Mei (Dewi Persik), idola seluruh lelaki dari kedua 2003) Budaya Pop juga bisa dilihat sebagai lokasi di kerjaaan. Di pasar itu pula ada bengkel yang dijaga mana makna-makna dipertandingkan dan ideology oleh seorang preman pasar (Bolot). Konflik yang yang dominan bisa saja terusik. Antara pasar dan muncul di setiap episodenya disesuaikan dengan tema berbagai ideology, antara pemodal dan produser, Ramadhan. Dalam komedi ini digelar sayembara antara sutradara dan aktor/artis, antara penerbit dan interaktif berhadiah cukup besar dengan pembawa penulis, anatara kapitalis dan pekerja, antara acara Komeng dan Okky Lukman. perempuan dan laki-laki, pertarungan makna yang berlangsung terus menerus. ANALISA TAYANGAN RAMADHAN PADA Kasus Inul dengan berdasarkan pada definisi MEDIA TELEVISI diatas seorang penyanyi dari daerah pinggiran (Pasuruan) dengan gaya panggungnya yang berbeda Media Televisi dari arus utama yang dibangun oleh elite penyanyi dangdut di pusat telah mengusik pemahaman makna Tidak ada peristiwa dalam sebuah kehidupan oleh pusat mengenai apa yang dianggap pantas dan tanpa terjadi adanya komunikasi baik secara verbal apa yang dianggap tidak pantas, apa yang boleh maupun non verbal. Komunikasi terjadi pada diri ditampilkan diatas panggung dan apa yang tidak sendiri, antar manusia maupun media massa. (Craft dimunculkan diatas panggung. Jelas sekali terlihat 2001 :5) perebutan kontrol terhadap makna. Berdasarkan UU Pers no. 40 / 99, ada 5 fungsi Fenomena budaya populer yang diusung televisi media yang berlaku di Indonesia, yaitu pendidikan, sebagai dunia tontonan akhirnya melahirkan berbagai informasi, hiburan, kontrol sosial dan ekonomi. fenomena berikutnya yang belum pernah terjadi Televisi adalah salah satu bentuk dari media massa. sebelumnya. Termasuk dalam konteks perkembangan Craft (2001:6) menyebutkan bahwa fungsi dari media agama dan keberagamaan di ranah publik ini. massa dapat dibagi dalam empat kategori umum yaitu Munculnya tayangan “Indonesia Idol”, Akademi information, entertaintment, commerce dan persuati- Fantasi, Kontes Dangdut Indonesia, Audisi Pelawak on. Menurut Craft yang paling penting adalah fungsi Indonesia, televisi ternyata tidak hanya menjadi informasi. Televisi sebagai penyampaian informasi “pabrik” yang melahirkan penyanyi dan pelawak tapi kepada pemirsa. juga memproduksi calon-calon dai-dai terkenal seperti Media televisi tidak hanya informasi saja tetapi audisi para dai di beberapa televisi , yang dikemas juga sebagai media hiburan atau entertainment . dalam bentuk yang tak ada bedanya dengan program Wright (1959 : 16). Fungsi media sekaligus sebagai serupa Indonesia Idol. Seorang mubalig dilombakan pelengkap adalah persuasi. Persuasi melalui media dan pemenangnya ditentukan lewat SMS. elektronik dimanfaatkan oleh para politikus untuk Jika sebelumnya seperti banyak tampil tahun kampanye, pemuka agama maupun budayawan dalam 1970-an hingga 1990-an di TVRI, seorang dai selalu mempengaruhi publiknya. Garin Nugroho (1995 :21) tampil sebagai orang yang telah berumur dengan mengatakan bahwa televisi dan biasanya telah ikut penampilan sederhana, dan suara yang datar. membentuk pemahaman publik atas semua Perkembangan sekarang berubah muncul dai-dai kehidupan masyarakat. Dengan demikian televisi kondang citraan popularitasnya seperti Abdullah telah menjadi meta-medium, sebuah instrumen yang Gymnastiar (AA Gym), Arifin Ilham, atau Ustadz Hartanto, Analisa Tayangan Kerajaan Sahur Trans TV 5

Jeffry Al Buchori (Uje) , mereka tampil dengan usia Dengan adanya program seperti itu objektifnya muda, fashionable, dengan cara bertutur yang pemirsa akan mendapatkan pencerahan keagamaan dinamis, bahkan tak jarang para dai menyanyi seperti dan akan berbuat yang terbaik demi keafdolan Ustadz Uje. Bahkan acara dakwah di televisi sudah di puasanya. setting sebuah acara entertaintment mulai meng- hadirkan bintang tamu penyanyi, artis dengan ANALISA TAYANGAN KERAJAAN SAHUR presenter kondang bahkan dengan bumbu-bumbu banjir hadiah. Kegiatan puasa Ramadhan tidak bisa lepas dari Tampilan di layar gelas sekarang terasa tidak kegiatan budaya, apalagi yang tinggal di pulau Jawa. nyaman karena unsur-unsur pendukung program Banyaknya tradisi sebelum dan sesudah Ramadhan tersebut misalnya sponsorship, iklan komersial tidak menjelang Lebaran banyak sekali yang secara tidak hanya spot saja muncul running text, super impose, sadar kita sudah melakukannya. Budaya bersihkan diri bumber slide dan munculnya product product yang pada masyarakat dengan membersihkan diri sebelum hadir mengisi interior dan ekterior setting lokasi . Dari puasa misalnya ‘nyekar” mengunjungi makam sau- mulai furniture mulai meja kursi , sampai pada lampu, dara atau leluhur, kemudian “padusan” membersihkan korden dan fashion yang dipakai pemeran sampai diri dengan mandi , kemudian keliling kampung dan loundry. sebagainya, sudah menjadi tradisi turun temurun. Acara dakwah yang harusnya dinikmati dengan Begitu pula budaya kembang api dan mercon menj- serius terpaksa terpotong hanya karena iklan-iklan elang lebaran tiba. komersial, bahkan pada saat tayangan dilangsungkan Tapi dalam perkembangannya sekarang stasiun muncullah animasi gerak sebuah produk menawarkan televisi berlomba-lomba menyajikan acara yang ber- kepada pemirsa. Gambar pada televisi bukan hanya kaitan atau dikait-kaitan dengan Ramadhan. Dengan sebagai gambaran saja tetapi dampak yang muncul, memberikan tujuan menghibur masyarakat pada saat dampak yang paling penting dari media komunikasi puasa Ramadhan. adalah bahwa media komunikasi mempengaruhi Kerajaan Sahur acara unggulan Trans TV me- kebiasaan persepsi dan berpikir, Marshall McLuhan (1965). rupakan salah satu acara yang menarik untuk dianalisa. Mengutip kembali pendapat Ferry Ananda Tayangan Ramadhan yang dikutip pada www.rileks.com , acara “Kerajaan Sahur” dibuat bukan untuk berlomba dengan tayangan Acara Ramadhan penuh berkah bagi stasiun pada stasiun televisi lain. “Kami ingin menyuguhkan televisi dan pelaku-pelaku pendukung acara tersebut. tayangan ini untuk menghibur masyarakat yang lagi Dari tahun ke tahun menyaksikan meningkatnya makan sahur agar tidak ngantuk dan bisa menikmati pengemasan nuansa Ramadhan direka sedemikian sahur dengan caranya masing-masing”. rupa berharap mencapai rating yang bagus di mata Kalimat “menghibur masyarakat” bila kita kait- masyarakat. Penonjolan peran pelawak dalam acara kan dengan tayangan Kerajaan Sahur adalah masya- Ramadhan perlu dipertimbangkan karena ajaran – rakat terhibur dengan lawakan, hadiah, joke adegan ajaran agama disampaikan dengan penuh canda dan kuis, cerita yang sering terpotong oleh pesan sponsor. tawa dan tak ada kaitannnya dengan makna puasa itu sendiri. Tayangan Budaya Tradisional Dari performance yang tampil di acara Rama- dhan semuanya “fashionable” mereka seolah menjadi Tayangan Kerajaan Sahur sangat kental budaya peragawan dan peragawati oleh perancang butik tradisionalnya , mulai penggunaan jenis font pada tertentu. Yang pria umumnya mengenakan peci judul tayangan menggunakan dimensional, tekstur dangan variasi bentuk dan ornamen yang makin kaya. seperti bentuk candi di Indonesia. Kemudian cerita Busana muslimah yang perempuan modelnya makin tentang konflik dua saudara beda kerajaan, meng- semarak, dengan aneka hiasan yang sangat meriah. ingatkan cerita sejarah Indonesia yang sering di- Semuanya mempunyai ciri yang sama penuh kom- representasikan kembali pada kesenian tradisional binasi warna-warni berkesan gemerlap, gemebyar dan misalnya ketoprak. ngejreng (kontras). Dari kostum yang digunakan para pendukung Pengemasan acara yang dibungkus dalam bentuk acara, mirip dengan pakaian prajurit dari keraton sinetron, kuis, komedi dan diskusi keagamaan. (Pakaian Wirobrojo) dengan memodifikasi kembali.

6 NIRMANA, VOL.9, NO. 1, JANUARI 2007: 1-9

Kesan tradisional lain pada setting dekorasi terutama interior dengan menggunakan elemen seperti yang ada pada keadaan masa kerajaan dahulu, termasuk beberapa prajurit dengan membawa tameng, diam di dekat pintu masuk kerajaan. Kemudian bentuk warung dibuat tradisional tempat bertemunya konflik antar kedua kerajaan dalam cerita ini.

Tayangan Kuis

Session ini merupakan interaktif dengan pemirsa durasi sekitar 2 menit, muncul disaat cerita berlang- Gambar 1. Bumper Judul sung. Pada tayangan kuis pertanyaan-pertanyaan dibuat mudah sekali, dan kadang tidak berhubungan dengan bulan Ramadhan.

Gambar 2. Cover Komik Tutur Tinular 2

Gambar 5. Sesuai Ramadhan

Gambar 3. Pakaian Kerajaan Sahur

Gambar 6. Tidak sesuai Ramadhan

Tayangan kuis apabila penelpon bisa menjawab dan tidak bisa menjawab dimunculkan seorang pemain figuran yang sangat kontroversial, selain hanya dibuat seperti boneka atau umpan bagi Komeng dan pasangannya. Peran figuran ini sangat direndah- kan . Banyak sekali adegan yang tidak sepantasnya Gambar 4. Pakaian Wirobrojo dilakukan oleh seorang pelawak Komeng. Hartanto, Analisa Tayangan Kerajaan Sahur Trans TV 7

yang tinggi. Beberapa sponsor utama adalah Telkom- sel, Telkom Flexi, Pertamina, Yamaha dan sebagai- nya. Karena konsekuensi dari sponsorship itulah akhir- nya setiap adegan pasti dekorasi interiornya muncul beberapa komunikasi visual produk dari sponsorship- nya , belum ditambah dengan running text dan super impose.

Gambar 7. Pemain figuran, hanya dibuat bahan lawakan pembawa kuis

Pemeran figuran ini adalah sosok yang sangat sensitive, selain dari kepulauan Indonesia Timur yang sangat rawan konflik, dia tidak ada pembelaan sama sekali ketika dibuat bahan lawakan bagi pembawa kuis.

Tayangan Sponsorship

Kerajaan Sahur sangat mementingkan sponsor- Gambar 8. Adegan ini tidak sepantasnya dilaku- ship karena selain biaya produksi sendiri yang me- kan di bulan Ramadhan makan biaya tinggi, juga biaya pihak sponsorship

8 NIRMANA, VOL.9, NO. 1, JANUARI 2007: 1-9

Gambar 10. Judul per-episode berbeda.

Tayangan Kerajaan Sahur Representasi Mass Culture ?

Kerajaan Sahur produk acara unggulan Trans TV, dengan pemilik Chairul Tanjung dimana acara ini ditayangkan pada dua stasiun televisi swasta Trans TV dan TV 7. Ditayangkan pada dua stasiun berbeda sangat mungkin ada kepentingan–kepentingan menguasai waktu terutama pada jam sahur. Kerajaan Sahur diproduksi untuk menemani santap sahur dengan menghadirkan tayangan yang diadaptasi dari

budaya local ketoprak kemudian muncul ketoprak humor dan lahirlah Kerajaan Sahur. Mengkombinasi- kan antara cerita kerajaan Indonesia dahulu dipadu dengan hiburan dan kuis interaktif berhadiah jutaan rupiah dari sponsorhip acara. Sebuah kelemahan media televisi, ketika harus membuat acara besar dan keinginan bisa meraup keuntungan sebesar-besarnya, mengorbankan masya- rakat sebagai penikmat. Kemasan acara yang mang- atasnamakan “Bulan Ramadhan” haruslah melihat kaidah dan norma-norma agama dan masyarakat. Tidak perlu mengambil “pemeran figuran” untuk dibuat bulan-bulanan tanpa mempertimbangkan lebih dalam, dan belum tentu hal tersebut membuat penon- ton non studio tertawa dan terhibur, bisa sebaliknya. Gambar 9. Berganti karakter setiap kali masuk Masyarakat tidak salah, memang membutuhkan acara kuis, dan tetap dibuat tidak berdaya hiburan yang segar, hanya saja harus ada etika atau kontrol yang mengawali isi tayangan tersebut. Acara Pesan moral Ramadhan religi bisa dibuat serius dan tetap menghibur.

Sebagai tayangan yang hadir hanya pada bulan Tayangan Kerajaan Sahur belum tentu “selera Ramadhan, Kerajaan Sahur sangat miskin pesan masyarakat” dari beberapa teori tentang hubungan moral yang ingin disampaikan. Pesan moralpun dalam media dan khalayak seperti teori jarum hipodermik, bentuk cerita yang membawakanpun bukan oleh kekuatan media yang begitu dahsyat hingga bisa seorang pemuka agama yang terkenal atau disegani di memegang kendali pikiran khalayak yang pasif tak Indonesia tetapi dari para pemain Kerajaan Sahur ini. berdaya. Kekuatan media yang mempengaruhi khala- Pesan cerita ini dikembalikan ke dalam hati pemirsa yak beroperasi seperti jarum suntik, tidak kelihatan masing-masing. tapi berefek. Hartanto, Analisa Tayangan Kerajaan Sahur Trans TV 9

Di pedesaan atau dipinggiran perkotaan tentunya DAFTAR PUSTAKA masih dapat disaksikan peran budaya tradisional dan lokal menata kehidupan masyarakat yang dirasakan Arismunandar, S .(2006).Sarang Rajawali Trans TV sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan dan TV 7. http://satrioarismunandar6.blogspot. sehari-hari, seperti dalam bidang pertanian, irigasi, com/2006_08_24satrioarismunandar6_archive. kesehatan, pendidikan, pangan dan seterusnya. Di- html antara mereka ada yang mengadaptasikan nilai-nilai tradisional itu dengan nilai-nilai baru sebagai upaya Basyid, H. (2004). Bisnis Ramadhan di Televisi, mempertahankan kelangsungan hidup dari tekanan 25/10/2004 http://islamlib.com/id/index.php? modernisasi. page=article&id=714 Kerajaan Sahur adalah budaya massa (mass Bungin,Burhan, (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, culture) artinya adalah tayangan ini berasal dari Paradigma,dan Diskursus Teknologi Komuni- kelompok tertentu dengan mempunyai tujuan kasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada komersial dengan harapan bisa meraup keuntungan Media. sebanyak-banyaknya. Padatnya tayangan dengan visualisasi komposisi gambar tayangan yang rela Craft, John E., Frederic A. Leigh, Donald G. Godfrey. diganggu visual logo sponsorship representasi gam- (2001). Elektronic. Media. Wadsworth, Thom- baran produk penguasa pada tayangan tersebut. son Learning, Inc. Durasi tayangan hampir separo milik sponsor- ship, mulai acara kuis, running text, super impose Dwinanda, N. (2006). Tayangan Ramadhan Makin sampai break iklan yang diulang berkali-kali, Komersial Saja. 01 Oktober 2006.http://www. ditambah munculnya kembali para sponsorship di republika.co.id/koran.asp?kat_id=306 akhir acara dan diulang-ulang. Imran. (2006). A, Televisi dan Fenomena Dai.http:// www.pikiran.rakyat.com/cetak/2006/092006/lo SIMPULAN /khazanah/lain04.htm

Pada saat menjalani ibadah puasa Ramadhan Lukmantoro, T., (November 2003). Bahasa dan semenjak munculnya televisi swasta, masyarakat Budaya Populer, Rubrik Karangan Khas digiring ke dalam gradasi nilai-nilai baru dari Harian Suara Merdeka, Selasa. beberapa acara yang ditampilkan. Pada era-televisi tahun 1990-an acara dakwah pada saat sahur begitu McLuhan, M., (1965). Understanding Media: The kental nuansa religi, semua pemirsa diajak merenung Extensions of Man. New York: Mc Grow Hill. dan intropeksi diri menjalani perjalanan kehidupan di Nugroho, Garin. (1995). Kekuasaan dan Hiburan. dunia ini, dengan mengundang dai kondang senior Yayasan Bentang Budaya. yang sangat pengalaman memberikan pencerahan pada umatnya. Beberapa daipun laris manis beberapa Pambudi, Ninuk. (5 Mei 2003). Inul di Dalam Budaya kali masuk keluar stasiun televisi memberikan Pop. Harian Kompas. dakwahnya.Tayangan Kerajaan Sahur sebuah representasi budaya mass culture, hadir merubah Rubin, A. M., E. M. Perse, and S.Taylor (1998), A masyarakat dari mulai memaknai Bulan Ramadhan Methodological Examination of Cultivation. dengan mendengarkan ceramah dari tokoh agama Communication Research. tidak dimunculkan dalam acara tayangan ini. Saverin & Tankard. (2005). Teori Komunikasi Seja- Yang muncul adalah para pelawak, yang rah, Metode, dan Terapan di Dalam Media menyampaikan pesan ramadhan disampaikan dengan Massa: Edisi Kelima. Jakarta: Kencana Pre- penuh canda dan tawa dan secara umum tidak ada nada Media. kaitannya dengan makna puasa itu sendiri.