Biocelebes, 2020, Vol. 14. No. 3. Doi: 10.22487/bioceb.v%vi%i.15420

JENIS-JENIS Hoya (APOCYNACEAE) DI GUNUNG SIDOLE, KECAMATAN AMPIBABO, KABUPATEN PARIGI MOUTONG, TENGAH

Diversity of Hoya (Apocynaceae) at Mount Sidole, Ampibabo District, Parigi Moutong Regency,

Roland P. P. Ahmad dan Ramadanil

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Tondo , Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT

Keywords: A research about species diversity of Hoya (Apocynaceae) in Sidole Mountain, Species Ampibabo District, Parigi Moutong Regency of Central Sulawesi has been diversity, Hoya, Sidole conducted from December 2018 to March 2019. The research was conducted Mountain, by using botanical exploration method that aim to record and describe species Central of Hoya based on morphological characters The results showed that there Sulawesi were 2 species of Hoya namely H. camphorifolia Warb and H. imbricata Decne.

ABSTRAK

Telah dilakukannya penelitian tentang jenis-jenis Hoya (Apocynaceae) di Kata Kunci: gunung Sidole, kecamatan Ampibabo, kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Eksplorasi, Hoya, Tengah dari bulan bulan Desember 2018 sampai dengan Maret 2019. Gunung Penelitian menggunakan metoda eksplorasi botani yang bertujuan untuk Sidole, mendata dan mendeskripsikan jenis-jenis Hoya berdasarkan kajian Sulawesi morfologi.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 2 jenis Hoya yaitu H. Tengah camphorifolia Warb dan H. imbricata Decne.

*Corresponding Author : [email protected]

PENDAHULUAN dengan wilayah penyebaran daerah tropis, Hoya (Apocynaceae) merupakan salah satu subtropis Asia Selatan, Asia Tenggara dan genus tumbuhan berbunga yang bersifat Papuasia (Simonsson and Rodda, 2017). epifit dan dapat tumbuh dari dataran rendah merupakan salah satu wilayah hingga dataran tinggi yang memiliki dengan penyebaran Hoya yang terluas, kelembaban tinggi serta mendapat sinar dimana terdapat sekitar 32 jenis Hoya yang matahari yang cukup (Rintz, 1978; Rahayu, telah dikoleksi dan dikonservasikan di 1997). Hoya termasuk salah satu genus Kebun Raya Bogor (Rahayu, 1997). terbesar di Apocynaceae yang memiliki Beberapa wilayah di Indonesia telah lebih dari 300 spesies (Rodda, 2015), dilaporkan keragaman Hoya seperti,

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 229

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

Sumatera 25 jenis (Rahayu, 2001), Jawa 21 terselesaikan di Sulawesi Tengah, salah jenis (Backer and van den Brink Jr, 1965), satunya Hoya. Berdasarkan rekam jejak Borneo 72 Taxa (1 sub spesies) (Lamb and perjalanan Schlechter, Kleijn dan van Rodda., 2016) dan Sulawesi tercatat lebih Donkelaar di Sulawesi Tengah, mereka dari 15 jenis yang belum terselesaikan tidak melakukan pengoleksian di wilayah (Kleijn and van Donkelaar, 2001). Gunung Sidole, Kecamatan Ambipabo, Sebelumnya Kloppenburg (1993), Kabupaten Parigi Moutong. Sementara mengemukakan bahwa seorang botanis Gunung Sidole memiliki karakter habitat german Dr. Friedrich Richard Rudolph yang menunjang keberadaannya Hoya. Schlecther pernah melakukan pengoleksian Salah satu langkah untuk menyelesaikan Hoya di wilayah Sulawesi pada tahun 1900- informasi mengenai jenis-jenis Hoya di an. Sulawesi Tengah perlu di lakukan Sulawesi Tengah merupakan salah satu eksplorasi di wilayah yang belum pernah wilayah yang memilki tingkat keragaman dilakukan pengoleksian. jenis dan tingkat endemisitas tumbuhan Penelitian ini diharapkan dapat menambah yang sangat tinggi (Whitten et al. 1987), informasi mengenai jenis-jenis Hoya di namun masih banyak informasi mengenai Sulawesi Tengah. kelompok tumbuhan berbunga yang belum saat dilakukan pembuatan herbarium. Kotak BAHAN DAN METODE sampel digunakan untuk penyimpanan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian koleksi saat melakukan pengoleksian di yaitu teropong digunakan untuk mengamati lapangan. Alat pengepres (sasak dan Hoya yang berada pada pepohonan yang webbing) untuk menjaga spesimen agar sulit diamati dengan mata telanjang. tidak rusak. Botol sampel digunakan untuk Kamera digital digunakan untuk mengambil menyimpan bunga. Silet dan jarum pentul gambar sampel yang akan dikoleksi saat di digunakan untuk mengambil pollinarium lapangan. Global Positioning System (GPS) yang akan diamati. Kaca objek sebagai digunakan untuk mengambil titik koordinat wadah pengamatan pollinarium dan saat melakukan pengoleksian dilapangan. mikroskop cahaya untuk mengamati Oven listrik (elektric stove) digunakan untuk pollinarium. pengeringan sampel. Gunting stek Bahan yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengoleksian. yaitu koran untuk pengeringan spesimen. Buku lapangan dan alat tulis digunakan Label gantung digunakan untuk menandai untuk mencatat karakter yang akan berubah sampel yang telah dikoleksi. Alkohol 96%

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 230

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

dan Gliserin 40% untuk mengawetkan kertas bebas asam, dengan merekatkan organ penting seperti bunga. label herbarium di sudut kanan bawah Prosedur Penelitian sampel yang mencantumkan karakter Pengoleksian menggunakan metode jelajah sampel pada paragraf pertama dan paragraf (Rugayah et al., 2004). menjelajahi ke dua mengenai habitat dan asal sampel sepanjang jalur pendakian Gunung Sidole. (Simpson, 2006). Setelah ditemukan populasi atau individu Determinasi dan identifikasi dilakukan Hoya, maka dilakukan pengambilan sampel dengan pengamatan karakter makro terutama yang memiliki batang, daun, morfologi dan mikro morfologi (pollinarium). bunga dan buah, menggunakan gunting Pengambilan pollinarium menggunakan silet stek sebanyak 3-5 duplikat, setelah itu sebagai alat penyatan bunga dan dilanjutkan dengan pencatatan karakter menggunakan jarum pentul untuk yang dapat berubah, seperti warna, ketika memindahkan pollinarium ke kaca objek. dilakukan pembuatan herbarium yaitu Setelah proses pemindahan pollinarium ke warna, panjang dan lebar bentuk sampel, kaca objek, dilakukan pengamatan karakter baik batang, daun, bunga dan buah. Tiap menggunakan mikroskop cahaya yang telah contoh sampel diberikan label yang berisi tersedia di UPT. Sumber Daya Hayati informasi nomor koleksi dan tanggal (Herbarium CEB). Identifikasi jenis Hoya pengkoleksian. dibantu dengan menggunakan Catalogue Sampel yang telah diberikan label Hoya yang bersumber dari dimasukkan ke dalam koran untuk proses “data.rbge.org.uk/search/herbarium”, pengepresan menggunakan sasak dan “apps.kew.org/herbcat” dan menggunakan webbing agar sampel tidak rusak, untuk buku identifikasi seperti A Guide To Hoyas pengoleksian basah sampel generatif of Borneo (Lamb and Rodda, 2016) dan seperti bunga dan buah menggunakan beberapa artikel ilmiah mengenai Hoya gliserin 40% dengan perbandingan alkohol (Schlechter, 1914; Kloppenburg, 1993; 96% : aquadest : gliserin = 70 : 29 : 1. Kleijn and van Donkelaar, 2001). Sampel yang didapatkan dari lapangan akan dibawa ke Laboratorium Biodiversity HASIL Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Dari penelitian yang telah dilakukan, Ilmu Pengetahuan Alam Universitas terdapat 6 individu Hoya yang terdiri atas 2 Tadulako untuk proses pengeringan yang jenis, yaitu Hoya camphorifolia Warb.dan menggunakan oven listrik (elektrik stove). Hoya imbricata Decne. Jenis-jenis, posisi Sampel yang telah kering diletakkan di atas geografi (Gambar 1.), dan habitat kedua

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 231

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

jenis Hoya disajikan pada Tabel 1, morfologi kedua jenis Hoya tersebut sedangkan data perbandingan karakter disajikan pada Tabel 2.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Tabel 1 Perbandingan karakter morfologi Jenis Karakter Hoya camphorifolia Warb. Hoya imbricata Decne Bangun daun Oval Imbricate Mahkota 5, tidak memiliki rambut 5, memiliki rambut halus Bagian dalam mahkota tambahan Bagian dalam mahkota tambahan Mahkota tambahan meruncing dan terdapat rambut meruncing dan tidak terdapat rambut. tambahan Pollinarium Panjang 0,5 mm Panjang 0,25 mm Retinaculum Membulat telur Lanset Sayap ekor polinia Tidak menutupi ekor polinia Menutupi ekor polinia Memiliki anther yang bersinggungan Memiliki anther yang tidak Anther dengan retinaculum bersinggungan dengan retinaculum

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 232

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

Deskripsi Hoya spp dengan warna ungu-hijau, panjang tangkai Hoya camphorifolia Warb. 1.5–1.7 cm dengan warna ungu, Bunga Deskripsi: Tumbuhan epifit. Batang tebal, kelopak 5; mahkota 5, berwarna ungu, jarak ruas 9.5–10 cm, panjang tangkai daun panjang 0.8 cm, diameter 1.7 cm; bagian 1.5–2.3 cm. Daun tepi daun rata- mahkota tambahan berwarna merah, bergelombang, ujung daun runcing- panjang 0.4 cm, ujung mahkota tambahan meruncing, dasar daun tumpul, tebal tanpa melancip. Panjang pollinium hingga 0.25 rambut, dengan urat tulang daun yang mm, anther yang tida bersinggungan seperti garpu memiliki bercak merah muda dengan retinaculum, retinacullum sampai ungu, warna pada daun mudah membundar telur. berubah sesuai dengan bertambahnya usia, Habitat dan ekologi: spesimen ini dikoleksi 6.5–13.5 × 3–4.5 cm. Perbungaan tipe pada jalur pendakian (tipe habitat hutan bunga majemuk menyerupai payung, perkebunaan) pada ketinggian ca. 219 m mengarah ke bawah, jumlah bunga 40–45, dpl (LS 00°29'11,25",BT 120°00'21.9"). panjang ibu tangkai bunga 3.5–4 cm sampai ungu dengan pada ujung dalam Hoya imbricata Dence. bagian mahkota tambahan memiliki rambut Deskripsi: Tumbuhan epifit. Batang tebal tambahan. Polinarium memiliki panjang berwarna hijau cerah hingga gelap, setiap hingga 0.5 mm, Retinacullum berbentuk ruas memiliki akar liar, jarak internodus 10– seperti segetiga dengan setiap tepi 12 cm. panjang tangkai daun 0.5–0.7 cm. berlekuk, sayap polen menutupi tangkai Daun,tepi daun berombak, ujung daun polen. membulat, dasar daun terbelah, bangun Habitat dan ekologi: spesimen ini dikoleksi daun berlekuk menutupi batang dan akar pada jalur pendakian (tipe habitat hutan tebal dan lebar tanpa bulu, warna perkebunaan) pada ketinggian ca. 223 m permukaan atas hijau dengan corak ungu dpl (LS 00°29'11.8",BT 119°59'41.33 gelap dan bagian dasar berwarna ungu gelap, 10–11 × 10–11 cm. Perbungaan mengarah kebawah, jumlah bunga 15–30, tipe bunga majemuk menyerupai payung, ibu tangkai bunga 4–9 cm, panjang tangkai Gambar 2. A. Perbungaan, skala: 1 cm; B. mahkota tambahan, skala: 0.4 mm; bunga 2–4.5 cm. Bunga; Kelopak 5; C. Pollinarium, skala: 0.25 mm; D. Mahkota 5, berwarna kuning dengan rambut Daun, skala: 2 cm. berwarna putih, berwarna merah muda

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 233

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

dengan pendapat Sanford (1968) dan Johansson (1974), setiap ketinggian suatu wilayah memiliki perbedaan vegetasi tumbuhan epifit, karena komposisi jenis pohon dan atmosfer kelembaban sangat berbeda pada setiap ketinggian. Menurut Kleijn dan Donkelaar (2001), Hoya di Sulawesi dapat dijumpai hingga ketinggian 1200 m dpl, hal ini karena karakter struktur hutan pegunungan yang terbuka. H. camphorifolia dapat terlihat tumbuh Gambar 3. A. H. imbricata, skala: 8 cm. menjuntai pada pecabangan pepohonan. B. Inflorenscense, skala: 3 Jenis ini memiliki karakter yang dapat cm. C. Pollinarium, skala: 0,5 mm. Foto: Roland Putra berubah ketika bertambahnya usia, seperti Pribadi Ahmad, 2019 warna daun yang akan berubah dan ukuran PEMBAHASAN batang yang berubah, sama seperti yang Gunung Sidole merupakan salah satu telah laporkan oleh Kleijn dan Donkelaar gunung yang secara administrasi terletak di (2001) pada saat menjelajahi Sulaewesi, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi yaitu H. camphorifolia biasa ditemukan Moutong. Gunung Sidole memiliki hingga ketinggian 600 m dpl, jenis ini ketinggian hingga 1900 m dpl dan setiap biasanya menjuntai pada pohon besar, ketinggiannya memiliki vegetasi tumbuhan lingkungan yang tercemar akibat manusia epifit yang beragam terdiri dari kelompok atau antropogenik. Orchidaceae, Apocynaceae, Gesneriaceae H. imbricata awalnya diketahui sebagai dan Pteridophyta. Hal tersebut sesuai Conchophyllum maximum H. Karst., setelah 1920). Menurut Kleijn dan Donkelaar (2001) pengamatan dua karakteristik bunga H. imbricata sangat umum dijumpai pada Dischidia, terapat perbedaan dari ukuran ketinggian 0-600 m dpl di dataran Sulawesi daun yang jauh berbeda (Karsten, 1895). Tengah. Jenis ini awalnya dilaporkan berasal dari Berdasarkan hasil penelitian, Hoya Sulawesi Utara (Karsten, 1895; Koorders, hanya dijumpai pada habitat agroforestry hutan perkebunan pada ketinggian 200 m atau hutan perkebunan dengan ketinggian dpl jauh lebih terbuka. Jenis yang ca. 200 m dpl, hal ini dikarenakan karakter

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 234

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

didapatkan yaitu H. camphorifolia dan H. konservasi plasma nutfah. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora imbricata. Nusantara (hal. 294-303). UPT BP Simpulan Kebun Raya- LIPI Bogor.

Dari penelitian yang telah dilakukan, Rintz, R. E. (1978). The peninsular terdapat 2 jenis Hoya dari Gunung Sidole Malaysian species of Hoya (Asclepiadaceae). Malayan Nature yaitu: Hoya camphorifolia Warb. dan Hoya Journal,30, 467-522. imbricata Decne. Rodda, M. (2015). Two new species of

Hoya R.Br. (Apocynaceae, DAFTAR PUSTAKA Asclepiadoideae) from Borneo. PhytoKeys, 53, 83-93. Backer, C. A., dan van den Brink Jr, R. C. B. (1965). Flora of Java.Volume 2. Rugayah., Retnowati, A., Windadri, F.I., dan Groningen: N.V.P. Noordhoff. Hidayat, A. (2004). Pengumpulan data taksonomi. Di dalam Rugayah, Johansson, D. (1974). Ecology of vascular Widjaja E.A., Praptiwi, (Ed.). epiphytes in West African rain forest. Pedoman Pengumpulan Data Acta Phytogeogr. Suec., 5, 1-136. Keanekaragaman Flora. Bogor (ID): Puslit-LIPI. Karsten, G. (1895). Epiphytenformen der Molukken. Ann. Jard. Bot. Buitenzorg, Schlechter, F. R. R. (1914). Die 12, 154-168. Asclepiadaceen von Deutsch-Neu- Guinea. Engler’s Bot. Jahreb, 50, 104- Kleijn, D., and van Donkelaar, R. (2001). 138. Notes on the taxonomy and ecology of the genus Hoya (Asclepiadaceae) Simpson, M. G. (2006). Plant sytematics: in Central Sulawesi. Blumea, 46, 457- Chapter 18 herbaria and data 483. information system. USA: British Library Cataloguing in Publication Kloppenburg, D. (1993). Dr. Schlechter’s Data. Hoya species. USA: Library The New York Botanical Garden Bronx New Simonsson, N. J., dan Rodda, M. (2017). York 10458. Hal 14-17. Contribution to a revision of Hoya (Apocynaceae: Asclepiadoidae) of Koorders, S. H. (1920). Untersuchungen Papuasia. Part I: Ten new species, über einege in den Jahren 1894-1895 one new subspecies and one new von mir in N.O. Celebes gesammelten combination. Gardens’ Bullettin Pflanzen (mit 4 Tafeln). Supplement Singapore,69(1), 97-147. op het eerste overzicht der Flora van N.O. Celebes: 35-47. Rahayu, S. 2001. Keanekaragaman genetik Hoya asal Sumatra. [Thesis]. Program Lamb, A., and Rodda, M. (2016). A guide to Pasca sarjana Institut Pertanian Hoyas of Borneo. Kota Kinabalu: Bogor. Bogor. Natural History Publications Borneo. Sanford, W. W. (1984). The distribution of Rahayu, S. (1997). Eksplorasi dan epiphytic orchids in Nigeria in relation pembudidayaan Hoya to each other and to geographic (Asclepiadaceae). Dalam rangka location and climate, type of

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 235

Ahmad dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 229-236

vegetation and tree species. Biol. J. Linn. Soc. 1, 247-285.

Whitten, A. J., Mustafa, M., and Henderson, G. S. (1987). The Ecology of Sulawesi. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 236