Hama Utama Tanaman Lamtoro ( (Lam.) De Wit) ... Yeni Nuraeni

HAMA UTAMA TANAMAN LAMTORO (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) DAN ASPEK PENGENDALIANNYA

Yeni Nuraeni

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Kampus Balitbang Kehutanan, Jl. Gunung Batu no. 5, Bogor 16618 Email: [email protected]

ABSTRAK Tanaman lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) termasuk ke dalam famili Fabaceae, merupakan tanaman yang multi guna sebagai pakan ternak, bahan bangunan, meubel, kayu bakar dan arang. Penanaman tanaman lamtoro juga tidak luput dari berbagai kendala yang dihadapi diantaranya adalah serangan hama utamanya yaitu kutu loncat ( cubana Crawford). H. cubana termasuk ke dalam ordo famili , biasanya menyerang lamtoro pada bagian tangkai, kuncup daun, tunas dan daun muda sehingga dapat menghambat pertumbuhan lamtoro. Aspek pengendaliannya dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan musuh alamnya sebagai predator yaitu dengan menggunakan Curinus coeruleus Muslant.

Kata kunci : Lamtoro, Heteropsylla cubana, hama utama, musuh alami

I. PENDAHULUAN

Tanaman lamtoro merupakan tanaman legume yang multiguna, selain daunnya dapat dijadikan sebagai pakan ternak, kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, meubel, kayu bakar dan arang. Tanaman lamtoro mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai hijauan penghasil ternak sepanjang tahun, hijauan segar yang dapat dihasilkan sebanyak 70 ton atau bahan kering sekitar 20 ton/Ha/Tahun. Bahan kering dari tanaman ini mengandung komposisi zat kimia berupa 25,90% protein kasar, 20,40% serat kasar dan 11% abu (2,3% Ca dan 0,23% P), karotin 530.000 mg/kg dan tannin 10,15% mg/ kg (NAS, 1984). Penanaman tanaman lamtoro juga tidak luput dari berbagai kendala yang dihadapi diantaranya yaitu serangan hama kutu loncat yang merupakan hama utama pada tanaman lamtoro, serangan hama kutu loncat ini pertama kali terjadi di Indonesia pada akhir tahun 1980’an yang menyebabkan kerugian. Major pest/main pest key pest atau hama penting/ utama adalah serangga hama yang selalu menyerang tanaman dengan intensitas serangan yang berat sehingga diperlukan pengendalian. Hama utama itu akan selalu menimbulkan masalah setiap tahunnya dan selalu menimbulkan kerugian cukup besar. Biasanya ada satu atau dua spesies serangga hama di suatu daerah. Hama utama di setiap daerah dapat sama atau berbeda dengan daerah lain pada tanaman yang sama (Susniahti et al, 2005).

13 Galam Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru

II. DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK LAMTORO

Klasifikasi secara umum dari tanaman lamtoro (Leucaena leucophala) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliphyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Family : Fabaceae Genus : Leucaena Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit)) dikenal dengan nama kemlandingan, latoro (Jawa), peteuy selong (Sunda), kalandingan (Madura). Tersebar secara luas di Meksiko dan Amerika Tengah pada tahun 1520, pada akhir abad ke 20 menyebar luas sampai ke Filipina sebagai peneduh tanaman perkebunan, kayu bakar dan hijauan pakan ternak. Lamtoro merupakan tanaman yang mudah tumbuh, akarnya dapat menembus lapisan tanah yang keras. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dengan curah hujan 200 mm/thn, terutama setelah tinggi pohonnya mencapai 1m. Dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 600 – 1500 mm/th. Mempunyai akar tunggang yang kuat dan berakar serabut sedikit, biasanya panjang akarnya mencapai 2/3 tinggi pohonnya, sehingga lamtoro dapat menghisap dan zat-zat makanan jauh ke dalam tanah dimana tanaman lain tidak dapat mencapainya (Benge, 1982). Lamtoro masih tumbuh baik pada ketinggian tempat 1500 mdpl, ketinggian tempat lebih dari itu sudah tidak sesuai untuk pertumbuh