63 Jurnal Kajian Pariwisata Volume 1 No 1 September 2019 E-ISSN: 2686-2522

Penguatan Lembaga Ekonomi Desa dalam Mendorong Pariwisata di Daerah

Khaidarmansyah1, Ridwan Saifuddin2 1IBI Darmajaya Bandar , [email protected] 2)Balitbangda Provinsi Lampung, [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang memengaruhi kinerja unit usaha pariwisata Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), dengan mengambil lokus pada BUM Desa Mandiri Bersatu, Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Secara teoritis faktor yang mempengaruhi kinerja unit usaha pariwisata dapat dikelompokkan berdasarkan “Model 5M” (man, money, materials, machine, method). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan alat analisis diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Diagram). Berdasarkan identifikasi terhadap lokus penelitan, empat faktor yang berpengaruh adalah man (people), money, infrastruktur, dan management. Dari empat katagori tersebut, faktor SDM (people) menjadi persoalan paling krusial dalam operasional unit usaha pariwisata BUM Desa, terkait masih lemahnya pendidikan, keterampilan, kemampuan manajerial, serta komitmennya dalam memajukan lembaga ekonomi desa. Keterbatasan infrastruktur pendukung pariwisata juga menjadi kendala pengembangan usaha pariwisata di daerah. Manajemen yang dijalankan pada BUM Desa tidak focus pada unit usaha pariwisata semata, melainkan tersebar dalam unit-unit usaha yang lain dan belum terintegrasi. Pengembangan usaha pariwisata melalui lembaga ekonomi desa BUM Desa Mandiri Bersatu membutuhkan intervensi SDM dengan kompetensi mumpuni untuk mengelola dan mengembangkan bisnis pariwisata, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dan media online dapat diwujudkan. Kata kunci: pariwisata, desa, kinerja, kompetensi.

ABSTRACT This study aims to look at what factors affect the performance of The Village-Owned Tourism Business Unit (BUM Desa), became the objective of this study, by taking the locus at BUM Desa Mandiri Bersatu, Gisting, , Lampung Province. Factors affecting the performance of tourism business units are grouped based on the "5M Model" (man, money, materials, machine, method). This study uses qualitative methods using a causal diagram analysis tool or fishbone diagram (Fishbone Diagram). Based on identification of the research locus, four influential factors are man (people), money, infrastructure, and management. From all four factors, people factor is the most crucial issue in the operation of the BUM Desa tourism business unit, due to the lack of education, skills, managerial abilities, and commitment in advancing village economic institutions. The limited supporting infrastructure for tourism has also become an obstacle to the development of tourism businesses in the region. The management carried out at BUM Desa is not focused on one business unit (tourism), but is spread over other business units and is not yet integrated. The development of tourism businesses through the village economic institutions BUM Desa Mandiri Bersatu requires HR intervention with competent competence to manage and develop the tourism business, so that the use of information technology and online media can be realized. Keywords: tourism, village, performance, competence. Naskah masuk : 14 Juli 2019 Naskah direvisi : 20 Juli 2019

E-ISSN:2686-2522 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

Naskah Terbit : 15 September 2019

PENDAHULUAN perlu diintegrasikan dengan pendekatan Pertumbuhan suatu daerah berkait erat aglomerasi industri pariwisata dalam dengan perkembangan sektor ekonominya. rangka meningkatkan daya tarik yang lebih Setiap daerah tentu memiliki kekayaan dan tinggi, sehingga memberikan efek potensi ekonominya masing-masing. pengganda yang lebih besar dalam Kekayaan dan potensi daerah ini tidak memajukan perekonomian dan hanya dalam bentuk fisik atau fiskal saja. pembangunan daerah. Perpaduan Selain dalam bentuk sumber daya alam keindahan alam, kekayaan komoditi daerah, (komoditi dan pariwisata), juga di pertanian, ekonomi kreatif, kearifan dalamnya dapat berupa potensi demografi, budaya, serta ketersediaan infrastruktur sosial, kebudayaan, lingkungan, kapasitas perlu dikelola secara lebih terintegrasi dan pengelolaan pemerintahan, dan lainnya. sinergis dalam rangka meningkatkan Kekayaan dan potensi masing-masing kontribusinya bagi perekonomian dan daerah inilah yang perlu dikelola secara pembangunan daerah. Perspektif optimal dengan mengedepankan kerja sama pengembangan perekonomian lokal diantara pemangku kepentingan untuk berbasis pariwisata ini penting, karena sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. kondisi daerah yang memang menunjang Lanskap indah alam Provinsi Lampung untuk dikembangkan ke arah itu dalam dengan bukit, gunung, pantai, juga hutan rangka pertumbuhan ekonomi yang merupakan potensi pariwisata yang bernilai inklusif, dengan tetap memperhatikan aspek tinggi. Sayangnya, potensi ini belum pasar. dimanfaatkan dan dikelola secara optimal. Pemerintah Provinsi Lampung telah Di sebelah Barat dan Selatan, di sepanjang memiliki Rencana Induk Pembangunan pantai merupakan daerah yang berbukit- Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Tahun 2010-2025. Dokumen yang Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah- seharusnya menjadi pedoman bagi tengahnya merupakan dataran rendah. pemangku kepentingan dalam membangun Sedangkan dekat pantai di bagian Timur, di kepariwisataan di Provinsi Lampung. sepanjang tepi Laut Jawa terus ke Utara, Dokumen tersebut, antara lain memuat merupakan perairan yang luas. Provinsi zonasi wilayah pariwisata di Provinsi Lampung dengan Ibu Kota , kawasan-kawasan wisata yang Lampung, memiliki wilayah yang relatif tumbuh dan berkembang di Provinsi luas serta letaknya yang cukup strategis, Lampung, juga harmonisasi pemanfaatan menyimpan potensi pariwisata yang ruang wilayah. Namun, seperti banyak bernilai tinggi. dokumen rencana induk lainnya, dokumen Pengembangan sektor pariwisata ini tentu tersebut tampaknya dibuat sekadar untuk tak cukup hanya mengandalkan faktor alam ada. Belum benar-benar diterjemahkan tersebut, melainkan perlu ditunjang dengan dalam kegiatan-kegiatan yang efektif, faktor pendukung lainnya, dengan terarah, dan terukur berdasarkan dokumen pendekatan industrialisasi, sehingga tersebut. meningkatkan daya tarik dan kemampuan Pengembangan industri pariwisata pada kawasan dalam menarik kunjungan unit terkecil pemerintahan bisa dilihat wisatawan. Di samping wisata alam dalam skala pemerintahan desa. Desa tersebut, industri pariwisata buatan pun dengan potensi pariwisata yang dikelola cukup berkembang di beberapa daerah di dengan baik, dapat menjadi pengungkit Provinsi Lampung, yang tentunya juga perekonomian warganya. Industrialisasi membutuhkan dukungan infrastruktur pariwisata akan menggerakkan sektor lainnya untuk lebih berkembang dan saling ekonomi warga setempat. Oleh karena itu, menunjang. otonomi desa sesuai dengan Undang- Potensi industri pariwisata yang tersebar di Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa kabupaten dan kota di Provinsi Lampung memberikan peluang besar kepada desa

E-ISSN:2686-2522 64 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

untuk mengelola potensi yang ada untuk Lembaga ini merupakan salah satu kemakmuran warganya. Pemerintah desa implementasi undang-undang, dengan dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa tujuan melembagakan ekonomi desa agar (BUM Desa) dengan unit usaha yang lebih sistematis, efisien, efektif, berdaya mengelola sumber daya sesuai potensi guna, dan berdaya saing. Kesempatan masing-masing. Hasil penelitian Bella menggerakkan perekonomian desa menjadi Aldila (Unila, 2017) tentang faktor yang semakin terbuka dengan keleluasaan berhubungan dengan peranan pengurus mengembangkan usaha berbasis potensi BUM Desa milik Pekon Gisting Bawah, yang dimiliki masyarakat maupun potensi Kabupaten Tanggamus, antara lain desa itu sendiri. BUM Desa merupakan menyimpulkan, terdapat perubahan tingkat sebuah lembaga ekonomi yang dikelola pendapatan warga antara sebelum dan masyarakat desa dan kepengurusanya sesudah berdirinya BUM Desa setempat. terpisah dari pemerintah desa. Berdirinya Penelitian ini ditujukan untuk mendalami BUM Desa bertujuan menggali dan faktor yang memengaruhi kinerja lembaga mengoptimalkan potensi wirausaha desa. ekonomi desa, khususnya sektor pariwisata, Lembaga ekonomi desa tersebut diharapkan pada Badan Usaha Milik Desa Mandiri mampu berperan efektif sebagai lokomotif Bersatu, di Kecamatan Gisting, Kabupaten baru bagi kegiatan perekonomian warga Tanggamus yang memiliki unit usaha desa. Lahirnya BUM Desa diharapkan pariwisata, dengan pendekatan Model 5M mampu menggerakkan mesin ekonomi di (man, money, materials, method, machine). perdesaan untuk bersama-sama maju dengan unit-unit usaha milik warga yang KAJIAN LITERATUR sudah ada maupun yang baru. Indikator Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun penting keberhasilan BUM Desa adalah 2014 tentang Desa disebutkan bahwa kemampuannya menggerakkan dan pembangunan desa bertujuan untuk mendinamisasikan roda perekonomian di meningkatkan kualitas hidup manusia desa, sehingga dapat meningkatkan serta penanggulangan kemiskinan, melalui kapasitas ekonomi warganya. Karena itu, penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, unit bisnis yang dibangun BUM Desa pembangunan sarana dan prasarana, hendaknya lebih memerhatikan rantai nilai pengembangan potensi ekonomi lokal, dan rantai pasok yang lebih optimal dalam serta pemanfaatan sumber daya alam dan memberikan keuntungan bagi warga lingkungan secara berkelanjutan, dengan setempat. Proses bisnis BUM Desa perlu mengedepankan kebersamaan, lebih diarahkan untuk meningkatkan nilai kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna tambah bagi warga desa dalam setiap mewujudkan pengarusutamaan perdamaian tahapan proses produksinya. Unit-unit dan keadilan sosial. Lebih lanjut, undang- usaha yang dibangun melalui BUM Desa undang tersebut juga menyatakan bahwa sebaiknya diarahkan untuk Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) mengoptimalkan sumber daya lokal, dapat dibentuk oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan sebesar-besarnya yang dikelola dengan semangat potensi daerah termasuk pelaku bisnis kekeluargaan dan kegotongroyongan untuk (SDM) dari warga setempat. mendayagunakan segala potensi ekonomi, Hasil kajian tentang tata kelola BUM Desa kelembagaan perekonomian, serta potensi di Provinsi Lampung (Balitbangda sumber daya alam dan sumber daya Lampung, 2018) menunjukkan manusia dalam rangka meningkatkan pembentukan BUM Desa masih condong kesejahteraan masyarakat desa (Pasal 87). bersifat top down dengan adanya dana desa BUM Desa memberikan ruang dan alokasi dana desa. Sistem dan tata pengambilan peran negara melalui kelola manajemen bisnisnya belum tertata Pemerintah Desa untuk mengelola sumber dengan baik. Dukungan SDM juga daya alam yang ada dan bidang produksi dirasakan sangat minim untuk mampu yang penting bagi desa, serta yang menggerakkan unit-unit usahanya secara menguasai hajat hidup warga desa. profesional. Pendirian unit-unit usaha BUM

E-ISSN:2686-2522 65 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

Desa masih lebih didasarkan pada Keberadaan BUM Desa di Provinsi subjektifitas dan pengamatan sederhana Lampung mulai dirintis sejak 2014 di dari pemerintah desa terhadap trend usaha beberapa desa, seperti di Kabupaten dan pendirian BUM Desa di tempat-tempat Lampung Tengah, Lampung Utara, dan lain, tidak melalui analisis kelayakan usaha Tulang Bawang. Sejak itu, desa-desa di yang baik. Faktor kepala desa sangat kabupaten yang lain menyusul membentuk dominan dalam memengaruhi performa BUM Desa sebagai lembaga ekonomi lembaga ekonomi desa. Dampaknya, berbasis desa yang kemudian bertumbuh pemanfaatan dana desa dan alokasi dana pesat selama 2016–2017. Mayoritas usaha desa dalam menggerakkan perekonomian yang digeluti BUM Desa di Lampung warga setempat belum optimal. Belum ada adalah budidaya ternak, jual-beli hasil bumi pembinaan yang efektif dari pemerintah dan saprodi, simpan pinjam (lembaga kabupaten maupun provinsi, terhadap keuangan mikro), jasa penyewaan, optimalisasi peran BUM Desa dalam perdagangan, distributor, serta usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan pariwisata. Data jumlah BUM Desa di warga desa. Provinsi Lampung ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jumlah BUM Desa di Provinsi Lampung Tahun 2018

Jumlah Jumlah Jumlah Tdk No. Kabupaten Aktif Kecamatan Desa BUMDes Aktif 1 Lampung Tengah 28 301 253 8 245 2 Lampung Selatan 17 256 256 149 57 3 Lampung Utara 23 232 115 80 35 4 Lampung Barat 15 131 123 119 4 5 Tulangbawang 15 147 142 67 75 6 Tanggamus 20 299 28 10 18 7 Lampung Timur 24 264 226 209 17 8 Way Kanan 14 221 98 78 20 9 Pesawaran 11 144 107 100 7 10 Pringsewu 9 126 126 113 13 11 Mesuji 7 105 105 58 47 12 Tulangbawang Barat 8 93 91 84 7 13 Pesisir Barat 11 116 59 16 43 JUMLAH 202 2435 1729 1091 588 Sumber: Dinas PMD Provinsi Lampung, 2018

Dari keberadaan BUM Desa di Provinsi pegunungan, wisata pantai, wisata air Lampung tersebut, setidaknya terdapat 34 terjun, dan sebagainya. Di samping unit usaha BUM Desa yang bergerak dalam sebagian usaha pariwisata yang sektor pariwisata. Unit usaha pariwisata mengandalkan wisata buatan, seperti kolam yang didirikan lembaga-lembaga ekonomi renang, bendungan, dan lainnya. Tabel 2 desa tersebut sebagian memanfaatkan menyajikan data BUM Desa yang memiliki kondisi alam desa setempat yang dijadikan unit usaha pariwisata di Provinsi Lampung. destinasi wisata, seperti wisata

Tabel 2. BUM Desa yang Mengelola Unit Usaha Pariwisata No. Kabupaten Kecamatan Desa Nama BUMDes Unit Usaha

E-ISSN:2686-2522 66 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

Wisata Desa 1 Lampung Timur Batanghari Purwodadi Mekar Kating Raya (Kolam Renang) Wisata Alam / 2 Lampung Timur Kibang Kibang Kibang Jaya Mandiri Pulau Payung 3 Lampung Timur Sekampung Udik Arto Raharjo Wisata Desa 4 Lampung Timur Labuhan Maringgai Muara Gading Mas Panjul Buana Wisata Desa Arta Jaya Wisata Desa 5 Lampung Timur Tanjung Kusuma Kusuma (Embung) Wisata Desa 6 Lampung Timur Gunung Pelindung Nibung Waway Nibung (Embung) Wisata Desa 7 Lampung Tengah Terusan Nunyai Tanjung Anom Tanjung Anom (Embung) Wisata Desa 8 Lampung Tengah Selagai Lingga Nyukang Harjo Jaya Sentosa (Embung) 9 Mesuji Way Serdang Bumi Harapan Sumber Harapan Wisata Air Desa 10 Lampung Selatan Bakauheni Totoharjo Barokah Wisata Pantai 11 Lampung Selatan Bakauheni Kelawi Kelawi Mandiri Wisata Pantai 12 Lampung Selatan Rajabasa Kunjir Jama Ikan Jaya Wisata Pantai Wisata Air 13 Pesawaran Way Ratai Gunung Rejo Tunas Jaya Terjun Wisata Air 14 Pesawaran Way Ratai Caringin Sari Tunas Jaya Asri Terjun 15 Pesawaran Teluk Pandan Batu Menyan Batu Menyan Wisata Wisata Pantai 16 Pesawaran Teluk Pandan Gabang Gabang Indah Wisata Pantai 17 Pesawaran Punduh Pedada Sukarame Pesona Tanjung Putus Wisata Pantai 18 Pesawaran Punduh Pedada Pagar Jaya Miro Jaya Wisata Pantai Wisata 19 Pesawaran Marga Punduh Pahawang Pahawang Homestay 20 Pesawaran Way Khilau Kota Jawa Sejahtera Bersama Wisata Desa 21 Pesawaran Kedondong Kertasana Mitra Jaya Wisata Desa Wisata Air 22 Lampung Barat Sumber Jaya Sumber Jaya Tirta Jaya Arung Jeram Wisata 23 Lampung Barat Air Hitam Rigis Jaya Maju Jaya Kampung Kopi Wisata Air 24 Lampung Barat Sekincau Pampangan Pampangan Mandiri Terjun 25 Tanggamus Gisting Gisting Bawah Mandiri Bersatu Wisata Air 26 Pesisir Barat Krui Selatan Mandiri Sejati Mandiri Jejama Wisata Desa 27 Pesisir Barat Pulau Pisang Sukadana Batu Guri Wisata Desa Wisata Desa / 28 Pesisir Barat Pulau Pisang Bandar Dalam Matahari Pendek Homestay 29 Tulangbawang Penawar Tama Sidoharjo Dipenogoro Wisata Air 30 Lampung Utara Kota Bumi Utara Wonomarto Swadesa Mandiri Wisata Embung Wisata Arung 31 Lampung Utara Abung Tengah Sribandung Bumi Sri Rejeki Jeram Wisata Curup 32 Way Kanan Blambangan Umpu Rambang Jaya Jaya Makmur Air Kereta 33 Way Kanan Kasui Kota Way Karya Sejahtera Wisata Air 34 Way Kanan Gunung Labuhan Bengkulu Tengah Curup Wisata Curup Sumber: Dinas PMD Provinsi Lampung, 2018

Keputusan pembentukan unit usaha oleh setempat. Ketersediaan faktor-faktor pengelola BUM Desa tentu dengan produksi lokal dipertimbangkan. Dalam memperhatikan potensi dan kondisi ilmu ekonomi, dikenal lima faktor produksi

E-ISSN:2686-2522 67 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

utama yang diperlukan suatu organisasi Lampung Timur, menunjukkan, program dalam menjalankan aktivitas pembangunan melalui dana desa pada Desa operasionalnya, yaitu: manusia (man), uang Raman Aji dan Raman Endra, Kecamatan atau modal (money), bahan baku Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, (materials), mesin (machines), dan metode memberikan dampak prositif dan negatif atau prosedur (method). Kelima faktor bagi masyarakat. Dampak positif yang produksi tersebut merupakan input yang dirasakan masyarakat, seperti membuka kelak menentukan kualitas produk yang lapangan kerja baru, meningkatnya dihasilkan. Manusia atau sering disebut pendapatan masyarakat, dan tumbuhnya sumber daya manusia (SDM) mengacu perekonomian desa. Sementara, dampak pada setiap orang yang terlibat dalam satu negatif pembanguan di desa dengan adanya organisasi atau bisnis. Modal, bisa dari dana desa, antara lain, terjadi alih fungsi berbagai sumber, untuk membiayai lahan, pencemaran lingkungan, dan operasional. Bahan baku, dapat berupa monopoli kekuasaan pembangunan oleh sumber daya alam, seperti lahan pertanian pemerintah desa. atau bahan mentah yang akan diolah dalam Pembangunan unit usaha bidang proses manufaktur. Sedangkan mesin pariwisata, sebagaimana unit usaha yang menjadi prasarana atau alat produksi, dan lain, melalui BUM Desa diharapkan metode terkait aspek manajerial. mampu mendorong sektor perekonomian Aldila (Unila, 2017) dalam penelitiannya lainnya di desa dan membuka lapangan tentang faktor yang berhubungan dengan kerja baru bagi masyarakat setempat. peranan pengurus BUM Desa Gisting Industri pariwisata yang berkembang di Bawah, Kabupaten Tanggamus, desa selain mendorong perekonomian desa, menunjukkan bahwa variabel kualitas juga merupakan salah satu strategi SDM dan lingkungan kerja (managerial) mengatasi kesenjangan antara perdesaan memiliki hubungan yang signifikan dan perkotaan. Mengingat, tidak sedikit terhadap kinerja lembaga ekonomi desa destinasi wisata alam dan budaya yang tersebut. Sementara, faktor permodalan dan memiliki potensi besar sebagai tujuan pengelolaan sumber daya yang belum wisata, berada di wilayah-wilayah maksimal menjadi kendala yang dihadapi perdesaan. pengelola BUM Desa tersebut. Dengan objek penelitian yang sama, METODE PENELITIAN Septiya Astuti (Unila, 2017) yang meneliti Penelitian ini menggunakan pendekatan tentang BUM Desa pada era otonomi desa, kualitatif dengan dua metode: interaktif menjumpai hal yang sama, dimana BUM melalui diskusi terfokus dan noninteraktif Desa yang selama ini mendapatkan modal (noninteractive inquiry) atau disebut dari dana desa, membutuhkan sumber penelitian analitis melalui pengkajian permodalan baru untuk mengembangkan berdasarkan analisis dokumen dan unit-unit usahanya. BUM Desa Mandiri observasi lapangan. Pendekatan interaktif Bersatu memiliki beberapa unit usaha yang dilakukan melalui focus group discussion telah berjalan cukup baik. Unit-unit usaha (FGD) untuk menggali faktor yang tersebut didirikan dengan melihat potensi memengaruhi performa dan kinerja BUM desa, permasalahan, dan kebutuhan yang Desa yang memiliki unit usaha pariwisata, dihadapi warga setempat. Unit usaha dalam hal ini adalah BUM Desa Mandiri tersebut cukup memberikan manfaat bagi Bersatu, Pekon Gisting Bawah, Kecamatan masyarakat Pekon Gisting Bawah pada Gisting, Kabupaten Tanggamus. khususnya. Namun, beberapa unit usaha Identifikasi faktor yang memengaruhi terkendala dalam proses pemasaran yang kinerja BUM Desa tersebut dikelompokkan masih dalam lingkup terbatas. berdasarkan katagorisasi yang telah Penelitian Ifa Nurul Khotimah (Unila, ditetapkan berdasarkan faktor produksi, 2019), tentang dampak pengelolaan dana atau yang dikenal sebagai “5M” (man, desa dalam penyediaan lapangan kerja, money, materials, machine, method). Hasil studi kasus di dua desa di Kabupaten identifikasi melalui pengungkapan

E-ISSN:2686-2522 68 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

pendapat terhadap faktor yang dihasilkan seperti bawang merah, cabai, memengaruhi kinerja BUM Desa kemudian ketimun, kubis, petsai, terung, bawang dikelompokkan berdasarkan katagori daun, bayam, kacang panjang, kangkung, tersebut. Alat analisis yang digunakan kembang kol, tomat, dan labu siam. adalah diagram sebab-akibat atau diagram Sedangkan produksi buah-buahan, antara tulang ikan (Fishbone Diagram), yang lain, salak, pisang, pepaya, alpukat, selanjutnya menjadi panduan merumuskan mangga, dan durian. Di samping juga hasil penelitian. Hasil identifikasi melalui terdapat banyak tanaman perkebunan, FGD, faktor utama yang memengaruhi seperti kopi, kelapa, lada, kakao, cengkeh, operasional BUM Desa Mandiri Bersatu pala, dan tembakau. meliputi people, money, infrastructure, Menurut catatan Dinas Pemberdayaan management. Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Lampung (2018), dari 1.091 BUM Desa PEMBAHASAN yang masih aktif di 13 kabupaten se- Kecamatan Gisting di Kabupaten Provinsi Lampung, terdapat 34 di antaranya Tanggamus dikenal sebagai kawasan memiliki unit usaha pariwisata di desa dataran tinggi dengan iklim yang sejuk setempat. Di Kabupaten Tanggamus, serta lanskap alam pegunungan yang hijau tercatat terdapat 10 BUM Desa yang masih dan indah. Dalam satu kecamatan yang aktif hingga sekarang, di mana 7 BUM luasnya sekitar 32,53 km2 tersebut, terdapat Desa terdapat di Kecamatan Gisting, yaitu sembilan pekon—sebutan untuk desa Mandiri Bersatu (Pekon Gisting Bawah), dalam bahasa setempat. Selengkapnya luas Lestari (Pekon Gisting Permai), Kotadalom wilayah Kecamatan Gisting menurut pekon Jaya (Pekon Kuta Dalom), Idaman (Pekon yang ada disajikan dalam Tabel 3 berikut: Purwodadi), Sido Makmur (Pekon Sidokatong), Sudibangun (Pekon Landbaw), dan Karya Mandiri (Pekon Tabel 3. Luas Wilayah Menurut Pekon Campang). di Kecamatan Gisting Gisting, terletak pada ketinggian lebih dari No Pekon Luas Persentase 600 meter dari permukaan laut, tepat berada (km2) di lereng Gunung Tanggamus yang 1 Gisting Atas 4,64 14,25 puncaknya mencapai 1.900 meter di atas 2 Gisting 2,63 8,07 permukaan laut. Suhu daerah pegunungan Bawah itu sekitar 18o C pada waktu malam. Gisting 3 Purwodadi 3,68 11,31 pertama kali dibuka pada tahun 1932 oleh 4 Kuta Dalom 2,00 6,15 perkumpulan orang-orang 5 Banjarmanis 4,50 13,83 keturunan Eropa (Indo Eerropeesche 6 Campang 9,00 27,66 Vereniging), yang mendapat izin/konsesi 7 Sidokaton 1,70 5,23 tanah dari pemerintahan Hindia Belanda 8 Landbaw 1,31 4,03 untuk membuka perkebunan kopi di 9 Gisting 3,08 9,47 Gisting. Dalam perkembangannya, potensi Permai alam Gisting yang indah dan kaya, dengan JUMLAH 32,53 100,00 udara yang sejuk, mengundang pendatang Sumber: Kecamatan Gisting dalam Angka 2018 dari berbagai daerah dan pulau untuk (BPS, 2018) tinggal menetap di daerah tersebut. Dari tujuh BUM Desa yang dimiliki pekon- Kecamatan Gisting yang dihuni sekitar 40 pekon di Kecamatan Gisting, BUM Desa ribu jiwa tersebut merupakan daerah Mandiri Bersatu di Pekon Gisting Bawah penghasil sayuran dan buah-buahan yang relatif lebih berkembang dibanding dipasok ke daerah lain. Tanaman palawija lainnya, dengan aset yang dimiliki kini yang banyak tumbuh di sana adalah padi, sudah sekitar Rp5 Milyar. BUM Desa jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi Mandiri Bersatu memiliki unit usaha jalar. Sedangkan sayuran yang banyak distribusi air bersih, pertanian, peternakan, penyewaan gedung pertemuan, bank

E-ISSN:2686-2522 69 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

sampah, dan wisata air. Unit-unit usaha pengembangan yang matang. Ketersediaan tersebut telah banyak menyerap tenaga dana desa dan alokasi dana desa dirasakan kerja dari desa tersebut dan mendorong masih sangat terbatas, untuk dialokasikan gerak perekonomian pekon. Belum lama, guna pengembangan bisnis BUM Desa BUM Desa Mandiri Bersatu menyelesaikan Mandiri Bersatu. Dukungan pemerintah pembangunan Gedung Serba Guna yang daerah untuk mengembangkan industri menghabiskan dana tak kurang Rp1 Milyar pariwisata di desa tersebut juga masih bersumber dari dana desa dan swadaya dirasakan sangat kurang. masyarakat. Pengelola BUM Desa Mandiri Bersatu dan BUMDes Mandiri Bersatu mengelola Pemerintahan Pekon Gisting Bawah wisata alam, khususnya wisata pegunungan membutuhkan pendampingan dan dan wisata air. Lokasinya di lereng Gunung kemitraan dengan pihak terkait. Misalnya, Tanggamus. Sumber air yang terjaga sejak dengan perguruan tinggi. Lembaga lama yang lokasinya di tengah Pekon ekonomi Pekon Gisting Bawah selama ini Gisting, terus mengalir sepanjang tahun sudah sering mahasiswa yang melakukan dan membentuk bendungan (dam) pada pembelajaran langsung ke Pekon tersebut, bagian hilirnya. Bendungan ini yang baik terkait pemerintahan pekon maupun kemudian dijadikan destinasi wisata air BUM Desa Mandiri Bersatu. Peneliti- untuk keluarga, yang dilengkapi dengan peneliti dari luar daerah juga sudah banyak fasilitas permainan. Bendungan yang yang melakukan riset di kawasan tersebut, dibangun sejak zaman Belanda itu masih di mana terdapat kawasan hutan dan dalam bentuk asli, tetapi sudah ditata dan pegunungan. Namun, belum dirasakan dipercantik dengan bangunan-bangunan adanya umpan balik yang konstruktif bagi tambahan dan fasilitas rekreasi. Pengelola kemajuan pekon dan lembaga ekonomi pekon juga berkomitmen untuk menjaga desa sebagai tindak lanjutnya. Pihak pekon kelestarian lingkungan dan sumber mata air sangat mengharapkan bisa terbangun di kawasan yang berbatasan dengan hutan kemitraan sebagai tindak lanjut riset-riset tersebut. tersebut, untuk memajukan pekon dan Potensi alam tersebut kemudian dikelola perkembangan BUM Desa. Sebab, diakui bersama oleh warga Pekon Gisting Bawah SDM yang ada di pekon sendiri masih dalam wadah BUM Desa Mandiri Bersatu. dirasakan sangat kurang untuk mampu Selama ini, kawasan Gisting memang membuat trobosan signifikan bagi sudah dikenal dengan keasrian alamnya, kemajuan pekon dan lembaga ekonomi udara yang bersih dan sejuk, alam tersebut. pegunungan yang indah, dan sudah menjadi Potensi wisata yang ada di Pekon Gisting salah satu daerah kunjungan warga dari luar Bawah yang dikelola melalui wadah BUM daerah untuk berlibur atau kegiatan Desa masih sangat potensial untuk lainnya. Hutan dan pegunungan di sana dikembangkan. Kawasan pegunungan juga menjadi objek penelitian dari berbagai belum cukup dikelola dengan manajemen lembaga dalam dan luar negeri. Potensi kepariwisataan yang berkelanjutan, meski wisata alam di daerah itu cukup baik, selama ini sudah banyak didatangi dengan masyarakat ramah tamah, wisatawan dari luar daerah untuk mendaki lingkungan yang aman dan nyaman, cocok gunung dan menikmati momen matahari sebagai kawasan wisata. terbit. Pekon Gisting Bawah merupakan Badan usaha milik Pekon Gisting Bawah pintu utama bagi pendaki yang ingin ini juga sudah menerima kunjungan dari melihat keindahan sunrise dari ketinggian pelaku BUM Desa dari berbagai daerah Gunung Tanggamus. Mereka umumnya lain, sebagai tempat belajar dan berbagi naik dari Pekon Gisting Bawah pada sore pengalaman. Meski demikian, pengelola hari. Sayangnya, pengelola BUM Desa BUM Desa ini merasa bisnis yang belum menangkap peluang tingginya minat dijalankannya masih bersifat tradisional. wisata gunung tersebut, dengan Belum ada manajemen yang baik, integrasi menyiapkan paket perjalanan (itinerary) usaha yang optimal, dan rencana yang terintegrasi dengan wisata air, kebun

E-ISSN:2686-2522 70 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

buah, dan lainnya yang sudah dimiliki Produk makanan yang mereka hasilkan pekon tersebut. Pengurus BUM Desa sudah mendapatkan sertifikat Halal, dan belum cukup mumpuni dalam manajemen BUM Desa Mandiri Bersatu juga telah wisata yang terintegrasi. meraih penghargaan keamanan pangan dari Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Wisata pertanian (agrowisata) di Pekon (Dirjen POM). Gisting Bawah juga cukup menjanjikan dalam memberikan nilai ekonomi yang Dengan potensi yang ada, pangsa pasar lebih tinggi bagi warganya. Terdapat kebun industri pariwisata di Tanggamus pepaya varietas lokal, yang buahnya sudah sebenarnya cukup besar. Wisata alam dipasarkan hingga ke luar provinsi. pegunungan juga mendapat momentum Buahnya berukuran relatif besar, warnanya dengan peristiwa tsunami beberapa waktu merah, rasanya manis dan segar. Juga buah- lalu, yang memengaruhi kunjungan wisata buahan lain, seperti durian kajang, pantai. Wisatawan ke Gunung Tanggamus manggis, dan avokad. Agrowisata ini juga selama ini banyak dari luar daerah, bahkan tentu dapat diintegrasikan dalam satu paket dari luar provinsi. Meski, memang diakui wisata yang menarik di pekon tersebut. oleh pemangku pekon, bahwa mereka Sudah ada beberapa hotel dan home stay merasa kekurangan SDM dengan yang cukup menunjang untuk kompetensi yang memadai untuk pengembangan pariwisata di daerah mengemas semua potensi tersebut sehingga tersebut. memiliki daya saing dan daya tarik yang Di samping usaha pariwisata, BUM Desa lebih tinggi. “Packaging wisata kami Mandiri Bersatu juga sudah menjalankan belum bagus. Harus diakui, kelemahannya jenis usaha lainnya. Setidaknya 12 jenis adalah SDM. Kita butuh bantuan untuk usaha produksi yang dijalankan, seperti pengembangannya. Untuk membangun produksi aneka makanan dan minuman sistem dalam usaha pariwisatanya sendiri, berbahan baku lokal. Tingkan sehingga menjadi satu kesatuan,” kata pengembalian investasi—atau dalam Kepala Pekon Gisting Bawah Safari, saat bahasa ekonomi ROI (return on diskusi kelompok terfokus. “Bagaimana investment)—dari usaha pariwisata ini menyatukan wisata gunung, wisata air, dan masih lebih kecil dibanding jenis usaha- agrowisata dengan suatu manajemen yang usaha lainnya. Pekon Gisting Bawah baik.” sendiri tidak termasuk dalam peta desa Kepala pekon itu juga memaparkan, selama tujuan wisata. Diharapkan, melalui BUM ini sudah melibatkan organisasi Desa ini, sektor usaha produktif yang masyarakat, seperti karang taruna, dalam mengolah bahan baku lokal dan pengelolaan BUM Desa. Karang taruna meningkatkan nilai tambah ekonomi merupakan organisasi yang menjadi wadah tersebut dapat diintegrasikan dengan bagi generasi muda khususnya di wilayah pengembangan sektor pariwisata. desa/kelurahan, yang bergerak dalam Tanggamus sudah dikenal sebagai salah bidang kesejahteraan sosial. Sebagai satu daerah penghasil utama kopi robusta di organisasi sosial kepemudaan, karang Provinsi Lampung. Kopi asal Tanggamus taruna menjadi wadah pembinaan dan sudah tersebar secara luas baik di dalam pengembangan serta pemberdayaan dalam maupun di luar negeri. Begitu juga upaya mengembangkan kegiatan ekonomi komoditi lainnya, seperti pala yang sudah produktif sesuai potensi dan sumber daya diolah melalui BUM Desa Mandiri Bersatu lokal. Di Pekon Gisting Bawah sendiri, menjadi berbagai jenis makanan. Ubi kayu aktivitas karang tarunanya relatif maju atau singkong yang banyak dihasilkan dibanding di pekon yang lain. Kegiatan warga setempat juga sudah dihilirisasi ekonomi produktif juga sudah dimotori menjadi penganan berbagai jenis dan rasa. karang taruna setempat. Justru, keberadaan BUM Desa Mandiri Bersatu juga sudah pendamping desa, yang masih kurang memproduksi sari jeruk lemon yang optimal dirasakan manfaatnya oleh pemasarannya sudah sampai ke Jakarta. pemerintahan pekon maupun BUM Desa.

E-ISSN:2686-2522 71 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

Di Provinsi Lampung, dari 34 BUM Desa baik membuat potensi tersebut condong yang memiliki unit usaha pariwisata, saat tidak terkemas dan terjual dengan baik. Hal ini tidak semua dalam kondisi yang baik ini membutuhkan campur tangan pihak luar dan sehat dalam operasional usahanya. yang memiliki kompetensi packaging dan Dapat disebut beberapa desa yang memiliki marketing jasa pariwisata. Paket-paket BUM Desa bidang pariwisata yang cukup wisata yang sebenarnya banyak dan baik performa usahanya, di antaranya di potensial untuk dikembangkan di daerah- Desa Wonomarto, Gunung Rejo, dan daerah, belum dapat diangkat, dan masih Gisting Bawah. Pada umumnya, pengelola condong dikelola secara sektoral. BUM Desa mengeluhkan keterbatasan Pemerintah Pekon Gisting bawah juga anggaran yang berasal dari dana desa— menghadapi masalah terkait posisi objek yang memang masih menjadi sumber dana wisata yang terdapat di pekon lain yang utama untuk menopang unit usaha yang berbatasan. Letak Gisting Bawah sebelah mereka kelola. Ketergantungan terhadap Utara berbatasan dengan Pekon Purwodadi kucuran dana desa untuk pengembangan dan Lanbaw. Sebelah Selatan berbatasan usaha BUM Desa masih cukup tinggi. dengan Pekon Gisting Atas. Sebelah Barat Sementara, sejak pengucuran dana desa berbatasan degan Pekon Sidokaton dan pada 2015 hingga sekarang, tidak semua Gunung Tanggamus, dan sebelah Timur desa memperoleh secara rutin tepat waktu, berbatasan dengan Kecamatan Pugung. Ini beberapa diantaranya baru mencairkan tentu perlu difasilitasi oleh pemerintah dana desa pada tahun berikutnya. Faktor strata di atasnya untuk penyelesaian yang utama keterlambatan pencairan dana desa baik. Seperti danau yang dijadikan objek pada umumnya dikarenakan masalah wisata BUM Desa Mandiri Bersatu di administrasi. Pekon Gisting Bawah, yang juga sebagian Keberadaan tenaga pendamping desa yang masuk dalam wilayah tiga pekon yang diharapkan dapat mendukung efektifitas saling berbatasan. Maka, pihak kecamatan dan efisiensi penggunaan dana desa dan dan kabupaten perlu dilibatkan untuk alokasi dana desa, belum dirasakan mengelola objek wisata ini. Diperlukan manfaatnya secara optimal oleh sinergi untuk kepentingan bersama. Sinergi pemerintahan desa dalam penyelenggaraan antar-pekon untuk mengoptimalkan potensi pemerintahan maupun lembaga ekonomi daerahnya penting untuk dibangun desa. Pembekalan untuk peningkatan bersama. kapasitas dan optimalisasi peran tenaga Bisnis pariwisata—seperti bisnis yang pendamping desa, masih dirasakan sangat lain—juga harus bisa memahami kurang dilakukan oleh pemerintah daerah. kecenderungan selera, kebutuhan, dan Akibatnya, fungsi tenaga pendamping desa harapan konsumen (wisatawan). tidak banyak dirasakan. Diperlukan Pemanfaatan teknologi informasi dan koordinasi dan sinergi antara perangkat komunikasi yang semakin canggih juga pemerintah daerah kabupaten dan provinsi penting untuk dimanfaatkan memasarkan untuk pembinaan dan pengembangan BUM produk wisata hingga manca negara. Desa bersama dengan pemerintahan desa Pemasaran era digital saat ini setempat, khususnya yang bergerak pada membutuhkan keterampilan khusus dalam sektor pariwisata. Pengembangan sektor bidang teknologi dan pemanfaatan media- pariwisata ini tidak akan efektif jika hanya media publik yang semakin efektif digerakkan satu perangkat daerah saja. menjangkau konsumen. Sumber daya Kapasitas pemerintahan desa untuk manusia yang menguasai keterampilan- mengelola potensi yang ada dan keterampilan penting ini masih kurang meningkatkan perekonomian warganya dimiliki dan tersedia di perdesaan. juga masih perlu terus ditingkatkan. Bisnis pariwisata mencakup multisektor Potensi wisata banyak terdapat di kawasan dalam operasionalnya. Banyak faktor perdesaan. Meski, memang kendala pendukung yang tak kalah menentukan. lemahnya pengelolaan dan tidak adanya Faktor lingkungan, keramahtamahan konsep pengembangan pariwisata yang (hospitality), sarana-prasarana, souvenir,

E-ISSN:2686-2522 72 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

kuliner, dan lain sebagainya. Ini semua sudah relatif kondusif dengan perlu dibangun untuk memajukan usaha masyarakatnya yang ramah dan terbuka pariwisata. Maka, membangun pariwisata terhadap pendatang. Apalagi, Pemerintah harus membangun sektor-sektor yang Provinsi Lampung dalam periode 2019- beragam secara sinergis. Dana desa 2024 memiliki prioritas pembangunan sebenarnya bisa dioptimalkan untuk Agroekowisata. Desa wisata bisa menjadi mendukung sektor-sektor tersebut, dengan prioritas untuk didanai dari dana desa. harapan bisa memberikan multiplier effect Pemberdayaan masyarakat untuk yang lebih tinggi dibanding dengan mendukung program tersebut penting membangun infrastruktur fisik. Secara untuk ditingkatkan. sosial-kemasyarakatan, kondisi Gisting

People Money pendidikan Alokasi DD terbatas komitmen keterampilan Tdk ada investor manajerial

unfocus transportasi amenitas

teknologi tradisional Infrastructure Management

Gambar 1. Diagram Fishbone BUM Desa Wisata Mandiri Bersatu

PENUTUP (restoran, toko cenderamata, fasilitas Kesimpulan umum lain) juga masih minim tersedia Berdasarkan kajian baik melalui metode di kawasan wisata. Dukungan interaktif maupun noninteraktif, dapat teknologi informasi dan komunikasi diambil kesimpulan sesuai tujuan belum optimal. Manajemen yang penelitian ini, adalah: dijalankan pada BUM Desa Mandiri • Dari katagori faktor produksi people, Bersatu tidak fokus pada satu unit money, infrastructure, dan usaha (pariwisata), melainkan tersebar management, faktor SDM menjadi dalam unit-unit usaha yang lain dan persoalan krusial dalam operasional belum terintegrasi. Model BUM Desa, khususnya dalam unit manajemennya juga masih tradisional. usaha pariwisata karena terkait • Pengembangan usaha pariwisata yang persoalan masih lemahnya dilakukan BUM Desa Mandiri Bersatu pendidikan, keterampilan, sangat membutuhkan intervensi dari kemampuan manajerial, serta pihak luar yang memiliki kompetensi komitmennya dalam memajukan yang mumpuni untuk mengelola dan lembaga ekonomi desa. Keterbatasan mengembangkan bisnis pariwisata. infrastruktur transportasi, akomodasi, Selain, perlunya suntikan dana untuk dan amenitas untuk menjamin pengemangan unit usaha pariwisata kenyamanan bagi wisatawan tersebut. Keterlibatan pemerintah

E-ISSN:2686-2522 73 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

daerah (kabupaten dan provinsi) juga Mandiri Bersatu Pekon Gisting Bawang, dibutuhkan untuk mendorong kinerja Kecamatan Gisting, Kabupaten pemerintahan desa dan meningkatkan Tanggamus. Universitas Lampung. kapasitas lembaga ekonomi desa. Khotimah, Ifa Nurul. 2019. Dampak Saran Pengelolaan Dana Desa dalam • Peningkatan kapasitas SDM Penyediaan Lapangan Kerja; Studi pada kepariwisataan perlu diprioritaskan Desa Raman Aji dan Desa Raman Endra dan diarahkan pada daerah-daerah Kecamatan Raman Utara Kabupaten yang memiliki potensi wisata yang Lampung Timur. Universitas Lampung. tinggi, seperti di Kabupaten Tanggamus. Kehadiran lembaga Pitanatri, P.D.S & I Nyoman Darma Putra. ekonomi desa (BUM Desa) dapat 2016. Wisata kuliner: Atribut baru menjadi wahana yang efektif untuk destinasi ubud. Denpasar: JagatPress. mendongkrak kontribusi sektor pariwisata bagi pertumbuhan ekonomi Pratama, Riswanda Nada & Agro Pambudi. daerah, dengan strategi: (1) 2017. Kinerja Badan Usaha Milik Desa peningkatan kapasitas SDM Panggung Lestari dalam Meningkatkan pariwisata daerah; (2) peningkatan Pendapatan Asli Desa di Desa kualitas infrastruktur pendukung Panggungharjo, Kecamatan Sewon, pariwisata; (3) peningkatan Kabupaten Bantul. Universitas Negeri profesionalitas manajemen lembaga Yogyakarta. ekonomi/unit usaha pariwisata; dan (4) prioritas dukungan pendanaan. Pusat Kajian Dinamika Sistem • Perlunya pemanfaatan Teknologi Pembangunan (PKDSP). 2007. Buku Informasi dalam hal promosi, Panduan Pendirian dan Pengelolaan pemasaran dan manajemen dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). pengelolaam kawasan wisata oleh Malang: Fakultas Ekonomi Universitas BUMDes Mandiri Bersatu, Gisting Brawijaya. Tanggamus • Perlu lebih didorong semangat inovasi Saifuddin, Ridwan. 2018. Potret Praktik pengelola BUMDes Mandiri Bersatu Baik Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa oleh Pemda Kabupaten Tanggamus, di Provinsi Lampung. Balitbangda Provinsi melalui pelatihahn dan pembinaan Lampung. secara berkesinambungan. • Peran perguruan tinggi dan lembaga- Sudarmanto. 2009. Kinerja dan lembaga pendidikan, serta kehadiran Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, pemerintah kabupaten/provinsi dalam Dimensi dan Implementasi dalam peningkatan kapasitas pemerintahan Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. desa dan lembaga ekonomi desa masih perlu ditingkatkan. Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja: Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. REFERENSI BIODATA PENULIS Aldila, Bella. 2017. Faktor-Faktor yang RIDWAN SAIFUDDIN. Peneliti Berhubungan dengan Peranan Pengurus Kebijakan Publik pada Balitbangda Badan Usaha Milik Pekon Gisting Bawah Provinsi Lampung. Alumnus Fakultas Kecamatan Gisting Kabupaten Ekonomi Universitas Lampung (1998) dan Tanggamus. Universitas Lampung. Pascasarjana Ekonomi dan Keuangan Islam, Universitas Indonesia (2008). Karier Astuti, Septiya Andri. 2017. Badan Usaha sebagai ASN diawali di Bappeda Kota Milik Desa (BUMDes) di Era Otonomi . Pernah aktif sebagai Widyaiswara, Desa; Studi pada Badan Usaha Milik Desa dan Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota

E-ISSN:2686-2522 74 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/JIIP

Metro. Pernah juga mengajar sebagai Dosen Luar Biasa di FISIP Unila untuk mata kuliah Teknik Jurnalistik, dan Dosen Luar Biasa di STAIN Kota Metro (Sekarang IAIN Metro) untuk mata kuliah Ekonomi Islam. Sebelumnya, menjabat Komisioner KPU Kota Metro (2003-2008). Jurnalis pada Harian Lampung Post (1996- 2000) dan ikut merintis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung.

Dr. KHAIDARMANSYAH. SH.,M.Pd. Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung, dan Dosen Tetap pada Program Sarjana dan Pascasarjana Institut Bisnis dan Informatika Darmajaya Bandar Lampung. Sebelum menjadi Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung, pernah menjadi Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Metro, Kepala Bappeda Kota Metro dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro. Aktif melaksanakan penelitian yang diterbitkan di jurnal nasional dan menulis makalah untuk seminar dan artikel untuk diterbitkan di berbagai koran harian di Kota Bandar Lampung, serta prosiding seminar.

E-ISSN:2686-2522 75