View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE

provided by Jurnal Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ANALISIS SWOT SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENETAPKAN STRATEGI PEMASARAN UD. RIZKY BAROKAH SURABAYA

Nanda Rizky Baadila Endro Tjahjono Awin Mulyati

ABSTRAK

Produk madu telah lama dikenal masyarakat sebagai food supplement yang berkhasiat menjaga kesehatan, namun produksi madu Indonesia belum mampu memenuhi permintaan nasional.. Untuk itu dibutuhkan peran Analisis SWOT (strengh, weakness, opportunity, and threat) sebagai alat bantu dalam menetapkan strategi pemasaran. Hasil penelitian. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) menghasilkan kekuatan utama kegiatan promosi iklan melalui media cetak dan brosur yang di edarkan secara berkala, sedangkan untuk kelemahan utama yang dimiliki adalah peralatan pengolahan yang masih sederhana. Analisis External Factor Evaluation (EFE) menghasilkan peluang utama yang dapat dimanfaatkan yaitu program pemerintah bagi UMKM dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), sedangkan ancaman utama adalah berkurangnya jumlah areal pakan lebah akibat konversi lahan. Analisis matriks Internal- Eksternal (IE) menetapkan posisi dalam kuadaran V (Jaga dan Pertahankan). Analisis SWOT menghasilkan beberapa strategi yang dapat diterapkan: (1) Inovasi kemasan ekonomis, (2) Meningkatkan kegiatan promosi, (3) Membina hubungan baik dengan peternak binaan, (4) Menambah modal kerja melalui pinjaman Kredit Usaha Rakyat, (5) Meningkatkan kapasitas produksi, (6) Memperbaiki kinerja dan Meningkatkan teknologi produksi, (7) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan, (8) Meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen, (9) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, (10) Memperluas pangsa pasar. Hasil dari pengolahan QSPM (quantitative strategic planning matrix), menghasilkan prioritas utama inovasi kemasan ekonomis.

Kata kunci: analisis swot, strategi pemasaran, madu

PENDAHULUAN penebangan hutan dan konversi lahan Saat ini, kesadaran masyarakat akan hutan. Tingginya tingkat konsumsi madu madu sebagai salah satu food supplement yang tidak dapat terpenuhi, menyebabkan memicu terjadinya peningkatan terhadap madu impor masuk ke Indonesia dan kebutuhan madu. Total produksi madu menjadi salah satu pilihan konsumen. Indonesia pada tahun 2010 mencapai UD. Rizky Barokah merupakan salah satu 3,300 ton dan belum mampu memenuhi produsen madu hutan yang berkantor konsumsi yang mencapai 4,000 ton. pusat di Surabaya. perusahaan ini Jumlah madu impor sebesar 2,050 ton berkonsentrasi memproduksi madu secara dan ekspor sebesar 1,200 ton. Sedangkan, alami atau sering disebut semi budidaya pada tahun 2011 terjadi penurunan lebah madu dengan nama brand Wild produksi madu mencapai 3,100 ton Bee. Persaingan yang semakin ketat dengan tingkat konsumsi sebesar 4,400 antara para produsen madu, berdampak ton. Penurunan produksi ini disebakan pada terhambatnya perkembangan bisnis. mulai maraknya konversi lahan tanaman Suatu perusahaan dapat mengembangkan pakan lebah oleh masyarakat dan strategi pemasaran dengan cara mencari pengusaha, dan akibat adanya kesesuaian antara kekuatan eksternal

1 perusahaan dan kekuatan internal. biasa), (4) kalikan bobot nilai dengan Analisis SWOT (Strength, Weakness, nilai peringkat untuk mendapatkan skor Opportunity, Threat) merupakan analisis semua critical success factors, (5) dari kekuatan dan kelemahan internal dari jumlahkan semua skor untuk suatu perusahaan serta peluang dan mendapatkan skor total. Skor total 4,0 ancaman di lingkungan eksternal. mengidentifikasi bahwa organisasi Analisis SWOT bertujuan agar merespon dengan cara yang luar biasa perusahaan dapat melihat posisinya terhadap peluang-peluang dan ancaman- sekarang terhadap perusahaan yang lain ancaman di pasar industinya. Sementara, atau pesaing di industri yang sama. skor total 1,0 menunjukkan bahwa Dengan analisis ini, dapat di rumuskan organisasi tidak memanfaatkan peluag- grand strategy. Pentingnya perusahaan peluang dan ancaman-ancaman ekternal. mengetahui Analisis SWOT merupakan Matriks IFE digunakan untuk mengetahui nilai lebih untuk daya saing perusahaan. faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuataan dan Tujuan Penelitian kelemahan yang dianggap penting, 1. Untuk merumuskan strategi khususnya dalam bidang fungsional. pemasaran yang tepat. Tahapan kerja yang harus dilakukan 2. Untuk mengetahui kekuatan dan adalah: (1) membuat daftar faktor-faktor kelemahan perusahaan. internal kekuatan dan kelemahan, (2) 3. Untuk mengetahui peranan analisis menentukan bobot pada setiap faktor dari SWOT sebagai alat bantu dalam 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 menetapkan strategi pemasaran (terpenting). Jumlah seluruh bobot harus perusahaan. sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata Landasan Teori industrinya, (3) menentukan rating setiap Penetapan strategi didahului oleh 3 critical success factor antara 1 tahapan proses sebelumnya yaitu: (1) (kelemahan besar) sampai 4 (kekuatan evaluasi faktor eksternal dan internal, (2) besar), (4) kalikan bobot nilai dengan analisis SWOT, dan (3) perencanaan nilai rating untuk menentukan nilai yang strategis. Setiap tahapan menggunakan dibobotkan untuk setiap variabel, (5) matriks sebagai metode perhitungan. jumlahkan semua skor untuk Berikut langkah-langkah penetapan mendapatkan skor total. Nilai rata-rata strategi tersebut. adalah 2,5. Jika nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, Matriks External Factor Evaluation perusahaan adalah lemah, dan sebaliknya. (EFE) dan Internal Factor Evaluation Penentuan bobot untuk matriks IFE dan (IFE). matriks EFE dilakukan dengan Matriks EFE merupakan daftar menggunakan metode Paired serangkaian faktor strategis eksternal Comparison Scales. Nilai-nilai IFE yang terdiri atas peluang dan ancaman. dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0- Langkah-langkah dalam pengembangan 4,0). Sedang (2,0-2,99) dan Rendah matriks EFE adalah: (1) mengidentifikasi (1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE faktor faktor peluang dan ancaman yang dikelompokkan dalam Kuat (3,0-4,0), mempengaruhi perusahaan dan Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0- industrinya (2) menentukan bobot pada 1,99) setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting), (3) tentukan Matriks External Internal (IE). rating setiap critical success factor antara Gabungan matriks IFE dan EFE 1 (respon jelek) sampai 4 (respon luar menghasilkan matriks eksternal-internal

2 yang berisikan sembilan macam sel yang Quantitative Strategic Planning Matrix memperlihatkan kombinasi total nilai (QSPM). terboboti dari matriks-matriks IFE dan Teknik QSPM dirancang untuk EFE. Tujuan penggunaan matriks ini menentukan kemenarikan relatif dan adalah untuk memperoleh strategi bisnis mengevaluasi pilihan-pilihan strategi di tingkat korporat yang lebih detail. Ke alternatif yang dapat dilaksanakan secara sembilan sel itu dapat dikelompokkan objektif, berdasarkan faktor-faktor sukses menjadi tiga strategi utama: (1) Sel I, II internal dan ekternal yang telah dan IV disebut strategi Tumbuh dan diidentifikasikan pada matriks EFE dan Membangun. Strategi yang cocok adalah IFE sebelumnya. QSPM merupakan Strategi Intensif (penetrasi pasar, matriks tahap akhir dalam kerangkan pengembangan pasar dan pengembangan kerja analisis formulasi strategi. Teknik produk) atau strategi integratif (integrasi ini secara jelas menunjukkan strategi ke belakang, integrasi ke depan dan alternatif yang paling baik untuk dipilih. integrasi horisontal). (2) Sel III, V dan Tahapannya: (1) Membuat daftar VII disebut strategi Pertahankan dan kekuatan-kelemahan perusahaan (internal Pelihara. Penetrasi pasar dan factor) dan ancaman-peluang perusahaan pengembangan produk merupakan dua (external factor) yang diamabil langsung strategi yang banyak dilakukan apabila dari matrik EFE dan IFE, (2) Berikan perusahaan berada dalam sel ini. (3) Sel bobot untuk masing-masing faktor VI, VIII dan IX disebut strategi Panen internal dan faktor ekternal. Bobot ini, dan Divestasi. harus identik dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE dan EFE, (3) Strengths–Weaknesses–Opportunities- Tuliskan alternatif strategi yang Threats Matrix (SWOT). dihasilkan dalam matriks SWOT. Bila Setelah menganalisis dengan matriks IFE faktor yang bersangkutan ada dan EFE maka dilakukan berbagai pengaruhnya terhadap alternatif strategi kombinasi dengan menggunakan matriks yang sedang dipertimbangkan berikan SWOT. Matriks ini merupakan matching nilai AS (Atractiveness Score) yang tool yang penting untuk membantu para berkisar antara 1 (tidak menarik) sampai manajer mengembangkan 4 tipe strategi: dengan 4 (sangat menarik) . (4) Hitung (1) Strategi SO (Strengths- Total Atractiveness Score (TAS) dengan Opportunities), memanfaatkan atau cara mengalikan bobot dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki/ Atractiveness Score (AS). Total Strengths (S) untuk memanfaatkan Atractiveness Score menunjukkan berbagai peluang/Opportunities (O). (2) relative atractiveness dari masing-masing Strategi WO (Weaknesses- alternative strateginya. (5) Hitung nilai Opportunities), seoptimal mungkin totalnya TAS pada masing-masing kolom meminimalisir kelemahan/ Weaknesses QSPM. Nilai terbesar menunjukkan (W) yang ada untuk memanfaatkan bahwa alternatif menjadi pilihan utama peluang/Opportunities (O). (3) Strategi dan nilai TAS terkecil menunjukkan ST (Strengths-Threats), memanfaatkan bahwa alternatif strategi yang dipilih atau mengoptimalkan kekuatan yang terakhir. dimiliki/Strengths (S) untuk mengurangi berbagai ancaman/Threats (T). (4) Rumusan Masalah Strategi WT (Weaknesses-Threats), Permasalahan yang dihadapi UD. Rizky mengurangi kelemahan/Weaknesses (W) Barokah Surabaya adalah kurang dalam rangka meminimalisir/menghindari efektifnya strategi pemasaran yang ancaman/Threats (T). digunakan saat ini, sehingga sulit untuk bersaing dan tingkat penjualan pada

3 kondisi stagnant. Rumusan masalah: “Apakah analisis SWOT dapat digunakan PEMBAHASAN sebagai alat bantu dalam menetapan Analisis Lingkungan Internal (IFE) strategi pemasaran? ” Pada Tabel 1 diketahui bahwa kekuatan utama yang dimiliki UD. Rizky Barokah METODE PENELITIAN adalah Kegiatan promosi iklan melalui Teknik Pengumpulan Data. Untuk media cetak dan brosur yang di edarkan memperoleh data akurat, valid dan dan secara berkala dengan skor 0,4218. relevan dengan masalah yang diteliti, Sedangkan kelemahan dengan urutan maka pengumpulan data dilakukan pertama adalah Peralatan pengolahan dengan beberapa metode : wawancara madu pasca panen masih sederhana dengan manajemen perusahaan, observasi dengan perolehan skor 0,1843. langsung pada aktivitas perusahaan, dan Penggabungan kedua faktor internal penyebaran kuesioner kepada pemilik, (Kekuatan-kelemahan) menghasilkan bagian pemasaran, bagian produksi, dan total skor rata-rata 2,7267. bagian keuangan dan administrasi. Teknik Analisis Data. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Tabel 1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) No. Internal Faktor BOBOT RATING SKOR Kekuatan (Strength) Terbina suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong 1 0,1291 3,25 0,4197 royong antar karyawan. Kegiatan promosi iklan melalui media cetak dan brosur yang 2 0,1125 3,75 0,4218 di edarkan secara berkala. Menjalin kerja sama yang baik dengan beberapa toko Oleh- 3 oleh, Jamu, Herbal, Klinik terapi dan Reseller dalam 0,1111 3,25 0,3611 memasarkan produk. 4 Adanya sistem kemitraan dengan peternak binaan. 0,1111 3,25 0,3611 5 Pengujian mutu produk (Uji Laboratorium) secara berkala. 0,0916 4 0,3666

Kelemahan (Weakness) 1 Struktur dan sistem manajemen masih sederhana. 0,1 1,75 0,175 2 Terbatasnya modal kerja. 0,0930 1,75 0,1628 3 Volume produksi belum optimal. 0,0902 1,5 0,1354 4 Peralatan pengolahan madu pasca panen masih sederhana. 0,0819 2,25 0,1843 5 Inovasi pengembangan produk baru masih kurang. 0,0791 1,75 0,1385 1 2,7267 Sumber : Data Primer Diolah

Analisis Lingkungan Eksternal (EFE) Tabel 2. Matriks External Factor Evaluation (EFE) No Faktor Eksternal BOBOT RATING SKOR Peluang (Opportunity) Adanya program pemerintah bagi UMKM dalam bentuk 1 0,1166 3,75 0,4375 Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bertambahnya jumlah penduduk membuka peluang untuk 2 0,1027 3,5 0,3597 memperluas pangsa pasar. 3 Permintaan pasar terhadap produk perlebahan yang terus 0,1041 3,5 0,3645

4

No Faktor Eksternal BOBOT RATING SKOR meningkat. Terbentuknya Assosiasi Perlebahan Indonesia (API) sebagai 4 wadah tukar menukar informasu, penelitian dan 0,1069 3,75 0,4010 pengembangan produk perlebahan. Meningkatnya sarana komunikasi media online akan 5 memudahkan perusahaan dalam mempromosikan produk- 0,0930 3,5 0,3256 produknya. Ancaman (Threat) 1 Berkurangnya jumlah areal pakan lebah akibat konversi lahan. 0,1097 1,75 0,19201 Kebijakan pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia 2 0,0958 2 0,1916 (SNI) pada kadar air madu yaitu maksimal 22%. 3 Banyaknya beredar produk sejenis dari Pesaing. 0,0972 1,5 0,1458 4 Masuknya produk madu impor. 0,0888 1,5 0,1333 5 Ancaman produk pengganti. 0,0847 1,75 0,1482 1 2,6996 Sumber : Data Primer Diolah

Peluang utama yang dapat dimanfaatkan Diagram 1). Sel rata-rata untuk matriks untuk menghadapi persaingan adalah IFE dan sel sedang untuk matriks EFE. Adanya program pemerintah bagi Pada posisi ini, dimungkinkan UD. Rizky UMKM dalam bentuk Kredit Usaha Barokah melakukan strategi penestrasi Rakyat (KUR) dengan skor 0,4375. dan pengembangan produk. Strategi Jaga Ancaman utama yang diperoleh dan Pertahankan didesain untuk menjaga Berkurangnya jumlah areal pakan lebah stabilitas perusahaan, baik dalam akibat konversi lahan dengan perolehan penjualan, asset, profit, atau kombinasi skor 0,1920. Penggabungan kedua faktor ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan eksternal (peluang-ancaman) dengan skor strategi penetrasi pasar dengan tertimbang 2,6996. memperluas market share melalui peningkatan kegiatan pemasaran/ Analisis Lingkungan Internal dan promosi, dan pengembangan produk Eksternal (IE) dengan cara meningkatkan kualitas Nilai total skor rata-rata pada matriks IFE produk, inovasi produk kemasan sebesar 2,7267 sedangkan, matriks EFE ekonomis agar dapat dijangkau memperoleh total skor rata-rata sebesar konsumen, dan inovasi pengembangan 2,6996. Hasil tersebut menempatkan UD. produk baru. Rizky Barokah pada sel V yang disebut strategi Jaga dan Pertahankan (lihat

Diagram 1. Matriks Interal-Eksternal

Total Skor IFE 4,0 Tinggi 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0

5

Tinggi 4,0 I II III

EFE Sedang 3,0 IV V VI 2,6996

TotalSkor Rendah 2,0 VII VIII IX

1,0 2,7267

Matriks SWOT Dari penyusunan strategi pada matriks Dari penyusunan strategi pada matriks SWOT (lihat Tabel 3) dihasilkan SWOT dihasilkan beberapa alternatif beberapa alternatif strategi antara lain : strategi antara lain : Memperluas pangsa Memperluas pangsa pasar. (SO-1), pasar. (SO-1), Mempertahankan dan Mempertahankan dan meningkatkan meningkatkan kualitas produk. (SO-2), kualitas produk. (SO-2), Meningkatkan Meningkatkan mutu pelayanan kepada mutu pelayanan kepada konsumen. (SO- konsumen. (SO-3), Meningkatkan 3), Meningkatkan kapasitas produksi. kapasitas produksi. (WO-1), Menambah (WO-1), Menambah modal kerja modal kerja perusahaan melalui pinjaman perusahaan melalui pinjaman Kredit Kredit Usaha Rakyat (KUR). (WO-2), Usaha Rakyat (KUR). (WO-2), Memperbaiki sistem manajemen Memperbaiki sistem manajemen perusahaan. (WO-3), Meningkatkan perusahaan. (WO-3), Meningkatkan kegiatan promosi. (ST-1), Membina kegiatan promosi. (ST-1), Membina hubungan baik dengan peternak binaan. hubungan baik dengan peternak binaan. (ST-2), Memperbaiki kinerja dan (ST-2), Memperbaiki kinerja dan Meningkatkan teknologi produksi. (WT- Meningkatkan teknologi produksi. (WT- 1), dan Inovasi kemasan ekonomis. (WT- 1), dan Inovasi kemasan ekonomis (WT- 2). 2).

Tabel 3. Matriks SWOT Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Terbina suasana kerja yang bersifat Struktur dan sistem manajemen kekeluargaan dan gotong royong masih sederhana. antar karyawan.

Kegiatan promosi iklan melalui media cetak dan brosur secara Terbatasnya modal kerja. berkala.

Menjalin kerja sama dengan toko Oleh-oleh, Jamu, Herbal, Klinik Volume produksi belum terapi dan Reseller dalam optimal. memasarkan produk

6

Adanya sistem kemitraan dengan Peralatan pengolahan madu peternak binaan. pasca panen masih sederhana.

Pengujian mutu produk (Uji Inovasi pengembangan produk Laboratorium) secara berkala. baru masih kurang.

Peluang (Opportunity) Strategi S – O Strategi W-O 1 Meningkatkan kapasitas 1.Memperluas pangsa pasar. Adanya program pemerintah bagi produksi. UMKM dalam bentuk Kredit S2,S3,O1,O2,O3,O5. W3, W4, O1, O2, O3. Usaha Rakyat (KUR).

Bertambahnya jumlah penduduk 2 Menambah modal kerja 2. Mempertahankan dan membuka peluang untuk perusahaan melalui pinjaman Meningkatkan kualitas produk. memperluas pangsa pasar. Kredit Usaha Rakyat (KUR). S4, S5, O4. W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3. Permintaan pasar terhadap produk perlebahan yang terus meningkat. Terbentuknya Assosiasi Perlebahan Indonesia (API) sebagai wadah tukar menukar 3. Meningkatkan mutu pelayanan 3 Memperbaiki sistem informasi, penelitian dan kepada konsumen. manajemen perusahaan. pengembangan produk S1,S3,O5. W1, W5, O4. perlebahan. Meningkatnya sarana komunikasi media online akan memudahkan perusahaan dalam mempromosikan produk- produknya. Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T 1 Memperbaiki kinerja dan 1 Meningkatkan kegiatan promosi. Meningkatkan teknologi S2, S3, T3, T4, T5 Berkurangnya jumlah areal produksi. pakan lebah akibat konversi W3, W4, T2. lahan. 2 Membina hubungan baik dengan 2 Inovasi kemasan ekonomis. peternak binaan. W3, W5, T3, T4, T5 S4,S5,T1,T2. Kebijakan pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada kadar air madu yaitu maksimal 22%. Banyaknya beredar produk sejenis dari Pesaing. Masuknya produk madu impor. Ancaman produk pengganti.

Analisis Matriks Quantitative Strategic yang dapat dilakukan saat ini adalah Planning (QSPM) Inovasi kemasan ekonomis. Strategi ini Berdasarkan hasil analisis QSPM (lihat dilakukan sebagai upaya untuk Tabel 4) dapat dilihat strategi terbaik menampilkan produk kemasan ekonomis

7 dengan harga yang terjangkau, serta sejenis, dengan nilai Total Attractiveness upaya untuk menghadapi tingkat Score (TAS) tertinggi, yaitu sebesar persaingan yang tinggi antar perusahaan 6,5805.

Tabel 4. Matriks Quantitative Strategic Planning

Nilai TAS (Total Urutan Strategi Attractiveness Score)

1 Inovasi kemasan ekonomis. (WT-2) 6,5805 2 Meningkatkan kegiatan promosi. (ST-1) 6,5222 3 Membina hubungan baik dengan peternak binaan. (ST-2) 6,5208 Menambah modal kerja perusahaan melalui pinjaman Kredit Usaha 4 6,5027 Rakyat. (KUR). (WO-2) 5 Meningkatkan kapasitas produksi. (WO-1) 6,4097

6 Memperbaiki kinerja dan Meningkatkan teknologi produksi. (WT-1) 6,2972

7 Memperbaiki sistem manajemen perusahaan. (WO-3) 6,2736 8 Meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen. (SO-3) 6,2888 9 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk. (SO-2) 5,7833 10 Memperluas pangsa pasar. (SO-1) 5,5888

KESIMPULAN sederhana, (2) Terbatasnya modal kerja, (3) Volume produksi belum 1. Berdasarkan hasil analisis faktor optimal, (4) Peralatan pengolahan internal, yang menjadi kekuatan UD. madu pasca panen masih sederhana, Rizky Barokah adalah: (1) Terbina (5) Inovasi pengembangan produk suasana kerja yang bersifat baru masih kurang. kekeluargaan dan gotong royong 2. Analisis eksternal menghasilkan antar karyawan, (2) Kegiatan promosi beberapa peluang yaitu: (1) Adanya iklan melalui media cetak dan brosur program pemerintah bagi UMKM yang di edarkan secara berkala, (3) dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat Menjalin kerja sama yang baik (KUR), (2) Bertambahnya jumlah dengan beberapa toko oleh-oleh, penduduk membuka peluang untuk jamu, herbal, klinik terapi(terapi memperluas pangsa pasar, (3) ceragem, bekam, dan lintah), dan Permintaan pasar terhadap produk reseller dalam memasarkan produk, perlebahan yang terus meningkat, (4) (4) Adanya sistem kemitraan dengan Terbentuknya Asosiasi Perlebahan peternak binaan, (5) Pengujian mutu Indonesia (API) sebagai wadah tukar produk (Uji Laboratorium) secara menukar informasi, penelitian, dan berkala. Sedangkan faktor internal pengembangan produk perlebahan, yang menjadi kelemahan adalah: (1) (5) Meningkatnya sarana komunikasi Struktur dan sistem manajemen masih media online akan memudahkan

8

perusahaan dalam mempromosikan Furniture, , Jawa Barat. produk-produknya. Sedangakan Skripsi pada Depertemen ancaman yang akan dihadapi adalah: Manajemen. Fakultas Ekonomi dan (1) Berkurangnya jumlah areal pakan Manajemen. Institut Pertanian lebah akibat konversi lahan, (2) Bogor. Bogor. http://smartbeez. Kebijakan pemerintah menetapkan tripod.com/id3.html. Diakses Maret Standar Nasional Indonesia (SNI) 2014. pada kadar air madu maksimal 22%, David, F R. 2009. Manajemen Strategi : (3) Banyaknya beredar produk sejenis Konsep-konsep. Edisi dua belas, dari Pesaing, (4) Masuknya produk Indeks, madu impor, (5) Ancaman produk Fahmi, Irham. 2013. Manajemen pengganti. Strategis-Teori dan Aplikasi. 3. Hasil analisis matriks IE Alfabeta, . menunjukkan bahwa posisi Firdausy, C M. 2009. Prospek Bisnis perusahaan saat ini berada pada sel V, UKM dalam Era Perdagangan yaitu “Pertahankan dan Pelihara”. Bebas dan Otonomi Daerah. 4. Analisis matriks SWOT http://Chichimoed.blogspot.com/20 menghasilkan sepuluh alternatif 09/UKM.html. Diakses Maret strategi yang dapat digunakan sebagai 2014. upaya pengembangan usaha, yaitu : 1) Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran, Memperluas pangsa pasar (SO-1), 2) Edisi Millenium. PT. Prehalindo, Mempertahankan dan meningkatkan Jakarta. kualitas produk (SO-2), 3) Kotler, P. Gary, A. 2008. Prinsip-prinsip Meningkatkan mutu pelayanan Pemasaran. Erlangga. Jakarta. kepada konsumen (SO-3), 4) Peluang Pasar Produk Perlebahan Meningkatkan kapasitas produksi Indonesia. (WO-1), 5) Menambah modal kerja http://www.fordamof.org//files/ . perusahaan melalui pinjaman Kredit Diakses Maret 2014. Usaha Rakyat (WO-2), 6) Purwanto, I. 2008. Manajemen Strategi. Memperbaiki sistem manajemen CV. Ryama Widya, Bandung. perusahaan (WO-3), 7) Meningkatkan Rangkuti, Fredy. 2005. Analisis SWOT : kegiatan promosi (ST-1), 8) Membina Teknik Membedah Kasus Bisnis- hubungan baik dengan peternak Reorientasi Konsep Perencanaan binaan (ST-2), 9) Memperbaiki Strategis Untuk Menghadapi Abad kinerja dan meningkatkan teknologi 21. PT. Gramedia Pustaka Utama, produksi (WT-1), 10) Inovasi Jakarta. kemasan ekonomis (WT-2) Tjiptono, F. 2008 . Strategi Pemasaran. 5. Hasil analisis matriks QSPM Edisi 3, Andi, . menunjukkan bahwa strategi terbaik Umar, H. 2008. Manajemen Stretegi in yang harus dilakukan adalah inovasi Action. PT. Gramedia Pustaka produk kemasan ekonomis. Utama, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari.2009. Pengantar bisnis, Alfabeta. Ardhanreshwari, HN. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa pembuatan dan perbaikan

9