Awaluddin/Idzam Fautanu/Hasbi/ Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah persiapan Otonomi baru/ 89-97

ISSN: 1411-8564

Vol. 9 | No.2 Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah Persiapan Otonomi Baru Ditinjau dari UU No 23 Tahun 2014

Awaluddin* Idzam Faitanu* Hasbi Hasan*

*Universitas Jayabaya

ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords : This study aims to examine and analyze the process Expansion city of Sofifi , new and constraints expansion city of Sofifi North Autonomous Preparation Areas. Maluku as a new autonomy preparation area in review of Law no. 23 years 2014. This study is an analytical descriptive that describes the detailed description of the processes and barriers of the expansion of Sofifi as a new Autonomy Preparation area. The approach used is an empirical juridical approach that emphasizes literature research / law

and field research results. Based on the results of email: this study submitted suggestions To the Governor [email protected] of North Maluku Province and the Mayor of

island immediately coordinate discuss the barrier of

expansion city of Sofifi North Maluku. Mayor of

Tidore Town and Tidore Islands Municipal

People's Legislative Assembly immediately issue recommendation of approval of release of sofifi area to fulfill administrative requirement in regional expansion. DPR-DPD RI immediately ratified the regulation on the DESARTADA as the implementing rule and the guidance of regional expansion, and revised Article 33 paragraph 3 of the preparatory areas that priority areas such as Sofifi of North Maluku no need to use the concept of preparation area or the gap period because sofifi has

89

Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Vol. 9 No. 2

not fulfilled the Government Convention Regions, that is each provincial capital must be a city.

Penelitian ini bertujuan mengkaji dan meng-

analisis proses dan hambatan Pemekaran sofifi

Maluku Utara sebagai daerah persiapan otonomi

baru di tinjau dari UU No. 23 tahun 2014.

Penelitian ini adalah deskriptif analitis yakni menguraikan gambaran secara rinci terhadap proses dan hambatan Pemekaran Sofifi sebagai daerah Persiapan Otonomi baru. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris yang menekankan pada penelitian pustaka/UU dan hasil penelitian lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan saran Kepada Gubernur Propinsi Maluku Utara dan Walikota Kota Tidore Kepulauan segera berkoordinasi membahas hambatan pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara. Walikota Kota Tidore Kepulaun dan DPRD Kota Tidore Kepulauan segera megeluarkan rekomendasi

persetujuan pelepasan wilayah sofifi untuk

memenuhi syarat administrasi dalam pemekaran

daerah. DPR-DPD RI segera mengesahkan

pengaturan tentang DESARTADA sebagai aturan

pelaksana dan petunjuk pemekaran daerah, serta Jurnal Penelitian Hukum Legalitas direvisi pasal 33 ayat 3 tentang daerah persiapan Volume 9 Nomor 2 bahwa daerah dalam skala prioritas seperti sofifi Januari-Juni 2016 ISSN. 1411-8564 Maluku Utara tidak perlu menggunakan konsep Hh. 89-97 daerah persiapan atau masa jeda disebabkan sofifi ©2015 JPHL. All rights reserved belum memenuhi Konvensi Pemerintah daerah yakni setiap ibukota Propinsi harus berstatus kota.

Pendahuluan

Undang-Undang tentang Pemerintahan dae- ka muncul cerita baru politik hukum pe- rah yang baru, yakni UU Nomor 32 tahun merintahan Daerah. 2004 tentang Pemerintah Daerah. Pembahas- Inti dari konsep pelaksanaan Otonomi Dae- an pemekaran wilayah kabupaten / kota dan rah adalah upaya memaksimalkan hasil yang provinsi akhir-akhir ini merupakan salah satu akan dicapai sekaligus menghindari kerumit- tema politik. Perkembangannya akan sedikit an dan hal-hal yang menghambat pelaksana- berbeda dengan kondisi saat ini di mana an otonomi daerah. Dengan demikian tun- setelah UU Nomor 23 tahun 2014 berlaku ma- tunan masyarakat dapat diwujudkan secara

90

Awaluddin/Idzam Fautanu/Hasbi/ Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah persiapan Otonomi baru/ 89-97 nyata dengan penetapan otonomi daerah luas Berdasarkan acuan terhadap UU No. 23 tahun dan kelangsungan pelayanan umum tidak 2014, kemungkinan adanya pembentukan diabaikan, serta memelihara kesinambungan daerah baru, pemekaran suatu daerah, fisikal secara nasional. penghapusan dan atau penggabungan daerah memerlukan penelitian yang mendalam. Kebutuhan utama dalam penyelenggaan Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan desentralisasi berada pada pengaturan- adalah aspek hukumnya, artinya pembentuk- pengaturan. Pemerintah daerah dengan an pemekaran, penggabungan atau pengha- berbagai produk peraturannya dipandang pusan suatu daerah otonom harus mempu- penting peranannya untuk mengatasi perma- nyai payung hukum untuk memperkuat salahan yang kompleks, sebab jangkauan dan legitimasinya. Pengaturan mengenai hal kemampuan Pemerintah Pusat terlalu jauh tersebut harus mampu membuat persyaratan untuk menangani masalah-masalah di ma- bahwa adanya suatu daerah otonom sing-masing daerah. Dengan demikian, memungkinkan kemajuan suatu daerah. masalah keterbatasan kemampuan Pemerin- Mengingat salah satu tujuan hukum me- tah Pusat juga merupakan salah satu alasan rupakan “sarana pembaharuan masyarakat” pentingnya diadakan pemekaran wilayah yang didasarkan atas anggapan bahwa atau dalam hal ini pembentukan daerah adanya keteraturan atau ketertiban dalam otonomi baru. usaha pembangunan atau pembaharuan itu, Perkembangannya, sebagai diuraikan diatas maka hukum merupakan suatu yang di- bahwa wilayah Inodesia yang luas dengan inginkan atau bahkan dipandang (mutlak) keterbatas kewenangan daerah menyebabkan perlu. sistem Pemerintahan yang belum stabil serta Berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun kendali pemerintahan yang terlalu luas dapat 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebagai menyebabkan pelayanan publik yang sulit pengganti Undang-Undang No. 32 Tahun dijangkau, pembangunan yang tidak merata, 2004, syarat dan mekanisme untuk pem- dan kemiskinan yang tinggi pada wilayah bentukan daerah otonom yang baru menjadi yang letaknya jauh dari ibu kota peme- lebih terperinci dan lebih ketat. Dalam rintahan. Sehingga posisi ibukota peme- Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 syarat rintahan menjadi faktor penentu mana wi- pembentukan daerah berubah menjadi syarat layah yang akan memekarkan diri. Jika pembentukan daerah persiapan, yang diatur daerah mekar menjadi kabupaten baru, maka dalam pasal 33 ayat (3). daerah tersebut awalnya merupakan daerah yang letaknya jauh dari ibu kota di kabupaten Berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun lama, sehingga sulit bagi masyarakat untuk 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ini mendapatkan fasilitas dan sarana umum. pemekaran daerah kini sudah tidak bisa Pembentukan daerah dapat berupa peme- dilakukan secara otomatis. Hal ini dika- karan dari satu daerah menjadi dua daerah renakan konsep baru tentang daerah per- atau lebih, atau penggabungan bagian daerah siapan mengharuskan ada jeda waktu yangbersandingan, atau penggabungan bebe- persiapan untuk daerah yang akan mela- rapa daerah.(Undang - Undang Republik kukan pemekaran sebelum daerah tersebut Nomor 32 tentang Pemerintahan menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB). daerah, Pasal 4 Ayat (3, 2004) Persyaratan pemekaran daerah menjadi

91

Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Vol. 9 No. 2 semakIn ketat diakibatkan karena banyak terdapat di Ibukota Propinsi yang ada di fakta bahwa banyak daerah otonomi baru Indonesia, Sofifi tetaplah ibukota kecamatan yang tidak layak dalam arti kinerja dan yang tidak mengalami perkembangan akibat pemerintahan yang buruk. dari terbatas kewenang an sofifi yang hanya berstatus Ibukota kecamatan. Walaupun Mekanisme pengetatan yang dimaksud permasalahan status Ibukota Propinsi harus adalah dimana Daerah persiapan tersebut berstatus Kota tidak diatur secara tegas di ditentukan dengan peraturan pemerintah, pengaturan Pemerintah Daerah namun kebi- lalu daerah persiapan tersebut diberikan asaan hukum ini telah disepakati dalam jangkawaktu 3 (tiga) tahun untuk melakukan konvensi Pemerintah Daerah seluruh Indo- kegiatan administrasi yang dipimpin oleh nesia. Bagaimana pemekaran kota sofifi kepala daerah persiapan. Jika dalam jangka Maluku Utara ditinjau dari UU no 23 tahun waktu 3 (tiga) tahun daerah persiapan bisa 2014? memenuhisyarat, maka barulah daerah persiapan dapat ditetapkan menjadi DOB. Dasar hukum pembentukan daerah persiapan Sedangkan apabila dalam jangka waktu 3 ada dalam Pasal 7 Ayat (3) RUU Pemda yang (tiga) tahun daerah persiapan tidak bisa sedang dibahas oleh DPR. Dengan adanya memenuhi persyaratan maka daerah daerah persiapan, masalah-masalah teknis persiapan tersebut tidak dapat melakukan yang kerap muncul seperti ibu kota yang pemekaran atau tidak dapat menjadi DOB. tidak jelas, sengketa batas wilayah, dan pembagian aset yang tidak jelas dapat Berdasarkan paparan serta latar belakang di dihindari. Sehingga ketika menjadi DOB bisa atas, penulis menfokuskan pembahasan dan langsung fokus kepada pelayanan publik, penelitian mengenai Proses pembentukan mempercepat demokratisasi, pembangunan Kota Sofifi serta hambatan dalam pembentuk- perekonomian daerah dan mensejahterakan an kota Sofifi berdasarkan syarat-syarat masyarakat melalui pengembangan potensi sebagaimana yang ditetapkan dalam UU no daerah. Sementara itu, mendesak perlu segera 23 tahun 2014 akan menjadi salah satu fokus disahkan RUU Pemda yang sedang dibahas Penulis untuk melakukan penelitian terhadap DPR dan Pemerintah, agar daerah persiapan proses Pengusulan Pemekeran Kota sofifi menjadi syarat khusus dalam pembentukan sebagai Daerah persiapan pemekaran otono- DOB. Sedangkan secara teknis penjabaran mi baru. konsep daerah persiapan dapat melalui Berdasarkan pasal 9 Undang-Undang no 46 perubahan PP Nomor 78 Tahun 2007 tentang tahun 1999 tentang Pembentukan Propinsi tata cara pembentukan dan penghapusan Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabu- daerah. paten Maluku Tenggara Barat bahwa Ibukota Pembentukan daerah persiapan bukanlah Propinsi Maluku Utara adalah sofifi. (Undang- konsep baru. Pada masa berlakunya UU undang No 46 tentang pembentukan Propinsi Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Maluku Utara, Kabupaten buru, dan Kabupaten Pemerintahan di Daerah, konsep tersebut Maluku Tenggara Barat, 1999) . Namun, dalam telah digunakan dalam wujud pembentukan perkembangannya mulai sejak ditetapkannya kota administratif (kotip) sebelum dinaikkan Sofifi sebagai Ibukota Propinsi sampai saat ini statusnya menjadi kotamadya otonom. status sofifi bukanlah kota sebagaimana yang

92

Awaluddin/Idzam Fautanu/Hasbi/ Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah persiapan Otonomi baru/ 89-97

Melalui tahap persiapan semacam itu, maka Penelitian ini menggunakan pendekatan entitas pemerintahan baru yang akan yuridis empiris yang menekankan pada dibentuk sudah melalui tahap embrional penelitian pustaka dan hasil penelitian terlebih dahulu, sehingga sudah dapat lapangan. Penelitian pustaka berarti akan diproyeksikan akan berkembang menjadi lebih banyak menelaah dan mengkaji bahan daerah otonom yang maju dan mandiri. hukum yang diperoleh dari penelitian Konsep otonomi baru adalah dimaksudkan lapangan yang dikaitkan dengan kajian sebagai calon daerah otonom yang menjadi pustaka saja dan tidak diperlukan pe- fokus pembangunan dan perluasan wilayah nyusunan atau perumusan hipotesis. Di administratif dalam rangka menyiapakan dalam hukum normatif, maka penelitian sarana dan prasana serta syarat fisik dan terhadap asas-asas hukum dilakukan ter- syarat adminstratif untuk mendukung proses hadap kaidah-kaidah hukum yang meru- pengusulan daerah otonomi baru. Konsep pakan patokan-patokan yang berkaitan de- dalam UU no 23 tahun 2014 kaitannya dengan ngan makna hukum ketatanegaraan. otonomi baru dan pembentukan daerah Penelitian ini menggunakan metode pen- otonomi sedikit terjadi perubahan kebijakan dekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis dalam konsep pemekaran daerah. Konsep ini (hukum dilihat sebagai norma atau das sollen), adalah lebih diperketatnya peluang peme- karena dalam membahas permasalahan karan daerah karena banyak persoalan yang penelitian ini menggunakan bahan-bahan kemudian menjadi bahan evaluasi Peme- hukum, diantaranya aturan-aturan yang ber- rintah untuk kemudian memperketat Proses kaitan dengan permasalahan yang akan di pengusulan daerah Pemekaran dengan mena- rumuskan, Pendekatan empiris (hukum seba- warkan konsep daerah persiapan. gai kenyataan sosial, kultural atau das sein), Pasal 5 ayat (4) Penyelenggaraan Urusan karena dalam penelitian ini digunakan data Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada primer yang diperoleh dari lapangan. ayat (2) di Daerah dilaksanakan berdasarkan Kemudian, pendekatan yuridis empiris dalam asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas penelitian ini maksudnya adalah bahwa Pembantuan. Adalah konsep UU no 23 tahun dalam menganalisis permasalahan dilakukan 2014 untuk membuka peluang pemekaran dengan cara memadukan bahan-bahan hu- daerah walaupun ada tahapan panjang yang kum (yang merupakan data sekunder) deng- harus dilalui untuk itu. Salah satu bukti an data primer yang diperoleh di lapangan kebijakan dalam konsep pemekaran yang di sepanjang bahan-bahan atau data-data tadi perketat adalah pasal 33 ayat (2) Pemekaran mengadung kaidah-kaidah hukum dan di Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kaitkan dengan hasil Penelitian di lapangan. dilakukan melalui tahapan Daerah Persiapan provinsi atau Daerah Persiapan kabupaten Hasil Penelitian dan Pembahasan /kota. (3) Pembentukan Daerah Persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus Proses Pembentukan Otonomi baru Kota memenuhi persyaratandasar dan persyaratan Sofifi administratif.(UU no 23, 2014) Proses pembentukan Kota sofifi sebelumnya tidak mengalami perdebatan antar tingkatan Metodologi Penelitian Pemerintahan Daerah, ini dibukikan dengan

93

Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Vol. 9 No. 2 keseriusan Pemerintah Provinsi dan Daerah daerah otonom baru di Provinsi Maluku Induk Kabupaten Tengah seka- Utara. Keputusan ini ditetapkan tanggal 21 rang adalah Kota Tidore menjalin komunikasi september 2010. Sementara itu Kebijakan dan konsultasi untuk peningkatan status kedua yang dikeluarkan adalah keputusan Sofifi menjadi kota serta penyusunan pe- DPRD Povinsi Maluku Utara No. 12/KPTS rencanaan RT/RW sofifi. /DPRD/MU/2010 tentang persetujuan ter- hadap usulan pembentukan Kota sofifi. Konsep pengembangan Sofifi adalah konsep

BWK (bagian wilayah Kota). Wilayah kota Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah sofifi kemudian dibagi menjadi beberapa Seiring dengan ditetapkannya otonomi wilayah kota. Tujuannya, untuk memuncul- daerah sebagai landasan system pemerintah kan pusat-pusat baru yang berdampak positif daerah berdasarkan UU otonomi Daerah No terhadap keseimbangan perkembangan 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi wilayah kota serta mengurangi beban menjadi UU No 32 tahun 2004 menjadi pelayanan di pusat kota. Sofifi ditetapkan Pemerintahan Daearah dan kemudian direvisi sebagai Ibukota Provinsi Maluku Utara menjadi UU No 23 tahun 2014 dan telah melalui UU No. 46 tahun 1999. Akan tetapi terjadi banyak Penetapan Pemekaran Daerah. status sofifi pada ketika itu adalah Desa, Sampai dengan akhir tahun 2009 telah tercatat sampai saat ini status sofifi hanya berubah 7 provinsi, 164 Kabupaten, 398 Kabupaten, dari Desa ke kelurahan belum ada dan 93 kota atau secara keseluruhan sudah peningkatan status menjadi Kota sebagaima- ada 524 daerah otonom. Untuk keperluan na yang diatur dalam konvensi Penyelengga- evaluasi efektivitas pemekaran, pada tahun raan Pemerintahan di Indonesia. 2009/2010 untuk sementara diberhentikan Berbagai opini dan asumsi berkembang dahulu proses pemekaran untuk daerah- bahwa yang memengaruhi lambat peningkat- daerah lainnya. Dari Kalangan DPR-RI an status sofifi menjadi kota adalah kepen- disebutkan bahwa moratorium kebijakan tingan politik daerah tertentu dan ke- Pemekaran daerah sampai dengan sebelum pentingan elit lokal yang kemudian menjadi bulan Juni 2010, dan setelah itu akan dibuka faktor utama penghambat, yang kemudian kembali. berkembang menjadi suatu masalah yang PP No. 129 tahun 1999 yang kemudian berkepanjangan yang melahirkan beberapa direvisi menjadi PP No 78 tahun 2007 indikator baru penghambat sofifi menjadi diharapkan lebih memperketat terjadinya Kota. Peralihan Status dari Halmahera Te- DOB. Ini dibuktikan dengan memperketat ngah menjadi Kota Tidore Kepulauan dan persyaratan Pemekaran sebagaimana yang Ibukota Halmahera Tengah di pindahkan diatur dalam PP No 78 tahun 2007. Tujuannya atau dialihkan ke di tahun 2003, isu agar hasil Pemekaran justru jangan menjadi pemekaran sofifi menjadi daerah otonom beban baru dan juga secara politis hanya baru di awal tahun 2010, maka dikeluarkanlah memberi manfaat bagi kelompok eksklusif dua kebijakan utama terkait perencanaan tertentu saja sehingga tujuan utama untuk pengembangan sofifi sebagai Kawasan Ibu- lebih mensejahterakan masyarakat malah kota. Pertama, Keputusan DPRD Provinsi terjadi sebaliknya. Namun demikian, Pro dan Maluku Utara No. 06/KPTS/DPRD/ MU/2010 kontra terhadap upaya pemekaran daerah ini tentang pembentukan khusus pemekaran

94

Awaluddin/Idzam Fautanu/Hasbi/ Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah persiapan Otonomi baru/ 89-97 masih berlanjut sampai sekarang. Perbedaan Tidore Kepulauan, namun juga dari ABD pendapat ini dapat dilihat dari perspektif, Provinsi Maluku Utara dan juga APBN. social, ekonomi, politik, dan pengelolaan Pemetaan anggaran dan sumber daya lain ini sumber daya alam serta lingkungan hidup. adalah konsekuensi dari pemetaan rencana Dari berbagai hasil studi evaluasi terhadap sebagaimana dipaparkan di atas. Yang harus kineja. dicermati adalah alokasinya dan distribusinya agar sedapat mungkin mengakomodir Faktor Penghambat Proses Pembentukan berbagai kepentingan-kepentingan namun Otonomi baru Kota Sofifi tetap dalam koridor yang masuk akal. Pembentukan Kota Sofifi pada dasarnya Meskipun sumberdaya untuk membiayai sangat diperlukan, mengingat adanya rencana tersebut di atas bermacam-macam, Pemerintahan Kota dikawasan ini akan semuanya bisa diinventarisir dalam satu mempermudah pelaksanaanya fungsinya sistem informasi. Arti penting dari inven- Sebagai Ibukota Provinsi Maluku Utara. tarisir ini bukan hanya untuk menunjukkan Sarana dan prasarana pendukung Ibukota tinggi-rendahnya komitmen pengembangan Provinsi akan lebih muda diperkuat dan namun juga memberikan indikasi segmen diselenggarakan apabila terdapat Pemerin- masyarakat mana yang memberikan manfaat. tahan daerah di kawasan ini. Secara geografis, Dalam sistem informasi ini alokasi anggaran posisi yang terpisah dari Kota Tidore Kepu- dan sumber daya perlu dikelompokkan lauan cukup menyulitkan urusan-urusan berdasarkan lokasi pengembangan berda- administrasi dan pelayanan Publik. Hal ini sarkan sektor dan sebagainya. bisa teratasi dengan adanya Pemerintahan Moratorium Pemekaran Daerah Kota Sofifi. Selain itu, dalam konvensi Berdasarkan wawancara dengan Taufik Penyelenggaran Pemerintahan di Indonesia, selaku kepala bagian Otonomi daerah Setda Ibukota sebuah provinsi selalu berstatus Kota. Provinsi Maluku Utara beliau kemudian Berdasarkan konvensi tersebut, apabila menjelaskan bahwa dari hasil konsultasi sebuah provinsi baru dibentuk dan belum dengan Kementerian dalam Negeri bahwa terdapat kawasan berstatus Kota Sebagai moratorium pemekaran daerah ada beberapa Ibukotanya, Segera dibentuk Kota yang indikator dikeluarkan moratorium tersebut dibutuhkan. Meskipun tidak memiliki dasar yakni ada konsep desertada yang nanti hukum yang mengikat, konvensi semacam ini dikonsepkan Oleh Pemerintah pusat dalam adalah bagian dari mekanisme yang lazim rangka mempersiapkan skala prioritas ditaati dalam penyelenggaraan negara. Oleh pengembangan daerah serta kesenjangan karena itu, pembentukan Kota Sofifi adalah daerah agar kemudian pemekaran daerah ini sesuatu yang diperlukan seiring terbentuknya tidak lagi membawa masalah baru bagi Provinsi Maluku Utara yang berdasarkan UU pemerintah pusat dan daerah, tapi pemekaran Pembentukannya beribukotakan Sofifi. daerah merupakan jawaban atas kesenjangan Komitmen untuk melakukan percepatan dan pengembangan daerah. (Taufik, 2016) pembangunan Sofifi harus ditujukan degan Selain itu, menurut Abdul Gani Kasuba alokasi dana dan sumberdaya lainnya. bahwa alasan moratorium juga dalam rangka Alokasi yang perlu dikompilasi, dalam hal memberikan waktu kepada daerah-daerah bukan hanya bersumber dari APBD Kota

95

Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Vol. 9 No. 2 yang ingin dimekarkan agar mempersiapkan Menurut Yusuf Bahta bahwa isu konflik suku sarana dan prasarana penunjang dalam itu terbangun karena di setting oleh kelompok rangka mempermudah langkah pemekaran. berkepentingan yang tidak setuju sofifi (Gani Kasuba, 2017) Menurut Ali Ibrahim dilepaskan dari Kota tidore, isu Suku sengaja bahwa moratorium pemekaran adalah cara dimainkan untuk menggagalkan DOB sofifi. Pemerintah pusat untuk mengurusi daerah Suku makian dan tidore adalah suku ma- otonomi baru yang dalam catatan evaluasi yoritas yang mendiami daratan Oba, sebe- tidak mengalami perkembangan dan per- lumnya Pilkada isu ini sering dimainkan ubahan signifikan di daerah, (Ibrahim, 2016) untuk kepentingan hegemoni kekuasaan. lanjut menurut taufik bahwa moratorium ini Ahmad Ishak mengatakan bahwa jika dalam juga karena alasan penganggaran sebab, tahapan DOB sofifi, isu suku masih di- daerah otonomi baru harus dibiayai oleh mainkan dikhawatirkan faktor keamanan pemerintah pusat yang bersumber dari APBN akan menjadi pertimbangan pemerintah sebesar 500 Milyar untuk satu daerah otonomi Pusat dalam pemeberian otonomi. untuk keperluan pembangunan sarana dan prasarana organisasi vertical yang ada di Belum disahkan Peraturan Pelaksana daerah, sementara yang mengusulkan hampir “desertada” pengganti PP No 78 tahun 2007 dua ratus (200) daerah maka akan Pengaturan pelaksana pengganti PP No 78 memperbesar penganggaran APBN. (Taufik, tahun 2007 sebagai operasional UU No 23 2016) tahun 2014 atau sering disebut sebagai desertada atau desain besar tata ruang Konflik Suku wilayah yang dibentuk oleh DPR-RI dan Pemekaran DOB sofifi dalam pendekatan DPD-RI serta tim khusus dari kemendagri hukum otonomi daerah adalah kebutuhan belum juga rampung atau disahkan. Ini daerah provinsi untuk mengikuti perintah menjadi kendala serta hambatan pasca konvensi pemerintahan bahwa satu daerah pencabutan moratorium Pemekaran daerah, provinsi harus dilayani dan berstatus Kota. karena sangat sulit bagi daerah-daerah yang Sofifi sampai saat ini masih berstatus ingin melaukukan proses pengusulan peme- kelurahan dengan begitu berbagai cara yang karan disebabkan pedoman pelaksana- an dilakukan pemerintah provinsi dan peme- dan acuan teknis dari UU no 23 tahun 2014 rintah Kota banyak mendapatkan masalah belum disahkan, akan semakin rancu ketika dalam setiap tahapan-tahapan, salah satunya dipaksanakan dengan PP No 78 tahun 2007 isu konflik antar suku. yang jelas prinsip dan konsep dengan UU No Ditahun 2010 ketika paripurna DPRD Tidore 23 tahun 2014 sagatlah berbeda. tentang rekomendasi DOB dan pelepasan Sofifi berada dalam situasi yang sama dengan sofifi untuk Pemekaran terjadi konflik dalam daerah lain yakni mengharapkan kepada sidang paripurna yang itu bisa dikaitkan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendagri dengan Isu Suku, dimana sekelompok orang dan DPR-DPD RI agar segera mengsahkan yang mengatasnamakan suku tidore men- peraturan desertada tersebut, agar kemudian datangi gedung paripurna DPRD tidore dan bisa menjadi acuan serta pedoman pengatur- melakukan protes dan menghalangi DOB dan an terhadap tata cara pengusulan pemekaran melepaskan diri dari Tidore.

96

Awaluddin/Idzam Fautanu/Hasbi/ Pemekaran Kota Sofifi Maluku Utara sebagai Daerah persiapan Otonomi baru/ 89-97 dan penggabungan daerah sesuai dengan uu 1) Lemahnya Komunikasi Politik antar no 23 tahun 2014. Pemerintah Daerah induk (Kota Tidore) dengan Pemerintah Provinsi dalam Kesimpulan membahas mekanisme dan perenca- Dari Uraian dan hasil penelitian yang penulis naan untuk upaya pemekaran sofifi. lakukan dapat penulis berkesimpulan bahwa 2) Minimnya sarana dan Prasarana dalam : menunjang Kota sofifi. 1. Proses pembentukan sofifi sebagai daerah 3) Belum ada Persetujuan DPRD Tidore otonomi baru mengalami kemajuan dari dan Walikota Tidore sebagai bagian sisi partisipasi Pemerintah daerah induk, dari syarat administrasi Pemekaran DPRD daerah induk dan Pemerintah sofifi. Provinsi, itu dibuktikan dengan beberapa 4) Moratorium Pemekaran hal berikut: a) Sosialisasi tentang 5) Perubahan Prosedural Pemekaran dae- Pemekaran sofifi di tingkat desa dan rah yang berimplikasi pada sofifi yang kecamatan di wilayah kecamatan yang harus melakukan persiapan persya- masuk dalam wilayah pemekaran sofifi; b). ratan pemekaran mulai dari awal Kerja sama dengan Tim peneliti teknis menyesuaikan dengan undang-undang pemekaran dan Tim kajian Pemekaran yang baru yaitu UU No. 23 tahun 2014. bentukan Pemerintah Kota tidore sebagai kota induk dan pemerintah Provinsi Reference Maluku Utara dengan Universitas Gajah Gani Kasuba, A. (2017). Wawancara. Mada dan Universitas Indonesia; c). Ibrahim, A. (2016). Wawancara. Pembiayaan tahapan pemekaran sofifi Taufik. (2016). Wawancara. Maluku Utara. dalam APBD Kota tidore Kepulauan Undang-undang No 46 tentang pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten buru, dan 2. Hasil Penelitian lapangan yang penulis Kabupaten Maluku Tenggara Barat. (1999). lakukan dengan berpedoman pada tin- Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 jauan yuridis UU NO. 23 tahun 2014 dapat tentang Pemerintahan daerah, Pasal 4 Ayat penulis simpulkan faktor-faktor pengham- (3. (2004). bat pemekaran sofifi yaitu ; UU no 23. (2014).

97