BAB II

INDUSTRI OTOMOTIF DI INDONESIA:

POTENSI DAN PERKEMBANGAN

Bab II ini akan menjelaskan mengenai potensi industri otomotif di Indonesia.

Pembahasan potensi dalam bab ini meliputi beberapa poin yaitu pasar domestik yang besar, regulasi yang suportif serta tenaga kerja yang tersedia. Selain itu, bab ini juga akan menjelaskan perkembangan industri otomotif hingga Indonesia menjadi salah satu pusat industri otomotif dunia.

2.1 Kekuatan Industri Otomotif Indonesia

Industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang positif. Perkembangan yang terjadi secara sederhana dapat dipahami karena adanya peningkatan dalam permintaan yang kemudian berimplikasi terhadap produktivitas yang meningkat.1 Secara potensi, industri otomotif Indonesia sejatinya masih dapat terus berkembang dan menggusur Thailand sebagai pemain utama dalam industri otomotif di kawasan Asia Tenggara. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menjadi kekuatan bagi industri otomotif Indonesia.

2.1.1 Indonesia merupakan pasar yang besar

Secara populasi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut yang juga menjadikan Indonesia mengambil

1 Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia 2017, hal. 194, https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Documents/12_LPI2017_BAB10.pdf (5 Agustus 2020).

30

porsi yang besar dalam penjualan mobil tahunan di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data penjualan mobil tahun 2019 oleh ASEAN Automotive Federation,

Indonesia menguasai sebesar 29,79% penjualan mobil, yang kemudian diikuti oleh

Thailand sebesar 29,13%.2 Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018, yang mana Indonesia menguasai sebesar 32,32% dan Thailand

29,24%.3 Meskipun Indonesia masih berada diurutan pertama, Indonesia mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan Thailand.

Namun, potensi pada pasar domestik bagi industri otomotif masih sangat besar. Selain mempertimbangkan faktor jumlah penduduk, faktor mengenai kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia yang masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara juga dapat menjadi faktor yang esensial bersamaan dengan meningkatnya jumlah kelas menengah yang menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat yang kemudian dapat berimplikasi positif terhadap kinerja penjualan dalam industri otomotif.4 Angka kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih sangat rendah, berada dikisaran angka kurang dari 10% dari total populasi. Sedangkan Thailand sudah menyentuh angka

51% dan angka tertinggi di kawasan dipegang oleh Malaysia dengan angka 81%.5

2 ASEAN Automotive Federation, Sales Statistics 2019, http://www.asean- autofed.com/files/AAF_Statistics_ytd_december2019.pdf (16 Maret 2020). 3 ASEAN Automotive Federation, Sales Statistics 2018, http://www.asean- autofed.com/files/AAF_Statistics_2018.pdf (16 Maret 2020). 4 PricewaterhouseCoopers, Riding Southeast Asia’s Automotive Highway, https://www.pwc.com/gx/en/growth-markets- centre/publications/assets/Riding_Southeast_Asia_automotive_highway.pdf (16 Maret 2020). 5 Ibid, PWC.

31

2.1.2 Regulasi yang suportif dari Pemerintah

Industri otomotif sebagai bagian dari industri manufaktur memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Selain memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDB, industri manufaktur dan khususnya industri otomotif juga berkontribusi terhadap ekspor dan tentunya penyerapan tenaga kerja.6 Dari banyaknya industri yang ada di Indonesia, industri otomotif cukup mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dibuktikan dengan digolongkannya industri otomotif sebagai target prioritas dalam Rencana Induk Pembangunan Industri

Nasional (RIPIN) 2015-2035.7

Perkembangan industri otomotif yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir tentu tidak terlepas dari regulasi yang diterapkan oleh pemerintah. Kehadiran regulasi yang baik serta suportif merupakan salah satu faktor yang penting bagi perkembangan industri. Meskipun regulasi bukan faktor satu-satunya dalam memacu perkembangan industri namun kehadiran regulasi yang suportif tidak akan bisa dilepaskan dalam agenda pembangunan industri itu sendiri.8 Oleh karena itu, menyadari akan pentingnya peran industri manufaktur dan khususnya industri otomotif bagi perekonomian negara, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki dan menciptakan ekosistem regulasi yang baik bagi industri.

6 Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia 2018, hal. 37, https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2018.aspx (17 Maret 2020). 7 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, RIPIN 2015-2035, hal. 23, https://www.kemenperin.go.id/ripin.pdf (17 Maret 2020). 8 Nguyen Thi Xuan Thuy, Building Supporting Industries in Vietnam: Supporting Industries; a Review of Concepts and Development, hal. 28 http://www.grips.ac.jp/vietnam/VDFTokyo/Doc/SIbook1Chapter2.pdf (17 Maret 2020).

32

Diantara upaya-upaya perbaikan regulasi serta program strategi yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk terus memacu dan mendorong perkembangan industri otomotif adalah memberikan insentif fiskal kepada para prinsipal industri otomotif yang melakukan investasi melalui program tax allowance, tax holiday, super deduction tax serta beberapa regulasi yang menyangkut kemudahan impor bagi barang produksi.9

Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pasar ekspor, pemerintah memberlakukan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan perluasan Free Trade Agreement (FTA) oleh Kementerian Perdagangan.10

Selanjutnya, reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka optimalisasi dan efisiensi perizinan serta mendorong penerimaan penanaman modal di Indonesia baik itu PMA maupun PMDN telah melahirkan inovasi baru dalam bentuk Online Single Submission (OSS) yang diatur melalui PP Nomor 24/2018.11

2.1.3 Ketersediaan tenaga kerja

Melalui jumlah penduduk yang besar, Indonesia tidak hanya memiliki keunggulan berupa pasar domestik yang potensial melainkan juga memiliki potensi ketersediaan tenaga kerja yang berlimpah. Industri otomotif sebagai salah satu industri padat karya memiliki kemampuan untuk dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, sehingga tidak salah jika Pemerintah Indonesia menetapkan

9 GAIKINDO, “Gaikindo Autoinsight.” Pemerintah Berupaya Untuk Meningkatkan Ekspor Otomotif ke Australia dan Timur Tengah, Edisi 06, Juli 2019, hal 38, https://www.gaikindo.or.id/wp- content/uploads/2019/07/Gaikindo_AutoInsight-2019-6.pdf (18 Maret 2020). 10 Ibid. 11 Kantor Staf Kepresidenan, Lima Tahun Maju Bersama, http://ksp.go.id/wp- content/uploads/2019/10/Lima-Tahun-Maju-Bersama-1.pdf (18 Maret 2020).

33

industri otomotif sebagai salah satu industri prioritas karena keberadaannya selain berkontribusi terhadap ekspor Indonesia juga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi terhadap angka pengangguran.12

Pemerintah Indonesia melalui sinergi antar beberapa kementerian seperti

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Keuangan serta Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan tenaga kerja Indonesia. Beberapa strategi yang dilakukan diantaranya adalah pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, pengembangan program link and match dengan dunia industri dengan dukungan informasi pasar kerja serta pemagangan pekerja di industri. Beberapa strategi diatas diantaranya adalah untuk mengurangi beberapa permasalahan mengenai tenaga kerja di Indonesia seperti tingkat produktivitas yang masih belum optimal dan mismatch antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga kerja.13

Untuk mendukung program vokasi dan mendorong keterlibatan industri didalam program tersebut, pemerintah bahkan telah menerbitkan suatu regulasi baru dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 yang mengatur tentang pemberian insentif pajak yang disebut super deduction. Melalui PP ini Pemerintah

Indonesia akan memberikan keringanan pajak kepada para pelaku industri yang

12 Directorate General of Metal Machinery Transportation Equipment and Electronics Industry, “Kebijakan Sektor Industri Otomotif Dalam Rangka Implementasi Roadmap Industri 4.0,” Indonesia Industrial Summit 2018, 2018. http://www.kemenperin.go.id/download/18473 (19 Maret 2020). 13 BAPPENAS, Tahun 2018 Lapangan Kerja Indonesia Melampaui Target RKP 2018 dan RPJMN 2015-2019 TPT Turun Menjadi 53,4%, https://www.bappenas.go.id/files/1215/4167/2989/Siaran_Pers_- _Tahun_2018_Lapangan_Kerja_Indonesia_Melampaui_Target_RKP_2018_dan_RPJMN_2015- 2019_TPT_Turun_Menjadi_534_Persen.pdf (20 Maret 2020).

34

melakukan program vokasi. Keringanan pajak yang diberikan tergantung dari besarnya nilai yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pelaku industri dalam melaksanakan program vokasi ini.14

2.1.4 Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah

Sebagai salah satu strategi pemerintah dalam mendorong perkembangan industri di Indonesia dan industri otomotif yang menjadi satu-kesatuan didalamnya, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri. Pembangunan KEK selain dalam rangka pendalaman struktur industri dalam negeri, juga membawa semangat pemerataan dan pengurangan terhadap ketimpangan ekonomi antara Pulau Jawa dengan luar Pulau

Jawa karena pembangunan KEK juga diagendakan di beberapa daerah di Indonesia.15

Pendalaman struktur industri yang dimaksud merupakan sebagai upaya pemerintah untuk membuat barang-barang modal produksi industri dapat diproduksi di Indonesia. Sehingga akan membawa dua dampak yang cukup besar, yaitu memperluas kapasitas industri dalam negeri dan juga dapat mengurangi impor terhadap beberapa barang modal produksi yang tentunya dapat mengurangi defisit

14 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Beri Insentif Pajak Super Deduction Bagi Industri Pro Vokasi, https://psmk.kemdikbud.go.id/konten/4356/pemerintah-beri-insentif-pajak-super- deduction-bagi-industri-pro-vokasi (20 Maret 2020). 15 Portal Informasi Indonesia, Jurus Membongkar Beragam Hambatan, https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/jurus-membongkar-beragam-hambatan (5 Agustus 2020).

35

neraca perdagangan yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah dalam perekonomian Indonesia.16

Secara lebih spesifik, KEK di luar Pulau Jawa ditujukan untuk pembangunan industri hulu tergantung dari sumber daya yang tersedia di daerah yang bersangkutan.

Sedangkan di Pulau Jawa, tetap akan diisi oleh industri barang konsumsi dan manufaktur. Pembangunan KEK selain akan berdampak terhadap pendalaman struktur industri dalam negeri juga akan dapat membantu dari penerapan regulasi

Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang juga turut diterapkan dalam industri otomotif. Pembangunan KEK didukung oleh Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun

2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Program Strategis Nasional.17

2.2 Indonesia Sebagai Salah Satu Pusat Industri Otomotif Dunia

2.2.1 Produktivitas Industri Otomotif Indonesia

Salah satu indikator yang menjadi penilaian terhadap besarnya industri

otomotif di suatu negara adalah terkait produktivitas. Produktivitas industri

otomotif Indonesia setelah terdampak krisis akibat dari peristiwa politik di tahun

1998 berangsur-angsur membaik. Melalui stimulan kebijakan yang tepat, pelan

tapi pasti produktivitas perlahan naik seiring dengan permintaan pasar domestik

yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil berimplikasi

16 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, hal. 37, https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20RPJMN%20IV%202020- 2024_Revisi%2028%20Juni%202019.pdf (5 Agustus 2020). 17 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175554/Perpres%20Nomor%2056%202018%20%28Perubahan%2 0Kedua%20Perpres%20No.%203%202016%20tentang%20PSN%29-1.pdf (8 Januari 2020).

36

terhadap peningkatan daya beli masyarakat telah membuat pasar domestik

Indonesia sebagai salah satu pasar yang paling besar di dunia dan telah menjadi

yang paling besar di kawasan Asia Tenggara.18

Faktor kebijakan pemerintah terhadap industri otomotif sendiri juga

menjadi penting. Ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara

dengan industri otomotif terbesar di kawasan mengharuskan kebijakan yang

suportif agar berdampak baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan industri

otomotif.19

Dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun kebelakang, produktivitas industri

otomotif Indonesia mengalami naik turun namun secara keseluruhan tetap

mengalami pertumbuhan yang positif. Batas bawah produktivitas industri

otomotif Indonesia dalam lima tahun terakhir pun meningkat secara signifikan

dengan angka 1 juta unit.20 Angka tersebut menjadikan produktivitas industri

otomotif Indonesia sebagai yang terbesar kedua setelah Thailand.21

Angka produktivitas tersebut selain dipengaruhi faktor permintaan pasar

domestik juga dipengaruhi atas realisasi investasi dalam industri otomotif dengan

tujuan ekspansi produksi dan beberapa dengan tujuan pembangunan fasilitas

18 Industri Manufaktur Otomotif Indonesia, Indonesia-Investments, https://www.indonesia- investments.com/id/bisnis/industri-sektor/otomotif/item6047 (8 Januari 2020). 19 Ibid. 20 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, https://www.gaikindo.or.id/indonesian- automobile-industry-data/ (8 Januari 2020). 21 Kurniawan Dwi Sasongko, Op.Cit.

37

produksi baru yang dari tahun 2015-2019 mencapai rataan angka

US$1.424.758.880.22

Berdasarkan data yang dirilis oleh BKPM melalui National Single Window

for Investment, Jepang masih menjadi negara dengan penanaman modal paling

dominan pada sektor industri otomotif dengan nilai 50%-80% dari total realisasi

tahunan pada 2015-2019. Selain Jepang, realisasi modal asing dalam industri

otomotif juga datang dari beberapa negara Asia lain seperti Korea Selatan dan

Tiongkok. Dalam rentang waktu 2015-2019, Korea Selatan mencatatkan

penanaman modal terbesarnya pada tahun 2019 dengan nilai US$ 22.850.700,

sedangkan Tiongkok pada tahun 2016 dengan nilai US$ 290.273.500. Selain itu,

realisasi modal asing juga datang dari Amerika Serikat dan beberapa negara

Eropa seperti Inggris, Jerman dan Belanda.23 Rincian data mengenai

produktivitas serta realisasi investasi dalam industri otomotif adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Capaian Produksi dan Realisasi Investasi Industri Otomotif

Periode 2015-2019

Tahun Produksi (unit) Realisasi Investasi (dalam US$) 2015 1.098.780 1.757.255.100 2016 1.178.346 2.369.754.000 2017 1.220.428 1.271.418.300

22 Perkembangan Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Tahun 2015-2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal: National Single Window for Investment, https://nswi.bkpm.go.id/data_statistik (14 Januari 2020). 23 Badan Koordinasi Penanaman Modal: National Single Window for Investment, Perkembangan Realisasi PMA Berdasarkan Sektor per Negara 2014-2019, https://nswi.bkpm.go.id/data_statistik (21 September 2020).

38

2018 1.343.703 971.319.800 2019 1.188.078 754.047.200 (Sumber: GAIKINDO24 dan BKPM25)

Kinerja industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun kebelakang memang menunjukkan tren positif. Namun, perkembangan dan persaingan industri otomotif global yang sangat cepat dan dinamis serta kompetitif mengharuskan Indonesia harus selalu siap dengan perubahan dan tantangan yang ada. Dalam kawasan Asia

Tenggara, target Indonesia untuk menyalip Thailand sebagai pusat industri otomotif harus disertai kewaspadaan terhadap negara-negara lain seperti Malaysia, Filipina serta Vietnam.

Terkhusus Vietnam, industri otomotifnya pun sedang mengalami perkembangan.

Industri otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang dikembangkan oleh pemerintah Vietnam. Selain itu, perkembangan realisasi investasi asing pada beberapa industri Vietnam menunjukkan tren positif. Vietnam memang tidak memiliki pasar domestik sebesar Indonesia, namun karena regulasi yang lebih sederhana serta upah buruh yang lebih rendah yang akan menekan cost production membuat Vietnam sebagai salah satu negara tujuan investasi dalam industri otomotif yang cukup menarik dan menjanjikan.26

24 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, Op.Cit. 25 Badan Koordinasi Penanaman Modal: National Single Window for Investment, Op.Cit. 26 Le Hong Hiep, “Trends in Southeast Asia,” Vietnam’s Industrialization Ambitions: The Case of VinGroup and The (Singapore, 2019), doi:10.1355/9789814376440-014, Yusof Ishak Institute, https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/TRS2_19.pdf (13 Januari 2020).

39

Selain itu, faktor geografis berupa dekatnya Vietnam dengan juga menjadi faktor yang penting. China memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia yang menjadikan mereka juga sebagai pasar industri otomotif terbesar di dunia. Bahkan menurut DW dalam suatu video dokumenternya tentang industri otomotif, 25% penjualan mobil di China setara dengan penjualan seluruh mobil di Jerman, Prancis dan Inggris.27 Nilai tersebut tentu merupakan sebuah gambaran tentang besarnya pasar domestik yang dimiliki oleh China.

2.2.2 Kinerja dan Jangkauan Ekspor Indonesia

Selanjutnya, kinerja ekspor industri otomotif dapat dinilai cukup bagus dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Ditengah banyaknya faktor yang bisa menjadi penghambat seperti perlambatan ekonomi global, serta kompetisi dalam meraih pangsa pasar yang besar di pasar ekspor dan sengketa dagang antara AS-

China yang turut memberi dampak negatif terhadap kinerja perdagangan internasional negara-negara di seluruh dunia, industri otomotif Indonesia dapat bertahan dan tetap mengalami pertumbuhan yang positif sejak tahun 2015 hingga 2019. Oleh karena itu, kinerja industri manufaktur Indonesia dalam perdagangan internasional saat ini cukup bergantung dengan industri otomotif disebabkan karena industri otomotif dapat

27 Will Germany’s Industry Survive, DW Documentary. https://www.youtube.com/watch?v=hcXjVxaKzv4 (13 Januari 2020).

40

bertahan ditengah kondisi-kondisi yang tidak terlalu bagus dan dapat berimplikasi negatif terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.28

Beberapa strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor industri otomotif diantaranya melalui penyederhanaan regulasi dan hal-hal teknis terkait pengiriman barang ke luar negeri, kemudahan impor bahan baku untuk produk dengan orientasi ekspor melalui regulasi Kemudahan Impor Tujuan

Ekspor (KITE) dan perluasan Free Trade Agreement (FTA) dengan negara tujuan ekspor. Selanjutnya, melalui sinergi antar beberapa lembaga kementerian, Pemerintah

Indonesia juga terus mencari negara-negara baru yang dapat menjadi pasar ekspor selain dari negara yang telah ada.29 Bahkan, Pemerintah Indonesia juga telah berhasil menyelesaikan kesepakatan Comprehensive Economic Partnership Agreement

(CEPA) antara Indonesia dan Australia melalui Indonesia-Australia Comprehensive

Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan akan mulai berlaku pada 5 Juli

202030 atau pada periode kedua Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Melalui kesepakatan IA-CEPA akan memperluas cakupan ekspor industri otomotif Indonesia kedepannya.31

28 GAIKINDO, “Gaikindo Autoinsight.” Industri Otomotif Penopang Devisa Negara, Edisi 06, Juli 2019, hal 26, https://www.gaikindo.or.id/wp-content/uploads/2019/07/Gaikindo_AutoInsight-2019- 6.pdf (14 Januari 2020). 29 Ibid, Pemerintah Berupaya Untuk Meningkatkan Ekspor Otomotif ke Australia dan Timur Tengah, hal. 38. 30 Department of Foreign Affairs and Trade of Australia, Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement, https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/in- force/iacepa/Pages/indonesia-australia-comprehensive-economic-partnership-agreement (26 September 2020). 31 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Ratifikasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement IA-CEPA akan Dorong Kerjasama Ekonomi antara Indonesia dan Australia, https://kemlu.go.id/melbourne/id/news/4701/ratifikasi-indonesia-australia-comprehensive-

41

Selain itu, GAIKINDO sebagai asosiasi industri otomotif juga terus mendorong para prinsipal untuk melakukan ekspor. GAIKINDO mendorong para prinsipal untuk meningkatkan kualitas dengan melakukan benchmarking dengan prinsipal yang telah memiliki pasar ekspor seperti Thailand dan Jepang.32

Dari beberapa strategi dan kebijakan yang telah disebutkan diatas, berikut ini adalah perkembangan kinerja ekspor industri otomotif Indonesia dalam rentang waktu

2015-2019 untuk produk Completely Built Up (CBU) dan Completely Knock Down

(CKD):

Tabel 2.2 Capaian Ekspor Industri Otomotif Indonesia Periode

2015-2019

Tahun Ekspor Produk CBU (unit) Ekspor Produk CKD (set) 2015 207.691 108.770 2016 194.397 202.606 2017 231.169 85.369 2018 264.553 82.028 2019 306.910 426.423 (Sumber: GAIKINDO)33

Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia dalam rentang waktu periode tahun

2015-2019 memiliki hasil yang cukup baik. Data yang disajikan diatas menunjukkan adanya pertumbuhan ekspor CBU dari tahun ke tahun walaupun pada tahun 2016 sempat terjadi penurunan. Sedangkan impor CKD mengalami fluktuasi nilai yang

economic-partnership-agreement-ia-cepa-akan-dorong-kerja-sama-ekonomi-antara-indonesia-dan- australia#! (26 September 2020). 32 Ibid, Anggota GAIKINDO Berusaha Meningkatkan Catatan Ekspor, hal. 34. 33 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, Op.Cit.

42

lebih variatif. Setelah tumbuh signifikan pada tahun 2016, penurunan terjadi berturut- turut pada tahun 2017 dan 2018. Kemudian, pertumbuhan yang signifikan terjadi kembali pada tahun 2019. Ekspor CBU dari tahun 2015-2019 memiliki rataan

240.944 unit, sedangkan ekspor CKD dari tahun 2015-2019 memiliki rataan 181.039 set.

Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia dalam periode 2015-2019 telah mengalami pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan kinerja ekspor periode tahun

2010-2014. Kinerja ekspor CBU periode tahun 2010-2014 memiliki rataan angka

148.066 unit. Sedangkan ekspor CKD periode tahun 2010-2014 ada pada rataan angka 90.668 set.34

Melalui perbandingan kinerja ekspor tahun 2010-2014 dengan 2015-2019, maka dapat dinilai kinerja dan pencapaian industri otomotif Indonesia menunjukkan peningkatan positif. Pencapaian tersebut dapat diraih karena selain produktivitas industri yang terjaga, di sisi lain Pemerintah Indonesia terus memperbaiki regulasi dalam industri otomotif terkait birokrasi dan administrasi dalam proses ekspor serta aktif dalam memperluas perjanjian Free Trade Area untuk ekspansi pasar produk industri otomotif Indonesia.35

Dalam rangka untuk terus meningkatkan kinerja ekspor industri otomotif

Indonesia, sinergi antara pemerintah, prinsipal dan asosiasi sangat diperlukan.

34 Ibid. 35 GAIKINDO, Op.Cit., Pemerintah Berupaya Untuk Meningkatkan Ekspor Otomotif ke Australia dan Timur Tengah, hal. 38.

43

Pemerintah Indonesia sebagai regulator dituntut untuk menyediakan regulasi yang bersahabat dengan industri, pihak prinsipal sebagai pelaku industri diharuskan memproduksi barang dengan kualitas terbaik sehingga memiliki daya saing di pasar global. Lalu, GAIKINDO sebagai asosiasi memiliki peran selain sebagai penghubung antara pemerintah dan pelaku industri, saat ini juga bertanggung jawab dengan mengadakan event pameran otomotif tahunan dalam GAIKINDO Indonesia

International Auto Show (GIIAS) yang memiliki tujuan untuk mendorong daya beli masyarakat.36

Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia dapat dilihat mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Beberapa prinsipal yang telah berinvestasi dalam membangun fasilitas produksi memang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat produksinya untuk kemudian produknya di ekspor ke negara-negara lain. Beberapa prinsipal dalam industri otomotif Indonesia yang tidak hanya memproduksi mobil untuk pasar domestik melainkan juga untuk pasar ekspor diantaranya adalah beberapa prinsipal dari Jepang dan China yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, , Mitsubishi,

Hino, DFSK serta Wuling. Sedangkan beberapa prinsipal asal Eropa seperti BMW dan Mercedes-Benz masih fokus kepada pasar domestik.37 Berikut ini adalah beberapa negara yang telah menjadi pasar ekspor untuk produk industri otomotif

Indonesia:

36 GAIKINDO, Op.Cit., Visi 50 Tahun GAIKINDO, hal. 6. 37 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, Op.Cit.

44

Tabel 2.3 Negara-negara Tujuan Ekspor Industri Otomotif Indonesia

Timur Amerika Tengah, Kawasan Afrika ASEAN Asia Oceania Tengah Utara dan Selatan Kuwait Argentina Bolivia T. Tobago Singapura Jepang Fiji Oman Barbados Ekuador Libya Laos Srilanka Samoa Arab Cayman El Afrika Brunei Timor Solomon Saudi Islands Salvador Selatan Darussalam Leste Islands Mesir Guyana Panama Tanzania Filipina PNG Vanuatu Yaman Suriname Bahamas Madagaskar Thailand Nepal

Maroko Kostarika Jamaika Gabon Vietnam Bangladesh Negara Lebanon Honduras Paraguay Ghana Kamboja Qatar Nikaragua Peru Kenya Myanmar Irak Kolumbia Uruguay Kamerun Malaysia Uni Arab Puerto Afrika Guatemala Emirat Rico Barat Bahrain Meksiko Pakistan

Yordania (Sumber: GAIKINDO38)

Melalui Tabel 2.3, dapat dilihat bahwa industri otomotif Indonesia telah memiliki

jangkauan ekspor yang cukup luas. Bahkan, Indonesia punya pasar yang cukup kuat

di kawasan Timur Tengah dengan ekspor ke 13 negara dan kawasan Amerika

Tengah, Utara dan Selatan dengan ekspor ke 21 negara. Selain itu, di kawasan Asia

Tenggara produk industri otomotif Indonesia telah berhasil menjangkau seluruh pasar

negara-negara yang ada di kawasan. Menurut data yang dirilis oleh GAIKINDO,

Toyota dan Daihatsu merupakan dua prinsipal yang menjadi kontributor terbesar

dalam nilai ekspor industri otomotif Indonesia dengan tujuan sebagian besar ke

38 Ibid.

45

kawasan Timur Tengah, Amerika Tengah, Utara dan Selatan hingga negara

ASEAN.39

2.2.3 Perbandingan Industri Otomotif Indonesia dengan Thailand,

Malaysia, Filipina dan Vietnam

Di kawasan Asia Tenggara, industri otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang ingin dikembangkan oleh masing-masing negara sehingga menjadikan adanya persaingan yang cukup kompetitif dalam pengembangan industri otomotif di kawasan. Saat ini, Thailand masih menjadi negara di kawasan dengan industri otomotif terbesar. Namun, Indonesia dengan keunggulan pasar domestik terbesar di kawasan juga terus mengembangkan industri otomotifnya sehingga telah menjadi kompetitor serius bagi Thailand. Di sisi lain, Malaysia, Philipina dan Vietnam terus mencoba mengejar ketertinggalannya dari Thailand dan Indonesia. Selanjutnya, dalam pembahasan pada sub bab ini, industri otomotif di masing-masing negara akan dibandingkan melalui tingkat produktivitas dan penjualan di pasar domestik untuk mengukur seberapa besar industri otomotifnya.

Tabel 2.4 Perbandingan Produksi dan Domestic Sales antara Indonesia,

Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam

Negara Produksi (unit) Domestic Sales (unit) Tahun 1.220.428 1.079.534 2017 Indonesia 1.343.703 1.063.445 2018 1.188.078 940.362 2019 Thailand 1.988.823 871.650 2017

39 Ibid.

46

1.998.339 918.267 2018 1.879.502 928.158 2019 499.639 576.635 2017 Malaysia 522.571 550.410 2018 528.333 549.445 2019 141.252 425.673 2017 Filipina 75.654 325.465 2018 87.864 336.226 2019 195.937 250.619 2017 Vietnam 184.173 254.449 2018 160.639 289.128 2019 (Sumber: ASEAN Automotive Federation40 & GAIKINDO41)

2.2.3.1 Thailand

Di kawasan Asia Tenggara, Thailand merupakan negara dengan industri

otomotif terbesar. Meskipun tidak memiliki pasar domestik sebesar Indonesia,

angka produksi Thailand yang hampir dua kali lipat dari Indonesia sebagian besar

diorientasikan untuk pasar ekspor. Sebagai negara, Thailand bahkan dijuluki

Detroit of Asia, sebuah julukan untuk negara dengan industri otomotif yang

sangat besar.42

Produktivitas industri otomotif Thailand didukung dengan kehadiran banyak

prinsipal dari berbagai negara. Berbeda dengan Indonesia yang pada umumnya

fasilitas produksi dengan skala besar hanya berasal dari prinsipal Jepang, di

40 ASEAN Automotive Federation, AAF Statistics, http://www.asean-autofed.com/statistics.html (25 Januari 2020). 41 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, https://www.gaikindo.or.id/indonesian- automobile-industry-data/ (25 Januari 2020). 42 Ayman Falak Medina, The ASEAN Automobile Industry: Top Destinations for Manufacturers, ASEAN Briefing, https://www.aseanbriefing.com/news/2019/10/01/aseans-automobile- industry.html (24 Januari 2020).

47

Thailand fasilitas produksi dengan skala besar dimiliki oleh prinsipal otomotif

dari berbagai negara seperti Jepang, AS, Eropa dan China. Bahkan menurut

ASEAN Investment Report, Mercedes-Benz telah berinvestasi untuk membangun

fasilitas produksi baterai yang akan menjadikan Thailand sebagai salah satu pusat

produksi mobil listrik dari prinsipal asal Jerman tersebut di kawasan Asia

Tenggara.43 Sebagai salah satu industri penopang PDB, perkembangan industri

otomotif terus didorong oleh Pemerintah Thailand dengan menargetkan angka

produksi sebesar 3.5 juta unit di tahun 2020.44

2.2.3.2 Malaysia

Dalam tabel 2.4 dapat dilihat produktivitas industri otomotif Malaysia dalam

beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang relatif lambat. Saat ini di

kawasan, produktivitas industri otomotif Malaysia berada di urutan ketiga

dibawah Thailand dan Indonesia. Industri otomotif Malaysia sesungguhnya

berpotensi dapat tumbuh dengan lebih signifikan. Potensi tersebut dikarenakan

faktor ekonomi masyarakat Malaysia sebagai salah satu yang terbaik di kawasan,

hal tersebut direfleksikan dengan pendapatan per kapita yang tinggi di angka US$

11.373 hanya kalah dari Singapura (US$ 64.581) dan Brunei Darussalam (US$

43 Foreign Direct Investment, ASEAN Investment Report 2018: Foreign Direct Investment and the Digital Economy in ASEAN, 2018. ASEAN, Hal. 40, https://asean.org/storage/2018/11/ASEAN- Investment-Report-2018-for-Website.pdf (25 Januari 2020). 44 Thailand Board of Investment, Thailand’s Automotive Industry: The Next Generation, hal. 3, https://www.boi.go.th/upload/content/BOI-brochure%202015-automotive-20150325_70298.pdf (25 Januari 2020).

48

31.628).45 Dari angka pendapatan per kapita tersebut kemudian memiliki korelasi

terhadap komposisi angka kepemilikan kendaraan di Malaysia yang paling tinggi

diantara negara ASEAN lainnya dengan angka 351 kepemilikan per 1.000 orang

(2015), yang kemudian diproyeksikan tumbuh hingga 367/1000 di tahun 2020.46

Selanjutnya, strategi Pemerintah Malaysia melalui Ministry of International

Trade and Industry dalam pengembangan industri otomotif adalah melalui

program The National Automotive Policy (NAP) 2014 yang mana dilakukan

melalui penyerapan terhadap PMA strategis dalam rangka menjadikan industri

otomotif Malaysia sebagai salah satu pusat industri otomotif di kawasan

utamanya terhadap investasi yang dapat membawa teknologi Energy Efficient

Vehicle (EEV).47

2.2.3.3 Filipina

Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara dengan sejarah pembangunan

industri otomotif yang panjang, Filipina dapat dikatakan cukup tertinggal jika

dibandingkan dengan Indonesia dan Thailand atau bahkan Malaysia sekalipun.

Dalam beberapa tahun kebelakang, industri otomotif Filipina menghadapi

beberapa tantangan yang cukup besar diantaranya industri pendukung industri

otomotif yang kurang produktif untuk memenuhi kebijakan standarisasi

45 World Bank, GDP per Capita (Current US$) – East Asia & Pacific, South Asia, Europe & Central Asia, https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD?locations=Z4-8S-Z7 (28 Januari 2020). 46 ASEAN Automotive Roadmap 2020, Thailand & Indonesia Autobook, http://gmrt.de/wp- content/uploads/2016/06/ASEAN-Automotive-Roadmap-2020-2.pdf (28 Januari 2020). 47 Ministry of International Trade and Industry of Malaysia, Automotive Industry, https://www.miti.gov.my/miti/resources/2._Automotive_Industry_.pdf (28 Januari 2020).

49

kandungan lokal (Local Content) sehingga berimplikasi terhadap produktivitas

industri yang tidak sanggup memenuhi permintaan pasar domestik. Selain itu,

industri otomotif Filipina juga menghadapi persaingan yang ketat dengan negara-

negara ASEAN dikarenakan rezim perdagangan bebas yang berlaku di kawasan.48

Untuk mendorong perkembangan industri otomotif, Pemerintah Filipina pada

tahun 2015 mengeluarkan sebuah kebijakan baru dalam industri otomotif yaitu

Comprehensive Automotive Resurgence Strategy () yang bertujuan untuk

menggenjot produktivitas industri yang diharapkan dapat menyentuh angka

600.000 unit pada tahun 2022.49 Melalui CARS, Pemerintah Filipina akan

memberikan insentif pajak kepada prinsipal yang dapat memproduksi 200.000

unit mobil dalam periode 6 tahun dan memenuhi ketentuan kandungan lokal yang

juga menjadi kebijakan dalam industri otomotif Filipina.50

Namun, keberhasilan dari program CARS patut untuk dipertanyakan melihat

produktivitas industri otomotif Filipina yang masih jauh dari target yang

ditetapkan oleh pemerintah. Dari tabel 2.4 dapat dilihat bahwa setelah 4 tahun

program CARS bergulir, produktivitas industri masih sulit untuk menyentuh

angka 150.000 unit per tahun walaupun pada tahun 2017 sempat menyentuh

48 Kaoru Natsuda & John Thoburn, The Automotive Industry in the Philippines: Ready for Take-Off Yet?, Working Paper No. 16006, Maret 2017, Ritsumeikan Asia Pacific University, http://www.apu.ac.jp/rcaps/uploads/fckeditor/publications/workingPapers/RWP_16006_2nd.pdf (26 Januari 2020). 49 PricewaterhouseCoopers, Riding Southeast Asia’s Automotive Highway, https://www.pwc.com/gx/en/growth-markets- centre/publications/assets/Riding_Southeast_Asia_automotive_highway.pdf (26 Januari 2020). 50 Ibid.

50

angka 141.252 unit yang kemudian pada tahun 2018 dan 2019 kembali turun

dibawah angka 100.000 unit.

2.2.3.4 Vietnam

Ditengah persaingan industri otomotif kawasan yang semakin kompetitif,

industri otomotif Vietnam tetap mengalami perkembangan walaupun tidak

signifikan. Pada umumnya, kendala yang dihadapi dalam industri otomotif

Vietnam serupa dengan apa yang dihadapi oleh Filipina yaitu kurang

produktifnya industri pendukung untuk memenuhi kandungan lokal dalam rantai

produksi sehingga mempengaruhi daripada produktivitas industri otomotif itu

sendiri. Sebagai perbandingan, industri pendukung di Indonesia dan Thailand

telah dapat berkontribusi minimal 75% dari proses produksi dimana Vietnam

masih jauh yaitu pada angka 10%.51

Selain itu, dalam menghadapi rezim perdagangan bebas yang berlaku di

kawasan, Pemerintah Vietnam terus mencoba membenahi regulasi terkait industri

otomotif yang salah satunya adalah untuk melindungi industri ini dari

ketergantungan terhadap impor.52

Berbanding terbalik dengan produktivitas industri yang dalam 3 tahun terakhir

terus mengalami fluktuasi, angka domestic sales di Vietnam tumbuh positif

sehingga menunjukkan bahwa permintaan pada pasar domestik terus meningkat.

Hal ini dapat menjadi salah satu faktor penting yang dapat mendorong para

51 Koushan Das, Overview Automobile Industry in Vietnam, Vietnam Briefing, https://www.vietnam- briefing.com/news/overview-automobile-industry-vietnam.html/ (27 Januari 2020). 52 Ibid.

51

prinsipal otomotif yang telah memiliki pusat produksi di Vietnam untuk

melakukan ekpansi produksi. Berdasar data di tahun 2019, salah satu prinsipal

yang mengalami peningkatan penjualan adalah Ford, yang kemudian memutuskan

untuk berinvestasi sebesar US$ 82 juta dalam rangka ekspansi produksi dari

14.000 unit menjadi 40.000 unit per tahun.53

2.3 Posisi Indonesia Dalam Persaingan Industri Otomotif Dunia

Sebagai salah satu negara berkembang dan negara yang bukan secara

tradisional tergolong sebagai negara industri, industri otomotif Indonesia dengan

tingkat produktivitas saat ini cukup dapat diperhitungkan pada persaingan tingkat

global. Melihat dari data perkembangan produktivitasnya, saat ini produktivitas

industri otomotif Indonesia di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah

menyentuh angka 1,2-1,3 juta unit/tahun. Angka tersebut berpotensi dapat stabil

mengingat terdapat permintaan yang cukup besar pada pasar domestik serta usaha

dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo sendiri untuk terus memperluas pasar

ekspor dengan meningkatkan kerjasama kemitraan strategis dengan negara-negara

lain. Selain itu, melihat trend yang sedang terjadi produktivitas industri otomotif

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh karena beberapa

53 Ford Vietnam Announces $82 Million Investment in Switch From Motorbikes to Cars, Voice of America, https://www.voanews.com/east-asia-pacific/ford-vietnam-announces-82-million-investment- switch-motorbikes-cars (27 Januari 2020).

52

prinsipal otomotif asal Jepang memiliki rencana untuk terus meningkatkan

kapasitas produksinya di Indonesia.54

Dari data peringkat produktivitas industri otomotif global 2019, Indonesia

dengan produksi 1.286.848 unit ada pada peringkat ke-17 sebagai negara dengan

produksi tertinggi. Dalam peringkat tersebut diisi oleh jajaran negara-negara yang

notabene merupakan negara industri atau bahkan negara yang secara historis

merupakan negara yang industri otomotifnya menjadi core dalam kegiatan

industri dari negara yang bersangkutan seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman,

Korea Selatan, India hingga Tiongkok. Berikut secara lengkap daftar peringkat

produktivitas industri otomotif global tahun 2019.

Tabel 2.5 Peringkat Produktivitas Industri Otomotif Per Negara 2019

Peringkat Produksi Mobil Berdasarkan Negara Tahun 2019 Peringkat Negara Produksi Peringkat Negara Produksi 1 Tiongkok 25.720.665 unit 11 Thailand 2.013.710 unit 2 Amerika Serikat 10.880.019 unit 12 Kanada 1.916.585 unit 3 Jepang 9.684.298 unit 13 Rusia 1.719.784 unit 4 Jerman 4.661.328 unit 14 Turki 1.461.244 unit 5 India 4.516.017 unit 15 Rep. Ceko 1.433.963 unit 6 Meksiko 3.986.794 unit 16 UK 1.381.405 unit 7 Korea Selatan 3.950.617 unit 17 Indonesia 1.286.848 unit 8 Brazil 2.944.988 unit 18 Slovakia 1.100.000 unit 9 Spanyol 2.822.355 unit 19 Italia 915.305 unit 10 Prancis 2.202.460 unit 20 Iran 821.060 unit Sumber: International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA)55

54 GAIKINDO, Menanti Janji Investasi RP 100 Triliun untuk Industri Otomotif Indonesia, https://www.gaikindo.or.id/menanti-janji-investasi-rp-100-triliun-untuk-industri-otomotif-indonesia/ (12 Januari 2021).

53

Berdasar tabel diatas, pada peringkat 5 besar diisi oleh negara-negara industri

yang tergolong maju. Tiongkok sebagai negara dengan kemampuan industri yang

sangat besar, pada peringkat pertama, tingkat produksinya memiliki gap lebih dari

100% dengan Amerika Serikat yang ada pada peringkat kedua. Produktivitas

industri otomotif Tiongkok yang menyentuh angka 25,7 juta unit sebagian

besarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Jepang (peringkat

3) dan Jerman (peringkat 4) hadir sebagai negara yang notabene memiliki sejarah

yang panjang dalam perkembangan industri otomotif dunia. Sedangkan Indonesia

pada peringkat ke-17 bersama dengan Thailand (peringkat 11) merupakan dua

negara yang mewakili Asia Tenggara dalam peringkat ini.

Pada tabel 2.5 menjelaskan posisi peringkat sebuah negara dalam melihat

tingkat produktivitas industri otomotifnya. Namun, jika tolok ukur yang dilihat

tidak lagi sekedar tingkat produktivitas, melainkan nilai pendapatan yang

diperoleh atas jumlah kendaraan yang diproduksi untuk pasar ekspor maka

peringkat yang ada akan berubah. Berikut merupakan tabel peringkat negara

berdasarkan valuasi atau nilai ekspor industri otomotifnya.

Tabel 2.6 Peringkat Negara Berdasar Valuasi Ekspor 2019

Peringkat Negara Berdasar Valuasi Ekspor 2019 Peringkat Negara Nilai Ekspor Peringkat Negara Nilai Ekspor 1 Jerman $142,2 miliar 12 Rep. Ceko $22,5 miliar 2 Jepang $98 miliar 13 Italia $15 miliar 3 Amerika Serikat $56,1 miliar 14 Turki $11,8 miliar

55 World Population Review, Car Production by Country, https://worldpopulationreview.com/country- rankings/car-production-by-country (12 Januari 2021).

54

4 Meksiko $49,6 miliar 15 Swedia $11,8 miliar 5 Kanada $40,7 miliar 16 Hungaria $11,4 miliar 6 Korea Selatan $40,4 miliar 17 Thailand $10,2 miliar 7 Belgia $38,6 miliar 18 Belanda $9,6 miliar 8 UK $38,5 miliar 19 Tiongkok $8,6 miliar 9 Spanyol $34,9 miliar 20 Austria $8,2 miliar 10 Slovakia $23,8 miliar 25 Rumania $5,5 miliar 11 Prancis $23,5 miliar 30 Indonesia $2,6 miliar Sumber: World’s Top Exports56

Berdasar tabel 2.6, posisi Indonesia dilihat dari valuasi nilai ekspornya turun

cukup jauh ke urutan 30 (produktivitas ke-17). Hal ini dikarenakan kendaraan

roda empat yang diproduksi di Indonesia yang pada umumnya berasal dari

prinsipal asal Jepang merupakan komoditas kendaraan yang secara value tidak

setinggi kendaraan roda empat yang berasal dari Eropa seperti BMW dan

Mercedes Benz, maupun Amerika Serikat dengan beberapa prinsipal mobil yang

tergolong cukup mewah.

Dari 20 besar negara dengan produktivitas terbesar pada tabel 2.5, valuasi

nilai ekspor Indonesia hanya lebih besar dari Rusia (produktivitas ke-13) dan Iran

(produktivitas ke-20). Slovakia (produktivitas ke-18) dan Italia (produktivitas ke-

19) yang secara produktivitas kalah besar dari Indonesia, justru memiliki valuasi

ekspor yang lebih besar dari Indonesia. Sisanya, dari 16 negara (kecuali Rusia),

dengan produktivitas industri yang lebih besar secara otomatis juga memiliki

valuasi ekspor yang lebih besar. Thailand sebagai kompetitor Indonesia pada

56 Daniel Workman, Car Exports by Country, http://www.worldstopexports.com/car-exports-country/ (14 Januari 2021).

55

kawasan Asia Tenggara yang menduduki peringkat ke-11 pada produktivitas,

pada valuasi ekspor menduduki peringkat ke-17. Valuasi ekspor keduanya terpaut

cukup jauh, Thailand dengan $10,2 miliar sedangkan Indonesia hanya

seperempatnya dengan $2,6 miliar.

Faktor lain yang membuat valuasi ekspor industri otomotif Indonesia masih

terpaut jauh setidaknya jika dibandingkan dengan Thailand adalah karena secara

proporsi jumlah ekspor terhadap total produksi yang masih berkisar 20%-25%.

Pada tahun 2019 misalnya, dari data yang dirilis oleh Gaikindo, proporsi ekspor

Indonesia dibandingkan dengan jumlah produksi adalah sebesar 25,8%.57

Sedangkan Thailand memiliki proposi ekspor 45%-55% dari jumlah produksi,

dengan produksi tahun 2019 sebesar 2.013.710 unit.58

2.4 Perkembangan Penanaman Modal Asing pada Industri Otomotif di

Indonesia

Kemunculan industri otomotif di Indonesia dimulai sejak era kolonial yaitu

tahun 1938 yang mana saat itu telah beroperasi basis perakitan kendaraan milik

General Motors (GM) asal Amerika Serikat. Namun, pada tahun 1950, aktivitas

produksi dihentikan dan fasilitas produksi ditutup disebabkan faktor

ketidakstabilan ekonomi yang berakibat terhadap angka penjualan yang tidak

57 GAIKINDO, Indonesian Automobile Industry Data, https://www.gaikindo.or.id/indonesian- automobile-industry-data/ (24 Maret 2021). 58 ASEAN Automotive Federation, ASEAN Auto-Fed Statistics 2019, http://www.asean- autofed.com/files/AAF_Statistics_2019.pdf (24 Maret 2021).

56

memuaskan.59 Kehadiran GM dalam industri otomotif di Indonesia tidak dapat

teridentifikasi melalui skema apa karena waktu itu memang belum ada regulasi

yang jelas untuk mengatur aktivitas dan pelaku dalam industri ini.

Namun, sejak dikeluarkannya peraturan melalui keputusan bersama antara

Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan melalui Surat Keputusan

Bersama No. 4/Kpb/I/69-15/M/SK/I/69 yang dikeluarkan pada 16 Januari 1969

tentang aturan assembling plant dan pengimporan kendaraan bermotor, regulasi

industri otomotif di Indonesia mulai jelas dan berdampak terhadap aktivitas

industri yang mulai bertumbuh.60

Setahun berselang, basis produksi yang sebelumnya dimiliki oleh GM

kemudian diakuisisi oleh pemerintah dan kemudian beroperasi kembali dibawah

perusahaan Astra.61 Selain itu, di tahun yang sama Mercedes-Benz masuk ke

pasar otomotif Indonesia menggandeng PT Gading Mas untuk membentuk PT

Star Motors Indonesia dengan menggunakan skema dan membangun

fasilitas perakitan yang berlokasi di Tanjung Priok yang mulai beroperasi tahun

1971.62

59 Herdianto, “Implementasi AEC Dalam Peningkatan Jaringan Produksi Regional Asean: Studi Kasus Industri Otomotif.” Universitas Islam Indonesia, https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/dauliyah/article/download/425/389 60 GAIKINDO, “Gaikindo Autoinsight.” Jembatam Industri Otomotif Indonesia, Edisi 06, Juli 2019, hal 11. https://www.gaikindo.or.id/wp-content/uploads/2019/07/Gaikindo_AutoInsight-2019-6.pdf (15 Juli 2020). 61 Dio Dananjaya, Sejarah Pabrik Mobil Toyota dan Bagaimana Ia Masuk ke Indonesia, Tirto, https://tirto.id/sejarah-pabrik-mobil-toyota-dan-bagaimana-ia-masuk-ke-indonesia-egFJ (15 Juli 2020). 62 Mercedes-Benz Indonesia, 50 tahun Mercedes-Benz Indonesia: Penyerahan donasi replika Benz Patent-Motorwagen kepada Museum Nasional Indonesia, (20 Juli 2020).

57

Masih pada tahun 1971, Toyota Motor Corporations masuk dan melakukan

joint venture dengan PT , yang kemudian hingga kini dikenal

sebagai Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).63 Pada tahun yang

sama, Mitsubishi bekerjasama dengan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors

untuk menjadi Agen Pemegang Merk (APM) di Indonesia. Selanjutnya, pada

tahun 1973, Mitsubishi merealisasikan penanaman modal untuk membangun

pabrik perakitan di Indonesia.64

Pada tahun 1974, Honda mendirikan PT yang akan

menjadi APM di Indonesia. Hadir sejak 1974, Honda melalui Honda Prospect

Motor baru merealisasikan penanaman modal di Indonesia pada tahun 200365

dengan mendirikan fasilitas produksinya di Karawang dengan nilai investasi US$

70.000.000.66 Masih pada tahun 1974, prinsipal asal Jepang lainnya yaitu Suzuki

ikut serta masuk dalam industri otomotif di Indonesia yang mana pada tahun 1976

menunjuk PT. Indomobil Utama untuk menjadi APM di Indonesia. Investasi

terakhir yang dilakukan oleh Suzuki adalah pembangunan fasilitas produksi di

Cikarang pada tahun 2015 dengan nilai US$ 1.000.000.000.67 Kemudian, di tahun

63 Toyota Indonesia, Risalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, http://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id/fact-and-figure/corporate-fact/pdf (8 Januari 2020). 64 Mitsubishi Motors, Sejarah Perusahaan, https://www.mitsubishi-motors.co.id/sejarah-perusahaan (20 Juli 2020). 65 Dimas Hadi, Infografis: Sejarah Honda di Indonesia, Konsisten Produksi Hatchback Terbaik, https://www.carmudi.co.id/journal/sejarah-honda-di- indonesia/#:~:text=Di%20taraf%20global%2C%20sejarah%20Honda,terbesar%20di%20dunia%20sej ak%201959. (20 Juli 2020). 66 Honda Prospect Motor, Company Profile, https://www.hpm.co.id/ (20 Juli 2020). 67 Suzuki Indonesia, Company Profile, https://www.suzuki.co.id/uploads/Company-Profile-Cetak- 2019.pdf (21 Juli 2020).

58

1977, Toyota yang bekerjasama dengan PT Astra Internasional kembali

menanamkan modal dengan tujuan ekpansi produksi untuk membangun Sunter

Plant 2.68

Masih pada rentang tahun 1970an, prinsipal otomotif Jepang lain yaitu

Daihatsu hadir di Indonesia. Sebelum memiliki fasilitas produksi di Indonesia

produk Daihatsu diimpor oleh perusahaan Astra. Pada perkembangannya,

Daihatsu sempat terbagi menjadi tiga perusahaan yaitu PT Daihatsu Indonesia

sebagai perusahaan yang melakukan pengepresan plat baja, PT Daihatsu Engine

Manufacturing sebagai perusahaan yang memproduksi mesin, dan PT National

Astra Motor sebagai perusahaan importir. Selanjutnya, pada tahun 1992, tiga

perusahaan ini melakukan merger untuk membentuk satu kesatuan perusahaan

yaitu PT .69 Hingga saat ini, PT Astra Daihatsu Motor telah

memiliki lima fasilitas produksi dengan nilai invetasi kumulatif lebih dari 15

triliun.70

Selain perusahaan-perusahaan asal Eropa dan Jepang, persaingan dalam

industri otomotif Indonesia juga diikuti oleh perusahaan asal Tiongkok. Pada

tahun 2005, brand masuk pasar industri otomotif Indonesia dengan

68 Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Company Profile, https://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id/files/download/3e5abb109d44b2e (21 Juli 2020). 69 Astra Indonesia, Daihatsu Company Profile, https://www.astra.co.id/Business/Automotive/Cars/Daihatsu (22 Juli 2020). 70 Aris F. Harvenda, Investasi Daihatsu di Indonesia Capai 15 Triliun, Kompas, https://otomotif.kompas.com/read/2012/03/01/1134/investasi.daihatsu.di.indonesia.capai.rp15 .t (22 Juli 2020).

59

mendirikan PT Unicor Prima Motor yang berperan sebagai distributor. Hanya

berselang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 2011 Chery berhenti beroperasi.

Kemudian pada tahun 2012, Chery kembali dengan perusahaan Chery Mobil

Indonesia hasil joint venture dengan Chery Automobile Co. Ltd. dan berniat akan

bekerjasama dengan Astra International untuk penggunaan fasilitas produksi

mereka. Namun, pada tahun 2014, akibat dari performa penjualan yang tidak

memuaskan Chery berhenti beroperasi.71

Selain Chery, pada tahun 2009, brand Tiongkok lain, hadir lewat skema

joint venture melalui kerjasama perusahaan PT Geely Mobil Indonesia dan Geely

Auto Grup. Namun, pada tahun 2012 Geely memberhentikan aktivitas produksi

mereka karena hasil yang didapatkan tidak maksimal akibat persaingan yang

kompetitif.72

Selanjutnya, brand Tiongkok lain yang masuk pasar industri otomotif

Indonesia adalah Wuling. Masuk ke Indonesia dengan nama SGMW Motor

Indonesia, Wuling merupakan perusahaan turunan dari SAIC Motor asal

Tiongkok yang bekerjasama dengan asal Amerika Serikat. Pada

tahun 2015, Wuling melakukan penanaman modal sebesar US$ 700 juta untuk

71 Kompas, Merek Chery “Menghilang” Dua Kali, Begini Ceritanya, https://sains.kompas.com/read/2017/02/16/183500430/merek.chery.menghilang.dua.kali.begini.ceritan ya.?page=all#:~:text=Awalnya%2C%20Chery%20masuk%20ke%20Indonesia,2006%2C%20operasin ya%20berjalan%20hingga%202011. (22 Juli 2020). 72 CNN Indonesia, M. Ikhsan, Kuda Hitam Mobil China, Februari 2018, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180219175331-385-277240/kuda-hitam-mobil-china (22 Juli 2020).

60

tujuan pembangunan fasilitas produksi yang berlokasi di Greenland International

Industrial Center, Bekasi, yang selesai dan mulai beroperasi tahun 2017.73

Selain Wuling, brand otomotif asal Tiongkok yang juga hadir di Indonesia

adalah DFSK. DFSK yang dipegang oleh PT Sokonindo Automobile merupakan

perusahaan kerjasama antara Sokon Group Company Limited dan PT Kaisar

Motorindo. Bersama Wuling, DFSK merupakan brand asal Tiongkok yang

memiliki fasilitas produksi di Indonesia.74 Nilai penanaman modal yang

dilakukan oleh DFSK adalah US$ 150 juta. Fasilitas produksi DFSK mulai

beroperasi pada tahun 2017, yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande,

Banten.75

Dari beberapa data diatas, dapat disimpulkan bahwa PMA dalam industri

otomotif di Indonesia pada umumnya dilakukan secara joint venture yaitu proses

kerjasama antara prinsipal otomotif asing dengan perusahaan lokal yang ada di

Indonesia untuk menyelenggarakan proses bisnis di wilayah negara Indonesia. Selain

joint venture, proses PMA bisa dilakukan langsung oleh perusahaan induk prinsipal

otomotif asing dengan menanamkan sejumlah modal untuk pembangunan fasilitas

produksi dan membentuk anak perusahaan yang menjadi bagian langsung dari satu

kesatuan entitas dengan perusahaan induk prinsipal.

73 GAIKINDO, Investasi Rp 9,3 Triliun, Pembangunan Pabrik Wuling di Indonesia Tuntas, https://www.gaikindo.or.id/investasi-rp-93-miliar-pembangunan-pabrik-wuling-di-indonesia-tuntas/ (11 Agustus 2020). 74 Muhammad Khadafi, Bisnis.com: Otomotif, Investasi Pabrik di Serang, Sokonindo Target Balik Modal Tahun Kelima, https://otomotif.bisnis.com/read/20180628/275/810745/investasi-pabrik-di- serang-sokonindo-target-balik-modal-tahun-kelima (11 Agustus 2020). 75 PT Sokonindo Automobile Official Website, Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa Mengunjungi Pabrik DFSK, https://www.dfskmotors.co.id/id/news/perhimpunan-pengusaha- indonesia-tionghoa-mengunjungi-pabrik-dfsk-2 (11 Agustus 2020).

61