Bab Ii Industri Otomotif Di Indonesia: Potensi Dan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II INDUSTRI OTOMOTIF DI INDONESIA: POTENSI DAN PERKEMBANGAN Bab II ini akan menjelaskan mengenai potensi industri otomotif di Indonesia. Pembahasan potensi dalam bab ini meliputi beberapa poin yaitu pasar domestik yang besar, regulasi yang suportif serta tenaga kerja yang tersedia. Selain itu, bab ini juga akan menjelaskan perkembangan industri otomotif hingga Indonesia menjadi salah satu pusat industri otomotif dunia. 2.1 Kekuatan Industri Otomotif Indonesia Industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang positif. Perkembangan yang terjadi secara sederhana dapat dipahami karena adanya peningkatan dalam permintaan yang kemudian berimplikasi terhadap produktivitas yang meningkat.1 Secara potensi, industri otomotif Indonesia sejatinya masih dapat terus berkembang dan menggusur Thailand sebagai pemain utama dalam industri otomotif di kawasan Asia Tenggara. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menjadi kekuatan bagi industri otomotif Indonesia. 2.1.1 Indonesia merupakan pasar yang besar Secara populasi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut yang juga menjadikan Indonesia mengambil 1 Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia 2017, hal. 194, https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Documents/12_LPI2017_BAB10.pdf (5 Agustus 2020). 30 porsi yang besar dalam penjualan mobil tahunan di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data penjualan mobil tahun 2019 oleh ASEAN Automotive Federation, Indonesia menguasai sebesar 29,79% penjualan mobil, yang kemudian diikuti oleh Thailand sebesar 29,13%.2 Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018, yang mana Indonesia menguasai sebesar 32,32% dan Thailand 29,24%.3 Meskipun Indonesia masih berada diurutan pertama, Indonesia mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan Thailand. Namun, potensi pada pasar domestik bagi industri otomotif masih sangat besar. Selain mempertimbangkan faktor jumlah penduduk, faktor mengenai kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia yang masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara juga dapat menjadi faktor yang esensial bersamaan dengan meningkatnya jumlah kelas menengah yang menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat yang kemudian dapat berimplikasi positif terhadap kinerja penjualan dalam industri otomotif.4 Angka kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih sangat rendah, berada dikisaran angka kurang dari 10% dari total populasi. Sedangkan Thailand sudah menyentuh angka 51% dan angka tertinggi di kawasan dipegang oleh Malaysia dengan angka 81%.5 2 ASEAN Automotive Federation, Sales Statistics 2019, http://www.asean- autofed.com/files/AAF_Statistics_ytd_december2019.pdf (16 Maret 2020). 3 ASEAN Automotive Federation, Sales Statistics 2018, http://www.asean- autofed.com/files/AAF_Statistics_2018.pdf (16 Maret 2020). 4 PricewaterhouseCoopers, Riding Southeast Asia’s Automotive Highway, https://www.pwc.com/gx/en/growth-markets- centre/publications/assets/Riding_Southeast_Asia_automotive_highway.pdf (16 Maret 2020). 5 Ibid, PWC. 31 2.1.2 Regulasi yang suportif dari Pemerintah Industri otomotif sebagai bagian dari industri manufaktur memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Selain memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDB, industri manufaktur dan khususnya industri otomotif juga berkontribusi terhadap ekspor dan tentunya penyerapan tenaga kerja.6 Dari banyaknya industri yang ada di Indonesia, industri otomotif cukup mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dibuktikan dengan digolongkannya industri otomotif sebagai target prioritas dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.7 Perkembangan industri otomotif yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir tentu tidak terlepas dari regulasi yang diterapkan oleh pemerintah. Kehadiran regulasi yang baik serta suportif merupakan salah satu faktor yang penting bagi perkembangan industri. Meskipun regulasi bukan faktor satu-satunya dalam memacu perkembangan industri namun kehadiran regulasi yang suportif tidak akan bisa dilepaskan dalam agenda pembangunan industri itu sendiri.8 Oleh karena itu, menyadari akan pentingnya peran industri manufaktur dan khususnya industri otomotif bagi perekonomian negara, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki dan menciptakan ekosistem regulasi yang baik bagi industri. 6 Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia 2018, hal. 37, https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2018.aspx (17 Maret 2020). 7 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, RIPIN 2015-2035, hal. 23, https://www.kemenperin.go.id/ripin.pdf (17 Maret 2020). 8 Nguyen Thi Xuan Thuy, Building Supporting Industries in Vietnam: Supporting Industries; a Review of Concepts and Development, hal. 28 http://www.grips.ac.jp/vietnam/VDFTokyo/Doc/SIbook1Chapter2.pdf (17 Maret 2020). 32 Diantara upaya-upaya perbaikan regulasi serta program strategi yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk terus memacu dan mendorong perkembangan industri otomotif adalah memberikan insentif fiskal kepada para prinsipal industri otomotif yang melakukan investasi melalui program tax allowance, tax holiday, super deduction tax serta beberapa regulasi yang menyangkut kemudahan impor bagi barang produksi.9 Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pasar ekspor, pemerintah memberlakukan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan perluasan Free Trade Agreement (FTA) oleh Kementerian Perdagangan.10 Selanjutnya, reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka optimalisasi dan efisiensi perizinan serta mendorong penerimaan penanaman modal di Indonesia baik itu PMA maupun PMDN telah melahirkan inovasi baru dalam bentuk Online Single Submission (OSS) yang diatur melalui PP Nomor 24/2018.11 2.1.3 Ketersediaan tenaga kerja Melalui jumlah penduduk yang besar, Indonesia tidak hanya memiliki keunggulan berupa pasar domestik yang potensial melainkan juga memiliki potensi ketersediaan tenaga kerja yang berlimpah. Industri otomotif sebagai salah satu industri padat karya memiliki kemampuan untuk dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, sehingga tidak salah jika Pemerintah Indonesia menetapkan 9 GAIKINDO, “Gaikindo Autoinsight.” Pemerintah Berupaya Untuk Meningkatkan Ekspor Otomotif ke Australia dan Timur Tengah, Edisi 06, Juli 2019, hal 38, https://www.gaikindo.or.id/wp- content/uploads/2019/07/Gaikindo_AutoInsight-2019-6.pdf (18 Maret 2020). 10 Ibid. 11 Kantor Staf Kepresidenan, Lima Tahun Maju Bersama, http://ksp.go.id/wp- content/uploads/2019/10/Lima-Tahun-Maju-Bersama-1.pdf (18 Maret 2020). 33 industri otomotif sebagai salah satu industri prioritas karena keberadaannya selain berkontribusi terhadap ekspor Indonesia juga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi terhadap angka pengangguran.12 Pemerintah Indonesia melalui sinergi antar beberapa kementerian seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan serta Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan tenaga kerja Indonesia. Beberapa strategi yang dilakukan diantaranya adalah pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, pengembangan program link and match dengan dunia industri dengan dukungan informasi pasar kerja serta pemagangan pekerja di industri. Beberapa strategi diatas diantaranya adalah untuk mengurangi beberapa permasalahan mengenai tenaga kerja di Indonesia seperti tingkat produktivitas yang masih belum optimal dan mismatch antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga kerja.13 Untuk mendukung program vokasi dan mendorong keterlibatan industri didalam program tersebut, pemerintah bahkan telah menerbitkan suatu regulasi baru dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 yang mengatur tentang pemberian insentif pajak yang disebut super deduction. Melalui PP ini Pemerintah Indonesia akan memberikan keringanan pajak kepada para pelaku industri yang 12 Directorate General of Metal Machinery Transportation Equipment and Electronics Industry, “Kebijakan Sektor Industri Otomotif Dalam Rangka Implementasi Roadmap Industri 4.0,” Indonesia Industrial Summit 2018, 2018. http://www.kemenperin.go.id/download/18473 (19 Maret 2020). 13 BAPPENAS, Tahun 2018 Lapangan Kerja Indonesia Melampaui Target RKP 2018 dan RPJMN 2015-2019 TPT Turun Menjadi 53,4%, https://www.bappenas.go.id/files/1215/4167/2989/Siaran_Pers_- _Tahun_2018_Lapangan_Kerja_Indonesia_Melampaui_Target_RKP_2018_dan_RPJMN_2015- 2019_TPT_Turun_Menjadi_534_Persen.pdf (20 Maret 2020). 34 melakukan program vokasi. Keringanan pajak yang diberikan tergantung dari besarnya nilai yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pelaku industri dalam melaksanakan program vokasi ini.14 2.1.4 Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah Sebagai salah satu strategi pemerintah dalam mendorong perkembangan industri di Indonesia dan industri otomotif yang menjadi satu-kesatuan didalamnya, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri. Pembangunan KEK selain dalam rangka pendalaman struktur industri dalam negeri, juga membawa semangat pemerataan dan pengurangan terhadap ketimpangan ekonomi antara Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa karena pembangunan KEK juga diagendakan di beberapa daerah di Indonesia.15 Pendalaman struktur industri yang dimaksud merupakan sebagai upaya pemerintah untuk membuat barang-barang modal produksi industri dapat diproduksi di Indonesia. Sehingga akan membawa