MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING REGIONAL INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT AGENCY STRATEGIC AREA DEVELOPMENT CENTER Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Tlp.(021) 27513546

NOTULENSI Pembahasan KAK ITMP Bromo-Tengger- Hotel Oakwood, Kota Surabaya, 5 September 2019

Setelah dilaksanakan workshop Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Bromo-Tengger-Semeru di Surabaya pada hari kamis tanggal 5 September 2019, kami sampaikan hasil pembahasan sebagai berikut: 1. Acara dibuka oleh Deputi dan dihadiri oleh Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Kepala Bappeda Provinsi Tenggara, perwakilan Balai Taman Nasional Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala Bappeda Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Kepala Bappeda Buton Tengah, Kepala Dinas Pariwisata Buton Tengah, Dinas Perhubungan Provinsi, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala Dinas Pariwsata Buton Selatan, Kepala Balai Cipta Karya Sulawesi Tenggara, perwakilan BPJN Sulawesi Tenggara, Perwakilan SNVT Penyediaan Perumahan, dan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Antar Kawasan Strategis. 2. Kegiatan ini dilaksanakan untuk pembahasan dan penampungan masukan dalam rangka pematangan KAK ITMP BTS dengan stakeholder daerah. 3. Informasi penting oleh Bapak Bambang Priambodo, selaku Deputi Bidang Ekonomi, antara lain: a. MPDP yang dimaksud merupakan suatu rencana jangka panjang yang juga memiliki kekuatan jangka pendek untuk dilakukan yang juga memerlukan hubungan dengan pemda untuk penyusunan RPJMD yang akan dibahas TORnya pada saat ini. b. Selanjutnya diperlukan pokja yang selanjutnya SK ditetapkan Gubernur untuk MPDPnya c. Tantangannya adalah karena yang dikembangkan adalah wisata gunung maka kawasan tetap dilindungi sehingga loadnya tidak terlalu banyak. Didalamnya terdapat unsur lingkungan, pembangunan hotel dan resort yang tidak sebesar di d. Apabila dibutuhkan langkah-langkah pembangunan yang harus dilakukan tanpa menunggu selesai MPDPnya, maka bisa dilakukan pembangunannya, dengan ketentuan tepat manfaatnya dan sudah pasti akan dilakukan. 4. Informasi Bapak Teguh selaku Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif antara lain: a. Apa yang direncanakan di tingkat nasional menyiapkan destinasi agar pengelolaan lebih baik dan daya dukung lebih meningkat dengan kerjasama Pemerintah dengan Bank Dunia. b. Tantangan dalam pengembangan destinasi:

1

• Masyarakat • Tidak hanya membangun atraksi namun infrastruktur juga perlu didukung (sumber air, sanitasi, keberlanjjtan lingkungan, daerah yang ditata sesuai dengan peruntukan tata ruangnya) • Perlu mengundang lebih banyak investasi; perlu dilihat daerah2 pakah sudah memperoleh dana investasi. c. BTS adalah satu-satunya yang punya tema gunung. Perlu keseimbangan untuk lingkungan dan proses bisnisnya. d. Masterplan dan Sustainable tourism menjadi dua pilar untuk pembangunan ITMP BTS e. Butir2 penting ITMP: • Menentukan visi/strategi/proyek2; membutuhkan data dasar yang menentukan branding destinasi itu sendiri • Bagaimana pola pertumpuhan dan apa target yang akan dicapai? • Development scenario: memahami keterbatasan sumber daya dan menentukan skala prioritas • Detailed action plan : menentukan pembagian pekerjaan untuk mensukseskan skenario yang dipilih (mengatur pola alur bis, mengatur pola dana ke masyarakat dan yang lembali, bagaimana bekerjasama dengan TN yang dapat dgunakan untuk tujuan komersial 5. Informasi penting menurut Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis antara lain: a. ITMP diharapkan dapat melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai target-target kepariwisataan b. ITMP akan terdiri dari 8 (delapan) kegiatan pokok: analisa kerangka kelembagaan, analisis supply dan demand, analisis kondisi awal/baseline, peluang dan hambatan lingkungan dll.... c. Hasil studi menunjukkan bahwa KTA terdiri dari 4 Kabupaten (Kab. , Pasuruan, Probolinggo, Lumajang) dengan key atraction pada G. Bromo, G. Batok, G. Pananjakan, Cemoro Lawang, Savana Hill, dan G. Semeru d. Penentuan lokasi mana yang membutuhkan fokus pengembangan, dan rencana apa yang akan dikembangkan pada 25 tahun selanjutnya. e. Tas A à Program dan pembangunan masing2 institusi dan yang diperlukan adalah mengintegrasikannya yang melibatkan banyak instansi f. Task B à potensi permintaan dari BTS kedepannya akan seperti apa g. Task C à apa saja yang keperluan dasar baik sifat fisik maupun non fisik h. Task A-E berisi baseline i. Task F à penyusunan visi j. Task G à capacity building yang ditekankan adalah kapasitas SDM dan pastisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan ITMP itu k. Tash H à akan dijelaskan Pak Sumedi l. Mengenai urgent investment yang perlu dilakukan tanpa menunggu ITMP selesai. 6. Informasi penting menurut Direktur Perencanaan Wilayah dan Kawasan antara lain: a. Yang ditujukan adalah bagaimana menciptakan nilai tambah (yang bermanfaat bagi semua dan berkelanjutan

2

b. Benchmarking pariwisata penting untuk menciptakan standar baru agar tidak puas dengan capaian sekarang namun bisa lebih baik lagi c. Pembangunan pariwisata tidak menya melulu soal infrastruktur tapi juga knowledge. d. Toilet di Bromo juga harus ditata kembali (tidak perlu tembok, kayu juga bisa namun menarik) e. Festival budaya menjadi bagian dari atraksi wisata di Bromo (di Tengger sudah ada) sehingga perlu ada kepstian kapan diadakan festivalnya f. Souvenir juga perlu dibuat yang menarik, tujuannya memberi dampak pada masyarakat di di sekitar kawasan dan dari luar kawasan g. Dari segi pasar menjadi tempat terakhir sebelum wisatawan kembali ke rumah masing-masing h. Tatanan ini dibuat menjadi mata rantai yang tidak terputus. Yang menjadi masalah adalah anggarannya dimana adanya keegoisan dari masing2 dinas karena itu semua harus bekerja sama i. Mengenai sampah, bagaimana penggerakkan masyarakat dan pelaku di bidang pariwisata untuk kesadaran menjaga lingkungan sehingga tempat wisata menjadi bersih dan nyaman. j. Konsep pengembangan pariwisata adalah Pariwisata Untuk Semua artinya masyarakat dengan jenis apapun dapat menikmati keindahan Bromo k. pemetaan Value chain pariwisata untuk memetakan pelaku pariwisata/touris mulai dari pemesanan hingga kembali ke rumah. Akan dipetakan juga dimana peran masing2 instansi pada pengunjung. l. Tugas pokok Pokja ada yg sebagai tim pengarah, tim pelaksana dan tim teknis. 7. Informasi penting menurut TN BTS antara lain: a. Dasar pengelolaan TN BTS adalah UU No 5 Tahun 1990 dimana terdapat beberapa pilar yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pelestarian satwa dan fauna, dan sebagainya. b. Visi BTS adalah menjadi rumah bagi ekosistem unik, budaya tengger dan ekowisata. c. TN BTS berada pada 4 wilayah administrasi kabupaten: Lumajang, Pasuruan, Pasuruan, dan Malang. Paling luas berada di Lumajang. d. Ditetapkannya kawasan BTS seluas 50270 Ha e. BTS dikelola berdasarkan sistem zonasi: zona inti, dan zona pemanfaatan f. Potensi kawasan: • ekosistem daratan dan perairan : formasi ekosistem daratan tersusun oleh hutan tropis, savana, laut pasir, dan pegunungan. • ekosistem perairan berupa danau/ranu: , Ranu Regulo • ekosistem pegunungan à sub mantana, mantana, dan altim • Flora yang ada: anggrek, liana, pohon, pedu • Fauna (satwa liar) : elang jawa, elang hitam, lutung jawa • Potensi obyek wisata budaya à g. Jumlah wisatawan teran terakhir meningkat h. Misi pembangunan ekowisata TNBTS sejalan dengan RPJM i. Tujuan pembangunan ekowisata TNBTS j. Masalah dalam kegiatan ekowisata TN BTS: • terjadi mass tourism pada beberapa lokasi (ex penanjakan, Ranupani)

3

• penumpukan pengunjung dan kendaraan terutama saat peak season • pelibatan masyarakat belum merata (wisata terpusat dalam kawasan TN) • belum maksimalnya kualitas pelayanan dan keamanan serta • belum optimalnya sarpras wisata TNBTS (toilet, mushola, sinyal,tempat parkir) • sebagian besar pelaku usaha WA belum memiliki izin • pelaksanaan dan monitoring belum optimal k. Fokus utama kegiatan BTS l. Optimalisasi tata ruang taman nasional: tahun 2019 ada 19 zona pemanfaatan (ada ruang usaha dan ruang publik) m. Ada CSR di kawasan BTS. Juga ada desa edelweis dimana bunga edelweis tumbuh di depan masing-masing rumah 8. Diskusi a. Sesi I • Di bromo terdapat atraksi geo dan culture yang sudah bagus. Akses menjadi prioritas pertama dalam mendukung BTS. Banyak ditemukan masalah air di daerah BTS. Tata kelola menjadi isu yang mengganggu Indonesia. • Pemerintah Kabupaten Malang mendesain tidak hanya ring yang dekat BTS tapi sampai ke arah selatan. Perlu mempertimbangkan pengembangan Singosari mendukung kawasan BTS. • Terdapat permasalahan kemacetan pada underpass malang surabaya sampai pertigaan menuju Batu. • Permasalahan ketersediaan air bersih di Probolinggo di sekitar Bromo. Probolinggo dan Lumajang sudah survey ke lokasi mata air yang sekiranya dapat dialirkan dengan teknologi yang sederhana. Dengan adanya air maka pariwisata Bromo bisa meningkat. Saat ini sumber air yang ada dari bawah dialirkan ke atas ke kawasan pariwisata di Bromo. • Mengenai jalan tol Malang ke Batu bisa diusulkan program untuk pariwisata regional • Singosari karena berada di Kab Malang akan masuk pembangunan namun perlu diingat ini pengembangan untuk 25 tahun ke depan tentunya ada prioritasisasi yang akan dianalisis oleh konsultan. Karena pembangunan di 4 kabupaten tidak bisa egois di kabupaten sendiri • Semua pembiayaan tergantung kewenangan, misal jalan nasional memakai APBn dsb. Jika membutuhkan dana dari pusat maka ada mekanisme lain yang harus dilakukan apakah hibat dsb. • Dari 4 kabupaten yang ada yg paling krisis air yaitu probolinggo sedangkan kabupaten lainnya air melimpah. b. Sesi II • Khusus untuk jalan dari Tonas ke Lawawangan ini dibutuhkan jalan dengan biaya 112 M. Jalan ini diusulkan masuk ke kewenangan provinsi karena imbasnya tidak masuk ke Probolinggo.

4

• Pemkab Probolinggo sudah melakukan dukungan peningkatan atraksi selama 10 tahun. • Persoalan wisata Bromo adalah kelangkaan air bersih, Poor visitors management (view point penanjakan sangat semrawut), area parkir yang semrawut seperti pasar tumpah, dan fasilitas untuk pengunjung, Poor traffic maagement (semrawut dan tidak sesuai dengan daya dukung), Poor sanitary facilities (toilet kotor dan kumuh) • Pengadaan Air Bersih dari sumber kawasan Ranu Pane • Pembangunan Gerbang Elektronik terpadu dan online di semua gerbang masuk ke kawasan Bromo per kabupaten untuk mengaetahui jumlah pengunjung yang masuk lewat penanjakan. • Pengaturan jumlah wisatawan yang masuk ke Viewpoint Penanjakan sesuai dengan jam padat pengunjung. • Pengaturan moda transportasi, kendaraan Sewa dari penginapan/hotel ke Pool dan sebaliknya, kendaraan Ulang Alik ( Shuttle ) dari Pool ke Viewpoint dan sebaliknya. • Membangun jalan, tempat parkir, kedai2 dipinggirkan ke arah tebing laut pasir. • Adanya warung-warung yang bersatu dengan kuda dengan jeep sehingga higienitasnya berkurang. Diusulkan warung2 bisa dipindahkan karena juga membuat lingkungan yang tampak kumuh • salah satu penyebab buruknya pelayanan dan fasilitas sanitasi untuk wisatawan Bromo karena Wisatawan Bromo membayar retribusi setahun kepada Pemerintah ( TNBTS) sekitar Rp 26 M, tetapi yang dikembalikan ke TNBTS hanya sekitar Rp 1.5 M dan tidak mungkin dengan biaya hanya segitu dapat memaintain wisata disana. Jadi dengan kata lain wisatawan Bromo telah diperlakukan tidak adil, dan haknya untuk mendapatkan pelayanan yang baik sudah dirampas. • Adanya sedimentasi di Ranu Pani yang membuat pemerintah berkeinginan untuk melakukan pengerukan. • Adanya kesepakatan dahulu BTS akan menjadi wisata apa. Dari pusat menjadi wisata massal sedangkan dari daerah ekowisata. Banyaknya wisatawan dapat mempengaruhi cekungan air tanah di Pasuruan. • Diharapkan adanya aturan pelarangan membawa plastik dan bukan wisata massal • Bromo diharapkan jadi daya ungkit kawasan di sekitarnya. • Pariwisata massal yang selama ini ada akan dievaluasi. • Kawasan inti juga akan didukung oleh kawasan2 di sekitarnya, karena pada 5 tahun ke depan adalah kawasan inti yang menjadi fikus pelayanan dahulu. • Masalah peningkatan bukan menjadi acuan hanya sebagai kompensasi dari pengembangan wilayah saja

5

• Diperlukan perhitungan terkait daya dukung dan daya tampung pada kawasan BTS

6