Transformasi Fungsi Mihrab Dalam Arsitektur Masjid Studi Kasus : Masjid-Masjid Jami’ Di Surakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Nur Rahmawati Syamsiyah, Transformasi Fungsi Mihrab Dalam Arsitektur Masjid TRANSFORMASI FUNGSI MIHRAB DALAM ARSITEKTUR MASJID STUDI KASUS : MASJID-MASJID JAMI’ DI SURAKARTA Nur Rahmawati Syamsiyah Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UMS email : [email protected] ABSTRAK Perkembangan masjid di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia sejauh ini belum pernah ada pengingkaran tentang pendirian mihrab (sebagai tempat imam sholat) di dalam masjid. Namun sebenarnya dasar ilmu (syariat Islam) menempatkan mihrab dalam masjid tidak ada. Telah terjadi pergeseran fungsi ceruk sebagai penanda kiblat (thooq) menjadi mihrab tempat imam. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmanakah masjid-masjid jami’ di Surakarta mengalami pergeseran atau transformasi fungsi mihrab, sehingga dapat diidentifikasi kesesuaiannya dengan syariat Islam. Penelitian dilakukan pada delapan mihrab masjid Jami di Surakarta, yang dianggap telah mewakili masjid-masjid dari kelompok-kelompok (fikroh) agama Islam yang ada di kota Surakarta, yaitu Masjid Agung Surakarta, Masjid Pura Mangkunegaran (Al Wustho), Masjid Tegalsari, Masjid Mujahidin, Masjid Al Fatih, Masjid Asshodiq, Masjid Assagaf dan Masjid Solikhin. Melalui metode kuantitatif (skoring) dan interpretasi hasil melalui metode diskriptif kualitatif ditemukan bahwa transformasi fungsi mihrab terjadi karena kebutuhan efektifitas dan efisiensi ruang secara arsitektural, yang juga dapat diamati melalui periode waktu. Efektifitas dan efisiensi mihrab dipengaruhi oleh perubahan bentuk mimbar. Transformasi fungsi mihrab dalam bentuk yang lain adalah bergesernya fungsi mihrab menjadi hanya sebuah simbol. Kata Kunci : Mihrab, Transformasi, Efektif-efisien LATAR BELAKANG dan budaya masyarakat setempat, dan 1. Masjid bentuk masjid ini diistilahkan ‘masjid Masjid adalah salah satu bentuk lama’. arsitektur yang merupakan ungkapan fisik Khasanah arsitektur masjid saat ini di bangunan dari budaya masyarakat pada Indonesia perkembangannya pesat. tempat dan jaman tertentu, dalam rangka Dimulai pada abad ke-20 disain masjid memenuhi suatu tuntutan kegiatan ritual / tersentuh oleh para arsitek dan kaum peribadatan. Sebelum abad ke-20 bentuk akademisi. Sehingga muncul karakteristik masjid sangat kuat dipengaruhi oleh tradisi bentuk tampilan masjid yang berbeda 49 JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 18, No. 01, April 2007 : 49 - 56 dengan masjid-masjid lama. Dan muncul ceruk yang dimaksud pada masa itu istilah ‘masjid moderen’ atau ‘masjid sesungguhnya memiliki istilah thooq. 2 kontemporer’. Bentuk masjid berbeda Mihrab dianggap memiliki dimensi sosial namun tetap menampilkan komponen atau budaya, yang paling bisa ditonjolkan bagian masjid yang sama. Bagian-bagian secara visual. Wujud fisik mihrab memiliki masjid tersebut adalah : ruang peran sebagai media pengungkapan nilai- sholat/masjid utama, mihrab , mimbar, dan nilai atau budaya dari individu pelaku atau tempat wudlu. perancangnya atau merupakan refleksi 2. Mihrab masyarakat sekitarnya. Mihrab pula yang Dalam sejarah kebudayaan Islam umumnya menjadi bagian masjid yang diketahui bahwa Masjid Nabawi semasa paling bisa memperlihatkan ketinggian Rasulullah SAW tidak memiliki mihrab derajat suatu kaum, sehingga dihiasi dan tidak pernah dicontohkan dengan berbagai hiasan dan ornamen keberadaannya (gambar 1). Demikian juga kaligrafi yang istimewa, baik bentuk pada masa Khulafaur-Rasyidin . Tidak ada maupun materialnya. Rumah Rasulullah sunnah qauliah (ucapan), sunnah amaliah Arah kiblat sholat SAW dan para (perbuatan) dan sunnah taqririyah istrinya (persetujuan) dari Rasulullah SAW tentang mihrab (Al Qaradhawi,2000,h.83). Mihrab adalah sebuah inovasi awal Tengah masjid Arsitektur Islam khususnya Arsitektur untuk Masjid. Mihrab pertama kali masuk ke muamalah dalam khasanah Arsitektur Masjid pada Gambar 1. Rekonstruksi Bentuk Masjid Nabawi tahun 88 Hijriyah atau 708 Masehi. Orang (sumber : Abdullah Eben Saleh,1999) yang pertamakali meletakkan mihrab di dalam Masjid Nabawi adalah Umar bin KEASLIAN PENELITIAN Abdul Aziz, saat menjabat Gubernur Masjid adalah objek penelitian yang Madinah Munawarrah, pada masa menarik. Beberapa penelitian masjid kekhalifahan Walid bin Abdul Malik. Pada umumnya membahas komponen masjid, masa jabatannya itu, Umar bin Abdul Aziz yang kemudian dikaitkan dengan (708-711 M) memerintahkan untuk keberadaan masjid secara keseluruhan, merobohkan Masjid Nabawi untuk seperti langgam masjid, ornamentasi kemudian memperbaharui dan bagian-bagian masjid, kenyamanan ruang memperluasnya. Proyek ini melibatkan dalam masjid dan sebagainya. para pekerja Kristen Coptic yang Triyuli (2005) meneliti masjid membawa bentuk mihrab dari gereja tradisional Ki Muara Ogan Palembang mereka untuk diterapkan di Masjid pada elemen dan langgam arsitektur ruang Nabawi. Proyek selesai tahun 91 Hijriyah dalam masjid. Ditemukan bahwa langgam atau 711 Masehi. Saat itu mihrab dibuat dan ornamentasi masjid banyak berbentuk ceruk pada dinding dan dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat berfungsi sebagai qibla’axis atau petanda arah kiblat (Sumalyo,2000,h.30). Bentuk 2 Thooq berarti juga lubang pendek dibagian tengah dinding (Abu Ibrahim, 1993) 50 Nur Rahmawati Syamsiyah, Transformasi Fungsi Mihrab Dalam Arsitektur Masjid setempat dan para pedagang Cina di secara menyeluruh, yang meliputi fungsi, Palembang. teknis dan estetika. Dasar atau kerangka Aryanti (2006) meneliti masjid-masjid penelitian ini terlihat dalam gambar 2. tradisional di Jawa Tengah. Ditemukan Konsep Awal Fenomena dan Identifikasi dan Landasan Kategorisasi Masjid Terpilih Kriteria Penilaian Kategorisasi adanya pemberlakuan gender dalam Islam, Mihrab Mihrab tidak ada sesuai ditunjukkan dengan pemisahan yang tidak ada Masjid Assodiq syariat dalam syariat Islam sangat jelas antara ruang utama masjid sebagai tempat sholat laki-laki dan ruang Mihrab ada dan Fungsi tidak digunakan 1.Fungsional tambahan masjid sebagai ruang sholat Terjadi transfor Masjid Al Wustho 2.Tujuan kepada masi fungsi, ka keseimbangan bentuk wanita. Ruang sholat wanita merupakan rena kebutuhan Mihrab ada dan 3.Fungsi utama Mihrab sosial, religius, digunakan untuk tempat imam Yang selama bagian yang tidak utama dari keseluruhan budaya Masjid Agung, 4.Fungsi lain : tempat ini dipahami masjid. Mulai sekitar tahun 1970 masjid- Tegalsari, Al Fatih buku, mimbar, dll sebenarnya Mujahidin, Solihin, beristilah kurang sesuai masjid membuat balcony untuk tempat Assagaf Teknis "thooq" syariat 1.Bentuk dasar bujur Islam sholat wanita. sangkar dengan pe ngembangan Penelitian masjid terkait mihrab dan 2.Struktur diafan untuk Sutrah pergeseran bentuknya, hingga saat ini menguatkan fungsi Berjarak 3 3.Bentuk masif atau hasta dari penulis belum menemukan. Apalagi rangka tempat imam berdiri pergeseran tersebut dikaitkan dengan Estetis 1.Bermakna abstrak syariat Islam, yang tercantum dalam simbolis,monumental beberapa hadits. Sehingga menjadi sangat 2.Gaya eklektik tidak sesuai 3.Ornamentasi syariat penting penelitian ini dilakukan untuk geometrik-kaligrafi Islam pengembangan ilmu Arsitektur Islam dan terutama untuk pemurnian ajaran Islam. Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian (sumber : analisis peneliti,2006) PROSES IDENTIFIKASI MASALAH TINJAUAN PUSTAKA Tidak ada pengingkaran terhadap 1. Transformasi Bentuk dalam pendirian mihrab . Namun perlu dikaji Arsitektur sejauh apa fungsi mihrab ini telah bergeser Transformasi bentuk dalam arsitektur dari sekedar sebagai petunjuk arah kiblat terutama sekali merupakan hasil dari (thooq), berkembang menjadi tempat proses sosial budaya. Termasuk sholat imam, dan berkembang lagi menjadi didalamnya adalah perubahan-perubahan fungsi lain, seperti tempat untuk yang paling berguna terhadap lingkungan menyimpan kitab, tempat mimbar dan fisik. Perubahan bentuk terjadi salah sebagainya. Penelitian ini menekankan satunya karena penetrasi (Krier,2001,h.46). transformasi fungsi mihrab (sebagai Bangunan peribadatan mengambil prinsip tempat sholat imam) melalui identifikasi penetrasi untuk memperkuat keindahan karakter fungsi yang ditunjukkan dengan visual dan kedudukan fungsi ruang. elemen-elemen yang ada dalam ruang 2. Arsitektur Islam mihrab . Arsitektur Islam dipengaruhi oleh sosial budaya masyarakat non Islam yang KERANGKA PEMIKIRAN mana arsitektur Islam lebih hanya sebagai Tinjauan transformasi mihrab secara pengguna atau peminjam gaya, yang fungsi, merupakan bagian dari tinjauan transformasi terhadap disain arsitektural 51 JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 18, No. 01, April 2007 : 49 - 56 sebenarnya tidak memiliki gaya asli. Dalam Kitab Al-Qaulus Shawab Fi (Briggs dalam Arnold, 2003, h. 155). Hukmil Mihrab (Abu Ibrahim,1993) Arsitektur Islam pada intinya bukan disebutkan beberapa dalil yang terletak pada perwujudan bentuk fisiknya, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak melainkan nilai hakiki dan semangat moral pernah membuat mihrab untuk masjidnya yang terkandung didalamnya, yang sendiri (baik Masjid Quba maupun Masjid merujuk pada ayat-ayat Quraniyah (Al Nabawi). Mihrab adalah suatu perkara Qur’an) dan ayat-ayat Kauniyah (bentuk yang diada-adakan, tidak pernah hukum alam) serta sunnah Rasulullah Rasulullah SAW mencontohkannya. SAW. (Noe’man,2003). 4. “Sutrah ”, Pembatas Sholat 3. Mihrab dalam Syariat Islam Sutrah adalah benda yang diletakkan Mihrab dalam tata bahasa Arab berarti di depan seseorang yang tengah tempat yang tertutup, tempat yang mengerjakan sholat. Sutrah dalam sholat tersembunyi, dan bermakna diantaranya : menjadi kewajiban bagi imam dan orang- kamar, masjid dengan seluruhnya, rumah orang yang sholat sendirian,