Jurnal Pekommas, Vol. 1 No. 1, April 2016: 13 - 20 Lembaga Penyiaran Publik sebagai Media Penyiaran Perbatasan: Studi pada Radio Republik Stasiun Public Broadcasting Institutions as Border Broadcast Media (Study at Stasiun Kupang)

Yayat D. Hadiyat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jl. Prof. Abdurrahman Basalamah no. 25 Makassar [email protected]

Diterima: 25 Januari 2016 || Revisi: 11 April 2016 || Disetujui: 15 April 2016

Abstrak - Hadirnya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran menetapkan Radio Republik Indonesia menjadi lembaga penyiaran publik. Salah satu fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik adalah sebagai sabuk pengaman informasi (safety belt information). Selama ini, lembaga penyiaran swasta kurang memberikan perhatian pada wilayah perbatasan sehingga diharapkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dapat mengatasi kesenjangan informasi yang ada di wilayah perbatasan melalui program on air maupun off air. Penelitian bertujuan melihat peran RRI Kupang dalam menyebarkan informasi perbatasan serta permasalahan yang dialami dalam menjalankan tugas tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif- kualitatif sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RRI stasiun Kupang telah menjalankan perannya sebagai media perbatasan melalui beberapa program siaran terkait dengan perbatasan. Adapun masalah yang dialami oleh RRI stasiun Kupang adalah persoalan kelembagaan karena semua perusahaan jawatan berada dalam naungan Kementerian Keuangan. Masalah ini kemudian membuat sempit ruang gerak RRI dalam berkreatifitas dalam program maupun peningkatan sumber daya manusia. Kata Kunci: lembaga penyiaran publik, RRI, daerah perbatasan Abstract - Law no. 32 Year 2002 on Broadcasting Radio Republik Indonesia set into public service broadcasters. One function of RRI as public broadcasting is a safety belt information. During this time, private broadcasters failed to give attention to the border region so expect RRI as public broadcasting can overcome the information gaps that exist in the border region through an on air program and off air program. The research aims to look RRI Kupang role in disseminating information about the border and the problems experienced in performing the task. This study is a descriptive-qualitative whereas the data collection methods used were interviews. The results showed that RRI Kupang station has been carrying out its role as a medium of the border through some broadcast programs related to the border. The problems experienced by RRI Kupang station is an institutional problem for all companies fold under the auspices of the Ministry of Finance. This problem then make a narrow space for RRI in creativity in the program as well as an increase in human resources. Keywords: public broadcasting institutions, RRI, border area PENDAHULUAN karena kondisi prasarana dan sarana komunikasi seperti pemancar atau transmisi radio dan televisi Saat ini manusia memasusi era masyarakat serta sarana telepon di kawasan perbatasan umumnya informasi dimana informasi menjadi bagian yang masih minim. Media massa merupakan alat untuk penting dan tidak terpisahkan dalam kehidupan menyampaikan informasi, serta membangun opini manusia modern. Pada era ini, informasi menjadi publik dan membentuk persepsi dari masyarakat komoditas yang penting dan strategis, serta semakin terkait dengan suatu isu. Pentingnya fungsi media luas memasuki berbagai sisi kehidupan masyarakat. massa sehingga idealnya media massa harus hadir Tantangan terbesar dalam membangun masyarakat dimasyarakat termasuk di wilayah yang tertinggal, informasi adalah pemerataan akses masyarakat terpencil, maupun di perbatasan. terhadap informasi. Realitasnya, terdapat kesenjangan Pembangunan wilayah tertinggal menjadi salah yang signifikan harapan dan kenyataan yang satu prioritas Pemerintah Kabinet Kerja Joko Widodo- terjadi di masyarakat. Masyarakat yang berada di Jusuf Kalla melalui program Nawacita yang terdiri wilayah terpencil seperti di perbatasan kurang dari sembilan agenda prioritas. Nawacita poin tiga memiliki akses terhadap informasi (information poor)

13 Lembaga Penyiaran Publik sebagai Media Penyiaran Perbatasan…(Yayat D. Hadiyat) adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan NTT. Sedangkan, sisanya tidak mengantongi izin memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka tetap karena keterbatasan dana. Hal inilah yang NKRI. Ada tiga isu yang menjadi prioritas dalam membuat hampir semua lembaga penyiaran, baik itu RPJMN 2015-2019 yang terkait dengan Nawacita lembaga penyiaran swasta maupun lembaga penyiaran poin ketiga, salah satunya adalah pembangunan publik lokal tidak dapat melanjutkan pengurusan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan yaitu proses perizinan tetap. dengan mempercepat pembangunan kawasan Althusser dalam Uyun (2012) dalam perspektifnya perbatasan di berbagai bidang, terutama ekonomi dan menunjukkan kaitan antara media massa dan ideologi, keamanan. dimana media massa mampu melakukan proses Menurut Bappenas ada enam aspek isu dan penyapaan dengan menempatkan individu dalam permasalahan yang dihadapi oleh kawasan perbatasan posisi dan relasi sosial tertentu. Media massa baik perbatasan darat maupun laut yaitu kebijakan khususnya televisi dan radio begitu berperan dalam pembangunan, ekonomi dan sosial budaya, pertahanan menyapa, memperlakukan, mempengaruhi dan dan keamanan, pengelolaan sumber daya alam, membentuk konsensus terutama kepada masyarakat kelembagaan dan kewenangan pengelolaan, serta yang berada jauh dari pusat pemerintahan dan pusat kerjasama antarnegara. Namun aspek yang paling informasi, yang salah satunya berada di perbatasan. menonjol adalah aspek ekonomi dan sosial budaya Menurut Bungin (2008), media massa merupakan yaitu paradigma pengelolaan kawasan perbatasan di institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu masa lampau sebagai “halaman belakang“, terjadinya sebagai institusi pelopor perubahan. Adapun fungsi kesenjangan pembangunan dengan negara tetangga, media massa menurut McQuail (1987), antara lain: 1. Tingginya angka kemiskinan dan jumlah keluarga pra- Media merupakan industri yang berubah dan sejahtera, terisolasinya kawasan perbatasan akibat berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang rendahnya aksesibilitas menuju kawasan perbatasan, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang kualitas SDM masyarakat di sebagian besar kawasan terkait. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan, perbatasan masih rendah, adanya kesamaan budaya, alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam adat dan keturunan (suku yang sama) di beberapa masyarakat yang dapat digunakan sebagai pengganti kawasan perbatasan seperti di Kalimantan (Dayak dan kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media Melayu), NTT dan Papua, menyebabkan adanya merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan kegiatan pelintas batas tradisional yang ilegal dan sulit untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan dicegah, dan di beberapa kawasan perbatasan terdapat masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun tanah adat/ulayat yang berada di dua wilayah negara. internasional. 4. Media berperan sebagai wahana Kajian dan temuan Badan Nasional Pengelola pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam Perbatasan (BNPP) yang disampaikan Sumarsono pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, (2014), terkait penyiaran di perbatasan banyak tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, ditemukan permasalahan. Seperti banyak daerah mode, gaya dan norma-norma. 5. Media telah menjadi perbatasan yang belum menerima siaran (blank spot), sumber dominan bukan saja bagi individu untuk masyarakat di kawasan perbatasan banyak menerima memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi limpahan siaran dari negara tetangga (spill over), juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. rendahnya minat pengusaha penyiaran mendirikan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) diatur dalam lembaga penyiaran di kawasan perbatasan, sumber peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 11 daya manusia yang kurang mendukung, dan kebijakan tahun 2005 tentang penyelenggaraan penyiaran terkait penyiaran yang belum ramah dengan Lembaga Penyiaran Publik. Definisi Lembaga pengembangan penyiaran di kawasan perbatasan Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang antarnegara. berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, Data dari Komisi Penyiaran Indonesia (2012) bersifat independen, netral, tidak komersial, dan jumlah lembaga penyiaran di NTT sebanyak 115 yang berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan terdiri dari 100 lembaga penyiaran jasa penyiaran masyarakat. Lembaga Penyiaran Publik dapat radio dan 15 lembaga penyiaran jasa penyiaran berorientasi pada kebutuhan masyarakat dengan cara televisi. Namun dari jumlah yang ada itu hanya 43 memperlakukan masyarakat (publik) sebagai warga lembaga yang sudah mengantongi izin penyiaran di negara yang wajib dilindungi haknya dalam

14 Jurnal Pekommas, Vol. 1 No. 1, April 2016: 13 - 20 memperoleh informasi, bukan sebagai objek sebuah Direktur Utama LPP RRI, Rosarita Niken Widiastuti industri media penyiaran semata. Lembaga Penyiaran (2015) alasan RRI memperluas jaringan siaran hingga Publik diperlukan oleh Negara Kesatuan Republik ke wilayah perbatasan ada tiga yaitu: Pertama adalah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, untuk membuka isolasi informasi. Siaran perbatasan berfungsi sebagai identitas nasional (flag carrier), di wilayah perbatasan Indonesia, didominasi oleh pemersatu bangsa dan pembentuk citra positif bangsa siaran luar negeri. Kedua, memberikan keadilan di dunia internasional, selain bertugas menyiarkan informasi karena masyarakat di perbatasan memiliki informasi, pendidikan, budaya, dan hiburan. Lembaga hak yang sama untuk mengetahui dinamika berbangsa Penyiaran Publik mempunyai empat prinsip. Pertama dan bernegara dan harus mendapatkan informasi siarannya harus menjangkau seluruh lapisan pembangunan dari pemerintah pusat dan daerah. masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Ketiga yakni untuk menanamkan rasa kebangsaan, Republik Indonesia (general geographical nasionalisme dan patriotisme. availability). Kedua siarannya harus mencerminkan Menurut Effendi Ghazali dalam Irawan (2010), keragaman yang merefleksikan struktur keragaman, LPP memiliki empat konsekuensi. Pertama, akses realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. publik, yaitu adanya kesempatan seluas-luasnya bagi Ketiga programnya harus mencerminkan identitas dan publik untuk mengakses siaran stasiun televisi atau budaya nasional. Keempat penyajian siarannya radio tersebut. Secara praktis, berarti bersedia untuk hendaknya bervariasi. mendirikan stasiun hingga ke pelosok-pelosok LPP yang terdiri dari RRI, TVRI dan Lembaga terpencil di saat stasiun televisi komersial enggan Penyiaran Publik Lokal (LPPL). Salah satu Lembaga untuk menjangkau daerah tersebut terutama karena penyiaran publik adalah Radio Republik Indonesia hitung-hitungan nilai ekonomis. Kedua, penggunaan yang merupakan satu-satunya radio yang menyandang dana publik, yaitu dana operasional lembaga nama negara yang siarannya ditujukan untuk penyiaran publik utamanya berasal dari dana publik kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai baik yang dikelola negara misalnya APBN/APBD Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral maupun penghimpunan dana yang dilakukan lembaga dan tidak komersial yang berfungsi memberikan penyiaran publik bersama publiknya misalnya melalui pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sponsor yang tentu saja semuanya disupervisi dan sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa dievaluasi oleh publik. Ketiga, tuntutan akan di dunia internasional. Besarnya tugas dan fungsi RRI akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dalam hal yang diberikan oleh negara melalui UU no 32 tahun ini ada dua yaitu LPP harus mampu 2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang mempertanggungjawabkan seluruh program acaranya Lembaga Penyiaran Publik, serta PP 12 tahun 2005, sesuai standar moral dan nilai publiknya serta RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga akuntabilitas dalam hal operasional lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan penyiaran tersebut misalnya dalam penggunaan dana, dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga dan lain-lain. Keempat, adanya keterlibatan publik. penyiaran asing. Publik diharapkan bisa berpartisipasi dalam lembaga Salah satu perubahan peran RRI setelah menjadi penyiaran publik dan lembaga yang bersangkutan lembaga penyiaran publik adalah sebagai sabuk harus siap dan bersedia dengan keterlibatan pengaman informasi (safety belt information). Sampai masyarakat. Keterlibatan masyarakat salah satunya tahun 2015 RRI memiliki 90 stasiun penyiaran di melalui lembaga yang bertugas men-supervisi seluruh Indonesia, 24 diantaranya berada di lembaga siaran publik tersebut. perbatasan antara lain RRI Bovendigul, RRI SP UU tentang Penyiaran tahun 2012 pasal 3 Oksibil, RRI SP Saumlaki, RRI Tahuna, RRI SP menyebutkan bahwa penyiaran diselenggarakan Talaud, RRI Ende, , SP Bengkalis, RRI SP dengan tujuan salah satunya untuk memperkokoh Sabang, RRI Entikong, RRI SP Bula, RRI Sintang dan integrasi nasional. Selain itu, UUD 1945 juga sejumlah daerah lainnya. Adapun materi siaran RRI menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi perbatasan ini diharapkan mampu memupuk dan seperti yang tercantum dalam pasal 28F bahwa meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat yang ada —Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan di daerah perbatasan dan menjangkau masyarakat memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi yang selama ini terisolasi dari informasi. Menurut dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

15 Lembaga Penyiaran Publik sebagai Media Penyiaran Perbatasan…(Yayat D. Hadiyat) memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan kekerabatan dengan keluarganya di Indonesia, masih menyampaikan informasi dengan menggunakan memiliki semangat wawasan kebangsaan yang kuat. segala jenis saluran yang tersedia.“ Orang-orang Indonesia yang bekerja di Kebebasan informasi secara universal juga diakui dalam jangka waktu yang relatif lama, kurang oleh PBB melalui Deklarasi Universal Hak Asasi menjalin komunikasi dengan keluarga di tanah air, Manusia pasal 19 (Resolusi Majelis Umum PBB No. tidak pernah pulang ke Indonesia dan tidak pernah 217 (III) tanggal 10 Desember 1948 menjamin atau jarang mendengarkan siaran LPP RRI Entikong, kebebasan ini sebagai berikut: —Setiap orang berhak dapat diklasifikasikan kurang memiliki wawasan atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan kebangsaan dan tidak mengetahui perkembangan yang pendapat, dalam hak ini termasuk memiliki pendapat terjadi di Indonesia. Kebijakan pemerintah belum tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan, berpihak sepenuhnya kepada bidang penyiaran di menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui perbatasan, karena dinilai belum merupakan masalah media apa saja dan dengan tidak memandang batas- utama, masih terkalahkan dengan isu kemiskinan, batas wilayah“. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan dan jembatan, infrastruktur, air masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan bersih, pembangunan pasar dan isu pendidikan. informasi sehingga negara wajib untuk memenuhi hak Penelitian mengenai RRI di wilayah perbatasan warga negara ini termasuk masyarakat yang ada di juga dilakukan oleh Nur dan Pamungkas (2014) wilayah perbatasan. berjudul —Pandangan dan Harapan Khalayak terhadap Penelitian-penelitian tentang LPP Radio Republik RRI : Sebuah Riset Audiens.“ Ada tiga Indonesia sudah banyak dilakukan. Diantaranya kesimpulan yang didapat. Pertama, berkaitan dengan dilakukan oleh Junaidi (2015) —Analisis Program kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat di Siaran Berita Berjaringan di Programa 1 RRI daerah perbatasan sangat kurang mendapatkan akses Samarinda dalam Menyampaikan Berita dari Kawasan terhadap informasi dan hiburan melalui media (radio Perbatasan“. Hasil penelitian menunjukkan siaran dan televisi) baik dari Indonesia maupun PNG. Oleh berita berjaringan masih ada beberapa hal yang karena itu adanya siaran RRI perbatasan Wutung menjadi kendala dalam penyampaian berita dari menjadi satu-satunya media informasi bagi mereka. kawasan perbatasan, seperti berita yang terlalu Kedua, untuk meningkatkan pelayanan RRI kepada panjang dan penyampaian berita yang masih belum masyarakat di daerah perbatasan, pendengar berharap jelas. Berita dari kawasan perbatasan dinilai sangat agar jam siaran RRI di daerah perbatasan ditambah penting bagi anggota Forum Komunikasi Pemerhati durasi siarannya. Selain itu RRI perlu meningkatkan RRI Samarinda, sebab selain dapat menjadikan jangkauan siarannya sehingga masyarakat yang dari sumber informasi dari kawasan perbatasan, para daerah perbatasan yang belum bisa menerima siaran anggota juga menilai informasi tersebut penting untuk RRI dapat menikmatinya seperti misalnya di kampung diketahui. Mosso, Skow Sae, dan Skow Mabbo yang selama ini Penelitian lain dilakukan oleh Marti dkk (2014) kesulitan mengakses siaran RRI perbatasan. Ketiga, —Eksistensi Lembaga Penyiaran Publik Radio dari sisi content (isi siaran) pendengar RRI di daerah Republik Indonesia Entikong dalam Upaya perbatasan mengusulkan adanya peningkatan beragam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Masyarakat isi siaran di antaranya siaran pertanian, program siaran Perbatasan Entikong Kalimantan Barat dan Warga yang menumbuhkan rasa kebangsaan Indonesia Indonesia di Malaysia“. Hasil penelitian khususnya bagi masyarakat perbatasan, program menunjukkan bahwa wawasan kebangsaan warga pendidikan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, perbatasan yang sering mendengarkan siaran LPP RRI program kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. bertambah baik, dalam arti diidentikan dengan rasa Dua LPP nasional yang ada di NTT yaitu Radio cinta tanah air, pengetahuan tentang presiden, bendera Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia dan lagu kebangsaan RI, bela negara dan lain lain belum dapat melayani informasi untuk seluruh terutama dikalangan orang-orang muda, pelajar (mulai kabupaten/kota yang ada di NTT dengan maksimal. SD, SMP, dan SMA), pegawai dan pengusaha. Selain Padahal, hak warga negara adalah memperoleh itu, jumlah warga yang eksodus di perbatasan informasi tanpa harus tersekat oleh batasan geografis. Entikong semakin menurun. Warga yang masih Lembaga penyiaran publik harus hadir dalam mempunyai jalinan komunikasi dalam hubungan memberikan akses informasi kepada masyarakat

16 Jurnal Pekommas, Vol. 1 No. 1, April 2016: 13 - 20 khususnya wilayah perbatasan yang memiliki masalah tanggal 20 November 1958 mengudara siaran perdana tersendiri jika dibandingkan dengan wilayah lain di dengan stasiun call —Inilah Radio Republik Indonesia Indonesia. Adanya siaran asing dari Leste yang Stasiun Kupang“. Selama kurang lebih 30 tahun RRI memasuki teritorial negara Indonesia menjadi Kupang adalah satu-satunya media massa yang permasalah tersendiri untuk masyarakat wilayah menjadi bagian dari pembangunan di Nusa Tenggara perbatasan karena informasi yang masuk bisa Timur. Sebagai radio yang lahir dalam suasana mempengaruhi semangat kebangsaan apalagi ketika perjuangan kemerdekaan. negara tidak hadir untuk memenuhi hak masyarakat RRI Kupang dalam perjalanannya telah berusaha terkait dengan akses informasi masyarakat di wilayah menjawab kebutuhan masyarakat melalui program perbatasan. Berdasarkan fenomena diatas maka siaran maupun program non siaran. Babak baru RRI peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran Kupang dimulai ketika pada 1 September 2014 status Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Stasiun RRI Kupang dari tipe C menjadi tipe B. Peningkatan Kupang sebagai media penyiaran perbatasan. ini tidak terlepas dari perubahan yang signifikan baik Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu secara fisik maupun program siaran. Dalam tiga tahun diatas adalah pada obyek penelitian yaitu fokus pada terakhir, RRI Kupang meraih sejumlah penghargaan permasalahan lembaga dan lokus penelitian yang antara lain KPI Award, KPID NTT Award, dan berada di LPP RRI Stasiun Kupang. pengelolaan keuangan terbaik di daerah. RRI Kupang berhasil menyelenggarakan kegiatan besar antara lain METODOLOGI PENELITIAN pemilihan Bintang Radio Indonesia dan Asean tahun Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif- 2014, RRI Kupang juga melahirkan 2 stasiun baru, kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam yaitu RRI Ende di tahun 2006 dan RRI Atambua di Moleong (2002) yang menyatakan metodologi tahun 2010. Dengan status sebagai stasiun tipe B kualitatif sebagai prosedur penelitian yang maka RRI Kupang menjadi koordinator wilayah menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis nusantara VI yang membawahi RRI Ende dan RRI atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat Atambua. diamati. RRI Kupang setiap hari mengudara pada 4 Metode pengumpulan data yang digunakan adalah program yaitu Pro 1, Pro 2, Pro 3, dan Pro 4. RRI Pro wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang 1 merupakan program pusat pemberdayaan dilakukan dengan tanya jawab secara langsung masyarakat mengudara pada FM 94.4 Mhz dan AM kepada pihak-pihak yang terkait yang dianggap 1107 Khz. Program unggulan antara lain Hallo mengerti mengenai permasalahan yang diteliti. Flobamora (setiap hari pukul 05.00-06.30 berisi sajian Wawancara ini dimulai dengan pertanyaan yang musik, renungan pagi, info aktual, dan bingkisan sifatnya luas dan secara bertahap akan mengarah ke lagu), Dialog Flobamora Pagi (setiap Senin-Sabtu pertanyaan yang lebih khusus. pukul 09.00-10.00 berisi dialog tentang isu yang Informan penelitian ini adalah pihak-pihak yang aktual), Warta Berita Berjaringan NTT (RRI Kupang, dianggap mengetahui permasalahan terkait dengan RRI Ende, dan RRI Atambua setiap hari pukul 19.00, media dan wilayah perbatasan antara lain Kepala Kontak Pendengar (setiap Senin-Sabtu pukul 21.00- Stasiun RRI Kupang, Kepala Badan Pengelola 22.00), dan Album Nostalgia (hari Minggu Pukul Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kepala 21.00). RRI Pro 2 merupakan pusat kreatifitas anak Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT, muda mengudara pada FM 90.9 Mhz, program komisioner KPID Provinsi NTT, akademisi acaranya antara lain Pro 2 Hot Issue, Pro2 Gokil, Universitas Widya Mandira, dan praktisi penyiaran. Curhat Dong, Seni Kata, Pro2 Resensi, Mading Pro2, Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis Suka-suka Jau dan Pror Matif, dan acara berjaringan deskriptif-kualitatif yaitu menjelaskan peran LPP RRI pro2 Nasional yaitu acara Top Ten lagu-lagu terbaru stasiun Kupang sebagai media penyiaran perbatasan. di tanah air. Sedangkan Pro 3 merupakan program HASIL DAN PEMBAHASAN berita berjaringan nasional yang mengudara di FM 101.9 Mhz. adapun Pro 3 merupakann siaran khusus RRI Stasiun Kupang lahir dari hasil perjuangan pendidikan dan budaya mengudara pada FM 104.3 putra-putri Nusa Tenggara Timur menjelang Mhz. Program unggulannya antara lain Flobamora pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada Malole (setiap hari pukul 05.30), Keliling Indonesia

17 Lembaga Penyiaran Publik sebagai Media Penyiaran Perbatasan…(Yayat D. Hadiyat)

(sajian lagu daerah Indonesia serta gambaran dengan Radio Televisi Timor Leste. Program siaran wilayahnya), dan Oko Mama (Dialog Budaya, setiap kerja sama ini diadakan dua kali setiap bulan. Dalam Senin-Sabtu pukul 16.00). Siaran RRI Kupang selain setiap paket siaran itu ada topik yang dibahas sesuai dapat ditangkap melalui frekuensi AM, FM, juga dengan isu yang lagi berkembang di kedua negara. dapat diakses melalui streaming internet, maupun RRI Misalnya topik yang pernah dibahas adalah Play yang dapat didownload di android market. bagaimana mencegah narkoba di perbatasan. Isu Sejak tahun 2009, RRI sudah memberikan narkoba menjadi penting karena perbatasan Timor perhatian terkait dengan perbatasan dengan Leste menjadi salah satu pintu masuk narkoba ke mendirikan stasiun produksi di wilayah perbatasan Indonesia. Narasumber yang dihadirkan adalah kepala pertama yaitu stasiun Entikong. Sementara RRI BNN di Kupang, Radio Televisi Timor Leste Atambua didirikan pada 2010. Rata-rata stasiun menghadirkan menteri dan kedubes RI yang ada di produksi RRI di wilayah perbatasan sudah menjadi Timor Leste. Isu diangkat secara bergantian antara satuan kerja (satker) yang dipimpin oleh kepala RRI Kupang dan Radio Televisi Timor Leste. stasiun bukan lagi koordinator. Program acara ini dibuat sejak Januari 2015 dan Layanan dan jangkauan siaran RRI di NTT antara merupakan inisiatif dari RRI Kupang setelah lain RRI Kupang meliputi Kota Kupang, Kab. melakukan kunjungan ke Timor Leste untuk Kupang, TTS, Rote Ndao, Sabu, Sumba Barat, Sumba menjajaki kerja sama siaran bersama. Program kerja Barat Daya, Sumba Timur dan Sumba Tengah dengan sama ini disetujui oleh Direktur Utama RRI karena coverage area sekitar 80 %. Untuk RRI Ende dipandang sesuai dengan visi dan misi RRI. Perjanjian meliputi Labuhan Bajo, Ruteng, Aimere, Bajawa, kerja sama ini dibuat sejak 2013 tetapi baru terealisasi dan Lembata dengan coverage area 75%. pada 2015. Program ini diadakan dua kali sebulan Sedangkan RRI Atambua meliputi Kabupaten Belu, yaitu minggu pertama dan minggu keempat setiap hari Malaka, Kabupaten TTU dan Kabupaten Kepulauan Rabu jam 12.00 sampai 14.00. Alor dengan coverage area 90%. Ada beberapa Program siaran perbatasan lain yang ada di RRI kendala terkait dengan infrastruktur antara lain, Kupang adalah program —Bingkai NKRI“ yaitu siaran kondisi letak tower RRI Kupang berada pada lokasi bersama antara RRI yang berada diperbatasan terluar 81 meter dari permukaan laut, sementara perlu tower Indonesia yaitu Sabang, Merauke, Miangas dan Pulau yang tinggi, RRI Ende memiliki layanan yang luas Rote yang berlangsung minggu pertama setiap bulan. dengan teritorial berbukit bukit dan kepulauan, dan Program Bingkai NKRI sudah mengudara sejak awal belum memiliki peralatan dan tower untuk stasiun tahun dan rencananya akan dikembangkan lagi dengan relay sendiri. RRI Atambua dengan wilayah mengikutsertakan RRI yang ada di pulau Sebatik. perbatasan sepanjang 288 KM memiliki sarana yang Kelima RRI ini akan bergabung menjadi satu kesatuan sangat terbatas baik dari sarana prasarana apalagi sehingga dapat memperkuat NKRI dengan bertukar kesejahteraan petugas di perbatasan yang belum kabar terkait dengan perbatasan. terjamin. Kota Atambua merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste yang paling Program siaran RRI Stasiun Kupang terkait ramai jika dibandingkan dengan wilayah lain sehingga dengan Perbatasan didirikan RRI khusus perbatasan yaitu RRI Atambua. Secara nasional, ada program siaran perbatasan Program perbatasan yang ada di RRI Atambua adalah yang dilakukan RRI pro 3 yang di-relay seluruh RRI —Cinta Tanah Air“ dan —Lintas Batas“ yang disiarkan yaitu program yang dinamakan —Siaran Perbatasan“. tiap hari di RRI Pro 1. Selain itu, RRI Atambua Untuk siaran perbatasan yang dilakukan oleh RRI pernah membuat siaran untuk menggugah Kupang ada beberapa program. Salah satu program nasionalisme karena pengetahuan masyarakat perbatasan yang saat ini dilakukan LPP RRI Kupang, terutama anak-anak di wilayah perbatasan masih Atambua dan Ende adalah dengan membangun siaran minim. Kondisi yang ada, masih banyak yang tidak berjaringan internasional dengan Radio Televisi tahu presiden Indonesia sekarang. Masih banyak Timor Leste yang diberi nama —Lian Amizade“ yang siswa yang tidak hafal Pancasila. RRI Atambua artinya —Suara Persahabatan RI-RDTL“. Format sering memutar lagu-lagu nasional, pengenalan siaran acara —Lian Amizade“ berbentuk dialog dan Pancasila, presiden Indonesia dan lain sebagainya hiburan dan disiarkan secara live di RRI Kupang untuk menggelorakan nasionalisme. RRI Atambua

18 Jurnal Pekommas, Vol. 1 No. 1, April 2016: 13 - 20 juga pernah memberikan kesempatan kepada anak- kadang-kadang masyarakat wilayah perbatasan anak SD untuk siaran sehingga lebih mudah bagi cenderung tidak mendengar RRI karena kurangnya pendengar anak-anak memahami Pancasila dan pendekatan bahasa disana. Mayoritas masyarakat di sebagainya. wilayah perbatasan berbahasa Tetun dan radio yang Radio Republik Indonesia Stasiun Kupang yang disiarkan oleh Timor Leste menggunakan bahasa yang mengudara sejak 1958 tidak sekedar melayani jauh lebih dekat sehingga masyarakat lebih mengerti masyarakat NTT dengan hiburan dan informasi tetapi apa yang disiarkan disana. Ada faktor proksimitas juga menjadi sabuk pengaman informasi karena posisi baik itu secara budaya maupun secara bahasa. NTT yang berada di 2 negara, yaitu Australia dan Penggunaan bahasa Indonesia dalam siaran RRI Timor Leste. Menurut Enderiman Butar-butar, Kepala Kupang sebenarnya memiliki tujuan yang baik yaitu RRI stasiun Kupang, dengan posisi sebagai radio memasyarakatkan bahasa Indonesia kepada perbatasan, menjadi tanggung jawab RRI untuk ikut masyarakat di wilayah perbatasan sehingga lebih menjaga budaya bangsa serta mendorong mengetahui dan memahami bahasa nasional akan pengembangan perbatasan sebagai serambi depan tetapi perlu ada alokasi siaran khusus yang Indonesia. Sejumlah acara siaran baik informasi dan menggunakan bahasa lokal yang mayoritas digunakan budaya maupun informatif seperti dialog perbatasan oleh masyarakat perbatasan. selalu dilakukan. Semua ini dilakukan sebagai bagian Permasalahan terkait dengan kelembagaan RRI keikutsertaan dalam menjaga jati diri bangsa serta yang berada di bawah Kementerian Keuangan dan membangun rasa bangga kepada tanah air Indonesia. tidak memiliki wewenang dalam membina Peran sebagai sabuk pengaman informasi yang pegawainya. Bagaimana mau menghasilkan program dilaksanakan oleh baik oleh RRI stasiun Kupang. Hal yang menarik jika secara internal RRI tidak memiliki ini diakui oleh komisioner KPID provinsi NTT Eksi kewenangan untuk mengelola, membina orang- Edison Riwu bahwa KPI melihat RRI stasiun Kupang orangnya? Mayoritas SDM RRI Kupang merupakan memiliki siaran yang cukup banyak terkait dengan generasi lama yang sudah kurang produktif karena perbatasan, jangkauan siaran RRI menembus batas sudah tidak pernah lagi menerima pegawai baru sejak bahkan memberikan pendidikan- politik masyarakat 1999. Kedua adalah masalah anggaran yang sangat khususnya berkaitan dengan nasionalisme. Ada proses minim. Jika dibandingkan dengan anggaran yang ideologisasi kemudian juga berkontribusi bagi dimiliki oleh lembaga penyiaran swasta, anggaran masyarakat yang di perbatasan utamanya terkait yang dimiliki oleh RRI lebih terbatas sehingga dengan nasionalisme. kemudian mempengaruhi kualitas siaran atau program yang dibuat. Permasalahan yang dihadapi RRI Stasiun Kupang Berdasarkan UU No. 32 salah satu pemasukan Mayoritas kepentingan lembaga penyiaran swasta dana dari lembaga penyiaran publik yaitu dari adalah komersil sehingga membentuk kebutuhan konstribusi daerah. Namun menurut Kepala RRI masyarakat. Setelah kebutuhan masyarakat terbentuk stasiun Kupang, RRI Kupang tidak akan menerima maka dibuat siaran. Berbeda dengan lembaga lagi dana hibah ataupun bantuan dari pemerintah penyiaran publik lokal harus berangkat dari kebutuhan daerah karena masalah pertanggungjawaban keuangan masyarakat sebagai konsekuensi menjadi lembaga yang rumit dan memungkinkan ada celah hukum yang penyiaran publik. RRI Kupang belum melibatkan bisa menjadi pidana. Selain itu masih ada paradigma publik dalam penyusunan program siarannya. lama yang berpikir tentang kekuasaan, dimana banyak Idealnya, RRI Kupang membuat analisis kebutuhan pejabat pemerintah berpikir bahwa LPP itu didanai masyarakat terkait program siaran apa yang oleh APBN maka LPP harus menjadi calo pemerintah. dibutuhkan oleh masyarakat dan berdasarkan itu pihak Padahal menurut UU No. 32 tentang Penyiaran, LPP RRI Kupang membuat atau menciptakan suatu harus independen dan netral sekaligus menjadi program. pelayan publik bukan pemerintah. Permasalahan lain adalah kurangnya pendekatan Permasalahan terkait dengan kelembagaan dan budaya. Program siaran di RRI Kupang menggunakan penganggaran dihapkan dapat terselesaikan dengan bahasa Indonesia. Memang ada program budaya yang adanya UU Radio Televisi Republik Indonesia. Hal banyak membahas tentang budaya daerah tetapi ini dikatakan oleh Yoseph Andreas, akademisi menggunakan bahasa nasional. Ini yang membuat Universitas Widya Mandira, —bahwa rancangan UU

19 Lembaga Penyiaran Publik sebagai Media Penyiaran Perbatasan…(Yayat D. Hadiyat)

Radio Televisi Republik Indonesia sudah masuk di UCAPAN TERIMA KASIH prolegnas dan harapannya bahwa di tahun 2016 Penulis mengucapkan terima kasih kepada selesai dan itu bisa menjadi payung hukum untuk RRI Christiany Juditha, S.Sos, MA peneliti madya pada dan TVRI untuk bekerja. Kalau undang-undang itu BBPPKI Makassar yang telah banyak memberikan selesai maka kita berharap dari sisi kelembagaan itu masukan dalam penyelesaian tulisan ini. Tidak lupa bisa beres, sumber dana bisa selesai, infaktruktur pula ucapan terima kasih kepada para informan yang selesai, program acaranya juga selesai sehingga telah meluangkan waktunya untuk memberikan mereka bisa mandiri dan menjadi gate keeper yang informasi terkait dengan masalah yang diteliti. memadai seperti kita harapkan“. Terkait dengan pengelolaan wilayah perbatasan DAFTAR PUSTAKA yang dimuat dalam Peraturan Presiden No.12 Tahun Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di (BNPP) ada 15 kementerian/lembaga yang tergabung Masyarakat). : Kencana Prenada Media Group. dalam BNPP yaitu Menteri Luar Negeri, Menteri Irawan, A. (2010). Merevitalisasi TVRI sebagai Lembaga Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Penyiaran Publik dalam Yohannes Widodo (pen.). Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Quo Vadis Televisi? Masa Depan Televisi dan Televisi Masa Depan. , Penerbit PS Ilmu Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Yogyakarta. Pembangunan Daerah Tertinggal, Panglima TNI, Junaidi, A. (2015). Analisis Program Siaran Berita Kapolri, Kepala BIN, dan Badan Koordinasi Survei Berjaringan di Programa 1 RRI Samarinda dalam Menyampaikan Berita dari Kawasan Perbatasan. dan Pemetaan Nasional. Tidak ada Kementerian eJournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (2) : 278 œ 292 Komunikasi dan Informatika yang menjadi anggota KPI. (2012). Profil dan Dinamika Penyiaran di Daerah dalam BNPP padahal masalah perbatasan juga terkait Perbatasan NKRI. Jakarta dengan masalah informasi yang melewati batas negara Marti., Herawati, N., Elyta. (2014). Eksistensi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dan mampu menimbulkan permasalahan lain. Entikong dalam Upaya Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Entikong KESIMPULAN Kalimantan Barat dan Warga Indonesia di Tebedu Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan di Malaysia. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSIP-2014 atas dapat disimpulkan bahwa RRI Stasiun Kupang McQuail, D. (1987). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. yang terdiri RRI Kupang, RRI Ende, dan RRI Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Atambua telah menjalankan fungsinya sebagai sabuk : PT. Remaja Rosdakarya. pengaman informasi (safety belt information) dengan Nur, T.H., dan Pamungkas, T. (2014). Pandangan dan Harapan Khalayak Terhadap RRI Jayapura: Sebuah membuat program-program yang terkait dengan Riset Audiens. Jurnal KomuniTi, Vol. VI, No. 1 perbatasan sehingga dapat memenuhi hak-hak Maret 2014 masyarakat perbatasan terkait dengan informasi. Sumarsono, S. (2014). Penyiaran di Perbatasan Antarnegara Selain itu, program-program yang dibuat oleh RRI Bagian Strategi Nasional diakses dari laman http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38- Kupang dianggap mampu untuk meningkatkan dalam-negeri/32138-penyiaran-di-perbatasan- nasionalisme masyarakat di wilayah perbatasan antarnegara-bagian-strategi-nasional khususnya di Atambua. Uyun, Y. (2012). Zona Waktu dan Siaran Perbatasan. Beberapa permasalahan yang dialami oleh RRI Tulisan dalam buku Profil dan Dinamika Penyiaran di Daerah Perbatasan NKRI. Jakarta Kupang antara lain persoalan kelembagaan yang Widiastuti, R.S. (2015). Sebanyak 24 Stasiun RRI Hadir di berada di bawah Kementerian Keuangan karena Perbatasan Jadi Sabuk Pengaman Informasi diakses semua perusahaan jawatan berada dalam naungan dari laman Kementerian Keuangan. Masalah ini kemudian http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/sebanyak membuat sempit ruang gerak RRI dalam berkreatifitas -24-stasiun-rri-hadir-di-perbatasan-jadi-sabuk- dalam program maupun peningkatan sumber daya pengaman-informasi manusia. Secara geografis, Provinsi NTT berbentuk kepulauan dan sebagian berbukit-bukit sehingga menyulitkan dalam pembangunan infrastruktur baik telekomunikasi maupun penyiaran.

20