EVALUASI PENYELENGARAAN PROGRAM KELAS MODEL DI SMA N 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA

Muhammad Irvan, Maswardi Muhammad Amin, Muhammad Syukri. Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP UNTAN Email: [email protected]

Abstract: The focus of this research is the evaluation of the implementation of a model class program in SMA Negeri 1 Sukadana, . Types of qualitative evaluation research. To collect data and information from informants, researchers used interviews, observations and study documents. The subject of the study was the Head of the North Kayong District Education Office, the Principal of SMA N 1 Sukadana, the teacher who taught the class model, the manager, the head of the dormitory and the students of the model class program at SMA Negeri 1 Sukadana. The conclusion of this study is that the legal basis for implementing the model class program is the regent's regulation no. 12 of 2017 concerning the program class model, the technical guidelines for the model class program and the laws relating to the program class model. For the recruitment process of students and educators is sufficient, as well as the selection process, teaching and learning activities and the development of model class programs have also been running quite well. Furthermore, the results of the national exams show that students taking the class program get high category scores, but it is unfortunate that there are still students who do not continue their education to higher education or become TNI Polri.

Keywords: Evaluation, Organizing Model Class Program.

PENDAHULUAN pendidikan merupakan wahana bagi manusia Berdasarkan Undang-undang Sistem (peserta didik) dalam upaya mengembangkan Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal semua potensi yang tersimpan dalam dirinya 3 menyatakan bahwa “pendidikan nasional sehingga menjadi pribadi yang cerdas, baik berfungsi mengembangkan kemampuan dan secara intelektual, emosional maupun membentuk watak serta peradaban bangsa spiritual. yang bermartabat dalam rangka Pendidikan yang dapat memberikan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan pelayanan yang demikian tentu tidak terlepas untuk berkembangnya potensi peserta didik dari peran serta semua stakeholder, baik agar menjadi manusia yang beriman dan pemerintah, masyarakat, orang tua, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengawas, kepala sekolah, dan guru. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Sebagaimana ditegaskan dalam Undang- kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Undang Sisdiknas Pasal 4 bahwa “pendidikan yang demokratis serta bertanggung jawab. diselenggarakan dengan memberdayakan Secara implisit Undang-Undang ini semua komponen masyarakat melalui peran menegaskan bahwa perkembangan potensi serta dalam penyelenggaraan dan peserta didik melalui pendidikan merupakan pengendalian mutu layanan pendidikan”. suatu keharusan. Dengan kata lain,

1

Beragamnya potensi yang dimiliki peserta didik yang membutuhkan pendidikan peserta didik menuntut keberagaman khusus, dan layanan khusus”. Oleh karena pelayanan yang harus diberikan kepada itu, dalam rangka memberikan pelayanan peserta didik. Sekolah sebagai tempat pendidikan khusus, pemerintah daerah penyelenggaraan pendidikan formal, mau melalui Dinas Pendidikan akan tidak mau harus memfasilitasi pelayanan melaksanakan program peningkatan kualitas pendidikan agar keberagaman bakat, minat, layanan pendidikan bagi siswa berbakat, dan potensi yang dimiliki siswa terlayani. yakni siswa yang memiliki bakat, minat, dan Tidak semua peserta didik yang potensi kecerdasan lebih dari rata-rata siswa memiliki potensi kecerdasan lebih dari yang lainnya. lain mendapatkan layanan pendidikan yang Bentuk kegiatan dari program dimaksud sesuai, sehingga ketika ada tawaran beasiswa adalah dengan menyelenggarakan kelas perguruan tinggi maupun akademi yang model bagi mereka. Program Kelas Model mempersyaratkan kognitif pada grade tersebut akan dipusatkan di SMAN 1 tertentu, kesehatan, fisik, dan kepribadian Sukadana. Model penyelenggaraan kelas dengan standar tertentu, peserta didik tidak model ini mengacu pada salah satu model mampu memenuhinya. Padahal dari potensi layanan pendidikan bagi anak berbakat yang yang dimiliki, anak tersebut sebenarnya bisa, dikemukakan oleh Veron (1979:142), yaitu hanya saja mungkin belum mendapat “model Segregasi, artinya anak-anak pelayanan pendidikan yang tepat. Misalnya berbakat dikelompokkan ke dalam satu beberapa tahun terakhir ini ada tawaran kelompok (atau kelas khusus) yang disebut beasiswa STPDN, Kedokteran, AKABRI, ability grouping dan diberi kesempatan untuk dan AKPOL, serta beberapa perguruan tinggi memperoleh pengalaman belajar yang sesuai terbaik di (misalnya ITB, IPB, ITS, dengan potensinya”. UI, dan UGM) siswa-siswi kita tidak dapat Penyelenggaraan pendidikan program memenuhi grade yang dipersyaratkan, kelas model dimaksudkan untuk sehingga kesempatan tersebut tidak bisa kita mengembangkan dan meningkatkan potensi manfaatkan. peserta didik yang memiliki bakat, minat, dan Dalam Undang-Undang Sistem potensi kecerdasan istimewa baik secara Pendidikan Nasional pasal 5 secara ekplisit akademik maupun non akademik dengan dijelaskan bahwa “warga negara yang menyediakan akses layanan pendidikan yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat layak dan bermutu diluar jam belajar sekolah. istimewa berhak memperoleh pendidikan Penyelenggaraan pendidikan program khusus”. Selanjutnya pasal 12 ayat 1 kelas model bertujuan: (a) memperluas akses menyebutkan bahwa “setiap peserta didik dan kesempatan bagi peserta didik yang pada setiap satuan pendidikan berhak memiliki bakat, minat, dan/atau potensi mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai kecerdasan istimewa untuk mengikuti dengan bakat, minat, dan kemampuannya pendidikan tinggi; (b) menyediakan akses menyelesaikan program pendidikan sesuai bagi peserta didik yang memiliki bakat, dgn kecepatan belajar masing-masing dan minat, dan/atau potensi kecerdasan istimewa tidak menyimpang dari ketentuan batas dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan waktu yang ditetapkan”. berbagai aktivitas lainnya di sekolah Dalam hal ini, pemerintah wajib sehingga mereka dapat mencapai prestasi menyediakan pendidikan khusus tersebut secara optimal; (c) menyediakan perlakuan sebagai bentuk pelayanan khusus yang khusus bagi peserta didik yang memiliki diberikan kepada anak atau peserta didik bakat, minat, dan potensi kecerdasan dalam yang memiliki potensi kecerdasan istimewa. mengikuti kegiatan pendidikan di sekolah Sebagaimana Pasal 53 PP No.66 Tahun sehingga mereka dapat mengoptimalkan 2010, bahwa “satuan pendidikan wajib keunggulan dan potensi yang dimiliki; (d) menjamin akses pelayanan pendidikan bagi memotivasi guru dan kepala sekolah dalam

2

memberikan pelayanan terbaik kepada setiap tersebut di atas yang telah berlangsung peserta didik untuk mengembangkan selama 5 (lima) tahun terakhir ini masih potensinya; dan (e) meningkatkan daya belum optimal termasuk juga masih belum kompetitif bagi peserta didik dan banyak terserap oleh perguruan tinggi meningkatkan daya saing sumber daya berikatan dinas seperti yang diharapkan. manusia di daerah. Gambaran tersebut diperlihatkan dengan Dalam rangka memberikan pedoman, kondisi prasyarat dan pasca penyelenggaraan arah, dan kebijakan agar dalam pengelolaan pendidikan program keas model di SMAN 1 program kelas model tidak terjadi Sukadana Kabupaten Kayong Utara yang kesenjangan perhatian, sikap, prilaku, selama ini masih memperlihatkan motivasi, dan persepsi guru dan siswa, maka kelemahan-keiemahannya, sehingga perlu perlu disusun panduan operasional baku dievaluasi terhadap Pendidikan program pengelolaan dan penyelenggaraan program kelas model di SMAN 1 Sukadana kelas model bagi Kepala sekolah, wakil Kabupaten Kayong Utara. kepala sekolah dan semua guru SMAN 1 Adapun kelemahan tersebut antara lain: Sukadana agar dalam pelaksanaan program (a) belum ada evaluasi tentang sejauh mana kelas model dapat memenuhi harapan sesuai keberhasilan penyelenggaraan program kelas dengan tujuan dari penyelenggaraan program model di SMAN 1 Sukadana, (b) Siswa- kelas model tersebut. siswa yang telah mengikuti program kelas Sebagai sutu program kelas model yang model di SMAN 1 Sukadana belum sudah cukup lama (sudah 5 tahun berjalan) sepenuhnya diterima diperguruan tinggi dilaksanakan bagi Dinas Pendidikan berikatan dinas bahkan masih ada yang Kabupaten Kayong Utara, maka hasil belum melanjutkan, (c) kenyataan dilapangan program kelas model diharapkan dapat menunjukkan bahwa setelah mengikuti menunjukkan hasil atau kontribusi yang pendidikan program kelas model di SMAN 1 positif dalam mengembangkan dan Sukadana, belum begitu tampak perubahan meningkatkan potensi serta pelayanan secara yang signifikan terhadap peningkatan khusus bagi peserta didik yang memiliki kompetensi, (d) belum ada evaluasi secara minat, bakat dan/atau potensi kecerdasan khusus terhadap peserta, pasca mengikuti istimewa secara optimal sesuai pendidikan program kelas model. kemampuannya dalam menyediakan Untuk melihat relevansi dan efektifitas perlakuan khusus bagi peserta didik yang program kelas model di SMAN 1 Sukadana memiliki bakat, minat, dan potensi Kabupaten Kayong Utara, perlu diadakan kecerdasan dalam mengikuti kegiatan evaluasi program atas pelaksanaan program pendidikan di sekolah sehingga mereka dapat kelas Model di SMAN 1 Sukadana mengoptimalkan keunggulan dan potensi Kabupaten Kayong Utara Provinsi yang dimilikinya sesuai dengan yang Kalimantan Barat, agar terjadi perubahan diamanatkan oleh Bupati kayong Utara perkembangan dan peningkatan potensi seperti tertuang dalam Perbub No. 12 Tahun peserta didik yang memiliki minat, bakat 2017 tentang Pendidikan Program Kelas dan/atau potensi kecerdasan istimewa secara Model di Kabupaten Kayong Utara yang optimal sesuai kemampuannya melalui selenggarakan oleh Dinas Pendidikan pendidikan program kelas model di SMAN 1 Kabupaten Kayong Utara dan pelaksanaan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi programkelas modelnya ditempatkan di Kalimantan Barat. dan product / outcome SMAN 1 Sukadana yang bermuara pada yaitu keterserapan diperguruan tinggi perbaikan penyelengaraan program kelas berikatan dinas. model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten Berdasarkan pemikiran di atas, maka Kayong Utara untuk berikutnya. dilakukan penelitian tentang “evaluasi Dengan memperhatikan kondisi yang penyelenggaraan program kelas model di ada saat ini, maka program kelas model SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara

3

Provinsi Kalimantan Barat”, dengan setting supaya hasilnya dapat digunakan sebagai penelitian adalah siswa-siawa terpilih atau bahan rekomendasi kepada penyelenggara terseleksi dari semua SMA se Kabupaten yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Kayong Utara sebagai peserta Utara dan SMAN 1 Sukadana. penyelenggaraan program kelas model di Hasil evaluasi bermuara pada perbaikan SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara pengelolaan dan pelayanan dalam upaya Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah 59 peningkatan motivasi, prestasi dan mutu orang, dengan rincian Alumni dua angkatan pendidikan serta dapat meningkatkan lulusan berjumlah 29 orang, kelas xi berjumlah 11 yang masuk dan diterima di perguruan tinggi orang dan kelas x berjumlah 19 orang. yang berikatan dinas. Program kelas model Selanjutnya, kendala dalam pelaksanaan ini juga diharapkan sebagai pioneer yang program kelas model di SMAN 1 Sukadana dijadikan sebagai role model dalam adalah konsistensi dan kerjasama serta peningkatan motivasi dan prestasi serta dukungan dari semua pihak yang terlibat banyaknya tamatan yang diserap di dalam pengelolaan dan memberikan perguruan tinggi berikatan dinas. Dengan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan begitu, evaluasi dapat dilihat apakah o utcome juknis / juklak atau harapan pemerintah pendidikan program kelas model di SMAN 1 Kabupaten Kayong Utara dalam pelaksanaan Sukadana secara langsung dapat membawa program kelas model di SMAN 1 Sukadana perubahan bagi masa depan para siswa yang diselenggarakan oleh Dinas Pedidikan (Permendiknas No. 13:2017). Kabupaten Kayong Utara dan SMAN 1 Selanjutnya, untuk melihat Sukadana seharusnya dapat memberikan perbandingan antara realitas dan rencana motivasi yang tinggi bagi para siswa dalam program, pemilihan model CIPP dirasa tepat belajar dan berprestasi, namun masih ada dalam penelitian evaluasi ini karena dengan para siswa yang motivasinya masih rendah menggunakan model CIPP yang mencakup dan kurang bersemangat dalam mencapai empat komponen dari model CIPP oleh berprestasi serta memiliki semangat Stufflebeam yakni “ Context, Input, Process kompetsisi yang rendah. dan Product dianggap paling komprehensif”. Hal ini tentu saja berdampak pada Menurut Ahyar dalam jurnal penelitiannya pengurangan target pencapaian kesempatan (2007:1) “manfaat program menurut dan peluang untuk memasuki perguruan penilaian pengguna program tersebut, akan tinggi yang berikatan dinas seperti yang memperoleh kecermatan data yang berarti, tertuang dalam Perbub No. 12 tahun 2017 makin lengkap model evaluasi makin lengkap tentang Penyelenggaraan Pendidikan pula data atau informasi yang diperoleh Program Kelas Model yaitu pada poin 9 yang sehingga, perlunya untuk dilakukan evaluasi berbunyi Kelas model adalah “kelas khusus terhadap program tersebut untuk melihat yang melaksanakan proses pembelajaran sejauh mana program tersebut telah kepada peserta didik yang memiliki minat, terlaksana serta dapat memperoleh dan bakat dan/atau potensi kecerdasan istimewa”, menyajikan informasi sehingga dapat dan poin 10 yang berbunyi “program kelas dijadikan sebagai rekomendasi dalam model adalah layanan pendidikan pada kelas mengambil keputusan terkait program khusus untuk peserta didik yang memiliki tersebut”. minat, bakat dan/atau potensi kecerdasan Dengan melakukan evaluasi terhadap keistimewaan diluar jam belajar sekolah”. penyelenggaraan program kelas model di Berdasarkan permasalahan di atas, SMAN 1 Sukadana ini diharapkan bagi Dinas evaluasi pada penyelenggaraan program Pendidikan Kabupaten Kayong Utara kelas model di SMAN 1 Sukadana khususnya pengambil kebijakan dapat Kabupaten Kayong Utara Provinsi dijadikan sebagai bahan pertimbangan, Kalimantan Barat dianggap penting untuk langkah dan literatur dalam rangka mengetahui hasil evaluasi yang menyeluruh peningkatan pengelolaan manajerial dan

4

pelayanan pendidkan yang lebih baik dan data sangat membantu efektifitas dan bermutu untuk selanjutnya. efisiensi pencarian data. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat diperlukan, METODE PENELITIAN mengingat bahwa peneliti sendiri merupakan Untuk mengetahui secara pasti adanya instrumen kunci dalam pengumpulan data efektifitas evaluasi program kelas model di yang utama, sekaligus berperan segalanya SMA N 1 Sukadana Kabupaten Kayong dalam proses penelitian. Utara tersebut sesuai dengan butir butir Penelitian evaluasi terhadap proram rumusan masalah, tujuan, dan manfaat kelas model di Kabupaten Kayong Utara penelitian, maka digunakan metode Provinsi Kalimantan Barat dilaksanakan di penelitian kualitatif. SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Penelitian ini secara umum bertujuan Utara. Selain itu, sebagian kegiatan untuk mengetahui efektifitas program kelas pengumpulan data juga dilaksanakan di model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Kayong Utara. Pada dasarnya, hasil evaluasi termasuk lokasi tempat tugas dari setiap ini dapat digunakan sebagai penyempurnaan responden. program yang telah dilaksanakan untuk Waktu penelitian evaluasi ini penyelenggaraan program selanjutnya dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari sehingga memerlukan perencanaan yang bulan Mei minggu petama sampai dengan matang, desain yang tepat, instrumen Juli 2019. Dalam penelitian evaluasi ini, pengumpulan data yang akurat, dan teknik sumber data menjadi hal penting agar analisis yang benar. Dengan pemilihan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan pendekatan dan model evaluasi yang tepat, tujuan evaluasi. Hal-hal penting yang maka hasil evaluasi dapat memberikan dipertanyakan dalam penelitian evaluasi informasi yang akurat terkait pelaksanaan adalah bagaimana evaluator dapat menjamin program dan tindak lanjutnya. data dikumpulkan tanpa bias karena sering Menurut Nasution (1988:5) “penelitian ditemui data penelitian evaluasi yang kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati terkumpul sangat rendah kualitasnya. orang dalam lingkungan hidupnya, Penyebabnya adalah: (1) tidak adanya berinteraksi dengan mereka, berusaha instrumen yang cocok; dan (2) evaluator memahami bahasa dan tafsiran mereka kurang memahami kultur responden sehingga tentang dunia mereka disekitarnya”. Dalam gagal mendapatkan data yang tepat. Oleh penelitian ini yang akan diamati adalah karena itu, diperlukan sebuah teknik orang, yaitu contex, input, proses dan pengumpulan data sebagai pendukung product dari evaluasi program kelas model di sumber data dalam penelitian evaluasi SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong program kelas model di SMAN 1 Sukadana Utara. ini. Dengan digunakan metode deskriptif Teknik pengumpulan data dalam dengan pendekatan CIPP, maka data yang penelitian ini adalah teknik purposive didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, sampling digunakan untuk menjaring kredibel, dan bermakna sehingga tujuan informasi dalam evaluasi program ini. Subjek penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode penelitian berkaitan dengan orang-orang deskriptif dengan pendekatan CIPP ini, yang terlibat dan mengetahui, atau menjadi bukan karena metode ini baru, tetapi memang pelaku dalam kegiatan program Kelas model permasalahan lebih tepat dicarikan datanya di SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong dengan menggunakan metode deskriptif. Utara Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai Dengan metode deskriptif maka akan informan kunci, responden atau sampling diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, penelitian meliputi: (1) Kepala Dinas sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi. Pendidikan Kabupaten Kayong Utara sebagai Keterlibatan peneliti dalam pengumpulan penyelenggara program, (2) Kepala Sekolah

5

SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara kelas model di SMA N 1 Sukadana sebagai penanggungjawab tempat Kabupaten Kayong Utara yang dilaksanakan penyelenggaraan kegiatan program kelas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kabupaten model, (3) Guru yang mengajar di program Kayang Utara Provinsi Kalimantan Barat kelas model, (4). Kepala Asrama /Pembina secara umum sudah terlaksana cukup baik. ekstra dari program kelas model, dan (5). Dari hasil analisis dokumen diketahui bahwa Siswa yang masih sekolah maupun telah penyelenggaraan program kelas model di lulus dari program kelas model tersebut. SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara Dalam penelitian ini digunakan beberapa memiliki dasar hukum yang meliputi: instrumen penelitian, yaitu: pedoman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan observasi. Prestasi Bagi Peserta Didik yang memiliki Untuk mengarahkan analisa yang tepat potensi kecerdasan atau bakat istimewa; sasaran yang sesuai dengan fokus penelitian Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 dengan deskritif analisis kualitatif, maka tentang Perubahan Peraturan Pemerintah penulis menggunakan jenis analisis deskriptif Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan kualitatif. dan Penyelenggaraan Pendidikan. Adapun tahap persiapan yang dilakukan Selain itu, dari hasil wawancara terdiri dari: (1) observasi pendahuluan, (2) terhadap beberapa responden untuk penyusunan usulan penelitian, (3) mengetahui pemahamannya tentang regulasi pemantapan usulan penelitian melalui maupun peraturan perundang-undangan yang seminar, dan (d) konsultasi perbaikan usulan dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun penelitian, (4) mengurus izin penelitian. pemerintah daerah sebagai pemegang Tahap pelaksanaan meliputi regulasi untuk memberikan pijakan rasional pengumpulan data dan analisis data: (1) di lapangan dalam rangka menjabarkan Mendapat surat izin penelitian dari Dekan Peraturan Bupati Kayong Utara Nomor 60 A FKIP UNTAN Pontianak, kemudian Tahun 2009 tentang Penyediaan Layanan menyerahkan surat izin penelitian kepada Pendidikan Gratis Pada Jenjang Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK Utara dan Kepala Sekolah SMA N 1 Sederajat di Kabupaten Kayong Sukadana Kabupaten Kayong Utara, (2) Utara.Selanjutnya dasar hukum diatas Selanjutnya peneliti langsung mengutarakan diperkuat oleh hasil analisis dokumen yang tujuan peneliti dan membuat kesepakatan peneliti temukan dalam Peraturan Bupati tentang waktu dilakukan wawancara dengan Nomor 12 tahun 2017 tentang informan, (3) Peneliti melakukan wawancara penyelengaraan pendidikan program kelas dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Sukadana model di SMAN 1 Sukadana yang memuat: Kabupaten Kayong Utara dan (4) Peneliti (a) bahwa dalam rangka untuk melakukan wawancara, observasi, mencari mengembangkan dan meningkatkan potensi dokumen dan menyebarkan angket yang peserta didik yang memiliki minat, bakat berkaitan dengan penelitian sambil dan/atau potensi kecerdasan istimewa secara mengelola data, dan menganalisis data yang optimal sesuai kemampuannya; (b) untuk sudah terkumpul. menyediakan dan memenuhi akses pendidikan bagi peserta didik yang memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN minat, bakat dan/atau potensi kecerdasan Hasil Penelitian istimewa agar memperoleh pelayanan Dasar hukum penyelenggaraan program pendidikan yang layak dan bermutu; dan (c) kelas model di SMAN 1 Sukadana bahwa sesuai ketentuan Pasal 12 ayat (1) Kabupaten Kayong Utara huruf b Undang-Undang Nomor 20 Tahun Berdasarkan hasil wawancara dengan 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, responden, dapat diketahui bahwa program setiap peserta didik pada setiap satuan

6

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan 2018 adalah guru/tenaga pendidik SMA pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan Negeri 1 Sukadana yang telah meiliki kemampuannya. kualifikasi S1 (sarjana), (b) latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata Evaluasi rekruitmen peserta didik dan pelajaran yang diajarkannya, dan (c) tenaga pendidik, serta ketersediaan sarana berstatus sebagai guru PNS. dan prasarana dalam menyelenggarakan Selanjutnya dari hasil wawancara program kelas model di SMAN 1 dengan panita penyelenggara dapat Sukadana Kabupaten Kayong Utara didiskripsikan bahwa sarana dan media Berdasarkan hasil wawancara dengan pembelajaran selama proses kegiatan belajar responden mengenai evaluasi rekrutmen mengajar program kelas model yang peserta didik dan tenaga pendidik, serta diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 sarana dan prasarana sudah terlaksana cukup Sukadana Kabupaten Kayong Utara cukup baik. Dari hasil wawancara peneliti dengan memadai maksudnya bahwa segala keperluan kepala sekolah ibu Y, beliau menjelaskan yang dibutuhkan pada proses kegiatan bahwa setiap siswa/peserta dididk dalam program kelas model dapat terpenuhi dan program kelas model di SMAN 1 Sukadana disediakan oleh penyelenggara secara Kabupaten Kayong Utara yang akan menjadi maksimal meskipun masih ada kekuranga- siswa/peserta didik program kelas model di kekurangan seperti keterbatasan media SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara pembelajaran, ruang kelas yang masih belum terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan ber AC, keterlambatan penyediaan bahan seperti: (a) lulusan SMP/MTs atau sederajat; pelajaran, panduan materi yang masih dalam (b) lulus seleksi sebagai peserta didik kelas bentuk soft file , dan flipchart yang belum model yang dilaksanakan oleh Dinas; (c) tersedia, secara keseluruhan ketersediaan sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan sarana dan pra sarana sudah tersedia dengan dengan tes kesehatan oleh Dokter yang cukup baik . ditunjuk; (d) memiliki Daftar Nilai Akhir (NA) Ujian Nasional SMP/MTs atau nilai Evaluasi proses seleksi, kegiatan belajar UNBK; (e) memiliki nilai rata-rata raport mengajar, dan pembinaan program kelas yang ditetapkan oleh Dinas; (f) memiliki model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten tinggi badan minimal 165 cm untuk putra dan Kayong Utara 160 cm untuk putri, dengan berat badan Berdasarkan hasil wawancara dengan seimbang; (g) bersedia untuk tinggal di responden mengenai evaluasi proses seleksi, asrama selama mengikuti pendidikan; (h) kegiatan belajar mengajar dan pembinaan berminat untuk melanjutkan ke perguruan program kelas model di SMA Negeri 1 tinggi baik jalur umum maupun jalur ikatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara pada kedinasan; dan (i) mendapat persetujuan dari umumnya cukup baik. Proses seleksi orang tua/wali. terlaksana sesuai dengan Pedoman Selanjutnya berdasarkan hasil Operasional Baku Peraturan Bupati No. 12 wawancara dengan kepala sekolah ibu Y tahun 2017. beliau menyatakan bahwa guru/tenaga Selanjutnya dari hasil wawancara pendidik program kelas model di SMA dengan Ibu K yang merupakan guru SMA N Negeri 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara 1 Sukadana beliau mengungkapkan bahwa adalah semua guru/tenaga pengajar dari kegiatan KBM program kelas model dibagi SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara dua kegiatan yang pertama kegiatan KBM di yang memiliki kualifikasi pendidikan sesuai SMAN 1 Sukadana yang dialaksanakan pada dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pagi hari dari jam 07.00 s/d 15.00 dari hari pemerintah yaitu sebagai berikut: (a) seluruh senin sampai dengan hari jumat. Kedua, guru/tenaga pendidik yang mengajar di kelas kegiatan KBM di asrama yang dilakukan pada program kelas model tahun 2013 s/d pada malam hari, kegiatan tersebut di mulai

7

dari malam senin sampai dengan malam Camat Sukadana, Dinas Kesehatan, dan sabtu mulai jam 19.30 s/d 21.30. Lingkungan Hidup. Kegiatan KBM di asrama merupakan kegiatan belajar tambahan untuk pendalaman Evaluasi pencapaian hasil Ujian Nasional materi dan atau pengulangan materi yang dan keterserapan lulusannya di perguruan masih kurang paham pada saat kegiatan di tinggi dari para peserta didik yang telah sekolah dan dilakukan sesuai jadwal yang mengikuti program kelas model di SMAN telah disusun dan ditentukan. Untuk kegiatan 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara KBM di SMAN 1 Sukadana disesuaikan Berdasarkan penuturan dari responden dengan standar proses KBM yang mengacu yang peneliti wawancarai dan di dukung oleh pada kurikulum yang berlaku di SMAN 1 dokumen terkait, ditemukan bahwa Sukadana. Kurikulum yang digunakan di pencapaian hasil Ujian Nasional dan SMAN 1 Sukadana, menggunakan kurikulum keterserapan lulusannya di perguruan tinggi 2006 dan kurikulum 2013, oleh karena itu dari para peserta didik yang telah mengikuti kurikulum yang digunakan di sekolah dengan program kelas model di SMAN 1 Sukadana kegiatan KBM program kelas model saling cukup baik. keterkaitan dan berkorelasi satu sama lain, Dari hasil studi dokumen menunjukan hal ini disebabkan kegiatan KBM program bahwa penyelenggaraan program kelas model kelas model yang menumpang tempat KBM yang dilaksanakan oleh Dinas Pendiikan dan di SMAN 1 Sukadana. Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara yang Selain itu, karena jumlah siswa/peserta diselenggarakan di SMAN 1 Sukadana. Dari didik program kelas model yang terbatas tahun ajaran 2013/2014, 2014/2015, hanya 10-20 orang per angkatan, maka untuk 2016/2017 dan 2017/2018 telah lulus 27 kegiatan KBM nya masih bergabung dengan orang siswa. Adapun yang melanjutkan ke kelas regular non program kelas model untuk perguruan tinggi negeri berjumlah 21 orang memenuhi persayaratan atau standarisasi dari dengan persentase 77,8 % kategori tinggi dan kapasitas jumlah siswa dalam setiap kelas yang diterima Kepolisian 1 orang dengan yakni minimal 25 siswa dan maksimal 36 persentase 3,7 % dan yang belum siswa per kelas. Hal ini bertujuan agar diakui melanjutkan berjumlah 5 orang dengan oleh system Dapodik satuan Pendidikan yang persentase 18,5 %, artinya dari rata-rata sudah terkoneksi dengan pusat (online). siswa/peserta didik yang melanjutkan dan Dari hasil wawancara diketahu bahwa terserap lebih tinggi dari yang tidak disamping proses pembelajaran yang melanjutkan keperguruan tinggi. dilakukan di kelas, siswa berhak menerima pembinaan dan pengembangan potensi yang Pembahasan dimilikinya melalui kegiatan ekstrakurikuler Dasar hukum penyelenggaraan program sesuai dengan bakat dan potensinya. kelas model di SMAN 1 Sukadana Kemudian pembinaan mental spiritual yang Kabupaten Kayong Utara dilakukan secara rutin dan berkala. Dasar hukum adalah norma hukum atau Dalam proses pembinaan bakat dan ketentuan dalam peraturan perundang- minat, sejauh ini pihak sekolah bekerja sama undangan yang menjadi landasan atau dasar dengan TNI/Polri, KONI, dan lembaga lain bagi setiap penyelenggaraan atau tindakan yang kompeten di bidangnya. Untuk hukum oleh subyek hukum baik orang pembinaan kerohanian pihak sekolah bekerja perorangan atau badan hukum. Dasar hukum sama dengan Kantor Kementerian Agama penyelenggaraan program kelas model di Kabupaten Kayong Utara dan organisasi SMA N 1 Sukadana Kabupaten Kayong islam yang ada di Kabupaten Kayong Utara. Utara yang dilaksanakan oleh Dinas Disamping itu pihak sekolah juga bekerja Pendidikan Kabupaten Kabupaten Kayang sama dengan instansi lain yang Utara Provinsi Kalimantan Barat secara memungkinkan dapat membantu seperti umum sudah berjalan cukup baik.

8

Berdasarkan hasil wawancara dengan yang dutuangkan dalam suatu petunjuk Dinas Pendidikan selaku penyelenggara dan teknis (juknis) sebagai payung hukum untuk kepala sekolah tidak ada masalah karena mengatasi dan memcahkan permasalahan mereka telah mengikuti Diklat dan sudah diatas yang berkaitan dengan seringnya anak mengetahui dan memahami peraturan dan gagal masuk ke perguruan tinggi negeri dan perundang-undangan. Akan tetapi, ada satu perguruan tinggi kedinasan maupun guru/tenaga pendidik dan 2 siswa/peserta TNI/Polri melalui program kelas model yang didik yang mungkin gerogi sehingga belum dilakukan oleh pemerintah daerah mampu untuk menjelaskan secara gamblang berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan mengenai dasar hukum pelaksanaan program Kabupaten Kayong Utara. kelas model di SMAN 1 Sukadana. Hasil analisis dokumen pada SMAN 1 Pada komponen konteks ini aspek-aspek Sukadana Kabupaten Kayong Utara yang dievaluasi telah sesuai dengan kriteria menyatakan bahwa dalam rangka evaluasi dan berjalan cukup baik. Hal ini mempersiapakan siswa/peserta didik terbukti dari beberapa pengambil kebijakan menghadapi persaingan untuk masuk dan siswa/peserta didik yang telah mengikuti perguruan tinggi negeri dan atau perguruan program kelas model di SMAN 1 Sukadana tinggi kedinasan maupun TNI/Polri telah memahami dan memiliki peraturan merupakan faktor penting yang menjadi latar yang melandasi pelaksanaan program kelas belakang dari dikeluarkannya petunjuk model, seperti Peraturan Pemerintah Nomor teknis (juknis) tahun 2014 yang merupakan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 pedoman operasional baku untuk tentang Pembinaan Prestasi Bagi Peserta pelaksanaan program kelas model di Didik yang memiliki potensi kecerdasan atau Kabupaten Kayong Utara Provinsi bakat istimewa; Peraturan Pemerintah Kalimantan Barat, dalam rangka Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan PP mempersiapkan siswa/peserta didik yang No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan lebih berkualitas dalam menghadapi tuntutan Penyelenggaraan Pendidikan. regulasi undang-undang dan peningkatan Untuk lebih meningkatkan pemahaman kualitas pelayanan pendidikan dengan pihak terkait masalah dasar hukum yang merumuskan suatu petunjuk teknis (juknis) menjadi dasar penyelenggaraan program berdasarkan hasil kajian dan analisis untuk kelas model di SMA Negeri 1 Sukadana, kita mempersiapkan siswa/peserta didik agar mengharapkan pihak penyelenggaran untuk lebih siap dalam mengikuti tes masuk terus mensosialisasikan mengenai regulasi perguruan tinggi negeri dan atau perguruan peraturan pemerintah yang berhubungan tinggi kedinasan maupun TNI/Polri yang dengan program kelas model di SMAN 1 selama ini selalu gagal, terutama dalam tes Sukadana Kabupaten Kayong Utara akademik, fisik dan psikotes. khususnya untuk kepada kepala sekolah Selanjutnya program kelas model di penyelenggara, guru/tenaga pendidik SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong maupun stakeholder terkait. Utara sudah terlaksana cukup baik namun Adapun petunjuk teknis (juknis) masih lemah karena payung hukumnya pelaksanaan program kelas model di SMAN masih lemah dan tidak bersifat permanen 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara yaitu karena masih dalam bentuk pedoman adanya suatu kajian mendalam dan analisis operasional atau petunjuk teknis (juknis). akan perlunya suatu terobosan dalam Oleh karena itu, perlu dirumuskan suatu mempersiapkan SDM untuk menjawab regulasi yang dapat mengatur dan tantangan berupa seringnya anak yang gagal melaksanakan suatu program kelas model dalam ikut tes untuk masuk keperguruan tersebut secara terus-menerus serta tinggi negeri dan atau diterima di perguruan berkelanjutan, dengan demikian maka tinggih kedinasan maupun TNI/Polri. Oleh tersusun dan terurmuskan suatu peraturan karena itu, maka dibuatlah suatu kebijakan pemerintah dalam bentuk Peraturan Bupati

9

(Perbub) yaitu Peraturan Bupati Nomor 12 kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekolah Tahun 2017 tentang Pendidikan Program untuk menghimpun, menyeleksi, dan Kelas Model. menempatkan calon peserta didik menjadi Pada Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun peserta didik pada jenjang dan jalur 2017 tersebut ditemukan maksud dan tujuan pendidikan tertentu. Kerutinan ini tidak khusus program yaitu dalam mengurangi potensi masalah yang menyertai penyelenggaraan pendidikan program kelas dalam proses rekruitmen. Karena itu, model dimaksudkan untuk mengembangkan kebijakan rekrutmen perlu mendasarkan pada dan meningkatkan potensi peserta didik yang konsep dan aturan yang ajeg dan berlaku memiliki bakat, minat, dan/atau potensi dalam penyelenggaraan pendidikan. kecerdasan istimewa baik secara akademik Berdasarkan hasil wawancara maupun non akademik dengan menyediakan siswa/peserta didik yang mengikuti program akses layanan pendidikan yang layak dan kelas model, mereka mengungkapkan bahwa bermutu diluar jam belajar sekolah. mereka yang telah dinyatakan lulus dan Maksud dan tujuan tersebut meruapakan dinyatakan sebagai siswa/peserta didik suatu usaha dari pemerintah daerah program kelas model telah melewati Kabupaten Kayong Utara untuk memberikan beberapa tahapan-tahapan mulai dari tahapan pelayanan yang terbaik dalam sosialisasi hingga tahapan dinyatakan lulus mempersiapkan siswa/peserta didik sebagaimana tertuang pada pasal 7, 8, 9, 10, mengikuti tes untuk masuk keperguruan 11, 12 dan 13 Peraturan Bupati nomor 12 tinggi negeri dan atau perguruan tinggi tahun 2017 yang peneliti masukan dalam kedinasan maupun TNI/Polri agar diterima lampiran penelitian. dan terserap. Selanjutnya sesuai dengan laporan pelaksanaan panitia penyelenggara para Evaluasi rekruitmen peserta didik dan siswa/peserta didik yang telah dinyatakan tenaga pendidik, serta ketersediaan sarana lulus sebagai siswa/peserta didik program dan prasarana dalam menyelenggarakan kelas model di SMAN 1 Sukadana program kelas model di SMAN 1 Kabupaten Kayong Utara akan di masukkan Sukadana Kabupaten Kayong Utara ke asrama program kelas model. Jika ditinjau Evaluasi rekrutment peserta didik dan dari kriteria yang telah ditetapkan maka tenaga pendidik, serta ketersediaan sarana hampir semuanya terpenuhi, namun setelah dan prasarana dalam menyelenggarakan berjalan pada angkatan ke empat dan kelima program kelas model di SMAN 1 Sukadana ada bebrapa poin tahapan yang nampaknya Kabupaten Kayong Utara Provinsi terabaikan atau tidak sesuai dengan kriteria Kalimantan Barat secara umum cukup baik. seleksi penerimaan seperti pada pasal 11 poin Persyaratan yang harus dipenuhi dalam 1 bagian c, d dan e, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program kelas model di SMAN siswa/peserta didik yang diterima pada 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara telah program kelas model, contohnya dari aspek terpenuhi, baik dari aspek siswa/peserta tinggi badan yang tidak sampai 160/165 cm, didik, guru/tenaga pendidik, dan berat badan yang tidak ideal dengan tinggi sarana/tempat terselenggaranya program. badan, serta prestasi yang diraih tidak Rekruitmen peserta didik di sebuah dimunculkan, bahkan bentuk fisik dari lembaga pendidikan (sekolah) pada siswa/peserta didik yang diterima ada yang hakekatnya merupakan proses pencarian, cacat atau kurang normal, itu menunjukkan menentukan dan menarik pelamar yang bahwa ada keriteria yang tidak sesuai dengan mampu untuk menjadi peserta didik di ketentuan yang sudah ditentukan dalam lembaga pendidikan (sekolah) yang Peraturan Bupati dan Juknis yang dijadikan bersangkutan. Rekrutmen peserta didik dalam pedoman dalam penentuan siswa/peserta tinjauan manajemen penyelenggaran didik program kelas model. pendidikan formal (persekolahan) merupakan

10

Penyelenggara program kelas model diperbaiki seperti kebersihan kamar mandi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan toilet, serta sarana olah raga yang masih Kabupaten Kayong Utara Provinsi terbatas. Kalimantan Barat, yang kemudian menunjuk SMA Negeri 1 Sukadana Kabupaten Kayong Evaluasi proses seleksi, kegiatan belajar Utara sebagai tempat diselenggarakannya mengajar, dan pembinaan program kelas program kelas model itu sendiri sesuai model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten dengan pedoman operasional baku tahun Kayong Utara 2014 dan Peraturan Bupati Kabupaten Evaluasi proses seleksi, kegiatan belajar Kayong Utara Nomor 12 Tahun 2017. Oleh mengajar, dan pembinaan program kelas karena itu, untuk guru/tenaga pengajar dari model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten program kelas model secara otomatis adalah Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat guru/tenaga pengajar dari SMAN 1 Sukadana secara umum sudah terlaksana cukup baik. Kabupaten Kayong Utara yang di berikan Menurut Rivai (2008, 170), seleksi adalah surat keputusan (SK) oleh Dinas Pendidikan kegiatan dalam manajemen SDM yang Kabupaten Kayong Utara yang kemudian dilakukan setelah proses rekrutmen seleksi kepala sekolah memberikan dan atau dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul membagikan tugas kepada guru/tenaga sejumlah pelamar yang memenuhi syarat pengajar di SMAN 1 Sukadana untuk untuk kemudian dipilih mana yang dapat mengajar pada program kelas model tersebut, ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu bahkan menunjuk manajer, kepala asrama perusahaan. Proses pemilihan ini yang dan wali kelas dari siswa/peserta didik dinamakan seleksi. program kelas model itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan Berdasarkan hasil anaisis dokumen responden yaitu ibu Y selaku kepala sekolah dapat diketahui secara keseluruhan aspek beliau mengungkapkan bahwa dalam proses kompetensi guru/tenaga pengajar dalam seleksi penerimaan siswa/peserta didik baru kemampuan berkomunikasi dengan peseta program kelas model di SMAN 1 Sukadana diklat memperoleh nilai rata-rata 3,36 dengan Kabupaten Kayong Utara berpedoman pada presentase 84,03% dan dapat dikategorikan Pedoman Operasional Baku tahun 2014 baik. Peraturan Bupati No. 12 tahun 2017. Dari hasil observasi mengenai fasilitas Selanjutnya dari hasil wawancara yang sarana dan prasarana yang digunakan dalam telah dilakukan dapat ketahui bahwa program kelas model yang terdiri dari: kurikulum yang digunakan dalam kegiatan akomodasi berupa penginapan, konsumsi, belajar mengajar program kelas model di tempat belajar dan lain-lain sehingga para SMAN 1 Sukadana sudah sesuai dengan siswa/peserta didik tidak kesulitan untuk tujuan dari juknis tahun 2014 dan Perbub No. memperolehnya, merasa nyaman dan lancar 12 tahun 2017 yaitu dalam rangka untuk pada saat mengikuti proses kegiatan. mengembangkan dan meningkatkan potensi Metode yang digunakan peneliti untuk peserta didik yang memiliki minat, bakat mengevaluasi aspek ini adalah dengan dan/atau potensi kecerdasan istimewa secara menggunakan observasi, wawancara dan optimal sesuai kemampuannya, serta studi dokumen. Dari hasil observasi, implementasinya dalam kegiatan program wawancara dan studi dokumen diperoleh data kelas model dapat terlaksana dengan baik yang menunjukan bahwa fasilitas sarana dan sesuai dengan kriteria/standar BNSP. prasarana telah disiapkan oleh penyelenggara Selanjutnya dari hasil wawancara dan telah memenuhi standar sebagai tempat diketahui bahwa proses pembinaan bakat dan dilaksanakannya program kelas model minat, pihak sekolah bekerja sama dengan dengan penilaian cukup baik dari responden. TNI/Polri, KONI, dan lembaga lain yang Meskipun dengan catatan ada sedikit kompeten bidangnya. Untuk pembinaan kekurangan yang kedepan harus lebih kerohanian pihak sekolah bekerja sama

11

dengan Kantor Kementerian Agama sikap/prilaku secara keseluruhan di lihat dari Kabupaten Kayong Utara dan organisasi semua indikator pada aspek kedisiplinan, islam yang ada di Kabupaten Kayong Utara. kerjasama, dan tanggung jawab diperoleh Disamping itu pihak sekolah juga dapat nilai rata-rata 3,32 dengan persentase 84,04 bekerja sama dengan instansi lain yang maka dikatagorikan baik. memungkinkan dapat membantu seperti Wali kelas program kelas model camat sukadana, dinas kesehatan, dan mengungkapkan jika hasil nilai Ujian lingkungan hidup. Nasional siswa/peserta didik program kelas Dari hasil penuturan kepala sekolah model jauh lebih tinggi di banding berkenaan dengan kegiatan pembinaan siswa/peserta didik yang tidak tergabung tersebut maka untuk kegiatan pembinaa didalam program kelas model. Tentu hal ini terhadap siswa/peserta didik tersebut sejalan dengan tujuan dari pemerintah daerah meliputi dua aspek yaitu internal dan yang membuat program kelas model tersebut. ekternal, faktor internal yaitu dari Pihak Selanjutnya manajer program kelas model sekolah yakni SMAN 1 Sukadana yang juga mengungkapkan bahwa jumlah melakukan pembinaan melalui kegiatan siswa/peserta didik yang melanjutkan KBM dan Wali kelas serta konseling. keperguruan tinggi negeri dan atau Sedangaan dari factor ekternal dilakukan keterserapan di perguruan tinggi program oleh pihak pengelola asrama program kelas kedinasan dan TNI/Polri sudah mencapai model yang melibatkan pihak manajer 81,5 % meskipun sangat disayangkan ada asrama, kepala asrama, dinas kesehatan, TNI beberapa siswa/peserta didik lulusan program dan Polri, yang mana kegiatan pembinaannya kelas model yang tidak melanjutkan dilakukan setelah kegiatan KBM di sekolah keperguruan tinggi negeri/swasta atau atau setelah mereka pulang ke asrama. program kedinasan seperti TNI/Polri Sebagai warga asrama siswa/peserta didik dikarenakan alasan tertentu. program kelas model akan di bekali dengan Hasil dari studi dokumen yang peneliti kegiatan keagmaan, kegiatan olah raga, dapatkan menunjukan bahwa kegiatan kedesiplinan, kegiatan pembelajaran penyelenggaraan program kelas model yang tambahan (les) dan lain-lain, sesuai dengan dilaksanakan oleh Dinas Pendiikan dan program yang telah di susun oleh tim Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara yang manajerial asrama program kelas model. diselenggarakan di SMAN 1 Sukadana. Dari tahun ajaran 2013/2014, 2014/2015, Evaluasi pencapaian hasil Ujian Nasional 2016/2017 dan 2017/2018 telah lulus 27 dan keterserapan lulusannya di perguruan orang siswa. Adapun yang melanjutkan ke tinggi dari para peserta didik yang telah perguruan tinggi negeri berjumlah 21 orang mengikuti program kelas model di SMAN dengan persentase 77,8 % kategori tinggi dan 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara yang diterima Kepolisian 1 orang dengan Berdasarkan hasil penuturan dari persentase 3,7 % dan yang belum responden dan studi dokumen diketahui melanjutkan berjumlah 5 orang dengan bahwa hasil evaluasi pencapaian hasil Ujian persentase 18,5 %, artinya dari rata-rata Nasional dan keterserapan lulusannya di siswa/peserta didik yang melanjutkan dan perguruan tinggi dari para peserta didik yang terserap lebih tinggi dari yang tidak telah mengikuti program kelas model di melanjutkan keperguruan tinggi. SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara Selanjutnya kepala asrama juga Provinsi Kalimantan Barat sudah terlaksana menuturkan harapanya agar ditahun-tahun cukup baik. berikutnya keterserapan siswa/peserta didik Menurut Ibu Y selaku kepala sekolah program kelas model di SMA Negeri 1 dan berdasarkan studi dokumen, keberhasilan Sukadana bisa mencapai 100%. Hal senada pencapaian standar kompetensi penilaian juga diungkapkan oleh siswa/peserta didik pendidikan dan kompetensi penguasan yang mengikuti program kelas model di

12

SMA Negeri1 Sukadana Kabupaten Kayong Provinsi Kalimantan Barat dapat disimpulkan Utara. Mereka berharap kedepanya lulusan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari dari program kelas model dapat diterima hasil keterserapan lulusan tahun akademik menjadi TNI/Polri dan juga diterima di 2017/2018 terdapat 21 orang dengan perguruan tinggi negeri yang sesuai dengan persentase 77,8% kategori tinggi yang mimpi mereka. melanjutkan ke perguruan tinggi negeri; terdapat 1 orang dengan persentase 3,7% yang diterima Kepolisian; dan terdapat 5 orang KESIMPULAN DAN SARAN dengan persentase 18,5 % yang belum Kesimpulan melanjutkan studinya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Saran (1) Dasar hukum penyelenggaraan Program Dari empat point kesimpulan di atas Kelas Model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten maka peneliti dapat merekomendasikan Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat beberapa hal untuk dapat di tindaklanjuti antara lain: (a) Pedoman Operasional Baku oleh pengambil kebijakan, baik oleh tahun 2014; (b) Peraturan Bupati nomor 12 Pemerintah Daerah (Bupati), maupun Dinas tahun 2017 tentang program kelas model di Pendidikan Kabupaten Kayong Utara selaku SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara; pelaksana program. Rekomendasi tersebut (c) Peraturan Pemerintah Nomor Republik antara lain: (1) Kepada penyelenggara Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang program kelas model di SMA Negeri 1 Pembinaan Prestasi Bagi Peserta Didik yang Sukadana dalam hal ini Pemerintah memiliki potensi kecerdasan atau bakat Kabupaten Kayong Utara dan Dinas istimewa; dan (d) Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan PP Kayong Utara diharapkan untuk terus No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan melakukan tindak lanjut yang lebih serius Penyelenggaraan Pendidikan, (2) Evaluasi mengenai lulusan-lulusan dari program kelas rekruitmen peserta didik dan tenaga pendidik, model. Berikan fasilitas sebanyak- serta ketersediaan sarana dan prasarana dalam banyaknya untuk mereka bisa melanjutkan menyelenggarakan program kelas model di keperguruan tinggi atau mendaftar sebagai SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara TNI/Polri, sediakan fasilitas beasiswa untuk Provinsi Kalimantan Barat sudah terlaksana mereka yang kurang mampu dan yang cukup baik yaitu mengacu kepada Peraturan berprestasi. Usahakan jangan sampai Pemerintah dan Peraturan Bupati Kabupaten lulusan-lulusan program terbaik program Kayong Utara tentang penyelengaraan kelas model tidak bisa melanjutkan cita- program kelas model di SMA Negeri 1 citanya, (2) Kepada kepala sekolah dan Sukadana Kabupaten Kayong Utara, (3) manajer program kelas model di SMA Evaluasi proses seleksi, kegiatan belajar Negeri 1 Sukadana diharapkan untuk terus mengajar, dan pembinaan program kelas mengevaluasi kekurang-kekurangan yang model di SMAN 1 Sukadana Kabupaten terjadi dilapangan seperti kurangnya fasilitas Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat juga belajar, kenyamanan dan keamana siswa sudah terlaksana cukup baik yaitu mengacu dalam belajar serta jaminan untuk mereka kepada Peraturan Pemerintah dan Peraturan bisa melanjutkan pendidikan dan karier ke Bupati Kabupaten Kayong Utara tentang jenjang yang lebih tinggi, (3) Kepada penyelengaraan program kelas model di SMA Guru/tenaga pengajar program kelas model Negeri 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara, diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dan (4) Evaluasi pencapaian hasil Ujian dalam proses pembelajaran. Penuhi apa yang Nasional dan keterserapan lulusannya di menajdi kebutuhan siswa, jangan sungkan perguruan tinggi dari para peserta didik yang untuk memberi hadiah kepada siswa yang telah mengikuti Program kelas model di mendapat nilai tinggi atau siswa yang SMAN 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara

13

melakukan perbuatan baik, dan (4) Kepada Mujiman, H. 2011. Manajemen Pelatihan para siswa program kelas model di SMA Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Negeri 1 Sukadana diaharapkan untuk terus Pustaka Pelajar. semangat dalam belajar, jangan pantang Mulyatiningsih, E. 2013. Metode Peneiitian menyerah, bangun relasi sebanyak mungkin, Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: karena kalianlah harapan terbesar untuk Alfabeta. membangaun peradapan Kabupaten Kayong Munandar, S. C. U. 1985. Mengembangkan Utara menjadi lebih baik kedepan. bakat dan kreativitas anak sekolah. : Gramedia. DAFTAR RUJUKAN Peraturan Bupati (Perbub) Kayong Utara Akhyar, M. 2007. Penerapan Riset Evaluasi tentang Pendidikan Program Kelas Dalam Bidang Pendidikan: Sebuah Model. 2017. Pemerintah Kabupaten Pedoman Praktis. Jurnal Pendidikan Kayong Utara. Agama Islam, Vol. IV, No. 1. Peraturan Pemerintah Nomor Republik Arikunto, S., dan Cepi, S. A. J. 2009. Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: tentang Pembinaan Prestasi Bagi Peserta Bumi Aksara. Didik yang memiliki potensi kecerdasan Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara. atau bakat istimewa. 2014. Juknis Pelaksanaan Pendidikan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Program Kelas Model. Kayong Utara: tentang Perubahan PP No.17 Tahun Dinas Pendidikan. 2010 tentang Pengelolaan dan Irham, M. 2016. Evaluasi Program Penyelenggaraan Pendidika. Pembelajaran Pai Di SMA Al-Hidayah Sugiyono. 2008 Metode Penelitian Medan. Pascasarjana Universitas Islam Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Negeri Sumatera Utara. Bandung: Alfabeta, Khodari, R. 2018. Evaluasi Program Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan Kelas Khusus Olahraga tentang Sistem Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sewon Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 Bantul Yogyakarta. PJKR FKIP tentang Guru dan Dosen. Universitas Nahdatul Ulama Cirebon. Wahab, R. 2005. Profil anak berbakat akademik dan upaya identifikasinya. Jakarta: YIPPAB.

14