ANALISIS SEMIOTIKA CITRA PEREMPUAN PADA LIRIK LAGU ANIMALS
MILIK MAROON 5
SKRIPSI
OLEH :
SITI NURHALIMAH
G.331.15.0155
PROGRAM STUDI S1 – ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“inna ma'al usri yusro”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6)
JANGAN MUDAH MENYERAH
PERSEMBAHAN
Alhamdullilah hirobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat hidup dan kesempatan mengenggam ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, jikalaulah tanpa kuasa-Nya penulis tidak akan seperti ini.
Kupersembahkan karya ini kepada
Kedua orangtua saya Bp. Supartono, Alm. dan Ibu Siti Khotimah, Alm karena
merekalah motivasi terbesar saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Maaf selama kuliah jarang dirumah dan jarang ada waktu untuk kalian.
Terimakasih atas doa-doanya yang selalu dipanjatkan sepanjang usia kalian untuk kebaikan saya. Tak lupa pula kepada kakak saya Ika, Wulan, Yuni dan Adik saya
Kabul, dan Indah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil.
dan juga untuk partner terbaik saya Idham, pastinya berkat dia saya bisa
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak
Mereka semua begitu teristimewa dalam hidup saya
vi Teman-teman Ilkom USM 2015/2016 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terimakasih banyak atas semua kenangan yang sudah diberikan semasa kuliah
banyak canda dan tawa yang selalu akan saya kenang bersama kalian.
Semoga kelak kita dapat dipertemukan dilain waktu
Sukses buat kalian. Amien
vii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu dengan judul “Analisis Semiotika
Citra Perempuan Pada Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5”
Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh Ujian Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Teknologi
Informasi dan Komunikasi (FTIK) Program Studi S1 – Ilmu Komunikasi di
Universitas Semarang.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, baik berupa material maupun moril berupa saran- saran, informasi, motivasi, bimbingan, dan sebagainya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan segalanya kepada penulis sehingga
penulis diberi ketabahan, kesabaran dan kesehatan selama menyelesaikan
skripsi ini
2. Bapak Fajriannoor Fanani, S.Sos, M.I.Kom selaku Pembimbing I dan
bapak Firdaus Azwar Ersyad, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing II yang
sudah memberi banyak arahan selama berlangsungnya pengerjaan skripsi
viii 3. Kedua orang tua saya Bp. Supartono. Alm, dan Ibu Siti Khotimah. Alm
Merekalah motivasi saya bisa menyelesaikan skripsi ini, mereka berdua
adalah segalanya bagi saya. Terima kasih enyak babe.
4. Teman sekaligus partner saya Idham yang selalu ada setiap saat menemani
menyelesaikan skripsi ini. Mba Ika, Mba Wulan, Mba Yuni, Kabul, Indah
yang selalu mendoakan dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi
terima kasih banyak.
5. Teman ghibah, Tegar, Novita, Ejak, Rikyatun, Deyun yang selalu
menghibur dan memberi semangat disaat saya penat mengerjakan skripsi.
Terima kasih banyak.
6. Teman kantor ter-best saya Satria, terima kasih sudah mau saya repotkan
masalah kerjaan selama saya skripsi. Terimaksih juga atas doa dan
dukungannya.
7. Teman – Teman Ilkom USM angkatan 2015/2016 karena kalian saya
punya cerita untuk saya kenang selama kuliah. Terima kasih banyak.
8. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyusunan
skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam...... i
Lembar Persetujuan ...... ii
Lembar Pernyataan ...... iii
Lembar Pengesahan Skripsi...... iv
Lembar Pengesahan Pengujian Skrips ...... v
Motto Dan Persembahan...... vi
Kata Pengantar ...... viii
Daftar Isi ...... xi
Abstrak...... xiv
1. BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1 LATAR BELAKANG...... 10 1.2 PERUMUSAN MASALAH ...... 11 1.3 TUJUAN PENELITIAN ...... 11 1.4 MANFAAT PENELITIAN...... 11 1.4.1 MANFAAT TEORITIS ...... 11 1.4.2 MANFAAT PRAKTIS...... 11
2. BAB 2 KAJIAN TEORI ...... 12 2.1 SEMIOTIKA...... 12 2.2 MUSIK...... 17 2.3 LIRIK ...... 18 2.4 MAKNA...... 20
xi 2.5 PEREMPUAN DALAM MEDIA...... 20 2.6 KERANGKA BERFIKIR ...... 22
3. BAB 3 METODE PENELITIAN...... 24 3.1 SETTING OBJEK & WAKTU PENELITIAN ...... 24 3.2 BENTUK & STRATEGI PENELITIAN...... 24 3.3 SUMBER DATA ...... 26 3.3.1 DATA PRIMER ...... 26 3.3.2 DATA SEKUNDER...... 26 3.4 TEKNIK SAMPLING ...... 27 3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...... 27 3.5.1 OBSERVASI NON PARTISIPAN ...... 27 3.5.2 STUDI PUSTAKA ...... 28 3.6 VALIDITAS DATA...... 28 3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ...... 29
4 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...... 31 4.1 GAMBARAN UMUM ...... 31 4.1.1 SEKILAS TENTANG SEJARAH MUSIK ...... 31 4.1.2 SEKILAS TENTANG BAND MAROON 5...... 32 4.1.3 SEKILAS TENTANG ALBUM V...... 35 4.1.4 SEKILAS TENTANG LAGU ANIMALS...... 37 4.2 TEMUAN PENELITIAN ...... 39 4.2.1 ANALISA MAKNA DENOTASI ...... 40 4.2.2 LIMA KODE PEMBACAAN ...... 42 4.2.3 ANALISA MAKNA KONOTASI...... 45 4.2.4 ANALISA PEMBENTUKAN MITOS ...... 49 4.3 PEMBAHASAN ...... 51
xii 5 BAB 5 PENUTUP...... 56 5.1 KESIMPULAN...... 56 5.2 IMPLIKASI ...... 57 5.2.1 IMPLIKASI TEORITIS...... 57 5.2.2 MPLIKASI PRAKTIS ...... 57 5.3 SARAN ...... 58 5.3.1 SARAN TEORITIS ...... 58 5.3.2 SARAN PRAKTIS ...... 58 DAFTAR PUSTAKA ...... 59
xiii ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Semiotika Citra Perempuan Pada Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5”. citra perempuan tersebut dapat ditemukan pada sebuah lirik lagu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dibalik lirik lagu Animals yang digunakan sebagai cara untuk menguak citra perempuan dalam lirik lagu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes yang berfokus bahwa setiap tanda memiliki dua tahap signifikansi. Signifikansi tahap pertama yaitu makna denotasi, sementara signifikansi tahap kedua yaitu makna konotasi dan mitos. Objek penelitian ini adalah lirik lagu Animals karya Maroon 5. Hasil penelitian dengan menggunakan semiologi Roland Barthes ini menunjukkan bahwa lirik lagu Animals memiliki makna menyeluruh yang menggambarkan sosok perempuan sebagai mangsa diburu oleh laki – laki. Sosok perempuan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Keseluruhan mitos yang terkandung dalam lirik lagu Animals ini menunjukkan bagaimana sosok perempuan digambarkan sebagai sosok yang memiliki citra peraduan dan citra pergaulan, artinya lirik lagu ini secara eksplisit menggambarkan bahwa perempuan digambarkan sebagai objek pemuas nafsu seksual laki – laki dan juga sosok yang kurang aktif dalam bergaul.
xiv ABSTRACT
This research entitled "Semiotic Analysis of The Image Woman in Maroon 5 Song Lyrics Animals”. Image of the woman can be found on a song lyrics. The purpose of this research is to know the meaning of the Animals song lyrics it is used as a way to unravel the image of women in the song lyrics. This study used a qualitative method with Roland Barthes semiotic approach which focuses that each sign has two stages significance. The significance of the first stage is the meaning of denotation, while the significance of the second stage of connotations and myths. The object of this study is song lyrics Maroon 5 ‘Animals’. The results used Roland Barthes semiology indicates that Animals song lyrics have a thorough meaning that depict the women image as prey hunted by men. That women does not have the ability to fight back. Overall the myths contained in the Animals song lyrics showed how the women image as someone who has an image of the clash and the image of the association, meaning that the lyrics of this song to explicitly illustrated that women are portrayed as objects of men's sexual appetite and also a figure that is less active in getting along.
xv BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Musik adalah bagian dari tingkah laku manusia sehingga tidak dapat
Lirik lagu dalam musik dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk
mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat
dipakai sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap
atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik dilaransir dan diperdagangkan
kepada khalayak mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya
sebuah keyakinan nilai-nilai bahkan prasangka tertentu.
Sebuah lagu merupakan salah satu bagian dari seni, dan juga sebagai
suatu kebutuhan dan kehidupan masyarakat di dunia. Oleh karena itu, sebuah
lagu seharusnya dinilai tidak hanya dari sekedar merupakan bunyi-bunyian
maupun suara-suara saja, namun lebih menekankan kepada sesuatu yang
bernilai tinggi yang dapat memberikan arti lebih.
Lirik lagu mempunyai peranan penting dalam menceritakan isi dari
sebuah lagu. Dari lirik lagu, kita bisa mengetahui, memahami dan mamaknai
pesan apa yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu kepada masyarakat yang
mendengarkan lagu tersebut. Pencipta lagu biasanya selalu mengungkapkan
1 2
dan menekankan tampilan lagu melalui lirik-lirik lagunya. Biasanya mereka bercerita tentang pengalaman pribadi, kejadian-kejadian dan kenyataan- kenyataan dan suatu interaksi yang sangat sederhana sampai kepada kompleks dan apa-apa yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Pemaknaan terhadap sebuah lirik lagu harus dilakukan secara menyeluruh. Apabila dimaknai secara sepenggal-sepenggal saja, maka sebuah lirik lagu bisa disalah artikan. Alangkah baiknya apabila sebuah lirik lagu dibaca sebuah lirik lagu dengan mengikuti arus nadanya. Dengan demikian, letak pemenggalan kata akan lebih jelas. Tanpa mengetahui pemenggalan kata yang tepat, suatu kalimat akan bermakna sangat tidak jelas bahkan bisa berbeda maknanya. Hal ini juga didasarkan bahwa sebuah lagu lebih dengan bahasa lisan.
Bahasa menjadi bagian penting dari lagu, bahasa mencakup kode - kode representasi yang tidak tampak penuh dengan beragam kompleksitas visualliteral, simbol dan metafora. Proses komunikasi termasuk musik merupakan refleksi dari realitas yang ada di masyarakat. Lewat lirik lagu seorang penyanyi menyampaikan berbagai pesan yang dikemas dalam tema- tema tertentu seperti pesan cinta, pesan semangat nasionalisme, tema-tema lingkungan hidup, keadilan sosial, serta tentang citra perempuan.
Berkaitan dengan citra perempuan, perempuan seringkali menjadi 3
inspirasi bagi banyak pencipta lagu dalam menghasilkan sebuah karya seni.
Keindahan perempuan serta kekaguman terhadap perempuan adalah dua hal yang banyak mendominasi lirik lagu, pop, rock, r&b, dangdut, dan lain lain.
Berbicara mengenai citra perempuan, tentunya tidak terlepas dari sistem sosial dimana mereka berada. Adanya usaha untuk memahami perempuan juga merupakan usaha untuk memahami masyarakat. Dari banyak penelitian yang menjadikan perempaun sebagai objek pengamatannya, kebanyakan mendapati bahwa citra perempuan selama ini berada dalam posisi yang kurang menguntungkan di masyarakat. Selain itu juga berkesimpualan bahwa laki- laki banyak mendapat keuntungan dari hak-hak istimewanya yang terus terpelihara.
Hal ini disebabkan oleh hadirnya sebuah konstruk sosial yang secara nyata menganut pada nilai-nilai budaya patriarki yang sejak lama telah dimapankan menjadi sistem yang mendunia dan bisa jadi merupakan ideologi yang paling banyak pengikutnya. Budaya patriarki merupakan salah satu ideologi yang hadir dalam masyarakat di seluruh penjuru dunia dan menjadi salah satu sumber terjadinya ketimpangan gender yang berujung pada bentuk bentuk perilaku yang merugikan kaum perempuan. (Sylvia Walby : 1989)
Ideologi patriarki mensyaratkan adanya pengendalian kekuasaan atau dominasi oleh laki-laki serta stereotipe peran perempuan. Masyarakat yang menganut ideologi ini akan menempatkan nilai-nilai budaya patriarkis sebagai 4
fondasi konstruk sosialnya. Kaum lai-laki akan selalu mewarisi sebuah tatanan sosial yang menjadikan mereka mendominasi ruang kekuasaan dan kewenangan. Sehingga aktivitasa-aktivitas sosial selalu dikaitkan dengan tindakan mereka dan secara perlahan menjadi sebuah aturan-aturan yang dianggap baku. Hal inilah yang menimbulkan diskriminasi dan ketidakadilan atau bahkan penindasan terhadap kaum perempuan dalam masyarakat.
Berbagai produk media, citra perempun dihadirkan sebagai objek penarik perhatian. Apapun ragam produk atau tayangan yang ditawarkan melalui sebuah media, perempuan kerap dijadikan “tumbal” untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan Irwan Abdullah, bahwa media massa membuat perempuan menjadi alat yang persuasif dalam menjual berbagai komoditas, hal itu menjadi usaha untuk memberikan daya tarik erotis pada suatu produk. Kelincahan, kesegaran, kenyamanan, dan keindahan adalah sifat yang dianggap melekat pada perempuan dan menjadi daya tarik erotis produk produk tersebut. Kecantikan model perempuan dalam iklan
(baca: media) – meskipun tidak ada kaitannya dengan produk, adalah daya tarik utama sekaligus identifikasi produk (Vidyarini, 2007:4). Selain film, drama, iklan, tabloid, majalah, koran dan sinetron, musik atau lagu juga termasuk produk media yang tidak lepas dari nilai-nilai budaya patriarki, terutama dalam merepresentasikan citra perempuan, seperti yang kerap ditemukan pada lagu-lagu yang menjadikan perempuan sebagai obyek 5
acuannya.
Untuk menggambarkan citra perempuan, seorang penulis lirik lagu seringkali dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di dalam masyarakatnya.
Secara sadar atau tidak, penulis lirik lagu akan menghadirkan perempuan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dari lingkungannya. Jika masyarakat yang melingkupinya dipengaruhi oleh ideologi patriarki dalam memandang citra perempuan, maka dapat dipastikan hal itu pula yang akan hadir dalam lirik lagu yang dituliskannya.
Dalam perkembangannya, dunia musik sendiri tidak pernah berhenti menghasilkan musisi-musisi yang meramaikan pentas musik dunia. Musik, sebagai bagian dari produk budaya musik pop, Nama musik pop itu sendiri berasal dari kata popular maka tidak heran jika dari masa ke masa aliran musik ini selalu banyak peminatnya. Tokoh yang mengenalkan istilah pop itu adalah Lawrence Alloway, seorang pengamat seni rupa terinspirasi nama pop dari gerakan seni rupa di Amerika dan Inggris.
Bicara tentang musik pop, sendiri banyak bermunculan band-band dunia yang mengusung aliran tersebut sebut saja Maroon 5, Green Day,
Simple Plan. Namun, dibandingkan keduanya hanya Maroon 5 yang sukses mengusung aliran tersebut hingga sekarang. Grup band ini awalnya dibentuk di California Amerika Serikat pada tahun 1997 dengan nama Kara's Flowers 6
saat mereka masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas, dengan beranggotakan Adam Levine sebagai vocalis, Mickey Madden sebagi bassis,
Jesse Carmichael keyboardis, dan Ryan Dusick Drummer, mereka menandatangani Reprise Record dan meluncurkan album The Fourth
World pada tahun 1997. Setelah tanggapan yang hangat pada album tersebut, band ini memisahkan diri dari label rekaman mereka dan masuk perguruan tinggi. Pada tahun 2001, band ini bersatu kembali dan menambah personel baru James Valentine sebagi Gitaris dan menuju arah yang baru di bawah nama Maroon 5.
Maroon 5 pun semakin eksis di industri musik dunia, tonggak awal kesuksesan grup band yang berisikan 5 personel ini dimulai dari album pertama mereka, “Song About Jane” pada tahun 2002 dengan lagu pertamanya "Harder to Breathe" sering disiarkan, sehingga membantu mendorong album ke peringkat 6 pada Billboard 200 Amerika Serikat. Lagu kedua dan ketiga dari album, "This Love" dan "She Will Be Loved", yang merupakan hits seluruh dunia pada tahun 2004. Band ini memenangkan Grammy Award untuk artis baru terbaik pada tahun 2005. Pada beberapa tahun setelahnya, band ini secara khusus mengadakan tour keliling dunia dan mengeluarkan album – album yang merajai tangga Billbord dunia.
Dan pada tahun 2014 Maroon 5 mengeluarkan album “V” Maroon 5 dimana terdapat satu single yang berjudul Animals. 7
Lagu ini merupakan single kedua dalam album “V” Maroon 5 dan memuncaki peringakt 3 tangga lagu Billboard HOT 100 di Amerika, selain itu juga memuncak dalam sepuluh besar di sepuluh negara tambahan, dan juga berhasil menjual lebih dari 200.000 kopi di Inggris saja. Demikian juga dengan single Animals yang sukses mencapai status platinum di Amerika
Serikat untuk penjualan melebihi 1.000.000 kopi.
Meski meraih kesuksesan dan penghargaan lagu Animals ini juga kontroversial di masyarakat, Lagu ini menuai banyak kecaman di negara asalnya, yaitu di Amerika karena banyak bercerita tentang keganasan fantasi seorang penguntit perempuan. Lirik Lagu ini dianggap sensasional dan di visualkankan dalam bentuk video musik yang vulgar. Lagu ini dianggap merendahkan perempuan dengan menyamakannya sebagai mangsa, atau seperti hewan yang dibantai di tempat jagal. Berikut adalah penggalan lirik lagu Animals milik Maroon 5 yang menuai kontoversi :
8
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down eat you alive Just like animals Animals Like animals-mals Maybe you think that you can hide I can smell your scent for miles Just like animals Animals Like animals-mals Baby I'm
So what you trying to do to me It's like we can't stop, we're enemies But we get along when I'm inside you, eh You're like a drug that's killing me I cut you out entirely But I get so high when I'm inside you
Yeah you can start over you can run free You can find other fish in the sea You can pretend it's meant to be But you can't stay away from me I can still hear you making that sound Taking me down rolling on the ground You can pretend that it was me But no, oh
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down eat you alive Just like animals Animals…
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian komunikasi tentang Analisa Semiotika Citra Perempuan Dalam
Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5. Terlebih karena lagu tersebut memenangkan banyak penghargaan bergengsi pada masanya. Hal ini 9
membuktikan bahwa lagu Animals mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan lagu yang lain pada album yang sama. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk meneliti lagu tersebut.
Peneliti yang ada sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Friska
Melani Pada tahuh 2008 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia, mengenai “citra perempuan dalam lirik lagu karya Melly Goeslaw yang dibawakannya bersama grup band Potret”. Dalam penelitinnya didapatkan kesimpulan bahwa dalam berkarya Melly sangat dipengaruhi oleh keadaannya sebagai seorang perempuan. Lirik-lirik ciptaan Melly dikenal unik dan memberontak kaidah-kaidah stereotip perempuan pada umumnya.
Dalam lagu “Maafkan Saya Soewondo” misalnya, citra perempuan justru digambarkan sebagai sosok yang tidak setia dan tidak menganut stereotipe yang ada tentang citra perempuan.
Berbeda dengan Penelitian yang akan Penulis lakukan yang lebih mengarah pada lirik lagu dengan menggunakan Metode Penelitian Deskriptif
Kualitatif dan teori Roland Barthes. Penulis lebih memilih menggunakan teori
Barthes dari pada teori Saussure dikarenakan Barthes lebih mengkritisi makna yang sudah ada sebagai makna yang tidak sebenarnya sehingga Barthes inigin menujukan sebuah kebenaran yang ada, dalam hal ini mencakup makna denotasi dan makna konotasi. Barthes juga melihat aspek lain dari penanda yaitu mitos. Hal ini senada dengan apa yang ingin dilakukan penulis yaitu ingin mengkritisi makna yang ada pada lirik lagu Animals milik Maroon 5. 10
Sama-sama membahas tentang citra perempuan seperti Friska Melani,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sisi menarik dari
citra Perempuan pada Lirik Lagu Animals milik Maroon 5 menurut penulis
didasarkan pada makna yang terkandung dalam lirik lagu dan penggambaran
citra perempuan oleh sang penulis lagu yang membuat lirik lagu ini menjadi
kontoversi terkait dengan citra perempuan itu sendiri.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah di paparkan maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan diantaranya “Bagaimana citra perempuan pada lirik lagu
Animals milik Maroon 5 berdasarkan analisis semiotika Roland Brthes?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis melakukan penelitian
ini dengan tujuan untuk “Mengetahui citra perempuan pada lirik lagu Animals
milik Maroon 5”
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 MANFAAT TEORITIS
Manfat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan tentang analisa semiotika citra perempuan pada lirik
lagu Animals Milik Marron 5.
11
1.4.2 MANFAAT PRAKTIS
Bagi Mahasiswa penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan serta wawasan luas serta referensi
bagi penelitian serupa di masa mendatang. BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 SEMIOTIKA
Semiotika berasal dari bahasa Yunani “seme” seperti pada semeiotikos
yang artinya penafsir tanda. Kajian tentang tanda dibentuk melalui kata-kata,
gambar, simbol atau bunyi-bunyian yang mewakili sesuatu. ( Elvinaro,
2014:80)
Para pendukung semiotika dan semiologi memperoleh gambaran teori
dari hasil kajian sbelum abad ke-20 oleh filsuf Charles Sanders Pierce dan ahli
bahasa Ferdiinand de Seaussure. Mereka mengemukakan bahwa teori ini
mencakup verbal, tulisan, dan bahasa visual sertakode-kode secara konstan
dimanipulasi oleh para pengiklan, para pembuat film, para pengarang, para
perancang, dan para produser media lainnya untuk menyulap pemahaman
penting siapa kita dan bagaimana bekerjanya dunia. (Elvinaro, 2014:80)
Semiotika adalah cara pemaknaan yang dapat diubah dan dimanipulasi
kata-kata, metafora, dan citra. Semiotika membantu kita untuk memahami
bagaimana kekuasaan dapat diciptakan dan dipelihara antara citra dan kata-
kata. Dalam kajian media cetak ataupun elektronik. semiotika sesuai untuk
dikontruksi dalam produk populer media massa seperti musik dan film.
Kajian Semiotika memiliki sejarah dengan perkembangan yang cukup
panjang dalam abad 21. Bidang ini membantu kita melihat bagaimana tanda-
12 13
tanda bahasa digunakan untuk menginterprestasi kejadian-kejadian dan dapat menjadi alat analisis yang terutama baik untuk menganalisis kandungan pesan media.
Pada mulanya semiotika dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure,
Charles Sanders Pierce, Roland Barthes, Jean Baudrillard, Umberto Eco,
Leuwen, Danesi, Arthur Asa Berger dan masih banyak ahli lainnya, masing- masing memiliki spesifikasi ranah kajian yang berbeda-beda.
Roland Barthes dikenal sebagai salah satu seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean yang mengacu dengan menghubungkan antara penanda dan petanda pada sebuah tanda.
Hubungan antara penanda dan petanda ini bukanlah kesamaan tetapi ekuivalen, bukannya yang satu kemudian membawa pada yang lain tetapi korelasilah yang menyatukan keduanya. Roland Barthes menggungkapkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu dalam kurun waktu tertentu (Sobur, 2013:63)
Barthes juga meninjau lima kode tentang tanda, diantaranya, (1). Kode
Hermeneutik (Kode Teka-Teki) Kode teka-teki berkisar pada harapan pembaca untuk mendapatkan kebenaran bagi pertanyaan yang muncul dalam teks. Kode teka-teki merupakan unsur struktur yang utama dalam narasi tradisional. (2). Kode Semik (Makna Konotatif) Barthes melihat bahwa 14
konotasi kata atau frase tertentu dalam teks dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frase yang mirip. Barthes menganggap denotasi sebagai konotasi yang paling kuat dan paling akhir. (3). Kode Simbolik Merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat struktural, atau pascastruktural. Makna berasal dari oposisi biner atau pembedaan baik dalam taraf bunyi menjadi fenomena dalam proses produksi wicara, maupun taraf oposisi psikoseksual yang melalui proses. (4). Kode Proaretik (Logika
Tindakan) Kode tindakan atau lakuan dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Barthes melihat semua lakuan dapat dikodifikasi dan dipahami (5). Kode Gnomik (Kode Kultural) Kode ini merupakan acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefinisi oleh acuan ke apa yang telah diketahui.
Dalam teorinya Roland Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu denotasi dan konotasi. Roland Barthes menjadi satu-satunya ahli yang menyisipkan mitos dalam inti teorinya, pendekatan yang dilakukan dalam mengkaji semiotika bertingkat. Berikut ini adalah peta tanda dari Roland Barthes:
15
1. Signifier 2. Signified (Penanda) (Petanda)
3. Denotative Sign (Tanda Denotatif)
4. Connotative Signifier 5.Connotative Signified (Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
6. Connotative Sign(tanda konotatif)
Gambar 1.1 Peta Tanda Roland Sumber : (Sobur, 2013:69)
Dari peta Roland Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2).Namun pada saat yang bersamaan, tandadenotatif adalah juga penanda konotatif (4).
Denotasi (denotation) dalam peta Roland Barthes dijelaskan sebagai tatanan pertama pemaknaan karena menggambarkan hubungan di dalam tanda antara penanda (aspek fisik) dan petana (konsep mental). Proses signifikasi denotasi biasanya mengacu pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Denotasi adalalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti.
Konotasi (connotation) berkaitan dengan tatanan kedua dari pemaknaan, merujuk pada makna yang dapat diciptakan oleh objek yang 16
dilambangkan. (Denis, 2011:86). Makna konotatif adalah gabungan antara makna denotatif dengan segala gambar, ingatan, dan perasaan yang muncul ketika indera kita bersinggungaan dengan petanda. Sehingga akan terjadi interaksi saat petanda bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti. (Sobur; 2009:11)
Roland Barthes tidak sebatas memahami proses penandaan, tetapi dia juga melihat aspek lain dari penandaan, yaitu mitos (myth) yang menandai suatu masyarakat. Mitos atau mitologi sebenarnya merupakan istilah lain yang dipergunakan oleh Roland Barthes untuk ideologi. Mitologi ini merupakan level tertinggi dalam penelitian sebuah teks, dan merupakan rangkaian mitos yang hidup dalam sebuah kebudayaan. Menurut Roland
Barthes mitos berada pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem tanda-penanda-petanda, maka tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
Kontruksi penandaan pertama adalah bahasa, sedang kontruksi penandaan kedua merupakan mitos dan kontruksi penandaan tingkat kedua ini dipahami sebagai metabahasa (metalanguage). Perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri khas semiologinya yang membuka ranah baru semiologi, yakni penggalian lebih jauh penandaan untuk mencapai mitos yang bekerja dalam realitas keseharian masyarakat. (Basarah, 2009: 36) 17
2.2 MUSIK
Musik dalam esai Roland Barhes yang berjudul Musica Practica
(2010) Roland Barthes mengartikan musik kedalam dua jenis, yang pertama
musik didengar dan kedua musik yang dimainkan seseorang. Kedua musik ini
merupakan dua seni yang berbeda satu sama lain, yang memiliki nilai sejarah,
pengaruh sosiologis, estetika, dan erotiknya masing-masing. (Barthes,
2010:153)
Menurut Banoe (2003 : 288), musik yang berasal dari kata muse yaitu
salah satu dewa dalam mitologi Yunani Kuno bagi cabang seni dan ilmu;
dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa
musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai
suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia.
Menghayati musik dan menikmatinya merupakan aktivitas yang
menyenangkan dan bisa membuat kita nyaman. Efek inilah yang secara medis
dan psikologis menimbulkan reaksi positif pada kondisi fisik manusia,
termasuk kita. Musik sekarang juga merupakan bagian dari dunia komersial,
banyak orang sangat mementingkan bintang musik hari ini, begitu banyak
sehingga mereka dapat mencerminkan atau mencoba untuk mengubah opini
publik, atau membangun optimisme pendengarnya. Mereka menggunakan
musik sebagai bentuk komunikasi, dan seseorang pasti bisa belajar banyak
tentang seseorang dari jenis musik yang mereka dengarkan. Dan biasanya 18
karya-karya seseorang membuat musik sesuai dengan apa yang mereka
rasakan dan mereka fikirkan seusai dengan suasana hati mereka.
Musik sebagai media komunikasi artinya adalah, bagaimana
penggunaan musik sebagai sarana dalam penyampaian pesan. Sebagai contoh
yaitu, lagu menidurkan anak. Fungsi musik dalam konteks ini adalah sebagai
media komunikasi untuk mengekspresikan kecintaan orang tua dengan cara
menghibur anaknya melalui nyanyian – nyanyian, tentu harapannya adalah
anak mereka dapat tidur. Contoh lain dari hal serupa adalah lagu – lagu
tentang percintaan, yang selalu dipergunakan oleh sepasang kekasih demi
mengekspresikan perasaan mereka masing – masing dengan harapan dapat
memikat serta menjalin kasih sayang di antara mereka.
Walaupun pada kenyataanya musik yang dipergunakan pada dua
contoh ini dalam konteks komunikasi belum tentu berhasil sebagaimana yang
diharapkan, namun setidaknya sudah terjadi sebuah perlakuan komunikasi,
yang mana musik dijadikan sebagai perantaranya. Artinya disini telah terjadi
suatu proses perekayasaan dengan menggunakan media musik sebagai
pengantarnya.
2.3 LIRIK
Lirik adalah ungkapan perasaan pengarang. Lirik inilah yang sekarang
dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi 19
(curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekspresikannya (Noor, 2004 : 24).
Definisi lirik atau syair lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa.
Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa.
Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam.
Dalam fungsinya sebagai media komunikasi, lagu juga sering digunakan sebagai sarana untuk mengajak bersimpati tentang realitas yang sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif. Dengan demikian lagu juga dapat digunakan untuk bebagai tujuan, misalnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat seperti pada masa perjuangan, bahkan lagu dapat digunakan untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat. 20
2.4 MAKNA
Ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan
istilah yang membingungkan (Sobur, 2004:255). Orang-orang sering
menggunakan istiah pesan dan makna secara bergantian. Akan tetapi, ini
tidaklah benar jika dilihat dari sudut semantik. Dapat dikatakan, pesan “itu
tidak sama dengan makna” pesan bisa memiliki lebih dari satu makna, dan
beberapa pesan bisa memiliki satu makna.
Secara semiotika, pesan adalah penanda; dan maknanya adalah
petanda. Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan secara fisik dari satu sumber
ke penerimanya. Sedangkan makna dari pesan yang dikirimkan hanya bisa
ditentukan dalam kerangka-kerangka makna lainnya. Tak perlu lagi kiranya
dijelaskan bahwa hal ini juga akan menghasilkan pelbagai masalah
interpretasi dan pemahaman (Danesi, 2010:22).
2.5 PEREMPUAN DALAM MEDIA
Sunarto (2000:28) mendefinisikan media sebagai suatu agen
sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku khalayaknya. Penilaian
ini bukan tanpa alasan, karena media dalam hal ini bukanlah ranah yang netral
dimana berbagai kepentingan dan pemaknaaan dari berbagai kelompok akan
mendapat perlakuan yang sama dan seimbang. Artinya, media menyebarkan
pengaruh dan dominasi dari satu kelompok ke kelompok lain. 21
Citra perempuan adalah gambaran yang dimiliki setiap individu tentang perempuan. Baik berupa gambaran mental ataupun gambaran tingkah laku yang direpresentasikan oleh perempuan. Wujud citra perempuan ini dapat digabungkan dengan aspek fisis, psikis, dan sosial budaya dalam kehidupan perempuan yang melatarbelakangi terbentuknya wujud citra perempuan (Sugihastuti, 2000:43).
Sebagian besar media massa memuat produk yang mendefinisikan perempuan di seputar peran sebagai pilar rumah tangga dan figura yaitu manajer rumah tangga serta mengutamakan kesehatan dan kecantikan.
Adapun citra perempuan yang tergambarkan dalam sebuah media menurut
Tomogola (2008), citra perempuan yang berhasil dibentuk dalam media massa tersebut antara lain yaitu ; Citra Pigura. Perempuan sebagai sosok sempurna dengan bentuk tubuh ideal. Citra Pilar. Perempuan sebagai penyangga keutuhan dan penata rumah tangga. Citra Peraduan. Perempuan sebagai objek seksual. Citra Pinggan. Perempuan sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur. Citra Pergaulan. Perempuan sebagai sosok yang kurang aktif dalam bergaul.
22
2.6 KERANGKA BERFIKIR
Berikut adalah gambaran singkat mengenai analisis semiotika Citra
Perempuan simbolik pada lirik lagu Animals milik Maroon 5 :
Analisa Semiotika Citra Perempuan Dalam Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5
Lirik Lagu Animals
Semiotika Roland Barthes
Makna Denotasi, Makna Kode Pembacaan Konotasi, Mitos Roland Barthes
Citra Perempuan Dalam Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5
23
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Penelitian ini meneliti makna denotasi, konotasi dan mitos yang terkandung pada lirik lagu Animals milik Maroon 5. Sesuai dengan judul yang diambil, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2005) penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian pengertian penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
Selain menggunakan penelitian kualitatif, peneliti juga menggunakan metode deskriptif dimana menurut Nazir (1988:63) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini, peneliti ingin memberi gambaran berupa penjelasan makna dari citra perempuan yang digunakan sebagai tanda pada tiap bait lirik lagu Animals milik Maroon 5. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 SETTING OBJEK & WAKTU PENELITIAN
Pada penelitian lirik lagu Animals yang dipopulerkan oleh Maroon 5,
peniliti terlibat langsung dalam penelitian untuk memaknainya dalam lirik
lagu tersebut, karena penelitian ini merupakan penelitian semiotika dimana
objek penelitian tidak seperti yang dilakukan oleh peneliti lapangan melainkan
berdasarkan kutipan teks.
3.2 BENTUK & STRATEGI PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan
pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi
pada sebuah penelitian ini dengan wujud kata-kata daripada deretan angka
yang hanya berisikan peristiwa dan tidak menguji hipotesis yang bertujuan
menggambarkan karakteristik dari suatu peristiwa. Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah, berkembang apa adanya, tidak
dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi
dinamika pada objek tersebut.
Menurut Nazir (1988:63) metode deskriptif merupakan suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
24 25
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini, fenomena yang diteliti adalah meneliti makna di balik pesan lagu menggunakan metode semiotika. Metode semiotika ini memfokuskan pada tanda dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut.
Semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika
Roland Barthes yang memberikan peluang besar untuk membuat interprestasi alternatif terhadap kata-kata ataupun kalimat – kalimat yang memiliki makna denotatif makna yang mudah dipahami oleh siapapun dan biasanya terdapat dalam kamus bahasa Indonesia. Sedangkan makna konotatif adalah interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pengguna.
Dan mitos yang bercerita dimana suatu kebudayan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Untuk memahami signifikasi dari Roland Barthes tersebut lirik lagu Animals akan diartikan terlebih dahulu kedalam Bahasa Indonesia menggunakan kamus bahasa
Inggris.
26
3.3 SUMBER DATA
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data primer
dan data sekunder. Adapun sumber data primer dan data sekunder sebagai
berikut :
3.3.1 DATA PRIMER
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (Sangadji E.M & Sopiah, 2010:171).
Data dari penelitian ini bersumber dari data utama, yaitu dengan
memilih salah satu lirik lagu yang dipopulerkan oleh grup band
Maroon 5, pada album “V” yang rilis tahun 2014. Peneliti akan fokus
pada lirik lagu Animals milik Maroon 5.
3.3.2 DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan-
catatan dokumen dan juga sumber kepustakaan (Sangadji E.M &
Sopiah, 2010:172). Peneliti memilih referensi dari beberapa buku dan
website sebagai rujukan dan penguat data. Selain mencari data melalui
sumber-sumber pustaka atau sumber lain yang telah tersedia terkait
dengan penelitian.
27
3.4 TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh. Definisi dari sampling jenuh sendiri adalah teknik penentuan
sampel bila semua objek penelitian akan digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan karena penelitiannya relative kecil atau sedikit (Sugiyono,
2001:61).
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam melakukan pengumpulan data, teknik yang digunakan penulis
adalah sebagai berikut :
3.5.1 OBSERVASI NON PARTISIPAN
Observasi non partisipan merupakan suatu proses pengamatan
observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan
secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 :
161-162).
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
observasi non partisipan karena peneliti tidak ikut berpartisipasi di
dalam kehidupan penelitian. Penulis hanya mengamati lirik lagu yang
telah dilihat oleh penulis.
28
3.5.2 STUDI PUSTAKA
Studi pustaka merupakan suatu pembahasan berdasarkan pada
buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan
maupun sebagai dasar untuk menggunakan rumus-rumus tertentu
dalam menganalisa dan mendesain suatu struktur.
Sehubungan dengan tersebut, pengumpulan data dilakukan
peneliti dengan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, foto-foto, gambar, tulisan, maupun dokumen
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Mengumpulkan seluruh single, album dan cover yang
dihasilkan oleh grup band Maroon 5;
b) Memilih lirik lagu yang akan dianalisis;
c) Melakukan analisis.
3.6 VALIDITAS DATA
Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan pengembangan
validitas triangulasi data, triangulasi data merupakan cara pemeriksaan
keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006 : 29
92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi
yang dapat digunakan menurut Patton meliputi :
- Triangulasi Data
- Triangulasi Peneliti
- Triangulasi Metodologis
- Triangulasi Teoritis
Dalam penelitian ini untuk mengecek hasil penelitian dan
menguatkannya, peneliti menggunakan teknik Triangulasi Data. Teknik
Triangulasi Data dapat disebut juga sebagai Triangulasi Sumber. Cara ini
mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, ia berusaha
menggunakan berbagai sumber yang ada (Sutopo, 2006 : 93), dengan sumber
teks dan dokumen literatur dari berbagai sumber perpustakaan dan internet
yang menguatkan tentang Analisa Semiotika Citra Perempuan dalam lirik
lagu Animals milik Maroon 5
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data dalam penelitian ini merujuk pada usaha pencarian
makna yang tersembunyi dalam tanda yang terkandung pada lirik lagu yang
dipopulerkan oleh grup band Maroon 5 dalam album “V” menggunakan
pendekatan teori semiotika Roland Barthes. 30
Selanjutnya analisis data ini akan dilakukan dengan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait. Dengan menggunakan teori semiotika Roland yang lebih terfokus pada tanda yang berhubungan dengan objek penelitian. Model teori Roland memberi perhatian langsung pada tanda itu sendiri.
Dalam penelitian terhadap lirik lagu yang dipopulerkan oleh grup band
Maroon 5 ini, peneliti akan membuat interpretasi dengan membagi keseluruhan lirik lagu yang memiliki sebuah tanda yang kemudian dianalisis menggunakan teori semiotika dari Roland dimana terdapat tiga tingkatan yaitu denotatif, konotatif, dan mitos. Unsur-unsur tersebut akan dipisahkan untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasi terhadap lirik lagu yang dipopulerkan oleh grup band Maroon 5. Guna mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu Animlas milik Maroon 5, dimana tanda dan simbol tersebut dikaitkan dengan citra perempuan di dalam media khususnya dalam hal ini adalah lirik lagu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 GAMBARAN UMUM
4.1.1 SEKILAS TENTANG SEJARAH MUSIK
Sejarah musik dimulai pada abad ke – 2 dan ke – 3 SM.
Sejarah musik sudah ada sejak zama purbakala dan kemudian
dipergunakan untuk mengiringi upacara – upacara kepercayaan.
Kemudian, perubahan sejarah musik terjadi pada abad pertengahan
dikarenakan adanya perubahan keadaan dunia yang semakin
meningkat. Tidak berhenti sampai abad pertengahan, musik kemudian
memasuki zaman Renaisance yang berarti kelahiran kembali tingkat
kebudayaan tinggi yang sudah menghilang sejak zaman Romawi.
Kemajuan musik pada zaman ini ditunjukkan dengan adanya genre
musik baru, seperti Barok dan Rokoko.
Pada tahun 1750 setelah berakhirnya sejarah musik bergenre
Barok dan Rokoko, muncullah musik klasik. Musik ini memiliki ciri –
ciri pada penggunaan dinamikanya dari yang keras ke yang lembut.
Penggunaan accord 3 nada membuat pemakaian ornamentiknya
dibatasi. Di zaman modern ini musik sudah masuk ke berbagai
elektronik dengan berbagai macam aliran musik seperti pop, rock,
31 32
jazz, hip hop, RnB dan segala jenis aliran musik lainnya yang ada di
seluruh dunia.
4.1.2 SEKILAS TENTANG MAROON 5
Maroon 5 merupakan band pop rock alternatif asal California,
Los Angeles, Amerika Serikat. Mulanya band ini dibentuk oleh Adam
Levine (vocal), Jesse Carmichael (gitar), Mickey Madden (bass)
dan Ryan Dusick (drum) dengan nama Kara's Flowers pada tahun
1994.
Band ini memulai penampilan pertamanya di depan publik saat
menghadiri acara Whisky A Go Go di West Hollywood, 1995. Setelah
itu mereka mulai aktif manggung dari klub satu ke klub lainnya di
California. Perjuangan mereka ternyata menarik perhatian dari
produser perusahaan rekaman, Reprise Records.
Akhirnya mereka mampu merilis debut album berjudul "The
Fourth World" (1997) di bawah bendera Reprise Records. Namun tak
berapa lama kemudian, perusahaan rekaman ini memutuskan
kontraknya dengan Kara's Flowers karena album mereka kurang laku
di pasaran. Kegagalan tersebut membuat Kara's Flower memutuskan
untuk vakum terlebih dahulu. Kala itu Ryan dan Mickey memilih
belajar di UCLA sedangkan Adam dan Jesse kuliah di Five Towns
College, New York. 33
Memasuki masa kuliah ternyata tak membuat keinginan mereka untuk bermusik memudar. Akhirnya mereka memilih untuk kembali ke kampung halaman, Los Angeles. Di sana mereka kembali menghidupkan band dengan mengganti namanya menjadi Maroon 5 dan menambah satu personil James Valentine.
Maroon 5 merilis album pertama mereka berjudul "Songs
About Jane" (2002). Album tersebut menuai sukses besar dengan beberapa single andalannnya seperti "This Love" dan "She Will Be
Loved". Lagu-lagu dalam album tersebut kebanyakan merupakan ciptaan Adam yang terinspirasi dari mantan kekasihnya, Jane. Berkat album tersebut juga, Maroon 5 berhasil meraih trofi Best Pop
Performance by a Duo or Group with Vocals di ajang Grammy
Awards 2005.
Maroon 5 kembali merilis album keduanya, "It Won't Be Soon
Before Long", Mei 2007. Sayangnya di album ini, sang drummer,
Ryan Dusick, harus meninggalkan Maroon 5 akibat masalah kesehatan. Posisi Ryan kemudian digantikan oleh Matt Flynn. Single andalan mereka yang berjudul "Makes Me Wonder" berhasil merajai tangga lagu iTunes beberapa negara. Mereka juga merilis single andalan berikutnya bersama Rihanna lewat "If I Never See Your Face
Again". Setelah itu Maroon 5 sibuk berkeliling dunia lewat konser bertajuk "It Won't Be Soon Before Long". 34
Maroon 5 kembali menggebrak panggung musik lewat album ketiganya yang berjudul "Hands All Over" (2010) dengan single andalan. "Misery". Tak berselang lama, mereka menggandeng Christina Aguilera untuk duet dalam single barunya
"Moves like Jagger" (2011). Single ini sukses besar di pasaran dengan berhasil menjawarai tangga lagu Billboard Hot 100. Di tahun yang sama, mereka juga turut serta menyumbang soundtrack film "The
Hunger Games" yang berjudul "Come Away to the Water".
Maroon 5 kembali dengan album keempatnya "Overexposed"
(2012). Sayangnya Jesse absen di album ini untuk fokus dalam studinya. Kali ini mereka menggandeng rapper Wiz Khalifa untuk berduet dalam single "Payphone". Single keduanya yang berjudul
"One More Night" rilis beberapa bulan kemudian dan sukses merajai
Billboard Hot 100 selama 9 minggu berturut-turut bersaing ketat dengan PSY ("Gangnam Style").
Jesse kembali bersama Maroon 5 lewat single ketiga
"Overexposed" yang berjudul "Daylight". Video klip "Daylight" dibuat istimewa karena melibatkan beberapa fans Maroon 5 yang menyanyikannya dengan cara-cara yang unik. Tak lama kemudian mereka merilis single keempatnya yang berjudul "Love Somebody" dan mengadakan konser bertajuk "Honda Civic Tour" bersama Kelly
Clarkson. 35
4.1.3 SEKILAS TENTANG ALBUM “V”
“V” adalah album kelima band Amerika Maroon 5. Album ini
dirilis pada 29 Agustus 2014, oleh 222 Records dan Interscope
Records. “V” adalah album pertama Maroon 5 yang akan dirilis
melalui Interscope setelah label band sebelumnya, A&M Octone
Records, management memindahkan Maroon 5 bersama dengan
sebagian besar artisnya ke Interscope. Album ini juga melihat
kembalinya keyboardis / gitaris ritme / vokalis backing Jesse
Carmichael setelah ketidakhadirannya dari rekaman, tur dan promosi
Overexposed (2012).
Album “V” pada awal debutnya sudah masuk chart Billboard
200 diAmerika, dengan menjual 164.000 kopi di minggu pertama.
Album ini menghasilkan 12 singgle dimana ada tiga single yang
menjadi hit, "Maps", "Animals", dan "Sugar", memuncak di nomor 6,
nomor 3, dan nomor 2 Billboard Hot 100 Amerika. Pada 2015, band
ini merilis ulang album untuk memasukkan lagu "This Summer's
Gonna Hurt like a MotherFucker". Dalam album “ V” ini juga
menampilkan kolaborasi dengan Gwen Stefani yang disebut "My
Heart Is Open", yang ditulis bersama Sia Furler.
Cover album untuk “V” dibuat oleh fotografer Korea Selatan
Lee Jung. Dengan fitur crosstube menyala neon ukuran 1,3 m,
dibentuk dalam bentuk angka romawi untuk “V” sebagai judul album. 36
Layar neon merah ditempatkan di depan reservoir di Provinsi
Gyeonggi, dengan gunung sebagai latar belakangnya. Logo Maroon 5 tampak tidak fokus di bagian latar belakang seperti sebuah tanda bertengger di sisi gunung, mirip dengan simbol Hollywood yang terkenal.
Gambar 1.1 Album kelima Maroon 5, “V”
Di Amerika Serikat, debut albumnya memuncaki nomor satu di
Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama 164.000 kopi, dan mendapatkan album nomor satu di Amerika, ini adalah pertama kali dibandingkan Album kedua mereka yang di rilis pertama sejak tahun
2007. Dan tidak lama pada Agustus 2015, telah terjual lebih dari satu juta kopi di Ameria. Di Kanada, album ini juga memulai debutnya di nomor satu di Canadian Albums Chart, dengan 15.000 kopi terjual selama seminggu. Dalam minggu kedua, album ini tetap di nomor satu 37
dengan 7.700 kopi. Maroon 5 kemudian mengadakan tur keliling
dunia pada 2015 yang bertajuk “Maroon V Tour” untuk mendukung
album kelima mereka. Tur ini berlangsung di Amerika Utara, Eropa,
Afrika, Asia, dan Oseania.
4.1.4 SEKILAS TENTANG LAGU ANIMALS
Lagu Animals menjadi salah satu lagu andalan band Maroon 5
dalam album kelima mereka “V”. Seperti lagu-lagu lain khas Maroon
5 yang energik dan bergenre dance pop rock, lagu ini pun menjadi hits.
Sebagai bukti, Animals yang dirilis pada Agustus 2014 silam, sukses
menembus peringkat ketiga daftar lagu teratas Billboard Hot 100.
Selain itu menurut versi Rolling Stone single Animals menjajaki
peringkat 32 dari 50 lagu terbaik di akhir tahun 2014.
Lirik lagu Animals ditulis sendiri oleh Adam Levine bersama
Benny Blanco dan Shellback, sebagai single kedua dari album “V”
rupanya Maroon 5 melanjutkan teritori pop catchy-nya untuk album
mereka. Tentu saja dengan hadirnya Benny Blanco dan Shellback
berada di belakangnya, tidak usah diragukan lagi untuk kekuatan
Animals dalam mengejar semangat catchy dengan killer hook-nya.
Lagu Animals memang bertujuan menciptakan pop anthem terbaru
seperti Like it or not, dan kemungkinan besar misi tersebut sukses
dilaksanakan. Gelagat itu sudah ditunjukkan semenjak lagu Animals 38
dibuka dengan Adam Levine menerjang dalam nada tinggi, sementara notasi bermain-main dalam intonasi yang fluktuatif, tapi tetap catchy tadi.
Video musiknya sendiri dirilis pada 29 September 2014 di
Vevo. Disutradarai oleh Samuel Bayer, video ini menampilkan Adam
Levine dan istrinya, Behati Prinsloo yang mengisahkan sensualitas cinta dalam bentuk berbeda, oleh karena isi dari video Animals ini banyak menuai pro kontra di masyarakat sebut saja Jessica Valenti dari The Guardian yang mengkritik video Animals karena berusaha membuat kekerasan terhadap perempuan tampak "nyata" seperti menunjukkan perempuan diuntit, diburu, diperkosa atau dibunuh karena hal itu dapat menimpa permpuan setiap hari.
Gambar 1.2 Album kelima Maroon 5, “V”
39
4.2 TEMUAN PENELITIAN
Dalam penelitian lirik lagu Animals yang dinyanyikan oleh grup band
Maroon 5, penulis akan menafsirkan makna yang terkandung dalam lirik lagu
tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori dari Roland
Barthes, Hal ini digunakan peneliti untuk melihat dan mengetahui bagaimana
citra perempuan dibentuk dalam suatu lirik lagu, dalam hal ini yaitu lirik lagu
Animals milik Maroon 5. Pada tahap awal teks akan dianalisis dengan
menggunakan semiotika model Roland Barthes, yaitu model sistematis dalam
menganalisis makna dengan tanda - tanda. Fokus perhatiannya tertuju kepada
gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam
sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthers menyebutnya sebagai
denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Sedangkan signifikasi tahap
kedua yang disebut konotasi dan juga memasukkan unsur mitos di dalamnya
(Fieske 1990:72)
Begitu juga dengan lirik lagu Animals yang mengalami proses
signifikasi dua tahap (two step of significations) karena dalam lirik lagu
tersebut menggambarkan suatu makna konotatif dan realitas sosial yang
terjadi di dalam masyarakat kita. Denotasi dari lirik lagu Animals adalah
semua teks yang sudah diartikan kedalam bahasa Indonesia. sedangkan
konotasi dari lirik lagu tersebut adalah penggambaran dari realitas sosial. 40
4.2.1 Analisa Makna Denotasi Lirik Lagu Animals
Berikut ini makna denotasi dari peneliti tentang keempat bait
lagu Animlas yang dinyanyikan oleh grup band Maroon5 :
Bait 1
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down eat you alive Just like animals Animals Like animals-mals Kasih, kan kumangsa dirimu malam ini Memburumu, memakanmu hidup-hidup Seperti binatang, binatang Seperti binatang
Bait 2
Maybe you think that you can hide I can smell your scent for miles Just like animals Animals Like animals-mals Baby I'm Mungkin kau pikir bisa sembunyi Bau bisa kucium dari bermil-mil jauhnya Seperti binatang, binatang Seperti binatang, kasih aku...
Bait 3
So what you trying to do to me It's like we can't stop, we're enemies 41
But we get along when I'm inside you, eh You're like a drug that's killing me I cut you out entirely But I get so high when I'm inside you Jadi, apa yang sedang coba kau lakukan padaku? Seolah kita tak bisa berhenti, kita adalah musuh Tapi kita akur saat aku di dalam dirimu Kau seperti obat, yang membunuhku Kupotong dirimu sepenuhnya tapi aku begitu senang saat aku ada di dalam dirimu
Bait 4
Yeah you can start over you can run free You can find other fish in the sea You can pretend it's meant to be But you can't stay away from me I can still hear you making that sound Taking me down rolling on the ground You can pretend that it was me But no, oh Yeah, kau boleh mulai dari awal lagi, kau boleh lari bebaskan diri Kau boleh temukan ikan lain di lautan Kau boleh pura-pura begini takdirnya, tapi kau tak bisa menjauh dariku Masih bisa kudengar kau bersuara, membawaku berguling-guling di tanah Kau boleh berpura-pura dia itu aku, tapi tidak
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap lirik lagu Animals maka hasil pengamatan tersebut kemudian akan disajikan pemaknaannya, setelah itu akan diketahui pesan yang terkandung didalamnya tentang
Penggambaran Citra Perempuan Pada Lirik Lagu Animals yang akan diinterprestasikan dan dianalisis berdasarkan atas landasan teori dari Roland 42
Barthes, untuk mengetahui pengungkapan pemaknaan yang nantinya dalam hasil pemaknaan tersebut akan mengandung sebuah penggambaran citra perempuan dalam sebuah media, dalam hal ini lirik.
Tanda-tanda berupa tulisan, terdiri dari kata-kata tersebut akan dipenggal-penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia (satuan bacaan) yang dapat berupa kata, beberapa kalimat, sebuah paragraf atau beberapa paragraf, untuk dikategorikan ke dalam lima kode pembacaan Barthes, sehingga dapat diketahui bagaimana Penggambaran Citra Perempuan dalam lirik lagu tersebut.
4.2.2 Lima Kode Pembacaan Roland Barthes
Berikut adalah kode-kode pembacaan dalam lirik lagu Animals
Milik Maroon 5 :
a. Kode Hermeneutik ( teka – teki )
Kalimat “Hunt you down” pada bait ke-1 kalimat ke-1 termasuk
kode hermeunitik karena dalam kalimat tersebut mengandung
pernyataan bahwa siapa yang memangsa?. Kalimat “Just Like
Animals”pada bait ke-1 kalimat ke-3 termasuk kode hermeunitik
karena dalam kalimat tersebut mengandung artian siapa yang
seperti binatang buruan?. Kalimat “You think that you can hide”
pada bait ke-2 kalimat ke-1 termasuk kode hermeunitik karena
dalam kalimat tersebut mengandung pernyataan bahwa siapa yang 43
tidak bisa bersembunyi?. Kalimat “It’s like we can’t stop” pada
bait ke-3 kalimat ke-2 termasuk kode hermeunitik, karena kalimat
tersebut berusaha menjelaskan tidak bias berhenti terhadap apa?.
Kalimat “Can pretend it's meant to be” pada bait ke-4 kalimat ke-
3 termasuk kode hermeunitik karena dalam kalimat ini mencoba
menjelaskan bahwa berpura-pura seperti apa yang dianggap?
b. Kode Semik
Pada kalimat “Baby I’am preying on you tonight” pada bait ke-1
kalimat ke-2 termasuk kode semik, karena kalimat tersebut
menunjukan isyarat bahwa setiap malam menguntit kemanapun si
perempuan pergi. Pada kalimat “we're enemies” pada bait ke-3
kalimat ke-2 termasuk kode semik atau konotasi, karena dalam
kalimat tersebut menggambarkan perempuan dan laki-laki seperti
mangsa dan pemangsa yang tak pernah akur. Kalimat “you’re like
a drug” pada bait ke-3 kalimat ke-4 termasuk kode semik atau
konotasi, karena kalimat tersebut menjelaskan si perempuan ibarat
candu bagi sosok lelaki. Pada kalimat “You can find other fish in
the sea” pada bait ke-4 kalimat ke-2 termasuk kode semik atau
konotasi, karena kalimat tersebut menunjukkan isyarat kalau sosok
kau kesal, kau boleh merayu lelaki lain.
44
c. Kode Simbolik
Pada kata “Animals”, termasuk kode simbolik karena didalam
lirik lagu ini mengandung tema tentang ketidakbedayaan
perempuan terhadap laki-laki, dimana perempuan diibaratakan
seperti hewan buruan.
d. Kode Proaretik
Pada kalimat “I’am preying on you tonight” pada bait ke-1
kalimat ke-1 termasuk kode proaretik atau tindakan, karena dalam
kalimat tersebut menjelaskan bahwa laki-laki selalu menguntit
kemanapu si wanita pergi. Pada kalimat “I’ts like we can’t stop,
we’re enemiers” pada bait ke-2 kalimat ke-2 termasuk kode
proaretik atau tindakan ,karena dalam kalimat tersebut
menjelaskan bahwa si perempuan tidak akan pernah bisa
menghentikan silelaki, yang seperti mangsa dan pemangsa, tak
akan pernah akur selamanya. Kalimat “You can start over you can
run free” pada bait ke-4 kalimat ke-1 termasuk kode proaretik atau
tindakan karena dalam kalimat tersebut si perempuan bisa saja
berpura-pura semua ini tidak terjadi, dan berpura-pura silelaki
tidak mendekati. Kalimat “But you can’t stay away from me”
pada bait ke- 4 kalimat ke-4 termasuk kode proaretik atau
tindakan, karena dalam kalimat tersebut menjelaskan bahwa si 45
perempuan tidak akan bisa menjauh dari laki-laki, dan akan tetap
tahu semua gerak-gerik sepermpuan.
e. Kode Kultural
Pada lirik “just like animals” kalimat ke-1 termasuk kode
kultural, karena mencerminkan suatu realitas sosial yang terjadi
mengalami pergeseran budaya dalam menjalin suatu hubungan
sebagai sepasang kekasih. Lelaki dianggap lebih dominan
dibandingan dengan perempuan dan perempuan dianggap sebagai
objek pemuas lelaki.
4.2.3 Analisa Makna Konotasi Lirik Lagu Animals
Setiap kata tentu mengandung makna denotatif maupun makna
konotatif. Makna denotatif ialah suatu konsep mental yang telah
disepakati bersama oleh masyarakat. Disini peneliti berpedoman pada
Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk menentukan makna yang telah
disepakati bersama tersebut (makna denotatif). yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perassaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. (Fiske, 1990:72). Jadi, peneliti subyektif untuk
menentukan makna konotatif sesuai nilai-nilai dan kebudayaan yang 46
dianut oleh peneliti. Berikut analisa makna konotatif dalam lirik lagu
Animals :
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down eat you alive Just like animals Animals Like animals-mals
Makna konotasi bait pertama lirik lagu Animals ini menggambarkan ketidakberdayaan perempuan terhadap laki - laki, hal ini dibuktikan lewat lirik yang mengandung arti bahwa perempuan dijadikan sebagai mangsa buruan predator yang akan selalu megawasi, mengikuti dan juga memburunya bahkan mencabik - cabik tubuhnya serta menelannya hidup - hidup. Dalam bait pertama ini juga menunjukkan bahwa perempuan akan selalu berada dalam pengawasan laki - laki, artinya kekuasaan mutlak ada ditangan laki - laki dan perempuan hanya dijadikan objek pemuas nafsu liar laki - laki.
Maybe you think that you can hide I can smell your scent for miles Just like animals Animals Like animals-mals Baby I'm
47
Dalam bait kedua lirik lagu Animals memberikan sebuah penggambaran konotasi perempuan sebagai sosok yang tidak memiliki kuasa untuk melawan kebuasan dari kekasihnya, perempuan sebagai sosok yang tetap akan berada dalam naungan kuasa laki - laki saat menjalani hubungan percintaan. Selain itu, perempuan digambarkan seperti sosok yang lemah yang tidak mampu melawan kehendak kekasihnya dalam hal ini perempuan juga digambarkan sebagi hewan buruan yang diburu oleh sang predator.
So what you trying to do to me It's like we can't stop, we're enemies But we get along when I'm inside you, eh You're like a drug that's killing me I cut you out Entirely But I get so high when I'm inside you
Dalam bait ketiga, jika diartikan secara konotasi setiap penggalan liriknya masih mengandung arti bahwa perempuan memang diciptakan sebagai pelemah yang membuat laki - laki yang mencintainya perlahan akan terbunuh karena candu dari sang perempuan tetapi tetap tidak bisa menghilangkan kebuasan nafsu liar laki - laki saat ia berada dekat dengan wanita, dikoyak diartikan bagaikan cara binatang dalam menikmati santapan atau buruannya. Artinya, begitulah cara laki - laki dalam memuaskan hasrat atau nafsu liarnya kepada perempuan yang 48
dicintainya tak peduli sesakit apa yang dirasakan oleh perempuan tersebut.
Yeah you can start over you can run free You can find other fish in the sea You can pretend it's meant to be But you can't stay away from me I can still hear you making that sound Taking me down rolling on the ground You can pretend that it was me But no, oh
Keseluruhan lirik pada bait keempat ini menggambarkan makna konotasi perempuan sebenarnya bisa lepas dan membebaskan diri dari jeratan nafsu liar laki - laki yang mencintainya. Namun tetap tidak bisa lepas meskipun mencobanya berkali - kali, dengan usaha yang sangat kuat, layaknya binatang buruan yang kerap menggulingkan dan menjatuhkan musuhnya untuk terlepas dari buruan sang predator. Dalam bait lirik lagu ini juga memberikan gambaran bahwa pada dasarnya perempuan tetap tidak bisa lepas dari terkaman lelaki yang dicintainya sekalipun ia mencoba untuk melawan takdir karena semua yang dilakukan oleh lelaki yang dicintainya ini adalah bukan kehendaknya, melainkan karena adanya sang predator ganas yang tinggal menetap di dalam diri laki - laki yang dicintainya tersebut. Layaknya binatang buruan yang sedang “dinikmati” dan hanya bisa terdiam menikmati setiap kesakitan yang dirasakan dihasilkan oleh predator, membuat 49
penggambaran perempuan dalam lirik terakhir ini menjadi semakin
menyedihkan juga menyakitkan. Perempuan semakin diperjelas dengan
citranya yang digambarkan hanya sebagai mangsa yang tidak bisa
berkutik saat sang predator mulai memangsanya, bahkan untuk
berbohong tidak menikmati pun, perempuan tidak bisa.
4.2.4 Analisa Pembentukan Mitos Lirik Lagu Animals
Untuk mengingat kembali model semiotika Roland Barthes
yang membahas pemaknaan atas tanda dengan menggunakan aktivitas
penandaan yang tidak hanya berhenti pada makna denotasi (makna
sebenarnya), namun bisa berkembang ke tahap konotasi yaitu makna
baru yang diberikan oleh pemakai tanda sesuai dengan keinginan, latar
belakang pengetahuan yang ada di dalam masyarakatnya. Dan apabila
konotasi ini menetap lama di dalam masyarakat, maka besar
kemungkinan dapat menjadi mitos. Mitos yang dimaksudkan di sini
adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa
aspek tentang realitas (Sobur, 2013:128).
Berdasarkan pada kode-kode yang terbentuk dalam anilasa lirik
lagu Animals dalam lima kode pembacaan, dapat dikatakan secara
keseluruhan lirik lagu Animals yang diciptakan oleh Adam Levine
bersama Benny Blanco dan Shellback ini mengantarkan kita pada 50
suatu mitos terhadap ketidakberdayaan perempuan terhadap laki – laki dan hanya menjadi objek pemuas laki-laki, dimana perempuan digambarkan sebagai hewan buruan oleh predator yang akan selalu di awasi, dikuti dan juga diburu bahkan dicabik-cabik tubuhnya serta menelannya hidup - hidup.
Hal ini terlihat jelas dalam kode simbolik pada lirik lagu ini karena dalam lagu ini terdapat kata “Animals” yang menandakan sebuah gambaran akan sebuah binatang, binatang disini sendiri secara kode semik memberikan sebuah penggambaran tentang ketidakbedayaan perempuan terhadap laki-laki yang mengibaratkan perempuan seperti hewan buruan yang layak untuk diburu dan dimangsa oleh predator. Terlebih terlihat dalam kode kultur yang semakin menguatkan mitos itu sendiri, dimana lirik lagu Animals mencerminkan sebuah realitas sosial yang mengalami pergeseran budya yang menganggap laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam lagu Animals penyanyi sekaligus pencipta lagu Adam
Levine menunjukan konsep mitos bahwa begitulah cara laki- laki dalam memuaskan hasrat atau nafsu liarnya kepada perempuan yang dicintainya tak peduli sesakit apa yang dirasakan oleh perempuan tersebut. Seorang perempuan hanyalah dijadikan sebagai objek yang dapat ditindas dan diperlakukan sewenang-wenang. 51
4.3 PEMBAHASAN
Sebagai sebuah teks, lirik lagu dapat menjadi media bagi seseorang
untuk berbagi pengalaman dan perasaan, ataupun sebagai media untuk
menyampaikan pandangan tertentu. Menurut Musyafak, maraknya lirik-lirik
lagu yang mengkonstruksi hubungan laki-laki dan perempuan dengan isinya
yang timpang adalah bentuk hegemoni lagu. Begitu juga dengan lirik lagu
Animals yang memperlihatkan bagaimana citra perempuan digambarkan
dalam sebuah hubungan laki-laki dan perempuan yang menampilkan citra
perempuan sebagai objek pemuas kebuasan laki-laki, berikut Penggalan lirik
lagunya
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down eat you alive Just like animals Animals Like animals-mals
Penggalan bait lagu tersebut sangat jelas menggambarkan perbedaan
posisi antara laki-laki dan perempuan. Lagu tersebut memberikan ilustrasi
bahwa laki-laki ditakdirkan untuk berkuasa, sedangkan perempuan diyakini
sebagai sosok yang lemah dan hanya sebagai objek pemuas kebuasan laki-laki.
Lirik lagu Animals dapat menjadi media untuk melanggengkan
pandangan-pandangan tertentu tentang perempuan di masyarakat. Dalam lagu
ini, perempuan secara stereotip digambarkan sebagai makhluk yang selalu 52
tidak berdaya terhadap laki-laki tidak dapat menghindar dari kebuasan sang laki-laki meski sekeras apapun dia mencoba dia menghindar dia akan tetap kembali pada sang laki-laki. dan kedudukannya berada di bawah laki-laki.
Lirik-lirik lagu Animals ini memberi stigma buruk pada kaum perempuan tersebut menjadi tersamarkan oleh indahnya iringan aransemen musik, serta iramanya yang menghanyutkan.
Dalam kemasan yang anggun dan indah itu secara tidak sadar para pendengar lagu mendukung produk ideologi patriarki dengan menikmati lagu- lagu itu. Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa sebuah lirik lagu sebenarnya sangat strategis dan dapat memberi pengaruh besar untuk menanamkan pemahaman atau ideologi tertentu pada pembaca.
Lirik lagu Animals yang dinyanyikan oleh grup band Maroon 5,
penulis menafsirkan citra perempuan dalam sebuah media dari lagu Animals,
yang dianalisa dengan menggunakan semiotika dari Roland Barthes yang
fokus utamanya pada signifikasi dua tahahap (two order of signification) ini
dimana tahap pertama dari penelitian ini untuk mengetahui makna denotasi
dalam lirik lagu Animals. Secara eksplisit memberikan penggambaran bahwa
perempuan adalah sosok yang erat kaitannya dengan citra peraduan;
perempuan sebagai objek seksual, yang akan selalu menjadi objek seksual laki
- laki dalam sebuah media, khusunya dalam hal ini adalah dalam lirik lagu. 53
Lirik lagu Animals ini secara keseluruhan menceritakan tentang bagaimana kedahsayatan nafsu liar laki – laki kepada kekasih hatinya, memburu, memangsa, mencabik, mengendus yang merupakan sebuah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh binatang buas yang ditakuti di alam liar dan dimiliki oleh laki – laki.
Sementara itu, perempuan hanya digambarkan sebagai seorang yang disamakan seperti mangsa buruan predator yang jelas tidak akan bisa melawan, akan selalu mengalah, menyerah dan juga tersakiti bahkan hingga terbunuh hanya untuk memenuhi hasrat atau nafsu yang sangat buas dari lelaki yang dicintainya. Lirik lagu ini juga memberikan gambaran bagaimana posisi ataupun citra perempuan di mata laki – laki, dalam hal ini erat kaitannya dengan citra pergaulan dimana permpuan sebagai sosok yang sangat pasif dalam menjalani sebuah kisah cinta.
Mitos dalam Lagu Animals yang memberikan gambaran bagaimana posisi ataupun citra perempuan di mata laki sebagai sosok yang tetap akan berada dalam naungan kuasa laki - laki saat menjalani hubungan percintaan.
Hal ini terbukti dengan penggalan lirik lagu yang dinyanyikan dalam bait I, dan II lagu Animals :
Baby I'm preying on you tonight Hunt you down, eat you alive Maybe you think that you can hide
54
Dalam beberapa bait lirik lagu Animals ini, perempuan sangat kuat digambarkan sebagai objek pemuas nafsu laki - laki, dengan memangsa, memburu dan memakannya hidup - hidup, dan membuat si perempuan tidak bisa bersembunyi.
Sedangkan makna konotasi sebagai bentuk penilitian tahap kedua dalam lirik lagu Animals inilah yang menjadi gambaran bagaimana posisi ataupun citra perempuan di mata laki - laki dalam kaitannya sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai. Ini lah yang kemudian menggiring perempuan ke dalam citra peraduan, yang menggambarkan perempuan sebagai objek seksual dalam ketidakberdayaan perempuan terhadap laki - laki. Selain itu juga perempuan digamabarkan dalam citra pergaulan hal ini dapat dilihat dari bait ke IV lagu Animals.
You can find other fish in the sea
Ini memberikan penggambaran bahwa perempuan memiliki kuasa untuk jatuh cinta kepada lelaki yang lain namun tetap tidak terlepas dari jerat cinta sang lelaki karena perempuan digambarkan sebagai sosok yang akan selalu berada di bawah kuasa laki - laki.
Yeah you can start over, you can run free You can pretend it's meant to be But you can't stay away from me
55
Kalimat selanjutnya dalam lirik lagu dibait keempat ini semakin menguatkan posisi wanita di mata laki - laki sebagai sosok yang sangat pasif dalam menjalani sebuah kisah cinta. Tidak bisa menjauh, tidak bisa terlepas, dan tidak bisa melarikan diri dari sang kekasih
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Lirik lagu Animals yang diciptakan dan dinyanyikan oleh grup band
Maroon 5 ini merupakan sebuah lirik lagu yang didalamnya menggambarkan
sebuah citra dari perempuan dalam sebuah media, dalam hal ini adalah lirik
lagu.
Berdasarkan judul skripsi “Analisa Semiotika Citra Perempuan Dalam
Lirik Lagu Animals Milik Maroon 5” dan dari hasil deskripsi dari penjelasan
pada bab sebelumnya, secara keseluruhan lagu ini memberikan bagaimana
sebuah citra perempuan digambarkan, secara teriotap dimana dalam sebuah
media, perempuan tidak akan terlepas dari sebuah citra. Adapun citra
perempuan yang digambarkan dalam lirik lagu Animals yaitu citra peraduan,
dimana perempuan sebagai objek pemuas lelaki, yang selalu akan di mangsa
dan diburu layaknya hewan buruan. Terlebuh kata Animals dalam bahasa
Indonesia memiliki arti Hewan, yaitu sebagai makna konotasi dari hewan
buruan yang menggabarkan perempuan adalah binatang buruang yang selalu
diburu oleh pemburu yang menggambarkan sosok laki - laki.
56 57
Tak hanya itu dalam lirik lagu Animals, perempuan juga digambarkan
dalam citra pergaulan yang semakin menguatkan posisi wanita di mata laki –
laki sebagai sosok yang sangat pasif dalam menjalani sebuah kisah cinta.
Perempuan tidak bisa menjauh, tidak bisa terlepas, dan tidak bisa melarikan
diri dari sang kekasih..
5.2 IMPLIKASI
5.2.1 IMPLIKASI TEORITIS
Berdasarkan penelitian di atas, secara etimologis simbol
berasal dari kata Yunani, “sym-ballein” yang berarti melemparkan
bersama sesuatu (benda, perbuatan) dan dikaitkan dengan suatu ide.
Maka secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna
atau arti dari sebuah simbol yang dikaitkan dengan lirik lagu, seperti
pada lagu Animals milik Maroon 5.
5.2.2 IMPLIKASI PRAKTIS
Secara praktis, penelitian ini memberi gambaran tentang
bagaimana citra perempuan yang terdapat pada lirik lagu Animals yang
dibawakan oleh grup band Maroon 5.
58
5.3 SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka
peneliti memberi saran sebagai berikut :
5.3.1 SARAN TEORITIS
Untuk peneliti baru yang ingin menganalisis makna simbolik
pada sebuah lirik lagu diharapkan untuk bisa menemukan sesuatu yang
lebih menarik dari peneliti lakukan sebelumnya. Peneliti baru juga bisa
menggunakan teori lain yang mendukung analisisnya dan menjadikan
penelitian ini sebagai dasar acuan.
5.3.2 SARAN PRAKTIS
Saran untuk pendengar musik, agar bisa lebih memahami
makna yang ada pada lirik lagu lewat simbol atau tanda yang
digunakan. Terkadang si pencipta lagu tidak ingin menunjukkan
secara langsung isi pesan yang dimaksud, tetapi dengan menggunakan
sebuah kiasan atau bahkan simbol atau tanda.
. DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ardianto, E., & Anees, B. Q. 2014. FILSAFAT KOMUNIKASI. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Barthes, Roland. 2010. Imaji, Musik, Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film, Musik, Alkitab,Penulisan dan Pembacaan Kritik Sastra. Yogyakarta: Jalasutra.
Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar
Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Komanto Sunarto. 2000; Pengantar Sosiologi, Edisi Kedua, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas ekonomi.
M. Nazir. 1988. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Margono S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
McQuail, Dennis. 2010. Mcquaill Mass Communication Theory. London:
Sage Publication.
M. E Sangadji. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Andi.
59 60
Mochamad Basarah 2009, Prosedur Alternatif Penyelesaian Sengketa
Arbitrase Tradisionaldan Modern (Online), Bandung: PT. Gwika
Wahana Karya Gratifika
Noor Redyanto. 2005. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo
Pono Banoe. 2003. KamusMusik. Yogyakarta: Kanisius, hal. 288
Sugiyono. 2001. Metode Penilaian. Bandung: Alfabeta.
Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita: Perspektif Sajak – Sajak Toeti
Heraty. Bandung: Penerbit Nuansa.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS