Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 19 REPRESENTASI PEREMPUAN DI PARLEMEN HASIL PEMILU 2019: TANTANGAN DAN PELUANG

WOMEN’S REPRESENTATION IN THE 2019 PARLIAMENT ELECTION: CHALLENGES AND OPPORTUNITIES

Juniar Laraswanda Umagapi (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Nusantara II, Lantai 2, DPR RI Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, 10270, Indonesia; email: [email protected])

Naskah diterima: 16 September 2019, direvisi: 23 Desember 2019, disetujui: 31 Maret 2020

Abstract The adoption of a 30% quota hasn't been able to reach 30% women's representation in parliament even though political parties follow the quota and zipper system rules. The issue of women’s representation becomes very important because many policies are considered not in favor of women such as the Bill on the Elimination of Sexual Violence should be end here Despite the inability to reach the targeted quota, there has been an increased in women's participation this year. Special attention is needed to the problem of women’s representation in politics. in his writings on obstacles to women’s political participation in Indonesia explains how culture, the selection process of political parties, the media, organizational networks that influence women’s representation in politics. Ani Widyani Soetjipto also generally defines affirmative action as a pro-active action to eliminate discrimination against a social group that still left behind. This study takes data from previous studies and also data processed by the author. To answer the research questions, this study also uses interviews with women of Indonesian Parliament members to provide an overview of whether they experience injustice in the campaign process and what impact on women in general from their positions as members of the legislative. In the end the research question that will emerge is Why the quota system fails to increased women's participation and the second problem in this study is to study the role of women legislators in dealing with policies that not in favor of / beneficial to women issues and the final question is to see whether there are any impact from their representation in government. The results showed that although there was an increase in the representation of women in politics, the significant impact on policies that were in favor of women was not too visible, especially because these women had not occupied many leadership positions. Political parties also play a very important role in recruiting qualified female cadres so that later they can make a big difference to women’s issues.The purpose of the research is to provide input and recommendations for members of the Indonesian Parliament, particularly the related complementary organs, especially Commission VIII and also Commission IX on important issues faced by women such as health and employment. Keywords: quota 30%; zipper system; gender; policies; women’s legislative member; commission VIII, commission IX

Abstrak Penerapan kuota 30% tetap tidak membuat representasi perempuan di parlemen menembus representasi 30% padahal ambang batas parlemen mengalami kenaikan menjadi 4% dan partai politik juga mengikuti aturan kuota dan sistem zipper. Isu tentang representasi perempuan menjadi sangat penting karena banyak kebijakan yang dinilai tidak pro terhadap perempuan seperti RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan masih banyak lagi. Meskipun belum mencapai kuota tetapi tahun ini representasi perempuan mengalami kenaikan. Perlu adanya perhatian khusus terhadap masalah representasi perempuan di politik. Khofifah Indar Parawansa dalam tulisannya tentang hambatan terhadap partisipasi politik perempuan di Indonesia menjelaskan bagaimana budaya, proses seleksi partai politik, media, jaringan organisasi yang mempengaruhi representasi perempuan di politik. Ani Widyani Soetjipto juga mendefinisikan secara umum affirmative action sebagai tindakan pro-aktif untuk menghilangkan perlakuan diskriminasi terhadap satu kelompok sosial yang masih terbelakang. Penelitian ini mengambil data dari penelitian-penelitian sebelumnya dan juga data yang diolah oleh penulis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara kepada anggota DPR RI Perempuan agar memberikan gambaran tentang apakah mereka mengalami ketidakadilan pada proses kampanye dan apa dampak terhadap perempuan secara umumnya dari posisi mereka sebagai anggota dewan. Pada akhirnya pertanyaan penelitian yang akan muncul adalah mengapa dengan adanya aturan yang di berlakukan tetapi representasi perempuan masih belum mencapai target dan permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah apa peranan anggota legislatif perempuan terhadap 20 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 kebijakan-kebijakan yang pro terhadap isu perempuan dan Ketentuan kuota untuk perempuan di pertanyaan terakhir apakah ada dampak dari representasi politik bukan hanya di Indonesia tetapi negara- mereka di pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan negara lain juga gencar ingin menaikkan peranan meskipun ada kenaikan dalam representasi perempuan di perempuan dalam pengambilan keputusan. Secara politik tetapi dampak yang signifikan terhadap kebijakan- kebijakan yang pro terhadap perempuan belum terlalu global isu peranan perempuan di politik untuk kelihatan terutama para perempuan-perempuan ini belum menyediakan platform bagi para perempuan banyak yang menempati posisi-posisi pimpinan. Partai untuk bisa mengambil kesempatan yang sama politik juga memegang peranan yang sangat penting dalam menyuarakan suara di pemerintahan. Pentingnya hal menjaring kader perempuan yang berkualitas agar peran perempuan dalam proses pengambilan nantinya bisa memberikan perubahan besar untuk isu-isu keputusan juga dapat di lihat dari kesepakatan perempuan. Tujuan penelitian untuk memberikan masukan dan rekomendasi bagi para anggota DPR RI, khususnya internasional dalam bentuk Deklarasi dan alat kelengkapan dewan terkait terutama Komisi VIII dan Landasan Aksi Beijing atau Beijing Declaration and juga Komisi IX mengenai isu-isu penting yang di hadapi Platform for Action (BPFA) yang merupakan hasil perempuan seperti kesehatan dan ketenagakerjaan. Konperensi Perempuan se-Dunia ke IV yang Kata kunci: kuota 30%; sistem zipper; kebijakan pro di selenggarakan di Beijing pada tahun 1995. perempuan; gender; anggota DPR perempuan; komisi VIII; BPFQA merupakan landasan operasional yang di komisi IX sepakati bagi pelaksanaan Konvensi Perempuan yang bertema kesetaraan, pembangunan, dan perdamaian (equality, development, and peace). PENDAHULUAN BPFA mengidentifikasi 12 bidang kritis beserta Setelah hasil pemilu pemilihan presiden tujuan-tujuan strategis bagi setiap bidang yang dan wakil presiden dan juga pemilihan legislatif meliputi Perempuan dan Kemiskinan, Pendidikan selesai, nama-nama anggota DPR RI pada dan Pelatihan bagi perempuan, Perempuan dan periode 2019-2024 sudah bermunculan. Dari kesehatan, Kekerasan terhadap perempuan, 575 Anggota DPR RI yang terpilih ada 118 Perempuan dan konflik bersenjata, Perempuan perempuan yang terpilih atau sebesar 20,5%.1 dan ekonomi, Perempuan dan pengambilan Tentu ini adalah capaian tertinggi yang pernah keputusan, Mekanisme institusional bagi di raih Indonesia terkait representasi perempuan kemajuan perempuan, Hak asasi perempuan, di politik, meskipun kenaikannya tidak signifikan Perempuan dan media, Perempuan dan 2 tetapi tentu ini perlu di apresiasi tentang kenaikan lingkungan, dan Anak perempuan. presentasi representasi perempuan di parlemen. Selain itu, komitmen untuk meningkatkan Untuk pertama kali representasi perempuan di kesetaraan dan keadilan gender, termasuk dalam DPR menembus angka 20% dan tentu perlu di bidang politik dan pengambilan keputusan juga telusuri dampak yang di hasilkan dari capaian tercantum dalam tujuan pembangunan abad ini. Apakah hasil ini akan memberikan dampak millenium development goals yang di canangkan yang signifikan terhadap kebijakan-kebijakan di oleh PBB dalam millenium summit yang di 3 pemerintahan yang pro perempuan ataukah ini selenggarakan pada bulan September 2000. hanyalah masalah gender dan supaya partai politik Permasalahan peranan perempaun di politik ini memenuhi aturan yang di terapkan pemerintah. bukan hanya masalah internal negara Indonesia Pencapaian ini tak lepas dari aturan minimal 30% tetapi masalah internasional yang di alami oleh caleg perempuan dalam setiap daerah pemilihan semua negara. (dapil) dan minimal satu calon di setiap tiga 2 Komnas Perempuan, ”Komisi Nasional Anti Kekerasan calon. Regulasi itu tercantum dalam UU Nomor Terhadap Perempuan”, (online), (http://www.koalisiperempuan. or.id/wp-content/uploads/2017/11/Venny-Komisi-Nasional- 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Anti-Kekerasan-terhadap-Perempuan.pdf , di akses 6 Juni 2019) 1 Lampiran Keputusan KPU No 1318/PL.01.9-Kpt/06/KPU/ 3 Sali Susiana, Representasi Perempuan dalam Lembaga VIII/2019 tentang penetapan calon terpilih anggota dewan Legislatif, Jakarta: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan perwakilan rakyat dalam pemilihan umum tahun 2019. Azza Grafika, 2013, hlm. 5. Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 21 Pemilu 2019 mencatat sejarah baru yakni dampak representasi perempuan di periode- meningkatnya jumlah keterpilihan perempuan di periode sebelumnya. Terakhir, peranan dari DPR RI sekaligus menjadi yang tertinggi dalam anggota DPR perempuan itu sendiri terhadap sejarah parlemen di Indonesia. Melalui kebijakan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap affirmasi yang di tuangkan di UU pemilu, perempuan. Dengan menjawab pertanyaan partai politik di dorong untuk mencalonkan penelitian dengan sendirinya bisa menjawab sedikitnya 30% perempuan dalam pencalegan, masalah apa saja yang menjadi faktor masih baik di DPR RI maupun DPRD. Kebijakan belum tercapainya kuota representasi perempuan itu di perkait dengan masuknya sistem zipper, di parlemen. Hasil penelitian diharapkan dapat yakni keharusan satu caleg perempuan dalam memberikan rekomendasi bagi para anggota DPR setiap 3 caleg. Dengan sistem ini sudah pasti RI, khususnya alat kelengkapan dewan terkait mewajibkan para perempuan secara aturan akan terutama Komisi VIII dan juga Komisi IX mengenai masuk dalam parlemen karena sistem pemilunya isu-isu penting yang di hadapi perempuan seperti sudah membantu para perempuan untuk dapat kesehatan dan ketenagakerjaan. Dengan begitu berkompetensi dengan para lelaki. bisa lebih di fokuskan isu-isu penting yang Partai politik sudah memenuhi kuota korbannya perempuan seperti RUU Penghapusan 30% calon legislatif perempuan yang bisa ikut kekerasan Seksual agar cepat di sahkan. Hasil berkompetisi dalam pemilu tetapi masih belum penelitian ini juga akan membantu menjabarkan memenuhi kuota total 30% di parlemen. Dari 575 permasalahan diskriminasi perempuan yang anggota legislatif periode 2019-2024 hanya sekitar dialami dalam bidang politik dan bagaimana 20,5% perempuan yang lolos ke parlemen. Dan susahnya perempuan agar bisa bersaing sehat di juga dari 118 orang yang terpilih hampir sebagian kancah politik. Lebih spesifik lagi, hasil penelitian besar perempuan berasal dari dinasti politik. akan memberikan masukan dan rekomendasi Belum ada figur-figur perempuan yang berasal bagi para anggota Komisi untuk lebih fokus dalam dari bawah dan merupakan aktivis perempuan, melakukan sosialisasi pentingnya peningkatan karena sebagian besar aktivis perempuan tidak peran politik perempuan di dapil masing-masing, masuk bursa calon legislatif dengan alasan yang sehingga dapat mendapatkan calon legislatif dari berbeda-beda. kalangan bawah ataupun aktivis yang memang Jadi permasalahan topik masalah yang fokus ke isu-isu perempuan. di ambil dalam tulisan ini adalah “Sulitnya Istilah gender berasal dari Middle English Memenuhi Kuota 30% dalam sistem pemilu di yaitu ‘gendre’, yang di ambil dari era penaklukan Indonesia”. Beberapa pertanyaan penting yang Normasia pada zaman Prancis kuno.4 Kata ‘gender’ di jawab dalam penelitian ini adalah: Mengapa berasal dari bahasa Latin, genus yang berarti tipe dengan adanya aturan yang di berlakukan tetapi atau jenis. Dalam perspektif perempuan, dapat representasi perempuan masih belum mencapai dilihat bahwa pembedaan antara perempuan target? Permasalahan kedua dalam penelitian ini dan laki-laki menyiratkan adanya kekuasaan adalah apa peranan anggota legislatif perempuan yang timpang di antara keduanya. Sebagai terhadap kebijakan-kebijakan yang pro terhadap contoh adalah posisi perempuan dan laki-laki isu perempuan? Dan pertanyaan terakhir menyiratkan adanya kekuasaan yang timpang di apakah ada dampak dari representasi mereka di antara keduanya. Sebagai contoh adalah posisi pemerintahan? perempuan dalam kasus kekerasan dalam rumah Sekalipun baru merupakan penelitian awal, tangga (KDRT). Dalam kasus ini perempuan di harapkan penelitian ini dapat memberikan di anggap harus menjaga nilai-nilai “malu”, informasi tentang representasi perempuan di “aib”, “kehormatan keluarga”, dan tunduk pada parlemen 2019-2024. Dampak keterkaitan “kehendak Tuhan”. Sebagai akibatnya, apabila representasi perempuan terhadap kebijakan- kebijakan yang akan di keluarkan belajar dari 4 Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tetang Kesetaraan dan Keadilan Gender 22 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 terjadi peristiwa kekerasan terhadap perempuan ke arah yang lebih positif. Partai politik tidak maka sukar sekali mengungkap kasusnya, karena lagi diskriminatif dalam memilih perempuan nilai-nilai yang harus di pertahankan di anggap sebagai kandidat apalagi dengan kewajiban 30% lebih berharga daripada harkat perempuan yang kuota. Tetapi lebih mengarah ke faktor budaya, menjadi korban sekalipun. Hal ini dapat di lihat kemiskinan dan masalah sosial lainnya yaitu pada kasus-kasus KDRT yang sebagain besar keluarga karena bagaimanapun butuh izin dari korbannya adalah perempuan.5 pasangan masing-masing. Tentu ini tidak jadi Khofifah Indar Parawansa dalam tulisannya masalah di keluarga yang sangat open minded tentang hambatan terhadap partisipasi politik dan berkecukupan tetapi akan menjadi masalah perempuan di Indonesia menjelaskan faktor-faktor jika keluarga tersebut masih memiliki masalah yang mempengaruhi representasi perempuan finansial tentu masuk politik akan sangat di politik seperti konteks budaya di Indonesia susah untuk di terima karena juga jumlah uang yang masih sangat kental asas patriarkalnya. kampanye yang di keluarkan sangat besar. Persepsi yang sering dipegang adalah bahwa Politik membutuhkan seseorang yang arena politik adalah untuk laki-laki, dan bahwa memiliki semangat yang sangat kuat dan cukup tidaklah pantas bagi wanita untuk menjadi pintar untuk memengaruhi yang lain, dan anggota parlemen. Faktor kedua berhubungan banyak wanita merasa tempat itu tidak cocok dengan proses seleksi dalam partai politik. Seleksi untuk mereka. Banyak orang percaya bahwa terhadap para kandidat biasanya dilakukan politik membuat orang berubah menjadi tidak oleh sekelompok kecil pejabat atau pimpinan bermoral dan lingkungan akan membuat mereka partai, yang hampir selalu laki-laki. Di beberapa melakukan sesuatu yang buruk seperti kasus negara, termasuk Indonesia, di mana kesadaran korupsi dan lain-lain.7 mengenai kesetaraan gender dan keadilan masih rendah, pemimpin laki-laki dari partai- METODOLOGI PENELITIAN partai politik mempunyai pengaruh yang tidak Penelitian ini berpusat di lembaga legislatif proporsional terhadap politik partai, khususnya itu sendiri yaitu DPR RI di Senayan, di mulai dalam hal gender. Perempuan tidak memperoleh pada bulan Juni 2019 setelah pengumuman banyak dukungan dari partai-partai politik pemenang anggota-anggota legislatif periode karena struktur kepemimpinannya didominasi 2019-2024. Fokus penelitian ini kepada partai oleh kaum laki-laki. Ketiga, berhubungan dengan politik yang memiliki kader perempuan dan juga media yang berperan penting dalam membangun komisi-komisi yang memang fokus terhadap isu opini publik mengenai pentingnya representasi perempuan seperti Komisi VIII. perempuan dalam parlemen. Keempat, tidak Pengumpulan data awal di lakukan melalui adanya jaringan antara organisasi massa, LSM studi kepustakaan yang di lanjutkan dengan dan partai-partai politik untuk memperjuangkan penggalian data dengan tekhnik wawancara representasi perempuan. Faktor lainnya adalah mendalam. Studi kepustakaan dari buku, jurnal, kemiskinan, keluarga dan sistem multipartai.6 makalah, dokumen-dokumen negara, koran Jika melihat apa yang terjadi di kondisi dan situs internet. Wawancara di lakukan sekarang tentu sudah ada perbedaan dengan kepada perwakilan perempuan anggota DPR penelitian Khofifah Parawansa pada tahun 2002 RI. Penulis mengambil 2 perwakilan perempuan meski tidak berubah banyak tetapi tentu berubah yang diwawancarai dari partai Gerindra dan PAN agar memiliki bahan data untuk menjawab 5 Sali Susiana, “Urgensi Undang-Undang Tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender”, Kajian, Vol. 19, No. 3, September pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas untuk 2014, hlm. 223. melihat perubahan kebijakan apa yang di ambil 6 Khofifah Indar Parawansa, Hambatan Terhadap Partisipasi 7 Umagapi Juniar. “The Impact of Women Representation Politik Perempuan di Indonesia, dalam Perempuan di Parlemen: in Politics and Society Towards Religion and Cultural Bukan Sekedar Jumlah. Jakarta: Internasional IDEA, 2002, Perspective”, paper, ISRSF (Indonesian Scholarship and hlm. 46. Research Support Foundation), 2016, hlm. 32. Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 23 terkait isu perempuan dan bagaimana mereka terlibat dalam pengambilan keputusan sehingga melihat peranan representasi mereka dalam mereka langsung mengerti kenapa isu ini penting membantu menegosiasikan kebijakan-kebijakan karena mereka juga yang langsung mengalaminya. yang pro terhadap perempuan. Selain itu metode Jika di alami secara langsung tentu akan berbeda wawancara para anggota perempuan parlemen dengan para lelaki yang hanya mendengar opini periode 2019-2024 untuk melihat apakah ada tanpa mengalaminya secara langsung karena itu kesulitan-kesulitan yang dialami dalam proses keterlibatan perempuan di parlemen sangat di kampanye ataupun sistem pemilu dalam proses butuhkan. pemilu terkait eksistensi perempuan dalam bursa Isu-isu perempuan yang kurang di bahas caleg untuk memperoleh suara rakyat. di parlemen membuat masyarakat sadar akan Data yang berhasil di kumpulkan dikompilasi pentingnya peranan perempuan sebagai pembuat dan dipilah untuk menjawab pertanyaan- kebijakan di parlemen. Nilai-nilai patriarki yang pertanyaan penelitian yang ada. Analisis data di mengakar di Indonesia mengakibatkan berbagai lakukan dengan menggunakan metode kualitiatif. kondisi yang membuat perempuan berada Penggunaan metode kualitiatif memberikan hasil pada posisi rentan. Praktik pernikahan dini di analisis yang tajam untuk menjawab pertanyaan Indonesia juga masih banyak terjadi. Belum lagi dan tujuan penelitian. Dari hasil studi kepustakaan kasus kekerasan seksual yang tak jarang berakhir dan hasil wawancara bisa mengambil poin penting dengan mediasi. Akhirnya, malah korban untuk menyimpulkan pertanyaan penelitian yang justru berakhir di balik jeruji.9 Semakin di atas. Penelitian-penelitian sebelumnya yang kompleksnya masalah perempuan, menuntut di lakukan oleh Pusat Penelitian DPR RI juga pentingnya ada peran perempuan di legislatif menjadi bahan acuan untuk menambah data apalagi jika bisa memimpin posisi-posisi strategis dalam menyelesaikan penelitian ini. di parlemen. Jika dilihat pada periode sebelumnya yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN 97 perempuan terpilih dan menduduki kursi di Pentingnya Perempuan dalam Politik parlemen tetapi pengesahan RUU yang isu nya Perempuan perlu terlibat dalam politik karena fokus terhadap perempuan malah mengalami perempuan memiliki kebutuhan-kebutuhan kendala karena peran anggota DPR perempuan khusus yang hanya dapat dipahami paling baik tidak kelihatan. Seperti kata Irine Yusiana oleh perempuan itu sendiri. Kebutuhan ini antara Roba Putri Caleg perempuan dari partai PDIP lain kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan Dapil Utara yang menyayangkan apa isu-isu kesehatan reproduksi, seperti akses yang terjadi di komisi VIII yang membiarkan terhadap informasi kesehatan reproduksi dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ditolak, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, yang dianggapnya ”tidak menjadi perhatian 10 terutama ketika seorang perempuan hamil dan mereka untuk diperjuangkan”. Padahal korban melahirkan. Contoh lainnya, akibat perbedaan kekerasan seksual paling sering adalah perempuan organ reproduksi, perempuan juga mengalami yang tidak memiliki keberanian untuk melapor menstruasi, suatu hal yang tidak di alami oleh laki- 9 Felicia Margaretha dan Ikram Putra, “In Conversation laki, sehingga perempuan juga memiliki kebutuhan With: Julia Suryakusuma Bicara Tantangan Kesetaraan yang berbeda dengan laki-laki berkaitan dengan Gender di Indonesia, (online), (https://theconversation.com/ organ reproduksinya tersebut.8 Isu-isu tersebut in-conversation-with-julia-suryakusuma-bicara-tantangan- kesetaraan-gender-di-indonesia-112904, di akses pada di anggap hanya bisa diangkat jika perempuan tanggal 20 Juli 2019) 10 Republika. “Apakah Caleg Perempuan Hanya Sekedar 8 M.B.Wijaksana (ed), Model perempuan untuk politik, sebuah Untuk Penuhi Kuota Perempuan di DPR RI”, (online), pandangan tentang partisipasi perempuan dalam politik, dalam (https://www.republika.co.id/berita/internasional/abc- Sali Susiana, Representasi Perempuan Dalam Lembaga australia-network/po11o2/apakah-caleg-perempuan-hanya- Legislatif, Jakarta: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan sekedar-untuk-penuhi-kuota-perempuan-di-dpr-ri , di akses Azza Grafika, 2013. 1 Agustus 2019) 24 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 karena itu pelaku-pelakunya bisa bebas tanpa ada Tahun 2019 tentu menjadi tahun bersejarah konsekuensi yang di terima. terkait representasi perempuan di politik Politik representasi perempuan ini dinilai ini. Dengan kenaikan presentasi ini tentu gagal memberi kontribusi positif terhadap menunjukkan adanya perubahan terhadap jumlah produk legislasi yang berpihak pada kepentingan pengambil kebijakan yang seorang perempuan. perempuan dan kelompok marginal. DPR DPRD provinsi sebesar 18,03% perempuan, periode 2014-2019, misalnya gagal mengesahkan DPRD kabupaten/kota 15,25% dan DPD sebesar Rancangan Undang-Undang Penghapusan 30,88%. Ini capaian tertinggi sejak reformasi.12 Kekerasan Seksual, Rancangan Undang-Undang Seharusnya kuota 30% ini bukanlah menjadi Pekerja Rumah Tangga, serta Rancangan Undang- sorotan utama dalam hal representasi perempuan. Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender.11 Kita seharusnya melihat dalam pandangan yang Padahal Rancangan Undang-Undang ini adalah berbeda yaitu kualitas sumber daya manusia yang Undang-Iundang yang akan berdampak langsung ada di parlemen. Apakah perempuan-perempuan bagi perempuan, contohnya adalah kekerasan yang terpilih memang perempuan-perempuan seksual. Banyak para perempuan yang menjadi berkualitas yang cocok menjadi sosok sebagai korban akan kasus kekerasan seksusal dan para penyalur aspirasi masyarakat, apakah mereka anggota parlemen dinilai tidak memprioritaskan tahu betul tentang apa yang di lakukan parlemen masalah-masalah sosial seperti ini. Lalu apa mengenai tugas dan kewajibannya, haruslah gunanya, para anggota legislatif perempuan di masyarakat menilai dari segi kemampuan mereka parlemen. dalam memimpin bukan hanya karena aturan 30% jadi siapapun sosok perempuannya tidak jadi Presentasi Representasi Perempuan di masalah. Parlemen Periode 2019-2024 Melihat hasil pemilu calon legislatif, partai Di bawah ini adalah tabel data representasi Nasdem adalah satu-satunya partai yang memiliki perempuan di politik sebelum masa reformasi anggota legislatif perempuan melebihi 30% yaitu sampai pemilu terakhir yaitu 2019. 32,2% dari 59 orang yang terpilih untuk menempati Tabel 1. Representasi Perempuan di Parlemen RI kursi di DPR RI ada 19 orang kader perempuan.13 Periode Perempuan Laki-laki Nomor urut atas ternyata mempengaruhi 1950-1955 9 (3,8 %) 236 (96,2%) pilihan rakyat terhadap caleg perempuan karena 1955-1960 17 (6,3%) 272 (93,7%) memang sebagian besar perempuan yang terpilih berada di nomor urut atas. Apabila diperhatikan 1956-1959 25 (5,1 %) 488 (94,9%) (Konstituante) caleg perempuan terpilih Nasdem yang sebagian besar di tempatkan pada nomor urut bawah dapat 1971-1977 36 (7,8%) 460 (92,2%) memperoleh kursi karena ternyata sebagian besar 1977-1982 29 (6,3%) 460 (93,7%) dari mereka berasal dari dinasti politik. Hal yang 1982-1987 39 (8,5%) 460 (91,5%) berbeda dari PKS, posisi caleg perempuan terpilih 1987-1992 65 (13%) 435 (87%) berada di nomor urut atas dan juga sebagian 1992-1997 62 (12,5%) 438 (87,5%) berasal dari dinasti politik, di samping itu, faktor 1997-1999 54 (10,8%) 446 (89,2%) yang juga menentukkan adalah pengalaman para 1999-2004 46 (9%) 454 (91%) caleg perempuan terpilih yang telah berkompetisi 2004-2009 65 (11,6%) 435 (87%) di berbagai pemilu sebelumnya (pileg dan pilkada) 2009-2014 101 (18%) 459 (82%) 12 2014-2019 97 (17,3%) 463 (82,7%) Loc.cit 13 EA. Retaduari, “Nasdem Pamer Anggota DPR RI Perempuan 2019-2024 118 (20,5%) 457 (79,5%) lebih dari 30% di periode 2019-2024”, (online), (https:// Sumber : Dikutip dari berbagai sumber news.detik.com/berita/d-4562493/nasdem-pamer-anggota- dpr-perempuan-lebih-dari-30-di-periode-2019-2024, di akses pada 5 Agustus 2019) 11 Ani Soetjipto, “Defisit Demokrasi dan Agenda Politik Perempuan”, Koran Tempo, 23 Desember 2019. Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 25 mampu membuktikan kemampuan mereka dalam 67 orang (57%) tidak terkait kekerabatan politik. mobilisasi dukungan pemilih.14 Dari 51 orang tersebut, sebanyak 15 orang adalah Dari data yang di kumpulkan, pemilih istri kepala daerah/politikus dan 12 oran adalah masih memilih berdasarkan nomor urut atas anak kepala daerah/politikus. Dapil yang memiliki (1, 2 ataupun 3). Sebanyak 48% dan 68% caleg perempuan terpilih terbanyak berasla dari caleg terpilih perempuan dan laki-laki berada (75%), Utara dan maluku di posisi nomor atas 1. Hal ini memang tidak Utara 9 masing-masing sebanyak 66%). Namun berbeda dengan hasil pemilu 2014 yang lalu demikian, kami juga melihat masih ada 20 dapil dan kembali menegaskan bahwa posisi caleg (dari 80 dapil) yang belum ada caleg perempuan di nomor urut atas tetap menjadi penting bagi terpilih.16 pemilih. Berdasarkan sejarah pemilu tahun- tahun sebelumnya, kalau bisa diteliti nomor Apakah Dinasti Politik Berpengaruh? urut memang memiliki dampak atas terpilihnya Pemilu 1999: 9,0%- tanpa kebijakan affirmasi caleg perempuan. Berdasarkan data yang Pemilu 2004: 11,8% dengan kebijakan kuota 30% dihimpun Koran Republika, caleg perempuan Pemilu 2009: 17,86% dengan kebijakan afirmasi maupun laki-laki yang terpilih, didominasi oleh kuota 30 persen dan zipper sistem caleg yang berada di nomor urut 1. Pada pemilu Pemilu 2014: 17,32% – dengan kebijakan afirmasi 2009, keterwakilan caleg dengan nomor urut kuota 30% dan zipper sistem17 1 sebanyak 64,96%, sementara di pemilu 2014 Tabel 2. Daftar Anggota Legislatif yang Baru sebesar 62,14%. Caleg dengan nomor urut 2, Terpilih yang Memiliki Ikatan Keluarga tingkat keterpilihannya mencapai 19,34% di dengan Kepala Daerah 2009 dan 16,96 persen di 2014. Sedangkan, caleg Lisdawati Sumatera Istri dari bupati Pesisir di nomor urut 3 keterpilihannya hanya 6,39% di Hendrajoni Barat Selatan Hendrajoni 2009 dan 4,46% di 2014. Semakin besar nomor Nevi Zuairina Sumatera Istri dari Gubernur urut, semakin kecil tingkat keterpilihannya.15 Barat Sumatera Barat Irwan Puskapol UI juga mencatat, sebanyak 53% Prayitno caleg terpilih perempuan pada pemilu 2019 Percha Sumatera Anak perempuan dari memiliki latar belakang aktivis partai politik Leanpuri Selatan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (pengurus partai ataupun orang yang sudah punya pengalaman Panjang dalam kompetisi Bertu Merias Sumatera Sausdara lelaki dari Selatan Gubernur Sumatera pemilu). Hanya sekitar 41% di indikasikan dan Selatan Herman Deru memiliki afiliasi dengan kekerabatan politik Rizki Aulia Putra Mantan Bupati seperti keluarga, dinasti ataupun klan. Namun Rahman Pandgelang Achmad demikian, pengurus partai yang juga memiliki Natakusumah Dimyati Natakusumah keluarga politik juga menguatkan keterpilihan Adde Rosi Banten Menantu Mantan mereka. Sisanya sekitar 6% berasal dari kalangan Khoerunnisa Gubernur Banten Ratu professional yang baru pertama kali ikut dalam Atut Chosiyah kompetisi pemilu. Di antara caleg perempuan Tubagus Banten Saudara tiri manatn yang terpilih kali ini sebanyak 51 orang (43%) Haerul Jaman gubernur Ratu Atut terkait dengan kekerabatan politik, sementara Chosiyah Mochamad Banten Putra mantan bupati Lebak 14 Puskapol UI, “Analisa Perolehan Kursi Pemilu DPR dan Hasbi Asyidiki Mulyadi Jayabaya DPD RI tahun 2019:Kekerabatan dan Klientalisme dalam Netty Jawa Istri mantan gubernur Jawa Keterwakilan Politik”, (online), (https://www.puskapol.ui.ac. id/press-release/rilis-media-analisa-perolehan-kursi-pemilu- Prasetyani Barat Barat Ahmad Heryawan dpr-dan-dpd-ri-tahun-2019-kekerabatan-dan-klientalisme- dalam-keterwakilan-politik.html, diakses 5 Agustus 2019) 16 Puskapol UI. “Analisa Perolehan Kursi Pemilu DPR dan 15 NS. Hamami, “Keterpilihan Perempuan di DPR RI Naik”, DPD RI tahun 2019:Kekerabatan dan Klientalisme dalam Republika, 11 Juni 2019. Keterwakilan Politik” dalam NS. Hamami, Ibid. 17 Loc.cit 26 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34

Paramitha Jawa Putri mantan bupati Brebes pendukung anggota keluarga mereka sudah pasti Widya Tengah Indra Kusuma akan mendukung jika keluarga dekat salah satu Kusuma orang yang mereka dukung ikut andil dalam Ruskati Ali Sulawesi Istri dari gubernur Sulawesi kompetisi pemilu karena faktor kepercayaan Baal Barat Barat Ali Baal tersebut. Rapsel Ali Sulawesi Saudara lelakidari Bupati Di Nusa Tenggara Timur, istri tiga kepala Selatan Selayar M. Basli Ali daerah juga memenangkan kursi di badan Hillary Brigitta Sulawesi Anak perempuan dari legislatif nasional. Ratu Wulla, istri Bupati Sumba Lasut Utara Bupati Talaud Elly Lasut Barat Daya Markus Dairo Talu, dan Kristiana Adriana Sulawesi Adik Gubernur Sulawesi Muki, istri Regenet Timur Tengah Raymundus Dondokambey Utara Utara Fernandex, keduanya memperoleh kursi rumah, Vanda Sulawesi Putri mantan Gubernur sementara Hilda Manafe, istri Kupanag Mayir Sarundajang Utara Sulawesi Utara Sinyo Harry Jefri Riwu Kore, memperoleh kursi di dewan Sarundajang perwakilan regional. Adrian Jopie Sulawesi Putra Bupati Minahasa Merujuk studi Aspinall dan Berenschhot Paruntu Utara Selatan Chrstiany Eugenia Tetty Paruntu (2019) tentang konteks demokrasi di Indonesia kekinian, dikatakan bahwa relasi patronase Ratu Ngadu Nusa Istri Bupati Sumba Barat Bonu Wulla Tenggara Daya Markus Dairo Talu dan strategi klientelism mendominasi berbagai Timur kompetisi pemilu di tingkat nasional ataupun Sumber: Bachyul Jb et al, 2019.18 lokal: “aspek kekerabatan politik yang kami maksud adalah yang berkaitan dengan dinasti Di Provinsi Barat, istri dari dua politik, keluarga politik, ataupun klan politik kepala daerah mendapatkan kursi di DPR, yang terbukti kuat di tingkat lokal. Sementara itu, sementara satu memperoleh kursi di dewan aspek klientelisme lebih menonjolkan bagaimana legislatif provinsi. Tiga pemenangnya adalah Nevi para caleg melakukan upaya transaksi material Zuairina, istri Gubernur Sumatera Barat Irwan dalam mobilisasi dukungan mereka di pemilu.”19 Prayitno, Lisda hendrajoni, istri Bupati Pesisir Dengan lata belakang kelompok yang memiliki Selatan Hendrajoni dan Yunisra Syahiran, istri kekayaan dan hubungan kekerabatan maka Bupati Pasaman Barat Syahiran. Para perempuan demokrasi menjadi sangat mahal dan semakin dipilih karena pengaruh suami mereka, yang sulit bagi orang-orang yang tidak memiliki modal menggunakan popularitas dan jaringan akar ekonomi untuk bisa terpilih menjadi anggota rumput mereka secara efektif: “Meskipun parlemen. mereka mungkin tidak mengakui secara terbuka, kekuatan dan pengaruh suami mereka sebagai Dampak Kuota 30% terhadap Representasi kepala daerah sangat berguna sebagai dasar bagi Perempuan strategi kampanye istri. Gubernur Irwan juga merupakan tokoh sentral di Sumatera Barat dan Ani Widyani Soetjipto mendefinisikan secara memiliki komando yang baik dari jaringan pemilih umum affirmative action sebagai tindakan pro-aktif dalam pemilihan legislatif, setelah memenangkan untuk menghilangkan perlakuan diskriminasi kursi di periode sebelumnya juga.” Jadi dengan terhadap satu kelompok sosial yang masih 20 melihat fenomena seperti ini tentu bisa kita terbelakang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ani simpulkan beberapa calon legislatif perempuan Widyani Soetjipto yang mengatakan bahwa tujuan yang terpilih bisa memenangkan suara karena utama affirmative action terhadap perempuan, pengaruh suami ataupun orangtua mereka yang adalah untuk membuka peluang kepada perempuan memang adalah pemimpin daerah tersebut jadi agar mereka yang selama ini sebagai kelompok mereka sudah punya basis voter yang mamadai, 19 Puskapol UI, Op.cit., hlm. 4. 20 Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana, 18 Jb Bachyul, et al, Nepotism Prevails in Polls, The Jakarta Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005, hlm. 99. Post, 17 Mei 2019. Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 27 marjinal bisa terintegrasi dalam kehidupan secara Rights) melalui UU Nomor 12 Tahun 2005 adil. Menurutnya, ciri semua tindakan affirmative dan pembentukan UU Nomor 10 Tahun action adalah sifatnya sementara. Maksudnya 2008 tentang Pemilu Legislatif, jumlah adalah bahwa: “ketika kelompok-kelompok yang representasi perempuan di DPR meningkat dilindungi itu telah terintegrasi dan tidak lagi signifikan menjadi 17,49% (anggota DPR terdiskriminasi, kebijakan ini bisa dicabut karena periode 2009 – 2014), dibandingkan periode lahan persaingan dan kompetisi telah cukup adil sebelumnya yang hanya 10,7% (anggota DPR bagi mereka untuk bersaing bebas”.21 periode 2004 – 2009). Terdapat kenaikan Kebijakan afirmatif dengan memberikan persentase jumlah keterwakilan kaum kuota 30% bagi kaum perempuan yang diatur perempuan di DPR sejumlah 6,79%.22 dalam UU Pemilu Legislatif (UU 12/2003, UU Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal 10/2008) dan UU Partai Politik (UU 31/2002, mempertahankan aturan soal jumlah representasi UU 2/2008, UU 2/2011), maupun ratifikasi perempuan di DPR RI untuk Pemilu 2024. berbagai konvensi mengenai HAM, merupakan Pasalnya, menurut KPU, aturan ini berhasil bagian dari kebijakan diskriminasi positif dalam meningkatkan angka partisipasi perempuan rangka meningkatkan jumlah keterwakilan dan pada pemilu. Aturan yang tercantum dalam peran politik perempuan di DPR. Data dari Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 kenaikan representasi perempuan dari tahun ke ini mewajibkan partai politik mencalonkan calon tahun seperti tabel di atas menunjukkan bahwa legislatif perempuan sebesar 30% di setiap dapil. setiap dilakukan tindakan afirmatif peningkatan Selain mempertahankan aturan dalam undang- peran politik perempuan, jumlah representasi undang, KPU juga berencana mempertahankan perempuan di parlemen cenderung meningkat. regulasi turunan terkait hal tersebut yang dimuat 1. Pasca ratifikasi Konvensi Hak Politik dalam Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2018. Perempuan melalui UU Nomor 68 Tahun Menurut Pramono, adanya pasal PKPU yang 1958 (UU Hak Politik Perempuan), jumlah mengatur sanksi bagi parpol yang tak calonkan representasi perempuan di DPR meningkat 30 persen caleg perempuan di setiap dapil, menjadi 7,8% (anggota DPR periode 1971 efektif ”memaksa” partai untuk menempatkan – 1977), dibandingkan periode sebelumnya pencalonan caleg perempuan di posisi strategis.23 yang hanya 6,3% (anggota DPR periode Menurut Andi Yuliana Paris, Anggota DPR 1955 – 1960). Terdapat kenaikan persentase RI perempuan dari PAN dapil Sulawesi Selatan jumlah keterwakilan kaum perempuan di II yang terpilih di pemilu 2014, representasi DPR sejumlah 1,5%; perempuan di politik ini semua komisi memiliki 2. Pasca ratifikasi Konvensi Penghapusan isu khusus yang berkaitan dengan perempuan. Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita Perempuan dalam pangan, perempuan dalam (Convention on the Ellimination of All Forms air bersih, perempuan dalam perspektif agama, Discrimination Against Women/CEDAW) perempuan dalam kesejahteraan rakyat. Sehingga melalui UU Nomor 7 Tahun 1984 (UU CEDAW), jumlah representasi perempuan di 22 Nalom Kurniawan, “Keterwakilan Perempuan di Dewan DPR meningkat menjadi 13,9% (anggota DPR Perwakilan Rakyat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008”, Jurnal Konstitusi Kepaniteraan periode 1987 – 1992), dibandingkan periode dan Sekretariat jenderal Mahkamah Konstitusi Republik sebelumnya yang hanya 8,5% (anggota DPR Indonesia, Volume 11, No. 4, 2014, hlm. 724. periode 1982 – 1987). Terdapat kenaikan 23 FC. Farisa, ”KPU Bakal Pertahankan Aturan Soal Jumlah persentase jumlah keterwakilan kaum Keterwakilan Perempuan di DPR”, (online), (https:// nasional.kompas.com/read/2019/07/26/11285161/kpu- perempuan di DPR sejumlah 5.4%; bakal-pertahankan-aturan-soal-jumlah-keterwakilan- 3. Pasca ratifikasi Konvensi Hak Sipil dan perempuan-di-dpr?page=allhttps://mafiadoc.com/ Politik (Convention on Civil and Political perempuan-partai-politik-dan-parlemen-konrad-adenauer- stiftung_59fd3ce41723ddf9d4e9e8b5.html, diakses 25 21 Ani Widyati Soetjipto, Op.Cit, hlm. 105. Agustus 2019) 28 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 kita harus punya wakil-wakil perempuan dalam kebanyakan kaum pria. Terkait sistem politik menyeruakan isu-isu tersebut. Dibandingkan ataupun sistem proportional terbuka ini tidak negara-negara di Skandinavia yang mana proporsi ada proteksi terhadap perempuan, tidak ada perempuan di politik lebih tinggi tentu saja jaminan. Kekurangan perempuan adalah terkait kita masih jauh dibandingkan dengan negara- faktor modal ekonomi. Kalau sistem kampanye negara tersebut. Posisi caleg perempuan tentu itu door to door itu kelebihan perempuan karena masih sulit karena politik uang masih terjadi perempuan lebih sabar untuk melakukan door to apalagi dengan sistem proporsional terbuka ini. door sistem kampanye. Media sosial juga bisa di Menurutnya masalah terbesar adalah jabatan pakai. pimpinan masih jarang di duduki oleh perempuan Isu sensitif yang menunjukkan dampak dari jadi masih susah untuk menyeruakan aspirasi representasi para anggota parlemen perempuan tentang isu perempaun yang mana mereka yaitu RUU yang masih hangat untuk di bahas yaitu selain sebagai wakil rakyat, anggota DPR juga RUU penghapusan kekerasan sosial. RUU PKS merupakan anggota fraksi yang harus mengikuti merupakan RUU yang sudah sangat lama di bahas kata-kata fraksi. Pimpinan komisi pimpinan tetapi sampai sekarang masih belum menemukan alat kelengkapan masih belum memiliki banyak titik terang sedangkan RUU ýang lain bisa sangat perempuan. Menurut Andi Yuliana Paris masalah cepat untuk di bahas. Menurut Andi Yuliana lain yang perlu di bahas adalah apakah masuknya Paris Anggota DPR ini wakil rakyat tetapi mereka perempuan bisa mempengaruhi kebijakan yang juga anggota fraksi. Sepanjang fraksi-fraksi tidak mendukung perempuan atau tidak, kenyataannya membuka dialog atau menuruskan substansi partai politik hanya ingin memenuhi peraturan pasti akan berhenti di jalan. Tidak adanya dan yang terjaring yaitu perempuan yang masih ruang diskusi maka tetap pada tafsiran awalnya. berhubungan dengan isu dinasti politik. Banyak Mengenai langkah apa saja yang harus di lakukan anggota parlemen perempuan yang terpilih bisa di mulai dengan anggaran yang cukup untuk karena dinasti politik seperti istri kepala daerah meningkatkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya seperti data di tabel nomor 2, harusnya parpol untuk memberikan pendidikan politik kepada memberikan pendidikan politik supaya makin perempuan. banyak perempuan yang mau terjun masuk Pandangan yang lain di sampaikan oleh politik. Novita Wijayanti SE., MM anggota DPR RI Masalah lain yang harus di bahas adalah periode 2014 – 2019 dan anggota DPR RI tentang isu-isu penting terkait kepentingan terpilih periode 2019 – 2024 yang menegaskan perempuan di daerah-daerah yang jarang terekspos tentang pentingnya keterlibatan kaum media. Menurut Andi Yuliana Paris isu sustainable perempuan untuk menjadi pimpinan di setiap development sangatlah penting, ketahanan energi, Alat Kelengkapan Dewan. Perempuan bukanlah ketahanan pangan yang berdasarkan potensi objek politik tetapi perempuan harus ikut dalam daerah. Krisis air bersih sangat terkait dengan mengambil keputusan dalam politik karena perempuan. Apabila gas dan pangan tidak ada dengan masuknya perempuan dalam pengambil para perempuan tidak bisa mengerjakan tugasnya kebijakan tentunya akan lebih mudah untuk sebagai ibu rumah tangga seperti memasak dan memperjuangkan hak – hak perempuan. Seperti lain-lain. Masalah kesehatan juga sering di alami halnya yang dilakukan oleh Novita (anggota perempuan terutama saat mengandung dan DPR RI terpilih) yang memperjuangkan hak kemudian aksesibilitas terhadap pendidikan. Dari perempuan melalui anggaran gender dalam pengalaman Andi Yuliana Paris sebagai aktivis, fungsi kedewanan Sedangkan di Komisi V yang yang mengikuti penyuluh pertanian adalah ditempatinya, yang membidangi infrastuktur, kaum pria padahal yang memberikan bubuk perhubungan dan pedesaan para anggota dan menanam itu perempuan tetapi mereka dewan perempuan memperjuangkan hak tidak ada akses informasi jadi yang di undang perempuan dalam bentuk program infrastruktur, Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 29 perhubungan dan pembangunan pedesaan yang perempuan. Kesenjangan gender kesehatan dan ramah bagi kaum perempuan ibu hamil, lansia kelangsungan hidup negara itu tetap terbuka dan disabilitas : seperti loket khusus untuk ibu untuk tahun kedua, meskipun kesenjangan hamil, ibu menyusui, pembangunan rumah gender tingkat pendidikannya tetap tertutup layak huni bagi janda berpenghasilan rendah sepenuhnya.26 Filipina bisa menunjukkan kepada dan juga pembangunan BUMdes yang dapat dunia terutama negara-negara di Asia kalau membuka lapangan kerja khususnya untuk kaum mereka berhasil menyeruakan kesetaraan gender perempuan. terutama peranan perempuan dalam pengambilan keputusan di pemerintah.Indonesia yang berada Representasi Perempuan di Dunia di peringkat ke enam harus tetap berusaha lebih untuk meningkatkan partisipasi perempuan di parlemen. Bukan hanya dalam bidang politik, dalam bidang lain terutama pendidikan harus lebih di gencarkan supaya pemerataan bisa merata. Apabila melihat perbandingan perempuan Indonesia telah mendapat kursi di parlemen sejak tahun 1987. Pertumbuhan ini berbeda dengan Amerika Latin yang hanya memerlukan 24 Sumber: Scholastika Gerintya, 2017. waktu 10 sampai 20 tahun untuk meningkatkan Infografik 1. Representasi Perempuan dalam keterlibatan perempuan di parlemen. Bahkan, Parlemen di ASEAN keterlibatan perempuan di Amerika Latin Indonesia masih menempati peringkat mengalami peningkatan rata-rata hingga 8 persen keenam se-ASEAN terkait kedudukan setiap periodenya. Di Argentina, misalnya, seperti perempuan di kursi legislatif dengan persentase dicatat UNICEF dalam “Female Legislators and The di bawah 20% pada data tahun 2017. Peringkat Promotion of Women, Children, and Family Policies tersebut di bawah Filipina, Laos, Vietnam, in Latin America” (PDF), angka keterlibatan Singapura, dan Kamboja. Angka tersebut perempuan di kursi legislatif tahun 2006 bisa terbilang kecil. Di antara negara ASEAN lainnya mencapai 36,2%, padahal pada 1997 mereka yang mana Indonesia menggunakan aturan hanya memiliki 25,3% perempuan di parlemen. kuota 30% tetap saja Indonesia masih berada Bahkan di Venezuela, mereka bisa mendongkrak di urutan keenam dengan sistem pemilu yang di keterlibatan perempuan di parlemen dari 5,9% lihat sudah mengutamakan posisi perempuan. menjadi 29,9% dalam rentang 1997 dan tahun Laporan tahunan Global Gender Gap Index 2017 2006. Dalam buku Political Power and Women’s menempatkan Filipina dalam 10 besar negara Representation in Latin America (PDF) yang terbaik dari 144 negara tentang kesetaraan terbaik ditulis Leslie A. Schwindt-Bayer, tertulis bahwa antara perempuan dan laki-laki.25 Negara ini representasi gender menjadi hal yang penting berhasil mempersempit partisipasi ekonomi dan untuk mendongkrak persentase perempuan di peluang kesenjangan gender karena peningkatan kursi parlemen. Faktor yang mempengaruhi kesetaraan upah untuk pekerjaan serupa tingginya angka keterpilihan perempuan di dan pendapatan yang diperkirakan diperoleh Amerika Latin adalah pemilihan calon legislatif 24 Scholastika Gerintya, “Kuota 30% Perempuan di Parlemen perempuan. Untuk mendongkrak keterpilihan Belum Pernah Tercapai”, (online), (https://tirto.id/kuota- perempuan, negara-negara itu memilih kader 30-perempuan-di-parlemen-belum-pernah-tercapai-cv8q , perempuan yang mumpuni sehingga mampu diakses 4 September 2019) 25 Insight Report. “The Global Gender Gap Report 2017. ISBN 26 Clara Aprilia Sukandar, “Filipina: Negara Terbaik 978-1-944835-12-5.World Economic Forum”, (online), Kesetaraan Gender”, (online), (https://www.wartaekonomi. (http://www3.weforum.org/docs/WEF_GGGR_2017.pdf , co.id/read208525/filipina-negara-terbaik-kesetaraan- diakses 29 Juli 2019) gender.html, diakses 5 September 2019) 30 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 meraup suara tinggi. Tak hanya itu, setelah Tetapi kita harusnya tetap optimis karena duduk di kursi legislatif, perempuan-perempuan bagiamanapun juga representasi peremnpuan di terpilih itu benar-benar menyuarakan hak dan politik mengalami kenaikan. kesetaraan perempuan dan hak anak, serta isu Tabel 3. Representasi Perempuan sebagai keluarga.27 Caleg Pemilu 2019 Jika dilihat dalam konteks global banyak Partai Jumlah Caleg Proporsi kasus yang mana perempuan dilihat bisa Perempuan Perempuan (%) menjadi pemimpin sebuah organisasi global PKB 220 38,26 ataupun pemimpin di pemerintahan. Bisa dilihat Gerindra 211 36,70 bagaimana Uni Eropa memulai sejarah baru PDIP 215 37,59 dengan menempatkan perempuan pada jabatan Golkar 217 37,80 tertinggi di Uni Eropa.Ursula Sertrud bvon der Nasdem 221 38,43 Leyen terpilih sebagi perempuan pertama yang Garuda 111 48,26 menjadi presiden komisi Eropa, menggantikan Berkarya 212 38,48 Jean-Calude Juncker. PKS 210 39,62 Perindo 221 38,91 PPP 233 42,06 Sumber: Di kutip dari berbagai sumber Berdasarkan presentasi representasi perempuan di politik dari masa kampanye, partai politik tidak ada yang tidak mengikuti aturan representasi tersebut. Semua partai sudah memenuhi persyaratan calon legislatif Sumber: Scholastika Gerintya. 2017. perempuan yang ikut berkompetisi harus di atas Infografik 2. Perbandingan Representasi Perempuan 30% dan tentu ini bukanlah suatu isu yang belum dalam Parlemen Indonesia, Dunia, terselesaikan. Bahkan partai Garuda dan PPP Asia, ASEAN bisa memiliki calon legislatif di atas angka 40% Keterwakilan perempuan di Indonesia tentu ini adalah capaian. Terlepas dari motivasi memang masih rendah di bandingkan negara- apa para perempuan ini ingin maju menjadi negara lainnya, tetapi tentu kita harus anggota parlemen tetapi dari segi quantitas tentu mengapresiasi kinerja pemerintah terkait isu ini, ini sudah berhasil. Partai politik tentu yang dengan adanya aturan tentang kuota representasi memegang kekuasaan memilih caleg yang akan perempuan ini memang menjadi basis dasar partai di berkompetisi di pemilu, tentu partai politik politik untuk mengikuti regulasi yang ada. Dengan hanya ingin menaati peraturan dan juga ingin demikian, adanya keharusan dari partai politik mendongkrak suara partai dengan mimilih kader untuk memperbanyak calon legislatif perempuan yang sudah banyak di kenal orang tetapi perlu di dan setelah itu biarkan masyarakat yang memilih barengi dengan pendidikan politik yang memadai terkait kualitas calon legislatif tersebut. Indonesia supaya tidak terlihat hanya karena quantitas bisa menempati presentasi 19,80% itu juga karena tetapi kualitas para kader perempuan juga harus memang populasi parlemen di Indonesia tetapi di perhitungkan. jika di bandingkan dengan ASEAN seperti tabel Jika melihat kabinet 2019-2024 perempuan- di atas tentu masih di bawah batas representasi. perempuan yang memang aktif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat memang 27 Widia Primastika, ”Kuota Caleg Terpenuhi, tapi mengapa perempuan-perempuan yang sudah memiliki sedikit yang lolos?”, (online), (https://tirto.id/kuota-caleg- background politik yang cukup lama atau memang perempuan-terpenuhi-tapi-mengapa-sedikit-yang-lolos- da8e , diakses 7 Agustus 2019) artis yang sudah terkenal di masyarakat. Seperti Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 31 Rieke Diah Patoloka, Desy Ratnasari, Rachel yang pro perempuan atau tidak. Kasus RUU Maryam, Putu Guntur Soekarno, Eva Yuliana. Penghapusan Kekerasan Seksual membuktikan masih lemahnya dampak perempuan di parlemen PENUTUP padahal isunya sudah sangat mendeskripsikan Kesimpulan isu gender. Perjuangan perempuan dalam Adanya affirmative action kuota 30% tetapi mengakhiri sistem yang tidak adil tidaklah representasi perempuan masih belum mencapai merupakan perjuangan perempuan melawan target. Meskipun mengalami kenaikan tetapi laki-laki, melainkan perjuangan melawan sistem kenaikannya masih belum mencapai target dan struktur ketidakadilan masyarakat, berupa tentu banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor ketidakadilan gender. budaya, kemiskinan dan masalah sosial lainnya Oleh karena itu masyarakat juga menilai yaitu keluarga karena bagiamanapun butuh izin prestasi yang di hasilkan anggota parlemen dari pasangan masing-masing yaitu suami jika di periode sebelumnya, karena kalau kader perempuan ingin masuk politik. Politik uang perempuan memang bekerja untuk rakyat dan yang marak terjadi juga mempengaruhi caleg ada dampak langsung di masyarakat tentu perempuan yang terjun langsung berkompetisi saja masyarakat akan masih memilih kader dengan caleg-caleg yang lain yang di dominasi perempuan di periode-periode selanjutnya. Tidak oleh laki-laki. Masalah terbesar adalah jabatan semua anggota perempuan di parlemen yang pimpinan masih jarang di duduki oleh perempuan menganggap isu gender adalah isu yang penting mempersulit untuk menyeruakan aspirasi tentang ataupun berusaha untuk mengutamakan isu yang isu perempuan karena mereka selain sebagai pro perempuan agar bisa lolos dalam bahasan wakil rakyat tetapi juga merupakan anggota fraksi paripurna karena bagaimanapun masih ada sekat- yang harus mengikuti kata-kata fraksi. Pimpinan sekat yang mengikat karena mereka tidak bekerja komisi pimpinan alat kelengkapan juga masih sendiri di pemerintahan masih ada aturan-aturan jarang dipimpin oleh perempuan. yang perlu di ikuti. Aturan 30% kuota di parlemen Peranan anggota legislatif perempuan di anggap sangat efektif dalam meningkatkan terhadap kebijakan-kebijakan yang pro terhadap representasi perempuan karena itu memang isu perempuan masih kurang. Karena sebenarnya sangat harus di pertahankan bahkan kalau perlu kasus yang terjadi sekarang partai politik hanya di tingkatkan karena bukti menunjukkan setelah ingin memenuhi kuota 30% karena itu mereka adanya kebijakan tersebut level representasi banyak memilih perempuan-perempuan yang perempuan selalu naik. Masalah budaya dan memang sudah terkenal seperti kalangan sistem pemilu terbuka juga di nilai menjadi faktor selebritas ataupun yang memiliki kekerebatan yang mempengaruhi representasi perempuan dengan kepala daerah seperti anak atau saudara juga di parlemen. Masyarakat juga harus menjadi kepala daerah dan ini sudah terbukti dengan lebih pintar dalam memilih kader perempuan persentasi anggota parlemen perempuan yang yang berkualitas untuk menjadi wakilnya dalam memang berasal dari dinasti politik sangatlah beberapa tahun kedepan. tinggi. Belum ada perempuan yang memang Perkembangan presentasi perempuan di berasal dari kalangan bawah yang merupakan Indonesia juga sangat lambat di bandingkan aktivis perempuan yang tahu betul tentang isu- negara-negara lain di dunia, Indonesia isu sensitif perempuan yang harus diutamakan. membutuhkan waktu yang sangat lama untuk Menjawab pertanyaan lainnya tentang meningkatkan representasi perempuan di politik. dampak perlunya peningkatan kuota perempuan Padahal jika melihat perbandingan perempuan terhadap pemerintahan. Masyarakat dapat Indonesia telah mendapat kursi di parlemen sejak melihat apa yang anggota parlemen perempuan tahun 1987. Dibandingkan dengan negara-negara periode sebelumnya hasilkan, apakah mereka lain hanya butuh waktu 10-20 tahun untuk memang pro terhadap kebijakan-kebijakan mencapai batas target yaitu 30%. Di ASEAN juga 32 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 Indonesia bukanlah top negara dengan capaian jangan hanya untuk lulus persyaratan memilih representasi perempuan di politik yang tinggi perempuan dengan tidak adanya jejak prestasi. masih kalah dengan beberapa negara. Tentu Partai politik harus mengalokasikan keuangan ini bukan tugas yang mudah untuk Indonesia parpol untuk memberikan pendidikan politik bagi kedepannya tetapi jika semua pihak bekerjasama para perempuan agar meningkatkan ketertarikan tentu akan bisa. para perempuan untuk masuk politik. Pendidikan politik juga dibutuhkan untuk para kader Rekomendasi perempuan yang sudah ada agar senantiasa Keterlibatan perempuan dalam dunia politik memiliki pengetahuan akan tugas-tugasnya di bukan lagi hal yang baru. Sejarah mencatat peranan DPR. perjuangan kaum perempuan dan partisipasi Menghapus budaya patriaki yang mana kaum perempuan dalam pembangunan bangsa memandang rendah kemampuan perempuan dan negara. Di era kolonialisme Belanda kita tentu harus diubah dengan begitu masyarakat mengenal tokoh perempuan seperti R.A Kartini, dari kalangan bawah lebih memiliki kepercayaan yang memperjuangkan hak-hak perempuan pada diri untuk berkompetisi dalam pemerintahan. masa itu agar dapat memperoleh pendidikan Dukungan keluarga dan faktor ekonomi mungkin yang setara dengan laki-laki. Sedangkan adapula menjadi masalah untuk perempuan yang mau perempuan yang ikut serta berjuang secara fisik terjun di politik tetapi kalau sistem pemilu sudah dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia mulai berubah tentu di masa depan sudah tidak seperti Cut Nyak Dhien. Namun kondisi sekarang adanya pemikiran bahwa politik uang yang bisa berbeda sebab perempuan pasca kemerdekaan memenangkan seorang calon legislatif. dituntut untuk menyumbangkan tenaga, pemikiran berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara baik dalam bidang politik, sosial dan budaya. DAFTAR PUSTAKA Sama halnya dengan anggota parlemen Andi Yuliana Paris yang mengatakan mungkin akan ada perubahan secara signifikan terhadap kebijakan- kebijakan yang pro terhadap perempuan jika Buku jabatan pimpinan di duduki oleh perempuan. Parawansa, KI. (2002). Hambatan Terhadap Tentu isu perempuan akan menjadi penting jika Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia, para anggota perempuan di parlemen banyak yang dalam Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar menempati kursi pimpinan dengan begitu mereka Jumlah. Jakarta: Internasional IDEA. sangat leluasa untuk mengambil keputusan dan Soetjipto, Ani Widyani. (2005). Politik Perempuan merubah mindset terhadap kebijakan-kebijakan Bukan Gerhana, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. yang gender-biased. Jika ada jabatan strategis yang di duduki oleh perempuan pasti bisa Susiana, Sali. (2013). Representasi Perempuan dalam berbeda hasilnya. Perempuan jadi makin berani Lembaga Legislatif, Jakarta: P3DI Setjen mengutarakan pendapatnya dan bisa lebih berani DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika. mengangkat isu-isu yang dianggap masih sensitif di dewan. Jurnal, Makalah Partai politik juga memegang peranan penting Kurniawan, Nalom. (2014). Keterwakilan bagi peningkatan representasi perempuan di Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Pasca politik. Untuk menjaring perempuan-perempuan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/ yang berkualitas tentunya di butuhkan dari PUU-VI/2008. Jurnal Konstitusi Kepaniteraan awal penjaringan yang mana adalah sistem dan Sekretariat jenderal Mahkamah Konstitusi penjaringan oleh partai politik. Partai politik juga Republik Indonesia, Vol. 11 No. 4. Juniar Laraswanda Umagapi Representasi Perempuan di Parlemen Hasil Pemilu 2019 33 Susiana, Sali. (2014). Urgensi Undang-Undang Komnas Perempuan. (1998). Komisi Nasional Tentang Kesetaraan dan keadilan Gender, Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kajian, Vol. 19, No. 3, September. (online), (http://www.koalisiperempuan. Umagapi, Juniar (2016). The Impact of Women or.id/wp-content/uploads/2017/11/Venny- Representation in Politics and Society Komisi-Nasional-Anti-Kekerasan-terhadap- Towards Religion and Cultural Perspective, Perempuan.pdf , diakses 6 Juni 2019) paper, ISRSF (Indonesian Scholarship and Margaretha, Felicia dan Putra, Ikram. (2019). In Research Support Foundation). Conversation With: Julia Suryakusuma Bicara Tantangan Kesetaraan Gender di Indonesia, Surat Kabar (online), (https://theconversation.com/ in-conversation-with-julia-suryakusuma- Bachyul, Jb., et al. (2019,Mei 17). Nepotism bicara-tantangan-kesetaraan-gender-di- Prevails in Polls, The Jakarta Post. indonesia-112904, diakses pada tanggal 20 Hamami, NS. (2019, Juni 11). Keterpilihan Juli 2019) Perempuan di DPR RI Naik, Republika. Primastika, Widia. (2018). Kuota Caleg Soetjipto, Ani. (2019, Desember 23). Defisit Terpenuhi, Tapi Mengapa Sedikit Yang Demokrasi dan Agenda Politik Perempuan, Lolos?, (online), (https://tirto.id/kuota-caleg- Koran Tempo. perempuan-terpenuhi-tapi-mengapa-sedikit- yang-lolos-da8e , diakses 7 Agustus 2019). Internet Puskapol UI. (2019). Analisa Perolehan Farisa, FC. (2019). KPU Bakal Pertahankan Kursi Pemilu DPR dan DPD RI tahun Aturan Soal Jumlah Keterwakilan Perempuan 2019:Kekerabatan dan Klientalisme dalam di DPR, (online), (https://nasional.kompas. Keterwakilan Politik, (online), (https:// com/read/2019/07/26/11285161/kpu-bakal- www.puskapol.ui.ac.id/press-release/rilis- pertahankan-aturan-soal-jumlah-keterwakilan- media-analisa-perolehan-kursi-pemilu-dpr- perempuan-di-dpr?page=allhttps:// dan-dpd-ri-tahun-2019-kekerabatan-dan- mafiadoc.com/perempuan-partai-politik- klientalisme-dalam-keterwakilan-politik. dan-parlemen-konrad-adenauer-stiftung_ html, diakses 5 Agustus 2019) 59fd3ce41723ddf9d4e9e8b5.html, diakses 25 Republika. (2019). Apakah Caleg Perempuan Agustus 2019) Hanya Sekedar Untuk Penuhi Kuota Gerintya, Scholastika. (2017). Kuota 30% Perempuan Perempuan di DPR RI, (online), (https:// di Parlemen Belum Pernah Tercapai, (online), www.republika.co.id/berita/internasional/ (https://tirto.id/kuota-30-perempuan-di- abc-australia-network/po11o2/apakah- parlemen-belum-pernah-tercapai-cv8q , diakses caleg-perempuan-hanya-sekedar-untuk- 4 September 2019). penuhi-kuota-perempuan-di-dpr-ri, diakses 1 Agustus 2019). Insight Report. (2017). The Global Gender Gap Report 2017. ISBN 978-1-944835- Retaduari, EA. (2019). Nasdem Pamer Anggota 12-5.World Economic Forum, (online), DPR RI Perempuan Lebih Dari 30% di (http://www3.weforum.org/docs/WEF_ Periode 2019-2024, (online), (https://news. GGGR_2017.pdf, diakses 29 Juli 2019) detik.com/berita/d-4562493/nasdem-pamer- anggota-dpr-perempuan-lebih-dari-30-di- periode-2019-2024 , di akses pada 5 Agustus 2019). 34 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 19 - 34 Sukandar, Clara Aprilia. (2018). Filipina:Negara Lain-lain Terbaik Kesetaraan Gender, (online), (https:// Lampiran Keputusan KPU No 1318/PL.01.9- www.wartaekonomi.co.id/read208525/ Kpt/06/KPU/VIII/2019 Tentang Penetapan filipina-negara-terbaik-kesetaraan-gender. Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan html , diakses 5 September 2019). Rakyat Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019. Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tetang Kesetaraan dan Keadilan Gender.