LIVELIHOOD NELAYAN TRADISIONAL DANAU SINGKARAK NAGARI GUGUAK MALALO KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Oleh : Roza Oktavia Email : [email protected] Dosen pembimbing : Dr. H. Yoserizal, Ms Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-Tlpn/ Fax. 0761-63277

Absrak

Penelitian ini menganalisis livelihood nelayan tradisional danau singkarak Nagari Guguak Malalo. Nelayan Tradisional yang hanya menggunakan perahu dayung untuk mencari ikan tidak mampu bersaing dengan nelayan modern yang menggunakan alat tangkap ikan perahu motor dan bagan (keramba jaring apung). Keadaan nelayan di nagari ini sangat memperihatinkan rendahnya pendapatan mereka karena keterbatasan teknologi, rendahnya pendidikan dan tidak memiliki modal. Hal tersebut membuat mereka tidak mampu berpindah mata pencarian pokok yang lain yang dapat menjamin livelihood mereka. Teori yang digunakan adalah teori subsistensi menurut James C. Scott. Analisa data di lakukan dengan cara kualitatif deskriptif, teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah pourposive dimana jumlah responden berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Dari hasil penelitian dilapangan bahwa livelihood yang digunakan nelayan tradisional Danau Singkarak Nagari Guguak Malalo adalah dengan memiliki pekerjaan sampingan (Buruh harian), penghematan, dan berhutang. Kemudian alasan nelayan tetap bertahan sebagai nelayan tradisonal adalah karena rendahnya pendidikan, tidak berani keluar kampung dan sistem mencari ikan yang sudah diwariskan secara turun- temurun.

Kata Kunci : livelihood, nelayan tradisional

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 1

LIVELIHOOD TRADITIONAL FISHERMEN OF LAKE SINGKARAK GUGUAK MALALO VILLAGE KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR

By : Roza Oktavia Email : [email protected] Advisor : Dr. H. Yoserizal, Ms Sociology Social and Political Science Riau University Campus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-Tlpn/ Fax. 0761-63277

ABSTRACT

This study analyzed the livelihood of traditional fishermen of Lake Singkarak Guguak Malalo village. Traditional fishermen who only uses a paddle boat for fishing can‘t compete with modern fishermen who use fishing gear motor boat and chart (floating net). The state of fishermen in this village is very concern their low income due to technological limitations, limited education and no capital. This makes them not able to move the livelihood of other subjects that can guarantee their livelihood. The theory used is the theory subsistence according to James C. Scott. The data Analysis is done by means of descriptive qualitative, data collection techniques in this study is pourposive where the number of respondents amounted to 6 people consisting of 4 men and 2 women. From the research field that the livelihood of traditional fisherman who ude Lake singkarak Nagari Guguak Malalo village is to have a second job (Daily Labour), savings, and debt. Then the fishing grounds remain the traditional fishermen is due lack of education, did not venture out of the village and the system looks for fish that have been passed on for generations.

Keywords: livelihood, traditional fishermen

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 2

PENDAHULUAN nelayan ikan yang hanya menggunakan perahu dayung tanpa mesin, dan nelayan Danau merupakan perairan umum pensi (kerang air tawar). Dengan daratan yang memiliki fungsi penting bagi menggunakan alat tangkap yang sedikit dan pembangunan dan kehidupan manusia baik teknologi yang sederhana, nelayan kecil fungsi ekologi sebagai tempat hanya mampu memperoleh hasil tangkapan berlangsungnya siklus ekologis dari ikan dalam jumlah yang sedikit pula yang komponen air kehidupan akuatik didalamnya. hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Disamping itu danau memiliki fungsi sosial sehari-hari, itu pun saat cuaca dan kondisi ekonomi bagi penduduk sekitarnya yang danau singkarak sedang bersahabat. Di secara langsung berkaitan dengan kehidupan Danau Singkarak ada musim pencarian ikan penduduk sekitar danau. Masyarakat yang yaitu pada musim hujan september sampai menggantungkan hidupnya pada pencarian februari, pada waktu itu ikan akan banjir ikan di danau tidak terlepas dari lingkaran tetapi semenjak tahun 2000 ikan di danau ini kemiskinan. tidak pernah lagi mengalami kebanjiran ikan dan mulai berkurangnya hasil tangkapan ikan Tingkat sosial ekonomi yang rendah oleh nelayan. Hal itu di sebabkan oleh merupakan ciri umum kehidupan nelayan beberapa faktor yaitu (1). Ekosistem air dimanapun mereka berada. Bahkan jika di danau yang mulai memburuk di akibatkan bandingkan secara seksama dengan oleh PLTA yang membuang limbah beracun kelompok masyarakat lain disektor pertanian, ke Danau Singkarak. (2). Batang air ombilin nelayan (khususnya nelayan buruh dan di tutup menyebabkan sampah-sampah nelayan kecil atau nelayan tradisional) dapat mengendap di dasar danau. (3). Teknologi digolongkan sebagai lapisan sosial paling yang di gunakan nelayan yaitu bagan ( miskin. Keterbatasan akses terhadap sumber keramba jaring apung). Hal tersebutlah yang daya ekonomi, baik peralatan dan lainnya membuat langkanya ikan di Danau Singkarak menyebabkan rumah tangga miskin seperti saat ini. Meskipun kelangkaan ikan terjadi nelayan, berupaya mengoptimalkan masyarakat tetap mencari ikan dan menguras pemanfaatan potensi tenaga kerja rumah sumber daya alam tersebut karena kebutuhan dengan mengalokasikan tenaga kerja secara ekonomi. Masyarakat yang bukan nelayan rasional kedalam sejumlah kegiatan ekonomi pun ikut serta dalam mencari ikan dengan di dalam dan luar sektor perikanan. Ada membuat bagan (keramba jaring apung) dan banyak penyebab terjadinya kemiskinan pada di kelola oleh masyarakt lainnya. masyarakat nelayan, seperti kurangnya akses kepada sumber-sumber modal, akses Menurut bapak Hilmi selaku Kabid Dinas terhadap teknologi, akses terhadap pasar Perikanan Kabupaten Tanah Datar bukan maupun rendahnya partisipasi masyarakat bagan (keramba jaring apung) yang di dalam pengelolaan sumber daya alam permasalahkan tetapi jaring yang di gunakan (Ismail; 1998; 34). berukuran sangat kecil sehingga semua jenis ukuran ikan yang terjaring termasuk ikan Nelayan kecil merupakan nelayan tradisional kecil ikut tertangkap yang seharusnya di yang mencari ikan di danau dengan lestarikan dan berkembang biak. Bagan menggunakan perahu kecil dan alat tangkap (keramba jaring apung) khususnya pencari yang sederhana dan tidak banyak tersentuh ikan bilih di Danau Singkarak, tidak hanya oleh teknologi canggih. Nelayan tradisional bagan (keramba jaring apung) tetapi setiap mengalami proses marginalisasi dan menjadi jaring yang digunakan nelayan yang di korban dari pembangunan dan modernisasi permasalahkan karena berukuran sangat kecil perikanan. Akibat keterbatasan teknologi apapun jenis ikan yang di tangkap oleh yang dimiliki, ruang gerak nelayan nelayan tersebut. tradisional umumnya sangat terbatas. Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dalam Para nelayan kecil kesulitan dalam mencari satu hari sekali ke danau. Beberapa contoh ikan di Danau Singkarak karena tidak bisa nelayan yang termasuk tradisional adalah bersaing dengan nelayan modern yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 3 menggunakan alat tangkap yang canggih dan merupakan nagari di kecamatan Batipuh membutuhkan modal besar untuk hasil yang Selatan kabupaten Tanah Datar yang berada maksimal seperti memiliki mesin dan dekat Danau Singkarak. Luas area danau di memiliki lebih banyak jaring untuk nagari ini 3600 Ha. Sebagai Nagari yang menangkap ikan, belakangan ini di Danau berada di dekat Danau Singkarak mayoritas Singkarak banyak masyarakat yang mencari penduduknya bekerja sebagai nelayan. Pada ikan di Danau Singkarak dengan tahun 2016 tercatat jumlah penduduk nagari menggunakan bagan (keramba jaring apung). guguak malalo sekitar 4.630 jiwa, mata Tidak mampunya nelayan tradisional pencarian penduduk di nagari guguak malalo bersaing dalam alat tangkap yang ini sebagian besar selain petani juga sebagai berpengaruh besar terhadap hasil tangkapan nelayan. jumlah penduduk yang bermata ikan dan pendapatan nelayan, hal tersebut pencarian sebagai nelayan atau yang hanya mengakibatkan nelayan kecil tidak dapat meggantungkan hidup pada Danau Singkarak memperoleh penghasilan sehingga keluarga yaitu 94 orang yang memiliki perahu dan nelayan kecil tidak dapat memenuhi mesin, 74 orang yang hanya memiliki perahu kebutuhan sehari-hari mereka, keadaan pada tahun 2016. Nelayan yang berada di tersebut yang menjadikan keluarga nelayan nagari guguak malalo merupakan nelayan kecil hidup dalam keterbatasan ekonomi yang miskin, hal ini dilihat dari kesejahteraan jauh dari sejahtera. Berbeda dengan keluarga masyarakatnya, tingkat pendidikan, dan pola nelayan yang memiliki modal besar dalam konsumsi masyarakat di nagari guguak bernelayan yang rata-rata hidup malalo. Jumlah pendapatan yang didapat oleh berkecukupan, keluarga nelayan kecil sering para nelayan di nagari guguak malalo Danau kali hidup dengan kondisi serba pas-passan. Singkarak sangat memperihatinkan, para Keluarga nelayan kecil di tuntut untuk nelayan tidak memiliki penghasilan yang bertahan hidup dalam himpitan ekonomi tetap. Penghasilan nelayan sangat bergantung yang melanda keluarga mereka, disaat harga pada hasil tangkapan ikan, jika nelayan tidak kebutuhan pokok yang setiap tahun naik, mau berhasil mendapatkan ikan maka mereka tidak mau mereka harus tetap bisa tidak akan mendapatkan penghasilan yang membelinya demi kelangsungan hidup cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. anggota keluarga mereka belum juga biaya pendidikan untuk anak mereka yang harus Potensi sumber daya perairan Danau mereka tanggung. Singkarak memang sangat menjanjikan tapi itu dulu sangat berbeda jauh pada saat ini Dalam kehidupan sosial ekonomi tidak hanya karena bertambahnya penduduk dan cara menyangkut perubahan dalam tingkat penangkapan ikan yang berlebihan di Danau perbaikan kondisi kehidupan, tetapi tetap Singkarak. Yang menganggu ekosistem mengedepankan pula pembagian-pembagian danau dan mengganggu mata pencaharian kebaikan. Dalam pelaksanaan kehidupan nelayan semakin langka nya ikan di Danau sosial ekonomi ada beberapa faktor yang Singkarak. Biasanya nelayan bisa mempengaruhi tingkat hidup masyarakat mendapatkan 15 liter perhari dalam 3 jaring seperti sosial budaya, sarana dan prasarana tapi saat ini 2 liter, itu pun sudah sangat serta jumlah penduduk di satu pihak beruntung. Produksi ikan di kabupaten tanah kehidupan sosial ekonomi dalam usahanya datar pada tahun 2014 tercatat sebayak tidak sepenuhnya menanggulangi 521,5/tahun (Dinas perikanan dan peternakan kepincangan-kepincangan sosial yang ada. kabupaten tanah datar). Lama pencarian ikan bagi nelayan kecil/tradisional yang hanya Danau Singkarak adalah sebuah danau yang menggunakan perahu dayung berlayar pada membentang di dua kabupaten sore hari menebarkan jaring dan pada esokan di Provinsi Sumatera Barat, , yaitu paginya baru di bangkit dan di bersihkan. kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Danau ini memiliki luas 107,8 km² Nelayan tradisional yang hanya dan merupakan danau terluas ke-2 di menggunakan perahu dayung untuk pulau Sumatera. Nagari Guguak Malalo pencarian ikan tentu saja akan kalah saing

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 4 dengan nelayan-nelayan lain nya yang sudah pemerintah dan sumber kondisi internal menggukan alat tangkap ikan yang nelayan tradisional yang bersangkutan. membutuhkan modal. Seperti bagan (keramba jaring apung) yang saat ini telah Himpitan ekonomi yang terus menerus banyak digunakan oleh masyarakat yang mengelilingi kehidupan keluarga nelayan memiliki modal, bagan menutupi permukaan- miskin menyebabkan kondisi kemiskinan permukaan danau yang membuat nelayan tidak bisa lepas dari kehidupan keluarga tradisional susah menebarkan jaring dan nelayan, mereka harus bertahan ditengah mempengaruhi hasil tangkapan nelayan keterbatasan ekonomi yang melanda keluarga selain itu bagan juga merusak keindahan mereka. pemandangan danau yang indah. Sedangkan nelayan miskin tidak memiliki modal untuk Nelayan tradisional di nagari Guguak Malalo itu, sedikitnya ikan yang di peroleh dari ini sangat memperihatinkan karena nelayan kecil yang hanya menggunakan keterbatasan tekhnologi dan pendidikan perahu dayung dalam pencarian ikan tentu mereka tidak dapat berpindah pekerjaan tetap saja tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup selain mencari ikan di Danau Singkarak dan sehari-hari keluarga nelayan. bekerja sampingan seperti berkebun, buruh tani dan kuli bangunan untuk livelihood Nelayan tradisional di Nagari Guguak Malalo mereka terpaksa berhutang dan makan pas- ini untuk memenuhi penghidupannya passan, keluarga nelayan tradisional saling (livelihood) dalam mata pencarian mereka bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan lebih mengutamakan aset sumber daya alam, hidupnya seperti membagi tugas dengan sang aset sumber daya alam dapat berperan ganda istri dengan berjualan sayur di pasar itupun karena keluarga nelayan bisa menikmati tidak setiap hari hanya saja pada musim sendiri sumber daya alam tersebut dan dapat panen karena masyarakat minang kabau di sewakan atau hasil dari sumber daya alam dikenal dengan sumber ekonomi tapak lapan. tersebut dapat di jual untuk memenuhi Selain itu pemanfaatan kawasan Danau kebutuhan livelihood mereka. Singkarak juga belum ditata, seperti pembatasan daerah tangkapan dan pembagian Strategi merupakan serangkaian cara tertentu zonasi pelestarian ikan. Akibatnya seluruh berkesinambungan untuk mencapai tujuan lokasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu. Dalam pengertian umum, strategi penangkapan. Para nelayan di nagari guguak adalah cara untuk mendapatkan kemenangan malalo ini khususnya nelayan tradisional atau pencapaian tujuan. Strategi bertahan mencari alternatif mata pencarian lain seperti hidup keluarga nelayan adalah suatu cara bertani/ bercocok tanam di halaman rumah atau usaha yang dilakukan oleh anggota dan buruh. keluarga nelayan miskin guna kelangsungan hidup keluarga tersebut. Masyarakat yang pandai dalam livelihood tidak akan mati kelaparan mereka menanam Dalam rangka memperbaiki taraf hidup dan ubi atau rempah-rempah bumbu masak di memberi peluang bagi keluarga nelayan halaman rumah itulah yang di jual oleh istri miskin kearah kehidupan yang sejahtera, nelayan tradisional di pasar. Selain itu adanya menurut Bagong Suryanto ada dua cara yang musim pensi (kerang air tawar) saat musim dapat dilakukan oleh keluarga nelayan kecil, pensi istri nelayan mencari pensi di Danau pertama dengan cara mendorong nelayan Singkarak untuk di makan atau di jual di kecil (tradisional) menjadi nelayan modern, pasar. kedua, menfasilitasi nelayan kecil agar lebih berdaya dan mempunyai kemampuan Nelayan tradisional biasanya pada saat penyangga ekonomi keluarga yang rentan musim kemarau panjang bukan saja sama terhadap krisis ekonomi. Pilihan mana yang dengan memperlama masa kesulitan mereka diambil dari dua jalan di atas, sudah barang dalam memperoleh hasil tangkapan, tetapi tentu sangat tergantung pada sumber daya juga menyebabkan kehidupan mereka semakin miskin, dan mereka terpaksa masuk

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 5 dalam perangkap hutang yang tidak Lokasi Penelitian berkesudahan. Ketidakmampuan nelayan- nelayan tradisional dalam berbagai aspek Penelitian ini dilakukan di sekitaran Danau adalah hambatan potensi bagi mereka untuk Singkarak Nagari Guguak Malalo Kecamatan meningkatkan kesejahteraan sosial dan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar mengatasi kemiskinan yang membelit mereka Provinsi Sumatera Barat. Penulis sengaja selama ini. mengambil lokasi di Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Pertanyaan Penelitian Tanah Datar karena berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Dari uraian di atas terlihat jelas persoalan Kab. Tanah Datar di Batusangkar nelayan yang dihadapi nelayan, keterbatasan dalam disana merupakan yang terbanyak dan masih memenuhi kebutuhan ekonomi, seperti eksis dari sepanjang danau singkarak. kondisi fisik jumlah anggota keluarga yang relatif besar, pendapatan rendah, kurangnya Nelayan tradisional yang masih bertahan partisipasi masyarakat dalam pelestarian ikan dengan mata pencarian pokok sebagai di Danau Singkarak. Melihat begitu rumitnya pencari ikan danau Singkarak Nagari Guguak permasalahan yang dihadapi nelayan Danau Malalo yang hanya menggunakan alat Singkarak di Nagari Guguak Malalo. Maka tangkap seperti perahu dayung, jaring ikan penulis memberikan batasan masalah yang di sehingga peneliti bisa menganalisis teliti yaitu: bagaimana livelihood dalam berusaha 1. Bagaimana livelihood nelayan memenuhi kebutuhan sehari-hari. tradisional Danau Singkarak di Nagari Guguak Malalo dalam berusaha Tabel 3.1 Subyek Penelitian memenuhi kebutuhan hidup No Nama keluarganya? 1 Pak M Damir

2. Mengapa nelayan tradisional Danau 2 Pak David Budiman Singkarak masih bertahan menjadi 3 Pak Rabumas nelayan? 4 Pak Sapri

5 Bu Farida Tujuan Penelitian 6 Bu Warni Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: Teknik Pengumpulan Data 1. Untuk menganalisis livelihood nelayan Observasi tradisional dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Merupakan teknik pengumpulan data dengan

2. Untuk mengetahui alasan nelayan jalan mengamati perilaku, tindakan dan tradisional Danau Singkarak di nagari aktivitas nelayan dalam aktivitas yang Guguak Malalo masih bertahan menjadi dilakukan oleh nelayan. Dalam penelitian ini, seorang nelayan. penulis mengamati bagaimana nelayan menetap dilokasi tangkap ikan, dan bagaimna HASIL DAN PEMBAHASAN keadaan ekonomi nelayan seperti; kondisi perumahan, aset yang dimiliki, pola Metode Penelitian konsumsinya dan aktivitas jual beli ikan dari nelayan. Analisa data di lakukan dengan cara kualitatif deskriptif, teknik pengambilan data dalam Wawancara penelitian ini adalah pourposive dimana jumlah responden berjumlah 6 orang yang secara umum yang dimaksud dengan terdiri dari 4 orang laki-laki ( Pak M. Damir, wawancara adalah cara penghimpun bahan- David Budiman, Rabumas, Sapri) dan 2 bahan keterangan yang dilaksanakan dengan orang perempuan ( Bu Farida, bu Warni) tanya jawab lisan, sepihak, berhadapan muka

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 6 dan dengan arah tujuan yang telah di Penghidupan didefenisikan sebagai tentukan (Muhammad Frouk dan Djaali. kemampuan aset dan kegiatan yang 2005) diperlukan untuk menjalani kehidupan dalam suatu rumah tangga. Kehidupan bukan Dokumentasi sesuatu yang sementara, tetapi harus kuat dan dapat berkelanjutan hingga akhir. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan Penghidupan (livelihood) dapat dimaknai data yang tidak langsung ditujukan pada sebagai upaya mencari nafkah untuk subjek penelitian, namun melalui dokumen. penghidupan, yaitu berbagai upaya yang Dokumen yang digunakan merupakan yang dilakukan seseorang / individu, rumah tangga berhubungan dengan masalah yang diteliti / keluarga dengan memanfaatkan berbagai dan mempunyai nilai ilmiah seperti referensi sumber daya yang dimilikinya untuk dan buku perpustakaan, jurnal, koran, mendapatkan penghasilan sehingga mampu internet dan dokumen lainnya. mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penghidupan dalam pengertiannya bermakna Analisis Data sebagai upaya yang dilakukan oleh individu atau rumah tangga untuk memiliki Teknik yang digunakan dalam penelitian penghidupan yang aman ketika mereka adalah teknik analisa deskriptif kualitatif, memperoleh penghasilan, termasuk dimana hal tersebut didasarkan pada kapabilitas dalam melindungi, beberapa pendapat yang menyatakan bahwa mengembangkan dan menggunakan serta analisa data merupakan proses memberi arti menikmati aset serta sumber daya yang pada data. Dengan demikian analisa data dimilikinya (Scoone:2001). tersebut terbatas pada gambaran, penjelasan dan penguraian secara mendalam dan Secara etimologis makna kata —livelihood“ sistematis tentang keadaan yang sebenarnya. itu meliputi aset atau modal (alam, manusia, Penganalisisan data dalam penelitian ini finansial, sosial dan fisik), aktifitas dimana dilakukan sejak mula diperolehnya data awal akses atas aset dimaksud dimensi oleh kegiatan penelitian dan berlangsung terus kelembagaan dan relasi sosial) yang secara sepanjang penelitian. Data yang telah bersama mendikte hasil yang diperoleh oleh diperoleh akan dikumpulkan untuk dijadikan individu maupun keluarga. bahan masukan yang akan digunakan sebagai bahan bukti dalam pelaksanaan penelitian ini. Kata —akses“ didefenisikan sebagai aturan

dan norma sosial yang mengatur atau Penelitian ini didukung dengan pelaksanaan mempengaruhi kemampuan yang berbeda kegiatan wawancara secara mendalam. Dari antara orang dan yang memiliki, mengontrol, hasil wawancara tersebut diperoleh mengklaim atau menggunakan sumber daya keterangan-keterangan berupa tanggapan dan seperti pengguna lahan di desa atau hasil pengamatan responden terhadap objek komunitas kampung. yang menjadi fokus penelitian.

Kekuatan (sumber daya) atau aset yang Dari hasil pengolahan data tersebut, dimiliki antar keluarga dalam sebuah desa selanjutnya keterangan-keterangan yang atau antara individu dalam keluarga tidaklah penulis dapatkan, penulis paparkan dalam homogen, karenanya aktivitas/kegiatan juga uraian-uraian berupa kata-kata yang mudah berbeda-beda menuju pada capaian dan hasil dipahami dan dimengerti. Hasil pengolahan penghidupan yang berbeda-beda. Istilah data ini akan dicek kebenarannya dengan miskin itu sendiri dalam konteks kekinian hasil wawancara. Dari sini akan bisa dipahami sebagai capaian atau hasil menghasilkan analisa yang diakhiri dengan penghidupan yang dicapai hingga —saat ini“ kesimpulan dan saran-saran. yang diidentifikasikan oleh penguasaan Pembahasan /kepemilikan/ akses atas aset atau sumber daya capital/modal yang terbatas.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 7

Menurut Frank Ellis Ada 5 aset dalam untuk melangsungkan dan mengembangkan livelihood yaitu: usaha serta taraf kehidupannya. 1. Human Capital (sumber daya manusia) yang termasuk kategori aset ini adalah Secara garis besar, kemiskinan dapat kesehatan, pendidikan, pengetahuan dan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan keterampilan, kapasitas untuk bekerja, relatif dan kemiskinan absolut. Kemiskinan kapasitas untuk beradaptasi. relatif adalah kemiskinan yang dinyatakan 2. Natural Capital (sumber daya alam) dengan beberapa persen dari pendapatan mencakup; tanah dan produksinya, air nasional yang diterima oleh kelompok dan sumber daya didalamnya (ikan), penduduk dengan kelas pendapatan tertentu pohon dan hasil hutan, binatang buruan, dibandingkan dengan proporsisi pendapatan serat dan pangan yang dibudidayakan, nasional yang diterima oleh kelompok keanekaragaman hayati, sesuatu penduduk dengan kelas pendapatan lainnya. kegiatan yang berhubungan dengan Sedangkan kemiskinan absolut diartikan lingkungan. sebagai suatu keadaan dimana tingkat 3. Financial capital (sumberdaya pendapatan absolut dari satu orang tidak keuangan) yaitu; tabungan atau mencukupi untuk memenuhi kebutuhan simpanan, dana pensiun, keuntungan pokoknya, seperti; sandang, pangan, usaha, upah/gaji. pemukiman, kesehatan, dan pendidikan 4. Social capital (sumberdaya sosial) yaitu; (Bagong Suyanto & Karnaji: 2005: 1-2). jaringan dan koneksi, kerukunan antar tetangga. Hubungan baik dengan teman, Sementara itu Kusnadi( 2002), membagi hubungan yang berbasis rasa saling masyarakat nelayan berdasarkan percaya dan saling mendukung yang penggolongan sosial dari tiga sudut pandang : dapat berbentuk kelompok formal dan 1. Dari segi penguasaan alat-alat produksi informal. atau peralatan tangkap (perahu, jaring, 5. Physical capital (sumberdaya dan perlengkapan yang lain), struktur infrastruktur) masyarakat nelayan terbagi kedalam Sumberdaya infrastruktur ini terdiri atas kategori nelayan pemilik (alat-alat dua komponen yaitu: produksi) dan nelayan buruh. Nelayan a. Infrastruktur termasuk; jaringan buruh tidak memiliki alat-alat produksi. transportasi, kendaraan, dan lain Dalam kegiatan produksi sebuah unit sebagainya, gedung dan tempat perahu, nelayan buruh hanya tinggal, sarana kebersihan dan air menyumbangkan jasa tenaganya dengan bersih, energi, jaringan komunikasi. memperoleh hak-hak yang sangat b. Teknologi dan alat; alat-alat dan terbatas. Dalam masyarakat pertanian, peralatan untuk produksi, nelayan buruh identik dengan buruh bibit,pupuk, pestisida, teknologi tani. Secara kuantitatif, jumlah nelayan tradisional. buruh di suatu desa nelayan lebih besar dibandingkan dengan nelyan pemilik. Menurut Soerjono Soekanto (2007:320), 2. Ditinjau dari skla investasi modal kemiskinan merupakan suatu keadaan usahanya, struktur masyarakat nelayan dimana seseorang tidak sanggup memelihara terbagi ke dalam kategori nelayan besar diri sendiri sesuai dengan taraf kehidupan dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar kelompok tersebut. Kemiskinan merupakan karena jumlah modal yang suatu kondisi ketidak mampuan seseorang diinvestasikan dalam usaha perikanan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari- relative banyak, sedangkan pada hari. Kemiskinan sesungguhnya bukan nelayan kecil justru sebaliknya. semata-mata kurangnya pendapatan untuk 3. Dipandang dari tingkat teknologi memenuhi kebutuhan hidup pokok atau peralatan tangkap yang digunakan, standar hidup layak, namun lebih dari itu masyarakat nelayan terbagi ke dalam kemiskinan adalah menyangkut kemungkinan kategori nelayan modern dan nelayan atau probalitas orang atau keluarga miskin itu tradosional. Nelayan modern

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 8

menggunakan teknologi penangkapan 3. Kemiskinan struktural, kemiskinan ini yang lebih canggih dibandingkan dinamakan struktural karena disandang dengan nelayan tradisional. Jumlah oleh suatu golongan yang —built in“ atau nelayan modern relative lebih kecil yang menjadi bagian yang seolah-olah dibandingkan dengan nelayan tetap dalam struktur suatu masyarakat. tradisional. Perbedaan-perbedaan Didalam konsep kemiskinan struktural tersebut membawa implikasi pada ada suatu golongan sosial yang menderita tingkat pendapatan dan kemampuan atau kekurangan-kekurangan fasilitas, modal, kesejahteraan sosial-ekonomi yang sikap mental atau jiwa usaha yang relative sama dengan orientasi usaha dan diperlukan untuk melepaskan diri dari perilaku yang berbeda-beda. ikatan kemiskinan. Salah satu contoh dari golongan yang menderita kemiskinan Menurut Soemardjan (1997), ditinjau dari struktural yaitu nelayan yang hanya sudut sosiologi kemiskinan dapat dilihat dari memiliki perahu dayung. Di dalam pola-polanya, yaitu: golongan ini banyak terdapat orang-orang 1. Kemiskinan individu, kemiskinan ini yang tidak mungkin hidup wajar hanya terjadi karena adanya kekurangan- dari penghasilan kerjanya, akibatnya kekurangan yang di sandang oleh seorang mereka harus pinjam dan selama hidup individu mengenai syarat-syarat yang terbelit hutang yang tak kunjung lunas. diperlukan untuk melepaskan dirinya dari 4. Kemiskinan budaya, yaitu kemiskinan lembah kemiskinan. Mungkin individu itu yang diderita oleh suatu masyarakat sakit-sakitan saja, sehingga tidak dapat ditengah-tengah lingkungan alam yang bekerja yang memberikan penghasilan. mengandung cukup banyak sumberdaya Mungkin juga ia tidak mempunyai modal yang dapat dimanfaatkan untuk financial atau modal keterampilan (skill) memperbaiki taraf hidupnya. Kemiskinan untuk berusaha. Mungkin juga ia tidak ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai jiwa usaha atau semangat masyarakat tidak memiliki ilmu juang untuk maju didalam kehidupan. pengetahuan, pengalaman, teknologi, jiwa Individu demikian itu dapat menderita usaha dan dorongan sosial yang hidup miskin dalam lingkungan yang diperlukan untuk menggali kekayaan alam kaya. Namun bagaimanapun, kalau di lingkungan dan menggunakannya untuk individu itu dikaruniai jiwa usaha yang keperluan masyarakat. kuat atau semangat juang yang tinggi niscaya ia akan menemukan jalan untuk Kemiskinan yang melanda kehidupan memperbaiki taraf hidupnya. nelayan disebabkan oleh faktor faktor yang 2. Kemiskinan relatif, untuk mengetahui kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak hanya kemiskinan relatif ini perlu diadakan berkaitan dengan fluktuasi musim-musim pembandingan antara taraf kekayaan ikan, keterbatasan sumber daya manusia, material dari keluarga-keluarga atau modal serta akses, jaringan perdagangan ikan rumah-rumah tangga di dalam suatu yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai komunitas tertentu. Dengan perbandingan produsen, tetapi juga disebabkan oleh ini dapat disusun pandangan masyarakat dampak negatif modernisasi perikanan yang mengenai mereka yang tergolong kaya mendorong terjadinya pengurasan sumber dan relatif miskin di dalam komunitas daya laut berlebihan (Agnes Sunartiningsih : tersebut. Ukuran yang dipakai adalah 2004) ukuran pada masyarakat setempat (lokal). Dengan demikian suatu keluarga yang Kondisi-kondisi aktual yang demikian dan disuatu daerah komunitas dianggap relatif pengaruh terhadap kelangkaan sumberdaya miskin dapat saja termasuk golongan kaya akan senantiasa menghadapkan rumahtangga apabila diukur dengan kriteria ditempat nelayan tradisional kedalam lingkaran lain yang secara keseluruhan dapat kekurangan. Karena nelayan tradisional tidak dianggap komunitas atau daerah yang bisa beralih pekerjaaan lain yang tetap selain lebih miskin. mencari ikan di danau singkarak yang di

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 9 sebabkan oleh rendahnya pendidikan nelayan sawah dan dan tidak adanya modal usaha. kebun), dan Teori James C. Scott berhutang Etika subsistensi merupakan sebuah teori 2 David Menggantun Kerja yang dikemukakan James C. Scott mengenai Budiman gkan hidup sampinga prinsip —dahulukan selamat: ekonomi pada hasil n (buruh subsistensi“ bahwa kebutuhan subsisten danau tani, untuk dikonsumsi sendiri, keselamatan utama ladang), keluarganya daripada mereka memperoleh berhemat keuntungan, setiap musim bergulat dengan 3 Rabumas Menggantun Kerja lapar dengan segala konsekuensi, mempunyai gkan hidup sampinga pandangan yang sedikit berbeda tentang pada hasil n kuli pengambilan resiko keluarga petani yang danau bangunan, harus hidup dengan lahan-lahan yang kecil di dan daerah yang terlalu padat penduduknya akan berhutang bekerja keras dan lama agar tetap bisa 4 Sapri Menggantun Tidak mempertahankan kebutuhan subsistensinya. gkan hidup memiliki pada hasil pekerjaan Strategi bertahan hidup (survival strategy) danau lain, sebagai strategi keamanan dan stabilitas berhutang adalah strategi minimal yang dilakukan 5 Farida Menggantun Tidak seseorang untuk mempertahankan hidup. gkan hidup memiliki Strategi ini dilakukan dengan berbagai cara pada hasil pekerjaan oleh berbagai lapisan (atas, menengah, danau lain, bawah) untuk dapat bertahan hidup. Artinya penghema semua hasil yang diperoleh digunakan untuk tan memenuhi kebutuhan hidup minimal 6 Warni Menggantun Kerja kebutuhan subsisten pangan. (Dharmawan, gkan hidup sampinga 2001). Senada yang diungkapkan oleh pada hasil n (buruh Saptari, (1997), bahwa strategi survival danau tani), dan sebagai bentuk usaha subsistensi, yaitu berhemat sebagai strategi atau seni bertahan hidup untuk sekedar untuk mencukupi kebutuhan Dari tabel rekap diatas dapat sehari-hari. disimpulkan bahwa nelayan tradisional Danau Singkarak di Nagari Guguak Malalo Hasil Penelitian memiliki persamaan yaitu sama-sama menggantungkan hidup pada hasil danau dan Livelihood yang digunakan nelayan perbedaan antara enam informan yang tradisional di Nagari Guguak Malalo peneliti wawancarai ada empat orang yang memanfaatkan segala aset yang dimilikinya memiliki pekerjaan sampingan, dan ada dua antara lain adalah kerja sampingan (buruh orang informan yang tidak memiliki pekrjaan tani, buruh bangunan), berhutang, dan lain selain mencari ikan di Danau singkarak. penghematan. Dari hasil penelitian di dapat Aset livelihood yang dilakukan nelayan hasil penelitian yaitu bahwa nelayan tradisional di Nagari Guguak Malalo ini ada tradisional di Nagari Guguak Malalo yang bekerja sebagai buruh tani (bekerja di sawah/di ladang milik orang lain), kuli N Respond Perbedaa Persamaan bangunan dan ada juga yang berhemat dan o en n bahkan sampai berhutang pada kerabat atau 1 M. Menggantun Kerja tetangga. Damir gkan hidup sampinga

pada hasil n (buruh danau tani,

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 10

Dari enam orang informan yang peneliti teliti ada perubahan dalam ada tiga orang informan yang memiliki aset perekonomian. rumah tangga dalam bentuk sumber daya 6. Warni :Terpaksa bekerja alam yaitu pak Damir dan Pak David mencari pensi karena tidak memiliki 1 haktar perkebunan damunggu memiliki modal usaha yang (kapur laga) yang di merupakan harta trun lain dan tidak memiliki lahan temurun dari keluarga (warisan), dan bu untuk berkebun. Farida memiliki sebidang sawah yang cukup Hasil dari wawancara 6 orang informan di tanam 200 padi. Hasil dari aset yang diatas membuktikan bahwa salah satu mereka miliki tidak dapat menikmati hasil penyebab nelayan tradisional masih bertahan karena hanya cukup untuk membayar hutang menjadi seorang nelayan di Sanau Singkarak yang sudah bertumpuk kepada kerabat adalah: mereka. Sedangkan tiga responden lagi tidak memiliki aset yang bisa membantu mereka 1. Faktor Kultural dalam pemenuhan perekonomian, mereka Pekerjaan sebagai nelayan merupakan hanya mengandalkan tenaga yang mereka pekerjaan yang berat yang hanya mampu di miliki untuk tetap sehat dan bekerja apapun lakukan oleh laki-laki tetapi di Nagari yang hanya mengandalkan tenaga saja. Guguak Malalo ada juga nelayan perempuan. Mereka yang bekerja sebagai nelayan tidak Nelayan tradisional yang masih bertahan bisa membayangkan pekerjaan lain selain menjadi nelayan di Danau singkarak mereka mencari ikan dan bercocok tanam. Keahlian yang memiliki alasan tersendiri yaitu mencari ikan bersifat amat sederhana dan 1. Pak M. Damir : Tidak dapat sepenuhnya dapat dipelajari dari orang tua meninggalkan pekerjaan mereka sejak mereka masih anak-anak. sebagai nelayan dikarenakan apabila orang tua mereka mampu pasti faktor mental yang kurang mereka akan berusaha menyekolahkan anak siap bersaing untuk mereka setinggi mungkin sehingga tidak pekerjaan selain menjadi harus menjadi nelayan mencari ikan yang nelayan. hanya mengandalkan fisik dalam bekerja 2. David Budiman: Tidak dapat seperti orang tua mereka, tetapi dari kasus- mencari pekerjaan tetap lain kasus keluarga yang diteliti ternyata di rantau karena tidak bisa kebanyakan mereka tidak mampu meninggalkan sang ayah membebaskan diri dari profesi nelayan, turun sendiri dirumah. temurun mereka adalah nelayan di Danau 3. Rabumas : Tidak memiliki Singkarak. Karena merasa mencari ikan modal usaha untuk termasuk pekerjaan yang gampang dalam melakukan pekrjaan lain menghasilkan uang mereka tergiur hanya yang tidak mengandalkan bergantung pada hasil danau tanpa tenaga fisik di karenakan memikirkan akan habisnya sumber daya alam pendidikan yang rendah tersebut tanpa di jaga kelestariannya. 4. Sapri : Rendahnya pendidikan dan tidak adanya Pengalaman merupakan salah satu faktor modal usaha, Tidak punya yang menyebabkan nelayan tradisional masih skill di bidang lain selain bertahan menjadi seorang nelayan dengan nelayan dan juga karena pekerjaan mencari ikan di danau karena faktor umur yang sudah tidak pekerjaan tersebutlah yang sesuai dengan produktif. keahlian dan kemampuan yang mereka 5. Farida : Rendahnya miliki. Selain itu faktor ekonomi juga pendidikan dan tidak adanya merupakan faktor yang menyebabkan modal usaha, nyaman nelayan tradisional tetap bertahan mencari bekerja sebagai nelayan ikan di danau, dengan ekonomi yang rendah pencari pensi walaupun tidak dan tidak adanya modal usaha untuk membuka usaha lain dalam mencari nafkah

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 11 untuk keluarga, minimnya pendidikan pada Tidak menentunya pendapatan nelayan yang nelayan juga menjadi faktor mereka tidak di sebabkan oleh keadaan sumberdaya alam dapat bekerja selain mencari ikan dan tidak yang sudah tidak mendukung, cuaca yang memiliki pilihan lain. buruk dan alat tangkap ikan yang seadanya 2. Modal Sosial yaitu hanya memerlukan perahu dayung dan jaring ikan tentu saja kalah saing dengan Nelayan tradisional memiliki hubungan yang nelayan yang sudah menggunakan perahu sangat baik di Nagari Guguak Malalo, motor atau bagan (keramba jaring apung). mereka memiliki kejujuran sehingga jika mereka berada dalam kesulitan kerabat atau Nelayan tradisional di Nagari Guguak Malalo tetangga akan membantu mereka dalam masih tetap saja mempertahankan pekrjaan mencarikan jalan keluarnya. pokok mereka mencari ikan di Danau Singkarak, karena rendahnya kualitas sumber KESIMPULAN DAN SARAN daya manusia nelayan, pendidikan yang rendah membuat nelayan tidak bisa mencari Kesimpulan pekerjaan tetap lain yang lebih menjanjikan. Orang minang di kenal dengan orang yang Nelayan tradisional di Nagari Guguak Malalo suka merantau dan berdagang, tapi bagi setelah mengalami perubahan mata nelayan di Nagari Guguak Malalo tidak pencarian, terjadinya kelangkaan ikan di demikian halnya mereka tidak mampu danau singkarak membuat para nelayan bersaing dengan pedagang lainnya karena kesulitan dalam perekonomiannya. Berbagai keterbatasan modal mereka hanya mampu macam livelihood di lakukan oleh para mencari ikan dan mempertahankan pekerjaan nelayan untuk keluarga mereka. Livelihood tersebut. nelayan tradisional yang berada di Nagari Guguak Malalo bermacam-macam ada yang Saran bekerja sampingan dengan buruh tani (membersihkan ladang), kuli bangunan, Pemerintah dalam melihat persoalan penghematan dan berhutang. Pekerjaan kemiskinan nelayan tradisional di nagari sampingan tentu saja tidak akan sama dengan Guguak Malalo, harus melibatkan nelayan pekerjaan pokok nelayan yang tetap selama miskin tersebut agar mereka termotivasi ini, pekerjaan sampingan hanya saat ada yang untuk membangun dirinya sendiri. meminta bantuan tenaga mereka seperti pemerintah bisa saja melakukan pelatihan membersihkan ladang jika tidak ada yang kepada nelayan untuk meningkatkan sikap meminta mereka terpaksa berdiam diri atau terampil agar nelayan dapat melakukan memperbaiki jaring ikan saja dirumah. Selain pekerjaan lain yang lebih baik saat musim itu ada tiga orang informan (pak David panceklik. Budiman, Pak Rabumas, bu Warni) yang Para wanita atau istri nelayan di berikan hanya memiliki aset dalam livelihood yaitu pelatihan kerja agar dapat membantu suami human capital, sumberdaya yang hanya mereka dalam mencari nafkah, kalau ada membutuhkan kesehatan, pendidikan, oknum yang bisa memberikan modal usaha pengetahuan, keterampilan, kapasitas untuk agar istri nelayan tidak hanya mengandalkan bekerja dan kapasitas untuk beradaptasi. Dan suami dalam mencari nafkah. ada tiga informan pula yang memiliki aset dalam livelihood Natural Capital (sumber DAFTAR PUSTAKA daya alam) mencakup; tanah dan produksinya, air dan sumber daya Bagong Suyanto & Sutinah. 2011. Metode didalamnya (ikan), pohon dan hasil hutan, Penelitian Sosial : Berbagai binatang buruan, serat dan pangan yang Alternatif Pendekatan. Jakarta. dibudidayakan, keanekaragaman hayati, Kencana sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 12

Faisal, Sanapiah. 2011. Format-Format Suryanto, Bagong. Karnaji. 2005. Penelitian Sosial. Jakarta. Kemiskinan dan Kesenjangan Rajagrafindo Sosial: Betika Pembangunan Tak Berpihak Kepada Rakyat Miskin. Hermanto Et Al., 1995. Kemiskinan di Air Langga University Press: Pedesaan : Masalah dan Surabaya Alternatif Penanggulangannya. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Setia, Resmi. 2005. Gali Lobang Tutup Pertanian. Badan Penelitian dan Lobang Itu Biasa: Strategi Buruh Pengembangan Pertanian. IPB: Menanggulangi Persoalan dari Bogor Waktu ke Waktu. Bandung: Yayasan Akatiga Ismail, S . 1998. Strategi Nelayan Dalam Memenuhi Kebutuhan Rumah Soerjono, Gunanto. 2008. Survivalisasi Tangga di Desa Bantar Kehidupan Masyarakat Dusun Kecamatan Rangsang Kabupaten Dombang Dampak Sosial Bengkalis. Skripsi. Faperi-UNRI Pembangunan Waduk Kedungomba. Jurnal PKS vol.II. Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan No 26 (kemiskinan dan perebutan sumber daya perikanan). Sunartiningsih, Agnes. 2004. Strategi : LKIS yogyakarta Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta: Aditya Kusnadi. 2002. Nelayan: Adaptasi dan Mesia Bekerja Sama dengan Jaringan Sosial. Humaniora Jurusan Sosiatri Fisipol UGM Utama Press: Bandung

Muhammad, Farouk. Djaali. 2005. Metode Jurnal Penelitian Sosial. Restu Agung. Jakarta Ali Bambang Nugroho. 2011. Kajian Strategi dan Program Perbaikan Ritzer, George dan Douglass J. Goodman. Operasionalisasi dari Milk District 2010. Teori Sosiologi Modern. Model Nestle di Jawa Timur. Jakarta. Kencana Buletin Peternakan. Vol 35 (2): 124-136. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Pt Raja Gravindo Widodo Slamet. 2011. Staregi Nafkah Persada. Jakarta Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin Di Daerah Pesisir. Sosial Soemarjan, Selo. 1997. Jurnal Sosiologi Humaniora. Jurnal Online. Vol. 15, Indonesia. Ikatan Sosiologi No. 1. Indonesia. Jakarta http://scholar?hl=id&oe=ASCII&q Scoone, 2001. Sustainable Rural Livelihoods =jurnal+slamet+widodo+strategi+n A Framework For Analysis. IDS afkah+berkelanjutan+kel+miskin& Working Paper 72. Institute of btnG=. (Diakses Februari 2016, Development Studies. 21.00 wib).

Scott, James C. 1981. Moral Ekonomi Petani. LP3ES. Jakarta: Intermasa Skripsi

Suryanto, Bagong. 2013. Anatomi: Alkausar. 2012. Kondisi Sosial Ekonomi Kemiskinan dan Strategi Nelayan Sungai Siak di Penanganannya. Intrans Pekanbaru (Studi Kasus di Publishing: . Kelurahan Srimeranti Kecamatan

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 13

Rumbai). Pekanbaru. Universitas Riau

Ummi Fadilla Latifah. 2016. Mobilitas pekerjaan dari nelayan ke non nelayan di desa / kelurahan bagan hulu kecamatan bangko kabupaten rokan hilir. Pekanbaru. Universitas Riau

JOM FISIP Vol. 4 No. 1  Februari 2017 Page 14