Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 1, Maret 2018 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960

KERAGAMAN ROTAN DI KAWASAN KARST SANGKULIRANG MANGKALIHAT KABUPATEN KUTAI TIMUR DAN KABUPATEN BERAU

Atma Wahyu Wiyanata1, Paulus Matius2, dan Marjenah3 1Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Jl Ki Hajar Dewantara Kampus Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75119, Indonesia. E-Mail: [email protected]

ABSTRAK

Keragaman Rotan Di Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat Kabupaten Kutai Timur Dan Kabupaten Berau. Kawasan karst Berau – Kutim (Sangkulirang Mangkalihat) merupakan bentang alam kompak dan tidak terpisahkan. Berada dalam dua wilayaha dministrasi yaitu Kabupaten Beraudan Kabupaten Kutai Timur, berdasarkan RTRWP Kalimanatan Timur tahun 2016 kawasan bentang alam karst Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur seluas 307.337 ha tersebar di hutan lindung dan kawasan budidaya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keragaman jenis tanaman rotan pada kawasan karst Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Areal penelitian ditentukan secara purposive dan sistematik sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini, Jumlah jenis rotan yang tertinggi dari enam lokasi penelitian terdapat pada lokasi Biatan Ulu dengan jumlah 8 jenis dengan jumlah individu/ha 744 dan jenis yang sedikit ditemukan terdapat pada lokasi Tondoyan dengan Gergaji, dengan masing- masing jumlah 4 jenis dengan jumlah individu/ha Tondoyan 87 individu dan Gergaji 193 individu.

Kata kunci : Karst, Keanekaragaman, Sangkulirang Mangkalihat, Rotan.

ABSTRACT

Rattan diversity on the Sangkulirang Mangkalihat karst area, East Kutai and Berau District. Berau- East Kutai (Sangkulirang Mangkalihat) karst areais a compact landscape and inseparable. Located in two administration region that is Berau and East Kutai district, according watershed approach in Berau and East Kutai district karst total area reach 1.867,676 ha extensive. According approach to land system karst total reach 505,173 ha divided to 3 category, start with mountain, hill and flat. This research do to analyze species diversity of rattan on the SangkulirangMangkalihat Karst Area in East Kutai and Berau district. Reasearch area determined with purposive and systematic sampling. According this research result, the highest amount of the rattan from 6 research location founded in BiatanUlu with 8 species with 744 individual/ha and a little in Tondoyan and Gergaji, each other is 4 species with 87 individual/ha in Todoyan and 193 in Gergaji.

Key words : Karst, diversimty, Sangkulirang Mangkalihat, Rattan.

1. PENDAHULUAN mempelajari keanekargaman jenis Keanekaragaman hayati kawasan vegetasi dibagian luar Karst (ektokarst), Karst Sangkulirang Mangkalihat terutama dilakukan dengan metoda Analisis keragaman vegetasi maupun fauna pada Vegetasi. Analisis vegetasi tumbuhan saat sekarang perlu diteliti dengan merupakan suatu cara mempelajari seksama agar dapat dikenal nilai-nilai komposisi jenis dan struktur vegetasi, keragaman yang ada yang dapat untuk mengetahui sebaran spesies dan bermanfaat sebagai pertimbangan jenis-jenis dominan pada suatu tempat perlunya konservasi kawasan karst melalui survey lapangan langsung tersebut di masa depan. Untuk (Fachrul, 2008). Sampai sekarang belum

41

Keragaman Rotan … Atma Wahyu W. et al.

pernah dilakukan penelitian terinci tumbuh di suatu pulau jenisnya berbeda mengenai daerah-daerah batu kapur di dengan pulau lainnya.Salah Kalimantan, tetapi survei-survei botani di satucontohSumatra terdapat tujuh marga Sangkulirang dan tempat lain Borneo rotan antara lain Plectocomia, (Anderson 1965 dalam Mackinnon, 2000) Plectocomiopsis, Calamus, menunjukkan bahwa habitat batu kapur Daemonorops, Korthalsia, Myrialepsis di Kalimantan menunjang kehidupan dan Ceratolobus.Di Kalimantan dijumpai flora yang kaya dan banyak di antaranya delapan marga rotan, yaitu Plectocomia, merupakan jenis yang khas daerah batu Plectocomiopsis, Daemonorops, kapur. Calamus, Korthalsia, Ceratolobus, Rotan termasuk dalam famili Pogonotium dan Retispatha, sedangkan (Palmae), merupakan salah di Pulau Jawa terdapat lima marga rotan satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yaitu Plectocomia, Daemonorops, yang sangat penting dalam memenuhi Calamus, Korthalsia dan Ceratolobus. kebutuhan hidup masyarakat pada . bebagai tingkatan kelas kehidupan, mulai dari masyarakat tradisional yang hidup di 2. METODA PENELITIAN daerah-daerah terpencil di tengah hutan sampai ke masyarakat modern yang 2.1. Tempat dan Waktu hidup di kota-kota besar. Penelitian ini dilaksanakan di Pengelompokan jenis-jenis rotan kawasan karst Sangkulirang umumnya didsarkan atas persamaan ciri- Mangkalihat, Kabupaten Kutai ciri karateristik morfologi organ Timur dan Kabupaten Berau. Pada tanaman, yaitu : akar, batang, daun, bulan Juni-Nopember 2016. bunga dan alat-alat tambahan. 2.2. Bahan dan Alat Sistematika atau klasifikasi dari Bahan dan alat yang digunakan tumbuhan rotan oleh Tellu (2002), dalam penelitian ini berupa Alkohol sebagai berikut : 70% yang digunakan sebagai bahan Kerajaan : Plantae pengawet material herbarium, Pita Divisi : Spermatophyta Survei untuk menandai batas plot Sub Divisi : Angiospermae dan member nomor pada setiap Kelas : Monocotyledoneae individu vegetasi yang didata, Ordo : Kantong Plastik untuk membungkus Famili : Palmae (Arecaceae) sampel vegetasi yang digunakan Sub Famili : untuk herbarium, Kertas Koran yang : Calamus digunakan untuk pembungkus Spesies :Calamus Caesius (rotan material herbarium, Tali sega) merupakan salah tambang/Rafia untuk pembatas satu contoh spesies genus dalam plot penelitian, Meteran untuk Calamus mengukur plot penelitian, Tallysheet Di Indonesia, rotan tumbuh secara dan alat tulis untuk mencatat data- alami dan tersebar luas di Jawa, Sumatra, data yang diambil di lapangan, Kalimantan, Sulawesi. Rotan merupakan Thermohygrometer digunakan untuk salah satu kelompok tumbuhan yang mengukur suhu udara dan memiliki jumlah spesies yang cukup kelembaban udara pada lokasi besar dengan tingkat variasi yang tinggi. penelitian, Patok yang digunakan Menon (1980) dalam Yudodibroto (1980) untuk petunjuk plot dan pengikat tali, menyatakan secara umum rotan uang Phiband/Pita ukur yang digunakan

42

Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 1, Maret 2018 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960

untuk mengukur diameter batang, Sulaiman dan Kabupaten Kutai Timur Kompas untuk menentukan arah : Tondoyan dan Gergaji Pada masing- pembuatan plot, Parang untuk masing kelas topografi dibuat plot membuat rintisan batas plot, berukuran 10 x 10 meter dengan Clinometer untuk mengukur jumlah plot setiap lokasi 15 plot yang kelerengan, GPS untuk mengambil terdiridari 3 kelas topografi ( titik koordinat pembuatan plot Punggung, lereng, lembah). Total penelitian, Kamera untuk keseluruhan dari 6 (enam) lokasi mendokumentasikan gambar setiap tersebut berjumlah 90 plot. jenis yang ditemui. Dalam pelaksanaan inventarisasi metode yang digunakan adalah 2.3. Prosedur Penelitian metode Purposive Sampling. Adapun Lokasi penelitian dibuat pada 6 gambaran tata letak sub plot dalam (enam) lokasi di dua kabupaten yaitu plot pengamatan dapat dilihat pada Kabupaten Berau : Suaran, Biatan, gambar dibawah ini: Lubang Klatak, Biduk-Biduk/Teluk

Gambar 1. Desain Plot Penelitian

2.4. Pengolahan Data (1971) rumusnya menggunakan Indeks Keanekaragaman dari Shannon Wienner : Indekskeanekaragaman (H') Merupakan parameter vegetasi H = ∑ yang sangat berguna untuk Keterangan : membandingkan berbagai komunitas H = Indeks Keanekaragaman Jenis tumbuhan, terutama untuk mempelajari ni = Jumlah Individu tiap jenis pengaruh gangguan faktor-faktor N = Jumlah individu seluruh jenis Pi = ni / N lingkungan atau abiotik terhadap komunitas. Karena dalam suatu Berdasarkan Indeks komunitas pada umumnya terdapat Keanekaragaman jenis menurut Shannon- berbagai jenis tumbuhan, maka semakin Wienner dalam Fachrul (2008), tua atau semakin stabil keadaan suatu didefinisikan sebagai berikut : komunitas, makin tinggi keanekaragaman a. Nilai H’ 1 > 3 menunjukan bahwa jenis tumbuhannya. Keanekaragaman keanekaragaman spesies pada suatu jenis yang terdapat dalam komunitas transek adalah melimpah tinggi. dapat diketahui dari Indeks b. Nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 menunjukan Keanekaragaman yang menurut Odum bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedang melimpah

43

Keragaman Rotan … Atma Wahyu W. et al.

c. Nilai H’ < 1 menunjukan bahwa Dari hasil penelitian yang keanekaragaman spesies pada suatu dilakukan di kawasan hutan Karst transek adalah sedikit atau rendah. Sangkulirang Mangkalihat, dapat diketahui bahwa jumlah jenis rotan yang 3. HASIL PENELITIAN DAN ditemukan sebanyak 14 jenis dan erdapat PEMBAHASAN 3 genus rotan yang termasuk dalam family Arecaceae seperti yang terlihat pada table berikut ni :

Tabel 1. Jumlah Jenis dan Individu Rotan di Kawasan Hutan Karst Sangkulirang Mangkalihat Pada Masing- Masing Lokasi (N/Ha)

No Jenis Lokasi I II III IV V VI 1 Calamusblumei Becc. 127 - - - - - 2 Calamuscaesius Blume - - - 7 - - 3 Calamusjavensis Blume - - 7 20 - - 4 Calamus sp1 273 7 167 60 80 220 5 Calamus sp2 - - - 7 53 2480 6 Calamus sp3 7 - - - - 153 7 Daemonoropsfissa Blume - - - 7 - - 8 Daemonoropshirsuta (Griff.) Mart 573 40 7 - - - 9 Daemonoropssabut Becc. 20 - - 20 233 487 10 Daemonorops sp1 - - - 47 - - 11 Korthalsiaflagellaris Miq. - 13 - - - - 12 Korthalsiahispida Becc. - - - - - 53 13 KorthalsiajalaJ.Dransf 7 - - - 7 - 14 Khorthalsiarostrata Blume 73 27 13 13 373 973 Jumlahindividu 1080 87 193 173 747 4367 Jumlahjenis 7 4 4 8 5 6

Keterangan : Lokasi I : Suaran, Lokasi II : Tondoyan, Lokasi III: Gergaji, Lokasi IV : Biatan Ulu, Lokasi V : Lubang Klatak, Lokasi VI :Biduk – Biduk/Teluk Sulaiman

Dari Tabel 1 diketahui perbedaan yang umum ditemukan pada ketinggian jumlah jenis dan jumlah individu rotan. sampai 850 mdpl dan memiliki Jumlah jenis tertinggi ditemukan pada persebaran yang luas di daerah Borneo Lokasi IV sebanyak 8 jenis dan jumlah (jarang ditemukan di Sabah), Sumatra, jenis terendah berada pada lokasi II dan Malaya Peninsula dan bagian selatan III sebanyak 4 jenis. Hal ini dikarenakan Thailand (Dransfield, 1997) setiap lokasi memiliki kondisi fisik yang Jenis yang selalu ditemukan berbeda-beda yang mengakibatkan berikutnya adalah Calamus sp1. Jenis ini pertumbuhan jenis rotan yang berbeda. belum diidentifikasi secara lanjut karena Terdapat dua jenis rotan yaitu Calamus semua individu yang ditemukan adalah sp1 dan Korthalsia rostrata yang selalu anakan dan dewasa yang belum berbunga ditemukan pada keenam lokasi. Hal ini dan susah untuk diidentifikasi lebih dikarenakan kedua jenis ini memiliki lanjut. Calamus merupakan marga rotan kemampuan beradaptasi yang besar. dengan jumlah terbanyak yaitu sekitar Korthalsia rostrata merupakan rotan 374 jenis. Memiliki persebaran yang luas,

44

Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 1, Maret 2018 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 mulai dari Afrika, India, Burma, Cina mempelajari pengaruh gangguan faktor- bagian selatan melewati kawasan Malesia faktor lingkungan atau abiotik terhadap sampai ke Queensland dan Fiji. komunitas atau untuk mengetahui Keanekaragaman tertinggi dan jumlah keadaan suksesi atau stabilitas komunitas. jenis terbanyak ditemukan di kawasan Karena dalam suatu komunitas pada Paparan Sunda, khususnya di Borneo umumnya terdapat berbagai jenis (Dransfield, 2008). tumbuhan, maka makin tua atau semakin stabil keadaan suatu komunitas, makin IndeksKeanekaragaman (H’) tinggi keanekaragaman jenis Fachrul (2008), mengemukakan bahwa tumbuhannya. Nilai indeks indeks keanekaragaman merupakan keanekaragaman dan indeks keseragaman parameter vegetasi yang sangat berguna anggrek dan rotan dapat dilihat dibawah untuk membandingkan berbagai ini : komunitas tumbuhan.Terutama untuk

Tabel 2.Indeks Keanekaragaman (H’) Rotan

Lokasi H'

Suaran 1,25

Tondoyan 1,20

Gunung Gergaji 0,54

Biatan Ulu 1,76

Lobang Kelatak 1,18

Biduk-Biduk Teluk Sulaiman 1,22

Dari tabel di atas diketahui bahwa 4. KESIMPULAN indeks keanekaragaman (H’) berkisardari 0,54 – 1,76. Nilai H’ tertinggi terdapat Dari hasilpenelitian yang telah pada hutan karst Biatan Ulu yaitu 1,76 dilakukan bahwa untuk jumlah jenis rotan dan H’ terendah pada hutan karst Gunung yang banyak ditemukan serta indeks Gergaji sebesar 0.54. Jika nilai H’ < 1 keragaman rotan pada enam lokasi menunjukkan bahwa keanekaragaman penelitian dapat disimpulkan jumlah jenis jenis adalah sedikit atau rendah, H’ 1 ≤ rotan yang tertinggi dari enam lokasi H’ ≤ 3 keanekaragaman adalah sedang penelitian terdapat pada lokasi Biatan Ulu dan nilai H’ > 3 maka keanekaragaman dengan jumlah 8 jenis dengan jumlah jenis adalah melimpah tinggi (Fachrul, individu/ha 744 dan jenis yang sedikit 2008). Keanekaragaman yang rendah ditemukan terdapat pada lokasi Tondoyan menandakan bahwa suatu ekosistem dengan Gergaji, dengan masing-masing mengalami tekanan atau kondisinya jumlah 4 jenis dengan jumlah individu/ha menurun (Suwondo et al., 2005). Tondoyan 87 individu dan Gergaji 193 individu.

45

Keragaman Rotan … Atma Wahyu W. et al.

DAFTAR PUSTAKA Odum. P. E. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. Dransfield J. 1997. The rattans of Brunei Philadelphia: W.B. Sounders Darussalam, Ministry of Industry Company. London and Primary Resources Suwondo, E. dkk.2005. Struktur Dransfield J, et all. 2008. Genera komunitas Gastropoda pada Hutan Palmarum: The evolution and Mangrove di Pulau Sipora classification of palms. Kew (UK): Kabupaten Kepulauan Mentawai Royal Botanic Garden. Sumatera Barat. Jurnal Biogenesis. 2 (1): 25-29 Fachrul, M. F.2007.Metode Sampling Bio Ekologi, Jakarta : PT Bumi Tellu,A,T.2002. Potensi dan Pola Aksara. Penyebaran jenis-jenis Rotan Di Hutan Cagar Alam Morowali. Sci Fachrul, F. M, 2008, Metode Sampling &Tec.3(2):34-36 Bioekologi. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Yudodibroto. 1980. Kunci Determinasi Rotan. Fakultas Kehutanan Mac Kinnon, K dkk. 1996. The Ecology Universitas Gajah Mada, of Kalimantan. Indonesia Yogyakarta Borneo.The Ecology of Indonesia Series Volume III.Periplus Editions.

46