Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik putusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr. Mahkamah AgungDEMI KEADILAN BERDASARKAN Republik KETUHANAN YANG MAHAIndonesia ESA Pengadilan Negeri Utara yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara: JOSE ALEXANDER HADI ANGGONO, Partikelir, beralamat di Jalan Tebet Barat Dalam X - E No. 22, Rt. 013 Rw. 005, Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Bertindak selaku Direktur Utama PT. ARTHA SEMPANA berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Artha Sempana No. 07 tanggal 09 September 2015 yang dibuat dihadapan Irma Bonita, S.H. Notaris di Jakarta dalam hal ini memberi kuasa kepada KENG JOE HOK, S.H. Pengacara dan Konsultan Hukum CECEP DJIWAPRADJA and PARTNERS, beralamat di Jalan Suryopranoto No. 1- 9, Komplek Delta Building Blok B 1-2, Jakarta Pusat, berdasarkan surat khusus tertanggal 25 Agustus 2017 untuk selanjutnya disebut Penggugat; Lawan: 1. PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero) dahulu Mahkamah AgungPerusahaan Umum PelabuhanRepublik II, beralamat di Jalan PasosoIndonesia No.1 , Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta. Untuk selanjutnya disebut TERGUGAT I; 2. BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA dahulu Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jendral Agraria Cq. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, beralamat di Jalan Sisingamangaraja nomor 2, Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut TERGUGAT II; 3. BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA JAKARTA UTARA Cq. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Jakarta Utara, beralamat di Jalan Melur No.10, Rt.1, Rw.12, Rawabadak Utara, Koja, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Untuk selanjutnya disebut TERGUGAT III; 4. ADE HARRIS CHRISTIAN, beralamat di Jalan Radar Auri Gg H Kunjin No. 71, Rt. 004, Rw. 014, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Untuk selanjutnya disebut TURUT TERGUGAT Mahkamah AgungI; Republik Indonesia

Halaman 1 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

5. ASIKIN KURNIAWAN, beralamat di Jalan Karang Bolong II/21, Rt. 001 Rw. 011, Kelurahan , Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Untuk selanjutnya disebut TURUT TERGUGAT II; Mahkamah Agung6. RICHARDUS Republik NANGKIH SINULINGGA, S.HIndonesia., Notaris di Jakarta, beralamat di Jalan Sukarjo Wiryopranoto No.90 D Lantai II, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta, sekarang tidak diketahui lagi alamatnya. Untuk selanjutnya disebut Turut Tergugat III; Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca surat-surat dalam perkara ini; Telah mendengar keterangan Penggugat, keterangan Tergugat I, keterangan Tergugat III dan keterangan Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II serta memperhatikan bukti tulisan Penggugat, dan bukti tulisan Tergugat I, serta telah mendengar keterangan saksi-saksi Penggugat dan Tergugat I; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 5 Desember 2017 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tanggal 6 Desember 2017 dalam Register Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr, telah mengajukan gugatan sebagai berikut : 1. Bahwa Penggugat adalah Pemilik dan Pihak yang menguasai sebidang tanah yang terletak di Jalan Lodan No. 43, Kelurahan Ancol, Mahkamah KecamatanAgung , Jakarta Republik Utara, yang dibeli dari Turut TergugatIndonesia I dan Turut Tergugat II, sebagaimana Akta jual beli Bangunan dan Pegoperan Hak No.529 tanggal 24 Maret 1992 dan No.640 tanggal 30 Maret 1992, keduanya dibuat dihadapan Notaris di Jakarta RICHARDUS NANGKIH SINULINGGA, SH; 2. Bahwa sebelum Penggugat memperoleh Tanah dan bangunan yang diperjual-belikan dari Para Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, Tanah tersebut dikuasai langsung oleh Negara dan disewakan kepada Tan Hin Liong seluas 8.000 m2, sebagaimana Surat Perjanjian Sewa Menyewa Milik Negara No. F/49/35 tanggal 10 Agustus 1949 dilakukan Lembaran Negara 1924 No. 240, yang kemudian diajukan permohonan untuk pendirian bangunan tanggal 14 Oktober 1949 dan diberikan ijin pada tanggal 14 Maret 1950 dengan No.279/BB dari Direktur Pedjabatan Pekerdjaan Umum Kota Djakarta; 3. Bahwa pada tanggal 29 Juli 1954, Tan Hin Liong telah menerima surat penyerahan sewa di atas kertas segel dari The Thian Lay atas Akte Sewa Menyewa Dibawah Tangan dari Pemerintah No. J 52/65 atas tanah Mahkamahseluas Agung + 3.200 Republikm2 yang dilakukan menurut Stlb. (LembaranIndonesia Negara) 1940 No. 427 tanggal 30 Djuli 1952 yang kemudian pada tanggal 1

Halaman 2 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Oktober 1951 diajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan dan telah diberikan izin No. 1654/RB tanggal 26 Mei 1952 dari Direktur Djawatan Pekerdjaan Umum Kota Djakarta; Mahkamah Agung4. Bahwa pada Republik tanggal 30 Nopember 1983 Halim Indonesia Tanar dahulu Tan Hin Long telah mendapatkan Surat Keterangan No.389/I-32/T.T./83 dari Lurah Kelurahan Mangga Dua Utara, yang isinya menerangkan bahwa yang bersangkutan menguasai sebidang tanah Negara seluas + 12.120 m2 terletak di Jalan Lodan No.43; 5. Bahwa Tuan Halim Tanar dahulu bernama Tan Hin Liong sebagaimana Surat Pernyataan Ganti Nama No.127/U/Kep/12/1966 tanggal 21 Pebruari 1968 telah dibuat Akta Jual Beli Gudang dan Pemindahan Hak No. 117 tanggal 24 Desember 1983 antara Halim Tanar dengan Tjan Fatta Efendi dihadapan Haji Bebasa Daeng Lalo, SH, Notaris di Jakarta, atas tanah seluas + 4.000 m2 dari luas tanah 8.000 m2 dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara : Saluran air dan Mesjid; - Sebelah Selatan : Jalan Lodan; - Sebelah Barat : Tanah Milik Tuan Arifin; - Sebelah Timur : PD. Cakung Jaya; 6. Bahwa Halim Tanar dahulu bernama Tan Hin Liong juga telah Mahkamah menjualAgung sebagian haknya dengan Republik Arifin, sebagaimana Akta Jual Indonesia Beli Gudang dan Pemindahan Hak No,118 tanggal 24 Desember 1983 dibuat dihadapan Haji Bebasa Daeng Lalo, SH, Notaris di Jakarta atas tanah seluas + 4.000 m2 sebagian dari luas tanah 8.000 m2 dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara : Saluran air dan Mesjid; - Sebelah Selatan : Jalan Lodan; - Sebelah Barat : PD. Inti Kayu Jaya; - Sebelah Timur : Tjan Fatta Efendi; 7. Bahwa pada tanggal 24 Desember 1983, Halim Tanar dahulu Tan Hin Liong telah membuat Surat Pernyataan Penyerahan hak atas tanah sewa No. J.52/65 tanggal 30 Djuli 1952 di atas kertas segel kepada Kuswadi dengan disaksikan oleh Andi Arifin dan F. Effendy serta diketahui oleh M. Habring. Hs Ketua Rukun Tetangga 006/01 Kelurahan Mangga Dua Utara dan Muchtar Effeni Ketua Rukun Warga 01/3 Kelurahan Mangga Dua Utara, juga telah dicatat dan dibukukan pada Kantor Kelurahan Mangga Dua Utara sebagai bahan inventerisasi wilayah dan untuk kepentingan pendataan Ipeda MahkamahNo.01/JB/3/1984 Agung tanggal 25 JuliRepublik 1984 serta Telah Melapor DicatatIndonesia dan

Halaman 3 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Dibukukan pada Kantor Kecamatan Penjaringan No.152/I-U/Sekrt./VII/KP/ 1984 tanggal 25 Juli 1984; 8. Bahwa Pada tanggal 18 Januari 1984, Arifin mengajukan Mahkamah Agungpermohonan SKPT (Surat Republik Keterangan Pendaftaran Tanah) No.18/PT/jir/1984Indonesia untuk mengajukan pensertifikatan, dimana pada point 1 isi dari SKPT tersebut jika dikutip berbunyi ” 1. Tanah tersebut semula adalah bekas Eig.Perp.No.10163. sisa : Surat Ukur tgl.------No.------Luas Sisa 606.643 m2. Yang berdasarkan Surat Hak Tanah tgl.------No. 520. Tertulis atas nama : GOUVERNEMENT VAN NEDERLANDSCH INDIE.---”; 9. Bahwa pada tanggal 5 Juni 1984, Arifin mengajukan permohonan Keterangan Rencana Kota pada Kepala Suku Dinas Tata Kota Jakarta Utara dan telah mendapatkan nomor permohonan 194/GSB/JU/VI/84; 10. Bahwa pada tanggal 22 September 1984 Kuswadi juga mengajukan permohonan Keterangan Rencana Kota pada Kepala Suku Dinas Tata Kota Jakarta Utara dan telah mendapatkan nomor permohonan 632/GSB/JU/IX/ 84; 11. Bahwa pada tanggal 12 Juli 1990 telah dibuat Akte Jual Beli Gudang dan Pengoperan Hak No.197 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta (sekarang Turut Tergugat III) antara Mahkamah KuswadiAgung selaku Penjual kepada Republik Turut Tergugat II selaku Pembeli Indonesia atas sebuah bangunan gudang beserta turutan-turutannya + 2.881 m2 terletak di Jalan Lodan No.43 Jakarta Utara; 12. Bahwa pada tanggal yang sama yaitu 12 Juli 1990 juga dibuat Akte Jual Beli Gudang dan pengoperan Hak No.198 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta (sekarang Turut Tergugat III) antara Arifin selaku Penjual kepada Turut Tergugat I selaku Pembeli atas sebuah bangunan gudang beserta turutan-turutannya berukuran + 3.973 m2 terletak di Jalan Lodan No. 43 Jakarta Utara; 13. Bahwa pada tanggal 1 Agustus 1990, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II melalui Turut Tergugat III sebagaimana tanda terima penerimaan surat-surat tertanggal 1 Agustus 1990 dan diterima oleh Sofjan Kelana yang tidak lain asisten dari Turut Tergugat III, telah disepakati biaya pengurusannya dan telah dibayar uang mukanya, sebagaimana tanda terima pembayaran tanggal 1 Agustus 1990 oleh Sofjan Kelana, asisten dari Turut Tergugat III, tetapi sampai 1 (satu) tahun lebih pengurusan Mahkamahpensertifikatan Agung hak atas tanah milikRepublik Turut Tergugat I dan Turut Tergugat Indonesia II tidak selesai-selesai dan tidak ada kabar beritanya;

Halaman 4 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

14. Bahwa oleh karena satu dan lain hal, maka pada tanggal 24 Maret 1992 tanah dan bangunan milik Turut Tergugat II dijual kepada Penggugat, sebagaimana Akte Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak No. Mahkamah Agung529 yang dibuat dihadapan Republik Richardus Nangkih Sinulingga, Indonesia SH, Notaris di Jakarta (sekarang Turut Tergugat III) antara Turut Tergugat II kepada Penggugat, atas sebuah bangunan gudang beserta turutan-turutannya seluas + 2.881 m2 terletak di Jalan Lodan No. 43 Jakarta Utara; 15. Bahwa pada tanggal 30 Maret 1992 Turut Tergugat I juga menjual tanah dan bangunan miliknya kepada Penggugat sebagaimana Akte Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak No. 640 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta (sekarang Turut Tergugat III) antara Turut Tergugat I kepada Penggugat, atas sebuah bangunan gudang beserta turutan-turutannya seluas + 3.973 m2 terletak di Jalan Lodan No. 43 Jakarta Utara; 16. Bahwa pengurusan pensertifikatan hak atas tanah milik Penggugat tetap dilanjutkan oleh Turut Tergugat III dan pada saat proses pengurusan pensertifikatan yang dilakukan oleh Turut Tergugat III dinyatakan terdapat kekurangan persyaratan yaitu Surat Rekomendasi dari Tergugat II. Bahwa Turut Tergugat III tidak pernah menjelaskan kalau tanah yang dibeli oleh Penggugat saat itu dikuasai dan masuk ke dalam Hak Pengelolaan Mahkamah TergugatAgung I, oleh karenanya PenggugatRepublik berpikir kalau hal tersebut Indonesia merupakan prosedur, sehingga Turut Tergugat I yang pada saat itu bertindak selaku Direktur Utama Penggugat, mengikuti saja pada saat di minta untuk menanda- tangani Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanpa melihat isi surat didalamnya; 17. Bahwa pada saat dikeluarkannya Surat Rekomendasi Nomor FP.015/4/12/C.Paka-92 tanggal 19 Oktober 1992 oleh Tergugat I dahulu Perusahaan Umum Pelabuhan II Cabang Sunda Kelapa/Kalibaru, Penggugat sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah melihat surat tersebut, karena semua diserahkan pengurusannya kepada Turut Tergugat III; 18. Bahwa proses pengurusan pensertifikatan Penggugat melalui Turut Tergugat III yang diperoleh berdasarkan Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak Nomor 640 tanggal 30 Maret 1992 atas sebidang tanah seluas + 3.973 m2 pada tanggal 14 Pebruari 1995 telah diterbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama Penggugat nomor 1002/Ancol dengan MahkamahGambar Agung Situasi No.1805/1993 tanggalRepublik 9 Nopember 1993 seluas 3.780Indonesia m2,

Halaman 5 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

masa berakhir haknya tanggal 13 Pebruari 2015 dengan Penunjuk diatas Tanah Hak Pengelolaan No. 7/Ancol; 19. Bahwa Penggugat melalui Turut Tergugat III juga mengajukan Mahkamah AgungPermohonan Hak atas tanahRepublik miliknya yang diperoleh berdasarkan Indonesia Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak Nomor 529 tanggal 24 Maret 1992 atas sebidang tanah seluas + 2.881 m2 pada tanggal 9 Januari 1998 juga dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2/HGB/BPN/98 Tentang Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah di Kotamadya Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta; Kemudian pada tanggal 08 April 1998 diterbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan nomor 1539/Ancol dengan Gambar Situasi No.03118/1996 tanggal 24 Oktober 1996 seluas 2.910 m2 masa berakhir haknya tanggal 7 April 2018 dengan Penunjuk Tanah diatas HPL No.1/Ancol dan No.7/Ancol; 20. Bahwa Sertifikat No. 1539/Ancol merupakan sisa dari surat rekomendasi Nomor FP.015/4/12/C.Paka-92 tanggal 19 Oktober 1992 yang telah diterbitkan sertifikat Nomor 1002/Ancol; Dimana Sertifikat No. 1539/Ancol berada diatas 2 (dua) alas Hak yaitu HPL No.1/Ancol dan No.7/Ancol, maka sertifikat tersebut kemudian di lakukan pemecahan menjadi sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3953/Ancol dengan Mahkamah GambarAgung Situasi No.00228/Ancol/2016 Republik tanggal 19 Pebruari 2016 Indonesiaseluas 1.175 m2 masa berakhir 7 April 2018 dengan Penunjuk Pemecahan atas nama sendiri (Tanah diatas Hak Pengelolaan No.7/Ancol); Dan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3954/Ancol dengan Gambar Situasi No.00229/Ancol/2016 tanggal 19 Pebruari 2016 seluas 1.735 m2 masa berakhir 7 April 2018 dengan Penunjuk Pemecahan atas nama sendiri (Tanah diatas Hak Pengelolaan No.1/Ancol); 21. Bahwa Penggugat, Turut Tergugat I, Turut Tergugat II serta penjual dan Pembeli sebelumnya telah melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan membayar pajak bumi dan bangunan hingga saat ini; 22. Bahwa pada tanggal 23 Maret 2017, Penggugat telah menerima Surat Peringatan I (Pertama) dari Tergugat I nomor HK.566/23/3/3/1/C.Pska- 17 yang isinya mengenai Surat Perjanjian Nomor. HK.566/3/18/C.Pska.92 telah berakhir jangka waktu penggunaan tanahnya dan ada kewajiban periode tanggal 7 Agustus 2012 sampai dengan 6 Agustus 2016 yang harus diselesaikan sebesar Rp. 1.482.310.904,- (satu milyar empat ratus delapan Mahkamahpuluh Agung dua juta tiga ratus sepuluh Republik ribu sembilan ratus empat rupiah), Indonesia Surat tersebut sudah ditanggapi oleh Penggugat, akan tetapi karena Komisaris dan

Halaman 6 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pemegang Saham sedang tidak ada ditempat maka Penggugat belum bisa memberikan Jawaban; 23. Kemudian pada tanggal 10 April 2017, Tergugat I kembali Mahkamah Agungmengirimkan Surat Peringatan Republik II (Kedua) nomor UM.330/1014/I/C.Pska-17 Indonesia dan telah diterima oleh Penggugat dan sudah disampaikan kepada Komisaris dan Pemegang Saham Penggugat, dengan tanggapan bahwa hal tersebut harus disikapi dan segera meminta bagian hukum dan atau mencari Advokat untuk mempelajari masalah tersebut, karena Pemegang Saham merasa bahwa Tanah dan Bangunan yang dikuasainya adalah dengan membeli dari Pihak lain bukan dari Tergugat I; Komisaris dan Pemegang Saham Penggugat juga meminta kepada Direktur Utama Penggugat untuk menanggapi surat Tergugat I dengan menemui Tergugat I dan hal tersebut sudah dilaksanakan, tetapi belum ada titik temu; 24. Bahwa pada tanggal 07 Juni 2017, kembali Tergugat I mengirimkan Surat nomor HM.608/7/6/I/C.Pska-17 dan telah diterima oleh Penggugat serta telah ditanggapi dengan meminta waktu; Penggugat telah memberikan jawaban atas surat-surat tersebut dengan nomor : 052/KH-CD/X/2017. Dan telah ditanggapi oleh Tergugat I pada tanggal 23 Oktober 2017 dengan No. HK.03/23/10/1/DI.2/GM/C.PSKA-17; 25. Bahwa setelah ada somasi, maka Mahkamah PenggugatAgung meminta tim hukumnya Republik untuk dilakukan penelitian ternyataIndonesia diatas HPL No.7/Ancol yang telah dimiliki Tergugat I diperoleh berdasarkan surat permohonan kepada Menteri Dalam Negeri Direktorat Jenderal Agraria sekarang Tergugat II, tanggal 1 Maret 1986 untuk mendapatkan Hak Pengelolaan atas bidang tanah seluas 754.430 m2 terletak di Kelurahan Penjaringan dan Mangga Dua Utara, Kecamatan Penjaringan, Wilayah Jakarta Utara, DKI Jakarta dan Tergugat II telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 yang isinya memberikan Hak Pengelolaan atas tanah seluas 592.771 m2 sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tanggal 31 Desember 1984 No.136/1984 telah diralat dengan Surat Keputusan Kepala Badan Badan Pertanahan Nasional Nomor 128/HPL/BPN/A/3 tanggal 17 Januari 1990 tentang Ralat Atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 1990 Nomor SK. 128/HPL/DA/86 Tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama Perum Pelabuhan II Jakarta; 26. Bahwa didalam salah satu point SK MahkamahNo.128/HPL/DA/86 Agung tersebut perihal Republik menimbang huruf a angka 1 dinyatakanIndonesia “Tanah-tanah bekas hak pakai asal konversi Hak Eig. Verp. No.11534 dan

Halaman 7 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

No.11063 (telah dilralat menjadi 10163) yang nama-nama pemiliknya, luas dan letaknya sebagaimana diuraikan dalam daftar lampiran keputusan ini yang telah berakhir haknya pada tanggal 23-9-1980 …….dst..” jo Daftar Lampiran Mahkamah AgungSurat Keputusan Menteri Republik Dalam Negeri tanggal 17-12-1986 Indonesia Nomor : Sk.128/HPL/DA/86 nomor urut 3 disebutkan status tanah bekas Hak Eig.Verp, No.11063 tanggal 23-7-1906 No.770 atas nama Haji Mohamad Achbab berdasarkan Permendagri No.2 th.1970 bekas hak Eig tersebut dikonversi menjadi Hak Pakai dan telah berakhir haknya pada tangga 23-9-1980 dengan luas 1.665 m2; 27. Bahwa Tergugat II dan Tergugat III telah lalai menjalankan fungsinya dengan baik sebagai penyelenggara negera yang telah memberikan hak kepada Tergugat I tanpa pengawasan yang ketat dan melihat situasi dilapangan. Dimana banyak tanah yang masih diduduki masyarakat belum dibebaskan, tetapi Tergugat I sudah menyatakan miliknya sebagaimana Sertifikat HPL No. 7/Ancol; 28. Bahwa Riwayat tanah dan bangunan yang dikuasai oleh Penggugat terhitung sejak tahun 1949, sementara Tergugat I mengajukan Permohonan Hak Pengelolaan baru tahun 1986, bagaimana mungkin Penggugat yang menguasai dan membeli hak atas tanah terlebih dahulu dan dengan itikad yang baik, ternyata harus melakukan sewa menyewa dengan Tergugat I yang Mahkamah tidakAgung menguasai Tanah, hanya Republik berdasarkan hak Pengelolaan Indonesia dengan luas yang tidak sesuai dengan yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri; 29. Bahwa sebagaimana diatur dalam Keppres 32 Tahun 1979 Tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah asal Koversi Hak-Hak Barat dalam Pasal 4 dijelaskan Tanah-tanah yang telah menjadi perkampungan atau diduduki rakyat, akan diprioritaskan kepada rakyat yang mendudukinya, dengan demikian maka Penggugat lah yang seharusnya lebih mendapatkan prioritas untuk mendaftarkan haknya; 30. Bahwa sebagaimana di atur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang berbunyi “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”; Bahwa cukup jelas sekali apa yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah melanggar Hak Penggugat untuk mengajukan permohonan Mahkamahpensertifikatan Agung Hak atas tanah apalagiRepublik Tergugat I telah membebani PenggugatIndonesia untuk membayar sewa yang pada saat itu tahun 1992 dihitung sebesar Rp.

Halaman 8 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

189.176.000,- (seratus delapan puluh Sembilan juta seratus tujuh puluh enam ribu rupiah) atau jika di perhitungkan sekarang dari tahun 1992 sampai dengan 2017 sudah ± 25 tahun (dua puluh lima tahun) yang jika diperhitungkan Mahkamah Agungnilainya sudah menjadi sebesarRepublik Rp. 10.000.000.000,-Indonesia (sepuluh milyar rupiah). Oleh karena wajar jika Penggugat meminta Tergugat I untuk membayar kerugian Penggugat sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah); 31. Bahwa Tergugat I jelas-jelas telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan menyatakan Hak atas tanah yang dikuasai oleh Penggugat adalah masuk dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17-12- 1986 Nomor Sk.128/HPL/DA/86, lampiran nomor urut 3 yang tertulis status tanah bekas Hak Eig.Verp, No.11063 tanggal 23-7-1906 No.770 atas nama Haji Mohamad Achbab berdasarkan Permendagri No. 2 Th.1970 bekas hak Eig tersebut dikonversi menjadi Hak Pakai dan telah berakhir haknya pada tangga 23-9-1980 dengan luas 1.665 m2, telah di akui sebagai miliknya oleh Tergugat I dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor HK.566/3/18/C.Pska-92 kepada Penggugat disebutkan seluas 5.564 m2, hal ini sangat jelas bertentangan; Bagaimana mungkin terjadi, sedangkan hak yang diberikan kepada Tergugat I Mahkamah dalamAgung SK. No 128 seluas 1.665Republik m2, akan tetapi diakui Tergugat Indonesia I luasnya sebanyak 5.564 m2. Sementara tanah yang dibeli dan dikuasai oleh Penggugat seluas 2.881 m2 + 3.973 m2 atau total 6.854 m2, kecuali salah lokasi; 32. Bahwa Penggugat adalah Pembeli yang beritikad baik dengan telah menyelesaikan semua kewajiban-kewajiban dalam pembelian tersebut. Dimana Penggugat jugat telah mengalami kerugian baik secara materiil maupun secara immaterial akibat Perbuatan Melawan Hukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, yang diperkirakan sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah). Oleh karenanya Penggugat meminta Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar kerugian tersebut secara tanggung renteng; Berdasarkan uraian di atas Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memutuskan : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; Mahkamah2. AgungMenyatakan Penggugat Republik adalah Pemilik yang beritikad Indonesia baik dan sah dan atas bidang tanah yang terletak di Jalan Lodan No. 43, Kelurahan

Halaman 9 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara seluas + 5.148 m2, sebagaimana Sertifikat HGB No.1002/Ancol dan Sertifikat HGB No.3953/Ancol; 3. Menyatakan Para Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah Mahkamah Agungmelakukan perbuatan melawan Republik hukum terhadap Penggugat; Indonesia 4. Menyatakan Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 antara Tergugat I dan Penggugat Batal dan tidak berlaku; 5. Memerintahkan kepada Tergugat II untuk membatalkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 yang isinya memberikan Hak Pengelolaan atas tanah seluas 592.771 m2 sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tanggal 31 Desember 1984 No.136/1984 jo Surat Keputusan Kepala Badan Badan Pertanahan Nasional Nomor 128/HPL/BPN/A/3 tanggal 17 Januari 1990 tentang Ralat Atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 1990 Nomor SK. 128/HPL/DA/86 Tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama Perum Pelabuhan II Jakarta; 6. Memerintahkan kepada Tergugat III untuk membatalkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.1002/Ancol dan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.3953/Ancol serta memberikan Hak kepada Penggugat untuk Mahkamahdiberikan Agung Sertikat kepemilikannya Republik sesuai dengan data-data yang dimilikiIndonesia; 7. Mewajibkan Tergugat I untuk mengganti kerugian materiil yang diderita oleh Penggugat yang jika diperhitungkan sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah); 8. Mewajibkan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III membayar kerugian Immateriil yang diderita Penggugat yang jika diperhitungkan sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) secara tanggung renteng; 9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung renteng membayar biaya perkara yang timbul; Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Penggugat hadir kuasanya yang bernama KENG JOE HOK, S.H. Pengacara dan Konsultan Hukum CECEP DJIWAPRADJA and PARTNERS, beralamat di Jalan Suryopranoto No. 1-9, Komplek Delta Building Blok B 1-2, Jakarta Pusat, berdasarkan surat khusus tertanggal 25 Agustus 2017. Tergugat I hadir kuasanya Mahkamahyang bernama Agung ANTON HARDIMAN, RepublikSH Jaksa Pengacara Negara pada IndonesiaKejaksaan Negeri Jakarta Utara beralamat di Enggano No. 1 Tajung Priok Jakarta Utara

Halaman 10 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

berdasarkan surat kuasa substitusi tertanggal 19 Januari 2018 dan Tergugat III hadir kuasanya yang bernama SUDARNA, SH, beralamat di Jalan Melur Raya No. 10 Rawa Badak Utara, Koja Jakarta Utara berdasarkan surat kuasa khusus Nomor Mahkamah58/Sk-31.72-600.13/III/2018 Agung tertanggalRepublik 20 Maret 2018, serta Turut IndonesiaTergugat I dan II hadir kuasanya yang bernama LINDA POEI ROSIDI, SH, beralamat di Jalan Timur No. 3 Jakarta Barat berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 20 Pebruari 2018, sedangkan untuk Tergugat II dan Turut Tergugat II tidak datang menghadap meskipun sudah dipanggil secara sah dan patut sebagaimana dalam relaas panggilan yang sah, maka sesuai musyawarah Majelis Hakim dalam perkara ini terhadap Turut Tergugat tidak perlu dipanggil lagi, dan persidangan dilanjutkan tanpa hadirnya Tergugat II dan Turut Tergugat III; Menimbang, bahwa Pengadilan telah mengupayakan perdamaian diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk Chrisfajar Sosiawan SH.,MH., Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara, sebagai Mediator; Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 27 Maret 2018, upaya perdamaian tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa telah dibacakan di persidangan surat gugatan Penggugat tersebut, yang isinya dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa Tergugat I telah mengajukan jawaban terhadap Mahkamahgugatan Agung yang pada pokoknya : Republik Indonesia I. DALAM EKSEPSI A. GUGATAN SALAH PIHAK (ERROR IN PERSONA) 1. Bahwa PENGGUGAT dalam Gugatan a quo telah menempatkan PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero) sebagai TERGUGAT I. Sehingga Gugatan PENGGUGAT salah alamat, karena PENGGUGAT telah mengadakan Kerjasama dengan Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992. Seharusnya dalam perkara a quo yang digugat adalah Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru, bukan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero), sehingga dalam hal ini TERGUGAT I tidak dapat dikaitkan dalam perkara a quo; 2. Bahwa oleh karena tidak adanya hubungan hukum antara Mahkamah AgungPENGGUGAT dengan Republik TERGUGAT I, maka PENGGUGAT Indonesia tidak

Halaman 11 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

mempunyai dasar hukum untuk menggugat TERGUGAT I. Dalam Hukum Acara Perdata dijelaskan bahwa Gugatan hanya dapat diajukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan hukum satu Mahkamah Agungsama lain. Hal iniRepublik sesuai dengan: Indonesia a. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 294/K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971, yang menegaskan: “Gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum”; b. Putusan Mahkamah Agung RI No. 639 K/Sip/1975 tanggal 28 Mei 1977, yang menegaskan: “Bila salah satu pihak dalam suatu perkara tidak ada hubungan hukum dengan objek perkara, maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”; BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, JELAS TERBUKTI BAHWA GUGATAN PENGGUGAT ADALAH ERROR IN PERSONA. OLEH KARENANYA SUDAH SEPATUTNYA DEMI HUKUM MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT ATAU SETIDAK-TIDAKNYA TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONVANKELIJKE VERKLAARD); B. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURIUM Mahkamah AgungLITIS CONSORTIUM); Republik Indonesia 1. Bahwa TERGUGAT I dalam perkara a quo adalah pemegang HPL No. 7/Ancol – Tahun 1990. Pada tanggal 16 September 1992 telah terjadi kesepakatan antara Kepala Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru dengan Direktur Utama PT. Artha Sempana yang tertuang dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92. Dalam Perjanjian a quo, Pihak Pertama (Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru) menyerahkan kepada pihak Kedua, in casu, PENGGUGAT dalam hal penggunaan atas sebidang tanah seluas 5.564 M2 (lima ribu lima ratus enam puluh empat meter persegi) merupakan bagian dari HPL No. 7/Ancol – Tahun 1990 yang terletak di Jalan Lodan No. 43 pada daerah lingkungan kerja pelabuhan dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 07 Agustus 1992 sampai dengan 06 Agustus 2012. Akan tetapi ternyata Mahkamah AgungCabang Pelabuhan SundaRepublik Kelapa tidak ditarik sebagai pihakIndonesia dalam perkara a quo. Dengan tidak ditariknya pihak Cabang Pelabuhan

Halaman 12 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Sunda Kelapa sebagai pihak dalam perkara a quo, maka gugatan PENGGUGAT menjadi kurang pihak (exceptio plurium litis consortium) dan sebagai konsekuensi tidak dipenuhinya syarat Mahkamah Agungformal gugatan, Republik maka gugatan a quo harus di tolak Indonesia atau dinyatakan tidak dapat diterima; 2. Bahwa terkait dengan kurang pihaknya dalam Gugatan a quo, maka Majelis Hakim dapat mempertimbangkan kaidah yang terkandung dalam beberapa Yurisprudensi dalam putusannya, sebagai berikut: a. Putusan Mahkamah Agung R.I. No.78 K/Sip/1972 tanggal 11 Oktober 1975, yang menegaskan: “Gugatan kurang pihak atau tidak lengkap atau kekurangan formil, harus dinyatakan tidak dapat diterima”; b. Putusan Mahkamah Agung R.I. No.938 K/SIP/1971 tanggal 4 Oktober 1972 Jo. No.151 K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975, yang menegaskan: “Bahwa dalam hal gugatan tidak lengkap (yang digugat hanya seorang) maka gugatan demikian harus dinyatakan tidak dapat diterima”; Mahkamah Agungc. Putusan Republik Mahkamah Agung R.I. No.1421 Indonesia K/Sip/1975 tanggal 08 Juni 1976, yang menegaskan: “Bahwa tidak dapat diterimanya gugatan ini adalah karena kesalahan formil mengenai pihak yang seharusnya digugat, akan tetapi belum digugat”; d. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1424 K/Sip/1975 tanggal 8 Juni 1976, yang menegaskan: “Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima karena terdapat kesalahan formil mengenai pihak yang harus digugat, tetapi tidak digugat, sehingga gugatannya tidak sempurna”; e. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 621 K/Sip/1975 tanggal 15 Mei 1977 jo No. 151 K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975, yang menegaskan: “Semua pihak harus digugat, harus lengkap, jika tidak maka gugatan cacat formil”; Mahkamah Agungf. Putusan MahkamahRepublik Agung R.I. No. 2438 K/Sip/1980Indonesia tanggal 22 Maret 1982, yang menegaskan:

Halaman 13 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

“Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli waris turut sebagai pihak dalam perkara”; Mahkamah Agungg. Putusan Republik Mahkamah Agung RI No. Indonesia 546 K/Pdt/1984 tanggal 31 Agustus 1984, yang menegaskan: “Dengan adanya pernyataan dari kontraktor, bahwa segala akibat dan resiko pembangunan proyek pertokoan dan perkantoran tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor, kontraktor tersebut harus ikut digugat”; h. Putusan Mahkamah Agung R.I. No.1125 K/Pdt/1984 tanggal 18 September 1985, yang menegaskan: “Judex factie salah menerapkan tata tertib beracara. Semestinya pihak ketiga yang bernama Oji sebagai sumber perolehan hak Tergugat I, yang kemudian dipindahkan Tergugat I kepada Tergugat II, harus ikut digugat sebagai Tergugat. Alasannya, dalam kasus ini, Oji mempunyai urgensi untuk membuktikan hak kepemilikannya maupun asal usul tanah sengketa serta dasar hukum Oji Mahkamah Agungmenghibahkan Republik kepada Tergugat I”; Indonesia BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, JELAS TERBUKTI BAHWA DENGAN TIDAK DILIBATKANNYA Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa SEBAGAI PIHAK DALAM PERKARA A QUO, MENYEBABKAN GUGATAN PENGGUGAT TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL, SEHINGGA GUGATAN PENGGUGAT DIKUALIFIKASI MENGANDUNG CACAT FORMIL. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT ATAU SETIDAK- TIDAKNYA MENYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONTVANKELIJK VERKLAARD); C. GUGATAN TIDAK JELAS/ KABUR (OBSCUUR LIBEL); C.1. PENGGUGAT DI SATU SISI MENGAKUI SEBAGAI PEMILIK DAN MENGUASAI OBJEK SENGKETA SEJAK TAHUN 1949, NAMUN DI SISI LAIN MENGAKUI SEBAGAI PEMILIK DAN MENGUASAI OBJEK SENGKETA SEJAK TAHUN 1992; Mahkamah Agung1. Bahwa jikaRepublik mengacu pada dalil PENGGUGAT Indonesia pada Posita No.1, No.14 dan No.15 Gugatan a quo, sangat jelas

Halaman 14 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

diketahui bahwa PENGGUGAT mengakui sebagai pemilik dan pihak yang menguasai objek sengketa, yang dibeli dari TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II sesuai Mahkamah AgungAkta JualRepublik Beli Bangunan dan Pengoperan Indonesia Hak No.529 tanggal 24 Maret 1992 dan No.640 tanggal 30 Maret 1992; 2. Selanjutnya, pada Posita No.28 Gugatan a quo, PENGGUGAT mengakui: “Bahwa Riwayat tanah dan bangunan yang dikuasai Penggugat terhitung sejak tahun 1949, ………”. 3. Bahwa pengakuan PENGGUGAT tersebut, merupakan bukti yang sempurna, sesuai dengan ketentuan, doktrin dan yurisprudensi sebagai berikut: a. Pasal 1925 KUH Perdata Jo. Pasal 1921 KUH Perdata dan vide : Hukum Acara Perdata, M. Yahya Harahap, S.H., halaman 728 huruf b tentang Nilai Kekuatan Pembuktian dan vide : Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Ny. Retnowulan Sutantio, S.H. dan Iskandar Oeripkartawinata, S.H., halaman 80- 81, yang menegaskan: Mahkamah Agung Republik“Bahwa Dalil yang diakui, Indonesia tidak perlu dibuktikan lagi karena secara hukum telah mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan merupakan salah satu persangkaan undang-undang“; b. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 32K/Sip/1971 tanggal 24 Maret 1971, yang menegaskan: “Suatu dalil yang dikemukakan oleh salah satu pihak dalam suatu perkara apabila telah diakui atau tidak disangkal dari pihak lain, maka dalil yang dikemukakannya itu dianggap telah terbukti“; c. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 1055K/Sip/1973 tanggal 13 Agustus 1974, yang menegaskan: Mahkamah Agung Republik“Apa yang diakui pihak lawan Indonesia dianggap terbukti secara sah“;

Halaman 15 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

C.2. PENGGUGAT DI SATU SISI HANYA MENGURAIKAN KEJADIAN ATAU PERISTIWA ATAU DUDUK PERKARA ANTARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT II, TERGUGAT III TURUT Mahkamah AgungTERGUGAT IRepublik DAN TURUT TERGUGAT II PENGGUGAT, Indonesia NAMUN DI SISI LAIN SAMA SEKALI TIDAK MENGURAIKAN KEJADIAN ATAU PERISTIWA TENTANG DUDUK PERKARA ANTARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT I, AKAN TETAPI TERGUGAT I DINYATAKAN MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM; 1. Bahwa menurut ketentuan Pasal 8 ayat (3) Reglement Op De Rechtsvordering (Rv) dinyatakan bahwasanya gugatan itu harus memuat upaya-upaya dan pokok gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu. Dalam hal ini, Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., dalam bukunya “Hukum Acara perdata Indonesia“ penerbit Liberty Yogyakarta, Tahun 1998 halaman 34, menyatakan: “Persyaratan mengenai isi gugatan kita jumpai dalam pasal 8 No. 3 Rv yang mengharuskan gugatan pada pokoknya memuat 1. identitas dari pada para pihak. 2. dalil-dalil konkrit tentang Mahkamah Agung Republikadanya hubungan hukum yang Indonesia merupakan dasar serta alasan-alasan dari pada tuntutan (middelen van den eis) atau lebih dikenal dengan fundamentum petendi dan 3. tuntutan (onderwerp van den eis met een duidelijke en bepaalde conclusie) atau petitum“; 2. Bahwa mencermati gugatan PENGGUGAT a quo, PENGGUGAT tidak menguraikan dalil-dalil konkrit mengenai adanya kejadian-kejadian atau peristiwa yang menjelaskan tentang duduk perkara antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT I, akan tetapi tiba-tiba PENGGUGAT menguraikan adanya perbuatan TERGUGAT I yang dinilai oleh PENGGUGAT sebagai perbuatan melawan hukum sebagai dasar tuntutan kepada TERGUGAT I, tanpa dapat menyebutkan kejadian atau peristiwa yang menggambarkan adanya duduk perkara antara PENGGUGAT dengan Mahkamah AgungTERGUGAT I; Republik Indonesia

Halaman 16 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa dari rangkaian dalil-dalil PENGGUGAT dalam Posita No.1 hingga No.13 Gugatan a quo, PENGGUGAT sama sekali tidak menyebutkan kejadian atau peristiwa Mahkamah Agungyang menjelaskanRepublik tentang duduk perkaraIndonesia antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT I, akan tetapi PENGGUGAT hanya menguraikan kejadian atau peristiwa yang menjelaskan duduk perkara antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT II, TERGUGAT III TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II; 4. Bahwa berdasarkan uraian di atas TERGUGAT I berpendapat surat gugatan dari PENGGUGAT tidak mencerminkan sebagai kaidah gugatan yang lengkap, masih sangat kabur dan tidak jelas; 5. Bahwa dalam gugatannya, PENGGUGAT menyatakan dalam Petitum No.3 Gugatan a quo, yaitu menyatakan Para TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah melakukan perbuatan melawan hukum dan pada Petitum No.4 menyatakan Surat Perjanjian Penyerahaan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : Mahkamah AgungHK.566/3/18.C.Pska-92 Republik antara TERGUGAT Indonesia I dan PENGGUGAT Batal dan tidak berlaku. Namun dalam positanya PENGGUGAT tidak menguraikan secara rinci perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I dikarenakan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT I tidak memiliki hubungan hukum, justru PENGGUGAT memiliki hubungan hukum dengan Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa. Demikian juga dengan gugatan PENGGUGAT dalam positanya yang tidak menjelaskan sebab musabab Surat Perjanjian Penyerahaan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18.C.Pska-92 dinyatakan batal dan tidak berlaku. Dengan tidak ada persesuaian antara posita dengan petitum yang diajukan oleh PENGGUGAT sehingga gugatan yang demikian patut ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak Mahkamah Agungdapat diterima; Republik Indonesia

Halaman 17 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung R.I. No.67 K/Sip/1975 tanggal13 Mei 1975, yang menegaskan: “Petitum tidak sesuai dengan posita, maka Mahkamah Agung Republikpermohonan kasasi dapat diterima Indonesia dan putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dibatalkan”; Bahwa dalil-dalil PENGGUGAT sebagaimana telah TERGUGAT I uraikan pada Butir C, sub. C.1. dan C.2. tersebut di atas, tergolong tidak jelas, tidak terang dan tidak tegas (Obscuur Libel), sehingga Gugatan PENGGUGAT a quo tidak memenuhi syarat Formal, sebagaimana pendapat mantan Hakim Agung, M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata”, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Kesembilan, 2009, Halaman 448, yang telah memberikan definisi tentang obscuur libel, yakni: “Yang dimaksud dengan obscuur libel, surat gugatan penggugat tidak terang atau isinya gelap (onduidelijk). Disebut juga, formulasi gugatan yang tidak jelas. Padahal agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk)”; Selanjutnya, sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.492 Mahkamah AgungK/Sip/1970 tanggal 21 RepublikNopember 1970 dan No.582 K/Sip/1973 Indonesia tanggal 18 Desember 1975 pada intinya menegaskan: “Bentuk-bentuk petitum yang tidak jelas yaitu antara lain, petitum tidak rinci dan atau kontradiksi antara posita dengan petitum, mengakibatkan gugatan tidak jelas dan memberi kesempatan kepada tergugat untuk mengajukan eksepsi obscuur libel. (M. Yahya Harahap, S.H., Hukum Acara Perdata, halaman 451-452, Sinar Grafika, Jakarta, 2009); Hal tersebut di atas sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Rv, dan telah menjadi Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I. No.492 K/Sip/1970 tanggal 16 Desember 1970, yang menegaskan: “Gugatan kabur (kabur) atau tidak sempurna harus dinyatakan tidak dapat diterima”; Hal yang sama juga telah dipertegas dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Reg. No.565 K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974, yang pada intinya menegaskan: Mahkamah Agung“Jika gugatan tidak Republik jelas maka gugatan tidak dapat diterima”Indonesia;

Halaman 18 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, JELAS TERBUKTI BAHWA GUGATAN PENGGUGAT A QUO ADALAH OBSCUUR LIBEL. OLEH KARENANYA, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT Mahkamah AgungUNTUK MENOLAK RepublikGUGATAN PENGGUGAT A QUO ATAUIndonesia SETIDAK- TIDAKNYA MENYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD); II. DALAM POKOK PERKARA; a. Bahwa TERGUGAT I mohon agar Jawaban Dalam Pokok Perkara di bawah ini dianggap merupakan satu kesatuan dengan Jawaban Dalam Eksepsi tersebut di atas yang secara mutatis mutandis tidak dapat dipisahkan; b. Bahwa TERGUGAT I menolak secara tegas keseluruhan dalil-dalil yang diajukan oleh PENGGUGAT, kecuali yang secara tegas TERGUGAT I mengakui kebenarannya berdasarkan hukum; A. GUGATAN PENGGUGAT DALAM PERKARA A QUO DIAJUKAN ATAS DASAR ITIKAD TIDAK BAIK; 1. Bahwa sebelum TERGUGAT I memberikan tanggapan atas dalil-dalil PENGGUGAT dalam Gugatan a quo, perlu TERGUGAT I sampaikan kepada Majelis Hakim Yang Terhormat, bahwa Gugatan Mahkamah Agunga quo diajukan oleh Republik PENGGUGAT atas dasar itikad tidakIndonesia baik; 2. Bahwa dalil TERGUGAT I di atas dapat dibuktikan, sebagai berikut: a. Sebagaimana telah TERGUGAT I sampaikan pada Butir B Dalam Eksepsi di atas, bahwa TERGUGAT I dalam perkara a quo adalah pemegang HPL No. 7/Ancol – Tahun 1990, dengan luas tanah 351.795 M2 (tiga ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh lima meter persegi). Selanjutnya, pada tanggal 16 September 1992 telah terjadi kesepakatan antara Kepala Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru dengan Direktur Utama PT. Artha Sempana, in casu, PENGGUGAT yang tertuang dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK..566/3/18/C.Pska-92. Dalam Perjanjian a quo, Pihak Pertama (Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru) Mahkamah Agungmenyerahkan kepadaRepublik pihak Kedua, in casu, PENGGUGAT Indonesia dalam hal penggunaan atas sebidang tanah seluas 5.564 M2

Halaman 19 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(lima ribu lima ratus enam puluh empat meter persegi) merupakan bagian dari HPL No. 7/Ancol – Tahun 1990 yang terletak di Jalan Lodan No. 43 pada daerah lingkungan kerja Mahkamah Agungpelabuhan Republik; Indonesia b. Bahwa sesuai Pasal 5 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK..566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, sangat jelas diketahui bahwa jangka waktu penggunaan tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo, adalah 20 (dua puluh) tahun, yakni terhitung sejak tanggal 07 Agustus 1992 sampai dengan tanggal 06 Agustus 2012; c. Bahwa di atas tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo, telah terbit Sertifikat HGB No. 1002/Ancol tanggal 09 November 1993 seluas 3780 M2 dengan masa berakhir haknya tanggal 13 Februari 2015 yang berada diatas tanah Hak pengelolaan No. 7/Ancol dan Sertifikat No. 1539/Ancol tanggal 24 Oktober 1996 seluas 2.910 M2 yang masa berakhirnya tanggal 07 April Mahkamah Agung2018 yang berdiriRepublik di atas tanah HPL No. 01/AncolIndonesia dan N0.7/Ancol; d. Bahwa dengan berakhirnya masa berlaku kedua sertipikat hak guna bangunan tersebut di atas dan juga berakhirnya jangka waktu penggunaan tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo, sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK..566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, maka sudah seharusnya tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo, dikosongkan oleh PENGGUGAT; e. Bahwa dengan tidak dikosongkannya tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo, TERGUGAT I telah meminta PENGGUGAT untuk segera Mahkamah Agungmengosongkan tanahRepublik dimaksud, namun faktanya hinggaIndonesia saat ini PENGGUGAT masih menguasai tanah objek sengketa

Halaman 20 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dimaksud, malah justru menggugat TERGUGAT I. Bahwa surat dan somasi-somasi/peringatan dimaksud TERGUGAT I sampaikan melalui: Mahkamah Agungi. Surat Republik Nomor : HM.60/1/9/C.Pska-2012 Indonesia tanggal 30 Oktober 2012 perihal : Pemberitahuan; ii. Surat Nomor : UM.330/28/2/1/C.Pska-17 tanggal 28 Februari 2017 perihal : Pemberitahuan; iii.Surat Nomor : HK.566/23/3/1/C.Pska-17 tanggal 23 Maret 2017 perihal : Peringatan I; iv.Surat Nomor : UM.330/10/4/1/C.Pska-17 tanggal 10 April 2017 perihal : Peringatan II; v. Surat Nomor : HM.608/7/6/1/C.Pska-17 tanggal 07 Juni 2017 perihal : Peringatan III; 3. Berdasarkan uraian tersebut di atas, sangat jelas terbukti bahwa Gugatan a quo diajukan oleh PENGGUGAT atas dasar itikad tidak baik, dengan maksud untuk mengusai tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo; BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA GUGATAN A QUO DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT ATAS DASAR ITIKAD TIDAK BAIK. OLEH KARENA ITU, Mahkamah AgungMOHON KEPADA MAJELISRepublik HAKIM YANG TERHORMAT Indonesia UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; B. PENGGUGAT ADALAH BUKANLAH PEMILIK ATAS TANAH OBJEK SENGKETA, YANG TERLETAK DI JALAN LODAN NO.43 JAKARTA UTARA; 1. Bahwa TERGUGAT I menolak keras dalil-dalil PENGGUGAT dalam Posita No.1 Gugatan a quo, yang pada intinya menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah pemilik dan pihak yang menguasai sebidang tanah yang terletak di Jalan Lodan No. 43 Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara; 2. Bahwa penolakan TERGUGAT I tersebut di atas didasarkan pada fakta-fakta hukum sebagai berikut: a. Bahwa TERGUGAT I adalah pemegang Hak Pengelolaan (HPL) berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor SK.128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 dan Sertifikat HPL No.7 tanggal 23 Mei 1990 dengan luas Mahkamah Agung351.795 M2 (tigaRepublik ratus lima puluh satu ribu tujuhIndonesia ratus

Halaman 21 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sembilan puluh lima meter persegi) yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara; b. Bahwa pada tanggal 02 Juni 1992, PENGGUGAT Mahkamah Agungmengirimkan Republik surat kepada Kepala Cabang PelabuhanIndonesia Sunda Kelapa Nomor : 021/AS/VI/1992 perihal Permohonan Penggunaan Tanah Pelabuhan dengan Pemberian HGB. Dalam permohonan tersebut, PENGGUGAT menunjuk lokasi yang dimohon yaitu : Jalan Lodan No. 43 Jakarta. Selain itu, PENGGUGAT juga telah membuat Surat Pernyataan tanggal 02 Juni 1992 yang ditandatangani oleh Presiden Direkturnya yaitu ADE HARRIS CHRISTIAN, in casu, TURUT TERGUGAT I, yang anatara lain menyatakan akan mentaati ketentuan- ketentuan yang berlaku selama mempergunakan tanah HPL milik TERGUGAT I yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo; c. Bahwa atas permohonan tersebut, Kepala Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru menyetujui Permohonan PENGGUGAT untuk menggunakan tanah pelabuhan seluas 5.564 M2 yang berlokasi di Jalan Lodan Raya No. 43 Jakarta Utara dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun; Mahkamah Agungd. Bahwa Republik guna merealisasikan permohonan Indonesia dari PENGGUGAT tersebut, pihak Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru telah sepakat untuk mengadakan Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992; e. Bahwa Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 dibuat sesuai dengan syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yang berbunyi: “Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat : a. Sepakat mereka yang mengikatkan Mahkamah Agungdirinya; Republik Indonesia

Halaman 22 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c. Suatu hal tertentu; Mahkamah Agung Republikd. Suatu sebab yang halal” ; Indonesia Bahwa untuk membuktikan apakah Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 dimaksud telah memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata dimaksud, berikut TERGUGAT I uraikan unsur-unsurnya: i. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; Menunjuk kalimat pembuka/komparisi Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 terbukti bahwa antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I telah terjadi kesepakatan untuk mengadakan perjanjian penyerahan penggunaan bagian tanah yang merupakan bagian dari Hak Pengelolaan Mahkamah AgungPelabuhan Republik Sunda Kelapa; Indonesia ii. Kecakapan membuat suatu perikatan; Dalam komparisi Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, juga dapat dibuktikan bahwa masing-masing pihak yang menandatangani perjanjian bertindak dalam kapasitasnya sebagai Kepala Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa/Kalibaru dan Direktur Utama dalam mewakili TERGUGAT I dan PENGGUGAT; iii. Suatu hal tertentu; Dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 dimaksud sangat jelas Mahkamah Agungterbukti bahwa Republik antara PENGGUGAT dan TERGUGAT Indonesia I telah sepakat untuk mengadakan perjanjian penyerahan

Halaman 23 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

penggunaan bagian tanah yang merupakan bagian dari Hak Pengelolaan Pelabuhan Sunda Kelapa; iv. Suatu sebab yang halal; Mahkamah AgungLatar Republik belakang dibuatnya Surat Perjanjian Indonesia Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 adalah didasarkan adanya itikad baik dari masing-masing pihak untuk bekerjasama dalam mengadakan perjanjian penyerahan penggunaan bagian tanah yang merupakan bagian dari Hak Pengelolaan Pelabuhan Sunda Kelapa; Berdasarkan uraian di atas jelas terbukti bahwa Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 dibuat sesuai syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karena itu sudah seharusnya isi dari perjanjian dimaksud mengikat PENGGUGAT dan TERGUGAT I serta berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya (vide, Pasal 1338 KUH Perdata); Mahkamah Agung3. Bahwa adapun Republik pokok-pokok kesepakatan kedua Indonesia belah pihak dalam Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 antara lain Pihak Pertama (Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa / Kalibaru) menyerahkan kepada pihak Kedua, in casu, PENGGUGAT, penggunaan atas sebidang tanah seluas 5.564 M2 (lima ribu lima ratus enam puluh empat meter persegi) yang merupakan bagian dari HPL No. 7/Ancol – Tahun 1990 yang terletak di Jalan Lodan No. 43 pada daerah lingkungan kerja pelabuhan dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 07 Agustus 1992 sampai dengan tanggal 06 Agustus 2012 (vide, Pasal 5 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992); Mahkamah Agung4. Bahwa selanjutnya Republik pihak PENGGUGAT mengajukanIndonesia permohonan perolehan Hak Guna Bangunan (HGB) kepada Badan

Halaman 24 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pertanahan Nasional Cq. Kantor Pertanahan Kota Jakarta Utara sesuai dengan Pasal 3 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Mahkamah AgungGuna Bangunan Republik Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 Indonesia tanggal 16 September 1992; 5. Bahwa atas permohonan dari PENGGUGAT tersebut, pihak kantor Pertanahan Nasional Jakarta Utara, in casu, TERGUGAT III telah mengeluarkan Sertifikat HGB No. 1002/Ancol tanggal 09 November 1993 seluas 3.780 M2 (tiga ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) dengan masa berakhir haknya tanggal 13 Februari 2015 yang berada di atas tanah HPL No. 7/Ancol dan Sertifikat No. 1539/Ancol tanggal 24 Oktober 1996 seluas 2.910 M 2 yang masa berakhirnya tanggal 07 April 2018 yang berdiri di atas tanah HPL No. 01/Ancol dan N0.7/Ancol; 6. Bahwa sesuai dengan Pasal 14 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, sangat jelas ditegaskan bahwa: “(1) Setelah perjanjian berakhir, Pihak Kedua berkewajiban untuk : Mahkamah Agung a.RepublikMengosongkan tanah dari bangunanIndonesia milik Pihak Kedua selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah waktu penggunaan berakhir; b. Selama pelaksanaan pengosongan, Pihak Kedua tetap dikenakan pembayaran uang pemasukan sebesar tarip yang berlaku; (2) Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya perjanjian, tanah tersebut belum juga dikosongkan, maka Pihak Pertama dapat mengambil tindakan : a. Melaksanakan pengosongan dengan ketentuan semua biaya yang timbul akibat pengosongan tersebut menjadi beban Pihak Kedua atau; b. Mengambil alih segala sesuatu yang dibangun di atas tanah tersebut menjadi milik Mahkamah AgungPihak Republik Pertama”; Indonesia

Halaman 25 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Namun setelah perjanjian berakhir tanggal 06 Agustus 2012, pihak PENGGUGAT sampai saat ini tidak segera mengosongkan tanah dari bangunan tersebut serta menyerahkan kembali tanah tersebut Mahkamah Agungkepada Cabang Republik Sunda Kelapa; Indonesia 7. Begitu pula halnya dengan HGB No. 1002/Ancol dengan masa berlaku hingga tanggal 13 Februari 2015 dan HGB No. 1539/Ancol masa berlakunya hingga tanggal 07 April 2018, dengan demikian sangat jelas diketahui bahwa saat ini kedua sertifikat HGB tersebut telah berakhir masanya; Jika mengacu pada Pasal 35 ayat (1) huruf a PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, sangat jelas diketahui bahwa: “Hak Guna Bangunan hapus karena : berakhir jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya atau dalam perjanjian pemberiannya”; Selanjutnya, Pasal 36 ayat (2) PP No. 40 Tahun 1996 menegaskan, bahwa: “Hapusnya Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 Mahkamah Agungmengakibatkan Republik tanahnya kembali Indonesia ke dalam penguasaan pemegang Hak Pengelolaan”; Dengan telah berakhirnya jangka waktu sertifikat HGB No. 1002/Ancol pada tanggal 13 Februari 2015 dan HGB No. 1539/Ancol masa berakhirnya pada tanggal 07 April 2018, maka kedua HGB tersebut telah hapus dan secara mutatis mutandis tanah tersebut kembali dalam penguasaan pemegang HPL yakni Tergugat I; 8. Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas diketahui bahwa sesungguhnya PENGGUGAT tidak mempunyai legal standing atas penguasaan lahan dan bangunan di Jalan Lodan No. 43 Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara; BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA PENGGUGAT ADALAH BUKANLAH PEMILIK ATAS TANAH OBJEK SENGKETA, YANG TERLETAK DI JALAN LODAN NO.43 JAKARTA UTARA. OLEH KARENA ITU, MOHON Mahkamah AgungKEPADA MAJELIS HAKIM Republik YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAKIndonesia SELURUH GUGATAN PENGGUGAT;

Halaman 26 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

C. TURUT TERGUGAT I DAN TURUT TERGUGAT II TIDAK MEMPUNYAI HAK UNTUK MENJUAL KEPADA PENGGUGAT ATAS TANAH OBJEK SENGKETA YANG TERLETAK DI JALAN LODAN Mahkamah AgungNO.43 JAKARTA UTARA; Republik Indonesia 1. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan keras dalil-dalil PENGGUGAT dalam pada Posita No.14 dan 15 Gugatan a quo, yang pada pokoknya menyatakan bahwa pada tanggal 24 Maret 1992 tanah dan bangunan milik TURUT TERGUGAT II dijual kepada PENGGUGAT sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.529 dan pada tanggal 30 Maret 1992 TURUT TERGUGAT I juga menjual tanah dan bangunan kepada PENGGUGAT sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.640; 2. Sebagaimana telah TERGUGAT I uraikan pada Butir B angka 2 huruf a di atas, bahwa status TERGUGAT I sebagai pemegang HPL atas tanah objek sengketa didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor SK.128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 dan Sertifikat HPL No.7 tanggal 23 Mei 1990 dengan luas 351.795 M2 (tiga ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh lima meter persegi) yang berlokasi di Wilayah Mahkamah AgungKelurahan Ancol, KecamatanRepublik Penjaringan, Jakarta Utara; Indonesia 3. Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas diketahui bahwa TERGUGAT I sebagai pemilik dan/atau pemegang HPL atas tanah objek sengketa sejak tanggal 23 Mei 1990 sesuai dengan waktu pengeluaran Sertifikat HPL No.7. Sedangkan TURUT TERGUGAT II menjual tanah objek sengketa kepada PENGGUGAT pada 24 Maret 1992 sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.529 dan TURUT TERGUGAT I menjual tanah objek sengketa kepada PENGGUGAT pada tanggal 30 Maret 1992 sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.640. Dengan demikian, TERGUGAT I lebih dahulu memiliki dan menguasai tanah objek sengketa dimaksud; 4. Jika fakta hukum tersebut dikaitkan dengan isi ketentuan Pasal 34 Ayat (6) PP No. 40 Tahun 1996, maka sangat jelas diketahui bahwa: “Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Mahkamah AgungPengeloaan Republik harus dengan persetujuan tertulisIndonesia dari pemegang Hak Pengelolaan”;

Halaman 27 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Dalam hal ini, TERGUGAT I tidak pernah memberikan persetujuan tertulis, baik kepada TURUT TERGUGAT I maupun TURUT TERGUGAT II terhadap pengalihan HGB tanah yang terletak di Mahkamah AgungJalan Lodan No.Republik 43 Jakarta Utara yang merupakan Indonesia bagian dari HPL No. 07/Ancol. Dengan demikian, jual-beli atau pengalihan yang terjadi antara TURUT TERGUGAT I maupun TURUT TERGUGAT II kepada PENGGUGAT adalah cacat hukum dan tidak sah atau lebih tepatnya batal demi hukum, karena terdapat causa yang tidak halal (vide, Pasal 1320 KUH Perdata); BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA TURUT TERGUGAT I DAN TURUT TERGUGAT II TIDAK MEMPUNYAI HAK UNTUK MENJUAL KEPADA PENGGUGAT ATAS TANAH OBJEK SENGKETA YANG TERLETAK DI JALAN LODAN NO.43 JAKARTA UTARA. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; D. DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN TURUT TERGUGAT I MENGIKUTI SAJA UNTUK MENANDATANGANI SURAT PERJANJIAN PENYERAHAN PENGGUNAAN BAGIAN TANAH HAK PENGELOLAAN PELABUHAN DENGAN PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN NOMOR Mahkamah Agung: HK.566/3/18/C.PSKA-92 Republik TANGGAL 16 SEPTEMBER 1992,Indonesia ADALAH DALIL YANG SANGAT MENGADA-ADA; 1. Bahwa TERGUGAT I menolak keras dalil-dalil PENGGUGAT pada Posita No.16 Gugatan a quo, yang pada intinya menyatakan bahwa TURUT TERGUGAT I yang pada saat itu bertindak sebagai Direktur Utama dari PENGGUGAT, mengikuti saja pada saat diminta untuk menandatangani Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992; 2. Bahwa penolakan TERGUGAT I tersebut di atas sangat mendasar, karena TURUT TERGUGAT I bukanlah orang yang belum dewasa, namun jelas-jelas sebagai pucuk pimpinan di perusahaan, yakni berstatus sebagai Direktur Utama pada PENGGUGAT. Oleh karenanya, dalil PENGGUGAT dimaksud adalah tidak benar dan sangat tidak mendasar; Mahkamah Agung3. “Apabila” dalil PENGGUGATRepublik dimaksud benar adanya, Indonesia quod non, sudah dapat dipastikan TURUT TERGUGAT I yang saat itu

Halaman 28 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menjabat sebagai Direktur Utama dari PENGGUGAT tidak akan melakukan pembayaran kepada TERGUGAT I. Namun faktanya, PENGGUGAT melakukan pembayaran kepada Cabang Pelabuhan Mahkamah AgungSunda Kelapa Republikdengan total sebesar Rp.208.093.600,00 Indonesia (dua ratus delapan juta sembilan puluh tiga ribu enam ratus Rupiah) sesuai dengan Nota Penjualan Jasa untuk : Tanah / Perairan tertanggal 17 September 1992; 4. Dengan adanya fakta tersebut, sangat jelas diketahui bahwa TURUT TERGUGAT I menandatangani Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 pada tanggal 16 September 1992 bukan karena terpaksa atau hanya mengikuti saja, namun secara sukarela dan dalam keadaan sadar, sehingga perjanjian tersebut menjadi bukti yang sah, sebagaimana dikatakan oleh M. Yahya Harahap, dalam bukunya “Hukum Acara Perdata”, Sinar Grafika, 2009, Jakarta, halaman 557-558, bahwa: “Salah satu syarat pokok surat atau tulisan sebagai alat bukti, harus tercantum di dalamnya tanda tangan (handtekening signature). Tanpa tanda tangan, suatu Mahkamah Agungsurat Republik tidak sah sebagai alat bukti tulisan”; Indonesia Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas bahwa perjanjian tersebut dibuat dan ditandatangani oleh para pihak telah memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karenanya, semua pihak dalam perjanjian tersebut wajib melaksanakannya dengan itikad baik, karena perjanjian dimaksud telah mengikat para pihak dan berlaku sebagai undang-undang (vide, Pasal 1338 KUHPerdata); BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN TURUT TERGUGAT I MENGIKUTI SAJA UNTUK MENANDATANGANI SURAT PERJANJIAN PENYERAHAN PENGGUNAAN BAGIAN TANAH HAK PENGELOLAAN PELABUHAN DENGAN PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN NOMOR : HK.566/3/18/C.PSKA-92 TANGGAL 16 SEPTEMBER 1992, ADALAH DALIL YANG SANGAT MENGADA-ADA. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG Mahkamah AgungTERHORMAT UNTUK MENOLAK Republik SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; Indonesia

Halaman 29 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

E. DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN PROSES PENGURUSAN PENSERTIPIKATAN DIDASARKAN PADA AKTA JUAL BELI BANGUNAN DAN PENGOPERAN HAK ADALAH SANGAT TIDAK Mahkamah AgungMENDASAR; Republik Indonesia 1. Bahwa PENGGUGAT dalam Posita No.17, No.18 dan No.19 Gugatan a quo, pada intinya mendalilkan bahwa proses pengurusan sertifikat melalui Jual Beli dan Pengoperan Hak No.460 dan No.529; 2. Menanggapi dalil PENGGUGAT tersebut di atas, dapat TERGUGAT I sampaikan bahwa dalil tersebut adalah tidak benar, karena pengurusan sertifikat HGB didasarkan pada Pasal 3 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 pada tanggal 16 September 1992, yang menyatakan: “(1) Penyerahan penggunaan tanah sebagaimana tersebut pada Pasal 2 diberikan dengan Hak Guna Bangunan (HGB); (2) Permohonan sertifikat Hak Guna Bangunan sebagaimana tersebut pada ayat (1) Mahkamah Agung pasalRepublik ini diajukan oleh Pihak KeduaIndonesia kepada instansi yang berwenang setelah mendapat rekomendasi Pihak Pertama dengan memperhatikan peraturan perundangan Agraria yang berlaku”; 3. Selanjutnya, guna memperoleh HGB tersebut, Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa mengeluarkan Surat Rekomendasi Nomor : FP.015/4/12/C.Paka-92 tanggal 19 Oktober 1992 hingga akhirnya terbitlah Sertifikat HGB No. 1002/Ancol tanggal 09 November 1993 yang berdiri di atas HPL No. 7/Ancol dan Sertifikat No. 1539/Ancol tanggal 24 Oktober 1996 seluas 2.910 M2 yang berdiri di atas tanah HPL No. 01/Ancol dan N0.7/Ancol dimana kedua HGB tersebut atas nama PENGGUGAT. Apabila sertifikat HGB tersebut didasarkan atas jual beli Bangunan dan pengoperan, maka penerbitan sertifikat HGB tersebut berdiri bukan di atas tanah HPL milik TERGUGAT I; Mahkamah AgungBERDASARKAN URAIAN Republik TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI Indonesia SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN

Halaman 30 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PROSES PENGURUSAN PENSERTIPIKATAN DIDASARKAN PADA AKTA JUAL BELI BANGUNAN DAN PENGOPERAN HAK ADALAH SANGAT TIDAK MENDASAR. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA Mahkamah AgungMAJELIS HAKIM YANGRepublik TERHORMAT UNTUK MENOLAK Indonesia SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; F. DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN TELAH MEMILIKI DAN MENGUASAI TANAH OBJEK SENGKETA SEJAK TAHUN 1949 ADALAH SANGAT MENGADA-ADA DAN TIDAK MENDASAR, KARENA FAKTANYA, TANAH OBJEK SENGKETA DIAKUI SENDIRI OLEH PENGGUGAT DIBELI PADA TAHUN 1992; 1. Bahwa PENGGUGAT dalam Posita No.28 Gugatan a quo, mendalilkan bahwa riwayat tanah dan bangunan, in casu, tanah objek sengketa dikuasai oleh PENGGUGAT terhitung sejak tahun 1949; 2. Bahwa dalil PENGGUGAT tersebut di atas adalah sangat kontradiktif dengan dalil sendiri, sehingga menjadi sangat mengada-ada dan tidak mendasar. Hal tersebut dapat dibuktikan, sebagai berikut: a. Bahwa jika mengacu pada dalil PENGGUGAT pada Posita No.1, No.14 dan No.15 Gugatan a quo, sangat jelas Mahkamah Agungdiketahui bahwa Republik PENGGUGAT mengakui sebagai Indonesia pemilik dan pihak yang menguasai objek sengketa, yang dibeli dari TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak No.529 tanggal 24 Maret 1992 dan No.640 tanggal 30 Maret 1992. Sedangkan pada Posita No.28 dimaksud, PENGGUGAT mengakui: “Bahwa Riwayat tanah dan bangunan yang dikuasai Penggugat terhitung sejak tahun 1949,………”. b. Bahwa pengakuan PENGGUGAT tersebut, merupakan bukti yang sempurna, sesuai dengan ketentuan, doktrin dan yurisprudensi sebagai berikut: i. Pasal 1925 KUH Perdata Jo. Pasal 1921 KUH Perdata dan vide : Hukum Acara Perdata, M. Yahya Harahap, S.H., halaman 728 huruf b tentang Nilai Kekuatan Pembuktian dan vide : Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Ny. Retnowulan Sutantio, S.H. dan Iskandar Mahkamah AgungOeripkartawinata, Republik S.H., halaman 80-81; Indonesia

Halaman 31 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

ii.Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 32K/Sip/1971 tanggal 24 Maret 1971; iii. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. Mahkamah Agung1055K/Sip/1973 Republik tanggal 13 Agustus 1974 Indonesia; Yang isinya telah TERGUGAT I kutip pada Butir C. sub C.1. huruf c bagian Dalam Eksepsi di atas; 3. Bahwa di sisi lain, TERGUGAT I memiliki atau sebagai adalah pemegang HPL No.07/Ancol berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor SK.128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 dan Sertifikat Nomor 7 tanggal 23 Mei 1990; BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN TELAH MEMILIKI DAN MENGUASAI TANAH OBJEK SENGKETA SEJAK TAHUN 1949 ADALAH SANGAT MENGADA-ADA DAN TIDAK MENDASAR, KARENA FAKTANYA, TANAH OBJEK SENGKETA DIAKUI SENDIRI OLEH PENGGUGAT DIBELI PADA TAHUN 1992. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; G. DALIL PENGGUGAT YANG MENYATAKAN TERGUGAT I TELAH MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM, ADALAH SANGAT Mahkamah AgungMENGADA-ADA DAN Republik TIDAK MENDASAR, KARENA Indonesia FAKTANYA, JUSTRU PENGGUGAT-LAH YANG MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM; 1. Bahwa Tergugat I menolak dalil PENGGUGAT pada Posita No.30 dan No.31 Gugatan a quo, yang menyatakan TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena justru PENGGUGAT-lah yang telah melakukan perbuatan melawan hukum; 2. Bahwa untuk mementukan suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum, maka harus memenuhi unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi: “tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”; Mahkamah AgungBerikut TERGUGAT Republik I uraikan unsur-unsur Perbuatan Indonesia Melawan Hukum yang telah dipenuhi oleh PENGGUGAT, sebagai berikut:

Halaman 32 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

a. Adanya suatu perbuatan; PENGGUGAT tanpa alas hak/legal standing hingga saat ini masih menguasai dan/atau tidak mengosongkan tanah objek Mahkamah Agungsengketa Republik sejak tanggal berakhirnya SuratIndonesia Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Pska-92 pada tanggal 16 September 1992, yakni tanggal 6 Agustus 2012, seolah-olah milik PENGGUGAT; b. Perbuatan tersebut melawan hukum: Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh PENGGUGAT tersebut di atas telah melanggar kewajiban hukumnya, melanggar hak subjektif orang lain, in casu, TERGUGAT I selaku pemegang HPL No.7/Ancol serta melanggar kepatutan, karena TERGUGAT I mengalami kerugian sebagai akibat tidak mendapat manfaat dari bidang tanah objek sengketa milik TERGUGAT I terhitung sejak tanggal 6 Agustus 2012; c. Adanya Kesalahan dari pihak pelaku; Bahwa perbuatan PENGGUGAT yang tidak mengosongkan tanah objek sengketa sejak tanggal 6 Agustus 2012, Mahkamah Agungmerupakan kesalahanRepublik dari PENGGUGAT sebagai Indonesia pelaku; d. Adanya kerugian bagi korban; Bahwa akibat perbuatan PENGGUGAT sebagaimana uraian tersebut di atas jelas telah menimbulkan kerugian kepada TERGUGAT I karena sejak tanggal 6 Agustus 2012, TERGUGAT I tidak dapat lagi memanfaatkan tanah objek sengketa, karena masih dalam penguasaan PENGGUGAT. Dengan tidak dapat dimanfaatkannya lagi tanah objek sengketa oleh TERGUGAT I, maka hal tersebut menimbulkan kerugian besar bagi TERGUGAT I karena tidak ada pendapatan yang diperoleh dari tanah objek sengketa dimaksud; e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian; Bahwa perbuatan PENGGUGAT yang tidak mengosongkan tanah objek sengketa sejak tanggal 6 Agustus 2012, sehingga Mahkamah Agungperbuatan tersebut Republik telah mengakibatkan kerugian yangIndonesia nyata

Halaman 33 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

bagi TERGUGAT I karena TERGUGAT I tidak dapat memanfaatkan tanah objek sengketa tersebut; BERDASARKAN SELURUH URAIAN DI ATAS, JELAS TERBUKTI Mahkamah AgungBAHWA PENGGUGAT-LAH Republik YANG TELAH MELAKUKAN Indonesia PERBUATAN MELAWAN HUKUM KARENA PERBUATAN YANG DILAKUKAN OLEH PENGGUGAT TELAH MEMENUHI UNSUR-UNSUR PASAL 1365 KUH PERDATA. OLEH KARENA ITU, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; H. PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI DASAR UNTUK MENUNTUT GANTI RUGI DARI TERGUGAT I DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MATERIIL SERTA IMMATERIIL HARUS DAPAT DIBUKTIKAN OLEH PENGGUGAT DI PERSIDANGAN; 1. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT pada Posita No.30 dan No.32 Gugatan a quo, terkait dengan tuntutan ganti kerugian, karena sangat tidak berdasar (onrechmatige of ongegrond) dan merupakan rekayasa, apalagi PENGGUGAT-lah justru yang telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana uraian pada Butir G di atas; 2. Oleh karenanya, TERGUGAT I mensommer PENGGUGAT Mahkamah Agunguntuk membuktikan Republik tentang kerugian yang dideritanya Indonesia dalam persidangan, baik kerugian materiil maupun immateriil, sebab jika PENGGUGAT tidak dapat membuktikannya, maka tuntutan ganti rugi dimaksud harus ditolak. Hal ini sesuai dengan Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Perdata, yang isinya sama-sama menyebutkan : “Barangsiapa yang mengatakan mempunyai barang sesuatu hak, atau menyebutkan sesuatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu”; Selanjutnya beberapa yurisprudensi juga mendukung hal tersebut, yakni: a. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No.1057 K/Sip/1973 tanggal 25 Maret 1976, dengan tegas menyebutkan: Mahkamah Agung“Karena Republik pembanding I tidak dapat membuktikan Indonesia adanya kerugian materiil akibat perbuatan

Halaman 34 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

terbanding I, gugatan rekonpensi (ganti rugi karena perbuatan melawan hukum) harus ditolak”; b. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Mahkamah AgungNo.219/1970/Perd/PTB Republik tanggal 18 Maret 1970 Indonesia (Yurisprudensi Jawa Barat tahun 1969-1972, Buku I Hukum Perdata, 1974, Halaman 87), juga dengan tegas menyebutkan: “Apabila jumlah kerugian yang diderita tidak dapat dibuktikan dengan jelas, maka permohonan atas ganti rugi/kerugian harus ditolak”; c. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No.598 K/SIP/1971 tanggal 18 Desember 1971, dengan tegas menyebutkan: “Apabila besarnya kerugian yang diderita oleh Penggugat tidak dapat dibuktikan secara terperinci, maka gugatan untuk ganti kerugian yang telah diajukan oleh Tergugat, harus ditolak oleh Pengadilan “; 3. Bahwa mengingat tidak ada Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I kepada PENGGUGAT, sebagaimana telah diuraikan oleh TERGUGAT I di atas, justru PENGGUGAT-lah Mahkamah Agungyang melakukan Republik Perbuatan Melawan Hukum, Indonesia maka dalil PENGGUGAT sangat tidak mendasar mengajukan tuntutan ganti rugi. Oleh karenanya, sudah selayaknya Gugatan a quo dikesampingkan, sebagaimana ditegaskan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.239 K/Sip/1968 yang menyebutkan bahwa: ”Gugatan/Perlawanan yang tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima “; BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA PENGGUGAT TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN DASAR TUNTUTAN GANTI RUGINYA. OLEH KARENANYA, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; I. PENGGUGAT BUKAN PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK; 1. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT pada Posita No.32 Gugatan a quo, yang Mahkamah Agungmenyatakan dirinya Republikadalah pembeli yang beritikad baik, Indonesia karena sangat jelas diketahui bahwa TERGUGAT I sebagai pemilik

Halaman 35 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dan/atau pemegang HPL atas tanah objek sengketa sejak tanggal 23 Mei 1990 sesuai dengan waktu pengeluaran Sertifikat HPL No.7. Sedangkan PENGGUGAT membeli tanah objek sengketa dari Mahkamah AgungTURUT TERGUGAT Republik II pada tanggal 24 Maret 1992Indonesia sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.529. Selanjutnya, PENGGUGAT membeli tanah objek sengketa dari TURUT TERGUGAT I pada tanggal 30 Maret 1992 sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengelolaan Hak No.640; 2. Bahwa jika PENGGUGAT baru mengetahui bahwa tanah objek sengketa adalah milik TERGUGAT I setelah PENGGUGAT membelinya dari TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II, untuk menunjukkan bahwa PENGGUGAT adalah sebagai pembeli beritikad baik, maka seharusnya PENGGUGAT meneliti terlebih dahulu status tanah yang akan dibelinya, namun fakanya, hal tersebut tidak dilakukan oleh PENGGUGAT. Oleh karenanya, PENGGUGAT tidak dapat dinyatakan sebagai pembeli yang beritikad baik dan tidak perlu diberikan perlindungan hukum; Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.1816K/PDT/1989 yang menyatakan: “Pembeli tidak dapat dikualifikasikan sebagai yang Mahkamah Agungberitikad Republik baik, karena pembelian dilakukan Indonesia dengan ceroboh, ialah pada saat pembelian ia sama sekali tidak meneliti Hak dan Status Para Penjual atas tanah terpekara, karena itu ia tidak pantas dilindungi dalam transaksi itu”; BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA JELAS DAN NYATA BAHWA PENGGUGAT TIDAK DAPAT DINYATAKAN SEBAGAI PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK DAN SUDAH SELAYAKNYA TIDAK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN HUKUM. OLEH KARENANYA, MOHON KEPADA MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT; Berdasarkan uraian dan alasan-alasan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka TERGUGAT I memohon dengan kerendahan hati kepada Majelis Hakim Yang Terhormat agar memutus Perkara No.650/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Utr., dengan amar sebagai berikut: MahkamahDALAM EKSEPSIAgung : Republik Indonesia

Halaman 36 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1. Menolak Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak- tidaknya menyatakan Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard); Mahkamah Agung2. Menerima Eksepsi Republik TERGUGAT I untuk seluruhnya; Indonesia DALAM POKOK PERKARA : 1. Menolak seluruh dalil Gugatan PENGGUGAT; 2. Menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah PENGGUGAT yang tidak benar (kwaad opposant); 3. Menyatakan bahwa TERGUGAT I tidak melakukan Perbuatan Melawan Hukum; 4. Menyatakan bahwa TERGUGAT I adalah pemilik atas tanah objek sengketa; 5. Menyatakan Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 pada tanggal 16 September 1992 adalah sah dan mengikat para pihak yang membuatnya; 6. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkatan peradilan; SUBSIDIAIR : Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan yang Mahkamahseadil-adilnya Agung ( ex aequo et bono); Republik Indonesia Menimbang, bahwa Tergugat III telah mengajukan jawaban terhadap gugatan yang pada pokoknya : I. DALAM EKSEPSI; A. KOMPETENSI ABSOLUT. Bahwa Petitumnya Pengugat pada Point 6 mendalilkan: Memerintahkan kepada Tergugat III untuk membatalkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1002/Ancol dan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 3953/Ancol serta memberikan hak kepada Penggugat untuk diberikan sertipikat kepemilikannya sesuai data-data yang dimiliki; Dapat Tergugat III jelaskan bahwa didalam tuntutan atau petitum Pengugat Pengadilan Negeri Jakarta Utara tidak mempunyai kewenangan untuk mengadili perkara yang diajukan oleh Penggugat, sesuai dengan Ketentuan Undang-undang RI No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dalam pasal 1 angka 9 menyebutkan: Mahkamah KeputusanAgung Tata Usaha Negara Republik adalah suatu penetapan tertulis Indonesia yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi

Halaman 37 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum Mahkamah Agungperdata; Republik Indonesia Oleh karena tanah obyek perkara adalah tanah yang sudah bersertipikat dan merupakan suatu Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final dan menimbulkan akibat hukum bagi penggugat maka sesuai pasal 53 Undang-undang RI No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sudah seharusnya gugatan Penggugat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara; Berdasarkan uraian diatas Tergugat III mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak gugatan dari Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet on van kelijk verklark); B. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURIUM LITIS CONSURTIUM); Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1002/Ancol dan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 3953/Ancol terbit berdasarkan Surat Perjanjian Tentang Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: H K. Mahkamah Agung566/3/18/C. Pska-92 tanggalRepublik 16 September 1992 dengan Indonesia demikian seharusnya Penggugat menarik Sunda Kelapa / Kalibaru sebagai pihak dalam perkara a quo; Dengan tidak ditariknya pihak Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pihak dalam perkara a quo maka gugatan Penggugat menjadi kurang pihak (Exceptie plurium litis consurtium) dan sebagai konsekuensi tidak dipenuhinya syarat formal gugatan maka gugatan a quo harus di tolak atau dinyatakan tidak dapat diterima. Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 78 K/Sip/1972 tanggal 11 Oktober 1975 yang menyatakan “Gugatan kurang pihak atau tidak lengkap atau kekurangan formil, harus dinyatakan tidak dapat diterima”. Demikian pula Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1421 K/Sip/1975 tanggal 08 Juni 1976 yang menyatakan “Bahwa tidak dapat diterimanya gugatan ini adalah karena kesalahan formil mengenai pihak yang seharusnya digugat, akan tetapi belum digugat”; Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum diatas, Tergugat mohon Kepada Mahkamah MajelisAgung Hakim yang memeriksa, Republik mengadili dan memutus perkaraIndonesia ini berkenan untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya

Halaman 38 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke verklaard); C. GUGATAN TIDAK BERKWALITAS; Mahkamah AgungBahwa Tergugat III Republik menolak seluruh dalil-dalil Penggugat Indonesia karena Penggugat sudah tidak lagi mempunyai kewenangan (kwalitas) untuk mengajukan Gugatan mengingat Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1002/Ancol Gambar Situasi No. 1805/1993 tanggal 9-11-1993 atas nama Perseroan Terbatas “ PT. ARTHA SEMPANA” berkedudukan di Jakarta seluas 3.780M2 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 04-01-1995 No.20/HGB/BPN/95 terbit tanggal 17-03-1995 diatas tanah Hak Pengelolaan No.7/Ancol dan telah berakhir Haknya pada tanggal 13-2- 2015; Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.40 Tahun 1996 pasal 35, menyebutkan: (1) Hak Guna Bangunan hapus karena: a. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya atau dalam perjanjian pemberiannya; b. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Mahkamah AgungPengelolaan atau Republikpemegang Hak Milik sebelum jangka Indonesia waktunya berakhir, karena: 1) Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32; atau 2) Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban- kewajiban yang tertuang dalam perjanjian pemberian Hak Guna Bangunan antara pemegang Hak Guna Bangunan dan pemegang Hak Milik atau perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan; atau 3) Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; Berdasarkan dalil tersebut diatas bahwa Penggugat sudah tidak mempunyai legal standing untuk mengajukan gugatan aquo; Bahwa berdasarkan uraian di atas kami berpendapat surat gugatan dari Penggugat tidak mencerminkan sebagai kaidah gugatan yang lengkap, Mahkamah masihAgung sangat kabur dan Republik tidak jelas dan sudah seharusnya Indonesia untuk

Halaman 39 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menyatakan gugatan Penggugat untuk ditolak atau setidak-tidaknya Gugatan Penggugat Tidak Dapat Diterima; II. DALAM POKOK PERKARA; Mahkamah Agung1. Bahwa segala sesuatuRepublik yang diuraikan Tergugat IIIIndonesia dalam Eksepsi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan uraian dalam pokok perkara; 2. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara tegas oleh Tergugat III dan dibenarkan oleh hokum; 3. Bahwa yang menjadi obyek perkara adalah Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1002/Ancol atas nama Perseroan Terbatas “ PT. ARTHA SEMPANA”, terbit tanggal 17-03-1995 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 04-01- 1995 No. 20/HGB/BPN/95, Gambar Situasi tanggal 09-11-1993 No. 1805/1993 seluas 3.780 M2 (diatas Hak Pengelolaan No. 7/Ancol dan Hak Pengelolaan No. 1/Ancol) dan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 3953/Ancol atas nama Perseroan Terbatas “ PT. ARTHA SEMPANA”, terbit tanggal 16-01-2017, Surat Ukur tanggal 19-12-2016 No, 00228/Ancol/2016 seluas 1.175 M2 diatas Hak Pengelolaan No. 7/Ancol; 4. Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1002/Ancol dan Sertipikat Mahkamah AgungHak Guna Bangunan No. Republik 3953/Ancol terbit berdasarkan Surat Indonesia Perjanjian Tentang Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992; 5. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas petitum Penggugat pada angka 8: mewajibkan kepada Terguat I, II dan III untuk membayar kerugian iimateril yang diderita Penggugat sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar) secara tanggung renteng, dengan alasan Tergugat III adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai dengan ketentuan termasuk dalam hal keuangan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, sehingga tidak memungkinkan membayar ganti rugi baik secara sendiri-sendiri maupun tanggung renteng; Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana telah uraian di atas maka Tergugat III Mahkamahmohon KepadaAgung Yang Terhormat Majelis Republik Hakim yang memeriksa, mengadili Indonesia dan

Halaman 40 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

memutus perkara a quo, agar Yang Mulia berkenan memutus dengan amar putusan sebagai berikut: DALAM EKSEPSI Mahkamah Agung- Menerima eksepsi Tergugat Republik III untuk seluruhnya; Indonesia DALAM POKOK PERKARA - Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidak menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima; - Membebankan biaya perkara yang timbul karena perkara ini kepada Penggugat; atau - Apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka mohon Putusan yang seadil- adilnya (ex a quo et bono); Menimbang, bahwa Turut Tergugat I dan II telah mengajukan jawaban terhadap gugatan yang pada pokoknya : 1. Bahwa Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II menolak dengan tegas dalil- dalil dan pendirian-pendirian dari Penggugat, kecuali yang nyata-nyata diakui secara tegas kebenarannya oleh Tergugat; 2. Bahwa benar Turut Tergugat I telah membeli sebuah bangunan gudang beserta segala hak apapun juga yang melekat pada gudang tersebut dari Tuan ARIFIN, yang terletak di Jalan Lodan Nomor 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Mahkamah Penjaringan,Agung Jakarta Utara seluasRepublik ± 3.973 m2 (tiga ribu Sembilan Indonesia ratus tujuh puluh tiga meter persegi). Berdasarkan Akta Jual Beli Gudang dan Pengoperan Hak Nomor 198 pada tanggal 12 Juli 1990 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta; 3. Bahwa benar pada tanggal 30 Maret 1992, Turut Tergugat I telah menjual sebuah bangunan gedung beserta turutan-turutannya kepada Penggugat seluas ± 3.973 M2 (kurang lebih tiga ribu Sembilan ratus tujuh puluh tiga meter persegi), sesuai dengan Akta Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak Nomor 640, dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta; 4. Bahwa Tuan ARIFIN membeli sebahagian dari sebidang tanah dengan sebuah bangunan gudang berikut turutannya tidak ada dikecualikan seluas 4.000 m2 (empat ribu meter persegi) dari luas keseluruhannya sebesar 8.000 m2 (delapan ribu meter persegi) yang terletak di Jalan Lodan Nomor 43, kelurahan Mangga Dua Utara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dari Tuan HALIM TANAR (dahulu bernama TAN HIN LIONG), sesuai dengan Akta MahkamahJual BeliAgung Gudang dan Pemindahan Republik Hak Nomor 118, yang dibuat dihadapanIndonesia

Halaman 41 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Haji Bebasa Daeng Lalo, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, pada tanggal 24 Desember 1983; dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara : Berbatasan dengan Mahkamah Agung Republiksaluran air dan masjid; Indonesia - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Lodan; - Sebelah Barat : Berbatasan dengan tanah milik PD.”INTI KAYU JAYA”; - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Tanah milik Tuan TJAN FATTA EFENDI; 5. Bahwa Tuan HALIM TANAR (dahulu bernama TAN HIN LIONG) membeli sebahagian sebidang tanah yang terletak di Jalan Lodan No. 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dengan luas ± 4.000 M2 (empat ribu meter persegi) dari luas keseluruhan yaitu 8.000 m2 (delapan ribu meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara : Berbatasan dengan saluran air dan masjid; - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Lodan; - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Mahkamah Agungtanah Republik milik Tuan ARIFIN; Indonesia - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Tanah milik PD. Cakung Jaya; 6. Bahwa benar Turut Tergugat II telah membeli sebuah bangunan gudang, beserta turutan- turutannya seluas ± 2.881 m2 (dua ribu delapan ratus delapan puluh satu meter persegi) yang terletak di Jalan Lodan Nomor 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dari Tuan KUSWADI, sesuai dengan Akta Jual Beli Gudang dan Pengoperan Hak Nomor 197, yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, pada tanggal 12 Juli 1990; 7. Bahwa benar Turut Tergugat II telah menjual sebuah bangunan gedung beserta turutan- turutannya kepada Penggugat seluas ± 2.881 m2 (kurang lebih dua ribu delapan ratus delapan puluh satu meter persegi) yang terletak di Jalan Lodan Nomor 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sesuai dengan Akta Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak Nomor 529, dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, Sarjana Hukum, Notaris Mahkamahdi Jakarta, Agung pada tanggal 24 Maret Republik 1992; Indonesia

Halaman 42 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

8. Bahwa benar Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II telah meminta bantuan dari Turut Tergugat III untuk melakukan pengurusan pembuatan sertifikat hak atas tanah milik Turut Tergugat I danTurut Tergugat II, pada tanggal 01 Agustus Mahkamah Agung1990, dan telah membayar Republik uang muka biaya pengurusannya Indonesia kepada Turut Tergugat III, yang mana Turut Tergugat III kemudian menyerahkan kepada asistennya yang bernama Sofjan Kelana. 9. Bahwa pada saat pengurusan pensertifikatan oleh Turut Tergugat III, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II di minta oleh Turut Tergugat III untuk meminta rekomendasi dari Tergugat sebagai salah satu persyaratan pengurusan pensertifikatan. Oleh karena Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II tidak mengerti dan menganggap hanya prosedur yang harus dijalankan, maka Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II hanya mengikuti perintah dari Turut Tergugat III dan menandatangani segala surat yang diperlukan untuk pengurusan pensertifikatan; 10. Bahwa dari awal Para Turut Tergugat membeli bidang tanah yang terletak di Jalan No. 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara tersebut. Para Tergugat tidak mengetahui adanya kepemilikan dari Tergugat diatas bidang tanah tersebut, sehingga Para Turut Tergugat merasa bingung mengapa pada saat pengurusan pensertifikatan, Para Turut Tergugat diminta untuk mengurus surat rekomendasi dari Tergugat; Mahkamah 11.AgungBahwa Turut Tergugat Republik I dan Turut Tergugat II adalah pembeliIndonesia yang beritikad baik dan telah melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya dalam membeli bidang tanah yang terletak di Jalan Lodan No. 43, Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dengan pemilik bidang tanah sebelumnya; 12. Bahwa Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II adalah pihak yang beritikad baik dalam melakukan tindakan jual beli dan pengoperan hak kepada Penggugat. Dimana bidang tanah yang diperjual belikan oleh Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II mempunyai sejarah yang jelas dan tidak mempunyai hubungan kepemillikan atau apapun dengan Tergugat I; 13. Bahwa Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II sepenuhnya menguasai bidang tanah tersebut sejak awal pembelian oleh Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, yang mana kemudian dijual kepada Penggugat dan dikuasai sepenuhnya oleh Penggugat; 14. Bahwa Tergugat I tidak pernah menguasai fisik dan atau melakukan pembebasan dan atau ganti rugi baik kepada Turut Tergugat I dan Turut MahkamahTergugat Agung II dan atau kepada penjual Republik tanah- tanah sebelumnya sebagaimana Indonesia

Halaman 43 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dimaksud dalam SK Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986; 15. Bahwa benar yang dimaksud oleh Penggugat, kalau Tergugat I Mahkamah Agungkemungkinan salah lokasi, Republik karena luas kepemilikan sebagaimana Indonesia dimaksud dalam Lampiran SK Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 sangat jelas disebutkan kalau Eigendom Verponding Nomor 11063 tanggal 23 Juli 1906 No.770 luasnya hanya 1.665 m2; 16. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut, cukuplah sebagai bukti kalau Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga merugikan Penggugat; Berdasarkan uraian di atas Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Utara Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memutuskan: 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II adalah penjual yang beritikad baik; Atau Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (exaquo etbono); Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak yang berperkara telah Mahkamahmelanjutkan Agung dengan melakukan Republik jawab-menjawab, dimana pihak Indonesia Penggugat mengajukan replik pada tanggal 22 Mei 2018 sedangkan pihak Tergugat I mengajukan dupliknya tanggal 5 Juni 2018, Tergugat III mengajukan dupliknya tanggal 5 Juni 2018, Turut Tergugat I dan II mengajukan dupliknya tanggal 5 Juni 2018; Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi Kompetensi atau kewenangan Absolut yang diajukan oleh Tergugat III, Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan Sela tanggal 5 Juni 2018, dengan amar yang berbunyi sebagai berikut: M E N G A D I L I : 1. Menolak Eksepsi Tergugat III tersebut; 2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Utara berwenang mengadili perkara ini; 3. Memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk melanjutkan pemeriksaan perkara ini; 4. Menetapkan biaya perkara ditangguhkan dan diperhitungkan sampai pada putusan akhir; Mahkamah Menimbang,Agung bahwa untuk menguatkanRepublik dalil-dalil gugatannya, PenggugatIndonesia telah mengajukan bukti tulisan-tulisan, sebagai berikut:

Halaman 44 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1. Fotokopy Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. ARTHA SEMPANA tanggal 07 Maret 1980 No.15 yang dibuat dihadapan Helena Kuntoro, S.H. Notaris di Jakarta beserta persetujuan Menteri Kehakiman tanggal 14 Juni 1980 No. Mahkamah AgungY.A.5/166/6 atas pendirian Republik PT. ARTHA SEMPANA, selanjutnya Indonesia pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-1; 2. Fotokopi Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. ARTHA SEMPANA, tanggal 09 September 2015 No.07, yang dibuat d'hadapan Irma Bonita, SH, Notaris di Jakarta beserta Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU- 0943477.AH.01.02.TAHUN 2015, tanggal 07 Oktober 2015, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-2; 3. Fotokopi Surat Perjanjian Sewa dalam bahasa Belanda yaitu Afschrift, Overeenkomst Van Huur en Verhuur Van Landsdomein (Staatsblad 1924 No. 240) number XXX39 F/49/35, tanggal 10 Agustus 1949, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-3; 4. Fotokopy Surat izin mendirikan bangunan tertanggal 14 Maret 1950 yang diajukan oleh Tan Hin Liong yang dikeluarkan oleh Direktur Pedjabatan Pekerjaan Umum Kota Djakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P -4; 5. Fotokopi Surat izin mendirikan bangunan tenanggal 16 Mei 1952 yang d Mahkamah beritanAgung oleh. Tan Hm Liong Republik dan dikeluarkan oleh Direktur Indonesia Pedjabatan Pekerjaan Umum Kota Djakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-5; 6. Fotokopi Akta sewa menyewa di bawah tangan (stbl Lembaran negara 1940 No. 427), tertanggal 20 Juli 1952 Nomor J.52/65, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-6; 7. Fotokopi Surat Penjerahan tanggal 29 Jui 1954 dari The Thian Lay kepada Tan Hin Liong atas akta sewa menyewa tanah dibawah tangan Nomor J.52/65, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-7; 8. Fotokopi Surat Pernyataan Penyerahan tanggal 24 Desember 1983 dari Halim Tanar kepada Kuswadi yang di tanda-tangani Rt dan Rw, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-8; 9. Fotokopi Surat Ketetapan IPEDA Tahun 1979, 1980, 1981, 1982, 1983, 1984, 1985 dan 1988 atas objek tanah di Jalan Lodan No. 43, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-9; 10. Fotokopi Surat Keterangan Nomor 389/l-32/T.T/83, tertanggal 30 MahkamahNopember Agung 1983 mengenai penguasaan Republik tanah negara seluas 12.1210 Indonesia m2 di

Halaman 45 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

jalan Lodan No.43, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-10; 11. Fotokopi Akta jual beli Gudang dan Pemindahan hak nomor 117 Mahkamah Agungantara Halim Tanar dengan Republik Tjan Fatta Efendi tanggal 24 Desember Indonesia 1983, yang dibuat dihadapan H.Rizul Sudarmadi, SH, Notaris di Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-11; 12. Fotokopi Akta jual beli Gudang dan Pemindahan hak nomor 118 antara Halim Tanar dengan Arifln tanggal 24 Desember 1983, yang dibuat dihadapan Bebasa Daeng Lalo, SH, Notaris di Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-12; 13. Fotokopi Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Kantor Agraria Jakarta Utara No. 18/PT/JU/1984 tanggal 18 Januari 1984 yang menyatakan bahwa tanah di Jalan lodan No. 43, dahulu bekas Eig.Perp.No.10163 seluas + 606.643 m2 atas nama Gouvernement Van Nederlandsch Indie, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-13; 14. Fotokopi Surat Keterangan Rencana Kota yang diajukan oleh Arifin untuk tanah di Jalan Lodan No.43, tertanggal 9 Juni 1984 yang di dalam gambamya disebutkan Tanah Negara/KEPRES/1979, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-15; 15. Fotokopi Surat Keterangan Rencana Kota yang diajukan oleh Mahkamah KuswadiAgung untuk tanah di Jalan Republik Lodan No. 43, tertanggal 22 September Indonesia 1984 yang di dalam gambamya disebutkan Tanah Negara/KEPRES/1979, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-16; 16. Fotokopi Salinan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : SK. 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 berikut dengan Lampirannya,selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-17; 17. Fotokopi Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 128/HPL/BPN/86/A/3 tanggal 17 Januari 1990 tentang Ralat atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Desember 1986 Nomor SK. 128/HPL/DA/86 tentang Pemberian Hak Pengelolaan atas nama Perum Pelabuhan ll Jakarta,selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-18; 18. Fotokopi Akta jual beli Gudang dan pengoperan hak nomor 197 antara Kuswadi dengan Asikin Kurniawan tanggal 12 Juli 1990, yang dibuat dihadapan R.N. Sinulingga, SH. Notaris di Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-19; Mahkamah19. AgungFotokopi Akta jual beli Republik Gudang dan Pengoperan hak nomorIndonesia 198 antara Arifin dengan Ade harris tanggal 12 Juli 1990. yang dibuat dihadapan

Halaman 46 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

R.N. Sinulingga. SH. Notaris di Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-20; 20. Fotokopi 1 (satu) lembar tanda Terima surat-surat dari Notaris R.N. Mahkamah AgungSinulingga. SH, tertanggal Republik 1 Agustus 1990, untuk pengurusan Indonesia pensertitikatan yang dltenma oleh Sofyan Kelana, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-21 a; 21. Fotokopi 1 (satu) lembar tanda terima pembayaran uang muka pengurusan sertitikat di Jalan Lodan No.43, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-21 b; 22. Fotokopi Akta jual beli Bangunan dan pengoperan hak nomor 529 antara Asikin Kumiawan dengan P.T. Artha Sempana tertanggal 24 Maret 1992, yang dibuat dihadapan R.N. Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta,selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-22; 23. Fotokopi Akta jual beli Bangunan dan Pengoperan hak nomor 640 antara Ade Harris dengan P.T. Artha Sempana tanggal 30 Maret 1992, yang dibuat dihadapan R.N. Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-23; 24. Fotokopi Surat Nomor FP.015/3/19/C.Pska-92 perihal Persetujuan menggunakan tanah pelabuhan tanggal 18 Agustus 1992 dari Perusahaan Umum Pelabuhan II Cabang Sunda Kelapa/Kalibaru kepada Direktur Artha Mahkamah Sempana,Agung yang isinya mewajibkan Republik Penggugat untuk membayar Indonesia dengan memberikan Rancangan Surat Perjanjian, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-24; 25. Fotokopi Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-25; 26. Fotokopi Surat Nomor PP.015/4/12/C.Pska-92 perihal Rekomendasi untuk mendapatkan Sertiflkat HGB tanggal 19 Oktober 1992 dari Perusahaan Umum Pelabuhan II Cabang Sunda Kelapa/Kalibaru kepada Direktur Artha Sempana, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-26; 27. Fotokopi Sertipikat Hak Guna bangunan No, 1002/Ancol atas nama PT. Artha Sempana, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-27; 28. Fotokopi Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 2/HGB/BPN/98 tentang Pemberian Hak Guna MahkamahBangunan Agung atas tanah di kotamadya Republik Jakarta Utara, daerah Khusus Indonesia Ibukota Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-28;

Halaman 47 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

29. Fotokopi Sertiflkat Hak Guna Bangunan No.1539/Ancol atas nama PT. Artha Sempana, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-29; Mahkamah Agung30. Fotokopi Sertipikat Republik Hak Guna bangunan No.3953/Ancol Indonesia atas nama PT. Artha Sempana, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-30; 31. Fotokopi Sertifikat Hak guna Bangunan No. 3954/Ancol atas nama PT. Artha Sempana ternyata juga diakui dan berada dalam HPL atas nama Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-31; 32. Fotokopi Surat dari General Manager Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa tertanggal 23 Maret 2017, 10 April 2017, 07 Juni 2017 perihal Peingatan Pertama, Peringatan II (Kedua) dan Peringatan III (ketiga), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-32; 33. Fotokopi Surat Ketetapan IPEDA tahun 1983 sampai PBB tahun 2012, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-33; 34. Fotokopi Foto tampak depan sebelah kanan, kiri dan depan Lokasi Obyek sengketa, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P- 34; 35. Fotokopi Keterangan Rencana Kota tanggal 18 Desember 1990 atas Mahkamah namaAgung Asikin, selanjutnya pada Republik fotokopi bukti surat tersebut diberi Indonesiatanda P-35; 36. Fotokopi Keterangan Rencana Kota tanggal 5 Januari 1991 atas nama Ade Harris Christian, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-36; 37. Fotokopi Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (Kadaster) No. 544, Daerah Perponding Djakarta, Perponding Nomor 1025 Hak Opstal, pada tanggal 1 Djuli 1959, yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah Djakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P- 37; 38. Fotokopi dari aslinya Surat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor PW/00198/DPR RI/2017, tanggal 9 Januari 2017, Perihal Rekomendasi Panja Penyelesaian Konflik Pertanahan Komisi II DPR RI, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-38; 39. Fotokopi Surat Laporan Singkat Komisi III DPR RI, tahun sidang 2016 - 2017, pada tanggal 19 September 2016, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-39; Mahkamah40. AgungFotokopi Sertifikat HakRepublik Pengelolaan No. 7/Ancol, atasIndonesia nama Perusahaaan Umum ”PERUM PELABUHAN II berkedudukan di Jakarta,

Halaman 48 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan luas 351.795 M2, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-40; 41. Fotokopi Surat Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Mahkamah AgungKantor Wilayah Badan PertanahanRepublik Nasional Provinsi DKI Jakarta,Indonesia Nomor : 376/1831.600/IV/2017, tanggal 6 April 2017, Perihal Laporan Permasalahan Tanah Hak Pengelolaan No. 7/Ancol atas nama PT. PELINDO H, yang diklaim oleh RW. 08/01, Kelurahan Ancol. Jakarta Utara, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-41; Menimbang, bahwa bukti tulisan-tulisan berupa fotokopi bukti surat tersebut bermeterai cukup, dan telah dicocokan sesuai dengan aslinya, kecuali P-3 halaman 1 dan 2, P-10, P-11, P-12, P-13, P-17, P-18, P-21 a, P-21 b, P-28, P-29, P-36, P-37, P-38, P-39, P-40, P-41, dan P-34 Print out, sedangkan P-14 tidak diajukan; Menimbang, bahwa Penggugat juga telah mengajukan saksi fakta dipersidangan yang memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Kamiludin; - Bahwa Saksi kenal dengan sdr. Alex, karena Sdr. Alex tinggal di wilayah saksi; - Bahwa Saksi tidak kenal dengan Sdr. Ade Kristian dan Sdr. Asikin Mahkamah AgungKurniawan; Republik Indonesia - Bahwa Saksi tinggal di RW 08 Pademangan sejak lahir tahun 1967 sampai dengan sekarang; - Bahwa Saksi kenal dengan Sdr. Alex sejak tahun 2000an; - Bahwa Saksi mengerti diperiksa terkait sengketa masalah tanah; - Bahwa ada sengketa sejak tahun 2000an; - Bahwa ada sengketa tanah antara Sdr. Alex melawan PT. Pelindo II; - Bahwa Saksi dengar tanah yang dikuasai pak Alex adalah milik PT. Pelindo II; - Bahwa sepengetahuan saksi dulu tanah tersebut dikuasai oleh Tuan Tan; - Bahwa dulu tanah tersebut dibuat menjadi gudang; - Bahwa pernah beberapa bulan yang lalu saksi bersama warga mempertanyakan tentang adanya sertifikat HPL atas nama Pelindo II; - Bahwa tidak pernah ada pembebasan lahan maupun ganti rugi dari PT.Pelindo II; Mahkamah- AgungBahwa tidak ada pengukuran Republik tanah, dan tanah tersebut tidak Indonesia pernah di jadikan jaminan apapun;

Halaman 49 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa pernah diajukan sengketa ke Komisi Informasi Publik dan hasilnya dikabulkan; - Bahwa walaupun komisi Informasi Publik memutuskan warga boleh Mahkamah Agungbuka warkah tetapi sampai Republik sekarang BPN tidak mengeluarkan Indonesia warkah atas tanah sengketa terebut; - Bahwa Warga dan PT. ARTHA SEMPANA pernah berdengar pendapat dengan pihak DPR RI, waktu itu karena BPN tidak menngeluarkan Warkah sehingga kami mengadu ke komisi II DPR RI yang pada akhirnya pimpinan komisi II memanggil semua pihak untuk menunjukan warkah yang diminta. Tetapi yang ditujukan oleh pihak komisi II bukan warkah. Dan hasilnya dikeluarkan rekomendasi dari DPR RI untuk meminta pihak pelindo Idan BPN untuk menunjukan bukti bukti kepemilikan, namun hingga saat ini tidak ada bukti bukti yang di berikan; - Bahwa Saksi pernah melihat surat (bukti P-17) pada saat rapat dengar pendapat di DPR RI; - Bahwa saat itu Saksi tidak pernah melihat lampirannya; - Bahwa Saksi tidak tahu perfonding 1103, pada waktu itu hanya ditanya luas wilayah kami seluas 8 (delapan) hektar, selanjutnya hanya sebatas melihat-lihat saja; - Bahwa Saksi pernah diperlihatkan fotocopynya (bukti P-41) dari Mahkamah AgungKanwil DKI; Republik Indonesia - Bahwa didalam surat tersebut dijelaskan bahwa penerbitan HPL tidak memenuhi syarat dan tidak sesuai dengan SK 128; - Bahwa yang di klaim oleh Pelindo II adalah 8 (delapan) hektar; - Bahwa berdasarkan HPL luasnya adalah sekitar 1600 sekian; - Bahwa selain ke DPR RI Warga pernah mengadu ke Ombudsman untuk meminta BPN mengakui tanah warga, namun hasilnya ada surat dari BPN yang menerangkan bahwa terhadap warkah yang diminta belum ditemukan; - Bahwa Saksi pernah melihat bukti P-37 adalah surat-surat dari warga kami warga RW-08 Pademangan dan saksi sudah pernah lihat aslinya; - Bahwa Saksi tidak tahu kapan peralihan tanah dari Pak Haris ke PT. ARTA SEMPANA sekitar tahun 1986, tapi tiba-tiba saja langsung dari tuan Tan, ke Pak Alex; - Bahwa menurut cerita tanah tersebut dijual kepada pak Alex; - Bahwa Saksi jadi RW dari tahun 2015; Mahkamah- AgungBahwa pemilik tanah sengketaRepublik adalah PT. Artha Sempana ; Indonesia

Halaman 50 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi tahu PT. ARTHA SEMPANA pemilik tanah tersebut dari cerita; - Bahwa Saksi pernah dengar PT. ARTHA SEMPANA akan Mahkamah Agungmengajukan HGB, terkait Republik diterima atau tidak saksi tidak tahu; Indonesia - Bahwa Saksi tidak pernah lihat surat bukti T-18; - Bahwa Saksi pernah lihat foto copy sertifikat HPL No.07; - Bahwa sepengetahuan saksi dulu pemilik tanah tersebut tuan Tan; - Bahwa lokasinya saat ini tanahnya sudah berubah menjadi lebih sempit; - Bahwa distribusi PBB dari kelurahan ke RW kemudian ke RT; - Bahwa Saksi pernah liat PBB atas nama PT.ARTHA SEMPANA saat pertama kali menjabat menjadi RW; 2. E. Tarmoedji W; - Bahwa Saksi kenal dengan sdr. Alex, karena Sdr. Alex tinggal di wilayah saksi; - Bahwa Saksi tidak kenal dengan Sdr. Ade Kristian dan Sdr. Asikin Kurniawan; - Bahwa Saksi mulai tinggal di Area ancol sejak tahun 1969; - Bahwa sepengetahuan saksi dari Sdr. Alex ada sengketa masalah lahan di Jalan Lodan RT.05 RW.08 Kec. Pademangan Jakarta Utara; Mahkamah Agung- Bahwa letak lahan yangRepublik dipermasalahkan masuk ke Jl. Lodan;Indonesia - Bahwa dulu lahan tersebut di kuasai oleh pak. Tan, untuk produksi bengkel kapal; - Bahwa saat ini yang saksi lihat tanah yang dulunya milik pak Tan ada yang digunakan untuk ladang, ada yang di jadikan gudang; - Bahwa bengkel yang dulu milik pak Tan sekarang yang menguasai adalah pak Alex; - Bahwa Saksi tidak tahu terkait proses pemindahan lahan dari pak Tan ke pak Alex; - Bahwa Saksi tidak tahu apakah ada perubahan luas antara yang dulu di kuasai pak Tan dengan yang di kuasai pak Alex saat ini; - Bahwa dulu sebagian dari tanah tersebut ada tembok dan ada yang menggunakan kawat duri; - Bahwa Saksi tidak tahu berapa ukuran tanah tersebut; - Bahwa Saksi tidak tahu apakah lahan tersebut pernah disewakan atau tidak; Mahkamah- AgungBahwa ada tanah tersebut Republik yang dihibahkan dan dijadikan mesjid;Indonesia

Halaman 51 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa batas persisnya saksi tidak tahu, tapi sepengetahuan saksi sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Lodan Raya, Sebelah barat berbatasan dengan mesjid, RT 4 dan RT.5, sebelah Utara berbatasan Mahkamah Agungdengan dinding RT.5 danRepublik sebelah timur batasan dengan tempat Indonesia parkir mobil proyek; - Bahwa Saksi tahu ada masalah baru-baru ini tahun 2018; - Bahwa yang saksi tahu ada masalah antara PT. milik pak Alex dengan PT. Pelindo; - Bahwa Dulu PT. Pelindo tidak ada disitu, PT. Pelindo beraktifitas di dalam pelabuhan dan lahan ini berada di luar pelabuhan; - Bahwa disekitar lokasi tersebut tidak ada aset Pelindo; - Bahwa Rumah saksi di RW.08 belum bersertifikat; - Bahwa PT. Pelindo mengklaim tanah saksi milik PT. Pelindo kemudian saksi dan warga menggugat sampai ke KIP, MA dan OMBUDSMAN; - Bahwa PT. Pelindo tidak pernah memperlihatkan warkah; - Bahwa selama saksi tinggal di RW.08 tidak ada dilakukan ganti rugi ataupun pembebasan lahan oleh PT. Pelindo; - Bahwa Saksi baru mendengar nama PT. Artha Sempana saat di pengadilan saat ini; Mahkamah Agung- Bahwa pada saat ituRepublik mengajukan gugatan ke KIP karenaIndonesia tiba-tiba ada HPL dari Pelindo sementara belum ada pengukuran dan sebagainya; - Bahwa HPL keluar pada tahun 90 an; - Bahwa sampai saat ini yang bayar PBB adalah Warga; 3. Roni; - Bahwa Saksi kenal dengan dengan Sdr. Alex tetapi tidak memiliki hubungan keluarga dengan Sdr. Alex; - Bahwa Saksi tahu PT. Artha Sempana; - Bahwa Saksi tidak pernah bekerja di PT. Artha Sempana; - Bahwa Saksi tahu dengan Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Pelindo II namun saksi tidak pernah bekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Pelindo II; - Bahwa Saksi tidak kenal dengan Sdr, Asikin Kurniawan, Sdr. Richardus Nangkih Sinulingga, Sdr. Ade Harris Christian; - Bahwa Saksi adalah orang yang tahu dengan lingkungan RT.5 RW.8 MahkamahPademangan Agung karena saksi adalah Republik orang yang dituakan di daerah tersebut;Indonesia

Halaman 52 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi tinggal sejak tahun 1966 di daerah tersebut, karena dulu saksi ikut orang tua saksi tinggal di daerah tersebut dan sampai sekarang saksi menetap disitu; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi mengetahui Republik ada sengketa lahan antara Indonesia kedua belah pihak; - Bahwa lahan yang disengketakan ada di RT.5 RW.8 Kel. Pademangan, saksi tahu lokasinya karena rumah saksi berada di sebelah kiri dari lahan yang disengketakan; - Bahwa saat Majelis Hakim melakukan sidang di tempat saksi tidak ada; - Bahwa yang saksi ketahui yang pertama menguasai lahan tersebut adalah Pak. Tan yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan speed bot, kemudian kepada Pak. Min Hua, selanjutnya ke Pak Ade, lalu pak Alex; - Bahwa peralihan dari Pak.Tan ke Pak Min Hua terjadi sekitar tahun 90’an dan digunakan pak Min hua sebagai pangkalan kayu; - Bahwa peralihan penguasaan lahan dari Pak. Min Hua ke pak ade yaitu sekitar tahun 90’an keatas setelah itu ke Pak Alex; - Bahwa yang memerintahkan membuat pagar adalah Pak.Ade; - Bahwa saat ini lahan sengketa jadi lahan kosong; - Bahwa dulu yang mengeruk lahan tersebut adalah Pak Ade; Mahkamah Agung- Bahwa dari dulu tidak Republik ada tanah Pelindo disitu; Indonesia - Bahwa Saksi tidak tahu tentang statusnya karena saksi belum pernah melihat sertifikatnya; - Bahwa sekarang tanah tersebut menjadi lahan kosong, dan di dalamnya ada rumah yang ditempati oleh karyawan pak Alex untuk membersihkan lahan; - Bahwa tidak ada aset Pelindo di lokasi tersebut. Namun Pelindo mengklaim tanah pak Alex adalah milik PT. Pelindo; - Bahwa sepengetahuan saksi tidak ada hanya pak Alex saja; - Bahwa Saksi bayar PBB dari mulai ada bangunan; - Bahwa Saksi tidak tahu tentang PBB tanah sengketa; - Bahwa Saksi pernah dengar PT. Artha Sempana namun lokasinya PT. nya saksi tidak tahu; - Bahwa Saksi tidak tahu mengenai perjanjian antara Pak. Ade dengan PT.Pelindo; - Bahwa Saksi tidak pernah ikut kumpul warga membahas tanah yang Mahkamahdikuasai Agung PT. Pelindo II; Republik Indonesia

Halaman 53 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Status kepemilikan tanah milik saksi adalah status garapan yang saksi dapat dari mertua; - Bahwa Saksi membuat pagar untuk membatasi kali dengan tanah Mahkamah Agungsengketa; Republik Indonesia - Bahwa Saksi tahu bahwa tanah tersebut milik pak Alex karena saksi sering main ke situ, dan saksi adalah warga disitu dan pernah disuruh pak Ade untuk bangun pagar; - Bahwa Saksi tidak pernah melihat sertifikat tanah sengketa tersebut; - Bahwa Saksi tahu Pelindo sekitar tahun 2000’an; - Bahwa pada saat dikuasai Tuan Tan tidak ada disangkutkan tanah tersebut dengan Pelindo, baru sekarang ini saja ada disangkut pautkan dengan Pelindo; 4. Kimung Bin Marsadi; - Bahwa Saksi kenal dengan dengan Sdr. Alex tetapi tidak memiliki hubungan keluarga dengan Sdr. Alex; - Bahwa Saksi tahu PT. Artha Sempana; - Bahwa Saksi tidak pernah bekerja di PT. Arta Sempana; - Bahwa Saksi tahu dengan Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Pelindo II namun saksi tidak pernah bekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Pelindo II; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi tidak Republik kenal dengan Sdr, Asikin Kurniawan, Indonesia Sdr. Richardus Nangkih Sinulingga, Sdr. Ade Harris Christian; - Bahwa yang saksi tahu ada sengketa tanah di Jalan Lodan No.43; - Bahwa dulu dikuasai oleh bos saksi Sdr. Min Fa, kemudian dijual kepada pak Ade; - Bahwa Saksi tahu tanah tersebut telah dijual ke Pak Ade. Karena pada saat warga minta tanah untuk bangun mesjid saat itu Pak. Min Fa mengatakan sudah di jual tanahnya kepada Pak. Ade; - Bahwa Saksi tahu peralihan tanah dari Pak. Ade ke Pak Alex karena dijual dari pak Ade Ke Pak Alex namun dijual dengan harga berapa saksi tidak tahu; - Bahwa Tanah yang di jual ke pak Ade kurang lebih 7000 meter lebih; - Bahwa Saksi pernah melihat foto copy sertifikat tanah tersebut luasnya sekitar 1 (satu) hektar lebih dan yang dijual kepada pak Ade sebesar 7000 meter (tanah sengketa), dan sisanya sebesar 4200 Meter Mahkamahmasih Agung milik bos saksi melalui anaknyaRepublik Pak. Min Fa; Indonesia

Halaman 54 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi diminta menjadi saksi untuk perkara tanah yang disengketakan seluas 7000 meter namun saksi tidak tahu sengketa antara siapa dengan siapa; Mahkamah Agung- Bahwa terhadap Republik tanah milik pak Min Fa seluas 4200Indonesia Meter tidak terkena sengketa; - Bahwa Saksi tidak tahu tanah seluas 7000 meter tersebut yang disengketakan sudah bersertifikat atau belum; - Bahwa Saksi tahu PT. Artha Sempana milik Sdr. Alex yang beralamat di Jl. Martadinata dan saksi pernah ke PT. Artha Sempana; - Bahwa sepengetahuan saksi tanah yang disengketakan seluas 7000 meter tersebut milik sdr. Alex secara pribadi; - Bahwa Saksi kerja di daerah situ sejak tahun sejak kecil sekitar tahun 1984-1985; - Bahwa Saksi tidak pernah lihat ada plang PT di jalan Lodan; 5. H.M. Sunding; - Bahwa Saksi kenal dengan dengan Sdr. Alex tetapi tidak memiliki hubungan keluarga dengan Sdr. Alex; - Bahwa Saksi tahu PT. Artha Sempana; - Bahwa Saksi tidak pernah bekerja di PT. Artha Sempana; - Bahwa Saksi tahu dengan Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Pelindo II Mahkamah Agungnamun saksi tidak pernah Republikbekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa/PT. Indonesia Pelindo II; - Bahwa Saksi tidak kenal dengan Sdr, Asikin Kurniawan, Sdr. Richardus Nangkih Sinulingga, Sdr. Ade Harris Christian; - Bahwa ada Masalah tanah di jalan Lodan No.43 saksi tahu ada sengketa karena pada saat itu saksi pernah menjadi ketua RW.8; - Bahwa sepengetahuan saksi tanah nomor 43 tersebut adalah milik Pak Arifin dan atasannya Pak Alex; - Bahwa Saksi tahu tanah tersebut milik Pak Arifin dan atasannya Pak Alex karena posisi diwilayah ada yuran bulanan yang dibayarkan oleh Pak Alex; - Bahwa Saksi tidak tahu tentang PBB lahan sengketa tersebut; - Bahwa saat ini yang menguasai tanah tersebut adalah Pak. Alex; - Bahwa Tanah pelindo batasnya di pagar pelabuhan dan tidak ada di Jalan Lodan; - Bahwa Saksi memiliki data sengketa lahan di RW.8 dimana hampir Mahkamahsemua Agung warga memiliki sengketa Republik dengan pelindo yang mengklaim Indonesia tanah milik warga;

Halaman 55 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa sengketa tanah ini muncul baru-baru ini saja; - Bahwa Saksi tidak tahu ada sengketa dengan Notaris atau tidak; - Bahwa status tanah warga statusnya Garapan sebagiannya lagi Mahkamah Agungstatusnya verponding; Republik Indonesia - Bahwa Saksi tidak tahu mengenai status tanah yang disengketakan; - Bahwa Saksi menjadi RW selama 2 (dua) priode, dan sebelumnya saksi pernah menjabat menjadi RW; - Bahwa selama saksi menjabat ketua RW saksi tidak pernah mendapat pemberitahuan tanah milik Pelindo II dan tidak ada pengukuran tanah dan pembebasan dari pelindo II; - Bahwa setelah ada HPL kemudian diklaim tanah milik pelindo seluas 8 (delapan) hektar. Kemudian saksi mengumpulkan warga untuk memberitahukan adanya HPL. Kemudian saksi juga pernah meminta kordinasi dengan BPN Jakarta Utara namun sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai penerbitan HPL. Saksi juga pernah datang bersama warga mengadu ke DPRD Jakarta namun sampai saat ini tidak ada penyelesaian; - Bahwa Saksi tahu tentang sidang gugatan di KIP hasilnya boleh melihat warkah namun sampai saat ini tidak diperlihakan oleh Pelindo; - Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat P-41; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi tidak tahuRepublik batas-batas HPL; Indonesia - Bahwa RW. 8 masuk dalam HPL saksi tahu hal tersebut karena saksi pernah mengurus sertifikat tanah ke BPN tapi ditolak dengan alasan tanahnya milik PT. Pelindo; Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti tulisan-tulisan, saksi, Penggugat juga mengajukan ahli, yaitu: Prof Arie Sukanti Hutagalung, SH.,MLI, yang memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa Hak Pengolahan adalah hak yang memberi kewenangan kepada pemegangnya yang merupakan bagian dari hak menguasai tanah, jadi kewenangannya terdiri dari perencanaan peruntukan tanah, menggunakan tanah itu sendiri dan menyerahkan tanah itu kepada pihak lain dengan hak tertentu biasanya hak guna bangunan dan hak pakai; - Bahwa Hak Pengolahan secara tersirat di atur dalam UU Pokok Agraria penjelasan II no 2, kemudian dalam peraturan pemerintah Nomor 40 tahun 1996, juga dalam Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN Nomor 9 Mahkamahtahun 1999Agung dan dalam pemberian Republik kepada pihak ketiga diatur dalam Indonesiaperaturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 1977 walaupun peraturan itu telah dihapus

Halaman 56 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan peraturan tahun 1999 tetapi prosedur pemberian terhadap pihak ketiga masih menggunakan aturan tersebut; - Bahwa cara perolehan HPL adalah dengan melakukan mengajukan Mahkamah permohonanAgung hak biasa tetapi Republik diatur dalam Peraturan Menteri Indonesia Agragaia tahun 1999. Dan subyek-subyeknya tertentu yaitu instansi Pemerintah, BUMN, BUMD dan lain-lain. Dimana HPL itu tidak bisa digunakan sendiri harus ada pihik lain yang diberikan kesempatan untuk memberikan hak yang lainnya; - Bahwa setelah didaftarkan kemudian HPL diterbitkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional; - Bahwa prosedur Pengajuan HPL dimulai dari kantor Pertanahan, biasanya pemegang HPL harus memberikan surat / Proposal terkait HPL mau digunakan untuk apa peruntukannya kemudian proposal tersebut diajukan kepada Kepala BPN untuk diperiksa dan dilakukan pengukuran selanjutnya di daftarkan dan sertifikatnya akan dikeluarkan oleh BPN setempat; - Bahwa secara teknis memang ada kewajiban pengukuran secara fisik terkait batas-batasnya dan dari situ dibuat tata bidangnya, surat ukurnya dengan dasar Peta kantor pertanahan setempat; - Bahwa jika ada bangunan dari pihak lain maka bangunan tersebut harus dibebaskan karena HPL adalah gempilan dari Hak menguasai Negara jadi harus dibersihkan dan harus diberikan ganti rugi terlebih dahulu; Mahkamah- AgungBahwa bisa saja cacat administrasi Republik pada saat pengukuran namun Indonesia HPL tidak dapat dihapuskan; - Bahwa jika terdapat kecacatan Administrasi HPL maka yang harus melakukan perbaikan adalah BPN Nasional dengan melakukan gelar perkara, memberikan ganti rugi kepada yang bersangkutan atau memberikan Hak atas tanah kepada yang bersangkutan tetapi masih tetap diatas HPL. Untuk teknisnya bisa ditanya kepada BPN Nasional; - Bahwa prosesnya harus ada Pengajuan atau Putusan Pengadilan; - Bahwa sebelum HPL ada Surat Keputusan Pemberian Hak, namun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi; - Bahwa boleh jika dalam satu surat keputusan terbit 2 (dua) sertifikat HPL; - Bahwa jika didalam 2 Surat Keputusan terbit 1 (satu) HPL Hal tersebut tidak lazim; - Bahwa syarat untuk mendapatkan HPL harus Clean and Clear karena jika sertifikat sudah terbit maka tidak perlu dilakukan pembebasan; - Bahwa dalam penyerahan tersebut biasanya ada perjanjian antara Mahkamahpemegang Agung HPL dan yang akan memanfaatkanRepublik tanah. Maka setiap Indonesiaperbuatan hukum harus ada persetujuan dari pemegang HPL;

Halaman 57 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa jika HGB berakhir maka statusnya tanah kembali kepada HPL dan jika ingin diajukan lagi harus ada persetujuan atau rekomendasi dari HPL; - Bahwa didalam HPL bisa diterbitkan Hak Milik contohnya Transmigrasi; Mahkamah -AgungBahwa tidak ada jangka Republik waktu bagi pemegang HPL, selama Indonesia dipergunakan bisa diwariskan dan turun temurun; - Bahwa jika pemegang HPL ingin menggunakan tanahnya yang diatasnya ada hak orang lain maka harus dilakukan pembebasan; Menimbang, bahwa Tergugat I untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya telah mengajukan bukti tulisan, sebagai berikut: 1. Fotokopi Salinan keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan No.191 Tahun 1969 & No.SK.83/0/1969 tanggal 27 Desember 1969 tentang Penyediaan dan Pembanguan Tanah untuk Keperluan Pelabuhan, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.1; 2. Fotokopi Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan tentang Batas-batas Lingkungan Kerja Pelabuhan Tanjung Priuk dan Pasar Ikan No. 16 Tahun 1972 dan No. SK. 146/0/1972 tanggal 1 Juni 1972, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.2; 3. Fotokopi Permohonan Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 754,430 M2 atas nama Departemen Perhubungan RE tanggal 15 September 1986 Nomor 26/l/HBG/U/D/1/1986, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi Mahkamah tandaAgung T.1.3; Republik Indonesia 4. Fotokopi Salinan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor. SK.128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.4; 5. Fotokopi Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 128/HPL/BPN/86/A/3 tanggal 19 Januari 1990 tentang Ralat atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Desember 1986 Nomor SK.128/HPL/DA/86 tentang pemberian hak pengelolaan atas nama Perum Pelabuhan II Jakarta, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.5; 6. Fotokopi Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor : HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.6; 7. Fotokopi Sertifikat Hak Guna Bangunan milik PT Artha Sempana di Kelurahan Ancol Kecamatan Pademangan Kotamadya Jakarta Utara Daerah Khusus MahkamahIbukota Agung Jakarta, selanjutnya pada Republik fotokopi bukti surat tersebut diberiIndonesia tanda T.1.7;

Halaman 58 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

8. Fotokopi Sertipikat Hak Pengelolaan No.7 Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.8; Mahkamah9. AgungFotokopi Permohonan Penggunaan Republik Tanah Pelabuhan dengan Indonesiapemberian HGB Nomor 021/AS/VI/1992 tanggal 02 Juni 1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.9; 10. Fotokopi Persetujuan jangka panjang penggunaan tanah dengan Pemberian HGB a.n PT. Artha Sempana Nomor FP.O15/3/18/PP.II-92 tanggal 7 Agustus 1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.10; 11. Fotokopi Surat Pernyataan dari Ade Harris Christian Presiden Direktur PT. Artha Sempana tanggal 2 Juni 1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.11; 12. Fotokopi kwitansi uang pemasukan tanah atas penggunaan selama 20 tahun dari PT. Artha Sempana sebesar Rp. 203.364.200,(dua ratus tiga juta tiga ratus enam puluh empat ribu dua ratus rupiah), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.12; 13. Fotokopi Surat Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan II, Direktur Usaha Nomor FP.015/5/6/PPII-92 tanggal 14 Oktober 1992 perihal Rekomendasi untuk mendapatkan Sertipikat Hak Guna Bangunan, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.13; Mahkamah 14.AgungFotokopi Surat PTRepublik Pelabuhan Indonesia II (Persero) Indonesia Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor : HM.60/1/9/C.Pska2012 tanggal 30 Oktober 2012 perihal Pemberitahuan, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.14; 15. Fotokopi Surat PT Artha Sempana Nomor : AS/P2/010616 tanggal 28 Juni 2016 perihal Permohonan Perpanjangan HGB No: 1539, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.15; 16. Fotokopi Surat PT Artha Sempana Nomor : AS/P2/020616 tanggal 28 Juni 2016 perihal Permohonan Perpanjangan HGB No: 1002, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.16; 17. Fotokopi Surat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Pelabuhan Sunda Nomor FP.016/22/9/1/C.Pska-16 tanggal 22 September 2016 perihal Permohonan Perpanjangan HGB No. 1002 dan HGB No. 1539, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.17; 18. Fotokopi Surat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor UM.330/9/11/1/C.Pska-16 tanggal 9 MahkamahNopember Agung 2016 perihal Pemblokiran Republik Sertipikat HGB No. 1002 dan Indonesia HGB No.

Halaman 59 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1539/Ancol An. PT Artha Sempana, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.18; 19. Fotokopi Surat Perintah Setor Nomor Berkas Permohonan Mahkamah Agung2825/2017 untuk Pelayanan Republik Pendaftaran Pencatatan BlokirIndonesia Hak Guna Bangunan No. 09.05.07.01.3.01002, Ancol, Pademangan Desa/Kelurahan Kecamatan tanggal 18 Januari 2017, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.19; 20. Fotokopi Surat PT Pelabuhan Indonesra II (Persero) Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor HK.56/13/2/1/C.Pska-17 tanggal 13 Februari 2017 perihal Pemblokiran Sertipikat HGB No. 3953 Ancol Pecahan dari HGB No. 1539 Ancol An. PT Artha Sempana, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.20; 21. Fotokopi Surat PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) Cabang Pet… Sunda Kelapa Nomor : UM 330/28/2/1/CPSka-17 tanggal 28 Februari 2017 Perihal Pemberitahuan, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.21; 22. Surat PT Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor HK.566/23/3/1/C.Pska-17 tanggal 23 Maret 2017 perihal Paringatan (Pertama), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T.1.22; Mahkamah 23.AgungFotokopi Surat PTRepublik Pelabuhan Indonesia II (Persero) Indonesia Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor UM.330/10l4/1lC.Pska-17 tanggal 10 April 2017 perihal Peringatan ll (Kedua), selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.23; 24. Fotokopi Surat PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor : HM.608/7/6/1/C.Pska-17 tanggat 7 Juni 2017 perihal Peringatan Ill (Ketiga), selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T.1.24; Menimbang, bahwa bukti tulisan-tulisan berupa Fotokopi bukti surat tersebut bermeterai cukup, dan telah dicocokan sesuai dengan aslinya kecuali T.1.1, T.1.2, T.1.3, T.1.4, T.1.5, T.1.7, T.1.8, T.1.9, T.1.10, T.1.11, T.1.12, T.1.14; Menimbang, bahwa Tergugat I juga telah mengajukan saksi fakta dipersidangan yang memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Drs. Oesman S; - Bahwa Pekerjaan saksi saat ini adalah Pensiunan Pelindo II; Mahkamah- AgungBahwa Saksi pensiun sejakRepublik tahun 2010; Indonesia

Halaman 60 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi bekerja di PT.Pelindo II sejak tahun 1980-2004 di cabang Pelabuhan Sunda Kelapa dan dari tahun 2004 sampai dengan 2010 di Pelindo Pusat; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi awalnyaRepublik menjabat dari Pelaksana Indonesia Biasa sampai dengan Kepala Dinas; - Bahwa pelaksaanan perjanjian penyewaan lahan di pelabuhan Sunda Kelapa dalam hal itu terintregasi dari bagian umum, dinas jasa, dinas teknik dimana biasanya Pemohon mengajukan permohonannya ke bagian umum Pelabuhan Sunda Kelapa, senjutnya di berikan surat ke kepala cabang dan dilanjutkan ke dinas jasa dan teknik; - Bahwa sesuai dengan daftar yang ada di perjanjian kami Ada pernah perjanjian antara PT. Pelindo dengan PT. Artha Sempana pada tahun 1992 tentang perjanjian sewa tanah dengan hak guna bangunan; - Bahwa pihak perjanjiannya dari Pihak Pelabuhan adalah kepala Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa dan dari PT. Artha Sempana adalah pak Ade Harris Christian; - Bahwa Saksi pernah melihat surat bukti tersebut (T-16) yang isinya perjanjian sewa tanah dan hak guna bangunan antara PT. Pelabuhan Cabang Sunda Kelapa sebagai pemberi sewa dan PT. Artha Sempana sebagai Penyewa; Mahkamah Agung- Bahwa sesuai dengan Republik peta gambar Posisi yang disewakan Indonesia berada di Jl. Lodah No.43; - Bahwa didalam perjanjian tersebut ada jangka waktunya dari tahun 1992 sampai dengan 2012; - Bahwa ada kewajiban pembayaran sewa yang dibayar dimuka dari PT. Arta Sempana kepada PT Pelindo Pelabuhan Sunda Kelapa yaitu sesuai dengan surat nya sebesar 1700 Meter persegi per tahun dikali 20 dikali luasnya totalnya Rp. 180.000.000,-; - Bahwa sewa tersebut sudah dibayar dan sudah dibuatkan kwitansinya; - Bahwa Benar bukti T-12 adalah kwitansi sewa tersebut; - Bahwa sesuai dengan prosedur yaitu pemohon harus mengajukan surat permohonan kepada Pelindo Cabang Sunda Kelapa melalui dinas umum dan diteruskan kepada Kepala Cabang, kemudian diteruskan kepada dinas jasa dan dinas teknis untuk dilakukan pengkajian apakah tanah tersebut termaksud dalam sertifikat Pelindo atau tidak, setelah itu dilakukan Mahkamahpengukuran Agung dan hasilnya dilaporkan Republik kepada Direksi selanjutnya Indonesia jika telah

Halaman 61 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

disetujui maka dikembalikan kepada Cabang dan dibuatlah surat perjanjian dengan Pemohon dan dilakukan Pembayaran dan tanda tangan; - Bahwa Saksi pernah melihat dan mengenali bukti-bukti surat tersebut Mahkamah Agung(bukti T-19, T-10, T-13) Republik berupa surat Permohononan Indonesia dari PT. Artha Sempana, Persetujuan Jangka Panjang penggunaan HGB, Rekomendasi untuk mendapatkan sertifikat hak guna bangunan; - Bahwa perjanjian tersebut dibawah dinas saksi tetapi bukan saksi yang membuat surat perjanjian tersebut; - Bahwa pengukuran tanah yang akan disewakan tertuang dalam perjanjian tetapi tidak dirincikan siapa pengukurnya dan siapa saksinya; - Bahwa Saksi tidak tahu siapa saksi pengukuran dari Pemohon karena bukan bagian tugas saksi; - Bahwa ada divisi teknik yang melakukan pengecekan tentang pemohon dan saksinya, divisi saksi tidak melakukan pengecekan; - Bahwa saat saksi bekerja di PT. Sunda Kelapa saat perjanjian perusahaan saksi masih berupa Perum Pelindo; - Bahwa pada tahun 1980 belum ada HPL, HPL ada tahun 1986; - Bahwa pada tahun 1980 Saksi tidak tahu tanah mana yang dikuasai dan batas batasnya dan lokasinya; - Bahwa Saksi tidak tahu terkait pengajuan HPL tahun 1986. Tetapi Mahkamah Agungada tim khusus yang mengurus Republik hak tersebut; Indonesia - Bahwa Saksi tidak pernah lihat bukti P-17; - Bahwa Saksi pernah lihat sertifikat HPL punya Pelabuhan Sunda Kelapa, tetapi isinya saksi tidak tahu; - Bahwa perjanjian sewa antara Pelabuhan Cabang Sunda Kelapa dengan PT. Artha Sempana Itu adalah perjanjian sewa tanah atas HGB; - Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat perjanjian tersebut (P-25) sesuai dengan ketentuan Direksi perjanjian ini biasanya pemohon bisa menerbitkan HGB berdasarkan rekomendasi Direksi; - Bahwa Saksi kenal Sdr. Ade Haris tetapi hanya sebatas tahu saja; - Bahwa Saksi pernah baca permohonan tersebut yang isinya tentang permohonan sewa tanah; - Bahwa yang saksi ketahui didalam surat tersebut tidak dijelaskan tentang jual beli; - Bahwa untuk kepala divisi bagian teknik saat itu saksi lupa namanya dan yang mengukur adalah Alm Bambang Cristiono; Mahkamah- AgungBahwa selama tahun 1980-2014Republik atau sejak PT. Pelindo memiliki Indonesia HPL terkait adanya keberatan dari masyarakat saksi tidak tahu;

Halaman 62 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi tidak tahu terkait adanya HGB atas nama PT Artha Sempana; Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti tulisan-tulisan, saksi, MahkamahPeng Agunggugat juga mengajukan Republik ahli, yaitu: Dr. Iing R. Indonesia Sodikin Arifin, SH.,CN.,MH.,MKn, yang memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa secara history dulu Hak Pengelolaan di kenal dengan nama hak diher kemudian lahir PMA 1965 tentang konversi mengenai hak penguasaan yang dikonversi menjadi 2 (dua) yaitu dipergunakan menjadi fungsi tugas hak pakai dan dipergunakan oleh dikelola hak pakai. Pada Pasal 1 angka 2 HPL dijelaskan adalah Hak mengguasai yang pelaksanaannya dilimpahkan kepada pemegang hak; - Bahwa tata cara untuk mendapatkan HPL diperaturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 1977 dijelaskan pertama merencanakan peruntukan tanah, kedua menggunakan tanah sesuai peruntukannya dan ketika memberikan bagian-bagian kepada pihak ketiga; - Bahwa HPL dipegang oleh Instansi pemerintah, BUMN/BUMD badan Persero dan badan-badan hukum yang ditunjuk pemerintah; - Bahwa HPL tidak ada jangka waktunya karena merupakan kekuasaan negara; Mahkamah- AgungBahwa yang dimaksud menyerahkanRepublik tanah-tanah kepada Indonesia pihak ketiga Melalui perjanjian dengan pihak ketiga diatue sesuai dengan PP 40 tahun 1996 Pasal 22, artinya harus ada rekomendasi dari pemegang HPL; - Bahwa jika ada HPL yang diatasnya ada HGB yang sudah berakhir maka sesuai dengan Pasal 38 PP 40 tahun 1996 Pemegang HGB wajib menyerahkan tanah tersebut kepada pemilik HPL apabila tanah tersebut sudah habis HGB nya; - Bahwa jika tanah Negara yang bebas dan dikuasai oleh seseorang kemudian tanah tersebut di jual kepada pihak lain maka yang harus dilihat adalah statusnya apakah dia pemilik atau penyewa. Jika pemilik maka boleh saja di jual tetapi kalau penyewa tidak boleh karena penyewa bukan pemilik; - Bahwa proses pengeluaran HPL yang pertama harus dilakukan pengukuran, ada 2 (dua) proses HPL yaitu berdasarkan 177 dan 199 tergantung produknya, jika HPL keluar tahun 1986 maka prodaknya pakai PP 10 61; - Bahwa sebelum HPL terbit terlebih dahulu ada surat keputusan rekomendasi dari badan pertanahan Nasional yang dimulai dengan adanya Mahkamahpermohonan Agung dan pengukuran; Republik Indonesia

Halaman 63 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa terkait permohonan tersebut biasanya ada SKB antara menteri dalam negeri dengan yang bersangkutan; - Bahwa terhadap tanah egener yang milik orang lain dan dikuasai fisik oleh Mahkamah tuanAgung tanah-yang sudah ada, Republik jika atas nama perorangan maka Indonesia berlaku Kepres 32 tahun 1979 karena harus dilihat dasarnya dulu; - Bahwa tidak ada diatas HPL hak Prioritas; - Bahwa HPL itu ada 2 (dua) dan harus diperjanjikan maka harus dikembalikan dulu sesuai HPL; Menimbang, bahwa Tergugat III untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya telah mengajukan bukti tulisan, sebagai berikut: 1. Fotokopi Buku Tanah Hak Guna Bangunan No.1002/Ancol atas nama Perseroan Terbatas “ PT. ARTHA SEMPANA seluas 3.780M2 dan berakhirnya hak pada tanggal 13-2-2015, selanjutnya pada bukti surat tersebut diberi tanda T-III.1; 2. Fotokopi Gambar Situasi No.1805/1993 seluas 3.780M2, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.2; 3. Fotokopi Buku Tanah Hak Guna Bangunan No.3953/Ancol atas nama Perseroan Terbatas “ PT. ARTHA SEMPANA seluas 1.175M2, tanah diatas Hak Pengelaan No. 7/Ancol, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.3; Mahkamah 4.AgungFotokopi Surat Ukur No. Republik 00228/Ancol/2016 tanggal 19-12-2016 Indonesia seluas 1.175M2, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.4; 5. Fotokopi Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor. 20/HGB/BPN/95 tentang Pemberian Hak Guna Bagunan atas nama PT. ARTHA SEMPANA tanggal 4 Januari 1995, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.5; 6. Fotokopi Turunan Pernyataan Keputusan Rapat PT. ARTHA SEMPANA N0. 240, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.6; 7. Fotokopi Risalah Rapat PT. Artha Sempana No. 397 tanggal 19-3-1992, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T-III.7; 8. Fotokopi SSBP (Surat Setoran Penerimaan Bukan Pajak) tanggal 17 Januari 1995, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T- III.8; Menimbang, bahwa bukti tulisan-tulisan berupa Fotokopi bukti surat tersebut bermeterai cukup, dan telah dicocokan sesuai dengan aslinya; Menimbang, bahwa Turut Tergugat I dan Turuut Tergugat II tidak Mahkamahmengajukan Agung bukti tulisan maupun bukti Republik saksi dipersidangan; Indonesia

Halaman 64 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa saat persidangan telah dilakukan pemeriksaan setempat sebagaimana yang termuat dalam berita acara persidangan; Menimbang, bahwa Penggugat, Tergugat I, Turut Tergugat I dan Turut MahkamahTergugat Agung II telah mengajukan Republikkesimpulannya tanggal 02 Oktober Indonesia 2018 dan tidak mengajukan apa-apa lagi dan mohon putusan; Menimbang, bahwa selanjutnya ditunjuk segala sesuatu yang termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini, yang untuk ringkasnya putusan ini dianggap telah termuat dan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini; TENTANG PERIMBANGAN HUKUMNYA DALAM EKSEPSI Menimbang, bahwa maksud Eksepsi dari Para Tergugat adalah sebagaimana dimaksud tersebut diatas; Menimbang, bahwa Para Tergugat mengajukan Eksepsi dan Jawaban, yang pada pokoknya sebagai berikut: I. Gugatan salah pihak (error in persona) dan Gugatan kurang pihak (exceptio plurium litis consortium); Menimbang, bahwa tentang Eksepsi gugatan salah pihak (error in persona) dan gugatan kurang pihak (exceptio plurium litis consortium) dipertimbangkan sekaligus yaitu: sesuai Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri MahkamahPerdagangan Agung RI No.37/M-DAG/PER/9/2007 Republik Tentang Penyelenggaraan Indonesia Pendaftaran Perusahaan, menyebutkan: “Kantor Cabang Perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya yang dapat berkedudukan di tempat yang berlainan dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan induknya.” Dalam perkara ini Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa adalah merupakan cabang dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Tergugat I, dan terbukti dari HPL No.7/Ancol atas nama Tergugat I dan Surat Perjanjian No. HK.566/3/18/C.Pska-92 tanggal 16 September 1992 dimana Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa bertindak untuk dan atas nama Perum Pelabuhan II yang sekarang adalah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Tergugat I, maka Eksepsi tersebut harus ditolak; II. Gugatan tidak jelas/kabur (obscuur libel); Menimbang, bahwa tentang Eksepsi gugatan tidak jelas/kabur (obscuur libel) Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat mengakui sebagai pemilik dan pihak yang menguasai tanah dan bangunan berdasarkan riwayat kepemilikan Mahkamahtanah dan Agung bangunan yang awalnya berdasarkanRepublik Surat Perjanjian Sewa IndonesiaMenyewa Milik Negara No. F/49/35 tanggal 10 Agustus 1949 dalam Lembaran Negara 1924

Halaman 65 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

No. 240 sampai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak: No. 529 tanggal 24 Maret 1992 dan No.640 tanggal 30 Maret 1992 sebagaimana dalam uraian petitum gugatan Penggugat, selanjutnya mengenai hubungan hukum antara MahkamahPenggugat Agung dan Tergugat I dalamRepublik perkara ini didasarkan pada IndonesiaSurat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Psk-92 tanggal 16 September 1992, sesuai bukti surat P-25 identik dengan bukti surat T.1.6, sehingga Gugatan Penggugat telah sesuai hukum dan tidak cacat formil maka Eksepsi tersebut harus ditolak; III. Gugatan tidak berkualitas; Menimbang, bahwa tentang Eksepsi gugatan tidak berkualitas akan dipertimbangkan dan diputus bersama-sama dengan pokok perkara ini; Menimbang, bahwa Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II mengajukan Jawaban, yang pada pokoknya menolak dengan tegas dalil-dalil dan pendirian- pendirian dari Penggugat, kecuali yang nyata-nyata diakui secara tegas kebenarannya oleh Tergugat serta membuktikan kalau Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga merugikan Penggugat sebagaimana diuraikan dalam Jawabannya; Menimbang, bahwa atas Eksepsi tersebut diatas maka Penggugat dalam Repliknya menyatakan tetap pada gugatannya dan Para Tergugat serta Para Turut MahkamahTergugat Agung dalam Dupliknya menyatakan Republik tetap pada Jawabannya; Indonesia DALAM POKOK PERKARA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat adalah sebagaimana dimaksud tersebut diatas; Menimbang, bahwa Penggugat telah mendalikan dalam posita gugatannya pada pokoknya: bahwa Penggugat adalah Pemilik dan Pihak yang menguasai objek sengketa yaitu sebidang tanah di Jalan Lodan No. 43, Keluarahan Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara yang dibeli dari Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II sesuai Akta Jual Beli Bangunan dan Pengoperan Hak No. 529 tanggal 24 Maret 1992 dan No. 640 tanggal 30 Maret 1992, selanjutnya Penggugat mendalilkan riwayat tanah bahwa tanah tersebut awalnya dikuasai langsung oleh Negara dan disewakan kepada Tan Hin Liong sesuai Surat Perjanjian Sewa Menyewa Milik Negara No. F/49/35 tanggal 10 Agustus 1949 dilakukan Lembar Negara 1924 No. 240, sampai pada akhirnya Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II membeli tanah dan bangunan tersebut sebagaimana diuraikan pada poin 2 sampai dengan poin 12 posita Gugatan Penggugat, selanjutnya pada tanggal 1 Agustus Mahkamah1990 Turut Agung Tergugat I dan Turut Tergugat Republik II mengajukan pendaftaran pembuatanIndonesia sertifikat melalui Turut Tergugat III, dalam proses tersebut terdapat kekurangan

Halaman 66 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

persyaratan yaitu Surat Rekomendasi dari Tergugat II maka dibuatlah Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Psk-92 sesuai Mahkamahbukti Agung surat P-25 identik dengan Republik bukti surat T.1.6, untuk melengkapi Indonesia kekurangan persyaratan dalam proses pengurusan pensertifikatan tersebut, selanjutnya Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II menjual tanah dan bangunan tersebut kepada Penggugat sebagaimana bukti surat P-22 dan P-23, dan proses pengurusan pensertifikatan tetap dilanjutkan oleh Turut Tergugat III, sehingga terbitlah SHGB atas nama Penggugat nomor 1002/Ancol dengan Gambar Situasi No.1805/1993 tanggal 9 Nopember 1993 seluas 3.780 m2, masa berakhir haknya tanggal 13 Pebruari 2015 dengan Penunjuk diatas Tanah Hak Pengelolaan No. 7/Ancol dan SHGB nomor 1539/Ancol dengan Gambar Situasi No.03118/1996 tanggal 24 Oktober 1996 seluas 2.910 m2 masa berakhir haknya tanggal 7 April 2018 dengan Penunjuk Tanah diatas HPL No.1/Ancol dan No.7/Ancol, Sertifikat No. 1539/Ancol berada diatas 2 (dua) alas Hak yaitu HPL No.1/Ancol dan No.7/Ancol, maka sertifikat tersebut kemudian di lakukan pemecahan menjadi SHGB Nomor:3953/Ancol dengan Gambar Situasi No.00228/Ancol/2016 tanggal 19 Pebruari 2016 seluas 1.175 m2 masa berakhir 7 April 2018 dengan Penunjuk Pemecahan atas nama sendiri (Tanah diatas Hak Pengelolaan No.7/Ancol) dan SHGB Nomor:3954/Ancol dengan Gambar Situasi No.00229/Ancol/2016 tanggal Mahkamah19 Pebruari Agung 2016 seluas 1.735 m2Republik masa berakhir 7 April 2018 dengan Indonesia Penunjuk Pemecahan atas nama sendiri (Tanah diatas Hak Pengelolaan No.1/Ancol), sebagaimana posita Gugatan Penggugat poin 18, 19 dan 20; Menimbang, bahwa dalam petitum poin 4 dan poin 5 gugatan Penggugat menyatakan agar Majelis Hakim memutuskan agar membatalkan Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Dengan Pemberian Hak Guna Bangunan Nomor: HK.566/3/18/C.Pska-92 antara Tergugat I dan Penggugat dan membatalkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 yang isinya memberikan Hak Pengelolaan atas tanah seluas 592.771 m2 sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tanggal 31 Desember 1984 No.136/1984 jo Surat Keputusan Kepala Badan Badan Pertanahan Nasional Nomor 128/HPL/BPN/A/3 tanggal 17 Januari 1990 tentang Ralat Atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 1990 Nomor SK. 128/HPL/DA/86 Tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama Perum Pelabuhan II Jakarta; Menimbang, bahwa Pasal 67 ayat (1) Permenag No.9/1999, menyebutkan: Mahkamah“(1) Hak Agung Pengelolaan dapat diberikan Republik kepada: Indonesia a) Instansi pemerintah termasuk Pemerintah Daerah;

Halaman 67 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

b) Badan Usaha Milik Negara; c) Badan Usaha Milik Daerah; d) PT. Persero; Mahkamah Agunge) Badan Otorita; Republik Indonesia f) Badan-badan hukum Pemerintah lainnya yang ditunjuk Pemerintah” sesuai pula dengan keterangan 2 (dua) orang Ahli yang dihadirkan dipersidangan yaitu: Prof. Arie Sukanti Hutagalung, SH., MLI., dan Dr. Iing R. Sodikin Arifin, SH., CN., MH., MKn., telah jelas bahwa HPL hanya dapat diberikan kepada subyek- subyek tersebut diatas, maka menurut pendapat Majelis Tergugat I merupakan subyek yang telah sesuai untuk diberikan HPL yaitu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 128/HPL/DA/86 tanggal 17 Desember 1986 yang isinya memberikan Hak Pengelolaan atas tanah seluas 592.771 m 2 sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tanggal 31 Desember 1984 No.136/1984 (sesuai bukti surat P-17 identik dengan bukti surat T.1.4) jo Surat Keputusan Kepala BPN Nomor 128/HPL/BPN/A/3 tanggal 17 Januari 1990 tentang Ralat atas Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 1990 Nomor 128/HPL/DA/86 Tentang Pembelian Hak Pengelolaan Atas Nama Perum Pelabuhan II Jakarta (sesuai bukti surat P-18 identik dengan bukti surat T.1.5); Menimbang, bahwa dalam petitum poin 2 gugatan Penggugat menyatakan agar Majelis Hakim memutuskan bahwa Penggugat adalah pemilik yang sah atas Mahkamahtanah Agungobjek sengketa sesuai SHGBRepublik No.1002/Ancol dan SHGB No.3953/Ancol,Indonesia kemudian pada poin 6 gugatan Penggugat menyatakan agar Majelis Hakim membatalkan SHGB No.1002/Ancol dan SHGB No.3953/Ancol, dan diberikan serta memberikan Hak kepada Penggugat untuk diberikan Sertikat kepemilikannya sesuai dengan data-data yang dimiliki; Mahkamah Agung dalam SEMA No. 6 Tahun 1975 perihal Uitvoerbaar bij voorraad tanggal 1 Desember 1975 menginstruksikan agar hakim jangan secara mudah mengabulkan putusan yang demikian; Menurut M. Yahya Harahap SH, dalam Buku: Hukum Acara Perdata (hal. 63): “Supaya gugatan sah, dalam arti tidak mengandung cacat formil, harus mencantumkan petitum gugatan yang berisi pokok tuntutan penggugat, berupa deskripsi yang jelas menyebut satu per satu dalam akhir gugatan tentang hal-hal apa saja yang menjadi pokok tuntutan penggugat yang harus dinyatakan dan dibebankan kepada tergugat.” Menimbang, bahwa dalam Petitum Gugatannya Penggugat menginginkan tanah objek sengketa sesuai SHGB No.1002/Ancol dan SHGB No.3953/Ancol Mahkamahtersebut menjadiAgung hak milik Penggugat, Republik tetapi dalam perkara ini Penggugat Indonesia dalam positanya tidak menyangkut tentang kepemilikan, hanya menceritakan tentang

Halaman 68 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

proses SHGB sehingga menurut pendapat Majelis Hakim antara posita dan petitum Gugatan tidak relevan dan menjadikan Gugatan Penggugat tersebut tidak jelas/kabur; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa olehRepublik karena Gugatan Penggugat telahIndonesia dinyatakan kabur, maka tidak dapat dijadikan dasar untuk memeriksa dan mengadili pokok perkara dalam gugatan Penggugat, oleh karena itu segala tuntutan Penggugat dalam gugatannya harus dinyatakan tidak dapat diterima atau Niet ontvankelijk verklaard (NO); Menimbang, bahwa karena Gugatan Penggugat tidak dapat diterima, maka segala ongkos-ongkos yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat yang besarnya sebagaimana pada amar Putusan ini; Mengingat, segala ketentuan undang-undang atau peraturan lainnya yang berkenaan dengan perkara ini:

M E N G A D I L I: DALAM EKSEPSI: - Menolak seluruh Eksepsi Para Tergugat; DALAM POKOK PERKARA: - Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard) atau N.O.; Mahkamah - AgungMenghukum Penggugat untukRepublik membayar seluruh ongkos-ongkos Indonesia yang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp. 6.761.000,- (enam juta tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2018, oleh kami, Sutaji, SH.,MH, sebagai Hakim Ketua, Ronald Salnofri Bya, SH.,MH dan Purnawan Narsongko, SH, masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt Utr tanggal 7 Desember 2017, putusan tersebut pada hari Selasa, tanggal 16 Oktober 2018 diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, Budi Utoyo, SH., Panitera Pengganti dan Kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat I, Kuasa Turut Tergugat I dan II tanpa dihadiri Tergugat II, Kuasa Tergugat III, Turut Tergugat III; Hakim Anggota, Hakim Ketua, Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 69 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Ronald Salnofri Bya, SH.,MH Sutaji, SH.,MH. Mahkamah Agung Republik Indonesia Purnawan Narsongko, SH. Panitera Pengganti,

Budi Utoyo, SH. Perincian biaya : 1. Biaya PNBP ...... ……………………. Rp. 30.000,00 2. Biaya ATK ..... ………………………….. Rp. 75.000,00 3. Biaya Panggilan ……………………….. Rp.5.625.000,00 Mahkamah Agung Republik4. PNBP Panggilan Indonesia Penggugat ………… Rp. 5.000,00 5. PNBP Panggilan Tergugat …………… Rp. 15.000,00 6. Pemeriksaan Setempat ...... Rp.1.000.000,00 7. R e d a k s i...... Rp. 5.000,00 8. Meterai Putusan ……………………….. Rp. 6.000,00 J u m l a h …………………………... Rp.6.761.000,00 (enam juta tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah). Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 70 dari 70 Putusan Perdata Gugatan Nomor 650/Pdt.G/2017/PN Jkt.Utr.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia