PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Komplek Taman Sari, )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi

Disusun oleh: Mila Ermawati 132114195

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BATIK (Studi Kasus Pada Komplek Taman Sari, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi

Disusun oleh: Mila Ermawati 132114195

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunda” – Benjamin

Franklin

“Usaha akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak menyerah” –

Napoleon Hill

“Hidup itu sangat sederhana, tapi kita yang membuat hidup menjadi rumit” –

Confucius

“Whatever happens, just stay alive. That’s important” - NN

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

 Kedua orang tua ku, yang tidak pernah lelah membimbing dan selalu

memberikan motivasiku, serta selalu mendukungku disetiap langkah yang

kuambil. Mengajariku menjadi pribadi yang tak mudah cengeng dan selalu

menjadi pribadi yang tangguh menghadapi segala masalah.

 Kakakku tercinta, Agustina Fajarina Widyaningrum. Terima kasih untuk

segala kasih sayang yang telah kau berikan padaku dan kenangan yang

tidak bisa digantikan dengan apapun. Terima kasih untuk setia doa yang

kau panjatkan walaupun kau tidak lagi berada disisiku lagi.

 Kakakku tersayang, Rizka Qori Dwi Mastuti. Terima kasih atas dukungan,

nasehat yang selalu kau berikan padaku. Terima kasih telah menjadi

kakak, teman, sahabat sekaligus musuh dalam hari – hariku selama aku

kuliah.

 Adikku tersayang, Gunawan Pambudi Prastowo, terima kasih telah

menemani hari – hariku, dan selalu mendukungku disetiap langkahku dan

mampu membuatku menjadi seorang kakak untukmu.

 Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc.,QIA, selaku dosen pembimbing. Terima

kasih atas bimbingan dan dukungan yang Ibu berikan kepada saya.

 Sahabat seperjuanganku, Dian Dewi Lestari, Ratri, Ita, Fepi dan Alma.

Terima kasih atas dukungan dan motivasinya sehingga kita bisa melalui

hari – hari yang berat ini bersama.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 Anggota Kelompok 33 KKP USD, terima kasih kalian telah memberikan

kenangan yang tak terlupakan untuk hari – hari terakhir perkuliahan ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BATIK (Studi Kasus Pada Komplek Taman Sari, Yogyakarta)

Dan diajukan untuk diuji pada 20 Juli 2017 adalah karya saya

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

Mila Ermawati

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Mila Ermawati

Nomor Mahasiswa : 132114195

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BATIK (Studi Kasus Pada Komplek Taman Sari, Yogyakarta)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2017

Yang menyatakan

Mila Ermawati

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kata Pengantar

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telh memberikan kesempatan untuk belajar dan

menngembangkan kepribadian kepada penulis

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang

telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini

3. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing

Akademik

4. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu dab pengalamannya dalam proses perkuliahan.

5. Pengrajin Batik Komplek Taman Sari yang telah menjadi responden dalam

skripsi ini.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Kedua orang tua, kakak dan adik saya yang selalu memberikan semangat

dan dukungan

7. Teman – teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun dan bermanfaat bagi penulis untuk kedepannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. Terima Kasih.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

Mila Ermawati

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Isi HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii LEMBAR PENGESAHAN ...... iii HALAMAN MOTTO ...... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...... v HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ...... vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...... viii KATA PENGANTAR ...... ix DAFTAR ISI ...... xi DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR GAMBAR ...... xiv ABSTRAK ...... xv ABSTRACT ...... xvi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan Penelitian ...... 4 D. Batasan Masalah ...... 4 E. Manfaat Penelitian ...... 4 F. Sistematika Penelitian ...... 5 BAB II LANDASAN TEORI ...... 7 A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ...... 7 1. Pengertian UMKM ...... 7 2. Kriteria Usaha, Kecil dan Menengah ...... 8 3. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan ...... 10 B. Harga Jual ...... 11 1. Pengertian Harga ...... 11 2. Tujuan Penentuan Harga ...... 11 3. Aspek Hukum Penetapan Harga ...... 12 4. Harga Jual Produk ...... 12 5. Keputusan Penentuan Harga Jual ...... 14 6. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penentuan Harga Jual ..... 14 7. Metode Penentuan Harga Jual Produk ...... 16 BAB III METODE PENELITIAN ...... 20 A. Jenis Penelitian ...... 20 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 20 C. Populasi ...... 20 D. Jenis dan Sumber Data ...... 20 E. Variabel Penelitian ...... 21 F. Teknik Pengumpulan Data ...... 21 G. Teknik Analisis Data ...... 22 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...... 24 A. Sejarah Batik ...... 24 1. Pengertian Batik ...... 24

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sejarah Perkembangan Batik ...... 25 3. Sejarah Batik Taman Sari ...... 26 B. Lokasi ...... 28 1. Sejarah Taman Sari ...... 28 2. Denah Lokasi ...... 29 C. Proses Produksi ...... 30 D. Profil Responden ...... 31 E. Karakteristik Responden ...... 32 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...... 34 A. Analisis Data ...... 34 1. Dasar Penentuan Harga Jual...... 34 2. Penentuan Harga Jual ...... 37 B. Pembahasan ...... 42 1. Dasar Penentuan Harga Jual...... 43 2. Penentuan Harga Jual ...... 44 BAB VI PENUTUP ...... 49 A. Kesimpulan ...... 52 B. Keterbatasan Penelitian ...... 52 C. Saran ...... 53 DAFTAR PUSTAKA ...... 54 LAMPIRAN ...... 56 Lampiran 1: Kuesioner ...... 57 Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Wawancara ...... 60 Lampiran 3: Daftar Jawaban Responden ...... 61 Lampiran 4: Perhitungan Kuesioner ...... 62 Lampiran 5: Transkrip Wawancara ...... 64 Lampiran 6: Gambar UMKM Batik Taman Sari ...... 84

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Tabel Tabel 4.1 Profil Responden Pemilik dan Pengrajin Batik Taman Sari ...... 31 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 32 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...... 32 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 33 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ...... 33 Tabel 5.1 Daftar Metode Penentuan Harga Jual Pengrajin Batik Taman Sari . 34 Tabel 5.2 Indikator Harga Jual ...... 36 Tabel 5.3 Metode Penentuan Harga Jual Paling Banyak Dipilih ...... 37 Tabel 5.4 Metode Penentuan Harga Jual Cukup Banyak Dipilih ...... 38 Tabel 5.5 Metode Penentuan Harga Jual Kurang Dipilih ...... 39 Tabel 5.6 Metode Penentuan Harga Jual Tidak Dipilih ...... 40

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Gambar Gambar 1 Denah Lokasi ...... 29

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BATIK (Studi Kasus pada Komplek Tamansari, Yogyakarta)

Mila Ermawati 132114195

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui harga jual produk Batik Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Taman Sari, Yogyakarta. Penelitian ini penting karena penentuan harga jual yang dipakai oleh UMKM akan mempengaruhi penjualan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan kuesioner menggunakan checklist, wawancara, dokumentasi dan observasi dari 20 responden. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan rangking.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM Taman Sari, Yogyakarta kebanyakan memilih menentukan harga jual berdasarkan kualitas. Metode ini merupakan metode penentuan harga berbasis biaya. Di samping itu, motif dan durasi pekerjaan juga mempengaruhi penentuan harga jual.

Kata kunci: harga, usaha mikro kecil dan menengah, kualitas

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

EVALUATION OF PRICING ON MICRO SMALL AND MEDIUM BATIK ENTERPRISES (Case Study on Komplek Tamansari, Yogyakarta)

Mila Ermawati 132114195

Sanata Dharma University Yogyakarta 2017

The purpose of this study is to determine the pricing on Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) Batik in Taman Sari, Yogyakarta. This research is important because the pricing method used by MSMEs will affect the sales.

The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaires using checklist, interviews, documentation and observation from 20 respondents. Data were analyzed by using qualitative descriptive analysis, and ranking.

The results showed that the most preferred pricing method of MSMEs Taman Sari was based on quality of the product. This method was the cost-based method. In addition, the design and the duration of time required to produced the product were also affect the pricing method applied.

Keywords: pricing, micro small and medium enterprises, quality

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di

Indonesia cukuplah pesat, hal ini menyebabkan naiknya tingkat persaingan

antar industri UMKM. UMKM mempunyai peran yang cukup besar dalam

menunjang tingkat perekonomian di yang memiliki berbagai

bidang industri UMKM, seperti industri makanan, kerajinan, tekstil dan

masih banyak lainnya. Diantara bidang industri tersebut salah satunya

adalah bidang industri Batik. Industri batik sudah ada dari jaman dahulu,

hingga sekarang perkembangan dalam bidang ini cukup pesat.

Batik sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat

Indonesia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tidak hanya digemari

oleh masyarakat Indonesia tapi batik juga digemari oleh wisatawan yang

datang berlibur ke Indonesia. Memakai baju batik bagi masyarakat

Indonesia sudah menjadi hal yang biasa dan bahkan di sekolah pada hari

tertentu diwajibkan untuk memakai batik. Batik tidak hanya diproduksi

oleh industri besar akan tetapi banyak industri-industri kecil menengah

atau yang kita sebut sebagai UMKM juga banyak yang memproduksi kain

batik.

UMKM diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas produknya,

tidak hanya itu UMKM juga dituntut untuk menyediakan produk yang

baik dengan harga jual yang terjangkau, hal demikian akan membuat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

konsumen lebih hati-hati dalam memilih produk yang akan dibeli. Harga jual memiliki peran yang penting dalam menentukan eksistansi suatu usaha di dunia bisnis. Setiap perusahaan pasti memiliki strategi dalam menetapkan standar harga jual untuk produknya, begitu juga dengan

UMKM, khususnya pada UMKM Batik mereka pasti juga memiliki caranya sendiri dalam penetapan harga jual produk, agar dapat bersaing dengan kompetitor yang lain. Tidak hanya sesama UMKM tapi juga dengan perusahaan batik yang lebih besar. Dalam penetapan harga jual ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, seperti jenis bisnis yang digeluti dan juga lingkungan dimana bisnis ini dijalankan (Ajie, 2012).

Selain kedua faktor di atas dalam penentuan harga jual juga perlu memperhatikan metode yang digunakan. Perusahaan perlu mengetahui metode yang tepat untuk menentukan harga jual produknya agar sesuai dengan harga di pasaran dan juga dapat meningkatkan pendapatan dan juga laba yang diperoleh.

Ada berbagai metode penentuan harga jual produk, antara lain metode penentuan harga berdasar biaya, yang termasuk dalam metode ini adalah penetapan Harga Biaya Plus (cost plus pricing), penetapan Harga

Mark-Up, penetapan Harga BEP (Break Even Point). Selain itu ada penetapan harga jual berdasar Harga pesaing/kompetitor dan

Penetapan harga berdasarkan permintaan. Tidak semua keputusan penentuan harga didekati dengan cara yang sama, beberapa keputusan tentang penentuan harga berhubungan dengan harga produk standar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

dijual kepada pelanggan dalam rutinitas sehari-hari menjalankan aktivitas bisnis. Keputusan harga lainnya berhubungan dengan pesanan khusus dari produk standar (Garrison, 1985). Menurut penelitian terdahulu (Igir,

2015), menjaga standar harga adalah salah satu cara yang ampuh agar dapat menjaga eksistensi dari perusahaan di dunia bisnis, yang dimaksudkan standar harga disini adalah harga yang ada di pasaran dan sesuai dengan harga yang konsumen inginkan.

Agar dapat bersaing dalam dunia bisnis perusahaan dituntut untuk mampu menyediakan produk dan jasa yang baik dengan harga lebih rendah atau harga yang tidak jauh berbeda atau bahkan sama dengan pesaing lainnya. Laba merupakan salah satu aspek yang dapat menunjukkan bagaimana perusahaan berjalan. Laba yang diperoleh ini nantinya diharapkan mampu membuat perusahaan dapat lebih berkembang dan juga akan menentukan bagaimana kelanjutan dari usaha tersebut.

Pentingnya penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui seperti apa penentuan harga jual produk pada industri UMKM batik. Tepat tidaknya perusahaan dalam menentukan metode yang digunakan dalam penentuan harga jual produknya ini akan mempengaruhi penjualan

UMKM, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk” dengan mengambil studi kasus pada UMKM Batik yang bertempat di Komplek Taman Sari, Kotamadya,

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penentuan harga jual produk pada UMKM Batik

Taman Sari, Kotamadya, Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan harga

jual produk pada UMKM Batik Taman Sari, Kotamadya, Yogyakarta

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penenlitian ini adalah penentuan harga jual

produk milik UMKM yang dijual sendiri, bukan produk yang dititipkan

ketempat lain (pengepul).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Industri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan yang bermanfaat bagi UMKM khususnya

untuk pengetahuan dalam menentukan harga jual produk.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wacana ilmiah

tentang evaluasi penetapan harga jual produk dan juga dampak

penentuan harga jual terdahap laba yang diperoleh.

3. Bagi Peneliti

Peneilitian ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk

pengembangan diri dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

didapatkan selama masa kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya

serta menambah wawasan baru mengenau masalah yang diteliti.

F. Sistematika Penelitian

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori – teori yang relevan

dengan permasalahan yang diangkat antara lain: pengertian

UMKM dan Harga jual produk.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

BAB VI Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang

terdiri dari sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan,

visi, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi

perusahaan serta proses produksi perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan mengenai deskripsi data dan uraian

secara terinci mengenai analisis dari penelitian yang telah

dilakukan.

BAB VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran bagi

perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 menjelaskan beberapa pengertian usaha, sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau

Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

ini. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha

Menengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi

di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan

oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang

meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha

patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di

Indonesia.

e. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha

Menengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi

di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).

d. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b,

dan ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai

nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan

perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan

a. Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

1) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan

kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk

berkarya dengan prakarsa sendiri;

2) Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel,

dan berkeadilan;

3) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan

berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah;

4) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah; dan

5) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian secara terpadu.

b. Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang

seimbang, berkembang, dan berkeadilan;

2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh

dan mandiri; dan

3) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengentasan rakyat dari kemiskinan.

B. Harga Jual

1. Pengertian Harga

Menurut Tjiptono dan Chandra (2012) secara sederhana,

istilah harga bisa diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter)

dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung

utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan

sebuah produk. Menurut Grewal dan Levy’ dalam Tjiptono (2015)

merumuskan definisi harga sebagai pengorbanan keseluruhan yang

bersedia dilakukan oleh konsumen dalam rangka mendapatkan

produk atau jasa spesifik.

Pengorbanan tersebut biasanya mencakup uang yang harus

dibayarkan kepada penjual agar bisa mendapatkan produk, serta

pengorbanan lainnya, baik dalam bentuk moneter maupun non-

moneter. Harga juga merupakan komponen yang berpengaruh

langsung terhadap laba perusahaan.

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha dan Irawan (2005) tujuan dari penetapan

harga adalah:

a. Untuk meningkatkan penjualan,

b. Mempertahankan dan memperbaiki market share,

c. Stabilisasi harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

d. Mencapai target pengembalian investasi, dan

e. Mencapai laba maksimum.

3. Aspek Hukum Penetapan Harga

Menurut Samryn (2012) aspek hukum penetapan harga

adalah sebagai berikut:

a. Predatory Pricing

Predatory Pricing adalah praktik penetapan harga dibawah

harga pokok untuk tujuan menyerang pesaing dan

menghilangkan persaingan.

b. Price Discrimination

Price Discrimination atau diskriminasi harga adalah

pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang

berbeda secra mendasar untuk produk yang sama.

4. Harga Jual Produk

Menurut Rudianto (2006) harga jual produk perusahaan

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Secara umum terdapat beberapa metode yang

dapat dipergunakan untuk menentukan harga jual suatu produk,

yaitu:

a. Maksimalisasi Laba

Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan

adalah untuk menghasilkan laba maksimal dalam jangka

panjang. Laba yang maksimal dalam jangka pendek bukanlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

tujuan yang baik dari perusahaan yang ingin hidup di dunia

bisnis berkesinambungan dalam jangka panjang.

b. Tingkat Pengembalian atas Modal yang digunakan

Perusahaan terkadang menetapkan terlebih dulu besarnya

tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan di dalam

suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual

produk yang dihasilkan petrusahaan tersebut.

c. Biaya Konversi

Suatu perusahaan dalam memproduksi lebih dari satu produk

dengan komposisi biaya yang berbeda satu dengan yang lainnya

maka perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan untuk

membuat pilihan produksi yang paling menguntungkan bagi

perusahaan.

d. Marjin Kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya

produksi variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk

tersebut.

e. Biaya Standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang telah

dijadikan tolok ukur dalam menentukan besarnya biaya

produksi, maka penentuan harga jual dapat pula ditentukan

berdasarkan biaya standar yang dimiliki perusahaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

5. Keputusan Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2001) pada umumnya harga jual produk

dan jasa standar ditentukan oleh perimbangan permintaan dan

penawaran di pasar, sehingga biaya bukan merupakan penentu hrag

jual. Selain itu menurut Swastha dan Irawan (2005) terdapat

beberapa keputusan menyangkut penentuan harga, termasuk harga

tertentu yang dibebankan kepada masing-masing produk atau jasa

yang dipasarkan. Tetapi harga itu juga dapat ditentukan oleh pembeli

yang membeli produk atau yang menggunakan jasa perusahaan.

Perusahaan juga harus mengambil perlu tidaknya memberikan

potongan untuk pembayaran yang lebih awal.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Penentuan

Harga Jual

Menurut Supriyono (1993) dalam Nababan (2012) faktor-

faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual, yaitu:

a. Biaya merupakan satu-satunya faktor yang memiliki kepastian

relatif tinggi yang mempengaruhi dalam penetapan harga jual,

karena biaya merupakan suatu dasar dalam penetapan harga,

dikatakan jika harga tidak dapat menutup biaya yang telah

dikeluarkan, maka akan mengakibatkan kerugian bagi

perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b. Permintaan dan Penawaran

Permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa yang

diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Sedangkan

penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan

penjual pada pembeli di tingkat harga tertentu.

c. Tujuan Perusahaan

Penetapan harga suatu barang atau jasa sering dikaitkan

dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang hendak dicapai

ini misalnya untuk memperoleh volume penjualan tertentu,

dari kembalinya modal tertanam.

d. Kondisi perekonomian

Kondisi perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga

yang berlaku, misalnya kondisi perkenomian yang naik,

norma dan resesi.

e. Manajemen

Berhasil tidaknya, atau maju mundurnya suatu perusahaan

dalam mencapai tujuan tergantung dari apa yang dilakukan

oleh manajemen di setiap perusahaan, perusahaan yang

mampu melaksanakan manajemen dengan baik dan tepat,

maka dalam penetapan harga jual produk harus ditentukan

dengan tepat agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurut Soemarso (2003) Penetapan harga akan meliputi

keputusan hal-hal berikut:

a. Menetapkan harga dasar (basic price), yaitu menetapkan

tingkat harga (price level) termasuk adaptasinya terhadap

perubahan-perubahan siklus yang mungkin terjadi.

b. Menetapkan hubungan harga antara produk dalam satu

product line (product-line pricing)

c. Menetapkan struktur potongan harga

7. Metode Penentuan Harga Jual Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2001) terdapat beberapa

pendekatam dalam penenetapan harga jual, yaitu:

a. Penetapan harga berdasarkan Biaya

Terdapat dua metode dalam penentuan harga bersadarkan

biaya diantaranya:

1) Penetapan Harga Biaya-plus (cost-plus pricing) yang

merupakan metode penetapan harga paling sederhana,

yaitu dengan menambahkan suatu markup standar pada

biaya produk.

2) Penetapan Harga dengan Analisis Titik Impas dan Laba

Sasaran.

Metode ini menjelaskan perusahaan berusaha

menetapkan harga yang akan mencapai titik impas atau

menghasilkan laba sasaran yang dicarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

b. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai

Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)

menggunakan persepsi pembeli atas nilai, dan bukan biaya

penjual, sebagai kunci penetapan harga. Penetapan harga

berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat

merancang produk dan program pemasaran lalu menetapkan

harganya. Harga dipertimbangkan bersama dengan variabel-

variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program

pemasaean ditetapkan.

c. Penetapan harga berdasar persaingan

Terdapat dua bentuk penentapan harga berdasarkan

persaingan, diantaranya:

1) Penetapan harga menurut keadaan

Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga

pesaing, dan kurang memperhatikan biayanya sendiri

ataupun permintaan. Perusahaan bisa saja

membebankan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih

rendah dari pesaingnya.

2) Penetapan harga penawaran tertutup

Penetapan harga berdasar persaingan juga digunakan

ketika perusahaan mengajukan tender. Perusahaan

mendasarkan harganya pada perkiraan mereka mengenai

bagaimana pesaing menetapkan harga, dan bukan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

biayanya sendiri atau permintaan. Perusahaan ingin

memenagkan kontrak, dan untuk memenagkan kontrak

diperlukan penentapan harga yang lebih rendah dari

perusahaan lainnya.

Selain itu metode penentuan harga jual menurut Mulyadi

(2001) adalah sebagai berikut:

a. Penentuan harga jual normal (Normal Pricing)

Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan

dengan formula sebagai berikut:

Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan

b. Cost-Plus Pricing

Cost-Plus Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara

menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa

yang akan dating untuk memproduksi dan memasarkan

produk. Harga jual berdasarkan Cost-Plus Pricing dihitung

dengan rumus seperti yang digunakan dalam penentuan harga

normal. Ada dua unsur penting yang diperhitungkan dalam

metode ini yaitu taksiran biaya penuh dan taksiran laba yang

diharapkan.

c. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan

Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya

merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar

biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

d. Penentuan Harga Jual dalam Cost-Type Contract

Cost-Type Contract merupakan kontrak pembuatan produk

atau jasa yang dimna pihak pembeli setuju untuk membeli

produk atau jasa pada harga yang didasrkan pada total biaya

yang sesungguhnya dikeluatkan oleh produsen ditambah

dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari

total biaya sesungguhnya tersebut.

e. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh

perusahaan diluar pesanan regular perusahaan. Biasanya

konsumen yang melakukan pesanan khusus ii meminta harga

dibawah harga jua normal bahkan seringkali harga yang

diminta berada di bawah biaya penuh, karena biasanya

pesanan khusus mencakup jumlah yang besar.

Selain metode – metode di atas, terdapat metode lain yaitu

metode target costing. Target costing adalah sebuah metode biaya

perencanaan yang digunakan selama siklus perencanaan untuk

mengurangi biaya produksi ketingkat yang ditargetkan. Target

costing merupakan metode dari perencanaan laba dan merupakan

manajemen biaya yang berfokus pada produk dan berbeda dengan

proses produksi (Atkinson et. al, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang akan dilakukan di

UMKM Batik Komplek Taman Sari, Kotamadya, Yogyakarta. Penelitian

ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, yang mana

nantinya akan memberikan informasi kepada peneliti sebuah gambaran

detil tentang aspek yang relevan dengan fenomena mengenai perhatian

dari persepektif seseorang (Suharso, 2009).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Penelitian ini akan dilakukan di Komplek Taman Sari,

Kotamadya, Yogyakarta.

Waktu : Desember – April 2017

C. Populasi

Populasi dalam penelitian akan menggunakan populasi sasaran.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah jumlah UMKM yaitu

sebanyak 20 pengrajin batik cap dan tulis di Komplek Taman Sari,

Kotamadya, Yogyakarta.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu

data primer. Dimana yang dimaksud dengan data primer adalah data yang

didapatkan langsung dari lokasi penelitian tanpa adanya perantara, seperti

20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

profil pemilik, profil UMKM, proses usaha serta pemahaman penentuan

harga jual produk.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah harga jual dan akan akan diukur dengan

menggunakan kuesioner yang berupa checklist.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi akan dilakukan dengan mengobservasi pengrajin UMKM

batik Komplek Taman Sari, Kotamadya, Yogyakarta

2. Wawancara

Peneliti akan menggunakan teknik wawancara personal, yaitu

wawancara dengan menggunakan tatap muka langsung dengan

responden (Jogiyanto, 2013). Wawancara ini akan dilakukan dengan

mewawancarai pemilik dan karyawan UMKM Batik Taman Sari

Yogyakarta

3. Kuesioner

Kuesioner disini mencakup informasi umum dan informasi khusus

yang dibutuhkan oleh peneliti dalam bentuk daftar pertanyaan yang

akan dijawab oleh responden. Kuesioner akan diberikan pada pemilik

usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

4. Dokumentasi

Pengumpulan data akan dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi

sangat penting dilakukan untuk peneliti. Dokumen dapat berbentuk

gambar, tulisan dan lain sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana penentuan harga jual produk

pada UMKM Batik Taman Sari, Kotamadya, Yogyakarta?” adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan angka 1 untuk jawaban “Ya” dan angka 0 untuk

jawaban “Tidak”

b. Menganalisis jawaban kuesioner dari responden dan setiap jawaban

“Ya” akan dijumlah dan akan dipersentasekan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Setelah mendapatkan jawaban selanjutnya adalah melakukan

perangkingan, pemberian rangking berdarakan nilai persentase

yang paling tinggi hingga nilai persentase paling rendah, sebagai

berikut:

1) Rangking pertama dengan persentase 75% - 100% berarti

metode penentuan harga jual merupakan metode yang paling

banyak dipilih oleh UMKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2) Rangking kedua dengan persentase 50% - 74% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang cukup dipilih

oleh UMKM

3) Rangking ketiga dengan persentase 25% - 49% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang paling kurang

dipilih oleh UMKM

4) Rangking keempat dengan persentase 0% - 24% berarti

metode penentuan harga jual merupakan metode yang paling

tidak dipilih oleh UMKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM

UMKM di Komplek Taman Sari, Yogyakarta

A. Sejarah Batik

1. Pengertian Batik

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal

oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian.

Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik (1989),

pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain

dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan

perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.

Kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi

warna dengan cara pencelupan, setelah itu malam dihilangkan dengan cara

merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa

beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik”

yang berarti titik/matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian

berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997). Di

samping itu batik mempunyai pengertian yang berhubungan dengan

membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR.

HC. Kalinggo Hanggopuro dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan

dan Tuntunan (2002) menuliskan bahwa, para penulis terdahulu

menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

kata”Batik” akan tetapi seharusnya ”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf

Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

2. Sejarah Perkembangan Batik

Menurut Tjahjani (2013) perkembangan batik di Indonesia tidak

terlepas dari peran keraton yang mengembangkan seni batik dengan

kualitas terbaik, terutama keraton Yogyakarta dan Surakarta. Cikal

bakal kedua keraton ini adalah kerajaan Majapahit pada abad 13-15

yang menganut tradisi Hindu, meski sebenarnya tradisi Budda dan

Islam juga telah berkembang. Setelah kerajaan Majapahit runtuh dan

kemudian digantikan oleh Kerajaan Mataram kedua yang bertradisi

Islam, tradisi Hindu dan Budda sedikit demi sedikit mulai

ditinggalkan. Pada tahun 1755 terjadi perang saudara yang

mengakibatkan kerajaan Mataram terpecah menjadi dua bagian yaitu,

Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Karena batik-batik ini dikembangakan di keraton yang memiliki

pengaruh dari tradisi Hindu maka motif-motifnya pun dapat kita

jumpai di relief – relief candi Hindu. Ragam hias di Yogyakarta dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Surakarta mengandung filosofi di dalamnya seperti, keberuntungan,

kekayaan, kebaikan, kemakmuran, kesehatan, dan lain-lain.

Jauh sebelum perkembangan batik pada jaman keraton Yogyakarta

dan Surakarta, sebelumnya batik telah dikembangbkan pada jaman

kerajaan Mataram, hal ini dibuktikan dengan berdasarkan catatan-

catatan pada tahun 1656 milik Rijcklof van Goens, yang pernah

menjadi Gubernur Jenderal. Pada catatan tersebut ternyata pada masa

itu Mataram telah mempekerjakan sekitar empat ribu wanita untuk

melakukan pekerjaan dapur, mintal, menenun, menyulam, menjahit,

serta melukis, yang dimaksudkan melukis ini adalah membatik, karena

pada jaman itu belum dikenal melukis dengan kuas seperti sekarang

ini. Mungkin hal ini lah yang mempengaruhi mayoritas pembatik

adalah kaum wanita.

3. Sejarah Batik Taman Sari

Era batik di Taman Sari sudah dimulai sejak puluhan tahun yang

lalu, sehingga Taman Sari disebut-sebut sebagai kampung batik.

Kejayaan kampung batik yang sekitar pada tahun 1970-an sangat

termasyur sebagai salah satu obyek wisata di Jogja. Kemasyuran

kampung tersebut sebagai kampung batik tidak terlepas dari

banyaknya perajin atau workshop pembuatan batik yang ada di daerah

tersebut. Menurut seorang warga sekaligus pengrajin batik lukis di

Taman Sari “Kampung Batik” yang dimaksud bukanlah seperti yang

kebanyakan orang pikir, yaitu semua rumah memajang batik, akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

tetapi kampung batik sebenarnya adalah kampung yang hampir semua

warganya merupakan pengrajin batik.

Taman Sari sangat dikenal dengan batik lukis. Batik lukis adalah

batik tulis yang tertuang dalam lukisan untuk hiasan. Proses

pembuatan batik lukis pun tidak jauh berbeda dari pembuatan batik

yaitu untuk kain sandang. Pengrajin batik di Taman Sari ini tidak

hanya membuat painting atau batik lukis, melainkan ada batik tulis

untuk kain sandang. Bahkan ada pengrajin yang membuat lukisan

untuk kain sandang. Sejak dulu Taman Sari memang lebih terkenal

dengan batik lukisnya, hanya saja beberapa dari mereka kini telah

beralih membuat batik tulis kain sandang dan kaos lukis karena

peminat batik lukis menurun. Saat ini banyak pengrajin yang

berpindah profesi menjadi guide, ada juga yang berpindah dari

pengrajin batik lukis menjadi pembuat kaos lukis dengan pewarna

batik. Kaos lukis juga tidak jauh berbeda dengan batik lukis dan batik

kain sandang (batik tradisional), hanya berbeda media saja yaitu

menggunakan media kaos polos.

Kejayaan batik di Taman Sari kini tak seperti dulu, kini cukup sulit

menemukan pengrajin batik di Taman Sari, hanya beberapa saja yang

masih tetap bertahan membatik, hal ini dikarenakan tidak adanya

generasi penerus. Generasi muda Komplek Taman Sari banyak yang

tidak meneruskan menjadi pengrajin dikarenakan beberapa faktor,

faktor utama adalah karena orang tua mereka tidak mengajari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

membatik, sehingga mereka tidak memiliki keahlian membatik.

Menurut mereka menjadi pengrajin itu hidupnya sangat susah dan

tidak dapat menjamin. Kini anak-anak dari pengrajin beralih profesi

ada yang bekerja di pemerintahan, ada juga yang menjadi dosen dan

ada sebagian pemuda Taman Sari membuat kaos lukis yang menurut

mereka lebih laku dibanding batik lukis (painting).

B. Lokasi

1. Sejarah Taman Sari

UMKM Batik atau pengrajin batik berlokasi di Komplek Taman

Sari, Kotamadya, Yogyakarta. Taman Sari yang berada di sebelah

selatan Keraton Yogyakarta ini merupakan warisan budaya yang

hingga kini masih dijaga. Dilihat dari penamaanya Taman Sari terdiri

dari dua kata yaitu taman dan sari yang berarti indah. Jadi Taman Sari

adalah sebuah taman yang indah. Taman Sari terletak di dalam benteng

tepatnya di sebelah barat-daya komplek inti Keraton Yogyakarta,

Taman ini terletak di desa Pacethokan yang memiliki sumber air di

Hutan Beringin. Taman Sari merupakan istana air (water castel)

sebagai tempat peristirahatan dan pesanggrahan keluarga raja.

Menurut Subhekti dalam Pujihastuti (2003) Taman Sari dibangun

pada jaman kekuasaan Sultan Hamengku Buwana I dan selesai pada

pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II, yang memiliki luas kurang

lebih 1,66 Ha dan berada kurang lebih 400 meter dari komplek

keraton. Secara administratif Taman Sari termasuk dalam Kelurahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Patehan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Lokasi Taman Sari

berada di lingkungan kawasan benteng Keraton Yogyakarta. Taman

Sari mencakup area seluas ± 12,66 Ha dengan batas fisik sebagai

berikut: sebelah utara: Jalan Polowijan, sebelah timur: Jalan Taman,

sebelah selatan: Jalan Nagan Lor, sebelah barat: Jalan Nogosari

Taman Sari adalah bangunan yang memiliki multifungsi. Selain

digunakan untuk peristirahatan, Taman Sari juga digunakan sebagai

benteng pertahanan.

Taman Sari pertama kali dijadikan objek wisata sekitar tahun

1970-an. Taman Sari memiliki nilai seni bangunan yang sangat artistik

dan unik serta mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Pada

awalnya Taman Sari merupakan sebuah tempat untuk pemandian para

puteri raja. Saat ini Taman Sari telah beralih fungsi sebagai tempat

wisata budaya dan juga tempat pemukiman warga.

2. Denah Lokasi

Gambar 1: Denah Lokasi Sumber: http://visualjalanan.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

C. Proses Produksi Batik

Batik lukis juga merupakan batik tulis, sehingga proses produksinya

pun juga tidak jauh berbeda dengan batik tulis untuk sandang. Proses

produksi batik ini penulis dapat dari Ibu Asni seorang pengrajin batik di

Taman Sari. Berikut adalah proses produksi batik:

1. Kain dicuci/di ketel/di murdan

2. Kain di kemplong/disetrika agar seratnya rapat lagi, agar dapat

memudahkan dalam pewarnaan.

3. Pindah pola/di desain

4. Pencantingan, proses pencantingan melalui dua jenis, yaitu

Klowong dan isen-isen

5. Proses pewarnaan, proses pewarnaan ada beberapa cara, bisa

dengan dicelup, dicoleti, diusap, atau dikepyar.

6. Proses selanjutnya adalah pencantingan lagi untuk menutup warna,

istilah pencantingan kedua ini sering disebut dengan “Bironi”

7. Pewarnaan kedua untuk menutup agar ada warna yang berbeda,

untuk tanahan atau latar bisa dikatakan sebagai warna dasar agar

berbeda dengan warna motif.

8. Dilorot atau dihilangkan lilinnya.

9. Setelah dilorot, bisa dicanting lagi dengan warna ketiga, keempat

dan seterusnya sesuai keinginan pengrajin ingin berapa kali

pewarnaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

D. Profil Responden

Profil responden dalam penelitian ini merupakan pengrajin UMKM

batik lukis dan batik tulis yang berada di komplek Taman Sari. Profil

responden akan disajikan dalam bentuk tabel 4.1 yang nama pemilik dan

nama usaha batik yang dijalankam. Jumlah pengrajin batik di Komplek

Taman ada sekitar 30 pengrajin. Jumlah tersebut berdasarkan data yang

dimiliki oleh Lek Wun, salah satu pengrajin di Taman Sari. Akan tetapi

setelah peneliti menelusuri komplek Taman, ternyata pengrajin yang

masih aktif tidak sampai 30, hanya sekitar 25 pengrajin saja dan terdapat

pengrajin yang tidak mau menjadi responden sehingga hanya 20 saja yang

mau menjadi responden.

Tabel 4.1 Profil Responden Pemilik dan Pengrajin UMKM Batik Taman Sari No. Nama Nama UMKM 1. Aguk Aguk Gallery 2. Evilia Tri wahyuni Batik Nur 3. Yanti Batik Win 4. S. Iwan Setiawan Batik Saini Novenis 5. Sulistyo Hadi Rifky Batik Gallery 6. Sri Noor Endarsih Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik) 7. AL. Tugiman Kusuma Batik Paintings Kusuma 8. Wiwik Batik Tulis Bu Wiwik 9. Suryono Liar Samudro Tirta Batik Art Gallery 10. Wasis Wiratmana Hadi Wasita 11. Siswadi Batik Painting 12. HS. Herdono BTA Mbah Kempus 88 13. Mardiyono M.Yono Batik Art Studio 14. Basuki Widodo Batik Tulis 15. Hari Wijaya Murti Hartati Heritage Souvenir 16. Haviq Basuki Sanggar Kalpika 17. HY. Sukirman Batik Wiwin 18. Desi Sita Batik Blontang 19. Muhammad Yusuf Batik Ibu Sutilah 20. Budi Malaga Malaga Batik Painting Sumber: Data primer diolah, 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

E. Karakteristik Respoden

Profil reponden disajikan berdasarkan beberapa karakteristik sebagai

berikut:

a. Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik Taman Sari

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%) Laki – laki 14 70 Perempuan 6 30 Total 20 100 Sumber: Data diolah

Data yang disajikan pada tabel 4.2 merupakan tabel profil

responden menurut jenis kelamin. Berdasarkan tabel di atas

mayoritas pelaku UMKM Batik Taman Sari adalah laki – laki

yaitu 14 responden atau 70 persen, dan hanya 6 reponden saja

atau 30 persen pelaku UMKM adalah perempuan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Karakteristik Reponden Berdasarkan Usia Range Usia Jumlah Persentase (%) 31 – 40 tahun 3 15 41 – 50 tahun 4 20 51 – 60 tahun 8 40 61 – 70 tahun 5 25 Total 20 100 Sumber: Data diolah

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah responden berdasarkan usia,

sebanyak 40 persen responden berusia 50 hingga 60 tahun, dan hanya

15 persen yang berada pada range 30 hingga 40 tahun. Berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

data tersebut berarti tidak banyak pemuda yang melanjutkan bisnis

batik milik orang tua mereka.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase Responden (%) Tidak Tamat SD 0 0 Tamat SD 2 10 Tamat SMP 2 10 Tamat SMA/SMK 11 55 Tamat Diploma (D1/D2/D3) 1 5 Sarjana (D4/S1) 4 20 Pasca Sarjana (S2/S3) 0 0 Total 20 100 Sumber: Data Diolah

Tabel 4.4 di atas merupakan karaktereristik responden berdasarkan

pendidikan. Persentase paling tinggi adalah yang tamat SMA/SMK

yaitu sebesar 55 persen atau sebanyak 11 responden. Pendidikan

tertinggi responden pada penelitian ini adalah S1 yaitu sebanyak 4

responden.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Tabel 4.5 Karakteristik Reponden Berdasarkan Agama Agama Jumlah Persentase (%) Islam 14 70 Katolik 6 30 Total 20 100 Sumber: Data Diolah Berdasarkan data pada tabel 5.4 sebanyak 14 responden atau 70

persen responden beragama Islam dan 30 persen sisanya atau 6

reponden beragama Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Dasar penentuan harga jual kain batik menurut UMKM

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data dasar penentuan

harga jual yang dilakukan UMKM Batik di Komplek Taman Sari

Yogyakarta. Berikut tabel dasar peentuan harga jual menurut UMKM

Batik Taman Sari.

Tabel 5.1 Dasar Penentuan Harga Jual Kain Batik di UMKM Taman Sari, Yogyakarta No. Nama UMKM Dasar Penentuan Harga Jual 1. Aguk Gallery Kualitas dan Konsumen 2. Batik Nur Biaya Bahan (Pewarna, Jenis Kain) dan Kualitas, pesaing, kondisi ekonomi 3. Batik Win Biaya Bahan (pewarna dan jenis kain), pesaing dan Kualitas Bahan, kondisi ekonomi 4. Batik Saini Novenis Pesaing, Bahan Baku, Kualitas bahan, Konsumen, Waktu pengerjaan, kondisi ekonomi 5. Rifky Batik Gallery Bahan Baku, Kualitas, Waktu pengerjaan, pesaing dan kondisi ekonomi 6. Batik Tulis Bu Noor Waktu pengerjaan, Kualitas Bahan Baku (Batik Klasik) 7. Batik Paintings Kusuma Bahan Baku (Pewarna, Jenis Kain), modal yang dikeluarkan, pesaing, kondisi ekonomi 8. Batik Tulis Bu Wiwik Biaya Produksi (Bahan baku), Waktu pengerjaan, kerumitan motif, Konsumen 9. Tirta Batik Art Gallery Biaya Bahan Baku, Kualitas, dan persaingan, konsumen 10. Hadi Wasita Waktu pengerjaan, Kualitas bahan baku yang dipakai 11. Batik Painting Kualitas Bahan Baku (Kain, pewarna), Waktu pengerjaan, kerumitan motif, kondisi ekonomi

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

No. Nama UMKM Dasar Penentuan Harga Jual 12. BTA Mbah Kempus 88 Kondisi ekonomi, kualitas bahan yang dipakai, pesaing 13. M.Yono Batik Art Kualitas bahan dan sesuai pelukis berapa Studio ingin jual, harga tidak pasti 14. Batik Tulis Biaya bahan dan Kualitas bahan yang digunakan, modal yang dikeluarkan, kondisi ekonomi 15. Hartati Heritage Kualitas bahan, waktu pengerjaan, biaya Souvenir bahan baku, kondisi ekonomi 16. Sanggar Kalpika Biaya bahan baku, kualitas bahan, kerumitan motif, pesaing 17. Batik Wiwin Biaya Bahan, waktu pengerjaan dan kualitas bahan, kerumitan motif, kondisi ekonomi 18. Batik Blontang Biaya Bahan, waktu pengerjaan dan kualitas bahan, kerumitan motif, pesaing 19. Batik Ibu Sutilah Kualitas, waktu pengerjaan, biaya bahan baku, motif 20. Malaga Batik Painting Waktu, pengerjaan dan kualitas bahan, kerumitan motif Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan data di atas dapat dapat diketahui dasar

UMKM dalam menentukan harga jual batik. Data pada tabel dasar

penentuan harga jual yang sama selanjutnya dikelompokkan dan

dijumlah, sebagai berikut:

Tabel 5.2 Tabel Kelompok Dasar Penentuan Harga Jual Bstik Di UMKM Batik Taman Sari, Yogyakarta No. Dasar UMKM Jumlah Penentuan Harga Jual 1. Kualitas Aguk Gallery, Batik Nur, Batik Win, 20 Batik Saini Novenis, Rifky Batik Gallery , Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik), Batik Paintings Kusuma, Batik Tulis Bu Wiwik, Tirta Batik Art Gallery, Hadi Wasita, Batik Painting, BTA Mbah Kempus 88, M.Yono Batik Art Studio, Batik Tulis, Hartati Heritage Souvenir, Sanggar Kalpika, Batik Wiwin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

No. Dasar UMKM Jumlah Penentuan Harga Jual Batik Blontang, Batik Ibu Sutilah, Malaga Batik Painting 2. Bahan Baku Batik Nur, Batik Win, Batik Saini 19 Novenis, Rifky Batik Gallery , Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik), Batik Paintings Kusuma, Batik Tulis Bu Wiwik, Tirta Batik Art Gallery, Hadi Wasita, Batik Painting, BTA Mbah Kempus 88, M.Yono Batik Art Studio, Batik Tulis, Hartati Heritage Souvenir, Sanggar Kalpika, Batik Wiwin, Batik Blontang, Batik Ibu Sutilah, Malaga Batik Painting 3. Waktu Batik Saini Novenis, Rifky Batik 10 Pengerjaan Gallery, Batik Bu Noor, Batik Tulis Bu Wiwik, Hadi Wasita, Batik Painting, Hartati Heritage Souvenir, Batik Wiwin, Batik Blontang, Batik Ibu Sutilah, Malaga Batik Painting 4. Konsumen Aguk Galerry, Batik Saini Novenis, 4 Batik Tulis Bu Wiwik, Tirta Batik Art Gallery 5. Kondisi BTA Mbah Kempus 88, Batik Nur, 11 Ekonomi Batik Win, Batik Saini Novenis, Rifky Batik Gallery, Batik Paintings Kusuma, Batik Painting, M.Yono Batik Art Studio, Batik Tulis, Hartati Heritage Souvenir, Batik Wiwin 6. Motif Batik Tulis Bu Wiwik, Batik 7 Painting, Sanggar Kalpika, Batik Wiwin, Batik Blontang, Batik Ibu Sutilah, Malaga Batik Painting 7. Pesaing Tirta Batik Art Gallery, Batik Nur, 7 Batik Win, Batik Saini Novenis, Rifky Batik Gallery, BTA Mbah Kempus 88, Sanggar Kalpika 8. Modal Batik Paintings Kusuma, Batik Tulis 2 Sumber: Data Diolah, 2017

Setelah dikelompokkan dapat diketahui bahwa terdapat 8

poin utama yang menjadi dasar penentuan harga jual batik di

UMKM Batik Taman Sari, Yogyakarta. Dari 8 poin di atas dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

penentuan yang selalu diperhatikan oeh UMKM adalah Kualitas,

mulai dari kualitas kain, hingga pewarna. Selanjutnya dari 8 dasar

penentuan harga tersebut dikelompokkan berdasarkan metode

penentuan harga jual menurut teori sebagai berikut:

Tabel 5.3 Penentuan Harga Jual Menurut Teori No. Dasar Penentuan Harga Penentuan Harga Jual Menurut Jual Menurut UMKM Teori 1. Kualitas Penentuan harga berbasis Biaya 2. Bahan Baku Penentuan harga berbasis Biaya 3. Waktu Pengerjaan Penentuan harga berbasis Waktu dan Bahan 4. Konsumen Penentuan harga berbasis Permintaan Penawaran 5. Kondisi Ekonomi Penentuan harga berbasis Kondisi Perekonomian 6. Motif Penentuan harga berbasis Waktu dan Bahan 7. Pesaing Penentuan harga berbasis Persaingan 8. Modal Penentuan harga berbasis Tingkat Pengembalian atas Modal Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dasar yang

dipakai oleh UMKM Batik Taman Sari untuk penentuan harga jual

telah sesuai dengan teori, hanya ada satu yang tidak masuk dalam

teori yaitu penentuan harga jual berdasar motif.

2. Penentuan Harga Jual

Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada reponden didapat

jawaban yang disajikan pada tabel. Kolom “Ya” untuk jawaban

responden yang menggunakan metode penentuan harga jual pada

pernyataan kuesioner dan kolom “Tidak” merupakan responden yang

menjawab tidak menggunakan metode penentuan harga jual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis, data yang

dianalisis adalah data jawaban responden atas pernyataan pada

kuesioner dan dihitung dengan rumus:

Analisis data dimulai dengan menghitung jumlah jawaban “ya” dari responden untuk setiap item pertanyaan dari kuesioner yang telah diberikan. Berikut merupakan hasil perhitungan jawaban responden untuk pernyataan pertama:

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka 50%, yang mana merupakan hasil persentase atas jawaban responden. Perhitungan jawaban responden dapat dilihat pada lampiran 4, selanjutnya seluruh hasil perhitungan disajikan pada tabel 5.4. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari seluruh perhitungan untuk variabel harga jual.

Tabel 5.4 Penentuan Harga Jual No. Indikator Ya Ya Tidak Tidak (%) (%) 1. Dalam penentuan harga jual produk 10 50% 10 50% memperhatikan harga produk milik pesaing 2. UMKM memperhatikan kondisi 15 75% 5 25% ekonomi dalam penentuan harga jual 3. Harga Jual yang ditetapkan ditentukan 20 100 - - sesuai dengan kualitas dari produk % 4. UMKM menentukan harga 11 55% 9 45% berdasarkan harga konsumen 5. UMKM menentukan harga mengikuti 19 95% 1 5% harga bahan baku produksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

No. Indikator Ya Ya Tidak Tidak (%) (%) 6. Terdapat perbedaan penentuan harga 19 95% 1 5% antar produk 7. UMKM menentukan harga jual dengan 18 90% 2 10% cara menjumlah semua biaya (Bahan Baku, Biaya Overhead, dll) 8. UMKM menentukan harga jual dengan 14 70% 6 30% cara Menambah sejumlah laba 9. UMKM menentukan harga jual dengan 7 35% 13 65% cara memperhitungkan adanya komisi 10. UMKM menentukan harga jual dengan 4 20% 16 80% cara mempertimbangkan biaya sewa. 11. UMKM menentukan harga jual dengan 3 15% 17 85% mempertimbangkan biaya penyusutan. Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan tabel hasil persentase di atas dapat diketahui persentase tertinggi dan terendah. Persentase tertinggi dengan persentase 100% yang berarti bahwa UMKM dalam penentuan harga pada suatu produk memperhitungkan kualitas dari barang tersebut dan item yang paling kecil adalah sebesar 15% yang berarti sebagian besar UMKM tidak memperhitungkan biaya penyusutan untuk penentuan harga jual produk.

Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa terdapat nilai yang mendekati nilai tertinggi yang berarti pelaku UMKM tidak hanya berfokus pada kualitas saja untuk penentuan harga jual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Setelah dilakukan perhitungan selanjutnya peneliti melakukan perangkingan, tujuan dari memberikan rangkin adalah untuk mengetahui metode apa yang paling bayak dipilih oleh UMKM hingga metode yang paling sedikit dipilih. Sebagai berikut:

a. Rangking pertama dengan persentase 75% - 100 berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang paling banyak dipilih

oleh UMKM

Tabel 5.5 Metode Penentuan Harga Jual Paling Banyak Dipilih No. Metode Penentuan Harga Ya Ya Tidak Tidak Jual (%) (%) 1. Harga Jual yang ditetapkan 20 100% - - ditentukan sesuai dengan kualitas dari produk 2. UMKM menentukan harga 19 95% 1 5% mengikuti harga bahan baku produksi 3. Terdapat perbedaan penentuan 19 95% 1 5% harga antar produk 4. UMKM menentukan harga jual 18 90% 2 10% dengan cara menjumlah semua biaya (Bahan Baku, dll) 5. UMKM memperhatikan kondisi 15 75% 5 25% ekonomi dalam penentuan harga jual Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa metode penentuan harga jual yang paling banyak dipilih oleh UMKM adalah kualitas produk dengan persentase 100%, dan diikuti dengan metode penentun harga jual berbasis biaya, berbasis kondisi ekonomi dan penentuan harga jual berdarakan waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b. Rangking kedua dengan persentase 50% - 74% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang cukup banyak dipilih

oleh UMKM

Tabel 5.6 Metode Penentuan Harga Jual Cukup Banyak Dipilih No. Metode Penentuan Harga Ya Ya Tidak Tidak Jual (%) (%) 1. UMKM menentukan harga jual 14 70% 6 30% dengan cara Menambah sejumlah laba 2. UMKM menentukan harga 11 55% 9 45% berdasarkan harga konsumen 3. Dalam penentuan harga jual 10 50% 10 50% produk memperhatikan harga produk milik pesaing Sumber: Data Diolah, 2017

Tabel di atas merupakan tabel metode penentuan harga jual yang cukup banyak dipilih oleh pengrajin, berdasarkan tabel di atas berarti pengrajin memperhatikan faktor-faktor lain dalam penentuan harga jual tidak hanya kualitas saja, melainkan mempertimbangkan harga pesaing dan juga berdsarkan konsumen.

c. Rangking ketga dengan persentase 25% - 49% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang kurang dipilih oleh

UMKM

Tabel 5.7 Metode Penentuan Harga Jual Kurang Dipilih No. Indikator Ya Ya Tidak Tidak (%) (%) 1. UMKM menentukan harga jual 7 35% 13 65% dengan cara memperhitungkan adanya komisi Sumber: Data Diolah, 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Berdasarkan tabel di atas nilai sebesar 35% menempati peringkat

ketiga, yang berarti pengrajin kurang memilih metode dengan adanya

komisi untuk penentuan harga jual.

d. Rangking keempat dengan persentase 0% - 24% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang paling sedikit dipilih

oleh UMKM

Tabel 5.8 Metode Penentuan Harga Jual Sedikit Dipilih No. Indikator Ya Ya Tidak Tidak (%) (%) 1. UMKM menentukan harga jual 4 20% 16 80% dengan cara mempertimbangkan biaya sewa. 2. UMKM menentukan harga jual 3 15% 17 85% dengan mempertimbangkan biaya penyusutan. Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa hanya 20% saja yang

memperhitungkan biaya sewa dan hanya 15% saja yang

mempertimbangkan biaya penyusutan. Pengrajin tidak menyewa tempat

karena menggunakan rumah sendiri, ruah termasuk gedung yang

seharusnya disusutkan akan tetapi hal tersebur tidak diperhitungkan oleh

UMKM.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis dapat melakukan

pembahasan. Pembahasan pertama merupakan pembahasan untuk dasar

penentuan harga jual menurut UMKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

1. Dasar Penentuan Harga Jual

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui dasar penentuan

harga jual untuk produk batik UMKM di Taman Sari. Dari hasil

wawancara dapat diketahui bahwa UMKM menentukan harga jual

berdasarkan kualitas batik. Komponen kualitas adalah bahan baku

yang dipakai seperti jenis kain, dan juga bahan pewarna. Untuk

pembuatan batik terdapat beberapa jenis kain yang bisa digunakan

diantaranya kain dengan bahan katun, mori hingga kain sutra.

Penentuan harga jual berdasarkan kualitas termasuk dalam metode

penentuan harga jual berbasis pada biaya, karena di dalamnya terdapat

komponen biaya seperti biaya bahan baku.

Beberapa UMKM juga memperhitungkan kerumitan motif, motif

yang tercetak pada kain akan berpengaruh pada waktu proses

pengerjaan. Motif yang rumit waktu pengerjaannya akan lama dan

akan sehingga harganya semakin mahal. Tidak hanya kualitas bahan

dan waktu pengerjaan, UMKM juga melihat konsumen. Beberapa

UMKM membedakan untuk konsumen yang datang, turis dari luar

negeri harganya akan berbeda dengan turis lokal, pejabat akan berbeda

harganya dengan warga biasa. UMKM Batik Taman Sari menentuka n

harga tidak berdasar pada harga standar seperti yang biasa dipakai oleh

UMKM bidang lain hal tersebut dikarenakan tidak ada harga standar

untuk batik karena batik merupakan barang seni dan barang seni tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

ada patokan harga. Seperti yang diungkapkan oleh UMKM Batik Ibu

Sutilah berikut.

Tidak ada ya, karena kan batik ini merupakan barang seni, sedangkan barang seni itu tidak mempunyai harga standar mbak, jadi sulit buat kasih harga standarnya.

Bagi pengrajin batik lukis, nilai seni cukup diperhatikan maka dari

itu ada beberapa UMKM yang bisa menjual lukisan dengan harga yang

mahal sekali, karena dirasa lukisannya memiliki niali seni yang tinggi,

akan tetapi bagi UMKM batik sandang tidak terlalu diperhatikan nilai

seninya.

2. Penentuan Harga Jual

Pembahasan penentuan harga jual berdasarkan jawaban kuesioner

yang di rangking adalah sebagai betikut:

a. Rangking pertama dengan persentase 75% - 100% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang paling banyak

dipilih oleh UMKM.

1) Nilai tertinggi dengan persentase 100%

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa

metode penentuan harga jual yang paling banyak dipilih

oleh UMKM adalah kualitas produk dengan persentase

100%, metode ini termasuk dalam metode penentuan harga

jual berbasis biaya. Alasan UMKM menggunakan metode

ini dikarenaan kualitas produk akan mempengaruhi

penjualan dan juga minat dari pembeli. Harga yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

ditetapkan diharapkan dapat menutup biaya-biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi. Hal tersebut didukung

dengan pernyataan dari Bapak Siswadi dari UMKM Batik

Painting berikut:

“Kalau untuk harga jualnya kami liat jenis kainnya juga, apakah pakai kain mori biasa atau kain sutra, harga pasti juga akan jauh berbeda, selain itu tingkat kerumitan motifnya juga perlu diperhatikan, sulit tidaknya motif dan juga lama pengerjaan selembar kain juga berpengaruh pada harganya nanti, ”

Selain pernyataan Bapak Siswadi, pengrajin lain

juga mengatakan hal yang sama bahwa untuk menentukan

harga jual kualitas sangat dikedepankan. Karena, jika tidak

mengutamakan kualitas bisa membuat turun penjualan.

Seperti yang dikatakan oleh Batik Tulis Bu Wiwik,

biasanya harga selembar kain batik bergantung pada

kualitas dari bahan pewarna yang digunakan, jenis kain dan

tidak lupa rumit tidaknya motif, ketiga hal tersebut nantinya

bisa berpengaruh pada kualitas produk.

2) Nilai persentase 95%

Metode penentuan harga jual yang termasuk dalam

persentase ini adalah metode penentuan harga jual berbasis

bahan baku dan perbedaan penentuan harga pada produk.

Metode – metode tersebut merupakan metode yang umum

dipakai, harga bahan baku sangat berpengaruh pada hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

produk nantinya, jika kekurangan bahan hasil produk

pastinya tidak akan maksimal. Hal tersebut didukung

dengan kutipan wawancara dari Bati Nur sebagai berikut:

“Harga bahan baku merupakan faktor utama, jika bahan baku naik maka harga selembar kain batik juga akan naik, dan kalau bahan yang dipakai bagus dan mahal nanti harganya juga akan lebih mahal mbak, nanti jua pengaruh sama kualitas batiknya”

Selain bahan baku UMKM juga membedakan harga

untuk tiap produk, hal tersebut dikarenakan motif kain

batik yang berbeda, proses pewarnaan yang berbeda –

beda, sehingga biaya yang dikeluarkan pun akan berbeda,

nantinya akan membedakan harga pada produk tersebut.

3) Nilai persentase 90%

Metode penentuan harga jual selanjutnya yang

diapakai oleh UMKM Batik di Taman Sari adalah

penentuan harga dengan mengitung semua biaya terkait

dalam proses produksi batik. Biaya – biaya yang terkait

dengan pembuatan batik adalah bahan baku dan juga upah

untuk pekerja yang menggerjakan, untuk biaya upah tidak

selalu diperhitungkan karena UMKM tidak selalu

menggunakan tenaga pekerja untuk membuat batik.

4) Nilai persentase 75%

Kondisi perekonomian juga menjadi dasar

penentuan harga jual. Kondisi ekonomi yang semakin sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

membuat UMKM menaikkan harga kain batik, agar dapat

memenuhi biaya hidup sehari – hari, sehingga hal tersebut

dimaksudkan agar hasil penjualan dapat dipakai lagi untuk

memproduksi.

b. Rangking kedua dengan persentase 50% - 74% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang cukup dipilih oleh

UMKM

1) Nilai persentase 70%

Berdasarkan hasil analisis untuk penentuan harga

jual produk, 70% UMKM menambahkan laba secara

langsung. Besar laba yang ditentukan bisa berbeda – beda,

yang paling umum adalah UMKM mengambil 50 persen

laba dari harga awal, seperti yang diungkapkan oleh UMKM

Batik Paintings Kusuma berikut:

“Kalau dihitung – hitung paling tidak 20% untuk labanya. Tidak mungkin ambil 50% karena masih haru membayar tenaga kerja. Kalau tidak pakai pekerja bisa sampe 50% lebih”

2) Nilai persentase 55%

Terdapat perbedaan harga konsumen, metode ini

termasuk dalam aspek penentuan harga jual yaitu aspek

price discrimination atau diskriminasi harga, UMKM akan

memberi harga yang berbeda untuk produk yang sama,

apakah konsumen tersebut warga sipil, turis atau pejabat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh semua

pengrajin, beberapa pengrajin sama sekali tidak

membedakan harga, harga yang sama berlaku untuk semua

kalangan masyarakat. Hanya beberapa UMKM saja yang

menerapkan hal tersebut seperti BTA Mbah Kempus 88, Batik

Nur, Batik Win, Batik Saini Novenis, Rifky Batik Gallery, Batik

Paintings Kusuma, Batik Painting, M.Yono Batik Art Studio,

Batik Tulis, Hartati Heritage Souvenir, Batik Wiwin.

3) Nilai persentase 50%

Sebanyak 50% UMKM memilih menggunakan

metode berbasis persaingan, karena harga pesaing akan

mempengaruhi penjualan. Jika pesaing memiliki harga yang

lebih murah, UMKM bisa membuat produk dengan kualitas

yang sama akan tetapi dengan memberikan harga yang lebih

murah agar tetap laku.

Harga milik pesaing akan berpengaruh pada

penjualan, walaupun motif, warna dan kualitas kain berbeda,

karena bisa saja UMKM lain menetapkan harga yang rendah

dengan kualitas yang bagus dan motif yang lebih menarik,

hal itu akan mempengaruhi produk milik UMKM lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

c. Rangking ketiga dengan persentase 25 – 49% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang kurang dipilih

oleh UMKM.

Metode penentuan harga jual yang kurang dipilih dengan

nilai persentase 35% adalah penentuan harga jual dengan

menambahkan biaya komisi untuk menjual produknya. Biaya ini

muncul ketika guide membawa tamu ke galeri milik pengrajin.

Komisi antar UMKM dan guide terkadang bisa mencapai angka

yang tidak masuk akal, dan hal tersebut dapat merugikan

UMKM. Hal yang paling berpengaruh adalah jika turis

menemukan lukisan yang sama di galeri lain dan harganya jauh

lebih murah, turis tidak akan percaya lagi pada pengrajin, maka

dari itu banyak UMKM yang tidak mau memakai jasa guide.

seperti yang diakatan oleh UMKM Batik Saini Noveni berikut

atas pertanyaan apakah ada tambahan komisi untuk harga jual

Batik Saini Noveni memberikan pernyataan:

“Kadang – kadang ada, kadang tidak. Kalau tamu datang sendiri tidak ada komisi, tapi kalau datang sama guide maka ada komisi. Dengan adanya komisi ini bisa membuat hancur pendapatan pengrajin, karena ada pengrajin yang berani memberikan komisi 20 persen pada guide, padahal dulu sudah ada perjanjian maksimal 10 persen, bahkan ada yang berani memberikan 50 persen, sehingga membuat persaingan tidak sehat”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

d. Rangking keempat dengan persentase 0 - 24% berarti metode

penentuan harga jual merupakan metode yang tidak dipilih oleh

UMKM.

1) Nilai persentase 20%

Tidak banyak UMKM yang memperhitungkan

biaya sewa hanya 20% saja atau hanya 4 UMKM yang

memperhitungkan sisanya sebanyak 80% tidak

memperhitungkan. Sebanyak 80% UMKM Batik Taman

Sari tidak memperhitungkan biaya sewa dikarenakan mereka

menggunakan rumah sendiri sebagai galeri. UMKM yang

menambahkan biaya sewa adalah mereka yang tidak

menggunakan rumah sendiri untuk galeri seperti Sanggar

Kalpika yang menyewa tempat sebagi tempat produksi dan

showroom mereka.

2) Nilai persentase terendah 15%

UMKM tidak memperhitungkan biaya penyusutan

untuk penentuan harga jual, hal tersebut dapat dilihat dari

rendahnya persentase untuk metode ini. Biaya penyusutan

sebenarnya termasuk dalam metode berbasis biaya, dengan

rendahnya nilai pada metode ini dapat dilihat bahwa UMKM

hanya memperhitungkan biaya bahan saja tanpa

memperhitungkan biaya lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Biaya penyusutan ini seharurnya tetap muncul

sebagai contoh penyusutan untuk gedung, baik yang

menyewa maupun gedung milik sendiri, akan tetapi UMKM

Batik Taman Sari tidak melakukan penyusutan gedung.

Berdasarkan pembahasan di atas, jawaban UMKM antara kuesioner dan wawancara telah cocok dan untuk penentuan harga jual yang dipakai oleh UMKM sebagian besar berbasis pada kualitas. Kualitas dari kain batik dapat ditentukan oleh bahan – bahan yang digunakan.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada BAB V, penulis dapat

menyimpulkan, untuk penentuan harga jual UMKM meggunakan metode

berbasis biaya. Agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas, biaya

yang dikeluarkan untuk membeli bahan menjadi faktor utama dari bagus

tidaknya kualitas batik dan mahal tidaknya harga batik tersebut dan juga

tingkat kerumitan motif yang mempengaruhi waktu pengerjaan, semakin

rumit motif akan semakin lama waktu pengejaannya dan harganya akan

semakin mahal. Dasar penentuan harga jual yang dipakai oleh UMKM

telah sesuai dengan teori yang ada.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya informasi yang

didapat. Hal tersebut dikarenakan beberapa UMKM tidak mengisi penuh

kuesioner dan pada saat wawancara kurang menjawab pertanyaan.

C. Saran

1. Saran untuk peneliti selanjutnya

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah supaya peneliti dapat menggali

informasi yang lebih dalam mengenai penentuan harga jual dan

dampak penentuan harga jual terhadap laba yang diperoleh, yaitu

dengan cara menjalin komunikasi yang baik dengan responden dan

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

menggunakan bahasa yang lebih sederhana ketika melakukan

wawancara.

2. Saran untuk UMKM

a. Dapat mempertahankan harga barang yang telah ditentukkan

sebelumnya.

b. Melakukan pemasaran ke lokasi yang lebih luas, tidak hanya

sekitar Taman Sari saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ajie, Dias Pristya. 2012. Penerapan Target Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. : Rineka Cipta

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan and S. Mark Young (2003). Management Accounting. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall

Garrison, Ray H. 1985. Managerial Accounting. Plano, Texas: Business Publication, Inc.

Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE-Yogyakarta.

Igir, Rosiana Yusna Dwiana. 2015. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Filling Cabinet dengan Metode Target Costing. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Kotler dan Amstrong . 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat

Nababan, Riski Martinus. 2011. Penerapan Target Costing dalam Pengendalian Biaya Produksi pada Perusahaan PT. X. Skripsi. Yogyakrta: Universitas Sanata Dharma

Pujihastuti. 2003. Faktor – Faktor Penyebab Pelanggaran Aturan Pembangunan Permukiman di Taman Sari. Yogyakarta. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi. Jakarta: KENCANA

Soemarso SR. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid Ke 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi Dan Praktis. Jakarta: PT INDEKS

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Swastha, Basu DH dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik: Mengupas Pemasaran Strategik, Branding Strategy, Customer Satisfaction, Strategi Kompetitif, Hingga e-Marketing. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu

Yuliana, Desi dan Supriyono. Analisis Penerapansiklus Akuntansi Pada Usahamikro Kecil dan Menengah Kabupatenpurworejo. Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji

Sumber lain:

http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view= article&id=205&Itemid=232 Diakses pada hari Rabu 8 maret 2017

http://siputnews.com/gaya-hidup /wisata/sejarah-taman-sari-wisata-dekat- keraton-yogyakarta/ Diakses pada hari Rabu 17 mei 2017 pukul 15.40 WIB

http://www.harianjogja.com/baca/2009/11/08/belajar-mbatik-di-kampung- batik-taman-sari-136081 Diakses pada hari Minggu tanggal 26 maret 2017

http://www.pengertianpakar.com/2015/05/teknik-pengumpulan-dan-analisis- data-kualitatif.html# Diakses pada hari Jum’at 16 Desember 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Lampiran 1: KUESIONER PENELITIAN

“Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk dan Dampaknya Terhadap Laba Pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah Batik di Komplek Taman Sari, Yogyakarta”

Responden Yth,

Saya Mila Ermawati, mahasiswa Program Studi Akuntansi di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta sedang melakukan penelitian skripsi sebagai tugas akhir studi saya di Universitas tersebut. Dengan judul penelitian saya “Studi

Eksporai Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Dan Dampaknya Terhadap Laba

Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Batik Di Komplek Taman Sari,

Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana UMKM dalam menentukan harga jual produknya dan dampak yang dari cara menentukan harga jual tersebut terhadap laba yang diperoleh. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Tanggal penelitian:

Sumber: Berdasarkan Landasan Teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Lampiran 1: Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

Identitas responden Nama : ………………………………………………….

Usia : ……………. tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *(Coret yang tidak penting)

Agama : …………………………………………………..

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/SMK/D3/S1/Lainnya *(Coret yang tidak penting

Nama Usaha : …………………………………………………..

Tahun Berdiri : ………………………………………………......

Jumlah Karyawan : ……… orang

Bapak/Ibu diharapkan untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang telah disediakan dengan memberikan tanda checklist (√).

Harga jual produk No. Atribut Ya Tidak Keterangan 1. Dalam penentuan harga jual produk memperhatikan harga produk milik pesaing 2. UMKM memperhatikan kondisi ekonomi dalam penentuan harga jual 3. Harga Jual yang ditetapkan ditentukan sesuai dengan kualitas dari produk 4. UMKM menentukan harga berdasarkan harga konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

No. Atribut Ya Tidak Keterangan 5. UMKM menentukan harga mengikuti harga bahan baku produksi 6. Terdapat perbedaan penentuan harga antar produk 7. UMKM menentukan harga jual dengan cara menjumlah semua baiya (Bahan Baku, Biaya Overhead, dll)

8. UMKM menentukan harga jual dengan cara Menambah sejumlah laba

9. UMKM menentukan harga jual dengan cara memperhitungkan adanya komisi

10. UMKM menentukan harga jual dengan cara mempertimbangkan biaya sewa.

11. UMKM menentukan harga jual dengan mempertimbangkan biaya penyusutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Wawancara

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA

Judul Penelitian : “Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Pada Usaha

Mikro Kecil dan Menengah Batik ( Studi Kasus Pada

Komplek Taman Sari, Yogyakarta)”

Nama Pemilik UMKM :

Nama Usaha :

Alamat :

1. Bagaimana strategi bapak/ibu dalam menentukan harga jual produk? 2. Apakah yang mempengaruhi Bapak/Ibu dalam menentukan harga jual produk? 3. Bagaimana pengaruh harga produk milik pesaing lain terhadap penjualan produk milik bapak/ibu? 4. Apa saja kendala yang dialami dalam penentuan harga jual? 5. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya berbagai metode dalam penentuan harga jual? 6. Berapa besar laba yang diambil? 7. Apa yang membuat bapak masih membatik hingga sekarang? 8. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya? 9. Apakah ada perbedaan harga untuk masing – masing produk? 10. Mengapa ada perbedaan antar produk?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3: Daftar Jawaban Responden

Daftar Jawaban Responden

Pertanyaan No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Aguk Gallery 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Batik Nur 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 3 Batik Win 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 4 Batik Saini Novenis 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 5 Rifky Batik Gallery 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6 Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik) 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 Batik Paintings Kusuma 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 Batik Tulis Bu Wiwik 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9 Tirta Batik Art Gallery 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 10 Hadi Wasita 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11 Batik Painting 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12 BTA Mbah Kempus 88 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 M.Yoni Batik Art Studio 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 14 Batik Tulis 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Hartati Heritage Souvenir 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 Sanggar Kalpika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 Batik Wiwin 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 18 Batik Blontang 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 Batik Ibu Sutilah 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 Malaga Batik Painting 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 Total Jawaban Ya 10 15 20 11 19 19 18 14 7 4 3

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Lampiran 4: Perhitungan Kuesioner

A. Pernyataan nomor 1

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 10 = 푥 100% = 50% 20

B. Pernyataan Nomor 2

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 15 = 푥 100% = 75% 20

C. Pernyataan Nomor 3

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 20 = 푥100% = 100% 20

D. Pernyataan Nomor 4

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 11 = 푥100% = 55% 20

E. Pernyataan Nomor 5

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 19 = 푥 100% = 95% 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

F. Pernyataan Nomor 6

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 19 = 푥 100% = 95% 20

G. Pernyataan Nomor 7

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 18 = 푥100% = 90% 20

H. Pernyataan Nomor 8

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 14 = 푥100% = 70% 20

I. Pernyataan Nomor 9

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 7 = 푥100% = 35% 20

J. Pernyataan Nomor 10

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 4 = 푥100% = 20% 20

K. Pernyataan Nomor 11

퐽푎푤푎푏푎푛 푌퐴 푥 100% 퐽푢푚푙푎ℎ 푅푒푠푝표푛푑푒푛 3 = 푥100% = 15% 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Lampiran 5: TRANSKRIP WAWANCARA

1. Aguk Galerry (Bapak Aguk) a. Bagaimana penentuan harga untuk turis asing? Penentuan harga jual untuk turis yang berkunjung jika membeli lukisan menggunakan mata uang Dollar dan bukan Euro. Dan harus bekerja sama dengan travel agen, hal tersebut dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan turis yang datang sendiri ada perbedaan harga, jika datang sendiri harga nya Rp200.000, tapi kalau bersama agen Rp250.000. harga tersebut masuk termasuk normal. b. Faktor apa yang membuat jumlah pengrajin di Taman Sari tidak sebanyak dulu? Banyak pengrajin yang beralih profesi, karena merasa menjadi pengrajin batik tidak mampu memenuhi biaya hidup sehari-hari. Faktor lain yang membuat berkurangnya seniman dan pengrajin batik di Taman Sari, adalah karena anak-anak tidak mau meneruskan dan tidak mempunyai keahlian membatik, mereka lebih memilih pekerjaan lain. c. Apa yang membuat bapak masih membatik hingga sekarang? Bapak Aguk masih membatik sampai sekarang karena untuk kesibukan, untuk mengisi waktu luang. Membatik bukanlah mata pencaharian Bapak Aguk karena anak – anak Bapak Aguk sudah bekerja semua dan sudah bisa membiayai Bapak Aguk. d. Bagaimana penentuan harga jualnya? Bapak Aguk melihat tingkat kerumitan motifnya, juga pewarnaannya, sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas. e. Apakah mengalami kesulitan dalam penentuan harga jual kain batik? Tidak mengalami kesulitan dalam penentuan harga, kesulitan yang dialami lebih pada penjualan yang tidak menentu, dalam satu hari belum tentu terjual satu lukisan. Selain itu kurangnya promosi juga menjadi kendala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

f. Berapa besar laba yang diambil untuk satu lukisan? Besar laba yang diambil bisa 20% hingga 50%, jumlah sebesar itu jika ada turis yang datang dengan guide atau agen 5% atau 10% ya diberikan pada guide atau agen tersebut. g. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing dengan millik bapak? Harga pesaing tidak begitu berpengaruh karena motif pada lukisan tidak sama dengan milik pesaing, harganya pun pastinya akan berdeda dan tidak dapat dibandingkan. h. Apakah Bapak mengetahui berbagai metode penentuan harga jual? Tidak, karena tidak sekolah tinggi makanya tidak tahu.

2. Batik Nur (Mbak Evi) a. Bagaimana strategi dalam menentukan harga jual? Untuk menentukan harga jualnya Mbak Evi menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba. b. Apakah yang mempengaruhi penentuan harga jual? Harga bahan baku merupakan faktor utama, jika bahan baku naik maka harga selembar kain batik juga akan naik, dan kalau bahan yang dipakai bagus dan mahal nanti harganya juga akan lebih mahal mbak, nanti juga akan pengaruh sama kualitas batiknya c. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing terhadap penjualan? Kadang ada penrajin yang harganya lebih murah, karena kualitasnya tidak maksimal, hal tersebut juga dapat menjadi kendala bagi pengrajin yang memberikan kualitas maksimal. Sehingga dapat merugikan pengrajin. d. Apakah mengetahui metode penentuan harga jual? Tidak, Mbak Evi hanya mengetahui bahwa kalu menentukan harga jual hanya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba saja. e. Berapa besar laba yang diambil?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Laba yang diambil antara 20 hingga 50 persen, bahkan bisa mencapai 100 persen, tanpa ada alasan yang kuat untuk mengambil besar laba tersebut. f. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya? Tidak, karena Mbak Evi tidak menggunakan guide atupun agen. Komisi hanya muncul ketika dan guide dan agen yang mengantar tamu. Mbak Evi tidak menggunakan keduanya karena batik yang diproduksi adalah batik sandang, dan Mbak Evi pun tidak memiliki showroom sendiri. g. Mengapa ada perbedaan antar produk? Perbedaan harga antar produk bisa terjadi karena motif yang tercetak dalam kain berbeda tidak 100 persen sama, maka harganya pun bisa berbeda. Walaupun menggunakan motif yang sama bisa juga bisa beda harganya, tergantung berapa kali pewarnaannya.

3. Batik Win (Bu Yanti) a. Bagaimana strategi dalam menentukan harga jual? Untuk menentukan harga jualnya Bu Yanti menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba. b. Apakah yang mempengaruhi penentuan harga jual? Harga bahan baku, jika bahan baku naik maka harganya juga akan naik. c. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing terhadap penjualan? Ada pengrajin yang harganya lebih murah, tapi kualitasnya tidak maksimal, hal ini kadang menjadi kendala bagi pengrajin yang memberikan kualitas maksimal dan membuat barang jadi tidak laku. d. Apakah mengetahui metode penentuan harga jual? Tidak, Bu Yanti hanya mengetahui bahwa kalu menentukan harga jual hanya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Hal ini dikarenakan Bu Yanti hanyalah tamatan SD, sehingga tidak mengetahui adanya metode – metode penentuan harga jual.

e. Berapa besar laba yang diambil? Laba yang diambil antara 20 hingga 50 persen dari total biaya dikeluarkan. f. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya? Tidak, komisi hanya muncul ketika ada guide dan agen yang mengantar tamu. Bu Yanti tidak menggunakan keduanya karena batik yang diproduksi adalah batik sandang, dan Bu Yanti pun tidak menggunakan showroom sendiri. Proses produksinya pun sama dengan Mbak Evi tidak dirumah Bu Yanti, melainkan di daerah lain. g. Pengrajin daerah mana yang biasa dipekerjakan? Biasanya pengrajin di daerah bantul, sebenarnya mereka dulu bekerja di Taman Sari. Belajar membatik di Taman Sari setelah bisa membuat sendiri mereka kembali ke Bantul dan mulai membuat batik sendiri dirumah masing – masing. h. Jika pembuatan batik adalah pengrajin di daerah lain, apakah muncul biaya upah untuk membayar pekerja? Iya, untuk proses produksi memakai tenaga kerja pengrajin dari bantul. Nanti upahnya sesuai dengan berapa potong batik yang diselesaikan. i. Mengapa ada perbedaan antar produk? Karena adanya perbedaan motif. Batik dengan motif yang rumit pastilah harganya mahal, karena membutuhkan waktu yang cukup lama pembuatannya.

4. Batik Saini Noveni (Lek Wun) a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual produk? Lewat pameran batik, dari sana kami dapat mengukur harga produk b. Apa yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Yang mempengaruhi penentuan arga jualnya yaitu, kualitas barang, beda motif dan bahan baku yang digunakan. c. Apakah harga jual yang ditetapkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan konsumen? Ya, karena harga menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Misalnya motif yang diminta oleh konsumen dan jenis kain yang digunakan. d. Bagaimana pengaruh harga produk milik pesaing terhadap produk milik Bapak? Kurang begitu berpengaruh, karena masing – masing pengrajin mempunyai ciri khas yang sulit ditiru oleh pengrajin lain. Otomatis produk yang dihasilkan juga berbeda. e. Apakah Bapak mengetahui adanya berbagai metode dalam penentuan harga jual produk? Tahu, karena sering mengikuti pameran, jadi mengetahui berapa harga jual pasar kita. f. Apakah ada tambahan komisi utnuk harga jualnya? Kadang – kadang ada, kadang tidak. Kalau tamu datang sendiri tidak ada komisi, tapi kalau datang sama guide maka ada komisi. Dengan adanya komisi ini bisa membuat hancur pendapatan pengrajin, karena ada pengrajin yang berani memberikan komisi 20 persen pada guide, padahal dulu sudah ada perjanjian maksimal 10 persen, bahkan ada yang berani memberikan 50 persen, sehingga membuat persaingan tidak sehat.

5. Rifky Batik Galerry (Bapak Sulis) a. Bagaimana sejarah Taman Sari sehingga disebut kampung batik? Dulu buka sendiri – sendiri, dan beberapa kerjasama dan membantu mewarna lalu akhirnya buka sendiri. Tahun 90an pembatik dari Bantul 500 orang ada, tapi sekarang sudah tidak ada karena buka sendiri di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Bantul, tepatnya di daerah gunting. Dulu pengrajin gunting merupakan mantan pekerja di Taman Sari. b. Bagaimana strategi Bapak untuk menentukan harga jual? Menentukan harganya dengan memproduksi batik dengan kualitas yang bagus. c. Bagaimana bisa bertahan sebagi pengrajin batik? Bisa bertahan masih batik, karena selalu berkreasi. Banyak yang mati karena pengrajin tidak kreatif. Dulu harga batik lukis lebih mahal dan banyak diminati, tapi sekarang berpindah ke batik sandang karena lebih diminati. Yang mengerjakan dan kualitas pengerjaan juga berpengaruh pada penjualan. d. Apakah yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual? Berdasarkan keterampilan dan lama pengerjaan. e. Bagaimana pengaruh harga produk milik pesaing terhadap produk milik Bapak? Tidak terlalu berpengaruh, karena jenis kain, motif maupun bahan pewarna yang digunakan bisa berbeda, dan juga memiliki ciri yang berbeda – beda. f. Berapa laba yang diambil? Laba yang diambil bisa sampai 50%, tergantung tingkat kerumitan dan pewarna yang dipakai.

6. Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik) a. Bagaimana sejarah batik Bu Noor? Meneruskan dari Ibu, batik Bu Noor merupakan batik Kuno. Dulu yang punya ijin usaha hanya ibuknya Bu Noor dan Bu Wiroto. Pembatik yang di Taman Sari dulu mereka hanya buruh dan kini mantan buruh mereka – reka membuat lukisan. Bu Noor meneruskan karena sudah pensiun dan tidak punya kesibukan lagi jadi meneruskan kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

b. Bagaimana Batik Bu Noor masih bisa bertahan? Kami mempertahankan ini tidak karena guide. Pengrajin lain yang pakai guide berpikir tidak laku. Kami menggunakaan cara masyarakat saja, dari mulut ke mulut. Selain itu kami juga ikut koperasi Batik Bu Noor sendiri kalau tamu diantar oleh guide tidak mau, karena harus kasi komisi dan berat malahan.karena guide minta 50% sendiri. c. Bagaimana proses produksinya? Kami memproduksi di Bantul, tidak di sini. Karena tidak ada tempatnya. Tapi juga harus mengeluarkan biaya lebih dan limbah lilin yang harusnya bisa menjadi keuntungan malah jadi rugi karena dipakai oleh pengrajin sana untuk produksi batik mereka sendiri. d. Apakah ada biaya sewa dalam menentukan harga jual? Tidak, karena semua memakai tanah sendiri. Walau pun menggunakan tenaga kerja dari Bantul tidak ada biaya sewa hanya memberikan upah pekerja saja.

7. Batik Paintings Kusuma (Bapak Kusuma) a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual? Pemasukan harus laba, misalkan modal yang dikeluarkan Rp50.000 maka harus minim terjual Rp100.000. kalau tidak mau membeli sekian maka tidak buat. b. Apakah yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual? Bahan baku dan pewarna yang dipakai. Kualitas dan produk yang halus. c. Apakah kendala yang dihadapi? Kendala yang dihadapi yaitu tidak bisa menjual langsung pada pelanggan, karena kalau langsung ke konsumen tidak bisa laku banyak. d. Berapa laba yang diambil? Paling tidak 20% untuk labanya. Tidak mungkin ambil 50 persen karena masih harus membayar tenaga kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

e. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing Tidak banyak pegaruh, karena punya ciri khas sendiri. f. Apa yang membuat yakin terus bertahan? Karena tidak semua bisa buat lukisan yang sama, dan tidak ada yang bisa meniru dengan sama persis. g. Hambatan apa saja yang dialami? hambatannya dalah karena banyaknya guide, karena guide sekarang tidak mau hanya 10 persen komisi maunya 50 persen, makanya Bapak Kusuma tidak membuka Gallery nya, dan hanya menjual pada pengepul saja. h. Apa harapan Bapak untuk Pemerintah? Lebih pada pemasarannya, dibantu untuk pemasaran agar tidak mati dan juga pemberian modal untuk membeli bahan – bahan batik.

8. Batik Tulis Bu Wiwik a. Bagaimana metode penentuan harga jual produk yang digunakan? Dengan penjumlahan semua biaya produksi. b. Bagaimana jika ada permintaan dari pemesan? Maka tergantung dari permintaan dari pemesan, bagaimana motifnya juga kerumitan motifnya. c. Biasanya setiap pemesanan berapa jumlahnya? Biasanya sampai 1000 ptong tergantung bisa atau tidak tenaganya. d. Ada tidak pemesan yang hanya 10 potong saja? Dan apakah harganya beda dengan yang 1000 potong? Ada. Harganya pun tetap sama tergantung bagaimna permintaan dan rumitnya motif tadi. e. Apakah ada perbedaan harga antara tetangga yang memesan dengan pejabat yang memesan? Ada, yang untuk pejabat biasanya lebih mahal dikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

f. Apa yang dilakukan untuk selalu berinovasi dan berkreasi untuk bertahan? Dengan aktif berinovasi dan berkreasi pada motif - motif. g. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing pada produk Ibu? Tidak melihat harga pesaing, tetap sesuai bahan dan kerumitan motif saja. h. Berapa % rata – rata keuntungan yang diambil Terkadang 10% sampai 15% tergantung kain yang digunakan. i. Adakah hambatan yang dialami selama penjadi pengrajin batik? Hambatan dan kesulitannya karena penjualan yang naik – turun, kadang ramai, kadang juga sepi.

9. Tirta Batik Art Galerry (Bapak Samudro) a. Bagaimana strategi penentuan harga jual produk milik Bapak? Penentuan harga jualnya disesuaikan dengan harga bahan baku, bahan baku naik maka harganya juga naik, semakin bagus bahan baku yang digunakan maka harganya akan semakin mahal. b. Bagaimana UMKM menentukan harga jual produk, selain dari bahan baku? Tergantung waktu penyelesaiannya, makin cepat, makin murah begitu juga sebaliknya. c. Mengapa bapak lebih ke lukisan dibanding batik kain sandang? Karena kalau lukisan bersaing untuk harga yang mahal, tapi kalau kain bersaing untuk harga yang lebih murah dan Bapak Samudro adalah seniman, kalau pengrajin bisa mati tapi kalau seniman kan tidak ada matinya. d. Bagaimana pengaruh harga pesaing pada lukisan bapak? Pastinya ada, tapi agar persaingan menjadi kompetitif, dari segi hrga dan produk yang berkualitas. Masing – masing seniman harus punya power, kalau mereka berani mahal kita juga harus berani mahal juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

e. Apakah batik yang dibuat hanya untuk lukisan saja? Tidak, Bapak Samudro juga membuat suvenir, untuk suvenir harganya jauh lebih murah. Karena ukurannya yang kecil. f. Untuk penentuan harga jualnya apakah juga memperhitungkan biaya sewa? Tidak, karena tidak menyewa tempat melainkan rumah sendiri maka tidak ada biaya sewa, paling hanya biaya listrik saja. g. Berapa % rata- rata keuntungan yang diambil? Kalau untuk suvenir 60 %, tapi kalau lukisan bisa sampai 150% h. Apakah yang membuat Bapak yakin dapat bertahan sebagai seniman batik lukis? Kuncinya percaya diri, yakin bahwa dapat bertahan dan bis terus berkarya dan juga sedikit idealis, karena idealis itu perlu. i. Kendala apa yang sering bapak alami selama menjadi seniman batik lukis? Turunnya ketertarikan turis mancanegara, diperkirakan hanya 30% saja yang masih berminat. Kita harus pintar melobi turis.

10. Batik Hadi Wasita (Bapak Onon) a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual? Dari segi kualitas produk, tingkat kerumitan motif dan juga kesulitan pengerjaan. b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit. Karena hanya di sekitar Taman saja maka masyarakat umum kurang tau akan adanya batik Taman Sari, utamanya batik kain. Karena beberapa hanya tau Taman Sari banyak batik lukisnya saja. c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk bapak? Tidak terlalu berpengaruh, karena pertama Batik Hadi Wasita memproduksi baik kain dan bukan batik lukis yang mana tidak banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

pengrajin Taman Sari yang membuat batik kain. Kedua karena motif yang pasti tidak sama, setiap pengrajin memiliki ciri khas sendiri. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah bapak menambhakan adanya biaya komisi untuk penentuan harga jual nya? Dulu iya, sekitar 15% tapi sekarang sudah tidak karena malah merugikan pengrajin dan membuat persaingan tidak sehat. e. Bagaimana Bapak menentukan besar laba untuk batik Bapak? Untuk batik sendiri labanya tidak bisa diterapkan dengan standar menejemen modern, karena batik merupakan barang seni yang tidak ada harga standarnya. Jadi hanya mengira-ngira saja. f. Berapa % rata-rata keuntungan yang diambil? Untuk yang biasa 50 %, untuk kualitas yang bagus mengambil keuntungan 200% untuk berjaga – jaga jika seandainya terjadi kerusakan.

11. Batik Painting (Bapak Siswadi) a. Bagaimana strategi bapak dalam menentukan harga jual? Kalau untuk harga jualnya kami liat jenis kainnya juga, apakah pakai kain mori biasa atau kain sutra, harga pasti juga akan jauh berbeda, selain itu tingkat kerumitan motifnya juga perlu diperhatikan, sulit tidaknya motif dan juga lama pengerjaan selembar kain juga berpengaruh pada harganya nanti. b. Apakah harga jual yang ditepakan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat? Tidak semuanya bisa dijangkau, biasanya yang membeli kalangan menengah ke atas saja. c. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing dengan harga produk bapak? Pengaruh, bisa saja ada pengrajin lain yang meniru desain lukisan dan dijual dengan harga yang lebih murah. Jadi kita harus menjaga betul desain milik kita agar tidak dapat ditiru, karena belum ada hak patennya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

d. Apakah ada perbedaan harga untuk konsumen/turis? Tidak. Kita lihat siapa yang beli, apakah dia membeli untuk dijual lagi atau tidak, siapapun yang beli harganya akan sama dengan harga galeri. e. Apakah harga jual yang ditetapkan juga memperhitungkan biaya sewa? Tidak karena kami menggunakan tempat kami sendiri, jadi tidak ada biaya sewa yang muncul f. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan komisi? Khususnya untuk guide? Tidak, karena kami tidak bekerja sama dengan guide. Kalau bekerja sama dengan guide malah merugikan. Kami bekerja sama denagn butik, karena lebih terstruktur, jika da komisi pun akan lebih adil. g. Berapakah rata – rata keuntungan yang diambil untuk satu potong kain? Untuk keuntungan yang diambil masih normal antar 20% sampai 50 %, kadang juga bisa 100% tergantung biaya yang dikeluarkan.

12. BTA Mbah Kempus 88 (Bapak Herdono) a. Bagaimana strategi bapak dalam menentukan harga jual? Harga jualnya tergantung keadaan dan berdasar dari modal. b. Berapa % rata – rata keuntungan yang diambil? Keuntungan yang diambil berkisar 20% hingga 30% saja. c. Apakah dengan keuntungan sebesar itu sudah mampu mengembalikan modal bapak? Sudah, dengan laba sebesar itu kami sudah bisa memproduksi lagi. d. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Harga milik pesaing tidak ada pengruhnya, karena setiap pengrajin memiliki ciri khas yang berbeda – beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

e. Apakah kendala yang bapak hadapi selama menjadi pengrajin batik? Barangnya laku lama, biasanya kalau tidak laku kainnya dipakai sendiri. f. Apakah ada biaya komisi untuk harga jualnya? Ada, normalnya kalau ada ide yang mengantar ada komisi sekitar 10%, tapi jika harganya naik nanti besar komisinya juga akan berubah. g. Hambatan apakah yang sering dialami? Hambatan yang sering dialami, karena kurang promosi jadi penjualannya juga menjadi tidak lancar.

13. M. Yono Batik Art Studio (Bapak Mardiyono) a. Bagaimana UMKM menentukan harga jual? Karena batik yang dibuat sifatnya lukisan, harga tergantung pada individu pelukis. Jadi untuk harga jualnya tidak pasti berapa tergantung si pelukis mau jual berapapun tidak masalah. b. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan adanya biaya komisi? Tidak, karena kami menjual sendiri langsung tanpa bantuan agen travel maupun guide. Komisi muncul ketika menggunakan jasa mereka. c. Apakah penentuan harga jual yang ditetapkan sudah termasuk biaya sewa? Sudah, karena biaya sewa termasuk dalam cost produk. d. Apakah kendala yang bapak hadapi selama menjadi pengrajin batik? Banyak, seperti barang yang lama lakunya, kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk hak cipta sehingga desain dapat ditiru dan lain- lain. e. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Harga milik pesaing tidak ada pengaruhnya, karena setiap pengrajin memiliki ciri khas yang berbeda – beda. Motif yang dipakai walaupun mirip pasti ada bedanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

14. Batik Tulis (Bapak Basuki Widodo) a. Bagaimana UMKM menentukan harga jual? Harga yang ditentukan berdasar pada harga standar, yaitu menjumlah total biaya dan laba yang diinginkan. b. Apakah yang mempengaruhi bapak dalam menentukan harga produk? Lama tidaknya proses produksi, semakin lama prosesnya maka harganya akan semakin mahal, selain itu juga haraga bahan untuk membuat batik, jika harganya naik maka harga satu potong kain batik juga kan naik. c. Apakah ada perbedaan harga untuk masyarakat sekitar dan turis? Tidak ada, semua harga berlaku untuk semua pembeli siapapun itu. d. Lalu bagaimana dengan toko yang menjual karya bapak, apakah juga sama harganya? Ya, tetap sama. Tidak ada perbedaan, walaupun kadang toko juga tidak menghargai pengrajin, mereka membeli dengan harga yang sama akan tetapi ketika dijual kembali harganya bisa berkali – kali lipat, hal tersebut bisa merugikan kami. e. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan adanya biaya komisi? Ya, karena kalu tidak ada guide maka barang tidak akan laku, walaupun adanya biaya komisi ini akan membuat keuntungan yang diperoleh tidak maksimal kami tidak bisa bernuat apa – apa. Karena kalau barang tidak laku maka kami tidak bisa memproduksi lagi. f. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Harga milik pesaing tidak berpengaruh, karena kami memiliki motif dan gaya yang berbeda untuk pembuatan desainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

15. Hartati Heritage Souvenir & Craft a. Bagaimana strategi Ibu dalam menentukan harga jual produk? Untuk penentuan harga jual prduknya, kami mengedapankan kualitas bahan, mulai dari jenis kain hingga pewarna yang digunakan. Karena menjaga kualitas itu sangat penting. b. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Tidak berpengaruh, karena kami memiliki ciri khas sendiri. Motif yang dipakai pun tidak mungkin sama jadi harganya nanti pasti juga berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan milik pengrajin yang lain. c. Berapa % keuntungan yang diambil untuk satu otong kain? Keuntungan yang diambil kurang lebih 30%. Jumlah tersebut masih normal, tidak terlalu tinggi. d. Bagaimana dengan komisi? Apakah Ibu memperhitungkan adanya biaya komisi? Iya pakai, akan tetapi sifatnya tidak mengikat. Jadi bebas mau memberikan komisi berapapun. Komisi ini akan muncul kalau ada guide atau agen travel yang membawa tamu kesini, atau juga bisa tukang becak. e. Kendala apa saja yang sering Ibu alami selama menjadi pengrajin batik? Persaingan yang ketat menjadi kendala utama. Kita harus mampu bersaing agar tetap bisa bertahan dalam bidang ini, selain itu kita juga dituntut untuk terus berkreasi dalam desain motif agar dapat menciptakan motif – motif yang lebih unik.

16. Sanggar Kalpika (Mas Haviq) a. Bagaimana strategi Mas Haviq dalam menentukan harga jual produk? Berdasarkan bahan baku yang digunakan, bahan kain yang dipakai. Bahan yang bagus harganya cukup mahal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

b. Bagaimana pengaruh harga pesaing terhadap harga punya sanggar kalpika? Tidak bepengaruh, kami tidak terlalu memperhatikan. Kami berani mahal karena kualitas kami yang bagus. Tinggal kita bagaimana sosialisai ke konsumen sendiri. c. Apakah harga yang ditetapkan juga termasuk biaya penyusutan? Tidak ada biaya penyusutan, karena alat – alat yang dipakai tidak disusutkan. d. Apakah ada kendala yang dialami selama menjadi pengrajin batik? Kendala yang dialami seperti persaingan yang cukup ketat, dan sulitnya pemasaran. e. Apakah ada perbedaan untuk produknya? Iya ada, kalau motifnya lebih sederhana maka harganya lebih murah kalau motifnya lebih sulit harganya pun lebih mahal. f. Apakah ada kendala dalam menentukan harga jual? Sebenarnya tidak, tapi terkadang dari konsumen sendiri biasanya mereka ingin mendapatkan barang yang berkualitas dengan harga yang murah.

17. Batik Wiwin (Bapak Sukirman) a. Bagaimana strategi dalam menentukan harga jual? Untuk menentukan harga jualnya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba. b. Apakah yang mempengaruhi penentuan harga jual? Harga bahan baku merupakan faktor utama, jika bahan baku naik maka harga selembar kain batik juga akan naik. c. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing terhadap penjualan? Kadang ada pengrajin yang harganya lebih murah, karena kualitasnya tidak maksimal, hal tersebut juga dapat menjadi kendala bagi pengrajin yang memberikan kualitas maksimal. Sehingga dapat merugikan pengrajin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

d. Apakah mengetahui metode penentuan harga jual? Tidak, hanya mengetahui bahwa kalau menentukan harga jual hanya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba saja. e. Berapa besar laba yang diambil? Laba yang diambil antara 20 hingga 50 persen, bahkan bisa mencapai 100% f. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya? Tidak, karena Bapak Sukirman hanya membuat batik ketika ada pesanan saja, dan tidak dijual kepada turis secara langsung. Biaya komisi hanya muncul saat ada agen yang datang ke galeri saja, karena Pak Sukirman tidak mempunyai galeri maka biaya ini pun tidak muncul. g. Mengapa ada perbedaan antar produk? Perbedaan harga antar produk bisa terjadi karena motif yang tercetak dalam kain berbeda- beda, jadi harganya pun akan berbeda. 18. Batik Blontang (Mbak Desi) a. Bagaimana strategi Mbak Desi dalam menentukan harga jual? Untuk strategi yang digunakan patokannya adalah kualitas dari produknya. Sesuai dengan bahan yang digunakan b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit. Dan rendahnya minat pengunjung. c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk Mbak Desi? Cukup berpengaruh, kita harus mampu mengetahui kondisi pasar dan menentukan langkah apa yang harus kita ambil agar perputaran produk kita cepat. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah ada tambahan biaya komisi untuk penentuan harga jual nya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tidak ada komisi, karena kami tidak ingi menggunakan guide. menggunkan guide hanya akan merugikan kami, dan membuat persaingan makin tidak sehat. e. Berapa % rata-rata keuntungan yang diambil? Untuk keuntungannya antara 10% hingga 20% saja, karena jika harga menjadi terlalu mahal nanti malah tidak laku dan kita bisa rugi. f. Apakah memperhitungkan biaya sewa untuk harga jualnya? Tidak, karean tenpat yang digunakan dalah milik sendirinjadi tidak muncul biaya sewa.

19. Batik Ibu Sutilah (Mas Yusuf) a. Bagaimana strategi Mas Yusuf dalam menentukan harga jual? Untuk strategi yang digunakan adalah kualitas dari produknya. Sesuai dengan bahan yang digunakan, jika harga bahan yang digunakan mahal nanti harganya juga akan mahal. b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit. Dan rendahnya minat pengunjung. c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk bapak? Cukup berpengaruh, kita harus mampu mengetahui kondisi pasar dan menentukan langkah apa yang harus kita ambil agar perputaran produk kita cepat selain itu kita juga harus mampu menjaga kualitas produk agar mampu tetap bertahan di pasar. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah ada tambahan biaya komisi untuk penentuan harga jual nya? Tidak ada komisi, karena kami tidak menggunakan guide. menggunkan guide hanya akan merugikan kami, dan membuat persaingan makin tidak sehat. e. Berapa % rata-rata keuntungan yang diambil? Untuk keuntungan yang diambil sekitar 50% hingga 100%, jumlah itu diharapkan dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

f. Apakah memperhitungkan biaya sewa untuk harga jualnya? Tidak, karena tempat yang digunakan dalah milik sendirinjadi tidak muncul biaya sewa. g. Apakah ada perbedaan harga untuk pembeli? Ada, kalau pembelinya pengepul memakai harga pasar, tapi kalau turis memakai harga yang telah kita tentukan. h. Untuk lukisan batik sendiri menurut Mas Yusuf apakah memiliki harga standar? Tidak, karena batik merupakan barang seni, dan barang seni itu tidak mempunyai harga standar.

20. Malaga Batik Painting (Bapak Budi Malaga) a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual? Untuk strategi yang digunakan adalah kualitas dari produknya. Sesuai dengan bahan yang digunakan untuk membuat kain batik. b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit, rendahnya minat pengunjung sekarang ini. c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk bapak? Cukup berpengaruh, kita harus punya strategi untuk menjaga kualitas produk agar tidak mudah diklahkan dengan pesaing. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah ada tambahan biaya komisi untuk penentuan harga jual nya? Ada komisi, komisi untuk guide yang mengantar tamu berkisar antara 20% hingga 40%. e. Berapa % rata-rata keuntungan yang diambil? Untuk keuntungan yang diambil sekitar 50% hingga 100%, jumlah itu diharapkan dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan. f. Apakah memperhitungkan biaya sewa untuk harga jualnya? Tidak, karena tempat yang digunakan dalah milik sendiri jadi tidak muncul biaya sewa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

g. Apakah ada perbedaan harga untuk pembeli? Ada, untuk dijual eceran dan karya ekskusif maka harganya akan jauh berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Lampiran 6 : Gambar UMKM Batik Taman Sari