PROFIL KOMODITAS : BANGGAI CARDINALFISH (BCF)

TAKSONOMI INFORMASI UMUM KOMODITAS Ikan hias Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) atau yang dikenal Klasifikasi Banggai Cardinalfish (Pterapogon dengan nama lain ikan Banggai Cardinal, Bangaii Cardinal, Longfin kauderni Koumans, 1933) atau juga dikenal dengan Cardinalfish, Kaudern's Cardinalfish, Bibisan atau Capungan. Ikan ini berhasil nama Banner Cardinalfish, Cardinalfish, Highfin mencuri perhatiaan para pencinta ikan hias dunia karena warnanya yang elok, Cardinalfish, dan Outhouse Cardinal, Bangaii gerakan renangnya yang khas, mau makan cacahan daging udang/ikan dan Cardinal, Longfin Cardinalfish, Kaudern's pakan buatan. Dengan kata lain ikan ini cantik dan mudah dipelihara di Cardinalfish atau dalam bahasa lokal biasa disebut . ikan capungan, capungan ambon, capungan Pada tahun 1990 ikan ini menjadi sangat popular dalam waktu banggai dan bibisan menurut Mabuchi et al (2014) singkat dan menjadi sepuluh besar ikan hias laut yang di impor ke Amerika adalah sebagai berikut : Serikat. Kebutuhan pasar meningkat menjadi dua kali lipat. Populasi di alam Kingdom : Animalia menurun sangat drastis dan mendekati kepunahan. Tingginya permintaan di Phylum : Chordata pasar luar negeri telah menyebabkan masyarakat mengambil dalam jumlah Kelas : besar di alam, apabila hal ini terus berlangsung akan menyebabkan Order : Perciformes ancaman kepunahan. Tingginya tekanan penangkapan tidak hanya Suborder : Percoidei mengancam kelestarian ikan ini tetapi juga menyebabkan kerusakan habitat Family : yang merupakan tempat hidup dan berkembang biak. Sehingga pada tahun Subfamily : 2007 diusulkan dalam daftar lampiran CITES, suatu konvensi yang mengatur : Pterapogon perdagangan internasional terhadap spesies flora dan fauna yang terancam Species :Pterapogon kauderni, Koumans 1933 punah. Namun spesies ini berhasil diperjuangkan tidak masuk dalam Apendiks II CITES sehingga dalam pengelolaannya masih mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan perikanan sebagaimana digariskan oleh FAO. Ikan Banggai Cardinalfish adalah jenis ikan hias asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu potensi ekonomi yang harus dikelola dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat di masa sekarang dan masa yang akan datang.Visi: Membangun masyarakat perikanan yang Ulet,Tangguh, Inovatif dan Kreatif serta mampu berdaya saing melakukan kegiatan budidaya perikanan terpadu. Banggai Cardinalfish umumnya ditemukan di perairan dangkal dengan kedalaman 0 – 5 m hidup di daerah terumbu karang yang dekat dengan padang lamun () dekat pantai dan hidup berasosiasi dengan bulu babi (sea urchins) atau dan anemon. Ikan ini tergolong teritorial yaitu menempati suatu wilayah secara permanen dan umumnya hidup bergerombol serta memiliki pergerakan yang relaitif pasif dimana sebagian besar hidup berkelompok menempati diantara duri-duri bulu babi (Diadema). Mereka biasanya juga ditemukan berasosiasi dengan karang bercabang, bintang laut dan akar . Persyaratn kualitas air budidaya ikan hias capungan di karamba jaring apung meliputi kualitas fisik dan kimia. 1. Kecepatan arus tidak kencang yakni berkisar 15 sampai 30 cm/detik. Karena kecepatan arus yang lebih besar dari 30 cm/ detik dapat mempengaruhi letak waring dan kuatnya arus dapat merubah posisi rakit. Kecepatan arus di bawah 15 cm /detik dapat mempengaruhi sirkulasi air pada waring dan dapat terserang penyakit. 2. Perairan budidaya dengan tingkat kecerahan yang diatas 4 meter merupakan perairan yang baik untuk kegiatan budidaya, sebaliknya perairan dengan tingkat kecerahan yang rendah (< 4 meter) menandakan bahan organik terlarut tinggi, perairan ini dikategorikan subur yang dapat menimbulkan perkembangan organisme penempel, cacing menyebabkan waring cepat kotor. Banggai cardinalfish hidup berasosiasi dengan anemon sehingga penyebarannya terbatas. Hidupnya bersimbiosis dengan bulu babi (Diadema sp) untuk penyamaran dan perlindungan dari serangan predator. Banggai Cardinalfish memiliki karakteristik reproduksi antara lain: fekunditas yang sangat rendah; memelihara telur dan larva dalam mulut induk jantan; perkembangan langsung; periode inkubasi di dalam mulut yang lama; tidak memiliki masa planktonik pada larva; dan juvenile berada pada habitat induk. Reproduksi ikan ini tergolong unik, dimana ikan jantan dan betina dewasa yang telah matang gonad akan memisahkan diri dari kelompoknya dan mencari tempat yang cocok serrta sesuai untuk kawin. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 1 – 2 kali setiap harinya berupa pakan rucah yang digiling halus dengan alat penggiling pakan. Dosis pemberian pakan 10% dari berat total ikan dan diberikan 2 kali per hari (jam 09.00 dan 17.00) sampai kenyang. Untuk memacu pertumbuhan, kesehatan dan produksi benihnya, diberikan penambahan multivitamin, antibiotik dan Vitamin E 2 kali seminggu. Ikan hias hasil budidaya mempunyai berbagai keunggulan diantaranya, tidak mudah stress dan tidak mudah terserang penyakit karena telah mampu beradaptasi terhadap lingkungan pemeliharaan terbatas, pakan, serta tata kelola budidaya sehingga dengan usaha budidaya ini dapat turut melestarikan jenis ikan dan memenuhi kebutuhan pasar. Budidaya ikan hias banggai cardinalfish sangat menguntungkan, dengan pemeliharaan relative mudah, yang perlu diperhartikan adalah menyesuaikan kondisi lingkungan hidup budidaya sesuai dengan habitat asli diperairan sehingga ikan “nyaman”. Harga jual saat ini ikan banggai cardinalfish mencapai Rp. 10.000/ekor, harga tersebut sudah cukup menjanjikan untuk pengembangan usaha budidaya ikan hias ini. Pemasaran komoditas ini diperuntukan untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, terjadi trend peningkatan jumlah permintaan untuk komoditas ikan ini.