SISTEM AKUNTANSI KAS PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) KUALANAMU DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Diajukan Oleh :

AUDICE RODEARNI DAMANIK NIM 1305082117

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2016

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Jika kemudian hari saya terbukti melakukan plagiat terhadap Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan Gelar Akademik yang saya terima.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, penuh kesadaran dan tanggungjawab untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Medan, Agustus 2016

Nama Lengkap NIM Tanda tangan

Audice Rodearni Damanik 1305082117

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang. Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Data tersebut diolah dengan metode deskriptif yaitu suatu metode pengolahan data, sehingga memberikan perbedaan antara teori dan penerapan pada pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang telah sesuai dengan teori yang berlaku.

Kata kunci: Sistem, Akuntansi, Kas.

i

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how the application of cash accounting system in PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang. Data were collected by interview and documentation. Data are processed by descriptive method named the method which try to compare the difference between the theory and the application of the cash accounting system at PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang. The result shows that cash accounting system at PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang has been in accordance with the accepted theory of cash accounting system.

Key words: System, Accounting, Cash

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Pendidikan Program Diploma III Jurusan Akuntansi, Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

Selama menyusun tugas akhir, banyak motivasi dan nasihat yang didapatkan dari kedua orang tua dan juga saudara-saudari, juga bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu diucapkan terima kasih kepada :

1. M.Syahruddin, S.T.,M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan. 2. Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 3. Parjuangan Pardosi, S.E., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan . 4. Sastra Karo-Karo, S.E., Ak., M.Si., Kepala Program Studi Politeknik Negeri Medan. 5. Amran Harun, S.E., Ak., M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan laporan Tugas Akhir. 6. Dina Arfianti Siregar, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing kedua yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan laporan tugas akhir 7. Pimpinan PT Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang. 8. Bu Wahyu Widayati, kak Devi, kak Lily, kakTitien, kakWiwit, kakEgy, pak Udin, dan seluruh karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang.

iii

9. Teristimewa kepada keluarga, Ayah Radiman Damanik dan Ibu Dameria Purba juga adik Agus Kurniawan Damanik dan Juliardo Jantries Eben Ezer Damanik yang telah mendukung dalam doa dan dana. 10. Seluruh dosen dan pegawai Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi. 11. Teman-teman AK-6G yang selalu memberikan motivasi satu sama lain. 12. Teman-teman dan adik-adik Pengurus Koordinasi UKM KMK Politeknik Negeri Medan 2015/2016, terkhusus Sub Komisi Pembinaan, Fivi Pelawi dan adik Evan Siahaan yang selalu setia mendukung dalam doa. 13. Kelompok Pendalaman Alkitab (PA) Epiphanias, Kak Maylani Doloksaribu dan Elia Meliwanti Manik yang telah mendukung dalam doa. 14. Adik-adik Pendalaman Alkitab (PA) Blessed To Be Blessing, Nova Lubis, Novitri Saragih, Hotma Sianipar, dan Kembang yang mendukung dalam doa dan memberi motivasi. 15. Adik-adik Pendalaman Alkitab (PA) Elzira, Loren, Valentina, Surini, Dewiska, dan Lovenia yang senantiasa memberi semangat dan mendukung dalam doa.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis sehingga tugas akhir ini dapat lebih baik dan menuju kesempurnaan. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi seluruh mahasiswa Program Studi Akuntansi

Medan, Agustus 2016 Penulis

Audice Rodearni Damanik NIM1305082117

iv

DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ...... PERNYATAAN ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul ...... 1 1.2. Perumusan Masalah ...... 2 1.3. TujuanPembahasan ...... 3 1.4. ManfaaatPenelitian ...... 3 1.5. Batasan Penelitian ...... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...... 2 2.1. Pengertian Sistem ...... 4 2.2. Pengertian Akuntansi ...... 5 2.3. Pengertian Kas ...... 6 2.4. Sistem Akuntansi Kas ...... 6 2.4. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ...... 8 2.4 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ...... 16 BAB 3 METODE PENELITIAN ...... 25 3.1. Lokasi Penelitian ...... 25 3.2. Waktu Penelitian ...... 26 3.2. Jenis Data ...... 26 3.3. Teknik Pengumpulan Data ...... 26 3.4. Teknik Pengolahan Data ...... 26 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 28 4.1. Profil Perusahaan ...... 28 4.1.1 Sejarah PT Angkasa Pura II (Persero) ...... 28

v

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ...... 39 4.2.1 Sistem Penerimaan Kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu ...... 39 4.2.2 Sistem Pengeluaran Kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu ...... 42 4.3 Pembahasan ...... 45 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...... 51 5.1 Simpulan ...... 51 5.2 Saran ...... 51

DAFTAR PUSTAKA...... 52

vi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan dengan berbagai jenis usaha sering diperhadapkan dengan persaingan yang menuntut kualitas pelayanan dan produk yang semakin baik. Agar dapat bersaing dengan sukses, perusahaan harus mampu mengelola sumber dana perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Diperlukan suatu sistem untuk mengelola dana tersebut.

Suatu sistem akuntansi yang baik dapat menghasilkan informasi yang kebenarannya dapat dipercaya. Sistem akuntansi merupakan alat yang penting bagi manajemen untuk menghasilkan aktiva-aktiva perusahaan terhadap rencana yang telah ditetapkan sehingga rencana perusahaan dapat berjalan secara efisien, efektif, dan terarah.

Salah satu aktiva yang paling lancar adalah kas yang sering digunakan dalam operasi perusahaan. Setiap perusahaan harus dapat mengelola kasnya dengan baik agar tidak terjadi gangguan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Untuk menghindari terjadinya penyelewengan kas diperlukan suatu sistem tersendiri dan dapat mempermudah dalam pencatatan dan pengklasifikasian transaki kas yang terjadi. Pada sistem penerimaan dan pengeluaran yang baik semua transaksi penerimaan atau pembayaran dalam jumlah besar harus dilakukan dengan cek melalui bank, sedangkan untuk penerimaan dan pembayaran tunai yang jumlahnya relatif kecil dilakukan melaui kas kecil. Kesalahan atau penyimpangan terhadap kas di tangan (kas kecil) biasanya melibatkan pihak-pihak intern perusahaan. Umumnya penyimpangan tersebut terjadi karena sistem akuntansi yang diterapkan kurang memadai.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dibutuhkan sebuah prosedur yang dapat membantu perusahaan dalam hal pengawasan terhadap

1

2

kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan arus keluar dan masuknya kas sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN besar yang ada di yang bergerak di bidang jasa penerbangan. Seiring dengan perkembangan jaman, permintaan masyarakat terhadap jasa penerbangan meningkat pesat. Oleh karena itu, PT Angkasa Pura II (Persero) membuka cabang-cabang di berbagai daerah tanah air salah satunya Deli Serdang. Seperti halnya perusahaan lain PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu melibatkan akun kas untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan yang kemudian akan dipertanggungjawabkan ke PT Angkasa Pura II (Persero) pusat di .

Masalah kas merupakan masalah yang kompleks karena merupakan aset yang mudah dimanipulasi.Kesalahan atau penyimpangan terhadap kas biasanya melibatkan pihak internal perusahaan.Umumnya kasus tersebut terjadi karena sistem akuntansi yang diterapkan perusahaan tidak tepat, sehingga diperlukan penyusunan suatu sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang baik.. Karena itu PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang harus menerapkan sistem akuntansi kas yang baik dan memadai.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang, dengan memilih judul “Sistem Akuntansi Kas Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang’’.

1. PerumusanMasalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut“ Bagaimana penerapan sistem akuntansi kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang?”.

3

2.2. TujuanPembahasan Tujuan pembahasan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang.

2.3. ManfaatPenelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan dengan menelusuri dan mempelajari data yang diperoleh. 2. Bagi Perusahaan Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak manajemen untuk digunakan sebagai pertimbangan pemecahan masalah sekaligus pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Bagi Politeknik Negeri Medan Dapat memberikan informasi secara tertulis dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi mengenai sistem akuntansi kas.

1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Karyawan Bagian Administrasi Keuangan dan Perpajakan 2. Dokumen yang berhubungan dengan Sistem Penerimaan dan pengeluaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem

Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat, yaitu : pertama, memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dimana bagian itu disebut dengan subsistem dan prosedur. Kedua, bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu: input, proses dan output. Sebuah sistem memiliki makna yang luas dan lebih dari satu

“Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”. (Hall, 2007:6).

“Sistem adalah rangkaian dari dua atau bagian. lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. (Pirma dan Sihar, 2015:2)

“Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.(Mulyadi, 2001:2).

“Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output”. (Widjajanto, 2001:2),

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem terdiri dari banyak bagian yang memiliki hubungan erat satu dengan yang lainnya, karena menjalankan suatu sistem tidak hanya membutuhkan satu bagian saja, dan bagian yang satu berkaitan dengan yang lain untuk mencapai satu tujuan yang sama, walaupun setiap bagian atau komponen bersifat independen namun semua bagian mendukung tujuan yang sama. Jika suatu komponen tidak lagi menghasilkan suatu tujuan yang sama maka komponen tersebut bukan lagi termasuk dalam

4

5

sistem. Dengan adanya sistem maka kegiatan operasional perusahaan diharapkan berjalan lancar dan terkordinir sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Jika tujuan sistem tidak tercapai maka dapat dengan mudah diidentifikasikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam struktur sistem atau proses sistem yang telah diterapkan.

2.2 Pengertian Akuntansi Akuntansi seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang berguna untuk memberikan informasi yang berupa data-data keuangan perusahaan yang dapat digunakan guna pengambilan keputusan. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. “Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”. (Rudianto,2012:4),

“Akuntansi adalah proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi yang diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan”. (Soemarso,2004:3)

“Akuntansi adalah menyangkut angka-angka yang akan dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan”. (Syafi‟i,2009:5)

“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”. (Horngren dan Harrison,2007:4)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai pencatatan, pengolahan, analisa dan laporan informasi yang berhubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dimana kas ini digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu perusahaan.

6

2.3 Pengertian Kas

Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Kas merupakan aktiva paling lancar karena kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan digunakan untuk memenuhi kewajiban dengan lebih mudah dibandingkan dengan aktiva lain. Kas penting karena memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua bagian lainnya. Menurut SAK ETAP 2009, kas terdiri atas saldo kas di perusahaan (cash on hand) dan saldo rekening giro. Kas di perusahaan terdiri atas uang kertas dan uang logam.

“Kas adalah segalas sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebgai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. (Soemarso,2004:296).

“Kas adalah aktiva perusahaan yang berupa uang tunai dan segala sesuatu yang dapat disifati sebagai uang tunai, yaitu : mempunyai nilai nominal, dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dapat digunakan sebagai alat ukur kekayaan, dan dapat diterima oleh bank sebagai deposito”. (Syafi‟i,2009:51).

“Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Yang termasuk dalam kas dalam pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya”. (Baridwan, 2008:83).

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan kas adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas atau logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media alat tukar yang sah dan dapat diambil setiap saat.

2.4 Sistem Akuntansi Kas “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

7

dibutuhkan manajemen”. (Mulyadi,2013:3). Unsur dari sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi.

“Sistem Akuntansi adalah Metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan (kuantitatif) yang disediakan bagi perusahaan atau suatu entitas bisnis”. (Pirma dan Sihar,2015:6)

Jadi dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi merupakan gabungan dari formulir- formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dalam suatu badan usaha dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan. Kas merupakan aktiva liquid (cair) karena kas dapat diubah menjadi aktiva laindan digunakan untuk memenuhi kewajiban dengan lebh mudah dibandingkan dengan aktiva lain. Oleh karena sifatnya yang sangat liquid, kas sering menjadi sasaran kecurangan. Menurut Mulyadi (2008:373), “Kas terdiri dari uang tunai, pos wesel, certified check, cashier’s check, cek pribadi dan bank draft, serta dana yang disimpan dalam bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian lain”.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan sistem akuntansi kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-bagian, formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang saling berkaitan. Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini, yaitu: Prosedur penerimaaan kas, prosedur pengeluaran kas dan prosedur dana kas kecil.

8

2.5 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2013:455), “Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.” Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

2.5.1 Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Prosedur penerimaan kas yang diterapkan oleh suatu perusahaan sangat tergantung kepada besar kecilnya perusahaan serta struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atapun tidak diterimanya kas menjadi lebih kecil kemungkinannya. Dalam merancang prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengawasan kas yang dapat digunakan sebagai pedoman, antara lain: a. Setiap penerimaan kas harus segera dicatat b. Penerimaan kas harus disetor ke bank setiap hari c. Petugas penerima kas tidak merangkap sebagai pelaksana pembukuan penerimaan kas d. Fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas terpisah e. Laporan penerimaan kas dibuat secara periodik

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai harus:

9

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan dari transaksi penjualan kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

2.5.2 Fungsi yang Terkait Fungsi yang dimaksud di sini adalah fungsi akuntansi, dimana fungsi akuntansi merupakan sebagai informasi keuangan suatu organisasi yang dibuat secara kualitatif dalam satuan ukuran uang. Menurut Mulyadi (2013:462), bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, yaitu : 4. Fungsi penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kas. 5. Fungsi kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, bagian kas bertanggung penerima kas dari pembeli. 6. Fungsi gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman. 7. Fungsi pengiriman Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. 8. Fungsi akuntansi Bagian ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.

10

2.5.3 Dokumen yang Digunakan

Dokumen adalah surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau tercetak yang berfungsi atau dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Menurut Mulyadi (2013:463), dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Tembusan faktur ini dikirimkan oleh bagian penjualan ke bagian pengiriman sebagai perintah penyerahan barang bkepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke bagian kas. 2. Pita register kas (cash register tape) Dokumen ini dihasikan oeh bagian kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang yang dikeluarkan oleh bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. 3. Credit card sale slip Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerima kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit. 4. Bill of lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh bagian pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. 5. Faktur penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkuatan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan meminta tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelanggan.

11

6. Bukti setor bank. Dokumen ini dibuat ole bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh bagian kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. 7. Rekap harga pokok penjaualan. Dokumen ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

2.5.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi adalah catatan yang digunakan untuk merekam transaksi perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah. Adapun catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah (Mulyadi, 2013:468) : 1. Jurnal penjualan Jurnal digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. 2. Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai. 3. Jurnal umum Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurrnal ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4. Kartu persediaan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat barkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang digudang. 5. Kartu gudang Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.

12

Sistem akuntansi penerimaan kas pada perusahaan akan berjalan dengan baik dengan adanya pemisahan fungsi yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, pencatatan yang benar dan prosedur penerimaan kas yang teratur. Sehingga kas yang diterima dapat diawasi dengan baik, dan dapat mengurangi resiko penyelewengan terhadap penerimaan kas.

2.5.5 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Menurut Mulyadi (2013:469), jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagia berikut : 1. Prosedur order penjualan Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur panjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan utnuk memungkinkan fungsi gudang,dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli 2. Prosedur penerimaan kas Fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang 3. Prosedur penyerahan barang Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli 4. Prosedur pencatatan penjaualan tunai Dalam prosdur ini pencatatan akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. 5. Prosedur penyetoran kas ke bank Siistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada satu hari 6. Prosedur pencatatan penerimaan kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima melalui fungsi kas

13

2.5.6 Unsur Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan dataakuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan adanya internal control maka kinerja dari masing-masing bagian dapat berjalan efisien. Menurut Mulyadi (2013: 470) Unsur pengendalian intern secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 1. Fungsi Penjualan harus terpisah dari Fungsi Kas. 2. Fungsi Kas harus terpisah dari Fungsi Akuntansi. 3. Transaksi penjualan harus dilakukan oleh Fungsi Penjualan, Fungsi Pengiriman, dan Fungsi Akuntansi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh Fungsi Penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan. 2. Penerimaan kas diotorisasi oleh Fungsi Kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut. 3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi kredit dari bank penerbit kartu kredit. 4. Penyerahan barang diotorisasi oleh Fungsi Pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan padafaktur penjualan. 5. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. c. Praktek yang sehat 1. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dalam pemakaian dipertanggungjawabkan oleh Fungsi Penjualan. 2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetorseluruhnya ke bank padahari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari kerja berikutnya. 3. Perhitungan saldo kas yang ada di tangan Fungsi Kas secara periodik dan secara mendadak oleh Fungsi Pemeriksa Intern.

14

2.5.7 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang

Sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya.Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan: 1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan melalui rekening bank (giro bilyet) 2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. . 2.5.8 Fungsi yang Terkait

Menurut Mulyadi (2013:487), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah : 1. Fungsi sekretariat Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice)melalui pos dari para debitur perusahaan. 2. Fungsi penagihan Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi 3. Fungsi kas Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan) 4. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.

15

5. Fungsi pemeriksa intern Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik.

2.5.9 Dokumen yang Digunakan Menurut Mulyadi (2013:488), dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: 1. Surat Pemberitahuan Surat ini biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. 2. Daftar Surat Pemberitahuan Rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan 3. Bukti Setor Bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank. 4. Kwitansi Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.

2.5.10 Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:490), unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut: 3. Organisasi 1. Fungsi Akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas 2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

16

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet) 2. Fungsi penagihan melakukan pengaihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.

c. Praktik Yang Sehat 1. Hasil penghitungan kas harus direkam dalam berita cara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. 2. Para penagih dan kasir harus diasuransikan 3. Kas dalam perjalanan harus diasuransikan.

2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Keberadaan sistem pengeluaran kas dapat mendukung pencapaian tujuan dari perusahaan. Sistem tersebut membuat perusahaan lebih mudah dalam mengelola hal- hal yang berkaitan dengan besarnya pengeluaran kas yang terjadi yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap laba yang diterima perusahaan. Laba tersebut tentunya dapat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan dan pihak pihak yang berkepentingan seperti manajer, karyawan, investor, bank dan lain sebagainya. Menurut Mulyadi (2013:509), sistem pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini :

1. Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.

2. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan.

3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi

17

perusahaan dengan mengeluarkan cek dan dapat digunakannya cancelled check sebagain tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

2.6.1 Dokumen yang digunakan Menurut Mulyadi (2013:510), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah: 1. Bukti kas keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai dokumen pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

2. Cek Dari sudut sistem informasi akuntansi, Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organissi yang namanya tercantum dalam cek.

3. Permintaan cek (check request) Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar.

2.6.2 Fungsi yang terkait Menurut Mulyadi (2013:513), fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah : 1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas dengan cek Jika suatu fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi ( bagian utang). Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.

18

2. Fungsi kas Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur. 3. Fungsi pemeriksa intern Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (spprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekosiliasi bank secara periodik. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan sediaan, pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek, dan pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokuemen tersebut.

2.6.3 Catatan akuntansi yang digunakan

Menurut Mulyadi (2013:513), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah : 1. Jurnal pengeluaran kas Dalam pencatatan utang dengan account payable system, untuk mencatat transaksi pembelian dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. 2. Regiter cek Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal, yaitu: register bukti kas keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang

19

yang timbul, sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.

2.6.4 Prosedur yang Dilaksanakan

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang trjadi secara berulang- ulang. 1. Menurut Mulyadi (2013:513) sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur berikut: a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar b. Prosedur pembayaran kas c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas 2. Sistem Akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini : a. prsedur permintaan cek b. prosedur pembuatan bukti kas keluar c. prosedur pembayaran kas d. prosedur pencatatan pengeluaran kas

2.6.5 Unsur Pengendalian Intern Menurut (Mulyadi 2013:516), Sistem pengendalian intern yang baik dalam sistem kas mensyaratakan agar dilibatkan pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut : 1. Organisasi a. Fungsi penyimpan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak bolehdilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampaiakhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

2. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

20

b. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan padabukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabatyang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

3. Praktek Yang Sehat a. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran bank harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kas setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan. c. Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas. d.Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan. e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil,dilakukan melalui dana kas kecil, yang diselenggarakan dengan imprest system. f. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yangada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi. g. Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan diasuransikan dari kerugian. h. Kasir diasuransikan. i. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinyapencurian terhadap kas yang ada di tangan. Misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room. j. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kas.

21

2.6.6 Sistem pengeluaran kas dengan dana kas kecil Pengeluaran kas dalam praktiknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakna cek, karena untuk pengeluaran yang relatif kecil, sangat tidak efektif apabila menggunakan cek.untuk itu, biasanya perusahaan membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil (Petty Cash Fund). Penyelenggaran kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan 2 cara, yaitu: 3) Sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system) Dalam sistem berfluktuasi, penyelenggaraan kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. b. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit dana kas kecil, sehingga setiap saldo rekening ini berfluktuasi. c. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit dana kas kecil.

2. Sistem imprest (imprest system) Dalam imprest system, penyelenggaraaan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut: a. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi. b. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak mengkredit rekening dana kas kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil. a. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian

22

kembali dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas. a. Dokumen yang Digunakan Berkaitan dengan dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil, (Mulyadi, 2013:530) mengemukakan dokumen yang digunakan dalam sstem dana kas kecil adalah : 1. Bukti kas keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali kas kecil. 2. Permintaan pengeluaran kas kecil Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagi bukti telah dikeluarkanya kas kecil olehnya. 3. Bukti pengeluaran kas kecil Dokumen ini dibuat oleh pemekai dana kas kecil untuk mempertanggung jawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti- bukti pengeluaraan kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemengeng dana kas kecil. 4. Permintaan pengisian kembali dana kas kecil Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil dengan imprest system, jumlah yang diminta untuk pengisian kembali dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip pemegang dana kas kecil.

23

b. Catatan Akuntansi Yang digunakan Menurut Mulyadi (2013 :532), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah sebagai berikut : 1. Jurnal Pengeluaran Kas Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. 2. Register Cek (check register) Catatan akuntanis ini digunakan unutk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisisna kembali dana kas kecil. c. Fungsi yang Terkait Selain itu berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil (Mulyadi, 2013:534) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi kas Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan atas otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.

2. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran dana kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan, pecatatan transaksi pembentukan dana kas kecil, pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil, pembuatan bukti kas keluar yang memeberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini bertanggung jawab juga untuk melakukan verifikasi kelengkapan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

24

3. Fungsi pemegang dana kas kecil Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan pengisian kembali dana kas kecil. 4. Fungsi pemeriksa intern Fungsi ini bertanggung jawab atas perhitungan dana kas kecil (cash count) secara periodik dan pencocokan penghitungannya dengan catatan kas.

2.6.7 Voucher Salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengendalikan pengeluaran kas adalah sistem voucher. Dalam sistem voucher, setiap pembelian barang dan jasa yang pada akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran uang dibuat bukti intern yang disebut voucher (Soemarso,2004:298). Bukti ini dibuat, baik untuk pembelian tunai maupun kredit. Bukti yang diterima dari pihak luar misalnya faktur atau kuitansi dilampirkan dalam voucher sebagai bukti pendukung. Dalam siistem voucher, semua transaksi pembelian, baik tunai maupun kredit, dicatat terlebih dahulu sebagai utang voucher dalam buku voucher. Setelah dicatat, tahap berikutnya adalah menyimpan voucher yang bersangkutan dalam “Arsip Voucher Belum Dibayar”. Dalam arsip ini, voucher disimpan menurut tanggal pembayaran. Pada saat harus dibayar, voucher diambil dari arsip voucher belum dibayar untuk dibuat cek. Setelah dibayar, voucher dan dokumen pendukung dicap “Lunas” kemudian disimpan dalam arsip voucher telah dibayar.

2.6.8 Bank Rekonsiliasi Menurut Soemarso (2004:320), “Bank rekonsiliasi adalah membandingkan saldo buku dengan saldo bank dan menjelaskan perbedaan yang terjadi”. Apabila semua peneriman uang langsung disetorkan ke bank dan semua pembayaran dilakukan dengan cek, maka akun kas di perusahaan akan sama dengan akun bank. Saldo akun bank di buku besar perusahaan menunjukkan jumlah uang yng disimpan di bank dalam bentuk rekening koran. Dalam rekening bank, saldo buku

25

adalah saldo akun bank di buku besar perusahaan. Saldo buku dapat dihitung setelah pemindahan dari buku penerimaan bank dan buku cek keluar selesai dilakukan. Buku cek keluar adalah jurnal khusus yang diguankan unutk mencatat semua pengeluaran uang yang dilakukan dengan cek. Setiap akhir bulan, bank akan mengirimkan laporan rekening koran (bank statement) kepada perusahaan. Laporan ini menunjukkan saldo rekening perusahaan pada akhir bulan serta mutasi yang terjadi selama bulan tersebut.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu yang berlokasi di jalan Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang.

3.2.Waktu Penelitian

Kegiatan Penulisan Laporan Tugas Akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan yaitu dimulai bulan April 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016 yang melalui proses persiapan yaitu, pengumpulan data, tabulasi dan analisa data, menyusun konsep laporan, konsultasi pada pembimbing hingga sidang atau mempertanggungjawabkan hasil tugas akhir dengan alokasi waktu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

2016 April Mei Juni Juli Agustus No Kegiatan Minggu ke

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 Persiapan 2 Pengumpulan Data Tabulasi Dan Analisa 3 Data Menyusun Konsep 4 Laporan Konsultasi pada 5 Pembimbing 6 Sidang Tugas Akhir Sumber: Jurusan Akuntansi, 2016

26

27

3.3 Jenis Data Adapun jenis data yang diperoleh dalam penyusunan tugas akhir ini adalah data primer dan data sekunder.

1. “Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti” (Husein,2013: 42) ,

2. “Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”. (Husein, 2013:42)

3.4 Teknik Pengumpulan Data Salah satu kegiatan penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu yang sering disebut instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau keterkaitan antara fenomena. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Dokumentasi “Studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya”. (Fathoni, 2011:112). Dokumen-dokumen dari PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu dapat dijadikan acuan untuk memahami dan membandingkan dengan tinjauan pustaka. Adapun dokumen yang diambil dari PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu adalah, sebagai berikut : a. Voucher atau bukti penerimaan Bank b. Voucher atau bukti pengeluaran Bank c. Kwitansi

28

2. Wawancara “Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara”. (Fathoni, 2011:105). Wawancara dilakukan terhadap bagian penerimaan dan pengeluaran pada divisi Administrasi Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang

3.1.Teknik Pengolahan Data Untuk dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, teknik yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, yaitu metode yang megumpulkan, menyusun dan menganalisa data sehingga memberikan keterangan lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi. “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang”. (Nazir, 2011: )

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

8.1.Profil Perusahaan

8.1.1. Sejarah PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN besar yang ada di Indonesia yang bergerak di bidang jasa penerbangan.Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya perusahaan negara (PN) Angkasa Pura . PN Angkasa Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran.Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 21 tanggal 17 mei 1965, pemerintah menetapkan nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura, disamping mengelola pelabuhan udara kemayoran, Perum Angkasa Pura juga mengelola pelabuhan udara Internasional Halim Perdanakusuma sejak tahun 1974 dan pelabuhan udara internasional Ngurah Rai sejak tahun 1980.

Dengan selesainya pembangunan pelabuhan udara Jakarta Cengkareng yang terletak 20 km disebelah barat Jakarta (yang kemudian diubah namanya menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta), pada tahun 1984 pemerintah mendirikan suatu BUMN untuk mengelola Bandar Udara tersebut yaitu perusahaan umum (Perum) Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC). Pada tanggal 13 Agustus 1984, melalui peraturan pemerintah no. 20 tahun 1984 PPUJC resmi terbentuk dan kini bernama PT (Persero) Angkasa Pura II. Berdasarkan keputusan menteri perhubungan pada tahun 1985 PPUJC juga diserahi tugas untuk mengelola dan mengusahakan Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I.

Pada tahun 1986 terjadi perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II namanya yang ditetapkan melalui

29

30

peraturan Pemerintah no.26 tanggal 19 mei 1986. Hal yang sama juga terjadi pada Perum Angkasa Pura, namanya diubah menjadi Perum Angkasa Pura I.Dengan peraturan pemerintah no.10 tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991 tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia kedalam modal perusahaan umum Angkasa Pura II ditetapkan, pengelolaan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Bandar Udara Supadio Pontianak dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura II. Dengan maksudnya Bandar Udara Mahmud Badaruddin II dan Supadio kedalam pengelolaan perusahaan, maka Perum Angkasa Pura II mengelola 4 Bandar Udara yaitu, Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (), dan Supadio (Pontianak). Pada awal tahun 1992, Angkasa Pura II sebagai sebuah BUMN yang berstatus Perum dialihkan dan ditetapkan pemerintah menjadi perusahaan Perseroan (Persero) dengan peraturan pemerintah no.14 tahun 1992, tanggal 17 Maret 1992.Maksud dari perubahan status dari bentuk Perum menjadi Persero adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. Selanjutnya dengan akte notaris Mohani Salim, SH no. 3 tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan terbatas (Persero) PT. Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT. (Persero)Angkasa Pura II. PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas pokok menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas, PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai fungsi penyediaan, pengelolaan, pengusahaan serta pelayanan jasa kebandarudaraan dan bidang usaha lain yang mempunyai hubungan jasa kebandarudaraan.

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994, Bandar Udara Polonia Medan yang sebelumnya dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura I diserahkan kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Pada tanggal 9 april 1994, dilakukan serah terima pengoperasian Bandar Udara Simpang Tiga (sekarang Bandara Sultan Syarief Kasim II ) Bandar Udara Tabing (), Bandar Udara Blang Bintang (sekarang Sultan Iskandar Muda), Bandar Udara Husein Sastranegara

31

Bandung. Beberapa Bandara diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya.Ada yang diperluas dan ada pula yang direncanakan pemindahan lokasinya.Aceh sekarang mampu menjadi Bandara embarkasi Haji, setelah landasannya diperpanjang dan fasilitas pendukungnya diperbaiki. Bandara Polonia yang dulu berada ditengah-tengah kota dan ditengah-tengah pusat perbelanjaan sudah dipindahkan ke Kuala Namu Medan. Semua itu memerlukan dana yang cukup besar dan akan semakin besar dimasa-masa mendatang saat ini. Hampir seluruh dana untuk pekerjaan tersebut berasal dari PT. (Persero) Angkasa Pura II. Hal ini wajar saja, sebab sebuah bandara tidak bisa hidup sendiri semua saling berhubungan dan saling mendukung, begitu juga dengan pelayanan lalu lintas udaranya.Tahun demi tahun berlalu, beberapa direktur silih berganti memimpin perusahaan ini.dan dengan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa akhirnya pada tahun buku 2000 perusahaan yang kita cintai ini mencapai titik tertinggi dari usahanya dengan mendapatkan predikat AAA. Predikat tersebut mengacu kepada keputusan menteri keuangan no.198/KMK.016/1998 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara.Dalam rapat umum pemegang saham, ada 3 aspek yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesehatan BUMN yaitu, aspek keuangan, aspek komersial dan aspek administrasi.Nilai yang dicapai oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II nyaris sempurna yaitu 97.

Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari

32

Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize „INACRAFT Award 2010‟ in category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng). Semoga untuk seterusnya Angkasa Pura II selalu mendapat nilai terbaik.

Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang, dimana banyak kegiatan usaha dan perusahaan mengalami kehancuran, justru PT (Persero) Angkasa Pura II masih bisa melaksanakan kewajibannya memberikan deviden kepada negara sebagai pemegang saham dalam perusahaan ini, dan ikut serta membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap pegawai, keluarga serta masyarakat umum dan masyarakat lingkungannya. Hampir tidak ada KUD Koperasi, dan sarana umum disekitar Bandara yang tidak mendapat perhatian dari Angkasa Pura II.

Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.Lokasi Bandara ini dulunya bekas

33

areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pembangunan Bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun.Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi “Main Hub” yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan Operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang tersedia di Bandar Udara Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat.

8.1.2. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan 4.1.2.1 Visi PT Angkasa Pura II (Persero)

Adapun visi PT Angkasa Pura II (Persero) yaitu menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan professional.Untuk mewujudkan visi tersebut, Angkasa Pura II bertekad melakukan transformasi secara menyeluruh dan bertahap selama lima tahun pertama.

4.1.2.2 Misi PT Angkasa Pura II (Persero) Berikut adalah misi dari PT Angkasa Pura II (Persero) :

1. Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan 2. Mengembangkan sumber daya manusia dan budaya perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia

34

3. Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya 4. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara

4.1.2.3 Logo Perusahaan Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai logo masing – masing. Logo ini dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan lambang dari suatu perusahaan atau ciri khusus perusahaan tersebut. Logo dari suatu perusahaan ada yang mempunyai arti atau makna tersendiri.

Gambar 4.1 Logo PT Angkasa Pura II (Persero)

35

4.1.2.4 Struktur Organisasi PT Angkasa Pura II (Persero) Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, karena dengan demikian tugas dan wewenang dari masing-masing fungsi menjadi jelas. Demikian juga dengan PT Angksa Pura II (Persero) memiliki struktur organisasi garis dan staf dengan susunan tugas serta wewenang yang berbeda.

1) General Manager General manager berperan sebagai manajemen puncak di PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Kualanamu yang berfungsi sebagai berikut : a. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan organisasi keselamatan lalu lintas udara. b. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional Bandara c. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersil. d. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan fasilitas teknik elektronika dan listrik. e. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi. f. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan perlengkapan.

2) Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara 1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan aerodrome dan aproach control. 2. Menyiapkan dan melaksanakan areal control. 3. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi penerbangan (penerbangan aeronautika). Divisi ini berfungsi sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, divisi pelayanan operasi lalu lintas udara ini dibantu oleh beberapa dinas yaitu :

36

1 Dinas Pelayanan Terminal, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan operasi lalu lintas udara di Bandara Internasional Kualanamu dan wilayah udara sekitarnya. 2 Dinas Pelayanan Areal Control, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah yang menjadi anggung jawabnya. 3 Dinas Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengiriman dan penerimaan berita – berita penerbangan melalui hubungan antar stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan pengolahan, pengumulan, penyampaian dan penyebaran informasi penerbangan.

3) Divisi Pelayanan Operasi Bandara Divisi pelayanan operasi bandara mempunyai tugas : a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan bandar udara. b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran. c. Menyiapkan dan melaksanakan pengamanan bandar udara. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, divisi pelayanan udara mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, divisi pelayanan operasi udara dibantu oleh beberapa dinas yang bertanggungjawab kepadanya, yaitu : 1. Dinas Pelayanan Bandar Udara, yang mempunyai tugas melaksanakan pengaturan pelayanan disisi udara, pengaturan layanan di terminal dan fasilitasnya, sisi darat, pelayanan penerangan dan komunikasi umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai jasa bandar udara, pengurusan perizinan masuk/pas bandara serta sistem informasi operasional bandar udara. 2. Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran, yang mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan

37

penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medis dilingkungan kerja bandara sekitarnya. 3. Dinas pengamanan bandar udara, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamanan dilingkungan kerja Bandar Udara.

4) Divisi Teknik Elektronika dan Listrik Divisi teknik Elektronika dan Listrik mempunyai tugas : a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik elektronika. b. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar. c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik listrik. d. Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas teknik elektro dan listrik sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi. Untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya Manager Teknik Elektronika Listrik dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu :

1. Junior Manager Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika Bandar Udara dan Komputer. 2. Junior Manager Teknik Navigasi Udara dan Radar, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar. 3. Junior Manager Teknik Listrik, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik.

5) Manager Administrasi dan Komersial Manager Administrasi dan Komersial mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoahan usaha komersial.

38

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengolahan keuangan c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntasi. d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan. e. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, ketata usaha dan umum. Dalam melaksanakan tugas dan fungsnya, Manager Administrasi dan komersial dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu : 1. Junior Manager Komersial, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengumpulan data produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa aeronautika dan jasa non auronautika maupun usaha- usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha-usaha jasa ke Bandar udaraan. 2. Junior Manager keuangan, mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan dan anggaran. 3. Junior Manager Akuntansi, mempunyai tugas kegiatan akuntansi. 4. Junior Manager perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengadaan, pergudangan dan administrasi perlengkapan. 5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan adminstrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokoleran, penyelenggaraan informatika managerial dan pengolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja.

6) Manager Teknik Umum dan Peralatan Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas bangunan. b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik, mekanikal dan peralatan.

39

c. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang menjadi wewenang dan tanggung jawab.Dalam pelasanaan tugas fungsinya Manager Teknik Umum dan Peralatan dibantu oleh 3 Junior Manager, yaitu : 1. Junior Manager Teknik Bangunan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas bangunan terminal, bangunan umum.

2. Junior Manager Teknik Landasan dan Tata Lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan Bandar Udara.

Junior Manager Teknik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaoran fasilitas mekanikal dan peralatan.

7) Kepala Cabang Kepala cabang PT Angkasa Pura II (Persero) mempunyai tugas – tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan sarana, prasarana dan pelaksanaan kegiatan serta pengendalian jasa ke Bandar Udara serta keselamatan penerbangan sesuai dengan pedoman dan kebijakan yang digariskan Direksi. b. Mengelola, mengendalikan, melayani jasa ke Bandar Udara serta keselamatan penerbangan sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan Direksi. c. Membina, mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia. Menyediakan, mengelola kegiatan usaha lain yang berhubungan dengan usaha jasa ke Bandar Udara.

40

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan data Transaksi akuntansi yang terjadi pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu dilakukan stiap harinya. Adapun transaksi akuntansi kas yang terjadi seriap harinya meliputi transaksi peneriman kas dan pengeluaran kas.

4.2.1 Sumber Penerimaan Kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Penerimaan kas adalah salah satu kegiatan perusahaan yang mempunyai pengaruh dalam penambahan saldo kas perusahaan. Adapun penerimaan kas perusahaan terdiri dari :

1. Pendapatan Aeronautika pendapatan Aeronautika adalah pendapatan yan berkaiatan langsung dengan maskapai penerbangan atau yang berhubungan langsung dengan lepas landas pesat terbang. Pendapatan Aeronautika dapat digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan Aeronautika ATS (Air Traffic Service) dan pendapatan Aeronautika non ATS. pendapatan Aeronautika ATS adalah pendapatan yang terdiri dari jasa penerbangan domestik, jasa penerbangan internasional, dan jasa penerbangan lintas udara. Sedangkan pendapatan Aeronautika non ATS terdiri dari pendaratan , jasa pelayanan penumpang pesawat, jas pemakaian counter, danpemakaian aviobridge. Namun sejak 2014 pendapatan Aeronautika ATS tidak dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang. a. Jasa pendaratan dan penempatan Jasa pendaratan dan penempatan yaitu berupa pelayanan jasa pendaratan dan penempatan yang diberikan kepada perusahaan angkutan udara atau operator pesawat udara sehubung dengan pemakaian fasilitas pendaratan dan penempatan seperti landasan, lighting, marking, instrumen landing system, dan locator.

41

b Jasa pelayanan penumpang pesawat Jasa pelayanan penumpang pesawat yaitu pelayanan yang diberikan kepada setiap penumpang dengan menggunakan fasilitas bandar udara sampai ke ruang tunggu terminal keberangkatan pada bandar udara c. Jasa pemakaian counter Jasa pemakaian counter yaitu pelayanan jasa penyediaan dan pemakaina berupa temoat pelaporan, komputer, dan penimbangan barang penumpang di bandara udara

2. Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan Non Aeronautika adalah pendapatan yang bersala dari perusahaan yang bekerjasama dengan PT Angksa Pura II (Persero) Kualanamu dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar bandara.Pendapatan Non Aeronautika terdiri dari : a. Jasa sewa ruang Jasa sewa ruang merupakan pendapatan yang diperoleh dari perusahaan yang menyewa ruangan/tempat di Bandara Kualanamu b. Jasa sewa tanah Jasa sewa tanah merupakan pendapatan yang berasal dari perusahaan yang menemapati tanah yang berada di Bandara Kualanamu untuk kegiatan c. Konsesi Konsesi adalah salah satu bentuk pajak yang dikenakan terhadap counter- counter yang menyewa jasa tempat pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu d. Pendapatan jasa dari pemakaian listrik, air, dan telepon debitur (penyewa tempat). e. Jasa pemasangan reklame Jasa pemasangan reklame merupakan pendapatan yang bersumber dari pajak yang dikenakan kepada perusahaan yang memasang iklan produk perusahaan tersebut di wilayah Bandara Kualanamu Deli Serdang.

42

f. Pendapatan Jasa Penanganan Kargo Pendapatan Jasa Penanganan Kargo merupakan pendapatan yang diperoleh dari penyimpanan barang-barang penumpangdalam jumlah besar. Pendapatan perusahaan yanng eerasala dari sewa pergudangan, jasa bongkar muar untk pengangkutan barang domestik maupun internasional. g. Pendapatan jasa parkir kendaraan Pendapatan jasa parkir kendaraan merupakan pendapatan yang diperoleh dari jasa perkir kendaraan yang dikelola ats kerjasama antara PT Angkasa Pura II dengan Angkasa Pura II Solusi.

4.2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu

Dalam mencatat kas PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang menggunakan bebberapa dokumen seperti faktur, bukti penerimaan bank, dll. Faktur merupakan dokumen penerimaan dimana faktur tersebut berisi biaya-biaya yang berasal dari debitur atas tagihan pemakaian sewa ruang, konsesi, sewa tanah, dan tagihan lainnya. Bukti penerimaan bank yang diperoleh merupakan pendapatan dari perusahaan oleh debitur atas sejumlah tagihan yang berasal dari faktur yang dikirimkan kepada debitur melalui bank.

Adapun data yang diperoleh dari PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu berkaitan dengan sistem penerimaan kas adalah sebagai berikut : a. Formulir Yang Digunakan

Formulir adalah lembaran kertas/kartu dengan ukuran tertentu yang di dalamnya terdapat data informasi yang bersifat tetap dan juga bagian lain yang diisi dengan bagian yang tidak tetap. Adapun formulir yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu adalah sebagai berikut :

43

1. Bukti penerimaan bank Bukti penerimaan bank yang diperoleh merupakan bukti pendapatan yang dimiliki PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu atas sejumlah tagihan yang berasal dari debitur, dan pendapatan lain-lain yang dimiliki perusahaan dari berbagai sumber yang disetorkan ke bank.

2. Kwitansi Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang melakukan pembayaran utang mereka. b. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu adalah sebagai berikut : 1. Pihak Bank Bank terlibat dalam sistem penerimaan PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu. Pengguna jasa perusahaan juga membayar kas melalui bank kemudian bagian akuntansi mencatat sebagai pendapatan. 2. Bagian Kasir Bagian ini bertanggungjawab mengeluarkan bukti penerimaan dari setiap transaksi penerimaan kas dalam bentuk voucher kemudian melaporkannya ke bagian akuntansi keuangan. Bagian kasir juga menyetor setiap penerimaan setiap harinya ke bank. 3. Bagian Akuntansi Bagian ini bertanggungjawab untuk mencatat setiap transaski penerimaan dalam sistem komputerisasi dan menyusun laporan keuangan.

PT Angkasa Pura II (Persero) telah merancang sistem penerimaan kas dengan baik yang berasal dari pendapatan jasa yang melakukan kontrak kerja dengan klien. Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu bukti penerimaan bank dibuat rangkap 4 dicetak oleh bagian kasir.

44

c. Prosedur Penerimaan Kas PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Adapun prosedur penerimaan kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu dari tagihan piutang adalah sebagai berikut : 1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada penagih 2. Bagian manajemen piutang mengirim salah satu karyawan untuk melakukan penagihan kepada debitur 3. Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur 4. Bagian manajemen piutang menyerahkan kepada kasir 5. Bagian kasir mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas dari debitur 6. Bagian kasir menyetorkan cek ke bank

4.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu

Pengeluaran kas merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan. Dalam pengeluaran kas, perusahaan mengkredit kas (bank) sebesar dana yang dibutuhkan dari kas (bank) tersebut. Sumber pengeluaran berasal dari PT Angkasa Pura II (Persero) Pusat. Setiap hari PT Angkasa Pura II (Persero) Pusat akan menstransfer sebesar tiga ratus juta rupiah untuk operasional perusahaan cabang. Adapun pengeluaran kas yang dilakukan antara lain :

a. Biaya operasional perusahaan Biaya operasional perusahaan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan unutk melaksanakan kegiatanpokok perusahaan untuk memperoleh pendapatan. PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu menggunakan anggaran dimana diawal periode ditentukan jumlah anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan unutk setiap jenis bagian yang fungsional. Contohnya uang makan, asuransi kesehatan karyawan, dll.

45

b. Pembelian persediaan atau inventaris Inventaris dibeli untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pembelian inventaris direalisasikan sesuai dengan anggaran yang telah dibuat diawal periode.

c. Pembayaran Utang Pembayaran Hutang pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu dilakukan pada pihak ketiga yang melakukan kerjasama dengan perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, seperti pembayaran utang kepada vendor yang telah memberikan jasa kepada perusahaan, kemudian perusahaan membayarnya.

a. Formulir yang digunakan Adapun formulir yang digunakan dalam pengeluaran kas pada PT Angkas Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang terkait dengan pengeluaran kas yaitu :

1. Bukti pengeluaran bank Bukti pengeluaran bank yang diperoleh dari perusahaan merupakan biaya pengeluaran atas pemakaian sejumlah uang yang dikeluarkan dari rekening bank untuk keperluan operasional perusahaan dan lain-lain.

2. Kwitansi Dokumen ini merupakan bukti pengeluaran uang yang disahkan oleh kepala divisi.

3. Nota dinas pembayaran Dokumen ini dibuat oleh bagian yang akan membutuhkan uang untuk melakukan perjalanan dinas.

46

b. Fungsi yang terkait

1. Bagian kasir Bagian ini bertanggungjawab atas setiap pengeluaran dan mempertanggungjawabkannya ke bagian akuntansi dan keuangan.

2. Bagian Kuangan Bagian ini bertanggungjawab untuk atas seluruh transaksi pengeluaran kas dan menyusun laporan keuangan.

4.2.4 Pengendalian Internal Kas

Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang tidak menggunakan rekonsiliasi bank dalam pengawasan kas yang terdapat dalam bank. Akan tetapi perusahaan menggunakan suatu sistem yang bernama CMS (Cash Management System).

CMS (Cash Management System) merupakan suatu sistem yang langsung terhubung dengan pencatatan saldo kas perusahaan pada bank. Dengan mengunakan CMS ini perusahaan dapat membandingkan catatan yang ada pada perusahaan dengan rekening koran yanga ada pada bank. Dengan demikian pengawasan mengenai saldo kas pada bank dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

Adapun pengawasan internal terhadap kas yang diberlakukan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang adalah sebagai berikut : 1. Transaksi penerimaan kas (bank) dan pengeluaran kas (bank) dikerjakan oleh orang- orang yang berkompeten di bidangnya. 2. Pemisahan fungsi yaitu fungsi penerimaan dilakukan melalui transfer bank, fungsi pencatatan dan anggaran dilakukan oleh bagian akuntansi. 3. Dokumen berupa rekening koran sebagai bukti penerimaan kas (bank) yang diterima dari pelanggan.

47

4. menginput penerimaan kas ke dalam sistem yang terkait dengan penerimaan kas. 5. Adanya verifikasi atas bukti penerimaan kas dengan sistem yang digunakan oleh pihak yang berwenang. 6. Adanya auditor internal yang dikendalikan oleh General Manager yang memegang peranan atas pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas dan adanya audit ekssternal yang dilakukan setiap bulan Maret.

4.3. Pembahasan 4.3.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Transaksi yang terjadi dalam penerimaan kas berpengaruh untuk menambah jumlah kas. Pada umumnya, penerimaan kas berasal dari penjualan tunai, pelunasan piutang, pinjaman bank, penjualan kativa tetap, dll.

Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu, penerimaan kas perusahaan berasal dari pendapatan pemberian jasa. Pendapatannya bersumber dari pendapatan non aeronautika (jasa sewa ruang, jasa sewa tanah, konsesi, pemakaian listrik, jasa pemasangan reklame, jasa penangan kargo, jasa parkir kendaraan). Penerimaan kas merupakan pendapatan yanng berasal dari seluruh biaya yang terbentuk saat pemberian jasa kemudian dibebankan kepada pihak yang menikmati jasa, lalu direkapitulasi oleh dinas komersil selama satu periode yaitu sepuluh hari. Setelah itu, komersil membuat faktur, untuk ditunjukkan kepada tiap-tiap perusahaan. kemudian dinas akuntansi mencatat pendapatan dari transaksi tersebut.

4.3.1.1 Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas dari penagihan piutang menurut Mulyadi (2013:488), yaitu: 1. Surat Pemberitahuan

48

2. Daftar Surat Pemberitahuan 3. Bukti Setor Bank 4. Kwitansi 5. Bukti Penerimaan Bank

Dokumen yang digunakan oleh perusahaan : 1. Bukti penerimaan Bank 2. Kwitansi

Walapun ada perbedaan antara teori dan praktik yang terjadi di perusahaan, tetapi semuanya ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bukti transaksi guna memperketat pengawasan dan memperkecil tingkat kecurangan.

4.3.1.2 Fungsi yang Terkait Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas menurut Mulyadi (2013:487) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Sekretariatan 2. Fungsi Penagihan 3. Fungsi Kas 4. Fungsi Akuntansi 5. Fungsi Pemmeriksaan Intern Fungsi yang terkait dalam perusahaan yaitu : 1. Pihak Bank 2. Bagian Kasir 3. Bagian Akuntansi

Walaupun ada perbedaan teori dengan yang terjadi dalam perusahaan, namun pemisahan fungsi tersebut sudah sangat baik agar tidak terjadi kesalahan.

4.3.2 SistemAkuntansi Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas biasanya dilakukan karena adanya biaya operasional perusahaan, biaya pembelian inventaris, pembayaran hutang, dll.

49

4.3.2.1 Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas dari penagihan piutang menurut Mulyadi (2013:510), yaitu: 1. Bukti Kas Keluar 2. Cek 3. Permintaan Cek Sedangkan dokumen yang digunakan oleh perusahaan yaitu : 1. Bukti Pengeluaran Bank 2. Kwitansi 3. Nota Dinas Pembayaran

Walapun ada perbedaan antara teori dan praktik yang terjadi di perusahaan, tetapi semuanya ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bukti transaksi guna memeperketat pengawasan dan memperkecil tingkat kecurangan dalam pengeluaran bank. b. Fungsi yang Terkait Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas menurut Mulyadi (2013:487) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas dengan cek 2. Fungsi kas 3. Fungsi pemeriksa intern 4. Fungsi Akuntansi Fungsi yang terkait dalam perusahaan yaitu :

1. Bagian Kasir 2. Bagian Akuntansi

Walaupun ada perbedaan teori dengan yang terjadi dalam perusahaan, namun pemisahan fungsi tersebut sudah sangat baik agar tidak terjadi kesalahan

50

Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu, semua biaya-biaya yang menjadi pengeluaran setiap divisi fungsional dianggarkan setiap tahunnya dalam RKA (Rencana Kerja Anggaran). Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang tidak memiliki kas kecil, ini dikarenakan perusahaan menggunakan kebiajkan baru yaitu semua uang perusahaan disimpan di bank. Saldo kas pada perusahaan adalah nol.

4.3.3 Pengendalian Internal Kas Mengamankan kas adalah sangat penting. Kas sangat mudah untuk diselewengkan. Resiko pencurian kas terkait langsung dengan kemampuan individu untuk mengakses sistem akuntansi dan memperoleh kas. Perusahaan mengatasi masalah tersebut melalui sistem pengendalian internal.

Pengendalian internal kas yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang seperti memberikan wewenang kepada orang-orang yang berkompeten dibidangnya dalam mengerjakan transaksi penerimaan kas (bank) dan pengeluaran kas (bank) , mengadakan pemisahan fungsi yaitu fungsi penerimaan dilakukan melalui transfer bank, fungsi pelaksanaan dilakukan oeh bagian penerimaan, menyediakan dokumen berupa rekening koran sebagai bukti penerimaan kas (bank) yang diterima dari pelanggan, menginput penerimaan ke dalam sistem yang terkait dengan sistem penerimaan kas, melakukan verifikasi atas bukti penerimaan kas, auditor internal yang dikendalikan oleh General Manager memegang peranan atas pengendalian penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Apabila penerimaan kas setiap hari disetorkan ke bank, dan pembayaran dilakukan dengan cek, maka setiap akhir bulan perusahaan perlu mencocokkan saldo menurut catatan dengan saldo menurut bank yang disebut rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank. Rekonsiliasi juga berguna untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran yang sudah terjadi.

51

Pada PT Anggkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang tidak menggunakan rekonsiliasi bank dalam pengawasan kas akan tetapi menggunakan suatu sistem yang diberi nama CMS (Cash Management System). CMS (Cash Management System) merupakan suatu sistem yang terhubung dengan pencatatan saldo kas perusahaan pada bank yanng berfungsi untuk mengetahui jumlah saldo kas perusahaan pada bank. Dengan demikian pengawasan mengenai saldo kas pada bank dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

Dengan menggunakan sisitem ini perusahaan dapat membandingkan catatan yang ada pada perusahaan dengan rekening koran yang ada pada bank. Hal ini sudah sependapat dengan teori sistem akuntansi yang berterima umum yang menjelaskan bahwa setiap penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh bank harus memeiliki pengawasan agar ketelitian pencatatan dalam catatan kas dan rekening bank baik.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu berjalan dengan baik. Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Akuntansi Kas pada PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang sudah sesuai dengan teori sistem akuntansi kas yang berlaku.

2. PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang tidak menggunakan rekonsiliasi bank dalam pengawasan internal kas, akan tetapi perusahaan menggunakan CMS (Cash management system) sebagai pengawasan internal kas.

3. PT Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu Deli Serdang tidak menggunakan dana kas kecil karena setiap pengeluaran berasal dari pusat. Apabila ada pengeluaran harian yang berjumlah kecil, maka setiap bulan dinas rumah tangga akan mengambil persekot dan akan mempertanggungjawabkannya.

5.2 Saran Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis, maka saran yang dapat penulis berkan adalah agar PT Angkasa Pura II (Persero) mampu mempertahankan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang saat ini sedang berjalan di perusahaan.

52

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi delapan. : BPFE

Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi penelitian Teknik Penyusunan Skripsi. Cetakan kedua. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Hongren dan Harrison. 2007. Akuntansi . Edisi ketujuh. Jakarta : Erlangga

Husein. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo

Jonathan. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitataif.Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Cetakan Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Nazir, Moh. 2011. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta :Erlangga

Sibarani, Pirma dan Sihar Simamora. 2015. Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. Medan : bramana ardian

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Stice,Skousen. 2007. Intermediate Accounting. Edisi Enam belas. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Syafi‟i. 2009.Intermediate Accounting.CetakanPertama. : AV Publisheer

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kesatu. Jakarta : Erlangga

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67