BAB I PENDAHULUAN A. 2/3 Bumi Adalah Air. Bumi yang kita huni ini sebagian besar terdiri dari air. Karena itu, tidak sulit menemukan tempat yang banyak air nya, misalnya pantai, danau, air terjun, waterboom, pool ataupun kolam renang rekreasi. Wisata air adalah salah satu tujuan wisata paling populer. Namun, jika tidak cukup berhati-hati, wisata bisa berubah menjadi tempat yang sangat berbahaya, misalnya saat bermain di pantai, anda bisa saja tenggelam di lautan yang mengitarinya ataupun kolam renang Kasus korban tenggelam baik di sungai, danau, kolam atau laut sering terjadi dengan korban yang mungkin hanya satu orang sampai yang ratusan orang. Apalagi ditinjau dari faktor geografis indonesia yang terdiri dari kepulauan (dikelilingi laut) dan dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil. Cukup banyak faktor yang menyebabkan seseorang tenggelam, bisa karena bencana seperti diseret banjir, karena olahraga seperti arung jeram atau renang atau karena musibah seperti tenggelam sebuah kapal serta banyak hal lain. Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam, dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini menyatakan bahwa

1 banyak kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat yang hampir mustahil (Shepherd, 2009). Berdasarkan data statistik yang diambil dari halaman website e-medicine, satu pertiga daripada korban mati akibat tenggelam, alaupun tenggelam terjadi kepada kedua jenis kelamin, golongan lelaki adalah tiga kali lebih sering mati akibat tenggelam berbanding golongan wanita. Di banyak negara, tenggelam merupakan salah satu penyebab kematian bagi anak-anak di bawah 14 tahun. Di Amerika Serikat, tenggelam adalah penyebab kematian nomor dua di kalangan anak-anak berusia 14 tahun dan ke bawah (penyebab kematian nomor satu adalah kecelakaan kendaraan bermotor). Tenggelam atau nyaris tenggelam bisa terjadi di setiap genangan air yang bisa mengakibatkan mulut dan hidung anak terendam air, termasuk di kubangan, toilet, bak mandi, akuarium, atau ember besar. Di seluruh dunia, tingkat kematian akibat tenggelam berbeda-beda menurut aksesibilitas terhadap air, iklim, dan budaya berenang di tempat tersebut. Sebagai contoh, di Britania Raya terdapat 450 korban mati tenggelam per tahun (1 : 150.000), sementara di Amerika Serikat terdapat 6.500 korban mati tenggelam per tahun (1 : 50.000). Cedera akibat tenggelam

2 menempati peringkat ke-5 dalam penyebab kematian akibat kecelakaan di Amerika Serikat. Di Indonesia, kita tidak banyak mendengar berita tentang anak yang tenggelam di kolam renang sesuai dengan keadaan sosial ekonomi di Indonesia tetapi mengingat keadaan Indonesia yang dikelilingi air, baik lautan, danau maupun sungai, tidak mustahil jika banyak terjadi kecelakaan dalam air seperti hanyut dan tenggelam yang belum diberitahukan dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya. Hampir setiap saat, terutama pada saat musim liburan, di objek wisata laut. Banyak terjadi kasus wisatawan yang tenggelam, karena akibat air pasang atau kecerobohan diri wisatawan tersebut. Selain itu, kasus tenggelamyang lainnya adalah akibat buruknya transportasi laut di Indonesia.

B. Sejarah Renang Dimulai Pada Zaman Prasejarah. Anda suka berenang? Tahukah Anda tentang sejarah olahraga renang ini? Olahraga air ini ternyata sudah dimulai berabad-abad lalu sejak masa sebelum sejarah, masa di mana manusia tidak mengenal tulisan. Sejarah olahraga renang sudah dimulai sejak zaman batu atau sejak masa prasejarah yang berkembang di berbagai negara di belahan dunia. Hal ini diketahui dengan adanya lukisan dan

3 gambar-gambar kuno yang ditemukan di gua daerah Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Olahraga renang juga berkembang di Eropa yaitu di Yunani dan bangsa Romawi yang menganggap renang sebagai salah satu faktor penting dalam latihan keprajuritan bangsa romawi. Jepang mewajibkan semua prajuritnya dapat berenang. Nicolas Wymann merupakan seorang profesor Jerman yang menulis dan membukukan catatan tentang renang modern untuk pertama kalinya pada tahun 1538. Renang juga banyak dituliskan di dalam pasal dan ayat-ayat injil yang mengatakan pada kala itu manusia berenang. Sejarah renang juga tditemukan pada catatan berbagai hikayat seperti hikayat Beowulf, Gilgamesh, dan Odyssey. Pada tahun 1800 dibuat kolam renang untuk yang pertama kali di Jerman dan Australia sebagai tempat berlatih oleh para prajurit. Pada saat itu renang mulai dimasukkan ke dalam matapelajaran di sekolah-sekolah keprajuritan. Teknik renang gaya bebas mulai dipopulerkan oleh Arther Trudgen pada tahun 1873. Trudgen mendapat inspirasi dari gaya renang bangsa Indian di Amerika. Trudgen meniru dan mempopulerkan gaya bebas yang digunakan oleh bangsa Indian, sehingga gaya bebas juga dikenal sebagai gaya Trudgen. Pada tahun 1902 Richard Cavil menyempurnakan gaya bebas yang dipopulerkan oleh Trudgen dengan menambah kombinasi gerakan tendangan kaki untuk

4 menambah kelajuan badan pada saat berenang. Richard Cavil terinspirasi dari gaya renang bangsa Indian Amerika dan mengembangkannya di kepulauan Solomon. Pada tahun 1908 dibentuk federasi renang tingkat dunia untuk pertama kalinya yaitu Federation Internationale de Natation de Amateur atau Federasi Renang Amatir Internasional. Pada waktu itu renang gaya kupu-kupu masih menjadi bagian dari renang Gaya Dada sebagai variasi, barulah pada tahun 1952 gaya kupu-kupu terpisah dari renang Gaya Dada dan berdiri sendiri sebagai renang gaya kupu-kupu Sejarah renang mencatat renang mulai diperlombakan pada 36 tahun sebelum masehi oleh kaisar Suigui di Jepang. DI Eropa renang mulai diperlombakan pada tahun 1800an dan hampir semua pesertanya menggunakan renang Gaya Dada. Olahraga renang diperlombakan dalam Olimpiade modern pertama kalipada tahun 1896 Athena, Yunani. Olimpiade Athena mempertandingkan empat nomor yaitu 100 meter, 500 meter, 1.200 meter,untuk renang gaya bebas bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Perlombaan renang untuk wanita mulai diadakan pada tahun 1912 dalam Olimpiade di Stockholm, Belanda. Pada saat itu hanya memperlombakan renang gaya bebas dengan nomor bebas. Olahraga renang semakin populer dikalangan masyarakat, dan banyak anak-anak yang sudah berlatih renang sejak usia dini.

5

Pada zaman sekarang, renang telah menjadi olahraga yang disukai banyak orang. Renang juga dilombakan dalam kejuaraan dunia antar negara. Para perenang berlomba-lomba merebut medali emas dengan menjadi yang tercepat. Alexander Popov adalah perenang Rusia yang berhasil memperoleh tiga medali emas pada olimpiade 1992 di Barcelona. Sedangkan Michael Pelps adalah perenang Amerika yang berhasil merebut delapan medali emas di olimpiade 2008 di Beijing.

C. Sejarah Renang di Indonesia. Perkembangan Renang di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang. Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904 Sesuai dengan tempat kelahiran

6 kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung. Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda. Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi utusan Hindi Belanda.

7

Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9 untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung, berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri Belanda. Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri menduduki urutan ke 8. Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 12.00 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan penjajah. Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi teknik.

8

Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan berkembang serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de Nation). dan International Olympic Committee (IOC).

D. Renang Masa Kini. Ternyata renang mempunyai sejarah yang panjang. Bagaimana menurut Anda? Jika saya dulu ketika masih di kampung cukup berenang di kolam ikan, sungai atau bahkan sumur pemandian, sekarang di kota-kota kecil saja sudah banyak di buka kolam renang. Berenang bagi warga kota sudah menjadi life style. Malah banyak orang tua yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah berenang yang mempunyai instruktur khusus. Maksudnya tiada lain supaya sejak kecil anak-anaknya sudah familiar dan terbiasa dengan olahraga air tersebut karena banyak sekali kegunaannya. Meski demikian, ternyata masih banyak yang belum faham dari mana asal usul dan perkembangan renang itu sendiri sampai akhirnya menjadi olahraga yang diperlombakan di setiap even-even olahraga dunia. Untuk bisa mahir berenang diperlukan latihan rutin dan terus-menerus. Berenang sebenarnya hanya membutuhkan latihan yang sungguh-sungguh dan sering. Bagaimanapun juga dalam renang tidak berlaku pintar teori juga pasti pintar praktek.

9

Hal tersebut tidaklah benar. Apalah gunanya bila teori bagus namun tidak pernah latihan, maka yang akan terjadi adalah kegagalan. Tentunya hal tersebut sungguh suatu hal yang harus dan akan selalu kita hindari. Untuk menjadi perenang handal dan professional, seseorang tentunya harus memulainya dari pemula. Dan sebagai seorang pemula, seseorang harus memiliki tingkat keseriusan yang tinggi untuk menjadi perenang professional. Untuk itu berikut ini adalah beberapa catatan tentang latihan renang untuk pemula yang bisa diperhatikan. Latihan renang untuk pemula sebaiknya dengan didampingi oleh seseorang yang sudah ahli. Bagaimanapun juga, seorang pemula masih belum begitu terlalu berani mengeksplore dibandingkan dengan yang sudah ahli. Jangankan mengeksplore gerakan renang, menstabilkan gerakan renang mungkin juga belum bisa. Oleh sebab itu agar tak terjadi sesuatu yang membahayakan diri sendiri, maka sebaiknya latihan renang untuk pemula didampingi oleh pelatih yang sudah ahli. Sedikit-sedikit tapi rutin. Artinya, berenang tak membutuhkan keahlian khusus. Berenang hanya membutuhkan kebiasaan dan kemahiran. Kemahiran bisa diciptakan dengan berlatih rutin setiap hari tanpa mengenal lelah. Seminggu sekali mungkin lebih efektif dibandingkan dengan setahun sekali. Bahkan mungkin bila ingin segera mahir seseorang harus berlatih setiap

10 hari meski hanya satu atau dua jam. Bagaimanapun juga praktik lebih penting daripada teori, latihan rutin lebih terasa hasilnya daripada tidak pernah sama sekali. Latihan renang untuk pemula berikutnya adalah sering- sering berlatih ayunan kaki di kolam renang. Kelincahan kaki sangat penting pada saat renang terutama bagi yang masih pemula, karena hal itu untuk menentukan apakah perenang pemula tersebut tidak tenggelam ataukah tenggelam.

E. Manfaat Renang. Berenang memang sangat banyak manfaatnya bagi tubuh. Diantaranya anak-anak yang secara rutin berenang akan mempunyai tingkat pertumbuhan tubuh yang baik, pernafasannya terjaga, dan staminanya juga sangat mumpuni. Pandai berenang banyak sekali manfaatnya, di antaranya adalah: apabila terjadi banjir kita tidak akan takut tenggelam karena bisa berenang, bila suatu saat terjadi kecelakaan pesawat terbang dan mengharuskan untuk mendarat darurat di laut maka kita tidak akan khawatir hilang di laut karena paling tidak kita bisa berenang, dll. Begitu banyak manfaat berenang hingga banyak orang berbondong-bondong untuk berlatih renang. Olahraga Renang adalah salah satu olahraga yang menyenangkan sekaligus sangat efektif dan optimal untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun

11 sayangnya, olahraga ini biasanya dilakukan hanya pada waktu berlibur atau waktu senggang saja. Padahal, banyak manfaat yang akan dirasakan jika melakukannya dengan rutin. Albert M. Hutapea dalam bukunya “Menuju Gaya Hidup Sehat” mengungkapkan, penelitian selama 16 tahun terhadap 17.000 alumnus Universitas Harvard menunjukkan, mereka yang tidak aktif berolahraga (yang membakar tidak lebih dari 500 kalori per minggu dalam kegiatan olahraga) lebih cenderung mengidap penyakit jantung. Manfaat berenang bagi kesehatan sangat penting, tidak hanya itu, ia juga memiliki khasiat super bagi tubuh. merupakan jenis olah raga air yang banyak dilakukan orang-orang sebagai kegiatan hobi yang menyenangkan, salah satu efek manfaatnya adalah badan yang telihat tinggi. Berenang memang menjadi aktivitas menyenangkan dan sekarang ini menjadi sarana rekreasi untuk keluarga. Berenang sebagai sarana rekreasi ini memang diadakan di tempat-tempat yang cukup luas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas permainan. Hal tersebut merupakan cara yang tepat untuk memperkenalkan olahraga renang pada anak- anak lewat permainan. Manfaat berenang sebagai olahraga akan membuat tubuh terasa bugar. Berapan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi juga harus dibarengi dengan olahraga untuk

12 meyeimbangkannya, salah satunya dengan berenang yang baik untuk tubuh. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Melatih Pernafasan Salah satu olahraga yang dapat melatih pernafasan dan memperkuat nafas adalah berenang. Olah raga air seperti berenang membutuhkan pernafasan yang kuat agar mampu menyelam dalam waktu yang lama. Sistem kerja pernafasan secara sendirinya akan terlatih menjadi lebih panjang saat berenang. Gerakan pada berenang ini juga meliputi seluruh otot anggota gerak tubuh jadi berenang secara teratur dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru menjadi lebih lancar yang penting untuk memberikan pernafasan lebih panjang.

2. Meningkatkan Kekuatan Otot dan Tulang Anda bisa mengamati atlet renang di seluruh dunia, ada berbagai kelebihan bagi mereka yang menekuni olahraga ini yaitu kuatnya otot dan tulang. Anda tentu bisa melihat bagaimana otot mereka yang memiliki hobi berenang, terlihat lebih keras dan sangat ideal.

3. Meninggikan Badan. Salah satu tips yang paling penting dalam upaya anda meninggikan badan adalah dengan berenang. Selain basket, berenang adalah salah satu jenis olahraga yang paling efektif untuk

13 membuat badan anda lebih tinggi dibandingkan dengan olahraga lainnya. Tidak percaya ? berenang dari berbagai penelitian menempati urutan teratas dalam upaya anda memberikan tinggi badan yang optimal.

4. Sehat Untuk Jantung. Berenang dapat anda gunakan untuk membantu kesehatan jantung dan memperoleh kesehatan alami serta meningkatkan sistem pernafasan tubuh anda. Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang sehat untuk jantung.

5. Bentuk tubuh ideal. Anda kesulitan fitness dan tidak berhasil mendapatkan tubuh yang ideal, ada baiknya mempertimbangkan untuk rutin berenang. Berenang sangat efektif dalam membentuk tubuh yang ideal terutama Bisep. Berenang juga memungkinkan semua anggota tubuh bergerak dengan sempurna, dengan berenang maka bisep akan terbentuk lebih sempurna. Tentu otot di bagian tangan dan kaki juga akan terbentuk secara alami.

6. Meredakan stress. Banyak gerakan dalam air dan berenang ini mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak sehingga suasana hati lebih tenang dan nyaman sehingga ini bisa menurunkan tingkat

14 stresor kita. Bersentuhan dengan air pun membuat tubuh lebih sejuk sehingga mempengaruhi suasana hati dan pikiran.

7. Meningkatkan Kebugaran Tubuh. Manfaat berenang sudah sangat lazim dilakukan untuk pembentukan postur tubuh yang indah serta menjadikan tubuh bugar sepanjang hari. Olahraga renang memang menyehatkan dan juga memberikan dampak terhadap kebugaran. Berenang adalah aeriobik air yang jika dilakukan minimal selama 20 menit dengan irama dan teknik sama pada kecepatan yang konstan, akan membantu meningkatkan kebugaran, merangsang metabolisme dan membakar lemak tubuh. Seperti yang sama dilakukan saat membakar lemak sewaktu senam aerobik.

8. Meredakan radang sendi. Postur tubuh terutama daerah punggung ini bisa diperbaiki dengan berenang. Latihan berenag bisa mengurangi masalah yang menyerang tulang belakang. Gerakan motorik secara konstan baik tangan ataupun kaki dapat memperkuat otot sehingga lebih kencang.

9. Menurunkan Berat Badan. Berenang adalah olahraga yang paling efektif untuk membakar kalori dan lemak dalam tubuh, dengan rutin berenang

15 maka anda dapat menurunkan berat badan dengan mudah. Setidaknya telah banyak masyarakat dan individu yang memanfaatkan berenang untuk menurunkan berat badan dalam tubuhnya dan hasilnya sangat efektif.

10. Menurunkan Risiko Terkena Diabetes. Berenang juga sangat efektif untuk menghindari anda dari terkena diabetes, olahraga ini sangat efektif untuk menurunkan dan membakar kalori dan lemak serta gula dalam darah agar anda terbebas dari diabetes.

11. Alternatif rekreasi & meningkatkan mood. Berenang merupakan salah satu rekreasi yang sangat menyenangkan, ia juga bukan sekedar digunakan untuk olahraga. Namun beberapa orang memanfaatkannya untuk rekreasi dan menghilangkan stress. Tak heran jika sebagian besar tempat rekreasi keluarga terdapat kolom renang yang dapat anda manfaatkan.

12. Alternatif terapi ketika cidera. Banyak atlet yang cidera diminta untuk menjalankan terapi berenang untuk mempercepat penyembuhan cidera yang mereka alami. Tentu anjuran ini harus berdasarkan dari permintaan dari terapist dan tidak boleh dilakukan tanpa pengawasan ahli.

16

Rehabilitasi dengan berenang dalam menyembuhkan cidera sudah banyak dilakukan berbagai atlet sepak bola, basket, hingga atlet badminton.

13. Meningkatkan Fleksibilitas Tubuh. Berenang akan melatih pergerakan kaki, tangan, kepala, dan seluruh anggota tubuh lainnya. Tidak ada salahnya bahwa orang yang rajin berenang akan memiliki tubuh yang lebih fleksibel untuk berbagai gerakan.

14. Usia Lebih Panjang. Jika anda ingin mendapatkan usia yang lebih panjang dan sehat, tidak ada salahnya anda melakukan olahraga renang secara rutin. Renang dari berbagai studi yang telah dilakukan diyakini dapat membantu dalam meningkatkan usia agar lebih panjang dan tetap bugar di hari tua. Nah itu tadi adalah manfaat berenang secara umum, namun ada berbagai manfaat lagi secara khusus yang dapat kita peroleh dari berenang : Bagi Bayi 1. Membantu perkembangan motorik bayi 2. Membantu perkembangan syaraf 3. Membantu proses pertumbuhan 4. Meningkatkan sistem imun

17

5. Membantu keberanian bayi 6. Agar tidak mudah terkejut 7. Agar tidak rewel saat mandi 8. Membantu adaptasi bayi di tempat lain

Bagi Wanita 1. Menjaga tubuh ideal 2. Menjaga bentuk tubuh setelah hamil 3. Mengencangkan otot-otot 4. Mengencangkan g-spot 5. Detoksifikasi racun di dalam tubuh 6. Menghilangkan stres 7. Wanita Hamil

Meningkatkan daya tahan tubuh 1. Tidur lebih nyenyak 2. Menghindari stres 3. Mencegah prematur 4. Membantu proses persalinan 5. Melonggarkan otot-otot sekitar pinggul 6. Memperkuat paru paru 7. Memperkuat jantung

18

Bagi Orang Tua 1. Menjaga tulang agar tetap sehat 2. Menjaga agar tidak pikun 3. Mencegah stroke 4. Menjaga fungsi jantung dan paru paru 5. Membuat tubuh rileks 6. Mencegah kematian mendadak 7. Agar tidak mudah terserang penyakit

Untuk pemulihan penyakit 1. Renang efektif juga diterapkan untuk stroke ringan 2. Efektif untuk cidera ringan 3. Efektif melatih jantung lemah 4. Efektif melatih paru paru agar lebih kuat 5. Membantu memperkuat pernafasan

19

BAB II BELAJAR RENANG

A. Perlengkapan Renang. Berenang secara alami tidak membutuhkan perlengkapan atau pakaian khusus. Manusia dapat berenang tanpa perlengkapan apapun dalam kondisi apapun. Berenang yang ditujukan untuk rekreasi dan olahraga terkadang membutuhkan pakaian dan perlengkapan khusus untuk membantu memudahkan bergerak di air. Pakaian yang digunakan untuk berenang dirancang untuk memudahkan manusia bergerak di air. Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk menghindari masuknya udara ke dalam pakaian. Pakaian renang juga dirancang untuk mempercepat pergerakan manusia di air, rancangan seperti ini ditujukan bagi kegiatan berenang untuk kompetisi. Selain pakaian yang dirancang khusus, dalam berenang terkadang membutuhkan perlengkapan khusus seperti kaca mata renang, ban renang, penutup telinga dan hidung, penutup kepala. Secara umum perlengkapan renang tersebut ditujukan untuk memudahkan berenang dan menghindari risiko yang timbul akibat berenang.

20

Berikut ini perlengkapan berenang yang umum dipakai:  Ban, digunakan untuk anak-anak bermain dan yang belum bisa berenang

 Kaca Mata Renang, penting agar mata tidak teriritasi dan perih ketika sedang berenang, terdapat dua macam kaca mata renang yakni yang minus dan yang buram. Kaca mata renang Minus digunakan untuk orang yang ber-kacamata minus, sekarang juga tersedia kaca mata renang minus. Kaca Mata Renang Buram/ Berkabut, sebaiknya gunakan kaca mata renang Anti Fog dengan kualitas yang baik, bila kaca mata renang mulai berkabut, maka bisa ditambahkan obat untuk diteteskan ke kaca mata renang.

21

 Kaki Katak, berguna untuk mempercepat renang gaya bebas. Dengan kaki katak, maka kecepatan berenang gaya bebas menjadi akan sangat cepat. Kaki katak ini lebih sering digunakan sebagai perlengkapan selam.

 Pakaian Renang, Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk menghindari masuknya udara ke dalam pakaian.

 Papan Pelampung. Biasanya digunakan bagi mereka yang belajar mengapungkan badan dan meluncur serta belajar kaki Gaya Dada/kodok maupun kaki gaya bebas. Dengan

22

cara papan tersebut dipegang dengan tangan, kemudian meluncur di permukaan air dan gerakkan kaki dengan gerakan kaki Gaya Dada atau gaya bebas. Selain itu papan pelampung dapat memperkuat tangan dengan cara menjepitkan papan pelampung tersebut di paha agar kaki atau paha selalu di atas. Dengan begitu kaki tidak perlu bergerak, sehingga hanya tanganlah yang akan bergerak dengan Gaya Dada atau bebas. Papan renang paling sering digunakan untuk melatih ketahanan dan kekuatan kaki gaya bebas.

 Hand Paddle, berguna untuk untuk melatih dan memperkuat tangan (biasanya digunakan untuk renang gaya bebas). Cara penggunaannya dengan memasukkan telapak tangan ke dalam hand paddle setelaha itu anda dapat memulai untuk berenang.

23

 Pull Boy, digunakan untuk belajar gaya kupu. Alat ini akan membantu kaki yang sering tenggelam ketika awal belajar gaya kupu. Jadi dengan alat ini, maka kaki bisa lebih terangkat ke atas permukaan air.

 Penutup Kepala. Ada beberapa kegunaan penutup kepala, misalnya untuk melindungi rambut dari air kolam renang yang kurang baik (misalnya terlalu banyak mengandung kaporit), untuk orang yang berambut panjang agar tidak mengganggu sewaktu berenang, dll.

24

B. Cara Belajar Renang Renang adalah kegiatan yang dilakukan dalam air. Melakukan kegiatan air tentu berbeda dengan kegiatan di darat. Belajar berenang pun membutuhkan cara yang berbeda terutama untuk pemula atau yang baru belajar renang, baik anak-anak maupun dewasa. Sebelum belajar berenang dengan berbagai macam gaya, pertama kali yang perlu dilakukan adalah mempelajari dasar-dasar renang. Berenang bisa jadi terlihat menakutkan jika Anda belum pernah belajar berenang, namun olahraga ini sebenarnya mungkin dilakukan siapa saja. Bermain di sekitar air bisa sangat menyenangkan, dan mengetahui cara berenang juga dapat menyelamatkan hidup Anda jika suatu saat Anda terperangkap di air. Yang perlu Anda lakukan hanyalah merasa nyaman di air, belajar gerakan awalnya, dan kemudian belajar teknik yang lebih sulit saat Anda sudah siap.

1. Belajar untuk nyaman ketika berada di air Hilangkan ketakutan, banyak orang menolak belajar berenang karena mereka takut tenggelam. Walaupun tenggelam "bisa" terjadi, sebagian besarnya dapat dihindari dengan langkah keamanan sederhana. Ikuti panduan berikut ini kapanpun Anda berenang, dan kemungkinan Anda tenggelam akan jauh lebih kecil:

25

Jangan berenang sendiri. Selalu berenang dengan seseorang yang jago berenang, atau kalau tidak beberapa orang lain. Jangan memulai berenang di air yang bergerak. Jika Anda belajar berenang di laut atau sungai, Anda harus waspada pada gerakan air. Jika Anda harus belajar berenang dengan cara ini, pastikan Anda bersama dengan sesorang yang berpengalaman, dan pastikan untuk membaca cara keluar dari gelombang laut atau aliran sungai (di bawah) Tetap berada di kedalaman yang bisa Anda hadapi. Saat Anda pertama kali belajar berenang, jangan masuk ke dalam air yang terlalu dalam untuk Anda berdiri. Dengan begitu, jika terjadi sesuatu, Anda hanya perlu berdiri dan bernapas biasa. Jangan pernah berenang di cuaca buruk. Berenang sewaktu hujan gerimis mungkin tidak apa-apa, tapi jika Anda melihat ada badai yang mendekat, segera keluar dari air. Aturan ini harus diikuti tidak peduli seberapapun Anda mampu untuk berenang. Jangan berenang di air yang terlalu dingin. Gerakan anggota tubuh Anda untuk mengayuh bisa menjadi sangat sulit dilakukan jika Anda berada di air yang dingin.

2. Biasakan diri Anda untuk mengambang. Saat Anda di dalam air, berpeganglah pada ujung kolam renang, dan biarkan kaki Anda mengambang di belakang - kaki Anda seharusnya bisa mengambang dengan mudah. Berlatihlah

26 melakukan hal ini pada perut dan punggung Anda hingga Anda merasa nyaman untuk membiarkan separuh tubuh Anda mengambang.

Cobalah mengambang dengan punggung atau perut Anda setelah Anda siap. Tetap berada di dalam air dangkal, sehingga Anda bisa berdiri jika Anda tidak bisa melakukannya. Mungkin akan terasa aneh saat telinga Anda berada di sekeliling air sementara hidung dan mulut Anda berada di udara, namun Anda akan segera terbiasa dengan hal ini. Untuk lebih stabil lagi, letakkan tangan Anda id sudut yang tepat sehingga tubuh Anda berada dalam bentuk "T".

27

3. Jangan panik. "Selalu" ingat bahwa ada cara menyelamatkan diri jika Anda berada di air yang dalam atau ketika Anda tidak bisa menggerakkan anggota tubuh Anda - mengambang dengan punggung Anda. Jangan bergerak atau bernapas terlalu cepat; cukup berbaring dengan punggung selurus yang Anda bisa, dan biarkan air mengangkat Anda sementara Anda kembali menguasai diri. Belajar mengeluarkan napas di bawah air. Saat Anda masih berada di air dangkal. Ambil napas dalam dan masukkan wajah Anda ke dalam air. Perlahan-lahan keluarkan udara dari hidung Anda sampai Anda kehabisan napas, dan angkat wajah Anda dari air. Jika Anda merasa tidak nyaman mengeluarkan napas dari hidung, Anda bisa menutupnya atau menggunakan penutup hidung dan mengeluarkan napas dari mulut.

4. Kenakan kacamata renang (sesuai keinginan Anda). Mengenakan kacamata renang dapat membantu Anda merasa lebih nyaman membuka mata di bawah air, dan mungkin membuat Anda mampu melihat lebih jelas juga. Cari sepasang kacamata renang yang memiliki lingkaran berbusa di sekitar mata dan rendamlah di dalam air sehingga akan menempel pada kulit Anda. Kencangkan tali di bagian belakang kepala Anda sehingga ketat.

28

5. Gerakan Pemula dan Berkenalan dengan Air Sebelum memulai mempelajari gaya-gaya renang hendaknya kita terlebih dahulu memahami bentuk-bentuk pengenalan air. Hal ini sangat diperlukan terutama bagi mereka yang kurang berani masuk air atau anak-anak yang. berumur dibawah 10 tahun. Dari pengalaman telah membuktikan bahwa cara ini ternyata dapat menolong yang mempelajari gaya-gaya renang pertandingan untuk dapat lebih menguasai gerakan- gerakan dasarnya. Pada saat pengenalan air, dapat diberikan 3 hal yang penting yaitu. : 1. Pernafasan 2. Meluncur 3. Mengapung Ketiga hal tersebut diatas, bisa dijadikan landasan untuk belajar berenang dengan baik. 1.Pernafasan Bagi mereka yang awam, untuk mengambil udara diatas permukaan air dan kemudian masuk permukaan air dengan membuang sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung memang tidak mudah. Terutama kebiasaan kita sehari-hari sangat mempengaruhi hal itu. Namun bila kita berikan latihan-latihan yang teratur, dalam tempo yang relatif tidak lama hal semacam itu mudah untuk dikuasai dengan baik.

29

Beberapa bentuk pernafasan dapat diberikan sebagai berikut: 1- Sebelum masuk air, cobalah di darat dengan melatih irama mengambil nafas melalui mulut dan mengeluarkan sisa pemba karan melalui hidung hingga irama ini bisa dikerjakan secara otomatis 2- Kemudian setelah bisa dikerjakan hal diatas, cobalah cara ini dikerjakan ditempat/ dikolam. dangkal atau kolam renang yang memungkinkan seseorang dapat berdiri. Ambilah udara melalui mulut kemudian tutup mulut dan masukkan bagian muka kepermukaan air, setelah beberapa saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui hidung. Kerjakanlah hingga berulang-ulang dan kalau memungkinkan mencapai 50 -100 kali ulangan, dimana dengan jumlah itu diharapkan gerakannya bisa dikerjakan secara ototmatis dan terbiasa. Bagi mereka yang sulit untuk mengambil udara melalui mulut dan membuang melalui hidung, untuk sementara dapat dikerja kan dengan bantuan hidung. Namun cara ini bila sudah mampu menguasai irama pernafasan yang sebenarnya, hendaknya ditinggalkan oleh karena cara itu sering berakibat menghisap air melalui hidunug. 3- Latihan pernafasan ini dapat di tingkatkan dengan memperla ma waktu ketika bagian muka berada dibawah permukaan

30

air setelah jarak waktu ditempuh lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara perlahan sebelum naik keatas permukaan air. Misalnya ketika dibawah permukaan air diharuskan berhitung hingga 10, kemudian membuang sisa pembakaran dan selanjutnya naik keatas permukaan air untuk mengambil udara kembali. 4- Cara yang sama dapat dikerjakan dengan menggunakan papan latihan, di mana dengan sikap membungkuk dan kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam, kemudian kedua tangan memegang papan latihan di kedua ujungnya. Lakukan cara-cara seperti diatas sambil berjalan atau tetap diam ditempat

2. Meluncur

Langkah berikutnya setelah menguasai cara bernafas, dapat lanjutkan dengan latihan meluncur Latihan ini diperlukan teristimewa untuk melatih keseimbangan tubuh di air. Tidak sedikit yang belajar renang, karena tidak mampu menguasai keseimbangan tubuh, tenggelam dan tidak mampu berdiri di kolam

31 renang, meskipun kolam itu dangkal, Latihan meluncur bisa dikerjakan dengan langkah-langkah sbb : 1. Berdirilah ditepi kolam dengan sikap membelakangi dinding kolam dan salah satu kaki/telapaknya berada menempel pada dinding, untuk siap menolak. Luruskan kedua lengan diatas kepala dengan ibu jari saling berkaitan satu sama lain. Tundukan tubuh dengan berusaha ujung jari tangan lebih da hulu tiba diatas permukaan air. Serentak dengan tibanya ke dua tangan diatas permukaan air, kaki yang menempel pada dinding mendorong hingga tubuh terdorong kedepa. Disaat luncuran berjalan, hindarkan mengambil sikap berdiri sebe lum titik luncurnya menurun dan kemudian berhenti, dan se bagai akibatnya kedua kaki secara otomatis turun hingga dapat berdiri. Apabila saat meluncur dengan kecepatan tinggi turun dengan tiba-tiba untuk berdiri tapi banyak hal yang terjadi justru yang melakukan tidak mampu berdiri. 2. Cara yang sama dapat dilakukan dengan meluncur dari tengah-tengah kolam dangkal. Setelah luncuran habis, kemudian berdiri dan lakukan berulang-ulang; hingga membawa tubuh menepi. 3. Latihan meluncur ini dapat dikembangkan hingga kedua belahkaki mampu menempel ke dinding kolam dan sikap ini hanya dapat dilakukan jika siswa sebelummeluncur terlebih dahulu masuk kebawah permukaan air dalam sikap

32

telungkup hingga kedua kaki memungkinkan untuk menolak. Latihan-latihan dikerjakan secara berulang-ulang, hingga tubuh mampu rilek dan terhindar dari rasa tegang yang sering berakibat tubuh memutar.

3. Terapung Posisi terapung sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan su paya tubuh dapat terapung diatas permukaan air. Sikap ini pada prinsipnya dapat dilakukan, merupakan perwujudan dari pemindahan pusat titik berat (Centre of Gravity) dan pusat titik apung ( Centre of Buoyancy ) disaat tubuh terapung. Baik di darat maupun di udara, seseorang dapat membalik ataupun memutar dengan menggunakan pusat titik berat. Di air bagaimanapun bagian dada adalah merupakan titik apung. Pusat titik berat seseorang disaat sikap terlentaag secara horisontal dengan kedua tangan berada disamping tubuh ini merupakan pusat dari seluruh titik berat berada dilokasi pinggul. Sejak segmen tubuh mempunyai perbedaan berat. Bilamana seseorang pada sikap terlentang secara horizontal, maka titik berat cenderung bergerak diatas setiap segmen tubuh dan secara individu menarik kearah bawah. Daya apung ari akan mendorong setiap segmen horisontal, bila titik berat spesifik.

33

Beberapa segmen tubuh mungkin lebih terapung dibanding yang lain. Seperti tangan merupakan segmen yang mudah terapung, sama halnya dengan kaki, adalah bagian dari struktur tubuh yang berat dan tidak mudah terapung. Terutama daya apung pada air diarahkan langsung kepada bagian dada atau disebut dengan pusat dari titik apung tubuh, udara pada paru-paru digunakan untuk membantu titik apung pada daerah dada. Dengan demikian struktur tulang dan struktur otot umumnya menjadi bagian yang ringan dari tubuh dan membuat dada akan cenderung terapung keatas. kurangnya gerak apung terjadi hanya karena ketika pusat dari titik apung tidak tepat ketika berenang. Bilamana seseorang berusaha untuk mengapung pada sikap horizontal diatas punggung dengan tangan merentang sepanjang samping bagian tubuh. Pada posisi ini di air, biasanya seseorang mempunyai banyak lokasi berat tubuh, yaitu, pada paha, kaki, kepala dan bahu. Pusat titik berat paha merupakan pusat titik berat kaki yang mengarah kebawah, daya apung dari gerakan kaki ketika menekan air kearah atas, daya yang menjadi penyebab tubuh beraksi seperti orang berjalan dengan menjaga keseimbangan tubuh agar tidak ter jatuh. Sikap terapung dapat dipelajari dengan salah satu dari 3 posisi apung, apakah horisontal, diagonal atau vertikal.

34

3 Cara latihan mengapung : 1. secara vertikal

2. Memeluk Lutut

3. Secara Horizontal

35

4.Berlatihlah menendang kaki dan rasakan daya apung Baik saat mengambang dengan punggung atau masih berpegangan pada ujung kolam, Anda bisa berlatih menendang. (Untuk mengetahui seberapa jauh tiap tendangan bisa mendorong Anda, Anda bisa melatihnya menggunakan papan renang. Dengan begitu Anda bisa fokus melatih tendangan Anda tanpa mengkhawatirkan tentang menjaga kepala Anda di atas air). Coba lakukan tendangan mengipas. Arahkan ibu jari kaki Anda seperti penari balet, pertahankan sebagian besar kaki Anda lurus, dan gerakkan kaki Anda saat Anda menendang. Anda akan bisa merasakan pergelangan kaki Anda melengkung. Coba lakukan tendangan cambuk. Pertahankan kedua kaki Anda berdekatan dari pinggul hingga lutut, dan dari lutut hingga pergelangan kaki. Tekut lutut Anda sehingga tulang kering Anda terangkat dengan sudut sekitar 90 derajat, kemudian dengan cepat gerakan tulang kering Anda ke arah yang berlawanan, dan gerakkan keduanya secara memutar, sedangkan paha Anda tetap saling berdekatan selama itu. (Yaitu, membuat gerakan setengah lingkaran dengan masing-masing kaki, menggerakkan kaki kanan Anda ke kanan dan kaki kiri ke kiri.) Bawa tulang kering Anda ke bagian dasar lingkaran dan angkat keduanya lagi untuk kembali menendang. Cobalah lakukan tendangan eggbeater. Tendangan ini biasanya digunakan untuk menginjak air, dan mempertahankan diri

36 dalam posisi vertikal dengan kepala dan pundak Anda di atas air. Mulailah dengan menekuk lutut Anda dan kaki terbuka sedikit lebih lebar dari pada panggul Anda. Kemudian "jejakkan" kaki Anda seperti mengayuh sepeda, hanya saja kedua kaki berlawanan arah, saat satu kaki menjejak maju, kaki lainnya menjejak mundur. Cara ini butuh latihan agar biasa, namun bisa digunakan untuk "beristirahat" saat kaki Anda tidak bisa menyentuh dasar kolam. Belajar berenang gaya crawl. Gaya crawl adalah gaya yang cocok bagi pemula, dan gaya ini bisa membuat Anda bergerak dengan cepat. Berikut ini cara melakukannya: Coba lakukan Gaya Dada terlebih dahulu. Mengambang lurus dengan punggung dan lakukan tendangan mengipas. Dengan tangan Anda, lakukan gerakan "merayap", angkat satu lengan lurus ke udara dan lurus juga saat kembali masuk ke air di sebelah kepada Anda. Setelah lengan Anda masuk ke air, tekuk untuk membuatnya lurus di samping Anda, dan ulangi. Gerakkan lengan Anda bergantian saat bernang, dan coba pertahankan jari-jari Anda tetap rapat dan tangan Anda selurus mungkin. Coba lakukan frontstroke (juga dikenal dengan gaya bebas atau American crawl)/ Mengambang dengan perut Anda, lakukakn tendangan mengipas dengan kaki Anda dan gunakan lengan Anda untuk "merayap" ke depan. Angkat satu tangan ke atas air sehingga "mengarah" ke depan, kemudian masukkan kempali, dan gunakan tangan Ainda untuk "mendorong" air di belakang Anda. Ambil

37 napas di bawah tangan yang sama, sehingga Anda bernapas sekali setiap dua gerakan. Menjejak air. Menjejak air bisa membantu Anda mengambil napas dan menjaga kepala Anda di atas air tanpa perlu berenang. Lakukan gerakan eggbeater seperti di atas, dan gunakan tangan Anda untuk menjaga keseimbangan dengan "mengayuh" - pertahankan lengan atas Anda lurus di permukaan air, dan bayangkan tangan Anda seperti pisau mentega di atas roti. Gerakkan satu tangan searah jarum jam, dan tangan yang satunya berlawanan jarum jam. Gunakan tangan Anda untuk mengangkat tubuh dari bawah. Jika Anda berada di bawah air dan ingin ke atas, gunakan tangan untuk mengangkat tubuh Anda. Letakkan kedua tangan Anda lurus di atas kepala Anda, dan gerakkan dengan cepat ke bawah di samping tubuh Anda. Hal ini bisa mengangkat tubuh Anda beberapa inchi. Ulangi hinga Anda naik ke permukaan.

38

BAB III BELAJAR 4 GAYA (STYLE) DALAM RENANG

A. Renang Gaya Bebas (Crawl/Freestyle)

Setelah Anda lebih nyaman berada di dalam air, Anda bisa mulai belajar gaya renang baru yang akan membuat Anda bergerak lebih cepat dengan tenaga yang lebih sedikit.

1.1. Posisi Tubuh (Body Position)  Hidrodinamis atau Streamline ; hampir sejajar dengan permukaan air  Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya  Hindarkan kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tangan atau kaki yang berakibat tubuh menjadi naik turun atau atau meliuk-liuk.  Pada sikap kepala,

39

Untuk perenang Jarak pendek / sprinters ; sikap kepala cenderung agak naik ( arahkan pandangan agak lurus kedepan ). Untuk perenang jarak menengah dan jarak jauh ; sikap kepala agak rendah ( arahkan pandangan sedikit membentuk sudut dengan dasar kolam.

1.2. Gerakan Kaki (Kicking). a. Irama gerakan kaki terdiri dari beberapa macam yaitu :  Naik turun mengarah lurus ( Flutter Kick ).  Naik turun dengan 6 pukulan kaki ( The Six Beat Kick) ; kedalaman kaki dibawah permukaan air ketika naik turun dari atas permukaan air berkisar 25 - 30 cm.  Naik-turun dengan 4 pukulan kaki ( The Four Beat Kick atau The Broken Tempo Kick ).  Naik-turun dengan 2 pukulan kaki ( The Two Beat Kick ).  Naik-turun dengan 2 pukulan kaki menyilang ( The Two Beat Crossover Kick ). b. Pada fase istirahat ( disaat lutut membengkok, membentuk sudut untuk memukul dan melecut ) mempunyai sudut berkisar antara 30 – 40 derajat c. Kedalaman paha dari atas permukaan air ketika melakukan gerakan kebawah atau saat memukul dan melecut adalah 20 - 25 cm .

40 d. Kedalaman tungkai kaki bagian bawah/ telapak kaki dari permukaan air ketika melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30 - 35 cm.

1.3 Pernafasan (Breathing). a. Memutar kepala ke- arah kanan. b. Memutar kepala ke- arah kiri c. Beberapa bentuk latihan :  Lakukan lebih dahulu di darat dengan melatih gerakan seperti yang akan dikerjakan di air.  Dikolam dangkal dapat dikerjakan dengan cara menghadap dinding kolam, salah satu tangan berada lurus di depan dan satu lagi dilipat dibelakang punggung. Apabila lengan yang lurus di depan itu adalah lengan kiri, maka kita akan memutar kepala untuk latihan pernafasan ke-arah kanan, begitupula sebaliknya dapat dilakukan untuk lengan kanan di depan, dengan memutar kepala kearah kiri .  Latihlah dengan prinsip berulang-ulang hingga mencapai 50 - 100 kali, ambillah nafas melalui mulut sebanyak-banyak nya dapat diambil dan setelah mulut di tutup lanjutkan putaran kepala hingga bagian muka masuk permukaan air. Buanglah sisa pembakaran secara perlahan-lahan, hingga tidak bersisa.

41

 Peningkatan bentuk latihan pernafasan ini dapat dikembangkan dengan memperlama dan menahan nafas dibawah permukaan air hingga beberapa hitungan dan kemudian sebelum memutar keluar permukaan air, buanglah sisa pembakaran secara bertahap hingga habis, sebelum kembali mengambil udara di permukaan air.  Latihan pernafasan untuk gaya bebas ini dapat juga dikerja kan dengan mengambil sikap yang sama seperti diatas, namun kedua lengan dilipat di punggung.  Bentuk lain juga dapat dikerjakan dengan menggunakan papan latihan baik untuk yang sifatnya statis maupun dinamis.

1.4 Koordinasi Kaki Nafas (Kick – Breath Coordination). Pada dasarnya kordinasi kaki dengan nafas adalah salah satu rangkaian latihan yang harus diberikan agar supaya motoriknya terlatih dengan baik. Beberapa bentuk latihan :  Menghadap dinding, dengan memegang tepi kolam dengan kedua tangan kerjakan gerakan kaki naik turun dengan dikordinasikan de ngan pernafasan. Saat gerakan kaki dilakukan, mula-mula bagian muka masuk permukaan air. Hitunglah beberapa hitungan, misalnya 5 atau 7 hitungan hingga hitungan itu habis ambillah udara dari permukaan air

42

dengan mengangkat kepala pada sikap memutar. Pada saat memutar itu, hendaknya diperhatikan agar gerakan kaki tetap berjalan, sehingga tidak terjadi gerakan kaki berhenti akibat kepala memutar untuk ambil nafas.  Cara yang sama dapat dikerjakan dengan menggunakan papan latihan.  Untuk memberi beban yang lebih besar, cara diatas bisa dikembangkan dengan latihan kordinasi kaki - nafas tanpa menggunakan papan latihan, dan hanya salah satu lengan berada lurus di depan.

1.5 Rotasi Tangan ( Hand Rotation ) Fase-fase pada rotasi tangan gaya bebas terdiri dari : a. Fase masuk permukaan air ( Entry Phase ) Masuk permukaan air dengan menggunakan ujung-ujung jari dengan posisi telapak tangan menghadap kebawah (telungkup). Masuk permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu, sudut kemiringan yang dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan; air berkisar 30 – 40 derajat. Usahakan masuknya tangan kepermukaan air, sejauh mungkin dapat, dijangkau. Bantulah jangkauan maksimal itu dengan memutar tubuh pada rotasinya dengan patokan bila tangan kanan yang masuk permukaan air, maka jangkauan

43 maksimal dapat diukur dengan naiknya bahu kiri keatas permukaan air, begitu pula sebaliknya. Saat masuknya tangan ke permukaan air dan di bawah permukaan air menjangkau lurus kedepan, cara ini sering di gunakan perenang jarak menengah dan jarak jauh. Sementara perenang jarak pendek dilakukan dengan menjangkau lebih dalam, karena itulah tingkat rotasi tubuh akan lebih terlihat. b. Fase menangkap ( Catch Phase ) Fase ini dilakukan setelah fase masuk tangan kepermukaan air berakhir. Versi Dr. ERNEST MAGLISCHO, fase ini masih dibagi dua fase yaitu Fase membuka ( Outward atau outsweep ) dan Fasu menekan (Downward). c. Fase Menarik ( Pull Phase ). Untuk memahami /fase menarik, perlu digambarkan bahwa tubuh pada dasarnya mempunyai garis tengah atau garis sumbu yang sifatnya khayal. Garis itu sering disebut dengan nama garis pusat ( centre line ). Fase menarik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:  Menarik hingga jari tangan berada pada posisi agak jauh dari garis pusat.  Menarik hingga jari tangan berada pada posisi mendekati garis pusat.

44

 Menarik hingga jari tangani berada pada posisi menyilang tubuh dan memotong garis pusat.  Versi Dr. ERNEST MAGLISCHO, fase menarik diberikan istilah dengan nama fase sapuan kedalam ( insweep atau inward ).

d. Fase mendorong ( Push Phase ) Fase ini dikerjakan setelah fase menarik atau fase sapuan kedalam telah berakhir. Akhir dari fase mendorong adalah bagian bawah dari paha, dengan patokan ibu jari menyentuh bagian samping paha. MAGLISCHO memberi istilah untuk fase ini dengan nama fase mendorong kebelakang ( Backward ).

e. Fase Istirahat ( Recovery Phase ) Sesuai dengan tingkat kelentukan tubuh, khusus pada bahu maka fase ini mempunyai beberapa posisi yaitu ;  Sikut tinggi ; mereka yang mempunyai tingkat kelentukan  Tinggi.  Sikut sedang ; kelentukan sedang  Sikut rendah dan kadang-kadang mengarah lurus ; tingkat kelentukan sangat rendah . Fase ini dilakukan setelah berakhirnya fase mendorong, hendaknya diperhatikan agar saat dimulainya fase ini posisi telapak tangan menghadap kedalam.

45

Beberapa bentuk latihan : Rangkaian rotasi tangan pada gaya bebas dapat diberikan beberapa bentuk latihan sbb :  Di darat ; mencoba melakukan rangkaian gerak, baik untuk tangan kanan maupun untuk tangan kiri. Bentuk ini bisa dikembangkan dengan mengkordinasikan tangan kanan dengan tangan kiri, hingga terjadi perputaran tangan sebagaimana yang diperlukan pada gaya bebas.  Di kolam dangkal ; menghadap dinding tepi kolam kedua tangan lurus di depan, sikap tubuh berada pada keadaan membungkuk. Lakukan rangkaian rotasi seperti yang dikerjakan di darat. Bila menghadap dinding sudah dilakukan, sebagai variasi maka posisinya bisa dirubah dengan membelakangi dinding tepi kolam dan pada sikap ini cara yang sama dapat dikerjakan  Masih tetap di kolam dangkal, bisa dikerjakan bentuk latihan yang dinamis dengan menggunakan papan latihan. Kedua jari tangan memegang ujung papan latihan dalam sikap lengan lurus kedepan. Bentuk-bentuk latihan dan rangkaian gerak yang sama seperti diatas dapat diterapkan disini, dimana perbedaannya terletak pada saat melakukan rangkaian itu dengan berjalan di dasar kolam, seakan-akan berenang.

46

1.6 Koordinasi Nafas dan Tangan (Hand – Breath Coordination) Bentuk-bentuk kordinasi pada dasarnya adalah bentuk latihan yang harus dikerjakan sehingga kita menjadi terbiasa. Begitu pula dengan halnya kordinasi nafas - tangan, Beberapa bentuk latihannya adalah sebagai berikut :  Di kolam dangkal ; dapat dikerjakan dengan melakukan rotasi tangan, dimana saat tangan mulai melakukan gerakan push atau dorongan atau backward, ambilah udara melalui perputaran kepala kearah mana tangan melakukan gerakan. Bagi tingkat pemula, bisa dimulai dengan melatih kordinasi nafas-tangan ini dengan mengambil nafas pada saat mulai melakukan tarikan atau pull .  Cara dinamis di kolam dangkal dapat dilakukan dengan mengguna kan papan latihan.  Untuk membiasakan diri, bisa juga latihan kordinasi ini dikerjakan terlebih dahulu di darat sebelum masuk ke air.

1.7 Koordinasi Seluruh Komponen ( All Component Coordination) Koordinasi seluruh komponen disebut juga dengan istilah renang, lengkap dapat diberikan bentuk-bentuk latihannya sebagai berikut :  Beberapa bentuk latihan “catch-up “  Latihan catch-up dengan menggunakan papan latihan

47

1.8 Perbaikan Gaya Bebas ( Repairing Crawl Style) Apabila guru renang atau pelatih menemukan kesalahan- kesalaban gaya dan tekhnik renang, maka itu merupakan kewajibannya untuk mencari upaya perbaikan. Maka pelatih hendaknya memahami betul tentang kesalahan apa yang dihadapi perenang itu. Beberapa bentuk kesalahan pada gaya bebas adalah : a. Terlambat Ambil Nafas ; Bentuk kesalahan ini terjadi sering berakibat sikut jatuh dengan lengan lebih rendah ( Drops Elbow ) terutama pada bagian lengan yang berlawanan dengan arah pengambilan nafas. PENANGGULANGAN ; Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan menginstruksikan kepada yang bersangkutan untuk memutar kepala untuk mengambil nafas, dilakukan setelah seluruh sisa pembakaran dibuang sampai habis di bawah permukaan air, baru setelah sisa pembakaran habis dibuang kepala memutar untuk mengambil udara. Bentuk lain bisa dikerjakan, ambillah nafas di saat tangan mulai melakukan dorongan, setelah mengambil udara putarlah kepala hingga bagian muka masuk permukaan air, kemudian untuk beberapa saat ditahan lebih dahulu, dilanjutkan membuang sisa pembakaran melalui hidung secara bertahap.

48

b. Mengambil Nafas Terlalu Dini ; Mengambil nafas terlalu dini seringkali berakibat kurangnya dorongan untuk bergerak maju dan tidak sedikit berakibat dorongan keatas ( bobing ). Akibat dari ini, seringkali tangan yang berada pada arah dimana kepala memutar untuk ambil nafas, tidak mengerjakan prinsip-prinsip yang diperlukan pada saat berenang yaitu menarik dan mendorong, dan tentunya lebih cenderung menekan tubuh, sebagai konpensasi aksi. PENANGGULANGAN ; Untuk penanggulangan semacam ini, bisa dilakukan agar yang, bersangkutan menahan nafas di bawah permukaan air lebih lama. Sikap kepala agar tetap dijaga dengan arah pandangan tetap menghadap lurus kedepan. Sebelum pembalikan, putarlah kepala untuk mengambil udara dengan sikap ini pula bisa melihat tangan diatas permukaan air serta dapat merasakan melalui tangan, apakah rotasinya telah melaksanakan prinsip-prinsip menarik dan mendorong, atau kah tidak ? c. Kaki Kurang Rileks ; Bentuk kesalahan lain adalah, perenang dengan kaki kurang rileks atau tegang. Akibatnya kaki itu membentuk tahanan dan menghambat daya luncur dari gerak renang dari sikap kurang rilek. yang terjadi pada umumnya terjadi karena posisi kepala dipermukaan air. Kepala yang terlalu dalam, sering berakibat kaki

49 kurang rilek, dengan makin tegangnya kaki pada akhirnya kedua kaki jatuh lebih dalam. PENANGGULANGAN ; Model kesalahan seperti ini, dapat diperbaiki dengan jalan memperbaiki fungsi kaki dengan gerakan-gerakan yang memenuhi prinsip-prinsip gerak, dimana irama kaki bisa diberikan dengan 6 pukulan kaki. Sementara untuk membantu agar sikap atau posisi kaki bisa lebih naik dan kalau mungkin menjadi hampir sejajar dengan permukaan air, maka pandangan diarahkan kedepan disaat kepala berada di bawah permukaan air. d. Sikap Tubuh Yang Meliuk Liuk ; Timbulnya gerakan-tubuh yang seperti ini, sering terjadi sebagai akibat pengambilan udara dilakukan kepala dengan dibantu tubuh, sementara fungsi leher pasif dengan tidak banyak memutar sebagaimana mestinya. Selain itu sikut di saat meiakukan fase istirahat gerakannya cenderung lurus, sehingga lengan bergerak kedepan lebih banyak bersifat ayunan tubuh di banding dengan menggunakan konsep rotasi tangan dengan sikut tinggi. Sebagai akibatnya pinggul akan mendapat aksi yang berlawanan dengan kemana arah mengambil nafas. PENANGGULANGAN ; Cara a,b dan c diatas bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan seperti ini. Usahakan agar mengambil nafas betul-betul dengan menggunakan kemampuan leher untuk berputar dan

50 mengambil nafas. Kemudian arah pandangan lurus ke depan, lihatlah tangan masuk permukaan, air serentak dengan pengambilan nafas dalam sikap yang lebih rilek.

B. Renang Gaya Punggung ( Backstroke atau Back Crawl ).

2. 1 Posisi Tubuh ( Body Position )  Posisi tubuh hidrodinamis atau streamline, hampir sejajar dengan permukaan air.  Usahakan agar bisa se-datar mungkin atau se-horisontal mungkin. Sikap ini baru dapat dilakukan, apabila gerakan kaki cukup efektif.  Irama kaki naik-turun atau aksi kaki digunakan lebih dalam dibanding aksi kaki pada gaya bebas.  Sikap kepala pada gaya punggung, pada dasarnya seolah- olah kita tidur di air dengan sikap yang rilek tanpa harus mengarahkan pandangan kemana saja. Meskipun demikian dapat pula arah pandangan dilakukan dengan toleransi

51

sudut arah pandang maksimal 45 derajat, dengan sikap yang rilek.  Tubuh harus berputar pada rotasinya hingga mencapai sudut 45 derajat dengan garis tengah.

2. 2 Gerakan Kaki ( Kicking )  Pada prinsipnya gerakan kaki pada gaya ini saaa seperti pada gaya bebas dengan sumber gerak pada pangkal paha.  Gerakan kaki pada gaya punggung harus seimbang dengan perputaran tubuh pada porosnya.  Saat kaki bergerak keatas permukaan air, agar diperhatikan bahwa gerakan itu bukan akibat lutut yang ditarik keatas hingga dapat menendang, akan tetapi tungkai kaki bawah akan menendang dan melecut membentuk sudut pada lutut sebagai akibat turunnya tungkai kaki ke bawah.  Irama kaki gaya punggung untuk jarak 200 meter akan lebih dalam di banding yang akan turun di nomor 100 meter.  Sebagai patokan saat tungkai kaki bawah turun, maka jarak dari permukaan air adalah antara 30 – 40 cm  Daya lentuk pergelangan kaki pada gaya ini mempunyai peran yang sangat menentukan untuk melakukan dorongan maju.

52

Beberapa bentuk latihan :  Di kolam dangkal ; dengan membelakangi dinding, kedua tangan memegang dinding, atau pinggir kolam untuk mengambil sikap terlentang. Lakukan gerakan kaki naik turun dengan sumber tenaga dari pangkal paha mengarah lurus.  Di kolam dalam ; menggunakan papan latihan, dimana kedua tangan memegang papan pada sikap lurus diatas kepala. Apabila cara ini telah mampu dikerjakan dengan baik lanjutkan dengan memegang papan latihan tetap lurus diatas kepala tetapi yang dipegang hanya bagian ujung- ujungnya.  Di kolam yang dalam ; tanpa menggunakan papan latihan, kedua tangan berada pada sikap lurus diatas kepala, dengan kedua ibu jari saling berkaitan. Agar diperhatikan jangan sampai kedua lengan karena lengan yang bersangkutan menjadi bengkok, hal ini sering berakibat pinggul menjadi turun.  Untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya tubuh dengan pinggul turun, sehingga berakibat sikap tubuh mengarah ke posisi duduk maka dapat diinstruksikan kepada yang bersangkutan untuk melilitkan kedua tangan hingga sikap tubuh tertarik lurus.

53

2. 3 Pernafasan ( Breathing ) Meskipun sikap tubuh pada gaya ini dapat memungkinkan setiap orang mampu mengambil nafas kapan dan bilamana diinginkan, tetapi untuk menghindarkan kemungkinan terhisapnya air, terutama melalui hidung. Maka cara mengambil nafas pada gaya punggung sama seperti yang dikerjakan pada gaya bebas. Sebagai patokan apabila yang bersangkutan mampu mengambil udara dengan memutar kepala kearah kanan, maka sebagai koordinasinya nya adalah disaat melakukan gaya punggung ketika mengambil nafas/udara maka ketika itu tangan kanan melakukan fase istirahat (recovery) dan kemudian membuang sisa pembakaran nafasnya disaat tangan kiri melakukan fase istirahat. Pelatih renang kenamaan dari Amerika Serikat, Donald. L Gabriel menganjurkan agar latihan-latihan hypoxic (latihan pernafasan agar dapat mengatur nafas dan menjaga Oksigen tidak cepat habis didalam paru-paru) pada gaya punggung dengan tempo “2/1 atau 3/1”

2. 4 Koordinasi Kaki – Nafas (Kick – Breath Coordination) Secara otomatis, pada dasarnya kordinasi kaki - nafas bisa dilakukan setelah menguasai secara akurat dari masing-masing komponen yaitu kaki dan pernafasan. Akan tetapi untuk melatih

54 irama gerak dari ke dua unsur itu hendaknya diberikan latihan tersendiri. Tidak sedikit yang belajar renang menguasai bagian-bagian gerak dengan baik namun setelah dikordinasikan, salah satu bagiannya menjadi diam ini terutama menyangkut syaraf motorik yang perlu dilatih . Bentuk latihan Seperti yang dilakukan pada latihan kaki, maka kordinasi kaki - nafas bisa dilakukan misalnya setelah kedua tangan lurus diatas kepala dan kaki tetap melakukan gerakan, cobalah ambil udara melalui mulut dan kemudian beberapa saat ditahan atau dengan hitungan hingga 5 ataupun 9 dan barulah sisa pembakaran dibuang melalui hidung secara perlahan-lahan, setelah habis hitungan yang dimaksud.

2. 5 Rotasi Tangan (Hand Rotation) a. Fase masuknya tangan ke permukaan air (Arm Entry Phase). Setelah sikap tegak lurus lengan disaat melakukan fase istirahat dilanjutkan dengan fase masuknya tangan kepermukaan air dengan terlebih dahulu jari kelingking yang keluar, dengan sikap ini telapak tangan akan mengarah keluar. Kedalaman masuknya tangan akan banyak tergantung kepada tingkat kelentukan ( flexibility ) dari para perenang itu sendiri.

55

Untuk memperoleh kedalaman pada saat masuknya tangan pada akhir putaran lengan, agar dibantu dengan rotasi tubuh semaksimal mungkin dimana bila lengan kanan masuk, maka rotasi yang dilakukan dengan mengangkat bahu secara maksimal fadalah bahu kiri, Begitupula dengan sebaliknya, sehingga angkatan bahu naik hingga keatas permukaan air, maka akan mendorong lengan yang masuk kepermukaan air mencapai kedalaman maksimal sebagaimana yang diharapkan. Fase masuknya tangan kedalam air, berakhir sebelum fase menangkap akan dimulai pada kedalaman antara 25 - 35 cm. a. Fase Menangkap ( Catch phase ) Pada kedalaman antara 25 - 35 cm, fase menangkap dilakukan dimana sudut yang dibentuk antara lengan dengan tangan pada pergelangan adalah lebih kurang 60 derajat. b. Fase menarik ( Pull atau Inward Sweet) ) Pada fase ini dikerjakan agar telapak tangan dan lengan bagian bawah bergerak lebih dahulu. Saat melakukan fase ini agar diperhatikan telapak tangan pada posisi menyapu kedalam ( inward sweep ) dengan sudut yang cukup dan usahakan akhir dari sapuan kedalam ini membentuk sudut antara 90 hingga 100 derajat pada sikut. Sebagai patokannya

56

dapat digunakan agar ujung-ujung jari berada dibawah permukaan air pada kedalaman 7-18 cm. dari permukaan air. Pola tarikan yang dikerjakan adalah pola “S” . Hindarkan saat melakukan fase menyapu kedalam atau fase tarikan, agar sikut tidak lebih dahulu ditarik dan hal semacam, ini berakibat turunnya sikut tanpa bermanfaat untuk bergerak maju ( drops elbow ). Sebagai patokan fase sapuan kedalam berakhir kira-kira sedi kit dibawah bahu ( sekitar dada ). c. Fase menekan ( Preassure Phase ) Fase menekan adalah fase dimana tangan melakukan tekanan akhir. Pada fase menekan agar diperhatikan telapak tangan menghadap kedepan dengan arah sejajar panjang tubuh menghadap bagian bawah tubuh. Sikap ini bisa membantu akselerasi lengan disaat mengerjakan fase menekan, sehingga bahu terbawa naik. Fase menekan dimulai dari bawah bagian bahu hingga berakhir pada kedalaman ± 20 - 30 cm. dari punggung tangan keatas permukaan air. Akhir dari fase menekan dikerjakan dengan seluruh bagian lengan dan lecutan telapak tangan.

57

d. Fase Istirahat ( Recovery Phase ) Fase istirahat dimulai setelah telapak tangan melakukan akhir fase menekan dengan lecutan hingga lengan keluar dari permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu keluar dari permukaan air dan berakhir di saat kelingging akan mulai masuk permukaan air diatas kepala

2. 6 Koordinasi tangan Kanan – Kiri (Right-Left Hand Coordiation) Apabila pelatih memperoleh kesulitan disaat mengordinasikan tangan kanan dan kiri, maka baik pada renang gaya bebas mau pun pada gaya punggung perlu ditambah satu fase lagi, yaitu saat dimana fase rotasi tangan kanan telah dilatih dengan baik dan kemudian fase rotasi tangan kiri juga telah dilatih dengan baik. Fase kordinasi tangan kanan - kiri, dikerjakan dimana tangan kanan lurus diatas kepala, maka tangan kiri berada lurus disamping tubuh. Putarlah tangan kanan dimulai dengan melakukan rangkaian gerak di bawah permukaan air, serentak dengan itu tangan kiri keluar dari permukaan air dimulai dari ibu jari. Serentak dengan tangan kanan, berakhirnya melakukan fase mendorong hingga tangan kanan berakhir disamping paha pada kedalaman 20-30 cm dari permukaan air, maka tangan kiri juga berakhir dengan masuknya kelingking kepermukaan air hingga mencapai kedalaman yang diinginkan „ Cara ini bisa dilakukan secara bergantian

58

2. 7 Koordinasi Nafas – Tangan (Hand- Breath Coordination) Beberapa bentuk latihan koordinasi :  Dengan menggunakan papan latihan (pullboy), yang dikepit pada paha kemudian berenang hanya dengan mengayuh tangan saja. Saat tangan kanan melakukan perputaran di atas permukaan air atau pada fase istirahat, serentak dengan itu mulut mengambil udara sebanyak-banyaknya dan kemudian sisa pembakaran baru dibuang ketika tangan kiri melakukan fase Istirahat yang sama. Cara yang sama juga dilakukan bila mengambil udara ketika tangan kiri berada pada fase istirahat, maka untuk ini dikerjakan sebaliknya .  Bentuk latihan diatas bisa dikembangkan, dimana setelah mengambil udara, dan setelah beberapa putaran lengan ditahan, baru di buang secara bertahap, cara demikian sering disebut dengan istilah hypoxic.

2. 8 Koordinasi Seluruh Komponen ( All Component Coordination). Kordinasi secara keseluruhan komponen yaitu kaki, nafas dan tangan disebut juga dengan istilah renang lengkap. Untuk melatih dari beberap bagian latihan hingga menjadi bentuk latihan renang lengkap bisa diberikan dengan :  Beberapa macam bentuk latihan catch-up/ stroke drilling  Khusus gaya punggung, agar diusahakan tidak banyak menggunakan papan latihan sebagai alat bantu

59

2. 9 Perbaikan Gaya Punggung (Repairing Back Stroke) Beberapa macam kesalahan yang sering terjadi pada gaya punggung seringkali membuat pelatih bingung serta sulit mencari solusinya, Dibawah ini ada beberapa macam kesalahan yang terjadi pada gaya punggung, berikut dengan upaya perbaikan yang dapat dilakukan :  Lutut terlalu naik ; Keluarnya bagian lutut kaki keatas permukaan air disaat melakukan gerak naik-turun, yang seringkali menjadi penghambat bagi diperolehnya daya luncur yang baik. Gerakan ini sering terjadi sebagai akibat dari ditariknya paha keatas dimana lutut membentuk sudut dan sikap itu ternyata menjadi tahanan atau hambatan yang luar biasa besarnya bagi tercapainya titik luncur maksimal pada tubuh. Akibat lain dari gerakan kaki seperti ini, daya dorong tidak dapat dicapai secara maksimal, mengingat fungsi telapak kaki tidak menendang dengan punggung kaki tetapi menginjak dengan ujung-ujung jari kaki . Sementara itu prinsip gerak yang dibutuhkan adalah gerak naik-turun dari pangkal paha dengan diakhiri oleh lecutan punggung kaki pada akhir dorongannya. Cara Memperbaikinya : Anjurkan kepada para perenang untuk melatih gerak kaki model dasar, dimana irama naik-turun dalam sikap yang agak lurus

60 dilakukan. Sementara tarikan lutut keatas permukaan air diperingatkan kembali untuk tidak dilakukan. Bila cara diatas tidak mencapai hasil, dapat dilakukan dan diinstruksikan kepada para perenang untuk tidak menggunakan gerakan kaki yang berlebihan, namun seringkali instruksi itu berakibat kaki digerakan seadanya dan kenyataannya justru perenang melakukan gerakan kaki sekedarnya saja. Maka Instruksikan kepada perenang, bahwa lecutan punggung kaki bukan hasil dari ditariknya lutut keatas permukaan air, melainkan saat kaki mengerjakan fase istirahat atau fase dimana kaki bergerak kebawah dan diikuti dengan tekukan kaki pada lutut sebagai akibat turunnya tungkai kaki bawah/ betis kebawah dan bukan karena lutut yang ditarik.  Pada fase istirahat, lengan kurang vertikal; akibat kurang vertikalnya lengan disaat mengerjakan fase istirahat, maka daya jangkau tangan yang dicapai tidak maksimal. Cenderung akan jatuh ke permukaan air lebih dekat di banding kalau melakukan fase istirahat dengan sikap yang vertikal. Dengan makin pendeknya jangkauan tersebut, fase menyapu kedalam atau inward sweep yang seharusnya membentuk pola “S” akan menjadi tarikan lurus . Pengaruh yang timbul dari tarikan tangan yang cenderung lurus, akan menimbulkan dorongan kekiri dan kekanan tubuh.

61

Perbaikan Gaya:  Ajarkanlah bentuk-bentuk latihan catch-up, dimana saat melakukan fase istirahat perenang berusaha meluruskan lengan dengan baik  Dengan memutar lebih awal setelah fase menekan, pada saat itu ibu jari telah keluar dari permukaan air, yang membuat lengan tertarik lurus.  Gerakan rotasi tangan terlalu lurus ; Gerakan, rotasi tangan saat dibawah permukaan air cenderung lurus, seringkali berakibat rotasi itu tidak untuk maju kedepan. Melainkan akan, mendorong tubuh berlawanan dengan bagian tangan mana yang melakukan, dan apabila tangan kanan yang melakukan rotasi lurus maka dorongan akan bergeser kearah kiri, begitupula bila di kerjakan sebaliknya. Perbaikan Gerak ; Bentuk perbaikan bisa dilakukan dengan mengulang kembali latihan-latihan catch-up pada gaya punggung, dengan memperhitungkan rangkaian gerak bagian demi bagian.

62

C. Renang Gaya Dada ( ).

Gaya Dada adalah gaya renang, pertandingan yang pertama berkembang dan mulai populer ketika peda tanun 1875 perenang Matthew Webe dengan menggunakan Gaya Dada dan menjadi orang pertama merenangi teluk Channel (Kanal) di Inggris. Sejak tahun 1930 mulai dipisahkan antara Gaya Dada dengan gaya kupu- kupu dada yang kemudian menjadi cikal bakal renang gaya Kupu- kupu Berenang di bawah air pada waktu itu merupakan ketentuan yang diperbolehkan oleh bangsa Jepang dan kemudian mereka mengadakan suatu studi yang intensif terutama dalam rangka mengembangkan renang gaya kupu-kupu. Seperti hasilnya Jepang mencapai sukses pada tahun 1953, dan Gaya Dada secara kontinyu dapat mengembangkan bermacam-macam interprestasi. Bentuk variasi berenang dengan secara utuh di bawah air di gunakan oleh perenang TEOFILO LIDEFONSO pada Olympiade tahun 1928, Ia memodifikasi teknik mengambil nafas setelah melakukan satu gerakan di bawah air. Begitupula perenang Rusia

63 yang bernama Lounitchev meniru juara olympiade 1956 Masaru Furukawa dari Jepang. Perenang Amerika, Chet Jastremski tampil berperan pada awal tahun 1960 dengan POWER BREASTROKE (kekuatan Gaya Dada), Jastremski secara keseluruhan menggunakan gerakan kaki untuk gerak rotasi dari tangan dan perenang Amerika lainnya Catie Ball memperoleh sukses ketika Ia mengkombinasikan pergantian dari tangan dengan sangat terampilnya menggunakan tendangan kaki dan untuk beberapa saat Amerika Serikat memegang supermasi pada gaya ini. Awal tahun 1966 perenang Rusia, Nlkolai Pankin mulai mengembangkan gerak gaya sehingg dapat menambah kecepatan gerak tangan, menghilangkan sikap dimana tangan akan kembali bersama-sama dibawah dada. Hal ini merupakan pembaharuan, menambah irama dari gaya dan memungkinkan agak sedikit menunda posisi pengambilan nafas. Pengembangan ini berperan penting dan kini disebut Gaya Dada Eropa, yang mana beberapa hal berbeda dengan Gaya Dada Amerika utara . Pada awal tahun 1970, Walter Kusch dari Eropa barat menggunakan aksi Gaya Dada pada gaya renanganya. Juara dunia dari Inggris, yang menjuarai 200 meter Gaya Dada pada Olimpiade tahun 1976, menggunakan cara ini dengan membiarkan gerakan tubuh banyak keatas pada gayanya, dengan demikian membawa bahu dan bagian punggung bagian atas keluar

64 dari atas permu kaan air. Cara yang dilakukan David Wilkie kemudian mengundang para ahli Rusia untuk mengadakan suatu studi/penelitian setelah olimpiade Montreal . Pendekatan ilmiah serta keuntungan dari gerak ini di manfaatkan Rusia sehingga pada dekade tahun 1970 dan 1980 para perenangnya mendominasi dengan rangking dunia pada Gaya Dada. Pada tahun 1978, Lina Kashushite dari Rusia keluar sebagai Juara Dunia dengan sikap tubuh sangat tinggi dan meluncur kedepan dengan “streamline”.

3. 1. Posisi Tubuh ( Body Position ) Versi Amerika Utara ; saat kedua lengan lurus di depan sebagian besar dari kepala berada dibawah permukaan air, posisi bahu dan pinggul sedikit berada diatas permukaan air (sikap tubuh hampir datar atau streamline). Saat mengambil nafas dimana kedua lengan melakukan rangkaian gerak sapuan keluar hingga kembali keposisi istirahat untuk lurus didepan mengambil udara dari atas permukaan air cukup dengan mengangkat bagian kepala dengan leher. Versi Eropah Timur ; Saat kedua lengan lurus di depan , seluruh kepala, bahu, lengan atas berada diatas permukaan air ditambah sedikit bagian pinggul agak terangkat naik

65

3. 2. Gerakan Kaki ( Kicking )  Gerak kaki pada gaya dada saat ini adalah gerakan kaki yang cendrung membentuk gerak kaki dolpin (Whip Kick), dimana pada saat fase istirahat yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemu dian setelah fase itu dikerjakan pergelangan kedua kaki di putar mengarah keluar, hingga membentuk sudut lebih kurang 50 derajat, ke mudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerak menginjak dan diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki lurus dibelakang, dimana pergelangan kaki dan tungkai kaki bagian bawah berfungsi sebagai alatnya.  Beberapa perenang ada yang melakukan akhir dari gerakan menginjak dan menendang itu hingga tumit kaki sedikit keatas permukaan air, hal ini disebabkan kaki yang sangat lentur (flexible).  Keuntungan yang diperoleh oleh perenang yang mempunyai tungkai kaki yang panjang, biasanya dimanfaatkan pada akhir tendangan dengan membuat gerakan kaki dolphin di bawah permukaan air.  Usahakan pada saat kedua kaki ditarik mendekati pinggang maka lakukan semaksimal mungkin, sehingga sikap ini dapat membuat rangkaian gerak berikutnya dapat menendang dengan lebih kuat Meningkatkan percepatan pada saat

66

melakukan gerakan kaki sangat diperlukan dan penting. Kaki akan akan menendang dengan mencapai tingkat kecepatan maksimum, ketika kedua kaki setelah melakukann tendangan dan menutupnya lagi dibelakang dan lurus rapat. Gerak yang dilakukan kaki itu akan memproduksi daya angkat (Lift Force) kearah depan.

Beberapa bentuk latihan :  Di tepi kolam renang dengan memegang parit/tepi kolam dengan melakukan rangkaian gerak secara berjenjang.  Bisa menggunakan papan latihan sambil berjalan di kolam  Tanpa menggunakan papan latihan, kedua lengan tetap lurus.  Bisa diberikan dengan sikap terlentang, lakukan rangkaian gerakan kaki gaya dada

3. 3 Pernafasan ( Breathing ) Bentuk-bentuk latihan Di kolam dangkal ; membelakangi dinding kedua lengan dilipat dibelakang punggung, lakukan sambil nafas dari permukaan air melalui mulut dengan siku menghadap kedepan, dimana dada sedikit diangkat pada bagian wajah diangkat kepermukaan air, kemudian menundukan kepala dan sisa-sisa pembakaran dibawah

67 permukaan air. Lakukan Latihan rangkaian gerak ini hingga menjadi terbiasa. Untuk memperoleh gerak dan pernafasan yang baik pada gaya dada maka harus dikombinasikan dengan gerakan kaki.

3. 4 Koordinasi Kaki – Nafas (Kick – Breath Coordination) Kordinasi gerak, antara kaki dengan nafas dilakukan dengan kepala sebagai kendali, kepala diangkat, kedua kaki mengikuti dengan menendang, setelah kaki ditutup rapat dan kedua paha bertemu kembali maka kepala kembali masuk permukaan air, Beberapa bentuk latihan :  Di kolam dangkal ; kedua tangan memegang tepi atau parit kolam , lakukan rangkaian gerak dengan menggunakan prinsip gerak tersebut diatas.  Dengan menggunakan papan latihan ; kedua tangan memegang papan latihan, gunakan rangkaian gerak  Untuk memperoleh kordinasi yang baik ; bisa dilakukan tanpa menggunakan papan latihan, kedua lengan berada lurus di samping tubuh. Prinsip yang sama seperti saat menggunakan papan dapat dilakukan disini.  Bisa juga tanpa menggunakan papan ; kedua lengan tidak lurus disamping, tetapi dilipat di punggung. Hal ini dikerjakan terutama untuk menghindarkan tangan

68

melakukan gerak ekstra untuk membantu tubuh maju, sehingga latihan yang dikerjakan tidak efektif lagi.

3. 5 Rotasi Tangan (Hand Rotation).  Rotasi gerak pada versi Amerika Utara ; tidak menggunakan push, (Outward and catch - pull - recovery atau fase membuka dan me nangkap - fase menari - fase istirahat )  Rotasi gerak versi Eropa Timur ; menggunakan fase mendorong (push), dengan (rangkaian gerak Fase membuka dan menangkap -fase menarik - fase mendorong - fase istirahat atau Outward and catch - puli - push - recovery).  Pelatih renang asal Canada, memodifikasi gerak gaya dada versi Eropa Timur dengan sedikit merubah pada saat tangan akan melakukan fase mendorong dirubah menjadi fase menyapu kedalam (in ward sweep) dimana sapuan dari telapak tangan itu bertemu di depan hingga lengan membentuk paruh lembing.  Kedalaman lengan/tangan dibawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat sekitar 15 - 20 cm bagi versi Amerika Utara.  Kedalaman lengan/tangan dibawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat sekitar 25 - 30 cm bagi versi Eropa Timur

69

Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari : VERSI AMERIKA UTARA  Fase Istirahat ( recovery ), saat kedua lengan lurus di depan  Fase membuka keluar ( outward ) , saat kedua tangan membuka keluar hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu.  |Fase menangkap (catch), fase ini diakukan setelah akhir dari melakukan fase membuka, dimana saat mengerjakan fase ini usahakan siku tinggi (high elbow) untuk memutar pergelangan tangan.

VERSI EROPA TIMUR  Fase Istirahat ( recovery ), saat kedua lengan lurus di depan.  Fase membuka keluar ( outward ), saat dimana kedua tangan membuka kesamping hingga perpanjangan garis bahu. Sudut yaag dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan air menyapu keluar adalah 30-45 derajat, dan sudut yang dibentuk antara lengan bawah dengan tangan pada pergelangan adalah 15 – 30 derajat.

70

 Fase mendorong kedalam ( Push ), fase ini dilakukan setelah berakhirnya fase membuka keluar, dimana saat melakukan fase mendorong kedalam dan kedua telapak tangan saling berhadapan serentak dengan menutup telapak tangan hingga bertemu, kedua siku dan lengan menutup hingga keduanya bertemu pada satu garis lurus dibawah dagu.

VERSI CANADA Versi ini berkembang dari versi Eropa Timur, sehingga beberapa fase ini dilakukan pada versi Eropa Timur juga dilakukan pada versi Canada. Fase istirahat dan fase membuka keluar tetap sama dan perbedaannya terletak pada fase mendorong yaitu ; Fase menutup kedalam ( inward sweep ) dilakukan setelah berakhirnya fase membuka keluar dilanjutkan dengan melakukan sapuan atau ayunan kedalam dimana kedua belah siku tidak perlu bertemu dan cukup hanya kedua telapak tangan. Agar diperhatikan pada saat melakukan sapuan kedalam posisi telapak tangan dengan air membentuk sudut utara 30- 45 derajat atau rata-rata 40 derajat.

71

3. 6 Koordinasi Nafas – Tangan (Hand- Breath Coordination) a) Pada versi Amerika Utara, ambil nafas dilakukan pada saat tangan melakukan akhir fase menarik. b) Pada versi Eropa Timur, ambil nafas dilakukan pada saat memulai fase mendorong. c) Sama seperti versi Eropa Timur, maka versi Canada mengambil nafas dilakukan pada saat melakukan sapuan tangan ke dalam ( inward sweep ). Beberapa bentuk latihan : Dengan menggunakan papan latihan, lakukan kordinasi gerak antara tangan dengan nafas seperti halnya latihan tangan. Berpasangan dimana saat satu rekannya melakukan rangkaian kordinasi tangan dengan nafas.

3. 7 Koordinasi Seluruh Komponen ( All Component Coordination) Dapat diberikan dalam bentuk-bentuk latihan Catch-up. Pada saat tertentu di usahakan tidak banyak menggunakan papan. Dalam gerakan koordinasi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh sehingga gerakan renang gaya dada itu terkoordinasi dengan baik. Koordinasi dan kombinasi gerakan renang gaya dada adalah sebagai berikut : 1. Latihan koordinasi antara gerakan kaki, lengan, dan mengambil napas dilakukan dalam keadaan meluncur.

72

2. Gerakan badan meluncur maju atau berakhirnya kedua kaki, menutup dengan gerakan cambuk, kedua tangan lurus ke depan, kepala masuk ke dalam air, dan telapak tangan menghadap ke belakang. 3. Kedua tangan ditarik, kepala khususnya mulut keluar di atas permukaan air untuk mengambil napas melalui mulut, dan kedua kaki tetap lurus ke belakang. Tarikan kedua lengan setelah sampai pada bagian bawah dada akan menuju dagu, kedua kaki mulai ditarik ke depan dan dibuka. 4. Gerakan tangan dan kaki tidak dilakukan bersama-sama, gerakannya dilakukan secara bersautan/berkesinambungan antara gerakan lengan dan gerakan kaki. Sikap kedua lengan mulai membuka ke samping dan kedua kaki mendekati pinggul. 5. Setelah membuka tangan, dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah tubuh dan kedua kaki bergerak mendekati pinggul. Pada saat kedua lengan menekan ke bawah permukaan air dengan cepat segera mengambil napas. 6. Sesaat setelah lengan mengakhiri putaran di bawah dagu, dorong ke depan lurus dan napas dikeluarkan di permukaan air bersamaan kedua kaki mendorong ke belakang. Kedua lengan lurus ke depan, kedua kaki lurus ke belakang, badan rileks, dan pandangan ke depan. Kedua kaki melakukan

73

gerakan menutup, bersamaan dengan kedua tangan mulai akan meluruskan ke depan, kepala masuk ke dalam air. 7. Kedua kaki mengakhiri gerakan menutup dengan cambukan pada pergelangan kaki, kedua tangan kembali diluruskan ke depan, kepala masuk ke dalam air diikuti dengan mengeluarkan napas melalui mulut atau hidung. Lakukan berulang-ulang dengan jarak yang cukup jauh, sehingga kombinasi gerakan secara keseluruhan dapat dilakukan.

3. 8 Perbaikan Gaya Dada (Repairing Breat Stroke) Seperti pada gaya renang lainnya maka beberapa bentuk kesalahan sering terjadi pada gaya dada. Adapun bentuk-bentuk kesalahan yang sering terjadi seperti ;  Posisi lutut turun, akibatnya pinggul naik ; apabila terjadi kasus seperti ini, upaya penanggulangannya adalah berlatih dengan menggunakan papan latihan. Dengan prinsip gerakan dikerjakan yaitu saat melakukan fase istirahat pada kaki yaitu saat dimana kedua tungkai kaki bawah dilipat hingga mendekati pinggul, betul-betul dilakukan dengan konsep tidak membentuk sudut sebagai akibat lutut yang diturunkan kebawah, melainkan sebagai akibat lipatan tungkai kaki bagian bawah dilipat keatas hingga mendekati pinggul.

74

 Mengambil nafas terlalu dini ; bila terjadi semacam ini maka bentuk perbaikannya yaitu lengan dengan mengulang kembali rangkaian gerak pada saat kordinasi nafas dengan tangan.  Kaki tidak mampu secara maksimal melakukan lipatan dan mem buka kesamping; perbaikannya dengan melatih kaki menggunakan papan atau mengambil sikap terlentang untuk mengerjakan gerakan kaki gaya dada, dimana saat melipat lakukan gerakan kaki menarik kearah pinggul dan bukan gerakan melipat itu dilakukan sebagai akibat turunnya lutut.  Melakukan tarikan terlalu dalam ; melakukan tarikan tangan terlalu dalam pada gaya dada, bisa berakibat terhentinya gerakan disaat akhir tarikan. Selain itu bentuk tarikan ini tidak saja menjadi tahanan bagi daya luncur renang, tetapi yang jelas hal semacam ini akan mengurangi akselerasi dari renang. Perbaikannya ; yaitu latihan tangan dengan mengepit papan atau pullvoy, disaat meagerjakan fase tarikan. Batasi agar tarikan itu hanya sampai perpanjangan garis bawah dagu dan tidak lebih. Bisa diberikan bentuk tarikan dengan bentuk tarikan atau pola tarikan berbentuk hati.

75

D. Renang Gaya Kupu-Kupu ( Butterfly Stroke ).

Perlu dibedakan antara Gaya Kupu-kupu Dada (Butterfly Breast Stroke) dengan Gaya Kupu-kupu Dolphin (Butterfly Stroke). Gaya kupu-kupu dada, dimana gerakan gaya kupu-kupu dengan kaki menggunakan Gaya Dada, hingga saat ini masih ada yang melakukannya. Gaya kupu-kupu dengan kaki Gaya Dada atau Gaya kupu- kupu dada mulai diperlombakan pada tahun 1926 oleh olahragawan Jerman, ERICH RADEMACHER. Penggunaan gaya ini juga Ia pakai pada perlombaan di Amerika Serikat pada tahun 1927, sehingga hal ini menimbulkan protes. Akibat hal itu,. RADEMACHER kembali melupakan gerak gaya ini sejak tahun 1928 saat berlangsungnya Olimpiade di Amesterdam hingga bulan Desember 1933 ketika perenang HENRY MYERS dari Brooklyn, New York menggunakan teknik yang sama pada nomor pertandingan 150 yard gaya ganti perorangan.

76

Melihat potensi dan manfaatnya gaya kupu-kupu dada itu, dimanfaatkan oleh para pelatih yang kemudian berkembang sedemikian rupa, barulah pada tahun 1953 gaya kupu-kupu dada diakui sebagai gaya renang tersendiri dan merupakan gaya renangan keempat selain gaya bebas, punggung dan Gaya Dada. Gaya kupu-kupu dengan kaki dolphin, diperkenalkan perenang GYORGI TAMPEK dari Honggaria dan pada Olimpiade tahun 1950 gaya kupu-kupu dengan kaki ini diijinkan untuk diperlombakan. Sukses besar penggunakan gaya kupu-kupu dolphin dilakukan perenang amerika WILIAM YORZYK dan SHELLY MANN. Gaya kupu-kupu dolphin lebih dominan dengan tingkat prestasi yang baik dapat dibuktikan oleh perenang Mike Troy dari Amerika yang menjuarai Olympiade tahun 1960 dan perenang putri ADAKOK dari negri Belanda. Perenang pemegang 7 medali Olympia de Munchen, Mark Spitz termasuk salah seorang perenang dunia yang menjadi pelopor pembaharuan dari rangkaian gerak gaya pada gaya kupu- kupu dimana prestasi terbaiknya mencapai 0:54.27 detik, pada jarak 100 meter di Olimpiade tahun 1972 ( Munchen). Hingga tahun 1981 catatan prestasi itu baru bisa diperbaiki oleh perenang Jerman Barat, Michael Gross.

77

4. 1 Posisi Tubuh ( Body Position ) Sikap tubuh yang dibutuhkan pada gaya kupu-kupu sama seperti pada gaya bebas yaitu hidrodinamis hampir sejajar dengan permukaan air ( streamline ). Oleh Leonid Makarenko PHD – USSR, patokan posisi tubuh dilihat dari sikap kepala ada 3 macam saat fase masuknya tangan : 1) Kepala masuk lebih dalam hingga dibawah lengan. 2) Kepala hampir sejajar dengan lengan 3) Kepala diatas lengan

4.2 Gerakan Kaki ( Kicking )  Gerakara kaki naik-turun secara kontinyu dengan sumber tenaga pada pangkal paha.  Fase istirahat pada gerakan kaki dilakukan saat kaki naik keatas dan fase bekerja disaat kaki menekan kebawah dan diakhiri dengan lecutan punggung kaki.  Gerakan kaki pada dasarnya terdiri dari dua tekanan yaitu tekanan KUAT dan tekanan LEMAH. Kedua gerakan itu dilakukan secara berangkai.  Naik-Turun kedua kaki berada pada satu bidang datar.  Tingkat kelentukan kaki sangat diperlukan, terutama pada engkel kaki.  Tekanan, gerakan kaki bagi mereka yang baru belajar, agar tidak terlebih dahulu ditekan kuat atau lemah, yang

78

terpenting adalah melakukan gerak naik-turun pada satu bidang datar.  Saat kedua kaki melipat pada lutut (fase istirahat) sudut yang dibentuk pada lutut adalah 70-85 derajat.  Agar diperhatikan saat melipat kaki, hendaknya tidak menarik lutut kebawah, melainkan menarik betis/ tungkai kaki bawah keatas dan untuk membantu gerak itu, paha bisa sedikit dibuka.  Disaat melakukan gerak memukul kedua belah kaki dan di akhiri dengan lecutan punggung kaki, agar diusahakan posisi akhir hingga kaki lurus kebawah dengan gerak ini bisa memaksa pinggul naik keatas permukaan air.

Beberapa bentuk latihan :  Di tepi kolam ; dengan separo tubuh bergantung pada posisi telungkup, Kerjakan irama gerak naik-turun dengan sumber tenaga dari pangkal paha, dan disaat turunnya kaki diusahakan masuk permukaan air hingga tengah-tengah paha.  Di darat ; dengan sikap telungkup/tiarap, regangkan punggung dengan lentingan dimana arah pandangan hingga dapat menatap langit, serentak dengan itu kedua kaki juga melakukan lentingan.

79

 Di tepi kolam dangkal ; dengan kedua tangan memegang tepi atau pinggir kolam , kerjakan gerakan naik turun keatas kebawah serentak dengan tumpuan tenaga pada pangkal paha, Bersamaan dengan gerakan itu serentak dengan pukulan kaki dengan di akhiri lecutan punggung kaki hingga posisi lurus, paksa kan pinggul naik keatas permukaan air.  Bentuk latihan seperti pada poin (c) bisa dikembangkan dengan menggunakan papan latihan; rangkaian latihannya bisa digunakan seperti halnya pada gaya bebas

4.3.Pernafasan ( Breathing ). Mengambil nafas pada gaya kupu-kupu bisa dilakukan dengan mengangkat kepala dengan arah pandangan kedepan dan mengambil nafas dengan arah pandangan kesamping melalui putaran leher seperti pada gaya bebas. Bagi mereka yang. baru belajar, saat mengambil nafas dilakukan dengan bantuan bahu, sedangkan yang sudah terlatih di lakukan dengan bantuan lentingan tubuh. Beberapa bentuk latihan : Di tempat dangkal, mengambil sikap membungkuk ditepi kolam kedua kaki tetap pada keadaan berdiri di dasar kolam Lipat lah kedua lengan di punggung sehingga kepala leluasa mengambil nafas. Lakukan dengan mengambil nafas diatas permukaan air setelah kepala diangkat tinggi, kemudian setelah beberapa lama

80 buang lah sisa pembakaran melalui hidung di bawah permukaan air. Cara diatas bisa dikembangkan dimana setelah mengambil nafas sebelum membuang sisa pembakaran dibawah permukaan air, tahan beberapa saat (misalnya melalui beberapa hitungan) dan buanglah sisa pembakaran itu setelah habis hitungan dan akhir saat pembuangan sisa pembakaran kepala sudah berada diatas permukaan air untuk mengambil udara kembali. Hindarkan gerakan setelah mengambil nafas dipermukaan air kepala tetap berada disitu dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.

4.4 Koordinasi Kaki – Nafas (Kick – Breath Coordination).  Di tepi kolam ; lakukan irama kaki naik-turun dengan kedua tangan memegang tepi kolam atau parit kolam. Rangkaikan koordinasi kaki -nafas, dimana saat pukulan kaki lemah, kepala masuk permukaan air untuk membuang sisa pembakaran dan saat pukulan kaki kuat kepala diangkat untuk mengambil udara.  Dengan menggunakan papan latihan ; kedua tangan memegang ujung papan latihan, bentuk latihan (a) dapat digunakan disini.  Tanpa menggunakan papan latihan ; sikap tubuh telungkup/tengkurap, ke-dua lengan berada lurus disamping

81

tubuh. Lakukan gerakan kaki naik-turun, dengan tekanan lemah dan kuat berangkai, saat pukulan kaki lemah kepala masuk dan saat pukulan kuat kepala naik. Usahakan disaat kaki memukul dengan pukulan kuat agar pinggul dapat naik pada tingkat yang maksimal.  Tanpa menggunakan papan latihan ; posisi menyamping, salah satu lengan lurus di depan dengan catatan bila lengan kanan lurus maka lengan itu berada dibawah kepala, begitupula sebaliknya, bila lengan kiri lurus diatas kepala maka posisi kepala berada diatas lengan itu. Kerjakan gerak dolphin pada sikap ini dengan berulang-ulang . Agar supaya ada keseimbangan beban antara kaki kanan dan kiri, maka kedua sikap itu dilakukan bergantian.  Tanpa menggunakan papan ; ambil sikap kedua tangan lurus diatas kepala, lakukan gerakan kaki naik turun dengan bantuan pinggul. Sehingga saat melakukan kedua ujung punggung kaki bisa melakukan lecutan keatas. 4.5 Rotasi Tangan (Hand Rotation) Rotasi tangan pada gaya kupu-kupu terdiri atas beberapa fase yaitu: a. Fase masuk tangan kepermukaan air (Entry Phase)  Fase masuknya tangan kepermukaan air, didahului dengan kedua ujung jari.

82

 Fase masuknya tangan kepermukaan air, didahului dengan kedua ibu jari, sebagai akibat masuknya ibu jari lebih dahulu maka kedua telapak tangan akan menghadap keluar.  Fase masuknya tangan kepermukaan air, dilakukan hingga sejajar bahu dan hingga kedua tangan saling bersentuhan di depan . b. Fase membuka dan menangkap atau menyapu keluar (Catch Phase atau Outward Sweep)  Fase ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka keluar hingga diakhiri dengan menangkap melalui lengkungan telapak tangan dan sudut yang dibentuk antara ibu jari dengan telapak tangan adalah 38-62 derajat.  Fase membuka keluar agar diperhatikan sudut yang dibentuk antara telapak tangan dengan air dimana prinsip menyapu menjadi landasan dasarnya dengan sudut berkisar antara 30-40 derajat. c. Fase menarik atau Fase menyapu kedalam (Pull Phase atau Inward Sweep)  Fase menyapu kedalam hendaknya di dahului dengan posisi telapak tangan yang membentuk sudut dengan air antara 30-40 derajat.

83

 Saat melakukan sapuan kedalam agar dilakukan dengan ayunan lengan bawah hingga kedua tangan berada siap untuk mendorong. Ayunan atau sapuan lengan tangan bagian bawah berakhir hingga membentuk sudut pada siku berkisar pada 90 derajat.  Rangkaian gerak mulai dari fase membuka keluar hingga fase mengayun atau menyapu kedalam kendaknya membentuk seperti lubang kunci  Akhir dari fase ini berada dibawah dada bagian bawah.  Sumber tenaga yang digunakan saat ayunan kedalam adalah lengan bagian bawah. d. Fase mendorong ( Push Phase )  Sebelum memulai fase mendorong, putarlah kedua tangan hingga  kedua ujung jari tangan menunjuk kearah dasar kolam dengan telapak tangan mengahadap kearah perpanjangan tubuh bawah.  Kerjakan fase mendorong mulai dari posisi bawah dada hingga berakhir dibawah pangkal paha dengan akhir dorongan kesamping telapak tangan sedikit diputar hingga menghadap kedalam.  Usahakan agar akhir dorongan, dikerjakan hingga kedua lengan lurus ke belakang.

84 e. Fase Istirahat ( Recovery Phase ).  Fase ini dilakukan cenderung lurus sementara sikut membengkok ala kadarnya.  Ketika kedua tangan keluar dari permukaan air setelah melakukan dorongan, agar diperhatikan saat keluarnya telapak tangan tetap menghadap kedalam, sehingga telapak tangan keluar pada satu lubang dengan garis lurus yang memanjang searah tubuh.

4.6 Koordinasi Nafas – Tangan (Hand- Breath Coordination) Dengan menggunakan papan latihan yang dikepit pada paha(pullboy) lakukan rangkaian gerak tangan dibawah permukaan air hingga berakhir dengan dorongan, angkatlah sikut sesuai dengan kebutuhan untuk mengangkat lengan keluar permukaan air, hingga membawanya kedepan sebelum melakukan fase masuknya tangan kepermukaar air. Rangkaian itu di kerjakan hingga beberapa putaran degan menahan nafas, barulah ambil nafas kemudian. Cara diatas dapat dikembangkan menjadi satu kali gerakan satu kali ambil nafas. Ambilah udara pada saat tangan akan memulai dorongan bagi mereka yang sudah terlatih dan ambilah nafas atau udara lebih awal bagi mereka yang baru belajar.

85

4.7 Koordinasi Seluruh Komponen ( All Component Coordination) Gaya ini merupakan kombinasi dari gaya dada/gaya katak, dengan posisi dada menghadap ke bawah, kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah, lalu ke belakang, dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan di atas permukaan air. Pada saat tarikan tangan ke belakang, kedua belah kaki secara bersamaan menekan ke bawah. Gerakan kaki dan tangan ini dilakukan untuk mendorong badan bergerak ke depan (atau ke atas permukaan air untuk mengambil nafas). Pada saat kepala masuk kembali ke dalam air, tangan mengikuti masuk, dan kaki kembali menekan ke bawah. Gerakan kaki naik-turun menyerupai gerakan sirip ekor lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air. Berbeda dari gaya lainnya yang umumnya mudah dikuasai, perenang pemula memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki dalam gaya kupu-kupu. Sebagian besar pemula juga menganggap gaya kupu-kupu sebagai gaya tersulit untuk dipelajari. Dibandingkan ketiga gaya berenang lainnya, teknik gerakan yang buruk dalam gaya kupu-kupu tidak dapat ditutupi dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan perenang..

86

4.8 Perbaikan Gaya Butterfly (Repairing Butterfly Stroke)

 Ambil nafas terlalu dini : Memberi pelajaran gaya kupu-kupu kepada mereka yang baru belajar, seringkali diberikan cara mengambil nafas lebih awal. Namun sering terjadi resikonya terjadi kesalahan gaya kupu-kupu dengan ambil nafas terlalu dini. Lebih dari itu sebagai akibat nya sikut akan lebih cepat bergerak kedepan dibanding lengan bagian bawah. Perbaikan Tekhnik ; Untuk pemula agar melatih “pengambilan nafas lebih awal” tidak terlalu lama dilatih, segera dirubah hingga cara mengambil nafas yang sebenarnya dianjurkan yaitu saat akan mulai melakukan dorongan. Ambilah nafas setelah kedua tangan mengayun atau melakukan sapuan kedalam hingga kedua telapak tangan siap melakukan dorongan pada posisi ujung-ujung jari menunjuk lurus kedasar kolam.  Kepala lebih lambat masuk permukaan air dibanding lengan, bentuk kesalahan ini sering terjadi sebagai akibat dari kurang lentuknya bagian kepala yang bersangkutan, sehingga ketika kedua tangan masuk permukaan air, kepala menjadi terlambat masuk. Perbaikan tekhnik: Gunakan pullboy dikepit diantara kedua paha, lakukan gerakan tangan, dan usahakan agar siku membengkok saat

87 melakukan tarikan dibawah air hingga sudutnya kira-kira mencapai 90 derajat  Ambil nafas terlambat, Karena kelambatan ambil nafas ke dua tangan sudah mengakhiri dorongan, baru memaksa untuk menaikan kepala mengambil nafas. Pada posisi ini terlalu sulit kepala dapat terangkat keatas permukaan air. Pengaruh dari ini sinkronisasi gerak sulit tercapai. Perbaikan tekhnik: Lakukan upaya penanggulangan yang dilakukan pada poin diatas.

E. Coba Menyelam. Menyelam bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk masuk ke dalam air dan berenang. Mulai dengan cara menyelam dasar, dan kemudian menyelam gaya angsa, menyelam gaya punggung, dan menyelam memutar yang lebih sulit. Selalu pastikan bahwa kedalaman air cukup untuk menyelam. Paling tidak kedalamannya harus 9 - 10 kaki, dan jika Anda tinggi, maka paling tidak 11 - 12 kaki. Hal pertama yang perlu diketahui adalah, kita tidak bisa mengambil nafas sewaktu kita sedang berenang dibawah permukaan air, kecuali kalau kita menggunakan alat bantu pernafasan (tabung oksigen). Oleh karena itu, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sewaktu berenang dibawah permukaan air adalah menahan nafas. Mengeluarkan nafas dalam bentuk

88 gelembung-gelembung udara juga bukan ide yang bagus sewaktu berenang dibawah permukaan air, karena hanya akan mengurangi cadangan oksigen yang ada dalam paru-paru. Dengan demikian, hal pertama yang yang harus Anda lakukan ketika berenang dibawah permukaan air adalah mengambil nafas dalam-dalam sebelum menyelam kedalam air. Nanti, jika Anda sudah kehabisan nafas, satu-satunya yang harus Anda lakukan adalah muncul ke permukaan air untuk mengambil nafas, lalu sesudah itu bisa kembali menyelam kedalam air. Teknik yang paling sering digunakan untuk berenang dibawah permukaan air adalah serupa dengan gaya dada, namun dengan beberapa perbedaan. Secara singkat bisa dikatakan bahwa ketika berenang dibawah permukaan air, Anda menggunakan tendangan katak, kayuhan tangan kupu-kupu, dan recovery tangan gaya dada. Pertama, lakukan tolakan dari dinding kolam, dibawah permukaan air. Tubuh langsung meluncur dengan posisi streamline, kedua tangan menjulur lurus kedepan, kedua tangan disatukan, dagu menempel pada dada. Kedua, masih dalam posisi streamline, lakukan kayuhan kupu-kupu dengan kedua tangan Anda. Elbow must be high. Lalu letakkan kedua lengan dalam posisi lurus disamping badan. Teruskan meluncur.

89

Ketiga, sorongkan kedua tangan kearah depan, melewati bawah dada, seperti yang biasa Anda lakukan pada recovery renang gaya dada. Pada saat yang sama, lakukan tendangan katak dengan kuat. Gerakan ini berakhir dengan posisi badan streamline: kedua kaki lurus rapat, demikian pula kedua lengan lurus rapat kedepan. Teruskan meluncur. Demikianlah tiga langkah berenang dibawah permukaan air, yang bisa diringkas sebagai urutan sebagai berikut: 1. posisi streamline dengan kedua lengan lurus rapat kedepan, dilanjutkan dengan meluncur), 2. kayuhan kupu-kupu dengan kedua kaki tetap lurus rapat, dilanjutkan dengan meluncur, 3. tendangan katak dan recovery lengan. Dan yang perlu Anda camkan, sewaktu Anda melakukan kayuhan, arahkan kayuhan Anda tidak hanya ke belakang, tetapi ke belakang atas, seolah-olah Anda berenang menuruni sebuah bukit. Ini untuk melawan daya apung tubuh Anda, sehingga tubuh Anda tidak terbawa naik ke permukaan

F.Bersiap-Siap Untuk Situasi Yang Buruk Ketahui bagaimana keluar dari gelombang laut. Jika Anda berenang di laut mungkin Anda akan menghadapi gelombang. Mengetahui apa yang harus dilakukan dapat menyelamatkan

90 nyawa Anda, sehingga cobalah untuk mengingat langkah berikut ini sebelum Anda masuk ke dalam air: Jangan panik. Hal ini adalah langkah yang paling penting dari semuanya. Dengan bergerak terlalu cepat dan panik, Anda sebenarnya bisa menahan diri di bawah air. Berenang menyamping. Jangan coba berenang langsung menuju pantai atau justru lebih jauh menuju laut. Sebaliknya, coba berenang sejajar dengan garis pantai. Berenang dengan gerakan yang memungkinkan Anda untuk bernapas. Berenang dengan gaya yang paling bisa Anda lakukan juga memungkinkan Anda memiliki ruang untuk bernapas. Mungkin bisa dengan Gaya Dada, atau gaya bebas. Terus berenang hingga Anda keluar dari gelombang. Anda mungkin harus berenang cukup jauh sebelum selamat dari gelombang, namun tetaplah bergerak. Anda tidak boleh kehilangan apa yang sudah Anda dapatkan sejauh ini dengan berenang menuju pantai pada waktu yang salah. Jika mungkin, berteriaklah untuk minta pertolongan. Jika Anda bisa, lambaikan tangan ke penjaga pantai, atau teriakkan "Tolong!" sesegera mungkin. Namun begitu "jangan" melakukan hal ini jika berarti Anda mengorbankan napas Anda, atau jika Anda harus berhenti berenang - lebih baik jika Anda terus berenang. Ketahui bagaimana keluar dari aliran sungai. Jika Anda terperangkap di sungai yang mengalir deras atau membuat Anda

91 tenggelam, ikuti langkah berikut ini untuk meloloskan diri: Jangan bergerak cepat atau panik. Sama seperti saat menghadapi gelombang laut, panik dan bergerak terlalu cepat dapat membuat Anda tenggelam lebih dalam. Cobalah mengambil napas dan tenang. Usahakan untuk berenang ke arah diagonal ke pinggir sungai. Berenang dengat sudut 90 derajat akan membuat Anda melawan arus terlalu besar, dan mungkin membuat Anda lebih cepat kelelahan. Untuk itu, berusahalah untuk berenang menuju pinggir sungai dengan sudut diagonal bersama "dengan" aliran sungai. Jangan coba melawan aliran sungai. Anda akan mengabiskan terlalu banyak energi untuk hasil yang tidak seberapa. "Hanya" berenang melawan aliran sungai jika ada bahaya langsung di hilir sungai, seperti batuan tajam, atau air terjun.

TIPS

 Selalu berenang di dekat ujung kolam sehingga Anda bisa berpegangan jika perlu. *Jika Anda merasa cemas masuk ked alam air, coba masukkan kaki Anda terlebih dulu dan perlahan-lahan masukkan seluruh tubuh Anda.

 Tenangkan seluruh tubuh Anda, karena hal ini akan membantu Anda untuk lebih mudah mengambang.

92

 Gunakan papan renang, jaket pelambung, atau balon di lengan Anda untuk membantu Anda mengambang jika Anda merasa cemas bergerak di air.

 Selalu beritahu pelatih Anda jika Anda merasa tidak nyaman.

 Ingat bahwa Anda selalu bisa meletakkan kaki Anda dan berdiri jika Anda mulai merasa panik.

 Banyak kolam renang umum yang membuka kelas latihan berenang untuk segala umur.

 Jika rambut Anda panjang, mungkin Anda perlu mengenakan penutup kepala sehingga rambut Anda tidak mengganggu. Dan lagi, ada beberapa kolam renang umum yang mengharuskan pemakaian penutup kepala ini, sehingga tidak akan rugi jika Anda memilikinya.

 Untuk alasan keamanan, lebih baik jika Anda tidak makan selama paling tidak 1 jam sebelum Anda mulai berenang.

 Jika mungkin, cobalah berenang dengan pengawasan penjaga keamanan kolam yang terlatih. Dia sudah dilatih untuk mengenali tanda-tanda jika Anda membutuhkan bantuan, bahkan jika Anda berada di dalam air atau tidak mampu berteriak.

93

BAB IV TENGGELAM

A. Defenisi Tenggelam Tenggelam merupakan suatu peristiwa dimana terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-faktor tertentu seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan (Idries, 1997). Tenggelam adalah kematian yang disebabkan mati lemas (kekurangan napas) ketika cairan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari udara hingga menyebabkan asfiksia. Penyebab utama kematian adalah asfiksia yang mengakibatkan henti jantung. Nyaris tenggelam adalah kondisi bertahan hidup dari peristiwa tenggelam hingga menyebabkan ketidaksadaran atau paru-paru terisi air yang bisa mengakibatkan komplikasi sekunder yang serius, termasuk kematian setelah terjadinya insiden. Kasus hampir tenggelam umumnya ditangani oleh profesional di bidang kedokteran.

94

Tenggelam sekunder (secondary drowning) adalah kematian akibat perubahan kimiawi dan biologi pada paru-paru setelah insiden nyaris tenggelam. Untuk bisa mengetahui serta memperkirakan cara kematian mayat yang terendam dalam air, diperlukan pemeriksaan autopsi luar dan autopsi dalam pada tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain sebagai penunjang seperti pemeriksaan getah paru untuk penemuan diatome dan bercak paltouf di permukaan paru, pemeriksaan histopatologi dan penentuan berat jenis plasma untuk menemukan tanda intravital tersebut. Hal tersebut tidak mudah, terutama bagi mayat yang telah lama tenggelam, atau pada mayat yang tidak lengkap, atau hanya ada satu bagian tubuhnya saja. Pada pemeriksaan mayat terendam dalam air perlu ditentukan apakah korban masih hidup saat tenggelam yang terdapat tanda intravital, tanda kekerasan dan sebab kematiannya. Apabila semua ini digabungkan dapat memberikan petunjuk kepada kita untuk memperkirakan cara kematiannya. Tanda intravital yang ditemukan pada korban bukan merupakan tanda pasti korban mati akibat tenggelam. Terdapat delapan tanda intravital yang dapat menunjukkan korban masih hidup saat tenggelam. Tanda tersebut adalah ditemukannya tanda cadaveric spasme, perdarahan pada liang telinga, adanya benda asing (lumpur, pasir, tumbuhan dan binatang air) pada saluran pernapasan dan pencernaan, adanya bercak paltouf di permukaan

95 paru, berat jenis darah pada jantung kanan dan kiri, ada ditemukan diatome, adanya tanda asfiksia. Sedangkan tanda pasti mati akibat tenggelam ada lima yaitu terdapat tanda asfiksia, diatome pada pemeriksaan getah paru, bercak paltouf di permukaan paru, berat jenis darah yang berbeda antara jantung kiri dan kanan.

B. Karakteristik Korban Tenggelam Sering kita melihat di serial TV “Baywatch”, adegan seorang penjaga pantai menolong korban yang hampir tenggelam, ketika didekati si korban langsung diam dan terlihat tenang saat ditolong. Namun faktanya tidak demikian. Tidak semua korban akan tenang saat ditolong, bahkan sebagian besar korban akan tetap panik saat ditolong. Kepanikan korban tersebut dapat membahayakan penolong yang mencoba untuk mendekatinya. Pengetahuan kita tentang karakteristik korban yang sedang tenggelam akan sangat menentukan teknik yang dipilih saat melakukan pertolongan. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik korbannya.

96

Secara umum, korban yang sedang tenggelam di bagi menjadi 4 tipe : 1. Bukan seorang perenang (non swimmer) .

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:  Posisi badan terlihat tegak lurus dengan permukaan air (vertikal),  Gerakan kasar dan cenderung tidak berpola,  Wajah terlihat sangat panik  Arah tatapan tidak jelas  Hanya fokus untuk mengambil napas Saat ditolong :  Akan berusaha untuk meraih penolong  Tidak dapat mengikuti perintah atau tidak dapat komunikasi  Selalu ingin dalam posisi vertikal, sehingga cenderung panik jika ditolong dalam keadaan horisontal

97

 Selalu berusaha kepala dan dada berada di atas permukaan air Yang di perhatikan penolong  Korban tipe ini sangat berbahaya bagi penolong  Sebisa mungkin hindari pertolongan dengan menggunakan teknik contact rescue /tow 2. Perenang cedera

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik

 Posisi badan mungkin terlihat agak aneh tergantung dari bagian tubuh yang cidera

 Gerakan terbatas disebabkan oleh cidera

 Wajah terlihat cemas, bahkan mungkin terlihat kesakitan

 Bisa terjadi panik Saat ditolong:

 Mungkin tidak merespon perintah karena lebih fokus terhadap rasa sakitnya

98

 Berusaha mempertahankan posisi karena biasanya memegangi area yang cidera Hal Yang perlu diperhatikan penolong

 Kemungkinan akan membawa korban dalam posisi yang agak aneh (sesuai cideranya)

 Perhatikan cidera yang dialami 3. Perenang yg kelelahan

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik

 Terlihat pola kayuhan yang lemah

 Posisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air

 Wajah memandang ke tepian atau perahu yang di dekatnya

 kepala kadang tidak terlihat

 dapat melambai untuk meminta bantuan

 Wajah mungkin terlihat lelah atau cemas

99

Saat ditolong

 Merespon perintah penolong dengan baik

 Kooperatif saat ditawarkan bantuan

 Bisa di topang dalam keadaan terlentang Yang diperhatikan penolong:

 Dapat ditolong menggunakan teknik contact rescue

 Lebih mudah untuk ditolong 4.tidak sadar(pasif)

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik

 Terlihat tidak bergerak

 Mungkin hanya terlihat sebagian punggung

 Mungkin hanya terlihat puncak kepala saja

 Wajah biasanya menghadap ke dasar

100

Saat ditolong

A. Tidak kooperatif

B. Mungkin akan cukup sulit untuk melakukan manuver terhadap tubuh korban Yang diperhatikan penolong

 Buoyancy korban sangat bervariasi

 Membutuhkan pertolongan dengan teknik contact rescue

 Perhatikan pernapasan korban, jika tidak bernapas lakukan sesegera mungkin bantuan napas

 Penggunaan alat bantu apung (pelampung) akan sangat membantu dalam pemberian napas

 Kadang terjadi keadaan yang disebut pasif – aktif, yaitu keadaan dimana korban terlihat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentuh berubah menjadi aktif. Ini sangat membahayakan penolong. Oleh karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar. .Selain karakteristik korban tadi, juga diperlukan kemampuan untuk memperkirakan buoyancy dari korban dengan melihat postur tubuh terutama saat melakukan contact tow. Korban yang gemuk cenderung akan mudah mengapung, namun akan lebih berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban yang kurus cenderung akan mudah tenggelam, namun akan lebih ringan saat menariknya ke tepi.

101

BAB V METODE PERTOLONGAN KORBAN DI AIR

A. Pertolongan Secara Umum Jika anda melihat seseorang tenggelam di pantai, hal paling masuk akal yang akan anda lakukan, terutama jika anda tidak ahli berenang, adalah meminta pertolongan dari penjaga pantai. Namun, penjaga pantai mungkin saja tidak selalu bisa ditemukan. Dalam hal ini, apakah yang harus anda lakukan, mengingat anda bukanlah seorang perenang ulung? Untunglah, anda tidak perlu menjadi seorang jago renang untuk menolong seseorang yang akan tenggelam. Jadi, inilah beberapa hal yang harus anda lakukan – atau, paling tidak, anda coba – untuk menyelamatkan seseorang yang akan tenggelam.  Cari Bala Bantuan Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari bala bantuan sebanyak-banyaknya dari orang-orang di sekeliling anda. Seperti disebutkan sebelumnya, anda dapat meminta bantuan penjaga pantai. Namun, jika penjaga pantai sedang tidak ada di tempat, anda juga dapat meminta pertolongan orang lain di daerah tersebut. Teriaklah minta tolong dan tarik perhatian orang-orang. Namun, jika anda gagal, anda dapat selalu menghubungi 911 tapi anda harus melakukannya sesegera mungkin. Karena saat ini anda berada di pantai, maka kemungkinan anda akan

102 menghubungi 911 menggunakan telepon selular (ponsel). Dalam hal ini, anda perlu tetap tenang sehingga anda dapat memberitahukan lokasi anda saat ini dengan jelas kepada petugas 911. Di samping itu, jangan pernah mematikan telepon anda kecuali diminta oleh pihak petugas 911.

 Panik Tidaklah Menolong Sama halnya dengan anda yang mencoba untuk tidak panik, anda juga harus meminta korban melakukan hal serupa, jika korban dalam keadaan sadar. Untuk seseorang yang berada dalam keadaan sedang akan tenggelam, bersikap panik hanya akan memperburuk keadaan karena akan semakin menghabiskan oksigen di dalam tubuh mereka.

 Waspadai Keselamatan Anda Sendiri Saat berusaha menyelamatkan seseorang yang akan tenggelam, anda juga perlu tetap waspada terhadap keselamatan diri anda sendiri. Anda tidak akan menolong jika anda sendiri menjadi korban berikutnya. Oleh karena itu, disarankan anda menggunakan peralatan yang akan menjaga anda tetap mengapung, apalagi jika anda kurang pandai berenang.

103

 Tarik Korban Untuk melakukan ini, anda memerlukan sesuatu yang cukup kuat, misalnya tongkat atau ranting pohon. Anda juga dapat mengikatkan seutas tali dan melemparkannya kepada korban jika ia berada dalam keadaan sadar. Namun, karena tenggelamnya seseorang biasanya terjadi tiba-tiba saja, mungkin tidak akan selalu ada tali di sekitar anda. Dalam hal ini, anda sebaiknya mengumpulkan beberapa orang dan bergandengan tangan bersama-sama dalam mencoba menggapai korban. Namun, sangat penting bagi orang terakhir dalam kelompok penyelamat ini untuk berpegangan pada sesuatu yang kokoh untuk menjaga agar keseluruhan kelompok tidak ikut terseret ke dalam air. Dan, bagi orang yang terdekat posisinya dengan korban, tidak disarankan sama sekali untuk melakukan kontak fisik secara langsung dengan korban – yang biasanya panik – demi keselamatan semua pihak. Jika korban berada dalam keadaan tidak sadar, anda dapat mencoba pergi ke arah korban menggunakan perahu atau menarik korban balik ke pantai dengan terlebih dulu mengikatkan tali ke pinggang anda demi keselamatan. Kemudian, setelah korban berhasil dikeluarkan dari air, hal pertama yang harus anda lakukan adalah menekan tangan anda ke dada korban karena kemungkinan besar paru-paru korban telah kemasukan air. Jika ini tidak berhasil, CPR mungkin perlu dilakukan sebagai upaya penyelamatan terakhir

104 yang dapat anda lakukan sebelum petugas 911 ataupun medis tiba di lokasi kejadian

B. Persyaratan Seorang Penolong Setiap orang harus mengikuti ketentuan keselamatan di air ketika berada di sekitar air. Ketentuan keselamatan di air sangat penting terlebih lagi bagi pengawas (Lifeguard) ketika terjadi keadaan darurat di air seperti: areal kolam renang, pantai, tempat rekreasi, dll Berikut ini pedoman yang diberlakukan bagi Lifeguard Kemampuan dasar harus dimiliki: 1. Mengerti tentang keselamatan di air, Maksudnya kemampuan mengenal potensi bahaya di air,bahaya terhadap korban,mengerti karakteristik korban dan bagaimana mengatasinya serta kemampuan penolong dalam memilih dan menentukan tindakan guna memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, serta metode yang paling tepat dilakukan. “Pilih prosedur yang paling tepat dengan risiko yang sangat kecil.!!” 2. Memahami teknik pertolongan. Mulai dari yang paling aman sampai yang beresiko tinggi.dan mengetahui kemampuan diri jangan sekali-sekali mencoba diluar batas kemampuan

105

3. Renang. Kemampuan renang sangat dibutuhkan jika contact rescue adalah pilihan satu-satunya 4. Resusitasi Jantung Paru (RJP / CPR). Keahlian ini akan sangat dibutuhkan mengatasi kasus henti napas dan jantung yang sering terjadi pada korban tenggelam 5. Kesiapan fisik Fisik sangat mutlak dibutuhkan, meskipun punya keterampilan yang tinggi akan sia-sia jika tidak didukung kemampuan fisik, karena orang akan cepat lelah dan jika kelelahan terjadi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan yang lain. 6. Mental dan fisik Aspek mental dan fisik adalah kodisi cukup membahayakan bagi penolong saat memberikan pertolongan dan ini berasal dari dalam diri penolong sendiri seperti: panik, kram, kelelahan, over convidance. Bahaya yang berkaitan dengan mental dan fisik dapat diatasi hanya dengan latihan yang bertingkat dan berlanjut. 7. Pengendalian boat

106

C. Macam-Macam Bahaya Bahaya di air berasal dari 3 sumber : 1. Penolong sendiri (mental/fisik, panik, gugup) 2. Bahaya dari korban 3. Lingkungan ( binatang, arus, dingin)

D. Metode Penyelamatan Dalam pertolongan di air ada tahapan/ tingkatan/ urutan langkah untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air. Metode ini telah terbukti dan merupakan cara penyelamatan yang paling efektif dalam memberikan pertolongan kepada korban yang terancam dari bahaya tenggelam. Untuk memudahkan ingatan kita maka metode ditata secara berurutan dari tindakan yang paling kecil risikonya hingga langkah pertolongan yang penuh risiko, yaitu: R >> Reach, = RAIH T >> Throw, = LEMPAR R >> Row, = DAYUNG G >> Go, = RENANG T >> Tow/ Carry = BAWA

107

RTRGT ( English ) RLDRB ( Indonesia ) Penjelasan : 1. RAIH ----R Pertolongan ini dilakukan dari darat/ pinggir kolam, Bantuan pertolongan dengan cara menjangkau atau meraih korban, karena posisinya di pinggiran air maka penolong dapat melakukan :  Perpanjang jangkauan Rescuer/Penyelamat dapat mempergunakan benda ringan yang terdapat di sekitar tempat kejadian antara lain : galah, kayu panjang, dll  Teriakan, bicaralah pada korban untuk menuntun jika korban respons dan menenangkannya.  Mengamankan diri, posisikan diri pada tempat yang aman, serta mengamankan dengan memegang/ mengikat ke benda-benda yang tidak labil.  Tarik perlahan korban ke tempat aman. Gunakan tarikan teratur, hindari sentakan yang dapat menyebabkan pegangan terlepas.  Amankan korban, pastikan korban sudah berpegangan pada dermaga, pinggiran kolam, atau tepian air. Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi ` air. Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama.

108

2. LEMPAR------L .Metode ini adalah lanjutan dari RAIH dimana metode pertolongan dengan melempar alat apung, posisi penolong berada di daerah aman  Dengan menggunakan tali yang terikat pada alat yang akan dilempar. Alat yang digunakan, Ring Buoy atau benda apung lainnya. Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat. Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia- sia. Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat

109

3. DAYUNG ------D

Row adalah tindakan yang dilakukan apabila kedua langkah di atas sudah tidak dapat dilakukan, maka Rescuer harus mendekat ke arah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke arah korban, dan setelah dekat dengan korban kembali Reach (raih) dan atau Throw (lempar) akan digunakan lagi. Jika sudah dapat meraih korban yakinkan perahu kembali stabil baru kemudian korban dinaikkan ke atas perahu. Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.

Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban. Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban.

110

4. RENANG ------R Langkah ini adalah pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya alat yang dipergunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau berada di tempat yang tidak memungkinkan menggunakan perahu. dan seorang rescuer/penolong harus berenang menuju korban dengan membawa alat apung untuk memberikan pertolongan dan dapat kembali menuju posisi aman bersama-sama dengan korban. Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan. Teknik : Langkah-langkah teknik masuk ke air dalam memberikan pertolongan sebagai berikut :  Meloncat dengan kaki dahulu (stride jump)  Lari kemudian masuk air (run and plunge dive)  Terjun dekat jangkauan jauh (long, shallow dive)  Cara mendekati korban (approach stroking) Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, Jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).

111

5. BAWA ------B Faktor penting dalam pertolongan adalah upaya penyelamatan jiwa korban, dalam melakukan penyelamatan korban ini dapat dibedakan atas menyelamatkan dalam arti memindahkan korban dari tempat yang bahaya ke daerah aman Saat mau mendekati, menyentuh dan membawa korban ada 2 hal yang harus difahami yaitu : DEFENDS AND CARRY Pengertian : Defends and carry adalah cara bertahan dan melepaskan diri saat melakukan pertolongan yang mana korban langsung kontak (memegang anggota badan penolong). 3 (tiga) Teknik Defends yaitu : . Menghalangi dengan kaki (leg block). . Menghalangi dengan tangan (arm block) . Elbow lift (mengangkat siku). . Defends Duck Away. Teknik Dasar Carry terdiri dari 2 cara, yaitu : . Under Arm Carry . (dengan memeluk korban dimana salah satu tangan kita merangkul dari bawah ketiak dengan posisi disamping korban sedangkan posisi korban tetap terlentang menghadap kelangit, dan salah satu tangan kita berenang) . Double chin carry (memegang wajah korban dengan dua tangan dimana posisi kita dibelakang korban, sambil melakukan renang gaya katak terbalik)

112

Carry adalah teknik membawa korban dengan kontak langsung sehingga menambah resiko penolong. Metode ini digunakan, ketika : • Tidak tersedia kapal atau alat bantu lain untuk mendekat. • Kapal ada tetapi tidak bisa mengemudikan. • Metode Raih, Lempar dan Dayung tidak bisa dilaksanakan Dengan urutan ini diharapkan penolong akan mudah mengingat dan tertanamkan bahwa memberikan pertolongan korban di air tidak harus seorang penolong masuk ke dalam air tetap harus memilih yang paling aman terhadap dirinya sendiri.

NOTE : Prinsip dasar penyelamatan adalah dapat menyelamatkan korban tapi tidak mempunyai resiko yang besar pada penolong sendiri. Oleh karena itu setiap pertolongan di air membawa peralatan pendukung sangat dianjurkan Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan cepat dan tepat karena saat seseorang tidak sadar karena tenggelam hal paling berbahaya adalah kekurangan oksigen, bila otak kekurangan oksigen, maka otak menjadi rusak, yang sifatnya reversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula), yaitu selama ± 5-10 menit, maka orang akan meninggal.

113

Metode pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai A = Airway ( Jalan nafas ) B = Breathing ( Bernafas ) C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah )

E. CPR /RJP CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) yang dalam bahasa Indonesianya berarti Resusitasi Jantung Paru atau disebut juga dengan napas buatan adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan nafas yang menyempit atau tertutup sama sekali Sekarang yang kita bicarakan adalah memberikan pertolongan resusitasi pada orang yang pingsan .karena tenggelam. Dalam menolong orang yang pingsan, kita terlebih dahulu memeriksa keadaan si korban, terutama keadaan jantung dan paru-paru. Cara untuk mengetahui jantung baik atau tidak, yaitu: 1. Inspeksi: Melihat denyut jantung pada dada; 2. Palpasi: Meraba denyut nadi dan meraba denyut jantung pada dada;

114

3. Auskultasi: mendengarkan bunyi jantung dengan menempelkan telinga pada dada si korban. Cara untuk mengetahui paru-paru dalam keadaan baik atau tidak, yaitu: 1. Inspeksi: a. melihat turun naiknya dada; b. kemudian cermin diletakkan pada lubang hidung atau mulut, berembun berarti masih bernafas. 2. Palpasi: meraba/merasakan turun naiknya rongga dada. 3. Auskultasi: menempelkan telinga pada dada untuk mendengar suara pernafasan. Jika napas korban tidak terdengar atau tidak terasa, berikan napas buatan dengan menutup hidung kemudian meniupkan udara dari mulut ke mulut 2 kali dalam waktu 2 detik. Bersamaan dengan itu perhatikan dada korban apakah bergerak atau tidak. Selanjutnya lakukan metode External Cardiac Compression, yaitu penekanan jantung dari luar caranya : Penolong berdiri/berlutut di sebelah kiri penderita. Letakkan kedua pangkal telapak tangan pada sepertiga bawah tulang dada bukan di ulu hati (prosesus sifoideus). Kemudian letakkan tangan yang lain di atas tangan yang pertama, tadi. Selanjutnya gerakkan badan ke depan sehingga bahu penolong terletak di atas dada penderita, dan dalam melaksanakan ini lengan penolong tetap lurus .

115

Jadi tekanan tangan memakai kekuatan punggung. Tekanan dilakukan sedalam 3-5 cm, sejumlah 30 kali dengan Frekuensi tekanan 1 detik satu kali, supaya jantung dapat tertekan. Hal ini dilakukan selama 2 menit (lebih kurang 4-5 kali set). Bila penolong 2 orang, maka harus dilakukan penekanan maupun peniupan secara bergantian. Dengan frekuensi 5 kali external cardiac compression, kemudian segera diikuti oleh 1 kali pemberian nafas buatan, dan ini terus dilakukan secara bergantian. yang satu memacu jantung, sedangkan lainnya meniup paru-paru. Mengapa diambil batasan waktu 10 menit? Karena pingsan berarti otak mengalami kekurangan oksigen dan menurut penyelidikan bila otak tidak mendapatkan oksigen lebih dari 10 menit, maka otak akan rusak dan kerusakannya tidak dapat diperbaiki lagi (ireversibel). Bila belum berhasil, dapat dengan membuat satu atau dua kali pukulan dengan kepalan tangan, yaitu siku diletakkan sejajar atau setinggi dada penderita. Pukulan dilakukan sekuat tenaga, hanya dengan memakai tenaga dari siku saja, tidak boleh diayun. Setelah pukulan ini dapat dilanjutkan dengan tekanan jantung kembali. Bila sepuluh menit tidak berhasil, berarti orang tersebut sudah tidak tertolong lagi.

116

BAB VI PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN CEDERA DI AIR

A. Cedera Yang Biasa Terjadi di Air Ada beberapa cedera yang biasa terjadi di air diantaranya: — Tenggelam — Kram kaki __ Cedera yang terjadi pada kulit 1. Kram Salah satu cedera yang sering di alami kejang otot atau yang sering kita sebut kram(cramp). Oleh sebab itu pengetahuan tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang, karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya. Apakah itu kram ? Kram adalah kejang (spasm) otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain : • Otot yang kelelahan • Penggunaan otot yang berlebihan • Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui keringat • Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot) • Terganggunya oksigenisasi jaringan otot

117

• Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot Penanganan : Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar. Peregangan otot yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya. Lakukan sampai nyeri hilang. Contoh posisi penanganan : Otot betis : luruskan lutut , tekan telapak kaki ke arah punggung kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis Otot punggung kaki : tekan punggung kaki dan jari kaki ke arah telapak kaki (sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan pada otot punggung kaki Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan lakukan pemijatan Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan Pencegahan :

 Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai olah raga

 Tidur cukup

 Cukup minum sebelum, saat dan setelah olah raga, jika perlu yang mengandung elektrolit (mis. oralit)

118

2. Cedera yang terjadi pada kulit Luka yang sering teijadi ialah: lecet, terkelupasnya kulit, terpotong maupun luka tusuk. Pengobatan luka pada kulit. - Kita harus membersihkan terlebih dahulu luka tersebut, karena di- kuatirkan akan timbulnya infeksi. Cara membersihkan luka pada kulit yaitu dibersihkan atau dicuci dengan: * Hidrogen peroksida (H2O2) 3% yang bersifat antiseptik (mem-bunuh bibit penyakit) * Detol atau Betadine (1:20) * PK (Kalium permanganat 1:4000) Kalau semua tidak ada, bisa pula dengan sabun. Setelah luka dikeringkan lalu diberikan obat-obatan, yang mengandung antisefftik juga, misalnya: * Obat merah * Yodium tingtur * Larutan Betadine pekat. Apabila ada luka robek lebih dari 1 cm, sebaiknya dijahit. Pertolongan pertamanya: Setelah luka dibersihkan (dengan PK, larutan detol, H2O2 3%, dll.), luka tersebut kita tekan dengan kain kasa steril agar darah jangan terlalu banyak keluar. Setelah itu diberi kompres es di atasnya. Kemudian dilakukan elevasi (ditinggikan) serta diistirahatkan. Luka pada jaringan lunak biasanya diikuti dengan

119 hematoma (timbu¬nan darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah akibat trauma/mda paksa, dapat berada di bawah kulit, di antara jaringan- jaringan ikat, di antara kelompok otot/di dalam otot itu sendiri). Pada luka terbuka atau luka tusuk, harus diberi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum).

B.Tas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) , tas ini hendaknya berisi: - Spalk kayu - Vcrban, elastis verban (tensiokrep) — Kapas — Yodium tingtu r - Betadin - Plester - Alkohol 70% - Obat merah (merkurokrom) - Obat gosok. ditambah dengan: - Amoniak, - Mitella. — Tensoplast — Lasonil (Thrombophobe). — Stop pain, Counterpain, Rheumason — Spray kloretil — Tensimeter dan stetoskop — Obat-obatan yang dianggap perlu oleh dokter.

120

C. Perlengakapan Standar Lifeguard 1. Pelampung, Life Jacket

2. Papan spinal

3. Rescue tube

121

4. Ring buoy

5. Throwing bag

122