1. Pendahuluan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1. Pendahuluan 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha di Indonesia sedang berkembang dengan pesat, baik itu bidang produk maupun di bidang jasa. Seiring dengan pesatnya laju perkembangan di dalam dunia usaha ini, maka persaingan antar perusahaan semakin tak terelakkan lagi, salah satunya terjadi pada dunia usaha retail. Pada saat konsumsi kebutuhan pada masyarakat akan barang maupun jasa semakin meningkat, maka akan mempengaruhi semakin tingginya tingkat kunjungan konsumen pada pusat perbelanjaan. Munculnya kebutuhan produk - produk dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor akan kebutuhan yang datangnya dari dalam diri seperti kebutuhan akan pemenuhan sandang, papan, pangan, dan pelayanan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan membuat konsumen dan pengunjung selalu mencari sebuah tempat yang mampu memenuhi segala kebutuhannya, dan semua kebutuhan ini dapat dipenuhi sekaligus melalui kehadiran pusat perbelanjaan one-stop-shopping. Selain faktor diatas, ada faktor penyebab lain yang datangnya dari luar diri yang membuat konsumen dan pengunjung datang untuk memenuhi kebutuhannya yaitu dorongan dari orang lain yaitu dapat berupa undangan, adanya pameran, pembukaan pusat perbelanjaan baru hingga orang ingin datang melihat dan mencobanya. Saat ini Kota Surabaya dipenuhi pusat perbelanjaan ini menandakan belum adanya titik jenuh pada bisnis retail. Hal ini diperkuat dengan cepat dimanfaatkannya lahan – lahan kosong di Surabaya dan sekitarnya untuk pembangunan properti, seperti mal, perkantoran, pusat perdagangan dan ruko “pemanfaaatan lahan kosong”, 28 Januari 2005). Semakin berkembangnya retail di Surabaya dapat pula dilihat dari semakin banyaknya pusat perbelanjaan yang beroperasi seperti Galaxy Mall, Tunjungan Plaza, Pakuwon Trade Center, Super Mall, City of Tomorrow, Golden City, BG Junction dan Royal Plaza Surabaya. Dengan adanya beberapa mal, department store dan pasar swalayan yang lokasinya berdekatan satu sama lain menimbulkan adanya persaingan yang 1 Universitas Kristen Petra semakin ketat untuk merebut perhatian dari konsumen dan pengunjung. Selain itu persaingan juga datang dari pasar – pasar tradisional dan toko – toko eceran yang tersebar di wilayah yang sama. Royal Plaza Surabaya merupakan salah satu mal yang ada di Kota Surabaya. Royal Plaza Surabaya dibangun diatas luas lahan sebesar 4, 2 hektar oleh Group Pakuwon dan PT. Dwijaya Manunggal bekerjasama dengan Trisensa sebagai kontraktornya. Dalam gerak bisnis sehari – harinya, Royal Plaza Surabaya sebagai sebuah pusat perbelanjaan yang terdiri dari beberapa toko, swalayan dan department store menyediakan berbagai kebutuhan konsumen dan pengunjung dalam berbagai jenis barang, harga, ukuran, jenis yang bervariasi. Menurut Richard Adisastra, selaku direktur dari PT. Dwijaya Manunggal daya tarik dari Royal Plaza Surabaya adalah adanya enam anchor tenant yang meliputi Hypermart, Index, 21 Cineplex, Matahari, ACE Hardware, dan Stinger. Untuk penataan Lay-out, keenam anchor tenant ini akan mendukung specialty shop pada lantai yang sama, sehingga memudahkan konsumen dan pengunjung untuk mencari kebutuhannya lebih cepat. Pasar yang dibidik oleh Royal Plaza Surabaya adalah kelas menengah ke atas, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sentuhan interior yang lebih berkelas sehingga membuat tiap para konsumen dan pengunjungnya merasa nyaman berkunjung di Royal Plaza Surabaya. Kenyamanan yang dihadirkan oleh Royal Plaza Surabaya membuat kepuasan pada hati pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari semakin ramainya Royal Plaza Surabaya, baik itu pengunjung yang datang untuk berbelanja ataupun pengunjung yang datang untuk hanya melakukan leisure shopping. Kemahiran dan ketelitian dalam menilai kepuasan dari setiap konsumen dan pengunjungnya membuat Royal Plaza Surabaya patut dimasukkan dalam pusat perbelanjaan yang berkompeten. Rata – rata dari pengunjung datang tidak hanya untuk berbelanja memenuhi kebutuhannya tetapi juga memperoleh kepuasan psikologis, yaitu memperoleh kesenangan tanpa harus pula berbelanja. Dari fenomena mengenai Royal Plaza Surabaya tersebut, dapat dilihat bahwa pada saat ini bisnis retailing di Surabaya khususnya, semakin banyak diminati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Sebagian masyarakat mulai menggabungkan kegiatan pemasaran dan rumah tangga dalam hal berbelanja, 2 Universitas Kristen Petra dengan kegiatan lainnya seperti rekreasi ataupun sekedar jalan – jalan. Fenomena ini pula yang mendorong pemasar untuk meraih dan menggunakan kesempatan untuk memasarkan produk dalam rangka mencapai tujuan. Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya sangat ditentukan oleh ketepatan dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dipakai, yang selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sasaran pasar yang tepat. Dalam menentukan strategi pemasaran pada sasaran yang tepat, pihak pemasar perlu mengadakan pengkajian pada setiap karakteristik perilaku konsumen dan pengunjung, yang diimplementasikan ke dalam harapan dan keinginannya. Dengan mengetahui alasan yang menyebabkan konsumen dan pengunjung datang, maka dapat dengan mudah menentukan strategi apa dan strategi mana yang tepat untuk dilakukan. Dari hal ini, pemasar harus lebih pintar dalam menetapkan strategi pemasarannya yaitu dalam hal ini retail marketing mix agar setiap kepuasan dan harapan para konsumen serta pengunjung dapat terpenuhi. Dimana hasil itu merupakan sebuah kunci keberhasilan untuk pemasar dan perusahaan. Apabila pemasar dan perusahaan tidak mampu melakukan sesuatu bagi konsumen dan pengunjungnya maka perusahan akan ditinggalkan oleh konsumen dan pengunjung. Seperti yang diungkapkan oleh Massie (1998, p. 2), bahwa “ Semakin disadari bahwa pelanggan merupakan aset bagi perusahaan.” Dengan sistem pemasaran yang semakin ketat, tanpa memiliki pelanggan tetap, perusahaan dengan mudah akan mengalami resiko kemunduran dalam bisnisnya. Bahkan lebih ekstrim lagi bagi perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan ditinggalkan pelanggan. Pelaksanaan kegiatan bisnis pada pusat perbelanjaan tak lepas dari campur tangan strategi retail marketing mix. Dimana setiap instrumennya akan sangat mempengaruhi di dalam perolehan nilai kepuasan konsumen dan pengunjung, karena di dalam perkembangannya konsumen maupun pengunjung tidak lagi dijadikan sebagai obyek dalam penilaian keberhasilan melainkan subyek di dalam penentu didalam menilai kepuasan. Hal ini diperkuat dengan adanya pandangan dari Bitner (1990, p. 2), yaitu bahwa banyak penelitian menyatakan kepuasan pelanggan sering ditentukan oleh kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Strategi retail marketing mix terhadap kepuasan konsumen, merupakan langkah 3 Universitas Kristen Petra awal dari sebuah keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Keberhasilan yang dimaksud sejalan dengan pemikiran dari Weeks (1990) “... provide the general admonition that at companies that listen hard and response fast, bottom lines thrives, and similar that companies can score big gains in sale and profits by satisfying customer first”. Dimana artinya bahwa setiap perusahaan untuk dapat mengalami sebuah perkembangan dengan baik perlu mengembangkan strategi pemasarannya secara berkala didasarkan pada kebutuhan, kepuasan, sumber daya perusahaan dan pesaing. Di dalam usaha untuk memuaskan seorang konsumen dan pengunjung, perusahaan harus lebih memperhatikan strategi pemasarannya. Di dalam hal retailing yang harus diperhatikan adalah retail marketing mix. Dimana menurut M. Sullivan & D. Adcock (2002), elemen dari retail marketing mix itu sendiri adalah : 1. Retail Location, yaitu penentuan lokasi yang digunakan oleh perusahaan bersangkutan yang menyangkut dan dilandaskan pada geography, population dan characteristic area tersebut sehingga letak lokasi dari perusahaan itu akan membawa sebuah keuntungan. Royal Plaza berada dalam kawasan Surabaya Selatan. Hal ini tentunya didasari oleh pemikiran yang matang dari pihak manajemen Royal Plaza Surabaya. Melihat bahwa di kawasan Surabaya Selatan pada saat itu belum mempunyai pusat pebelanjaan seperti mal, sehingga masyarakat di daerah Surabaya Selatan harus pergi ke kawasan Surabaya Pusat jika ingin menikmati suasana mal, maka pihak manajemen Royal Plaza Surabaya melihat bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mendirikan sebuah shopping center di kawasan Surabaya Selatan. 2. Store Design, yaitu strategi pemasaran yang berkaitan dengan atmosfer ruangan ( Ambient element ), dan design element yang meliputi lay – out ruangan, display, architecture, dan yang terakhir adalah Social element yang meliputi keadaan lingkungan dari sebuah tempat perbelanjaan yang berfungsi sebagai penarik minat baik itu design interior maupun eksteriornya. Pada Royal Plaza Surabaya, elemen ini dapat kita lihat pada tata ruang yang disajikan dimulai dari atmosfer nyaman dan menyenangkan 4 Universitas Kristen Petra yang diciptakan oleh pihak Royal Plaza Surabaya dengan membuat suasana yang bersih dan warna – warna dinding yang menarik dengan tujuan memberikan kenyamanan sehingga para pengunjung dan konsumen merasa betah, dan juga lay – out ruangan yang dibuat lebih menarik dengan menyajikan titik – titik penting seperti atrium, toilet yang mudah untuk ditemukan, serta toko – toko kecil pendukung yang ditata sedemikian rupa agar tertata rapi dan menarik sehingga konsumen dan pengunjung tidak perlu bersusah – susah untuk mencari sebuah toko yang diinginkannya. Berkaitan dengan display, Royal Plaza Surabaya selalu mengganti tema display nya berdasarkan dengan acara yang sedang berlangsung,
Recommended publications
  • Supply RETAIL SECTOR
    Research & Forecast Report Jakarta I Retail Accelerating success. “Limited new retail supply in DKI Jakarta brought the After the start of operations of Baywalk Mall, which is located occupancy rate up 2% to 89.3%. In contrast, the greater within the Green Bay Pluit Complex, Jakarta saw little new retail Jakarta area outside DKI Jakarta registered a slight decline space provided from the extension projects at Mall Puri Indah in occupancy to 82% due to the opening of two new retail (around 3,000 sq m) and Mall Kelapa Gading (around 6,000 sq centers. In the meantime, the average asking base rental m). These extended spaces are designed as F&B areas. With rate in Jakarta climbed by 3.3% q-o-q to IDR491,675 / sq m the small addition, the Jakarta retail cumulative supply moved / month. Similarly in the greater Jakarta area, the average upward to 4.32 million sq m as of 1Q 2014. Of this, 2.86 million sq asking base rent moved to IDR302,618 / sq m / month, m or 66.3% was marketed for lease. representing a 9.2% increase compared to last quarter.” Historically, after growing by 10% and bringing huge supply to - Ferry Salanto, Associate Director | Research the market in 2009, the annual growth of supply of retail space in Jakarta began weakening. From 2010 to 2013, the average growth was only 3.6% per year. In 2014, the growth of supply for shopping centres in Jakarta will continue declining. Although St RETAIL SECTOR Moritz is a huge mall expected to enter the market, overall, the total additional supply is only 138,200 sq m.
    [Show full text]
  • BOI LABS BOI – Research Services BRAND AWARENESS JABODETABEK
    MALLS BOI LABS BOI – Research Services BRAND AWARENESS JABODETABEK Brand awareness - Jabodetabek n=150, base = customers in Jabodetabek area 80% 73% 62% 60% 55% 50% 50% 46% 48% 48% 46% 40% 35% 29% Aided 23% 24% 20% 20% 20% 16% Unaided 8% TOM 4% 2% 3% 4% 0% No malls scores above 80% aided awareness most likely due to the large number of malls in Jabodetabek area. Overall, Mall Kelapa Gading is the most well-known mall in Jabodetabek with 73% aided awareness. In addition it also leads in top of mind (20%) followed closely by Plaza Senayan (16%). 2 PT BOI Raja Sedjahtera | www.boi-rs.com | +62 21 7202 136 BRAND AWARENESS SURABAYA Brand awareness - Surabaya n=25, base = customers in Surabaya 100% 100% 100% 100% 100% 92% 92% 88% 80% 60% Aided Unaided 40% TOM 20% 8% 4% 0% Tunjungan Plaza Galaxy Mall Grand City Everybody in Surabaya knows all the big malls. Although Tunjungan Plaza, one of the most iconic malls in Surabaya is far ahead in top of mind (88%). 3 PT BOI Raja Sedjahtera | www.boi-rs.com | +62 21 7202 136 BRAND AWARENESS DENPASAR Brand awareness - Denpasar n=50, base = customers in Denpasar 98% 98% 100% 96% 87% 85% 80% 67% 60% Aided 40% Unaided 40% 33% TOM 20% 17% 0% Beachwalk Discovery Shopping Mall Mal Bali Galeria Beachwalk and Discovery Shopping Mall are the most popular malls in Denpasar. The 2 malls are toe-to-toe in termas of awareness, with Beachwalk scoring slightly higher in aided, unaided and top of mind.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • City Architecture As the Production of Urban Culture: Semiotics Review for Cultural Studies
    HUMANIORA VOLUME 30 Number 3 October 2018 Page 248–262 City Architecture as the Production of Urban Culture: Semiotics Review for Cultural Studies Daniel Susilo; Mega Primatama Universitas dr. Soetomo, Indonesia; University College London, United Kingdom Corresponding Author: [email protected] ABSTRACT This article aims to describe the correlation between city’s architecture as urban culture and cultural studies, specifically in semiotics. This article starts with Chris Barker’s statement about city and urban as text in his phenomenal book, Cultural Studies, Theory and Practice. The city as a complex subject has been transformed into the representation of urban culture. In the post-modernism view, urban culture as cultural space and cultural studies’ sites have significantly pointed to became communications discourse and also part of the identity of Semiology. This article uses semiotics of Saussure for the research methods. Surabaya and Jakarta have been chosen for the objects of this article. The result of this article is describing the significant view of architecture science helps the semiotics in cultural studies. In another way, city’s architecture becomes the strong identity of urban culture in Jakarta and Surabaya. Architecture approaches the cultural studies to view urban culture, especially in symbol and identity in the post-modernism era. Keywords: city’s architecture; urban culture; semiotics; cultural studies INTRODUCTION Giddens (1993) in Lubis (2014:4) stated the society urbanization, a city that used to be not that big become is like a building who need reconstruction every day so large that has to prop up the need of its growing and human-created their reconstruction.
    [Show full text]
  • Land Bank + Acquire Land Around Existing Projects
    PT Pakuwon Jati Tbk Public Expose RUPS Aug 25, 2020 Table of contents Section 1 Results summary 2 Section 2 Business summary 6 Section 3 Growth & strategy 10 Section 4 Capital management 14 Appendix A Company overview 18 Appendix B CSR Activities 2019 25 1 Section 1 Results summary 2 Results summary (Rp bn unless otherwise stated) 1H 2020 1H 2019 Variance Comments Revenue1 1,974 3,505 (43.7%) 36% decrease in recurring revenues and 52% decrease in development revenue recognition. Pakuwon Permai contributed Rp 389bn (20%) of revenues. Gross Profit2 968 2,021 (52.1%) Gross Profit Margin (%) 49.0% 57.7% EBITDA2 1,004 1,973 (49.1%) EBITDA Margin (%) 50.8% 56.3% Net Income for the Period3 598 1,568 (61.8%) Net Income Margin (%) 30.3% 44.7% Net Income Attributable to Owners3 558 1,299 (57.0%) Net Income Margin (%) 28.3% 37.1% Earning Per Share (Rp)3 Basic 11.59 26.97 (57.0%) Notes: 1 Revenue recognition for apartment and office is based on hand over as per IFRS 15. Revenue recognition for shopping center rental and service charge is based on its collectability. 2 Adjusted for acquisition related COGS from goodwill costs of Rp0.5bn in 1H2020 and Rp19bn in 1H2019 3 Adjusted for acquisition COGS from goodwill costs of Rp0.5bn in 1H2020 and Rp19bn in 1H2019, forex gain (loss) of (Rp101bn) in 1H2020 and Rp76bn in 1H2019 respectively, gain on derivative of Rp26bn in 1H2020 and Rp8bn in 1H2019 respectively. 3 Results breakdown Revenue by segment (1H2020) Revenue by project (1H2020) Revenue by geography (1H2020) Office Grand Hotel & leasing Pakuwon Serviced
    [Show full text]
  • 1 Analisis Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas
    1 ANALISIS GAYA HIDUP MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN BENGKULU DALAM PEMBELIAN PRODUK XXI BENCOOLEN INDAH MALL (BIM) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk mendapatkan Gelar sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : OKTORA DWI HARDI NIM 1516610042 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN BENGKULU BENGKULU, 2019 M/ 1441 H 2 3 4 5 ABSTRAK “Analisis Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Indah Mall (BIM) ”. Skripsi Oleh Oktora Dwi Hardi, NIM 1516610042 Tujuan penelitian adalah Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM). Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM) Perspektif Perilaku Konsumen Islam. Berdasarkan hail penelitian gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM) bahwa mahasiswa Fakultas FEBI masih mementingkan gaya hidup dalam melakukan pembelian produk. Hal ini dilihat dari jawaban informan mengenai bahwa kebanyakan dari mahasiswa mementingkan gaya hidup dari pada kebutuhan. Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Indah Mall (BIM) Perspektif Perilaku Konsumen Islam, 15 orang informan memang bergaya, suka berfoya foya dan hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Berikut ini adalah beberapa Prinsip Gaya Hidup Islami yang Diridhai Allah yang paling tepat yaitu Berniat untuk ibadah, Baik dan pantas, Halal dan thayib, tanpa kebohongan, dan tidak berlebihan.
    [Show full text]
  • 1 Hotel Duniatex Group, Pakuwon Tambah Portofolio Recurring Income
    Beli 2 mal & 1 Hotel Duniatex Group, Pakuwon Tambah Portofolio Recurring Income PROPERTY INSIDE – PT Pakuwon Jati Tbk. melalui anak usahanya membeli 3 aset properti yang terdiri dari 2 pusat perbelanjaan atau mal dan 1 hotel di Yogyakarta dan Solo. Untuk transaksi tersebut, emiten properti dengan kode saham PWON ini merogoh kocek hingga Rp 1,359 triliun. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto Basuki menjelaskan alasan transaksi tersebut untuk diversifikasi geografis bisnis perseroan di luar Surabaya dan Jakarta. Baca juga: Intiland Luncurkan DUO, Produk Inovatif Dengan Harga Rp700 Jutaan “Diversifikasi geografis untuk memperoleh potensi basis pertumbuhan baru di luar Surabaya dan Jakarta,” tulis Minarto dalam keterbukaan informasi, Senin (30/11). Minarto menjelaskan aset yang dibeli perseroan adalah Hartono Mall Yogyakarta, Hotel Marriott Yogyakarta, dan Hartono Solo Baru. Awalnya ketiga aset tersebut dimiliki oleh PT Delta Merlin Dunia Properti sebagai pemilik gedung dan Sumitro selaku pemilik tanah. Perusahaan properti tersebut merupakan entitas Duniatex Group. Baca juga: Pasokan Apartemen Q3 2020 Naik 114%, Meikarta Penyumbang Terbanyak Transaksi jual-beli tersebut dilakukan Pakuwon Jati melalui PT Pakuwon Permai yang merupakan anak usaha dengan kepemilikan saham sebesar 67,13 persen. Minarto menyampaikan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 1,35 triliun dan sumber pendanaan diambil dari kas internal. Dengan tambahan aset properti tersebut, portofolio PWON yang menghasilkan tambahan berulang atau recurring income pun semakin
    [Show full text]
  • Jurnal Bisnis Terapan, Volume 02 Nomor 01 (Juni, 2018) 35-42 P-ISSN 2580 - 4928
    e-ISSN 2597-4157 Jurnal Bisnis Terapan, Volume 02 Nomor 01 (Juni, 2018) 35-42 p-ISSN 2580 - 4928 JURNAL POLITEKNIK UBAYA JURNALE-mail: [email protected], BISNIS Penerbit: TERAPAN Politeknik Ubaya, Surabaya DOI: https://doi.org/10.24123/jbt.v2i01.1084 HOW TO WIN INDONESIAN MOVIE VIEWERS: CASE OF VILLAGE CINEMA AUSTRALIA Slamet Wahyudi1 1 Dosen Program Studi Sekretari (Administrasi Bisnis), Politeknik Ubaya, Surabaya Email: [email protected] Abstract Australia and Indonesia have a close relationship in many busineses areas including entertainment. This paper focuses on how Australia’s Giant Cinema expands its business into Indonesia. Since many Indonesians stayed in Australia and experience directly Australian products and services, they are aware that Australian products had a high quality. Fortunately, vice versa, Australians are quite familiar with Indonesian culture. This is an opportunity for Village Cinema to enter Indonesian Market. This paper will start with market segmentation and Village cinema’s target customers; furthermore it draws Village’s position map comparing to its competitors in Indonesian market. Not to mention that Indonesian Cineplex has been quite established in many Indonesian primary cities with XX1, 21 Cineplex and CGV formerly Blitz Megaplex lead the market share accordingly. However, there were some marketing strategies Village Cinema should choose, including product, price, promotion and distribution strategy. There is a chance for Village cinemas to be a multinational cinema company player in Indonesia. Keywords: entertainment business, culture, market segmentation, positioning, international strategy. Introduction Recently, entertainment industry has become more competitive and tighter than ever before (Rotfeld, 2006). Internationalisation of cinema retailer triggers companies to be aware of their planning impacts (Guy, 2001).
    [Show full text]
  • Together Possible TM
    ANNUAL REPORT ID 2015 THE FUTURE OF OUR NATURE together possible TM WWF is one of the largest and most experienced independent conservation organizations, with over 5 million supporters and a global network active in more than 100 countries. WWF’s mission is to stop degradation of the planet’s natural environment and to build a future in which humans live in harmony with nature, by conserving the world’s biological diversity, ensuring that the use of renewable resources is sustainable, and promoting the reduction of pollution and wasteful consumption. CONTRIBUTORS WWF-Indonesia staff SUPERVISORY BOARD Arief T. Surowidjojo (Chair), Martha Tilaar (Vice Chair), John A. Prasetio ADVISORY BOARD Pia Alisjahbana (Chair), Arifin M. Siregar (Vice Chair), Djamaludin Suryohadikusumo, A.R Ramly, Kuntoro Mangkusubroto EXECUTIVE BOARD Kemal Stamboel (Chair), Rizal Malik, Shinta Widjaja Kamdani (Vice Chair), Tati Darsoyo, Jerry Ng, Alexander Rusli LAYOUT, DESIGN AND EDITING BY Catalyze Communications and BrightWater COVER PHOTO CREDIT © Ihwan Rafina/WWF-Indonesia Published in May 2016 CONTENTS A MeSSAge fRoM The ChAiRMAN & Ceo .....................................................2 1. PReServiNg natuRAl CAPital ..................................................................4 2. equitable ReSouRCe goVeRNANCe ....................................................14 3. PRoDuCe beTTeR .........................................................................................19 4. CoNSuMe MoRe wiSely .............................................................................26
    [Show full text]
  • Arrial Narrow, 14, Aligned Left
    digitales archiv ZBW – Leibniz-Informationszentrum Wirtschaft ZBW – Leibniz Information Centre for Economics Aditi, Bunga Article The effect of services, price discount and brand equity on consumer purchase decisions in Go-Jek a technology start-up transport Provided in Cooperation with: Dimitrie Cantemir Christian University, Bucharest This Version is available at: http://hdl.handle.net/11159/3251 Kontakt/Contact ZBW – Leibniz-Informationszentrum Wirtschaft/Leibniz Information Centre for Economics Düsternbrooker Weg 120 24105 Kiel (Germany) E-Mail: [email protected] https://www.zbw.eu/econis-archiv/ Standard-Nutzungsbedingungen: Terms of use: Dieses Dokument darf zu eigenen wissenschaftlichen Zwecken This document may be saved and copied for your personal und zum Privatgebrauch gespeichert und kopiert werden. Sie and scholarly purposes. You are not to copy it for public or dürfen dieses Dokument nicht für öffentliche oder kommerzielle commercial purposes, to exhibit the document in public, to Zwecke vervielfältigen, öffentlich ausstellen, aufführen, vertreiben perform, distribute or otherwise use the document in public. If oder anderweitig nutzen. Sofern für das Dokument eine Open- the document is made available under a Creative Commons Content-Lizenz verwendet wurde, so gelten abweichend von diesen Licence you may exercise further usage rights as specified in Nutzungsbedingungen die in der Lizenz gewährten Nutzungsrechte. the licence. Leibniz-Informationszentrum Wirtschaft zbw Leibniz Information Centre for Economics Academic Journal of
    [Show full text]
  • Results Presentation – 1H 2020 Disclaimer
    Results Presentation – 1H 2020 Disclaimer By attending this presentation, you are agreeing to be bound by the restrictions set out below. Any failure to comply with these restrictions may constitute a violation of applicable securities laws. The information and opinions contained in this presentation are intended solely for your personal reference and are strictly confidential. The information and opinions contained in this presentation have not been independently verified, and no representation or warranty, expressed or implied, is made as to, and no reliance should be placed on the fairness, accuracy, completeness or correctness of, the information or opinions contained herein. It is not the intention to provide, and you may not rely on this presentation as providing, a complete or comprehensive analysis of the condition (financial or other), earnings, business affairs, business prospects, properties or results of operations of the company or its subsidiaries. The information and opinions contained in this presentation are provided as at the date of this presentation and are subject to change without notice. The company (including any of its affiliates, advisors and representatives) shall have any responsibility or liability whatsoever (in negligence or otherwise) for the accuracy or completeness of, or any errors or omissions in, any information or opinions contained herein nor for any loss howsoever arising from any use of this presentation. In addition, the information contained in this presentation contains projections and forward-looking statements that reflect the company's current views with respect to future events and financial performance. These views are based on a number of estimates and current assumptions which are subject to business, economic and competitive uncertainties and contingencies as well as various risks and these may change over time and in many cases are outside the control of the company and its directors.
    [Show full text]
  • Best Shopping Centers/Malls in Jakarta"
    "Best Shopping Centers/Malls in Jakarta" Gecreëerd door : Cityseeker 5 Locaties in uw favorieten Grand Indonesia "Indonesia's Biggest Mall" The biggest mall in the country and one of the biggest in South East Asia, Grand Indonesia has a lot to brag about. The tenants range from heavy weights like Chanel, Gucci, Seibu, and Harvey Nichols, to casual names like Topshop, Guess and Zara to everything locals Alun-alun. They also have tons of food outlets including the upscale Palalada and Y&Y Grill and family favorites Food Louver and Food Hall. The biggest attraction in the mall is the Crossroads of the World section. In this part, the plaza is decorated to have the atmosphere from other countries like Morocco, France, China, and USA with the crowd-pleaser dancing water fountain showing hourly. Don't miss the 8th floor of the mall where the biggest (and funkiest) cinema, Blitzmegaplex is located. +62 21 2358 0001 www.grand-indonesia.com/ Jalan Mohammad Husni Thamrin No. 1, Menteng, Jakarta Pacific Place "The Coolest Playground in Town" The mall quickly gained buzz with high-end brands like Louis Vuitton, Hugo Boss and Roberto Cavalli, but it attracts the family crowd because of its highly popular Kidzania, a huge kid's playground where children can pretend to be fire fighters, pilots, waitresses, you name it. The design- savvy can see the finest in contemporary interiors at Iwannagohome, by Public Domain while couples can check out the latest blockbusters in the comfort of a bed (complete with blanket, slippers, and tray) at the Blitzmegaplex Velvet Class.
    [Show full text]