Quick viewing(Text Mode)

Perayaan Sarasvati Sebagai Pemuliaan Pengetahuan Email

Perayaan Sarasvati Sebagai Pemuliaan Pengetahuan Email

Perayaan Sarasvati sebagai Pemuliaan Pengetahuan I Made Surada Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Email: [email protected]

Diterima tanggal 31 Desember 2019, diseleksi tanggal 23 Januari 2019, dan disetujui tanggal 13 Februari 2019 Abstract

Sarasvati is the name one of the personifications Ida Sang Hyang Widhi Wasa as ruler of science. Sarasvati as a symbol of awareness and enlightenment has taken root and entrenched in Indonesian, manifested in various forms of religious activities, including ceremonies and ceremonies. The worship of Dewi Sarasvat means to worship and support the knowledge of high values and knowledge. Science and understanding are the most powerful weapons to drive away ignorance. Sarasvatī is like a torchbearer for , freeing Hindus from the darkness of mind, grief, anger which is the cause of misery. The meaning of the celebration of Sarasvatī, the worship of Ida Sang Hyang Widhi Wasa as Goddess Sarasvatī, as symbol of awareness and enlightenment, and shows that people who are Hindus are eager for science. Worshiping Dewi Sarasvatī means worshiping and upholding the value of science and wisdom. Keywords: Saraswatī, Science, Celebration

Abstrak

Sarasvatī adalah nama dari salah satu personifikasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa ilmu pengetahuan. Sarasvatī sebagai simbol kesadaran dan pencerahan telah mengakar dan membudaya di bumi , diwujudkan dalam berbagai bentuk aktivitas keagamaan, termasuk upacara dan upakaranya. Pemujaan Dewi Sarasvatì berarti memuja dan menjungjung tinggi nilai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengusir ketidaktahuan. Sarasvatī bagaikan pembawa obor penerang bagi umat Hindu, membebaskan umat Hindu dari kegelapan pikiran, kedukaan, kemarahan yang menjadi sebab kesengsaraan. Makna perayaan Sarasvatī, pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Dewi Sarasvatī, sebagai simbol penyadaran dan pencerahan, dan menunjukkan bahwa orang- orang yang beragama Hindu sangat mendambakan ilmu pengetahuan. Memuja Dewi Sarasvatī berarti memuja dan menjungjung tinggi nilai ilmu pengetahuan dan kebiajaksanaan. Kata Kunci: Sarasvatī, Ilmu Pengetahuan, Perayaan

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 18 kebijaksanaan (the Goddhest of speech). Dalam I. Pendahuluan lontar disebut dengan dewaning pangawêruh. Berbagai usaha atau jalan yang terbentang II. Pembahasan bagi umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Demikian pula Ida 1.1 Sarasvatī dalam Veda Sang Hyang Widhi Wasa, adalah yaitu Sarasvatī sebagai dewi sungai tak tergambarkan dalam alam pikiran manusia. Untuk kepantingan bhakti Ida Sang Hyang Widhi Di dalam Ṛgveda Sarasvatī dipuji dan Wasa, digambarkan atau diwujudkan dalam alam dipuja dengan mantra pujaan, dan sering pikiran manusia sebagai Tuhan yang berperibadi dihubungkan dengan pemujaan terhadap (Personal ). Rāmānujācarya dalam Viśvedevaḥ. Sarasvatī senantiasa dipuja oleh Viśiṣthādvaita menyebutkan sebagai orang – orang yang belajar Veda. Sarasvatī Puruṣoṭṭama. Berbagai aspek kekuasaan dan dipuja dalam berbagai aspek Nya oleh para Maha keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dipuja Ṛṣi pada jaman Veda sampai pada jaman Itihāsa dan diagungkan serta dimohon karuniaNya untuk dan Purāṇa. Dalam Veda Sarasvatī adalah keselamatan dan kesejahtraan manusia. sungai. Insfirasi yang mengidentifikasikan Sarasvatì sebagai Deva Kebijaksanaan rupanya Theologi Hindu menyebutkan ada tiga juga berasal dari Veda. Ṛgveda I . 3.10-12. manifestasi dan perwujudan dari Ida Sang Hyang memberikan orang informasi untuk mencari Widhi Wasa, yaitu , Viṣṇu dan Śiva kebijaksanaan dan menuntun orang pada jalan sebagai pencipta, pemelihara dan pemerelina atau yang terangdan jalan kebijaksanaan. pelebur alam semesta beserta isinya. Demikian juga masing – masing manifestasi utama ini Pāvakā naḥ Sarasvatī, vājebhirvājinivatī, memeliki sakti atau power sebagai aspek Yajñaṁ vaṣṭþu dhi, yāvsuḥ. (10) feminimNya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Terjemahannya : Dewi Sarasvatī adalah salah satu dari Tri Śakti Dengan kekuatan dan dengan kekayaan, yang diyakini sebagai śakti dari dewa Brahma. semoga Sarasvati yang cerlang cemerlang Dewi Sarasvatī adalah salah satu personofikasi dengan penuh kasih sayang berkenan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dewi Saraswatī persembahan . adalah diyakini sebagai dewi kebijaksanaan, dewi Codayitrī sunṛtanam, cetantī sumatīnam, ilmu pengetahuan, sumber bahasa, Saûtra dan Yajñam dadhe, Sarasvatī. (11) seni serta disebut juga Hyang – Hyangning Pangaweruh dan aksara sebagai liṅga sthana- Terjemahannya : Nya. Dia yang memberi semangat pada nyanyian yang mengembirakan, Dia yang memberi Sarasvatī menurut Macdonell dan AB Keith, ilham pada pikiran yang mulia, semoga Ia, berasal dari akar kata “sṛ” yang berarti mengalir. Sarasvatì menerima persembahan kami. Sarasvatī aliran air yang melimpah menuju danau Maho arnah Sarasvatī, pra cetayati katuna, atau kolam (Vasudevo govind Apte, 2000:349) Dhiyo Viśva vi rajati. (12) Dalam versi yang lain kata Sarasvatī berasal dari dua kata sanskerta yaitu “saras dan vati” Terjemahannya : Saras artinnya sesuatu mengalir, percakapan, Oh Sarasvatì, sungai yang besar, Dia yang atau kata – kata. Sedang vati artinya memiliki. dengan cahayaNya memberikan terang, Dia Dengan demikian sarasvatī berarti memiliki kata menerangi setiap pikiran yang mulia. (Sura, – kata atau dewanya kata – kata, pengetahuan dan tt.6)

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI – JUNI 2019 19 Sebagai Dewi Sungai, Sarasvatī dipuja Ia menyusup masuk ke dalam diri para Ṛṣi. guna mohon kesuburan, kesucian, kekuatan dan Barang siapa yang dikasihi akan menjadi orang kemakmuran. Di sungai Sarasvatì telah yang bijaksana. Dalam Mahābhārata Ia adalah lenyap ditutup oleh Gurun di Patihala yaitu negara ibunya Veda. Ia disamakan dengan Sarasvatī, istri bagian Punjab. Namun sampai saat ini diyakini Brahma, Devi kebijaksanaan. masih ada. Bersamaan dengan disebutkannya Sarasvatì dalam kitab Brahmaṇa sungai Sarasvatī, disebut pula nama sungai Dṛsadvati yang kini mengelir di sebelah timur Di dalam pustaka Aitareya-Barhmana, jilid kota Thanesar yang merupakan batas sebelah II, pasal 19, diceritakan Dewi Sarasvatī bersifat barat wilayah yang bernama Brahmavarta adalah belas kasihan kepada seorang Ṛṣi Sudra Wangsa wilayah sebelah selatan pegunungan Himalaya, yang bernama Ṛṣi Kavasa. Pada suatu hari Ṛṣi sebelah utara pegunungan Vindhya, disebelah Kavasa hendak ikut menghantarkan suatu sajen timur sungai Sarasvatī yang kemudian menyatu atau persembahan, namun dilarang oleh seorang dengan sungai Yamuna dan akhirnya menyatu pendeta wangsa Brahmana, bahkan ia harus dengan sungai Gaṅga, tepatnya dikota Prayag atau dibuang ke Gurun Pasir, supaya ia mati. Setelah Allahabad. Tempat tersebut diberi nama Saṅgam ia tiba di Gurun Pasir kemudian datanglah Dewi atau Triveni (campuhan tiga sungai). Tempat Sarasvatī sangat berbelas kasihan kepada Ṛṣi itu diyakini suci dan sangat penting sebagai Kavasa yang malang itu. Ia diberi pelajaran stuti tempat berlangsungnya yajña, seperti setiap (stotra). Setelah ia pandai tentang pelajaran itu tahun dilaksanakan upacara Kumbhamela dan 12 maka ia pulang ketempatnya semula, kemudian (dua belas) tahun sekali diadakan upacara Mahā menjelaskan kepada sesamanya bahwa ia sendiri Kumbhamela. sudah lulus dari ajaran-ajaran Dewi Sarasvatī. Akhirnya Ṛṣi Kavasa baru diakui oleh Studi khusus tentang Sarasvati dalam kitab sesamanya. Veda telah dilakukan oleh Raghunath Airi yang menghasilkan tulisan “ Concep of Sarasvati in Sarasvatī dalam Purāṇa Vedic Literatur” (1977). Ia menyatakan bahwa Dalam kitab– kitab Purāṇa seperti : dipujanya Sarasvati sebagai Dewa Sungai tidak Brahmana Vaivarta Purāṇa jilid II, dijelaskan terlepas dari keinginan untuk mendapatkan, bahwa Pradhana atau śakti para Bhaṭara yang kemakmuran, kesejahtraan dan vitalitas hidup, terdiri dari lima śakti yaitu : Durgā, Lakṣmi (Śrī), oleh karena itu sungai Sarasvati kemudian Sarasvatī, Savitri dan Rādhā. Dalam Devi disucikan, sebagaimana sungai Gangga dan Bhagavata Purāṇa, dijelaskan bahwa Sarasvatī Yamuna (Jumna). digambarkan sebagai putri yang cantik dengan warna kulit putih, busana dan hiasan yang Sarasvatī sebagai Devi Vac berwarna serba putih dan duduk diatas seekor Kedudukan Devi Sarasvatì sebagai “vac” angsa (aṁsadhirudha) dan bunga padma (Kāma yaitu devinya kata – kata tidak kita jumpai dalam lakṣana) dan burung merak sbg kendaraanNya. Ågveda (Sura. tt. : 3). Devi Sarasvatī sebagai Ciri-ciri yang lain adalah bertangan empat dalam devinya kata – kata, terdapat dalam kitab – kitab posisi dua tangan di depan dan dua tangan lagi di Brahmana, Rāmāyana dan Mahābharata. Nama belakangnya. Tangan bagian depan memegang lain dari Sarasvatī adalah Bharati, Brahmi, Putkarī, genitri dan lontar(pustaka) dan bagian belakang Sarada, dan Vagiśvari. Dalam Veda Devi Vac vina dan teratai kuncup. Bentuk – bentuk adalah personifikasikasi yang dengan kata – kata semacam itu adalah simbol-simbol yang masing- itu pengetahuan dikomonikasikan.

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 20 masing mempunyai arti seperti : Wanita yang Ravāna) memohon anugrah kepada Dewa Brahma, cantik adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan maka Dewi Sarasvatī menyelinap ke lidah adalah bersifat mulia, luhur dan menarik. Ganitri Kumbhakarna sehingga Kumbhakarna salah ucap, adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu yang sebenarnya ia ingin minta kepada Dewa tidak berakhir sepanjang umur dan tak akan Brahma sukha sadā yaitu suka selalu atau senang habis-habisnya dipelajari. Lontar (Pustaka) selalu, namun kemudian menjadi supta sadā yaitu adalah lambang tempat ilmu pengetahuan, aksara tidur selalu. Dalam Vana Parva (Mahābhārata) adalah linggasthana Sarasvatī. Vina (alat musik) Dewi Sarasvatì muncul dihadapan seorang Mahā adalah lambang banwa ilmu pengetahuan dapat Ṛṣi Tarkṣya dan beliau memberi wejangan mempengaruhi rasa estetika dari manusia. Teratai tentang hakekat dana punia, utamanya dana punia adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan adalah yang berwujud lembu dan emas. suci dan menarik. Angsa adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan adalah cerdik dan bijaksana. Dalam Śalya Parva, pasal 15 disebutkan Burung Merak adalah simbol bahwa pengetahuan sebagai berikut : Di pinggir sungai Sarasvatì itu memberikan suatu kewibawaan kepada orang terdapat tujuh orang pendeta (Sapta Ṛṣi) yaitu : yang telah menguasainya. Ṛṣi Gautama, Bharadvāja, Viśvāmitra, Yamadgni, Vaśistha, Kśyapa dan Atri. Pada waktu musim Dalam Purāṇa ada bebrapa hal yang selalu kemarau, para Ṛṣi itu semuanya mengalih ke konsisten tentang Sarasvatī yaitu : pertama tempat lain, ingin mencari tempat yang lebih Sarasvatī sebagai sungai yang mengalir terus dan subur, untuk menyambung penghidupannya. Pada air sebagai kekuatan pensucian. Kedua konsep saat itu mereka lupalah kepada isi – isi pustaka sakti yang menjelaskan unsur perempuan dan laki Veda semua. Namun Sārasvata, yaitu putra – laki sebagai prakṛti dan puruṣa yang berasal dari Sarasvatì, masih tinggal tekun menetap dipinggir satu dan kembali menyatu. Inspirasi penciptaan sungai Sarasvati itu, tidak ikut pindah, karena dan kembali ke penyatuan itulah rahasia ibunya (Sarasvatī) telah berjanji akan memberi Sarasvatī. Ketiga Sarasvatī selalu digambarkan sangu kepadanya. Misalnya ikan yang ada dialiran bersifat sattvic (sattvas) yaitu suci atau spiritual sungai itu, untuk di makan. Demikian juga dalam yang bebas dari kekumuhan duniawi. Keempat parva- parva Mahābhārata yang lainnya. Sarasvatì adalah inspirasi evolusi agar akhirnya kembali kepenyatuan. Sarasvatī dalam Lontar

Dalam “Conception of Sarsvati in The Uraian-uraian Sarasvatī sebagai Devi Puranas” oleh Ananda Svarup Gupta (1962) Kebijaksanaan berlanjut samapai pada sastra- sastra menyebutkan bahwa pemujaan terhadap Sarasvati setelah Veda secara emanasi seperti pada lontar- dilakukan karena Sarasvati diyakini memiliki lontar. Ada bebarpa jenis naskah tentang Sarasvatī kekuatan yang dapat menyucikan. Di samping itu dalam susastra Hindu di Indonesia seperti : stuti, secara khusus Sarasvati disebut sebagai Devi yang tutur, , kakawin, geguritan dan lain sebagainya. dapat menyembuhkan danmemberikan kesehatan. Di dalam lontar Devi Kebijaksanaan dipanggil Vagiśvarī (Raja kata-kata), dewaning pangawêruh Sarasvatī dalam Itihāsa (dewa pengetahuan). Sebagai Vagiśvarì Sarasvatī Di dalam kitab Itihasa penggambaran Devi disimbolkan bersthana dalam aksara suci, oleh Sarasvatī hampir sama dengan kitab – kitab Purāṇa. karenanya kitab-kitab suci dijadikan candi (candi Dalam Uttara Kaṇḍa sargah kesembilan pustaka, candi bahasa, candi sastra, atau candi Ramayana Valmiki, disebutkan ketika aksara) tempat suci bagi Sarasvatī, tempat Beliau Kumbhakarna (adik

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI – JUNI 2019 21 disthanakan (pinratistha, supratistha). Aksara Oṁ Oṁ Ing Sarasvatī, viśva varnayai namaḥ bagaikan badan Devi Sarasvatī. svāhā. Terjemahannya: Mantra-mantra yang isinya untuk Oṁ Sang hormat pada Sarasvatī yang berwarna memuji Dewi Sarasvatì banyak terdapat dalam putih. kesusastraan-kesusastraan misalnya : Veda Oṁ Bang hormat pada Sarasvatī yang berwarna Sadangga, Astra-mantra. Dalam mantra Sūrya merah. Sewana, Dewi Sarasvatì dipuja tiga kali misalnya Oṁ Tang hormat pada Sarasvatī yang berwarna dalam mantra : kuning. Oṁ Ang hormat pada Sarasvatī yang berwarna 1. Sapta Tirtha (tujuh sungai suci yaitu hitam. Ganggā, Sarasvatī, Sindhu, Wipaśā, Kauśiki, Yamunā, dan Sarayū). Oṁ Oṁ Ing hormat pada Sarasvatī yang berwarna semua varna. (Sura, tt. : 6) 2. Catur Ṛṣi (yaitu Sarwa dewa, Sapta Ṛṣi, Sapta Pitara dan Sarasvatī ) Dalam puja ini Sarasvatī diidentikan dengan aksara : Sa Ba Ta A I (Pañca Akṣara) yang 3. Sapta Gangga yaitu : merupakan singkatan dari Sadyojata (Īśvara), Oṁ Gangga Sarasvatī Sindhu, Bamadeva (Brahma), Tatpuruûa (Mahādewa), Wipaśa Kauṣiki nadi, Aghora (Viṣṇu) dan Iśana (Śiva) yaitu Panca Yamunā mahāti śreṣṭhā, Brahma atau Pañca Dewata. Semua dewa – dewa sarayuscamahānadi. itu merupakan personifikasi atau aspek dari Śiva.

Oṁ Gangga Sindhu Sarasvatī su Seperti halnya Śiwa Sarasvatì juga diyakini Yamunā, menempati arah mata angin dalam pengider – ider, Godavari Narmada Kaveri Sarayu. sehingga dengan demikian sama dengan Pañca Brahma. Dalam mantra ilmu kebatinan, Dewi Sarasvatì diyakini bersthana di lidah, seperti mantra di 1. Oṁ Svetambara dhara dewi, sveta meya nulepana, bawah ini : sveta puspa priya devi, Śri śri tasmai Manaśca Narmadā tīrtha, Buddhis Sindhu Sarasvatī. tathaiva ca, Terjemahannya: Kanṭha mūle smṛtaḥ gangga, Jihvā yanca Oṁ Dewi yang memakai pakaian putih Sarsvatī, untaian bunga putih dan bedak putih, Cakṣu revati tīrtha, śrotre śreṣṭha nadī tatha dewi yang mencintai bunga putih, mulia Sapta tītha pratiṣṭhita. mulialah Sarasvati.

Dalam puja Sarasvatī di , Beliau 2. Oṁ Baktambara dhara dewi, rakta diidentikan dengan asfek Śiva dalam pengider – malyanukepana, ider sebagai berikut : rakta puspa priya devi, Śri śri tasmai Sarasvatī. Oṁ Sang Sarasvatī sveta, varnayai namaḥ svāhā. Terjemahannya: Oṁ Bang Sarasvatī rakta, varnayai namaḥ svaha Oṁ Dewi yang memakai pakaian merah, Oṁ Tang Sarasvatī vita, varnayai namaḥ svāhā. untaian bunga merah dan bedak merah, Dewi yang mencintai bunga merah, mulia Oṁ Ang Sarasvatī kṛṣṇa, varnayai namaḥ svaha mulialah Sarasvati.

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 22 3. Oṁ Pitambara dhara dewi, pita Puja Sarasvatī mendapat tempat istimewa malyanulepana, bagi umat Hindu Indonesia sehingga masuk dalam pita puspa priya devi, Śri śri tasmai sistim kalendernya. Puja dilaksanakan pada pagi Sarasvatī. hari dengan menghaturkan sesajen khusus yang Terjemahannya: disebut banten Sarasvatì. Baik sebagai dewa Oṁ Dewi yang memakai pakaian kuning, sungai ataupun sebagai dewa kata – kata atau untaian bunga kuning dan bedak kuning, dewa ilmu pengetahuan Sarasvatī dikenal dan Dewi yang mencintai bunga kuning, mulia dipuja oleh umat Hindu Indonesia. Dalam mantra mulialah Sarasvati. Sapta Gaṅga yang diucapkan dalam memohon tirtha 4. Oṁ kṛṣṇambara dhara dewi, kṛṣṇa nama Sarasvatī disebut beberapa kali. Di Bali malyanulepana, pemujaan terhadap Dewi Sarasvatī selaku dewa Kṛṣṇa puspa priya devi, Śri śri tasmai ilmu pengetahuan dan sakti dari Dewa brahma Sarasvatī. terdapat dalam Sarasvatī stava dan Dewi Terjemahannya: Sarasvatī selaku dewi sungai terdapat dalam mantra – mantra Paganggan. Oṁ Dewi yang memakai pakaian hitam, untaian bunga hitam dan bedak hitam, Dalam lontar Śivāgama ada disebutkan Dewi yang mencintai bunga hitam, mulia bahwa sesungguhnya carik dan bisah adalah asal mulialah Sarasvati. dan kembalinya semua akûara (jatinya carik lawan 5. Oṁ Viśvambara dhara dewi, viśva wisah, sangkan paraning śastra kabeh). Carik dan malyanulepana, bisah kalau disandangkan pada aksara suara “A” viúva puspa priya devi, Śri śri tasmai maka akan terbentuk aksara “Rwa Bhineda” yaitu Sarasvatī. “ Ang” dan “Ah” sebagai lambang Puruṣa dan Terjemahannya: Pradhana yang merupakan asal dan kembalinya kehidupan ini. Oṁ Dewi yang memakai semua pakaian, semua untaian bunga dan semua bedak, Dalam lontar Kakawin Sarasvatī disebutkan Dewi yang mencintai semua bunga, mulia antara lain sebagai berikut : mulialah Sarasvati. 1. Sang Hyang Sarasvatī sira ta pangastutingku, Dengan demikian Devi Sarasvatī sesungguhnya Ia adalah Śiva sendiri. Identifikasi Kembang ning sugandhanum’kar jênu sādhanangku, yang demikian sering kita jumpai dalam puja sebagaimana halnya dalam Veda. Setelah di Dhyāna samādhi japa mantra pangastutingku, Indonesia bertemu dengan kepercayaan lokal atau Doning mangarcana kitêka sih dewatāngku. Nusantara, Devi Sarasvatī diidentikan dengan Terjemahannya: binatang Cecak. Kerena menurut kepercayaan Sang Hyang Sarasvati, Engkaulah yang Nusantara Cecak merupakan binatang yang hamba puja. Kembang segar dan mekar mengetahui segala keadaan. Setiap ada suara berbau harum hamba jadikan sarana memuja. Hamba puja Engkau dalam pemusatan pikiran cecak biasanya disambut dengan kata Hyang Suci, (japa, mantra, dhyāna dan sāmadhi). Hamba (Hyang Sarasvatī). Demikian juga dalam banten mengharapkanlimpahan kasihmu. Sarasvatì terdapat jajan Samuan berupa dua ekor Cecak dengan telor dan sarangnya. 2. Apan kiteka wêkas ing mangungsi pangwruh, Salwir nikang guṇa kabeh nika mārga ning

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI – JUNI 2019 23 wêruh, dengan demikian Sarasvatì memiliki makna Yadyan têkeng kahuwusan wêkas ing spiritual yang universal yang juga memiliki makna pangawêruh, kontekstual.

Kasādhyan sadenyācintya yaya tika wêruh. Konsepsi pemujaan kepada Dewi Sarasvatī, Terjemahannya: yang bersumber dalam Veda itu kemudian terus mengalir melalui wilayah yang sangat luas, dalam Karena Engkau adalah tujuan terakhir para kurun waktu yang lama, sehingga menampakkan pendamba pengetahuan. Semua sifat yang mulia adalah jalan pengetahuan. Termasuk wajah yang berbeda namun semangat, jiwa dan bagi mereka yang telah mengetahui hakikat esensi tetap sama. Pada prinsipnya doa pujaan pengetahuan. Dan jalan pengetahuan bagi terhadap Dewi Sarasvatī yang ada dalam Veda tujuan bersatu dengan Hyang Acintya. adalah senafas dengan Sarasvatì stava di Bali, yaitu mengandung pujian dan permohon kepada 3. Apan kiteka wêkas ing kāraṇāji dewi, Dewi Sarasvatì. Namun perayaan pemujaan yang Anghing kita sih anuràga paveha dewi, disebut hari Piodalan Sang Hyang Aji Saravatì jelas Apan supa guṇawan pangawakan ing dewi, adalah produk agama Hindu Indonesia, mengingat Kitê pamastu winuwus kita wastu dewi. dalam Veda tidak mengenal sistim pawukon. Terjemahannya: Pujawali Sang Hyang Aji Sarasvatì jatuh pada pengujung hari pawukon yaitu Saniscara Umanis Karena Engkau adalah sumber penyebab adanaya pengetahuan suci, ya Dewi. Dan wuku Watugunung, upakara dan upacaraNya hanya Engkau yang maha pengasih dan maha berpedoma pada lontar Sundarigama. penganugerah. Karena Engkau berbadan sifat Pujawali Sang Hyang Aji Sarasvatì – sifat mulia. Engkau disebut penyebab, tetapi dirayakan tiap 210 hari atau 6 bulan sekali, yaitu juga menjadi akibat, ya Dewi. pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung. 4. Apan wiśeṣa kita ratna siddha – muliya, Sarasvatì juga dipuja pada hari Soma Pon Wuku Sarwa istri ya hana guṇa sarwa – muliya, Sinta (Soma Ribek). Pada hari ini Sarasvati Yadyan tingkah anak akombala sarwa – dipuja bersama – sama dengan Sang Hyang Úrì, muliya, Sang Hyang Sadhana, yaitu tiga unsur kehidupan Mulyanta nihan nêmu kapwa wiśeṣa – muliya. manusia. Sang Hyang Śrī, Sang Hyang Sadhana dan Sang Hyang Sarasvati disebut Sang Hyang Terjemahannya: Tri Pramana atau Sang Hyang Tri Murti – Amerta. Engkau Dewi maha sakti dan maha rupawan. Pujawali berarti upacara pemujaan, Sang Hyang Berwujud wanita dengan segala kemuliaan, Aji Sarasvatì adalah Tuhan sebagai dewi ilmu lemah gemulai gerakMu sangat menawan. Dan Engkau adalah puncak segala kecantikan pengetahuan dan kebijaksanaan. Pujawali Sang dan kemuliaan. Hyang Aji Sarasvatì adalah upacara pemujaan kehadapan Tuhan dalam prabawanya sebagai Makna Pemujaan dan Perayaan Sarasvatī Dewi Sarasvatī (Dewa ilmu pengetahuan atau Dari sumber – sumber yang mengungkap kebijaksanaan). tentang Sarasvatī dalam kitab Veda seperti, kitab Di India pemujaan kepada Sarasvatī Brahmana, Purāṇa, Itihāsa dan di Bali sampai dilaksanakan setahun sekali yaitu sekitar bulan pada stava, puja, tutur, kakawin bahkan geguritan, September / Oktober. Sarasvatī dirayakan dalam dengan hadirnya dalam berbagai kitab tersebut, rangka hari Nava Ratri yaitu perayaan sembilan

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 24 malam Śiwa. Nava Ratri adalah hari terbesar dengan mengahturkan persembahan pada hari kedua penganut sekta Śiwa Śiddhanta setelah hari Sarasvatī. Orang – orang berilmu dan bijaksana Mahāśivaratrī. Dalam hari suci itu dipuja tiga śakti amat dimuliakan. Membunuh orang bijaksana (kekuatan) Śiwa. Tiga hari pertama pemujaan (Brahmahatya) dosanya amatlah besar, karena ditujukan kepada Durgā (Durgā Pūja), sering orang ini amatlah langka. Perbuatan brahmahatya disebut dengan Vijaya Daśami atau Dussera. sama dosanya dengan bhrūnahatya yaitu Pada saat ini dimohonkan kekuatan, kesehatan, membunuh bayi dalam kandungan. pengleburan ketidak sucian. Tiga hari berikutnya Dalam sastra-sastra Hindu amat banyak adalah dilaksanakan pemujaan kepada Laksmi pujian-pujian terhadap kemuliaan Ilmu guna memohon kekakayaan, kecantikan dan pengetahuan dan kepada orang yang memilikinya. kedamaian. Tiga hari terakhir adalah pemujaan Beberapa pujian itu anatara lain : kepada Dewi Sarasvatì untuk memohon keindahan seni budaya dan ilmu pengethauan. Dan hari yang 1. Śreyān dravya – mayād yajñā, jñāna – yajñaḥ paraṁtapa, kesepuluh disebut sebagai hari Vijaya Daśami, yaitu satu hari untuk merayakan kemenangan, Sarvaṁ karma ‘khilaṁ pārtha, jñāne parisamāpyate. (Bhagavadgìtà, IV,33) kesalehan da kebenaran. Terjemahannya: Waktu pelaksanaan pujawali Sang Hyang Aji Sarasvatì dalam lontar Tutur Sarasvatì dan Aji Persembahan berupa ilmu pengetahuan, O Arjuna, lebih mulia dari pada persembahan Sarasvatì menyebutkan sebagai berikut : materi. Dalam semua kerja ini berpangkal dari “…muah yan rikala ngaturang piodalan ilmu pengetahuan. mangda kari singit wetan Sang Hyang Sūrya, 2. Norāna mitra manglêwihana wara guna yan singit tan wênang kewala śaṣtra ya juga maruhur, kari, apan Bhaṭari Sarasvatī wus maring kahyangan nira…” Norāna śatru manglêwihana gêlêng hana ri hati, Terjemahannya: Norāna sih manglêwihanasih ikang atanaya, “…dan kalau ngaturang piodalan supaya matahari masih di upuk Timur, bila sudah Norāna śakti daiva juga śakti tan hana condong ke Barat tidak boleh, hanya sastra manahên. saja yang masih, karena Bhaþari Sarasvatì (Niti Śaṣtra II. 5. Wangśa patra patita / sudah kembali ke Kahyangan Beliau…” (Ida Swandewi) Pedanda Putra Yoga). Terjemahannya: Makna perayaan Sarasvatī, pemujaan Ida Tiada sahabat yang melebihi pengetahuan Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Dewi Sarasvatī, yang luhur. Tiada musuh yang melebihi napsu sebagai simbol penyadaran dan pencerahan, jahat dalam hati. Tiada kasih sayang yang dan menunjukkan bahwa orang – orang yang melebihi cinta kasih orang tua kepada anak. Tiada kekuatan yang menyamai takdir, karena beragama Hindu sangat mendambakan ilmu tidak ada orang dapat menahannya. pengetahuan. Memuja Dewi Sarasvati berarti memuja dan menjungjung tinggi nilai ilmu 3. Yening lacur tanpa tastra, ubuh miskin pengetahuan dan kebiajaksanaan. Ida Sang imbannyane gering apit, Hyang Widhi dimohonkan hadir pada sumber sungkan rumpuh ring pikayun, miwah kalwen – sumber pengetahuan seperti buku – buku, ring pangrasa, pustaka – pustaka, lontar – lontar dan lain – lain sangkan baya, lampahnyane sering mamurug,

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI – JUNI 2019 25 kedatnyane tan pawasan, kirang suluh ring lenyap. Ilmu pengetahuan didapat dengan belajar tutur aji. dan ketrampilan didapat dengan berlatih yang (Pupuh Pangkur) semuanya harus dilandasi dengan ketekunan, keteraturan dan ketetapan hati. Orang terus 4. Saking tuhu manah guru, mituturin cening jani, menerus mengejar ilmu pengetahuan, seolah- Kaweruhe lwir senjata, ne dadi prabotang sai, olah bagaikan mengejar wanita yang cantik. Oleh Kaanggen ngaruruh merta, saenun ceninge karena itu Dewi Sarasvatì adalah aspek Tuhan urip. sebagai penguasa ilmu pengetahuan. Dalam (Pupuh Ginanti) Bhagavadgītā IV.34. disebutkan sebagai berikut :

Tat viddhi praṇipātena, paripraśnena sewāya, Kenyataan menunjukkan bahwa berkat upadekṣyanti te jñānam, jñāninas ilmu pengetahuan orang dapat memperingan tattvadarśinaḥ. dan mempermulia hidupnya. Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan orang dapat Terjemahannya: membuat dan membangun fasilitas-fasilitas yang Belajarlah dengan penuh desiplin, dengan semuanya dapat memperingan dan menjadikan bertanya, bekerja dan berbhakti, guru budiman, penguasa kebenaran, akan mengajarkan mudah dan nyaman hidup ini. Ilmu pengetahuan padamu ilmu budi pekerti (Pudja, 1999:126) dan kebijaksanaan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengusir ketidak tahuan (avidya). Adapun orang yang tidak berpengetahuan Avidya adalah sumber kesengsaraan, dan sumber akan menjadi avidya dan tidak akan berguna segala derita dalam hidup ini. di dunia ini, seperti yang disebutkan dalam Niti Śastra II.7. (Wangśapatra patita) sebagai berikut : Apa yang tampil, apa yang dapat disaksikan dengan mata atau dapat didengar dengan telinga Hemani sang mamukti dumadak tika tanana adalah merupakan perwujudan suatu ide, suatu guṇa, angan yang timbul dalam pikiran. Sebagaimana Yowana rūpawān kula wiśāla tika padha hana. dimaklumi bahwa manusia mempunyai Denika tanpa śāṣtra tanateja wadana makucêm, kecendrungan ingin tahu. Ia ingin tahu apa Lwir sêkaring wari murubabāng tanana yang pernah ia dengar, ia lihat, ia rasakan, ia wanginika. pikirkan. Apa yang ia ingin ketahui itulah disebut Terjemahannya: pengetahuan. Dengan demikian manusia memiliki Sangat disayangkan bila orang kaya tiada pengetauan. Kemampuan untuk memiliki mempunyai kepandaian. Biarpun muda, bagus, pengetahuan dimungkinkan karena ia makhluk keturunan bangsawan dan berbadan sehat, jika berpikir. Bila pengetahuan itu sudah disusun tidak berpengetahuan mukanya pucat tiada dengan teratur, berdisiplin dan bermetode disebut bercahaya, seperti bunga dapdap yang merah ilmu pengetahuan. menyala namun tidak wangi.

Melalui ilmu pengetahuan manusia menjadi Selanjutnya dalam Sarascamuccaya śloka 45 makhluk yang paling mulia di dunia. Ilmu disebutkan sebagai berikut : pengetahuan dan kebijaksanaan adalah senjata Pulakā iva dhānyesu puttikā iva pakṣiṣu, yang paling ampuh untuk mengusir ketidak tahuan (avidya). Avidya adalah sumber dari Tādṛṣaṣte manuṣyeṣu yeṣām dharmo na kāranam. kesengsaraan. Maka lenyaplah avidya dengan vidya itu sendiri, maka kesengsaraan jiwa akan

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 26 Kunang ikang wwang pisaningun damêlakênang ampuhuntuk mengusir ketidaktahuan (avidya). dharmasādhana, Tuhan dimohon hadir, pada buku - buku, pustaka Apa-apaning pari, wukaning antiga padanika, - pustaka, lontar-lontar, dengan menghaturkan rūpaning hana tan papakêna. persembahan. Sarasvatī bagaikan pembawa Terjemahannya: obor penerang bagi umat Hindu, membebaskan umat Hindu dari kegelapan pikiran, kedukaan, Adapun orang yang sama sekali tidak melakukan perbuatan dharma, adalah seperti kemarahan yang menjadi sebab kesengsaraan. padi yang hampa atau telur busuk, kenyataan Sehingga akhirnya umat Hindu sampai pada ada, tetapi tidak ada gunanya (Kajeng, 1999: renungan tentang saṁyajñana, sthitaprajña yang 38) merupakan tingkat kesadran yang tertinggi, tetapi Sarasvati adalah lambang suatu tingkat juga tentang parama tattwa, parama sasra yang kesempurnaan ang mencakup ketiga-tiga merupakan sumber pengetahuan yang tak pernah nilai utama yaitu : satyam (kebenaran), Śivam kering dan berubah. Semua itu diwujudkan dalam (kemuliaan) dan Sunduram (keindahan), aksara suci ‘Oṁ’ (pranava mantra) untuk mencapai “Sat Cit Ananda” (kebenaran, Adanya ajaran agama Hindu yang memuja pengetahuan dan kebahagiaan) Dewi Sarasvatī, dewanya ilmu pengetahuan. III. Simpulan Ini menunjukkan bahwa umat Hindu amat memulyakanilmu pengetahuan, berarti umat Hindu Hadirnya Devi Sarasvatī, dalam kitab suci amat mendambakan ilmu pengetahuan. Dengan Hindu telah menyebabkan umat Hindu memiliki ilmu pengetahuan orang dapat memperingan pegangan dan arah yang jelas tentang proses dan mempermulia hidupnya. Revitalisasi ajaran pencarian pengetahuan. Jelas pula adanya “hakikat tersebut perlu dilakukan sehingga simbol pengetauan” yang menjadi tujuan tertinggi Sarasvati senantiasa aktual, terlebih lagi dalam pencapaian pengetahuan tersebut. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Sarasvatì adalah nama dari salah satu yang begitu pesat dewasa ini. personifikasi dari Ida Sang Hyang Widhi sebagai DAFTAR PUSTAKA penguasa ilmu pengetahuan. Pemujaan terhadap Ardana I Gusti Gde, 1990. Hari Raya Saraswati. Sarasvatì di Indonesia (Bali) dirayakan setiap 210 Denpasar: Pemda Tingkat I Bali. hari (enam bulan) sekali yaitu pada hari Saniscara Keliwon Wuku Watugunung. Di India perayaannya Agastia IBG., 1997. Saraswati Simbol Penyadaran dilaksanakan setiap satu tahun sekali dikaitkan dan Pencerahan. Denpasar: TU. Warta dengan hari Nava Rātri yaitu sembilan hari Hindu Dharma. malam Śiva. Sarasvatī sebagai simbol kesadaran Bahadur, Lata, 2000, Festivals and dan pencerahan telah mengakar dan membudaya Ceremonies. India: UBS Publishers di bumi Indonesia, diwujudkan dalam berbagai Distributors Ltd. New Delhi. bentuk aktivitas keagamaan, termasuk upacara Chaturvedi, B.K. 1996, Saraswati. India: Books dan upakaranya. For All, Delhi. Pemujaan Tuhan sebagai Dewi Sarasvatì Ginarsa I Ketut, 1970. Singaraja : Sang Hyang Aji berarti memuja dan menjungjung tinggi nilai ilmu Saraswati. pengetahuan dan kebijaksanaan. Ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan adalah senjata yang paling Kajeng, Dkk, 1999. Sarasamuccaya. Surabaya:

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI – JUNI 2019 27 Paramita. Pudja, 1999. Bhagavadgītā. Surabaya: Paramita. Sura, Dkk, 2003, Pedoman Pewintenan Saraswati. Denpasar: Kakanwil Depag. Propinsi Bali. Surada I Made.2013.Ajaran Tattwa Agama Hindu. Surabaya: Paramita ------, 2004. ”Upaniûad” (Diktat). Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. ------, 2004. ”Theologi Hindu” (Diktat). Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. ------, 2006. “Perkembangan Agama Hindu” Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

JURNAL PANGKAJA VOL 22, NO 1, JANUARI-JUNI 2019 28