PENGEMBANGAN PERIZINAN KOTA DENGAN INOVASI DAERAH STUDI KASUS

PADA KABUPATEN DAN e-ISSN: 2775-0922 KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA Jurnal Studi Inovasi Vol. 1 No. 1 (2021): 28-34 TENGAH https://jurnal.studiinovasi.id/jsi

DOI: https://doi.org/10.52000/jsi.v1i1.5 Yusniah Anggraini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten | Jl. Syech Nawawi Albantani No. 1 Curug, Kota Serang, Banten 42171

Disetujui: 30 Januari 2021

Abstract The slow process of building construction permits is a problem for the local government, this delay has a detrimental impact on the people of Semarang and Sragen in managing building permits. This makes the author to research and provide innovations in order to accelerate the building permit process. The method used in this research is descriptive method using qualitative analysis. With 20

respondents from each region. The results of this research innovation carried out the innovation of the Building Permit Process by *Korespondensi Email : [email protected] telephone and Building Construction Information Systems. This innovation has a positive impact on the people who use it, being faster in the licensing process can cut the time to 7 days from the previous 14-28 days. The conclusion of this research innovation has been carried out well by the local government of the city of Semarang and the district government of Sragen.

Keywords: Licensing innovation, Technology innovation, Local government

Abstrak Lambatnya proses perizinan Izin Mendirikan Bangunan menjadi

masalah pemerintah daerah, lambatnya ini memberikan dampak merugikan bagi masyarakat kota Semarang dan kabupaten Sragen dalam mengurus Izin Mendirikan Bangunan. Hal ini menjadikan penulis untuk meneliti sekalian mmberikan inovasi guna mempercepat proses Izin mendirikan Bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan analis kualitatif. Dengan responden berjumlah 20 dari masing-masing daerah. Hasil penelitian ini inovasi dilakukan inovasi Proses izin Mendirikan Bangunan dengan telepon dan Sistem Informasi Mendirikan Bangunan. Inovasi ini memberikan dampak positif kepada masyarakat yang Wisma Monex 9th Floor menggunakannya, menjadi lebih cepat dalam proses perizinan bisa Jl. Asia Afrika No 133-137 Bandung, memangkas waktu jadi 7 hari dari sebelumnya sekitar 14-28 hari. 40112 Kesimpulan penelitian ini inovasi telah dilakukan dengan baik oleh pemerintah daerah kota semarang maupun kabupaten sragen.

Kata Kunci : Inovasi perizinan, Inovasi Teknologi, Pemerintah daerah

Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi Nonkomersial sharelike 4.0.

28

I. PENDAHULUAN pengurusan yang besar. Setiap IMB yang adalah negara berkembang, dikeluarkan selama ini juga belum terintegrasi dimana membutuhkan banyak pembangunan dengan Geografic Information System (GIS) di semua sector tak terkecuali sektor sehingga sulit mengontrol apakah lokasi konstruksi dan bangunan. Sesuai dengan fokus bangunan sudah sesuai secara tata ruang. pemerintahan sekarang fokus dalam Masalah lain yang juga terjadi di kota-kota pembangunan dan kontruksi menjadi pilihan besar, IMB sering menjadi hal yang dikeluhkan utama, hal ini dikarenakan Indonesia ingin masyarakat. Keluhan tersebut muncul karena mengerjar ketertinggalan infrastruktur yang IMB kerap dijadikan sumber “penghasilan” mana berguna untuk menunjang aktivitas tambahan oleh oknum-oknum tertentu. warga Indonesia untuk menajdi negara yang Terlebih apabila sang klien adalah suatu makmur dan sejahtera, seiring dibutuhkan badan usaha, maka tarif yang dibebankan banyak pembangunan, terlihat bahwa Di bisa sangat tinggi. Seperti yang terjadi di beberapa tahun terakhir tingkat pertumbuhan Kota Semarang belum lama ini, ditangkapnya bangunan di Indonesia semakin cepat dari seorang oknum pegawai penjaga loket yang tahun ke tahun, data dari Biro Pusat Statistik menarik pungli IMB sebesar Rp 1 miliar kepada mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan sebuah perusahaan pengembang. Apabila konstruksi dan bangunan di Indonesia sebesar masalah tersebut tidak diatasi 7-8%. Dengan pesatnya pertumbuhan ini perlu dikhawatirkan akan menjadi label buruk adanya aturan-aturan yang jelas, serta legalitas bagi pemerintah. yang mana ketika mendirikan bangunan tidak Orlandina (2015) yang memberikan dampak negative ke lingkungan mengungkapkan bahwa dalam pembuatan sekitar. IMB retribusi yang dibebankan dirasakan Berdasarkan amanat Pasal 14 ayat (1) terlalu tinggi, jangka waktu penyelesaiannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tidak tepat waktu, birokrasi terlalu berbelit- tentang Bangunan Gedung serta Pasal 14 ayat belit, kemudian tidak sesuai dengan SOP, (1) Peraturan Daerah Kabupaten Semarang dan banyak terdapat pungutan liar. Keluhan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Bangunan atau permasalahan sebagaimana diurai di atas, Gedung disebutkan bahwa “ Setiap orang yang Sebelum penelitian ini, telah banyak akan mendirikan bangunan gedung wajib penelitian-penelitian yang juga membahas memiliki Izin Mendirikan Bangunan ”. Dalam tentang IMB. Penelitian-penelitian aturan tersebut, pemerintah maupun tersebut sebagian besar membahas pemerintah daerah khususnya Pemerintah tentang penerapan, standar operasional Daerah Kabupaten Semarang dan Sragen dan prosedur (SOP) pembuatan IMB, serta dengan tegas telah menekankan bahwa setiap implementasi regulasi yang mengatur IMB. bangunan wajib memiliki Izin Mendirikan Pembahasan tentang penerapan IMB Bangunan, bahkan aturan tersebut dilengkapi dibahas di Pematang Siantar dan Sleman, dengan ketentuan pidana bagi yang melanggar. oleh Sembiring (2015) dan Utami (2013). Akan tetapi pada kenyataan yang dihadapi Berbeda fokus dari kedua temuan di saat ini, sebagian besar masyarakat hanya atas, pembahasan mengenai SOP IMB yang mengurus IMB rumah tinggalnya apabila dilakukan di Tana Toraja dan Makassar, berkaitan dengan perbankan atau dengan kata oleh Kameswari (2012) dan Amalia (2015) lain ketika membutuhkannya sebagai syarat menemukan proses pembuatan IMB sudah dalam pengajuan pinjaman ke Bank. berjalan cukup baik dan akuntabel. Tampaknya peraturan yang ada belum cukup Dibuktikan dengan semangat kerja, menjadikan masyarakat menjadi patuh, sadar loyalitas kelompok kerja, daya tanggap serta taat hukum. Hal ini dikarenakan petugas, dan hubungan antara pimpinan mengurus IMB sebagai salah satu perizinan dan bawahan telah terbangun dengan baik. yang sangat rumit. Selain syarat administrasi Hal itu membuktikan pelayanan IMB sudah yang kompleks, keterkaitan dengan banyak berjalan cukup efektif. Namun, efisiensi SKPD (misal tata ruang, kelayakan teknis pelayanan dan jumlah sarana prasarana masih bangunan dan sebagainya) membuat IMB perlu peningkatan. Mengingat, waktu yang seolah menjadi perizinan yang pasti diperlukan untuk menyelesaikan izin masih membutuhkan waktu yang lama dan biaya relatif lama dan jangkauan pengawasan hanya

Studi Inovasi 1 (1) (2021): 28-34 29 pada daerah pusat saja. Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun Sementara itu dari sudut 2013 tentang SOTK Badan Perencanaan pandang implementasi, Erfa dan Meilani Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga (2014) dan Irawan (2015) yang melakukan Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan penelitian di Pekanbaru dan Malinau Terpadu Kabupaten Semarang, dengan tugas menemukan implementasi kebijakan IMB pokok melaksanakan penyusunan dan belum berjalan baik dan optimal. Hal ini pelaksanaan kebijakan daerah di bidang terlihat dari sanksi yang diberikan belum penanaman modal dan perizinan terpadu maksimal dan masih banyaknya masyarakat (Perda, kota Semarang). yang tidak mau mengurus IMB Dikarenakan kebutuhan yang mendesak Hal inilah yang kemudian menjadikan untuk mempercepat proses pembangunan awal ketertarikan penulis untuk membuat pihak pemerintah daerah merujuk pada inovasi sebagai gagasan proyek perubahan peraturan daerah kabupaten semarang nomor agar minat masyarakat dan sistem inovasi yang 19 tahun 2008 maka, dibentuklah sistem dilakukan agar mempercepat dalam proses Ijin PRIMBON (Proses Ijin Mendirikan Bangunan Mendirikan Bangunan di kota Semarang dan dengan Telepon) dengan bermodalkan telepon Sragen. inovasi PRIMBON ini menghubungkan kebutuhan masyarakat agar tidak perlu II. METODE PENELITIAN mengantri di dinas penanaman modal dan Metode yang digunakan pada penelitian pelayanan perizinan. Dan juga masyarakat ini menggunakan metode deskriptif dengan akan didatangi oleh perwakilan dari dinas menggunakan analis kualitatif. Metode penanaman modal dan pelayanan perizinan ke diskriptif adalah suatu cara untuk rumah masyarakat yang telah menelepon mendiskripsikan tentang bagaimana inovasi kedinasan. yang digunakan dengan melakukan wawancara terhadap berbagai pihak atau responden yang memiliki kepentingan untuk dapat merealisasikan inovasi perizinan mendirikan bangunan agar tercapainya proses perizinan yang jelas, tidak ribet dan lebih cepat, ada beberapa narasumber atau responden yang menjadi objek wawancara, pada dua kota, yaitu Semarang dan Kota Sragen, narasumber tersebut meliputi masyarakat kota Semarang, masyarakat kota Sragen, Pemerintah daerah kota Semarang, Pemerintah daerah kota Sragen, Pelaku usaha yang berencana mendirkan bangunan dari kota Semarang dan kota Sragen.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inovasi Sistem Perizinan kota Semarang Hasil dari data deskriptif dalam penelitian dengan dilakukan wawancara beberapa Gambar 1 . Poster Penyuluhan inovasi Primbon di kota Semarang narasumber yang terlibat langsung didapatkan (source: http://dpmptsp.semarangkab.go.id/primbon.html) hasil wawancara bahwa pihak dari dinas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Dari gambar 1 terlihat bagaimana upaya Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Semarang pemerintah daerah untuk mengenalkan sistem merupakan Organisasi Perangkat Daerah inovasi proses izin mendirikan bangunan (OPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan menggunakan telepon kepada masyarakat Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun umum. Terlihat dengan informasi yang 2008 sebagaimana diubah dengan Peraturan diberikan oleh pemerintah daerah untuk yang

Pengembangan Perizinan Kota Dengan Inovasi Daerah Yusniah Anggraini 30 cukup mudah dipahami bagi masyarakat waktu. Tujuan akhirnya adalah Program umum. Hal ini termasuk komitmen pemerintah Aplikasi SIM-IMB berbasis GIS ini diharapkan untuk mempercepat proses perizinan yang mampu mengakomodir perencanaan terkenal beribet. Dengan sering-sering pelayanan IMB, hakekat dan sifat Pelayanan mengenalkan inovasi proses izin mendirikan Prima (Excellent service). Sehingga bangunan menggunakan telepon, diharapkan mendorong terwujudnya pelayanan perizinan masyarakat umum khususnya para pengusaha yang terpadu atau menuju layanan “One Stop yang ingin membangun bangunan untuk Service”. berinvestasi dapat lebih mudah dan cepat dari Untuk menunjang kegiatan tersebut perlu sistem perizinan sebelumnya. suatu aplikasi IMB yang memudahkan petugas IMB pada Dinas Perumahan Dan Kawasan B. Inovasi Sistem Perizinan Bangunan Permukiman dalam melakukan pendataan Kota Sragen pemohon IMB baik dalam melakukan Di kota sragen, mengacu pada peraturan rekapitulasi pemohon IMB per kecamatan atau pemerintah untuk meningkatkan kualitas per desa, kesesuaian dengan tata ruang, dan layanan publik, maka pemerintah telah kesesuaian gambar teknis. Aplikasi tersebut mengesahkan Undang-undang Nomor 25 dapat dilakukan secara online hal ini untuk Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam memudahkan masyarakat yang ingin Undang-undang tersebut, diharapkan mendaftarkan Izin Mendaftarkan bangunan pemerintah mampu melayani setiap warga daripada dengan cara lama terkesan rumit dan Negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan membutuhkan waktu yang lama karena harus dasarnya dalam rangka pelayanan publik, mengikuti prosedur. Dengan inovasi ini data memberikan kepastian hukum dalam dapat terinput langsung ke sistem sehingga hubungan antara masyarakat dan pegawai dari kedinasan yang menangani penyelenggara pelayanan publik. Di sisi lain, perizinan dapat langsung melihat dan perkembangan Teknologi Informasi dan menindak lanjuti dokumen-dokumen yang Komunikasi telah merambah pada berbagai diberikan dari masyarakat yang ingin bidang kehidupan dan tidak dapat dipungkiri mengurus Izin Mendirikan Bangunan. bahwa Telematika dapat membantu Sistem aplikasi SIM-IMB berbasis GIS ini peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja dari telah dilakukan evaluasi secara mendalam dari suatu organisasi. pihak internal dan akhirnya dikembangkan Dengan ini maka pemerintah daerah untuk mengakomodasi semua sistem perizinan Sragen berupaya untuk memperdayakan di satu aplikasi, hal ini agar dapat menjadi one telematika adalah melalui percepatan gate sistem, yang mana dapat memenuhi pengembangan e–government. keperluan masyarakat tentang semua hal yang Implementasinya adalah membangun berhubungan dengan perizinan di seluruh pelayanan perijinan yang terpadu. Pemerintah kabupaten Sragen Kabupaten Sragen telah melakukan perubahan mendasar pada bidang pelayanan, yaitu melakukan proses transformasi menuju pelayanan administrasi berbasis teknologi informasi, atau mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Ijin Mendirikan Bangunan (SIM-IMB) berbasis GIS. Hal ini dikarenakan Pengembangan Aplikasi SIM-IMB berbasis GIS merupakan upaya untuk Gambar 2. Tampilan Si Pioner Aplikasi One Gate System Untuk Mengurus Perizinan mengembangkan penyelenggaraan (source: http://si-pioner.sragenkab.go.id/status-izin.php) pemerintahan berbasis elektronik (e- Government) dalam rangka meningkatkan Berdasarkan gambar 2. Terlihat bahwa kualitas pelayanan publik yang efektif, efisien, aplikasi online tersebut terdapat lima item dan transparan, serta diarahkan untuk yang harus di isi, pertama ada nama, nama mencapai pembentukan jaringan informasi disini sebagai nama calon pengurus perizinan, dan transaksi pelayanan publik yang kedua ada kode pendaftaran adalah urutan berkualitas tanpa dibatasi sekat ruang dan

Studi Inovasi 1 (1) (2021): 28-34 31 pendaftaran masyarakat, kemudian ada D. Strategi Pemerintah Daerah Kota alamat, alamat ini di isi lokasi pendaftar Semarang dan Kabupaten Sragen dimana, kemudian ada jenis perizinan, jenis Agar Inovasi Dikenal Masyarakat perizinan ini terdapat macam2 jenis perizinan Pemerintah daerah kota Semarang dan yang dibutuhkan pendaftar, pendaftar hanya kabupaten Sragen melakukan pengenalan tinggal memilih perizinan seperti apa yang inovasi Proses Perizinan Mendirikan Bangunan dibutuhkan, di opsional ada semua, dan yang dengan Telepon dan sistem Informasi terakhir ada status pendaftar, di opsional ini Mendirikan Bangunan dengan memberikan pendaftar diberi lima opsional yaitu, semua, penyuluhan ke pendaftar yang datang ke pemeriksaan berkas, proses perizinan, kantor untuk dapat melakukan pengalihan pemeriksaan lapangan, dan selesai. Tiap proses Perizinan dengan mekanisme tersebut, opsional punya fungsi masing-masing, sesuai serta membuat banner-banner di berbagai tahapan pendaftar yang diajukan. Dari lima sudut kota Semarang dan kabupaten Sragen. item diatas sudah mewakili informasi yang Hal ini untuk dapat menjangkau masyarakat dibutuhkan pegawai. Sehingga proses umum lebih luas agar dapat mengetahui untuk pendaftaran bisa lebih cepat. proses Perizinan Mendirikan Bangunan bisa lebih cepat dari sistem sebelumnya. C. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemerintah juga melakukan pengiklanan Inovasi di Kota Semarang dan di media sosial karena di jaman sekarang Kabupaten Sragen mengiklankan menggunakan media sosial lebih Hasil wawancara dengan 20 masyaraka mudah tepat sasaran karena kebiasan sebagai calon pendafatar perizinan dari masyarakat yang tidak lepas dari gadget. masing-masing kota Semarang dan kabupaten Cara-cara tersebut terbukti efektif untuk Sragen, terlihat bahwa 80% dari total mengenalkan inovasi mereka ke masyarakat keseluruhan narasumber ketika di wawancarai umum hal ini tidak lepas dari semua pihak baik merasa terbantu dan lebih mudah dalam kedinasan maupun tim support untuk mengurus perizinan Mendirikan Bangunan, hal mensukseskan mengenalkan inovasi tersebut ini dikarenakan kedua inovasi tersebut ke masyarakat umum. memberikan dampak percepatan pengurusan dari masing-masing daerah, seperti inovasi E. Keuntungan Penggunaan Sistem yang ada di kota Semarang masyarakat yang inovasi Proses Perizinan ingin mengurus perizinan merasa special hal Mendirikan Bangunan dengan ini juga pengurus perizinan hanya Telepon dan sistem Informasi menggunakan telepon untuk meminta Mendirikan Bangunan perizinan Mendirikan Bangunan dan tim dari Dengan adanya Sistem inovasi Proses kedinasan akan datang ke rumah masyarakat Perizinan Mendirikan Bangunan dengan yang telah menelepon untuk mengurus Telepon dan sistem Informasi Mendirikan Perizinan Mendirikan Bangunan untuk Bangunan terdapat beberapa keuntungan. mengurus berkasnya, tanpa harus mengantri Pertama, keuntungan dalam bidang biaya panjang di kantor pengurusan. Begitu juga hasil dan waktu, hal ini dikarenakan inovasi dalam wawancara dengan masyarakat Kabupaten IMB yang dilakukan oleh DPMPTSP Kota Sragen terhadap inovasi pengurusan perizinan Semarang melalui program PRIMBON telah mendirikan bangunan online, inovasi tersebut memangkas waktu pembuatan IMB menjadi dikatakan praktis oleh masyarakat, dengan hanya 7 hari kerja dari yang semula 14 adanya inovasi seperti ini masyarakat dapat sampai 28 hari kerja. Kecepatan pelayanan menghemat waktu untuk masalah perizinan faktor yang sangat dekat dengan kepuasan bisa sampai astu minggu sampai jadi. Ini jadi penerima layanan (Pratama, 2013). Karena keuntungan tersendiri bagi masyarakat, untuk pada umumnya kecepatan layanan menjadi dapat segera melakukan tahap pembangunan. fitur eksklusif yang bisa didapatkan dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun pada inovasi IMB di Kota Semarang masyarakat bisa mendapatkan layanan yang cepat tanpa perlu mengeluarkan biaya

Pengembangan Perizinan Kota Dengan Inovasi Daerah Yusniah Anggraini 32 ekstra. Biaya pengurusan juga menjadi lebih F. Faktor Penghambat Inovasi rendah sejak diterapkannya layanan online. Penggunaan Sistem inovasi Proses Penurunan biaya ini karena pemohon hanya Perizinan Mendirikan Bangunan perlu menyerahkan persyaratan pada tahap dengan Telepon dan sistem awal dan berikutnya telah tersimpan di data Informasi Mendirikan Bangunan base dinas. Faktor efisiensi waktu ini sesuai Pertama, Layanan yang dibutuhkan untuk dengan pengertian inovasi yang dikemukakan Sistem Online di Kabupaten Sragen oleh Mulgan dan Albury dalam Khairul Muluk membutuhkan kondisi jaringan yang stabil (2008), Inovasi merupakan kreasi dari untuk mendukung proses pembuatan IMB. proses, produk pelayanan dan metode Bahkan, mulai dari proses registrasi pelayanan baru yang merupakan hasil dari sampai dengan cek status perizinan sudah efisiensi, efektivitas, atau kualitas hasil.Apalagi menerapkan sistem online tersebut. Hal ini dengan adanya program IMB Jemput Bola, tentu saja merupakan kemajuan yang sangat pembuatan IMB menjadi lebih efisien. Karena positif dalam perizinan IMB di Kabupaten masyarakat hanya perlu pergi ke titik Sragen. Namun penerapan online tidak dapat layanan IMB Jemput Bola berada kemudian dipastikan selalu berjalan mulus. Ada kalanya membuatnya di tempat tersebut. Sehingga server mengalami gangguan yang masyarakat sekitar bisa sangat menghemat menyebabkan koneksi internet terputus. waktu dan biaya. Apabila hal tersebut terjadi tentu saja akan Kedua, Ketepatan waktu Program mengganggu proses pembuatan IMB yang PRIMBON merupakan salah satu program sedang berlangsung. yang dibuat untuk meningkatkan kualitas Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) yang layanan IMB Pemutihan dan menarik minat dibutuhkan IMB adalah izin yang mengatur masyarakat untuk segera membuat IMB. bagaimana sebuah bangunan seharusnya Dalam pelaksanaannya program ini bisa berdiri dari sisi teknis sekaligus administrasi diwujudkan tepat waktu sesuai dengan sesuai Perda Bangunan Gedung. Untuk namanya. Namun ketepatan tersebut dapat melaksanakannya diperlukan tenaga yang dicapai dengan catatan, berkas permohonan memiliki keilmuan dalam teknis bangunan. dan persyaratan yang dibutuhkan dapat Tim yang dibuat untuk melaksanakan langsung diproses dan tidak bermasalah. inovasi jemput bola seharusnya juga Hal tersebut bisa mempengaruhi ketepatan memiliki kompetensi serupa. Tetapi dengan waktu dari program tersebut. Untuk itu pemusatan tugas seperti di atas terdapat diharapkan kepada masyarakat yang ingin kecenderungan bahwa pelaksanaan inovasi membuat IMB supaya mengecek kembali IMB akan bergantung pada tim yang kelengkapan berkas dan persyaratan. bertugas. Apabila terjadi demikian saat ada Ketiga, Melalui inovasi juga, salah satu dari tim tersebut yang masyarakat semakin dimudahkan dengan berhalangan proses pembuatan IMB akan adanya beberapa perubahan pada berjalan tidak maksimal. Tentunya hal persyaratan pembuatan IMB. Untuk IMB tersebut akan kembali berakibat pada Pemutihan sendiri persyaratan yang ketidakpuasan masyarakat. ditentukan sangat fleksibel dan Ketiga, Sarana Pendukung untuk mempermudah pemohon. Seperti sketsa menerapkan kedua inovasi ini inovasi IMB bangunan yang disyaratkan tidak Pemutihan dengan metode telepon dan memerlukan software khusus melainkan sistem online dan memerlukan sarana dan gambar tangan saja. Pemohon juga bisa prasarana yang mendukung pelaksanaannya. bertanya kepada petugas loket apabila Dalam hal ini, pemerintah daerah yang mengalami kesulitan dalam menggambar. mengurus perizinan Kota Semarang dan Inovasi tersebut sangat memudahkan kabupaten Sragen telah membentuk tim yang masyarakat dibanding harus mengeluarkan bertugas pada titik-titik dimana pemilik IMB- biaya tambahan untuk menyewa jasa nya masih kurang. Pembentukan tim ini penggambar apabila jasa itu diperlukan. didukung dengan sarana penunjang

operasional selama mereka melakukan

pelayanan IMB jemput bola dan sistem online.

Studi Inovasi 1 (1) (2021): 28-34 33

Namun untuk saat ini sarana dan prasarana Bangunan di Kecamatan Malinau yang ada hanya satu satu mobil operasional Kota Kabupaten Malinau. dan satu set komputer untuk membuat IMB. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu perangkat tersebut masih dirasa kurang Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), karena hanya mampu menjangkau satu titik Semarang dalam satu hari. Belum lagi jika mobil atau Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan komputernya bermasala Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Sragen Erfa, R. E. M., & Meilani, N. L. (2014). IV. KESIMPULAN DAN SARAN Implementasi Retribusi Izin Mendirikan Berdasarkan hasil penelitian dapat Bangunan. Jurnal Administrasi disimpulkan bahwa Inovasi yang dilakukan di Pembangunan, 2(3), 293–298. kota Semarang dan kabupaten Sragen telah Khairul Muluk. (2008). Knowledge dilakukan dengan baik, kesmipulan ini Management: Kunci Sukses Inovasi berdasar pada perizinan dan observasi yang Pemerintahan Daerah. Malang: dilakukan penulis Dari observasi dan Bayumedia. pengamatan tersebut penulis lalu menguraikan Mareci Susi Afrisca Sembiring. (2015). prosedur pembuatan, kemudian berbagai Efektivitas Advis Planning dalam inovasi yang dilakukan dinas, serta Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan keuntungan inovasi dan faktor yang Di Kota Pematangsiantar. E-Journal menghambat pelaksanaan inovasi tersebut. UAJY. Diharapkan dengan mengidentifikasi hal Norma Vita Utami. (2013). Pelayanan tersebut di atas turut meningkatkan kualitas Permohonan Izin Mendirikan dan kecepatan pelayanan perizinan IMB di Bangunan Di Kabupaten Sleman Kota Semarang dan kabupaten Sragen. (Perda No. 5 Tahun 2011 Tentang Saran untuk pemerintah daerah kota Bangunan Gedung). UIN Sunan Semarang dan kabupaten Sragen agar selalu Kalijaga Yogyakarta. melakukan evaluasi berjangka, hal ini Nurul Amalia. (2015). Akuntabilitas bertujuan agar inovasi tersebut dapat Pelayanan Izin Mendirikan berfungsi dengan semestinya sehingga dapat Bangunan(IMB) Di Badan Perizinan tercapai dalam mempercepat proses perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota mendirikan bangunan, kemudian untuk Makassar. Universitas Hasanuddin peneliti selanjutnya dpat dilakukan di kota- Makassar. kota yang terpelosok dengan sistem yang Rizki Pratama. (2013). Inovasi Pelayanan kurang memadai, agar tau masalah apa yang Publik (Studi Deskriptif Tentang Nilai menghambat perizinan disana Tambah (Value Added) Inovasi Pelayanan Perizinan Bagi Masyarakat Di Kota Kediri). Kebijakan Dan UCAPAN TERIMA KASIH Manajemen Publik, 1(2) Terima kasih disampaikan penulis kepada Septi Orlandina. (2015). Pelayanan Pembuatan DPMPTSP Kota Semarang, DPMPTSP Surat Izin Mendirikan Bangunan Di Badan kabupaten Gresik, kepala tata ruang kota Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Semarang,kepala tata ruang kabupaten Sragen, Kota Pontianak. PublikA, Jurnal Ilmu Masyarakat dari kedua kota yang akan Administrasi Negara, 4(3). mengurus IMB, pembuat sistem Aplikasi, dan semua pihak yang terlibat tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan agar artikel ini dapat menjadi lebih baik

V. DAFTAR PUSTAKA Andi Irawan. (2015). Implementasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Izin Mendirikan

Pengembangan Perizinan Kota Dengan Inovasi Daerah Yusniah Anggraini 34