<<

Perempuan dalam Film Serial Drama Korea

“Jewel in The Palace”

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Bidang Antropologi

Oleh : Indri Khairani 130905027

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

1 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Perempuan Korea dalam Film Serial Drama Korea“Jewel in The Palace”

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari

2018

Penulis

Indri Khairani

i Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Indri Khairani, 2018. Judul skripsi: Perempuan Korea dalam Film Serial Drama Korea “Jewel in The Palace”. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB, 113 halaman, 18 daftar gambar, 57 daftar pustaka Tulisan ini berjudul Perempuan Korea dalam Film Serial Drama ―Jewel in The Palace”, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perjuangan sosok seorang perempuan Korea yang tinggal di dalam istana “Gungnyeo” pada masa Dinasti di anad 15 dalam sebuah drama seri Jewel in The Palace Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis wacana, dan model analisis yang digunakan adalalah analisis wacana dari Sara Mills yang merupakan model analisis wacana yang menaruh titik perhatian utama pada wacana mengenai feminisme. Untuk memperoleh data penelitian yang dibutuhkan, peneliti menonton drama Jewel in The Palace secara keseluruhan namun hanya beberapa episode yang dijadikan objek analisis yang bersangkutan dengan rumusan masalah. Setelah menonton peneliti akan menganalisis dan mengambil data data yang bersangkutan lalu mengaitkannya dengan teori-teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa drama ini bercerita tentang perempuan Korea yang hidup di dalam istana yang berpusat pada tokoh Jangggeum yang digambarkan sebagai perempuan yang berjuang dan berhasil mendapatkan haknya mencapai kesetaraan dengan laki-laki dalam bidang pekerjaan sebaga tabib istana. Karakter Janggeum ditampilkan berbeda dengan perempuan lainnya dalam drama ini dengan berbagai permasalahan yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari.

Kata-kata Kunci : Gungnyeo, Perempuan, Feminis, Drama

ii Universitas Sumatera Utara UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan akhir dari perkuliahan saya dan merupakan awal untuk saya mulai belajar hal yang baru kembali. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan terbesar kepada kedua orang tua, Alm. Bapak Sutikno dan Ibu

Khalijah yang telah banyak berjuang dan kerja keras serta memberikan semangat agar saya tetap rajin kuliah, belajar, dan sukses dalam pendidikan. Mereka bekerja tanpa ingat lelah dan pamrih akan keberhasilan saya. Mereka berharap saya menjadi orang yang sukses nantinya dan dapat mengangkat derajat keluarga.

Terima kasih juga kepada saudara kandung saya, Teza Febrian, M.Al-Rafli dan

Chairil Ramadhan yang selalu mendukung dan membantu saya dalam melakukan penelitian dan pengerjaan skripsi ini. Tanpa kasih sayang dan dukungan mereka semua, mungkin hidup ini tidak ada artinya.

Terkhusus saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dr.

Fikarwin Zuska, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan waktu dan ilmu untuk membantu saya menyelesaikan masalah perkuliahan dan skripsi. Dimulai dari pengajuan judul hingga pembekalan untuk saya menulis hasil penelitian skripsi. Dan beliau juga selaku Ketua Departemen

Antropologi FISIP Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen

iii Universitas Sumatera Utara pembimbing akademik saya. Terima kasih juga kepada Bapak Agustrisno, M.Sp, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi FISIP Universitas Sumatera Utara.

Kepada Kak Nur sebagai staf Departemen Antropologi, saya ucapkan terima kasih karena telah membantu dan mempermudah segala informasi serta urusan perkuliahan. Tanpa beliau urusan administrasi saya pasti akan terganggu.

Terima kasih juga kepada dosen-dosen Antropologi FISIP USU yang telah memberikan ilmunya dan juga mendidik saya menjadi karakter mahasiswa yang baik. Kepada Ibu Dra. Nita Savitri, M.Hum yang telah memberikan bimbingan singkat kepada saya dalam menyusun skripsi ini. Kepada Kak Nour Aida sebagai asisten Laboratorium Antropologi, saya ucapkan terima kasih telah membimbing dalam kepanitiaan berbagai acara di Departemen Antropologi seperti pada acara

Warkop Antro, Festival Antropologi dan acara seminar lainnya.

Terimakasih kepada sahabat-sahabat sedari SMA yang sangat saya sayangi

Citra Puspita, Lini Suriyani, Doni Syahputra dan Fikri Mulyadi yang selalu memberikan dukungan dan semangat buat saya, disaat masa-masa tersulit saya mengerjakan skripsi ini. Kalian adalah sahabat terhebat dalam hidupku. Mereka juga selalu mengingatkan dan bahkan mengomeli disaat saya malas-malasan dalam menulis.

Kepada sahabat-sahabat saya yang sungguh luar biasa tingkahnya selama berkuliah di Antropologi angkatan 2013 yaitu Pandu Surya Pangestu, Andhika

Perdana Nugraha, Andira Octa Pratiwi, Sahat Reynaldo Sitorus, Marie

Muhammad Nasution, Yusria Aqmarina, Freny Nola, Rajali Marnanda. Terima

iv Universitas Sumatera Utara kasih banyak sudah menjadi teman berbagi selama kuliah, pujian dan juga sindiran-sindiran kalian memberikan semangat selama menulis skripsi.

Untuk teman lainnya yaitu Selvy Ariska (uni), Lady Esra, Fadlun, Arif,

Wilda, Yuli, Alfi, Chayrinisa, Nurul Hakiki, Intan, Mia, Izmi, Cyntia, Dinda,

Miduk Artha, Nazla, Carol, Mega, Bukhori, Daniel Batubara, Dedy Zebua,

Dedek, Bambang, Firman, Ucok, Angga, Siwa, Ike, Aria, Ayu, Nia dan kawan- kawan kerabat lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Juga untuk Kak

Dina senior angkatan 2010 yang selalu memberikan nasihat saat pada masa-msa perkuliahan bahkan juga pelajaran hidup, berkat nasihatnya saya terbantu di dalam perkuliahan. Tak lupa junior angkatan 2014 dan junior angkatan 2015 serta angkatan 2016. Semoga kuliahnya lancar dan cepat menyusul.

Medan, Januari 2018

Penulis

Indri Khairani

v Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP

Indri Khairani, lahir pada tanggal 20

Desember 1995 di Binjai. Penulis merupakan

anak kedua dari empat bersaudara. Anak dari

pasangan Bapak Alm. Sutikno dan Khalijah.

Penulis memulai pendidikannya di sekolah

dasar di SDN 104082 Batu Lokong hingga

kelas III kemudian pindah sekolah saat kelas

IV ke SDN 020584 Kota Binjai dan tamat tahun 2007. Melanjutkan sekolah tingkat pertama di SMP Negeri 7 Binjai dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun

2013 menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Binjai. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri di Departemen

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013.

Selama pendidikan di Antropologi FISIP USU, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan seperti kepanitiaan inisiasi, seminar di kampus, pengalaman organisasi dan anggota kepanitiaan dalam berbagai organisasi, berikut penjabarannya :

1. Peserta Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU di Danau Toba-Parapat,

Sumatera Utara (2013)

2. Grup Tari pada acara Dies Natalis Antropologi Sosial FISIP USU ke 33

(2013)

3. Panitia Sek. Kesehatan pada acara Temu Ramah HMI di Berastagi (2014)

vi Universitas Sumatera Utara 4. Peserta seminar Motivasi dan Entrepreneur Irwan Wiseful Berutu di FISIP

USU (2014)

5. Panitia Sek. Konsumsi Inisiasi Antropologi FISIP USU di Parapat (2014)

6. Grup Tari pada acara Pelantikan Persatuan Wartawan Indonesia di Hotel

Grand Antares (2014)

7. Peserta seminar Hari HAM Internasional di Fakultas Farmasi USU (2014)

8. Peserta Seminar Dinamika Politik Kaum Muda di Ruang Sidang FISIP

USU

9. Peserta Seminar Karya Tulis di Ruang Sidang FISIP USU (2014)

10. Grup Tari pada acara RAKERNAS JKAI di BAPEMMAS (2015)

11. Panitia Sek. Konsumsi Inisiasi Antropologi FISIP USU di Sibolangit

(2015)

12. Peserta Training Of Facilitator (TOF) mata kuliah Pengembangan

Masyarakat angkatan ke-VI di Candi Hotel Medan (2015)

13. Peserta Roadshow Bedah Film Dokumenter ―Meretas Inklusi Sosial bagi

Penghayat Kepercayaan/Penganut Agama Leluhur dan Masyarakat Adat di

Indonesia‖ di Gedung B FISIP USU (2016)

14. Mengikuti PKL-TBM di Lingkungan XI Kelurahan Titi Papan Kecamatan

Medan Deli (2016)

15. Panitia Sek. Bazar pada acara Warkop Antro di FISIP USU (2017)

16. Peserta Roadshow dalam rangka memperingati Hari Film Nasional di

Ruang Sidang FISIP USU (2017)

vii Universitas Sumatera Utara E-mail : [email protected]

Instagram : @indri44

Facebook : Indri Chairani

viii Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Perempuan Korea dalam Film Serial Drama Korea “Jewel in The Palace”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2018

Penulis

ix Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN ORIGINALITAS ...... i ABSTRAK ...... ii UCAPAN TERIMA KASIH...... iii RIWAYAT HIDUP ...... vi KATA PENGANTAR ...... ix DAFTAR ISI ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 12 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 12 1.4 Kajian Pustaka ...... 14 1.4.1 Drama Korea ...... 14 1.4.2 Kebudayaan ...... 16 1.4.3 Gungnyeo 궁녀 (Dayang Istana) ...... 18 1.4.4 Feminisme ...... 24 1.5 Metode Penelitian ...... 28 BAB II GAMBARAN UMUM FILM SERIAL “DRAMA KOREA 33 2.1 Film Serial Korea ―Drama Korea‖ ...... 33 2.1.1 Fenomena dan film/drama Korea di Indonesia 37 2.1.2 Jenis/Genre Drama Korea ...... 41 2.2 Stasiun Televisi Korea yang memproduksi drama ...... 43 2.3 Tokoh Perempuanyang berpengaruh di Korea ...... 48

BAB III DRAMA KOREA “JEWEL IN THE PALACE” ...... 52 3.1 Sekilas tentang Drama Korea ―Jewel in The Palace‖ ...... 52 3.2 Janggeum seorang Gungnyeo yang berbeda dari Gungnyeo lainnya 72

BAB IV KEHIDUPAN GUNGNYEO 궁녀(DAYANG ISTANA) DI ISTANA 3.1 Proses Masuknya Wanita ke Istana untuk Menjadi Seorang Gungnyeo di Istana ...... 92 3.2 Kisah Asmara yang dilarang di Istana...... 94 3.3 Peraturan Istana bagi para Gungnyeo (Gungyeo 궁녀) ...... 99 3.4 Politik Dayang Istana ...... 100

BAB V PENUTUP ...... 104 5.1 Kesimpulan ...... 104

DAFTAR PUSTAKA ...... 105

x Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Foto 1 : Poster Jewel in The Palace

Foto 2 : Young Ae sebagai Seo Jang Geum

Foto 3 : Ji Jin Hee sebagai Min Jeong Ho

Foto 4: Ho sebagai Raja Joong Jong

Foto 5: Yang Mi Gyeong sebagai Dayang Han Ae Jong

Foto 6 : Gyeon Mi Ri sebagai Choi Seong Geum

Foto 7 : Hong Ri Na sebagai Choi Geum Yeon

Foto 8: Janggeum saat menjadi dayang muda Nain 나인

Foto 9: kompetisi untuk menjadi dayang pejabat istana

Foto 10 : Sajian makanan untuk kompetisi menjadi Dayang tertinggi di dapur istana, penyajian

Foto 11: saat pelantikan Dayang han menjadi dayang tertinggi di dapur istana

Foto 12: Janggeum saat menanam Astragalus

Foto 13: Dayang Han meninggal saat perjalanan menuju pulau Jeju

Foto 14: Janggeum saat ingin memloloskan diri dan bertemu dengan Jangdo

Foto 15: Janggeum saat mempelajari dan mengahapal tanaman herbal

Foto 16: Pertemuan antara Janggeum dan Prof. Jung Woon Baek di pulau Jeju

Foto 17: Janggeum saat berhasil masuk menjadi tabib di istana

Foto 18: penampilan Janggeum Saat masuk ke Istana dengan gelar Dae 대

―hebat‖

xi Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat tradisional Korea, peran perempuan terbatas pada rumah. Dari usia muda, wanita diajari kebajikan subordinasi dan daya tahan untuk mempersiapkan peran masa depan mereka sebagai istri dan ibu. Perempuan pada umumnya tidak dapat berpartisipasi dalam masyarakat seperti laki-laki, dan peran mereka terbatas pada masalah rumah tangga1.

Situasi mulai berubah dengan dibukanya negara ke dunia luar selama akhir abad ke-19. Selama periode ini sekolah modern diperkenalkan, kebanyakan oleh misionaris Kristen Barat. Beberapa sekolah ini didirikan dengan tujuan khusus mendidik perempuan. Wanita terdidik ini mulai terlibat dalam seni, pengajaran, pekerjaan keagamaan, dan pencerahan wanita lain. Perempuan juga mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan melawan pendudukan Jepang, dan tidak menunjukkan semangat, tekad, dan keberanian yang lebih rendah daripada laki- laki.

Perempuan di Korea Selatan telah mengalami perubahan sosial yang besar dalam beberapa tahun terakhir setelah keajaiban di Sungai Han yang mengacu pada periode pertumbuhan ekonomi yang cepat di Korea Selatan setelah Perang

Korea (1950-1953), di mana Korea Selatan berubah dari negara berkembang menjadi negara maju. Rekonstruksi dan perkembangan ekonomi Korea Selatan

1 http://asiasociety.org/education/womens-role-contemporary-korea

1 Universitas Sumatera Utara yang cepat selama paruh kedua abad ke-20 disertai oleh acara-acara seperti penyelenggara sekolah yang sukses di Olimpiade Musim Panas 1988 2 .

Peningkatan status sosial perempuan telah meningkat secara signifikan dalam 30 tahun terakhir karena modernisasi masyarakat saat ini dibandingkan dengan Korea pada masa lampau yang mengakar kuat dalam ajaran Konfusius. Saat ini, status sosial perempuan telah hampir sama dengan laki-laki di sektor sosial seperti hak hukum, pendidikan, dan kesehatan.

Namun ada ketidaksetaraan dalam angkatan kerja dan partisipasi politik.

Masih ada stereotip seputar wanita Korea. Contoh stereotip tersebut terdiri dari berikut ini, memiliki kemampuan untuk memasak, patuh kepada suami mereka serta melahirkan merupakan kewajiban untuk dipenuhi. Dalam masyarakat tradisional Korea, peran perempuan secara historis terbatas pada rumah. Dari usia muda, wanita diajari kebajikan subordinasi dan daya tahan untuk mempersiapkan peran masa depan mereka sebagai istri dan ibu. Perempuan, secara umum, tidak dapat berpartisipasi dalam masyarakat seperti laki-laki, tapi, sebaliknya, diharapkan dapat mendukung suami mereka3.

Wanita yang menempuh pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan publik sekarang bisa mencapai hak konstitusional untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Misalnya, beberapa sekolah didirikan untuk pendidikan perempuan. Wanita yang dididik dari sekolah-sekolah ini mulai terlibat dalam seni, pengajaran, kegiatan ekonomi, dan melibatkan wanita lain dalam diskusi tentang kesetaraan

2 Bridges, Brian (2008-12-01). "The Olympics: Economic Miracle Meets the World". The International Journal of the History of Sport. 25 (14): 1939–52. 3 "Traditional Role of Women". Korea 4 Expats. K4E Consulting.

2 Universitas Sumatera Utara gender 4 . Persentase perempuan terus meningkat di bidang profesional yang menghasilkan kontribusi signifikan bagi masyarakat. Karena mereka mengambil peran lebih besar dalam kegiatan ekonomi, tingkat pendidikan perempuan juga meningkat, memberikan kesempatan tambahan untuk profesionalisasi. Saat ini, wanita Korea menerima pendidikan tingkat tinggi dan secara aktif berpartisipasi dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, kedokteran, teknik, beasiswa, seni, hukum, sastra, dan olahraga5.

Partisipasi perempuan dalam budaya sosial dan ekonomi diperkirakan akan terus tumbuh dan berkembang biak setelah pemilihan presiden wanita pertama Korea Selatan, Park Geun-Hye. Ini sebagian karena janji Park Geun-Hye untuk mempromosikan "revolusi perempuan" dan memberikan dukungan untuk perawatan anak, meningkatkan kesempatan untuk promosi, dan kesetaraan gaji.

Selanjutnya, Park Geun-Hye juga berjanji untuk membuat kemajuan lain untuk wanita, termasuk: meningkatkan representasi perempuan, untuk memfasilitasi pekerjaan perempuan dan memberikan dukungan untuk pekerja wanita, untuk meningkatkan kesempatan pendidikan bagi perempuan agar dapat bersaing di pasar tenaga kerja, untuk menyediakan kebijakan kesejahteraan sosial bagi perempuan, untuk mempromosikan keterlibatan perempuan dalam berbagai aktivitas sosial. Namun, tidak semua kebijakan ini telah terwujud6.

Dalam hal pendidikan pada tahun 1906, keluarga kerajaan mendirikan sekolah gadis pertama yang bernama sekolah anak perempuan myungshin,

4 Chun, Ye Eun "Why Korean Women Opt Out". World Policy Journal Blog. World Policy Institute 5 Resos, Archie "The Empowerment of Women in ". Journal of International Affairs. Columbia University SIPA. 6 "A Pram Too Far: Women in South Korea". The Economist. The Economist Newspaper Limited.

3 Universitas Sumatera Utara berganti nama menjadi Sookmyung Girls 'College pada tahun 1938, kemudian menjadi Universitas Wanita Sookmyung seperti sekarang. Pada tahun 1987 ada sepuluh institusi pendidikan tinggi untuk wanita termasuk universitas, akademi, dan perguruan tinggi; perempuan menyumbang sekitar 28 persen dari total pendaftaran di pendidikan tinggi. Ada sekitar 262.500 siswa perempuan di perguruan tinggi dan universitas pada tahun 1987. Namun, hanya sekitar 16 persen guru perguruan tinggi dan universitas adalah wanita pada tahun 1987.

Menurut The Economist's 2013 "Glass-ceiling index" dari lima indikator keramahan terhadap wanita pekerja, Korea Selatan menempati urutan terendah dari semua negara OECD karena kurangnya wanita di pekerjaan senior7. Namun secara historis, sebagian kecil perempuan memainkan peran aktif dalam masyarakat dan bahkan memiliki pengaruh politik. Orang-orang ini termasuk dukun perempuan (mudang 무당), yang diminta untuk menyembuhkan penyakit, menceritakan nasib, atau dengan cara lain meminta bantuan roh untuk mewujudkan keinginan klien mereka. Meskipun mendapat sponsor dari neo-

Konfusianisme, Dinasti Joseon memiliki kantor perdukunan, dan dukun perempuan sering kali cukup berpengaruh di istana kerajaan. Dokter wanita yang merawat pasien wanita (karena dokter laki-laki dilarang untuk memeriksanya) merupakan kelompok wanita penting lainnya

Keberhasilan ekonomi Korea Selatan dibeli dalam ukuran besar dengan keringat dari pekerja wanita yang umumnya terlalu banyak bekerja dan dibayar dengan buruk ini. Di kantor bank dan perusahaan jasa lainnya, wanita muda yang

7 "The glass-ceiling index". The Economist. 2013-03-07.

4 Universitas Sumatera Utara bekerja sebagai panitera dan sekretaris sangat diperlukan. Wanita telah mendukung ekonomi Korea Selatan untuk hampir semua sejarah modernnya, seringkali dalam peran yang kurang terlihat. Entah dalam bentuk pabrik industri ringan yang bekerja selama era perkembangan yang dipimpin oleh usaha berorientasi ekspor atau sebagai tenaga kerja rumah tangga yang tidak dibayar, perempuan telah memberikan kontribusi yang tak terbantahkan untuk kesejahteraan ekonomi keluarga Korea Selatan dan ekonomi negara secara keseluruhan.

Telah terjadi peningkatan jumlah wanita yang bergabung dengan angkatan kerja. Pada tahun 2014, jumlah wanita Korea di angkatan kerja diperkirakan 57%, sedangkan pada tahun 1995 jumlahnya 47,6%8. Kenaikan statistik jumlah wanita yang dipekerjakan tidak berkorelasi dengan persamaan upah, karena kesenjangan upah gender yang dilaporkan pada tahun 2013 adalah 36,3%, yang terburuk dari semua negara OECD hadir dalam data tersebut9. Meskipun jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah semakin meningkat, konsepsi dominan, terutama untuk kelas menengah terdidik, adalah bahwa suami adalah "orang luar," orang yang pekerjaannya menyediakan sumber utama dukungan ekonomi; isteri adalah

"orang dalam," yang bertanggung jawab utamanya adalah mengurus rumah tangga.

Meskipun dipandang sebagai norma masyarakat bahwa perempuan dapat berkontribusi pada pembiayaan rumah tangga, mayoritas tanggung jawab

8 Diplomat, Michelle Kwon, The. "South Korea's Woeful Workplace Inequality".

9 "Gender wage gap - OECD".

5 Universitas Sumatera Utara ditempatkan pada laki-laki10, perempuan cenderung meninggalkan angkatan kerja saat mereka menikah. Banyak wanita mengelola keuangan keluarga, dan sejumlah besar bergabung dengan kye “계‖ 11 . Wanita berpendidikan tinggi di Korea cenderung menginvestasikan lebih banyak waktu dan modal. untuk membesarkan anak-anak mereka daripada individu tanpa gelar12, namun karena populasi yang menurun di Korea telah ada upaya sadar untuk mengatasi masalah ini oleh pemerintah Korea Selatan, karena "pemerintah memberikan pinjaman atau subsidi kepada bisnis untuk membangun fasilitas penitipan anak, dan lebih dari setengah dari semua bisnis sekarang menyediakannya.

Faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah tingkat kelahiran yang menurun di Korea, seperti angka kelahiran Korea 1 per keluarga13, memberi penekanan lebih besar pada kualitas pendidikan dan perawatan atas satu atau dua anak yang akan dirawat keluarga.

Kewajiban seorang wanita kepada suaminya, atau lebih tepatnya keluarga suaminya, mutlak dan tidak diragukan lagi. Dalam masyarakat tradisional, hanya pria yang bisa mendapatkan perceraian. Seorang suami bisa menceraikan pasangannya jika dia mandul, didefinisikan hanya sebagai ketidakmampuan melahirkan anak laki-laki. Bahkan jika seorang suami tidak menceraikan istrinya,

10 KS, Eun (31 December 1969). "Lowest-low fertility in the Republic of Korea: Causes consequences and policy responses". 22 (2).

11 kye “계 merupakan asosiasi kredit jangka pendek swasta informal yang memberi akses terhadap dana yang mungkin tidak dapat diperoleh dari bank konvensional. 12 "Over-heated education and lower labor market participation of Korean females in other OECD countries". Women's Studies International Forum. 48: 1–8. doi:10.1016/j.wsif.2014.10.016.

13 "Low Birthrate Threatens South Korea's Survival".

6 Universitas Sumatera Utara dia berhak mengambil istri kedua, walaupun solusi pilihan untuk pria tanpa anak laki-laki pada masa Dinasti Joseon adalah untuk mengadopsi anak dari salah satu saudara laki-lakinya, jika ada. Ketidakcocokan seorang istri dan mertuanya adalah alasan lain untuk bercerai. Jika dilihat pada masa Dinasti Joseon bahkan ada wanita yang tidak dapat menikah seumur hidupnya yaitu Gungnyeo “궁녀”

(secara harfiah ―Wanita Istana‖) atau disebut juga sebagai Dayang Istana.

Gungnyeo merupakan para pelayan yang bekerja untuk istana yang keseluruhannya adalah para perempuan. Kehidupan para Gungnyeo ini pun berbeda dengan para perempuan yang berada di luar istana pada masa Dinasti

Joseon. Terdapat perturan yang tidak boleh dilanggar oleh para Gungnyeo. Salah satunya peraturan yang tidak memperbolehkan ―Wanita Istana‖ ini untuk memiliki hubungan dengan lawan jenisnya. Selain hal tersebut, untuk menjalani kehidupan didalam istana tidak lah mudah bagi para Gungnyeo. Tidak berbeda dengan kehidupan modern saat ini untuk mendapatkan posisi disuatu tempat bekerja terkadang sesorang melewati tahap yang instan dengan berbagai cara. Begitu pula pada masa Dinasti Joseon hal itu pun juga berlaku untuk mendapatkan posisi tertentu bahkan untuk mendapatkan posisi tertinggi seorang Dayang Istana

(Gungnyeo). 14

Kehidupan Gungnyeo ini banyak di diceritakan dalam berbagai media.

Tulisan yang paling kuno sebuah novel berjudul Unyeongjeon (운영전) yang ditulis oleh seorang penulis anonim pada masa Dinasti Joseon. Selain sebuah

14 https://thetalkingcupboard.com/2014/06/15/women-of-the-joseon-dynasty-part-1/amp/

7 Universitas Sumatera Utara novel, yang paling banyak menarik perhatian adalah melalui sebuah Drama.

Drama merupakan produk Salah satu budaya yang populer beberapa tahun ini, yang menyebar dari negeri ginseng Korea ke berbagai negara. Penyebaran budaya Korea ini biasa disebut dengan Korean wave (gelombang Korea) atau lebih sering dikenal dengan hallyu. Selain drama jenis budaya Korea yang populer diantaranya film, video, musik, fashion dan segala pernak-pernik Korea

Drama merupakan film berseri dan terdiri dari beberapa episode. Drama yang banyak diminati oleh banyak orang adalah drama yang tidak perlu dipahami lebih lanjut, atau dengan kata lain drama yang banyak diminati adalah drama yang mempunyai jalan cerita yang ringan, karena pada saat menonton drama orang hanya bertujuan untuk mendapatkan suatu hiburan (Fajarwati, 2014). Dalam drama Korea disuguhkan unsur kebudayaan, tradisi, adatistiadat, ataupun serial komedi yang dibumbui nuansa romantis (Ardiniati, 2012:5). Salah satu manfaat yang diharapkan dari kandungan unsur-unsur budaya dalam drama korea adalah generasi muda Korea akan mudah menyerap, memahami dan menerapkan budaya negaranya sendiri dengan cara dan media yang menarik. Drama korea pun tidak luput dari adanya penggambaran hal-hal tertentu yang menimbulkan persepsi atau pandangan masyarakat terhadap suatu objek yang ditampilkan didalamnya, oleh karena adanya unsur pencitraan didalamnya, maka drama korea menjadi menarik untuk diteliti dalam upaya mengenalkan nilai-nilai kebudayaan Korea.

Diantara banyaknya genre drama Korea mulai dari action, romance, sageuk사극 (cerita pada masa Kerajaan atau sejarah Korea), fiction, comedy, mental illness (gangguan mental), horror, family, musicals, crime, thriller, dan

8 Universitas Sumatera Utara lain sebagianya. Yang menjadi perhatian untuk dijadikan penelitian adalah drama

Korea bergenre sageuk사극 (cerita pada masa Kerajaan atau sejarah Korea).

Drama Korea yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah drama korea berjudul

Jewel in The Palace yang pernah ditayangkan di televisi Indosiar pada tahun

2012. Alasan memilih drama ini karena drama tersebut mengemas budaya Korea yang kental dalam cerita yang ringan. Ceritanya didasarkan pada tokoh sejarah yang diceritakan dalam Catatan Sejarah Dinasti Joseon, yang berpusat pada Seo

Jang-geum (diperankan oleh Lee Young-Ae), dokter kerajaan perempuan pertama yang melayani Raja dari Dinasti Joseon di Korea. Tema utamanya adalah kegigihiannya, serta gambaran tentang budaya Korea yang tradisional, termasuk makanan serta obat-obatan istana kerajaan Korea. Dan juga dalam drama ini ceritanya dipusatkan pada kehidupan Gungnyeo궁녀 (Dayang Istana) di istana.

Mengapa pengambilan judul harus film/drama series? Karena dalam pembuatannya bukan bertujuan untuk kepentingan politik melainkan untuk mencari uang. Rating dan pendapat para penonton sangat menentukan nasib dari sebuah film maupun dalam hal ini serial televisi. Pembuat film harus membuat film yang disukai dan diminati oleh banyak orang dengan membeli dan menonton film tersebut. Dengan mengutip pernyataan oleh Prof. Ariel

Heryanto dalam sebuah video ―Historiografi Indonesia yang Rasis‖, Dengan kata lain film secara metodelogis penelitian menarik untuk diperhatikan karena film merupakan kristalisasi atau penegasan apa yang sudah menjadi norma yang dominan yang ada pada masyarakat. Pembuat film tidak mau ambil resiko untuk membuat film yang aneh-aneh hanya menegaskan kembali apa yang sudah

9 Universitas Sumatera Utara diyakini oleh masyarakat. Karena itu film menjadi penting. Dengan kata lain mungkin film tidak mencerminkan realita, karena jelas ia hanya menegaskan norma-norma yang sudah dominan. Dari peryataan tersebut diatas bisa dilihat langsung pada drama Jewels In The Palace yang menjadi fokus penelitian ini, dimana cerita yang dibuat oleh sutradara Lee Byeong Hun merupakan cerita yang sudah berkembang dimasyarakat mengenai kisah seorang dokter Wanita pertama

(Seo Jang Geum) yang melayani Raja pada masa itu. Tidak hanya serta merta menuliskan cerita yang sudah ada, namun juga diselipkan dengan cerita yang mengihibur tentang romansa dari sang pemeran utama.

Menurut Lee Byoung Hun, adalah satu dari ratusan dokter medis yang muncul dalam catatan, Jang Geum, yang adalah satu-satunya dokter yang membuat dokter bangsalnya, mengatakan bahwa dia memiliki bakat luar biasa untuk memasak sebagai nenek. Sebagai anggota keluarga kerajaan, dia masuk ke pengadilan dan menjadi koki terbaik. Untuk mengatasi banyak petugas medis pria dan menjadi dokter umum kelas menengah, janggum diberi nama

"Daejanggum". Hidupnya adalah drama kehidupan dramatis, saat ia memecah sistem status quo, yang sesuai dengan pengajaran dan standar akademis yang luar biasa, dan naik ke posisi teratas sebagai wanita profesional. 500 tahun yang lalu, dunia wujud keberadaan wanita Menenun lintasan kehidupan Drama 'Dae Jang

Geum' Lee Byoung Hun mengatakan ―Saya percaya bahwa netizen akan sepenuhnya memenuhi harapan Anda‖. Budaya tradisional makanan, pengadilan

10 Universitas Sumatera Utara dan obat-obatan oriental yang bisa berperan besar dalam mempromosikan kesehatan masyarakat.15

Pada masa Dinasti Joseon seorang perempuan yang berada didalam istana itu sangat berbeda. Mengapa? Karena seorang wanita yang telah memasuki istana dalam arti bekerja di istana, merupakan wanita milik raja. Mereka tidak boleh menikah bahkan mempunyai anak dan memilki hubungan dengan lelaki. Karena sewaktu-waktu Raja bisa saja memilih seorang dayang maupun pekerja wanita di istana untuk dijadikan seorang selirnya kelak.

Dalam drama ini menceritakan dari bagaimana kegigihan, kerja keras dan pantang meyerah yang ditunjukan oleh Dae Jang Geum untuk dapat menjadi

Dayang tertinggi Dapur Kerajaan, dengan berbagai rintangan. Dan juga banyak menceritakan tentang intrik dalam kehidupan berpolitik didalam Istana untuk mendapatkan posisi dalam kerajaan dengan menggunakan cara yang licik. Selain tekad untuk menjadi Dayang tertinggi Dapur Kerajaan, Jang Geum dengan kemampuanya dalam bidang medis menjadikannya sebagai Tabib Istana

Perempuan pertama pada masa Dinasti Joseon.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengkaji bagaimana perjuangan dan kegigihan dari tokoh utama dalam drama tersebut yaitu Dae Jang Geum yang merupakan gambaran dan wujud perempuan Korea, yang berhasil menjadi Dokter perempuan pertama dalam era Dinasti Joseon. Dan juga melihat gambaran kehidupan seorang Gungnyeo (Dayang Istana) yang tinggal di dalam Istana. dari

15 http://www.imbc.com/broad/tv/drama/daejanggum/intro/index.html

11 Universitas Sumatera Utara itu penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Perempuan Korea dalam

Drama “Jewel In The Palace”

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perjuangan seorang perempuan Korea dalam hal ini

seorang Gungnyeo 궁녀 (Dayang Istana) mempertahankan

eksistensinya yang digambarkan dalam sebuah drama Korea Jewels in

The Palace?

2. Bagaimana gambaran kehidupan para Gungnyeo 궁녀 (Dayang Istana)

didalam Istana dalam drama Korea Jewels in The Palace ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis perjuangan seorang perempuan Korea

dalam hal ini Gungnyeo 궁녀 (Dayang Istana) mempertahankan

eksistensinya yang digambarkan dalam sebuah drama Korea Jewels in The

Palace dan juga melihat gambaran kehidupan para Gungnyeo 궁녀

(Dayang Istana) didalam Istana pada masa Kerajaan Dinasti Joseon.

2) Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat

bermanfaat untuk :

12 Universitas Sumatera Utara a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan mengenai kebudayaan Korea dan media

feminisme. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat diharapkan

mampu memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian di

bidang Antropologi.

b. Kegunaan Praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pertimbangan bagi penelitian lanjutan dan sebagai acuan

(referensi) bagi jurusan Antropologi Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

c. Untuk memberikan pandangan baru mengenai perspektif feminisme

khususnya bagi seluruh perempuan.

d. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan di tentang Kebudayaan Korea secara

umum dan Perempuan Korea secara Khusus, serta dapat dijadikan

acuan maupun rujukan untuk penelitian sejenis atau penelitian

lanjutan.

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Drama Korea

Menurut Wikipedia Drama Korea (: 한국드라마; hanguk deurama) atau

K-drama mengacu pada drama televisi di Korea, dalam sebuah format miniseri, yang diproduksi dalam bahasa Korea. Banyak dari drama ini telah menjadi populer di seluruh Asia dan telah memberi kontribusi pada fenomena umum dari

13 Universitas Sumatera Utara gelombang Korea, dikenal sebagai "Hallyu (bahasa Korea: 한류)", dan juga

"Demam Drama" di beberapa negara seperti di negara-negara Amerika Latin,

Timur Tengah, dan Asia termasuk Indonesia. Korean Wave atau gelombang

Korea merupakan sebuah istilah yang dignakan oleh jurnalis Cina, melihat mengapa orang-orang remaja di Cina tergila-gila kepada hal-hal budaya pop

Korea. Drama Korea ini menjadi softpower atau ―diplomasi budaya yang dimiliki

Korea Selatan sebagai penguat pengaruhnya di dunia internasional

Secara umum, ada dua genre utama drama Korea. Genre pertama menyerupai opera sabun barat dengan plot pendek, berakhir cepat, dan tanpa referensi seksual yang jelas, yang biasanya sering ditemukan di drama barat.

Drama ini biasanya melibatkan konflik terkait hubungan percintaan, hubungan bisnis, hubungan antara mertua (biasanya antara ibu dan anak/menantu perempuan). Selain itu, mereka sering terlibat cinta segitiga yang rumit di mana pemeran utama wanita biasanya jatuh cinta dengan seorang "anak nakal", serta terdapat pula karakter utama yang menganiaya dirinya sendiri. Drama ini berlangsung dari 16 episode sampai lebih dari 100 episode (biasanya tidak lebih dari 200 episode).

Genre utama lainnya adalah mengenai drama sejarah Korea (juga dikenal sebagai (사극) ), yang merupakan dramatisasi fiksi sejarah Korea. Drama sejarah Korea biasanya melibatkan alur cerita yang sangat kompleks dengan kostum, set dan efek khusus yang rumit. Seni bela diri, pertarungan pedang dan kuda sering menjadi komponen utama dari drama sejarah Korea tersebut. Drama

14 Universitas Sumatera Utara Korea, baik drama sejarah atau modern, biasanya ditandai dengan kualitas produksi yang sangat baik, karakter dengan penjiwaan yang baik, naskah yang cerdas tetapi sebagian besar bergantung pada penggunaan pola dasar karakter

Di Indonesia, drama Korea meraih popularitasnya dan drama populer

Korea dan Endless Love ditayangkan oleh Surya Citra Media pada tahun 2002. Beberapa drama Korea juga dibuat ulang dengan versi Indonesia seperti Demi Cinta di tahun 2005 yang merupakan remake dari drama Korea

Autumn in My Heart serta Cinta Sejati, remake dari Stairway to Heaven. RCTI dan Indosiar adalah dua stasiun televisi yang menyiarkan drama Korea (Fajarwati,

2014).

Salah satu alasan utama kesuksesan drama Korea di pasar Asia adalah karena ia membawa genre baru tayangan drama yang dikemas secara modern dan trendi, namun diramu dengan nilai-nilai Asia seperti Konfusianisme, ikatan nilai keluarga yang kuat, serta warisan tradisi dan kultur unik bangsa Korea (Wahyudi

Wibowo, 2013:20). Alur ceritanya yang kuat, genre yang bervariasi dan juga akting dari pemerannya yang tampak nyata, membuat pemirsa ingin menonton drama tersebut hingga akhir cerita. Cerita yang ditampilkan menceritakan kehidupan masyarakat pada umumnya, seperti persahabatan, cinta sejati, pengorbanan, masalah keluarga dan ekonomi. Kemudian cerita yang flamboyan dan menghadirkan sosok-sosok idola berhasil memikat hati masyarakat Indonesia.

Selain itu latar belakang tayangan-tayangan drama Korea seperti, modernisasi dan industrialisasi juga menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat yang menyaksikan.

15 Universitas Sumatera Utara 1.4.2 Kebudayaan

Dalam antropologi budaya yang menjadi masalah ialah perbedaan- perbedaan antara kebudayaan bangsa-bangsa yang sangat berlain-lainan, dan juga pertanyaan, apakah arti pengaruh perbedaan-perbedaan itu atas manusia: atas kehidupan sosialnya, atas batas-batas kemampuan kebebasannya, atas kekuasaan terhadap dirinya yang dimiliki oleh watak manusia sebagai keutuhan faktor-faktor tertentu yang ditetapkan oleh keturunannya, atas batas-batas yang ditentukan oleh lingkungan dan pendidikannya terhadap kebebasannya, atas keterikatan yang menjadi pembawaan hidup dalam suatu masyarakat dan yang terwujud dalam kewajibannya terhadap alam dan sesama manusia (Sapardi, 2000).

Dalam antropologi budaya, melakukan pertimbangan semacam yang tersebut di atas, tidak ada tempatnya. Antropologi budaya tidak menyelidiki apa yang harus diperbuat oleh manusia, akan tetapi menyelidiki apa yang pada kenyataannya diperbuat oleh manusia, bagaimana manusia itu bereaksi atas keadaan-keadaan yang jauh berlainan sifatnya, dalam lingkungan dan kebudayaan yang paling berbeda-beda. Barulah antropologi budaya menarik kesimpulan.

Dengan demikian antropologi budaya merupakan suatu ilmu pembawa bahan- bahan untuk filsafat. Maka tidaklah mengherankan, bahwa filsafat tiap kali kembali padanya, sebab pada bahan-bahan yang dibawakan oleh antropologi itulah, konklusi-konklusinya dapat diuji kebenarannya.

Hal ini juga berpengaruh kembali pada antropologi budaya sendiri; data- data yang oleh antropologi itu dikumpulkan lewat etnografi, dengan senang digabungkannya dalam kerangka teori, dalam teori-teori yang berkata sesuatu

16 Universitas Sumatera Utara tentang keberadaan-manusia (mens-zyn). Antropologi budaya adalah ilmu pengetahuan empiris, yang mengambil data-datanya dari penyelidikan.

J.P.B. de Josselin de Jong memberikan definisi pada kultur atau kebudayaan sebagai keseluruhan pernyataan hidup yang tidak turun-temurun dari suatu kelompok manusia yang sadar, bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

Masih ada sejumlah definisi lain yang mungkin dapat diterima, seperti definisi

Tylor.

Di dalam definisi ini juga dinyatakan, bahwa kebudayaan merupakan pengertian kelompok: that complex whole... of all capabilitities and habits acquired by man as a member of society. Dalam kedua definisi itu tersimpul pikiran yang sama: keseluruhan dari suatu keanekaan besar pernyataan hidup manusia, yang bentuknya tidak ditentukan oleh keturunan. Dengan ini saya menyatakannya dengan kata-kata yang sedikit lebih berhati-hati dan lebih lengkap keadaannya daripada yang dinyatakan oleh definisi De Josselin de Jong. Tentu saja pada semua pernyataan hidup ada, entah di mana, dasar berkat turun-temurun, ialah suatu titik yang dalam tahun enam puluhan dengan sangat jelas dikemukakan dalam Ilmu bahasa Chomsky, yang menunjukkan adanya suatu bakat turun- temurun untuk belajar bahasa pada manusia. Bakat ini merupakan suatu gejala manusiawi umum yang turun-temurun; bentuk kongkretnya—bahasa seperti yang digunakan secara lisan—berbeda-beda dari bangsa ke bangsa dan dipelajari, tidak dipelajari seperti di sekolahan, tetapi dengan sendirinya oleh setiap anak kecil di mana-mana pada umur yang sangat muda.

17 Universitas Sumatera Utara Bahasa untuk mempelajari bahasa ini ada dasarnya, yang terletak pada watak manusiawi yang sama-sama dimiliki oleh semua manusia dan yang ditentukan oleh keturunan, tidak dapat diremehkan. Tidak saja bahasa, yang dipelajari secara demikian, akan tetapi juga bentuk-bentuk dasar tingkah-laku dalam batas-batas kebudayaan. Yang menjadi pembahasan di dalam bidang keahlian kita ialah manusia. Manusia yang pada instansi pertama ditentukan oleh watak yang dimilikinya, akan tetapi yang secara kongkret di bentuk oleh kebudayaan yakni oleh keseluruhan kompleks lembaga, di mana ia dilahirkan, yang memberikan bentuk dan pengarahan pada sikap hidupnya dan dari sikap hidupnya inilah ia ikut membentuk lebih lanjut wujudnya. Semuanya ini belum pernah dinyatakan secara lebih tepat melainkan oleh istilah antropologi budaya, suatu ilmu yang menyelidiki peran kebudayaan dalam pembentukan manusia.

1.4.3 Gungnyeo 궁녀 (Dayang Istana)

Wanita pengadilan Ibu istana atau gungnyeo (궁녀) adalah wanita pekerja di dalam istana. Kata gungnyeo secara harfiah berarti 'wanita istana' dan itu berasal dari istilah gungjung yeogwan (궁중 여관) yang memberi arti harfiah

'perwira wanita istana kerajaan'.16 Gungnyeo biasa menggambarkan semua jenis wanita yang bekerja di dalam istana, melayani royalti yang tinggal di lingkungan kerajaan. Gungnyeo terdiri dari para perwira tinggi dan juga mahasiswi biasa tanpa pangkat yang melakukan sebagian besar pekerjaan buruh yang dikenal sebagai nain (나인) dan jenis wanita pekerja lainnya yang tidak termasuk dalam

16 Han, Hee-sook, pp. 141–146

18 Universitas Sumatera Utara jajaran seperti bija (비자 ), musuri (무수리), gaksimi (각심 이), bangja (방자), dan uinyeo (의녀).17 Umumnya, wanita istana dipilih di antara gadis-gadis muda rakyat jelata atau dan budak wanita pribadi dari kelas pemerintahan atau sadaebu. Namun, rakyat jelata menentang praktik mengirim anak perempuan mereka untuk bekerja di istana pada usia dini dan memilih untuk menikahi anak perempuan pada usia yang sangat muda agar tidak dipilih sebagai wanita istana.

Oleh karena itu, calon wanita istana kemudian dipilih di antara budak- budak pribadi dan juga budak pemerintah, bersama dengan anak-anak perempuan gundik aristokrat yang pernah menjadi pelacur atau budak. Proses pengangkatannya berbeda untuk para wanita istana yang terkait dengan tempat peristirahatan untuk raja dan ratu karena mereka bekerja sama dengan royalti dan karena alasan ini, nihil untuk tempat peristirahatan yang direkrut oleh para mahasiswi berpangkat tinggi melalui rekomendasi dan koneksi. . Kegagalan untuk departemen dengan keterampilan khusus seperti menjahit dan menyulam berasal dari kelas menengah atau sementara orang biasa kebanyakan adalah orang biasa.

Kelas bawah gungnyeo berasal dari kelas atau orang biasa yang vulgar. Usia para mahasiwa peserta pelatihan berada di antara 4 sampai 6 tahun ketika mereka pertama kali memasuki istana namun ada beberapa peserta yang masuk ketika mereka berusia lebih tua, dengan usia maksimal 13 tahun. Peserta muda ini, yang juga disebut saenggaksi (생각 시), mendapat pendidikan yang layak untuk menjadi seorang gungnyeo, misalnya pendidikan bahasa istana dan

17 "상궁(尙宮), Sanggung" (in Korean and English). The Academy of Korean Studies.

19 Universitas Sumatera Utara tata krama istana. Mereka akan diangkat dari tingkat saenggaksi sampai nain ketika mereka melewati sebuah upacara usia lanjut dan kemudian, ketika mereka telah melayani pengadilan lebih dari 15 tahun, mereka akhirnya akan dipromosikan ke peringkat yang lebih tinggi, dengan peringkat teratas yang dapat diraih oleh seorang wanita istana yang sedang sanggung. Nain dibagi menjadi tujuh departemen utama di dalam istana: jimil (지밀), chimbang (침방), subang

(수방), sesugan (세수간), saenggwabang (생과 방), sojubang (소주방), dan sedap bang (세 답방).

Sanggung adalah pangkat tertinggi bagi para wanita istana dan ada dua syarat untuk seorang wanita istana untuk ditunjuk sebagai sanggung: satu melalui kemajuan setelah bertahun-tahun melayani di istana dan yang lainnya melalui pengangkatan khusus oleh ratu saat dia tidur dengan raja Sanggung khusus memiliki status yang lebih tinggi dibanding sanggung biasa karena dia adalah wanita yang disukai oleh raja, tapi dia belum merupakan selir kerajaan. Sanggung biasa bertindak sebagai atasan ke mahkamah agung lain tapi mereka langsung memegang tanggung jawab sanggi dan jeoneon.

Ada beberapa jenis sanggung sesuai tugas dan pengaruhnya sangat bergantung pada siapa yang mereka temui saat itu, misalnya sanggung yang melayani raja lebih kuat dari pada yang melayani putra mahkota. Jenisnya adalah:

Jejo sanggung (제조 상궁): Juga dikenal sebagai keunbang sanggung (큰방 상궁).

Mereka adalah sanggung teratas yang mengawasi sisa mahkamah wanita tidak termasuk selir kerajaan dan seungeun sanggung. Mereka berkuasa di kalangan

20 Universitas Sumatera Utara wanita istana karena mereka melayani langsung di bawah Ratu dan Janda Ratu.

Bujejo sanggung (부제조 상궁): Juga dikenal sebagai araetgo sanggung (아랫 고

상궁), sanggung ini bertanggung jawab mengelola properti di brankas yang disimpan di bagian dalam, termasuk perhiasan berharga Raja dan baut sutera.

Jimil sanggung (지밀 상궁): Juga dikenal sebagai daeryeong sanggung (대령

상궁). Mereka bertanggung jawab untuk memperhatikan raja, ratu, ratu mahkota, dan selir kerajaan dan menerima perintah langsung dari orang yang mereka layani karena dianggap sebagai tangan dan kaki tuan mereka. Bomo sanggung (보모

상궁): Mereka bisa dianggap sebagai nanny kerajaan karena mereka merawat para pangeran dan putri. Mereka dialamatkan sebagai aji (아지) oleh para pangeran dan putri muda. Jika pangeran yang merawatnya naik tahta kemudian, seorang bomo sanngung bisa diberi gelar bongbo buin (봉보 부인), yang merupakan pangkat junior pertama di oemyeongbu, tepat di bawah para putri. Sinyeo sanggung (시녀 상궁): Sanggung yang berperan sebagai asisten untuk jimil sanggung.

Seungeun sanggung (승은 상궁): Sanggung yang disukai oleh raja.

Mereka pada awalnya adalah wanita istana biasa atau nain, baik dengan pangkat atau tanpa pangkat, yang berhasil mendapatkan perhatian raja dan berbagi tempat

21 Universitas Sumatera Utara tidur dengannya. Berbeda dengan sanggung biasa yang lebih tua, seungeun sanggung lebih muda dan mereka mendapat pengangkatan khusus menjadi sanggung karena hubungannya dengan raja. Mereka diberi kesempatan untuk memakai mantel khusus atau dangui (당의) untuk membedakannya dari sanggung biasa dan mereka dikecualikan dari tugas sanggung biasa; Namun, seungeun sanggung mungkin menderita pelecehan dari sanggung lain, apalagi saat sang raja berhenti mengunjunginya. Jika mereka beruntung, mereka akan bisa membayangkan anak-anak raja dan diangkat ke peringkat sukwon di antara selir kerajaan.

Uinyeo, atau wanita obat-obatan, kebanyakan berhubungan dengan rumah sakit kerajaan atau naeuiwon dan klinik umum, hyeminseo (혜민서). Mereka dipilih di antara wanita kelas bawah, kebanyakan budak wanita pribumi, untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pengobatan sederhana saat menjalankan tugas untuk dokter di klinik, dan kemudian bertindak sebagai bidan. Uinyeo memberikan perawatan sederhana kepada royalti perempuan ketika dokter pria tidak dapat melakukannya karena pembatasan Konfusianisme yang dilakukan selama Dinasti Joseon. Selain melengkapi diri dengan keterampilan medis, mereka juga diharuskan untuk dididik dalam pendidikan umum, oleh karena itu mereka diajarkan untuk membaca berbagai buku seperti Thousand Character

Classics dan juga buku-buku Konghucu seperti Analects of Conficius untuk mempromosikan karakter saleh di antara mereka yang berurusan dengan kehidupan manusia. Makanya, uinyeo sebenarnya adalah profesi yang

22 Universitas Sumatera Utara memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang sangat terbatas pada wanita saat itu. Jika uinyeo beruntung, dia bahkan bisa dipromosikan ke kelas orang biasa saat dia berhasil menyembuhkan wanita dari keluarga kerajaan atau yang bergengsi.

Ada tiga jenis wanita medis: naeui (내의) dokter aktif di rumah sakit kerajaan, kanbyeongui (간병 의) dokter praktis yang sedang belajar dan memberi perawatan pada saat bersamaan, dan chohakui (초학 의) obat-obatan baru wanita.

Dokter wanita juga bekerja di luar istana, memberikan keterampilan kedokteran untuk penyelidikan kejahatan yang berkaitan dengan wanita. Selama pemerintahan Yeonsangun, wanita-wanita ini juga melayani sebagai penghibur

(의기) atau penghibur medis, di mana mereka menghadiri pesta para pejabat dan menghibur para tamu bersama dengan gisaeng. Bertindak sebagai perawat dan pelacur, ini memberi mereka julukan yakbang gisaeng (약방 기생), yang bisa diterjemahkan sebagai penghibur diruangan obat.

1.4.4 Feminisme

Menurut June Hannam (2007) Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis

23 Universitas Sumatera Utara di akhir abad 19. Dalam Rokhmansayah (2016) Gerakan feminisme dideskripsikan sebagai berikut:

- Feminisme Liberal

Gerakan Feminisme Liberal merupakan gerakan perjuangan proyek kesetaraan gender . Gerakan ini muncul sebagai kritik terhadap politik liberal yang pada umumnya menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan, nilai moral, serta kebebasan individu, namun pada saat yang sama dianggap mendiskriminasikan kaum perempuan. Feminisme liberal beranggapan bahwa sistemm petriarki dapat diancurkan dengan cara menugubah sikap masing-masing individu, terutama sikap kaum perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki. Kaum liberal memandang bahwa tiap orang pada dasarnya dilahirkan bebas dan memiliki nilai-nilai moral yang berbeda. Jadi, feminisme liberal adalah gerakan perempuan yang meyakini bahwa nilai-nilai di atas dapat digunakan untuk mengembalikan hak-hak kaum perempuan menuju individualitasnya yang memiliki hak asasi untuk hidup layak, otonom, dan berposisi setara dengan manusia lain (laki-laki). Feminisme liberal lebih menekankan pada adanya kesetaraan, jadi mereka harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerapkan pilihan rasional .

Feminis liberal tidak mengambil pandangan bahwa pria tidak dapat terlibat dalam mendukung perjuangan perempuan untuk pembebasan. Orang-orang liberal kadang-kadang berperan penting dalam merumuskan kebijakan yang memperdebatkan kasus publik yang mendukung dan mendapatkan kesepakatan yang lebih baik untuk wanita, misalnya John Stuart Mill. dan perjuangan feminis

Liberal telah menjadi pusat dalam mencapai kesetaraan di tempat kerja

24 Universitas Sumatera Utara dan pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan perempuan sebagai ibu melalui pembayaran melalui transfer seperti tunjangan anak atau tunjangan keluarga yang dibayarkan oleh negara secara langsung kepada perempuan. Mengamankan pengakuan atas kontribusi perempuan terhadap keluarga, terutama pekerjaan yang penuh perhatian dalam konteks ideologi keluarga telah menjadi papan penting dalam feminis liberal untuk bertindak (Pascall, 1986 dalam Dominelli : 2002)

- Feminisme Radikal

Gerakan ini beranggapan bahwa faktor utama yang menjadi sebab pembagian kerja secara seksual adalah sistem patriarkal. Para feminisme radikal memandang dirinya revolusioner meyakini bahwa sistem seks/gender adalah penyebab fundamental opresi terhadap perempuan. Dimana bahwa tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Oleh karena itu, feminisme radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik.

Gerakan ini menjadikan perempuan terkesan membenci laki-laki.

Feminisme radikal memiliki konsep utama tentang perbedaan. Laki-laki mendefenisikan perempuan berbeda, perempuan tidak akan pernah dapat mencapai kesetaraan. Laki-laki mendominasi perempuan, permasalahan sebenarnya berkaitan dengan masalah kekuasaan. Anggapan feminisme radikal, selama ini dunia telah dibentuk oleh laki-laki. Aliran radikal feminis yang lebih mengarah kepada dimensi negatifnya, yaitu pengobjekan seksual dari perempuan.

25 Universitas Sumatera Utara Penindasan terhadap perempuan adalah yang terdalam, karenanya paling sulit dihapuskan, dan tidak dapat dihilangkan dengan perubahan sosial yang lain, misalnya dengan penghapusan masyarakat kelas.

Para pemikir aliran ini terbagi atas dua bagian, yaitu feminisme radikal libertarian dan feminisme radikal kultural. Inti pemikiran feminisme radikal libertarian adalah sistem gender menuntut laki-laki mengembangkan karakter feminin saja. Digunakan sebagai pembenaran konstruksi sosial, sebagai kontrol laki-laki dalam masyarakat atas seksualitas perempuan. Isu dan perjuangan dari aliran ini adalah kontrol perempuan atas tubuh dan seksualitasnya (termasuk dalam penggunaan perempuan sebagai objek tanda dalam iklan). Sedangkan feminisme radikal kultural memiliki inti pemikiran bahwa „feminitas‟ dalam dirinya sendiri sesungguhnya ―positif‟, tetapi oleh laki-laki didefenisikan sehingga terkesan ―negatif‟.

Radikal Feminisme Patriarki adalah konsep yang digunakan oleh feminis radikal untuk menggambarkan penaklukan wanita secara sistematis oleh laki-laki.

Patriarki, sebagai bentuk organisasi sosial yang menguntungkan pria, telah digunakan oleh mensno mendominasi dunia dan mengutamakan kepentingan mereka dibanding wanita (Epstein ana Ellis, 1983 dalam Dominelli: 2002).

Patriarki dikonfigurasi sebagai penindasan dari jenis batang yang lain. Dalam teori feminis radikal, bukan organisasi maskulinitas atau proses manusia dimana laki- laki menjadi laki-laki. Analisis feminis radikal memandang penindasan perempuan karena kontrol laki-laki terhadap perempuan, terutama kemampuan reproduksi mereka (Firestone , 1970 dalam Dominelli : 2002). Seksualitas

26 Universitas Sumatera Utara menjadi arena utama di mana kontrol laki-laki terhadap perempuan dimainkan.

Pengaturan ini dianggap wanita sebagai dominasi. feminis mengklaim bahwa kekerasan memainkan peran penting dalam sistem laki-laki. Mereka telah mengambil peran sentral dalam menyoroti penggunaan kekerasan oleh laki-laki untuk mengendalikan perempuan dan mendefinisikan kembali bentuk fisik dan bentuknya sebagai serangan yang dihitung untuk memberi laki-laki seks.

1.4 Metode Penelitian

Metode peneletian yang digunakan disini adalah Analisis wacana (critical discourse analysis). Analisis wacana (critical discourse analysis) adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi bahasa (Tarigan, 1993:24). Penelitian dengan menggunakan analisis wacana menurut Potter (1996:137), dimaksudkan untuk menemukan dimensi-dimensi sosial dan ideologis dari bahasa atau beberapa sistem representasi seperti bahasa lain, misalnya film atau program televisi, termasuk juga program radio. Karena jumlah episode dari film seri yang dipilih cukup banyak yaitu 70 episode, maka dari itu pemlihan episode tidak terpaku pada sejumlah episode saja, melalinkan penulis memilihnya secara acak yang sesuai dengan topik dipilih.

Dari sekian banyak model analisis wacana yang berkembang hingga saat ini, model Sara Mills merupakan model analisis wacana yang menaruh titik perhatian utama pada wacana mengenai feminisme. Seperti analisis wacana yang lain, Sara Mills menempatkan representasi sebagai bagian terpenting dalam analisisnya. Bagaimana suatu pihak, kelompok, orang, gagasan, atau peristiwa

27 Universitas Sumatera Utara ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana yang mempengaruhi pemaknaan ketika diterima ole khalayak.

Dalam model analisisnya, Sara Mills lebih melihat pada bagaimana posisi- posisi aktor ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi ini dalam arti siapa yang menjadi subjek penceritaan dan siapa yang menjadi objek penceritaan akan menentukan bagaimana struktur teks dan bagaimana makna diberlakukan dalam teks secara keseluruhan (Eriyanto, 2001:200). Disamping itu, Sara Mills juga menaruh perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis (dalam konteks penelitian ini yaitu pendengar dan media) ditampilkan dalam teks. (Eriyanto,

2001).

1. Posisi Subjek-Objek

Analisis atas bagaimana posisi-posisi aktor dalam teks (program)

ditampilkan secara luas akan menyingkap bagaimana ideologi dan

kepercayaan dominan bekerja dalam teks. Posisi sebagai subjek atau objek

dalam representasi mengandung muatan ideologis tertentu. Pertama, posisi

ini akan menunjukkan batas tertentu sudut pandang penceritaan. Artinya

sebuah peristiwa atau wacana akan dijelaskan dalam sudut pandang subjek

sebagai narator dari suatu peristiwa. Dengan demikian, pemaknaan

khalayak akan tergantung kepada narator sebagai juru warta kebenaran.

Kedua, sebagai subjek representasi narator bukan hanya memiliki

keleluasaan dalam menceritakan peristiwa tetapi juga menafsirkan

berbagai tindakan yang membangun peristiwa tersebut, dan kemudian

hasil penafsirannya mengenai peristiwa itu digunakan untuk membangun

28 Universitas Sumatera Utara pemaknaan dia yang disampaikan kepada khalayak. Ketiga, proses

pendefinisian tersebut bersifat subjektif, maka perspektif dan sudut

pandang yang dipakai tersebut akan turut berpengaruh terhadap bagiamana

sebuah peristiwa dideifinisikan. Dalam wacana feminis, posisi (subjek-

objek) dalam wacana akan turut menempatkan posisi. Perempuan ketika

ditampilkan dalam sebuah wacana.

2. Posisi Pembaca (Pendengar)

Model yang diperkenalkan oleh Sara Mills mengasumsikan bahwa teks

adalah suatu hasil negosiasi antara penulis (media) dan pembaca

(pendengar). Oleh karena itu, Sara Mills berpandangan dalam suatu teks

posisi pembaca sangatlah penting dan harus diperhitungkan dalam teks,

dalam penelitian ini yaitu bagaimana pendengar diposisikan dalam

program. Bagaimana media melalui teks yang dibuat menempatkan dan

memposisikan pendengar dalam subjek tertentu dalam seluruh jalinan teks.

Penempatan posisi pendengar ini umumnya berhubungan dengan

bagaimana penyapaan/penyebutan dilakukan dalam program yang menurut

Sara Mills dilakukan secara tidak langsung (indirect address) melalui dua

cara. Pertama, mediasi yaitu penempatan posisi kebenaran pada

pihak/karakter tertentu sehingga pendengar akan mensejajarkan dirinya

sendiri dengan karakter yang tersaji dalam teks. Kedua, melalui kode

budaya atau nilai budaya yang berupa nilai-nilai yang disetujui bersama,

yang dipakai pembaca ketika menafsirkan suatu teks.

3. Posisi Media

29 Universitas Sumatera Utara Media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang

mengkonstruksikan realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan

keberpihakannya. Seperti yang dikatakan oleh Tonny Bennett, media

dipandang sebagai agen kontruksi sosial yang mendefinisikan realitas

sesuai dengan kepentingannya (Eriyanto, 2001:36). Disini, media bukan

sarana yang netral melainkan memiliki keberpihakan terhadap suatu hal

tetentu. Di dalam media, ideologi yang dianut akan menentukan apa yang

baik dan apa yang buruk untuk dimapankan kepada khalayak. Oleh karena

itu, ideologi menjadi salah satu faktor yang penting bagi media dalam

menentukan arah programnya.

Jang Geum dipresentasikan sebagia perempuan yang berjuang dan berhasil mendaparkan haknya dalam mencapai kesetaraan peran antara dirinya dengan laki-laki dalam bidang pekerjaan yakni sebgai seorang tabib istana. Dengan menggunakan teori feminisme dapat dilihat perjuangan Jang Geum dalam membela haknya. Secara umum, feminisme dianggap sebagai suatu bentuk politik yang bertujuan untuk mengintervensi dan mengubah hubungan kekuasaan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Menurut Thornham (2010 :

264), teori feminis didefenisikan sebagai teori yang berkembang tentang subjek sosial yang berjenis kelamin perempuan atau berwujudkan perempuan, yang pembentukannya dan bentuk-bentuk eksistensi sosial dan subjektifnya mencakup secara paling jelas seks dan gender, tetapi juga mencakup ras, kelas, dan pelbagai representasi dan pembagian sosiokultural penting lainnya; teori yang berkembang tentang subjek sosial yang berwujudkan perempuan yang didasarkan pada sejarah

30 Universitas Sumatera Utara spesifik, baru terbentuk (emergent), dan konfliktual. Beberapa hal yang saya kutip dari buku ― Teori Feminis dan Cultural Studies: Tentang Relasi yang Belum

Terselesaikan oleh Sue Thornham bahwa :

1. Tubuh perempuan adalah wilayah yang di atasnya patriarki ditegakkan.

2. Penindasan perempuan bersifat budaya (dibangun dan dijalani dalam

pelbagai praktik dan teks budaya) dimana setiap perempuan yang dilahirkan

telah didehumanisasi dan diperempuankan kembali bahwa perempuan hanya

memiliki hubungan seksual, tetapi tidak memiliki hubungan sosial

sedangkan maskulinitas yang demikian dikonstruksi secara kultural ditopang

oleh semua atribut kemanusiaan.

3. Satu-satu komoditas perempuan yang dapat dijual adalah dirinya sendiri

sebagai benda dan sebagai pekerja, laki-laki adalah pasar dan permintaan

Konsep marginalisasi perempuan tampak bahwa laki-laki adalah ― sang

Subjek, sang Absolut, sedangkan perempuan adalah sosok yang lain ―.

Dengan kondisi seperti ini muncul gerakan Feminisme. Maka secara umum, istilah feminisme adalah menunjukkan pada pengertian sebagai ideologi pembebasan. perempuan, karena yang melekat dalam semua pendekatannya adalah keyakinan bahwa perempuan mengalami ketidakadilan karena jenis kelaminnya.

31 Universitas Sumatera Utara BAB II

GAMBARAN UMUM FILM SERIAL KOREA “DRAMA KOREA”

2.1 Film Serial Korea “Drama Korea”

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), film serial adalah film yang ceritanya berseri atau beruntun (KBBI, 1991:276). Film serial ini merupakan salah satu komoditas utama bisnis di televisi, karena memiliki keuntungan bagi perusahaan televisi yang menayangkannya. Hal tersebut dikarenakan film serial memiliki beberapa episode yang ditayangkan secara berurutan dan pada jangka waktu tertentu. Pada perkembangannya, beberapa televisi swasta merasa perlu adanya variasi jenis film serial yang ditayangkan selain sinetron. Drama Korea telah berhasil lebih dahulu mendunia baik di Asia maupun di Amerika. Di mulai dari para imigran Korea di berbagai belahan dunia yang biasa menonton drama

Korea di televisi untuk membantu mereka untuk terhubung dengan budaya dan tradisi negara mereka sendiri.

Drama Korea banyak di buat dalam format film seri pendek yang sebagian besar ditayangkan hanya selama beberapa minggu. Drama Korea adalah kisah pendek yang orang dapat menonton selama dua sampai tiga jam saja dalam sehari. Gadis-gadis Korea yang tampil sebagai pemeran wanita di dalam drama

Korea telah banyak mendapat pengakuan besar di dunia karena popularitas-nya melalui drama yang dibintanginya. Para artis televisi Korea adalah mereka para profesional berbakat yang mampu menampilkan potensi mereka untuk bermain dalam sejumlah tema dan kategori drama yang banyak digemari di dunia. Drama

32 Universitas Sumatera Utara televisi Korea banyak didasarkan pada cerita romantis, fakta sejarah yang menggambarkan kisah- kisah nyata dari masa lalu, thriller, drama keluarga, dan komedi, serta drama yang menggabungkan dari satu atau lebih kategori.Telah banyak aktor dan aktris Korea yang telah mampu menarik dan mengambil hati orang-orang di seluruh dunia. Dengan bakat yang baik serta penampilan yang menawan, para artis Korea telah mampu mengangkat perkembangan industri hiburan Korea, khususnya melalui drama dan film.

Setelah sempat berhenti beberapa tahun, kejayaan film-film serial impor pun kembali. Film serial Asia kemudian menjangkau rating yang lebih tinggi karena kemampuannya menjangkau mayoritas pasar penonton televisi yang memang kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kasus film serial yang digarap dengan serius sekaligus mampu mencapai rating yang tinggi. Yaitu, sebuah film produksi Korea yang mencapai kesuksesan komersial di berbagai negara Asia, Jewel in the Palace.18.

Dalam Ministry of Cultute , Sports and Tourism (Republic of Korea. 2010)

Drama dan film Korea menjadi penyebab mewabahnya virus Hallyu di berbagai negara di belahan dunia. Perusahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi drama dan beberapa diantaranya yang mecetak kesuksesan diekspor ke luar negeri.

Dalam memproduksi sebuah drama, pihak penyiaran stasiun televisi sangat memperhatikan rating. Secara sederhana rating sebuah acara dapat digambarkan sebagai persentase televisi tertentu terhadap populasi televisi pada

18 www.suaramerdeka.com

33 Universitas Sumatera Utara saat tertentu. Unit waktu terkecilnya adalah 1 menit dan terbesar adalah 60 menit.

(tergantung durasi program acara tersebut). Ukurannya adalah kuantitas keluar- masuk penonton dengan unit waktu tertentu, bukan kualitas program.19

Dari rating itu didapatkan data sebanyak audience sebuah program acara, seberapa berpengaruhnya stasiun televisi terhadap sesamanya juga kelas dan umur dari audience. Dari data tersebut sebuah program acara bisa ‗dinilai‘ harga jualnya dan keberlangsungannya di time slot siaran tersebut.

Sebuah program acara bisa dihentikan karena rating diatas rendah walaupun banyak penonton yang mengatakna bahwa drama tersebut bagus.

Namun rating akhirnya menjadi indikator bagi advertise atau pemasang iklan yang selalu mencari stasiun televisi atau program dengan audience yang banyak.20

Drama Korea memiliki kelebihan yang menjadi ciri khas tersendri dibandingkan dengan jenis drama di wilayah Asia lainnya, yaitu drama romantic- komedi, meskipun awalnya bercerita mengenai komedi, namun drama tersebut selalu berakhir romantis, misalnya saja Full House, , My Girl masih banyak lagi. Selain itu drama Korea juga menawarkan kisah yang berbeda namu menarik pada setiap dramanya. Misalnya saja The Great Queen Seondeok dan

Jumong. Queen Seondeok adalah drama yang menceritakan tenatang kisah raja wanita pertama di Korea. Meskipun ini adalah drama 사극 sageuk , namun langsung mendapat perhatian dan antusias yang luar biasa hanya dalam waktu yang singkat dari para penggemar drama Korea. Drama ini juga mendapatkan rating yang tinggi selama beberapa bulan. Peminat drama Korea tidak hanya

19 Two-step flow blog tentang rating dan Drama Korea 20 www.vitamasli.com

34 Universitas Sumatera Utara melulu kaum hawa saja yang tertarik belakang kaum adam pun tertatik mengikuti perkembangan drama korea.

Kesuksesan drama-drama Korea, tidak terlepas dari ide dan kreatifitas dan imajinasi yang dikembangkan oleh para pekerja seni. Dengan mengangkat kebudayaan dan masalah sehari-hari melalui drama yang mereka buat. Berkat kesuksesan drama Korea yang sudah banyak peminatnya di berbagai negara, hal ini juga sangat didukung oleh pemerintah Korea Selatan, dan dijadikan strategi pariwisata dalam menghadirkan wisatawan dari seluruh dunia.21 Salah satunya dengan membuat lokasi wisata di tempat-tempat shooting drama Korea. 22

Membuat setiap lokasi tempat pengambilan gambar produksi sebuah drama maupun film akan menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Dengan hal tersebut juga meningkatkan dari segi pariwisata Korea itu sendiri.

Beberapa lokasi produksi sebuah drama yang sukses dan menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi :

1. Munhwa Broadcasting Corporation Dramia, yang merupakan bangunan

tempat produksi film maupun drama kolosal sageuk 사극. Terletak di

Yongin, Gyeonggi Korea Selatan yang merupakan tempat produksi dari

drama yang cukup terkenal yaitu Jewel in The Palace, Moon Embracing

The Sun, Empress Ki, Dong Yi, Kang Chi, The Beginning

2. Korean Folk Village, yang merupakan bangunan Museum dan tempat

produksi film maupun drama kolosal sageuk 사극 yang terletak di Yongin,

21Official Korea Tourism Organization(KTO) english.visitkorea.or.kr 22 ibid

35 Universitas Sumatera Utara Gyeonggi Korea Selatan. Tempat ini merupakan tempat shooting salah

satu drama Scandal.

3. Nami Island, sebuah pulau yang berada di tengah danau Cheongpyeong.

Terletak di Chuncheon Gangwondo. 23 Tempat ini merupakan tempat

pengambilan gambar dair drama Korea yang sangat terkenal yaitu Winter

Sonata.

4. Namsan Seoul Tower, lokasi shooting Boys Before Flower dan banyak

draama yang ngambil gambar disini

5. Pulau Jeju, pulau ini juga banyak dipake untuk tempat lokasi pengambilan

gambar dari sejumlah drama. Dengan berbagai lokasi yang menarik.

Dan masih banyak lokasi tempat shooting drama yang menjadi tempat

wisata.

2.1.1 Fenomena Korean Wave dan film/drama Korea di Indonesia

Fenomena film/drama Korea di Indonesia bermula dari berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara

Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya asing ke negara lain. Gelombang budaya Korea dimulai dari pesatnya perkembangan teknologi di Korea. Pihak pemerintah Korea Selatan mengembangkan perekonomian mereka dengan menjual budaya mereka ke berbagai penjuru dunia mulai dari Asia, Afrika, Eropa bahkan Amerika. Produk yang mereka jual mulai dari alat-alat elektronik, produk kecantikan, kuliner, hingga K-Pop dan juga K-Drama. Perusahaan-perusahaan raksasa yang dimiliki

23 wikipedia

36 Universitas Sumatera Utara Korea Selatan seperti LG, Samsung, Hyundai mempunyai peran penting dalam penyebaran Korean Wave sebagai alat diplomasi budaya. Hal yang penting dari penyebaran budaya hallyu adalah teknologi seperti internet. Dengan internet kita dapat mengakses segala hal yang berkaitan dengan kebudayaan hallyu. Melalui media intenet juga pihak Korea Selatan menjual kebudayaan mereka seperti Kpop dengan musiknya dan juga Idol Grup. Dan juga film seri drama Korea mereka yang menggunakan actor-aktor tampan dan juga aktris yang cantik, menjadi daya tarik bagi yang menontonya. Korea Selatan yang menampilkan aktris dan juga actor yang tampan dalam film seri drama mereka, membuat negeri ginseng tersebut bahkan menjadi kiblat dunia di bidang fashion dan juga kecantikan.

Dengan pesatnya kemajuan ekenomi Korea Selatan melalui budayanya, membuat

Negara tersebut menjadi salah satu dari 5 negara di dunia yang memilki pasar bebas terbesar dengan nilai US$ 8 Miliar atau setara dengan Rp 104 Triliun.24

Berkembangnya budaya hallyu di Indonesia dibuktikan dengan munculnya

―Asian Fans Club‖ (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea. AFC didirikan pada 1 Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan bernama Santi Ela Sari. Berdasarkan data statisktik dari situs Pagerank

Alexa, Asian Fans Club adalah situs ‗Korean Intertainment‘ terbesar di Indonesia.

Sedangkan dari segi karakteristik demografis, pengunjung Asian Fans Club hampir seluruhnya berasal dari Indonesia, sebagian besar merupakan wanita berusia di bawah 25 tahun dengan akses internet rumah maupun sekolah.

24 Dreamers.id

37 Universitas Sumatera Utara Budaya hallyu di Indonesia berkembang sangat baik. Perkembangan ini dimulai pada tahun 2009 dan berkembang pesat hingga sekarang. Dalam konsepsi budaya, budaya populer yang dibawa Korea berada dalam dimensi konkret yang terwujud dalam artifak-artifak budaya seperti lagu, drama, film, musik, program televisi, makanan, dan bahasa. Sedangkan dimensi abstrak yang berupa nilai, norma, kepercayaan, tradisi, makna, terkandung secara tidak langsung dalam artifak budaya tersebut. Berkaitan dengan Asian Fans Club, budaya pop Korea yang diterima kelompok penggemar di Indonesia masih terbatas pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap musik, film, drama, dan artis-artis Korea

Pada umumnya Hallyu mendorong masyarakat menerima untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaan Korea (Okirianti, 2011). Dengan demikian budaya pop Korea merupakan budaya massa yang dapat diterima oleh semua kalangan dan berkembang melampaui batas negara. Budaya pop Korea ini bukanlah budaya asli Korea yang bersifat tradisional, melainkan budaya yang diciptakan sesuai dengan arah selera pasar (market-driven).25

Produk dari budaya hallyu yang mempunyai peminat yang banyak di

Indonesia salah satunya adalah produk drama atau film serial. Keberhasilan drama

Korea mengambil hati masyarakat Indonesia terbukti dengan tingginya minat penonton terhadap drama Korea yang pertama kali ditayangkan saat itu, yaitu

Endless love.26 Sukses Endless love membuat stasiun televisi lokal lebih gencar mengimpor drama dari negeri gingseng. Drama seperti Jewel in The Palace.

Princess Hours, Coffe Prince, Winter Sonata, Full House, My Sassy Girl

25 https://kataumam.wordpress.com/2017/10/14/pengaruh-budaya-jepang-di-kalangan- masyarakat-indonesia 26 http://aidadwirahma.blogspot.co.id/2013/12/dampak-musik-k-pop-dalam-aktivitas.html

38 Universitas Sumatera Utara Chunhyang, hingga Boys Before Flower tak kalah suksesnya menarik perhatian masyarakat. Bahkan, para pemain yang ada dalam drama-drama tersebut telah menjadi idola baru di kalangan masyarakat Indonesia.

Drama Korea datang membawa tontonan ringan yang bertemakan keluarga dan berbagai konflik di dalamnya, yang dibungkus sedemikan rupa sehingga menarik untuk ditonton. Tentu drama Korea ini segera digandurungi masyarakat yang memang menginginkan sesuatu baru. Dan memang kenyataanya, masyarakat sangat antusias menonton drama Korea. Drama Korea Endless love yang ditayangkan pada tahun 2002 menjadi awal penyebaran Korean Wave “Hallyu”.

Sinetron produksi stasiun televisi KBS (Korean Broadcasting Station atau televisi pemerintah Korea) yang di negara asalnya meraih sukses yang besar telah dibeli hak siarnya untuk diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia saat itu.

Romantisme dan kisah tragis yang menyedihkan senantiasa mewarnai drama ini sehingga Endless love sukses memikat hati para pemirsa yang sebagaian besar kaum hawa. Selain itu drama ini juga diperanakan oleh aktor dan aktris yang good looking dan memiliki kemampuan akting yang memukau. Berdasarkan survai AC

Nielsen Indonesia, Endless love rating-nya mencapai 10 (ditonton sekitar 2,8 juta di lima kota besar). Mendekati Meteor garden dengan rating 11 (sekitar 2,08 juta pemirsa).27 Bahkan stasiun televisi lain pun juga mulai menayangkan sinetron

Gless Shoes dan Lover. TV7 pada tahun 2003 menayangkan Beautiful Days.

Selain Indosiar, Trans TV, dan TV7, SCTV pun selama kurun waktu 2002-2003 juga menayangkan beberapa sinetron Korea berjudul Invitation, Pop Corn, Four

27 Kompas, 14 Juli 2003

39 Universitas Sumatera Utara Sisters, Successful Bride Girl, Sunlight Upon Me dan Winter Sonata. Namun, di antara drama-drama tersebut, yang paling populer dan mendapatkan hati di masyarakat Indonesia adalah sinetron Winter Sonata. Khusus sinetron yang disebut terakhir ini, SCTV telah menayangkannya pada tahun 2002 setiap Senin pukul 19.00. Sedangkan, jejak September 2004 ini, Indosiar juga menayangkan ulang sinetron ini setiap Senin-Kamis pukul 15.30. melihat fenomena seperti ini, satu hal yang bisa dilihat adalah besarnya keinginan sebagian masyarakat

Indonesia untuk menonton sinetron ini walaupun telah ditayangkan sebelumnya.

Judul-judul drama seperti , Coffe Prince, My Sassy Girl

Chunhyang sehingga yang paling fenomenal Boys Before Flower menuai kepopuleran di Indonesia. Adegan dalam drama dibalut dengan kisah romants banyak memikat hati penonton. Tidak hanya romantis, seringkali adegan-adegan konyol juga mewarnai sebagian besar drama Korea sehingga cerita yang disajikan menjadi tidak begitu berat dan menyedihkan. Adegan-adegan yang ditayangkan juga tidak vulgar seperti film barat. Selain itu episode-nya juga tidak sepanjang sinetron Indonesia, hanya sekitar 16 hingga 25 episode saja. Hal-hal tersebut tentu saja membuat drama Korea langsung melejit di Indonesia.

2.1.2 Jenis /Genre Drama Korea

Drama Korea pada dasarnya memiliki dua genre, yaitu sae geuk (sejarah) dan drama modern. Penggemar drama Korea sangat banyak, karena kualitas drama yang dibuat sangat baik, karakter tokohnya sangat dalam dan detail, naskahnya cerdas, tetapi sebagian besar bergantung pada penggunaan pola dasar karakter. Distributor drama Korea dari Amerika percaya bahwa drama Korea

40 Universitas Sumatera Utara atraktif dilihat dari kualitas kamera, pemilihan lokasi, kostum, musik, dan sebagainya.

Berdasarkan data dari Korea Creative Content Agency, pada tahun 2013, drama Korea merupakan penyumbang 82% ekspor konten budaya dari Korea

Selatan dengan pendapatan $ 167 juta, yang berarti empat kali lebih besar dari dekade sebelumnya. Drama Korea memiliki formula tersendiri yang inovatif dan berbeda dari produksi Negara barat. Drama Korea memiliki banyak cerita yang berbeda dengan drama dari Negara lain. Mereka cenderung mempunyai ide-ide baru dalam naskahnya,. Hal itu membuat penonton tidak bosan dengan cerita yang diberikan. Bahkan, begitu terkenalnya drama Korea, pada tahun 2011 muncul sebuah drama yang menceritakan mengenai proses dibuatnya drama Korea.

Drama tersebut berjudul King of Dramas. Dibintangi oleh aktor dan aktris papan atas, drama tersebut mampu menggambarkan sulitnya proses pembuatan sebuah drama.

Tema dalam drama Korea juga beragam, tidak berfokus pada kisah cinta pemeran utamanya saja, tetapi karakter dasar pemain sangat diperhatikan.

Misalnya drama yang bertemakan medik atau kedokteran, jurnalistik, psikologi, sekolah, musik, dan banyak lagi macamnya.

Berikut adalah beberapa genre drama Korea :

1. Romance

Drama bergenre romance ini bisa dibilang adalah genre abadi. Pasalnya,

genre inilah yang paling banyak dianut oleh drama-drama Korea. Drama

41 Universitas Sumatera Utara dengan jenis romance ini biasanya sama, ada orang kaya yang jatuh cinta

sama orang biasa.

2. Saeguk

Drama saeguk adalah drama yang bercerita tentang sejarah di Korea.

Tidak jarang drama ini benar diangkat dari sejarah aslinya. Itu sebabnya

ceritanya selalu panjang dan punya berpuluh-puluh episode. Dramanya

bisa dibilang drama yang ―berat‖ karena bercerita soal ideology negara,

politik, ekonomi, sampai kekuasaan sebuah kerajaan.

3. Fiction

Sesuai namanya, drama dengan genre fiction adalah drama yang ceritanya

fiksi. Biasanya, di drama ini kita akan bertemu dengan tokoh-tokoh yang

punya kemampuan super. Misalnya Do Min Joon di drama You Who Came

from The Stars, di mana dia punya kemampuan berpindah tempat,

menghentikan waktu, dan telekinesis.

4. Mental Illness

Drama dengan genre ini sering dijumpai di berbagai judul drama Korea.

Drama mental illness ini biasanya bercerita tentang seseorang yang punya

kelainan mental. Misalnya tokoh yang psycho, punya trauma masa lalu,

atau punya phobia tertentu. Drama jenis ini biasanya punya cerita yang

menarik dan sulit ditebak.

Dan juga ada beberpa genre lainnya sering muncul dalam berbagai judul drama seperti Action, Horror, Mystery, Musicals, Thriller, Family, dan Crime

42 Universitas Sumatera Utara 2.2 Stasiun Televisi Korea Selatan yang Memproduksi Drama

1. Munhwa Broadcasting Company (MBC)

MBC merupakan salah satu perusahaan jaringan televisi dan radio yang mengandalkan produksi dan ekspor drama Korea. MBC ini berlokasi di kawasan

Yeouido-dong, Seoul. MBC yang sejak lama memperkenalkan dirinya sebagai gerbang budaya Korea, dan merupakan jaringan televisi dan radio swasta terbesar di Korea Selatan ini dikenal sebagai pabrik drama seri televisi Korea paling produktif. Visi dari perusahaan MBC ini adalah "Global Multi-Media Group".28

MBC telah memainkan peran utama dalam penyebaran Wave Korea

(hallyu) sejak penayangan tahun 1997 dari pertunjukannya What an Earth is

Love? di CCTV di . Dimulai dengan Jewel in the Palace, yang telah dilihat di lebih dari 89 negara, MBC telah menawarkan sejumlah besar drama TV, pertunjukan hiburan dan dokumenter dengan pemirsa asing.29

Selain jewel in The Palace, berikut adalah beberapa judul drama yang dikeluarkan oleh MBC dan mendapatkan kesuksesan yang besar dengan rating rata-rata:

1. Jumong (2006) = 40.98%

2. Coffe Prince (2007) = 24,2%

3. The Great Queen Seondeok (2009) = 35,1%

4. Pasta (2010) = 15.2%

5. The Greatest Love (2011) = 12,5%

28 about.mbcimbc.com 29 content.mbc.co.kr, www.awn.com

43 Universitas Sumatera Utara 6. The Mon Embracing The Sun (2012) = 34,1%

7. (2013) = 17,5%

8. Empress Ki (2013) = 25,12%

9. Kill Me, Heal Me (2015) = 12,8%

10. W (2016) = 11,63%

11. Marriage Contract (2016) = 19,6%

12. The Flower in The Prison(2016) = 19,53%

13. Happy Home (2016) = 15,82%30

2. Korean Broadcasting System (KBS)

KBS adalah stasiun televisi penyiaran publik Korea Selatan. Kantor pusat

KBS berada di Yeouido, Yeongdeungpo-gu, Seoul. KBS adalah jaringan penyiaran terbesar di Korea Selatan. Korean Broadcasting System adalah penyiar layanan publik terkemuka Korea dan organisasi media yang paling berpengaruh di negara ini. KBS menganggapnya tugas inti untuk mencerminkan beragam suara

Korea melalui kekhasan programnya. KBS dijalankan dengan biaya lisensi dan pendapatan dari iklan untuk mengoperasikan tiga TV, tujuh radio dan empat saluran DMB. KBS memulai layanan penyiaran radio pertama di negara itu pada tahun 1927 dan memulai siaran televisi pertama di Korea pada tahun 1961. KBS juga telah menyiarkan program HD sejak tahun 2001 dan pada tahun 2012 semua programnya akan diproduksi dan disiarkan di HD. Layanan DMB terestrial pertama di dunia diluncurkan oleh KBS pada tanggal 1 Desember 2005 dan

30 en.m.wikipedia.org

44 Universitas Sumatera Utara menawarkan layanan televisi, audio dan data. Melaksanakan berbagai proyek internasional, KBS juga selaras dengan dunia. Untuk khalayak di Asia dan bagian dunia lainnya, KBS telah mendapatkan pengakuan internasional atas kualitas dan jangkauan programnya. KBS World TV, saluran satelit internasional yang diluncurkan pada tahun 2003, memberikan konten berkualitas tinggi dari KBS.

Program tersebut dikirim ke Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, Amerika dan sebagian besar wilayah Asia. KBS World Radio, dengan 56 tahun sejarah, menawarkan 11 layanan bahasa yang berbeda kepada pendengar di seluruh dunia.

Kantor pusat KBS terletak di Yeouido di Seoul. Ada 18 stasiun regional dan 11 biro luar negeri serta delapan anak perusahaan seperti KBS Media yang mengelola pemasaran konten KBS lokal dan global.31

KBS merupakan salah satu stasiun televisi Korea Selatan yang memproduksi serial drama yang cukup berpengaruh dalam penyebaran budaya pop hallyu diseluruh dunia, beberapa judul dramanya pun meraih kesuksesan yang besar. Bahkan beberapa judul drama dibeli hak penanyangan dari berbagai Negara salah satunya Indonesia. Berikut judul drama KBS yang pernah tayang di

Indonesia dan meraih kesuksesan dengan rating yang tinggi di Negara asalnya:

- Winter Sonata (겨울연가, 2002)

- Forbidden Love (구미호외전, 2004)

- Full House (풀하우스, 2004)

- Sassy Girl Chun Hyang (쾌걸 춘향, 2005)

31 (Korea Situs Korea: http://www.kbs.co.kr)

45 Universitas Sumatera Utara - Boys Over Flower ( 꽃보다 남자, 2009)

- Bread Love and Dream (2010) = 49,3%

- My Too Perfect Son (2009) = 48,6%

- Seoyoung My Daughter (2013) = 47,6%

- Atumn in My Heart (2000) = 46,1%

- Descendest of The Sun (2015) =

3. Seoul Broadcasting System (SBS)

SBS adalah perusahaan jaringan televisi dan televisi nasional Korea

Selatan. Pada bulan Maret 2000, perusahaan tersebut secara resmi dikenal sebagai

SBS, mengubah nama perusahaannya dari Seoul Broadcasting System (서울

방송). Ini telah menyediakan layanan TV digital terestrial dalam format ATSC sejak tahun 2001, dan layanan T-DMB (Digital Multimedia Broadcasting) sejak tahun 2005. Stasiun televisi terestrial andalannya adalah Channel 6 untuk Digital dan Cable. Kantor SBS terletak di Founded Seoul, Korea Selatan (4 Maret 2008)

Markas Besar161, Mokdongseo-ro, Distrik Yangcheon, Seoul, Korea Selatan.

Perusahaan Broadcasting holding company Revenue 473,523,143,447 (2015).32

SBS diluncurkan dan dibentuk pada hari MBC merayakan HUT ke 30nya pada tanggal 9 Oktober 1991. SBS adalah penyiar komersial kedua di Korea

Selatan setelah MBC. Tujuannya adalah untuk menjadi saluran alternatif bagi khalayak yang sebelum tahun 1990 dikuasai oleh MBC. Pada 1980-an, MBC adalah corong KBS untuk menyiarkan acara olahraga seperti Piala Dunia FIFA

1986. Setelah reformasi demokrasi pada tahun 1987, serta pemisahan MBC dari

32 wikipedia

46 Universitas Sumatera Utara KBS, pemerintah mengizinkan pembuatan sebuah stasiun komersial kedua di

Seoul pada tanggal 14 November 1990. SBS mulai melakukan transmisi percobaan di saluran televisi dan radio pada tanggal 1 Desember 1990 di Seoul

Pada tanggal 20 Maret 1991, siaran Radio SBS reguler pertama diluncurkan pada

AM 792kHz, menandai dimulainya SBS.33

Siaran televisi yang disuguhkan oleh SBS cukup beragam, mulai dari reality show, variety show, acara berita dan program drama seri. Drama yang diproduksi oleh SBS banyak diantarnya yang meraih kesuksesan dikarenakan memilkik rating yang cukup tinggi bahkan tercatat dalam Highest Nationwide

ABG Nielsen Rating dengan rating tertinggi sepanjang masa. Berikut judul drama tersebut :

- Sandglass (1995) = 64,5%

- Lovers in Paris (2004) = 56,3%

- Trap of Youth (1999) = 53,1%

- Rustic Period (2003) = 51,8%

- Ladies of The Palace (2002) = 49,9%

- Brilliant Legacy (2009) = 47,1%

2.3 Tokoh Perempuan yang Berpengaruh di Korea

1. Park Geun Hye

Tokoh tokoh perempuan yang berpengaruh di korea saat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat terutama masyarakat di Indonesia. Selain orang-orang yang gemar akan budaya Korea. Belakangan ini terdengar sebuah berita yang

33 www.sbsmedia.co.kr

47 Universitas Sumatera Utara melibatkan seorang tokoh perempuan korea, yaitu Park Geun Hye yang merupakan Presiden perempuan pertama di Korea yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat Korea. Berita ini sempat heboh pada saat ia terpliih dan tak lama ia dimakzulkan dari jabatannya sebagai presiden. Terlepas dengan kasus yang menimpa Park Geun Hye atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan wewenang membuat perempuan presiden pertama Korsel tersebut dimakzulkan pada 10

Maret 2017 dan harus mendekam di Pusat Penahanan Seoul.

Pada masa pemerintahannya, Park Geun-hye telah banyak memberi sumbangsih pada masyarakat Korea Selatan, diantaranya kerjasama yang dilakukan dengan beberapa negara berpengaruh seperti Amerika dan memperbaiki hubungan Korea Selatan-China. Ini terbukti lewat pidato yang dilakukannya dalam bahasa mandarin sewaktu berada di Tiongkok. Park Geun-hye juga berikthiar bahwa dalam masa jabatannya ia akan berusaha untuk membela hak- hak kaum yang tertindas.34

2. Shin Saimdang

Selain Park Geun Hye terdapat juga tokoh perempuan yang cukup terkenal di

Korea yaitu Shim Saimdang beliau terkenal dan dipuji-puji oleh masyarakat Korea sebagai symbol untuk penampilan wanita yang bijaksana dan setia. Ibu puisi dan ilustrator yang luar biasa, dan ayah dari Yulgok Ii. Beliau menjalani hidup yang tidak begitu lama sampai dia berusia 48 tahun, tapi ia adalah pelukis jenius yang

34 http://13078cc.blogspot.co.id/2014/12/kisah-hidup-park-geun-hye-ditinjau-dari.html

48 Universitas Sumatera Utara meninggalkan karya besar dan seorang ibu dari Yulgok Ii yang adalah seorang ilmuwan dan politisi hebat.

Shin Saimdang lahir di kota Gangneung, Gangwon Korea Selatan pada tanggal 29 Oktober 1504 sebagai putri kedua dari ayah bernama Shin Myeong- hwa dan ibu klan Yi dari Yongin. Shin Saimdang adalah penulis, penyair, seniman, cendekiawan dari dinasti Joseon. Beliau lebih dikenal dengan nama pena

Saimdang, Inimdang, Imsaje yang berarti ―memodelkan diri dari Taim‖. Nama istananya atau gelar kehormatannya adalah Inseon.

Sedikit wanita dalam sejarah kita dihormati sama seperti partai pengunduran diri baru. Minat dan cinta untuknya terus menjadi tokoh wanita pertama yang mencapai 50.000 won. Ada beberapa kandidat seperti Seonduk

Wang dan Yu Gwan-sun Son, tapi Shin Simdang, yang menghormati semua orang

Korea, terpilih sebagai orang terakhir. Meski hidupnya kurang dari 50 tahun, cinta orang Korea padanya telah dilaporkan dan berlanjut sampai abad kelima.

Sejak kecil, Shin Saimdang muda telah menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Shin Saimdang sangat disayangi oleh neneknya dari pihak ibu. Sampai- sampai neneknya memberikan dukungan penuh untuk kegiatan seni dari cucunya yang belajar melukis tanpa guru dengan membekali kertas secara langsung.

Karena itu, Shin Saimdang dapat mengembangkan bakatnya berkat dukungan penuh dari neneknya. Hasil lukisan dari Shin Saimdang sangat halus dan mendetail sampai-sampai serangga atau hewan di dalam lukisannya terasa hidup.

Oleh karena itu, lukisan Shin Saimdang ini dapat disetarakan dengan pelukis pada awal Kerajaan Joseon, An-gyeon. Selain itu, tidak hanya pandai/mahir membuat

49 Universitas Sumatera Utara syair atau karangan, beliau juga menunjukkan bakatnya dalam bidang menjahit dan menyulam. Oleh karena itu, Shin Saimdang dijuluki sebagai seniman wanita yang mewakili pertengahan Dinasti Joseon.

Shin Saimdang menikah dengan -su saat beliau berusia 19 tahun, yaitu pada tahun 1522. Setelah menikah, beliau melahirkan 7 anak, 4 putra dan 3 puteri. Shin Saimdang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, oleh karena itu, beliau membesarkan anak-anaknya dengan sangat baik. Secara khusus, putera ketiga Shin Saimdang, yaitu Yul-gok yang lebih dikenal sebagai Yi-I menjadi sarjana gemilang di dalam kerajaan Joseon. Selain itu, putra keempatnya yaitu Yi-U dan putri pertamanya Maechang juga menjadi seniman unggul.

Selain menjadi sosok ibu yang bijaksana, Shin Saimdang juga membantu suaminya dengan penuh keikhlasan agar suaminya tersebut naik jabatan tinggi dan menempuh perjalanan karir yang benar. Demikianlah, beliau berperan penting sebagai ibu dan istri yang bijaksana, namun Shin Saimdang meninggal dunia dalam usia 48 tahun.

50 Universitas Sumatera Utara BAB III

DRAMA KOREA JEWELS IN THE PALACE

3.1 Sinopsis tentang Drama Jewels in The Palace

Jewels in The Palace/The Great Jang Geum ―대장금” merupakan sebuah drama bergenre sageuk 사극 yaitu drama yang bertemakan sejarah. Serial drama tahun 2003 yang diproduksi oleh saluran TV MBC (Munhwa Broadcasting

Corporation) Korea Selatan. 35 Ceritanya didasarkan pada tokoh sejarah yang diceritakan dalam Annals of the Joseon (Catatan Sejarah Dinasti Joseon), yang berpusat pada Jang-geum (diperankan oleh Lee Young-Ae) yang merupakan seorang dokter kerajaan perempuan pertama dari Dinasti Joseon di Korea.

Disutradarai oleh36 Lee Byoung Hoon drama ini berdurasi 45 menit dan tayang pada 15 September 2003 – 30 Maret 2004 memiliki total 54 episode tayang pada hari Senin dan Selasa pada pukul 21.55 KST37. Serial drama ini pernah meraup tingkat penonton hingga 57,8 persen. Jewel in the Palace juga meraup sukses dan disukai di sejumlah negara. Di Hongkong drama ini mencetak rekor, 3.2 juta orang menonton drama ini dari total 6.9 juta populasi pemirsa televisi.38 Jewels in

The Palace di Indonesia ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta Indosiar setiap hari Senin – Jumat pukul 17.00 WIB pada periode Januari 2006 dengan total 70 episode.

35 Content.mbc.co.kr/program/drama/2604956_64285.html 36 Joseon Wangjo Sillok (Annals of the Joseon Dynasty) 37 www.imbc.com 38 Hongkong – Jewel in The Palace official homepage

51 Universitas Sumatera Utara

(Foto 1 : Poster Jewel in The Palace)

Dae Jang-geum mengalami sukses besar di Indonesia, Iran,

Tiongkok, Taiwan, Kanada, , Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand dan Chicago, hingga memperluas demam budaya Korea Selatan yang telah mencekam Asia sejak awal 2000-an.39 Perangkat yang dibangun oleh MBC untuk pembuatan seri TV ini telah dibeli oleh pemerintah Korea Selatan dan dijadikan sebuah atraksi turis yaitu Dae Janggeum Park40.41 Lagu tema untuk drama ini disebut Onara (오나라) yang berarti "Datangkah (dia/mereka)?".42

Para pemeran dari serial drama ini merupakan aktor dan aktris yang yang cukup terkenal dengan kesuksesan drama-drama yang dibintangi

39 Id.mwikipedia.org/wiki/Dae_Jang_Geum 40 Lokasi drama sejarah Korea terbesar di Korea Selatan , dikelola oleh MBC 41 djgpark.imbc.com 42 www.imbc.com

52 Universitas Sumatera Utara sebelumnya, berikut para pemeran serial drama Jewels in The Palace berdasarkan

sumber dari 대장금 위티백과, 우리 모두의 백과사전:

1. Lee Young Ae sebagai Seo Jang Geum

(Foto 2 : Lee Young Ae sebagai Seo Jang Geum)

Seo Jang Geum adalah seorang perempuan yang cerdas dan cantik

serta memiliki sikap yang baik. Dia mengalami berbagai macam hambatan dan

kesulitan dalam hidupnya. Jang Geum adalah putri dari seorang mantan panglima

istana Seo Chun soo dan Dayang Park Myeong yi. Suatu hari terjadi

pemberontakan yang membuat kedua orang tuanya meninggal. Setelah kedua

orangtuanya meninggal, Jang Geum yang masih berumur 10 tahun memutuskan

untuk tinggal di dalam istana dan menjalani pendidikan sebagai dayang istana.

Ternyata kehidupan di dalam istana tidaklah semudah yang dia bayangkan. Antara

sesama dayang saling menjatuhkan dan saling memperebutkan kedudukan sebagai

dayang utama istana. Jang Geum yang memiliki keahlian memasak yang cukup

hebat, membuat dirinya difitnah dan diusir dari istana. Tetapi di luar istana, Jang

Geum malah mempelajari ilmu pengobatan dan memperdalamnya. Hingga pada

akhirnya dia berhasil menjadi salah satu Tabib Agung wanita pertama yang

melayani Raja pada masa itu. Jabatan sebagai Dayang di Istana:

53 Universitas Sumatera Utara  Seo na-in (서나인)

 Perawat Seo (의녀)

 Seo sang-goong(Ny. Seo) (서상 dari Soo-rak-gan (수랏간) (sebagai Jae-jo sang-

goong (재조상궁), untuk waktu singkat sebelum memilih Min sang-goong)

 Dae Jang-geum (대장금) Great Jang Geum.43

2. Ji Jin hee sebagai Min Jeong Ho

(Foto 3 : Ji Jin Hee sebagai Min Jeong Ho)

Min Joeng Ho adalah salah satu panglima istana, ia adalah sosok

pria yang merupakan idaman banyak wanita. Perkenalannya dengan Jang-geum

diawali ketika Jang Geum merawatnya saat terluka parah dalam pertempuran.

Akibat dari

perkenalannya itu membuat Joengho menyukai Jang Geum dan

memutuskan untuk menjaganya sepanjang sisa hidupnya. Bahkan demi cintanya

tersebut, ia rela melepaskan jabatannya bahkan nyawanya sekalipun, demi

melindungi wanita yang dicintainya, Jang Geum.

43 대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

54 Universitas Sumatera Utara

3. sebagai Raja Joong Jong

(Foto 4: Im Ho sebagai Raja Joong Jong)

Ia adalah raja dari dinasti Chosun yang ke-11. Ia adalah seorang laki-laki yang lembut tapi juga tegas. Ia mencoba untuk mengubah sistem politik pada masa itu dan mengangkat Jang Geum sebagai Tabib Agung.44 Karena ia menganggap Jang Geum memiliki keahlian pengobatan yang sangat hebat dibandingkan dengan tabib-tabib lainnya. Tetapi di akhir cerita diketahui bahwa

Raja Joong Jong menyukai Jang Geum sebagai perempuan, bukan sebagai tabib pribadinya

4. Yang Mi Gyeong sebagai Dayang Han Ae Jong

44 Content.mbc.co.kr

55 Universitas Sumatera Utara (Foto 5: Yang Mi Gyeong sebagai Dayang Han Ae Jong)

Dayang Han adalah dayang istana yang ditugaskan istana untuk mendidik Jang Geum sebagai calon dayang istana. Ia adalah perempuan yang tegas dan keras dalam mendidik Jang Geum, tetapi ia adalah perempuan yang percaya bahwa dapur istana tidak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan politik. Dalam ilmu memasak, ia memiliki kehebatan yang sama dengan Dayang

Choi meski. Sosoknya yang tegas, tanpa kompromi dan lurus menjadi inspirasi bagi Jang Geum, namun disisi lain hal itu pulalah yang membuatnya bertentangan dengan Dayang Choi, sehingga membawanya pada kematian meskipun ia sempat merasakan jabatan sebagai dayang utama. Jabatan Dayang di Istana :

- Han na-in (한나인)

- Han sang-goong (Dayang-Istana Han) (한상궁)

- Han sang-goong (Dayang-Istana Han) (한상궁) dari Soo-rak-gan

- Jae-jo sang-goong (재조상궁).45

5. Gyeon Mi Ri sebagai Dayang Choi Seong Geum (Choi Sanggoong)

(Foto 6 : Gyeon Mi Ri sebagai Choi Seong Geum)

45대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

56 Universitas Sumatera Utara Dayang Choi adalah contoh wanita yang rela melakukan segala

cara untuk meraih kekuasaan dan kekayaan, Dayang Choi di awal hidupnya

memiliki karakter baik serta sempat bersahabat dengan Dayang Han dan Dayang

Park. Namun, ambisi keluarganya yang mengajarkan akan hal-hal buruk, pada

akhirnya membentuk karakter yang buruk pada dirinya. Berulangkali ia berusaha

menggulingkan posisi Dayang Han dan merebut kedudukan sebagai dayang utama

istana. Bahkan ia juga bertanggungjawab atas pemfitnahan yang dialakukannya

terhadap Jang Geum, hingga membuat Jang Geum diusir dari istana. Akhirnya

semua usaha jahatnya itu diketahui oleh pemerintah, dan membuat kekuasaan

yang diimpikan Dayang Choi runtuh. Tetapi pada akhir hayatnya, ia sempat

bertobat dan meminta maaf kepada Dayang Han dan Jang Geum. Jabatan Dayang

di Istana:

 Choi na-in (최나인)

 Choi sang-goong (Dayang-Istana Choi) (최상궁)

 Choi sang-goong (Dayang-Istana Choi) (최상궁) dari Soo-rak-gan (수랏간)Jae-jo

sang-goong (재조상궁) (setelah mengeluarkan Jae-jo sang-goong sebelumnya).46

46대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

57 Universitas Sumatera Utara

6. Hong Ri-na sebagai Choi Geum-young

(Foto 7 : Hong Ri Na sebagai Choi Geum Yeong)

Choi Geum-young adalah murid dari Dayang Choi dan juga adalah

keponakannya. Ia merupakan teman sebaya Jang Geum selama menerima

pendidikan sebagai dayang di istana. Ia adalah perempuan yang memiliki

kepintaran di atas rekan-rekan sebayanya. Semula antara Geumyoung dan Jang

Geum memiliki hubungan yang baik, namun persaingan di antara mereka berdua

mengakibatkan Geum-young memusuhi Jang Geum. Meski kerap mengikuti

keinginan Dayang Choi, sebenarnya ia memiliki karakter yang plin plan sehingga

pada akhirnya sulit memilih antara kebaikan atau kejahatan. Jabatan Dayang di

Istana:

 Choi na-in (최나인)

58 Universitas Sumatera Utara  Choi sang-goong (Lady Choi) (최상궁) dari Soo-rak-gan (수랏간)

(menggantikan bibinya, Choi sang-goong juga, sebagai top madam).47

Selain pemeran utama diatas yang sering muncul, berikut adalah

pemeran pendukung dari drama Jewels in The Palace:

 Park Chan-Hwan (박찬환) sebagai Seo Cheon-Suh (서천수) ayah Jang Geum

 Im Hyeon-Sik (임현식) sebagai Kang Deok-Gu (강덕구) ayah angkat dari Jang

Geum, Jabatan di istana sebagai juru masak : Kang sook-soo (강숙수)

 Geum Bo-Ra (금보라) sebagai Na Joo-daek (나주댁), istri Dook-goo dan ibu

angkat Jang-geum

 Park Eun-Hye (박은혜) sebagai Lee Yeon-saeng (이연생) teman dari Jang Geum.

Jabatan Dayang di Istana : Lee na-in (이나인), Sook-won Lee (숙원 이씨)

 Kim Hye-Seon (김혜선) sebagai Park Myeong-hee (박명이) ibu kandung Jang

Geum dan juga merupakan dayang di istana. Jabatan Dayang di Istana (박나인)

 Jo Gyeong-Hwan (조경환) sebagai Oh Gyeom-ho (오겸호). Jabatan Perdana

Menteri Oh.

 Lee Hee-Do (이희도) sebagai Choi Pan-sul (최판술) paman Dari Choi

GeumYeong dan juga kakak dari Choi Seong Geum (Choi Sanggoong)

 Na Seong-Gyun (나성균) sebagai Yun Mak-gae (윤막개), Paman Young-roh)

 Yeo Woon-Ge (여운계) sebagai Jeong Mal-geum (정말금). Jabatan Dayang di

istana : Jeong na-in (정나인), Jeong sang-goong (Dayang-Istana Jeong), Jeong

47대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

59 Universitas Sumatera Utara sang-goong (Dayang-Istana Jeong) (정상궁) dari Soo-rak-gan (수랏간), Jae-jo

sang-goong (재조상궁)

 Park Jeong-Su (박정수) sebagai Park Yong-shin (박용신), Jabatan Dayang di

Istana: Park na-in (박나인), Park sang-goong(Nyonya Park) (박상궁), Jae-jo

sang-goong (재조상궁) (sebelum dikeluarkan oleh Choi sang-goong)

 Kim So-Yi (김소이) sebagai Min Mae-geum (민매금). Jabatan Dayang di istana:

Min na-in (민나인), Min sang-goong (Dayang-Istana Min) (민상궁), Jae-jo sang-

goong (재조상궁)

 Choi Ja-Hye (최자혜) sebagai Chang-ee (창이), Chang-ee na in (창이나인)

 Lee Ip-Sae (이잎새) sebagai Yoon Yeong-roh (윤영로). Jabatan di Istana Yoon

na-in (윤나인), Yoon sang-goong (Dayang-Istana Yoon) (윤상궁) (dengan

pertolongan Choi sang-goong atau Madame Choi)

 Jeon In-Taek (전인택) sebagai Profesor Jeong Yoon-soo (정윤수)

 Maeng Sang-Hun (맹싱훈) sebagai Profesor Jeong Woon-baek (정원벅)

 Ji Sang Ryul (지상률) sebagai Profesor Jo Chi-Bok (조치복)

 Kim Yeo-Jin (김여진) sebagai Jang-deok (장덕)

 Han Ji-Min (한지민) sebagai Shin-bi (신비), Perawat Shin-bi (의녀 신비)

 Lee Se-Eun (이세은) sebagai Park Yeol-lee (열이), Perawat Yeol-lee (의녀

열이)

 Kim Min Hee (김민희) sebagai Bi-sun (비순)

 Lee Seung Ah (이승아) sebagai Eun-Bi (은비)

60 Universitas Sumatera Utara  Jun Soo Yeon (준수연) sebagai Jo-dong (조동)

 Shin Kuk (신국 )sebagai Ibu Suri (대왕대비)

 Park Jung Sook (박 정숙) sebagai Ratu (대비), Ibu Suri (대왕대비) (setelah Raja

Se-Jong wafat dan putranya menjadi pangeran).48

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dari akting para pemain dan

cerita yang diangkat, serial drama Jewels in The Palace cukup diperhitungkan di

beberapa penghargaan terbukti dengan adanya penghargaan yang telah diraih para

pemain dalam penghargaan MBC 연기대상 (Yeonggi Daesang) pada tahun 2003

dan juga dalam penghargaan 백상예술대상 (Baeksang Yesul Daesang) pada

tahun 2004. Beberapa penghargaannya sebagai berikut:

 2003 년 MBC 연기대상 여자 최우수상, 대상 - 이영애 (MBC Drama Award

 2003 년 MBC 연기대상 연기자 부문 특별상 - 임현식 (MBC Drama Award

2003 Kategori Penghargaan Khusus Im Hyun Sik)

 2003 년 MBC 연기대상 연기자 부문 특별상 - 양미경 MBC Drama Award

2003 Kategori Penghargaan - Yang Mi Kyung)

 2003 년 MBC 연기대상 작가상 - 김영현 (MBC Drama Award 2003 Kategori

Penghargaan Writer of The Year - Kim Young Hyun)

 2004 년 백상예술대상 TV 부문 여자 인기상 - 양미경 (Baeksang Art Award

2004 Kategori Most Popular Actress – Yang Mi Kyung)

 2004 년 백상예술대상 TV 부문 연출상 - 이병훈

49  2004 년 제 6 회 남녀평등방송상 대상

48대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

61 Universitas Sumatera Utara 3.1.2 Sinopsis Serial Drama Jewels in The Palace

Cerita berawal dari ayah Seo Jang Geum yait Seo Chun Soo bertemu dengan ibunya Park Myeong Yi yang merupakan salah satu dayang di dapur Istana Kerajaan Joseon. Park Myong Yi merupakan salah satu wanita yang diramalkan oleh seorang petapa akan bertemu dengan Seo Chun Soo dan hidupnya akn bergantung pada tiga wanita. Selain Park MyeongYi anaknya Seo

Jang Geum juga termasuk dalam ramalan tersebut.

Setelah beberpaa tahun keduanya pun menikah dan lahirnya Seo

Jang Geum yang memiliki kecakapan dan kecerdasan yang diwarisi oleh kedua orang tuanya. Sejak kecil Jang Geum memiliki ketertarikan yang besar untuk belajar dan bersekolah. Namun karena ia bukan dari kalangan bangsawan ataupun pejabat ia tidak dibolehkan untuk belajar oleh ibunya. Keinginnanya yang kuat membuatnya menyelinap dan pergi ke desa tetangga untuk belajar di sekolah.

Sang ibu mengetahui kelakuan Jang Geum dan menghukumnya dan menasehati bahwasanya ia tidak dapat pergi kesekolah dan tidak belajar untuk membaca meupun menulis. Karena mereka merupakan kalangan bawah, bahkan untuk mengenal huruf mereka dilarang. Tapi Jang Geum mengetahui kalau mereka bukanlah dari kalangan kelas bawah, dan ayahnya adalah seorang Pejabat Militer di Istana.

Karena suatu kejadian ayah Jang Geum ditangkap oleh kepolisian dikarenkan oleh kasus yang pernah menimpanya dulu. Ibunya dan dirinya pun

49(대장금 - 위키백과, 우리 모두의 백과사전.html)

62 Universitas Sumatera Utara melarikan diri meninggalkan desa ke hutan karena dikejar oleh pihak dari pengawal istana. Karena terus-terusan dikejar oleh pengawal istana membuat ibunya terluka terkena anak panah dan meninggal di hutan. Sebelum meninggal

Jang Geum diberitahu bahwasanya ibunya dulu adalah Dayang Istana di dapur

Kerajaan, dan ia diminta agar menjadi seorang Dayang Istana suatu saat, dan ia bisa mendapat jejak-jejak ibunya di dapur istana, yaitu sebuah buku resep yang disebunyikan yang kelak akan membantu Jang Geum jika ia mau menjadi Dayang istana di Kerajaan. Dan Jang Geum harus bisa untuk menjadi Dayang Tertinggi di dapur Kerajaan dengan bantuan buku resep yang disembunyikannya.

Setelah ibunya meninggal ia mencari makan di hutan untuk bertahan hidup. Suatu hari ia bertemu dengan seorang pembuat tuak dan ia pun dirawat olleh keluara tersebut. Dan itu merupakan awal perjuangannya menjadi dayang istana. Ia dapat masuk istana atas bantuan Raja yang saat itu sedang berkunjung ke rumah salah satu pejabat dan bertemu Jang Geum disana saat ia mengantar Tuak.

Pada masa ia berada di istana, ia mengalami banyak penderitaan dan dijauhi orang karena ia lebih pandai daripada para pekerja magang lainnya.

Namun Jang-geum tidak patah semangat dan terus memasak dengan pikiran apapun yang terjadi, tujuannya memasak adalah demi kesehatan dan kebahagiaan orang yang menikmati masakannya. Setelah melewati berbagai rintangan, sang guru berhasil menduduki jabatan Dayang Utama. Melalui keberaniannya, rasa ingin tahu, bakat, kebaikan, dan kerja kerasnya, ia menolong Dayang Han

63 Universitas Sumatera Utara (sahabat baik ibunya, yang baru belakangan sekali ia ketahui) untuk menjadi

Dayang Tertinggi di Dapur Istana.

(Foto 8: Janggeum saat menjadi dayang muda Nain 나인)

(Foto 9: kompetisi untuk menjadi dayang pejabat istana)

Menjadi dayang tertinggi di dapur istana memilki standar yang tinggi, dayang harus memiliki kemampuan dalam hal tidak hanya memasak makanan enak namun juga harus mampu menyajikan makanan berpenampilan

64 Universitas Sumatera Utara menarik, menyehatkan dan juga dapat menyenangkan untuk raja dan anggota keluarga Kerajaan.

Untuk menentukan seorang dayang tertinggi di dapur kerajaan dilakukan kompetisi dan terdapat dua peserta yaitu Dayang Han dengan asistennya Seo JangGeum dan Dayang Choi dengan asistennya GeumYong yang merupakan keponakannya. Kompetisi ini dilaksanakan dikarenakan posisi Dayang

Jung sebagai Dayang tertinggi di dapur istana (yang pada saat itu menggantikan dayang dari keluarga Choi yang selama 5 generasi menempati posisi tersbut) sedang sakit-sakitan. Mengetahui hal itu Dayang Kepala berencana akan menyingkirkan dayang Jung dari posisi tersebut dan digantikan oleh dayang Choi.

(Foto 10 : Sajian makanan untuk kompetisi menjadi Dayang tertinggi di dapur istana, penyajian dilakukan oleh asisten dayang)

Dayang Jung tahu akan hal tersebut, dan untuk hal itu ia mengajukan permintaan kepada raja bahwasanya utuk memilih seorang Dayang

Tertinggi di dapur istana harus diadakan sebuah kompetisi. Raja pun menyetujui hal tersebut dan membuat persyaratan pihak yang kalah dari kompetisi harus meninggalkan dapur istana.

65 Universitas Sumatera Utara Pada awalnya Janggeum menolak untuk menjadi asisten Dayang

Han dalam kompetisi tersebut, dikarenakan janggeum telah kehilangan indra perasanya saat ia menjadikan dirinya sendiri menjadi kelinci percobaan atas temuannya, dan dayang han tahu akan hal itu. Namun dayang Han yakin bahwa janggeum dapat melakukan hal tersebut, karena kemampuan Janggeum dalam memperkirasakan rasa jauh mengungguli dayang-dayang lainnya. Dayang Han memberikan latihan agar janggeum dapat memasak dan menyajikan makanan tanpa menggunakan indra perasanya. Dan janggeum berhasil dan membuat mentornya tersebut terharu berkat kerja kerasnya.

Pada hari kompetisi para dayang diminta untuk menyajikan makanan hasil kreasi sendiri dan janggeum menang. Namun rahasia yang ditutupi janggeum yaitu yang telah kehilangan indra perasanya diketahui oleh Dayang

Kepala dan hampir membuatnya dalam masalah.

Janggeum melakukan berbagai pengobatan untuk mengembalikan indra perasanya, salah satunya pengobatan dengan menggunakan sengatan lebah.

Indra perwasanya kembali saat ia mencicipi masakannya yan menggunakan ikan paus yang sebelumnya telah dicicipi oleh Yeonseung yang mengatakan bahwa masakan seperti daging sapi. Janggeum pun tersenyum senang karena indra perasanya telah kembali. Dan raja pun menyukai makanan yang dibuat olehnya.

Pada kompetisi berikutnya dilakukan pada saat ulang tahun

Pangeran dan kali ini yang menajdi juri adalah Ibu Suri. Pada kompetisi ini

Janggeum mengalami kekalahan dikarenakan ambisinya yang hanya mementingkan untuk menang saja dan melupakan niat semulanya tidak

66 Universitas Sumatera Utara menghasilkan kualitas makanan yang baik. Hal ini membuat dayang Han sedikit kecewa dan memerintahkan janggeum untuk mengasingkan diri dan pergi dari istana. Alasan beliau agar janggeum tidak dipengaruhi oleh ketamakan membuatnya mengerti.

Di pengasingan di tempat pembantu dari permaisuri janggeum mendapat pelajaran baru, bahwasanya kunci untuk membuat makanan yang lezat adalah waktu dan ketulusan hati saat membuat masakan tersebut. Setelah pembantu permaisuri yang sakit dirawat oleh janggeum meninggal ia pun bergegas kembali ke istana karena kompetisi juga akan segara dimulai. Namun sebelum itu ia sempat ―mencuri‖ resep yang melibatkan jamur kering dan ikan teri.

Dalam babak akhir kompetisi yang diadakan bersamaan dengan ulang tahun ibu suri. Pihak dayang han berencana membuat hidangan makanan laut, ia mendapat ide setelah ia teringat ucapan temannya yang merupakan ibu

Janggeum untuk memasaka sup kura-kira yang merupakan keahliannya dengan menggunakan cuka yang mereka buat 10 tahun yang lalu yang dikubur disalah satu sudut istana. Janggeum juga mengetahui cuka tersebut melalui buku resep rahasia milik ibunya yang ia temukan di sudut dapur utama di istana.

Menjelang hari kompetisi terjadi kecurangan yang menyebabkan pihak dayang han harus mengumpulkan semua bahan makanan kembali setelah di sabotase oleh pihak dayang Choi. Bahan-bahan makanan yang hilang termasuk bahan makanan laut harus dicari pada malam hari itu juga sebelumnya besoknya mulai kompetisi. Saat memcari bahan makanan dayang Han sempat diculik

67 Universitas Sumatera Utara sementara waktu agar dayang Han tidak dapat mengikuti kompetisi. Penculikan tersebut tentu saja dayang Choi yang mendalanginya. Dayang Choi melakukannya karena mereka tidak percaya diri akan menang dalam kompetisi ini dan melakukan hal licik tersebut. Namun Janggeum yang saat itu sedang panik pun harus melakukan sesuatu agar mereka tidak diusir dari istana. Dan ia menggantikan posisi dayang Han dan melanjutkan kompetisi. Tidak diduga

Janggeum berhasil memenangkan kompetisi dengan menggunakan bahan rahasia dari ibunya yaitu cuka yang telah dikubur selama 10 tahun. Dengan kemenangan

Janggeum otomatis dayang han memenangkan kompetisi. Namun pihak dayang

Choi tidak terima dan melakukan petisi. Dikarenakan bukan dayang Han sendiri yang berkompetisi melainkan asisstennya yang merupakan anak didiknya. Dayang

Choi meminta bantuan dayang-dayang lain di istana untuk membantunya menggagalkan pelantikan dayang Han menjadi dayang tertinggi di dapur istana.

Hasilnya semua dayang terpengaruh dan mendukung petisi tersebut akibat dari capur tangan dari dayang kepala yang sejak awal memihak dayang Choi.

Saat pelantikan tidak ada satupun dayang datang, melainkan pihak dari dayang han dan dayang jung. Dayang-dayang yang lain tidak datang dikarenakan tidak ingin mendapat masalah karena petisi yang dilakukan oleh dayang Choi. Hal tersebut membuat dayang jung yang masih merupakan dayang tertinggi di dapur istana marah. Semua dayang-dayang yang mendukung dayang

Choi berkumpul disuatu tempat yang dipimpin oleh dayang kepala merencakan agar dayang Han tidak jadi dilantik dengan melakukan permohonan terhadap ibu suri.

68 Universitas Sumatera Utara

(foto 11: saat pelantikan Dayang han menjadi dayang tertinggi di dapur istana)

Malangnya, sebuah permufakatan yang dipimpin oleh Dayang

Choi, kemenakannya Geum-yeong, serta para pejabat tinggi dan pedagang yang ingin tetap memonopoli pasar barng impor mengakibatkan Dayang Han dan

Janggeum dibuang ke Pulau Jeju. Dayang Choi yang haus kekuasaan akhirnya berhasil menyingkirkan seterunya lewat insiden bebek sulfur yang membuat sakit

Raja semakin parah. Kejadian itu membuat Dayang Han dan Janggeum, yang memiliki talenta diatas rata-rata dalam memasak, harus tersingkir dan dibuang ke pengasingan. Dalam perjalanan, sang guru yang begitu dihormati meninggal dunia. Tentu saja, hal ini membuat gadis itu putus asa dan berulang kali berusaha kabur untuk kembali ke istana.

Tapi, pertemuan dan perkenalan dengan tabib wanita bernama

Jang-do kembali mengubah arah hidup Janggeum. Dasar memiliki bakat luar biasa, ia mulai menerima nasib dan belajar ilmu obat-obatan dengan keras.

Hasilnya, gadis itu berhasil kembali ke istana dengan status baru : tabib kerajaan.

Ketika kembali, ia mendapati semua sudah berubah : Dayang Choi dan Geum-

69 Universitas Sumatera Utara young telah menduduki posisi puncak, sementara teman-temanya sepeti Dayang

Min dan Ah Jang yang dulu berpihak pada mendiang Dayang Han tersia-sia.

Nasib Yeong-seng jauh lebih baik, ia diangkat menjadi sukwon (숙원 이씨) selir

Raja.

Kembalinya Janggeum ke istana tentu saja membuat pihak dayang

Choi kaget, karena yang telah tahu siapa gadis itu sebenarnya. Lewat kerja sama dengan Perdana Menteri dan kakaknya Choi Pansool, ia berusaha menyingkirkan

Janggeum dan salah satu pejabat yang karirnya cepat melesat dan bersimpati pada gadis itu Min Jeongho. Berkat taktik Jeongho, yang ahli strategi, Jang-geum akhirnya berhasil menyingkap kebusukan keluarga Choi sekaligus membersihkan nama mendiang ibu dan gurunya. Keluarga Choi yang telah turun-temurun menguasai dapur kerajaan akhirnya terusir, dan dayang Choi tewas setelah sebelumnya sempat meminta ampun didepan makam ibu Janggeum Park

Myeongyi.

Intrik ternyata tidak hanya berhenti disitu, Raja yang telah mempercayai Janggeum (dan belakangan jatuh cinta) mengangkatnya sebagai

Tabib Agung. Hal itu sudah tentu mencuatkan protes, sebab dimasa itu tidak ada satu wanita pun yang pernah menduduki posisi puncak. Yang menyedihkan, orang-orang yang sebelumnya menjadi sekutu Janggeum berbalik melawannya.

Meski sudah menjalankan tugas sebaik-baiknya, Janggeum akhirnya tidak berhasil menyelamatkan nyawa Raja yang telah sakit parah. Di saat akhir, sang Raja mengirimnya keluar dari kerajaan ditemani Jeongho karena sadar setelah meninggal tidak ada yang bisa menyelamatkan nasib Jang-geum.

70 Universitas Sumatera Utara Beberapa tahun telah berlalu, Janggeum hidup tenang bersama

Jeong-ho dan memiliki seorang putri yang sama cerdasnya sambil terus mengobati orang-orang. Hidup sama seperti ayah-ibunya yang jadi pelarian, mereka akhirnya tertangkap oleh para pengawal kerajaan. Namun berbeda dengan sebelumnya, rupanya kesalahan Janggeum dan Jeongho telah dimaafkan.

Reuni antara keduanya dan Permaisuri, Yeonseng yang telah bergelar selir Soo-waen dan para sahabat lama berlangsung mengharukan. Meski namanya telah dibersihkan dan dijanjikan untuk kembali menjabat sebagai Tabib

Agung, Janggeum akhirnya memilih untuk hidup tenang bersama Jeongho dan putrinya di desa sambil menjalankan panggilan hidup yang sebenarnya : mengobati mereka yang membutuhkan.

3.2 Janggeum seorang Gungnyeo yang berbeda dari Gungnyeo lainnya

Jang Geum dipresentasikan sebagai perempuan yang berjuang dan berhasil mendapatkan haknya dalam mencapai kesetaraan peran antara dirinya dengan laki-laki dalam bidang pekerjaan yakni sebagai seorang tabib istana.

Janggeum juga tak pernah diam saja jika terdapat sesuatu hal yang menimpanya atau orang-orang terdekatnya. Dia akan berusaha keras mencari tahu dan mencari kebenaran dari semua hal-hal yang sekiranya dapat mengancamnya dan orang- orang terdekatnya tersebut. Dengan menggunakan teori feminisme dapat dilihat perjuangan Jang Geum dalam membela haknya.

Secara umum, feminisme dianggap sebagai suatu bentuk politik yang bertujuan untuk mengintervensi dan mengubah hubungan kekuasaan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Menurut Thornham (2010 : 264),

71 Universitas Sumatera Utara teori feminis didefenisikan sebagai teori yang berkembang tentang subjek sosial yang berjenis kelamin perempuan atau berwujudkan perempuan, yang pembentukannya dan bentuk-bentuk eksistensi sosial dan subjektifnya mencakup secara paling jelas seks dan gender, tetapi juga mencakup ras, kelas, dan pelbagai representasi dan pembagian sosiokultural penting lainnya; teori yang berkembang tentang subjek sosial yang berwujudkan perempuan yang didasarkan pada sejarah spesifik, baru terbentuk (emergent), dan konfliktual.

Disini kita dapat melihat perjuangan Jang Geum walaupun ia mendapatkan perlakuan tidak adil, dikucilkan, dibuang, diasingkan bahkan juga difitnah sampai hampir mendapatkan hukuman mati, ia tidak pernah melakukan hal sama (itulah karakter Protagonis) walaupun ia memiliki dendam terhadap orang yang menzoliminya, ia membalasnya dengan cara yang sportif. Sama seperti cerita drama pada umumnya Tokoh protagonis selalu diperlakukan dengan culas oleh tokoh antagonis. Walaupun begitu, disisi lain tokoh yang memainkan peran yang netral disini sebagai penengah dapat melihat dari sudut pandang yang lain.

Dari drama ini dapat dilihat pada masa Dinasti Joseon seorang perempuan yang berada didalam istana itu sangat berbeda. Mengapa? Karena seorang wanita yang telah memasuki istana dalam arti bekerja di istana, merupakan wanita milik Raja. Mereka tidak boleh menikah bahkan mempunyai anak dan memilki hubungan dengan lelaki. Karena sewaktu-waktu Raja bisa saja memilih seorang dayang maupun pekerja wanita di istana untuk dijadikan seorang selirnya kelak.

72 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada ide cerita yang memiliki tokoh utama Seo Jang Geum.

Dalam drama ini terdapat bias gender yang dialami oleh Seo Jang Geum. Keadilan gender tidaklah diartikan secara sempit bahwa adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Perbedaan secara biologis memang sangat kentara dan menimbulkan perbedaan peran tertentu yang secara sosial telah dibakukan (Daulay:2007)

Hal ini dikarenakan perjuangan Seo Jang Geum demi mendapat pengakuan sebagai seorang tabib perempuan, menjadi kontroversi di dalam peraturan pemerintahan Raja pada zaman tersebut, dan pengakuan dari masyarakat terhadap kehebatan pengobatannya yang meragukan bahwa perempuan layak disebut sebagai seorang tabib. Terdapat di salah satu adegan saat Jang Geum akan mengobati Raja yang sedang sakit Terjadi perdebatan sengit saat hendak menentukan obat mana yang paling tepat diminum Raja. Meski sudah mendapat dukungan dari dua dokter, namun Permaisuri kembali dibuat kesal ketika para menteri muncul untuk mengajukan protes. Pasalnya di masa itu, haram hukumnya bagi perawat wanita menyentuh Raja secara langsung. Dengan berat hati,

Permaisuri terpaksa mempercayakan semuanya pada Yon-saek meski Jang-geum sudah memberanikan diri untuk mengajukan protes.

Dan juga terdapat disalah satu adegan ―Raja memutuskan menaikkan Jang-geum menjadi pejabat istana, yang membuat semuanya terperangah tidak percaya. Tepat pada saat itu semua menteri mengajukan protes”.

Berikut transkip adegan Raja dengan para menteri

73 Universitas Sumatera Utara Menteri: Yang Mulia, itu benar-benar tidak masuk akal Tolong ditarik kembali. Yang Mulia... Raja: Ini hanya menyangkut diriku! Aku percaya pada orang ini, bakat dan kemampuannya... telah terbukti, aku ingin orang ini menjadi dokter pribadiku... jadi kenapa kalian keberatan tentang ini?! Menteri: Yang Mulia! Raja: Perdana mentri, dengar, aku menunjuk perawat... Jang-Geum sebagai dokter pribadiku maka lakukanlah.

Protesnya para menteri tersebut menunjukkan bahwasanya seorang wanita dilarang untuk menjabat sebagai pejabat pemerintah, walaupun Raja sekalipun yang memerintahkan hal tersebut,hal itu dianggap tidak wajar dan melanggar aturan yang sudah sudah ada.

Para menteri pun mnagtakan hal tersebut kepada Raja

“Menteri: Yang Mulia! Tolong tarik kembali perintahmu! Yang Mulia, seluruh pejabat dan cendikiawan menentangnya Apa yang akan kau lakukan? Tolonglah mengerti. Joseon mempertahankan tingkatan derajat antara laki-laki dan wanita. Lalu bagaimana bisa seorang wanita akan merawat kesehatanmu? Itu akan merusak pondasi Negara dan aturan-aturan kita. Raja: Perlu diketahui, Raja Sejong pernah memberikan posisi pejabat tingkat empat pada dayang Jang Young-Sil karena jasa-jasanya walau, para pejabat menentangnya dan mengatakan menghancurkan pondasi negara kita Tapi itulah yang paling stabil disepanjang pemerintahannya! Menteri: Tapi... Raja: Tapi apa?! Alasan kenapa aku memberikan perintah yang tidak akan menghancurkan pondasi atau menurunkan derajat pemerintahan Joseon Jang-Geum merawat Ibu Suri dan Ratu dan aku juga mendengar dia telah menyelamatkan orang-orang dari wabah dan sebagaimana yang kau tahu, dia juga menyembuhkanku Ini bukan tugas di pemerintahan Aku hanya mengangkat perawat itu menjadi dokter pribadiku. Hanya itu yang akan membuat kekacauan?! Dan aku sudah melihat sifatnya sebagaimana kalian juga melihatnya Aku percaya dia tidak akan

74 Universitas Sumatera Utara tunduk pada kekuasaan Perdana mentri pertama ataupun kekuasaaan perdana mentri kedua”

Dari adegan diatas fenomena gender yang terjadi pada Seo Jang

Geum dan tokoh perempuan lainnya yang ada pada film salah satunya adalah bentuk ketidakadilan gender pada perempuan (Seo Jang Geum) yaitu adanya

Marginalisasi. Terjadi proses pengucilan (expulsion and/ or exclution), yakni wanita dikucilkan dari kerja upahan (produksi) atau tidak mendapatkan kesempatan kerja yang sama dengan laki-laki. Terjadi proses penggeseran tenaga kerja wanita ke pinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja, yakni adanya kecenderungan bagi wanita untuk bekerja pada jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kelangsungan hidup tidak stabil, upahnya rendah atau dinilai tidak trampil.

Terjadi proses feminisasi atau segregasi, yakni adanya pemusatan tenaga kerja ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, sehingga terjadi pemisahan pekerjaan yang semata-mata dilakukan oleh laki-laki ataupun oleh perempuan.

Terdapat ketimpangan upah laki-laki dengan perempuan dalam suatu jenis pekerjaan yang sama. Scott dalam Grijins (1992) (seperti dikutip di Daulay,

2007) memandang segregasi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin merupakan salah satu bagian dari marginalisasi.

Hal ini dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dapat dikerjaan oleh perempuan didalam Istana atau Pemerintahan. Batas pekerjaan yang boleh dilakukan oleh perempuan adalah sebagai seorang pelayan dalam hal ini adalah

Dayang. Dalam perkerjaan ini pun terdapat juga tingktannya. Tingkatan tertinggi

75 Universitas Sumatera Utara yang didapat seorang Dayang adalah jabatan sebagai dayang yang melayani langsung Raja, Ratu dan juga Ibu Suri ―큰방상궁” (keunbang sanggoong) dan jika seorang dayang diberikan penghargaan tertinggi oleh Raja. Perempuan dilarang berurusan dengan pekerjaan yang melibatkan hal pemerintahan. Seperti posisi sebagai menteri, pengawal, penyidik dan lain sebagainya.

Hal ini dikarenakan ajaran Konfusianisme/filosofi moral yang masuk ke Korea dari masa kerajaan Silla, , dan Baekje. Selama berabad–abad ajaran ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Korea baik bidang politik, sosial, maupun budaya.

Dalam Konfusianisme terdapat falsafah ―Pria Tinggi, Perempuan Rendah”, yang menjadi dasar laki–laki mendominasi perempuan. Ajaran Konfusianisme berjalan dengan cara menentukan peran dan posisi antara perempuan dan laki–laki dalam keluarga maupun masyarakat. Peran perempuan yang terbatas dan posisi yang rendah oleh ajaran Konfusianisme, meminimalkan hak dan kekuasaan perempuan, sehingga kaum perempuan menjadi minoritas. Pembedaan peran seksual antara laki–laki dan perempuan tersebar ke seluruh bidang dalam masyarakat.

Perempuan sebagai minoritas dianggap kehidupannya ditentukan oleh laki–laki dan harus mengikuti suami dan keluarga suami. Etika diskriminatif terhadap perempuan dan sistem keluarga patriarki di Korea serta chauvinisme laki–laki (male chauvinism) berasal dari paham konfusianisme 50 .Untuk dapat menjadi pejabat pemerintahan pada masa itu hanya laki-laki saja yang diperbolehkan dengan masuk ke sekolah Sungkyunkwan, dimana saat menjadi

50 http://www.kinseyinstitute.org/ccie).

76 Universitas Sumatera Utara murid disini, otomastis menjadi pejabat pemerintahan. Bahkan saat menjadi murid pun mereka sudah mendapatkan gaji sebagai pejabat pemerintah51. Hal ini yang menyebabkan perempuan hanya dapat mengambil andil pada kerjaan sebagai pelayan di Istana.

Jika dilihat dari segi ceritanya, kita dapat melihat beberapa kesamaan dari tokoh Seo jang Geum dengan tokoh wanita yang ada di Indonesia salah satunya ialah Ibu Kartini. Tokoh utama dalam drama ini yaitu Seo Jang

Geum memiliki karakter yang seolah-olah ingin mendobrak feodalisme yang ada pada saat itu. Namun dalam arti yang berbeda. Contohnya dalam beberapa adegan

Seo Janggeum yang berani menentang perkataan-perkataan pada dayang yang jabatannya lebih tinggi darinya. Untuk membela haknya dan juga temannya yang ditindas yang pada akhirnya dengan keberaniannya ia mendapatkan keadilan.

Tentunya dengan bantuan oleh pihak anggota kerajaan yang tidak sengaja melihat kelakuan yang tidak adil yang terima oleh Janggeum dan juga temannya.

Sebelumnnya tidak ada yang berani untuk protes kepada orang yang lebih tinggi jabatannya dan hanya menunduk dan diam saja dan menerima perlakuan tidak adil pada mereka. Namun jika ibu Kartini menentang segala bentuk penidasan pada wanita, Janggeum berbeda dikarenakan ia merupakan seorang dayang istana dan ia mau tidak mau harus mengikuti peraturan yang ada di istana untuk menjadi dayang tetinggi di istana. Karena pada masa tersebut jika tidak mematuhi perintah dan peraturan di istana, maka mereka sama saja halnya dengan melakukan pembrontakan terhadap Raja dan dipastikan akan mendapatkan hukuman yang

51 terlihat pada drama sungkyunwan scandal

77 Universitas Sumatera Utara berat bahkan hukuman mati. Untuk membuktikan bahwa ia layak untuk menjadi dayang tertinggi di dapur istana (수랏간 최고상궁) maka ia harus melakukan yang terbaik. Namun di istana tidak semua hal dilakukan dengan jujur tanpa taktik dan permainan politik. Sama halnya pada masa sekarang jika ingin mendapatkan posisi tertinggi di suatu pemerintahan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Menjadi dayang tertinggi di dapur istana memilki standar yang tinggi, dayang harus memiliki kemampuan dalam hal tidak hanya memasak makanan enak namun juga harus mampu menyajikan makanan berpenampilan menarik, menyehatkan dan juga dapat menyenangkan untuk raja dan anggota keluarga Kerajaan.

Karakter Janggeum yang sering menjalani pengasingan bahkan diusir, tidak pernah mematahkan semangatnya untuk belajar. Pengasingan pertama yang dialaminya saat ia ketahuan pergi meninggalkan istana tanpa izin.

Dan akan diberi hukuman diusir dari istana, namun karna permohonan dayang tertinggi dan juga dayang Han dan setuju tidak digaji selama 3 tahun, Janggeum diberi keringanan dengan dipindah tugaskan ke kebun herbal diluar istana (hal ini sama saja dengan pengasingan dan tak banyak yang kembali jika ditempatkan disana). Walaupun keaadaan kebun disana tidak baik, para pekerja tidak peduli dan hanya tiduran saja. Janggeum bersiteguh untuk membuat kebun tersebut menjadi kebun yang dipenuhi dengan tanaman herbal. Rasa ingin tahu yang besar rajin belajar dan bertanya Sikap tersebut membawa Jang Geum menjadi sosok

78 Universitas Sumatera Utara yang paling cerdas. Ia pun mencoba menanam tanaman herbal dari China

Astragalus yang sudah 10 tahun ini coba ditanam namun tak pernah berhasil.

Mengetahui bahwa tanaman herbal yang ditanamnya tidak membuahkan hasil, alhasil ia pun mencari tahu apa yang menyebabkan hal tersebut. Berhasil menumbuhkan Astragalus dengan riset yang ia lakukan dengan terus bertanya kepada Kepala Pimpinan di kebun herbal yang merupakan seorang dokter/tabib

Profesor, Jung Woon Baek. Janggeum belajar banyak darinya. Berkat keteguhan dan kerja kerasnya Janggeum berhasil kembali ke istana dan dapat mengikuti kompetisi menjadi dayang istana. Janggeum dapat kembali karena kabar ia telah berhasil menanam Astragalus.

(foto 12: Janggeum saat menanam Astragalus)

Sebelum pergi dari kebun herbal Janggeum mengajari para pekerja untuk menanam tanaman herbal dengan benar. Pada akhirnya Janggeum dengan rasa ingin tahu yang besar akan sesuatu membuatnya berbagi ilmu yang didapatnya dengan orang disekitarnya. Dengan ia mendapatkan ilmu yang baru ia

79 Universitas Sumatera Utara membagi dengan orang lain agar orang lain juga merasakan hal yang baik dari ilmu tersebut. Sifat Janggeum yang seperti ini yang membuatnya disukai serta pula dibenci oleh banyak orang. Orang yang iri melihat kemampuan Janggeum dan berhasil, membuatnya menjadi sasaran yang empuk untuk disingkirkan.

Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Prof. Jung ―Aku lebih kawatir padamu jika kau masuk kesuatu hal tanpa mengevaluasi situasinya, kau akan terluka dan akhirnya, tidak ada yang tersisa padamu.” Bahkan Prof. Jung tahu dengan bakat dan kemampuannya yang luar biasa, jika kembali ke istana Janggeum akan mendapat berbagai kesulitan nantinya.

Dengan kecerdasannya tersebut ia mampu menjadi yang terbaik tatkala pagelaran lomba memasak dilakukan dalam istana, serta mampu membuat

Raja dan permaisuri terkagum akan keahlian memasaknya.

Selain itu, berkat keuletan dan rasa keingin tahuannya yang besar dan tanpa mengenal lelah berusaha, ia sering menemukan solusi dalam memasak saat kejanggalan akan masakan terjadi. Terlebih ia juga mampu menjadi seorang

Dokter atau Tabib utama karena kecerdasan dan keuletannya dalam memecahkan beragam penyakit.

Sebab kecerdasan dan kemampuan yang ia punya, Janggeum harus membuat dirinya berada di tempat pengasingan lagi. Hal ini dikarenakan akibat dari kecerdasannya. Menganggap dirinya mampu melakukan semua dengan baik, akhirnya ia pun harus menerima akibatnya. Hal tersebut terjadi saat kompetisi memasak, ibu suri memerintahkan agar memasak dengan menggunakan bahan makanan sisa dan menciptakan masakan yang baru yang ―orang biasa‖ makan.

80 Universitas Sumatera Utara Namun janggeum mengatakan bahwa ―aku memiliki ide yng hebat dan ini tidak akan mungkin gagal”. Janggeum memilih bahan masakan yang merupakan kualitas terbaik, yaitu tulang dan daging sapi untuk dijadkan sup.

Hal itu membuat tim Dayang Han kalah, dikarenakan bahan makanan yang pilih tidak sesuai. Janggeum terobsesi dengan kemenangan dan membuat ia lupa prinsip dari memasak yang sesungguhnya. Dayang Han sampai berkata

“Alasan kenapa “orang biasa” memakan sup dengan nasi. Karena itu kenapa mereka merebus tulang murah untuk dimakan. Dan kau berlari kesini agar kau bisa tampil dengan jalan pintas dengan otak pintarmu untuk menang.

Aku tahu kau punya bakat menggambarkan rasa. Setelah kau memikirkan menggunakan arang, menggunakan air tanah untuk mi dingin dan pangsit kubis.

Tapi bakat itu menjadi racun untukmu Apa kau akan terus mencari jalan pintas?”

Setelah mengatakan hal tersebut Janggeum dikirim ke tempat

Dayang pengasuh Ratu yang sedang sekarat. Dengan rasa meyesal dan bersalah

Janggeum terus meminta maaf kepada Dayang Han karena dirinya mereka kalah dalam kompetisi. Dan berharap ia tidak diasingkan karena kompetisi berikutnya akan segera dilaksanakan. Namun dayang Han tetap pada pendiriannya. Hal ini dilakukan dayang Han dikarenakan ia tidak mau jika Janggeum suatu saat tidak dapat menentukan sikapnya dan terus berubah terhadap situasi yang ada. Istana adalah tempat dimana banyak orang yang menggunakan kekuasaan. Seseorang bisa terancam, atau terbujuk atau dijanjikan kekayaan. Jika seseorang tidak dapat menjaga sikap yang sama. Hal tersebut yang menjadi prinsip dari dayang Han yang telah ia pegang teguh saat ia pertama kali masuk menjadi dayang muda.

81 Universitas Sumatera Utara Istana adalah tempat yang cukup mengerikan bagi orang yang tidak dapat menjaga sikapnya. Pengalaman dari kejadian terusirnya ibu Janggeum, jika tidak memiliki koneksi di istana setidaknya kita harus menjaga sikap yang baik. Agar tidak menjadi sasaran politik dikemudian hari.

Kejadian bebek sulfur yang mengakibatkan Raja jatuh membuat

Dayang Han dan Janggeum ditahan dan diasingkan di pulau Jeju. Hal ini tentu saja membuat pihak dayang Choi berusaha menyingkirkan mereka berdua.

Geumyeong memberi makanan yang sudah diracuni kepada Dayang Han. Karena racun tersebut Dayang Han meninggal di perjalanan saat menuju ke Pulau Jeju.

Hal ini mebuat kesedihan mendalam pada Janggeum.

(Foto 13: Dayang Han meninggal saat perjalanan menuju pulau Jeju)

Di Pulau Jeju Janggeum sering berusaha meloloskan diri dari tempat tahanannya, namun dirinya selalau ketahuan dan karena insiden ini

Janggeum bertemu dengan Jangdo yang merupakan seorang tabib. Dari Jangdo

Janggeum belajar banyak hal tantang ilmu pengobatan. Di tempat tahanan

82 Universitas Sumatera Utara Janggeum diperintahkan untuk memepelajari tanaman herbal. Di klinik, Jang-do semakin terkesan dengan Jang-geum yang pengetahuannya tentang tanaman obat- obatan semakin meningkat. Keduanya kembali berdebat saat seorang anak bernama Ma-seok sakit, Jang-geum tetap ngotot bahwa tugas dokter adalah menolong orang meski tanpa bayaran dan meminta resep yang dibutuhkan.

(Foto 14: Janggeum saat ingin memloloskan diri dan bertemu dengan Jangdo)

(foto 15: Janggeum saat mempelajari dan mengahapal tanaman herbal)

83 Universitas Sumatera Utara Namun dibalik ketekunan dan kecerdasannya dalam mempelajari ilmu pengobatan, membuatnya dirasuki kembali dengan balas dendam. Hal itu dikarenakan bahwa ia mendengar kabar bahwasanya cara agar ia dapat kembali ke istana adalah menjadi dokter yang hebat. Dan membalas dendam kepada orang yang sudah membuat Dayang Han dan ibunya meninggal.

Hal itu pun itu membuat Jangdo mengajarinya dengan tahap dengan mencatat segala jegala pasien dan mempelajarinya. Namun ketika

Janggeum salah diagnosis hal tersebut membuat Jangdo mengomelinya. Ternyata pasien tersebut adalah Profesor Jung Woon Baek yang ia kenal di kebun herbal.

Saling bertukar cerita, Woon-baek langsung marah saat tahu tujuan Jang-geum untuk menjadi dokter adalah supaya bisa kembali ke istana dan balas dendam, ia langsung menghardik gadis itu dan menyuruhnya untuk berhenti belajar ilmu pengobatan.

Namun, alasan tersebut dibela oleh Jang-do. Rupanya wanita itu punya alasan tersendiri : demi membalas dendam, ia belajar ilmu pengobatan dan mencari pria yang dianggap bertanggung jawab atas kematian orang tuanya. Pria itu sendiri ada di Pulau Jeju, terbaring lemah, dan memiliki penyakit sama dengan yang diderita Woon-baek.

84 Universitas Sumatera Utara

(Foto 16: Pertemuan antara Janggeum dan Prof. Jung Woon Baek di pulau Jeju)

Penuturan itu membuat Jang-geum sadar bahwa untuk menjadi seorang dokter, seseorang tidak boleh dilandasi oleh dendam. Belakangan Jang-do berubah haluan : ia memutuskan untuk menggunakan kemampuannya untuk mengobati musuh besarnya. Kepada Jang-geum, ia memberi sejumlah nasehat berharga yang bisa membuat gadis itu berjaya di kemudian hari.

Ucapan tersebut bagai pencerahan bagi Jang-geum, sejak itu motivasinya untuk menjadi seorang dokter berubah total. Ia memutuskan untuk tinggal di sebuah gua di pinggir pantai untuk memperdalam ilmu pengobatan terutama yang menyangkut akupunktur.

Dengan motivasi tersebut Janggeum berhasil masuk ke istana dengan mengikuti seleksi perawat wanita. Janggeum berhasil sampai ketahap dimana ia dapat pengakuan secara langsung dari Raja akan kemampuannya dalam ilmu pengobatan. Walaupun ia melakukan banyak perubahan dalam hal ilmu pengobatan dan bahkan tidak disukai oleh para professor yang berada di rumah

85 Universitas Sumatera Utara sakit istana, ia tetap teguh dalam hal itu. Dan pada akhirnya para Profesor dari rumah sakit istana pun mengakui akan kemampuan Janggeum dalam hal ilmu pengobatan. Perubahan itu perlu, namun terkadang berhasil baik atau bahkan sebaliknya. Namun dengan melakukan perubahan tentu banyak makna dan hikmah yang bisa diambil untuk kedepannya.

Dalam drama ini juga disebutkan bahwa Janggeum menjadi pelopor untuk pengobatan dengan melakukan operasi. Dimana pada masa itu hal yang tidak mungkin utnuk mebuka perut seseorang untuk pengobatan. Namun dengan pengalaman yang dimilikinya ia melakukan operasi untuk pertama kalinya, saat membantu seorang wanita melahirkan yang sedang sekarat, dan berhasil menyelamatkannya. Tentu saja ini tidak dapat dibuktikan keakuratannya, dan ini hanya merupakan penegasan dari drama ini atas kemapuan Janggeum dalam ilmu pengobatan.

Dengan kemampuannya, kerja keras, pantang menyerah dan berani melakukan perubahan membuat Janggeum mampu untuk sampai pada tujuannya.

Menurut Mustari (2011) karakteristik pekerja keras diindikasikan dengan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menggunakan segala kemampuan dan daya untuk mencapai sasaran dan berusaha mencari berbagai alternative pemecahan dalam ketika menemui masalah. Karakteristik tersebut jelas dimiliki oleh Janggeum. Tak hanya menjadi seorang dokter/tabib wanita pertama di istana, bahkan ia juga sampai pada tujuan utama saat memasuki istana yaitu menjadi dayang tertinggi di dapur istana sesuai dengan keinginan mendiang ibunya.

Walaupun hanya sebentar karena untuk mengisi kekosongan posisi tersebut, dan

86 Universitas Sumatera Utara memilih untuk menjadi seorang tabib yang menyembuhkan banyak orang. Ia membuktikan bahwa ia bisa sampai pada tahap tersebut.

Dikatakan oleh Dweck (2077:36), jika seseorang kuat dan punya tekad pasti dapat melakukannya. Carnagie (2008 : 339) mengatakan cara untuk menangani kritik-kritik adalah tidak menaggapinnya dan tetap berusaha melakukan semampunya. Dan terus berusaha sampai akhinya ada hasil. Denny

(2007) memaparkan salah satu keberhasilan yang paling kuat adalah kegigihan.

Lawan kegigihan adalah menyerah. Berdasarkan teori tersebut pantang menyerah mencakup sikap yang mempunyai tekad bulat melakukan sesutu, terus berusaha, dan gigih.

Dalam mendapat sebuah jabatan Janggeum mengalami persaingan antara sesama dayang yang juga merupakam temannya yaitu Geumyoung.

Hubungan diantara perempuan sebenarnya bisa sangat membahagiakan

(Pembayun 2009 :41). Seperti halnya Janggeum dan Geumyoung yang pada walnya mereka bersahabat dengan baik, dan selalu berbagi hal baru yang mereka ketahui dalam hal memasak dan juga bahan-bahan masakan. Namun karena adanya iri hati dan kecemburuan yang dialami Geumyoung teradap Janggeum, hubungan mereka akhirnya pun retak dan mereka bermusuhan dan saling bersaing. Hal ini dijelaskan oleh (Pembayun : 2009) yang mengatakan masa remaja adalah masa yang penuh dengan impian indah , tapi mereka pun mengalami pergulatan hidup di tengah lautan persaingan, iri hati, dan cemburu.

Kecemburuan yang dialami oleh Geumyoung karena Janggeum lebih baik dalam segala hal, dan juga akibat orang yang dicintai memilih Janggeum membuat

87 Universitas Sumatera Utara Geumyoung membenci Janggeum dan memusuhinya. Seperti dalam kebanyakan‖perang‖ lainnya, sepanjang sejarah ―pertempuran‖ antarperempuan ini hanya tampak samar dan kecil, padahal terdapat luabng besaar yang menganga

(Pembayun : 2009;42)

(Foto 17: Janggeum saat berhasil masuk menjadi tabib di istana)

Emansipasi menjadi salah satu hal yang ditekankan dalam drama korea ini. Yakni dengan berhasilnya Jang Geum sebagai tabib Utama kerajaan.

Kerajaan saat itu menolak Jang Geum sebagai tabib utama kerajaan karena ia adalah seorang wanita. Namun dengan pembuktian yang dilakukan Jang Geum membuat setiap orang bahkan Gurunya yang merupakan Profesor di rumah sakit istana yang laki laki kagum dan memandang pantas untuk mempimpin mereka dalam bidang kedokteran atau tabib dan perobatan. Dan pada akhirnya Janggeum mendapat Julukan Dae 대“hebat” didepan namanya.

88 Universitas Sumatera Utara

(Foto 18: penampilan Janggeum Saat masuk ke Istana dengan gelar Dae 대 ―hebat‖)

Selain itu, Jang Geum pun ingin membuktikan bahwa wanita bisa melakukan hal-hal yang penting berjajaran dengan laki-laki dan dapat mencapai pucak keberhasilan. Dalam analisi gender, keberhasilan perempuan untuk mejadi atau mencapai posisi puncak bukanlah perkara yang sederhana. Mendobrak langit- langit kaca (The Glass Ceiling Theory) memperlihatkan bagaimana perempuan harus bekerja keras untuk mencapai posisi puncak (Daulay : 2007). Min Jeong Ho pun yang menjadi kekasih Jang Geum mendukungnya dengan berkata pada Raja bahwa ―sebuah jabatan haruslah diberikan kepada sesorang yang memang

89 Universitas Sumatera Utara mampu dan bertanggung jawab akan jabatan yang diberikan. Dan Jabatan tidak layak diberikan kepada orang yang haus akan kekuasaan dan kekayaan semata.”

90 Universitas Sumatera Utara BAB IV

GAMBARAN KEHIDUPAN GUNGNYEO 궁녀(DAYANG ISTANA)

DI ISTANA DALAM DRAMA SERI JEWEL IN THE PALACE

4.1 Proses Masuknya Wanita ke Istana untuk Menjadi Seorang

Gungnyeo

Para wanita yang masuk ke istana untuk menjadi seorang gungnyeo biasanya dipilih antara usia 4-13 tahun. Peserta muda ini, yang juga disebut saenggaksi (생각 시), mendapat pendidikan yang layak untuk menjadi seorang gungnyeo, misalnya pendidikan bahasa istana dan tata krama istana

Biasanya mereka dipilih dari wanita kalangan bawah dan budak. Namun dalam kasus tertentu, mereka yang nantinya akan langsung melayani anggota keluarga kerajaan dipilih secara khusus dari rentang usianya adalah 4-6, proses pengangkatannya pun berbeda untuk para wanita istana yang terkait dengan tempat peristirahatan untuk raja dan ratu karena mereka bekerja sama dengan royalti dan karena alasan ini, nihil untuk tempat peristirahatan yang direkrut oleh para mahasiswi berpangkat tinggi melalui rekomendasi dan koneksi. Menurut

Sokdaejeon (Tambahan untuk Kode Nasional), beberapa budak perempuan dari masing-masing kantor pemerintah dipilih untuk menjadi gungnyeo sejak pemerintahan Raja Yeongjo.

Bae-Young (2008: 63-65) menjelaskan bahwa para wanita istana dari pangkat kelima (Jeong opum) ke peringkat kesembilan (Jong Gupum), yang disebut yeogwan atau nain, ditugaskan untuk bertugas di berbagai penjuru istana.

91 Universitas Sumatera Utara Mereka direkrut melalui prosedur yang berbeda dan diberi judul yang berbeda tergantung pada tugas mereka. Pada periode Joseon awal, para wanita istana dipilih dari di antara pembantu wanita yang bekerja untuk kantor publik atau anak perempuan gisaeng selir. Sebagai anak perempuan terhormat keluarga terhormat mulai direkrut juga, banyak orang tua menikahi anak perempuan mereka sebelum waktunya untuk menghindari pemilihan mereka sebagai wanita istana. Oleh karena itu, perekrutan anak-anak perempuan yang baik dari keluarga baik dilarang di bagian akhir dinasti tersebut. Tambahan untuk Grand Code untuk Administrasi

Negara OSok daejeon), disusun pada tahun-tahun Raja Yeongjo (1724-1776), asalkan hanya para pelayan di depan umum. kantor akan direkrut sebagai wanita istana tapi tidak ada gadis lain yang lahir dari keluarga baik. Namun, peraturan tersebut mungkin hanya diterapkan pada wanita istana yang berada di bawah barisan, bukan yang melayani staf pribadi raja atau ratu.

Dalam kasus Janggeum, ia masuk istana dengan bantuan Raja yang saat itu tidak sengaja ia temui. Janggeum dijemput oleh pihak istana untuk masuk sebagai dayang istana. Sebelum memasuki istana hal yang dilakukan adalah dengan melakukan tes keperawanan. Walaupun masih berusia muda semua para calon dayang yang akan memasuki istana harus melakukan tersebut. Prosedur untuk memeriksa keperawanan pada saat pemilihan wanita tersebut. Karena wanita raja jangan sampai ditolak. Tes ini dilakukan pada wanita dewasa berusia minimal 12 tahun. Ini adalah cara untuk menjatuhkan setetes darah dari darah burung beo di lengannya dan melepaskannya jika dia belum perawan.52

52 http://historia.tistory.com/m/2199

92 Universitas Sumatera Utara Tes dilakukan dengan menggunakan darah burung beo, yang diteteskan dilengan. Tes berhasil jika darah tersebut tidak mengalir jatuh, jika darah tersebut jatuh maka tes tersebut gagal dan dinyatakan orang tersebut sudah tidak perawan. Hal ini terdapat pada dialog seorang dayang Sanggung yang menceritakan,

―Seorang peri di gunung Tai Shan di Cina jatuh cinta dengan seorang jendral. dia dihukum tidak bisa bicara lagi Makanya dia ingin membunuh jendral itu. Maka dia membujuk dia kesuatu tempat untuk membunuhnya tapi disaat akan membunuhnya jendral itu tahu semuanya jendral itu bertanya apa alasan dia akan dibunuh peri yang tidak bisa bicara itu hanya bisa mengulang perkataan dia. Jendral yang marah memotong tenggorokannya dan arwahnya menjadi burung beo dan karena alasan itu darah dari burung beo telah digunakan untuk tes keperawanan dikeluarga kerajaan di Cina”.

Setelah masuk ke istana para bayi nain (sebutan untuk calon dayang yang bar masuk ke istana) menerima pendidikan yang diperlukan untuk departemen masing-masing. Janggeum masuk ke ke bagian dapur, disana ia dan bayi nain lainnya dilatih cara-cara memasak, memilih bahan makanan dan juga dilatih pendidikan dasar di istana dan tata krama yang berlaku di istana.

4.2 Kisah Asmara yang Dilarang di Istana

Kehidupan seorang Gungnyeo di istana bisa dibilang cukup menyenangkan sekaligus juga sulit. Menyenangkan karena bagi para dayang yang tinggal di isnana segala macam keperluan akan tersedia. Pada masa tersebut banyak calon dayang yang diambil dari kalangan masyarakat bawah. Dengan hidup di isatana setidaknya keperluan hidupnya akan terpenuhi dan status social

93 Universitas Sumatera Utara keluarga mereka dimasyarakat pun akan lebih tinggi. Bae-Young (2008: 65)

Calon dayang diwawancarai oleh para dayang senior dari tempat tinggal yang bersangkutan, dan mereka yang lewat diberi pakaian dan diinstruksikan untuk memasuki istana pada hari yang dipilih. Orangtua gadis muda yang dipilih untuk menjadi wanita istana dihormati namun merasa sedih karena anak perempuan mereka harus tinggal di dalam kurungan di istana sepanjang sisa hidup mereka.

Kehidupan mereka juga sulit karena setelah masuk ke lingkungan istana dan menjadi dayang itu berarti mereka dilarang untuk tidak memilki hubungan dengan lawan jenis.

Hal ini dapat kita lihat dari potongan adegan yang meperlihatkan begitu hausnya para dayang akan kisah asmara. Mereka diam-diam melakukan hubungan dengan para pengawal istana. Bahkan mereka dilarang untuk menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan hal asmara bahkan sex. Saat

Dayang utama Istana melakukan inspeksi medadak tengah malam dengan menggeledah semua kamar para Dayang, banyak para dayang muda yang kedapatan menyimpan benda-benda seperti itu. Biasanya mereka menyimpan buku-buku yang berbau porno, atau benda-benda semacam jimat. Hal itu tidak diperbolehkan, jika ketahuan mereka akan mendapatkan hukuman. Bukan hanya dayang yang bersangkutan yang akan terkena masalah namun dayang senior yang bertanggung jawab atas mereka juga menerima hukuman.

Janggeum juga terlibat dengan urusan asmara dengan seorang panglima di istana Min Jeong Ho, yang membuatnya dilema memilih hubungan asmaranya atau harus tetap tinggal di istana selamanya, namun karena konflik

94 Universitas Sumatera Utara yang terjadi di istana akhirnya ia memilih untuk pergi meninggalkan istana dan hidup dalam pelarian bersama Jeong Ho.

Dalam kenyataannya para dayang telah lima belas tahun di istana, melakukan upacara pernikahan tanpa mempelai pria. Mereka berjanji untuk hidup demi raja di kehidupan masa depan mereka dan melakukan pernikahan tanpa mempelai pria (rajanya). Meskipun mempelai pria tidak berdiri di seberang, mereka berpakaian dengan cara yang sama seperti mempelai wanita. Bahkan jika seorang wanita yang keluar dari istana, wanita itu dilarang menikah dan terpaksa menjaga kesuciannya sampai dia meninggal. Kecuali wanita tersebut menjadi wanita raja (selir) di istana..

Disatu kejadian seorang dayang akan sangat beruntung jika ia dilirik oleh Raja, itu tandanya raja mempunyai ketertarikan dan besar kemungkinan akan dijadikan selir. Memenangkan hati raja dan melayani dia di malam hari yang merupakan harapan terbesar bagi kebanyakan Dayang istana yang tidak memiliki kesempatan lain untuk realitas percintaan, namun sangat sulit untuk menarik perhatian raja. Karena itu, seluruh istana sangat senang saat seorang Dayang berhasil mendapatkan bantuan raja dan menjadi hamil. Bila ada wanita istana yang memiliki bayi raja, dia dipastikan dari semua kemewahan dan kenyamanan sebagai permaisuri kerajaan. Dia dianugerahi gelar sugwon dari peringkat empat minor dan tempat tinggalnya akan menanggung namanya. Itu tidak hanya berarti kemuliaan pribadinya namun sering membuka jalan bagi kerabatnya ke jabatan publik yang kuat. Ada banyak alasan mengapa begitu banyak wanita istana berusaha menarik perhatian raja. Namun ada masanya

95 Universitas Sumatera Utara keadaan akan berputar terbalik apabilnya Raja tidak tertarik lagi, bahkan tidak mengunjunginya lagi. Ia tidak dihiraukan oleh semua orang dan harus menjalani hidupnya hanya berada didalam kamar, apabila ia tidak dapat melahirkan seorang keturunan.

Kejadian tersebut dialami oleh sahabat baik Janggeum yaitu

Yeonsaeng. Ia mendapat perhatian raja saat pada malam hari ia ketahuan manangis di luar yang kebetulan pada saat itu Raja yang lewat memperhatikannya. Ia pun diundang ke kediaman raja dan menghabiskan malam yang romatis berdua. Dan keesokan harinya ia pun diangkat menjadi Dayang

Istimewa (특별상궁 이씨) yang mendapat perhatian dari Raja. Keadaan menjadi buruk saat Raja tak pernah mengunjunginya dan ia menjadi cemoohan para dayang lain. Namun keberuntungan masih berpihak pada Yeonsaeng, saat semua orang tak memperdulikannya lagi Raja tiba-tiba mendatanginya kembali. Dan mereka berdua menghabiskan malam yang romantis. Dan karena kejadian tersebut

Yeonsaeng pun hamil dan semua perhatian pun kembali padanya lagi. Dengan hamilnya Yeonsaeng ia mendapatkan posisi dan gelar sebagai Sookwon Lee-ssi

숙원 이씨 yang diberikan oleh Ratu.

Larangan menikah bagi wanita di Istana dan memiliki hubungan dengan pria terdapat dalam perintah raja beserta hukumnnya. Dalam kasus

Diplomatic House, yang merupakan kode keluarga kerajaan dari tahun 1543 sampai 1698, (Taejon), sebuah teks yang disusun pada tahun ke 17 Raja Youngjo, dan (Taejon Kaetong), sebuah kode yang disusun pada tahun kedua Raja Gojong

96 Universitas Sumatera Utara (1865) "Jika seorang wanita berhubungan dengan orang luar, baik pria maupun wanita tidak menunggu waktu dan melakukan kebohongan."

Dalam hukum di atas, seorang wanita memberikan seks kepada pria selain seorang raja sebagai "kejahatan seks", dan memerintahkan semua pria dan wanita yang terlibat dalam insiden tersebut untuk melakukan bunuh diri.

"Tanpa menunggu waktu" berarti memberlakukan hukuman segera, tanpa menunggu untuk dieksekusi. Di Dinasti Joseon, kejahatan seks seorang wanita diperlakukan sebagai insiden serius. Undang-undang ini didasarkan pada common law sejak Dinasti Joseon awal. Salah satu skandal seks wanita paling terkenal di

Dinasti Joseon adalah "cerita hantu" yang muncul pada tahun ke 16 pemerintahan

Raja Hyunjong (1667). Itu terjadi 3 tahun sebelum kelahiran Choi Dong-bin

(1670-1718), tokoh utama Dong-ai.53

Kasus yang terjadi dalam drama ini adalah seorang dayang senior yang melayani ibu suri ketahuan memiliki seorang anak. Hal ini membuat geger para dayang diistana yang mengetahuinya. Nasib baik yang mengetahui hal tersebut hanya janggeum dan orang disekitarnya. Hal itu diketahui saat seorang dayang dari departemen menjahit, mencuri tepung milik Janggeum yang digunakna untuk kompetisi memasak. Ternyata dayang tersebut ingin membuat mandu atau dumpling untuk ibunya yang akan segera meniggalakan istana. Hal ini pun membuat janggeum bingung bahwasanya tidak mungkin seorang dayang memiliki seorang anak.

31(http://m.ohmynews.com/NWS_Web/Mobile/at_pg.aspx?CNTN_CD=A0001401329#c)

97 Universitas Sumatera Utara Setelah diselidiki dayang senior tersebut memiliki anak karena saat tamu dari kerajaan china datang dan ia diperkosa oleh salah satu prajuritnya. Saat mengetahui bahwasanya ia mengandung, ia pun keluar istana dengan alasan sakit, agar tidak ketahuan. Pada akhirnya ia pun mengasuh anaknya dengan membuatnya tinggal di istana sebagai dayang muda.

4.3 Peraturan Istana Bagi Para Dayang Istana (Gungyeo 궁녀)

Seseorang yang memutusakan untuk tinggal didalam istana, mau tidak mau harus mengikuti peraturan di istana. Pergerakan para dayang di istana juga dibatasi. Mereka tidak boleh keluar masuk istana seenaknya. Dan dilarang masuk ke kawasan yang bukan bagian dari pekerjaanya. Kejadian ini terdapat di beberapa adegan di dalam drama Jewel in The Palace. Seorang calon dayang tidak diperbolehkan untuk keluar instana tanpa seizin dari mentornya atau dari dayang tertinggi. Janggeum karena suatu keadaan yaitu hilangnya ayam yang akan dimasak dan disajikan oleh tamu kerjaan, memaksa dirinya untuk keluar istana dan mencari dan membeli ayam yang sama persis tersebut kembali. Janggeum bersama Geumyeong keluar diam-diam tanpa diketahui oleh dayang senior. Dan mereka harus kembali sebelum pukul 6 sore, sebelum mereka ketahuan bahwa keluar istana tanpa izin. Namun karena sangat susah mencari ayam tersebut membuatnya harus kembali pada malam hari. Geumyeong kembali ke istana dengan aman berkat Dayang Choi yang saat itu juga sedang berada di luar istana karena suatu urusan, dan ia pun kembali bersama Dayang Choi. Naas Janggeum yang saat itu sedang menuju ke istana pada tengah malam melalui jalur tersembunyi dan dipergoki oleh penjaga. Pada akhirnya ia pun diusir dari istana

98 Universitas Sumatera Utara dan akan menerima hukuman dengan peraturan istana, namun karena pertimbangan dari Dayang Han ia pun dipindah tugaskan ke Kebun Herbal Istana.

Hukuman diusir dari istana bukanlah yang terburuk. Para dayang istana yang terlibat masalah dengan melanggar peraturan di istana dapat diadili dan dihukum mati. Pada masa Joseon humukan penggal kepala biasanya dilakukan, namun dalam kasus para wanita di istana mereka biasanya dipaksa mati secara perlahan dengan meminum racun.

4.4 Politik Dayang Istana

Bagaimanapun, para wanita istana adalah profesional unik yang memainkan peran penting dalam istana. melestarikan dan meneruskan budaya dan gaya hidup rumah kerajaan dengan baik sebagai genre sastra pengadilan yang asli.

Walaupun sebutan nya hanya ―wanita istana‖ bukan berarti mereka tidak memiliki kekuasaan dalam hal berpolitik. Perlu diingat juga bahwa wanita-wanita ini membantu mempertahankan dinasti melalui peran mereka dalam memfasilitasi kelancaran operasi politik.54

Bila kita berbicara peran politik perempuan, kita tidak bisa mengartikan politik secara sempit seperti melihat politik dalam kacamata legislative, eksekutif, dan yudikatif. Eksistensi politik terwujud dalam aspek kehidupan bersama pada tingat local, dan kepekaan terhadap permasalahan yang ada (Daulay:2007).

Dalam drama ini sangat terlihat jelas keterlibatan para dayang dalam hal berpolitik. Namun bukan dalam hal untuk mempertahankan posisi mereka masing-masing dalam istana dan pemerintahan. Bahkan juga dapat

54 BaeYoung 2008 : hal 68

99 Universitas Sumatera Utara mengatar dalam hal perdagangan. Hal ini terlihat pada cerita keluraga dayang

Choi dan rekan-rekannya yang melakukan segala cara untuk dapat memperoleh dan mempertahankan posisi mereka didalam istana. Bekerja sama dengan para menteri Oh dan dayang tertinggi YongShin. Dayang Choi dalam mempertahankan posisinya didalam istana dibantu oleh kakanya Pansool yang merupakan seorang pedagang. Yang bekerjasama dengan menteri Oh untuk menjaga posisi keluarga mereka didalam istana. Hal tersebut juga membantu pansool dalam memonopoli distribusi barang-barang yang akan dijual keistana.

Hal ini disebabkan posisi dari keluarga Choi yang terancam di istana, dikarenakan adanya kandidat baru yang akan menggantikan dayang tertinggi di Istana. Dayang Han yang menjadi dayang tertinggi didapur istana yang tidak memilki kekuatan dalam berpolitik, terus diserang oleh pihak dayang

Choi yang mencoba menyingirkan jabatannya. Dengan memboikot pelantikan dari

Ratu SooWaen dan tidak membantu dayang Han untuk mempersipakan sajian makanan. Para dayang yang tidak ingin posisinya terancam memilih untuk berkumpul di kediaman dayang YongShin dan memboikot Pelantikan Selir

SooWaen. Dengan bantuan dayang YongSin, dayang Choi ingin mecopot jabatan dayang Han, agar dirinya dapat naik untuk menjadi dayang tertinggi didapur istana.

Semua pergerakan dayang Choi didalam istana tidak semata-mata mengamankan posisnya saja, namun juga semua menteri kanan yang juga mendapatkan keuntungan. Politik kotor yang digunakan mereka pada akhirnya menjadi boomerang dan membuat mereka dihukum. Dayang Kepala YongShin

100 Universitas Sumatera Utara yang diusir dari istana, dan Geum-youn, dayang Han beserta pansool mendekam dipenjara karena perbuatan mereka. Namun tidak ingin jika dirnya tertngkap karena membantu Keluarga Choi dalam melakukan politik kotor mereka, Menteri

Oh merubah haluannya dan berbalik memusuhi mereka.

Akhir dari politik kotor mereka membuat Pansool mendekam di penjara. Dan dayang Choi yang bersembunyi dari petugasJ istana yang mencarinya, pada akhirnya merasa bersalah, mati terpeleset diujung jurang, dan

GeumYoung yang diusir dari istana. Semua orang terlibat mendapatkan akibatnya.

Bahkan Yongro yang merupakan anak buah dari GeumYoung pada akhir berpihak pada Janggeum ikut terbunuh oleh tangan Menteri Oh yang merasa posisi nya terancam.

101 Universitas Sumatera Utara BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang diuraikan pada bab- bab sebelumnya, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa Janggeum berani melakukan perubahan pada kehidupan para dayang istana dengan cara berpikirnya yang maju, yang pada saat itu dianggap tidak sesuai dengan keadaan yang ada, namun ia berani membuktikannnya. Dengan kemampuan kerja keras, pantang menyerah dan berani melakukan perubahan membuat Janggeum mampu untuk sampai pada tujuannya. Tak hanya menjadi seorang dokter/tabib wanita pertama di istana, bahkan ia juga sampai pada tujuan utama saat memasuki istana yaitu menjadi dayang tertinggi di dapur istana sesuai dengan keinginan mendiang ibunya. Walaupun hanya sebentar karena untuk mengisi kekosongan posisi tersebut, dan memilih untuk menjadi seorang tabib yang menyembuhkan banyak orang. Ia membuktikan bahwa ia bisa sampai pada tahap tersebut.

Kehidupan para Wanita Istana memiliki genre hidup yang sangat menarik.

Seorang Gungnyeo dapat mengatur dan menjalankan perpolitikan di istana,

Gungnyeo yang hidup dalam peraturan istana tidak dapat memperoleh kehidupaan mereka seperti wanita pada umumnya, mereka terikat oleh peraturan istana dan tidak diperbolehkan untuk mempunyai sebuah keluarga. Namun di drama ini, sang sutradara membuat hal tersbut dirubah, dimana sang pemeran utama janggeum

102 Universitas Sumatera Utara dapat memilki keluarganya sendiri. Karena jasa yang pernah dibuatnya pada lalu, pihak istana memaafkannya.

Emansipasi menjadi salah satu hal yang ditekankan dalam drama korea ini.

Yakni dengan berhasilnya Jang Geum sebagai tabib Utama kerajaan. Kerajaan saat itu menolak Jang Geum sebagai tabib utama kerajaan karena ia adalah seorang wanita. Namun dengan pembuktian yang dilakukan Jang Geum membuat setiap orang bahkan Gurunya yang merupakan Profesor di rumah sakit istana yang laki laki kagum dan memandang pantas untuk mempimpin mereka dalam bidang kedokteran atau tabib dan perobatan. Dan pada akhirnya Janggeum mendapat

Julukan Dae 대“hebat” didepan namanya.

Nilai-nilai yang didapat disini adalah keberanian, pantang meyerah, kejujuran, kelicikan, kerja keras, persahabatan, kekeluargaan.

103 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

BaeYong, Lee. Women in Korean History 한국 역사 속의 여성들, Press, 2008

Daulay, Harmona. ―Perempuan dalam KEmelut Gender‖. USU Press, Medan,2007.

Demick, Barbara; Choi, Jung-yoon (19 Desember 2012). "South Korea elects first female president". Los Angeles Times. ISSN 0458-3035

Eriyanto. Analisis Wacana:Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LkiS, 2001

Pembayun, Elly Lestari. ―Perempuan vs Perempuan : Realitas Gender, Tayangan Gosip, dan DUnia Maya), Nuansa, Bandung, 2009

Potter, Jonathnan. Representing Reality: Discourse, Rheotic, and Social Construction, Sage, 1996

Sapardi, Drs. 2000. Antropologi Budaya. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Seung Yoon, Yang. 1995. Seputar Kebudayaan Korea, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Shim, Doobo. 2006. National University Of Singapore. Hybridity and the rise of Korean popular culture in Asia. Media Culture Society

Soeroto. Sitisoemandari, Kartini : Sebuah Biografi, Djambatan , 2001

Tae-Hung. Ha, A Guide to Korean Culture, Press, 2002.

Tarigan, HG. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Angkasa, 1993

Thornham, Sue. Teori Feminis dan Cultural Studies, Jalasutra, 2010

Wibowo, Wahyudi. 2013. 한류 문화 Budaya Hallyu Korea. Yogyakarta: INAKOS (The Internasional Association of Korean Studies in Indonesia) Pusat Studi Korea UGM

역사저널 그날 제작팀, 역사저널 그날 6: 인조에서 경종까지, 민음사, 2016

104 Universitas Sumatera Utara Sumber dari internet https://en.m.wikipedia.org/wiki/Women_in_South_Korea https://m.blog.naver.com/PostView.nhn?blogId=alsn76&logNo=40200767575&p roxyReferer=https%3A%2F%2Fwww.google.co.id%2F http://m.ch.yes24.com/article/view/20076 http://koc.chunjae.co.kr/Dic/dicDetail.do?idx=16647#! https://thetalkingcupboard.com/2014/06/15/women-of-the-joseon-dynasty-part- 1/amp/

http://historia.tistory.com/m/2199 http://m.ohmynews.com/NWS_Web/Mobile/at_pg.aspx?CNTN_CD=A00014013 29 http://m.ohmynews.com/NWS_Web/Mobile/at_pg.aspx?CNTN_CD=A00014144 77 https://en.m.wikipedia.org/wiki/Seoul_Broadcasting_System https://www.linkedin.com/company/kbs_2 https://namu.wiki/w/%EA%B6%81%EB%85%80 https://beritagar.id/artikel-amp/berita/akhir-karier-presiden-perempuan-pertama- korea-selatan http://13078cc.blogspot.co.id/2014/12/kisah-hidup-park-geun-hye-ditinjau- dari.html http://m.terms.naver.com/entry.nhn?docId=3569650&cid=59015&categoryId=59 015

KBS World Radio 2012 http://13078cc.blogspot.co.id/2014/12/kisah-hidup-park-geun-hye-ditinjau- dari.html http://id.wikipedia.org/wiki/Park_Geun-hye

105 Universitas Sumatera Utara https://books.google.co.id/books?id=p3yW5MdzKnUC&printsec=frontcover&dq =women+of+history+korea&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj9gZGXurvYAhWFX LwKHdCkCKgQ6AEIIzAA#v=onepage&q=women%20of%20history%20korea &f=false http://www.korea4expats.com/article-gender-wage-gap-south-korea.html https://thediplomat.com/2016/08/the-struggles-of-south-koreas-working-women/

Two-step flow blog tentang rating dan Drama Korea www.vitamasli.com

Content.mbc.co.kr/program/drama/2604956_64285.html www.imbc.com

Id.mwikipedia.org/wiki/Dae_Jang_Geum djgpark.imbc.com www.sbsmedia.co.kr

대장금 – 위티백과, 우리 모두의 백과사전

Hongkong – Jewel in The Palace official homepage

"상궁(尙宮), Sanggung" (in Korean and English). The Academy of Korean Studies.

Han, Hee-sook, pp. 141–146 https://kataumam.wordpress.com/2017/10/14/pengaruh-budaya-jepang-di- kalangan-masyarakat-indonesia

Skripsi/Jurnal/Artikel

Amellita, Nesya. 2010. ―Kebudayaan Populer Korea : Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia. Program S1 Bahasa dan Kebudayaan Korea Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok.

Ardiniati, Tyas. 2012. ―K-Pop Dan K-Drama Sebagai Pendorong Jumlah Wisatawan Cina Di Korea Selatan‖. Program S1 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ―Veteran‖ Yogyakarta .

106 Universitas Sumatera Utara

Fouser, Robert J._ Lee, Jongkeun_ Park, Nani- _ the Korean house-Tuttle Publishing (2014)

YULIA, NOOR RAHMAH. 2013. ―DIPLOMASI KEBUDAYAAN REPUBLIC OF KOREA MELALUI FILM DAN DRAMA: PENCAPAIAN KEPENTINGAN CITRA DAN EKONOMI REPUBLIC OF KOREA DI INDONESIA‖, PROGRAM S1 HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH, JAKARTA

Mayaranti, Hasaumi. 2008. ―Analisis isi Film Jewel in The Palace dalam Perspektif Gender‖, Program S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

FAJARWATI, EVA. 2014. ―CITRA PERDAMAIAN DALAM DRAMA (Respons Khalayak Pada Drama Korea The King 2 Hearts)‖ Program S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA, YOGYAKARTA.

Dennis McNamara-Market and Society in Korea_ Interest, Institution and the Textile Industry (Routledge Advances in Korean Studies)-Routledge (2002)

The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomeno, Korean Culture and Information Service, 2011

Joseon Wangjo Sillok (Annals of the Joseon Dynasty)

Okirianti, Karatika Eka. 2011. Pengaruh Budaya Pop Korea Terhadap Eksistensi KebudayaanAsli Indonesia di Kalangan Remaja Kota Tegal. Karya Ilmiah Remaja. Di akses pada tanggal 12 November 2011

107 Universitas Sumatera Utara