Oseana, Volume XXXVll, Nomor 1, Tahun 2012: 1-6 ISSN 0216-1877

BINTANG MENGULAR (OPHIUROIDEA) DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

Oleh Suponn"

ABSTRACT BRITTLE STARS (OPHIUROIDEA)ONCORAL-REEFS. Brittlestars are the group of echinoderms that are often detected living on coral reef ecosystems. These organisms are often founded to associate with other biota i.e. algae, sponges and live coral colony. This article describes the association of brittle stars with other marine biota on coral reef ecosystem.

PFNDAHULUAN 2. Reef flat; merupakan daerah papa ran Ekosistem terumbu karang adalah terumbu karang yang dipengaruhi oleh ekosistem perairan dangkal yang banyak pasang surut air laut dengan kedalaman dijumpai di sepanjang garis pantai daerah tropis. kurang lebih I meter. Area ini mulai terjadi Indonesia memiliki kawasan terumbu karang perubahan komunitas dengan adanya yang luas dan memiliki potensi yang sangat beberapa koloni kecil karang, karang besar untuk dikembangkan baik dari aspek bercabang dan submasif. Fauna keanekaragaman biota yang hidup didalamnya ekhinodermata yang banyak ditemukan di maupun nilai estetika untuk aspek pariwisata area ini antara lain dari kelompok bintang (MAWARD!, 2003) laut (LinckiaJaevigata),kelompok bulu babi Ekosistem terumbu karang tersusun oleh (Echinometra mathaei) yang berscmbunyi komunitas yang hidup di dalamnya dan di karang mati, serta kelompok bintang menempati habitat tersendiri sesuai pembagian mengular (Ophiothrix sp.) yang banyak dalam ekosistem tersebut. TOMASCIK et al. ditemukan dicelah karang bercabang. (1997) membagi peoggolongao habitat biota 3. Reef crest; merupakan daerah tubir yang berdasarkan geomorfologinya antara lain: umumnya di dominasi olehjenis karang yang 1. Back reef; merupakan daerah terumbu dapat bertahan terhadap hempasan karang bagian dalam yang terlindung. gelombang air [aut. Kedalaman area ini Umumnya area ini masih di domioasi oleh berkisar antara 2-3 meter. Pada daerah ini lamun atau makrofita lainnya dengan banyak ditemukan biota laut yang meJimpah kedalaman antara 1-2 meter. Pada daerah ini mulai dari alga, sponge, moluska, krustasea banyak dihuni fauna echinodermata dari dan ikan. Jenis-jenis ekhinodermata yang kelompok bulu babi Diademasetosum,jenis sering ditemukan didaerah ini umumnya Mespillia dan bintang laut Protoreaster jenis ekhinodermata dengan ukuran tubuh nodusus. yang besar antara lain Linckia sp.

1>uPT Loka Konservasi Biota Laut LIPl, Bitung

1 4. Reef slope; merupakan daerab lereng yang mengular dan ioang (host) sebagai tempat landai atau curam. Kedalamannya berkisar bidup, bersembunyi maupun untuk meocari 3-10 meter dan didominasi oleh biota bentik, makan secara langsung menghasiLkan asosiasi Di daerab ini sering ditemukan jenis aotara keduanya. Beberapa pakar sudab ekhinodermata yang berasosiasi dengan melaporkan jenis-jenis asosiasi bintang organisme lain seperti kelompok bintang mengular dengan inangnya, namun masih mengular yang banyak ditemukan menempel banyak juga yang belum diteliti. Berikut adalah pada sponge, gorgonian dan celah karang beberapa asosiasi bintang mengular dengan bercabang. Kelompok bintang laut yang biota lain. banyak dijumpai adalah jenis Fromia monilis, Fromia indica dan Ce/erina ASOSIASI BlNTANG MENGULAR DAN heffemani. ALGA 5. Fore-reefs/ope atau Reef base ; merupakan Penelitian mengenai asosiasi bintang lanjutan daerab lereng dan hanya merupakan mengular dengan alga sudah diteliti di perairan dasar merata yang tertutup oleh sedimentasi, timur Indonesia pada tahun 1992-1995.AZIZ& substrat berpasir dan patahan-patahan SUSETIONO (1998) melaporkan bahwa karang. Kedalaman area ini di atas 10 meter ditemukan kurang lebih 2522 individu bintang dan di domioasi oleh invertebrata bentik, mengular dikoloni algae. Pada umumnya bintang Jenis echinodermata yang biasanya dijumpai menguJar berasosiasi dengan koloni algae untuk di daerah ini adaJah dari kelompok teripang memperoleh makanan maupun untuk yaitu The/enola anax dan Stichopus sp. perlindungan. Penelitian khusus mengenai (AZIZ,1981). asosiasi bintang mengular dengan alga masih relatifjarang. Beberapa ahli melaporkan tentang Pola ioteraksi antara organisme yang asosiasi antara bintang mengular (Ophiactis hidup di ekosistem terumbu karang secara savignyl) dan alga marga Halimeda, Amphiora ekologi dikategorikan ke dalam beberapa bentuk dan Gracilaria di Teluk Discovery Jamaica, interaksi dasar yaitu mutuaLisme,komensalisme namun tidak menyebutkan maofaat bagi dan parasitisme. Selain itu masih banyak keduanya (HENDLER&LITTMAN, 1986, interaksi antara dua organisme yang belum MLADENOV &EMSON, 1988). Keduapakar diketahui sifat asosiasinya apakah banya tersebut banya menyatakan bahwa jenis alga bersifat bentbik atau parasit. Secara umum, yang sering ditempati oleh bintang mengular interaksi antar organisme di ekosistem terumbu adalah Halimeda opuntia. AZIZ & SUSETIONO karang terjadi secara aJami dirnulai dengan (1998) menyebutkan bahwa jenis alga yang organisme yang memanfaatkao host (inang) sering didapatkan berasosiasi deogan kelompok hanya sementara, atau interaksi yang bersifat bintang mengular adalah jenis alga yang permanen dimana organisme tersebut mencari berthalus rimbun dan rapat, sebingga makan dan berkembang biak di host (inang) memberikan kemudahan untuk bin tang (BRUCE.1982). mengular hidup berlin dung dan bergerak bebas. Bintang mengular merupakan kelompok Frekuensi kebadiran asosiasi bintang mengular echinodermata yang banyak dijumpai di di koloni alga dilaporkan Jebih tinggi ekosistem terumbu karang. Biota ini mempunyai dibandingkan asosiasi bintang mengular kebiasaan hidup bersembunyi diantara dengan koloni karang bidup (SLOAN, 1982). percabangan karang, patahan karang mati dan Penelitian mengenai preferensi bintang mengular bongkahan karang (MLADENOV & EMSON, terhadap koloni alga belum banyak dilaporkan, 1988). Kebiasaan bidup hewan antara bintang sehingga belum diketahui secara jelas jenis asosiasi di antara keduanya.

2 ASOSIASI BlNTANG MENGULAR DAN Jenis asosiasi antara gorgonia dan OKTOKORAL (KARANG LUNAK) organisme lain bervariasi mulai dari jenis Istilah oktokoral diidentikkan sebagai parasitisme, komensalisrne dan jenis asosiasi nama umum dari karang lunak. COLIN & yang belum diidentifikasi. GOH et al. (1999) ARNESSON (1995) menyatakan bahwa melaporkan tingkat kepadatan biota yang sebenarnya karang lunak terdiri dari tiga berasosiasi dengan gorgonia di ekosistem kelompok besar yaitu karang lunak (soft cora!), terumbu karang perairan Singapura relatif'tinggi, gorgonia (sea fan) dan "sea pen". Kelompok yaitu ditemukan 31 famili, 23 genus dan 23 oktokoral merniliki bentuk tubuh berupa "polip" spesies yang masuk ke dalam tujuh filum. Salah (seperti bunga kecil) (MANUPUTTY, 2008). satu biota yang berasosiasi dengan gorgonia OlctokoraJ umumnya memiliki habitat di laut adaJah echinodermata (teripang dan bintang dalam dan merupakan inang (host) bagi mengular). Jenis teripang yang ditemukan invertebrata untuk bersimbiosis. MORTENSEN berasosiasi dengan gorgonia (Ctenocelia (2004) melaporkan bahwa tingkat simbiosis yang cf. umbraculum) adalah Colochirus terjadi di koral laut daJam mencapai 32% dari quadrangularis. Sejauh ini belum diketahui total persentase tersebut 53% diantaranya jenis asosiasi an tara keduanya. Hasil bersifat parasit dan 47% bersifat komensal. pengamatan GOH et al. (1999) menyatakan Bintang mengular jenis Ophiocreas oedipus bahwa aktivitas makan teripang merusak polip ditemukan berasosiasi dengan Metallogorgia gorgonia. Teripang tersebut memakan detritus melanotracos (MOSHER & WATLING,2009). yang terperangkap oleh cairan sekresi gorgonia, Bintang mengular tersebut memanfaatkan akibatnya pergerakan dari kaki tabung teripang mukus (cairan sekresi) dari koloni koraJ sebagai tersebut menyebabkan kerusakao pada cabang makanannya. Selain itu, bintang menguJar juga gorgonia. memakan plankton yang terperangkap di Kelompok bintang mengular yang cabang-cabang koloni koral. memiJiki asosiasi yang unik dengan gorgonia adaJah dari genus Ophiotbela. Jenis Ophiothela ASOSJASIBINTANG MENGULAR spp. dapat ditemukan dalam jumlah ratusan DENGAN GORGONIA (seafan) dalam satu jenis gorgonia. Beberapa ahli Gorgonia memiliki morfologi tubuh menyatakan bahwa asosiasi antara kedua bercabang dan cabang-cabang terse but dapat organisme ini bersifat komensalisme, yaitu memanjang jauh dari substrat dasar perairan. bintang mengular memperoleh dua keuntungan Morfologi tersebut memberikan keuntungan diantaranya selain mendapatkan makanan juga karena cabang-cabang gorgonia dapat sebagai pelindung dari predator (pATTON, menangkap makanan yang terbawa oleh arus 1972), sedangkan gorgonia tidak dirugikan yang lewat di atasnya. Polip gorgonian memiliki dengan adanya asosiasi ini. Umumnya bintang mengular menempel dengan melingkarkan orientasi tegak IUTUS dengan arus air sehingga memungkinkan memperoleh akses makanan lengannya di cabang-cabang gorgonia. melalui arus yang mengalir melewati cabang• Sebaliknya,SNELl (1985) menyatakan bahwa cabang koloni gorgonia. Hal ini juga asosiasi bintang mengular dan gorgonia memberikan keuntungan bagi organismefeeding menghasilkan keuntungan bagi keduanya. filter yang berasosiasi dengan gorgonian (GOB Pergerakan bintang mengular di percabangan et al., (999). Selain itu organisme feeding filter gorgonia mencegah adanya akumuJasi sedimen juga memperoleh detritus, diatom dan bakteri yang terbawa oleh aliran arus, sehiogga polip yang terperangkap oleh cairan sekresi dari gorgonia bisa bertahan hidup. lenis-jenis cabang gorgon ian (MORTON, 1995). bintang menguJar yang ditemukan berasosiasi

3 dengan gorgonia diantarnya ; Ophiothela (2005) melaporkan bahwa udang ini tidak pernah danae, O. venusta, O. hadra dan berenang meninggalkan lengan bintang Ophiopsammium semperi, Sedangkan untuk mengular. Pergerakan udang hanya terjadi di jenis Ophiothrix miles berasosiasi dengan sepanjang lengan diantara duri-dnri lengan gorgonia saatmasih juvenil, kemudian menempel bintang mengular. Hal ini memungkinkan udang di habitat lain pada saat dewasa (GOR et al., untuk bersembunyi dari incaran predator. Saat 1999). sampel bintang menguIar diambil dari air, udang akan tetap menempel di Lengan bintang ASOSIASI BINTANG MENGULAR mengular. DENGAN KRUS'fASEA Bintang mengular sering ditemukan ASOSIASIBlNTANG MENGULAR sebagai inang (host) bagi organisme simbiotik DENGANKOPEPODA yang berukuran kecil yaitu polichaeta, Kopepoda merupakan salah satu biota myzostomid, copepoda, dan udang yang dapat digunakan untuk menentukan (BAKER et al., 2001; BRUCE, 1982;VOLBEHR tingkat kesuburan perairan, terutarna sumber & RACHOR, 1997; MARTIN & BRlTAYEV, pakan ikan peJagis komersial dan larvanya. Biota 1998). Penelitian mengenai asosiasi bintang ini dapat digunakan sebagai indikator dalam mengular dan krustasea masih relatif jarang menentukan lokasi keberadaan ikan-ikanpelagis dilaporkan terutama di laut dalam, Hal ini di perairan. Penelitian kopepoda di Indonesa disebabkan karen a tingkat kesulitan daJam relatif masih terbatas dan jarang dilakukan melakukan pengamatan dan kurangnya (http://www.technology-indonesia.com I kesempatan untuk melakukan ulangan pertanian-dan-pangan/perikananIl30- pengamatan (MARIN et al., 2005; MOSHER & pen eli ti an - kopepoda-masih -terba tas). WATLING, 2009). Asosiasi antara bintang SUTOMO (2008) menyatakan bahwa perairan mengular (Macrophiothrtx longipeda) dengan Indonesia yang kaya akan jenis kopepoda udang jenis Athanas ornithorhynchus memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai dilaporkan oleh MARIN et al. (2005). M. pakan alternatif. Kopepoda diharapkan mampu longipeda tersebar luas di peraitan Indo-Pasifik mengganti pakan artemia yang harganya barat dengan ukuran diameter disc 40 mm dan sangat mahal. panjang lengan bisa mencapai 80 em jika lengan Penelitian asosiasi bintang menguJar dan memanjang dengan sempurna. Bintang kopepoda (Telestacicola xenophiothricis) mengular tersebut banyak ditemukan di habitat dilakukan oleh DOIGNON et al. (2004). T. berbatu (karang mati) dan campuran antara pasir xenophiothricis ditemukan bersimbiosis dan karang mati. A. omithorhynchus merupakan komensal dengan bintang menguJar Ophiothrix spesies yang jarang dilaporkan berasosiasi purpurea. Ukuran tubuhnya sangat kecil, dengan hewan lain. Kedua sampel diambil pada sehingga kopepoda ini dapat hidup di disc kedalarnan 16-35 meter di perairan Vietnam. A. (badan) O.purpurea. DOIGNON etal. (2004) ornithorhynchus ditemukan berpasangan juga menyatakan bahwa kopepoda ini selalu (jantan dan betina) dan terpisah, terdapat di tinggal dibagian discdan tidak pernah ditemukan sepanjang lengan bintang mengular yang pada bagian lengan bintang mengular. Pola ukurannya ± 8 mm. Udang ini sering ditemukan warna disc O. purpurea yang bergaris di bagian permukaan dorsal atau lateral, dekat kemerahan kemungkinan menjadi preferensi dengan disc (pangkallengan) bintangmengular. bagi kopepoda sebingga selalu ditemukan di Pada pengamatan di akuarium, MARIN et al. bagian disc. JANGOUX (1990) melaporkan

4 bahwa setidaknya terdapat 46 spesies BRUCE, AJ. 1982.The shrimps associated with kopepoda yang berasosiasi dengan bintang Indo-West Pacific echinoderms, with the menguJar dan J 9 spesies kopepoda merupakan description of a new in genus parasit. Selain berasosiasi dengan O.purpurea, Periclimenes Costa, 1844. Aus. Mus. juga dilaporkan berasosiasi dengan genus Mem., 16:]91-216. Asterocheres, Collocheres dan Ophiurocheres COLLIN, P. L.& C. ARNESSON. 1995.Tropical dari famili Asterocheridae (HUMES, 1986; Pasific Invertebrate. CoraJ reef Press GOITO, 1993;HUMES 1998). California: 330pp. DOIGNON, G, D.DEHEYN &F. FIERS. 2004. PENUfUP Telestacicola xenophiothricis n. Sp. Pene1itian rnengenai asosiasi bintang (Copepoda, tomatoida), a remarkably weU menguJar di ekosistem terumbu karang perairan adapted commensal of the brittlestar Indonesia rnasih relatifjarang dilakukan. Hal ini Ophiothrix purpurea (Echinodermata). disebabkan kesulitan dalam melakukan Belg.J. Zool, 134(2/1): 67-73. pengamatan langsung di alam (Iaut) dan struktur GOH, N.K.C., P.K.L.Ng. & L.M. Chou. 1999. tubuh bintang mengular yang rapuh (brittle), Notes on the shallow water gorgon ian• sehingga sulit untuk diamati dalam keadaan associated fauna on coral reefs in hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian Singapore. Bulletin of Marine Science, yang lebih mendalam untuk mengetahui jenis 65(1):259-282. dan manfaat asosiasi dengan biota lainnya. GOTTO, V. 1993. Commensal and parasitic copepods associated with marine DAFTAR PUSfAKA invertebrates (and whales). In: KERMACK, BARNES & CROTHERS ANONIM, 2011. Penelitian kopepoda masih (eds.), Synopses of The British fauna terbatas [online). http://www.technology -indonesia.com! pertanian-dan-pangan/ (New Series), Vol.46. Linnean Society of peri kanan/ 130-penel itian-kopepoda• London Associated, Netherlands: 1-264. masib-terbatas.html. Diakses pada HENDLER, G, & B.S. LIITMAN. 1986. The tangga120 September 2011. ploys of sex : relationship among the AZIZ, A. & SUSETIONO. 1998.Asosiasi antara mode of reproduction, body size and habitat of coral-reef . Dalam : bintang menguJar (Ophiuroidea) dengan & algae. Inventarisasi dan evaJuasi potensi AZIZ, A. SUSETIONO (eds). laut-pesisir Ill,Oseanografi, Lingkungan Oseanografi, Lingkungan dan Biologi. dan Biologi; 47-60. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta; 47-6). AZIZ, A. 1981. Fauna ekhinodermata dari HUMES, A. G. 1986. Two new species of terumbu karang PuJau Pari, PuJau-Pulau copepods associated with the basket star Seribu. Oseanologi di Indonesia. J4:41- Astroboa nuda (Ophiuroidea) in the SO. Moluccas. Zool. Scripta, 15:323-332. BAKER, A.N., H.E.S. CLARK & D.G. HUMES, A. G. 1986. Copepoda McKNIGHT. 2001. New species of the brittle star Genus Astrogymontes H. L. (Siphonostomatoida) associated with Clark, 1914,from New Zaeland and Japan Ophiuroidea in Jamaica, Puerto Rico and Barbados. Zool. Verh.,Leiden, 323: 365- (Echinodermata: Ophiuroidea). J. Roy. 382. Soc. N. z; 31: 299-306.

5 JANOOux, M. 1990.Diseases ofechinodennafa. MORTON, B. 1995. The biology and fungtional Biologischen Anstalts Helgoland, morphology of Pteria brevia/ata Hamburg: 439-537 (Bivalvia: Pterioidea, Epizoic on MANUPUTTY, A.E.W. 2008. Beberapa aspek gorgonians in Hong Kong. J. Zoo/. ekologi oktokoral. Oseana. Volume London, 236: 223-241. XXXJIJ(2):33-42. MOSHER, C.v. & L. WATLING 2009. Partner MARIN, l.N., A. ANKER, T.A. BRlTAYEV & for life: a brittle star and its octocoral A.RPALMER 2005. Symbiosis between host. Marine Ecology Progress Series, the Alpheid shrimp, Athanas 39(7): 81-88. ornithorhynchus Banner and Banner, PATTON, W.K. 1972. Studies on the 1973 (Crustacea: Decapoda), and brittle symbiont of gorgon ian coral star, Macrophiothrix longipeda Leptogorgia virgulata. Bull. Mar. Sci., (Lamarck, 1816) (Echinodermata: 22: 419-431. Ophiuroidea). Zoological Studies, 44 (2): SLOAN, N.A. 1982. Size and structure of 234-241. echinoderm populations associated with MARTIN,D. &T.A.BRITAYEV.1998.Symbiotic different coexisting coral species at polychaetes. Review of known species. Aldabra atoll. Mar. Bioi., 66: 67-75. Oceanogr. Mar. Biol. A nnu. Rev. 36: 217- SNELl, J.A. 1985. Paramuricea placomus in 340. Trondheimstjorden, Norway. Fauna, 38: MAWARDI, W. 2003. Ekosistem terumbu 117-119. karang; peranan, kondisi dan SUTOMO. 2008. Pertumbuhan populasi konservasinya. Maka/ah Falsafah kopepoda, Apocyclops borneoensis Sains.lnstitut Pertanian Bogor; 1-14. pada salinitas dan fotoperiode yang MLADENOV, P.V., & R.H.EMSON. 1988. berbeda. Oseanologi dan Limnologi di Density, size structure and reproductive Indonesia, 33: 37-46. characteristics of fissiparons brittlestars TOMASCfK, T.,A. J. MAH,A.NONTJ1& M.K. in algae and sponges : evidance for MOOSA. 1997. The Ecology of interpopulational variation in levels of Indonesian Seas Part One. Periplus sexual and asexual reproduction. Editions (HK) Ltd: 642 pp. Da/am: AZIZ,A. & SUSETIONO (eds.). VOLBEHR, U. & E. RACHOR. 1997. The Oseanografi, Lingkungan dan Biologi. association between the caprellid Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta; typicus kroyer (Crustacea, 47-60. Amphipoda) and Ophiuroids. MORTENSEN, P. B. 2004. Symbiosis in deep• Hydroblologia, 355: 71-76. water corals. Symbiosis, 37: 33-61.

6