Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X

Analisis Strategi Likuidasi Maskapai Penerbangan PT. Metro Batavia

Gusmanto1, Saladin Ghalib2, Noor Hidayati2 1. Mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Bisnis, Fisip Unlam Banjarmasin 2. Dosen Magister Ilmu Administrasi Bisnis, Fisip Unlam Banjarmasin Jl. Brigjen H. Hasan Basry Banjarmasin 70123 Telp./Fax (0511) 3304595, 3304968

ABSTRACT

This research aimed to find out the fundamental things that made the company management hadto exterminate PT.Metro Batavia, and to do some assessments from business aspect of PT.Metro Bataviamanagement, whetherthe decision to exterminate the company has already precise. This research was executed at Curator officeof PT.Metro Batavia in . The research utilized qualitative approach method that emphasizedon secondary data. Due to factors identification of IFAS and EFAS at PT.Metro Batavia, the result of the research showed that liquidation strategy was the best decision to make, it was proven by result of IFAS calculation at -0,17 (weak) and EFAS at -0,32 (low) shown by Table 5.15: MATRIX INTERNAL-EXSTERNAL (IE MATRIX), and the management decision to liquidating PT. Metro Batavia has beenaccurate, since it confirmedby strategic management analysis and its execution did not against the business ethics.

Keywords: Liquidation, PT.Metro Batavia.

1. Latar Belakang Salah satu airline provider di Penghentian operasional PT. Metro adalah PT. Metro Batavia (Batavia Air). Batavia berdampak secara internal terhadap Perjalanan PT. Metro Batavia dalam para karyawan dan karyawati perusahaan itu penyelenggaraan layanan jasa penerbangan sebab terhitung semenjak pukul 00.00 WIB sejak awal beroperasinya perusahaan tersebut pada tanggal 31 Januari 2013 yang lalu, mereka bersama-sama dengan beberapa maskapai sebagaimana tersebut di atas seluruhnya penerbangan lainnya diwarnai oleh persaingan dinyatakan telah diberhentikan sebagai yang cukup ketat. Persaingan itu semakin tajam karyawan/karyawati oleh pihak PT. Metro dengan munculnya beberapa maskapai Batavia, pemberhentian karyawan/karyawati ini penerbangan baru misalnya Avia Star (2003), tentu saja semakin menambah ketidakjelasan (2003), Air Asia (2004), Trans pertanggungjawaban dari pihak manajemen Nusa Airservice (2005), XpressAir (2005), Sky perusahaan PT. Metro Batavia. Aviation (2010), dan (2013) di Di balik setiap tindakan dalam wujud samping maskapai yang sudah terlebih dahulu keputusan bisnis, terdapat tanggungjawab besar eksis yaitu Airways (1959), dari tiap-tiap pemimpin korporat. Karena itu, Merpati Nusantara Airlines (1962), Tigerair penting untuk mempelajari dan meneliti dengan Mandala (1969), (1999), Kalstar cara seksama berbagai kemungkinan yang Aviation (2000), serta maskapai penerbangan menjadi latar belakang dilikuidasinya yang sama usianya dengan Batavia Air yaitu perusahaan PT. Metro Batavia. Sebagaimana (2001). disampaikan sebelumnya, likuidasi ini Keputusan penghentian kegiatan dilakukan sebagai tindak lanjut dari pailitnya operasional dilakukan oleh pihak PT.Metro perusahaan berdasarkan keputusan pengadilan. Batavia berkenaan dengan dijatuhkannya Surat Kabar Harian Kalteng Pos memberitakan keputusan Pailit oleh Pengadilan Niaga Nomor bahwa penggugat melalui Tim kuasa hukumnya 77/Pailit/2012/PN.NIAGA.Jkt.Pst tanggal 30 sebenarnya telah mencabut gugatan pailit itu, Januari 2013 pada Pengadilan Negeri Jakarta namun pengacara PT. Metro Batavia menolak Pusat kepada PT.Metro Batavia karena tidak dengan alasan nama baik perusahaannya telah lagi membayar bea leasing kepada pihak tercemar. Apakah alasan itu merupakan satu- International Lease Finance Corporation dan satunya alasan, ataukah ternyata masih ada pihak Sierra Leasing Limited. alasan lainnya, mengenai ini tentu masih

1

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X memerlukan kajian lebih lanjut, mengingat perusahaan. Kontras dengan kebangkrutan yang besar dan luasnya dampak yang ditimbulkan mencoba meneruskan perusahaan likuidasi dari peristiwa kepailitan yang terjadi. adalah strategi untuk mengakhiri perusahaan. Lingkungan adalah salah satu faktor 2. Tujuan Penelitian terpenting untuk menunjang keberhasilan Untuk mengetahui hal mendasar apa perusahaan dalam bersaing, rumit serta tidak yang membuat pihak manajemen perusahaan pastinya masa depan membuat para penyusun mengambil keputusan untuk melikuidasi PT. strategi harus lebih berhati-hati dalam Metro Batavia, dan melakukan pengkajian dari melakukan analisis lingkungan bisnisnya. aspek keputusan bisnis manajemen PT. Metro Lingkungan bisnis pada prinsipnya terbagi Batavia menjadi 2 (dua), yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal, faKtor-faktor inilah yang 3. Tinjauan Pustaka pada praktiknya sangat mempengaruhi Likuidasi perusahaan dalam bahasa keputusan manajemen perusahaan dalam Inggris padanannya adalah winding up atau menentukan pilihan strategi perusahaan. liquidation. Fuady (2012:87) menyatakan Ahmad (2012: 46-47) menyatakan bahwa likuidasi perusahaan adalah suatu bahwa lingkungan internal merupakan faktor- tindakan untuk membubarkan, menutup, dan faktor yang ada di dalam organisasi, yang menghentikan semua kegiatan dari suatu secara langsung berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan membereskannya serta organisasi, secara umum meliputi struktur, membagi-bagikan aktiva tersebut kepada pihak budaya, dan sumber daya, atau data lain yang kreditur dan pemegang saham. Adapun Ismaya dianggap sebagai bagian dari internal (2006:188-189) terhadap likuidasi ini organisasi. Mengenai hal ini Nilasari (2014:68) mengemukakan 3 (tiga) pengertian. Pertama, mengatakan setiap perusahaan memiliki likuidasi diartikan sebagai penghentian lingkungan internal masing-masing. kegiatan dan penutupan perusahaan yang terdiri Lingkungan internal inilah yang nantinya akan dari proses menjual aktiva, membayar hutang, memunculkan kelemahan dan juga kekuatan dan mengembalikan modal yang ditanamkan dari perusahaan. Perbedaan atas faktor yang oleh sekutu; Kedua, likuidasi diartikan sebagai menjadi kekuatan dan kelemahan dari pembubaran perusahaan dengan penjualan harta lingkungan internal suatu perusahaan yang perusahaan, penagihan piutang, dan pelunasan berbeda-beda itu, maka baik wujud maupun utang serta penyelesaian sisa harta atau utang nilainya akan menjadi tidak sama pula. Dalam antar pemilik; dan Ketiga, likuidasi diartikan Tesis ini lingkungan internal dapat dilihat pada sebagai suatu pernyataan dalam rangka keuangan perusahaan yang terdiri atas laporan menjelang saat-saat pembubaran perusahaan neraca, laba rugi, arus kas, dan perubahan karena menderita kerugian terus menerus atau modal (ekuitas) serta analisis rasio keuangan karena akibat-akibat lainnya. perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio David dan Wheelen (2013:220-221) solvabilitas/leverage, dan rasio mengatakan ketika sebuah perusahaan profitabilitas/keuntungan. mendapati dirinya dalam situasi terburuk yang mungkin terjadi, dengan posisi kompetitif yang 4. Metode Penelitian lemah dan daya tarik industri yang rendah, Pada penelitian ini dilakukan pendekatan alternatif keputusan manajemen menjadi kualitatif. Pada penelitian ini teknik analisis terbatas dan semuanya tidaklah menyenangkan. data dilakukan dengan cara memfokuskan Hal ini apabila ditinjau dari segi manajemen analisis pada data sekunder, yaitu dengan adalah identik dengan perusahaan yang menghubungkan fakta-fakta umum yang dikelolanya, maka kondisi bangkrut atau diperoleh pada saat penelitian lapangan. Data likuidasi dipandang sebagai suatu kegagalan tersebut selanjutnya dihubungkan dengan teori besar. Kebanggaan dan reputasi, juga pekerjaan manajemen strategik untuk memperoleh dan kekayaan finansial dilikuidasi. Pilihannya gambaran serta korelasi antar komponen data hanyalah keluar dari industri sebelum kerugian dengan strategi bisnis PT. Metro Batavia. lebih lanjut menghabiskan kekayaan

2

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X 5. Hasil Dan Pembahasan Rekapitulasi Rasio Keuangan Pt.Metro Batavia Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2011 No. RASIO 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) 1. Current Ratio 66,81 56,76 42,98 39,28 2. Quick (Acid Test) Ratio 5,07 15,24 12,26 16,21 3. Total Debt to Equity Ratio 219,60 1.809,81 209,91 205,54 4. Total Debt to Total Capital Assets 68,71 94,76 67,73 67,27 5. Net Profit Margin (Sales Margin) 1,55 1,48 4,14 2,97 6. ROA 0,50 0,61 2,05 1,85 7. ROI 0,35 0,39 1,56 1,29 8. ROE 1,13 7,48 4,85 3,95

Berdasarkan perhitungan rasio-rasio di adapun data untuk tahun 2011, 2012, dan tahun atas, ditinjau dari segi keuangan maka sulit 2013 menurut pihak Badan Pusat Statistik ditemukan adanya harapan untuk melanjutkan masih berupa angka perkiraan sehingga belum operasional PT. Metro Batavia secara leluasa, dapat disampaikan. sehingga satu-satunya cara untuk Pengaruh lain terhadap perhitungan rasio meminimalisir kerugian ialah menghentikan keuangan PT.Metero Batavia ialah di kegiatan operasional perusahaan dan berlakukannya kebijakan ASEAN Open Sky melikuidasinya dalam rangka mengkonversikan pada tahun 2015 sehingga tepatlah kiranya apa asset perusahaan ke dalam wujud kas sebanyak- yang disampaikan oleh Susantono (2013 : 288- banyaknya. 289) bahwa maskapai penerbangan dituntut Kondisi keuangan di atas berkaitan erat memiliki SDM yang profesional, standar safety dengan laju pertumbuhan Produk Domestik penerbangan, dan kualitas pelayanan yang baik. Bruto (PDB). PDB atas dasar harga konstan Industri penerbangan membutuhkan tahun 2000 di Indonesia menurut Lapangan manajemen profesional dengan mengacu pada Usaha (persen) pada tahun 2009-2012 tercatat standar internasional. Era Open Sky akan sebesar 4,63 pada tahun 2009; 6,22 pada tahun memicu persaingan antar operator penerbangan 2010; 6,49 pada tahun 2011; dan 6,23 pada yang sangat tinggi. Selain menambah armada, tahun 2012 (BPS, 2013:561). Berkenaan operator diharapkan mampu memenuhi standar dengan kondisi perekonomian pada sektor jasa layanan internasional dan sebagai acuan penerbangan, jelaslah Produk Domestik Bruto peningkatan layanan, perusahaan penerbangan (PDB) demikian berpengaruh pada sektor (airline) dapat pula mempergunakan kriteria layanan transportasi kaitannya dengan nilai yang dipergunakan oleh SKYTRAX dalam barang dan/jasa yang mempengaruhi konsumsi rangka survey pemeringkatan meliputi langsung layanan jasa penerbangan yang perbaikan kualitas pada aspek Ground/Airport ditawarkan pada calon konsumen, kaitannya (landasan/pelabuhan udara), aspek Onboard dengan tingkat pertumbuhan perekonomian (product) (produk di dalam pesawat) dan Aspek Indonesia pada tahun 2008 sebesar 6,1%, tahun Onboard (staff service) (layanan staff di dalam 2009 sebesar 4,6%, tahun 2010 sebesar 6,1%, pesawat). tahun 2011 sebesar 6,5 % dan pada tahun 2012 Aspek hukum sebagai aturan main dalam sebesar 6,2 %. binis penerbangan, kiranya patut pula Dikarenakan konsumen jasa layanan dipertimbangkan sebagai salah satu aspek yang penerbangan adalah manusia, maka dapat mempengaruhi perhitungan rasio perhitungan rasio keuangan tersebut mendapat keuangan perusahaan. Di Indonesia ada begitu pula pengaruhnya dari aspek kependudukan. banyak aturan yang melibatkan lusinan Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah mekanisme yang harus dijalankan dalam usaha penduduk Indonesia menurut Provinsi untuk Airline Provider ini. PT.Metro Batavia sebagai tahun 2000 dan 2010 masing-masing tercatat salah satu pelaku usaha layanan jasa sejumlah 205.132.458 untuk tahun 2000 dan penerbangan turut pula diwajibkan mematuhi 237.641.326 untuk tahun 2010, dengan tingkat aturan-aturan itu secara keseluruhan, hal ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut membuktikan bahwa bisnis penerbangan Provinsi untuk tahun 2000 dan 2010 masing- merupakan bisnis yang selain High Tech, masing tercatat sejumlah 1,40 untuk tahun 2000 High Capital, High Risk, adalah Full Regulated dan 1,49 untuk tahun 2010 (BPS, 2013 : 78), Business. Dikatakan sebagai Full Regulated

3

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X Business disebabkan untuk bisnis ini terdapat demikian, dari berbagai jenis dan pabrikan pengaturan 1 buah Undang-Undang, 4 buah pesawat yang dipergunakan oleh maskapai Peraturan Pemerintah, 382 buah Keputusan penerbangan tersebut, secara umum terdapat Menteri, 160 buah Keputusan Dirjen dua perusahaan selaku produsen pesawat udara Perhubungan Udara, 39 buah Peraturan terkemuka yang kini tengah bersaing ketat guna Keselamatan, 32 Edaran Keselamatan, 37 menciptakan dan memproduksi berbagai jenis Juklak Pengguna, serta 47 Juklak Internal. pesawat dengan teknologi canggih, yakni Selanjutnya, hal yang tidak boleh perusahaan Airbus dan Boeing. Perihal dilupakan dalam penyelenggaraan binis teknologi ini secara langsung erat kaitannya penerbangan ialah masalah teknologi. Dewasa dengan perusahaan-perusahaan airlines yang ini teknologi pesawat angkutan udara di dunia beroperasi di wilayah udara Republik Indonesia Internasional telah semakin canggih dan selaku pesaing dari PT.Metro Batavia dalam modern, hal ini dapat dibuktikan di antaranya industri jasa angkutan udara khususnya dari tampilan interior dan eksterior, kapasitas, angkutan udara berjadwal (scheduled) untuk maupun dari berbagai peralatan pendukung penumpang (passanger) yakni Garuda yang dipergunakannya baik berupa alat hiburan, Indonesia, Citilink, Lion Air, Wings Air, keselamatan, navigasi, maupun alat Sriwijaya Air, Mandala Tiger Air, Air Asia, komunikasi. Pada industri bisnis penerbangan Merpati, , Skyaviation, TransNusa dunia termasuk di Indonesia, banyak sekali type Air Services, , dan . atau jenis pesawat yang dipergunakan sebagai Seluruhnya adalah perusahaan airline pesaing armada angkutan penumpang. Namun dari PT.Metro Batavia.

Faktor Strategis Eksternal FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR PELUANG : 1. Jumlah penduduk dan persebarannya yang setiap 0,03 3 0,09 tahun cenderung mengalami peningkatan sebagai peluang target pasar. 2. Adanya mekanisme regulasi yang tinggi menyebabkan seluruh perusahaan Airline Provider 0,03 3 0,09 yang ada kemudian mengalami hal yang sama yakni dipaksa untuk mematuhi ketentuan- ketentuan tersebut, sehingga persaingan usaha tidak sehat dapat dihindari. 3. Adanya dukungan pihak pemerintah terhadap 0,04 3 0,12 Airline nasional. 4. Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang 0,04 4 0,16 semakin membaik. ANCAMAN : 1. ASEAN Open Sky membuka jalan bagi masuknya pesaing baru dengan modal yang kuat, armada -0,04 1 -0,04 yang baru, teknologi yang canggih, jaringan system manajemen yang andal dan promotif serta kualitas layanan yang lebih baik. 2. Adanya penurunan nilai Produk Domestik Bruto -0,03 2 -0,06 (PDB) yang mempengaruhi tingkat dan jumlah konsumsi layanan jasa yang ditawarkan. 3. Terdapat perusahaan Airline Provider pada rute penerbangan yang sama, jumlah dan jenis/type -0,04 1 -0,04 pesawat yang memadai dengan kondisi yang baik, serta penawaran harga layanan jasa yang kompetitif kaitannya dengan penerapan strategi Low Cost Carrier (LCC) oleh para pesaing. -0,02 -0,32

4

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X Faktor Strategis Internal FAKTOR STRATEGIS INTERNAL BOBOT RATING SKOR KEKUATAN : 1. Adanya semangat untuk tetap menjalankan bisnis 0,04 3 0,12 dengan melakukan leasing Pesawat meskipun akhirnya tidak mampu membayar bea sewa. 2. Meskipun penggunaan teknologi kurang optimal 0,04 4 0,16 namun angka kecelakaan dapat ditekan. KELEMAHAN : 1. Terjadi masalah keuangan pada 2 (dua) tahun -0,04 1 -0,04 terakhir. 2. Jumlah armada yang kurang, kondisi pesawat yang -0,04 1 -0,04 usang serta penggunaan teknologi yang juga kurang optimal. 3. Permasalahan menyangkut strategi promosi dan -0,03 1 -0,03 kualitas layanan. -0,04 -0,17

MATRIK INTERNAL-EKSTERNAL (IE MATRIK)

TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGI INTERNAL KUAT RATA-RATA LEMAH 3.0 2.0 1.0 TINGGI I II III TOTAL 3.0 SKOR Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan STRATEGI MENENGAH EKSTERNAL IV V VI 2.0 Stabilitas Pertumbuhan Penciutan RENDAH Stabilitas 1.0 VII VIII IX Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi

Setelah dilakukan pembobotan pada dibenarkan. Uang adalah salah satu tulang masing-masing faktor, maka jelaslah hal terbaik punggung operasional usaha, dengan sistem yang dapat dilakukan oleh PT.Metro Batavia permodalan yang kuat suatu perusahaan untuk menahan risiko ialah melakukan tindakan dimungkinkan dapat bertahan menghadapi likuidasi terhadap perusahaan merujuk pada persaingan, setidaknya dengan uang (kas) yang kolom IX, dengan fakta total angka bobot IFAS memadai eksistensi suatu perusahaan dapat -0,17 (lemah) terbaca pada Tabel di atas dan terjamin lebih lama. Tanpa keberadaan uang total bobot EFAS dengan nilai -0,32 (rendah) yang cukup sebagai salah satu modal usaha, terbaca pada Tabel di atas. cepat atau lambat dipastikan perusahaan akan Perhitungan rasio keuangan perusahaan mengalami kepunahan/kebangkrutan. secara jelas menggambarkan kekayaan Diyakini tidak ada satu rumusan/formula perusahaan. Kekayaan ini merupakan cerminan yang paling tepat digunakan untuk segala nyata dari kemampuan perusahaan untuk kondisi di tengah-tengah ketidakpastian bisnis, menjalankan bisnis sekaligus mempertahankan untuk itu kewaspadaan dan kehati-hatian dari eksistensinya di masa depan. Uang dalam pelaku usaha turut menentukan sukses tidaknya segala aspek kehidupan manusia baik sebagai suatu bisnis, berkaitan dengan keadaan tersebut alat tukar maupun sebagai alat satuan hitung, penting adanya sikap kreatif dan inovatif dari memainkan peran penting dalam banyak hal, para pelaku binis untuk membuka sekaligus meskipun bagi sebagian orang dengan berbagai menjangkau peluang-peluang usaha yang masih alasan dikatakan uang bukanlah segala-galanya belum terpikirkan, intinya adalah bagaimana namun bagi perusahaan sebagai organisasi kepiawaian dari para pelaku usaha dalam bisnis hal seperti itu tentu saja tidak dapat merumuskan strategi bisnisnya, sebab sering

5

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X kali sedikit saja perubahan yang dilakukan oleh menghindari risiko, mengendalikan kerugian, pihak manajemen ternyata dapat menimbulkan pemisahan, kombinasi atau pooling, dan efek positif yang luar biasa besar pada bisnis pemindahan risiko. Adapun Pembiayaan risiko yang sedang dijalankan demikian pula dilakukan dengan metode pemindahan risiko sebaliknya. melalui pembelian asuransi, dan menanggung Kondisi sebagaimana disampaikan di risiko (retention). atas, menyatakan pada kita bahwa dalam Sehubungan dengan status kebangkrutan ketidakpastian dunia usaha, sudah barang tentu yang membelenggu PT. Metro Batavia, terdapat berbagai kendala baik yang sejak dini berdasarkan temuan yang ada pada Tabel EFAS sudah dapat kita prediksi sebelumnya jauh-jauh dan IFAS kaitannya dengan manajemen risiko hari maupun yang baru kita ketahui manakala sebagimana disampaikan di atas, apabila hal yang kita takutkan demikian keberadaannya dicermati lebih seksama pihak perusahaan sudah dekat atau bahkan yang baru kita sadari rupanya telah melakukan pendekatan dalam justru pada saat hal tersebut sedang dan/atau bentuk pembiayaan risiko (risk financing) telah terjadi. Kondisi-kondisi seperti itu dengan metode menanggung risiko (retention). berkaitan dengan masalah waktu, sehingga permasalahan moment erat kaitannya dengan 6. Kesimpulan risiko. Berdasarkan dari hasil penelitian maka Setiap perusahaan menghendaki dapat ditarik kesimpulan yaitu : pertumbuhan dan perkembangan yang maju 1. Berdasarkan analisis manajemen pesat, dengan demikian selain bertambahnya strategik pada hasil identifikasi faktor ragam/ varian produk yang dihasilkan, terbuka IFAS dan EFAS PT.Metro Batavia peluang untuk terjadinya ekspansi bisnis yang menyatakan bahwa, pilihan strategi pada akhirnya menuju ke arah meningkatnya likuidasi sebagai keputusan terbaik, keuntungan perusahaan (profit). Hal seperti ini tidak mengherankan sebab tidak ada satupun terbukti menurut hasil perhitungan bobot perusahaan pada kenyataannya yang ingin rugi, IFAS -0,17 (lemah) dan bobot EFAS - semuanya ingin mendapatkan keuntungan. 0,32 (rendah) terbaca pada Tabel Tetapi mengingat dalam dunia bisnis tidak ada MATRIK INTERNAL-EKSTERNAL yang pasti melainkan ketidakpastian itu sendiri (IE MATRIK). maka faktor risiko sebagaimana disampaikan di 2. Keputusan manajemen melikuidasi atas perlu dikelola dengan baik melalui PT.Metro Batavia sudah tepat, karena mekanisme manajemen risiko. Menurut terbukti sesuai dengan analisis Darmawi (2013:17) Manajemen Risiko manajemen strategik dan merupakan suatu usaha untuk mengetahui, pelaksanaannya tidak bertentangan menganalisis serta mengendalikan risiko dalam dengan etika bisnis setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Mengikuti pendapat Darmawi, maka yang menjadi tujuan dan inti dari manajemen Daftar Pustaka risiko tersebut ialah semata-mata untuk Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial: memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih Ekonomi Mikro Terapan Untuk tinggi bagi perusahaan dalam hal apapun. Manajemen Bisnis, Edisi ketiga. Ketika menghadapi suatu risiko, Penerbit BPFE-Yogyakarta: berdasarkan data yang ada, mereka yang Yogyakarta. tugasnya menangani permasalahan risiko Ahmad, Gofur. 2012. Manajemen TALU Teknik demikian harus dapat memutuskan bagaimana Analisis Lingkungan Usaha. Penerbit selanjutnya risiko tersebut akan dihadapi, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia: mengenai hal ini terdapat 2 (dua) pendekatan Jakarta. dasar yang dapat dilakukan oleh pihak Bungin, H.M.Burhan.2007. Penelitian manajemen yaitu melakukan pengendalian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, risiko (risk control) dan pembiayaan risiko (risk Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial financing) (Darmawi, 2013:78). Selanjutnya Lainnya, Edisi Kedua. Penerbit sampaikan oleh Darmawi, Pengendalian risiko Kencana: Jakarta. dijalankan dengan mempergunakan metode

6

Jurnal Bisnis dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 2016 Vol 5, No. 1, ISSN 2541-178X Banjarmasin Post tanggal 31 Januari 2013 Simatupang, Richard Burton. 2007. Aspek halaman 12 dengan judul”Batavia Air Hukum Dalam Bisnis. Penerbit PT. Pailit.” Rineka Cipta: Jakarta. Darmawi, Herman. 2013. Manajemen Risiko, Shapiro, Cynthia. 2007. Corporate Cetakan Kesebelas. Penerbit PT.Bumi Confidential. Alih Bahasa: Ken Budha Aksara: Jakarta. Kusumandaru. Penerbit Kayla Pustaka: Ernawan, Erni R.2011.Business Ethics, Edisi Jakarta. Revisi. Penerbit ALFABETA: Setiadi, Nugroho J. 2008. Business Economics Bandung. and Managerial Decision Making Fahmi, Irham.2013.Etika Bisnis Teori, Kasus, Aplikasi Teori Ekonomi dan dan Solusi. Penerbit ALFABETA: Pengambilan Keputusan Manajerial Bandung. Dalam Dunia Bisnis. Penerbit Gamayuni, Rindu Rika.2006. Rasio Keuangan Kencana: Jakarta. Sebagai Prediktor Kegagalan Suryana. 2009. Kewirausahaan Pedoman Perusahaan di Indonesia. Jurnal Bisnis Praktis Kiat dan Proses Menuju dan Manajemen.Vol.3.p.15-37. Sukses. Penerbit Salemba Empat: Hasibuan, Akhmaludin. 2012. Manajemen Jakarta. Perubahan Membalik Arah Menuju Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan Usaha Perkebunan yang Tangguh Teori Praktik, dan Kasus- Melalui Strategi Optimalisasi Efisiensi. kasus.Penerbit Salemba Empat: Penerbit ANDI: Yogyakarta. Jakarta. Kusumaatmadja, Mochtar dan Sidharta, B.Arief Subramanyam, K. R dan Wild, John J. 2010. .2000. Pengantar Ilmu Hukum Suatu Analisis Laporan Keuangan. Alih Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Bahasa: Dewi Yanti. Penerbit Salemba Berlakunya Ilmu Hukum, Buku I. Empat: Jakarta. Penerbit Alumni: Bandung Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Muhammad, Suwarsono.2013. Manajemen Bisnis.Penerbit Alfabeta: Bandung. Strategik: Konsep dan Analisis. Edisi Salim, H.A. Abbas. 2012. Manajemen Kelima. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Transportasi, Cetakan kesepuluh. Manajemen YKPN: Yogyakarta. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada: Nayla, Akifa P. 2013. Cara Praktis Menyusun Jakarta. Laporan Keuangan untuk Pemula. Siregar, Muchtarudin. 2012. Beberapa Masalah Penerbit Laksana: Jogjakarta. Ekonomi dan Manajemen. Penerbit Nilasari, Senja.2014. Manajemen Strategi Itu Fakultas Ekonomi Universitas Gampang. Penerbit Dunia Cerdas: Indonesia: Jakarta. Jakarta. Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Rasjidi, H Lili dan Wyasa Putra, I.B. 2003. Keuangan untuk Bisnis. Penerbit CAPS Hukum Sebagai Suatu Sistem, Cetakan (Center of Academic Publishing kedua. Penerbit CV. Mandar Maju: Service): Yogyakarta. Bandung. Susantono, Bambang. 2013. Transportasi dan Riyanto, Astim. 2007. Kapita Selekta Hukum Investasi Tantangan dan Perspektif Dalam Dinamika, Cetakan kedua. Multidimensi, Penerbit Buku Kompas: Penerbit YAPEMDO: Bandung. Jakarta. Rangkuti, Freddy.2008. Analisis SWOT Teknik Tjitra, Hora. Panggabean, Hana.Murniati, Membedah Kasus Bisnis.Penerbit Juliana. 2012. Pemimpin dan PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Perubahan Langgam Terobosan Rifai, George.2012. Prinsip-Prinsip Profesional Bisnis Indonesia.Penerbit Pengelolaan Strategi Bisnis Evaluatif, PT.Elex Media Komputindo: Jakarta. Komprehensif, Integratif, Penuh Contoh, Tabengan tanggal 31 Januari 2013 halaman 7 Inspiratif, dan Implementatif. Penerbit dengan judul”Penumpang Harus PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Diutamakan: Batavia Air Pailit Karena Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Gagal Bayar Utang.” Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4. Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan, Edisi Penerbit BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta. ketiga. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta.

7