KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI PERAIRAN SUNGAI BATANG ULEH KABUPATEN BUNGO PROVINSI

Budiman 1,Syafrialdi2 and Rini Hertati2

1Mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan, Universitas Muara Bungo-Jambi 2Staf Pengajar Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan, Universitas Muara Bungo-Jambi *Email: [email protected]

ABSTRAK Ikan merupakan organisme penghuni perairan yang rentan terhadap perubahan lingkungan sebagai habitatnya. Salah satunya Sungai Batang uleh sebagai perairan tak lepas dari penangkapkan yang desruktif dan degradasi habibat. Tujuan penelitian adalah untuk menilai keanekaragaman jenis ikan di Sungai Batang Uleh. Sampel dikoleksi selama dua bulan dengan bantuan nelayan setempat dengan menggunakan alat tangkap jala Lempar, Pancing Tajur dan Rawai di Batang Uleh pada tiga lokasi atau stasiun yaitu Hulu (Stasiun I), Tengah (Stasiun II) dan Hilir (Stasiun III). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis menunjukkan berkisar antara 2,41 hingga 2,46. Indeks keanekaragaman tertinggi di jumpai di Stasiun I Dusun Bukit Kemang dengan total ikan sebanyak 158 ekor yang terdiri dari 13 jenis ikan. Nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun memiliki nilai yang sama yaitu antara 0,09 dan nilai indeks keseragaman pada masing-masing stasiun memiliki nilai antara 0,94 sampai dengan 0,99. Hasil studi ini memberikan data dasar yang sangat penting untuk penggelolaan dan Konservasi perairan sungai Batang Uleh

Kata Kunci : Keanekaragaman, Jenis Ikan, Sungai Batang Uleh, Tanah Tumbuh.

ABSTRACT Fish are aquatic inhabitants that are vulnerable to changes in the environment as their habitat. One of them is the Batang Uleh River as water that cannot be separated from destructive capture and degradation of habibat. The research objective was to assess the diversity of fish species in the Batang Uleh River. Samples were collected for two months with the help of local fishermen using cast net, fishing rods and mini longline in Batang Uleh at three locations or stations, namely upstream (Station I), middle (Station II) and downstream (Station III). The results showed that the index of species diversity ranged from 2.41 to 2.46. The highest diversity index was found at Station I Bukit Kemang Village with a total of 158 fish consisting of 13 fish species. The dominance index value at each station has the same value, namely between 0.09 and the uniformity index value at each station has a value between 0.94 to 0.99. The results of this study provide basic data that is very important for the management and conservation of the Batang Uleh river waters Keywords : Diversity, Fish Species, Batang Uleh River, Tanah Tumbuh.

24

I. PENDAHULUAN ekosistem tidak seimbang ( Preniti Latar Belakang et al., 2019). Upaya pengaturan Ikan merupakan salah satu selektifitas alat tangkap yang jenis organisme penghuni perairan digunakan disuatu perairan sangat yang rentan terhadap perubahan penting dalam pengelolaan dan lingkungan seperti penangkapan ikan konservasi sumberdaya perikanan secara besar-besaran. Sungai Batang sebagai kontrol kegiatan Uleh adalah perairan yang memiliki penangkapan dan pengidentifikasi sumber daya ikan. Sungai Batang pengelolaan penangkapan ikan yang Uleh memainkan perang penting berkelanjutan (Dewi et al., 2020). dalam potensi baik perikanan Beberapa kajian tentang tangkap maupun perikanan keanekaragaman ikan telah banyak budidaya. Sungai yang mempunyai dilakukan baik disungai dan danau keanekaragaman jenis ikan yang maupun waduk (Astuti dan cukup tinggi sehingga masyarakat Krismono, 2018; Sari et al., 2020; sekitar memanfaatkan sebagai Muhammad et al., 2020; Aryani et sumber perikanan tangkap (Dinas al., 2020). Penelitian kali ini adalah Peternakan dan Perikanan Kabupaten penelitian keanekaragman ikan yang Bungo, 2019). Namun beberapa dilakukan pada sungai Batang Uleh tahun terakhir ini, aktifitas yang merupakan sungai padat penangkapan ikan yang berlebihan, aktifitas mulai dari penangkapan penambangan pasir, emas dan erosi ikan, erosi tanah, limbah pertanian tanah serta aktifitas manusia yan dan antoropogenik yang telah lainnya menjadi ancaman utama merusak habitat ikan. Semua terhadap keanekaragaman ikan aktifitas ini diperkirakan karena menyebabkan rusaknya menyebabkan menurun kehadiran habitat ikan (Sarkar et al, 2012; biota diperairan, terutama Arthington et al, 2016; Liu et al, keanekaragman ikan. Selain itu, 2017). Oleh karena itu, pelestarian Kecepatan arus, Penambangan pasir keanekaragaman ikan diperairan disungai, perubahan tata guna lahan menjadi lebih penting. dan kegiatan budidaya ikan dengan Ekosistem sungai mengalami keramba juga telah mempengaruhi kerusakkan akibat campur tangan kedalaman air sungai, ketersediaan manusia yang intens mengakibatkan makanan, dan tempat berkembang degradasi habitat sehingga banyak biak ((Yustina, 2001; Aryani et al., spesies ikan terancam punah (Sarkar 2020; Dewi et al., 2020). Meskipun et al., 2012). Beberapa contoh faktor banyak studi telah mengkaji penyebab menurun spesies ikan keanekaragaman ikan, namun sejauh antara lain: terjadinya pencemaran ini belum ada lopran dari sungai air, adanya penangkapan ikan secara Batang Uleh. Oleh karena itu, sangat berlebihan (over fishing), limbah penting melakukan penelitian pertanian dan antropogenik. Hal ini, keanekaragaman ikan diperairan telah menyebabkan keanekaragaman sungai Batang Uleh . ikan menurun akibat kondisi

25

II. Metode Penelitian sungai utama yang menjadi tiga Waktu dan Tempat bagian yaitu Hulu (Stasiun I), Penelitian ini dilakukan pada Tengah (Stasiun II) dan Hilir Sungai Batang Uleh yang terbagi (Stasiun III). Daerah Hilir (Stasiun pada 3 stasiun pengamatan (Gambar III) merupakan daerah terdekat 4). Penentuan stasiun pengamatan dengan tempat yang sering melalui purposive sampling dengan digunakan masyarakat dalam merujuk hasil studi pendahuluan memenuhi kebutuhan sehari-hari. yaitu mewakili satu daerah aliran

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Penelitian

Alat dan Bahan GPS. Disamping itu untuk mengolah Peralatan yang digunakan data diperlukan seperangkat “ untuk penelitian ini yaitu : alat tulis, Personal Computer, “ atau PC. timbangan elektrik, untuk Sedangkan bahan yang diperlukan menangkap sampel ikan digunakan larutan formalin 4% dan es batu alat tangkap jaring, jala tebar, untuk menyimpan sampel agar tetap pancing/tajur, penggaris, kamera, segar sampai kelokasi pengamatan.

Metode Pengambilan Sampel Ikan sebelumnya telah ditetapkan. Koleksi Dalam penentuan stasiun sampel dilakukan dua kali dengan penelitian ini digunakan Metode mengggunakan alat tangkap jala Purposive Sampling yaitu penentuan lempar, pancing tajur dan rawai stasiun penelitian dilakukan (Kamal, 2007). Hasil tangkapan berdasarkan tujuan dengan dipisahkan berdasarkan lokasi memperhatikan berbagai stasiun ikan yang tertangkap di hulu, pertimbangan kondisi dimana ikan tengah dan hilir. Selanjutnya hasil dapat ditemukan di stasiun yang tangkapan masing-masing stasiun ditetapkan serta alat tangkap yang sungai Batang Uleh diIdentifikasi dapat dioperasikan diwilayah mengacu pada buku taksonomi ( tersebut. Sampel dalam penelitian ini Saanin, 1984). adalah perwakilan setiap lokasi yang .

26

Analisis Data Untuk menganalisis data yang ni diperoleh dari lapangan digunakan Di = X 100 % beberapa metoda analisis. Metoda N analisis tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan : 1. Analisis Indeks Keanekaragaman Di = Indeks dominansi suatu jenis Jenis Ikan (H’) ikan Ni = jumlah individu suatu jenis Indeks keanekaragaman (H’) N = jumlah individu dari seluruh merupakan gambaran kekayaan jenis spesies ikan yang dapat dilihat dari Kriteria : Di = 0-2% jenis tidak kehadiran jumlah spesies dalam dominan suatu komunitas dengan kelimpahan Di = 2-5% jenis sub dominan relatif (jumlah individu tiap spesies). Di = >5% jenis dominan Indeks keragaman yang paling umum digunakan adalah indeks 3. Indeks Keseragaman (E) menurut Shannon-Wiener (Brower Indeks Keseragaman and Zar, 1990) dilambangkan dengan individu tiap spesies yang terdapat i (H ) yang dibatasi sebagai : pada suatu perairan dapat ditentukan dengan indeks n keseragaman Bengen, (2000) yaitu : H’ = - ∑ Pi (log2 Pi) i =1 퐻′ 퐻′

퐸 = 퐼 = Keterangan : 퐻 푚푎푥 퐿표푔2 H’ = Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wienner). Pi = Perbandingan antara jumlah Keterangan : individu spesies ikan ke-i 퐻′ = Indeks dengan jumlah total Keanekaragaman Shannon- individu ikan (jumlah Weiner individu spesies ke-i,Pi = 퐻′ max = Keanekaragaman ni /N species maksimum N = Jumlah total spesies. S = Jumlah Species max E = 0, terdapat dominasi 2. Indeks Dominasi (Di) spesies atau semakin kecil keseragaman Penentuan jenis ikan yang E = 1, Jumlah Individu dominan didalam kawasan tiap spesies sama atau seragam penelitian, ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN sepanjang Sungai Batang Uleh. Stasiun I (Dusun Bukit Kemang) Selama penelitian tercatat ada 13 jenis dan total menunjukkan adanya keragaman individu yang ditemukan sebanyak jenis ikan yang di tertangkap di 69 ekor. Stasiun II (Dusun Tebing

27

Tinggi) ditemukan 13 jenis dan 9 Osteochillus vittatusi sebanyak 17 genus dari total individu yang ekor dan Rabora rutteni sebanyak 16 ditemukan sebanyak 47 ekor, di ekor. Sedangkan jumlah total ikan stasiun III (Dusun Rambah) paling sedikit adalah jenis ikan ditemukan 13 jenis dan 9 genus dari Leptobarbus hoevenii dan Hampala 42 ekor ikan.Jenis ikan terbanyak di macrolepidota. Jumlah total ikan sepanjang perairan sungai Batang berhubungan dengan kehadiran jenis Uleh terdiri dari famili Cyprinidae ikan disetiap stasiun pengamatan. (11 jenis), Bagridae (1 jenis), Hasil penelitian yang diperoleh di Pangasidae (1 jenis), Menurut beberapa sungai di kawasan pulau Kottelat et al., (1993) bahwa jenis Sumatera menunjukkan bahwa famili ikan Cyprinidae merupakan Cyprinidae terlihat lebih penghuni utama yang paling besar mendominasi jika dibandingkan jumlah populasinya untuk beberapa dengan famili ikan air tawar lainnya sungai di sumatera dan Kalimantan (Muhammad et al., 2020; Dewi et selain jenis Balitoridae, Bagridae, al., 2020). Siluridae dan Belontiidae. Hal ini Jumlah ikan yang tertangkap juga dikemukan hasil penelitian di Stasiun I dengan alat tangkap jala Fithra (2016) dan Syafrialdi et al lempar merupakan tangkapan (2020) bahwa karakteristik habitat terbanyak yaitu 30 ekor, pada stasiun dan keseimbangan rasio antara II alat jala lempar merupakan jumlah ikan jantan dengan betina tangkapan terbanyak yaitu 23 ekor disuatu perairan juga menentukan dan untuk stasiun III alat tangkap keanekaragaman ikan. Selain itu, jala lempar mendapat tangkapan keanekaragman ikan juga sebanyak 17 ekor. Sedangkan jumlah dipengaruhi oleh kecepatan aliran ikan yang paling sedikit terdapat sungai, kemiringan sungai, pada alat tangkap di masing-masing keberadaan hutan atau tumbuhan di stasiun yaitu pancing tajur dengan sepanjang daerah aliran sungai yang jumlah antara 11 ekor sampai 17 berasosiasi dengan keberadaan ekor. Hasil tangkapan ini tidak hewan-hewan penghuninya terlepas dari jenis alat tangkap yang (Muhammad et al., 2020). digunakan. Karena itu penggelolaan Total jumlah ikan yang lubuk larangan dan pembentuk lebih didapat sepanjang sungai batang banyak lubuk larangan untuk Uleh paling banyak ditemukan menjaga keberlanjutan biota adalah jenis Chela oxygastroides diperairan ( Sairun et al., 2019). sebanyak 23 ekor, diikuti oleh

Indek Keanekaragaman (H’), Jumlah Jenis, Individu, Indeks Dominasi (Di) dan indeks Famili, Indeks Keanekaragam Jenis Keseragaman (E) jenis ikan di Ikan di Sungai Batang Uleh dapat Sungai Batang Uleh dilihat pada (Tabel 1).

28

Tabel. 1. individu, jenis dan famili serta Indeks keanekaragaman ikan Jumlah Keterangan ST ST II ST III Total I Jumlah Jenis 13 13 13 13 Jumlah Famili 3 3 3 3 Jumlah Induvidu 69 47 42 158 Indeks Keanekaragaman Jenis 2,46 2,43 2,41

Hasil analisis indeks keanekaragaman (Hi) sebesar 2,46 keanekaragaman menunjukkan atau (Hi) < 3. bahwa indeks keanekargaman jenis Hasil penelitian ini diduga ikan di Sungai Batang Uleh ada kaitasnnya dengan aliran sungai Kecamatan Tanah Tumbuh dan Tinggi rendahnya Kabupaten Bungo dari ke 3 stasiun keanekaragaman ikan ditentukan sebesar 2,43 termasuk dalam jumlah individu tiap spesies ikan kategori sedang. Indeks yang berhasil ditangkap. Menurut keanekaragaman merupakan suatu Liu et al (2017) bahwa kondisi indeks untuk melihat tingkat hidrologi sungai sangat keanekaragaman jenis dalam mempengaruhi struktur komunitas di komunitas dan memperlihatkan ekosistem di perairan sungai. Lebih keseimbangan dalam pembagian lanjut Rosenfeld (2002) menyatakan jumlah individu tiap spesies. bahwa ancaman terhadap spesies Selanjutnya menurut Brower dan Zar ikan air tawar memerlukan perhatian (1977) dalam Arif (2012), bahwa khususkarena pengaruh historis pada keanekaragaman tinggi apabila nilai pola distribusi dan keanekaragaman indeks keanekaragaman (Hi) >3; ikan air tawar mungkin lebih rentan sedang 1

Tabel 2. Jumlah Jenis, Individu, Famili, Indeks Dominasi Jenis Ikan di Sungai Batang Uleh. Jumlah Keterangan ST I ST II ST III Total Jumlah Jenis 13 13 13 13 Jumlah Famili 3 3 3 3 Jumlah Induvidu 69 47 42 158 Indeks Dominasi Jenis 0,09 0,09 0,09

29

Berdasarkan Tabel tersebut aliran sungai yang akan berasosiasi diatas dapat dijelaskan bahwa nilai dengan keberadaan hewan-hewan indeks dominansi pada masing- penghuninya. Selain itu faktor masing stasiun memiliki nilai yang lingkungan seperti pH, DO, salinitas, sama yaitu antara 0,09. Nilai kekeruhan, kedalaman air, kecepatan dominansi memnunjukkan tidak air, predator dan kompetisi makanan spesies yang mendominasi sangat mempengaruhi komposisi diperairan. Dominasi ikan tersebut ikan (Simanjuntak 2012; Quo et al., dikarenakan kemampuan reproduksi 2018). ikan yang cepat yang tidak Nilai indeks, keseragaman, terpengaruhi oleh pasang surut air adalah merupakan nilai indeks kajian (Patriono et al., 2008). Suatu yang umum digunakan guna komunitas memiliki keanekaragaman menduga kondisi lingkungan yang rendah dipengaruhi oleh indeks perairan dan keberadaan komunitas keseragaman yang rendah dan juga berdasarkan indikator biologi, stabil adanya dominasi oleh satu atau atau baiknya kondisi suatu sedikit jenis ikan. Hal ini sejalan lingkungan perairan. dengan hasil laporan Ross (1997), Kriteria nilai keseragaman, bahwa keanekaragaman dan jika E mendekati 1 maka kemerataan kelimpahan ikan juga ditentukan antara spesies relatif merata atau oleh karakteristik habitat perairan. jumlah individu masing-masing Karakteristik habitat di sungai sangat spesies relatif sama. Hal ini juga dipengaruhi oleh kecepatan aliran telah dijelaskan sagala et al., (2014) sungai. Kecepatan aliran tersebut bahwa kriteria nilai keseragaman ditentukan oleh perbedaan jenis ikannya yaitu nilai E mendekati kemiringan sungai, keberadaan hutan 1 maka penyebaran individu antar atau tumbuhan di sepanjang daerah jenis relatif sama.

Tabel. 3. Jumlah Jenis, Individu, Famili, Indeks Keseragaman Jenis Ikan di Sungai Batang Uleh.

Jumlah Keterangan ST I ST II ST III Total Jumlah Jenis 13 13 13 13 Jumlah Famili 3 3 3 3 Jumlah Induvidu 69 47 42 158 Indeks Dominasi Jenis 0,99 0,94 0,94

Nilai indek keseragaman keseragaman pada masing-masing tertingi pada Stasiun I (Dusun Bukit Stasiun menunjukkan bahwa Kemang) dengan (E= 0,99) dan keberadaan setiap jenis ikan di yang terendah terdapat di Stasiun II perairan dalam kondisi sebaran (Dusun Tebing Tinggi Uleh) dengan hampir merata meskipun ada jenis (E=0,92) Staisun III (Dusun individu yang jumlahnya sedikit rambah) dan nilai (E= 0,94). Nilai lebih banyak dari jenis lainnya. Hal

30

ini oleh pertegas Ardani dan sekelompok individu jenis tertentu Organsastra (2009) bahwa yang melimpah. Sebaliknya bila nilai kemerataan ikan berkisar 0–1. kemerataan mendekati 1 maka Kriteria nilai kemerataan mendekati penyebaran individu antar jenis 0 maka penyebaran individu antar relatif sama. jenis relatif tidak sama dan ada

IV. KESIMPULAN DAN SARAN mendominasi dan keseragaman jenis Kesimpulan menunjukkan seragam. Hasil studi Keanekaraganam jenis ikan ini sekaligus memberikan data dasar disungai Batang Uleh terdiri dari 13 yang sangat penting untuk jenis. Indeks keanekaragaman (H´) penggelolaan dan konservasi ikan sungai Batang Uleh berkategori perairan sungai Batang Uleh sedang, tidak ada spesies yang kedepan.

DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Perikanan , 10(2), 87-97. Ardani B, dan Organsastra. 2009. Bengen, D. G. 2000. Sinopsis Struktur komunitas ikan di Ekosistem dan Sumberdaya danau Bagamat Petuk Bukit. Alam Pesisir Pusat Kajian Journal of Tropical Sumberdaya Pesisir dan Fisheries. 4(1):356- 367 Lautan–IPB,Bogor. Brower, J. E., Zar, J. H., Arthington, A. H., Dulvy, N. K., & Von Ende, C. N. (1990). Gladstone, W., & Winfield, Field and laboratory I. J. (2016). Fish methods for general ecology conservation in freshwater 3rd ed. Wm.C. Brown and marine realms: status, Publsiher Company threats and Dewi, R. A., Kholis, M. N., & management. Aquatic Syafrialdi, S. (2020). Conservation: Marine and Estimasi Selektivitas Alat Freshwater Tangkap Pancing Di Sungai Ecosystems, 26(5), 838-857. Nilo Kecamatan Muara Siau Aryani, N., Suharman, I., Azrita, A., Kabupaten Merangin Syandri, H., & Mardiah, A. Provinsi Jambi. SEMAH (2020). Diversity and Jurnal Pengelolaan distribution of fish fauna of Sumberdaya Perairan, 4(2). upstream and downstream Dinas Perikanan Kabupaten Bungo, areas at Koto Panjang 2019. Perairan Umum di Reservoir, Province, Kabupaten Bungo. Bungo Indonesia. F1000Research, Jambi 8(1435), 1435. Kamal. E, 2007. Bahan dan Alat Astuti, L. P., & Krismono, K. (2018). Penangkapan Ikan. Fakultas Pengelolaan kualitas Perikan dan Ilmu Kelautan. perairan melalui penerapan Universitas Bung Hatta budidaya ikan dalam Padang.104 Halaman. keramba jaring apung Kottelat, M; A. J. Whitten; S. N. “SMART”. Jurnal Kartikasari & S.

31

Wirjoatmojo. 1993. Kabupaten Freshwater of Western Merangin. SEMAH Jurnal Indonesia and Sulawesi. Pengelolaan Sumberdaya London: Periplus Edition. Perairan, 3(1). Liu, X.J, ., Hu, X. Y., Ao, X. Y., Wu, X. P Ouyang, S. (2018). Rosenfeld, J A. 2002. Patterns and Community characteristics process in the geographical of aquatic organisms and ranges of fishes. Global management implications Ecology and Biogeography. after construction of 11: 323–332. Shihutang Dam in the Saanin. H. 1984. Taksonomi Dan Gangjiang River, Kunci Identifikasi Ikan Jilid China. Lake and Reservoir I Dan II. Bina Cipta. Bogor. Management, 34(1), 42-57. Sagala, M. M., dkk. (2014). Liu, X. J., Hu, X. Y., Ao , X, F., Distribusi Logam Berat di Wu, X. P., Ouyang S. 2017. Perairan Natuna Community characteristics Distribution of Heavy of aquatic organisms and Metals in Natuna Coastal management implications Waters. Jurnal Ilmu dan after construction of Teknologi Kelautan Tropis, Shihutang Dam in the 6(2): 297-310. Gangjiang River, China. Sairun, S., Syafrialdi, S., & Djunaidi, Lake and Reservoir D. (2019). Pengelolaan Management. (3): 1–16. Lubuk Larangan Sebagai Muhammad, M., Syafrialdi, S., & Bentuk Kearifan Lokal Di Hertati, R. (2020). Sungai Batang Jujuhan Keanekaragaman Jenis- Kabupaten Bungo Provinsi Jenis Ikan Di Sungai Jambi. SEMAH Jurnal Tembesi Kecamatan Bathin Pengelolaan Sumberdaya VIII Kabupaten Sarolangun Perairan, 3(1). Provinsi Jambi. SEMAH Sari, T., Hertati, R., & Syafrialdi, S. Jurnal Pengelolaan (2020). Studi Sumberdaya Perairan, 4(1). Keanekaragaman Jenis- Jenis Ikan di Sungai Batang Patriono, E., dkk. (2008). Pelepat Kabupaten Bungo Inventarisasi Jenis Ikan Propinsi Jambi. SEMAH yang Tertangkap Nelayan di Jurnal Pengelolaan Lembak Desa Meranjat Sumberdaya Perairan, 4(1). Kecamatan Tanjung Batu Sarkar, U. K., Pathak, A. K., Sinha, Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal R. K., Sivakumar, K., Penelitian Sain, 11(3): 605- Pandian, A. K., Pandey, A. 613. & Lakra, W. S. (2012). Preniti, R., Syafrialdi, S., & Freshwater fish biodiversity Djunaidi, D. (2019). Studi in the River Ganga (India): Keanekaragaman Ikan Yang changing pattern, threats Tertangkap Menggunakan and conservation Atribut Rumpon Berbeda di perspectives. Reviews in Sungai Mentenang

32

Fish Biology and nigriceps [Valenciennes, Fisheries, 22(1), 251-272. 1840])(Pisces, Bagridae), Simanjuntak, C.P.H (2012) from Kampar Kanan River Keragaman dan struktur and in Kumpulan Ikan di anak Indonesia. Pakistan Journal Sungai, Sungai Sopokamil, of Biological Sciences: Sumatera Utara. Jurnal PJBS, 23(12), 1636-1642. Iktiologi Indonesia( 12 Yustina, 2001, Keaneka Ragaman (2):155-172. Jenis Ikan Disepanjang Syafrialdi, Dahelmi, Roesma, I., & Sungai Rangau , Riau, Syandri, H. (2020). Length- Sumatera, Journal Nature Weight Relationship and Indonesia 4(1):1-14(2001) Condition Factor of Two- ISSN 1410-9379. di akses Spot Catfish (Mystus tanggal 24 Agustus 2013.

33