Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

PENJUAL KEDONDONG DAN KERIPIK PISANG DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Melinda A. Manutty NIM 080817001

ABSTRACT

The informal sector are also found at the University of Sam Ratulangi, they sold drinks and snacks in all the faculty. Marketers this trading at a gate or on the cusp of arround campus, bananas green ice, coconut young ice, Opa Alex jelly ice , meatballs, kedondong, crisps bananas etc. They sold huckster at the University of Sam Ratulangi by means of a huckster will carry them in front of the breastbone those who placed inside a small basket tied by a drawstring plastic and was hanged in their necks. They walked went around campus to peddle their trading up even often we see them until the afternoon. Almost all the seller kedondong and chips this mobile were children who dropped out of school, between the ages of 12-26 years, they comes from the town of Gorontalo come try their luck in Manado hopes to get a bite of rice. But to be a seller of kedondong not required qualification and appearance interesting, are especially only a willingness to work without shame and prestige. There are two factors causing they choose to into sellers kedondong, because dropouts so they do not have requested qualification as conditions must in search of work, and secondly because the economy family who cannot so they choose to wander and jobs to help their parents.

Keywords: kedondong, snack, seller

1

Pendahuluan alam amat besar dan banyak Jumlah penduduk yang hewan yang dimiliki akan tetapi semakin pesat yang tidak di- jika alat-alat kerja yang imbangi dengan jumlah lapa- digunakan masih sangat seder- ngan pekerjaan yang tersedia, hana, hasil yang dicapai akan menjadikan masyarakat harus tidak memuaskan. Bagi produksi berlomba-lomba untuk bisa yang penting adalah adanya mendapatkan pekerjaan agar kerja yang efisien dan efektif. dapat memenuhi kebu-tuhan Kondisi alam dapat memberikan hidupnya. Bahkan untuk masukan terhadap perkem- mendapatkan pekerjaan dengan bangan tertentu atau menjurus gaji sesuai Upah Minimum ke arah perkembangan yang lain, Pekerja (UMP) yang telah akan tetapi kondisi alam tidak ditetapkan pemerintahpun tidak menetapkan secara mutlak garis- mudah karena ketatnya per- garis mana yang akan diikuti saingan dalam mencari peker- perkembangan ekonomi. Manu- jaan, karena setiap perusahaan sia merupakan faktor yang aktif akan melihat tingkat pendidikan dalam menanggapi pengaruh dari pelamar. Susahnya mencari alam itu. pekerjaan di kota-kota besar Masalah dari mata penca- termasuk Manado harian hidup tidak semata-mata membuat tidak sedikit orang ditinjau dari segi teknologinya yang memilih berdagang. melainkan dari pola-pola Apabila kita perhatikan setiap aktivitas dan interaksi yang negara atau daerah yang kondisi menguasai proses produksi, kehidupan ekonominya rendah distribusi dan konsumsi. atau di bawah rata-rata adalah Studi mengenai mata negara atau daerah yang tingkat pencaharian hidup seperti yang pengetahuan tekniknya masih dilakukan oleh antropologi ber- rendah. Walaupun kekayaan hubungan erat dengan tingkat-

2

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016 tingkat masyarakat dalam per- Pekerjaan di bidang sektor kembangannya sebelum masya- informal juga banyak ditemui di rakat itu mencapai tingkat Universitas Sam Ratulangi, teknologi mesin. Mata penca- mereka menjajakan minuman harian hidup yang terdapat pada dan makanan ringan di semua masyarakat dapat dibagi dalam 2 fakultas. Para penjual-penjual ini kategori : berjualan di pintu gerbang atau a. Mata pencaharian hidup yang berada di batas lingkungan intinya bersifat mengum- kampus seperti, Es Pisang Ijo, Es pulkan bahan-bahan maka- Kelapa Muda, Es Jelly Opa Alex, nan yang sudah disediakan Bakso Tusuk, kedondong, keripik oleh alam. pisang dan lain-lain. Mereka b. Mata pencaharian hidup yang berjualan di luar lingkungan intinya adalah menghasilkan kampus tapi masih bisa produksi artinya, masyarakat dijangkau sehingga memu- mengolah alam sebagaimana dahkan mahasiswa yang hendak adanya dan menghasilkan membeli jajanan karena tidak kebutuhan untuk hidup. perlu pergi jauh keluar kampus. (Harsojo, 1967) Sedangkan untuk penjual kedondong dan keripik pisang Sektor informal mudah keliling, mereka menjajakan disajikan sebagai lapangan jualannya di setiap fakultas di pekerjaan bagi masyarakat yang Universitas Sam Ratulangi tingkat pendidikannya rendah dengan cara menggendong maupun bisa digeluti dari semua jualan mereka di depan dada kalangan baik dari anak-anak mereka yang diletakkan di dalam sampai orang dewasa, tidak keranjang kecil yang diikat heran sekarang banyak masya- dengan tali plastik dan digan- rakat yang memilih untuk tung di leher mereka. Mereka menekuni bisnis ini. berjalan berkeliling kampus

3 untuk menjajakan jualan mereka yang dihadapi (Poerwanto, sampai habis bahkan sering kita 2006). menemui mereka sampai sore Menurut Marzali, strategi hari, mereka duduk berkelompok adapatasi merupakan perilaku di pertigaan jalan depan Fakultas manusia dalam mengalokasikan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ada sumberdaya yang mereka miliki beberapa dari penjual kedon- dalam menghadapi masalah- dong ini bahkan masih terlihat masalah sebagai pilihan –pilihan anak –anak dan remaja. Bahkan tindakan yang tepat guna sesuai rata-rata dari penjual kedondong dengan lingkungan sosial, dan keripik pisang ini adalah kultural, ekonomi dan ekologi anak-anak yang putus sekolah. ditempat dimana mereka hidup Strategi Adaptasi (Marzali 2003:26). Secara umum strategi adap- Adaptasi merupakan tingkah tasi dapat diartikan sebagai laku penyesuai yang menunjuk rencana tindakan yang dilakukan pada tindakan. Proses adaptasi manusia baik secara sadar merupakan salah satu bagian maupun dalam keadaan tidak dari proses evolusi kebudayaan, sadar, secara eksplisit, maupun yakni proses yang mencakup implisit dalam merespon ber- rangkaian usaha-usaha manusia bagai kondisi internal atau untuk menyesuaikan diri atau eksternal. Pemahaman terhadap memberi respon terhadap peru- strategi adaptasi yang dite- bahan lingkungan, fisik maupun rapkan mencerminkan bentuk ekonomi yang terjadi seiring kognitif yang dipelajari melalui waktu. sosialisasi dari pendukung suatu Pengambilan Keputusan budaya, yang kemudian dihara- Pada dasarnya setiap manusia pkan mampu memberikan pen- yang masih hidup akan selalu jelasan terhadap fenomena sosial berhadapan dengan masalah, baik masalah besar ataupun

4

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016 kecil, masalah pribadi ataupun berdasarkan keputusan yang kelompok dan untuk menyele- akan diambil. Orang memiliki saikannya manusia akan mencari banyak pengalaman akan lebih solusi dari permasalahan ter- matang dalam membuat sebut dan segera menetapkan keputusan, sekalipun peristiwa keputusan yang terbaik untuk lampau tidak sama dengan menyelesaikan masalah tersebut. peristiwa hari ini. Menurut George R. Terry 3. Fakta pengambilan keputusan adalah Pengambilan keputusan ber- pemilihan alternatif perilaku dasrkan fakta dapat memberikan (kelakuan) tertentu dari dua atau keputusan yang baik. Tingkat lebih alternatif yang ada. kepercayaan terhadap pengam- Ada beberapa dasar pen- bilan keputusan juga naik, dekatan yang bisa digunakan sehingga orang dapat menerima dalam pengambilan keputusan keputusan yang dibuat dengan digunakan menurut Terry dan rela dan lapang dada. Brinckloe, antara lain : 4. Wewenang 1. Intuisi Biasanya pengambilan kepu- Dimana pengambilan kepu- tusan berdasarkan wewenang tusan yang didasarkan pada dilakukan oleh seorang pemim- intuisi atau perasaan bersifat pin terhadap bawahannya atau subjektif sehingga mudah kepada yang tingkat kedudu- terkena pengaruh. kannya lebih rendah.

2. Pengalaman 5. Logika atau rasional Pengambilan keputusan ber- Pengambilan keputusan ber- dasarkan pengalaman memiliki dasarkan logika ialah suatu studi manfaat bagi pengetahuan yang rasional terhadap semua praktis, yaitu seseorang dapat unsur pada setiap sisi dalam memperkirakan suatu keadaan proses pengambilan keputusan

5 karena keputusan yang dihasil- kebudayaan dapat diartikan “hal- kan bersifat objektif, logis, lebih hal yang bersangkutan dengan transparan, konsisten untuk akal”. Sedangkan kata “budaya” memanksimumkan hasil atau merupakan perkembangan ma- nilai dalam batas kendala jemuk dari “budi daya” yang tertentu. Ada beberapa hal juga berarti “daya dari budi” sehingga perlu diperhatikan dalam dibedakan antara “budaya” yang pengambilan keputusan secara berarti “daya dari budi” yang logika, yaitu kejelasan masalah, berupa cipta, karsa dan rasa orientasi tujuan, pengetahuan dengan “kebudayaan” yang alternatif, preferensi yang jelas berarti hasil dari cipta, karsa dan dan hasil maksimal. rasa (Munandar Sulaeman, Kebudayaan 1998:). Kebudayaan ataupun yang Dengan demikian hampir disebut peradaban mengandung semua tindakan manusia adalah pengertian yang luas, meliputi kebudayaan, karena jumlah pemahaman perasaan suatu tindakan yang dilakukannya bangsa yang kompleks, meliputi dalam kehidupan bermasyarakat pengetahuan, kepercayaan, seni, yang tidak dibiasakannya moral, hukum, adat istiadat dengan belajar (tindakan naluri, (kebiasaan) dan pembawaaan reflex, atau tindakan-tindakan lainnya yang diperoleh dari yang dilakukan akibat suatu anggota masyarakat (Taylor proses fisiologi, maupun ber- 1897). bagai tindakan membabi buta), sangat terbatas. Bahkan berbagai Menurut Koenjaraningrat tindakan yang merupakan naluri- (1980), kata “kebudayaan” nya (misalnya makan, minum, berasaal dari kata sansakerta dan berjalan) juga telah banyak buddayah, yaitu bentuk jamak dirombak oleh manusia sendiri dari budhi yang berarti “budi” sehingga menjadi tindakan atau “akal”. Dengan demikian

6

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016 berkebudayaan oleh pola tingkah laku yang (Koenjtaraningrat, 2005). menyangkut semua aspek Masyarakat kehidupan dalam batas kesatuan tersebut, yang sifatnya khas, Kata masyarakat sendiri mantap, dan berkesinambungan, berakar dari bahasa arab sehingga menjadi adat-istiadat syaraka, yang artinya “ikut serta (Koentjaraningrat, 2005). atau berperan serta”. Sedangkan kata masyarakat sendiri berasal Masyarakat adalah seke- dari kata latin, socius yang lompok orang yang membentuk memiliki arti kawan. Yang sebuah sistem semi tertutup atau disebut dengan masyarakat semi terbuka, dimana keba- adalah sekumpulan manusia nyakan interaksi adalah antara yang saling berinteraksi. Suatu individu-individu yang terdapat kesatuan masyarakat dapat dalam kelompok tersebut. Pada memiliki prasarana yang me- umumnya sebutan masyarakat mungkinkan para warganya dipakai untuk sekelompok untuk berinteraksi. Warga dari individu yang hidup bersama suatu negara dengan wilayah dalam satu komunitas yang yang kecil memiliki potensi teratur. Menurut kamus besar untuk berinteraksi secara lebih bahasa Indonesia masyarakat intensif daripada warga dari adalah sejumlah manusia dalam suatu negara yang sangat luas, arti seluas-luasnya dan terkait apalagi seperti negara kita yang oleh suatu kebudayaan yang terdiri dari banyak pulau yang mereka anggap sama. terpencar. Tetapi tidak semua Sektor Informal kesatuan manusia yang ber- Konsep sektor informal interaksi adalah masyarakat, pertama kali muncul di dunia karena suatu kesatuan manusia ketiga, yaitu ketika dilakukan yang disebut masyarakat terikat serangkaian penelitian tentang

7 pasar tenaga kerja perkotaan di Beberapa kegiatan pere- Afrika. Keith Hart mengatakan konomian yang tidak memenuhi bahwa sektor informal adalah kriteria sektor informal, ter- bagian angkatan kerja dikota organisir, terdaftar dan di- yang berada diluar pasar tenaga lindungi oleh hukum dimasukkan kerja yang terorganisir (Manning ke dalam sektor informal, yang 1991). Sebagai contohnya, sering disalah artikan sebagai apabila berjalan menyusuri jalan- usaha sendiri. Sektor informal jalan suatu kota, kita dapat sendiri merupakan jenis kesem- melihat pedagang kaki lima, patan kerja yang kurang penjual koran, pengamen, terorganisir, sulit dicacah dan pengemis, pedagang asongan sering dilupakan dalam sensus seperti penjual minuman dan resmi, serta merupakan kesem- makanan ringan dan masih patan kerja yang persyaratan banyak lagi. Pedagang asongan kerjanya jarang dijangkau oleh seperti penjual minuman dan aturan-aturan hukum. Kriteria makanan ringan merupakan yang dapat dipakai untuk pekerja yang tidak terikat dan menerangkan sektor informal tidak terampil dengan pen- antara lain umur dimana pekerja dapatan yang rendah dan tidak di sektor informal tidak tetap. Kebanyakan para peda- mengenal umur, rata-rata para gang asongan seperti penjual pekerjanya berpendidikan ren- minuman dan makanan ringan dah, dan jam kerja yang tidak akan bekerja secara efektif teratur, inilah indikator untuk dengan jumlah jam kerja yang menggambarkan karakteristik lebih panjang karena penda- pekerja sektor informal. patan yang belum memadai Di Manado sendiri ada pada hari itu serta jualan yang beberapa jenis pekerjaan yang belum habis terjual. banyak digeluti sebagai sistem mata pencaharian dalam sektor

8

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016 informal, antara lain adalah kelakuan dan hasil kelakuan pedagang asongan, seperti manusia, yang teratur oleh tata penjual Koran, penjual rokok, kelakuan, yang harus didapat- penjual minuman dan makanan kannya dengan belajar dan yang kecil dan lain-lain. Kita bisa semuanya tersusun dalam menemukan mereka dibeberapa kehidupan masyarakat (Harsojo, tempat pusat perbelanjaan bah- 1967). Dengan kata lain seluruh kan di Kampus. Cara berjualan kelakuan, apa yang dilakukan mereka yang langsung menyen- dan hasil yang didapatnya tuh konsumen membuat tidak dengan proses belajar sendiri banyak produsen kalangan adalah kebudayaan, sama halnya industri menengah memanfaat- dengan bekerja atau mata kan mereka sebagai tenaga pencaharian sebagai pedagang. pemasar, seperti produsen Para pedagang juga memiliki Koran, rokok, dan produsen gagasan-gagasan atau ide-ide minuman serta makanan kecil. yang dipraktekkan dalam Mata Pencaharian karyanya, dan sebagai hasilnya yang merupakan suatu wujud Mata pencaharian adalah dari kebudayaan yang berbentuk pekerjaan yang menjadi pokok benda-benda dan dapat kita penghidupan (sumbu atau lihat yang berguna dan bernilai pokok), pekerjaan atau penca- tinggi. harian utama yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari. Mata Semua orang yang bekerja pencaharian juga merupakan memiliki tujuannya masing- salah satu dari unsur kebudayaan masing. Mereka bekerja pada yang tidak dapat dipisahkan dari dasarnya untuk memenuhi kehidupan manusia. Bagi ilmu kebutuhannya dan ada hal yang sosial arti kebudayaan amat luas, ingin dicapai. Setiap orang yang yang meliputi seluruh dari bekerja juga berharap untuk

9 setiap aktivitas kerja yang satu aspek penting dalam dilakukannya akan membawanya kehidupan manusia yang tidak pada suatu keadaan yang lebih dapat dipisahkan. memuaskan dari keadaan sebe- Pedagang lumnya dengan tujuan tertentu. Berbicara tentang pedagang Dengan adanya tujuan-tujuan kita berbicara tentang pelaku inilah yang mendorong orang- ekonomi. Menurut Sardono orang untuk melakukan suatu Sukirno ada tiga golongan aktivitas yang biasa disebut pelaku ekonomi, yaitu Rumah dengan kerja. tangga. Rumah tangga adalah Bekerja juga merupakan suatu pemilik berbagai faktor produksi kegiatan pemenuhan kebutuhan yang tersedia dalam pere- kehidupan yang nantinya dila- konomian, sektor ini menye- kukan terus menerus. Ada diakan tenaga kerja dan tenaga berbagai macam pekerjaan yang usahawan juga memiliki faktor- bisa kita dapati saat ini baik faktor produksi yang lain seperti pekerjaan yang ada di pedesaan barang-barang modal, kekayaan sampai dikota seperti, mengum- alam, dan harta tetap seperti pulkan hasil hutan, perburuan, tanah dan bangunan. Peru- perikanan, pertanian, peter- sahaan. Perusahaan adalah nakan, perdagangan, perin- organisasi yang dikembangkan dustrian dan masih banyak lagi oleh seseorang atau sekumpulan (Mahjunir, 1965). Melalui orang (dikenal sebagai pengu- pekerjaan-pekerjaan inilah saha) dengan tujuan untuk orang-orang bisa memenuhi menghasilkan berbagai barang kebutuhan hidup dan tujuan dan jasa yang dibutuhkan yang hendak dicapai mereka, masyarakat. jadi mata pencaharian adalah Secara etimologi, pedagang pekerjaan yang dilakukan adalah orang yang berdagang manusia dan merupakan salah atau bisa juga disebut saudagar.

10

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Jadi pedagang adalah orang- produk langsung kepada orang yang melakukan kegiatan- konsumen. kegiatan perdagangan sehari- Faktor Pendidikan hari sebagai mata pencaharian Sebagaimana yang diketahui mereka. Pedagang adalah orang salah satu faktor penyebab atau instansi yang memperjual mereka memilih menjadi penjual, belikan produk atau barang sebagai mata pencaharian hidup kepada konsumen baik secara adalah karena tingkat pendidikan langsung maupun tidak lang- mereka, dimana sebagaian besar sung (Damsar, 1997). dari penjual merupakan anak- Adapun yang dikemukakan anak yang putus sekolah. Damsar (1997) membedakan Sementara realita yang ada di pedagang menurut jalur distri- tengah kota Manado ini, untuk busi barang yang dilakukan, mendapatkan sebuah pekerjaan yaitu : baik di kantor-kantor swasta

- Pedagang distributor (tung- maupun di toko-toko, ijasah gal), yaitu pedagang yang merupakan syarat utama dalam memegang hak distribusi satu lampiran surat lamaran. Tidak produk dari perusahaan heran anak-anak ini memilih tertentu. untuk menjadi penjual kedon- - Pedagang partai (besar), yaitu dong dan keripik keliling, pedagang yang membeli ditambah lagi dengan jam kerja produk dalam jumlah besar dan cara kerja yang tidak terikat yang dimaksudkan untuk karena dengan santai sambil dijual kepada pedagang yang berkeliling mereka menjajakan lain seperti grosir. jualan mereka.

- Pedagang eceran, yaitu Semua penjual kedondong pedagang yang menjual dan keripik pisang ini berasal dari Gorontalo, dari kecamatan

11

Batu Da’a bahkan ada yang Proses Produksi Kedondong berasal dari satu desa. Sebagian Proses pembuatan kedon- besar dari mereka datang karena dong bisa dibilang masih diajak saudara mereka atau tradisional dan apa adanya, tidak teman mereka karena dilihat menggunakan alat-alat produksi tidak ada yang dikerjakan yang mewah dan mahal hanya dikampung dan sudah tidak dengan menggunakan alat-alat sekolah. Bahkan ada beberapa sederhana yang biasa dipakai penjual juga yang memiliki dihampir setiap rumah. Bahkan hubungan keluarga dengan dari proses sortir bahan sampai produsen kedondong dan menjadi barang siap untuk keripik pisang ini. dijualpun semua dilakukan Faktor Ekonomi dengan cara manual.

Selain faktor pendidikan, Bahan baku faktor ekonomi juga merupakan Bahan baku utama dalam salah satu faktor penyebab proses produksi kedondong mereka memilih menjadi penjual, adalah buah kedondong itu sekalipun mereka tidak sekolah sendiri. Buah kedondong ini sampai selesai bisa dibilang para biasanya para penjual dapat penjual ini juga jeli dan pintar langsung dari produsen dan siap dalam melihat keuntungan dari di pasarkan. Buah kedondong ini hasil penjualan mereka. Tidak biasanya di kirim dari Gorontalo hanya kebutuhan mereka sehari- langsung menggunakan kenda- hari yang terpenuhi dengan raan seperti truk dan mobil pick- menjual kedondong dan keripik up. 1 karung buah kedondong pisang ini, bahkan beberapa dari dihargai dengan Rp.100.000,-. mereka mengirim hasil kerja atau Tidak menentu berapa kali dalam upah mereka kepada orang tua seminggu karena itu disesuaikan mereka. dari berapa banyak kedondong yang terjual dihari sebelumnya. 12

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Bahan baku yang digunakan kedondong ini hanyalah meng- produsen dalam pembuatan gunakan pisau yang diasah tajam kedondong adalah : untuk pengupasan buah kedon- dong, cobek untuk meng- - Buah yang masih setengah haluskan cabe dengan garam, matang yang masih berwarna lilin dalam proses pengisian hijau. Produsen jarang meng- dalam kemasan dan wadah- gunakan buah kedondong wadah plastic yang nanti dipakai yang sudah terlalu matang untuk menaruh buah kedondong karena biasanya kurang selama proses pembuatan. disukai konsumen. Mereka tidak menggunakan - Air dan gula digunakan dalam teknologi canggih lainnya. proses perendaman. Untuk mengurangi rasa asam dari Proses Distribusi dan buah tersebut. Pemasaran - Garam dan cabe, sebagai Dalam kegiatan ekonomi bahan pelengkap untuk dikenal dengan proses produksi, makan buah kedondong distribusi dan konsumsi. Proses tersebut. distribusi disini berfungsi untuk Alat-Alat Dalam Proses membawa atau menawarkan Produksi barang dari produsen ke konsumen. Dalam mendistri- Proses produksi atau busikan sebuah barang seorang pembuatan kedondong ini penjual harus bisa bekerja sama cukuplah sederhana, mereka dengan produsen dan juga tidak menggunakan teknologi konsumen. Seperti menjaga canggih lainnya asalkan bahan hubungan baik dengan pro- baku utamanya yaitu buah dusen agar tetap bisa meng- kedondong ada tersedia. ambil barang yang akan dijual Sedangkan alat yang dipakai tetap dengan harga murah dan selama proses pembuatan

13 begitu juga dengan hubungan kedondong dan keripik pisang di baik dengan konsumen, setiap kawasan kampus, barang barang yang akan dijual ke dagangan mereka lebih cepat konsumen juga harus dalam habis terjual dari pada berdiri keadaan baik agar kepercayaan dipinggir jalan menawarkan dengan para konsumennya tetap barang dagangan mereka di terjaga. Begitu juga dengan para kendaraan-kendaraan umum penjual ini, mereka menjaga dan pribadi. hubungan mereka dengan pro- Lokasi Pemasaran dusen Kedondong dan keripik Penjual kedondong ini biasa pisang. Jika mereka sakit atau menjual barang dagangan berhalangan untuk berjualan, mereka di seputaran kampus maka mereka akan memberitahu Universitas Sam Ratulangi terlebih dahulu agar produsen Manado. Mereka berkeliling dari tidak mengupas kedondong dan satu fakultas ke fakultas yang mengolahnya dan hanya mengu- lain. Biasanya mereka memulai pas dan mengolah kedondong proses penjualan mereka setelah untuk teman-temannya saja. Sholat Lohor yaitu sekitar jam 1 Karena jika tidak diberitahu lebih siang, mereka mulai memutari dahulu dan produsen terlanjur Fakultas Pertanian dan membuat dan tidak jadi dijual, Peternakan menuju Fakultas maka dilain waktu saat mereka Mipa, kembali keluar lewat meminta kedondong untuk Auditorium dan turun ke dijual, mereka sudah tidak akan Fakultas Teknik menuju Fakultas dipercayai lagi. Hubungan inilah Ekonomi dan Fakultas Hukum yang sangat dijaga oleh para dan Fakultas Sastra, pada penjual kedondong dan keripik akhirnya mereka akan duduk ini. sambil beristirahat di fakultas Menurut pengakuan bebe- ISIPOL, bahkan disore hari kita rapa penjual yang biasa menjual bisa mendapati mereka duduk

14

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016 berkelompok di jalan masuk jalan tepat dibelakang Swalayan Fakultas ISPOL dan Fakultas Multi Mart bahkan kadang Hukum. mereka sampai memutari kawasan Mega Mas. Para penjual Menurut pengakuan bebe- hanya akan dilarang berjualan rapa pedagang, berapa kali diarea kampus pada saat waktu mereka masuk ke ruang kuliah Ujian Semester diadakan, karena dan menyangka sudah tidak ada mereka sering berteriak men- dosen karena melihat kursi dagangkan jualan mereka dosen telah kosong, tapi begitu sehingga para satpam kampus mereka masuk dan baru saja kadang menegur mereka untuk memulai aksi penawaran mereka tidak berjualan diwaktu Ujian terhadap mahasiswa-mahasiswa Semester, tetapi terlepas dari yang masih duduk dalam ruang pada itu mereka dapat berjualan kuliah, ternyata dosen masih dengan bebas. didalam kelas tapi sedang berjalan memutar berkeliling Pendapatan kelas. Mereka biasanya diusir Dalam 1 hari para penjual dengan menggunakan isyarat biasanya mengambil kedondong kepala untuk disuruh keluar pada produsennya sebanyak 40- karena proses belajar masih 50 bungkus dengan harga sedang berlangsung. satuan Rp. 2.200,- per bungkus Mereka menjual kedondong dan dijual dengan harga Rp. dan keripik pisang ini di- 5.000,- per bungkusnya, sesuaikan dengan jam kuliah sedangkan keripik pisang mahasiswa. Dari hari senin mereka ambil sebanyak 20-30 sampai jumat mereka berkeliling bungkus dengan harga satuan disekitaran kampus sedangkan Rp. 1.800,- per bungkus dan pada hari sabtu dan minggu dijual dengan harga Rp. 4.000,- mereka kadang berdiri di tengah per bungkusnya. Dengan kata

15 lain untuk setiap bungkus sampai Rp. 65.000,- per kedondong mereka bisa kardusnya. mendapat keuntungan Rp. Tapi tidak selamanya mereka 2.800,- per bungkus dan untuk bisa mendapatkan keuntungan keripik pisang Rp. 2.200,- per sebesar ini dalam 1 hari seperti bungkus. Jadi pendapatan diwaktu liburan hari raya, atau mereka dalam 1 hari untuk diwaktu cuaca yang buruk. Jika menjual kedondong bisa waktu hujan keripik pisang lebih mencapai Rp. 112.000,- sampai cepat laris dibandingkan Rp. 140.000,- dan penjualan kedondong, tetapi mereka keripik pisang mereka bisa dibayang-bayangi kerugian jika mendapat Rp. 44.000,- sampai ada dagangan yang tidak habis Rp. 66.000,-. Jadi jika ditotal terjual. Karena sekalipun keripik dalam 1 hari pendapatan mereka pisang yang mereka bawa habis adalah Rp. 156.000,- sampai Rp. terjual, hasil penjualannya akan 206.000,- untuk penjualan menutupi jumlah kedondong kedondong dan keripik pisang. yang tidak habis terjual. Jadi 1 bulan mereka bisa Kendala mendapat Rp. 4.680.000,- sampai Rp. 6.180.000,- per 30 hari. Setiap pekerjaan memiliki Belum lagi dengan air mineral resikonya masing-masing, yang mereka beli sendiri untuk kadang untung dan kadang juga dijual berkeliling bersama merugi. Tidak selamanya kita dengan kedondong dan keripik bisa menikmati hasil jerih payah pisang. Dalam 1 kardus ada 24 kita dengan berlimpah, karena botol air mineral berukuran setiap manusia sudah ditentukan 600ml dibeli dengan harga Rp. rejeki atau berkatnya. Para 55.000,- . Jika dijual perbotol penjual ini mengaku bahwa dengan harga Rp. 5.000,-maka bulan-bulan tersulit untuk mereka bisa mendapat untung melakukan pernjualan adalah di bulan Desember sampai 16

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Februari, dimana itu merupakan saja pemerintah terapkan untuk libur hari raya. Tempat-tempat sepanjang jalur boulevard yang biasa mereka berjualan menjadi 1 arah. Jika mereka sunyi karena orang-orang juga berdiri berjualan dibelakang liburan. Seperti dikampus, MultiMart, dagangan mereka aktivitas kampus akan sunyi menjadi lama habis, karena begitu selesai Ujian Semester kendaraan yang lewat sudah dibulan desember sampai tidak akan kembali lagi. Berbeda kembali lagi ramai pada bulan dengan rute jalan yang lama, Januari akhir sampai awal mereka bisa menjual hasil Februari. Sedangkan di area dagangan mereka lebih cepat pertokoan, untuk akhir desember karena rute masih 2 arus bolak- sampai awal januari orang tidak balik, sehingga mereka masih lagi berbelanja baju jadi untuk bisa kembali untuk beli toko-toko pakaian akan sunyi kedondong dan keripik pisang. pengunjung, hanya swalayan- Demikianlah kendala-kendala swalayan yang menjual bahan yang biasa didapati oleh penjual makanan saja yang tetap ramai kedondong dan keripik pisang pengunjung. Hal inilah yang ini selama mereka berjualan. membuat para penjual Mereka menyesuaikan jumlah kedondong dan keripik pisang dagangan yang akan mereka merasa susah hati untuk bawa jual di waktu-waktu berjualan diantara bulan tertentu, karena mereka juga Desember sampai Februari baik tidak mau merugi. di kampus maupun di kawasan Kesimpulan Mega Mas Dari hasil penelitian yang Ada juga penjual kedondong telah penulis kemukakan yang mengeluh tentang berdasarkan data-data yang perubahan rute jalan yang baru penulis dapat dari lapangan,

17 dapat disimpulkan bahwa hampir syarat wajib dalam mencari semua penjual kedondong dan pekerjaan, dan kedua karena keripik keliling ini merupakan kondisi ekonomi keluarga yang anak-anak yang putus sekolah, tidak mampu sehingga mereka berusia antara 12-26 tahun, memilih untuk merantau dan mereka berasal dari kota mencari kerja guna membantu Gorontalo datang mengadu orang tua mereka. nasib di kota Manado berharap Pendapatan seorang penjual bisa mendapatkan sesuap nasi. kedondong dan keripik pisang Tetapi untuk menjadi seorang bahkan lebih besar dari UMP penjual kedondong tidak yang ditetapkan pemerintah diperlukan ijasah dan untuk tahun 2015 ini yaitu penampilan menarik, yang sebesar Rp. 2.100.000,- dan diutamakan hanyalah kemauan pendapatan seorang penjual untuk bekerja tanpa malu dan kedondong dari kisaran 4 juta gengsi juga tahu bagaimana cara rupiah sampai 6 juta rupiah. menghitung uang karena selama Masing-masing ada 6 tahap penjualan akan terjadi dalam proses pembuatan pertukaran uang sehingga setiap kedondong dan keripik pisang penjual harus tahu bagaimana ini sampai siap untuk dipasarkan. menghitung uang. Kedondong: sortir, pengupasan, Ada dua faktor yang pencucian, perendaman, menyebabkan mereka memilih penirisan dan pengemasan. untuk menjadi penjual Keripik pisang: Sortir, kedondong, yaitu karena putus pengupasan dan pengirisan, sekolah sehingga tidak memiliki perendaman, penggorengan, ijasah yang diminta sebagai penirisan dan pengemasan.

18

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Daftar Pustaka

Damsar. 1997. “Sosiologi Ekonomi”. Cet. 1 – : PT RajaGrafindo Persada.

Harsojo. 1967. “Pengantar Antropologi”. Binacipta.

Hassan Shadily. 1984. “Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia”. Jakarta : Bina Aksara.

Keesing Roger. 1992. “Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer”.Edisi kedua jilid I. Jakarta : Erlangga.

Koenjaraningrat. 1999. “ Manusia dan Kebudayaan di Indonesia”. Cet. 18-Jakarta : Djambatan.

------1984. “ Masyarakat Desa di Indonesia”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mahjunir. 1967. “Mengenal Pokok-pokok Antropologi dan Kebudajaan” 1967. Djakarta : Bharatara.

Manning C dan Tadjuddin N. E. 1991. “Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota” Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Marzali Amri. 2003. “Strategi Peisan Cikalong Dalam Menghadapi Kemiskinan”. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Poerwanto H. 2006. “Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi”. : Pustaka Pelajar.

Sairin S, Semedi P dan Hudayana B. 2002. “Pengantar Antropologi Ekonomi”. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Sukirno Sadono. 2012. “Makroekonomi Teori Pengantar”. PT RajaGrafindo Persada.

------2013. “Mikroekonomi teori pengantar edisi ketiga.” PT RajaGrafindo Persada.

19

------2010. “Materi kuliah teori ekonomi makro”.

Soedjono Dirdjosisworo. 1985. “Asas-Asas Sosiologi”. : C.V. Armico.

Soekanto Soerjono, 2003. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Soemarwoto Otto. 2008. “ Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan”. Jakarta : Djambatan.

Sulaeman M. Munandar. 1998. “Ilmu Budaya Dasar.” Bandung : PT. Refika Aditama.

20