IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA PEMBUATAN E KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Administrasi Publik

Oleh :

NADA SAFIRA RANGKUTI 150903011

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan dapat meningkatkan kualitas data kependudukan pemerintah. Data kependudukan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menyelenggarakan berbagai program-program pemerintah, baik dalam proses perencanaan hingga tahap implementasi dan evaluasinya. Namun masih banyak masyarakat yang tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu dikarenakan adanya kendala dalam penundaan dan ketelambatan dalam pembagian E-KTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam pengurusan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,observasi dan dokumentasi yang terkait dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan meninjau semua data yang dikumpulkan yang didukung oleh hasil wawancara dengan pendekatan teori yang dikemukakan oleh Van meter dan Van Horn meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi, karakteristik agen pelaksana, kondisi sosial, ekonomi dan politik, disposisi.

Dalam hasil penelitian dapat diketahui bahwa Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang belum bisa dikategorikan baik karena masih banyaknya calo, permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sampai saat ini yaitu masyarakat yang hak suaranya untuk memilih tetapi tidak terdaftar sebagai pemilih dikarenakan adanya kendala dalam pembuatan E-KTP dan keterlambatan dalam pembagian E-KTP. Kata Kunci: Implementasi, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, E- KTP

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The Population Administration Information System (SIAK) is expected to improve the quality of government population data. Population data is a very important thing in carrying out various government programs, both in the planning process to the implementation and evaluation stages. However, there are still many people who are not registered as voters in the election due to obstacles in the delay and delays in the distribution of E-KTP. This study aims to determine and describe the Implementation of Population Administration Information System (SIAK) in the management of E-KTP in the Population and Civil Registry Office of Deli Serdang Regency.

The research method used is descriptive research method with a qualitative approach. Data collection techniques were carried out by means of interviews, observations and documentation related to the Implementation of Population Administration Information System (SIAK) in the Making of E-KTP in the Population and Civil Registration Office of Deli Serdang Regency. The data obtained were then analyzed qualitatively by reviewing all data collected supported by the results of interviews with the theoretical approach proposed by Van Meter and Van Horn including standards and policy objectives, resources, communication between organizations, characteristics of implementing agencies, social conditions, economic conditions and politics, dispositions.

In the research results it can be seen that the Implementation of Population Administration Information System (SIAK) in the Making of E-KTP in the Department of Population and Civil Registration in Deli Serdang Regency cannot be categorized well because there are still many brokers, the problem of Permanent Voter List (DPT) to date is the people who voting rights to vote but not registered as voters due to obstacles in making E-KTP and delays in the distribution of E-KTP.

Keywords: Implementation, Population Administration Information System, E- KTP

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan anugerah-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan

E-KTP Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang”.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program

Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi

Publik.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini, baik dari segi bahasa, isi dan penulisan yang digunakan. Walaupun demikian penulis sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan hasil yang terbaik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr.

Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

2. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Asima Yanti S Siahaan, MA, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara.

4. Ibu Siti Hazzah Nur R, S.sos, M.AP sebagai Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis dengan penuh

kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini. iii

Universitas Sumatera Utara

5. Kedua orang tua tercinta. Ibu Zuraida Sinaga, yang senantiasa mengasihi dan

menyayangi penulis, penyemangat dan alasan terbesar penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini, yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis selama proses

pengerjaan skripsi. Kepada Ayah tercinta yang selalu penulis rindukan yaitu Alm.

Akhiruddin Rangkuti yang pada saat ini sudah berada di Surga Allah SWT yang paling

tinggi derajatnya. Amin YRA. Terimakasih atas cinta kasih, pengorbanan, dukungan

secara moril dan materil sehingga penulis bisa bertahan sampai di titik ini. Terimakasih

juga kepada Adik (Muhammad Rizaldi Rangkuti dan Muhammad Farhan Rangkuti)

atas bantuan, semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

6. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang yang telah

memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

7. Informan penulis yaitu Bapak Amos dan Bapak yusuf yang selalu memberikan

masukan, membuka pikiran penulis untuk berfikir secara kritis. Dan juga kepada

seluruh informan masyarakat yang telah meluangkan waktunya untuk keperluan

penelitian ini.

8. Kak Dian dan Bang Suhendri yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi

selama perkuliahan.

9. Sahabat penulis yaitu Anisa Putri Nabila, Nur Kholiza Simbolon, Nur Ilhami Aprilia,

Fildza, Elga Tarigan yang telah bersedia menemani dan menikmati masa-masa proses

indahnya perkuliahan selama 4 Tahun ini, semoga kita selalu bersama sampai akhir tua

nanti, dan juga semoga sukses kedepannya untuk kita semua amin ya rabal alamin.

10. Keluarga besar Sibandang sekaligus Tim PKL Tapanuli Utara, Parma, Shela, Sari,

Febriani, Mesra, Windah Wildani, Hendri Naibaho, dan Atman. Semangat selalu

dalam menggapai cita-cita, dan sampai jumpa di kesuksesan selanjutnya.

iv

Universitas Sumatera Utara

11. Sahabat MAN Tanjung Morawa, Dwi Lestari, Vivi Wandari, Rizka Zahara, Nurul

Rahmi. serta keluarga besar XII IPS 1. Terimakasih karena sudah selalu ada dan tidak

melupakan penulis. Semoga tidak lekang oleh waktu.

12. Seluruh mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2015.

13. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ramadhan Winarto atas perhatian,

pengertian yang luar biasa, kasih sayang, dan kesabaran dalam menghadapi kelabilan

penulis, sejak awal hingga skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga selalu ada dan

menjadi bagian terpenting dalam hidup penulis.

14. Kepada kamu yang bersedia membaca skripsi ini dan yang sedang berjuang untuk

menjadi sarjana, semangat dan selalu libatkan Allah SWT.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 15 Januari 2021

Nada Safira Rangkuti

v

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...... i

ABSTRACT ...... ii

KATA PENGANTAR ...... iii

DAFTAR ISI ...... vi

DAFTAR TABEL ...... ix

DAFTAR GAMBAR ...... x

DAFTAR LAMPIRAN ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1. Latar Belakang ...... 1

1.2 Rumusan Masalah ...... 10

1.3 Tujuan Penelitian ...... 10

1.4 Manfaat Penelitian ...... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 12

2.1 Kebijakan Publik ...... 12

2.1.1 Pengertian Kebijakan...... 12

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik ...... 13

2.1.3 Karakteristik Kebijakan Publik ...... 16

2.2 Implementasi Kebijakan Publik ...... 17

2.2.1 Model-Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Kebijakan Publik ...... 19

vi

Universitas Sumatera Utara

2.3 Pelayanan Publik ...... 24

2.4 Sistem Informasi Manajemen ...... 26

2.4.1 Administrasi Kependudukan ...... 28

2.4.2 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).. 29

2.5 Definisi Konsep ...... 30

2.6 Hipotesis Kerja...... 32`

BAB III METODE PENELITIAN ...... 34

3.1 Bentuk Penelitian...... 34

3.2. Lokasi penelitian ...... 35

3.3 Informan Penelitian ...... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 38

3.5 Teknik Analisis Data ...... 40

3.6 Teknik Kebsahan Data ...... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 43

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 43

4.2 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang ...... 44

4.2.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang ...... 45

4.2.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang...... 46

4.2.3. Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

vii

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Deli Serdang ...... 53

4.3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ...... 55

4.4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) Pada Pembuatan E-KTP Di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang ...... 57

4.4.1 Standar dan Sasaran Kebijkan...... 58

4.4.2 Sumber daya ...... 72

4.4.2.1 Sumber Daya Manusia ...... 72

4.4.2.2 Sumber Daya Infrastruktur ...... 79

4.4.2.3 Sumber Daya Keuangan ...... 85

4.4.3 Komunikasi dan Hubungan ...... 87

4.4.4 Karakteristik Agen Pelaksana ...... 95

4.4.5 Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi ...... 100

4.4.6 Sikap Pelaksana ...... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 116

5.1 Kesimpulan ...... 116

5.2 Saran ...... 118

DAFTAR PUSTAKA ...... 120

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTRA TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Utara pada Tahun 2012-20...... 4

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Deli Serdang (Per Kecamatan Tahun 2018) .... 6

Tabel 3.1 Matriks Informan Penelitian ...... 37

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang ...... 54

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang ...... 55

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Deli Serdang (Per Kecamatan

Tahun 2018) ...... 64

ix

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Menurut Riant Nugroho ...... 15

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif ...... 40

Gambar 4.1 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang ...... 44

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang ...... 48

Gambar 4.3 Proses Pembuatan E-KTP...... 59

Gambar 4.4 Masyarakat yang Menunggu Pelayanan E-KTP ...... 65

Gambar 4.5 Petugas Sedang Melayanin Masyarakat yang Sedang Mebuat E-

KTP...... 76

Gambar 4.6 Komputer Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ...... 81

Gambar 4.7 Login Masuk Sistem SIAK ...... 82

Gambar 4.8 Masyarakat Mengantri Untuk Memperoleh Pelayanan E-KTP 102

Gambar 4.9 Pegawai Sedang Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat 111

x

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ...... 1

Lampiran 2 Pedoman Observasi ...... 9

Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi ...... 10

xi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat menjadi semakin meningkat, terutama kepada pemerintah. Keluhan masyarakat terhadap kurangnya kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator yang menunjukkan belum memadainya pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat tersebut merupakan tantangan bagi birokrasi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Untuk itu, institusi birokrasi perlu menerapkan strategi peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang menghendaki kualitas pelayanan.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menyusun sistem informasi kependudukan yang akurat dan terpercaya perlu dioptimalkan. Jika kita membuat sebuah sistem informasi yang terintegrasi maka akan memungkinkan kita melakukan pengolahan data kependudukan secara cepat dan akurat.

Penggunaan informasi dalam suatu organisasi berfungsi sebagai suatu pertimbangan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang kemudian diterapkan dalam bentuk pelayanan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia dan tidak dapat memprediksi dampak dari suatu keputusan yang diambil. Maka dari itu, fungsi utama informasi adalah mengurangi ketidakpastian untuk mengurangi resiko, bukan menghilangkannya. Sesuai perkembangan zaman yang begitu pesat, tata cara penanganan suatu informasi

1

Universitas Sumatera Utara

mulai menggunakan alat-alat bantu yang canggih seperti komputer dan alat pendukung lainnya, sehingga mempermudah proses penanganan informasi yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Salah satunya yaitu penanganan informasi jumlah penduduk , yang sama-sama diketahui bahwa laju tingkat kelahiran lebih cepat dibandingkan laju tingkat kematian. Tidak heran jumlah penduduk di Indonesia semakin pesat. Dari seluruh negara yang ada di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduknya yang sangat besar.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional Tahun 2017 sebanyak 258,704 juta jiwa. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara berkepulauan yang menjadikan persebaran penduduk diIndonesia tidak merata. Persebaran penduduk yang tidak merata kerap kali memicu adanya permasalahan yang mendesak pemerintah untuk mengambil langkah sebuah kebijakan. (https://www.indonesiainvestment.com/id/budaya/penduduk/item67diakses 5 februari 2019) Data kependudukan memiliki manfaat sangat penting bagi pemerintah dan lembaga lain yang memiliki kepentingan terhadap pembangunan kependudukan dan masayarakat. Undang-undang RI No.12 Tahun 2008 dalam beberapa pasal menyebutkan pentingnya data termasuk data penduduk. Pasal 152 ayat 1 perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pembangunan administrasi kependudukan berperan penting dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik melalui penerbitan dokumen kependudukan seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta-akta catatan sipil, termasuk Akta Kelahiran. Dengan adanya pelayanan administratif tersebut maka hak dan kebutuhan dasar warga negara akan terjamin karena dokumen yang dapat menjamin keberadaan serta identitas warga dan hak-hak sipil lainnya sangat vital dalam kehidupan warga.

2

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian pelayanan tersebut sangat penting dan menjadi bagian dari pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh negara (Dwiyanto, 2010:12).

Maka dari itu Pemerintah Pusat telah menyiapkan suatu sistem Administrasi

Kependudukan yakni “Sistem Informasi Administrasi Kependudukan” lebih dikenal dengan sebutan (SIAK) yang telah dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor

88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.

Seluruh pemerintah kabupaten/kota di Indonesia diwajibkan untuk melaksanakan kebijakan nasional terkait dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, tidak terkecuali halnya dengan Kabupaten Deli

Serdang. Tujuan dari Undang-Undang tersebut tidak lain dalam rangka meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat, menjamin akurasi data kependudukan, menjamin ketunggalan Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta ketunggalan dokumen dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan. Selanjutnya pasal 1 (21) UU Nomor 24 Tahun 2013 menjelaskan bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggaraan dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

Data kependudukan yang tidak akurat memang sering menuai masalah, diantaranya adalah masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang saat ini menjadi masalah yang cukup ramai di saat-saat pemilu seperti ini, seperti adanya pihak yang tidak terdaftar, bahkan yang terdaftar di 2 tempat yang berbeda. Daftar Pemilih Tetap

3

Universitas Sumatera Utara

(DPT) sangat terkait dengan data kependudukan, jika data kependudukan benar dan up to date maka penetapan (DPT) tidak akan menuai masalah. (www.bawaslu.go.id diakses 12 februari 2019).

SIAK sendiri memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat

Penyelenggaradan Intansi Pelaksana sebagai satu kesatuan. (www.djpp.kemenkumha m.go.id).

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bisa menjadi solusi dari masalah kependudukan yang ada. Dengan adanya pengelolaan data secara online maka kelemahan-kelemahan pengolahan data secara konvensional dapat ditekan. SIAK sendiri memberikan banyak manfaat antara lain, hasil perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut dapat digunakan sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya ( dalam Munarja, 2014 diakses 12 Februari 2019).

Tabel 1.1 : Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Utara pada Tahun 2012-2016

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 01 Nias 132 860 133 388 135 319 136 115 136 897 02 Mandailing Natal 410 931 413 475 426 382 430 894 435 303 03 Tapanuli Selatan 268 095 268 824 273 132 275 098 276 889 04 Tapanuli Tengah 318 908 324 006 342 902 350 017 356 918 05 Tapanuli Utara 283 871 286 118 290 864 293 399 295 613 06 Toba Samosir 174 865 175 069 178 568 179 704 180 694 07 Labuhanbatu 424 644 430 718 453 630 462 191 470 511 08 Asahan 677 876 681 794 699 720 706 283 712 684 09 Simalungun 830 986 833 251 844 033 849 405 854 489 10 Dairi 273 394 276 238 277 575 279 090 280 610 11 Karo 358 823 363 755 382 622 389 591 396 598 12 Deli Serdang 1 845 615 1 886 388 1 984 598 2 029 308 2 072 521

4

Universitas Sumatera Utara

13 Langkat 976 885 978 734 1 005 965 1 013 385 1 021 208 14 Nias Selatan 294 069 295 968 305 010 308 281 311 319 15 Humbang 174 765 176 429 181 026 182 991 184 915 Hasundutan 16 Pakpak Barat 41 492 42 144 44 520 45 516 46 392 17 Samosir 121 594 121 924 123 065 123 789 124 496 18 Serdang Bedagai 604 026 605 583 606 367 608 691 610 906 19 Batu Bara 381 023 382 960 396 479 400 803 404 988 20 Padang Lawas Utara 229 064 232 746 247 286 252 589 257 807 21 Padanglawas 232 166 237 259 251 927 258 003 263 784 22 Labuhanbatu 284 809 289 655 307 171 313 884 320 381 Selatan 23 Labuhanbatu Utara 335 459 337 404 347 465 351 097 354 485 24 Nias Utara 128 533 129 053 132 735 133 897 135 013 25 Nias Barat 82 701 82 854 84 419 84 917 85 291 26 85 852 85 981 86 166 86 519 86 789 27 157 175 158 599 164 675 167 012 169 084 28 236 947 237 434 245 104 249 411 249 505 29 Tebingtinggi 147 771 149 065 154 804 156 815 158 902 30 Medan 2 122 804 2 123 210 2 191 140 2 210 624 2 229 408 31 250 252 252 263 261 490 264 687 267 901 32 Padangsidimpuan 198 809 204 615 206 496 209 796 212 917 33 Gunung Sitoli 128 337 129 403 134 196 135 995 137 693

Sumatera Utara 13 215401 13 326307 13 766851 13 937797 14 102911

Sumber : Proyeksi Penduduk Provinsi Sumatera Utara 2010

Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Deli Serdang yang secara sistem terdata semakin meningkat dari tahun

2012-2016. Kabupaten Deli Serdang memiliki kepadatan penduduk ke dua setelah kota Medan. Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu kabupaten di antara 25 kabupaten/kota lainnya yang berada diprovinsi Sumatra Utara. Sebelum Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan sekitar 38 Km dari

Kota Medan menuju Kota . Deli Serdang merupakan kabupaten dengan

5

Universitas Sumatera Utara

luas dan jumlah penduduk yang cukup besar, terhitung memiliki luas 2.394 Km2, dan

1.791.431 populasi dengan deskripsi yang dipaparkan dalam tabel di bawah ini;

Tabel 1.2 : Jumlah Penduduk Per Kecamatan yang Memiliki E-KTP

Berdasarkan Usia Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2018

JUMLAH KTP-el No. NAMA WILAYAH Usia 17thn – 40thn JUMLAH LK+PR LK PR 1 KEC. GUNUNG MERIAH 903 933 1,836 2 KEC. TANJUNG MORAWA 67,383 68,184 135,567 3 KEC. SIBOLANGIT 6,519 6,758 13,277 4 KEC. KUTALIMBARU 10,645 11,338 21,983 5 KEC. PANCUR BATU 28,298 29,472 57,770 6 KEC. NAMO RAMBE 11,551 12,148 23,699 7 KEC. BIRU-BIRU 11,185 11,653 22,838 8 KEC. STM HILIR 9,646 10,022 19,668 9 KEC. BANGUN PURBA 7,713 7,838 15,551 10 KEC. GALANG 22,199 22,407 44,606 11 KEC. STM HULU 4,020 4,173 8,193 12 KEC. PATUMBAK 28,173 28,133 56,306 13 KEC. DELI TUA 18,675 18,678 37,353 14 KEC. SUNGGAL 74,277 75,379 149,656 15 KEC. HAMPARAN PERAK 48,754 47,579 96,333 16 KEC. LABUHAN DELI 19,961 19,695 39,656 17 KEC. PERCUT SEI TUAN 114,008 114,733 228,741 18 KEC. BATANG KUIS 18,466 18,558 37,024 19 KEC. LUBUK PAKAM 28,283 30,214 58,497 20 KEC. PAGAR MERBAU 12,170 12,400 24,570 21 KEC. PANTAI LABU 14,368 14,024 28,392 22 KEC. BERINGIN 18,218 18,513 36,731 TOTAL JUMLAH 575,415 582,832 1,158,247 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang

Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Deli Serdang yang memiliki E-KTP cukup besar dan masyarakat yang sudah berumur 17 tahun sudah wajib membuat E-KTP sebagai tanda pengenal dan masyarakat yang telah berusia 50 tahun dan ke atas mendapatkan E-KTP seumur

6

Universitas Sumatera Utara

hidup, maka sudah sewajarnya data kependudukan termanajemen dengan baik demi kepentingan penyelenggaraan pelayanan publik yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara merata. Hal ini diharapkan dapat mempermudah pemerintah dalam mengambil kebijakan dan meminimalisir permasalahan kependudukan. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat menyelenggarakan administrasi kependudukan yang terorganisir dari pusat hingga ke daerah.

Pesatnya kemajuan teknologi ini menjadikan teknologi sebagai bagian dari suatu pendukung berbagai aktivitas bagi para pemerintah. Diharapkan dengan menggunakan suatu teknologi ataupun suatu Sistem SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) dapat memberikan kemajuan bagi pemerintah untuk permasalahan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Permasalahan yang terkait administrasi penduduk masih saja terjadi, pada 2015 lalu, saat pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) yang digelar tanggal 9 Desember menuai banyak kritik terkait masalah DPT (Daftar Pemilih Tetap). Dalam Pilkada tersebut, terdapat nama salah satu balita yang terdaftar sebagai pemilih, ditemukan di kecamatan Deli Tua, termasuk Deli Serdang. Kemudian adanya kasus pemilih terdaftar yang telah meninggal, serta besarnya jumlah penduduk yang tidak terdaftar sebagai pemilih, beberapa diantaranya hampir 150 orang warga Deli Serdang KPU pada saat itu menyatakan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya menjadi kesalahan mereka karena dalam penetapan DPT (Daftar Pemilih Tetap), mereka hanya dapat mengolah data kependudukan yang diserahkan oleh pemerintah daerah. (www.waspada.co.id diakses 12 Februari 2019).

Terdapat perbedaan jumlah pemilih Pemilihan Gubernur Sumatera Utara dimana data dari BPS menyajikan sekitar 9 juta pemilih sedangkan data dari pemerintah provinsi Sumatera Utara menunjukkan adanya 11 juta pemilih yang memicu keraguan atas validitas DPT saat itu (http://harianandalas.com diakses 12 Februari 2019). Masih tercantumnya warga yang telah berpindah domisili dalam daftar pemilih di lokasi sebelumnya, serta penetepan lokasi TPS yang tidak berbasis lingkungan terdekat dengan lokasi warga sebagai pemilik hak suara.

Penetapan DPT (Daftar Pemilih Tetap) dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah diawali dengan penyerahan Daftar Penduduk Potensial Pemilih

Pilkada (DP-4) untuk diolah oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Adapun yang bertanggung jawab dalam menyajikan DP-4 tersebut adalah pemerintah daerah

7

Universitas Sumatera Utara

melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat kabupaten. Oleh karena itu, Disdukcapil memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemutakhiran hasil penetapan DPT (Daftar Pemilih Tetap) untuk pemilihan kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, melalui penyediaan data kependudukan yang tepat, akurat, terintegritas, serta mudah untuk diakses.

Selain permasalahan DPT (Daftar Pemilih Tetap) diatas, peneliti menemukan adanya kendala teknis yang terjadi dan sering dikeluhkan oleh masyarakat khususnya di dalam pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) di

Kabupaten Deli Serdang. Masyarakat sangat kecewa dengan pelayanan pegawai yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, dikarenakan disaat mengurus KTP (Kartu Tanda Penduduk) selalu adannya penundaan dan keterlambatan dalam membuat KTP (Kartu Tanda Penduduk) seperti kurangnya blangko dan banyaknya jasa calo yang ditawarkan di sekitar lokasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang.

Upaya dalam menjaga ketepatan dan ketersediaan data-data tentang penduduk yang lengkap, akurat, serta mudah diakses merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Demi pencapaian yang lebih baik dalam usaha menciptakan tatanan administrasi di bidang kependudukan itu, pemanfaatan teknologi dalam sistem informasi menjadi pilihan yang tidak dapat ditawar-tawar. Oleh karena itu, dengan tujuan untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi kependudukan dalam melakukan pengumpulan, pengolahan data penduduk yang berbasis teknologi informasi, Pemerintah Pusat dalam hal ini telah menyiapkan suatu sistem yang diberi nama SIAK “Sistem

8

Universitas Sumatera Utara

Informasi Administrasi Kependudukan” yang secara hukum ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Administrasi

Kependudukan.

Ditetapkannya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sebagai suatu kebijakan yang dipersiapkan untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan di bidang kependudukan tentu tidak akan secara langsung dapat menjamin tercapainya ekspektasi-ekspektasi yang sebelumnya menjadi acuan dalam perencanaan penetapannya. Suatu kebijakan harus dikonversi menjadi kegiatan operasional untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, tahap implementasi kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pun memiliki peran yang begitu penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya peningkatan kualitas pelayanan publik yang diharapkan.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian bagaimana implementasi kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) di Deli Serdang khususnya pada pembuatan E-KTP.

Pentingnya data kependudukan yang akurat dalam pelaksanaan program-program pemerintah serta banyaknya masalah yang muncul akibat kekurangannya. Oleh karena itu, peneliti menetapkan judul penelitianini yaitu “Implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Pada Pembuatan E-KTP di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi

9

Universitas Sumatera Utara

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap Penelitian yang diajukan mempunyai sasaran ataupun tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Subjektif, sebagai suatu sarana melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam

bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasinya yang diperoleh

dari Ilmu Administrasi Publik.

2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara umum dan Ilmu Administrasi

Publik secara khusus dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang

menggunakannya.

3. Secara Praktis, bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih

pemikiran, informasidan saran.

10

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan Publik

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Secara etimologis, istilah policy (kebijakan) berasal dari bahasa Yunani,

Sansekerta dan Latin. Akar kata dalam bahasa Yunani dan Sansekerta polis (negara- kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa Latin menjadi politia (negara) dan akhirnya dalam bahasa inggris pertengahan policie, yang berarti menangani masalah- masalah publik atau administrasi (Dunn,2003:51). Pada perkembangannya istilah policy (kebijakan) seringkali penggunaannya saling berkaitan dengan istilah-istilah lain seperti tujuan (goals), program, keputusan, undang-undang, ketentuan-ketentuan, usulan-usulan dan rancangan-rancangan besar. Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa definisi kebijakan menurut beberapa tokoh sebagai berikut.

Friedrich (dalam Winarno, 2002:20) memandang kebijakan sebagai:

“Suatu arah tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang- peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu”. Definisi tersebut menyangkut dimensi yang luas karena kebijakan tidak hanya dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh kelompok maupun individu. Jones (dalam Winarno, 2012:20) : Istilah kebijakan (policy term) digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan dengan tujuan (goals), program, keputusan (decisions), standard, proposal, dan grand design.”

Menurut Marlowe (dalam Wicaksono, 2006:56) menyatakan bahwa:

“Kebijakan adalah sebuah upaya untuk menciptakan atau merekayasa sebuah cerita dalam rangka mengamankan tujuan-tujuan si perekayasa. “Istilah kebijakan mengandung arti yang sama dengan pengertian kebijaksanaan, seperti yang

11

Universitas Sumatera Utara

diungkapkan oleh seorang ahli James (dalam Wahab, 2005:2), yang merumuskan: “Kebijaksanaan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.”

Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan mengenai arti dari kebijakan, yakni suatu sikap yang diambil oleh seseorang, kelompok, organisasi atau instansi pemerintah dalam menentukan sebuah keputusan guna merubah kondisi seseorang, kelompok, organisasi atau instansi pemerintah tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

Solichin Abdul Wahab (dalam Taufiqurokhman, 2014:2) menyatakan bahwa istilah kebijakan sendiri masih menjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Berikut beberapa pedoman dalam kebijakan :

a. Kebijakan harus dibedakan dari keputusan; b. Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi; c. Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan; d. Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan; e. Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai; f. Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertenu baik eksplisit maupuun implicit; g. Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu; h. Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar-organisasi dan yang bersifat intraorganisasi; i. Kebijakan publik meski tidak eksklusif menyangkut peran kunci lembaga- lembaga pemerintah, dan j. Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif.

Berdasarkan pengertian kebijakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah suatu usulan atau ide, keputusan, cara memecahkan suatu persoalan yang dilakukan baik oleh pemerintah, perorangan, maupun suatu kelompok tertentu demi membangun kualitas hidup yang lebih baik lagi.

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan salah satu studi yang paling penting dalam

Program Studi Ilmu Administrasi Publik, karena sangat dibutuhkan untuk membuat

12

Universitas Sumatera Utara

suatu rancangan perundang-undangan atau kebijakan dalam menjalankan suatu pemerintahan. Berbagai macam permasalahan dalam pemerintahan dalam rangka pembangunan dapat dipecahkan melalui suatu kebijakan publik. Adapun pengertian kebijakan publik telah banyak didefinisikan oleh para ahli, di antaranya Robert

Eyestone dalam bukunya The Threads of Public Policy (dalam Agustino, 2008:6), mendefinisikan kebijakan publik sebagai : “Hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya”. Namun, definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami sehingga artinya menjadi tidak menentu bagi sebagain besar yang mempelajarinya. Eulau dan

Prewitt (dalam Agustino, 2008:6-7) dalam perspektif mereka mendefinisikan kebijakan publik sebagai:

“Keputusan tetap yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut”.

Lain dari itu, Rose (dalam Agustino, 2008:7) mendefinisikan kebijakan publik sebagai:

“Sebuah rangkaian panjang dari banyak-atau-sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsekuensi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan”.

Rose memberikan catatan yang berguna bahwa kebijakan publik merupakan bagian mozaik atau pola kegiatan dan bukan hanya suatu kegiatan dalam pola regulasi. Anderson (dalam Agustino, 2008:7) definisi kebijakan publik sebagai berikut:

”Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”.

13

Universitas Sumatera Utara

Konsep kebijakan ini kita anggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sesungguhnya dikerjakan dari pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.

Selain itu, konsep ini juga membedakan kebijakan dari keputusan yang merupakan pilihan di antara berbagai pilihan di antara berbagai alternatif yang ada. Menurut

Rousseau (dalam Nugroho, 2003:59) menyatakan bahwa :

“Kebijakan Publik sebenarnya adalah kontrak antara rakyat dengan penguasa akan hal-hal penting apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Maka Kebijakan Publik dapat dikatakan sebagai perjanjian antara satu pihak dengan pihak yang lain.”

Menurut Nugroho (2003:54), mengatakan bahwa hal-hal yang diputuskan oleh pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan. Untuk itu, Kebijakan Publik tidak harus selalu berupa perundang-undangan, namun bisa berupa peraturan- peraturan yang tidak tertulis namun disepakati. Secara sederhana dapat dikatakan oleh

Nugroho(2011:96), bahwa kebijakan publik adalah:

“…setiap keputusan yang dibuat oleh negara, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari negara. Kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju masyarakat yang dicita-citakan.”

Gambar 2.1 Kebijakan Publik Ideal Menurut Riant Nugroho

Sumber: Riant Nugroho, 2011:97

Kebijakan Publik yang diambil oleh organisasi swasta maupun instansi pemerintah haruslah mewakili suara-suara dari publiknya itu sendiri, walaupun pada kenyataanya begitu banyak keinginan-keinginan yang harus dilaksanakan. Untuk itu

14

Universitas Sumatera Utara

diperlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum mengambil sebuah kebijakan dan Nugroho (2003:73), menyatakan bahwa terdapat 3 tahap dari

Kebijakan Publik yaitu :

1. Perumusan Kebijakan 2. Implementasi Kebijakan 3. Evaluasi Kebijakan

Berdasarkan pengertian kebijakan publik di atas, dapat disimpulkan mengenai makna dari kebijakan publik, yakni keputusan badan, lembaga atau negara dalam memecahkan masalah publik melalui intervensi berupa tindakan untuk melakukan suatu kebijakan dengan berbagai konsekuensinya, termasuk tindakan untuk tidak melakukan apapun.

2.1.3 Karakteristik Kebijakan Publik

Menurut Dunn (2003:45) terdapat beberapa karakteristik utama dalam kebijakan publik di antaranya :

1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditunjukkan pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu dari pada perilaku yang berubah secara acak. 2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dari pada keputusan yang terpisah-pisah. 3. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi atau menawarkan perumahan rakyat bukan apa maksud yang dikerjakn atau yang akan dikerjakan. 4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam menangani suatu permasalahan. Secara negatif, kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan. 5. Kebijakan publik paling tidak secara positif didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

15

Universitas Sumatera Utara

Sama halnya dengan yang dikemukakan Anderson dan kawan-kawan (dalam

Abidin, 2012:22-23) mengenai beberapa ciri dari kebijakan sebagai berkut.

1. Public policy is purposive, goal oriented behavior rather than random or chance behavior. Setiap kebijakan harus ada tujuannya. Artinya, pembuatan suatu kebijakan tidak boleh sekadar asal buat atau karena kebetulan ada kesempatan membuatnya. Tanpa ada tujuan, tidak perlu ada kebijakan. 2. Public policy consist of courses of action—rather than separate, discrete decision, or actions—performed by government officials. Artinya, sutau kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain. Namun, ia berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam masyarakat, dan berorientasi pada implementasi, interpretasi, dan penegakan hukum. 3. Public policy is what governmnet do—not what they say will do or what they intend to do. Kebijakan adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah, bukan apa yang masih ingin atau dikehendaki untuk dilakukan pemerintah. 4. Public policy may either negative or positive. Kebijakan dapat berbentuk negatif atau melarang dan juga dapat berupa pengarahan untuk melaksanakan atau menganjurkan. 5. Public policy is based on law and is authorative. Kebijakan harus berdasarkan hukum, sehingga mempunyai kewenangan untuk memaksa masyarakat mengikutinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri umum kebijakan publik ialah memiliki maksud dan tujuan berkaitan antara kebijakan satu dengan kebijakan lain maupun kebijakan yang baru dengan kebijakan sebelumnya, dilakukan oleh pemerintah, berbentuk positif untuk melakukan sesuatu maupun berbentuk secara negatif untuk tidak melakukan tindakan apapun, serta berdasarkan hukum atau memiliki kewenangan.

2.2 Implementasi Kebijakan Publik

Suatu tindakan pemerintah baru dikatakan sebagai suatu kebijakan apabila tindakan tersebut dilaksanakan, bukan hanya suatu keinginan semata. Suatu keinginan saja yang belum dilakukan pemerintah belum dapat dianggap sebagai kebijakan.

16

Universitas Sumatera Utara

Pemahaman umum mengenai implementasi kebijakan dapat diperoleh dari pernyataan Grindle (1980:7) bahwa implementasi merupakan proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Berikut ini beberapa definisi implementasi menurut beberapa tokoh. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya policy maker untuk mempengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran (dalam Subarsono, 2010:87).

Menurut Metter dan Horn (dalam Wahab, 2005:65) merumuskan proses implementasi sebagai:

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.”

Menurut Lester dan Steward (dalam Winarno, 2012:147):

“Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan undang-undang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang- undang di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.”

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan implementasi kebijakan publik adalah rangkaian proses perencanaan, pengimplementasian, hingga evaluasi suatu kegiatan yang sudah direalisasikan oleh para pemangku kepentingan. Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah. Ini sesuai dengan pandangan Van Meter dan Van Horn (Grindle, 1980:6) bahwa tugas implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan publik

17

Universitas Sumatera Utara

direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk beberapa model-model implementasi yang dapat digunakan untuk menilai suatu kegiatan.

2.2.1 Model-Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Nugroho (2011:625), rencana adalah 20% keberhasilan, implementasi adalah 60%, dan 20% sisanya adalah bagaimana kita menegendalikan implementasi. Implementasi kebijakan adalah hal yang paling berat, karena di sini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul di lapangan.

Selain itu, ancaman utama adalah konsistensi implementasi. Kompleksitas implementasi bukan saja ditunjukkan oleh banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan proses implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel yang kompleks, baik variabel yang individual maupun variabel organisasional, dan masing- masing variabel pengaruh tersebut juga saling berinteraksi satu sama lain (Subarsono, 2010:89). Sebagaimana yang dikemukakan deLeon & deLeon (dalam Riant Nugroho, 2014 :626), pendekatan-pendekatan dalam implementasi kebijakan publik dapat dikelompokkan menjadi tiga generasi.

1. Generasi pertama, yaitu pada tahun 1970-an, memahami implementasi kebijakan sebagai masalah-masalah yang terjadi antara kebijakan dan eksekusinya. Pada generasi ini implementasi kebijakan berhimpitan dengan studi pengambilan keputusan di sektor publik. 2. Generasi kedua, tahun 1980-an, adalah generasi yang mengembangkan pendekatan implementasi kebijakan yang bersifat “dari atas ke bawah” (top-down perspective). Perspektif ini lebih fokus pada tugas birokrasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah diputuskan secara politik. Pada saat yang sama, muncul pendekatan bottom-upper yang dikembangkan oleh Lipsky (1971-1980) dan Hjern (1982-1983). Dalam bahasa Lester dan Steward (2000:108) (dalam Agustino, 2008:140), istilah top-down dinamakan dengan the command and controlapproach (pendekatan

18

Universitas Sumatera Utara

kontrol dan komando), dan bottom-up dinamakan the market approach (pendekatan pasar). Pendekatan top-down bertitik-tolak pada perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat pada level di bawahnya. Jadi inti pendekatan top- down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur dan tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat. 3. Generasi ketiga, 1990-an, dikembangkan oleh ilmuwan sosial Goggin (1990), memperkenalkan pemikiran bahwa variabel perilaku aktor pelaksana implementasi kebijakan lebih menentukan keberhasilan implementasi kebijakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa implementasi kebijakan publik memiliki model dan pendekatan yang beragam dari para ahli, contohnya saja implementsi kebijakan publik yang berhimpitan dengan politik, sektor pengambilan keputusan, dan lain-lain. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai berbagai variabel yang terlibat di dalam implementasi kebijakan melalui teori-teori implementasi sebagai berikut.

a. Implementasi Kebijakan Model Donald S. Van Metter dan Carl Van

Horn

Menurut Agustino (2008:141) menjelaskan bahwa model pendekatan yang dirumuskan oleh Metter dan Horn disebut dengan A Model of The

PolicyImplementation. Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan kategorisasi. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik. Ada enam kategorisasi menurut Van Metter

19

Universitas Sumatera Utara

dan Van Horn, yang mendeskripsikan kinerja kebijakan publik tersebut adalah sebagai berikut (dalam Agustino, 2008:142-143).

1. Standar dan sasaran kebijakan Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika-dan hanya-jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang berada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu utopis) untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil. 2. Sumber daya Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. 3. Karakteristik Agen Pelaksana Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. 4. Komunikasi Antar Organisasi Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. 5. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi dalam kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal. 6. Disposisi Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : a) respons implementor terhadap kebijakan, yang akan berkaitan dengan kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; b) kognisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan dan c) intensitas disposisi implementor, yakni prefensi nilai yang dimemiliki oleh implementor.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada enam variabel menurut Metter dan Horn yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik yaitu, ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap atau kecenderungan, komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, dan Lingkungan

20

Universitas Sumatera Utara

ekonomi, sosial, dan politik. Suatu hal yang terlihat menonjol pada model ini yaitu, bagaimana kinerja dapat menjadikan suatu kebijakan publik berhasil dilaksanakan pada saat pengimplementasiannya.

b. Model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Edward

Menunjuk empat variabel yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi. Empat variabel tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.

a. Komunikasi, yaitu menunjuk bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program (kebijakan) dengan para kelompok sasaran (target group). b. Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. c. Disposisi, yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada implementor kebijakan/program. Karakter yang penting dimiliki oleh implementor adalah kejujuran, komitmen, dan demokratis. Implementor yang memiliki komitmen tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan diantara hambatan yang ditemui dalam program/kebijakan. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berada dalam aras program yang telah digariskan dalam guideline program. Komitmen dan kejujurannya membawanya semakin antusias dalam melaksanakan tahap-tahap program secara konsisten. Sikap yang demokratis akan meningkatkan kesan baik implementor dan kebijakan dihadapan anggota kelompok sasaran. Sikap ini akan menurunkan resistensi dari masyarakat dan menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian kelompok sasaran terhadap implementor dan program/kebijakan. d. Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting pertama adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar operasional prosedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline program/kebijakan. SOP yang baik mencantumkan kerangka kerja yang jelas, sistematis, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapapun karena akan menjadi acuan dalam bekerjanya implementor. Sedangkan struktur pelaksana harus dapat menjamin adanya pengambilan

21

Universitas Sumatera Utara

keputusan atas kejadian luar biasa dalam program secara cepat. Dan hal ini hanya dapat lahir jika struktur didesain secara ringkas dan fleksibel menghindari “virus webberian” yang kaku, terlalu hirarkhis dan birokratis.

Berdasarkan penjelasan di atas, keempat variabel dalam model yang dibangun oleh Edward memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam menncapai tujuan dan sasaran program/kebijakan. Semuanya saling bersinergi dalam mencapai tujuan dan satu variabel akan sangat mempengaruhi variabel yang lain. Misalnya saja, implementor yang tidak jujur akan mudah sekali melakukan mark up dan korupsi atas dana program/kebijakan dan program tidak dapat optimal dalam mencapai tujuannya.

Begitupun ketika watak dari implementor kurang demokratis akan sangat mempengaruhi proses komunikasi dengan kelompok sasaran. Model implementasi dari Edward ini dapat digunakan sebagai alat mencitra implementasi program di berbagai tempat dan wktu. Artinya, empat variabel yang tersedia dalam model dapat digunakan utuk mencitra fenomena implementasi kebijakan publik.

c. Model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan Merilee S.

Grindle

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (dalam Agustino,

2008:154) menggunakan pendekatan top down. Pendekatannya tersebut dikenal dengan Implementation as A Political and AdministrativeProcess yang dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation), yaitu:

1. Content Of Policy a. Interest Affected (Kepentingan yang mempengaruhi) b. Type Of Benefits (Tipe Manfaat) c. Extent Of Change Envision (Derajat perubahan yang ingin dicapai)

22

Universitas Sumatera Utara

d. Site Of Decision Making (Letak pengambilan keputusan) e. Program Implementor (Pelaksana Program) f. Resouces Committed (Sumberdaya yang digunakan) 2. Context Of Policy a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (Kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat) b. Institution and Regime Characteristic (Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa) c. Compliance and Responsiveness (Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana)

d. Teori Goggin

Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Goggin ini dapat mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi, yakni:

1) Bentuk dan isi kebijakan, termasuk didalamnya kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi,

2) Kemampuan organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun insentif lainnya yang akan mendukung implementasi secara efektif, dan

3) Pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karakteristik, motivasi, kecenderungan hubungan antara warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi suatu kebijakan terlebih dahulu harus menganalisis masalah yang ada untuk mengetahui mudah atau tidaknya masalah tersebut untuk diselesaikan. Setelah itu, suatu kebijakan dianalisis kemampuannya untuk menstruktur proses implementasi dengan beberapa cara tertentu, dengan tetap memperhitungkan variabel di luar kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan tersebut. Adapun model implementasi kebijakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn

23

Universitas Sumatera Utara

dikarenakan model implementasi kebijakan tersebut dapat menganalisisdan mendekripsikan bagaimana implementasi kebijakan dalam penataan sistem SIAK

(Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) di Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kabupaten Deli Serdang yang ditinjau dari standard dan sasaran, sumberdaya, kegiatan pelaksana, karakteristik agen pelaksana, kondisi sosial dan ekonomi, disposisi.

2.3 Pelayanan Publik

Definisi pelayanan publik menurut Hidayaningrat dikutip oleh Suwondo

(2001,29) menjabarkan pelayanan publik sebagai aktivitas yang dilakukan untuk memberikan jasa-jasa dan kemudahan bagi masyarakat untuk memegang teguh syarat-syarat efisiensi, efektivitas, dan penghematan.

Prinsip-prinsip pelayanan publik digunakan sebagai upaya peningkatan kualitas di dalam penyediaan pelayanan pada sektor publik termasuk dalam hal ini adalah sebagai dasar pengembangan e-government. Prinsip-prinsip tersebut ialah prinsip aksesibilitas, kontinuitas, teknikalitas, profitabilitas, dan akuntabilitas. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan yaitu dengan memanfaatkan e-government, Penerapan e-government juga merupakan bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Oleh karena itu, pelayanan publik diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Lebih kanjut dikatakan pelayanan public dapat diartikan pemberian layanan (melayanin) keperluan

24

Universitas Sumatera Utara

orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen

Kependudukan untuk semua masyarakat tanpa kecuali dan memenuhi hak asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan publik yang profesional.

2.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem informasi manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan

hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses

yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.

Sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang digunakan untuk

menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Biasanya Sistem Informasi

Manajemen menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara

koordinasi, dan menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Umumnya,

Sistem Informasi Manajemen mengabil data dari sistem pemerosesan transaksi

(Kadir,2014:106). Sedangkan menurut Scott (2001:100) sistem informasi

manajemen (SIM) adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan

terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data

sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan

produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu

yang telah ditetapkan.

25

Universitas Sumatera Utara

Menurut Raymond McLeod, Jr (2001,17) sistem informasi manajemen (SIM) adalah suatu sistem penghasilan informasi yang mendukung sekelompok manajer yang mewakili suatu unit organisasi seperti suatu tingkat manajemen atau suatu bidang fungsional.

Menurut O’Brien (2003,26) sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem yang menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan gambaran untuk diberikan kepada manajer dan para professional misalnya analisa penjualan, kinerja produksi, sistem lapangan biaya.

Penggunaan sistem informasi manajemen tidak lain untuk mecapai Good Governace. Semakin terdepannya teknologi informasi menjadi latar belakang seluruh aspek organisasi di belahan dunia mengikut sertakannya sebagai upaya penciptaan keteraturan dalam kepemerintahan. Good Governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah didefenisikan oleh berbagai lembaga yang diakui oleh dunia. Hubungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Good Governance adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen akan tercipta pemerintahan yang efektif dan efisien dan dengan adanya Sistem Informasi Manajemen itu sendiri akan lebih mempermudah untuk menjadikan pemerintahan itu menajdi Good Governance Sistem Informasi Manajemen (SIM) berkepentingan dengan menyediakan informasi yang menyeleruh dan terintegrasi untuk membantu pengambilan keputusan bagi berbagai tingkatan manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ditinjau dari hal tersebut, maka Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) merupakan subsitem dari sistem informasi manajemen.

26

Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Administrasi Kependudukan

Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2007:4-5) pengertian pelayanan publik atau pelayanan umum adalah : Pelayanan Publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik

Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Indrajid (2002) mengungkapkan bahwa E-Government merupakan suatu mekanisme interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stekholder) dimana melibatkan pengguna teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu kualitas pelayanan yang selama berjalan.

E-Public service berarti informasi pelayanan public berbasis elektronik.

Segala sesuatu yang meyangkut pelayanan publik disediakan informasinya yang dapat diakses secara elektronik. Informasi dapat berupa prosedur, biaya/tarif legal, tempat, pelaksana dan hal lainnya mengenail pelayanan public. Dengan adanya E-

Public Service sangat membantu untuk pengurusan Adminitrasi Kependudukan yang berbasis online.

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi

27

Universitas Sumatera Utara

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (UU No. 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan).

Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintahan terkecil seperti desa/ kelurahan hingga pada skala nasional. Pengelolaan Administrasi kependudukan memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tentang kependudukan bagi pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta kepentingan warga untuk mengakses informasi hasil administrasi kependudukan tersebut.

2.4.2 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pengkajian, Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan Pasal 1 Pengertian dari Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Disdukcapil sebagai satu kesatuan. Pengkajian SIAK adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan proses penelaahan dan pengujian unsur SIAK yang menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan SIAK. Pengembangan SIAK adalah rangkaian kegiatan yang berupa penambahan dan penyempurnaan guna meningkatkan fungsi

SIAK.

Cara kerja dari SIAK untuk mendaftarkan penduduk di tiap kabupaten/ kota dari

SIAK diakses oleh seorang kepala pusat data dan pusat data pengganti (disaster

28

Universitas Sumatera Utara

recovery center) yang bertugas di bidang SIAK dan/ atau database kependudukan di kabupaten/ kota. Selanjutnya, SIAK diakses untuk memasukkan data-data kependudukan tersebut kedalam satu pusat data (data center) yang dikirimkan ke kepala pusat data di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil. Tahap terakhir mengirimkannya ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri. SIAK sebagai sistem yang mengolah data kependudukan dan catatan sipil dari tiap daerah di Indonesia.

2.3 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Dalam hal ini konsep harus oprasional. Melalui konsep kemudian peneliti diharpkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan dengan yang lainnya (Singarimbun,

2008:33) .

Oleh karena itu, untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas maka peneliti dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang peneliti teliti dengan mengemukakan definisi konsep sebagai berikut :

a. Implementasi Kebijakan merupakan tindakan dari kebijakan yang sudah

ditetapkan serta menghasilkan dampak. Dengan kata lain implementasi

kebijakan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

dalam keputusan-keputusan kebijakan pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang. Implementasi kebijakan berkaitan

29

Universitas Sumatera Utara

dengan sasaran kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, kondisi

sosial dan ekonomi serta disposisi.

b. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik dalam penelitian ini adalah salah satu unsur penting.

Pelayanan dapat diartikan sebagai pemberian (pelayanan) keperluan

perorangan atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan.

Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif,

seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen

Kependudukan untuk semua masyarakat tanpa kecuali dan memenuhi hak

asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi

dengan pelayanan publik yang profesional.

c. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen dalam penelitian ini adalah sistem informasi

yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan

(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu

dalam suatu kegiatan manajemen.

Perkembangan teknologi dan informasi tidak dapat melepaskan kita dari tuntutan penerapan teknologi tersebut dalam meningkatkan layanan pemerintah kepada warganya. Salah satu sarana peningkatan layanan tersebut adalah electronic government (e-Government). Adapun konsep dari e- Government adalah menciptakan interaksi yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara pemerintah dan masyarakat (G2C-government to citizens), pemerintah dan

30

Universitas Sumatera Utara

perusahaan bisnis (G2B-government to business enterprises) dan hubungan antar pemerintah (G2G-inter-agency relationship).

Dalam kehidupan di masa yang akan datang, sektor teknologi informasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa pun yang mahir dalam pemanfaatannya maka dia akan mengetahui lebih banyak dari yang lainnya. Bagi pemerintah pun seperti itu, penciptaan sistem kerja atau tata kerja dengan metode e-Government sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Pengaktualisasian metode ini dapat diterapkan melalui pembuatan web site ataupun pembuatan program lain yang dapat menunjang kinerja para pegawai di lembaga pemerintahan.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) berkepentingan dengan menyediakan informasi yang menyeleruh dan terintegrasi untuk membantu pengambilan keputusan bagi berbagai tingkatan manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ditinjau dari hal tersebut, maka Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan subsitem dari sistem informasi manajemen.

2.4 Hipotesis Kerja

Dalam sebuah penelitian, hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan sebagai satu panduan dalam proses analisis data. Hipotesis kerja (dalam Amirin,2000:84) adalah hipotesa yang sebenarnya, yang asli, yang bersumber dari kesimpulan teoritik. Adapun penulis merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu Implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

31

Universitas Sumatera Utara

meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumberdaya, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan, karakteristik agen pelaksana, disposisi atau sikap para pelaksana, serta kondisi sosial, politik dan ekonomi yang mendukung keberhasilan dalam proses pelaksanaan program ini.

32

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Narbuko dan Achmadi (2004:44) memberikan pengertian penelitian deskriptif sebagai penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi, ia juga bisa bersifat komperatif dan korelatif.

Penelitian kualitatif dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek peneliti secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6)

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Burhan Bungin (2008:68) dalam penelitian ini bahwa metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada pada masyarakat yang menjadi objek penelitian. Pada pendekatan kualitatif menekankan analisisnya pada proses penyimpulan hubungan fenomena-fenomena yang diamati dengan logika ilmiah.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi dan data untuk menambahkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang

33

Universitas Sumatera Utara

ada serta mampu menggambarkan secara baik mengenai fakta dilapangan yang ada sehingga peneliti dapat melihat dan dapat memberikan gambaran serta informasi data jelas mengenai Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) pada Pembuatn E-KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi penelitian

Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan proposal penelitian ini sekaligus menjawab permasalahan yang telah dikemukakan. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Alasan mengambil lokasi ini karena penulis mengamati bahwa masih adanya keluhan dari masyarakat mengenai Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Menurut Bungin (2008:76) mengatakan bahwa informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Perkembangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi atau objek yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yan pada awalnya jumlah awal belum mampu memberikan data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data (dalam Sugiyono, 2008:300).

34

Universitas Sumatera Utara

Kemudian dapat diperoleh informasi yang jelas dan dapat dipercaya berupa pernyataan-pernyataan, keterangan ataupun data-data yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Informan peneliti diperoleh secara langsung dan berhubungan dengan objek yang akan di teliti dan tentunya dapat memberi informasi terkait dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Deli Serdang.

Informan penelitian ini meliputi tiga macam menurut Bugin (2008) yaitu :

1. Informan kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui

dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang dan Kepala Seksi Regristrasi Kependudukan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini

adalah Pegawai Oprasional Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang.

3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang

35

Universitas Sumatera Utara

diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat

Kabupaten Deli Serdang.

Tabel. 3.1

Matriks Informan Penelitian

No. Informan Informasi yang Metode Jumlah Penelitian dibutuhkan Informan 1. Kepala Seksi 1. Standar dan sasaran Wawancara 1 Regristrasi dalam pembuatan e- Kependudukan KTP : Dinas a. Prosedur e-KTP Kependudukan b. SOP dan Catatan Sipil 2. Sumber yang Kabupaten Deli mendukung Serdang pelaksanaan SIAK 2. Pegawai a. Pelaksana 1 Oprasional Dinas b. Prasarana Kependudukan c. Teknologi dan Catatan Sipil 3. Komunikasi antar Kabupaten Deli stakeholder terkait Serdang dan kegiatan pelaksanaan SIAK a.Badan yang bekerja sama dengan program siak b.Rapat Rutin 4. Karakteristik agen pelaksanaan SIAK 5. Disposisi atau sikap para pelaksana SIAK 6. Kondisi sosial, pokitik dan ekonomi dalam pelaksanaan SIAK a.Kemasyarakatan b.Lingkungan 3. Masyarakat 1. Sumber informasi Wawancara 10 Kabupaten Deli yang diberikan Serdang yang pemerintah tentang

36

Universitas Sumatera Utara

membuat KTP SIAK 2. Kemapuan dalam memahami SIAK 3. Kondisi lingkungan kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang 4. Respon masyarakat dalam pelayanan pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dalam pembuatan KTP

Total Informan 12

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah rekaman atau gambaran atau keterangan tentang sesuatu hal atau fakta. Selain itu juga dapat diartikan sebagai informasi baik berupa gambar ataupun suara tentang sesuatu hal yang bersifat nyata dan akurat dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi untuk sumber data yang sama (Sugiyono, 2012:83) Maka penelitian ini memerlukan data, keterangan dan informasi. Untuk itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara yaitu:

1. Teknik pengumpulan Data Primer merupakan teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari

data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data

primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

37

Universitas Sumatera Utara

a. Wawancara

Yaitu suatu bentuk komunikasi ataupun interaksi yang dilakukan oleh

seorang peneliti ataupun subjek penelitian dengan seorang informan untuk

mengumpulkan informasi dan data suatu lokasi ataupun suatu hal yang

bersifat fakta menggunakaan pedoman wawancara.

b. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung objek

penelitian dengan mencatat segala gejala yang ditemukan dilapangan

untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang

berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik pengumpulan Data Sekunder merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui bahan dokumentasi dan kepustakaan yang dapat mendukung

data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai

berikut:

a. Studi Dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-

sumber lain yang relevan dengan objek penelitian menggunakan pedoman

dokumentasi.

b. Studi Kepustakaan, teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-

buku, karya ilmiah, jurnal, koran, majalah dan pendapat para ahli yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

38

Universitas Sumatera Utara

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif model Miles dan

Huberman. Dalam melakukan sebuah penelitian, data yang diperoleh dari

lapangan harus segera dituangkan dalam tulisan dan dianalisis. Langkah-langkah

dalam menganalisis data menurut Miles dan Huberman (2014), Adapun

komponen-komponen analisis dalam model interaktif ini digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber : Miles, Huberman, 2014

Pada gambar tersebut, terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusions : drawing / verifying (penarikan kesimpulan / verifikasi). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Condensation/Kondensasi Data.

Kondensasi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat

39

Universitas Sumatera Utara

ditarik dan diverifikasi. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan

reduksi selanjutnya (seperti membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema,

membuat gugus-gugus, membuat partisi tema, dan menulis memo).

2. Data Display/Penyajian Data.

Penyajian data merupakan alur penting dalam kegiatan analisis. Dengan

melakukan penyajian data-data, peneliti dapat memahami suatu peristiwa yang

sedang terjadi dan tindakan yang seharusnya dilakukan. Bentuk penyajian data

yang digunakan adalah bentuk teks naratif.

3. Drawing and Verifying Conclusions/Menggambarkan dan Memverifikasi

Kesimpulan.

Penarikan kesimpulan-kesimpulan juga perlu diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Dengan kata lain, makna-makna yag muncul dari data harus diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yaitu merupakan validitasnya.

3.6 Teknik Kebsahan Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Wiliam

Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan

40

Universitas Sumatera Utara

demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, triangulasi metode (Sugiyono, 2007:273-275).

1. Triangulasi data adalah mempergunakan berbagai sumber data/informasi. Dalam teknik triangulasi ini adalah mengelompokkan para pemangku kepentingan program dan mempergunakannya sebagai sumber/data informasi. 2. Triangulasi teori. triangulasi teori adalah penelitian dengan mempergunakan berbagai profesional dengan berbagai latar belakang ilmu pengetahuan untuk menilai suatu set data/informasi. 3. Triangulasi metode. Triangulasi metode adalah pemakaian berbagai metode- metode kuantitatif dan /atau metode kualitatif untuk mengevaluasi program. Jika kesimpulan dari setiap metode sama, maka validitas penelitian ditetapkan.

Dari triangulasi di atas dalam melakukan analisis data.Triangulasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen, observasi yang ada. Sedangkan teknik triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dengan hasil pengamatan peneliti terkait dengan Implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Pembuatan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang.

41

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Gambaran umum kondisi wilayah Kabupaten Deli Serdang memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dilihat dari beberapa aspek diantaranya geografi, topografi dan administrasi pemerintahan. Kabupaten Deli Serdang secara administratif mengelilingi ibukota Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan.

Memiliki luas wilayah sebesar 249.772 Ha (2.497,72 Km²), yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 Desa dan 14 Kelurahan. Adapun untuk kecamatan yang memiliki luas wilayah yang besar adalah Kecamatan Hamparan Perak yang memiliki luas daerah 23.015 Ha atau sebesar 9,21% dari luas total Kabupaten Deli Serdang dan untuk kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Deli Tua yaitu 936 Ha atau sebesar 0,37% dari luas Kabupaten Deli Serdang. Selain itu juga

Kabupaten Deli Serdang memiliki garis pantai sepanjang + 65Km.

Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak diantara 2º57´ Lintang

Utara sampai dengan 3º16´ Lintang Utara dan 98º33´ Bujur Timur sampai dengan

99º27´ Bujur Timur. Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Kemudian di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat, Kota Binjai, dan Kabupaten Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

42

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kondisi topografinya, secara umum Kabupaten Deli Serdang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu kawasan dataran pantai, terdapat seluas ±

63.002 Ha (26,30%) yang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Hamparan

Perak, Labuan Deli, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pantai Labu, dengan panjang garis pantai sekitar 65 Km kemudian kawasan dataran rendah, terdapat seluas ±

68.965 Ha (28,80%) yang terdiri dari 11 kecamatan, yaitu: Kecamatan Sunggal,

Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Ptumbak, Lubuk

Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Kecamatan Galang dan kawasan dataran tinggi, terdapat seluas ± 111.970 H (44,90%) yang terdiri dari 7 kecamatan, yaitu:

Kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM hilir, STM Hulu, Gunung

Meriah dan Kecamatan Bangun Purba.

4.2 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang

Gambar 4.1

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2019

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun

2007 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli

43

Universitas Sumatera Utara

Serdang telah dibentuk struktur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

4.2.2 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang

Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

yaitu:

“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Prima Di Bidang Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Berbasis Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK)”

Untuk menjabarkan visi tersebut diatas, perlu dirumuskan misi yang menggambarkan amanah apa yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan. Misi merupakan upaya- upaya dalam rangka pencapain visi yang telah ditetapkan. Misi juga memberikan arahan tentang fungsi dan tujuan pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara strategis, terarah dan berkesinambungan. Misi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Daerah Kabupaten Deli Serdang, dirumuskan sebagai berikut:

a. Meningkatkan Pengelolaan Informasi Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil untuk Pendayagunaan data dan Informasi

b. Meningkatkan Kerjasama dengan Lembaga dan Instansi Terkait dan

Komunitas Profesional

c. Menyediakan Sarana dan Prasarana Pendukung

44

Universitas Sumatera Utara

d. Meningkatkan sumber daya aparatur.

4.2.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok, fungsi dan rincian tugas jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli

Serdang bahwa tugas pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Deli Serdang melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

c. Pembinaan dan melaksanakan tugas dibidang pelayanan umum dan

Pencatatan Sipil;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsi dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2233 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangakat

Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, bahwa susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang terdiri atas :

1. Organisasi Dinas dipimpin oleh Kepaladinas

45

Universitas Sumatera Utara

2. Kepala Dinas membawahkan:

a. Sekretaris,membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

b. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk,membawahi:

1) Seksi Identitas Penduduk

2) Seksi Pindah Datang Penduduk

3) Seksi Pendataan Penduduk

c. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil,membawahi:

1) Seksi Kelahiran

2) Seksi Perkawinan dan Perceraian

3) Seksi Perubahan Status Anak Pewarganegaraan

d. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

(PIAK) dan Pemanfaatan Data,membawahi:

1) Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

2) Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan

3) Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan tanggung jawab dan tugas dari Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) dan Pemanfaatan Data. Sebagai suatu instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelayanan administrasi kependudukan tentu memiliki pembagian kerja dan struktur organisasi. Berikut ini

46

Universitas Sumatera Utara

susunan struktur organisasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang, yaitu.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019

Dari gambar diatas dapat dilihat susunan struktur organisasi di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang. Struktur organisasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang berguna untuk

47

Universitas Sumatera Utara

membagi tugas dan tanggungjawab dalam pelayanan administrasi kependudukan dan berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2233 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangakat

Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, berikut ini merupakan tugas dan tanggungjawab dari para pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil.

1. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Kependudukan dan

Pencatatan Sipil. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

c. Pembinaan dan melaksanakan tugas dibidang pelayanan umum dan

Pencatatan Sipil;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsi dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai rincian tugas :

a. Menetapkan program kegiatan yang akan dilaksanakan Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk, Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, Bidang

48

Universitas Sumatera Utara

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, Bidang Pemanfaatan

Data dan Inovasi Pelayanan; b. Menetapkan RENSTRA, RENJA dan DPA; c. Melaporkan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP); d. Menetapkan kebutuhan blanko Dokumen Kependudukan dan Pencatatan

Sipil; e. Menerbitkan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil; f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait; g. Mengawasi pelaksanaan tugas; h. Membina dan merencanakan pelaksanaan tugas; i. Memimpin pengelolaan administrasi; j. Mengawasi unit pelaksana teknis; k. Menetapkan Standard Operasional Prosedur Dinas; l. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan; m. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

2. Sekretaris

Sekretaris Dinas mempunyai rincian tugas : a. Merumuskan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu

dan tugas pelayanan administratif; b. Merumuskan bahan pembinaaan dan pemberian dukungan administrasi yang

meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja

49

Universitas Sumatera Utara

sama, hukum, organisasi, hubungan masyarakat, serta kearsipan dan

dokumentasi; c. Memantau pelaksanaan pengelolan administrasi perlengkapan, program,

keuangan; d. Merumuskan bahan pengolahan data serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan. e. Merumuskan perencanaan kebutuhan barang dan alat kelengkapan kantor

beserta dokumen lainnya dan pengelolaan barang milik Negara. f. Memantau pelaksanaan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggungjawab

atas keamanan kantor; g. Memantau pelaksanaan pengawasan disiplin pegawai, budaya bersih, budaya

kerja dan budaya tertib; h. Memantau penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan surat perintah

tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas; i. Menginventarisir administrasi dan tugas-tugas, kegiatan pada bidang-bidang

sesuai ketentuan peraturan yang berlaku; j. Memantau pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, memelihara, merawat

menjaga dan mengawasi inventaris kantor; k. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan, terkait dengan bidang

tugasnya; l. Menyusun bahan evaluasi pelaporan pelaksanaan tugas jabatan; m. Melakukan pembinaan dan memberikan motivasi, arahan dan penilaian

terhadap kinerja bawahan;

50

Universitas Sumatera Utara

n. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas;

3. Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Adm. Kependudukan

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Adm. Kependudukan mempunyai rincian tugas :

a. Merumuskan program Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

b. Merumuskan bahan petunjuk teknis di bidang Pengelolaan Informasi

Administrasi Kependudukan;

c. Mengevaluasi laporan kependudukan dan Pencatatan sipil;

d. Melaksanakan pelatihan bimbingan teknis kependudukan dan Pencatatan sipil

e. Melaksanakan penyajian data kependudukan dan Pencatatan sipil

f. Mengevalusi data kependudukan dan Pencatatan sipil;

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

h. Mengevaluasi permasalahan data kependudukan dan Pencatatan sipil;

i. Mempublikasikan bidang pendaftaran penduduk dan Pencatatan sipil;

j. Mengadakan kegiatan pelatihan dan Bimbingan teknis Teknologi Informasi

dan Komunikasi;

k. Merumuskan Standard Operasional Prosedur Pelaksanaan Kegiatan;

l. Memantau, monitoring, mengevaluasi, pelaporan kegiatan Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;

m. Memantau program kerja masing-masing seksi;

n. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-

langkah yang perlu diambil sesuai ketentuan yang berlaku;

51

Universitas Sumatera Utara

o. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai

pertanggungjawaban tugas;

p. Menilai hasil kerja bawahan;

q. Melaksanakan tugas lain yang diperintah atasan.

Kepegawaian dalam suatu organisasi dalam hal ini dinas dapat dimaksimalkan sebagai tanggungjawab tugas dari bidang pelayanan informasi administrasi kependudukan tentu memiliki pembagian kerja dan struktur organisasi. Kepala

Bidang Pengelolaan Informasi Adm. Kependudukan memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Kepala Bidang

Pengelolaan Informasi Adm. Kependudukan menetapkan SOP dalam pelaksanaan

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan melakukan monitoring dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan guna meminimalisir kesalahan dan agar ke depannya evaluasi dari pelaksanaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

4.2.4 Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang

Klasifikasi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dan berdasarkan golongan

(jabatan). Klasifikasi para pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang dimaksudkan untuk mengidentifikasi para pegawai yang dijadikan informan dalam penelitian ini. Informan yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang dan berikut ini tabel klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan

(jabatan).

52

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

PENDIDIKAN JABATAN JLH NO SD SLTP SLTA D3 S1 S2 1 Kadis - - - - 1 - 1 2 Sekretaris - - - - - 1 1 3 Kabid - - - - 4 - 4 4 Kasubbag - - - - 3 - 3 5 Kasi - - 1 - 11 - 12 6 Staf 1 1 15 2 10 - 29 Jumlah 1 1 16 2 29 1 50 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, 2019

Berdasarkan tabel klasifikasi berdasarkan tingkat pendidikan dan dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang memiliki tingkat pendidikan Strata-1 (S-1) sebanyak 29 orang, SLTA sebanyak 16 orang, D3 sebanyak 2 orang dan Strata-2 (S-2), SLTP dan SD masing- masing sebanyak 1 orang. Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang sudah cukup memadai dan dapat bekerja sesuai yang diharapkan, yakni sebagian besar pegawai memiliki tingkat pendidikan Sarjana.

Mayoritas pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang memiliki tingkat pendidikan sarjana sehingga kompetensi yang dimiliki oleh para pegawai diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi terciptanya kinerja yang maksimal dari para pegawai dan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai diharapkan mampu mendorong para pegawai untuk bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

53

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

GOLONGAN No. JABATAN JLH IV III II I 1 Kadis 1 - - - 1 2 Sekretaris 1 - - - 1 3 Kabid 4 - - - 4 4 Kasubbag - 3 - - 3 5 Kepala Seksi - 12 - 12 6 Staf - 16 10 3 29 Jumlah 6 31 9 2 50 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, 2019

Berdasarkan tabel di atas, para pegawai di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang memiliki golongan menengah yaitu golongan III sebanyak 31 orang, 9 orang memiliki golongan II, 6 orang memiliki golongan IV dan

2 orang memiliki golongan I. Berdasarkan golongan tersebut diharapkan para pegawaisudah mnegetahui tugas dan tanggungjawab dengan baik. Pembagian golongan dari para pegawai memberi kejelasan tentang fungsi dan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan dan tanggung jawabnya.

4.3 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Sistem

Administrasi Kependudukan menyatakan bahwa Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Disdukcapil sebagai satu kesatuan.

54

Universitas Sumatera Utara

Pengkajian SIAK adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan proses penelaahan dan pengujian unsur SIAK yang menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan SIAK. Pengembangan SIAK adalah rangkaian kegiatan yang berupa penambahan dan penyempurnaan guna meningkatkan fungsi SIAK.

Cara kerja dari SIAK untuk mendaftarkan penduduk di tiap kabupaten/kota dari SIAK diakses oleh seorang kepala pusat data dan pusat data pengganti (disaster recovery center) yang bertugas di bidang SIAK dan/ atau database kependudukan di kabupaten/ kota. Selanjutnya, SIAK diakses untuk memasukkan data-data kependudukan tersebut kedalam satu pusat data (data center) yang dikirimkan ke kepala pusat data di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil. Tahap terakhir mengirimkannya ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri. SIAK sebagai sistem yang mengolah data kependudukan dan catatan sipil dari tiap daerah di Indonesia. Salah satu jenis dokumen yang diurus dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yakni dalam pengurusan E-KTP.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional. Bahwa pengertian dari Kartu Tanda Penduduk

Elektronik, yang selanjutnya disingkat E-KTP adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi chip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagi bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana E-KTP menjadi dokumen kependudukan yang

55

Universitas Sumatera Utara

memuat sistem keamanan dan pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Di dalam

E-KTP menerbitkan suatu Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat dengan NIK merupakan nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagi Penduduk Indonesia.

4.4 Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Pada Pembuatan E-KTP Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan pelaksanaan untuk mempermudah pembuatan E-KTP serta memperbaiki sistem yang manual menjadi online. Sistem online dilakukan oleh pemerintah untuk meperbaiki sistem sebelumnya yang manual menjadi online agar lebih cepat dalam pembuatan E-KTP. Oleh sebab itu, pada pembahasan berikutnya akan menggambarkan bagaimana implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan di Kabupaten Deli Serdang dengan melihat model implementasi kebijakan yang dirumuskan Van Meter dan Van Horn disebut dengan A Model of the Policy Implementation, proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi suatu paham kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implemntasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai katagori. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik, pelaksana bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh beberapa katagori-katagori tersebut yaitu :

1. Standart dan sasaran kebijakan

56

Universitas Sumatera Utara

2. Sumberdaya

3. Komunikasi antara badan pelaksana

4. Kondisi sosial, politik dan ekonomi

5. Disposisi

6. Sikap pelaksana

4.4.1 Standar dan Sasaran Kebijkan

Salah satu dari aspek yang paling penting dari setiap pelaksanaan kebijakan adalah adanya standar pelayanan dan sasaran kebijakan yang telah disusun oleh suatu organisasi. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian dari kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai suatu tanggung jawab kepada masyarakat sedangkan sasaran merupakan tujuan (output) yang ingin dituju dari pelaksanaan suatu kebijakan. Standar pelayanan dan sasaran kebijakan ini dapat menjadi pedoman dan tujuan bagi implementor suatu kebijakan dalam bertindak, sehingga para implementor dapat melakukan fungsinya dengan efektif dan tujuannya dapat tercapai.

Standar pelayanan dalam pengurusan E-KTP antara lain prosedur pelayanan yang efektif dan tidak berbelit-belit, kejelasan mengenai prosedur dan biaya yang dibutuhkan dalam pelayanan E-KTP kemudian kepastian waktu dan tanggung jawab pelaksana pelayanan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 7 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang telah mempersiapkan standar dan sasaran yang ingin dicapai dan dipaparkan dalam Rencana Strategis Dinas Periode 2014-2019.

57

Universitas Sumatera Utara

Standar dan sasaran yang disusun mencakup seluruh fungsi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil sebagai instansi pemerintah yang melakukan pengelolaan administrasi kependudukan dalam hal ini peneliti khusus membahas tentang administrasi kependudukan dalam pengurusan E-KTP. Dalam pelayanan publik seperti pelayanan pengurusan E-KTP, masyarakat merupakan objek dan sasaran yang ingin dicapai dalam pelayanan pengurusan E-KTP. Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil telah menentukan sasaran dalam penyelenggaraan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan yakni memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat. Dalam pengurusan E-KTP, masyarakat harus mengikuti prosedur yang ada dalam proses pengurusan E-KTP. Prosedur dalam pembuatan E- KTP

(Kartu Tanda Penduduk) adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Proses Penerbitan E-KTP

(Sumber : Dukcapil Deli Serdang 2019)

58

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan gambar proses penerbitan E-KTP diatas dapat dilihat bahwa proses pengurusan E-KTP cukup sederhana karena tahapan yang harus dilalui masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP cukup mudah dan efisien. Pelayanan pengurusan E-KTP dilakukan sesuai dengan peraturan dan standar pelayanan yang telah di tetapkan oleh pelaksana dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Berikut ini tahapan dan syarat-syarat yang harus disiapkan oleh masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP.

1. Penduduk wajib KTP datang dengan membawa surat panggilan mendatangi

tempat pelayanan dan membawa dokumen pendukung sebagai berikut :

a) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) b) Fotocopy Akta Kelahiran c) Surat Pengantar RT/RW d) Surat keterangan pindah yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten/kota dari daerah asal (Untuk masyarakat yang pindah ke daerah lain).

2. Petugas melakukan vertifikasi data penduduk yang ada pada database

3. Petugas operator melakukan pengambilan dan perekaman pas foto

4. Penduduk melakukan rekaman tanda tangan

5. Penduduk melakukan rekaman seluruh sidik jari tangan dimulai dari

tangan kanan kemudian tangan kiri

6. Petugas membubuhkan TTD dan Stampel pada surat panggilan yang

sekligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman

pas foto, tanda tangan dan sidik jari

7. Penduduk pulang ke rumah masing-masing dan menunggu panggilan

berikutnya untuk mengambil KTP.

59

Universitas Sumatera Utara

Dalam pelayanan pengurusan E-KTP, setiap masyarakat yang ingin melakukan pengurusan harus memenuhi syarat atau dokumen yang dibutuhkan saat pengurusan E-KTP. Syarat dan dokumen yang dibutuhkan tersebut untuk memastikan bahwa data diri pemohon sudah benar dan sesuai kenyataan kemudian masyarakat juga harus menaati prosedur dan urutan pelayanan yang harus dilalui oleh masyarakat untuk memperoleh pelayanan E-KTP.

Jumlah penduduk yang wajib memiliki E-KTP merupakan sasaran yang telah ditentukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk diberikan pelayanan dalam pengurusan E-KTP agar sasaran yang telah ditentukan tersebut dapat tercapai.

Selain sasaran, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil perlu memperhatikan standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik sedikit banyak dipengaruhi oleh baik tidaknya pelayanan yang ia terima. Kemudian agar tercipta kesesuaian antara standar dan sasaran dari

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-

KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang diharapkan implementasi kebijakan tersebut dapat memberi manfaat bagi masyarakat sebagai objek pelayanan. Untuk itu peneliti melakukan wawancara dengan informan di lapangan yaitu Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi

Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan bertanya mengenai pengetahuan Bapak/Ibu terkait standart dan sasaran dari kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalampembuatan E-KTP,

Berikut pernyataan yang diberikan :

60

Universitas Sumatera Utara

“Saya mengetahui tujuan dan sasaran dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP karena hal tersebut tergambar jelas pada visi misi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang sebagai instansi pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat dan sebagai petugas kependudukan saya harus mengetahui tujuan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan agar kebijakan tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil. Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini dalam kaitannya dengan pengurusan E-KTP tentu diharapkan dapat mempermudah dan agar proses pengurusannya menjadi lebih efisien”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Senada dengan pernyataan diatas, Bapak Yusuf Pulungan selaku Pegawai

Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang menyatakan bahwa :

“Saya mengetahui apa-apa saja yang menjadi tujuan dan sasaran dari pelaksanaan Sistem InformasiAdministrasiKependudukan karena itu tercantum jelas dalam visi dan misi ya dan menurut saya tujuannya jelas untuk mempermudah proses pengurusan E-KTP dan sasarannya tentu saja masyarakat yang membutuhkan pelayanan pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diperoleh hasil bahwa para pegawai di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang terutama yang bertanggung jawab dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan memahami dan mengetahui tujuan dan sasaran dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang. Adanya tujuan dan sasaran yang jelas dari pelaksanaan kebijakan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi terciptanya efisensi dan kemudahan dalam pengurusan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang.

61

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis pada indikator standart dan sasaran dalam Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di

Kabupaten Deli Serdang yaitu belum terlaksananya mengenai sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang, yaitu :

1. Tersedianya data kependudukan yang akurat; 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan berupa KK, KTP dan Akta Pencatatan Sipil; 3. Tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan; 4. Tersedianya SDA petugas pelayanan yang handal dan profesional; 5. Meningkatnya kualitas pelayanan; 6. Meningkatnya cakupan pendaftaran penduduk dan Pencatatan sipil; 7. Terlaksananya tertib penggunaan dokumen kependudukan; 8. Terlaksananya tertib registrasi kependudukan; 9. Meningkatnya partisipasi masyarakat dibidang kependudukan.

Berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang diatas diketahui bahwa pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadikan masyarakat sebagai objek yang harus diberikan pelayanan kependudukan yang maksimal serta masyarakat perlu diajak untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan yang memberi manfaat bagi masyarakat itu sendiri. Masyarakat sebagai objek dari implementasi kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan perlu memahami bahwa mereka merupakan objek atau sasaran yang perlu dilayani dengan sebaik mungkin.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang sebagai instansi pemerintah yang diberikan tanggung jawab oleh pemerintah sebagai instansi yang mengelola dan melakukan pelayanan dalam pengurusan dokumen dan administrasi kependudukan di wilayah administratif Kabupaten Deli Serdang. Berikut ini tabel rentang usia penduduk yang wajib memiliki E-KTP di Deli Serdang.

62

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018 Jenis Kelamin RENTANG USIA Lk Pr Usia 15 – 19 Tahun 97.511 91.764

Usia 20 – 24 Tahun 87.682 84.635

Usia 25 – 19 Tahun 84.610 81.699

Usia 30 – 34 Tahun 84.350 80.938

Usia 35 – 39 Tahun 85.681 84.610

Usia 40 – 44 Tahun 69.685 70.336

Usia 45 – 49 Tahun 63.316 65.539

Usia 50 – 54 Tahun 52.637 54.560

Usia 55 – 59 Tahun 42.593 44.138

Usia 60 – 64 Tahun 32.233 32.470

Usia 65 – 69 Tahun 20.245 20.278

Usia 70 – 74 Tahun 9.228 11.036

Usia > 74 Tahun 11.862 15.635

TOTAL JUMLAH 741.633 737.638 Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk yang wajib memiliki E-KTP yang tinggal di wilayah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018 berjumlah 1.479.271 orang.

Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan penduduk yang tinggal di wilayah

Deli Serdang. Walaupun tidak semua penduduk membutuhkan dan diwajibkan

63

Universitas Sumatera Utara

memiliki E-KTP karena harus memenuhi syarat usia namun jumlah tersebut merupakan sasaran dari kebijakan yang dituju oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dalam pelaksanaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam hal pengurusan E-KTP.

Gambar 4.4

Masyarakat Yang Menunggu Pelayanan E-KTP

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2019

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa masyarakat merupakan sasaran utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini. Masyarakat harus diberikan pelayanan yang maksimal guna menciptakan kepuasan dalam diri masyarakat tersebut.

Observasi yang peneliti lakukan memberi gambaran bahwa sasaran yang telah ditentukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang telah tercapai hal ini dibuktikan dengan 83% penduduk di Kabupaten Deli Serdang telah memiliki E-KTP sebagai tanda pengenal yang wajib dimiliki oleh tiap penduduk.

Jumlah penduduk yang telah memiliki E-KTP yakni sebesar 1.158.247 orang dari total jumlah penduduk yang wajib memiliki E-KTP sebesar 1.402.429 orang.

Penduduk yang telah memiliki E-KTP terdiri dari 575.415 berjenis kelamin pria dan

582.832 berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dinas

64

Universitas Sumatera Utara

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang berupaya semaksimal mungkin guna memberikan pelayanan kependudukan dan memastikan bahwa seluruh penduduk di Kabupaten Deli Serdang memiliki E-KTP sebagai tanda pengenal yang wajib dimiliki oleh penduduk dan ke depannya Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil berupaya terus agar seluruh penduduk yang tinggal di Kabupaten Deli Serdang dapat memiliki E-KTP sebagai kartu tanda pengenal. Walaupun dalam pelaksanaan pelayanan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang sedikit menghambat proses pelayanan kependudukan bagi masyarakat.

Adapun faktor yang menyebabkan masyarakat belum memiliki E-KTP di

Kabupaten Deli Serdang yaitu, yaitu banyak masyarakat belum mendapatkan NIK

serta adanya data yang kurang akurat karena ada perubahan data, seperti perubahan

status perkawinan dan tempat tinggal, sehingga masyarakat harus melakukan

perubahan data terlebih dahulu agar bisa melakukan perekaman data E-KTP. Namun

banyak masyarakat yang belum bisa melakukan perubahan data tersebut karena jarak

tempat tinggal ke Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang cukup jauh

dan prosedurnya yang cukup lama. Luasnya wilayah dan tingginya jumlah penduduk

sedikit menghambat upaya untuk mencapai sasaran dari pelayanan E-KTP.

Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat tentang pengetahuan dari

masyarakat terkait implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Ibu

Nur Aina Pratiwi selaku masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP mengatakan

bahwa :

“Sebelumnya saya tidak tahu mengenai pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini dan diberitahunya saat akan melakukan pengurusan e-ktp di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil”.(Wawancara 65

Universitas Sumatera Utara

pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 10.00 WIB)

Kemudian ditambahkan oleh Ibu Purwanti Anggraini dan beliau menyatakan.

“Saya mengetahuinya dari televisi dan koran yang saya baca tapi perbedaannya dengan sistem yang lama saya kurang paham”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 08.30 WIB)

Dari hasil wawancara diatas diperoleh hasil bahwa sebagian masyarakat belum memahami apa itu Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan sebagian masyarakat juga belum mengetahui perbedaan sistem tersebut dibandingkan sistem yang lama. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan ini dapat berdampak negatif bagi kelancaran Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan. Terbatasnya pengetahuan masyarakat terkait implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukandi Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang merupakan hal yang harus diperbaiki oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil agar pelaksanaan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan menjadi lebih efektif dan efisien. Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat mengenai pengetahuan masyarakat terkait tujuan dan sasaran dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan hasil wawancara dengan Saudara Muhammad Yovi diperoleh hasil sebagai berikut

“Kalau tujuan pasti sih saya kurang tahu ya tapi saya rasa tujuan dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini paling supaya prosesnya menjadi lebih mudah dan cepat saja”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 08.00 WIB)

Senada dengan hasil wawancara diatas, Saudara Reza Aditya Siregar menyatakan bahwa tujuan dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan yaitu :

“Kalau tujuan dan sasaran Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sih

66

Universitas Sumatera Utara

saya rasa untuk mempermudah masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 12.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat menilai pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini bertujuan untuk mempermudah proses pengurusan administrasi kependudukan dalam hal ini pengurusan E-KTP. Masyarakat sebagai objek dari pelaksanaan implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan harus memahami apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pengetahuan masyarakat terkait

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP berkat adanya sosialisasi informasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang.

Pihak dinas memahami bahwa untuk membuat Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan berjalan dengan lancar dan sukses tentuhal tersebut harus disosialisasikan secara masif kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kebijakan tersebut sehingga pelaksanaan kebijakan berjalan dengan efektif dan memberi dampak positif bagi pemerintah maupun masyarakat. Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan diharapkan dapat membuat proses pelayanan kependudukan menjadi lebih efektif dan efisien yang tentu sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai objek dari pelayanan kependudukan yang ada di Kabupaten Deli

Serdang, masyarakat tentu menginginkan pelayana prima yang efektif dan efisien.

Selanjutnya untuk mengetahui manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan kebijakan

67

Universitas Sumatera Utara

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pembuatan E-KTP dan peneliti mewawancarai Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi

Kependudukan Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan beliau mengatakan bahwa :

“Tentu saja dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini mempermudah proses pengurusan E-KTP dan pengurusan E-KTP menjadi lebih efisien karena segala sesuatunya dilakukan dengan menggunakan teknologi dan waktu pengurusan pun menjadi lebih singkat”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Yusuf Pulungan S.Sosselaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang, menyatakan bahwa :

“Saya rasa dengan adanya SistemInformasiAdministrasiKependudukan ini proses pengurusan administrasi kependudukan menjadi lebih mudah dan efisien ya sehingga masyarakat merasa terlayani dengan baik”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, pegawai di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil menilai bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini mempermudah pekerjaan pegawai Dukcapil karena dalam pelaksanaannya Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan ini bertumpu pada perkembangan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi ini dapat mempermudah pekerjaan selama para pegawai memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan teknologi tersebut kemudian peneliti bertanya mengenai kapanmulai disosialisasikan kebijakan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Deli Serdang dan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi

68

Universitas Sumatera Utara

Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

mengatakan bahwa :

“Sebenarnya sudah lama ya cuma sekarang ini kan berubah namanya menjadi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan telah disosialisasikan kira-kira dari tahun 2016 atau 2017 dan saat ini pihak dinas sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kepada masyarakat”. (Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang mengatakan bahwa :

“Sebenarnya kebijakan ini sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu hanya saja saat ini dilakukan perubahan dengan sistem yang berbasis teknologi informasi terutama setelah adanya Peraturan Daerah tahun 2016”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diperoleh informasi bahwa Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan ini telah disosialisikan kepada masyarakat sejak beberapa tahun yang lalu dan saat ini pihak dinas terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan melakukan sosialisasi langsung ke desa-desa kemudian dengan menggunakan media cetak atau elektronik. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan tidak dapat dipisahkan dari baik tidaknya sosialisasi informasi yang dilakukan kepada objek yang menjadi sasaran dalam implementasi kebijakan tersebut. Dalam hal ini, implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukantentu harus di sosialisasikan kepada masyarakat agar pelaksanaan kebijakan tersebut berjalan dengan efektif dan memberi dampak positif bagi pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu peneliti bertanya mengenai kegiatan yang

69

Universitas Sumatera Utara

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang dalam proses pengenalan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, beliau menyatakan bahwa :

“Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melaksanakan kegiatan seperti seminar dan workshop terkait pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kemudian melakukan sosialisasi dengan perangkat-perangkat desa dan membuat pamplet dan spanduk yang disebar di wilayah Deli Serdang”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku Pegawai

Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan ia menyatakan bahwa :

“Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui perangkat desa dan ibu PKK kemudian mencetak spanduk dan pamflet yang disebar di berbagai tempat di Kabupaten Deli Serdang, sosialisasi juga dilakukan melalui berita yang disiarkan melalui radio”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan di lapangan diperoleh informasi bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan sosialisasi ke seluruh penjuru Kabupaten Deli Serdang guna memberikan informasi terkait Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan kepada masyarakat sebagai objek dari pelaksanaan kebijakan tersebut. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menilai bahwa penting bagi masyarakat untuk mengetahui pelaksanaan sistem tersebut. Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang memahami bahwa keterbatasan informasi yang dimiliki oleh masyarakat terutama pada saat ingin

70

Universitas Sumatera Utara

melakukan proses pengurusan administrasi kependudukan dalam hal ini E-KTP dapat menghambat pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan itu sendiri.

Keterbatasan informasi yang sampai kepada masyarakat tentu sedikit banyak akan memberikan hambatan pada kelancaran proses implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi yang masif karena sosialisasi informasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dipandang sebagai unsur yang perlu diperhatikan baik itu oleh pihak Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang karena sosialisasi informasi yang dilakukan secara masif merupakan cara untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dan pelayanan yang maksimal kepada para masyarakat. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang rutin melakukan evaluasi tentang pengetahuan pegawai terkait jobdesk kerja dari para pegawai terutama dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar proses pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan menjadi lebih efisien dan diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.

Menurut peneliti, upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditentukan mampu memberi dampak positif bagi tercapainya sasaran tersebut. Hal tersebut dilihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan dalam hal ini E-KTP karena masyarakat memandang bahwa dokumen kependudukan seperti E-KTP sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama saat ingin menerima pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan hingga hal-hal diluar pelayanan publik seperti saat hendak melamar pekerjaan.

71

Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Sumberdaya

Dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, sumber daya merupakan elemen penting dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan. Sumber daya dalam hal ini sumber daya manusia, anggaran untuk melaksanakan kebijakan maupun fasilitas penunjang harus tetap dipersiapkan dengan baik agar pelaksanaan kebijakan tersebut berjalan dengan baik. Ketersediaan sumber daya dalam implementasi kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukanmemegang peranan penting, karena implementasi kebijakan tidak akan efektif bila sumber-sumber daya pendukungnya tidak memadai. Sumber daya merupakan salah satu faktor utama dalam melaksanakan kebijaka Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan hingga sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP kemudian sumber daya manusia yang memiliki kompetensidan kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya sebagai pelayan publik dan tersedianya anggaran yang cukup untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

4.4.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran implementasi suatu kebijakan. Sumber daya manusia adalah seorang individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya oleh organisasi. Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kemampuan merupakan hal yang diharapkan oleh setiap instrumen pemerintah dalam hal ini dengan adanya sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya tentu akan menciptakan kinerja

72

Universitas Sumatera Utara

pelayanan yang maksimal dan memberikan manfaat positif bagi instansi tempat ia bekerja dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang. Untuk mengetahui kemampuan dari para pegawai, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi

Kependudukan Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang mengenai ketersediaan sumber daya manusia dalam menunjang implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pembuatan E-KTP, beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Kalau ketersediaan sumber daya manusia (pegawai) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang sih sebenarnya masih perlu ditambah ya karena kan masyarakat yang melakukan pengurusan administrasi kependudukan sangat banyak jadi saat masyarakat yang mengurus e-ktp sedang ramai para pegawai kadang kewalahan melayaninya”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian ditambahkan oleh Bapak Yusuf Pulungan S.Sosselaku Pegawai

Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Saya merasa seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan diperlukan penambahan sumber daya manusia guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, jumlah pegawai yang ada saat ini kurang memadai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan informan diatas diperoleh informasi bahwa sumber daya manusia yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang sudah memadai untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat namun seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan dokumen

73

Universitas Sumatera Utara

kependudukan ke depannya perlu adanya peningkatan jumlah pegawai yang bertugas memberikan pelayanan pengurusan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Deli Serdang. Berdasarkan hasil dokumentasi diketahui bahwa Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan merupakan jobdesk atau tanggung jawab dari dua bidang yakni Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil dan Bidang Pengelolaan Informasi

Administrasi Kependudukan. Kedua bidang tersebut berkoordinasi satu sama lain dalam pelaksanaan SIAK terutama dalam pengurusan E-KTP. Pegawai yang bertanggung jawab dalam pemberian pelayanan pengurusan E-KTP berjumlah 6 orang, jumlah tersebut cukup memadai namun saat menghadapi tingginya kebutuhan masyarakat dalam pelayanan pengurusan E-KTP tentu membutuhkan penambahan petugas pelayanan guna mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan E-

KTP. Tersedianya sumber daya manusia (pegawai) yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik merupakan elemen penting dalam terciptanya pelayanan yang maksimal dari pegawai tersebut. Pegawai yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang baik tentu akan mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan tanggap dalam menghadapi kritik yang diberikan oleh masyarakat.

Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat mengenai kemampuan pegawai saat memberi pelayanan dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pembuatan E-KTP dan hasil wawancara dengan Ibu Widiya

Astuti, beliau mengatakan sebagai berikut :

“Kalau kemampuan sih saya rasa cukup baik ya hanya saja mereka kurang ramah saat memberikan pelayanan terutama jika masyarakat banyak bertanya dan tidak memahami prosedur pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 14.00 WIB)

74

Universitas Sumatera Utara

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Andi Syahputra menyatakan bahwa :

“Saya merasa bahwa pegawai memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan pelayanan dalam pengurusan E-KTP hanya saya rasa jumlah petugas pelayanan terutama petugas perekaman perlu ditambah ya agar lebib cepat proses perekamannya”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 12.30 WIB)

Berdasarkan penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat menilai bahwa kemampuan pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang sudah baik. Masyarakat menilai bahwa para pegawai mampu memberikan pelayanan yang baik, hal tersebut tentu sulit dicapai jika para pegawai tidak memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik pula. Sumber daya manusia yang memiliki kompentensi tentu merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap instansi pemerintah.

Dalam upaya penciptaan kinerja yang maksimal salah satu hal yang menunjang hal tersebut yaitu kompetensi yang dimiliki para pegawai. Kompetensi yang dimiliki masing-masing pegawai tentu berbeda-beda sehingga diperlukan upaya dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil agar kompetensi para pegawai dapat setara dan upaya yang dilakukan agar kompetensi menjadi lebih baik yaitu dengan adanya pelatihan yang diberikan kepada pegawai. Kompetensi dan kemampuan para pegawai dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para pegawai hal ini sesuai dengan pendapat dari Revida (2007:94) yang menyatakan bahwa pelatihan dapat didefinisikan dengan upaya untuk mentransferkan keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sehingga parapeserta

75

Universitas Sumatera Utara

menerima (materi pelatihan) dan manfaat pelatihan sehingga dapat digunakan pada saat menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Nitisemito (2014:109), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja salah satunya yakni pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dipandang memiliki pengaruh pada baik tidaknya kinerja pegawai, pelatihan diharapkan mampu meningkatkan kinerja dari masing-masing pegawai.

Gambar. 4.5

Petugas Sedang Melayani Masyarakat Yang Melakukan Pengurusan E-KTP

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2019

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pegawai mampu memberikan pelayanan yang baik dan memiliki kemampuan yang memadai saat memberikan pelayanan kepada masyarakat, hal tersebut merupakan kewajiban dari pelayan publik dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Pegawai memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan karena mustahil pelayanan akan berjalan dengan baik tanpa adanya kompetensi yang baik dari para pegawai. Dalam hal ini

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang memiliki sumber daya manusia yang berkompeten sehingga dengan tersedianya pegawai yang

76

Universitas Sumatera Utara

berkompeten akan mempermudah pelakasanaan tugas dan tanggung jawab sehingga tidak timbul keluhan dan kritik dari masyarakat.

Ketersediaan jumlah pegawai yang memadai tentu penting bagi kelancaran pelayanan pengurusan E-KTP Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Deli Serdang memiliki pegawai yang terbatas dan perlu penambahan personil terutama saat kondisi masyarakat yang melakukan pengurusan sedang ramai tentu akan kewalahan dalam melayani masyarakat.

Besarnya jumlah penduduk yang menjadi tanggungjawab Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk diberikan pelayanan dalam pengurusan E-

KTP sedangkan jumlah pegawai pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil hanya berjumlah 6 orang. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak dinas memperkerjakan pegawai honorer yang mampu membantu dan mendukung pelayanan pengurusan E-KTP bersama-sama dengan pegawai dan di bawah pengawasan Kepala Seksi. Sumber daya manusia yang tidak memadai dari segi jumlah tentu dapat berakibat pada terhambatnya proses pelaksanaan pelayanan dalam hal ini pelayanan pengurusan E-KTP Jika jumlah pegawai pelayanan terbatas maka beban dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai menjadi lebih besar dan di khawatirkan akan mengganggu kinerja dari pegawai tersebut. Untuk itu perlu adanya manajemen sumber daya manusia yang baik agar dapat meningkatkan kinerja dari para pegawai.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 9 yang peneliti lakukan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang mengenai tingkat kedisiplinan para pegawai terutama saat datang dan pulang dari kantor diperoleh informasi bahwa

77

Universitas Sumatera Utara

mayoritas pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang hadir tepat waktu karena para pegawai harus mengikuti apel pagi yang dilakukan setiap hari oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang atau Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil kemudian para pegawai diwajibkan mengisi absensi dengan menggunakan fingerprint yang dilaksanakan paling lambat pukul 07.30 WIB dan di sore hari juga harus melakukan fingerprint sesuai dengan berakhirnya jam kerja yakni pukul 16.00 WIB, pegawai yang terlambat dan tidak mengisi absen fingerprint akan diberikan sanksi berupa pemotongan tunjangan kerja.

Kinerja pegawai tergantung pada kemampuan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dalam mengelola sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia merupakan ujung tombak dalam perkembangan suatu organisasi, dalam pelayanan publik peran sumber daya manusia dalam proses pelayanan sangat penting karena pegawai merupakan orang yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Pelayanan pengurusan E-KTP yang maksimal berkaitan dengan kinerja dari para pegawai itu sendiri, kinerja yang maksimal dari para pegawai tentu diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Peneliti menilai bahwa sumber daya manusia yang ada di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang perlu ditambah jumlahnya 5 orang dan mengenai kompetensi dari para pegawai perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan guna mengontrol kompetensi para pegawai agar mampu memberikan pelayanan yang maksimal sepanjang waktu. Para pegawai Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang memiliki kedisiplinan yang baik hal tersebut dilihat dari kemampuan para pegawai untuk hadir dan pulang sesuai

78

Universitas Sumatera Utara

denga jam kerja yang telah ditentukan serta waktu kerja dimanfaatkan sepenuhnya untuk menjalankan tanggung jawab dan tugas yang melekat pada dirinya.

4.4.2.2 Sumber Daya Infrastruktur

Untuk menunjang terlaksananya Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dibutuhkan adanya fasilitas dan sarana pendukung agar implementasi kebijakan tersebut berjalan dengan lancar. Sarana dan prasarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan tempat ia bekerja. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dianggap penting untuk menunjang pelaksanaan pelayanan pengurusan E-KTP yang efektif dan efisien. Untuk itu peneliti bertanya mengenai fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pengurusan E-KTP dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan Bapak

Amos Ginting S.Komselaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Saya rasa sih fasilitas perlu diperhatikan ke depannya karena masih diperlukan penambahan fasilitas penunjang seperti komputer atau alat perekam pada pengurusan e-ktp kemudian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini kan berbasis teknologi informasi tentu saja membutuhkan tersedianya koneksi internet yang memadai dan yang paling sering dihadapi antara lain keterbatasan koneksi dan jaringan internet. Hal tersebut tentu menghambat proses pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan”. (Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Sependapat dengan Bapak Amos Ginting, S. Kom, hasil wawancara dengan

Bapak Yusuf Pulungan S.Sosselaku Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan beliau menyampaikan sebagai berikut :

79

Universitas Sumatera Utara

“Perlu ditambah ya ke depannya terutama fasilitas alat perekaman dan komputer selain itu akses dan koneksi internet juga perlu diperbaiki agar Sistem Informasi Administrasi Kependudukan berjalan dengan lancar”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan diatas, para pegawai menilai bahwa fasilitas dan sarana pendukung pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP perlu ditambah terutama saat menghadapi tingginya kebutuhan masyarakat akan E-KTP. Selanjutnya peneliti meminta pendapat masyarakat sebagai objek pelayanan mengenai saranadanprasaranadalampelaksanaan pengurusan E-KTP dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan hasil wawancara dengan

Bapak Ilham Azhari, beliau memberi pendapat sebagai berikut :

“Fasilitas ini penting ya apalagi kan sekarang sudah pake Sistem Informasi Administrasi Kependudukan jadi fasilitas penunjangnya seperti komputer alat perekam sampai koneksi internet perlu diperhatikan dan yang sudah ada sekarang sih perlu ditingkatkan”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 13.30 WIB)

Kemudian pendapat dari Bapak Husni dan beliau menyatakan bahwa :

“Kalau fasilitas sarana dan prasarana pendukung sih cukup baik ya cuma jumlahnya aja yang saya rasa masih kurang”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 10.30 WIB)

Berdasarkan pernyataan diatas masyarakat menilai bahwa sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP sudah cukup baik namun masyarakat menilai bahwa fasilitas dan sarana pendukung pelayanan pengurusan E-KTP seperti komputer, alat perekam hingga ruang tunggu perlu ditambah ke depannya.

80

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.6

Komputer Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan diperoleh informasi mengenai bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pengurusan E-KTP membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang kelancaran pelayanan dan adapun sarana dan prasarana pendukung dalam implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan terutama dalam pengurusan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang adapun fasilitas pendukung dalam pelaksanaan SIAK yaitu sebagai berikut :

1. Komputer SIAK berjumlah 48 Unit.

2. Komputer Administrasi berjumlah 3 Unit.

3. Komputer Server SIAK berjumlah 4 Unit.

4. Komputer E-KTPberjumlah 46 Unit.

Berdasarkan data sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dapat dilihat bahwa jumlah unit komputer yang digunakan dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP cukup

81

Universitas Sumatera Utara

memadai namun terdapat beberapa komputer yang tidak dapat digunakan karena mengalami kerusakan sehingga menghambat pelaksanaan pengurusan E-KTP di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang.

Gambar 4.7

Fasilitas Komputer Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019

Berdasarkan gambar dan data mengenai sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan diatas dapat dilihat bahwa fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan sudah cukup baik hanya saja jumlahnya perlu ditambah agar proses pelayanan menjadi lebih efisien karena fasilitas yang ada mampu menampung seluruh kebutuhan masyarakat akan dokumen kependudukan dan ditemukannya sarana seperti komputer yang dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat digunakan tentu perlu diperbaiki ke depannya agar pelaksanaan SIAK berjalan dengan efektif.

Fasilitas dan sarana pendukung yang memadai diharapkan dapat mendorong efisiensi dalam pelayanan pengurusan E-KTP.

82

Universitas Sumatera Utara

SIAK merupakan salah satu bentuk sistem informasi manajemen yang berkembang saat ini. Pelaksanaan administrasi kependudukan berbasis sistem informasi dipandang dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan administrasi kependudukan. Menurut Scott (2001:100) sistem informasi manajemen (SIM) merupakanserangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentranformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan merupakan suatu sistem yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana pendukung agar pelaksanaan sistem tersebut berjalan dengan lancar dan efektif. Tersedianya fasilitas dan sarana pendukung dalam pengurusan E-KTP tentu akan memberi dampak positif bagi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Masyarakat sebagai penerima pelayanan merasa bahwa fasilitas dan sarana pendudukung dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP perlu ditambah jumlahnya agar mampu menampung kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi terkait pengurusan E-

KTP. Dalam pelaksanaan suatu kebijakan tentu sering kali ditemukan adanya hambatan dan kendala yang menghambat pelaksanaan kebijakan tersebut dan oleh karena itu peneliti bertanya kepada masyarakat tentang apakah ada kendala dalam E-

KTP dan hasil wawancara dengan Saudari Kinanti Zaskia, ia menyampaikan sebagai berikut :

“Kendala yang saya rasakan sih masalah waktu ya karena saya harus mengantri lama karena terbatasnya jumlah komputer dan alat perekam yang tersedia di kantor”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 14.15 WIB)

83

Universitas Sumatera Utara

Senada dengan hasil wawancara diatas, Saudara Dimas Andrianto menyatakan bahwa kendala yang ia hadapi yaitu :

“Waktu pengurusan e-ktp yang lama menjadi kendala yang saya rasakan kemudian ada beberapa pegawai yang saya lihat memberikan respon yang kurang ramah kepada masyarakat yang ingin bertanya”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 11.45 WIB)

Dari pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa saat melakukan pengurusan

E-KTP, masyarakat masih menghadapi kendala dan hambatan yang sedikit banyak berpengaruh dalam kelancaran pengurusan E-KTP. Kendala dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat dalam pengurusan E-KTP umumnya tentang waktu yang dibutuhkan saat melakukan pengurusan cukup lama hal ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP sedangkan jumlah petugas pelayanannya dan fasilitasnya pun terbatas. Dalam upaya meningkatkan pelayanan pengurusan E-KTP, fasilitas dan sarana pendukung yang dimiliki oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil cukup memadai. Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan khususnya dalam pengurusan E-KTP dapat ditemukan di lingkungan kantor.

Komputer sebagai alat yang paling penting sebagai fasilitas dasar yang tersedia dalam jumlah yang cukup dan siap digunakan beserta mesin printer dan tersedianya koneksi internet serta server data yang bisa menampung database penduduk Kabupaten Deli

Sedang Deli Serdang. Mesin perekam data pribadi juga tersedia dengan kualitas yang baik kemudian tersedia pula fasilitas Wi-Fi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi yang merupakan sarana kunci dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

84

Universitas Sumatera Utara

Kependudukan dan dapat pula digunakan masyarakat yang membutuhkan koneksi internet.

Kendala dan hambatan dalam setiap proses pelaksanaan suatu kebijakan merupakan hal yang sering kali ditemui namun kendala dan hambatan tersebut seyogyanya dihadapi dan disikapi dengan baik guna meminimalisir atau menghilangkan hambatan dan kendala yang mungkin dapat menghambat proses pelaksanaan suatu kebijakan. Dalam hal ini pengurusan E-KTP pun ditemui pula kendala dan hambatan yang dihadapi oleh pegawai maupun masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP. Kendala dan hambatan yang muncul berkaitan dengan terbatasnya fasilitas penunjang pelayanan sedangkan masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP ramai ya sehingga tentunya prosesnya terhambat dan akibatnya waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan menjadi lebih panjang, hal ini perlu diperbaiki ke depannya oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang agar proses pengurusan E-KTP berjalan dengan efektif dan efisien.

4.4.2.3 Sumber Daya Keuangan

Faktor keuangan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam implementasi suatu kebijakan karena rasanya mustahil suatu kebijakan dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya ketersediaan anggaran guna mendukung berjalannya kebijakan tersebut. Tersedianya anggaran yang mencukupi dalam sebuah program atau kebijakan yang akan memperlancar segala aktivitas serta pemenuhan fasilitas dan saran pendukung yang dibutuhkan agar kebijakan tersebut dapat terlakasnaa dengan baik. Faktor keuangan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan

85

Universitas Sumatera Utara

dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan terutama dalam pengurusan E-KTP, keterbatasan anggaran hanya akan membuat kebijakan tersebut tidak berjalan dengan baik dan tidak menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan target dari pemerintah. Peneliti bertanya kepada Bapak Amos

Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang mengenai sumber pendanaan dan ketersediaan anggaran dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administarasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dan beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Anggaran Sistem Informasi Administarasi Kependudukan ini sepenuhnya bersumber dari APBD dan anggarannya cukup untuk melaksanakan Sistem Informasi Administarasi Kependudukan di Deli Serdang tapi harapannya di tahun tahun mendatang anggaran untuk Sistem Informasi Administarasi Kependudukan ini bisa ditambah supaya dapat digunakan untuk memastikan ketersediaan fasilitas yang diperlukan guna melaksanakan Sistem Informasi Administarasi Kependudukan”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku Pegawai Operasional Dinas

Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan beliau mengatakan:

“Kalau anggaran untuk menjalankan Sistem Informasi Administarasi Kependudukan ini berasal dari APBD Kabupaten Deli Serdang yang setiap tahun dianggarkan oleh pemerintah daerah dalam upaya memberikan pelayanan kependudukan bagi masyarakat Deli Serdang, sejauh ini sih anggarannya cukup untuk menunjang berjalannya Sistem Informasi Administarasi Kependudukan di Deli Serdang”. (Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini dibiayai seluruhnya oleh APBD Kabupaten Deli Serdang dan anggaran tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan itu sendiri. Ketersediaan anggaran merupakan salah

86

Universitas Sumatera Utara

satu hal yang perlu diperhatikan oleh pelaksana kebijakan, terbatasnya anggaran tentu akan menghambat pelaksanaan suatu kebijakan dalam hal ini Sistem Informasi

Administarasi Kependudukan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terkait sumber pendanaan dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administarasi Kependudukan diperoleh informasi bahwa seluruh kebutuhan pendanaan dalam Sistem Informasi

Administarasi Kependudukan diperoleh dari Anggaran Belanja dan Pendapatan

Daerah Deli Serdang serta sarana dan prasarana pendukung dalam Sistem Informasi

Administarasi Kependudukan diperoleh melalui proses tender yang dilakukan secara terbuka oleh pejabat terkait guna menciptakan transparansi dalam penggunaan

Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Deli Serdang. Dalam pelaksanaan kebijakan Sistem Informasi Administarasi Kependudukan membutuhkan fasilitas pendukung yang tentu saja disediakan dari anggaran diberikan oleh pemerintah kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai pelaksana pelayanan pengurusan E-KTP. Sistem Informasi Administarasi Kependudukan juga membutuhkan dana operasional yang digunakan untuk membeli peralatan yang menunjang pelayanan seperti kertas, tinta printer, wi-fi dan lain lain.

4.4.3 Komunikasi dan Hubungan

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Sementara itu, komunikasi dalam kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi dalam kebijakan dari si pembuat kebijakan kepada pelaksana kebijakan. Dalam model implementasi Van Meter dan Van Horn

(1975), komunikasi sering disamakan dengan hubungan instansi pemerintah dengan

87

Universitas Sumatera Utara

masyarakat, dimana pengambil kebijakan mencoba menjalin hubungan dan menginformasikan kepada masyarakat dalam upaya untuk menghindari kesalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Agustino (2008:141) mengatakan bahwa komunikasi merupakan upaya untuk melaksanakan koordinasi yang merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak- pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan- kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya

Implementasi suatu kebijakan akan berjalan efektif apabila tujuan-tujuan kebijakan dipahami oleh pelaksana dalam hal pelaksanaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP maupun masyarakat sebagai objek dari pelaksanaanSistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP. Tujuan dari kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dengan demikian perlu dikomunikasikan secara tepat antara para pelaksana dan masyarakat. Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTPperlu dikomunikasikan antara para petugas pelayanan dan masyarakat sehingga keduanya mengetahui secara tepat apa yang menjadi isi, tujuan, dan prosedur yang harus dijalani sehingga proses implementasi kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP bisa berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut. Oleh karena itu peneliti bertanya kepada Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Deli Serdang mengenai komunikasi yang dilakukan antara Dinas

88

Universitas Sumatera Utara

Kependudukandan Pencatatan Sipil Deli Serdang dengan masyarakat yang membuat

E-KTP dan beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Sebagai pelayan publik, saya selalu berupaya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan merespon dengan baik setiap pertanyaan dan keluhan yang muncul dari masyarakat”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang menyatakan bahwa :

“Pegawai sering berkomunikasi dengan masyarakat yang melaksanakan pengurusan e-ktp terutama saat masyarakat bertanya tentang prosedur dan menyampaikan keluhan terkait pelayanan dalam pengurusan E- KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa para pegawai sebagai pelayan publik mengerti bahwa penting untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan oleh pegawai dan masyarakat terkait prosedur pengurusan E-KTP, masyarakat bertanya mengenai prosedur pengurusan E-

KTP dan pegawai menjelaskan hal tersebut agar tidak terjadi salah paham dalam proses pelayanan dan masyarakat pun memahami tahapan serta prosedur pengurusannya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang sebagai pelaksana kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP berupaya untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sebagai objek dari pelayanan dan baik pihak Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil maupun masyarakat memahami hak dan kewajibannya. Para pegawai sering berkomunikasi dengan masyarakat terutama saat masyarakat

89

Universitas Sumatera Utara

membutuhkan informasi dan membutuhkan bantuan dalam pengurusan E-KTP.

Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat tentang apakah Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil pernah mensosialisasikan mengenai adanya

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dan hasil wawancara dengan Saudara Reza Aditya Siregar diperoleh hasil sebagai berikut :

“Saya mengetahui adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan mengenai Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan pernah liat juga di spanduk yang di pasang di sudut Kota Lubuk Pakam”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 12.00 WIB) Kemudian hasil wawancara dengan Ibu Widiya Astuti, beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Saya pernah mendengar sosialisasi tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini ya tapi hanya sekedar tahu aja sih”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 14.00 WIB)

Dari hasil wawancara tersebut, masyarakat mengetahui adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang terkait pelaksanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP. Hal tersebut menggambarkan bahwa pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang menjalankan kewajibannya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP. Dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP, pihak Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil harus melayani setiap keluhan dan kritik yang diberikan masyarakat berkaitan dengan pengurusan E-KTP yang sering kali timbul kendala yang dihadapi oleh masyarakat.

90

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan data yang telah dikumpulkan bahwa masyarakat memahami setiap informasi yang diberikan kepadanya hal ini tentu baik bagi terciptanya Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan yang efektif dan efisien. Komunikasi yang berjalan dengan baik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang berhasil menciptakan koordinasi yang baik diantara para pegawai.

Koordinasi yang terbangun oleh di dalam dinas dan antar para pegawai bahkan tidak hanya berlangsung secara internal organisasi saja tetapi juga dengan pihak-pihak di dinas seperti dengan masyarakat. Komunikasi yang dibangun oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang dapat dinyatakan baik dan sangat mendukung keberhasilan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Komunikasi antar para petugas pelayanan dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dapat dilihat dari seperti apa koordinasi dan kerja sama antar pegawai dalam menyelesaikan satu pekerjaan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan bahwa komunikasi antar para pegawai berjalan dengan lancar. Dimana masing-masing pegawai yang berbeda jobdesk saling membantu dan bertukarinformasi, serta memberikan masukan dan berdiskusi saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan.

Masyarakat juga mengharapkan adanya transparansi dalam proses pengurusan

E-KTP agar muncul rasa puas dan percaya dalam diri masyarakat kepada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang. Oleh karena itu, peneliti bertanya mengenai keterbukaan, kejelasan serta konsistensi informasi dari Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

91

Universitas Sumatera Utara

Sipil Deli Serdang dan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku

Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang dan beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Dalam memberikan pelayanan administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang sangat terbuka kepada masyarakat terkait prosedur dan syarat-syarat yang dibutuhkan saat hendak melakukan pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Ditambahkan oleh Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku Pegawai Operasional

Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, beliau

menyatakan bahwa :

“Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang menyediakan pusat informasi sebagai tempat bagi masyarakat untuk bertanya kemudian ditempelkan brosur mengenai prosedur dan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diperoleh hasil bahwa Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang memberi ruang kepada masyarakat untuk dapat mengetahui proses pelayanan pengurusan E-KTP. Pihak dinas terbuka dan konsisten dalam menjalankan pelayanan pengurusan E-KTP bahwa masyarakat haus memenuhi prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan dalam pengurusan E-KTP.

Dalam implementasi kebijakan, keterbukaan dan konsistensi dalam pelayanan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap pelaksana kebijakan. Masyarakat sebagai penerima pelayanan tentu memperhatikan dengan seksama konsistensi dari pelayanan yang diberikan kepadanya kemudian masyarakat juga mengharapkan adanya keterbukaan dalam pelayanan publik dalam hal ini saat

92

Universitas Sumatera Utara

melakukan pengurusan E-KTP. Masyarakat perlu tahu bagaimana prosedur pengurusannya, syarat-syarat yang dibutuhkan dan kepastian kapan E-KTP yang diurus dapat diperoleh karena selama ini masyarakat sering kali tidak diberikan kejelasan terkait penyelesaian E-KTP yang diurusnya. Peneliti bertanya mengenai apakah ada wadah bagi masyarakat yang ingin menyampaikan kritik dan saran dan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Komselaku Kepala Seksi Registrasi

Kependudukan Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang menyediakan kotak kritik dan saran di beberapa sudut kantor, ada website pengaduannya bisa melalui e-mail kemudian petugas pun diperintahkan untuk merespon setiap keluhan yang muncul dari masyarakat”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang, beliau menyatakan bahwa :

“Sudah disediakan pusat informasi sebagai tempat bagi masyarakat yang ingin bertanya dan menyampaikan keluhannya kemudian disediakan pula kotak saran yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memberikan masukan dan kritik kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang berguna untuk perbaikan pelayanan ke depannya dan disediakan pula website pengaduannya bisa melalui e-mail”. (Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang menyediakan wadah bagi masyarakat yang ingin

menyampaikan keluhan, kritik atau masukan bagi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil terutama dalam pelayanan pengurusan E-KTP. Masyarakat dapat

93

Universitas Sumatera Utara

menyampaikan kritik dan masukannya melalui email dan kotak saran yang disediakan di beberapa sudut kantor. Peneliti melakukan observasi mengenai tanggapan yang diberikan saat menerima keluhan dan kritik dari masyarakat dan diperoleh informasi bahwa pihak dinas secara terbuka menerima setiap kritik dan masukan dari masyarakat hal tersebut dibuktikan dengan diberikannya wadah bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik maupun saran melalui email ataupun disediakan kotak saran yang tentu saja dipandang baik dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang.

Penyediaan sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan kritik dan saran menunjukkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melaksanakan komunikasi dengan masyarakat secara terbuka. Masyarakat pun diizinkan untuk berkomunikasi secara langsung dengan petugas-petugas yang telah ditugaskan untuk melayani setiap pertanyaan masyarakat terkait pelaksanaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Deli Serdang menerima masyarakat yang ingin menyampaikan kritik maupun saran yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan E-KTP selama dilakukan saat jam kerja dan dilakukan secara sopan. Kritik dan saran yang diberikan oleh masyarakat merupakan salah satu bahan koreksi bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Deli Serdang untuk mengkoreksi atau memperbaiki pelayanan agar ke depannya pelayanan pengurusan E-KTP berjalan lebih efektif dan efisien.

94

Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam suatu implementasi kebijakan agar mencapai keberhasilan maksimal harus diidentifikasikan dan diketahui karakteristik agen pelaksana yang mencakup norma-norma dan karakteristik pelaksana yang adadalam birokrasi, semua itu akan mempengaruhi implementasi suatu program kebijakan yang telah ditentukan. Kemampuan dan karakteristik dari orang yang akan melaksanakannya merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting dalam menunjang berhasil tidaknya kebijakan tersebut. Karakteristik pelayan publik merupakan ciri yang melekat dari pelayan publik tersebut, dapat dikatakan bahwa karakter agen pelaksana kebijakan merupakan pihak yang terpenting dalam menjalankan kebijakan dalam hal ini pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP karena merekalah yang nantinya akan menjalankan program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini nantinya. Oleh karena itu peneliti bertanya kepada informan penelitian mengenai apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan terkait pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pembuatan E-KTP dan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi

Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang, diperoleh hasil sebagai berikut :

“Kalau mengenai pelatihan dan pendidikan tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sih saya pernah mengikutinya karena hal tersebut sering dilakukan oleh Pemerintah”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

95

Universitas Sumatera Utara

Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang, beliau mengatakan bahwa :

“Pernah, saya mengikuti pelatihan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Sumatera Utara kemudian saya sering ditugaskan untuk mengikuti seminar atau workshop tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa pegawai yang bertugas memberikan pelayanan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Deli Serdang diberikan pelatihan dan pemantapan materi yang berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Pelaksanaan pelatihan tersebut dinilai oleh para pegawai perlu dilakukan secara berkesinambungan agar pegawai memiliki kemampuan yang meningkat sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten diperlukan adanya pelatihan dan pengembangan yang dilakukan untuk para pegawai, baik yang dilakukan oleh pihak

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang maupun yang diadakan oleh instansi tingkat Provinsi maupun pusat yang hingga saat ini masih perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh para pegawai, terutama pegawai yang menangani pelayanan pengurusan E-KTP sehingga karena hal tersebut, pegawai tersebut tidak dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP yang saat ini sudah menggunakan teknologi dalam proses

96

Universitas Sumatera Utara

pelayananya. Dalam upaya mewujudkan pelayanan pengurusan E-KTP yang efektif dan efisien tentu diperlukan adanya kordinasi antar pegawai yang terkait dengan pengurusan E-KTP, oleh karena itu peneliti bertanya kepada informan di lapangan mengenai bentuk koordinasi dalam Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala

Seksi Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil yaitu :

“Tiap-tiap bagian memiliki jobdesk kerja masing-masing dan tiap-tiap bagian tersebut melakukan komunikasi saat melaksanakan pelayanan kepada masyarakat”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang dan beliau menyampaikan sebagai berikut :

“Saya berkomunikasi dengan rekan kerja terutama saat menyelesaikan pekerjaan dan pekerjaan disesuaikan dengan tanggung jawab masing- masing”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa tiap-tiap bidang kerja berkoordinasi dengan bidang kerja lain dan koordinasi yang dilakukan oleh tiap- tiap bidang kerja tersebut yang berkaitan dengan pengurusan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dilakukan untuk memperlancar proses pengurusan E-KTP sehingga jika proses berjalan dengan lancar maka masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama dan hal ini dapat meningkatkan kepuasan masyarakat. Kualitas pelayanan dalam pengurusan E-KTP sudah cukup baik karena dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

97

Universitas Sumatera Utara

Sipil Deli Serdang bahwa pengurusan E-KTP diatas 83%, hal tersebut dapat dilihat tabel dibawah ini tentang jumlah kepemilikan E-KTP di Deli Serdang.

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk yang Memilikan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang 2018

No JUMLAH KTP-el JUMLAH NAMA WILAYAH PERSENTASE LK PR LK+PR 1 KEC. GUNUNG MERIAH 903 933 1,836 83% 2 KEC. TANJUNG MORAWA 67,383 68,184 135,567 85% 3 KEC. SIBOLANGIT 6,519 6,758 13,277 85% 4 KEC. KUTALIMBARU 10,645 11,338 21,983 80% 5 KEC. PANCUR BATU 28,298 29,472 57,770 84% 6 KEC. NAMO RAMBE 11,551 12,148 23,699 86% 7 KEC. BIRU-BIRU 11,185 11,653 22,838 84% 8 KEC. STM HILIR 9,646 10,022 19,668 81% 9 KEC. BANGUN PURBA 7,713 7,838 15,551 88% 10 KEC. GALANG 22,199 22,407 44,606 86% 11 KEC. STM HULU 4,020 4,173 8,193 84% 12 KEC. PATUMBAK 28,173 28,133 56,306 82% 13 KEC. DELI TUA 18,675 18,678 37,353 86% 14 KEC. SUNGGAL 74,277 75,379 149,656 82% 15 KEC. HAMPARAN PERAK 48,754 47,579 96,333 81% 16 KEC. LABUHAN DELI 19,961 19,695 39,656 82% 17 KEC. PERCUT SEI TUAN 114,008 114,733 228,741 80% 18 KEC. BATANG KUIS 18,466 18,558 37,024 81% 19 KEC. LUBUK PAKAM 28,283 30,214 58,497 85% 20 KEC. PAGAR MERBAU 12,170 12,400 24,570 85% 21 KEC. PANTAI LABU 14,368 14,024 28,392 81% 22 KEC. BERINGIN 18,218 18,513 36,731 84% TOTAL JUMLAH 575,415 582,832 1,158,247 83% Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepemilikan E-KTP di

Deli Serdang secara umum berada diatas 83% dan sudah di proses namun tetap perlu ditingkatkan lagi. Belum maksimalnya kepemilikan E-KTP di Deli Serdang karena terbatasnya ketersediaan blangko, tinta, film dan alat penunjang lainnya. Dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, pola pikir masyarakat tentang instansi sudah baik. Jumlah kepemilikan E-KTP yang cukup tinggi berada diatas 83% tidak

98

Universitas Sumatera Utara

dapat dipungkiri disebabkan oleh kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lapangan, para pegawai

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang diberikan pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan entah itu tentang mekanisme, peraturan yang terkait atau pengoperasian sistem tersebut. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang memahami bahwa untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang baik diperlukan adanya pelatihan dan pengembangan kemampuan yang dilakukan untuk para pegawai terutama pegawai pelayanan, baik yang dilakukan sendiri oleh pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang maupun yang diadakan oleh instansi ditingkat Provinsi maupun pusat yang hingga saat ini dirasa masih perlu ditingkatkan lagi agar lebih maksimal lagi ke depannya.

Hasil observasi yang dilakukan di lapangan mengenai baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat diketahui bahwa peneliti menilai pelayanan yang diberikan dalam pengurusan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang dilakukan semaksimal mungkin oleh para pegawai, hal ini dilihat dari waktu pelayanan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yakni mulai pukul 08.00 WIB selepas para pegawai melakukan apel pagi hingga pukul 15.30 WIB. Pemanfaatan waktu kerja sepenuhnya untuk melaksanakan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan menunjukkan bahwa para pegawai di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki kesadaran akan tugas dan kewajibannya sebagai pelayan publik. Dalam hal pelayanan administrasi

99

Universitas Sumatera Utara

kependudukan, masih ditemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan administrasi kependudukan salah satunya yakni kejadian yang terjadi akhir-akhir ini bahwa ada seorang masyarakat yang meninggal dunia karena sulit melakukan pengurusan dokumen kependudukan yang akan digunakan untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan yang mensyaratkan untuk memiliki dokumen kependudukan guna melakukan pengurusan

BPJS Kesehatan. Namun pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Disdukcapil) Kabupaten Deliserdang membantah tudingan telah mempersulit masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan seperti KTP dan Kartu

Keluarga dan menyatakan bahwa masyarakat tersebut belum terdaftar sehingga dilakukan perekaman iris mata dan sidik jari guna dilakukan pengentrian database

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

(https://medan.tribunnews.com/2019/11/02/bantah-persulit-arjuna-sinambela disdukcapil-deliserdang-beber-kronologi-pengurusan-e-ktp di akses pada tanggal 23

November 2019 Pukul 14.30 WIB)

4.4.5 Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi

4.4.5.1 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Dalam sebuah implementasi kebijakan dalam hal ini Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP, faktor sosial dan ekonomi terutama dalam masyarakat juga sangat mempengaruhi terlaksananya program tersebut. Dikarenakan sebagus apapun Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP tersebut dirancangkan, akan tetapi jika faktor sosial dan faktor ekonomi masyarakat tidak berjalan dengan baik maka Sistem Informasi

100

Universitas Sumatera Utara

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP tentu akan sulit terlaksana dengan baik.

a. Sosial

Dalam pelaksanaan suatu kebijakan, aspek sosial merupakan salah satu aspek yang sering kali diabaikan oleh para pelaksana kebijakan padahal faktor sosial sering kali berperan penting dalam keberhasilan kebijakan yang menjadikan masyarakat sebagai sasaran yang ingin dituju. Faktor sosial berkaitan dengan kondisi dan keadaan masyarakat kemudian tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat apakah sudah sesuai dan dilakukan tanpa membeda-bedakan kondisi masyarakat, pelayanan yang merata tersebut dapat mempengaruhi respon masyarakat. Salah satu aspek sosial dilihat dari seperti apa respon yang muncul dari masyarakat terkait Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini karena tanpa respon yang positif dari masyarakat sulit rasanya program tersebut dapat berjalan dengan baik.

Oleh karena itu peneliti bertanya kepada informan di lapangan mengenai respon masyarakat saat disosialisasikan adanya kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dan berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas

Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil sebagai berikut :

“Masyarakat sih antusias ya dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan karena itu mempermudah mereka dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP walaupun masih ada masyarakat yang bingung dan tidak mengetahui prosedur pengurusan E-KTP namun hal tersebut pelan-pelan akan kita perbaiki ke depannya”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

101

Universitas Sumatera Utara

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang menyatakan bahwa :

“Masyarakat antusias ya karena mereka beranggapan bahwa dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang berbasis teknologi informasi ini akan mempermudah masyarakat dalam pengurusan E- KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan informan diatas diperoleh informasi bahwa pegawai di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil menilai masyarakat memberikan respon yang baik dan antusias dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan walaupun masih ditemukan masyarakat yang belum memahami dan masih bingung bagaimana pelayanan kependudukan dengan menggunakan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan.

Gambar 4.8

Masyarakat Mengantri Untuk Memperoleh Pelayanan E-KTP

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2019

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa banyak masyarakat yang mengantri untuk memperoleh pelayanan pengurusan E-KTP, hal tersebut memberikan

102

Universitas Sumatera Utara

gambaran tentang sikap dan respon masyarakat terkait pelaksanaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan. Respon atau tanggapan masyarakat terhadap suatu kebijakan sangat penting. Tak terkecuali dalam Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini, respon dari masyarakat yang dalam hal ini merupakan objek dari pelayanan publik sangat besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya implementasi program tersebut.

Jika masyarakat tidak memberikan respon yang baik maka implementasi

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik bahkan tidak berfungsi sama sekali. Oleh karena itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil perlu memperhatikan respon yang diberikan masyarakat terkait pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini dan sekiranya respon yang diberikan kurang baik, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bisa langsung mengevaluasi guna mencari cara agak respon tersebut meningkat. Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat mengenai sikap Bapak/Ibu mendukung adanya program Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dan hasil wawancara dengan Saudara Muhammad Yovi, ia menyampaikan sebagai berikut :

“Kami dukung sekali selama sistem ini berdampak positif dan mempermudah kami sebagai masyarakat yang ingin melakukan pengurusan administrasi kependudukan baik itu e-ktp kartu keluarga dan lain-lain”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian wawancara dengan Ibu Purwanti Anggraini dan diperoleh hasil sebagai berikut :

103

Universitas Sumatera Utara

“Saya mendukung ya harapannya dengan adanya program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini dapat mempermudah dan membantu masyarakat yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan seperti e- ktp ini”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 08.30 WIB)

Respon yang diberikan masyarakat berkaitan dengan Implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP cukup baik dan antusias karena ada anggapan dalam diri masyarakat bahwa Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP ini akan mempermudah masyarakat yang ingin melaksanakan pengurusan E-KTP. Dalam pembuatan dan pengurusan E-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang, masyarakat sudah mengerti dan mengetahui bahwa pengurusan E-KTP dipermudah karena pelayanan yang diberikan sudah optimal dan pegawai selalu berupaya memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan mengenai masalah yang sering muncul dalam pengurusan E-KTP dan peneliti menilai bahwa masalah yang sering kali muncul dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP dalam Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan yaitu banyaknya masyarakat yang belum mengetahui prosedur dan mekanisme pengurusan E-KTP sehingga banyak masyarakat yang bertanya kepada para pegawai yang memberikan pelayanan hal tersebut mengakibatkan para pegawai menjadi terpecah fokusnya karena harus memberikan pelayanan sekaligus menjelaskan prosedur dan mekanisme pengurusan E-KTP kepada masyarakat. Petugas yang ditugaskan untuk melayani pertanyaan masyarakat terkait prosedur terkadang kewalahan karena masyarakat yang melakukan pengurusan

E-KTP sangat ramai. Peneliti menilai pengetahuan masyarakat tentang prosedur dan

104

Universitas Sumatera Utara

mekanisme perlu ditingkatkan agar pelaksanaan pengurusan E-KTP menjadi lebih efektif dan efisien. Aspek sosial ini merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan karena berkaitan langsung dengan masyarakat dan lancar tidaknya proses pengurusan E-KTP tergantung pula pada pemahaman dan sikap masyarakat saat memperoleh pelayanan dari para pegawai.

b. Ekonomi

Sering kali respon yang kurang baik yang diberikan oleh masyarakat disebabkan oleh adanya hambatan atau masalah yang ada dalam pelaksanaan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP yang berkaitan dengan biaya yang dibutuhkan dalam pengurusan E-KTP, masalah ekonomi tersebut membuat masyarakat merasa bahwa pelayanan publik tidak membutuhkan biaya seperti yang selama ini digaungkan oleh pemerintah. Faktor yang berkaitan dengan ekonomi tersebut membuat masyarakat menjadi tidak percaya dengan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan salah satu masalah yang sudah menjadi rahasia umum yakni adanya praktik percaloan dalam pengurusan

E-KTP. Praktik percaloan ini muncul karena sulitnya masyarakat memperoleh blangko E-KTP sehingga masyarakat yang jelas membutuhkan adanya E-KTP sering kali mengambil jalan pintas guna menggunakan jasa calo dalam pengurusan E-KTP.

Pengurusan E-KTP dengan menggunakan jasa calo tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan jika melakukan pengurusan sesuai prosedur masyarakat tidak dipungut biaya namun sulitnya memperoleh blangko E-KTP membuat masyarakat rela mengeluarkan uang demi memperoleh blangko E-KTP. Peneliti bertanya kepada informan di lapangan mengenai adakah calo atau pungli yang

105

Universitas Sumatera Utara

dikutipkepadamasyarakatdalampembuatan E-KTP dan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan

Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil sebagai berikut :

“Ini merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang, oleh karena itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selalu menghimbau kepada masyarakat yang melakukan pengurusan administrasi kependudukan untuk taat pada peraturan dan tidak menggunakan jasa calo”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Senada dengan hasil wawancara diatas, Bapak Yusuf Pulungan S.Sosselaku

Pegawai Operasional Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang dan beliau mengatakan bahwa :

“Praktik percaloan merupakan masalah yang muncul dari tahun ke tahun dan pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang selalu menghimbau masyarakat agar melakukan pengurusan sesuai dengan prosedur dan tanpa dipungut biaya, namun sering kali masyarakat merasa prosedur berbelit-belit sehingga mencari jalan pintas dengan menggunakan jasa calo”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Berdasarkan pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengganggap praktik percaloan merupakan masalah serius yang harus dihilangkan dalam pelayanan publik terutama dalam pelayanan administrasi kependudukan yang merupakan kebutuhan dasar dari masyarakat. Pihak dinas pun selalu memberi himbauan kepada masyarakat agar tidak menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Masyarakat mendukung pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP karena masyarakat berpikir bahwa

106

Universitas Sumatera Utara

kebijakan dengan menggunakan teknologi seperti Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan ini akan mempermudah masyarakat yang ingin melakukan pengurusan E-KTP. Namun dalam setiap implementasi kebijakan terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik masal seperti pengurusan E-KTP ada salah satu masalah yang sering kali ditemui saat melakukan pengurusan E-KTP yakni praktik percaloan. Praktik percaloan ini merupakan masalah yang sering ditemui dalam pengurusan dokumen-dokumen seperti E-KTP, KK, Akte Kelahiran hingga SIM dan

STNK.

Dalam pengurusan E-KTP, percaloan ini terjadi kebanyakan disebabkan oleh terbatasnya waktu yang dimiliki oleh seorang individu terutama seseorang yang memiliki kesibukan seperti bekerja tentu akan sulit menyediakan waktu untuk melakukan pengurusan E-KTP ini karena sering kali dalam pengurusannya membutuhkan waktu yang cukup lama sedang ia terbatas waktunya. Selain itu praktik percaloan ini muncul disebabkan pula karena sulitnya masyarakat memperoleh blangko E-KTP dan hal itu mengakibatkan masyarakat harus bolak-balik ke kantor dinas untuk menanyakan ketersediaan blangko sehingga masyarakat yang jelas sangat membutuhkan adanya E-KTP sering kali mengambil jalan pintas dengan memilih menggunakan jasa calo dalam pengurusan E-KTP. Pengurusan E-KTP dengan menggunakan jasa calo tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan jika melakukan pengurusan sesuai prosedur masyarakat tidak dipungut biaya namun sulitnya memperoleh blangko E-KTP dan proses pengurusan yang memakan waktu yang cukup lama sering kali membuat masyarakat rela mengeluarkan uang demi lebih memperoleh blangko E-KTP. Untuk memberantas praktik percaloan, Dinas

107

Universitas Sumatera Utara

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang sering melakukan sweeping di lingkungan kantor untuk menindak kalau ditemukan praktik calo di lingkungan kantor dinas kemudian pihak dinas juga selalu menghimbau masyarakat untuk menggunakan jalur pengurusan E-KTP sesuai prosedur guna meminimalisir praktik percaloan dalam pengurusan E-KTP.

Peneliti melakukan observasi mengenai respon masyarakat dalam menyikapi praktik percaloan yang muncul dalam pengurusan E-KTP dan diperoleh hasil bahwa masih ditemukan masyarakat yang menggunakan jasa-jasa calo dalam pengurusan E-

KTP, peneliti menilai bahwa masyarakat pada umumnya tidak ingin repot mengikuti prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan karena mekanisme pengurusan E-KTP yang dianggap berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pengurusannya. Kemudian masalah terbatasnya ketersediaan blangko E-KTP ini pun mendorong masyarakat untuk menggunakan jalan pintas seperti calo karena tidak dapat dipungkiri terdapat isu-isu dalam masyarakat bahwa pengurusan E-KTP dengan menggunakan jasa calo cenderung lebih cepat selesai dan pasti memperoleh blangko

E-KTP bukan hanya sekedar selembar kertas.

4.4.6 SikapPelaksana

Salah satu faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya implementasi kebijakan adalah sikap dari pelaksana kebijakan tersebut. Menurut Van Meter dan

Van Horn dalam Agustino (2008:141) menyatakan bahwa sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang

108

Universitas Sumatera Utara

mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui (bahkan tidak mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan. Pelaksanakebijakan mungkin memahami maksud dan sasaran dari kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP namun seringkali melakukan hal-hal yang menghambat proses pelaksanaan kebijakan tersebut. Selanjutnya dukungan pelaksana sangat dibutuhkan dalam mencapai sasaran dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-

KTP serta sikap dan dukungan yang ditunjukkan oleh pihak terkait dalam hal ini

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdangsebagai pihak yang bertugas melakukan pelayanan administrasi kependudukan di wilayah

Kabupaten Deli Serdang.

Terkait dengan sikap dari pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Deli Serdang dan salah satu hal yang menjadi perhatian yaitu sikap pegawai saat melaksanakan tugasnya dalam melaksanakan pelayanan dalam pengurusan E-KTP serta sikap para pegawai saat menghadapi keluhan dari masyarakat dan peneliti bertanya mengenai sikap pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dalam menghadapi tanggapan para pelaksana dalam pengaduan yang diberikan oleh masyarakat dan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Amos

Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan diperoleh hasil sebagai berikut :

109

Universitas Sumatera Utara

“Pegawai sih merespon dengan baik ya setiap keluhan yang diberikan oleh masyarakat dalam pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian ditambahkan oleh Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku Pegawai

Operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dan beliau menyatakan bahwa :

“Pegawai memberi respon yang baik saat masyarakat mengadukan keluhannya dan pegawai memberikan solusi terkait keluhan dari masyarakat tersebut”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa pegawai Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberikan respon yang baik saat menghadapi keluhan dan kritik dari masyarakat berkaitan dengan pelayanan administrasi kependudukan. Selanjutnya peneliti bertanya kepada masyarakat mengenai respon pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil saat memberikan pelayanan dan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi Syahputra diperoleh hasil sebagai berikut :

“Saya dilayani dengan cukup baik walaupun petugas terlihat pasif dalam memberikan pelayanan karena saya harus bertanya dahulu baru pegawai menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan E-KTP”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 12.30 WIB)

Berbeda dengan hasil wawancara diatas, Ibu Purwanti Anggraini menyatakan bahwa :

“Saat memberikan pelayanan, pegawai terkesan ogah-ogahan karena kebetulan saya dilayani menjelang jam istirahat jadi mungkin pegawai sudah lelah dan saya rasa ke depannya hal tersebut tidak terulang lagi”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 08.30 WIB)

110

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh informasi bahwa sikap dan respon pegawai dalam memberikan pelayanan sudah baik terutama saat melayani keluhan dan pertanyaan dari masyarakat yang kebingungan dalam melakukan pengurusan E-KTP dan mayoritas masyarakat yang menjadi responden pun menyatakan bahwa sikap dan respon pegawai cukup baik walaupun ada satu dua keluhan yang muncul dari masyarakat terkait sikap pegawai yang terlihat malas memberi pelayanan dan kurang ramah saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh masyarakat. Hal tersebut ke depannya perlu diperbaiki agar masyarakat sebagai objek pelayanan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang.

Gambar 4.9

Pegawai Sedang Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2019

Berdasarkan gambar diatas terlihat seorang pegawai yang sedang memberikan pelayanan pengurusan E-KTP kepada seorang masyarakat. Pegawai terlihat mampu memberikan respon yang baik kepada masyarakat. Sikap dan respon positif seperti ini tentu dapat memberikan dampak positif bagi kelancaran proses pelayanan pengurusan

111

Universitas Sumatera Utara

E-KTP. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai cara para pegawai dalam mengatasipermasalahan yang ada di lapangan dan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amos Ginting S.Kom selaku Kepala Seksi Registrasi Kependudukan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil sebagai berikut :

“Kami sih selalu diskusi saat terjadi masalah di lapangan terkait pelayanan administrasi kependudukan dan diskusi dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi untuk kemudian kita selesaikan masalah tersebut”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Dari pernyataan diatas diperoleh informasi bahwa masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini diselesaikan dengan berdiskusi untuk mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah secepat mungkin. Kemudian peneliti bertanya mengenai apakahpermasalahan yang adatelahdiatasidenganbaik oleh pegawai Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Yusuf Pulungan S.Sos selaku Pegawai Operasional

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa :

“Saat menghadapi masalah pun para pegawai merespon dengan cepat dan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 11.00 WIB)

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Deli Serdang mampu menyelesaikan masalah yang muncul dalam pelayanan pengurusan E-KTP dengan cepat dan disikapi dengan serius oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang karena hal tersebut akan memberi

112

Universitas Sumatera Utara

pengaruh pada kepuasan masyarakat dalam pelayanan pengurusan E-KTP.

Rendahnya kepuasan masyarakat dalam pelayanan pengurusan E-KTP tentu memberikan citra buruk kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang sebagai instansi pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan dalam bidang kependudukan. Dalam pelaksanaan kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan dalam pengurusan E-KTP kritik dan saran merupakan hal yang wajar diberikan oleh masyarakat sebagai wujud perbaikan pelayanan di kemudian hari.

Peneliti bertanya mengenai kritik, saran dan harapan Bapak/Ibu untuk kebijakan

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP dan berdasarkan hasil wawancara dengan Saudara Muhammad Yovi, ia menyampaikan sebagai berikut :

“Saran saya sih untuk menunjang pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan perlu ditambah pegawai pelayanan dan fasilitas pendukungnya seperti komputer alat perekam dan ruang tunggu bagi masyarakat supaya masyarakat merasa nyaman dan tidak perlu menunggu terlalu lama”.(Wawancara pada tanggal 15 Juli 2019 Pukul. 09.00 WIB)

Kemudian ditambahkan oleh Ibu Widiya Astuti mengenai saran dan harapannya terutama berkaitan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP, beliau menyampaikan bahwa :

“Selain soal fasilitas penunjang pengurusan E-KTP, saya rasa ketersediaan blangko E-KTP perlu ditambah ya karena melihat kebutuhan masyarakat akan adanya E-KTP yang cukup penting karena susah melakukan pengurusan apa pun kalau tidak memiliki kartu tanda penduduk”.(Wawancara pada tanggal 9 Juli 2019 Pukul. 14.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat diatas diperoleh informasi bahwa masyarakat menyampaikan kritik dan saran kepada Dinas Kependudukan dan

113

Universitas Sumatera Utara

Pencatatan Sipil Deli Serdang terkait ketersediaan fasilitas penunjang pelayanan yang dianggap perlu ditingkatkan kemudian ketersediaan blangko E-KTP juga perlu ditambah karena masyarakat membutuhkan E-KTP untuk memenuhi kebutuhan pelayanan lainnya yang tentu saja memerlukan adanya E-KTP. Munculnya kritik serta saran yang diberikan oleh masyarakat kepada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang seyogyanya disikapi dengan wajar dan diterima sebagai sebuah masukan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang. Kritik dan saran yang diberikan masyarakat bukan merupakan upaya menjatuhkan kredibilitas Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai sebuah instansi pelayanan yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan sistem administrasi kependudukan di wilayah

Kabupaten Deli Serdang.

Pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kabupaten Deli Serdang membutuhkan masukan dan kritik demi perbaikan pelayanan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan terutama dalam pengurusan E-KTP. Masyarakat pun tak ragu menyampaikan masukan dan kritiknya kepada dinas supaya ke depannya menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diperoleh informasi bahwa masyarakat mengharapkan ke depannya Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Deli Serdang mampu menyediakan blangko E-KTP yang mencukupi agar masyarakat tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh blangko E-KTP tersebut kemudian petugas pelayanan dan fasilitas penunjang pelayanan perlu ditambah agar waktu pelayanan menjadi lebih efisien dan singkat. Kritik serta saran yang diberikan

114

Universitas Sumatera Utara

oleh masyarakat harus mampu disikapi dengan positif dan diterima sebagai sebuah masukan yang dapat digunakan sebagai bahan guna memperbaiki pelaksanaan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan mengenai respon dari para pegawai saat memberikan pelayanan kepada masyarakat dan diperoleh informasi bahwa mayoritas pegawai mampu menunjukkan sikap dan respon yang baik kepada masyarakat saat memberikan pelayanan namun peneliti menemukan beberapa pegawai yang bersikap acuh dan kurang ramah saat memberikan pelayanan terutama di jam-jam sore karena mungkin pegawai mengalami kelelahan karena memberikan pelayanan dari pagi hari dan dengan ramainya masyarakat yang melakukan pengurusan E-KTP. Peneliti menilai bahwa penambahan petugas pelayanan perlu dilakukan guna terciptanya pelayanan yang maksimal sepanjang waktu karena pegawai sebagai seorang manusia tentu memiliki keterbatasan tenaga dan kemampuan.

115

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan hasil penelitian yang telah di deskripsikan pada bab sebelumnya maka penulis merumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang

dan masyarakat kurang mengetahui tujuan dan sasaran dari implementasi

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengurusan E-KTP.

Kurangnya pengetahuan masyarakat akan implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan ini dapat berdampak negatif bagi kelancaran

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Terbatasnya pengetahuan

masyarakat terkait implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli

Serdang merupakan hal yang harus diperbaiki oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil agar pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Sumber Daya

Pegawai yang bertugas memberikan pelayanan pengurusan E-KTP memiliki

kompetensi dan kemampuan yang memadai untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat namun jumlah pegawai kurang memadai terutama saat

menghadapi tingginya masyarakat yang membutuhkan pelayanan E-KTP dan

mengenai kompetensi dari para pegawai perlu dilakukan pelatihan dan

116

Universitas Sumatera Utara

pendidikan yang berkesinambungan guna mengontrol kompetensi para

pegawai agar mampu memberikan pelayanan yang maksimal sepanjang

waktu.

3. Komunikasi dan Hubungan

Komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Deli Serdang berjalan dengan baik karena masyarakat memahami

maksud dari setiap informasi yang diberikan kepadanya dan hubungan yang

terjalin antar pegawai dan masyarakat berlangsung dengan baik.

4. Karakteristik Agen Pelaksana

Pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli

Serdang diberikan pelatihan dan pendidikan guna meningkatkan kompetensi

dan kemampuan para pegawai yang diharapkan mampu meningkatkan

pelayanan dalam pengurusan E-KTP. Dalam hal pelayanan administrasi

kependudukan, masih ditemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan

pelayanan administrasi kependudukan salah satunya yakni kejadian yang

terjadi akhir-akhir ini bahwa ada seorang masyarakat yang meninggal dunia

karena sulit melakukan pengurusan dokumen kependudukan yang akan

digunakan untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

5. Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi

Masyarakat antusias dengan adanya Sistem Informasi Administasi

Kependudukan dan masyarakat mendukung implementasi Sistem Informasi

Administasi Kependudukan karena dianggap dapat mempemudah masyarakat

dalam pengurusan E-KTP. Dalam pelaksanaan pengurusan E-KTP,

117

Universitas Sumatera Utara

terbatasnya blangko E-KTP membuat masyarakat yang melakukan

pengurusan harus menunggu untuk waktu yang lama agar memperoleh

blangko. Terbatasnya blangko dan proses pengurusan yang memakan waktu

yang cukup lama membuat masyarakat sering kali mencari jalan pintas

dengan melakukan pengurusan melalui calo.

6. Sikap Pelaksana

Sikap dan respon yang ditunjukkan oleh para pegawai Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang sudah baik dan kritik serta saran

yang diberikan oleh masyarakat diterima dan disikapi dengan baik oleh pihak

dinas. Masyarakat menilai bahwa ketersediaan fasilitas pendukung dalam

pelayanan pengurusan E-KTP perlu ditingkatkan agar mampu melayani

seluruh masyarakat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis merekomendasikan dan memberikan saran sebagai berikut :

1. Sosialisasi informasi mengenai Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

perlu ditingkatkan supaya masyarakat semakin memahami manfaat dari

pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

2. Jumlah pegawai dan fasilitas pendukung perlu ditambah agar mampu

mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam kepemilikan E-KTP.

3. Pelatihan dan pendidikan yang diberikan kepada pegawai perlu dilakukan

secara berkesinambungan agar kompetensi dan kemampuan pegawai semakin

baik ke depannya.

118

Universitas Sumatera Utara

Pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Deli Serdang perlu menambah ketersediaan blangko E-KTP agar masyarakat tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh blangko E-KTP tersebut.

119

Universitas Sumatera Utara

:

120

Universitas Sumatera Utara

4.

121

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Abidin, Said Zainal. (2012). Kebijakan Publik. Jakarta: Sakemba Humanika

Abdul Kadir. 2014. Pengenalan Sistem InformasiEdisi Revisi. Andi.Yogyakarta

Abdul Wahab, Solichin. 2005. Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dwiyanto, 2010, Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisis, Yogyakarta: Gava Media

Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World.New Jersey: Princeton University Press.

Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook Edition 3. USA : Sage Publication.

McLeod, Raymond. (2001). Management Information System. Alih bahasa Hendra Teguh. Jakarta : PT.Prenhallindo

Moleong, J Lexy, Prof Dr. 2007. Metode Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nitisemito, Alex S. 2014. Manajemen Personalia. Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan Publik : Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

122

Universitas Sumatera Utara

Nugroho, Riant. 2011. Public Policy (Edisi 4). Jakarta: PT. Alex Media Komputindo

O.Brien, James A. (2003).Introduction to Information System,12th Edition. McGraw-Hill

Revida, Erika. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur di Indonesia. Medan: FISIP Universitas Sumatera Utara.

Scott, 2001. George M. Scott, Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001

Subarsono, AG. 2010. Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Dn R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media

Taufiqurokhman. 2014. Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab Negara Kepada Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta : FISIP UNIVERSITAS MOESTOPO BERAGAMA (PERS)

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik : Transformasi Pikiran George

Wicaksono. Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi. Graha Binu. Yogyakarta.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

William N Dun, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, 2003, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta : Lukman Offest

Sumber Dari Undang-Undang : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

123

Universitas Sumatera Utara

Sumber Dari Internet : http://www.google./ur/jurnal/kependudukan/Felisa.ugm.ac.id diakses pada Jum‟at 29 Juli 2016ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/download/723/716 diakses Jum‟at 29 Juli 2016 http://www.deliserdangkab.go.id/ diakses 1 Maret 2013 https://ww.google.co.id/amp/s/w (https://www.indonesia-investment.com/id/budaya/penduduk/item67 di akses pada tanggal 27 November 2018 pukul 15.51 WIB). http://portal.deliserdangkab.go.id/semua-download.html#diakses pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 9.14 WIB

124

Universitas Sumatera Utara