Analisis Lagu Tian Mimi Aransemen Dyfan Alvin

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Lagu Tian Mimi Aransemen Dyfan Alvin Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020 ISSN: ….-…. Analisis Lagu Tian Mimi Aransemen Dyfan Alvin Yonatan Kristian Rishak Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Abstrak Aransemen merupakan salah satu cabang ilmu musik untuk eksplorasi bagi para penciptanya. Akan tetapi, banyak orang tidak memahami bagaimana suatu aransemen harus dikerjakan yaitu sering melupakan dan tidak memperhatikan soal struktur dan aspek aransemen yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, peneliti mengambil salah satu jenis lagu pop mandarin , Tian Mimi. Hasil aransemen dari musisi asal Surabaya, Dyfan Alvin. Peneliti menggunakan beberapa teori yaitu teori analisis, struktur, dan elemen aransemen yang digunakan. Peneliti juga melakukan pendekatan penelitian secara kualitatif deskriptif dengan cara wawancara, observasi, dan mengumpulkan data. Ditemukan bahwa struktur aransemen lagu Tian Mimi mengarah kepada “modern tunes” dan membawa tema “pedal point”. Lalu terjadi perubahan pada auxiliary members (intro, interlude, koda) dan terpenuhinya variasi-variasi melodi hingga perubahan motif. Kata Kunci : Analisis, Aransemen, Pop Mandarin, Struktur Tian Mimi Song Analysis Arrangement Dyfan Alvin Abstract It was one of the branches of musical science for exploration for its creators. However, many people do not understand how the arrangement must be worked out often by forgetting and paying no attention to the structure and aspects of the arrangements to be fulfilled. Therefore, researchers picked up one type of Chinese pop song, tian Mimi. The result of the arrangements from a surabaya musician Dyfan Alvin. Researchers use several theories - the proposed theory of analysis, structure, and elements. Researchers are also providing a qualitative, descriptive approach with interviews, observation, and data gathering. It was discovered that the tian Mimi's song arranger leads to "modern tunes" and brings the theme "pedals point". Then a change of auxiliary members (intro, interlude, koda), filled with melodic variations to changes in motive. Keyword : Analysis, Arrangement, Mandarin Pop, Structure PENDAHULUAN baru dan lebih memukau bagi Aransemen merupakan salah satu pendengarnya. Aransemen tidak hanya bagian terpenting dalam hal mengenal sebagai media atau wadah ekspresi bagi persoalan musik. Diera modern sekarang para musisi untuk berkreatifitas, tetapi juga sudah muncul banyak jenis atau gaya berfungsi sebagai mengembangkan bentuk aransemen yang mewakili ide-ide dari lagu atau konsep-konsep baru yang bisa masing-masing arranger-nya. Mulai dari sejalan dengan materi lagu yang ingin aransemen musik pop, rock, blues, jazz, dikerjakan. Dalam hal ini yang hingga musik-musik atonal atau dimaksudkan adalah dengan adanya eksperimental. Aransemen sendiri penambahan dan pengembangan auxiliary seringkali digunakan untuk members (intro, interlude, koda). memperbaharui sesuatu yang dianggap Akan tetapi, seringkali aransemen ini mainstream menjadi sesuatu yang lebih tidak dipahami dengan benar dan dipelajari 23 Yonatan Kristian Rishak Analisis Lagu Tian Mimi Aransemen Dyfan Alvin secara keseluruhan aspek-aspek apa saja kenyataannya tidak semudah itu dan yang harus terpenuhi didalamnya. dianggap benar untuk pengerjaannya yang Masyarakat baik secara awam maupun sesuai dengan teori-teori musisi soal masayarakat musik seringkali aransemen. mengabaikan persoalan aspek-aspek Sebagaimana yang sudah disampaikan aransemen ini. Sehingga hanya sedikit oleh Singgih Sanjaya dalam jurnal orang yang benar-benar memahami dan aransemennya bahwa ada lima langkah mengerti bagaimana tujuan aransemen yang perlu diperhatikan untuk memenuhi harus dicapai. Pada umumnya, aransemen aransemen tersebut. Dalam langkah dikerjakan hanya berfokus pada persoalan pertama aranemen, harus memahami chord changes dan rythm changes. Dengan karakteristik instrumen apa yang ingin mengembangkan kedua hal tersebut sudah dipakai dianggap aransemen. Padahal pada membuat tujuan aransemen ingin seperti dangdut. Salah satu yang mendasari apa. Langkah kedua aransemen yaitu harus peneliti ingin berangkat dari lagu pop sudah menentukan nuansa lagunya, adalah seperti yang sudah disebutkan dan menentukan alternaitf akord (chord melalui lagu pop, aspek-aspek aransemen changes), menentukan pola iringan (rythm dapat dipahami dengan benar dan bisa changes), dan menciptakan auxialiary menjadi fundamental untuk members (intro, interlude, koda) , serta mengaransemen dengan baik. menentukan bentuk lagunya atau urutan Lagu pop yang dimaksud peneliti lagunya. Langkah ketiga aransemen yaitu adalah berangkat dari lagu pop mandarin. menciptakan motif melodi baru dan Seperti yang dijelaskan dalam jurnal menciptakan ide variasi-variasi akord, Niawati Indri Astuti dengan judul “Bentuk filler, fill-in. Langkah keempat aransemen dan Fungsi Pertunjukan Musik Pop yaitu sudah harus menyusun materi-materi Mandarin Dalam Pesta Pernikahan Etnis lagu atau konsepnya dan menambahkan Tionghoa di Semarang”, pop mandarin ide spontan atau dengan kata lain atau mandopop adalah musik pop dengan menambahkan syncopation, tutti, dan lirik bahasa Mandarin. Istilah ini unison sebagai bagian teknik aransemen. digunakan untuk membedakan dengan Dan langkah kelima yaitu melakukan Cantopop ( Pop Hongkong ) yang evaluasi dan revisi terhadap aransemen itu menggunakan bahasa Cantonis. sendiri. Melihat dari persoalan diatas Kebanyakan penyanyi pop Mandarin tersebut membuat peneliti resah dan ingin berasal dari Taiwan dikarenakan di Cina mengungkap nilai-nilai kebenaran dari sendiri sempat terjadi pelarangan aransemen ini. Peneliti ingin membahas menggunakan bahasa Mandarin di masa persoalan aransemen ini bagaimana pemerintahan Kuomintang pada tahun seharusnya dikerjakan melalui lagu pop. 1970-an. Mengapa berangkat dari lagu pop? Sejarah terbentuknya pop Mandarin Karena lagu pop pada dasarnya selalu ini dimulai dari perintis industri rekaman berkembang dan mengikuti selera di Cina yaitu Labansat. Dengan masyarakat. Kebanyakan lagu pop juga bermodalkan Gramofon, beliau ini merupakan lagu-lagu yang gampang meminta sejumlah kecil bayaran dari diterima oleh masyarakat secara orang-orang yang ingin mendengar suara keseluruhan. Sifat dari lagu pop sendiri Gramofon . Rekaman yang dimainkan juga untuk menghibur para pendengarnya. adalah suara orang tertawa dengan jaminan Tidak hanya itu, lagu pop sendiri juga uang kembali jika para pendengarnya tidak memiliki banyak jenisnya mulai dari pop ikut tertawa. Melalui sebuah toko di Jalan rock hingga pop yang mendapat aliran Tibet, Shanghai, Beliau sukses menjadi fusion seperti pop jazz ataupun pop 24 Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020 ISSN: ….-…. pemilik studio rekaman pertama di Cina, (Original Soundtrack) pada film Pathe Orient. “Comrades: Almost A Love Story” tahun Selain itu pada tahun 1920-an, cikal 1996. Selain itu hal yang cukup menarik bakal lagu pop Mandarin tercipta melalui adalah bahwa lagu ini terinspirasi dari lagu lagu pop gaya Shanghai yang disebut daerah Indonesia tepatnya daerah Banten shidaiqu. Shidaiqu ini menggabungkan yakni lagu Dayung Sampan. Kekhasan musik barat dengan melodi Tiongkok. oriental dari lagu Tian Mimi juga tidak Shidaiqu mencapai puncak dihilangkan ialah adanya hal penambahan kepopulerannya pada tahun 1940-an. Pada instrumen Guzheng dan Dizi. Yang waktu itu, Shanghai merupakan pusat membedakan Tian Mimi dengan lagu industri rekaman pop Mandarin. Perintis mandarin lainnya adalah dari segi pertama kali untuk lagu pop Mandarin pemilihan nada-nadanya tidak melebihi 1 adalah Li Jinhui pada tahun 1920. Beliau oktaf, hal ini memudahkan bagi siapa saja ini sering mendapat julukan sebagai yang ingin menyanyikan lagu Tian Mimi “Bapak Musik Populer Tiongkok”. Li tersebut. Selain itu, karena lagu ini Jinhui mendirikan rombongan tari dan lagu terinpirasi seperti ciri khas lagu daerah modern pertama di Tiongkok yaitu, The pada umumnya, maka konsep atau pola Bright Moon Song And Dance Company. melodi dari lagu Tian Mimi sangat mudah Tidak hanya berhenti sampai disitu, tahun dihafalkan sebagaimana lagu daerah juga, 1930 hingga 1940-an merupakan era tujuh karena banyak menggunakan pengulangan penyanyi bintang film yang populer kala pola melodi tersebut. Hal-hal yang itu yaitu, Bai Guang, Bai Hong, Gong disebutkan tersebut belum tentu bisa Qiuxia, Li Xianglan, Wu Yingyin, Yao didapatkan fakta serupa pada lagu-lagu Lee, dan Zhou Xuan. pop lainnya terkhususnya pop Mandarin. Masa keemasan atau masa Peneliti menemukan bahwa Tian kebangkitan yang kedua pada pop Mimi dapat diaransemen dengan Mandarin terjadi setelah adanya keputusan memenuhi aspek-aspek aransemen dengan dari pemerintahan nasionalis Cina pada baik, salah satu arranger yang tahun 1949 untuk mengutamakan bahasa mengaransemen lagu Tian Mimi ialah Mandarin daripada bahasa dialek lainnya Dyfan Alvin. Hal-hal yang membedakan Hal itu terjadi berkembang pesat di dari aransemen Tian Mimi lainnya adalah Taiwan. Secara musikologi, pop Mandarin nuansa aransemennya dibuat kedalam tidak mengunakan not relatif 4 (fa). Lalu format orkestra dan kunci pembeda yang untuk penggunaan not 7 (si) sangat jarang paling utama adalah banyaknya digunakan. Jika nada 4 (fa) dan 7 (si) lebih penggunaan pola melodi baru yang sama sering digunakan maka akan menghasilkan sekali tidak mewakili kekhasan oriental pop mandarin yang lebih modern dan tersebut. Dengan kata lain aransemen yang variatif (Astuti, 2016). dilakukan sudah memasukan lengkap Dari penjabaran pop Mandarin diatas, pilihan nada-nada diatonis sehingga
Recommended publications
  • Bentuk Dan Fungsi Pertunjukan Musik Pop Mandarin Dalam Pesta Pernikahan Etnis Tionghoa Di Semarang
    BENTUK DAN FUNGSI PERTUNJUKAN MUSIK POP MANDARIN DALAM PESTA PERNIKAHAN ETNIS TIONGHOA DI SEMARANG Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Niawati Indri Astuti NIM : 2501410040 Program Studi : Pendidikan Seni Musik Jurusan : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 BENTUK DAN FUNGSI PERTUNJUKAN MUSIK POP MANDARIN DALAM PESTA PERNIKAHAN ETNIS TIONGHOA DI SEMARANG Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Niawati Indri Astuti NIM : 2501410040 Program Studi : Pendidikan Seni Musik Jurusan : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i ii iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Februari 2016 Niawati Indri Astuti NIM 2501410040 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : - Barang siapa ingin mencari kebahagiaan dunia harus dengan ilmu, barang siapa ingin mencari kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu, dan barang siapa ingin mencari kebahagiaan dunia akhirat harus dengan ilmu (Al Hadits) PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT atassemuanikmat-Nya ku persembahkan skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Endra Siswaka dan Ibu Mai Munisah yang selalu mendukung baik secara moral, material, dan doa yang selalu terucap. 2. Adik saya, Kurnia Indriana Artanti (Nina), dan keluarga besar saya yang selalu memberikan doa dan dorongannya. 3. Dosen Pembimbing dan Dosen Sendratasik yang telah memberikan ilmu serta pengalamannya. 4. Almamaterku, Sendratasik UNNES. v SARI Indriastuti Niawati. 2016.Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Musik Pop Mandarin dalam Pesta Pernikahan Etnis Tionghoa di Semarang.
    [Show full text]
  • A Critical Anaysis of Identity, Media, and Popular Music in the Voice Of
    WHOSE VOICE?: A CRITICAL ANALYSIS OF IDENTITY, MEDIA, AND POPULAR MUSIC IN THE VOICE OF CHINA Xinxin Jiang A Dissertation Submitted to the Graduate College of Bowling Green State University in partial fulfillment of the requirements for the degree of DOCTOR OF PHILOSOPHY August 2018 Committee: Alberto González, Advisor Angela Ahlgren Graduate Faculty Representative Katherine Meizel Becca Cragin © 2018 Xinxin Jiang All Rights Reserved iii ABSTRACT Alberto González, Advisor This manuscript explores the relationships among identity, media, and popular music in Chinese society through an examination of a televised singing competition franchise, The Voice of China. I attempt to understand what role popular culture, in the form of a contemporary popular cultural product, plays in Chinese people’s everyday life and how the show is a site where Chinese people articulate, interrogate and negotiate aspects of identity. I provide a textual analysis to interpret the meaningful details of each episode while employing a critical-cultural approach to understand the socio-historical contexts and the online discourse that are conducive to the uniqueness of the international franchise. More specifically, I examine how societal discourses on the blind audition and the voting systems of the show reveal growing public awareness of and concern with issues of equity and fairness in the cultural arena of traditional aesthetic standards as well as the societal arena of electoral politics. I also explore how the show reinforces the ruling Party’s appropriations of nationalism in a sophisticated way to highlight a unified and supreme national voice, how it reflects both a loosening grip of the central government on gender representation and a growing social leniency toward gender diversity, and finally how the voice diversity was constructed by individuals who are in possession of or in need of various forms of social capital and who are from geographically diverse and economically disparate social backgrounds.
    [Show full text]
  • A Comparative Study of the Social Function of African Algaita and Chinese Suona
    A COMPARATIVE STUDY OF THE SOCIAL FUNCTION OF AFRICAN ALGAITA AND CHINESE SUONA A thesis submitted to the College of the Arts of Kent State University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts By Shasha Zhu May, 2018 ii Thesis written by Shasha Zhu B. A., Tianjin Conservatory of Music, 2007 M. A., Tianjin Conservatory of Music, 2010 M. A., Kent State University, 2018 Approved by Kazadi wa Mukuna, Ph.D., Advisor, Master Thesis Committee Theodore Albrecht, Ph.D., Member, Master Thesis Committee Richard Devore, Ph.D., Member, Master Thesis Committee iii TABLE OF CONTENTS TABLE OF CONTENTS ....................................................................................................................... iii LIST OF FIGURES ............................................................................................................................... iv LIST OF TABLES .................................................................................................................................. v ACKONWLEDGEMENTS ................................................................................................................... vi CHAPTER I. INTRODUCTION ............................................................................................................ 1 II. THE GENESIS OF DOUBLE-REED MUSICAL INSTRUMENTS ........................... 19 III. THE ETYMOLOGY OF “ALGAITA” AND “SUONA” ........................................... 40 IV. THE MORPHOLOGICAL STRUCTURES OF THE AFRICAN ALGAITA AND THE CHINESE
    [Show full text]
  • Newsletter 30
    Glamour Unlimited November 2004 marks the fifteenth anniversary of the death of Yam Kim-fai. It was on an auspicious note that the preparation work of a retrospective and a topical publication dedicated to the stage legend went underway. Such is Sister Yam's charisma and enduring glamour. Then the news of the death of Kung Chiu-hsia (1916-2004) dawned on us one day in September. An icon of motherly love who brought a cordial and gracious bearing to many screen classics, Sister Kung and her artistic legacy, including the memorable tune 'Beyond the Frosty Waters' will remain close and dear to the hearts of many (see pp 10-11 for Tong Kim-hung's article). Yet misfortunes never come singly, and with a sinking heart we pay respects to the late producer Mr Wong Cheuk-hon (1920-2004), a prominent figure in both Hong Kong and Taiwan film industries who founded Liberty Film, Lan Kwong and First Organisation during his immensely successful career. Further research will have to be undertaken to chronicle the achievements and endeavours of the three companies. (see Mable Ho's Our 'First' Thanks in Newsletter No. 19.) Saddened archive colleagues mourned the loss of our systems manager Mr Isaac Leung, who passed away after a courageous battle with cancer. His departure is a vivid reminder of the hard and fervent days leading up to the Archive's official opening. It was one Saturday afternoon back in 1999 when Isaac carried around a huge bundle of network cables, inserting each into the ceiling panel and fixing the connection meticulously, and announced the birth of the on-line computer systems in our tiny temporary office in Mong Kok that opened up a whole new horizon for research, arrangement, verification, and information exchanges of film knowledge on the Internet...yet it's just mere groundwork.
    [Show full text]