1617 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10, Oktober 2017: 1617 - 1622 ISSN: 2527-8452

IDENTIFIKASI MORFOLOGI PISANG TANDUK DI KABUPATEN DAN LUMAJANG

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF HORN BANANA IN MALANG AND LUMAJANG

Muhammad Farid Arifin*), Sri Lestari Purnamaningsih, dan Respatijarti

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, *)E-mail : [email protected]

ABSTRAK more than 200 cultivars of bananas are grown in different regions. But not all of Pisang merupakan komoditas unggulan them has been identified, that is horn yang memberikan kontribusi besar terhadap banana. The aim of this research was to produksi buah nasional. Terdapat lebih dari study and identify horn banana based on 200 kultivar pisang yang tumbuh di berbagai morphological characters in Malang and daerah. Namun, belum semunnya Lumajang . This research was teridentifikasi, salah satunya yaitu pisang conducted in 7 district in Malang and 2 tanduk. Penelitian ini bertujuan untuk district in on Juli until mempelajari dan mengidentifikasi secara October 2015. This research used morfologi karakter pisang Tanduk di exploration method with purposive Kabupaten Malang dan Lumajang. sampling. The research show that there are Penelitian ini dilaksanakan di 7 kecamatan six type of horn banana with various di wilayah Kabupaten Malang dan 2 morphological character that is agung , kecamatan di wilayah Kabupaten Lumajang agung talun, red candi, white candi, byar pada bulan Juli - Oktober 2015. Penelitian less tham 12 pieces and byar more than 17 ini menggunakan metode eksplorasi dengan pieces. Morphological characters that pengambilan sampel secara purposive became the distinguishing feature of the six sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan types of horn banana is the stems and fruit bahwa terdapat enam jenis pisang Tanduk character. dengan karakter morfologi yang bervariasi yaitu pisang Agung Jawa, Agung Talun, Keywords: Identify, Characterization, Candi Merah, Candi Putih, Byar kurang dari Morphology, Horn Banana 12 buah/tandan dan Byar lebih dari 17 buah/tandan. Karakter morfologi yang PENDAHULUAN menjadi ciri pembeda dari enam jenis pisang Tanduk adalah karakter batang, dan Pisang merupakan salah satu buah buah. tropis yang sudah populer di masyarakat. Pisang juga merupakan komoditas Kata kunci : Identifikasi, Karakterisasi, unggulan dan memberikan kontribusi paling Morfologi, Pisang Tanduk besar terhadap produksi buah-buahan nasional (Prahardini, 2010). Produksi ABSTRACT pisang di Indonesia mulai tahun 2010 – 2013 berfluktuasi cenderung meningkat Banana is a fruit commodity that has great Pada tahun 2010 total produksi pisang potential in the international large scale sebesar 5,7 juta ton, sedangkan pada tahun production and contribute to the 2013 sudah mencapai 6,28 juta ton pada improvement of people's income. There are tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2015). 1618

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 10, Oktober 2017, hlm 1617 – 1622

Pisang juga sangat karbohidratnya, menyebabkan pengelolaan tanaman koleksi sehingga dapat digunakan sebagai bahan menjadi tidak optimal, sehingga tampilan pangan alternatif pengganti beras. (Radiya, tanaman juga tidak optimal dan seringkali 2013). Jika dibandingkan dengan jenis mengacaukan data karakteristik varietas bahan pangan yang dikonsumsi dunia, atau klon. Salah satu jenis pisang yang pisang menempati urutan keempat bahan perlu dilakukan identifikasi adalah pisang pangan setelah jagung, gandum, dan padi. Tanduk. Keragaman pisang Tanduk secara Hal ini menunjukkan bahwa pisang umum masih belum teridentifikasi dengan merupakan bahan pangan penting yang baik secara morfologi. Perbedaan karakter dibutuhkan oleh manusia (Rahmawati, antar kultivar dapat dilihat dari penampilan 2013). Selain memiliki potensi yang besar tanaman (batang semu), daun,bunga, dan dalam menunjang peningkatan pendapatan buah (Prahardini, 2010). Selama ini, masyarakat petani, pisang juga merupakan pengelompokan suatu jenis tanaman pada bahan baku industri olahan seperti tepung, masyarakat tradisional didasarkan pada keripik, chips dan juga berpotensi untuk karakter morfologi yang mudah diamati dan meningkatkan ekspor buah di Indonesia. dibedakan (Hafsah, 2014). Dengan dasar Namun potensi tersebut masih belum bisa inilah maka dilakukan penelitian identifikasi berkembang karena kurangnya varietas morfologi pisang Tanduk di Kabupaten unggulan yang dapat bersaing dengan Malang dan Lumajang. Tujuan penelitian ini varietas yang dimiliki negara lain. Indonesia adalah untuk mempelajari karakter hanya mampu mengekspor beberapa morfologi pada pisang Tanduk di Kabupaten varietas pisang unggulan saja misalnya Malang dan Lumajang serta dapat pisang varietas Mas Kirana dan Cavendish. menjadikan klasifikasi rakyat tradisional Pulau Jawa merupakan daerah penghasil yang telah ada menjadi suatu klasifikasi pisang terbesar dengan angka produksi ilmiah. (tahun 2013) 1.527.376 ton (Jawa Timur); 1.095.325 ton (Jawa Barat); 560.985 ton BAHAN DAN METODE PENELITIAN (Jawa Tengah). Pemasok terbesar pisang di Jawa Timur adalah Kabupaten Lumajang Penelitian dilaksanakan di 7 dan Malang. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan di wilayah Kabupaten Malang terdapat beragaman jenis pisang yang ada yaitu Kecamatan Donomulyo; Jabung; di dua kabupaten tersebut. Keragaman Sumbermanjing Wetan; Pagelaran; Bantur; populasi tanaman pisang sangat diperlukan Ngantang; Dampit dan 2 kecamatan di dalam penyusunan strategi pemuliaan guna wilayah Kabupaten Lumajang yaitu mencapai perbaikan varietas pisang secara Kecamatan Senduro dan Pasrujambe. efesien di masa yang akan datang Penelitian ini berlangsung bulan Juli sampai (Wijayanto, 2013). Untuk mengetahui lebih dengan Oktober 2015. Penelitian ini lanjut mengenai beragam jenis pisang maka menggunakan metode eksplorasi dengan perlu adanya identifikasi dan karakterisasi. pengambilan sampel secara purposive karakterisasi secara morfologi merupakan sampling pada tiap kecamatan (Tenda, informasi awal yang diperlukan dalam 2009). Alat yang digunakan adalah jangka upaya mencari karakter unggul dan sorong, pisau, parang, meteran, timbangan, keragaman yamg ada masih di perlukan, kantong plastik, kamera digital, spidol, dan (Santos et al., 2011). Salah satu tujuan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah melakukan kegiatan identifikasi dan tanaman pisang Tanduk yang sudah karakterisasi yaitu untuk inventarisasi dan dibudidayakan oleh petani maupun yang koleksi plasma nutfah (Lengkong, 2008). masih tumbuh liar sebagai data primer dan Menurut Sukartini (2007), kegiatan kuisioner sebagai data sekunder. eksplorasi, inventarisasi dan pelestarian Identifikasi morfologi pisang menggunakan plasma nutfah pisang di Indonesia masih pedoman karakterisasi dari IPGRI terbatas. Hal ini disebabkan karena koleksi (International Plant Genetic Resources tanaman pisang saat ini berada di tempat Institute). Variabel Karakter yang diamati yang terpencar-pencar. Keadaan ini meliputi tipe pertumbuhan daun, tinggi

1619

Arifin, dkk, Identifikasi Morfologi... tanaman, warna dominan batang semu, perbedaan jumlah buah yang ada dalam warna bercak batang semu, tipe tekuk satu tandan. Pisang Byar dengan jumlah batang daun, tipe sayap, warna tangkai buah kurang dari 12 diberi memiliki daun, warna tepi tangkai daun, panjang kedekatan morfologi 96,88% dengan tangkai daun, lebar tangkai daun, warna pisang Byar dengan jumlah buah lebih dari permukaan atas daun, warna permukaan 17 buah per tandan. Pisang Agung Malang bawah daun, bentuk dasar daun, panjang memiliki tingkat kedekatan 100% dengan buah, bentuk buah, bentuk ujung buah, pisang Agung Jawa yang artinya terdapat jumlah buah, tekstur daging buah, rasa persamaan karakter antara pisang Agung buah, warna kulit buah sebelum matang, Malang dan pisang Agung Jawa, dan bisa warna kulit buah setelah matang, dan bobot dikatakan sebagai satu kultivar, buah. perbedaannya hanya terletak pada Data dianalisis menggunakan analisis penamaan lokal daerah. Pisang Agung klaster dengan bantuan dari program Talun memiliki kedekatan morfologi 84,42% Minitab 14 sehingga menghasilkan dengan pisang Agung Malang dan Agung dendrogram derajat kemiripan antar sampel Jawa. Pisang Candi memiliki kedekatan tanaman. morfologi 90,65% dengan pisang Candi Putih Pisang. Pengelompokan aksesi HASIL DAN PEMBAHASAN pisang Tanduk berdasarkan dendogram disajikan pada Tabel 1. Analisis Kedekatan Morfologi Pisang Tanduk Variasi Karakter Morfologi Pada Batang Hasil analisis terhadap terhadap 60 Dilihat dari karakter Batang, pisang sampel tanaman pisang Tanduk Agung Jawa, pisang Agung Malang, dan menghasilkan dendogram dengan pisang Agung Talun memiliki tinggi batang kemiripan morfologi yang bervariasi seperti 2,1 – 2,9 m. Sedangkan pada pisang Candi tampak pada Gambar 1. Ada dua jenis Merah, candi Putih, dan Byar memliki tinggi pisang Byar yang ditemukan dengan tanaman ≥ 3 m.

Gambar 1 Dendogram Kedekatan morfologi pisang Tanduk Keterangan : a) Kelompok Utama Pisang Agung, b) Kelompok Utama Pisang Candi, c) Sub Kelompok Pisang Byar, c) Sub Kelompok Pisang Byar dari 12 Buah/ tandan, d) Sub Kelompok Pisang Byar Lebih dari 17 Buah/ tandan, e) Sub Kelompok Pisang Agung Jawa / Agung Malang, f) Kelompok Pisang Agung Talun, g) Sub Kelompok Pisang Candi Putih, h) Sub Kelompok Pisang Candi Merah. Tabel 1 Kelompok aksesi pisang Tanduk berdasarkan dendogram

1620

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 10, Oktober 2017, hlm 1617 – 1622

Kelompok Sub Kelompok Kode Sampel Nama Lokal Utama MDSm1, MDSu4, MPPa, MBWn, Byar kurang dari 12 Buah/ C MSKc2 tandan MDSm2, MDSu3, MDBr3, MOTu1, Byar Lebih dari 17 Buah/ D MOKs2, MSKc1, MSKc3, MSKc4 tandan MJTa1, LSSd1, MJNg1, LSSd4, Agung Jawa / Agung Malang A MJNg2, LSBr4, MNJm2, LSKt2, E MNTr1, LSKt3, MNTr3, LSKt4, MNPs2, LPKr1, LPKr2, LPKr4 LSSd2, LSSd3, LSBr1, LSBr2, Agung Talun F LSBr3, LSKt1, LPKr3, LPPs1, LPPs2, LPPs3 MDSm3, MDSu2, MDBr2, MOBj2, Candi Putih MOKs3, MJTa2, MJNg3, MJNg4, G MNJm1, MNTr2, MNTr4, MNPs1, B MNPs3 MDSu1, MDBr1, MOBj1, MOTu2, Candi Merah H MOTu3, MOKs1, MSSt1, MSSt2 Keterangan : Huruf A dan B adalah kelompok utama. C, D, E, F adalah sub kelompok dari A. G dan H adalah sub kelompok dari B

Perbedaan yang lain terdapat pada warna buah, pada pisang Candi Merah dan Candi dominan batang semu, dimana pisang Putih memiliki rasa buah yang manis Agung Jawa dan Agung Malang memiliki dengan tekstur daging buah yang lembut, warna batang hijau. Pisang Agung Talun Variasi buah juga terdapat pada warna kulit memiliki warna batang lebih merah, batang buah sebelum matang, dimana pada pisang pisang Byar dan pisang Candi Merah Candi Merah warna kulit sebelum matang terdapat warna hijau dengan sedikit warna berwarna merah gelap dan terdapat bintik merah, sedangkan pisang Candi Putih merah pada bagian pangkal buah, memiliki dominan warna hijau muda pada sedangkan pisang Candi Putih lebih batangnya. berwarna hijau muda. Warna kulit buah Perbedaan yang lain terdapat pada sebelum matang pada pisang Agung Talun ada tidaknya bercak pada batang. Pada berwarna Hijau sedang, dengan sedikit pisang Byar, warna coklat tampak begitu bercak coklat dan setelah matang akan jelas, sedangkan pada pisang Agung berwarna kuning cerah. Sedangkan pisang Malang, Agung Jawa, Agung Talun, dan Agung Malang dan Pisang Agung Jawa, Candi Merah, warna coklat pada batang warna buah sebelum matang lebih tidak terlihat jelas. Berbeda dengan pisang berwarna hijau tua, sama juga dengan Candi Putih, tidak terlihat adanya bercak pisang Byar berwarna hijau tua tetapi coklat pada permukaan batang semu. mempunyai bercak bewarna merah pada kulit pisang. Variasi Karakter Morfologi Pada Buah Dilihat dari karakter Buah Jumlah Persebaran Pisang Tanduk buah paling sedikit terdapat pada jenis Dari hasil pemetaan lokasi pisang Agung Talun dengan jumlah buah pengamatan menunjukkan bahwa pisang tiap tandan tidak lebih dari 12 biji. Tanduk memiliki persebaran yang beragam. Sedangkan, pisang Agung Jawa dan Agung Pisang Candi Merah tersebar pada lokasi Malang, jumlah buah tiap tandan dikisaran yang berbeda namun pada dataran yang 13 – 16 biji per tandan. Jumlah buah pada sama, yaitu pada dataran rendah dan pisang Candi Putih dan Candi Merah relatif menengah dengan persebaran lokasi yang sama, yaitu lebih dari 17 biji dan juga merata. Pisang Byar tersebar di dataran jumlah sisir 5-7 sisir. Karakter yang menengah wilayah selatan Kabupaten membedakan selanjutnya yaitu pada rasa

1621

Arifin, dkk, Identifikasi Morfologi...

Gambar 2 Titik Sebaran Pisang Tanduk Keterangan : a) Persebaran Pisang Candi Putih (Lingkaran Kuning), b) Persebaran Pisang Byar (Lingkaran Putih), c) Persebaran Pisang Candi Merah (Lingkaran Merah), d) Persebaran Pisang Agung Jawa/Malang (Lingkaran Hijau), e) Persebaran Pisang Agung Talun (Lingkaran biru)

Malang dengan persebaran yang merata. Hafsah. Hidayat, T. Kusdianti. 2014. Sedangkan pada pisang Agung Malang Hubungan Kekerabatan Kultivar Talas tumbuh pada dataran tinggi di daerah (Colocasia esculenta) Berdasarkan lereng pegunungan. Pisang Agung Talun Karakter Morfologi Organ Vegetatif. dan Agung Jawa ditemukan di dataran Jurnal Bioslogos. 4(1):17-25. Tinggi Kabupaten Lumajang dengan Lengkong, E. 2008. Keragaman Genetika persebaran yang merata. Persebaran Plasma Nutfah Pisang (Musa spp.) di pisang Tanduk dapat dilihat pada Gambar Kabupaten Minahasa Selatan dan 2. Minahasa Tenggara. Jurnal Formas. 1(4):302-310. KESIMPULAN Prahardini, P.E.R, Yuniarti, dan Krismawati, A. 2010. Karakterisasi Terdapat enam jenis pisang Tanduk Varietas Unggul Pisang Mas Kirana yang tersebar di kabupaten Malang dan dan Agung di Kabupaten Lumajang yaitu pisang Agung Jawa, Agung Lumajang. Buletin Plasma Nutfah. Talun, Candi Merah, Candi Putih, Byar 16(2):126-133. kurang dari 12 buah pertandan dan Byar Radiya, M. 2013. Karakterisasi Morfologi lebih dari 17 buah pertandan. Karakter Tanaman Pisang (Musa Paradisiaca morfologi yang menjadi ciri pembeda yaitu L.) di Kabupaten Agam. Skripsi. karakter batang, dan buah. Universitas Tamansiswa Padang. Padang. DAFTAR PUSTAKA Rahmawati, M. dan Hayati, E. 2013. Pengelompokan Berdasarkan Badan Pusat Statistik. 2015. Outlook Karakter Morfologi Vegetatif pada Komoditi Pisang. Pusat Data dan Plasma Nutfah Pisang Asal Sistem Informasi Pertanian. Jakarta.

1622

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 10, Oktober 2017, hlm 1617 – 1622

Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Agrista. 17(3):111-118. Santos, E.A., Souza M.M., Viana A.P., Almeida AAF., Freitas JCO. And Lawinsky, PR. 2011. Multivariate analysis of morphological charateristics of two species of passion flower with ornamental potential and of hybrids between them. Genetics and Molecular Reseach. 10(4):2457-2471. Singarimbun. 1995. Metode Penelititan Survei. LP3S. Jakarta. Sukartini, 2007. Pengelompokan aksesi pisang menggunakan karakter morfologi. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropik. Jurnal Horticultura. 17(11):26 -33. Tenda, E. Tulalo, M. dan Miftahorrachman. 2009. Hubungan Kekerabatan Genetik Antar Sembilan Aksesi Kelapa Asal Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Littri. 15(3):139-144. Wijayanto, T. Boer, D. Ente, L. 2013. Hubungan Kekerabatan Aksesi Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica) di Kabupaten Muna Berdasarkan Karakter Morfologi dan Penanda RAPD. Jurnal Agroteknos. 3(3):163-170.