IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya membutuhkan jiwa yang sehat dan raga yang kuat. Untuk mendapatkan semua itu, manusia dituntut untuk berperilaku hidup sehat, yaitu dengan cara menjaga pola makan dan melakukan aktivitas olahraga. Terdapat berbagai macam olahraga yang bisa dilakukan didalam kehidupan sehari- hari, seperti berenang, jogging, sepakbola, tennis, dan lain sebagainya. Sepak bola adalah Salah satu olahraga yang banyak diminati oleh kalangan anak-anak hingga orang tua, kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas, hal ini bukanlah menjadi suatu rahasia umum.

Sepak Bola merupakan salah satu olahraga yang mengagumkan, di dalam pertandingan sepak bola tidak juga mengenal ras, tidak mengenal usia, tidak mengenal kaya atau miskin, tidak mengenal usia, dan yang terakhir tidak mengenal agama (Glifford, 2003:1, dalam Paripurno 2014). Sepak bola merupakan cabang olahraga yang mempertandingkan dua tim yang beranggotakan 11 (sebelas) orang dengan menggunakan bola sebagai alat utama dalam oalahraga tersebut. Sepak bola dimainkan di tempat terbuka, seperti lapangan yang berbentuk persegi panjang dan memiliki ukuran panjang 90-120 meter dan lebar lapangan antara 45-90 meter. Olahraga tersebut bisa dimainkan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan olahraga tersebut tidak memandang gender. Dalam perkembangannya olahraga sepak bola juga dilakukan oleh kaum wanita, yang bagaimana hal ini juga tidak melihat bahwa olahraga tersebut identik dengan kaum laki-laki. Sepak bola juga mempunyai banyak penggemar, faktor karena adanya kecanggihan teknologi seperti televisi dan internet membuat sepak bola bisa dinikmati oleh siapapun.

Perkembangannya juga tidak dilihat dari adanya segi permainan dari kedua tim, tetapi sepak bola juga memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya, yaitu

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

adanya supporter fanatik dari kedua tim yang bertanding. Supporter merupakan kunci suksesnya tim dalam melakukan pertandingan diluar dari kemampuan individu pemain, keahlian staf pelatih, management, hingga penjualan merchandise untuk meraup keuntungan yang berefek pada kemampuan pembiayaan operasional klub.

Faktor supporter di dalam sepak bola memilki efek yang luar biasa. Hal ini lah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti terkait supporter. Keberadaan supporter yang dianggap sebagai pemain 12 (kedua belas) di dalam pertandingan sepak bola memiliki daya tarik tersendiri. Supporter tidak ikut bertanding di dalam pertandingan Tetapi dukungan moral dan motivasi yang diberikan oleh supporter memberikan efek yang sangat signifikan bagi tim yang bertanding.

Supporter memiliki peran yang signifikan terhadap adanya motivasi kepada pemain ketika bertanding. Hal ini di tunjukkan oleh supporter dalam sebuah pertandingan, dimana mereka selalu bernyanyi dan meneriakkan yel-yel yang ditujukan kepada timnya selama 2 (dua) x 45 (empat puluh lima) menit. Sedangkan untuk faktor eksternal, ketika supporter memberikan motivasi kepada para pemain tim kesayangannya, para pemain menangkap pesan yang disampaikan oleh supporter tersebut sehingga para pemain melakukan hal-hal yang mungkin diluar batas kemampuannya.

Kehadiran supporter telah mampu memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi para pemain yang bertanding. Sejak awal adanya pertandingan sepak bola, supporter sudah hadir di dalam setiap pertandingan sepak bola. Oleh sebab itu tidak heran jika supporter tersebut memiliki peran tersendiri di dalam setiap pertandingan sepak bola. Terdapat dua sifat yang dimiliki supporter, yang Pertamaadalah supporter yang hanya menikmati pertandingan sepak bola karena keindahannya. Keduaadalah kelompok supporter yang fanatis, dimana kelompok tersebut akan selalu hadir di dalam sebuah pertandingan yang dilakoni oleh tim kesayangannya, bahkan dimanapun timnya bertanding.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Adanya supporter memang selalu menimbulkan adanya daya tarik tersendiri di dalam pertandingan sepak bola, dimana di dalam sebuah pertandingan supporter selalu menyuguhkan hal-hal yang menarik, mulai dari adanya spanduk dukungan, giant flag (bendera berukuran besar), genderang, bahkan hingga kostum yang dimiliki oleh para supporter.

Kelompok supporter memiliki pemimpin atau dirigen, atau dalam perkembangannya sekarang ini biasa disebut Capo. Capo inilah yang memberikan arahan kepada kelompok supporter tersebut untuk terus meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu untuk tim kesayangan disaat sedang bertanding. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa olahraga sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang paling ditunggu-tunggu oleh semua kalangan. Karena sepak bola telah memunculkan fanatisme tersendiri untuk para supporternya, bahkan fanatisme yang ada di sepak bola mengalahkan fanatisme yang ada di cabang olah raga lainnya. Belum lagi karena adanya kecanggihan teknologi yang semakin pesat meningkat, hal ini terbukti ketika televisi dunia menyiarkan pertandingan sepak bola, dimana masyarakat selalu menanti-nanti pertandingan sepak bola tersebut hingga larut malam ataupun hingga larut menjelang pagi.

Terdapat dua kelompok yang mendominasi kelompok supporter sepakbola, yaitu Hooligans (Inggris) dan Ultras (Italia). Kelompok supporter Hooligans menganut faham Hooliganisme yang merupakan bentuk-bentuk perilaku kekerasan yang meliputi konflik fisik antar supporter, menyerang pemain lawan, vandalism terhadap klub lawan, sedangkan kelompok supporter Ultras merepresentasikan diri untuk mendukung tim sepakbola dengan cara melakukan aksi-aksi yang kreatif. (Junaidi Fajar, 2012:29)

Salah satu contoh adanya Hooliganisme di Eropa ialah pada saat kelompok supporter Liverpool yang secara brutal menyerang kelompok supporter Juventus di dalam pertandingan Liga Champions tahun 1985. Hal ini merupakan contoh kebrutalan supporter eropa yang dikenal denganTragedi Heysel. Aksi kreatif yang ditunjukkan oleh kelompok supporter Ultras salah satunya ialah melakukan

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

koreografi BarrasBravas, yaitu kegiatan membentangkan kain dari ujung tibun atas sampai ujung tribun bawah, yang menghasilkan gambar.

Supporter klub di Indonesia sekarang ini juga banyak menganut pemahaman dari Hooligans maupun Ultras, mulai dari liga kasta teratas hingga liga kasta terendah pasti ada kelompok supporter yang menganut pemahaman dari Hooligans maupun Ultras. Seperti halnya kelompok supporter yang ada di , BCS (Brigata Sud) / kelompok supporter dari klub PSS Sleman, Curva Nord / kelompok supporter dari klub Persija , Curva Boys / kelompok supporter dari klub , Green Nord / kelompok supporter dari klub Persebaya . Sedangkan di ada Surakartans kelompok supporter dari klub , Cyberxtreme kelompok supporter dari klub , dan masih banyak lagi.

Banyak sekali aksi-aksi yang dilakukan kelompok supporter tersebut untuk mendukung tim kebanggannya, mulai memberi dukungan langsung di kandang tim kebanggaan hingga melakukan kegiatan mendukung tim kebanggannya di kandang lawan, yang disebut Awaydays. Kata Awaydays Tersebut Berasal dari kata “Away” dan “Days” yang artinya Hari Pergi. Kegiatan tersebut juga berawal dari adanya pengaruh dari kelompok supporter Hooligans di Inggris.Awaydays di Indonesia pertama kali di lakukan oleh kelompok Supporter Bonek (pendukung dari klub ), yaitu pada tahun 1987. Ketika itu Bonek berangkat ke Jakarta untuk mendukung tim Persebaya Surabaya yang akan menjalankan laga final melawan tim .

Awaydays merupakan salah satu ajang bagi para supporter untuk mempertunjukan rasa kecintaannya pada sebuah klub kebanggaannya, Awaydays sendiri merupakan kegiatan wajib bagi para supporter sepak bola saat tim kebanggannya bertandang ke tim lawannya. Ketika merasakan atmosfer yang ada di kandang lawan tak jarang Awaydays berbahaya tatkala bertemu dengan kesebelasan rival seteru abadi.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pelaksanaan Awaydays tak selamanya berjalan dengan baik, terutama saat Awaydays berlangsung dikandang tim rival abadi. Seperti pada penelitian “Bonek Malang Raya (studi deskriptif dalam prespektif Strategi Adaptasi)” yang menjelaskan terkait strategi adaptasi Bonek Malang Raya yang harus menyembunyikan atribut dukungan untuk tim Persebaya Surabaya pada saat bertanding di kandang tim rival abadi. (Wardhana:2014)

Beberapa lagu Bonek juga turut menggambarkan karakteristik Bonek sesuai dengan penelitian “Slogan dan Lagu Bonek Surabaya : Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna” yang menjelaskan bahwa Bonek merupakan bagian dari generasi arek- arek Suroboyo, yang memiliki sifat ngeyel, tidak mudah menyerah, tanpa kompromi, tidak suka basa-basi, susah diatur, dan tidak takut pada siapapun. (Adityas:2014) memberikan gambaran terkait perilaku Bonek dalam mendukung tim Persebaya Surabaya lewat simbolisasi slogan dan lagu.

Salah satu literatur mengenai pola perilaku Bonek yang cenderung kolektif, yaitu “Akar Konflik Bonek dengan Aremania (studi deskriptif tentang akar permasalahan konflik Bonek VS Aremania”. Penelitian ini menjelaskan konflik Bonek dengan Aremania dapat disebut sebagai perilaku kolektif, karena perilaku antara kedua supporter tersebut cenderung menunjukkan rasa persaingan dan permusuhan yang menjurus tindak kekerasan (Utomo:2013). Hal tersebut menunjukkan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh Bonek ketika berhadapan dengan rival abadi yang dapat juga di asumsikan ketika berjalannya Awaydays memiliki resiko kerusuhan. Namun dengan adanya berbagai macam resiko, hingga saat ini Bonek tetap melaksanakan Awaydays.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas bahwa keberadaan supporter bagi klub sepak bola memiliki peran tersendiri dalam suatu pertandingan. Supporter sepak bola juga menjadi bagian dari dinamika di lapangan. Sehingga penelitian mengenai supporter sepak bola menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Secara lebih khususnya, kajian mengenai supporter sepak bola ini dianalisis dengan prespektif ilmu antropologi. Dengan menggunakan teori dari Clifford Geertz (Geertz, dalam

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sudikan 2007:38) peneliti mencoba menggali makna dan simbol-simbol yang ada pada supporter sepak bola bonek. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana makna Awaydays di kalangan supporter Bonek dengan latar belakang resiko keselamatan yang dihadapi selama Awaydays kelompok Bonek tetap menjalankannya. Yang di asumsikan terdapat makna tersendiri bagi tiap individu Bonek yang melakukan Awaydays.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini diawali dengan realitas bahwa Bonek supporter tim Persebaya Surabaya merupakan kalangan supporter di Indonesia yang pertama melakukan Awaydays, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuaraikan, maka penelitan ini menarik untuk dikaji. Oleh sebab itu peneliti merumaskan rumusan masalah :

1. Apa saja kegiatan yang dilakukan Bonek supporter tim Persebaya Surabaya dalam Awaydays ?

2. Apa makna di balik kegiatan-kegiatan tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas, penelitian ini ditunjukkan guna dapat mendeskripsikan :

1. Mengetahui persiapan Bonek ketika akan berangkat melakukan Awaydays. 2. Mengetahui kegiatan Bonek saat melakukan Awaydays. 3. Mengetahui atribut Bonek ketika melakukan Awaydays. 4. Mengetahui makna Awaydays bagi Bonek.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis, hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan atau deskripsi bagi masyarakat atas khasanah ilmu pengetahuan masyarakat tentang pemaknaan Awaydays di kalangan Bonek supporter tim Persebaya Surabaya. Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan khususnya untuk kelompok supporter Bonek dan seluruh kelompok supporter sepak bola yang ada di Indonesia. Sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat umum di Indonesia mengenai Awaydays. saran untuk masyarakat yaitu memahami dan mengatahui kebudayaan yang dilakukan oleh supporter klub sepak bola. 1.4.2. Manfaat Akademik, setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Antropologi. Saran untuk akademisi yaitu lebih memperkaya kajian mengenai makna khususnya mengenai supporter bola. 1.5. Kerangka Teori Di dalam kajian Antropologi, teori interpretatif simbolik oleh Geertz dapat digunakan untuk membedah kajian budaya pada suatu masyarakat secara langsung. Interpretatif simbolik merupakan teori yang secara khusus mengkaji hakikat pentingnya makna bagi kehidupan manusia. Selain itu Geertz (Sudikan 2007:38), mengemukakan bahwa kebudayaan adalah suatu sistem simbol sehingga proses kebudayaan perlu dipahami, diterjemahkan, dan diinterpretasi agar mengetahui makna yang sesungguhnya. Kebudayaan seperti yang dimaksud Geertz dapat ditemukan pada Awaydays yang dilakukan oleh Bonek, yaitu supporter dari tim sepak bola Persebaya Subaya. Adanya rasa kebanggaan dan unsur dukungan dalam bentuk-bentuk tertentu menjadi simbol yang mempunyai makna bagi supporter Bonek, simbol menurut KBBI merupakan sebuah lambang, ikon, karakter, markah, representasi, sinyal, tanda. Sedangkan makna sendiri menurut KBBI merupakan kata yang mempunyai arti penting. Awaydays dijadikan sebagai sumber penelitian untuk menafsirkan sekaligus menginterpretasikan berbagai kebudayaan yang melekat di dalamnya. Hal tersebut sejalan dengan ranah antropologi kebudayaan.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Interpretatif Simbolik merupakan suatu pemikiran dari Geertz yang digunakan untuk untuk menghadapi krisis metodologi dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam pemikiran umum, interpretatif simbolik menekankan pada perhatian berbagai wujud konkrit dari makna kebudayaan manusia. Pandangan tersebut kemudian di hubungkan dengan adanya konsep simbolik untuk mencari sebuah makna. Oleh sebab itu dalam mencari sebuah makna dari kebudayaan seseorang harus menggunakan simbol. Konsep yang terdapat dalam teori interpretatif simbolik ada tiga (Geertz, dalam Sudikan 2007:38) yaitu :

Pertama, kebudayaan sebagai sistem kognitif atau pengetahuan (made of), kebudayaan merupakan sesuatu yang dilihat atau dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai sesuatu yang nyata. Kebudayaan sebagai wujud dari tindakan atau kenyataan.

Kedua, kebudayaan sebagai sistem nilai atau evaluatif (made for), kebudayan merupakan rangkaian pengetahuan manusia yang berisi model-model yang secara selektif digunakan untuk menginterpretasi, mendorong dan menciptakan suatu tindakan. Kebudayaan dijadikan sebagai pedoman tindakan. Model kedua iini tidak merepresentasikan kenyataan yang sudah ada, akan tetapi kenyataan yang masih harus dibentuk atau diwujudkan.

Ketiga, kebudayaan sebagai sistem simbol, kebudayaan dalam hal ini sebagai sesuati yang tidak berada di dalam batin manusia, tetapi yang berada di antara para warga sebagai sesuati yang harus dibaca dan ditafsirkan. Sejalan dengan Ignas Kleden (Sudikan, 2007:39), kaitannya dengan konsep Geertz titik pertemuan antara pengetahuan dan nilai yang dimungkinkan oleh simbol inilah yang dinamakan makna (system of meaning). Melalui makna sebagai suatu instansi pengantara, maka sebuah simbol dapat menerjemahkan pengetahuan menjadi nilai, dan juga dapat menerjemahkan seperangkat nilai menjadi suatu sistem pengetahuan.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.1. Skema Implikasi Teori Interpretatif Simbolik Geertz

kebudayaan sebagai Awaydays menurut sistem kognitif atau sudut pandang pengetahuan supporter Bonek

Perubahan yang ada kebudayaan sebagai Interpretatif didalam kebudayaan sistem nilai atau Simbolik Bonek saat evaluatif Awaydays

kebudayaan sebagai Simbol Awaydays sistem simbol bagi Bonek

Sumber : Geertz dalam Sudikan 2007:38. (Diolah)

Dalam teori interpretatif simbolik dari geertz ini peneliti mencoba untuk mendefinisikan ke dalam 3 konsep yaitu Pertama kebudayaan sebagai sistem kognitif atau pengetahuan yang diartikan dalam Awaydays sebagai sudut pandang suporter Bonek dalam mencurahkan dukungannya pada kelompok sepak bola Persebaya Surabaya. Dalam arti bahwa setiap dukungan dari Bonek merupakan pengetahuan yang menjadi budaya di dalam Awaydays. Kedua, kebudayaan sebagai sistem nilai atau evaluatif yang mengacu pada perubahan kegiatan dukungan ketika melakukan Awaydays yaitu dengan mendatangi lokasi pertandingan di kandang lawan dengan berbagai usaha yang di tempuh oleh supporter Bonek. Ketiga, kebudayaan sebagai sistem simbol yaitu simbol Awaydays bagi bonek merupakan gambaran dari setiap perilaku bonek termasuk dengan membawa atribut yang dijadikan penanda Bonek ketika melakukan Awaydays, melakukan estafet, menjarah, dan mengamen.

Dengan demikian, peneliti mencoba menganalisis kegiatan awaysday melalui teori interpretatif simbolik geetz untuk menggali makna bagi suporter bonek

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Geertz (1973, dalam Hendro 2020) mengemukakan, definisi kebudayaan ialah, (1) suatu sistem keteraturan yang berasal dari makna dan simbol-simbol, yang dengan makna dan simbol-simbol tersebut individu-individu dapat mendefinisikan dunia mereka, mengekspresikan perasaan-perasaan mereka, dan membuat penilaian mereka, (2) suatu pola makna-makna yang di transmisi kan secara historis yang terkandung dalam bentuk-bentuk simbolik, yang melalui bentuk simbolik tersebut manusia berkomunikasi, menetapkan, dan mengembangkan pengetahuan mereka mengenai dan bersifat terhadap kehidupan, (3) suatu peralatan simbolik bagi mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik (pengetahuan diluar nalar manusia) dari informasi; dan (4) oleh karena kebudayaan adalah suatu sistem simbol maka suatu proses kebudayaan harus dipahami, di terjemahkan, dan di intrepretasi.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan definisi kebudayaan menurut Geertz yang diuraikan sebagaimana pada point pertama, yaitu suatu sistem keteraturan yang berasal dari makna dan simbol-simbol, bagi supporter Bonek, Awaydays dijelaskan sebagai kebudayaan dimana bagian dari kegiatan mendukung tim sepak bola kebanggaannya hingga di kandang lawan. Awaydays menjadi salah satu kegiatan bagi para supporter untuk mempertunjukan rasa kecintaannya pada sebuah klub sepak bola kebanggaannya, sehingga dalam melakukan Awaydays harus dapat mempersiapkan kebutuhan apa saja yang di perlukan dalam melaksanakan Awaydays. Kedua, suatu pola makna-makna yang di transmisi kan secara historis yang terkandung dalam bentuk-bentuk simbolik, Dimana seseorang yang menjadi supporter Bonek yang menjalankan Awaydays memiliki perilaku yang menujukkan bahwa dirinya adalah pendukung tim sepak bola kebanggaannya, hal ini ditunjukkan oleh Bonek melalui kegiatan apa saja yang dilakukan Bonek dalam melakukan Awaydays. Ketiga, suatu peralatan simbolik bagi mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik (pengetahuan diluar nalar manusia) dari informasi, dimana supporter Bonek yang melakukan Awaydays selalu mengikuti setiap pertandingan tim sepak bola Persebaya dan dalam melakukan Awaydays Bonek

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

membawa atribut-atribut yang dijadikan penanda bahwa mereka melakukan Awaydays. Keempat, kebudayaan adalah suatu sistem simbol maka suatu proses kebudayaan harus dipahami, di terjemahkan, dan di intrepretasi sebagaimana menjadi Bonek yang melakukan Awaydays memiliki tindakan-tindakan tertentu ketika mendukung tim persebaya. Sehingga melalui makna dan simbol ini dapat menjelaskan makna Awaydays di kalangan Bonek.

1.2. Skema Implikasi Konsep Kebudayaan Geertz

Persiapan Bonek Sistem keteraturan ketika akan yang berasal dari berangkat makna dan simbol- simbol melakukan Awaydays Pola makna-makna yang di transmisi Kegiatan Bonek saat kan secara historis melakukan yang terkandung Awaydays dalam bentuk- bentuk simbolik

Konsep Peralatan simbolik Kebudayaaan bagi mengontrol Atribut Bonek perilaku, sumber- ketika melakukan sumber Awaydays ekstrasomatik dari informasi

Kebudayaan adalah suatu sistem simbol maka suatu proses Makna Awaydays kebudayaan harus bagi Bonek dipahami, di terjemahkan, dan di intrepretasi

Sumber : Geertz dalam Hendro 2020. (Diolah)

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Simbol-simbol yang menunjukkan suatu kebudayaan adalah wahana dari suatu konsepsi, dan adalah kebudayaan yang memberikan unsur intelektual dalam proses sosial. Geertz juga mengungkapkan bahwa simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia. Bentuk primer dari simbolisasi oleh manusia adalah melalui bahasa. Tetapi, manusia juga berkomunikasi dengan menggunakan tanda dan simbol dalam lukisan, tarian, musik, arsitektur, mimik wajah, gerak-gerik, postur tubuh, perhiasan, pakaian, ritus, agama, kekerabatan, nasionalitas, tata ruang, pemilik barang, dan banyak lagi lainnya. Manusia dapat memberikan makna kepada setiap kejadian, tindakan, atau objek yang berkaitan dengan pikiran, gagasan, dan emosi. (Saiffuddin, 2005: 209).

Simbol Awaydays kerap diartikan sebagai sebuah langkah mendukung tim berlaga di luar kandang (https://sleman-football.com/Awaydays/ di akses pada 16 juni 2019 pada pukul 13.23 WIB). Awaydays kerap dijadikan Bonek sebagai simbol untuk mendukung tim Persebaya Surabaya ketika bertanding di kandang lawan. Sesuai dengan penjelasan Geertz yang menyatakan bahwa suatu sistem keteraturan yang berasal dari makna dan simbol-simbol, yang dengan makna dan simbol-simbol tersebut individu-individu dapat mendefinisikan dunia mereka, dan mengekspresikan perasaan-perasaan mereka, dan membuat penilaian mereka. Teori ini digunakan peneliti guna memahami realitas makna Awaydays dikalangan Bonek supporter tim sepak bola Persebaya Surabaya.

1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang menjadi dasar penelitian. Metode tersebut digunakan untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang menggambarkan secara jelas suatu fenomena sosial yang sedang di teliti. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif ialah suatu cara penelitian untuk dapat menghasilkan data deskrtiptif berupa lisan atau kata-kata dari orang yang sedang diteliti atau diamati sehingga pendekatan dilakukan pada latar dan individu secara holistic (menyeluruh). (Moleong, 2005:4).

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.6.1. Tipe Penelitian Tipe penilitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif, Secara khusus Moleong sendiri menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami berbagai fenomena yang dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, presepsi, motivasi, dll. Secara menyeluruh dan dengan cara mendeskripsikan dengan kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode-metode yang alamiah (Moleong, 2005:6). Dengan metode penelitian tersebut peneliti mengharapkan bisa menjawab semua permasalahan dalam fenomena Bonek Awaydays yang sedang peneliti kaji. Selain itu metode penelitian deskriptif ini digunakan peneliti untuk menjabarkan dan menguraikan data lapangan yang akan dinarasikan dalam bentuk tulisan.

1.6.2. Teknik Penentuan Informan Informan adalah seseorang yang berada dalam penelitian yang dimanfaatkan dalam menggali informasi tentang situasi dan kondisi permasalahan penelitian. Peneliti juga menggunakan teknik pemilihan informan menurut (Spradley 1997), yang Pertama Enkulturasi penuh, yaitu proses alami dalam mempelajari kebudayaan tertentu, dimana informan yang baik ialah yang mengerti baik budaya mereka tanpa harus memikirkannya karena informan melakukan hal tersebut secara langsung, Kedua Keterlibatan Langsung, peneliti memilih informan yang terlibat langsung dengan Awaydays, Ketiga Suasana budaya yang tidak dikenal, memahami suatu budaya yang tidak dikenal untuk menerima suatu budaya baru dengan apa adanya, Keempat Cukup waktu, informan memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi sebagai data penelitian, Kelima Non analitik, informan memberikan informasi menggunakan Bahasa mereka untuk mendeskripsikan berbagai kejadian dan tindakan tanpa menganalisis mengenai sebuah arti dari sebuah kejadian dan tindakan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan yang dianggap sebagai informan yang layak dan sesuai dengan kriteria penentuan informan menurut James P. Spradley.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berikut adalah data dan syarat kriteria informan yang digunakan oleh peneliti di dalam penelitian :

1. Cak Hasan, 37 tahun dan sedang tidak bekerja, Cak Hasan adalah informan kunci peneliti, beliau merupakan informan yang ter-enkulturasi penuh, karena Cak Hasan merupakan salah satu orang yang di anggap para supporter Bonek sebagai pentolan supporter, dan beliau juga mengetahui dan mengikuti perkembangan dari tim Persebaya Surabaya terkait dari Awaydays yang diteliti oleh peneliti. Cak Hasan mengetahui dan mengikuti perkembangan tim Persebaya Surabaya ketika masih duduk di Sekolah Dasar dan masih duduk di kelas 6, Bahkan sampai sekarang Cak Hasan selalu mengikuti perkembangan tim Persebaya Surabaya, dan melakukan Awaydays ke beberapa kota untuk mendukung tim Persebaya Surabaya pada saat bertanding di kandang lawan. Cak Hasan juga menjadi pelaku Awaydays pertama kali yang pada saat itu di adakan oleh Jawa Pos, yang dikenal dengan Trett ... tet ... tet ..., dalam hal ini Cak Hasan termasuk dalm kriteria Non Analitik karena mengetahui dan faham akan kejadian dari kegiatan yang menggunakan bahasa atau istilah-istilah dari yang terucap secara tidak umum. Beliau juga orang yang Mengetahui upaya-upaya yang di lakukan supporter Bonek untuk dapat bertahan hidup pada saat Awaydays karena beliau pernah mengalami bagaimana pahit manis kehidupan dalam melakukan Awaydays. 2. Saddam Husen, berusia 27 tahun bekerja sebagai Pegawai Swasta. Husen sapaan akrabnya termasuk informan dalam kategori ter-enkulturasi penuh, karena mengikuti perkembangan tim Persebaya Surabaya sejak di bangku Sekolah Dasar, dan mulai melakukan Awaydays pada saat tim Persebaya Surabaya bermain di kota Bandung melawan pada tahun 2010, beliau juga termasuk informan yang mengetahui akan upaya-upaya yang di lakukan supporter Bonek untuk dapat bertahan hidup dimana pada saat Awaydays ke Bandung tersebut terjadi bentrokan di dalam perjalanan

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berangkat dan pulang, dan Husen menjadi salah satu orang yang terlibat di kejadian. 3. Ronald Andhika Putra, 23 tahun, sedang tidak bekerja. Sering di panggil Ronald. Beliau termasuk dalam kategori ter-enkulturasi penuh karena Mulai mengikuti perkembangan tim Persebaya Surabaya sejak masih di bangku Sekolah Dasar, beliau juga melakukan aktifitas Awaydays ke Kalimantan dengan menaiki kapal dan kemudian menjadi pengumpang gelap dengan menumpang ke sebuah truk. Ronald juga pernah melakukan Estafet pada saat tim Persebaya Surabaya berglaga di Kota Madiun melawan Madiun Putra. 4. Mas Anca, 32 tahun, bekerja sebagai Pegawai Swasta, beliau termasuk dalam kategori informan dengan suasana budaya yang tidak dikenal dimana beliau mengikuti dan mengetahui perkembangan tim Persebaya Surabaya pada saat di bangku Sekolah Menengah Pertama, dan melakukan Awaydays pada saat tim Persebaya Surabaya berlaga melawan Persis Solo di kota Kediri dan melawan PSMS Medan di Kota Solo. Pada saat itu juga Mas Anca melakukan kegiatan Estafet dan tentunya beliau faham mengenai seluk beluk tim Persebaya Surabaya.

1.6.3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Surabaya dimana kelompok supporter Bonek yang merupakan pendukung tim sepak bola Persebaya Surabaya danterkenal supporter yang fanatik dengan tim kebanggaannya tersebut. Bonek juga merupakan supporter yang pertama kali memperkenalkan kegiatan mendukung tim kebanggan di kandang lawan atau Awaydays, kegiatan ini dikenal dengan Trett ... tet ... tet ..., yang digagas oleh Jawa Pos pada saat itu.

1.6.4. Teknik Pengempulan Data Sebagaimana telah dijelaskan oleh Moleong (Sugiyono, 2010:222) bahwa penelitian dengan cara kualitatif, penelitian tersebut menggunakan kata-kata tertulis

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ataupun lisan. Yang menjadi instrumen penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Sedangkan teknik pengumpulan data merupakan yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang relevan.

1.6.4.1. Observasi Peneliti pertama kali melakukan penelitian di rumah Husen, pada tanggal 28 Maret 2020, Husen merupakan salah satu supporter Bonek yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti. Husen pernah melakukan Awaydays, beliau bercerita dan bangga akan pengalamannya setelah melakukan Awaydays, karena Husen beranggapan bahwa melakukan Awaydays akan mendapatkan pengalaman yang bisa dikenang, dan pengalaman tersebut tidak akan pernah dimiliki oleh Bonek yang tidak melakukan Awaydays.

Pada penelitian kualitatif, observasi dilakukan di lapangan penelitian untuk memahami konteks data yang diharapkan oleh peneliti dalam keseluruhan situasi sosial yang terjadi, dan kemudian di analisis sesuai kebutuhan penelitian. Peneliti melakukan observasi di lapangan pada saat peneliti melakukan Awaydays ke kota Bandung ketika Persebaya melawan PSMS Medan di laga Final Liga 2.

Peneliti terlibat langsung di dalam proses Awaydays dan melakukan kegiatan Estafet pada saat itu, awalnya peneliti melakukan Awaydays dengan mengikuti Awaydays yang dilakukan oleh kelompok Bonek Utara yang pada saat itu membuka Open Tour Awaydays ke Bandung untuk melihat pertandingan Final Liga 2 antara Persebaya Surabaya melawan PSMS Medan. Peneliti membayar biaya Open Tour Awaydays seharga Rp. 300.000,00.

Di dalam perjalanan peneliti mengalami kendala, peneliti terkendala oleh adanya bis yang di tumpangi mogok di daerah kota Demak, sehingga peneliti beserta rombongan yang ikut memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

melakukan Estafet agar bisa sampai di kota Bandung tepat waktu dan agar tetap bisa menonton pertandingan final.

Pada saat perjalanan peneliti merasakan bagaimana kompaknya para Bonek yang melakukan Estafet mulai dari kebersamaannya, kekompokannya, serta solidaritas para Bonek terhadap sesama Bonek sangat dirasakan oleh peneliti.

1.6.4.2. Wawancara Teknik wawancara yang peniliti lakukan di dalam penelitian adalah menggunakan pola Standarized Interview, pola ini membuat peneliti mengharuskan menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan agar penelitian tetap fokus di dalam penelitian. Koentjaraningrat (1986) membagi dua pola wawancara, yaitu wawancara terencana (Standarized Interview) dan wawancara tak terencana (Unstandarized Interview) dengan perbedaan terletak pada ada atau tidaknya pedoman wawancara yang digunakan untuk membantu kelangsungan wawancara. (Bungin, 2003:100)

Peneliti juga berinteraksi secara langsung dengan para informan agar peneliti dapat mudah mengumpulkan data yang valid, dikarenakan data yang valid di dalam proses wawancara dapat memudahkan peneliti untuk menganalisis hasil temuan data di lapangan. Dengan cara berinteraksi secara langsung dengan para informan kemudahan peneliti menggunakan alat bantu yang dijadikan sebagai instrument dalam penelitian seperti media penunjang yaitu note atau catatan kecil, alat bantu rekam pada Smartphone peneliti. Proses wawancara dengan para informan dilakukan oleh peneliti dengan cara menyesuaikan waktu terlebih dahulu dengan para informan dan kemudian menyesuaikan tempat yang dianggap tepat untuk menjalankan proses wawancara secara langsung dengan para informan.

Peneliti sebelumnya sudah mengenal para informan, sehingga peneliti dengan mudah untuk berkomunikasi dengan para informan, kemudian dari adanya komunikasi yang baik dengan para informan tersebut, peneliti mendapatkan respon yang baik dari para informan, sehingga para informan memberikan informasi secara terbuka untuk data yang dibutuhkan oleh peneliti. Tetapi peneliti melakukan

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

wawancara dengan informan ketika para informan sedang tidak menjalankan Awaydays melainkan di dalam kondisi tidak mengganggu aktivitas kegiatan sehari- hari para informan.

Pada saat peneliti pertama kali bertemu dengan para informan, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kepada para informan yang merupakan para pelaku Awaydays, yaitu untuk melakukan studi penelitian skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan.

1.6.4.3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berupa tulisan, gambar, atau karya momentum dari seseorang yang menyangkut permasalahan penelitian. Peneliti mendapatkan hasil dokumentasi berupa foto dari para informan yang kemudian hasil dari dokumentasi di dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data di dalam penelitian.

1.6.5. Teknik Analisis Data Dalam proses analisis data, peneliti menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2014) berpendapat mengenai analisis data kualitatif ialah sebuah proses upaya yang dilakukan dengan data yang sudah didapatkan oleh peneliti, dan kemudian mengorganisasikan data, selanjutnya memilah-milahkan data agar bertujuan menjadi satuan data yang dapat dikelola menjadi sebuah data yang utuh.

Pertama, peneliti melakukan observasi dengan tujuan mendapatkan data melalui proses wawancara. Kedua, peneliti melakukan tahapan wawancara langsung dengan para informan, informan yang di wawancara bersedia untuk diwawancarai dan tidak mengganggu aktifitasnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk rapot yang di bangun oleh peneliti kepada informan agar mendapatkan data dari para informan, Ketiga, hasil temuan data yang dihasilkan dari proses observasi dan wawancara tersebut digambarkan secara rinci melalui deskripsi yang dinarasikan, hasil dari narasi tersebut merupakan temuan yang berupa fenomena yang ada dilapangan berkaitan dengan Awaydays dan kemudian diperkuat dengan

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kutipan hasil wawancara dan juga dokumentasi berupa foto sebagai data penunjang di dalam penulisan. Keempat, peneliti mengolah data tersebut agar mampu memenuhi persyaratan data yang baik sebagai penentu analisi permasalahan dengan topik yang diteliti, tidak lupa juga ada beberapa literatur yang bersumber dari penulisan terdahulu, digunakan peneliti sebagai kutipan–kutipan untuk memperkuat temuan data dan membantu proses analisis data. Proses analisis data yang dimaksud merupakan proses dimana data yang diperoleh tersebut relevan dan sinkron dengan teori dan tujuan penelitian.

SKRIPSI BONEK AWAYDAYS (STUDI .... Raja Faiz Arifin