Jurnal Youth Proactive Vol.2

i Jurnal Youth Proactive Vol.2

ii Jurnal Youth Proactive Vol.2

Anak Muda Kontemporer di dalam FOREWORD volume 2 YP Jurnal ini, menyoroti kemunculan ragam organisasi dan inisiatif anak muda pasca-reformasi. Menurutnya, kemunculan tersebut justru berbanding terbalik dengan Di Indonesia, anak muda dikategorikan minat mereka terhadap politik. Argumen dalam rentang usia 16-30 tahun menurut tersebut diperkuat oleh gagasan dari Donny pasal 1 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2009 tentang Ardyanto, salah satu pegiat senior yang Kepemudaan. Anak muda di Indonesia mengawali karirnya di ICW pasca-reformasi. berjumlah lebih besar dibandingkan negara- Donny dalam tulisannya Menantang Oligarki negara ASEAN lainnya. Peta kondisi anak mengaitkan lesunya minat generasi muda muda Indonesia tersebut mengacu pada terhadap politik diakibatkan oleh kooptasi elit data statistik kepemudaan yang dimiliki dan oligark dalam demokrasi. Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 2010. Data tersebut menunjukkan Ancaman dan upaya pelemahan dari elit dan bahwa besar jumlah anak muda di Indonesia oligark terjadi secara sistematis sepanjang dengan rentang usia 16-30 tahun berkisar 2015. Kriminalisasi dialami oleh sejumlah 57,71 juta jiwa atau sekitar 25,04 persen dari pimpinan KPK. Alia Faridatus Solikha, yang seluruh populasi penduduk dengan besar juga relawan Youth Proactive, menuliskan Stop proposisi jenis kelamin yang hampir sama. Kriminalisasi KPK: #SaveKPK, #SehatkanPolri. Tulisan tersebut ditulis dengan perspektif Pada tahun 2010 itu pula, Transparency anak muda yang lebih menarik. International Indonesia (TII) mengembangkan upaya pelibatan generasi muda dalam Beberapa tulisan dari pegiat muda dengan gerakan antikorupsi. Sejumlah program dan sudut pandangnya anak muda juga ditulis kegiatan dilakukan oleh Youth Department oleh kawan-kawan dari sejumlah daerah. TII. Salah satunya adalah mengajak pegiat- Hilmiah, relawan Youth Report Center (YRC) pegiat dalam gerakan dan generasi muda dari Lombok Barat memaparkan perspektifnya menulis untuk jurnal anak muda, Youth dalam menyikapi kasus kriminalisasi KPK Proactive Journal (Jurnal YP). dalam tulisannya Di mana Kita Saat KPK Dilemahkan. Tulisan reflektif lainnya dalam Jumlah anak muda yang tidak sedikit rubrik “Mata Muda” juga diwarnai oleh Yam merupakan potensi besar. Meskipun Saroh dari Jombang, yang memberikan jumlah tersebut tidak berarti banyak tanpa gagasan bagi pembaca muda untuk Bertindak dampingan gerakan yang serius. Maulida Cerdas Melawan Kultur Kerja Korup. Raviola, dalam tulisannya Menilik Organisasi Selain beberapa tulisan yang disebutkan di atas, tulisan lainnya tidak kalah menarik untuk dibaca dalam Volume 2 Jurnal Youth Proactive. Harapan tinggi dari kami agar kultur menulis dalam gerakan dilakukan dan diteruskan oleh generasi muda.

Besar rasa terima kasih dan penghargaan kami bagi para penulis dan pembaca yang apresiatif. Selamat membaca dan salam integritas!

Lia Toriana Pemred/ Program Manager Youth Proactive Dept. TII

iii Jurnal Youth Proactive Vol.2

PROFIL

Transparency International merupakan organisasi non-profit global antikorupsi yang berbasis di Berlin, Jerman dan memiliki chapters di kurang lebih 100 negara lainnya, salah satunya Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 2002, Transparency International Indonesia (TII) melahirkan beragam publikasi riset dan rekomendasi kebijakan. Beberapa publikasi riset TII yang sudah menjadi rujukan nasional adalah Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index), Survei Integritas Anak Muda (Youth Integrity Survey), dan Barometer Korupsi Global (Global Corruption Barometer).

Youth Proactive adalah sebuah inisiatif dan pendekatan untuk menjangkau dan melibatkan generasi muda dalam gerakan antikorupsi. Sejak tahun 2013, di bawah pengelolaan Youth Department TII, Youth Proactive didukung oleh 40 relawan aktif dari wilayah Jabodetabek.

iv Jurnal Youth Proactive Vol.2

41 Polemik BBM dan Statolatri CONTENTS 51 Subsidi BBM: Antara Sektor Ekonomi dan Sosial di NusantarA iii 65 FOREWORD Kuda Besi Ibukota: Dipakai Warga, iv Dihindari PROFIL 71 Kebijakan Pelarangan Penggunaan v Sepeda Motor, Kebijakan Marah-Marah? CONTENTS 79 GERAKAN ANAK MUDA DULU DAN SEKARANG: 1 SEBUAH TRAJEKTORI HEADLINES 82 2 STOP KRIMINALISASI KPK! Menilik Organisasi Anak Muda Kontemporer di Indonesia 9 MENANTANG OLIGARKI 90 Lekuk Gerakan Anak Muda 19 PESTA DEMOKRASI ATAU 97 PESTA PARA ELIT?: MATA MUDA: OBROLAN SEPUTAR PEMILU SUDUT PANDANGNYA ANAK MUDA

21 98 Dimana Kita, Saat KPK Dilemahkan? Meritokranian: Generasi Muda Pelopor Demokrasi 102 Berintegritas Bertindak Cerdas untuk Melawan 29 Kultur Kerja Korup Pilkada TidaK Langsung, Langkah Mundur Demokrasi 109 NEGATIVE LEADERSHIP sebagai Upaya 39 untuk Mengurangi Pemimpin Korup PRO-KONTRA KEBIJAKAN: KRITIK PERSOALAN SEKITAR 116 PHOTO GALLERY KITA 119 WRITER’S BIO 125 BEHIND THE JOURNAL v Jurnal Youth Proactive Vol.2

KORUPSI adalah penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi. (Transparency International)

Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index) merupakan indeks gabungan global yang dikeluarkan oleh Transparency International, untuk menggambarkan persepsi korupsi di sektor publik (pejabat publik dan politisi) dari sudut pandang pakar dan pebisnis, dengan rentang skor 0-100 (sangat korup-sangat bersih).

Skor dan peringkat Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini:

TAHUN SKOR PERINGKAT

2012 32 118 2013 32 114 2014 34 117

>>>>>>>>>>>

vi Jurnal Youth Proactive Vol.2

Survei Persepsi Korupsi 2015 merupakan survei yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia di 11 kota di Indonesia, NEGARA SKOR PERINGKAT untuk menggambarkan daya saing dan Banjarmasin 68 1 hambatan berusaha, potensi korupsi dan integritas pelayanan publik, potensi suap Surabaya 65 2 dan integritas sektor bisnis, penilaian Semarang 60 3 sistem integritas lokal, serta penilaian Pontianak 58 4 kinerja perekonomian daerah, dengan Medan 57 5 rentang skor 0-100 (sangat korup- sangat bersih). 11 kota yang diteliti Jakarta Utara 57 6 merupakan kota yang memiliki kontribusi Manado 55 7 produk domestik bruto nasional terbesar Padang 50 8 di Indonesia. Makassar 48 9 Pekanbaru 42 10 Bandung 39 11

vii Jurnal Youth Proactive Vol.2

Perbandingan skor dan peringkat Indonesia di tahun 2014 dengan beberapa negara ASEAN:

NEGARA SKOR PERINGKAT Singapura 84 7 Malaysia 52 50 Filipina 38 85 Thailand 38 85 Indonesia 34 117 3 tipe fenomena dalam korupsi: Vietnam 31 119 Kamboja 21 156 Penyuapan (Bribery) merupakan Myanmar 21 156 perbuatan kriminal yang melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang, dengan maksud agar penerima pemberian tersebut mengubah perilakunya sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang sesungguhnya

Pemerasan (Extortion) merupakan penggunaan ancaman kekerasan atau penyampaian/penampilan informasi yang merusak guna membujuk seseorang agar mau bekerja sama dengan pihak pemberi ancaman/informasi

Nepotisme (Nepotism) merupakan tindakan memilih keluarga atau teman (dalam hal pekerjaan) berdasarkan pertimbangan hubungan, bukan karena kemampuannya

(Syed Hussein Alatas, 1983)

viii Jurnal Youth Proactive Vol.2

HEADLINES

1 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Stop Kriminalisasi

berbuat curang, melakukan penggelapan, dan menerima hadiah terkait tanggung 2 , KPK! jawab yang dijalani,” seakan menjadi topik yang akrab ditemui di berbagai pemberitaan nasional Indonesia yang #SaveKPK, memperlihatkan bobroknya perilaku pejabat negara akhir-akhir ini. Mulai dari #SehatkanPolri1 pejabat pemerintahan di tataran pusat, daerah, yang meluas dari kota hingga ke pelosok negeri, serta penguasa dari Alia Faridatus Solikha sektor swasta pun tak lepas dari tindakan korupsi.

Era reformasi menjadi titik balik bagi Harus diakui, Indonesia tengah menjadi bangsa ini dalam semangat melawan negara dengan darurat korupsi dengan berbagai tindakan korupsi, kolusi dan maraknya tindak pidana korupsi nepotisme. Perjalanan panjang khususnya di kalangan abdi negara. Semenjak berdirinya Orde Baru pada memberantas korupsi seperti 1965, berbagai bentuk tindakan pidana mendapatkan angin segar korupsi seakan menjamur dari berbagai setelah muncul lembaga negara lini. Korupsi, yang menurut UU No. yang memiliki tugas dan 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak kewenangan yang jelas untuk Pidana Korupsi dipahami sebagai “… tindakan memperkaya diri sendiri, memberantas korupsi. KPK penyalahgunaan wewenang dan menjadi lembaga yang mampu kekuasaan, memberi dan menjanjikan membangkitkan optimisme sesuatu kepada pejabat atau hakim, masyarakat mengenyahkan korupsi di negeri ini. 1 Disampaikan dalam diskusi Ngobrol Pintar (NGOPI #5) Youth ProActive Transparency International Indonesia, Jakarta 6 Januari 2015. Kritik dan saran:aliafaridatus@ gmail.com 2 Diana Napitupulu, KPK in Action, Raih Asa Sukses (Penebar Swaday Grup), Jakarta, 2010, hlm.9. 2 Jurnal Youth Proactive Vol.2

KPK berdiri berdasarkan UU No. 30/2002 dan berdiri secara independen serta bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. KPK dengan sifatnya sebagai lembaga ad hoc, sewaktu-waktu dapat persaingan tidak sehat antara KPK bubar. Pembubaran KPK akan terjadi jika dengan lembaga penegak hukum kinerja dari Kepolisian dan Kejaksaan lainnya justru kian meruncing. Rivalitas sudah dapat dipercaya, serta korupsi antara kepolisian, kejaksaan dengan tidak lagi eksis di Indonesia.3 KPK semakin memanas dengan adanya berbagai temuan KPK atas tindakan Berdasarkan data yang dilansir oleh korupsi yang dilakukan oleh para oknum Transparency International Indonesia, di kepolisian dan kejaksaan, sebagai mafia tahun 2014 skor Corruption Perception peradilan dan makelar kasus yang justru Index Indonesia berada di angka 34 turut melemahkan penegakan hukum di atau naik dua digit dari skor tahun 2013 negeri ini. 4 dengan besaran 32. Dengan hasil ini, kinerja pencegahan dan pemberantasan Menuju seratus hari pertama korupsi yang dilakukan oleh pemerintah pemerintahan baru dan Indonesia bersama lembaga penegak Jusuf Kalla, rakyat Indonesia kembali hukum ini patut diapresiasi. Namun patut dihadapkan dengan perseteruan antara disayangkan, terlepas dari prestasi yang KPK dan Polri (Cicak vs Buaya) yang ketiga meningkat dalam upaya pemberantasan kalinya setelah sebelumnya telah terjadi korupsi di Indonesia, belakangan ini perseteruan Cicak vs Buaya Jilid I dan II.

3 Ibid., hlm.47

4 Wahyudi, “Corruption Perceptions Index 2014 Perhatian: Indonesia Harus Lebih Serius Memberantas Korupsi” diaksesdari 3 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Upaya politisasi lembaga penegak hukum menjadi polemik dalam Publik Indonesia semakin dibuat kaget atas hasil sidang paripurna DPR RI yang pemberantasan korupsi di berlangsung pada Kamis (15/1) yang Indonesia. menyetujui usulan Presiden Jokowi untuk mengangkat Komjen Budi Polemik ini dapat dilihat pada Gunawan sebagai Kapolri menggantikan pencalonan tunggal Kapolri Budi (pol) Sutarman. Diketahui sebelumnya, Gunawan yang lebih dikarenakan KPK telah menetapkan Komjen Budi pada adanya preferensi politik Gunawan sebagai tersangka kasus tertentu. Kontroversi in muncul korupsi berupa gratifikasi saat menjabat karena pengangkatan calon pejabat sebagai Kepala Biro Pengembangan penegak hukum lebih didasarkan Karier, Deputi SDM Polri. kepentingan politis, dibandingkan aspek kompetensi dan kredibilitas. Apabila jabatan Kapolri diisi oleh orang Hal ini tentu saja membuat rakyat yang tersangkut kasus korupsi, tentu kecewa dengan keberadaan institusi membuka peluang untuk terjadi hal hukum di negeri ini. Banyak pihak yang serupa dan korupsi pun akan yang mengingatkan Presiden Jokowi semakin sulit untuk diberantas. yang tidak melibatkan KPK untuk memastikan calon Kapolri yang Seakan memperlihatkan bentuk bersih dan bebas dari tindak pidana perlawanan, beberapa hari kemudian, korupsi. Namun entah mengapa, Bambang Widjojanto salah satu Presiden Jokowi seolah sangat yakin pimpinan aktif KPK ditangkap paksa bahwa Budi Gunawan adalah calon dan diberikan status tersangka oleh Kapolri yang paling layak dan terbaik. Bareskrim.

4 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Penangkapan itu didasarkan pada pengaduan bekas anggota legislatif dari fraksi PDI-P, Sugianto Sabran, dengan tudingan mendalangi kesaksian palsu dalam sengketa Pilkada Kotawaringin, Kalteng, 2010 silam. Upaya kriminalisasi KPK berlanjut pada jajaran KPK lainnya. Mulai dari Abraham Samad yang dilaporkan oleh Plt. Sekjen PDI-P, Hasto saat ini kepentingan segelintir Kristiyanto atas pertemuan Samad elit partai yang menyandera dengan petinggi partai PDI-P terkait Presiden Jokowi telah berujung pencalonannya sebagai Wakil Presiden pada upaya pelemahan dan 2014. Tak lama setelahnya, wakil ketua KPK Adnan Pandu yang dilaporkan kriminalisasi KPK oleh Polri, atas kasus penguasaan perusahaan yang secara nyata merupakan secara ilegal, dan Zulkarnaen yang juga serangan balik atas tertundanya diadukan ke Kepolisian terkait dugaan pelantikan Budi Gunawan korupsi dana hibah Program Penanganan sebagai Kapolri. DPR pun seakan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Jawa Timur pada tahun 2008.5 turut memuluskan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri Rangkaian peristiwa ini memperlihatkan dengan meloloskannya saat dengan jelas, bahwa ada upaya sistematis proses fit and proper test. yang mengarah kepada kriminalisasi KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi. Presiden Jokowi dinilai hanya sebagai petugas partai yang mengakomodir keinginan partai politiknya, PDI-P untuk memilih Budi Gunawan sebagai Kapolri. Sulit untuk dinafikan,

5 Rzn, “Kronologi Cicak vs Buaya Jilid Tiga”, diakses dari http://www.dw.de/kronologi-cicak-vs-buaya-jilid- tiga/a-18211420, pada tanggal 2 Februari 2015 pukul 11.03WIB

5 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kasus ini menunjukkan lemahnya negara dalam konsistensinya #SaveKPK memberantas korupsi. Terlihat pula lemahnya presiden dalam menjalankan Meskipun kini pimpinan-pimpinan amanatnya, yang juga merupakan KPK berada dalam situasi yang pelik, janjinya, untuk melumpuhkan korupsi. publik tentu tetap mengharapkan KPK Preseden ini semakin menyudutkan menjadi lembaga independen yang presiden dan mempertanyakan kredibel dalam pemberantasan korupsi. independensinya dalam penegakan KPK harus diselamatkan dari oknum- hukum elit. Ini adalah titik kritis oknum yang berusaha melakukan pemberantasan korupsi di kriminalisasi. KPK harus diteguhkan Indonesia, dimana elit dan menjadi lembaga pemberantasan penegak hukum tak dapat korupsi yang tidak terbawa arus politik. melepaskan diri dari unsur Kinerja KPK selama ini tidak dapat politis dalam melaksanakan dipandang remeh. Bagaimanapun, KPK tugasnya. telah menyelamatkan trilyunan uang negara dari para koruptor. Walaupun KPK yang hingga kini menjadi lembaga begitu, fakta yang terjadi saat ini, yang paling dipercaya rakyat memang pemerintah masih belum serius harus dilindungi, tetapi apabila memang memperkuat KPK. Terbukti dari terbukti terdapat oknum-oknum KPK alokasi anggaran untuk KPK yang melakukan pelanggaran hukum, yang hanya 0.05% dari total maka harus tetap diusut sampai tuntas. anggaran negara. Seharusnya Berlaku pula pada oknum Kepolisian anggaran lembaga antikorupsi yang terindikasi korupsi, maka harus di sebuah negara mencapai tetap menjalani proses hukum hingga 0.5% dari total APBN. tuntas.

6 Jurnal Youth Proactive Vol.2

yang menekankan pada pembangunan integritas baik individu maupun organisasi, yang dibarengi tiga sektor strategis: hukum (kepolisian, kejaksaan, peradilan), politik (parlemen dan partai politik), serta bisnis (perizinan, bea cukai, dan ekspor-impor).7 Bertrand de Speville, Mantan Komisioner di Independent Commission Against #SehatkanPolri Corruption (ICAC) Hong Kong mengatakan bahwa sangat tidak KPK membutuhkan Presiden sebagai mungkin pemberantasan korupsi dengan dirjen pemberantasan korupsi, juga hanya mengandalkan 750 staf, ditambah Polri sebagai sekutu setia (Oppusunggu, lagi gedung yang digunakan hanya dapat 2015).8 Presiden juga harus menunjukkan menampung 350 orang. Indonesia harus komitmennya dalam pemberantasan menginvestasikan lebih banyak sumber korupsi dengan melakukan pembenahan daya manusia dan keuangan apabila terhadap Polri. Presiden harus berani korupsi ini ingin di berantas habis.6 membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri dan segera Tak hanya itu, diperlukan pula komitmen mencari pengganti yang bermartabat Presiden dan koordinasi yang baik dan bebas dari korupsi. KPK memang antarlembaga penegak hukum lembaga yang memiliki tugas utama untuk baik Kepolisian, Kejaksaan maupun memberantas korupsi. Namun peran Polri masyarakat dalam hal pemberantasan juga sangat berpengaruh. Berdasarkan korupsi. KPK pun telah mengajukan infografis yang dilansir dari Selasar.com. konsep Sistem Integritas Nasional (SIN)

6 KPK, “Anggaran Ideal KPK 0,5% dari APBN”, diakses 7 Pradipa P. Rasidi, “CPI 2014: Lebih Serius Memberantas dari http://kpk.go.id/id/nukpk/id/berita/berita-sub/534- Korupsi”, diakses dari http://youthproactive.com/cpi- anggaran-ideal-kpk-0-5-dari-apbn, pada tanggal 2 Februari 2014-lebih-serius-memberantas-korupsi/, pada tanggal 2 2015 pukul 11.35WIB Februari 2015 Pukul 11.36WIB 8 Yu Un Oppusunggu, “#SaveKPK?”, diakses dari http:// www.selasar.com/politik/savekpk, pada tanggal 1 Februari 2015pukul 10.12 WIB

7 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kepolisian Indonesia merupakan institusi yang dipersepsikan paling korup. Kepolisian Indonesia menempati skor teratas dengan persentase 91%, diikuti DPR 89% serta Pengadilan Gambar Infografis Indeks Persepsi Korupsi Polisi & Kejaksaan dan Parpol dengan Sumber: selasar.com, 20159 persentase yang sama; yaitu 86%.

Kepercayaan publik akan kembali apabila Polri serius dan konsekuen Konflik antara KPK dan Polri adalah dalam menuntaskan semua perkara bukti bahwa institusi penegak hukum hukum yang melibatkan petinggi di Indonesia sedang dipertaruhkan. di dalam institusinya. Polri harus Presiden Joko Widodo sebagai pihak mampu membuktikan institusinya yang memiliki kewenangan terbesar bebas dari kepentingan politik. atas kasus ini harus segera memetakan Reformasi birokrasi menjadi masalah yang berkembang, kemudian harga mati bagi Polri agar melakukan penyelesaian yang tak menjadi lembaga yang kuat, hanya bersifat normatif. Presiden profesional, dan bersih dari harus tegas dan membebaskan institusi penegak hukum dari tindakan korupsi. kepentingan elit tertentu. Presiden harus dapat menunjukkan kepada

rakyat, komitmennya memberantas korupsi dan mengembalikan marwah penegakan hukum di Indonesia.

9 Khas Selasar, “KPK Versus POLRI?” diakses dari http:// www.selasar.com/khas-selasar/kpk-versus-polri pada tanggal 2 Februari 2015 pukul 13.09 WIB

8 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Menantang Oligarki

Donny Ardyanto*)

Undang-Undang yang mengatur tentang pemilihan Kepala Daerah secara langsung disahkan pada bulan Oktober 2004, dan untuk pertama kalinya pemilihan kepala daerah secara langsung ini diterapkan dalam pemilihan Bupati Kutai Kartanegara bulan Juni 2005. Artinya, rakyat Indonesia baru merasakan pengalaman pemilihan kepala daerah secara langsung di masing-masing wilayahnya tidak lebih dari 2 kali. Di sisi lain, pengalaman pemilihan kepala daerah oleh DPRD di era reformasi (1998- 2004) juga baru 1-2 kali dialami di masing-masing daerah.

Dengan pengalaman yang masih sangat terbatas tersebut sebenarnya menjadi terlalu dini untuk menilai sejauh mana pengaruh model pemilihan kepala daerah ini terhadap 1 kemajuan demokrasi di Indonesia. Jika kita hanya melihat berdasarkan hak warga negara untuk memilih pemimpinnya secara langsung, tentunya pemilihan kepala daerah melalui DPRD adalah sebuah kemunduran. Namun kemajuan serta kualitas demokrasi tidak bisa dinilai dan diukur semata- mata hanya dari pemberian hak pilih langsung tersebut.

*) Penulis adalah peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) dan juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Partai Serikat Rakyat Independen, sebuah partai politik yang berusaha bebas dari oligarki namun gagal menjadi peserta Pemilu 2014.

1 Meskipun sepanjang Orde Baru kepala daerah dipilih melalui DPRD, namun lebih tidak tepat apabila pengalaman tersebut digunakan sebagai perbandingan.

9 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dari berbagai metode yang dilakukan untuk mengukur demokrasi (Indeks 2 Demokrasi Indonesia , Global Democracy 3 4 Ranking , Freedom in the World , dll), mekanisme pemilihan kepala daerah hanya merupakan satu indikator dari puluhan indikator demokrasi. Jadi, selain terlalu dini dan sumir untuk melakukan semacam evaluasi terhadap perkembangan demokrasi Indonesia berdasarkan mekanisme pemilihan kepala daerah, ada aspek lain yang lebih relevan dalam memandang transisi demokrasi ini.

Menurut Jeffrey Winters (2011), selain transisi dari kediktatoran ke demokrasi, ada transisi lain yang tidak kalah penting, yaitu transisi dari oligarki sultanistik yang dijinakkan oleh Suharto menjadi oligarki kekuasaan yang belum dijinakkan 5 semenjak Suharto jatuh. Oligarki yang dijalankan oleh kamu oligark inilah yang menguasai perpolitikan Indonesia di era reformasi. Secara langsung maupun tidak langsung, mereka telah mendominasi lembaga-lembaga politik yang dibangun dengan tujuan awal untuk memperkuat demokrasi.

2 Lihat http://www.idiproject.org/index.php/en/ methodology dan Indeks Demokrasi Indonesia 2013 di Berita Resmi Statistik BPS No. 55/07/Th.XXVII, 04 Juli2014.

3 http://democracyranking.org/?page_id=738

4 http://www.freedomhouse.org/report/freedom- world-2014/methodology#.VDaUZvnLclR

5 Jeffrey Winters, Oligark, Gramedia, 2011, hal.xix-xx.

10 Jurnal Youth Proactive Vol.2

APAKAH OLIGARK INI?

Oligark adalah individu yang menguasai dan mengendalikan konsentrasi besar sumber daya material, yang bisa digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekayaan pribadi dan posisi sosial ekslusifnya. Sedangkan oligarki adalah politik pertahanan kekayaan dari kaumoligark.6

Postur oligarki Indonesia tergambar dari fakta bahwa jumlah kekayaan dari 40 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2010 merupakan 10,3% dari GDP, dengan rata-rata kekayaan mereka mencapai Rp 21,36 trilyun.7 Jika dibandingkan rata-rata kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia, Thailand, Malaysia dan Singapura, Indonesia berada di posisi paling tinggi.

6 Jeffrey Winters, Oligark, Gramedia, 2011, hal.8-9.

7 Data Forbes Magazine 2010 yang dirangkum oleh Winters. Bandingkan dengan rata-rata kekayaan penduduk Indonesia yang hanya Rp39,7juta(GlobalWealthReport2010).

11 Jurnal Youth Proactive Vol.2

TABEL PERBANDINGAN KEKAYAAN 40 ORANG TERKAYA TAHUN 20108

Total Wealth AverageWealth Total Wealth Wealth (US$ billions) (US$ billions) as % of GDP Concentration Index

indonesia 71.3 1.78 10.3 6.22 Thailand 36.5 0.91 11.7 1.95 Malaysia 51.3 1.28 23.4 1.65 Singapore 45.7 1.14 21.0 0.25

Source: Forbes magazine 2010 “40 Richest” reports for various Asian countries and author’s calculations.

Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 orang terkaya di Indonesia menguasai aset yang jumlahnya mencapai 10.3% dari GDP Indonesia.9 Sementara konsentrasi kekayaan di Indonesia lebih dari 3 kali lipat konsentrasi kekayaan Thailand, hampir 4 kali lipat Malaysia, dan 25 kali lipat dari konsentrasi kekayaan orang Singapura. Konsentrasi kekayaan ini, berbeda dengan indeks Gini yang menggambarkan kesenjangan ekonomi, menunjukkan bagaimana kesenjangan yang tinggi itu terkonsentrasi pada segelintir orang yang kemudian bisa dikategorikan sebagai oligark.

8 Jeffrey Winters, Who will Tame the Oligarch, Inside Indonesia 104, Apr-Jun2011.

9 Menurut Data Forbes 2013 (http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/), total kekayaan 40 orang terkayaIndones iameningkat26%padatahun2013menjadiUSD89,6milyar,danmasihmemilikiprosentase yang sama (10,3%) terhadapGDP.

12 Jurnal Youth Proactive Vol.2

INDEKS KONSENTRASI KEKAYAAN ORANG INDONESIA 201010 Source: Forbes magazine 2010 “40 Richest” reports for various Asian countries and author’s calculations. Wealth Index % GDP Indonesians per Orang

Top 40 10.3 823.850

Next 42.960 14.7 1.095

Bottom 239.957.000 75.0 1 (99.98% of pop)

10 Diambil dari materi presentasi Jeffrey Winters dalam Diskusi Ancaman Oligarki dan Masa Depan Politik Indonesia di SMI-Keadilan, Juni2011.

Oligark Indonesia Satu hal yang membedakan antara oligark memanfaatkan absennya rule Indonesia dengan kaum oligark dalam of law untuk, bukan semata- rumusan teori oligarki Winters adalah oligark Indonesia tidak menggunakan mata mempertahankan (apalagi mengupayakan) rule of law kekayaan, namun juga untuk dalam mempertahankan/meningkatkan mengakumulasi kekayaan kekayaan mereka. yang lebih besar dengan cara yang melanggar hukum.

13 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Menghadapi cara kasar kaum oligark, kita bisa berharap pada institusi penegakan hukum, Cara-cara yang biasa khususnya KPK. Namun menghadapi oligarki dilakukan kaum oligark yang menggunakan instrumen demokrasi dalam dengan mempengaruhi mempertahankan kepentingan privat mereka perumusan kebijakan, itulah yang menurut Winters menjadi problem seperti UU Penanaman penting bangsa ini. Uang dan kekayaan memang Modal, UU Pajak, UU bisa menghasilkan kekuasaan, namun di Indonesia Minerba, UU Perseroan kemampuan itu menjadi berlipat ganda karena Terbatas, dll demi tidak adanya hambatan (berupa aturan, dll) bagi 11 mempertahankan penggunaan uang untuk kepentingan kekuasaan. kekayaannya sudah Menurut Rahman Tolleng, konsolidasi kaum oligark merupakan sebuah pasca Orde Baru sudah membajak demokrasi yang bentuk penyalahgunaan dicita-citakan pada tahun 1998, dan “membekukan” kekuasaan, meskipun 12 dengan cara yang bisa masyarakat. Politik secara perlahan diambil dikatakan “halus” dan alih dan dikuasai kembali oleh mereka, canggih. Melalui UU dan kali ini tanpa adanya lagi kediktatoran kebijakan tersebut mereka Suharto yang membatasi ruang gerak berhasil mempertahankan Arena pertarungan politik dibuat kekayaan dengan oligark. sedemikian rupa sehingga hanya dengan restu perlindungan legal dari dan campur tangan mereka, politik bisa berjalan. peraturan perundang- Politik hanya bisa berjalan dengan biaya besar. Biaya undangan. Ternyata cara besar ini bukan hanya dalam kerangka kontestasi itupun masih belum di pemilu. Dari awal untuk bisa masuk dalam ruang mencukupi bagi sebagian kontestasi pemilu saja sebuah partai politik harus oligark Indonesia, sehingga menyiapkan biaya minimal Rp 35-60 milyar.13 kemudian cara-cara “kasar” Itu belum termasuk biaya kampanye, sehingga pun dilakukan dengan juga belum menjamin parpol yang bersangkutan mengambil proyek-proyek bisa memperoleh suara yang signifikan. pembangunan untuk bisa dijalankan oleh perusahaan yang mereka miliki. 11 Jeffrey Winters, Who will Tame the Oligarch, Inside Indonesia 104, Apr- Jun2011

12 OrasiRahmanTollengdalamPeringatan40TahunMalari,15Januari2014,dibu kukanolehIndemo.

13 Berdasarkan perhitungan saya, kebutuhan minimal pembentukan Partai Politik (verifikasi Depkumham): Rp 35milyar. Biayakeikutsertaanpemilu(verifikasiKPU,rekrutmenanggotadll):Rp25milyar. Biayakampanye: ∞

14 Jurnal Youth Proactive Vol.2

TABEL PERSYARATAN PARTAI POLITIK ERA REFORMASI

1999 2004 2009 2014

Persyaratan Pembentukan UU No.2/1999 UU No.31/2002 UU No.2/2008 UU No.2/2011 Partai Politik - Jumlah Pendiri 50 50 50 99 - Jumlah Kepengurusan Tk. Provinsi 0 50% 60% 100% - Jumlah Kepengurusan Tk. Kab/Kota 0 50% 50% 75% - Jumlah Kepengurusan Tk. Kecamatan 0 25% 25% 50%

Jumlah Partai Politik 141 187 74 34

Persyaratan Parpol Ikut Pemilu UU No.3/1999 UU No.12/2013 UU No.10/2008 UU No.8/2012 - Jumlah Kepengurusan Tk. Provinsi 50% 2/3 2/3 100% - Jumlah Kepengurusan Tk. Kab/Kota 50% 2/3 2/3 75% - Jumlah Kepengurusan Tk. Kecamatan 0 0 0 50% - Jumlah Anggota 0 1000 atau 1000 atau 1000 atau 1/1000 1/1000 1/1000 Jumlah Peserta Pemilu 48 24 38 12

Akibat yang muncul di publik yang partai diperlebar, baik atas hasil rekayasa menggambarkan efek pembekuan oleh oligark, maupun reaksi publik sendiri kaum oligark adalah ketidakberdayaan berdasarkan pengalaman traumatik publik ketika berhadapan dengan mereka terhadap partai politik. partai politik yang mengabaikan ataupun mengkhianati aspirasi mereka. Dalam hasil riset LSI yang dijadikan Penguasaan oligark terhadap partai rujukan dalam tulisan Sdr. Iman Warih politik membuat pemimpin partai Waskito, dinyatakan bahwa penolakan tidak lagi melakukan “leading”, namun publik terhadap pemilihan kepala melakukan dominasi, dan peran mereka daerah oleh DPRD dilandasi oleh adanya pun bersifat personal. Personalisasi kekawatiran bahwa kepala daerah akan dalam politik, yang juga kompatibel lebih mengutamakan kepentingan partai dengan individualisme oligark, kemudian (dibanding kepentingan publik). Temuan dipadukan dengan populisme oleh itu juga harus dibaca sebagai adanya sistem pemilihan langsung. Di satu sisi, kesenjangan yang sangat besar antara publik dibuat seolah-olah sebagai demos kepentingan publik dengan kepentingan yang kratos melalui direct-one-man- partai.Kesenjangan ini merupakan one-vote, padahal umur kratos mereka problem mendasar dari politik dan hanya sekejap ketika mereka berada di kepartaian Indonesia, di mana partai dalam bilik suara. Selebihnya, mereka gagal merepresentasikan kepentingan tidak punya akses sama sekali terhadap publik. kekuasaan. Jarak antara publik dengan

15 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Problem kegagalan fungsi representasi partai politik, dan ketidakpercayaan publik terhadap partai politik tidak ada kaitan langsung, dan tidak akan bisa diselesaikan melalui model pemilihan kepala daerah secara langsung. Akar Kita berada dalam situasi dimana dari kedua problem tersebut yaitu politik elektoral sudah diberlakukan, oligarki sekalipun, tidak bisa diselesaikan namun partai politik dikuasai dengan pemilihan kepala daerah secara langsung. Winter menegaskan bahwa oleh oligark sementara publik penjinakan terhadap oligark tidak mengambil sikap anti terhadap ada hubungannya dengan kebebasan (partai) politik. Dengan kesediaan ataupun partisipasi politik masyarakat. untuk menjadi demos hanya sekejap Penjinakan terhadap oligark hanya dapat dalam bilik suara, kecenderungan dilakukan melalui rule of law, dan harus publik adalah berpolitik sebagai disadari bahwa demokrasi tidak selalu identik dengan rule of law. Indonesia kumpulan gerombolan tanpa isi adalah contoh demokrasi tanpa rule of kepala. Padahal kita membutuhkan law, sehingga disebut Winters sebagai publik dengan kualitas demos yang “criminal democracy”; berbanding permanen sehingga benar-benar bisa terbalik dengan Singapura yang dia memegang kratos secara permanen pula. sebut sebagai “authoritarianlegalism”. 14 Institusi-institusi yang dianggap sebagai pilar demokrasi, terutama partai politik dan pers, sudah menjadi bagian dari 14 Jeffrey Winters, Who will Tame the Oligarch, Inside oligarki yang alih-alih menjalankan fungsi Indonesia 104, Apr-Jun2011 pendidikan politik, malah menjejali publik dengan segala jenis survei dan kampanye personalisasi politik.

16 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pendalaman demokrasi membutuhkan peran aktif warga negara dalam politik. Peran aktif ini harus lebih dari sekedar aktif mengikuti isu politik di media massa atau media sosial, kemudian mengambil sikap (juga melalui media sosial) berdasarkan informasi-informasi dangkal yang diterima dari media massa. Politik harus mulai dipahami dan disikapi bukan berdasarkan figur ataupun hasil polling, namun berdasarkan gagasan dan platform dari aktor politik. Rekayasa politik diperlukan untuk mengubah pemahaman tersebut, dan mau tidak mau diawali dengan kesadaran bahwa segala hiruk pikuk politik yang terjadi selama ini tidak lain merupakan pertarungan antar oligark dalam memanfaatkan serta memperebutkan kendali atas institusi- institusi demokrasi.

17 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pemilihan kepala daerah secara langsung maupun melalui DPRD tidak berpengaruh terhadap fenomena oligarki politik. Agenda untuk melahirkan Bahkan pertarungan wacana mengenai kewarganegaraan yang aktif mekanisme pemilihan kepala daerah memerlukan rakayasa melalui bisa jadi menguntungkan oligark karena pendidikan. Pemilihan secara masih jauh dari subtansi yang diperlukan langsung tentunya juga bisa dianggap untuk menjinakkan mereka. Menjinakkan sebagai suatu bentuk pembelajaran oligark sangatlah sulit, namun jauh lebih politik, learning by doing. Asumsinya sulit lagi untuk bisa menghancurkan pengalaman adalah guru yang mereka melalui pemecahan konsentrasi terbaik, publik akan belajar dari kekayaan. Meskipun sulit, namun kesalahan maupun keberhasilan cengeraman oligarki memang hanya yang mereka peroleh ketika terlibat bisa diatasi dengan aturan hukum (rule langsung dalam proses voting. of law). Menurut Winters, hal itu harus Namun ada resiko ketika momentum dimulai dengan masyarakat mempunyai belajar yang hanya sekali dalam lima organisasi dan pemimpin di luar struktur tahun itu kalah cepat dengan proses yang dikuasai para oligark dan elit. pengambilalihan institusi demokrasi Organisasi dan pemimpin politik inilah oleh kaum oligark, sehingga yang akan menjadi agen dan alat dalam instrumen hukum yang merupakan menantang oligarki. alat utama untuk menjinakkan kaum oligark akan semakin sulit diciptakan Oleh karena itu, jauh lebih penting untuk dengan makin kuatnya cengkraman mendorong kewarganegaraan yang aktif oligarki. dengan keterlibatan langsung warga negara di institusi-institusi demokrasi, dimulai dengan partai politik. Contoh pilihan sederhananya: Masuk partai politik yang sudah ada dan melawan oligarki dari dalam; atau Membuat partai politik baru yang terbebas dari kaum oligark.

18 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pesta Demokrasi atau Pesta Para Elit?: Obrolan Seputar Pemilu

19 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pemilihan Umum (Pemilu), yang merupakan syarat utama demokrasi, bukan sekedar arena untuk mengekpresikan kebebasan rakyat dalam memilih pemimpinnya; tetapi juga sebagai sarana untuk menilai kinerja pemimpin dan menghukumnya, jika kinerja dan kelakukannya buruk. (Rumahpemilu.org)

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak akan diadakan secara bertahap (dibagi menjadi 7 gelombang) mulai Desember 2015 hingga tahun 2027 – dimana pada tahun 2027 tersebut Pilkada Serentak akan diadakan di setiap provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia, dan untuk seterusnya akan dilakukan kembali setiap 5 tahun sekali.

Mengapa Pilkada Serentak? Pilkada di Asia Tenggara

• Efisiensi anggaran Berbeda dengan Indonesia; Myanmar, Laos, Vietnam, • Sebagai sarana untuk menggerakkan Kamboja, Brunei, dan Malaysia kader partai politik secara luas dan tidak menyelenggarakan gencar Pilkada. Malaysia sempat menyelenggarakan tapi tidak • Mencegah mobilisasi massa pemilih dilanjutkan kembali setelah dari satu daerah ke daerah lain (misal: adanya konfrontasi dengan minggu ini mobilisasi massa di , Indonesia pada tahun 1964. minggu berikutnya mobilisasi massa Di Malaysia, kepala daerah yang sama di Depok) dipilih oleh pemerintah pusat. Sedangkan di Vietnam, kepala • Mencegah kutu loncat (gagal di satu daerah dipilih oleh badan wilayah, menyeberang ke wilayah lain) legislatif. seperti Rieke Dyah Pitaloka (gagal di Jakarta dan Jawa Barat, jadi bakal calon >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> di Depok) dan Andre Taulany (gagal di Tangerang Selatan, jadi bakal calon di Depok)

20 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Meritokranian: Generasi Muda Pelopor Demokrasi Berintegritas

Apriliyati Eka Subekti “Bicara kualitas manusia maka prinsipnya Dalam hitungan minggu, sebagian niscaya akan hadir era daerah di Indonesia akan segera menggelar hajatan tertinggi demokrasi. meritokrasi.” Data KPU menunjukkan bahwa terdapat 9 provinsi dan260 kabupaten/kota yang - serentak mengadakan pilkada pada 9 Desember 2015. Di sisi lain, keikutsertaan dalam memberikan hak suara pada pilkada ini, dipandang sebagai standard partisipasi masyarakat dalam pemenuhan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Perlu diketahui, sekitar 30 persen dari total pemilih di Indonesia merupakan generasi muda atau pemilih pemula. Para pemilih pemula tersebut merupakan basis utama swing voters yang cukup menentukan arah pengelolaan negara pada periode selanjutnya. Di sisi lain, para pemimpin dan pemangku kebijakan sudah sepatutnya dipilih berdasar kompetensi dan integritasnya.

21 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Tak ayal, terbersit sedikit kekhawatiran akan kemampuan pemilih pemula dalam mengelola antusias menentukan sosok pemimpin yang tepat.Namun demikian, jika dimanfaatkan dengan baik, antusiasme tersebut justru dapat menjadi modal untuk mengawal penyelenggaraan pesta demokrasi, khusunya pilkada 2015. Sebetulnya, bagaimana kaum muda dapat ambil bagian mengawal penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia? Mampukah kaum muda menjadi generasi meritokranian yang melek politik? Tulisan ini akan memaparkannya lebih jauh.

PEMILIH PEMULA, ASET PEMILU

Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi demografi suatu negara sangat memengaruhi proporsi pemilih dalam pemilihan umum di negara tersebut. menunjukkan bahwa 30 persen dari Bahkan, kondisi di atas turut berdampak total pemilih di Indonesia adalah pada output dari pemilihan itu sendiri. pemilih pemula (17-30 tahun). Sejatinya, Keputusan pemilih akan menentukan rata-rata pemilih pemula di Indonesia apakah pemilihan umum dapat mendapatkan kemudahan akses membawa perubahan, atau justru pendidikan politik dari berbagai media. mengulang perilaku bobrok pejabat Senada dengan hal tersebut, Kepala publik pemerintahan, penyelewengan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi kekuasaan berujung korupsi. Universitas Indonesia, Sonny Harry Harmadi pun menambahkan,bahwa Merunut penyelenggaraan pemilihan dengan tingkat pendidikan dan akses umum 2014, sebagian dari total pemilih informasi yang baik, mereka seharusnya di Indonesia merupakan generasi cenderung melek politik. (Antusiasme muda. Data “Survei Pemilih Pemula Pemilih Muda- Kompas, 8 April 2014). Pada Pemerintah, Korupsi, dan Pemilu 2014” milik Transparency Indonesia(TI)

22 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Jika dilihat dari partisipasi politik, pemilih pemula terhadap kondisi politik sebagian besar pemilih muda yang tengah berjalan. Paling tidak, ada menyatakan akan menggunakan kepedulian politik yang terbersit di benak mereka. Namun, jika dilihat dari hak pilihnya. Survei TI pada tahun kesediaan menggali informasi politik, 2014 kembali menyebutkan bahwa, 77% pemilih pemula cenderung minim minat. pemilih pemula bersedia menggunakan Nyatanya, 48% pemilih pemula hak suaranya dalam pemilihan presides (pilpres) 2014. Begitupun pada pemilihan mengaku jarang mencari legislative 2014, 63% pemilih pemula informasi tentang pemilu, 33% menyatakan bersedia memberikan hak pemilih menyatakan tidak suaranya.Fenomena ini menandakan pernah, dan sisanya mengaku masih terjaganya tingkat kepercayaan sering mencari informasi.

Apabila disandingkan, partisipasi Terbukti, 60% pemilih masih akan politik dan informasi politik dapat mengubah pilihan legislatifnya, ditarik benang merahnya. Partisipasi sementara 35% akan mengubah pilihan politik yang tidak didukung capresnya kelak. dengan kesediaan menggali Sejatinya, kondisi di atas mencerminkan informasi politik dapat suara pemilih pemula yang sulit untuk memengaruhi pilihan politik. ditebak namun tak terlalu sulit untuk Alih-alih memanfaatkan hak pilih dengan diarahkan. Tak sedikit sebagian kandidat tepat, justru malah ikut-ikutan karena yang memanfaatkan hal ini. Oleh tak tahu siapa yang hendak dipilih. Jelas, karenanya, mereka menganggap pemilih pemilih pemula masih menjadi basis kuat pemula sebagai aset pemilu nan potensial swing voters, pemilih yang masih dapat yang dapat menjadi lumbung suara. mengubah pilihan politiknya.

23 Jurnal Youth Proactive Vol.2

GENERASI MERITOKRANIAN

​Demokrasi merupakan sistem yang masih dipercaya masyarakat untuk menjalankan roda pemerintahan Indonesia saat ini. Bumi Bhineka Tunggal Ika pun masih meyakini bahwa sosok pemimpin idaman ialah mereka yang menerapkan demokrasi itu sendiri. Sejatinya, pemimpin yang demokrasi patut disaring dari integritas dan rekam jejak kompetensinya sebagai warga negara. Sistem demokrasi tak bisa turun ranjang layaknya aristokrasi.Sistem demokrasi jugatak boleh dikuasai dan disetir oleh kaum-kaum elit layaknya plutokrasi. Singkat kata, demokrasi menuntut diberlakukannya meritokrasi.

​Meritokrasi adalah sistem pemerintahan dimana para pemimpin dan pemangku kebijakannya dipilih berdasarkan integritas, keahlian, atau prestasinya. Istilah Meritokrasi sendiri dicetuskan oleh Michael Young dalam Rise of the Meritocracy pada tahun 1958. Meritokrasi merujuk sebuah sistem politik yang mengapresiasi integritas dan kompetensi seseorang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meritokrasi merupakan amunisi untuk melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Demokrasi yang diperkuat dengan meritokrasi dinilai mampu melepaskan negara ini dari cengkraman tikus- tikus berdasi.

​Merujuk pemaparan di atas, pilihan politik tiap pemilih lah yang sangat menentukan keberlangsungan demokrasi berbasis meritokrasi. Jika kesadaran politik tiap pemilih (khususnya pemilih pemula) telah mencapai titik kulminasi, tak sulit meweujudkan hal tersebut. Terlebih jika suara paraswing voters dapat digiring kearah yang tepat. Menyikapi hal ini, sudah saatnya generasi muda menjadi pelopor demokrasi berintegritas. Mengawal keberlangsungan pesta demokrasi negeri ini. Menjelma menjadi generasi meritokranian.

24 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sejatinya, generasi meritokranian lah yang mampu mengawal ​Generasi meritokranian adalah generasi keberlangsungan pemilihan umum di yang mampu menaruh pilihan politik Indonesia. Antusiasme sebagai pemilih mereka pada sosok-sosok yang cakap pemula dapat mendorong inisiatif politik dan bermoral Generasi meritokranian yang berujung pada keyakinan mereka sadar betul akan pengaruh hak suara untuk menggunakan hak suara dengan mereka demi keberlangsungan tepat. Terlebih dengan kemudahan demokrasi bernafas meritokrasi. Dengan akses informasi yang didukung dengan demikian, mereka akan mencari tahu tingkat pendidikan, pemilih pemula betul siapa kandidat legislatif maupun sudah sepantasnya cerdas bersikap. pemimpin mereka dari berbagai media Dengan kecerdasan bersikap, generasi dan teknologi. Hal ini demi pilihan politik meritokranian diharap mampu yang tepat, kandidat dengan kompetensi menularkan kesadaran politiknya pada yang memadai dan berpedoman pada orang lain. Di sisi lain, hal tersebut juga integritas. Alhasil, bermunculan sosok- mampu mendorong keberanian mereka sosok yang lebih dari sekadar pejabat untuk melawan penyimpangan politik publik, sosok negarawan yang mampu yang terjadi. Paling tidak, mereka tak menjadi tauladan. menjatuhkan pilihan pada kandidat yang terindikasi melakukan penyimpangan tersebut. Jika berbagai peran di atas betul-betul dijalankan, generasi meritokranian jelas menjadi katalisator utama demokrasi bermeritokrat.

25 Jurnal Youth Proactive Vol.2

SEKADAR PERLU ATAU PENTING?

​Persentase yang besar ​Kondisi di atas membuat suara membuat pemilih pemula pemilih muda cukup rentan menjadi sasaran empuk para diombang-ambing. Psikologis kandidat dan partai politik. yang belum matang cenderung Dalam rangka mendekatkan membuat generasi muda mudah diri dengan generasi muda, dimanfaatkan oknum politik mereka pun menggunakan tertentu. Maka dari itu, kesadaran media sosial sebagai sarana untuk menjadi bagian dari kampanyenya. Strategi lain generasi meritokranian sangatlah adalah dengan menggelar penting. Yang perlu diingat, suara berbagai event yang digemari generasi muda turut menentukan generasi muda. Mulai dari masa depan pengelolaan negara konser musik, flashmob, dan kedepannya. iklan yang menampilkan semangat kepemudaan. ​Dengan menjadi generasi Hal ini ditempuh untuk meritokranian, suara membentuk stigma positif generasi muda tak mudah yang selanjutnya mengikat generasi muda dengan sang direbut dan dikelabui kandidat atau partai politik partai tertentu. Menjadi tertentu. Seirama dengan generasi meritokranian kondisi itu, Direktur Lingkaran berarti menjadi generasi Survei Kebijakan Publik (LSKP) yang kritis, terutama Sunarto Ciptoharjono pun turut menegaskan, bahwa terhadap isu korupsi yang partai politik membentuk membelit kaum senayan preferensi pemilih muda dan mungkin si kandidat dengan membentuk ikatan pemimpin. Menjadi generasi pertama dengan mereka. meritokranian sama saja dengan membangun benteng pertahanan dari gelombang politik yang kian tak menentu. Menjadi generasi meritokranian berarti menjadi motor perubahan sosial.

26 Jurnal Youth Proactive Vol.2

TANGGUNG JAWAB BERSAMA

​Untuk membentuk generasi meritokranian, memang dibutuhkan pendidikan politik yang ​Namun demikian, kesadaran politik berkesinambungan. Cukupkah hanya sepatutnya harus dibangun sendiri oleh pemerintah yang bertanggung jawab. setiap insan muda di Indonesia. Jika Jelas, jawabannya tidak. Jika pada generasi muda peduli akan bangsanya, kenyataannya masih ada generasi pastilah ia peduli akan pemimpin yang apolitis, berarti pemerintah telah gagal memimpin bangsanya. Menjadi generasi dalam memberikan pendidikan politik meritokranian hanyalah bagian kecil dari pada warganya. Akan tetapi, disadari sekian banyak kewajiban kaum muda atau tidak, fungsi pendidikan politik kepada ibu pertiwi. Tantangan bangsa ini nyata-nyata juga diemban oleh partai jauh lebih besar, perjalanan meneruskan politik. Maka, apabila generasi muda perjuangan para founding fathers masih hanya dimanfaatkan sebagai kantong cukup panjang. Pertanyaannya, sudahkah suara bahkan hanya dijadikan objek kita menjadi bagian dari generasi politik semata, partai politik pun meritokranian? turut dinyatakan gagal menjalankan kewajiban edukasinya.

27 Jurnal Youth Proactive Vol.2

BAHAN BACAAN

“Antusiasme Pemilih Muda” kompas.com, Senin, 19 Oktober 2015

(http://nasional.kompas.com/read/2014/04/08/1946582/ Antusiasme.Pemilih.Muda)

“Demokrasi dengan Meritokrasi“ republika.co.id, 20 Oktober 2015(http://www.republika.co.id/berita/kolom/teh- anget/14/03/12/n29mza-demokrasi-dengan-meritokrasi)

“Melirik Generasi Apolitis yang Kian Kronis” beritasatu.com, 21 Juni 2013

(http://www.beritasatu.com/fokus/121100-melirik-generasi- apolitis-yang-kian-kronis.html)

“Pemilih Muda Penentu Kemenangan” DW.com, 30 Maret 2014

(http://www.dw.com/id/pemilih-muda-penentu- kemenangan/a-17527983)

Transparency Indonesia, Survei Pemilih Pemula Pada Pemerintah, Korupsi, dan Pemilu 2014​

28 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Pilkada Tidak Langsung, Langkah Mundur Demokrasi

Titi Anggraini A. PEMILIHAN LANGSUNG

Salah satu pokok permasalahan kontroversial dari rancangan undang-undang tentang pemilihan kepala daerah (RUU Pilkada) adalah berhubungan dengan pilihan untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara tidak langsung atau melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Dengan adanya ketentuan pilkada oleh DPRD menandakan adanya pencabutan terhadap hak pilih rakyat dalam memilih kepala daerah secara langsung. Beberapa fraksi di DPR menginginkan kembalinya mekanisme pemilihan kepala daerah secara perwakilan oleh DPRD. Ketentuan ini yang kemudian menjadi perdebatan dan perhatian serius bagi banyak kalangan.

29 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Persoalan ketiga, pemilihan kepala daerah oleh DPRD digadang-gadang Dikembalikannya pemilihan kepala juga karena alasan maraknya konflik daerah ke DPRD didasarkan pada horizontal maupun kekerasan dalam beberapa alasan utama. Antara lain, pemilukada. pertama, terkait besarnya anggaran yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Selain karena hal-hal di atas, masalah Pemilukada. Berdasarkan hasil penelitian keempat, wacana pemilihan kepala Fitra, anggaran Pemilukada pada tingkat daerah oleh DPRD dianggap tidak kabupaten/kota untuk satu kali putaran melanggar konstitusi. Ketentuan berkisar antara Rp.5 Miliar - Rp.28 Pasal 18 ayat 4 UUD 1945 tidak secara Miliar. Sementara pada tingkat provinsi eksplisit memerintahkan pemilihan anggaran Pemilukada membutuhkan secara langsung. Ketentuan dana antara Rp.60 Miliar - Rp.78 Miliar. Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 hasil amandemen kedua konstitusi ini Kedua, selain persoalan anggaran menyebutkan “Gubernur, Bupati, penyelenggaraan, tingginya ongkos dan Walikota masing-masing sebagai politik Pemilukada juga menjadi kepala pemerintah daerah provinsi, argumentasi serius, sehingga kabupaten, dan kota dipilih secara mengambil keputusan untuk demokratis.” Perkataan “dipilih menarik hak pilih rakyat atas kepala secara demokratis” ini bersifat daerah. Pemilukada langsung sangat luwes, sehingga mencakup dianggap berkontribusi besar pengertian pemilihan langsung oleh terhadap korupsi ditingkat rakyat ataupun DPRD seperti yang lokal. Mekanisme langsung dipraktikkan pada periode sebelum dikorelasikan dengan tahun 2005. besarnya ongkos politik yang ditanggung kandidat, sehingga mendorong kepala daerah terpilih berperilaku koruptif. Pertanyaannya, benarkah mencabut Rilis Kemendagri, hingga awal 2011 hak pilih rakyat secara langsung saja menunjukkan 17 gubernur, 135 atas pemilihan kepala daerah bupati dan walikota tersangkut kasus merupakan satu-satunya jalan korupsi. Namun memang permasalahan untuk menjawab persoalan di atas? anggaran dan ongkos politik bukan satu- Menjawab pertanyaan itu maka perlu satunya argumentasi untuk menarik hak diuraikan akar persoalan, sehingga pilih rakyat dalam pemilu kepala daerah. rekomendasi yang diambil tidak salah arah, seperti mencabut hak pilih rakyat dalam pemilihan kepala daerah.

30 Jurnal Youth Proactive Vol.2

B. PEMILUKADA MURAH DAN DEMOKRATIS

Efisiensi dalam pelaksanaan Dengan desain ini, ke depan KPU pilkada tidak harus hanya akan melaksanakan pemilu 2 kali, yakni Pemilu Lokal dan Pemilu mengesampingkan nilai-nilai Nasional Nasional (lebih lanjut lihat demokratis. Bagaimana mungkin bahasan tentang pengaturan waktu tujuan utama demokrasi justru tereliminasi penyelenggaraan). oleh permasalahan teknis seperti anggaran. Justru inilah tantangan yang Mekanisme ini sangat mungkin harus dijawab pemerintah melalui agenda dilakukan jika pemerintah serius perubahan undang-undang pemerintahan untuk menata desain pilkada yang daerah. Perubahan itu diharapkan mampu efisien, tapi tetap demokratis. menciptakan desain baru, sehingga Dengan pelaksanaan pilkada efisiensi anggaran pilkada dapat terwujud serentak, efisiensi anggaran tanpa harus mengabaikan prinsip utama. khususnya honorarium bagi penyelenggara dapat dihemat. Beberapa alternatif dapat dikembangkan, Penelitian Fitra untuk Pemilukada seperti penggabungan pilkada dalam Sumatera Barat 2010 misalnya, satu waktu. Pilkada yang tersebar dalam disebutkan bahwa penyelenggaraan beberapa daerah dan waktu yang Pemilukada serentak menjadi murah berlainan, dilaksanakan secara serentak dibandingkan dengan provinsi lain seperti Pemilu Presiden dan Legislatif. disebabkan dua hal, yaitu Sumatera Barat menyelenggarakan Pemilukada Mekanisme ini memungkinkan bagi Komisi serentak di lebih banyak kabupaten/ Pemilihan Umum (KPU), KPU Provinsi, dan kota, dan dalam struktur anggaran KPU Kabupaten/Kota, bekerja dalam satu Provinsi Sumatera Barat tidak waktu. ada anggaran yang dialokasikan untuk kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pemilukada.

31 Jurnal Youth Proactive Vol.2

C. PEMILUKADA POLITIK BIAYA TINGGI

Angka yang fantastis dan tak sebanding dengan pendapatan resmi yang bakal diterima. Gubernur misalnya, hanya 1. MEMBAJAK DEMOKRASI memperoleh gaji Rp. 8,6 juta/ bulan atau total Rp. 516 juta selama lima tahun Fakta menunjukkan bahwa demokrasi di menjabat. Lantas dari mana “aktor-aktor” tingkat lokal dibajak oleh kepentingan demokrasi ini akan mengembalikan modal dan kekuasaan. Praktik politik uang modal yang telah mereka keluarkan? dan politisasi birokrasi mendominasi Inilah awal bangkrutnya negeri ini akibat pelaksanaan Pemilukada Tahun 2010. ulah “aktor” demokrasi aji mumpung Kedua bentuk kecurangan itu menjadi tersebut. Korupsi dan koalisi (bermufakat) dasar bagi Mahkamah Konstitusi jahat menjadi cara untuk mengeruk dan (MK) membatalkan hasil Pemilukada, menguras habis tanpa sisa pundi-pundi yang dipandang mengingkari nilai- kesejahteraan rakyat. nilai demokrasi. MK menyebutnya pelanggaran sistematis, terstruktur dan massif. 2. SOLUSI BIAYA TINGGI Perlu dicatat dan direnungkan dalam- Operasi pembajakan demokrasi dalam, sebenarnya dimanakah letak melibatkan dana puluhan sumber biaya tinggi dalam Pemilukada? milyar rupiah. Hitung saja Minimal ada 4 (empat) sumber berdasarkan item pengeluaran pengeluaran yang menyebabkan dan gegap gempitanya tingginya ongkos politik Pemilukada. Pertama, biaya perahu pencalonan kontestasi kandidat. Untuk biaya kepala daerah. Sudah menjadi rahasia pencalonan (ongkos perahu politik), tim umum, kandidat harus merogoh kocek pemenangan, survei, atribut kampanye, dalam-dalam untuk membeli perahu sumbangan ke kantong pemilih, politik. Lebih-lebih perahu politik partai membeli suara, kampanye di media cetak non-kursi DPRD. Untuk mencapai batas dan elektronik, hingga menyiapkan saksi pencalonan 15% suara, partai non-kursi pada saat pemungutan suara. Mendagri harus berkoalisi dengan beberapa partai. pernah menyebut angka Rp. 60 hingga Akibatnya, masing-masing memiliki posisi 100 miliar rupiah, Kompas (18/1). tawar sama kuat satu dengan lainnya. Artinya kandidat harus mengeluarkan ongkos lebih besar untuk seluruh partai pengusung.

32 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Ke depan, penataan mekanisme pencalonan oleh parpol perlu dipertegas. Parpol harus lebih terbuka dalam pencalonan, namun tidak sekedar formalitas belaka. Kompetisi Tujuannya agar kepala daerah terpilih yang melibatkan seluruh kader akan lebih dekat dengan pemilih. Namun mengurangi praktik dagang calon persoalan muncul ketika partai politik oleh segelintir elit parpol. Khusus dan kandidat tidak bekerja secara pencalonan oleh parpol non-kursi maksimal meraih suara. Cara-cara instan mestinya dihapuskan. Sehingga tak lagi justru menjadi pilihan utama, pencitraan muncul politik transaksional. Kalau ingin melalui media cetak, elektronik dan mengajukan calon, gunakan saja jalur ruang-ruang publik lainya dengan hanya independen (lebih lanjut lihat bahasan menampilkan gambar wajah semata. tentang metode pencalonan). Pemilih diposisikan semata-mata sebagai komoditi politik. Disuguhkan iklan Kedua, dana kampanye untuk politik politik tanpa dapat mengenal lebih jauh pencitraan. Pemilukada langsung kandidat. Konsekuensinya, kekuatan modal menjadi pendukung utama. memang memberikan tantangan bagi demokrasi. Sistem demokrasi liberal, menuntut kandidat memiliki angka popularitas tinggi untuk memperoleh suara mayoritas.

33 Jurnal Youth Proactive Vol.2

masa daluwarsa penanganan politik Ruang-ruang ini mesti ditata ulang uang mesti diperpanjang. Selama dalam undang-undang yang mengatur kandidat terpilih menjabat, maka Pemilukada. Negara harus menyediakan sepanjang itu dugaan politik uang ruang kampanye yang sama bagi seluruh dapat diproses. Mekanisme sanksi pun kandidat, misal media pemerintah. Jika mesti diperberat. Dengan membuat tidak, masing-masing akan berlomba- kategori bentuk politik uang, maka lomba menguasai media. Artinya, modal kepala dan wakil kepala daerah terpilih besar harus disiapkan untuk itu. Kandidat yang terbukti melakukan politik uang dan parpol pengusung harus dipaksa dapat diturunkan dari jabatannya (lebih menggunakan ruang kampanye publik lanjut lihat bahasan tentang pengaturan yang relatif sempit. Konsekuensinya, politik uang dan dana kampanye). mereka harus mengetuk hati rakyat dari pintu ke pintu. Merubah sistem Pemilukada langsung dan mengembalikan kepada DPRD Ketiga, ongkos konsultasi dan survei bukan solusi tepat. Pemilihan kepala pemenangan. Bisnis konsultan dan survei daerah oleh DPRD tidak serta merta pemenangan memang menjanjikan. dapat memotong biaya perahu Terbukti semakin marak munculnya pencalonan dan praktik transaksional lembaga-lembaga survei yang kemudian di tubuh partai politik. Pemilihan digunakan kandidat untuk mengukur oleh DPRD juga tak kan elektabilitas pencalonan. Tentunya tidak sedikit anggaran yang dikeluarkan untuk menghilangkan politik uang. itu. Kejadiannya akan sama, hanya memindahkan ke ruang yang Keempat, politik uang. Pemilukada lebih sempit dan tentunya langsung yang diharapkan menguntungkan segelintir elit. dapat menekan angka politik uang ternyata belum berhasil Solusinya, perbaiki sistem sehingga “memaksa” kandidat dan partai sepenuhnya. Yang terjadi justru “berkeringat” memperoleh dukungan pemerataan praktik. Persoalan ini rakyat. Penyusunan Undang-Undang semakin akut ketika mekanisme Pemilihan Kepala Dearah merupakan penegakan hukum tidak didesain secara momentum tepat mengkonsolidasikan tegas. Batasan waktu misalnya, sangat demokrasi di tingkat lokal. Carut tidak mungkin dalam waktu tiga hari marutnya Pemilukada adalah buah politik uang dapat ditangani. Karena itu, transisi rezim Pemilukada. Sekarang saatnya menuai hasil dengan penataan yang baik, bukan mundur pada rezim pemerintah daerah.

34 Jurnal Youth Proactive Vol.2

D. KONFLIK HORIZONTAL PEMILUKADA

Argumentasi maraknya konflikquo; pendukung calon yang memiliki horizontal atau kekerasan dalam harapan berlebihan dan bertindak Pemilukada sebagai alasan di luar kendali; penyelenggara mengalihkan pemilihan langsung pemilu yang dianggap berpihak ke kepala daerah ke DPRD ini sayangnya petahana atau kandidat pilihannya tidak disertai dengan data yang dan gagal mensosialisasikan kuat tentang masifnya hal itu terjadi. informasi penting; serta polisi yang Sebab tahun 2010 diselenggarakan tak siap menghadapi kekerasan setidaknya 244 Pemilukada, kalau massal atau aksi penyerangan yang terjadi kekerasan hanya di 10-20 terkoordinasi. daerah (misalnya Mojokerto, Toraja, Humbang Hasundutan, Sumbawa) Sehingga tidak relevan dan tidak lantas melegitimasi bahwa terbantahkan secara faktual adanya Pemilukada identik dengan kekerasan. argumentasi bahwa kekerasan Justru pembinaan politik yang jadi horizontal dalam pemilihan tanggung jawab pemerintah daerah kepala daerah (secara langsung) dan partai politik lah yang harus ditata salah satunya disebabkan oleh dengan lebih baik lagi. mekanisme pemilihan secara langsung. Bahkan International Crisis Group (ICG) mencatat jumlah kekerasan yang terjadi dalam 200-an Pemilukada selama kurun tahun 2010 lalu “hanya” 10 persen saja. Dari ketiga kasus kekerasan Pemilukada yang diteliti ICG (di Mojokerto, Tana Toraja, dan Toli-Toli), semua dipicu oleh suatu peristiwa yang terjadi di luar dugaan. ICG mencatat memang, terdapat pula beberapa faktor lain yang muncul di semua kasus itu, antara lain petahana (incumbent) yang dianggap korup tapi berusaha memperpanjang kekuasaannya dengan mencalonkan diri lagi atau lewat orang pilihannya; calon yang terlalu percaya diri bahwa ia bisa menang dan mengubah status

35 Jurnal Youth Proactive Vol.2

E. KONSTITUSIONALITAS PILKADA LANGSUNG

1. ORIGINAL INTENS MAKNA DEMOKRATIS Ketentuan Pasal 18 ayat (4) Undang Undang Dasar 1945 menyatakan, “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing- masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis”. Pengaturan Pasal 18 merupakan perubahan ke II dari Konstitusi (tahun 2000). Landasan pemikiran yang melatarbelakangi dapat kemudian dalam halaman 273 dilihat dalam Buku Kedua Jilid 3 C Risalah menyebutkan alasannya yaitu, Rapat Panitia Ad Hoc I (Sidang Tahunan 2000) yang dikeluarkan oleh Sekretariat “Keempat, karena Presiden itu dipilih Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat langsung maka, pada pemerintahan Republik Indonesia 2000. Di dalam Risalah daerahpun Gubernur, Bupati dan Rapat Ke-36 Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Walikota itu dipilih langsung oleh MPR halaman 255 yang merupakan rakyat. Undang-undangnya dan tata pokok pandangan Fraksi PPP menyatakan caranya nanti akan kita atur. Dengan sebagai berikut: undang-undang nanti akan terkait dengan undang undang otonomi 7. Gubernur , Bupati dan Wali Kota dipilih daerah itu sendiri”. secara langsung oleh rakyat, yang secara langsung oleh rakyat yang selanjutnya diatur oleh UU, hal ini sejalan dengan keinginan kita untuk Presiden juga dipilih secara langsung”,

36 Jurnal Youth Proactive Vol.2

2. DEMOKRATISASI PEMILUKADA LANGSUNG

Konstitusi memang tidak secara Karena itu, makna “demokratis” sejalan eksplisit menyebutkan kepala daerah dengan Pasal 6A ayat (1) UUD 1945, dipilih langsung oleh rakyat dalam yakni pemilihan langsung oleh rakyat pemilihan umum, seperti halnya bagi presiden dan wakil presiden. Karena presiden dan wakil presiden, anggota ketentuan dalam konstitusi satu dengan DPR, anggota DPRD, dan anggota DPD. lainnya harmonis, maka kata “demokratis” Pasal 18 ayat (4) hanya mengisyaratkan dalam pemilihan kepala daerah kurang adanya pemilihan gubernur, bupati, lebih adalah sama dengan ketentuan dan walikota secara demokratis. pemilu presiden dan wakil presiden. Makna demokratis inilah yang kemudian dijadikan Bukti harmonisasi konstitusi terlihat dalam pemaknaan pemilihan anggota argumentasi bahwa tidak DPR dan DPD. Walaupun Pasal 2 ayat ada larangan gubernur atau (1) UUD 1945 tidak secara eksplisit bupati/walikota (keduanya menyebutkan pemilihan secara langsung, atau salah satunya) dipilih namun tidak ada yang membantah DPRD. mekanisme pemilihan umum (pemilu) legislatif. Bahkan, konstitusi tidak sedikit Logika ini tidaklah benar karena pun mencantumkan kata “demokratis” bagaimana mungkin ketentuan yang di dalamnya. Ketentuan itu hanya sama dimaknai berbeda. Menurut menyebutkan, anggota DPR dan DPD Jimly Asshiddiqie (Pengantar Hukum dipilih melalui pemilihan umum. Tata Negara Jilid I), ketentuan Penafsiran atas makna demokratis dapat pasal dalam konstitusi haruslah juga dilihat dalam putusan Mahkamah dimaknai sejalan dan tidak boleh Konstitusi (MK) atas pengujian pasal saling bertentangan. Jika bupati dan 214 huruf a, b, dan c UU 10/2008. Dalam walikota dipilih secara langsung, itu putusan itu, MK memberikan tafsir juga berlaku terhadap pemilihan tentang kedaulatan rakyat sebagaimana kepala daerah. Dan, sebaliknya, jika tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) UUD kata demokratis dimaknai dengan 1945, yaitu kedaulatan tertinggi berada pemilihan oleh DPRD, maka bupati di tangan rakyat, sehingga dalam dan wali kota pun harus mendapat berbagai kegiatan pemilihan umum, perlakuan yang sama. rakyat langsung memilih siapa yang Jika demikian, di manakah dapat dikehendakinya. Ini merupakan prinsip ditemukan pemaknaan yang tepat atas konstitusi yang sangat mendasar. Itu tidak klausul “demokratis”? Mendasarkan hanya memberi warna dan semangat pada pendapat Jimly, maka dapat pada konstitusi dalam membentuk dipastikan bahwa pemaknaan pemerintahan, namun juga dipandang demokratis adalah pemilihan secara sebagai sifat dari seluruh undang-undang langsung oleh rakyat. di bidang politik.

37 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan demikian latar belakang Dengan demikian, karena perubahan pemikiran dan maksud tujuan Pasal 18 UUD 1945 merupakan pembentuk pasal 18 ayat (4) UUD 1945 perubahan ke II, sedangkan Pasal 22E adalah, Gubernur, Bupati dan Walikota UUD 1945 merupakan perubahan III, dipilih secara demokratis adalah sama maka secara hukum dimaknai bahwa dengan pemilihan yang dilakukan pelaksanaan Pasal 18 khususnya dalam terhadap Presiden. pemilihan kepala daerah harus merujuk pada Pasal 22E. Logika hukumnya, jika Penafsiran terhadap makna demokratis Pasal 18 dianggap bertentangan dengan juga dapat dilihat dari lahirnya ketentuan pasal 22E, maka dapat dipastikan dalam tentang pemilihan umum dalam perubahan ke III rumusan yang terdapat konstitusi. Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 dalam Pasal 18 akan dirubah dan tentang Pemilihan umum merupakan disesuaikan dengan pasal 22E. perubahan ke III (Tahun 2001). Ketentuan Pasal 22E ayat (1) menyatakan bahwa Berdasarkan uraian itu, maka pengertian “Pemilihan umum dilaksanakan secara dipilih secara demokratis harus ditafsirkan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan sama dengan tata cara pemilihan yang adil setiap lima tahun sekali”. Kemudian dilakukan terhadap Presiden seperti ayat (2) menyatakan bahwa “Pemilihan yang tercantum dalam BAB VIIB tentang umum diselenggarakan untuk memilih Pemilihan Umum pasal 22E UUD 1945. anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Oleh karena itu tidaklah bertentangan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil dengan kehendak pembentuk UUD 1945 Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat jika dinyatakan Pemilihan Kepala Daerah Daerah”. Sedangkan pelaksana pemilu termasuk dalam pengertian Pemilihan diatur dalam ayat (5) yang menyatakan Umum sehingga asas dan pelaksanaan bahwa “Pemilihan umum diselenggarakan Pemilukada dan Pemilu Presiden adalah oleh suatu komisi pemilihan umum yang sama, yaitu secara langsung oleh rakyat. bersifat nasional, tetap, dan mandiri”. PENUTUP

Menyikapi berbagai fenomena yang tidak multitafsir dan disertai sanksi yang ada, DPR semestinya lebih tegas, serta pengaturan dana kampanye berkonsentrasi pada perbaikan yang tidak hanya formalitas. Ketimbang mengambil langkah mundur untuk substansi aturan yang bisa menyelenggarakan pilkada oleh DPRD. menjamin kualitas Pemilukada, memilih sistem pemilu yang efisien Maka, DPR, berpihaklah kepada (misalnya usulan pemilu serentak dan suara rakyat. Mari perkuat perjalanan Pemilukada satu putaran saja), menekan demokratisasi Indonesia dan tinggalkan maraknya politik uang dengan membuat semangat tambal sulam berwajah aturan penegakan hukum yang jelas/ kepentingan sementara. Karena rakyat akan selalu mengawal suaranya.

38 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pro-Kontra Kebijakan: Kritik Persoalan Sekitar Kita

39 Jurnal Youth Proactive Vol.2 TOP Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Keluaran Ahok 3 yang Mengundang Polemik Pembatasan Waktu dan Tempat Berunjuk Rasa Pergub No. 228 Tahun 2015 menetapkan bahwa kiat-kiat penyampaian aspirasi di ruang publik harus dibatasi dan dilakukan dengan tidak mengganggu ketertiban umum. Pergub ini membatasi unjuk rasa hanya boleh dilakukan pada pukul 06.00-18.00 WIB, dilarang membakar ban dan dilarang bersuara lebih dari volume 60 db, dan tak boleh menekan orang lain atau pemerintah. Tempat berunjuk rasa juga dibatasi dalam Pergub ini, yakni Parkir Timur Senayan untuk unjuk rasa isu nasional, Alun-alun DPR dan MPR RI untuk unjuk rasa isu DPR, dan Silang Selatan Monumen Nasional untuk unjuk rasa terkait isu DKI Jakarta. Rasionalisasi Pergub ini menurut Ahok adalah untuk mencegah macet dan ketertiban.

Pembatasan Sepeda Motor di Jalan Protokol Pergub DKI No. 195 tahun 2014 tentang pembatasan lalu lintas sepeda motor di jalan-jalan protokol di DKI. Salah satu alasan yang disebut sebagai dasar rencana itu adalah sepeda motor dinilai sebagai penyebab kesemrawutan lalu lintas di DKI. Sebagai “kompensasi”, disediakan bus tingkat gratis dan kantong- kantong parkir sekalipun tarifnya diserahkan kepada pengelola.

Pemberian Izin Reklamasi Teluk Jakarta Keputusan Gubernur DKI No. 2238 Tahun 2014, Keputusan Gubernur DKI No. 2268 Tahun 2015 dan Keputusan Gubernur DKI No. 2269 Tahun 2015, memberikan izin kepada developer untuk membangun pulau di teluk Jakarta. PT Agung Podomoro Land, PT Jakarta Propertindo, PT Jaladri Kartika Pakci bersiap membangun pulau yang akan difungsikan sebagai perumahan elit dan pusat perbelanjaan. Agung Podomoro Land berencana menjual kawasan perumahan dengan harga mulai Rp 3 miliar sampai Rp 6 miliar, sementara rumah toko seharga Rp 7 miliar hingga Rp 9 miliar.

40 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Polemik BBM dan Statolatri 1 Hizkia Yosie Polimpung

1 Untuk disampaikan pada forum diskusi Ngobrol Pintar #3, Polemik Kenaikan Harga BBM: Kebijakan Pro-Rakyat?, Youth Proactive, Transparency International, 19 Desember 2014. Saran dan kritik: [email protected]

41 Jurnal Youth Proactive Vol.2

CNN : [...] Banyak artis menyerukan penolakannya terhadap perang AS di Irak. Anda juga? Britney Spears : Sejujurnya, saya pikir kita sebaiknya percaya saja pada presiden kita dalam setiap keputusan yang diambilnya dan juga ikut saja mendukungnya. Yah, percayakan saja apa yang akan terjadi padanya. CNN : Anda mempercayai presiden ini? Britney Spears : Ya, tentu saja. CNN : Bagus. Lalu menurut anda apakah ia akan menang lagi di pemilihan berikutnya? Britney Spears : Wah, saya tidak tahu. Saya tidak tahu-manahu.1

1 Britney Spears, “Britney Spears: ‘Trust our president in every decision’,” CNN, 3 September 2003, diakses dari http:// www.cnn.com/2003/SHOWBIZ/Music/09/03/cnna.spears.

42 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Tidak ada kata lain untuk menggambarkan sikap Britney Spears di atas selain sebentuk negara-sentrisme yang disebut Antonio Gramsci sebagai “statolatri” (statolatry).2 Secara etimologis, statolatri merupakan kombinasi antara “state” dan “idolatry”, antara negara dan pemujaan. Secara historis, istilah ini muncul pertama dijangkaunya. Jadi, apabila jangkauan kali dalam Doctrine of Fascism karya konvensional negara adalah kepatuhan Giovanni Gentile pada 1931 sebagai politik rakyatnya, maka hegemoni karakteristik dasar fasisme, khususnya memperluas jangkauan tersebut ke arah fasisme Italia. Tak lama berselang, Paus yang lebih “nir-politis.” Melalui hegemoni, Pius XI mengkritiknya sebagai “sebuah ikatan antara negara dan rakyatnya pemujaan pagan atas negara.’3 Gramsci menjadi lebih intim; pemimpin negara memahaminya lebih jauh. Lebih dari akan “mampu menghadirkan dirinya sekadar pemujaan fetistik kepada sebagai sebuah ‘negara’ yang integral 4 negara, statolatri merupakan suatu efek [menyatu dengan rakyatnya, pen.].” kekuasaan yang hegemonik. Hegemoni Tidaklah berlebihan sekiranya Gramsci merupakan suatu perluasan jangkauan mengatakan bahwa dengan hegemoni, kekuasaan, dalam hal ini negara, ke negara “berusaha melembagakan suatu bidang-bidang yang sebelumnya tidak kultus terhadap ‘Mahawujud’ (Supreme Being) yang tampak sebagai usaha untuk 2 Antonio Gramsci, Selections from the Prison menciptakan sebuah identitas di antara Notebooks,peny. dan penterj., Q. Hoaredan G.N. Smith negara dan masyarakat sipil.”5 (NY: International Publishers), hal 268-9. Lihat juga diskusi kritisnya pada Perry Anderson,“The Antinomies of Antonio Gramsci.”New Left Review, 26 (Nov-Dec 1976). Efek statolatri ini cukup untuk membuat

3 Lihat Emilio Gentile, “New idols: Catholocism in the face Britney Spears yang mungkin karena of fascist totalitarianism,” Journal of Modern Italian Studies, tidak begitu mengikuti perkembangan 11(2) (June 2006), hal. 143-170. berita mengenai penjelajahan imperialistik negaranya, dengan mudah

4 Gramsci, Selections, hal. 271.

5 Ibid.,hal. 170 cat. 71. Penekanan dari saya.

43 Jurnal Youth Proactive Vol.2 mengatakan “percaya saja pada presiden.” Ya, mungkin Britney terlalu sibuk syuting, menyanyi dan menggarap album baru; sibuk meniti karirnya yang saat itu sedang menanjak. Kepercayaannya kepada presiden di sini belum tentu tulus. Malahan, menurut “Sangat tepat untuk menaikkan saya, ini adalah bentuk lepas harga BBM. Dana subsidinya bisa tanggung-jawab Britney terhadap dialihkan ke kebutuhan yang lain pemerintahannya, terhadap kebijakan seperti pemenuhan infrastruktur, presidenya. Lagi, Britney terlalu sibuk pendidikan, serta kesehatan. dengan aktivitas kelas menengahnya Daripada dibakar setiap hari dan sehingga tidak punya cukup waktu subsidi itu tidak tepat sasaran, lebih untuk secara serius dan kritis, dan baik memang dinaikkan.” bukan sekedar retoris dan asal-asalan, mendukungpresidennya. Bahkan, tidak jarang ungkapan- ungkapan itu cenderung sangat Uniknya, posisi Britney Spears yang kasar dan menjadi sangat demikian ini yang sering saya dengar, personalsemata-mata karena baca dan jumpai di mereka-mereka yang presiden kesayangannya diserang. mendukung kebijakan kenaikan harga Misalnya, “beli rokok 16.000 BBM 18 November 2014 silam. Bagaimana sanggup, tapi BBM naik 2000 saja tidak, rata-rata argumen pro-BBM adalah protes!”Lainnya, “memangnya seperti ini: kalau Prabowo jadi presiden, BBM nggak akan naik?” Banyak “Kalau ditanya pengaruh apa tidak infografis dikerahkan untuk di hidup saya, ya pasti pengaruhlah. memvisualisasikan betapa Tapi, kalau hanya memandang dari sisi besarnya keuntungan yang didapat merugikan rakyat itu kurang etis.Kita seandainya BBM subsidi dicabut perlu berpikir jauh sebelum menghakimi dan direalokasikan ke “sektor-sektor kalau pemerintah itu salah.Karena, pasti yang lebih produktif” ketimbang ada alasan kenapa subsidi dihentikan. sektor konsumtif – seolah-olah Saya sendiri yakin, orang-orang yang konsumsi BBM oleh masyarakat itu diberi mandat Tuhan untuk memimpin hanya untuk sekedar konvoi, kebut- negeri ini pasti sudah memikirkan dengan kebutan, gagah-gagahan di jalan. matang tentang keputusan kenaikan BBM dengan resiko mereka akan dihujat. Lagipula, kenaikan BBM ini kan, sudah yang kesekian kali,”

44 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Bagi kebanyakan orang (76 juta pengguna motor, dibandingkan 10 juta mobil), konsumsi BBM diperlukan untuk transportasi keperluan pekerjaannya sehari-hari. Bahkan, untuk keperluan-keperluan yang sifatnya esensial bagi dimungkinkannya aktivitas produksi (beli makan, ke pasar, sekolah, antar anak, rekreasi, dst.)

Secara umum, argumennya tipikal: pemborosan, neraca (transaksi berjalan) defisit, salah sasaran, dan pengalihan ke sektor produktif dan infrastruktur. Argumen ini sebenarnya ujung pangkalnya adalah dari pemerintah, lalu kemudian direproduksi dalam bentuk- bentuknya yang amat beragam: mulai status di facebook, kicauan di twitter, percakapan di ruang publik maupun privat, infografis, tulisan-tulisan di blog, di koran, dst. Forum Kaskus pun menghimpun data infografis yang menarik terkait ini.6 Serta-merta, mereka yang tadinya tidak-tahu menahu mengenai BBM, seketika langsung mampu berbicara nyaring dan lancar dalam memberi pembenaran kenaikan BBM. Yah, setidaknya ini yang sering saya jumpai, dengar dan diajak ngomong sehari-hari.

Apakah salah? Tentu saja tidak. Mencari landasan bagi preferensi kita bukanlah sesuatu yang salah. Namun menjadi bermasalah, amat bermasalah, saat itu hanya sekedar untuk menopang kepercayaan buta kita kepada negara dan presiden kita. Menjadi lebih bermasalah lagi jika itu dikarenakan kemalasan kita untuk menggali lebih jauh, melihat secara cermat duduk permasalahannya, dan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan lebih masak ketimbang menerima mentah- mentah segala informasi. Kepercayaan buta akan menjadikan kita selektif dalam menerima dan mencari informasi – kita hanya mencari informasi yang menyenangkan hati kita saja, to make us feel good. Dan, puncak permasalahan ini semua ada pada: sirnanya partisipasi dan kontrol demokratis terhadap pemerintah.

6 Soal Kenaikan BBM, Jangan Emosi Dulu Gan, Kaskus, http://kaskushootthreads.blogspot. com/2014/11/soal-kenaikan-bbm-jangan-emosi-dulu-gan.html#

45 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kelas menengah, saya masih yakin, disampaikan pemerintah, maka sama adalah kunci dari demokrasi.Adalah saja kelas menengah ini “menanggalkan kelas menengah yang mampu berpikir tugas demokratisnya” dan “menyangkal kritis, obyektif dan tidak menerima peran partisipatif demokratisnya.” begitu saja apapun yang dilakukan dan dikatakan pemerintah. Adalah kelas Saat kelas menengah yang kritis dan menengah yang mampu menopang progresif ini berlaku demikian, maka proses demokratis di suatu negara kita saksikan bersama-sama kelompok- republik. Lalu apa jadinya sebuah kelompok penekan yang cenderung negara yang kelas menengahnya besar rasis, sektarian, dan primordial (ingat, bonus demografi memberikan bermunculan.Tidak segan-segana pula Indonesia 70% angkatan kerja yang mereka menggunakan kekerasan. sebagian besar tentunya adalah kelas Sementara kelas menengah? … Sibuk menengah)? Tidak lain adalah negara meniti karir. Ya, nampaknya, benar yang yang totaliter. Namun, berbeda dengan ditemukan oleh Rana Foroohar bahwa negara-negara totaliter yang kita pelajari kelas menengah di negara-negara yang di buku-buku sejarah, kali ini adalah sedang berkembang(Indonesia salah negara totaliter berwajah demokratis. satunya), dicirikan dengan egoisme Mengapa?Karena totalitarianisme ini tinggi, individualis, dan yang paling “disetujui” oleh masyarakatnya. Dengan mencengangkan: permisif terhadap tidak memberikan kritisisme dan pemerintah yang otoriter7. malah menerima begitu saja apa yang 7 Rana Foroohar, “An Unstable and Less Liberal Global Middle Class,” Newsweek (13 Maret 2010), URL: http:// www.newsweek.com/unstable-and-less-liberal-global- middle-class-69469.

46 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Selama suplai Frappucino Starbucks mereka aman, maka pemerintah yang totaliter pun mereka terima. Tapi begitu harga parkir mobil mereka naik, misalnya, protes dan kicauan di media-sosial akan segera bermunculan. Tapi tetap saja, waktu fitnes mereka lebih berharga ketimbang waktu untuk konfrontasi politik kongkrit. Semoga saja Foroohar terlalu membesar- besarkan.Tapi apabila sebaliknya yang terjadi…saya mulai memikirkan untuk Rp 135,94 triliun. Selisihnya adalah Rp jadi astronot Inter-stellar. 58,66 triliun – ini berdasar harga sebelum pajak. Jika menghitung pajaknya, barulah Kembali ke persoalan argumen pro-BBM. angka Rp 95,95 trilun tadi dicapai.8 Artinya, Saya kira tidak begitu susah untuk mencari sebenarnya, tanpa perlu menaikkan anti-tesis yang serius akan kebijakan harga BBM, pemerintah bisa melakukan kenaikan BBM. Misalnya, dengan penghematan. Dengan uang sebesar itu, mensimulasikan perhitungan, ditemukan bisa sekiranya untuk mendanai sebagian bahwa ternyata telah terdapat 95,95 besar janji-janji Jokowi di kampanyenya, triliun selisih antara subsidi sesungguhnya tanpa menyusahkan masyarakat dan subsidi sebagaimana diasumsikan konstituen BBM bersubsidi. Sementara di APBN. Subsidi untuk BBM (Premium, pemerintah mulai serius memberantas Solar dan Minyak Tanah), sebagaimana mafia migas – tentunya ini adalah diketahui bersama, Rp 194,6 triliun. kebijakan yang SANGAT POPULER, bukan? Sementara jika mengikuti perhitungan Edy Burmansyah dari Martapura Institute seturut formulasi berdasa harga pasar (market price-based) di Perpres 71/2005 yang dirincikan melalui Permenkeu No.65/ 8 PMK.02/2012, subsidi sesungguhnya Lihat perhitungan Edy Burmansyah, “Menghemat tanpa Menaikkan: Simulasi Perhitungan BBM,” 3 bagian, yang ditanggung pemerintah sebesar IndoProgress, 18 November 2014. URL: http://indoprogress. com/2014/11/menghemat-tanpa-menaikkan-simulasi- perhitungan-bbm-bagian-1/

47 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Lalu, terkait sektor-sektor produktif yang konon menjadi alasan dan pos kemana dana subsidi BBM akan dialihkan. Riset dari Dodi Mantra, dkk., dari Purusha Research Cooperative, misalkan, menemukan bahwa “sektor-sektor produktif” ini sebenarnya adalah sinonim dari “sektor-sektor eksploitatif” terhadap buruh dan tani. Belum lagi kenyataan bahwa sektor-sektor ini strukturnya bercorak oligopoli. Lebih dari ¾ keseluruhan subsektor industri manufaktur Indonesia dikuasai tidak lebih dari 4 perusahaan di masing-masing subsektornya.9

Figure 1. Corak Oligopoli Industri Manufaktur (ket. CR 4 adalah pengonsentrasian pasar oleh 4 perusahaan teratas)

Kenyataan lain yang ditemukan Dodi adalah bagaimana industri-industri tersebut didominasi oleh industri pengolahan dan pertanian, dengan corak padat SDA, padat SDM, dan padat SDM unskilled. Diketahui bersama pula bahwa pada industri-industri inilah terjadi pengerukan sumber alam besar-besaran (merusak

9 Dodi Mantra, “’Demi Sektor Produktif’: Kenaikan Harga BBM dan Normalisasi atas yang Eksploitatif sebagai yangProduktif,” Jurnal IndoProgress, 2015 [segera terbit]

48 Jurnal Youth Proactive Vol.2

ekologi, dst.), dan dimana kesejahteraan dan kepastian-kerja pekerja adalah hal yang langka. Dengan kata lain, hendak dikatakan Dodi, bahwa sama-sekali absen dalam kebijakan Jokowi, bahkan sedari pembayangannya di dokumen Visi-Misi, akan suatu transformasi dalam Dua argumen ini setidaknya adalah argumen yang mungkin ditemukan oleh kelas menengah seperti kita hanya dengan berselanjar dan utak-atik keyword saja Dukungan tidak lantas berarti kita di Google. Syaratnya, tentu saja bahwa mencari-cari pembenaran atas apa kita tidak mengidap statolatri, atau yang dilakukan presiden pilihan kita. setidaknya, masih ada ruang rasional dan Sebaliknya, dukungan politik kritis di kepala kita dari efek statolatri ini. selalu memiliki sifat yang Menjadi kritis adalah tuntutan historis strategis dan kritis. Strategis dalam bagi kelas menengah di alam demokrasi. artian kita percaya bahwa sang presiden Indonesia, sebagai negara demokratis, memiliki capaian visioner, dan krtis dalam hanya bisa menjadi negara yang artian kita turut membantunya dalam kuat saat kelas menengahnya merealisasikan dan menapaki jalur dalam punya semangat kritisisme merealisasikan visi tersebut. terhadap pemerintah, sekalipun yang duduk di pemerintahan itu adalah pilihannya.

49 Jurnal Youth Proactive Vol.2

***

Britney Spears, belakangan mengakui menyamakan struktur lagu Circus dengan bahwa “Saya selalu bernyanyi tentang struktur pembahasan buku Communist hubungan antara orang dengan sistem Manifesto Marx!11 Ada-ada saja. Tapi, ekonomi yang mengatur kehidupannya, setidaknya kita bisa lihat bagaimana seperti contohnya eksplorasi saya akan Britney Spears bisa mencoba mulai peduli rayuan kekuatan modal di lagu Gimme dengan permasalahan sosial, berusaha More.” 10 Bahkan, secara terang-terangan serius memahami dando something pula diakui bahwa lagu Work B*tch dengan berangkat dari kondisinya, dari terinspirasi dari teori yang menyatakan posisinya, dari profesinya. [HYP] bahwa adalah buruh yang sebenarnya memiliki seluruh hasil kerja – teori tersebut tak lain adalah teori nilai kerja Marx. Serius terhadap klaim Britney ini, malahan ada seorang pendengarnya yang

10 “Britney Spears espouses Marxist theory of labour 11 “Work Bitch Is Britney’s Least Marxist Song,” Exhale: The as value,” The Daily Mash, 14 Oktober 2013. URL: http:// Britney Spears Forum, 7 Agustus 2014. URL: http://www. www.thedailymash.co.uk/news/arts-entertainme breatheheavy.com/exhale/index.php?/topic/624280-work- nt/80353-2013101480353. bitch-is-britneys-least-marxist-song/

50 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Subsidi BBM: Antara Sektor Ekonomi dan Sosial di Nusantara

Fadhil Fadhli

Jakarta dibarat, meriah, diapit oleh 3 yang dirancang pemerintah dan para provinsi dan Selatan di timur, pebisnis. Namun awan kegelisahan dengan pantai Losari sebagai tempat yang masih menyelimuti kedua provinsi itu. wajib dikunjungi ketika mendaratkan Sulawesi Selatan masih mengejar kaki di ujung selatan pulau Sulawesi. ketertinggalannya, Jakarta berdiri di Keduanya sama-sama provinsi baris terdepan sebagai kota dengan metropolitan mewakili barat dan ratusan mall di dalamnya, Makassar timur Indonesia, Jakarta sebagai pusat sebagai pusat kota di Sulawesi Selatan pemerintahan yang juga menikmati masih terbengkalai dengan proyek reputasinya sebagai ibu kota pesta pora busway-nya, jalurnya sudah ada, di Indonesia. Sementara, Sulawesi Selatan terminalnya pun sudah dibangun gemerlap ditimpa angin mamirinya dan namun entah mengapa sampai sekarang mulai bangkit dengan pembangunan belum terealisasikan pelaksanaannya. 51 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dalam persoalan ekonomi dan budaya, pada tahun 2012 dan 2013 dan naik perbedaan mendalam yang terjadi di ke 34 pada tahun 2014 di ketiga tahun kedua wilayah tersebut mulai terlihat. tersebut tetap terjadi kenaikan PDRB. Jakarta memiliki produk domestik regional bruto (PDRB) hampir tujuh kali Indeks Persepsi Korupsi adalah survey lipat PDRB yang dimiliki oleh Sulawesi yang dilakukan oleh Transparency Selatan tahun 2013. Terang saja demikian, International dengan mengurutkan Jakarta selain kota pemerintahan negara-negara didunia berdasarkan juga tumbuh sebagai pusat bisnis di persepsi (anggapan) publik terhadap Indonesia, sedangkan Sulawesi Selatan korupsi di jabatan publik dan politis. masih bertumpu pada sektor pertanian Meskipun tidak ada hubungan langsung sebagai penunjang tertinggi PDRB-nya. antara Indeks Persepsi Korupsi dengan meningkatkatnya PDRB suatu daerah, Kenaikan PDRB terjadi di kedua kota namun pada saat yang bersamaan tersebut, hampir setiap tahun mengalami kedua hal tersebut memberikan sedikit kenaikan, baik itu ketika Indeks Persepsi gambaran bahwa ketika anggapan Korupsi Indonesia tetap diangka 32 masyarakat Indonesia terhadap korupsi

52 Jurnal Youth Proactive Vol.2

masih sama atau tetap di angka 32, PDRB tetap meningkat pada tahun 2012 dan 2013 di Jakarta dan Sulawesi Selatan, serta pada tahun 2014 dimana angka persepsi korupsi Indonesia diangka 34, PDRB di kedua daerah tersebut juga tetap meningkat, atau dengan kata lain Jakarta dengan PDRB yang persepsi masyarakat tentang korupsi meningkat setiap tahun, dan tidak memberikan dampak pada memimpin kota lain dengan jumlah produktivitas masyarakat. PDRB-nya, Sulawesi Selatan pun Subsidi BBM terancam dikurangi memimpin Indonesia Timur dengan dengan alasan agar sebagian dari jumlah PDRB-nya yang lebih besar subsidi tersebut dialihkan kesektor jika dibandingkan dengan kota lain, dan realisasinya terjadi pada lain di Indonesia Timur, di kedua tahun 2014, benar saja subsidi tempat tersebut masyarakat dikurangi sehingga terjadi kenaikan masih bersenang-senang dengan harga BBM bersubsidi jenis premium BBM bersubsidi, sudah menjadi di seluruh kota di Nusantara, rahasia umum bagi masyarakat namun ada yang menarik, menarik jika pengguna BBM bersubsudi di untuk dipaparkan, sebelum Indonesia dinikmati oleh hampir terjadi pengurangan subsidi BBM, semua kalangan, mulai dari tukang PDB Indonesia meningkat, dan ojek, pegawai kantor, PNS, bahkan sesudah pengurangan subsidi BBM di beberapa kasus ada beberapa direalisasikan, PDB Indonesia pun mobil mewah yang juga masih tetap meningkat. Apakah besaran menggunakan BBM bersubsidi, jadi subsidi BBM tidak berpengaruh pada wajar saja jika kenyataannya kita laju pertumbuhan ekonomi (PDB) masih bersenang-senang dengan Indonesia? hal itu.

53 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Ketika pemerintah (berencana) mengurangi jumlah subsidi BBM, terjadi pergerakan pemuda terutama mahasiswa melakukan demo menolak kenaikan harga BBM diberbagai tempat, dengan alasan kenaikan harga BBM akan mempengaruhi sektor yang lain, harga- harga barang akan naik, ongkos produksi juga akan bertambah.

Di satu sisi yang lain orang-orang dengan kemampuan finansial di atas rata-rata orang Indonesia yang juga menikmati BBM bersubsidi hanya diam seolah-olah tidak tahu akan hal tersebut. Pernyataan di atas bukanlah pernyataan ambigu dan bukan pula pernyataan yang tidak jelas. Jika yang menjadi prioritas adalah kenaikan harga pasar di sektor yang lain, pasar mampu menciptakan permintaan (demand) dan penawaran (supply) untuk saling mencari sehingga mendapatkan titik temu (equilibrium), bahwa iya, akan terjadi perubahan sedikit demi sedikit sehingga mendapatkan titik temu tersebut.

Bahan bakar minyak bersubsidi sejatinya dinikmati oleh kelas menengah ke bawah. Namun pada prakteknya, kelas ekonomi atas pun turut menikmati bahan bakar minyak bersubsidi tersebut, hal ini sudah berlangsung bertahun- tahun, sehingga presiden terpilih periode 2014 sampai 2019, bapak Joko Widodo mengambil langkah mengurangi jumlah subsidi BBM yang dialokasikan ke sektor lain, maka dari itu terciptalah 3 (tiga) kartu sakti, yaitu: Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.

54 Jurnal Youth Proactive Vol.2

“Jika alih subsidi tidak dilakukan, kita mempunyai bom waktu yang dapat meledak kapan saja karena pemerintah tidak punya cukup uang untuk membantu rakyat miskin dan membiayai kegiatan produktif,” tegas Jokowi.

Implementasi dari kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi itu menghasilkan Rp 14.3 trilliun untuk kartu keluarga sejahtera, Rp 2.6 trilliun untuk kartu Indonesia sehat, dan Rp 6.4 trilliun untuk kartu Indonesia pintar pada tahun 2015.

Ada banyak yang pro dengan kebijakan tersebut, tapi tidak sedikit juga yang kontra, yang pro menganggap bahwa kesejahteraan rakyat menengah ke bawah lah yang harus diutamakan, 3 kartu sakti itu memberikan garansi akan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Namun yang kontra tetap beranggapan bahwa ketika subsidi BBM dikurangi pasti akan berdampak pada kenaikan harga barang, yang juga berarti pengeluaran akan bertambah.

“Jangan sok pintar soal subsidi BBM!” tegas Tommy Soeharto, tatkala ditanya persoalan subsidi BBM.

Dampak sosial dari pengurangan subsidi BBM jelas ada, belum terlalu signifikan namun pasti akan mempengaruhi sektor yang lain. Data historikal untuk tingkat pertumbuhan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta saja pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatkan sebesar 43.87 persen sedangkan 2013 ke 2014 hanya sebesar 10.96 persen dengan nilai Rp 2.441.000 (data bps). Di Sulawesi Selatan terjadi peningkatan sebesar 25 persen dari tahun 2013 ke 2014.

55 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Bagaimana dengan tingkat pengangguran? Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan sebesar 6.25 persen tahun 2013 dari 6.14 persen pada tahun 2012, meskipun di Jakarta dan Sulawesi Selatan terjadi penurunan dari 10.72 ke 9.94 persen dan di Sulawesi selatan sebesar 6.46 ke 5.83 persen.

Terjadi peningkatan tingkat tidak mampu untuk menangani pengangguran di Indonesia atau mencari jalan keluar maka sebesar 6.25 persen pada ada kemungkinan perusahaan tahun 2013, apakah dengan tersebut akan mengalami dikuranginya subsidi BBM, yang kebangkrutan. Kebangkrutan berarti harga BBM bersubsidi perusahaan akan mengakibatkan lebih mahal, dan akan berdampak karyawan kehilangan pekerjaan pada meningkatnya pengeluaran dan pendapatan. individu, akan mengakibatkan peningkatan pengangguran? Bukan masalah besar bagi Maksudnya adalah ketika seorang sebagian kecil masyarakat di individu mengalami peningkatan Indonesia akan perubahan harga pengeluaran yang diikuti oleh bahan bakar minyak bersubsidi, individu-individu yang lain, namun sebagian besar masyarkat mereka akan menekan perusahaan di Indonesia pasti akan merasa agar menaikkan upah/gaji mereka, bertambahnya masalah ketika dengan kata lain menaikkan harga bahan bakar minyak gaji karyawan akan menambah bersubsidi itu juga bertambah. beban pengeluaran perusahaan, dan mungkin akan berujung Pernyataan di atas bukanlah pada diberhentikannya beberapa pernyataan yang meniadakan karyawan karena perusahaan antara satu dengan yang tidak mampu membayar gaji lain, pernyataan di atas justru semua pegawai. Jika hal itu gambaran dari dua sudut pandang terjadi dan perusahaan tersebut kelas di masyarakat. Ada yang pro, ada yang kontra, ada yang setuju dan yang tidak setuju, ada yang bermasalah dan ada yang tidak bermasalah.

56 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mengalami penurunan pada tahun 2013, jumlah PDRB-nya meningkat namun persentasenya menurun, hal itu terjadi sebelum pengurangan subsidi BBM dilakukan. Walau sebagian ekonom Indonesia mengatakan setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Jokowi dengan mengalihkan sebagian subsidi BBM ke sektor yang lain tapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang- orang dari berbagai kalangan yang berbeda tetap membeli BBM bersubsidi walau harganya sudah lebih mahal.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara agar BBM bersubsidi tersebut tepat sasaran? Kepastian hukum menjadi salah satu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan ini. Peringatan dan hukuman yang pas untuk orang-orang dari kalangan yang tidak seharusnya membeli BBM bersubsidi, termasuk di dalamnya orang-orang yang akan melakukan manipulasi pada praktek penjualan BBM bersubsidi.

57 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan adanya kepastian hukum di Indonesia akan peraturan-peraturan yang dibuat juga pasti akan berdampak pada sektor yang lain. Wajar saja jika kepuasan masyarakat Menurut survey yang dilakukan oleh terhadap Jokowi menurun pasca Lingkaran Survei Indonesia (LSI), kenaikan harga BBM, hasil dari survey LSI mayoritas masyarakat Indonesia tidak mengatakan bahwa saat ini kepuasaan setuju apabila Jokowi dan JK menaikkan terhadap kepemimpinan Jokowi hanya harga BBM bersubsidi. 73.17 persen tidak sebesar 44.94 persen, mereka yang tidak setuju, 21.46 persen setuju, dan 5.37 puas dengan kepemimpinan Jokowi persen tidak menjawab. pun cukup besar yaitu sebesar 43.82 persen. Dan sebesar 11. 24 persen publik Bukankah demokrasi menjunjung menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. tinggi nilai; seperti yang dikemukakan Ini jelas peringatan bagi Jokowi dan JK. oleh Abraham Lincoln, “demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dengan mengurangi subsidi BBM yang mayoritas masyarakat Indonesia kurang setuju dapat dikatakan “untuk rakyat”? Tidak Tahu 11% Puas 0% 45%

Tidak Puas 44%

58 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Diagram di samping menunjukkan peningkatan Upah Minimum di Indonesia, Jakarta dan Sulawesi Selatan. Terlihat bahwa 3 tahun terakhir Tingkat Upah Minimum di Sulawesi Selatan terjadi peningkatan begitupun dengan di Indonesia, namun tidak untuk di Jakarta; terjadi penurunan pada tahun 2013 ke 2014.

Sedangkan untuk laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Jakarta dan Sulawesi Selatan terjadi penurunan pada 3 tahun terakhir juga. PDRB meningkat namun terjadi penurunan pada laju pertumbuhan.

Dan sedikit yang harus membuat kita bangga adalah terjadinya penurunan tingkat pengangguran di Indonesia, baik itu di Jakarta maupun di Sulawesi Selatan yang menjadi kota perwakilan Indonesia Barat dan Indonesia Timur.

Alasan pertama, kurangnya komunikasi dan sosialisasi pemerintah mengenai alasan menaikkan harga BBM. Rasionalitas pemerintah mengenai kondisi mendesak menaikkan harga BBM, belum selaras dengan rasionalitas publik umumnya. Survei LSI menemukan bahwa sebesar 58.45 persen publik menyatakan tidak bisa menerima alasan pemerintah menaikan harga BBM. Hanya 34.10 persen publik yang menyatakan bisa menerima alasan pemerintah menaikan harga BBM. Dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab (7.45 persen).

59 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Alasan kedua, bagi publik kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan transportasi. Bagi publik mayoritas naiknya harga BBM akan membuat beban hidup mereka bertambah. Padahal salah satu harapan besar publik terhadap Presiden Jokowi Alasan keempat, BBM sudah naik adalah meningkatkan kesejahteraan sebelum ada program Jokowi hidup mereka.Sebesar 74.38 persen publik menyatakan bahwa kehidupan yang terasa manfaatnya. mereka sehari-hari makin sulit pasca Sebesar 62.41 persen publik kenaikan harga BBM. Hanya 11.51 menyatakan bahwa sejak dilantik, persen menyatakan bahwa kenaikan belum ada program Jokowi yang harga BBM tidak berdampak signifikan dirasakan langsung manfaatnya oleh terhadap kehidupan sehari-hari mereka. mereka. Hanya 26.85 persen publik yang menyatakan sudah merasakan Alasan ketiga, publik meragukan manfaat dari kepemimpinan Jokowi. kompensasi kenaikan harga BBM akan sampai ke rakyat kecil. Salah satu janji di 4 (empat) alasan diatas menjadi balik kenaikan harga BBM adalah dana gambaran bagi masyarakat bahwa hasil efisiensi subsidi BBM akan dialihkan popularitas Jokowi sedang terancam, untuk pembangunan infrastruktur dan dan meskipun popularitas bukanlah pelayanan publik seperti pendidikan dan hal yang dicari bagi seorang Presiden kesehatan. Namun publik meragukan tetapi perlu diingat bahwa persepsi bahwa kompensasi itu akan bisa masyarakat tentang pemimpinnya dinikmati oleh mereka. Tingginya juga hal yang tidak kalah penting. korupsi dan budaya birokrasi yang buruk menjadi alasan kekhawatiran publik, Dalam skala makro, untuk menunjukan bahwa sebesar 51.63 persen menentukan GDP suatu negara dapat publik tidak yakin program kompensasi menggunakan rumus; BBM akan sampai ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Sedangkan Y = C + I + G + (X-M) sebesar 37. 25 persen menyatakan “iya”.

60 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Achmad Machbub alias Abob, adalah seorang pengusaha kapal dan raja minyak di Kepulauan yang melakukan penyelewengan bahan Dimana C adalah konsumsi (Consumption), bakar minyak sebesar Rp 1 trilliun. I adalah Investasi (Investment), G adalah Kapalnya, MTZ, tertangkap saat mencoba Pengeluaran Pemerintah (Government menyelundupkan bahan bakar minyak Expenditure), dan X-M adalah Ekspor (BBM) bersubsidi berupa solar ke kapal (Export) dikurangi Impor (Import). Dan berbendera Singapura di perairan Batam. sudah tidak bisa dipungkiri bahwa banyak penyalahgunaan dana APBN (G) Pihak swasta dapat melakukan tindak Indonesia, banyak pihak yang melakukan korupsi seperti apa yang dilakukan praktek korupsi dengan menggunakan oleh Abob, namun apakah ada oknum alibi yang bermacam-macam. BBM dari pemerintah yang juga turut bersubsidi bisa menjadi barang yang campur dalam praktek korupsi ini? dapat mendorong agar pihak tertentu melakukan tindak korupsi, seperti Menurut Anggota Komisi III DPR melakukan pembelian lalu menjualnya RI, Bambang Soesatyo, dari hasil dengan harga yang lebih mahal dengan penelitian, sekitar 30 persen BBM skala yang besar, atau adanya dorongan untuk melakukan tindak korupsi ketika bersubsidi dicuri oleh oknum subsidi BBM ditarik atau dikurangi juga yang tidak bertanggung jawab. dapat terjadi. Misalnya pada tahun 2012, total subsidi BBM membengkak menjadi Rp 222,8 trilliun karena ada tambahan kuota subsidi 1,23 juta kilo liter.

61 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Oknum tertentu bermain dengan BBM Argumentasi diatas bukanlah argumen bersubsidi, apakah pemerintah juga akan yang menegaskan bahwa BBM bersubsidi bermain? Atau telah bermain? Di sinilah akan mendorong korupsi, tetapi argumen Komisi Pemberantasan Korupsi harus yang menegaskan bahwa ada pihak yang turun tangan menangani hal-hal yang melakukan tindak korupsi, tetapi apakah demikian. karena ada pihak yang melakukan korupsi lantas BBM bersubsidi tersebut Adanya permasalahan pada dicabut? Harusnya pihak yang melakukan praktek diberlakukannya tindak korupsi itulah yang harus dicari, dan ditindaklanjuti. Apa yang dilakukan subsidi BBM, seperti yang oleh Achmad Machbub bukanlah dilakukan oleh Achmad Machbub, dan contoh yang bertentangan dengan dibenarkan juga oleh anggota komisi dukungan terhadap BBM bersubsidi, III DPR RI, Bambang Soesatyo, bukan tetapi dukungan untuk mencari dan menjadi alasan pemerintah menindaklanjuti orang-orang seperti untuk menarik subsidi BBM, Abob yang melakukan penyelewengan atau mengurangi subsidi BBM terhadap BBM bersubsidi. itu sendiri. Sama seperti ketika Masyarakat di DKI Jakarta dan di Sulawesi terjadi kebocoran pada ban motor, Selatan sama-sama menggunakan harusnya kebocoran tersebut ditambal bahan bakar minyak bersubsidi. Bedanya atau ditutupi sehingga tidak terjadi mayoritas masyarakat di Jakarta mengisi kebocoran, bukan menggantinya dengan kendaraan mereka untuk ke kantor dengan ban sepeda yang volumenya lebih kecil. tumpukan deadline yang menunggu, Pada konteks subsidi BBM, ketika sedangkan masyarkat di Sulawesi kebocoran terjadi, harusnya kebocoran Selatan mengisi kendaraan mereka tersebut ditambah; bukan dengan untuk ke sawah; terang saja, 75 persen mengurangi subsidi BBM itu sendiri. perekonomian Sulawesi Selatan masih Sedangkan ketika kebocorannya berasal dari pertanian. Hal yang menarik sudah terlalu banyak, gantilah adalah pekerja di Jakarta menggunakan dengan yang setara dengan kendaraan dengan bahan bakar minyak bersubsidi, sehingga mereka memiliki subsidi BBM itu sendiri.

62 Jurnal Youth Proactive Vol.2

kemungkinan untuk berdiskusi dengan kantor agar menyesuaikan gaji mereka dengan pengeluaran mereka. Sedangkan masyarakat di Sulawesi Selatan harus menghitung sendiri pemasukan dan pengeluarannya, karena mereka masih menggunakan bahan bakar minyak kapal yang menggunakan solar ini dalam pengoperasian sawah mereka. terpaksa harus menaikkan harga jasa yang Ketika terjadi kenaikan harga BBM, ditawarkan dengan adanya kenaikan maka pasti ongkos produksi pun ikut harga BBM. Nelayan di Sulawesi Selatan meningkat; hal itu mengharuskan petani pun tak sedikit, operasional sehari-hari mengeluarkan budget yang lebih untuk mereka pastilah menggunakan solar, memproduksi beras dan menjualnya mencari ikan ditengah laut lepas, tanpa dengan harga yang lebih tinggi. ada SOP yang jelas tak mengurungkan Masalahnya adalah mereka harus bersaing niat mereka, dengan ada kenaikan BBM ini dengan beras impor, beras dari Thailand. pastilah berdampak pada meningkatnya biaya operasional mereka. Biaya Bagaimana dengan sektor kelautan? operasional meningkat berarti harga jual DKI Jakarta memiliki Kepulauan Seribu ikan pada nelayan ini pun ikut meningkat. yang menarik banyak peminat untuk dikunjungi, meskipun fasilitas yang Solar yang dikemukakan di atas adalah ditawarkan masih belum bagus namun solar yang mendapat bantuan subsidi minat masyarakat untuk mengunjungi di dalamnya, dimana ketika harga solar masih tinggi. Proses bisnis antar jemput naik maka biaya operasionalpun ikut menggunakan kapal pun disediakan, naik, harga ikan akan naik dan akan menjadi beban tersendiri bagi nelayan untuk menjual ikan hasil tangkapan mereka dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan untuk kapal pengangkut juga harus menstabilkan harga untuk menutup biaya pengeluaran yang harus mereka keluarkan. Tidak ada kemungkinan tindak korupsi di dalam kasus tersebut namun efek atau dampak dari pengurangan subsidi BBM pasti berpengaruh kepada mereka. Apakah mereka akan bertahan atau malah gulung tikar.

63 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan alasan Ekonomi, Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 masih menunjukkan peningkatan dimana masing-masing senilai Rp2,464,566.1 miliar pada tahun 2011, Rp 2,618,932.0 miliar pada tahun 2012, Rp 2,769,053.0 miliar pada tahun 2013, dan Rp 2,909,181.5 miliar pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistik). Dimana jika menengok ke belakang, tahun 2011 ke 2012 harga BBM bersubsidi masih di angka Rp 4.500 per liter, di tahun 2013 naik ke angka Rp 6.500, dan 2014 naik lagi ke angka Rp 8.500. Dengan kata lain selama 4 tahun tersebut PDB Indonesia meningkat, dan harga BBM bersubsidi meningkat, meski angka persepsi korupsi Indonesia sempat bertahan 2 tahun di angka 32 sebelum merangkak naik ke angka 34.

Masih dengan pertanyaan yang sama, apakah dengan mengurangi subsidi BBM atau menaikkan harga BBM bersubsidi adalah kebijakan yang pro rakyat? Mari berpikir sejenak.

64 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kuda Besi Ibukota: Dipakai Warga, Dihindari Jakarta Ardi Yunanto

Aksi Pemprov DKI Jakarta melarang sepeda motor melintasi jalan protokol pada akhir 2014 tidak datang tiba-tiba. Pada 2007, pernah ada rencana serupa: Jalan M.H. Thamrin sampai Jalan Sudirman terlarang bagi sepeda motor. Banyak ditentang, rencana itu dibatalkan. Larangan sepeda motor melintasi Jalan Medan Merdeka Barat sampai Jalan M.H. Thamrin belakangan ini adalah perwujudan rencana tak kesampaian itu.

Jarak Jalan Medan Merdeka Barat sampai Jalan M.H. Thamrin yang sekitar lima kilometer itu boleh jadi lebih pendek ketimbang jarak Jalan M.H. Thamrin sampai Jalan Sudirman dalam rencana 2007. Namun, bukan itu persoalannya. Pelarangan sepeda motor melintasi jalan protokol itu melanggar Hak Asasi Manusia, yaitu hak mobilitas, yang dimiliki setiap warga kota.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

65 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sekalipun jumlah kendaraan pribadi yang kian menjadi-jadi merupakan masalah genting untuk ditangani, tidak ada satu manusia pun—termasuk Ahok, sapaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama—yang berhak melarang Menurut Ketua Presidium ITW, Edison warga untuk bepergian. Sebagai Siahaan, aturan itu bertentangan dengan pemilik kendaraan pribadi yang Pasal 133 ayat 2c Undang-Undang membayar pajak kendaraan, yang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas warga dapatkan dari pemerintah dan Angkutan Jalan, yang mengatur seharusnya perbaikan infrastruktur pembatasan kendaraan bermotor pada transportasi, bukan pelarangan. koridor, jalan, dan waktu tertentu. Persoalaannya, seperti diungkapkan Setelah pemerintah Jakarta Edison dalam Tempo.co, 21 Januari menunjukkan kekuasaannya kepada 2015, “(Dalam peraturan) ini (kendaraan pengendara sepeda motor hampir bermotor) bukan dibatasi, tapi dilarang selama tiga bulan, Indonesia Traffic 24 jam.”1 Watch (ITW) menggugat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 195 Ahok sendiri tak merisaukan gugatan Tahun 2014 tentang Pembatasan itu. Keyakinannya tetap: pelarangan Lalu Lintas Sepeda Motor melalui itu merupakan bagian dari upaya Mahkamah Agung. pemerintah Jakarta mendorong warga agar mau menggunakan sarana transportasi umum.

1 Erwan Hermawan, “ITW Gugat Ahok ke Mahkamah Agung,” Tempo.co, 21 Januari 2015, 14:59 WIB. Tautan: http://bit.ly/1OegFs4

66 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sebagai gubernur, Ahok seharusnya tak menyederhanakan persoalan kemacetan Jakarta. Kita sudah sangat akrab dengan kelakuan semacam ini: menyelesaikan masalah tanpa perencanaan matang, Kasus ini secara gamblang sehingga hasilnya adalah solusi yang memperlihatkan betapa frustrasinya sepotong-sepotong, lalu masalah berakhir pemerintah menangani kemacetan dengan kemunculan masalah baru. Ini Jakarta. Ahok, bukan saja tak lebih tindakan lawas pemerintah Jakarta yang maju daripada Sutiyoso karena ia nyaris jadi tradisi, dari yang paling korup mewujudkan rencana pelarangan sampai yang katanya paling bersih di zaman Gubernur DKI Jakarta 1997–2007 Ahok ini. Nyatanya, bersih rekening saja itu, melainkan juga tak menyadari memang tak cukup. bahwa penyebab utama kemacetan Jakarta selama ini justru pemerintah Pandangan tersebut — soal kecenderungan Jakarta sendiri, yang cenderung pemerintah mengandalkan pembangunan mengandalkan pembangunan infrastruktur jalan — bukan pula pandangan infrastruktur jalan ketimbang baru. Yang saya rujuk berikut ini adalah membenahi infrastruktur transportasi tulisan Tory Damantoro dalam buku Kata lain. Fakta Jakarta terbitan Rujak Center for Urban Studies pada 2011, yang dengan jernih Boleh jadi ini tuduhan yang serius, menjelaskan faktor penyebab kemacetan berkebalikan dengan kepercayaan Jakarta. Ahok yang ia katakan pada Tempo.co, 21 Januari 2015, bahwa kemacetan Singkatnya, kemacetan Jakarta Jakarta disebabkan oleh banyaknya merupakan dampak pembangunan kendaraan pribadi.2 yang lebih mendahulukan 2 Gangsar Parikesit, “Digugat ITW, Ahok: Enggak Apa- apa, Gugat Saja,” Tempo.co, 21 Januari 2015, 16:33 kepentingan ekonomi yang WIB. Tautan: http://bit.ly/1MArSRb cenderung mengabaikan kepentingan masyarakat, sehingga penggunaan ruang tak memberikan manfaat bagi seluruh warga. Ketika harga tanah naik seiring peningkatan kebutuhan akibat pertambahan jumlah penduduk, banyak warga yang terpaksa menyingkir dari pusat kota. Perjalanan warga dari rumah ke tempat kerja yang makin jauh menyebabkan kemacetan di koridor utama yang berdampak buruk pada aksesibilitas kota secara keseluruhan, yang malah disambut pemerintah dengan solusi terus menambah jalan, yang hasilnya justru memicu warga memiliki kendaraan pribadi.

67 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Akhirnya, menurut Tory, “kombinasi dari pertambahan jumlah penduduk, pemekaran kota yang tak terkendali, pergerakan warga yang makin banyak dan jauh, kebijakan pembangunan jalan sebagai infrastruktur transportasi utama, serta tingginya ketergantungan warga pada kendaraan pribadi menjadi Oleh karena itu, pembatasan pergerakan faktor penyebab terjadinya kemacetan kendaraan pribadi yang akhirnya berkepanjangan.” diterapkan. Sesuai UU No. 22 Tahun 2009 tadi, pembatasan memang dapat Faktanya, lanjut Tory, selama 2000–2010, dilakukan. Three in One dan calon program Pemprov DKI Jakarta melebarkan dan Electronic Road Pricing misalnya, adalah membangun jalan, mendirikan 56 fly salah satu cara pembatasan kendaraan over dan underpass, namun kemacetan pribadi. Namun, pelarangan adalah soal justru semakin parah. Alih-alih mulai lain. menata jalan berdasarkan karakteristik perjalanan warga, pemerintah justru Melarang, jelas jauh lebih mudah karena terus menambah jalan karena “percaya mengabaikan masalah yang lebih besar, bahwa jalan harus terus dibangun apalagi kalau itu disebabkan oleh si untuk melayani pertumbuhan jumlah pelarang sendiri. Tak sulit pula melihat kendaraan bermotor.”3 bahwa mentalitas pelarangan sepeda motor ini adalah mentalitas yang sama Paparan Tory tersebut menjelaskan dengan penggusuran kaum miskin kota. keengganan pemerintah membatasi Dalam Kompas.com, 2 Desember 2014, kepemilikan kendaraan pribadi sampai Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, hari ini. Begitu kendaraan pribadi makin mengatakan bahwa pelarangan sepeda membanjir, seiring banjir manusia dan motor ini seperti “penertiban di bantaran banjir air, kemacetan Jakarta jadi masalah kali dan ruang terbuka hijau.”4 Dalam kadar nasional. Tanpa pikir panjang, kendaraan tertentu, melarang sepeda motor itu pribadi itulah yang disalahkan, bukan sama gampangnya dengan menganggap pemerintah Jakarta yang sejak warga di bantaran kali sebagai penyebab dulu menjadi pemasok terbesar banjir sambil melupakan berbagai superblok yang justru menempati ruang jalanan agar kendaraan terbuka hijau yang seharusnya jadi bisa berjalan leluasa sampai daerah resapan air. akhirnya jadi kebanyakan dan bikin semua orang kelabakan.

3 Tory Damantoro, “Kemacetan Jakarta: Masalah yang Tak 4 Alsadad Rudi, “Pelarangan Sepeda Motor akan Dievaluasi Kunjung Selesai,” dalam Kata Fakta Jakarta, (Jakarta: Rujak dalam 3 Bulan,” Kompas.com, 2 Desember 2014, 16:16 WIB. Center for Urban Studies, 2011). Tautan: http://bit.ly/1WY4jMk

68 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sepeda motor memang membuka jendela kebebasan baru. Bagi Franz Magnis- Suseno, dalam Kompas, 22 Januari 2007, itu adalah, “Bebas dari keharusan berada dalam empat jam per hari dalam bus-bus dan angkot yang jorok dan tidak aman. Bebas dari biaya mencekik pemakaian angkutan umum. Bebas untuk cepat ke Melihat sepeda motor sebagai bagian tempat yang perlu.” Tapi, barangkali agar dari kendaraan pribadi pun tak bisa tak ada orang seperti Ahok di kemudian sesederhana itu. Dalam Kompas.com, hari yang menganggap naik motor itu 15 Desember 2014, Ahok boleh saja nyaman, ia menegaskan, kalau mereka bilang bahwa tidak ada alat transportasi yang menggunakan motor itu “bukan mana pun yang dapat mengalahkan karena mereka iseng-iseng, melainkan kenyamanan naik motor karena dapat karena mereka membutuhkannya.”6 menghindari kemacetan.5 Tetapi, naik sepeda motor itu sama sekali Sepeda motor adalah kendaraan tidak nyaman. Apalagi kalau ukuran pribadi yang paling terjangkau bagi kenyamanannya hanya karena dapat kebanyakan orang. Jika pilihan lain menghindari kemacetan. tersedia, pengendara sepeda motor akan rela memarkirkan kuda besinya. 5 Kurnia Sari Aziza, “Ahok: Saya Enggak Ada Kewajiban Sediakan Parkir Motor untuk Anda,” Kompas.com, Contoh kecilnya adalah pengendara 15 Desember 2014, 16:02 WIB. Tautan: http://bit. sepeda motor yang belakangan ini ly/1kDuyXh mulai menggunakan kereta api listrik yang kondisinya sejak setahun terakhir semakin baik.

6 Franz Magnis-Suseno, “Perang Melawan Rakyat,” Kompas, 22 Januari 2007.

69 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan kata lain, sepeda motor perlu dilihat sebagai solusi praktis warga dalam April 2015. 7 Akan tetapi, cuma selama menghadapi kemacetan 6 jam per hari, dari pukul 23.00 – 05.00, dan buruknya transportasi di saat lebih banyak orang yang tidur umum di Jakarta, yang daripada naik sepeda motor. Apakah itu puluhan tahun lamanya gagal berarti pengendara sepeda motor harus diatasi pemerintah yang digaji pergi lebih pagi dan pulang lebih malam? warga melalui pajak. Warga tentu Tentu ini masih diskriminatif. Perjalanan mengharapkan solusi yang lebih cerdas untuk memperjuangkan hak mobilitas daripada sekadar melestarikan arogansi pengendara sepeda motor, masih pemerintah sebelumnya dalam wujud panjang.*** paling mutakhir. Suatu solusi yang perlu diatasi pemerintah sambil menyadari Tulisan ini awalnya dibuat untuk sepenuhnya bahwa dirinya telah lebih melengkapi materi diskusi “NGOPI#4: dulu bersalah karena tidak mampu Jakarta Punya Siape” yang diadakan oleh mengatasi kemacetan. Transparency International Indonesia di Jakarta, 23 Januari 2015. Tulisan ini sempat Untuk sementara, protes warga disunting lalu dimuat di Indoprogress. membuahkan hasil. Permohonan uji com, pada Februari 2015. Tulisan dalam materiil ITW pada Mahkamah Agung buku ini adalah versi suntingan terakhir itu memaksa pemerintah untuk kembali pada 19 November 2015, berdasarkan mengizinkan pengendara sepeda motor perkembangan terkini. melintasi Jalan M.H. Thamrin sampai Jalan Medan Merdeka Barat, mulai 4 7 “Akhirnya, Sepeda Motor Bisa Lewat Thamrin Pukul 23.00 – 05.00,” Tempo.co, 6 April 2015, 09:37 WIB. Tautan: http:// bit.ly/1O2QAOx 70 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Kebijakan Pelarangan Penggunaan Sepeda Motor, Kebijakan Marah-Marah?1

Yudi Adiyatna

10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000

6,000,000 Motorcycles 5,000,000 Passenger Car

4,000,000 Bus

3,000,000 Truck 2,000,000 1,000,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Grafik jumlah kendaraan bermotor di Jakarta2

Tentu kita semua sebagai warga penghuni kota metropolitan ini sepakat mengatakan Jakarta identik dengan kemacetan. Berbagai macam public service yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari tahun ketahun seperti penambahan jalan, tol, pembangunan underpass dan flyover, kebijakan three in one di beberapa jalan protokol, dan lain sebagainya, rupanya hanya memberikan short-term effects dalam menanggulangi kemacetan, sebab tidak diikuti dengan penurunan jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah luar biasa.

1 .Disampaikan dalam diskusi Ngobrol Pintar (NGOPI #4) Youth Proactive Transparency International,Jakarta 23 Januari 2015. Saran dan kritik : [email protected]

2 Grafik jumlah kendaraan bermotor di Jakarta : Lembar Fakta Koalisi Warga Untuk Transport Demand Management (Koalisi TDM) 2011 71 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dalam mengatasi persoalan terkait transportasi dan kemacetan serta pengaturan lalu lintas, belum lama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Peraturan Daerah No.5 Data yang dihimpun Koalisi tahun 20143 tentang Transportasi. Warga Untuk Transport Demand Dalam pasal 78 ayat 2 poin h disebutkan Management (Koalisi TDM) pemerintah daerah dapat “membatasi tahun 2011, menyebutkan lalu lintas sepeda motor pada kawasan bahwa rasio jumlah kendaraan tertentu dan/atau waktu dan/atau pribadi dibandingkan jaringan jalan tertentu” dan diperjelas lagi dengan terbitnya Peraturan Gubernur No. kendaraan umum adalah 195 Tahun 20144 tentang Pembatasan 98% berbanding 2%. Jumlah Lalu Lintas Sepeda Motor di segmen kendaraan pribadi yang hampir Jln. MH Thamrin sampai Jln. Medan mencapai 100% tersebut mengangkut Merdeka Barat menimbulkan pro dan 49,7% perpindahan penumpang per hari. kontra di tengah masyarakat, terutama Sama sekali tidak berbeda jauh dengan kaum muda yang sehari-hari beraktivitas kapasitas penumpang yang diangkut menggunakan sepeda motor di kawasan kendaraan umum (50,3% perpindahan tersebut. penumpang per hari). Hal ini diperparah dengan lalu lalang 600.000 unit Begitu banyak alasan yang dikemukakan transportasi yang mengangkut sekitar masyarakat terkait penolakan kebijakan 1,2 juta penumpang yang berdomisili di larangan penggunaan sepeda motor wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi tersebut. Ada yang menganggap memasuki Jakarta. Jumlah ini terus kebijakan ini diskriminatif, tidak efektif, mengalami peningkatan seiring makin memperbesar beban energi dan waktu mudahnya akses masyarakat untuk masyarakat yang melintas, serta dianggap kepemilikan kendaraan bermotor saat ini. mengurangi pendapatan masyarakat yang mencari nafkah di sekitar kawasan tersebut (tukang ojek, kurir, dll).

3 Lihat Perda DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 pasal 78 ayat 2

4 Lihat Pergub DKI Jakarta No. 195 Tahun 2014

72 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Pemprov DKI Jakarta pun telah menyediakan bus “gratis” sebagai pengganti alat transportasi para pengguna motor yang ingin melintas di kawasan tersebut, namun penggunaan bus “gratis” tersebut dikeluhkan sebagian warga karena dalam penggunaanya mereka terlalu lama menunggu dan okupasi bus tersebut pun banyak digunakan anak-anak sekolah yang sedang berlibur dan para orang tua yang membawa anak balita.5

Kebijakan ini seolah menunjukkan kawasan Jl MH Thamrin sampai Jl Medan Merdeka Barat sebagai kawasan eksklusif yang tidak boleh dilalui sepeda motor, padahal kita sama-sama tahu bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan layanan publik yang layak (tanpa dibatasi) dan hak untuk berpindah tempat. Pemerintah dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta, tidak bisa melarang dan membatasi ruang gerak dan mobilitas warga jika tanpa diberikan alternative atau transportasi umum yang memadai sebagai pengganti sepeda motor yang dilarang melintas di kawasan tersebut.

5 http://megapolitan.kompas.com/ read/2014/12/17/12292521/Waktu.Tunggu.Bus.Tingkat. Gratis.Masih.Lama

73 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kondisi saat ini menunjukkan bahwa masyarakat masih enggan berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum disebabkan oleh banyak hal. Selain karena waktu tunggu bus “gratis” yang lama dan dianggap tidak efektif, tak dapat disangkal lagi kondisi transportasi umum di Jakarta masih dalam keadaan buruk, mulai dari kondisi fisik kendaraan, hingga kondisi si pengemudi. Banyak angkutan umum yang sudah tidak layak apa yang sesungguhnya menjadi pakai namun tetap dioperasikan. Hal kebutuhan publik dan tentu saja tersebut dianggap dilakukan hanya mengetahui apa yang sedang menjadi demi mendapatkan penghasilan namun masalah publik. Dalam konteks mengabaikan keselamatan penumpang kebijakan publik, apa yang disebut dan kendaraan lainnya. Ada sisi sebagai masalah publik adalah situasi kenyamanan dan rasa aman yang seolah yang menghasilkan kebutuhan- hilang dari masyarakat bila menggunakan kebutuhan atau ketidakpuasan- kendaraan umum di Jakarta. Mereka ketidakpuasan publik, yang perlu dicari sama saja mempertaruhkan nyawa setiap jalan keluarnya, baik oleh pihak yang menggunakan jasa ini. Ini masalah nyawa, terkena akibat secara langsung oleh penumpang berhak mendapatkan rasa situasi itu ataupun oleh pihak lain yang aman dan nyaman, bukan hanya tiba di memiliki tugas dan tanggung jawab tujuan dengan selamat. di bidang itu.6 Pada tataran ideal, seharusnya Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini mengeluarkan peraturan yang semestinya berbasis 6 Eny Haryati, Seri Modul Kebijakan Publik,Komunitas kepentingan publik. Dalam artian, Indonesia Untuk Demokrasi ,2011,hal 24-25 keberadaan suatu kebijakan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memenuhi kebutuhan publik dan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi publik. Oleh karena itu langkah awal yang seharusnya dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam proses pembuatan kebijakan publik adalah mengetahui

74 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kebijakan pelarangan sepeda motor di jalan protokol (Thamrin-Merdeka Barat) dianggap tidak menjawab masalah publik dan tidak memenuhi kebutuhan publik akan keberadaan transportasi umum yang memadai tapi justru menimbulkan masalah baru bagi masyarakat yang melintasi kawasan tersebut. Kita patut bertanya apa landasan Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan aturan tersebut, fakta apa yang ada di balik kebijakan tersebut. Apakah Pemprov DKI sebelumnya sudah mengenali betul apa yang menjadi masalah publik dalam membuat kebijakan tersebut? Yang berbahaya adalah Pemprov DKI Jakarta sesungguhnya memahami fakta- fakta yang ada di lapangan namun cenderung diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing pelaku kebijakan. Karena informasi yang sama dapat menghasilkan definisi dan penjelasan atau pemaknaan “masalah” yang berbeda. Hal ini bukan disebabkan oleh ketidakkonsistennya fakta- fakta mengenai hal tersebut, namun karena analis kebijakan, pengambil kebijakan, dan pelaku kebijakan lainnya berpegang pada asumsi yang berbeda dalam memaknai fenomena sosial (kemacetan di jalan protokol). Sering kali dalam banyak kasus didapati bahwa “lebih sering terjadi pemecahan masalah yang salah daripada menemukan pemecahan yang salah atas masalah yang benar”.

75 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Kita pun jadi bertanya-tanya tentang keterbukaan proses pembuatan kebijakan ini, apakah kebijakan ini mengalir dari atas kebawah yaitu dari golongan elite pembuat kebijakan ke golongan masyarakat. Dengan demikian kebijakan tersebut lebih mementingkan keinginan kelompok elit-penguasa daripada masyarakat secara luas. Dan kitapun berhak bertanya sesungguhnya berapa belanja anggaran Pemprov DKI Jakarta untuk transportasi publik? Sudah maksimalkah anggaran tersebut digunakan untuk transportasi publik? Jika belum, Pemprov DKI Jakarta terkesan “setengah hati” dalam mewujudkan transportasi publik yang layak untuk masyarakatnya dan pelarangan kendaraan bermotor menunjukkan ketidakkonsistennan Pemprov DKI Jakarta pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang komprehensif. Dalam dokumen RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) seperti dikatakan oleh Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, kebijakan pelarangan motor sesungguhnya ada di urutan ketiga dan berdampingan dengan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP), Terminal Parkir Elektronik dan sebagainya. Sedangkan untuk solusi pertama mengurai macet adalah dengan penyediaan transportasi massal dan penambahan ruas jalan yang saat ini perbandingannya 0,1 persen dari pertumbuhan jalannya.

“Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Sanusi mengatakan, pelarangan sepeda motor memang masuk dalam salah satu rencana pembangunan jangka panjang “Ketiga aturan itu tidak boleh diubah (RPJP). Kebijakan ini dinilai Basuki Tjahaja penerapannya. Artinya, dalam Purnama selaku Gubernur DKI Jakarta pembatasan, Ahok harus mendahulukan tepat untuk mengurangi macet. penyediaan transportasi massal. Kalau penambahan jalan memang butuh Dalam dokumen RPJP, kebijakan ini ada waktu. Tapi tetap tidak bisa dibalik di urutan ketiga dan berdampingan pelarangan dulu baru penyediaan dengan kebijakan Electronic Road Pricing transportasi massal,” katanya di Gedung (ERP), Terminal Elektronik Parkir (TEP) dan DPRD DKI Jakarta, Kamis (9/1). sebagainya. Sedangkan untuk urutan pertama sebagai solusi mengurai macet adalah penyediaan transportasi massal dan penambahan ruas jalan yang saat ini perbandingannya 0,1 persen dari pertumbuhan jalan.

76 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sanusi menilai kebijakan yang Ahok mengurangi kendaraan bermotor agar kawasan Jl Sudirman, Thamrin dan Medan Merdeka termasuk di Balai Kota tak jadi sasaran pendemo yang sering membawa kendaraan roda dua itu. Dia yakin alasan Ahok menyebut untuk mengurangi angka kecelakaan cuma akal-akalan.

“Jakarta banyak orang pintar. Apa kecelakaan sering terjadi di kawasan larangan sepeda motor sekarang ini? Apa mengurangi kepadatan? Jelaskan lebih detail maksud dan tujuan pembatasan agar masyarakat kecil tidak merasa diintimidasi,” tutup Sanusi.7

Dari berbagai argumen yang diungkapkan, jelaslah bahwa kebijakan tidak populis ini cenderung hanya kebijakan parsial yang tidak komprehensif dan tidak mengatasi masalah kemacetan, dan justru mendiskriminasikan para pengguna motor. Sebaiknya Pemprov DKI Jakarta membatalkan kebijakan pelarangan motor tersebut dan fokus pembenahan terhadap berbagai macam sector transportasi dan manajemen lalulintas, seperti fokus pada pengadaan dan peremajaan bus-bus kota, fokus pada percepatan pembangunan pola moda transportasi massal MRT (Mass Rapid Transport), fokus pada penyatuan atau integrity konektivitas antar satu moda trasnportasi umum ke moda transportasi umum lainnya (seperti konektivitas Halte Busway dan Stasiun Kereta) Yang tidak kalah penting adalah pembatasan kendaraan bermotor di jalanan dengan cara, misalkan menaikkan pajak pembelian kendaraan,naikkan tarif parkir, penerapan ERP.

7 http://www.merdeka.com/jakarta/dprd-duga-kebijakan- larangan-motor-cuma-akan-akalan-ahok.html

77 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan kualitas transportasi publik yang memadai, konektivitas antar moda transportasi umum, serta semakin mahalnya ongkos untuk memiliki kendaraan pribadi, maka kelak masyarakat akan dengan sendirinya berbondong- bondong beralih menggunakan transportasi publik, tentu semua kebijakan tersebut membutuhkan waktu dan political will yang kuat dan berjiwa melayani masyarakat dari pemegang kebijakan. Sehingga Pemprov DKI Jakarta tidak perlu “memarah- marahi motor” dengan melarangnya melintas di jalur protokol toh nanti mereka sendiri yang akan sadar memilih alat transportasi yang aman dan nyaman. Peran pemerintah dalam perspektif sosial tidak hanya sebagai sebagai Membangun transportasi publik bukan penyedia layanan publik, melainkan hanya membangun sarana fisiknya sebagai pencipta kesejahtraan dan saja, tetapi lebih dari itu, membangun pemerataan, agen perubahan, yang transportasi publik juga membangun bersifat solutif. Sebuah langkah perilaku dan peradaban manusia, besar yang tidak mudah untuk membuat masyarakat lebih disiplin, dilaksanakan, tetapi bukan hal teratur, berkualitas dan berbudaya. yang mustahil untuk mewujudkan mimpi Jakarta yang ramah akan transportasi publik.

“A developed country is not a place where the poor have cars. It is where the rich people use public transport.” -Gustavo Pertro (Mayor of Bogota, Colombia)

78 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Gerakan Anak Muda Dulu dan Sekarang: Sebuah Trajektori

79 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Anak muda merupakan individu berusia 15-24 tahun, yang tengah mengalami periode transisi dari masa anak-anak yang bergantung menuju masa dewasa yang mandiri. Kategori umur menjadi ciri termudah untuk mengidentifikasi karakteristik anak muda, terutama jika dikaitkan dengan bidang pendidikan dan ketenagakerjaan; karena anak muda identik dengan masa dimana seseorang meninggalkan pendidikan wajib dan menemukan pekerjaan pertamanya. (UN.org)

Undang-undang Kepemudaan no. 40 tahun 2009: “Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan, yang berusia 16-30 tahun.”

Anak muda Indonesia usia 15-30 tahun: 67 juta jiwa, yaitu ¼ dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 238 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010)

80 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Youth Integrity Survey (Survei Integritas Anak Muda) merupakan sebuah survei yang dilakukan oleh Youth Department Transparency International Indonesia pada tahun 2013, yang bertujuan untuk mengukur pemahaman anak muda usia 15-30 tahun di daerah perdesaan , Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur mengenai integritas dan antikorupsi.

Beberapa hasil surveinya antara lain:

Anak muda setuju terhadap indikator ciri integritas di bawah ini: Tidak pernah bohong, tidak pernah curang, dan dapat dipercaya (94%) Alasan anak muda terlibat Tidak melakukan korupsi (tidak dalam korupsi: menerima dan memberi suap) dalam 1) Menghindari tilang polisi (47%) kondisi apapun (93%) 2) Mendapatkan dokumen/izin Tidak pernah melanggar hukum (91%) (20%) Tidak pernah bohong atau berbuat 3) Lulus ujian (11%) curang kecuali jika menghadapi 4) Mendapatkan pekerjaan (9%) situasi yang sulit bagi dirinya atau 5) Mendapatkan layanan medis keluarganya (34%) (8%) Menolak perilaku korupsi kecuali 6) Mendapatkan akses bisnis (4%) tindakan tersebut sudah umum dilakukan untuk memecahkan masalah atau situasi sulit (24%) Menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada teman dan keluarga dalam kondisi apapun meskipun hal tersebut melanggar hukum (20%) Menolak perilaku korupsi kecuali jumlahnya tidak seberapa (15%)

81 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Menilik Organisasi Anak Muda Kontemporer di Indonesia

Maulida Raviola

Adeline Tumenggung & Yanuar Nugroho (2011) berargumen bahwa lemahnya ketertarikan anak muda Indonesia Pengantar terhadap politik pascareformasi adalah Organisasi-organisasi atau inisiatif anak hasil dari alpanya regenerasi politik muda kontemporer marak bermunculan pada masa transisi setelah Orde Baru. di tengah situasi di mana tingkat Regenerasi politik yang dimaksud bukan ketertarikan anak muda terhadap politik hanya suksesi generasional dari politisi pascareformasi kian melemah. Pada dan aktivis politik, tetapi merupakan tahun 2010, sebuah jajak pendapat yang suatu hal yang lebih fundamental, yaitu dilakukan Kompas mencoba mengukur aspek ideologi dan pembangunan politik. tingkat ketertarikan anak muda terhadap kepemimpinan di ranah politik elit. Di tengah kecenderungan apatisme Hasilnya, lebih dari 60% anak muda politik dan melemahnya minat berpolitik tidak tertarik untuk menjadi pemimpin anak muda ini, lahirUndang-Undang negara, menteri, anggota parlemen, Kepemudaan nomor 40 tahun 2009 yang pemimpin partai politik, pemimpin diterbitkan oleh Kementerian Pemuda organisasi massa, pemimpin organisasi dan Olahraga. Adhyaksa Dault, Menpora profesi, pemimpin komunitas, pemimpin yang menjabat pada saat UU ini dilahirkan, lingkungan (RT/RW) maupun pemimpin berharap agar UU Kepemudaan dapat organisasi kepemudaan. mempercepat sirkulasi kepemimpinan baik di tingkat daerah maupun nasional

82 Jurnal Youth Proactive Vol.2

yang selama ini mandek. Terkait dengan kepentingan ini juga, Kementerian Pemuda dan Olahraga kemudian berusaha mengakomodasi berbagai organisasi kepemudaan (OKP) yang ada di Indonesia. Data terakhir hingga Februari 2013 mencatat bahwa terdapat 149 OKP yang berada dinaungi oleh Kemenpora—namun tidak dijelaskan bagaimana data-data OKP ini diperoleh, apakah data ini terus diperbarui, serta apa saja ketentuan-ketentuan bagi sebuah organisasi untuk dapat dikategorikan sebagai sebuah “OKP”.

Dari UU Kepemudaan tersebut, terdapat beberapa aspek penting yang semestinya diperhatikan, terutama dalam kaitannya dengan realitas kehidupan anak muda di Indonesia. Pertama adalah bagaimana melalui UU Kepemudaan ini negara mengkonstruksianak muda serta kepentingan-kepentingannya, juga terhadap tujuan “Pembangunan Kepemudaan”, yaitu untuk mewujudkan anak muda yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan dan kebangsaan. Dari tujuan ini, kita kemudian melihat bagaimana UU Kepemudaan menitikberatkan pembangunan pemuda melaluidua aspek utama, yaitu kepemimpinan dan kewirausahaan.

83 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Di satu sisi, UU Kepemudaan memperlihatkan bagaimana negara meletakkan anak muda sebagai subjek pembangunan, yang di dalamnya unsur kepemimpinan jelas merupakan hal yang dianggap penting karena generasi muda adalah generasi penerus yang diharapkan dapat menjadi pemimpin-pemimpin di masa mendatang,sementara unsur kewirausahaan dianggap relevan karena anak muda diharapkan Perihal Kemunculan dapat menjadi subjek ekonomi dan Karakteristik yang inovatif dan mandiri di tengah Organisasi Anak Muda persaingan dalam ketersediaan Kontemporer lapangan kerja yang mampu disediakan negara atau diserap Salah satu faktor penting yang oleh pasar. Namun di sisi lain, mempengaruhi kemunculan UU Kepemudaan luput dan membedakan karakteristik melihat permasalahan serta organisasi anak muda dulu dan kebutuhan-kebutuhan sekarang di Indonesia adalah anak muda yang amat perubahan pemaknaan atas ruang publik. Ruang publik pada masa beragam. UU Kepemudaan juga Orde Baru adalah ruang yang seakan menempatkan negara dikuasai oleh aparatus negara dan sebagai pihak yang menaungi menjadi suatu ruang yang steril, dan memfasilitasi anak muda yang di dalamnya warga negara untuk dapat berpartisipasi penuh tidak boleh melakukan segala dalam proses pembangunan, sesuatu yang dianggap meresahkan ketika sesungguhnya anak muda dan menganggu ketertiban umum. sedang “dibebani” dengan berbagai Maka ketika terjadi gangguan tuntutan dan harapan. terhadap kesterilan ruang publik tersebut, yang kemudian memuncak pada mundurnya Soeharto sebagai “penguasa utama di ruang publik”, ruang publik menjadi ruang yang terbuka dan diperebutkan yang di dalamnya berlangsung interaksi yang dinamis

84 Jurnal Youth Proactive Vol.2

antara berbagai pihak. Salah Gagasan serupa juga dikemukakan oleh satu implikasi dari perubahan Nuraini Juliastuti (2011), yang melihat bahwa makna atas ruang publik ini perubahan posisi individu di dalam ruang adalah ketika hal-hal yang kultural pasca Orde Baru memungkinkan anak tadinya tak dapat dibicarakan di muda melakukan eksperimentasi terhadap ruang publik kini terbuka untuk berbagai gagasan dan praktik-praktik yang dibicarakan secara luas, seperti tidak mungkin mereka lakukan ketika menjadi isu SARA (Suku, Agama, Ras individu yang pasif di bawah rezim Orde Baru. dan Antargolongan). Peraturan Anak muda adalah inisiator bagi negara tak lagi dirasakan sebagai munculnya ruang-ruang alternatif, ancaman terhadap identitas yaitu ruang-ruang baru yang dan eksistensi kelompok. Ekspresi kebudayaan dan ritual bersifat lokal yang mendorong keagamaan dapat berlangsung lebih banyak keterlibatan warga di ruang publik, seiring lokal dalam produksi budaya. dengan tuntutan masyarakat Demokratisasi yang mendorong keterbukaan untuk menghapus berbagai dan kebebasan berekspresi menjadikan kebijakan yang mendiskriminasi anak muda memiliki sesuatu yang ekspresi kultural kelompok- lebih kuat sebagai basis identitas kelompok minoritas seperti etnis Cina. Dalam konteks mereka, yaitu kemudaan itu situasi inilah, anak muda sendiri. Menjadi muda secara usia sudah merespons keterbukaan ruang cukup untuk menjadi identitas bersama publik melalui ekspresi atas yang mengatasi perbedaan-perbedaan lain keberagaman yang mengatasi seperti agama, suku maupun ideologi politik. batas-batas kedaerahan, Penguatan identitas muda ini memungkinkan agama maupun etnis tersebut. munculnya gerakan anak muda yang lebih bersifat cair, meluas, inklusif dan fleksibel.

85 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Di tengah kondisi ini, semangat anak muda yang tengah meluap tersebut bersinggungan dengan kepentingan- kepentingan berbagai lembaga donor pembangunan yang mulai melihat anak muda sebagai subjek penting yang harus diberdayakan dalam proses pembangunan dan dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan. Kedua faktor ini turut mempengaruhi menjadi populernya berbagai organisasi serta inisiatif-inisiatif anak muda berbasis isu seperti isu anti-korupsi, lingkungan hidup, kesehatan, disabilitas, termasuk juga isu-isu yang cukup sensitif seperti lintas- keyakinan (interfaith) maupun LGBTIQ.

Beberapa faktor tersebut dapat dikatakan berpengaruh terhadap pergeseran kecenderungan pergerakan anak muda, serta memberikan kebaruan terhadap karakteristik pergerakan anak muda itu sendiri. Jika dulu organisasi anak muda secara umum terbagi ke dalam dua tipe, yaitu organisasi berbasis identitas kemahasiswaan seperti universitas, fakultas, departemen dan kedaerahan dan organisasi anak muda berorientasi politik atau religi, maka kini keterlibatan anak muda dalam organisasi-organisasi di luar kampus seperti dalam sektor NGO atau independen menjadi fenomena baru yang mewarnai gerakan anak muda di Indonesia.Organisasi-organisasi anak muda ini bergerak dengan beragam tujuan mulai dari peningkatan kemawasan (awareness) tentang isu tertentu hingga advokasi di level kebijakan.

86 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Secara organisasional, struktur organisasi Struktur organisasi anak muda anak muda kontemporer juga relatif kontemporer yang “hemat” ini kemudian sederhana dengan jumlah anggota yang disiasati dengan karakteristik berikutnya: sedikit. Aliansi Remaja Independen, kekuatan jaringan dan kesukarelawanan sebuah organisasi anak muda yang (volunteerism). Dalam berjejaring, terbentuk sejak tahun 2007 dan tersebar di peranan dari media baru seperti internet beberapa kota di Indonesia seperti Bogor, pun sangat signifikan. Ade Armando Pati, Solo, Lombok, Kupang dan Makassar, pernah menyebutkan bahwa “kalangan hanya beranggotakan tidak lebih dari 80 yang paling responsif memanfaatkan anak muda. Kita dapat membandingkan media baru untuk tujuan demokratisasi jumlah ini dengan KNPI yang memiliki adalah gerakan masyarakat sipil”, tanpa struktur organisasi yang tersusun dari terkecuali organisasi-organisasi anak tingkat Dewan Pimpinan Pusat (Nasional) muda. Selain itu, anak muda di mana saja, sampai dengan pengurus kecamatan. selama ia memiliki minat dan perhatian Pengurus Kecamatan (PK) KNPI Setu, yang sama atas suatu isu, dapat menjadi Tangerang Selatan, misalnya, pada tahun bagian dari sebuah organisasi anak muda kepengurusan 2012-2015 memiliki sebagai volunteer. Volunteer inilah yang struktur yang terdiri dari 1 ketua, 8 wakil menjadi basis dalam kegiatan-kegiatan ketua, 1 sekretaris, 8 wakil sekretaris, organisasi untuk mempopulerkan isu 1 bendahara, 8 wakil bendahara dan 8 kepada masyarakat yang lebih luas. komisi yang beranggotakan 25 orang. Jaringan dan volunteer merupakan dua senjata utama bagi organisasi anak muda kontemporer ini untuk untuk menghubungkan isu-isu anak muda yang pada dasarnya saling terkait satu sama lain, penguatan kapasitas untuk mencapai tujuan bersama (seperti perubahan kebijakan publik) serta memperluas dampak gerakan di tengah masyarakat, tidak hanya pada tatanan lokal tetapi juga pada tatanan global.

87 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Peluang atau Tantangan?

Minimnya rekognisi pemerintah terhadap keberadaan dan kerja-kerja organisasi ini di tengah masyarakat. Di satu sisi, minimnya rekognisi ini, untuk sementara, mencegah terkooptasinya organisasi-organisasi anak muda oleh kepentingan-kepentingan politik elit. Namun di sisi lain, organisasi anak muda ini membutuhkan “siasat” tersendiri untuk membuat kebutuhan serta aspirasi mereka didengar oleh pemerintah dan pembuat kebijakan.

Volunteerism, yang merupakan karakteristik penting yang mempengaruhi organisasi anak muda saat ini bersifat lebih cair dan inklusif jika dibandingkan organisasi kepemudaan terdahulu. Namun demikian, karena sifatnya yang cair dan tidak terikat, komitmen para relawan terhadap organisasi merupakan suatu permasalahan yang secara konstan terus membayang-bayangi keberlangsungan kegiatan organisasi. Pada gilirannya hal ini pun berpengaruh terhadap profesionalisme dan kapasitas kerja organisasi. Muncul anggapan bahwa kerja dari organisasi-organisasi anak muda ini banyak yang lebih bersifat temporer, berorientasi jangka pendek (atau bahkan hanya berorientasi proyek) dan tidak profesional. Pengelolaan yang kurang baik dari organisasi terhadap para relawan tentu amat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan organisasi dan, secara ekstensif, dapat berpengaruh terhadapkeberlangsungan pergerakan anak muda di Indonesia di waktu mendatang.

Hal yang berikutnya menjadi tantangan bagi pergerakan anak muda (secara umum)dan organisasi anak muda di Indonesia (secara khusus) adalah menemukan filosofi dancommon ground dari gerakan anak muda. Dalam pengamatannya mengenai organisasi anak muda kontemporer di Indonesia, Maesy Angelina (2011) berargumen bahwa saat iniwacana populer seolah-olah mensyaratkan kemudaan sebagai satu-satunya syaratgerakan anak muda, ketika definisi tersebut pun memiliki bias-biasnya tersendiriseperti kelas sosial dan gender. Menurut Angelina, gerakan anak muda perluberkembang dari gerakan berbasis aktor menjadi gerakan yang dipandu oleh sebuah filosofi mendasar mengenai apa yang ingin diperjuangkan gerakan ini untuk anak muda, terlepas apa pun isu yang akhirnya dipilih. Diperlukan sebuah visi atau agenda bersama untuk menentukan arah gerakan anak muda Indonesia.

88 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Referensi:

Angelina, Maesy. (2011).Siapakah ‘Anak Muda’ dalam Gerakan Anak Muda. http:// Juliastuti, Nuraini. (2011).Alternative Space www.academia.edu/812230/Siapakah_ as New Cultural Movement: Landscape of Anak_Muda_dalam_Gerakan_Anak_ Creativity, inKunci Cultural Studies Center Muda_Who_are_the_Youth_in_Youth_ Member Magazine, 7 October 2009, in Movements Paramaditha, Intan. Praktik Kultural Anak Muda: Narasi 1998 dan Eksperimen, Jurnal Armando, Ade. (2011). Media Baru bagi Prisma vol. 30, No. 2. Kaum Digital Natives: Demokrasi atau Kesia-siaan?, Jurnal Prisma Vol. 30, No. 2, Nugroho, Yanuar & Adeline Tumenggung. hal. 89-98,“Gerakan Pemuda 1926-2011: (2005). Marooned in The Junction: Persatuan Terhenti, Kesatuan Asimetris. Indonesian Youth Participation in Politics. Part of Go! Young Progressives in Southeast BE Julianery, “Optimisme Kepemimpinan Asia. Friedrich Ebert Stifftung. Muda”, Artikel Jajak Pendapat Kompas 01 November 2010.

89 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Lekuk Gerakan Anak Muda Muhamad Isomuddin

Meraba gerakan anak muda di Indonesia dengan menapaktilasi waktu lampau bukanlah persoalan mudah untuk menarasikan awal mula kemunculannya. Mungkin hari sumpah pemuda salah satu momentum yang menandai gerakan anak muda Indonesia. Sumpah menjadi bahasa sakral sekaligus penegasan atas semangat pemuda berbentuk gerakan bersama untuk menuju titik kulminasi bernama kemerdekaan. kedua momentum reformasi, dimana aktivis muda banyak terlibat dalam proses meruntuhkan rezim orde baru. Dua momentum di atas mewarnai geliat gerakan anak muda yang terus diceritakan sebagai ghirah pergerakan.

90 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dalam masyarakat tradisional pengertian pemuda ditentukan sebagai Melihat konteks sekarang, apa yang tahap tersendiri dari busur kehidupan. menjadi tujuan bersama Dalam pengertian lain menyebutkan gerakan anak muda di tengah bahwa pemuda melebihi dari busur kepungan globalisasi yang kehidupan dengan corak otonomnya membuat situasi sedemikian yang membedakan dengan masyarakat cair? Apa yang digerakan dan tradisional melalui penentangan yang mengerakan anak muda sekarang? sistematis.3 Makna anak muda yang Bagaimana gerakan dihidupi anak muda multitafsir tidak menjadikan diri kita di tengah arena kemajuan teknologi untuk terjerembab dalam kubangan yang serba terhubung tanpa ada tedeng definisi. Menelisik gerakan anak muda aling-aling? Pertanyaan-pertanyaan ini dalam bingkai sejarah kemudian menjadi perlu untuk menilik gerakan bertolak untuk menilik kabar anak anak muda sekarang dan mengetahui muda sekarang adalah satu ikhtiyar perbedaan gerakan yang ada pada masa meraba gurat nadi kesejarahan. sebelumnya. Sejarah kebangkitan pemuda Indonesia Sebelum beranjak terhadap gerakan lahir dari rahim situasi perjuangan anak muda, mungkin akan lebih elok melawan penjajahan. Berbagai dengan melucuti makna anak muda itu bentuk gerakan pemuda muncul dari sendiri. Pendefinisian anak muda kerap berbagai penjuru daerah yang serentak diarahkan dalam tabulasi deret ukur usia, meneriakan kemerdekaan. Ben seperti yang tertuang dalam Undang- Anderson menjelaskan dalam buku Undang Pemuda maupun petuah PBB revolusi pemuda akan pentingnya (Perserikatan Bangsa-Bangsa).1 Definisi posisi anak muda dalam sejarah dalam tabulasi usia membonsai makna perlawanan merebut kemerdekaan. dari keluasan anak muda itu sendiri. Kata pemuda yang dulu biasa saja Meminjam bahasa essay Aria yang dengan cepat memperoleh pancar menyitir definisi Siegel, bahwa kemudaan cahaya yang menakutkan dan kejam.4 tidak terbatas umur seperti yang Posisi pemuda sangat penting diangankan dalam Undang-Undang dalam andil perjuangan merebut Kepemudaan.2 kemerdekaan dari penjajah.

1 Lihat Undang-Undang Kepemudaan dan konvensi PBB 3 Ben Anderson, Revolusi Pemuda: Pendudukan Jepang tentang anak muda. dan Perlawanan di Jawa 1944-1946, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1988, Hal 22 2 http://indoprogress.com/2014/12/pemuda-remaja-dan- alay-dari-politik-revolusioner-menjadi-sekadar-gaya- 4 Ibid 21 hidup/ diakses pada tanggal 01 Oktober 2015, pukul 14.00 WIB

91 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Maka tak aneh, setiap hari sumpah Dua momentum penanda gerakan pemuda selalu diperingati sebagai suatu pemuda, sumpah pemuda dan reformasi ritual untuk mengingat kiprah anak ’98 masih diceritakan dalam setiap muda dalam memperjuangkan bangsa sela diskusi gerakan. Sumpah pemuda Indonesia. menjadi momen yang tidak dapat dipisahkan ketika berbicara eksistensi Kemudian gerakan reformasi yang pemuda Indonesia. Ia seolah menjadi dipelopori aktivis mahasiswa masih rujukan baku dari anak muda yang menjadi rujukan diskursus pergerakan ingin membangun bangsa dari berbagai mahasiswa. Berdiskusi untuk sisi. Tidak ada argumen-argumen yang mempertajam analisa dan mempertebal “mencengangkan” dari pembahasan garis ideologi dan pengorganisiran basis sumpah pemuda yang dibicarakan massa ialah suasana ‘khas’ dalam cerita setiap tahun. Namun tak mudah untuk pergerakan mahasiswa. Gerakan anak mematahkan semangat yang menjadi muda yang dipelopori banyak mahasiswa ruh di dalamnya. kemudian meletus pada Mei 1998 dengan turunnya Soeharto dari presiden.

92 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Lalu bagaimana gerakan anak muda sekarang setelah kemerdekaan dan reformasi telah diraih? Zely Ariane menerjemahkan rasa terganggunya akan dua generasi aktivisme yang berbeda dalam sebuah tulisa berjudul “Mengenal (Generasi) Aktivisme Kita”5 dapat mengantarkan untuk mendeskripsikan gerakan anak muda sekarang. Adanya perbedaan generasi heroik-dramatik dan generasi resah kritis dalam pendekatan, strategi transformasi sosial dan dalam sudut situasi politik yang menghimpit.

Perbedaan generasi aktivisme tidak untuk ditarik pada ranah romantisme sejarah reformasi. Walaupun romantisme ini masih hidup dalam aktivisme generasi 2000 ke atas (hanya menangkap euforia reformasi, bukan aktor). Mungkin generasi yang terjerembab romantisme reformasi menciptakan ilusi kembalinya pergerakan ’98, tanpa mengamalkan pembacaan geliat politik dan sosial yang berubah. Agak tepat yang dikatakan Walter Benjamin, “masa lalu hanya ditangkap sebagai citraan yang bersinar seketika dan kemudian lenyap tanpa bekas”.6 Tentu reformasi adalah etos peristiwa sejarah yang bisa terulang kembali pada ruang dan waktu yang berbeda namun tidak untuk tiruannya.

5 http://indoprogress.com/2015/03/mengenal-generasi- aktivisme-kita/ diakses pada tanggal 01 Oktober 2015, pukul 15.00 WIB 6 Yasraf Amir Piliang, Dunia Yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan, Matahari: , 2004, Hal. 37)

93 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Permasalahan pada dekade rezim orde baru tidak dapat disamakan dengan situasi sekarang. Sergapan modernitas yang kini mengepung berbagai lini, menumbuhkan banyak masalah baru. Mashall Berman mengatakan bahwa modernitas tidak hanya ditandai oleh dialektika kebaruan, akan tetapi dialektika kecepatan.7 Situasi yang dihadapkan pada era yang mengagungkan kecepatan menimbulkan menguapnya berbagai masalah yang kemudian seolah lenyap tanpa bekas begitu saja.

Dunia yang menggagungkan kebaruan dan percepatan menyasar pada bentuk sosial, kebudayaan dan merangsek masuk pada sendi ekonomi politik. Logika kecepatan dan percepatan dalam ranah ekonomi politik diperbincangkan dalam eksistensi laku lampah kemajuan.8 Kita paksa untuk mengikuti kecepatan yang tak pernah hendaki sebelumnya.

Doa pembangunan yang dipanjatkan oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan modernitas secara kafah (sempurna), menuntut kebaruan dan kecepatan. Anak muda diseret-seret untuk mengadaptasi perubahan yang mereka sendiri tidak mengerti perubahan untuk apa dan siapa. Taklid buta sedang diajarkan dalam kurikulum modernitas.

7 Ibid,82

8 Ibid 81

94 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Di sisi lain, Kecepatan teknologi sudah memanjakan ruang komunikasi dan informasi secara massif. Tak usah lagi keluar kamar atau berbincang dengan tetangga apalagi sampai Kemajuan teknologi juga digunakan berjibaku turun ke masyarakat, gerakan anak muda sebagai media lewat sebidang layar kita sudah bisa menyampaikan aspirasi dan respon mengetahui sajian permasalahan. akan realitas sosial. Gerakan lewat Realitas sosial seolah-olah sudah media sosial kian ramai dan diminati dibingkai dalam deret angka dalam anak muda, yang kini dikenal dengan tanggga grafik. Sungguh sebuah istilah click activism. Informasi dengan suguhan yang memanjakan akan cepat tersebar dan memicu satu kecepatan pengetahuan. gerakan online melalui hastag, petisi atau foto profil. Cara gerakan Perolehan pengetahuan lewat online terbilang sangat efektif dalam kemajuan teknologi informasi membangun wacana publik. Dalam menjadi sangat efektif untuk sebuah workshop Youth Camp, AE menangkap perkembangan yang ada. Priyono menyoroti fenomena click Namun di pihak lain, menunggalkan activism sebagai model gerakan baru. teknologi media informasi dengan Di sisi lain AE Priyono menekankan masih banyaknya keterbatasan bahwa perubahan terjadi karena terlihat naif dalam membaca realitas sebuah pembentukan sistem, bukan sosial. Misalnya saja, pegiat media konstruksi media sosial.9 informasi tidak merepresentasikan semua pihak. Kedua, Framing media Mungkin kita dapat mengambil yang ditambah dengan berbagai dalam pembacaan atas salah satu kepentingan di dalamnya menggiring masalah kemiskinan. Bagaimana pada dominasi wacana. Maksudnya penggunaan teknologi yang anak muda menganalisis dan banyak digandrungi anak merespon kemiskinan yang terjadi muda dalam memperoleh di masyarakat? Apakah kemiskinan informasi secara otomatis dinilai sabagai satu masalah sistemik berpengaruh terhadap 9 Workshop Mata Muda yang diselenggarakan pembacaan realitas sosial. Transparancy International Indonesia (TII) bulan Desember 2014, Jakarta. 95 Jurnal Youth Proactive Vol.2 tanggung jawab sosial atau hanya sekedar terjadi dalam sejarah. Namun perubahan merespon rasa iba dan belas kasihan? populer adalah proses yang terus Ketika melihatnya sebagai satu masalah menerus berlangsung, ditunjukkan untuk sistemik artinya masyarakat dijadikan mempertahankan dan meningkatkan sebagai subjek untuk mengetas masalah kekuasaan dari bawah ke atas dari yang ada. Namun ketika memperlakukan orang-orang dalam sistem. Hal tersebut dengan rasa iba masyarakat hanya menjadi menghasilkan capaian-capaian kecil bagi objek. Layaknya tontonan program kaum lemah.10 telivisi yang mengedepankan citra dan mengkomoditikan keibaan tersebut. Modernitas yang melingkupi ruang Merespon dengan rasa iba sebagai bentuk realitas sosial sekarang, tidak dapat tanggung jawab moral itu wajib, namun diacuhkan begitu saja karena ia telah mengentaskan kemiskinan ialah masalah merangsek masuk pada sendi-sendi sosial. tanggung jawab sosial yang sistemik. Hal ini membuat satu tantangan bagi anak muda dalam menatap modernitas Berangkat dari pembacaan masalah dengan gagah tanpa harus terperosok di atas, kita dapat melihat ke dalam pusaran. Di sisi lain anak muda kecenderungan gerakan anak harus memiliki pembacaan analisa baru muda dalam membaca realitas akan akar masalah yang ada. Peluang sosial, apakah lebih menekankan modernitas perlu dimanfaatkan sebagai pada gerakan populer atau satu kekuatan baru untuk mencapai satu gerakan yang mengakar pada “kemenangan”. Masyarakat harus menjadi basis masyarakat dengan basis gerakan dari situasi yang semakin menyelesaikan masalah secara cair. Gerakan anak muda harus lahir sistemik. John Fiske membedakan dari ruang realitas dengan membaca antara Perubahan sosial radikal masalah dan kebutuhan yang ada di menghasilkan redistribusi pokok sekitar. Istilah deliberatif gerakan anak kekuasaan dalam masyarakat, sering muda yang berbasiskan kebutuhan lokal dideskripsikan sebagai revolusi dan setidaknya dapat menjadi daya tawar dari terjadi titik kritis yang tidak sering situasi yang sedemikian cair.

10 John Fiske, Memahami Budaya Populer, Jalasutra, Yogyakarta, 2011, hal. 219.

96 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Mata Muda: Sudut Pandangnya Anak Muda

97 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dimana Kita, Saat KPK Dilemahkan? Hilmiah

Berbagai kasus korupsi yang kian dana sumbangan berupa uang merajalela membuat masyarakat beasiswa sebesar Rp 1.200.000,00/ semakin berkoar-koar dilapangan, semester. Manipulasi ini terungkap, namun sayangnya hal ini tidak banyak setelah ditelusuri ternyata keempat didengarkan. Seperti salah satu kasus siswa tersebut sudah tidak dianggap korupsi di sekolah yang merupakan lagi sebagai siswa di sana karena hasil temuan dan catatan pengaduan mereka menikah di usia anak atau usia oleh Youth Report Center (YRC) pada sekolahnya. tahun 2015 ini, seorang pelapor berinisial P mengadukan sebuah kasus Entah dari mana terbersit niat dan korupsi yang dilakukan oleh pihak tindakan negatif yang menjurus sekolah SMA sederajat di salah satu yang dilakukan oleh pihak sekolah, SMA di Provinsi NTB, dimana terdapat dana bantuan untuk keempat siswa manipulasi atas data empat orang tersebut bisa dicairkan, dengan cara siswa yang tercatat mendapatkan memanfaatkan empat siswa pengganti lainnya yang masih aktif bersekolah.

98 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Modus yang diterapkan melalui pemalsuan identitas keempat siswa, dimana mereka yang dimanfaatkan nama orang tua siswa yang asli, dengan disogok sebelumnya oleh siswa pengganti pun sudah harus pihak sekolah dengan memberikan menghapalnya, sehingga itu akan uang imbalan sebesar Rp 50.000,- dari memperkuat bahwa benar siswa Rp 1.200.000,- dana yang dicairkan tersebut adalah penerima dana per siswa tadi. Sisa dari dana yang sumbangan di sekolah. Alhasil, dana dicairkan semuanya dikantongi oleh tersebut cair dan sudah dikantongi pihak sekolah. Berdasarkan laporan oleh para pihak sekolah yang yang diterima, sisa dana tersebut tidak bersangkutan. diketahui kemana pemanfaatannya oleh siswa yang dimanfaatkan ini. Modus-modus korupsi seperti ini Modus yang ada menunjukkan bahwa dapat dikatakan sudah membudaya empat siswa yang dimanfaatkan ini dikalangan masyarakat awam atau juga sebelumnya diberikan beberapa pedesaan di beberapa daerah di kode arahan agar ketika dipanggil oleh inodnesia ini. Bagaimana tidak, pihak bank yang mencairkan dana sebagian besar orang- mereka langsung paham. Keempat orang yang notabenenya siswa di sarankan untuk menghafal berpendidikan sarjana nama orang tua siswa yang sudah dan bahkan duduk di kursi berhenti sekolah tersebut, sehingga pejabat memanfaatkan ketika dipanggil identitas palsunya kepintaran/kebusukan sang siswa pengganti mengangkat akal fikir untuk merebut tangan, dan ketika ditanya tentang hak orang-orang miskin yang ada. Mereka secara sadar telah melakukan berbagai kasus korupsi kecil-kecilan namun besar dikemudian hari. Apalagi pengaruhnya dimasyarakat pun sangat besar. Jika tetap seperti ini maka secara langsung para pendidikan di sekolah atau orang- orang berpendidikan lainnya yang memiliki watak yang sama sepert ini, sudah tentu jelas akan mencetak generasi yang korup, bukan anti korup.

99 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Sangat tentu disayangkan tentunya jika para generasi siswa yang sekolah di tempat tersebut akan dibodoh-bodohi oleh pihak sekolahnya. Karena kekurangan ilmu pengetahuannya tentang korupsi atau awam akan tempat mengadu dan sebagainya,maka sudah tentu jelas semua siswa yang mengenyam pendidikan di berbagai sekolah di Indonesia ini, terutama di daerah pedesaan, akan tutup mata di hadapan kasus yang seperti tadi. Bukan karena mereka merasa takut saja untuk melaporkan sekolahnya, melainkan mereka tidak tahu bahwa mereka dijadikan korban sasaran untuk kasus korupsi yang dilakukan oleh pihak sekolahnya tersebut.

Untuk itu keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adanya beberapa kasus korupsi untuk penanganan kasus korupsi yang sudah ditangani. Bahkan yang kian merajalela di negeri para koruptor yang notabennya kita ini sudah barang tentu jelas adalah para pejabat kini sebagian diperlukan. Jika KPK dilemahkan besarnya menjadi sasaran pihak dengan kesalahan-kesalahan kecil KPK untuk segera dijobloskan atau hanya ungkapan negatif kepenjara karena tindakan dari pihak lainnya, maka lambat korupsi mereka. Namun, seiring laun kasus korupsi tidak hanya dengan berjalannya aktivitas kerja terjadi di ranah pendidikan atau KPK yang banyak membongkar pemerintahan saja, melainkan habis seluk beluk aktivitas korup, akan lebih besar lagi pengaruhnya membuka kemungkinan bagi keranah lebih besar. Maka dari adanya kelompok yang anti KPK itu, KPK harus dijaga dan lebih ini beraksi untuk melawan serta dikembangkan lagi, Karena memfitnah KPK. Kelompok ini secara nyata kinerjanya di bahkan akan mencari-cari kinerja lapangan sangat positif dalam yang salah dari KPK. Tentu ini menanggulangi kasus korupsi, adalah suatu tindakan jahat yang yang mana ditunjukkan dengan tidak bermoral sama sekali. Karena

100 Jurnal Youth Proactive Vol.2 kinerja yang memberikan manfaat besar Sebagaimana pernyataan yang untuk masyarakat dan juga berkontribusi diungkapkan oleh Mantan Ketua Majelis untuk negara justru malah diperangi Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais, habis-habisan. Bagi saya, tindakan ini ia menyatakan sikapnya untuk menolak sungguh adalah aktivitas yang salah. kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi dan “Saya menentang setiap Bagi kami para aktivis anti korupsi akan usaha yang datang dari mana pun untuk terus peduli dengan agenda anti korupsi, melakukan kriminalisasi terhadap KPK,” kinerja dari pihak KPK tetap gesit, cepat, kata Amien di Gedung DPR, Senayan, dan tegas dalam mengambil langkah Jakarta, Jumat 6 November 2009.1 atau untuk menjobloskan para koruptor ke penjara sangatlah didukung. Bersama dengan kelompok masyarakat yang luas, pernyataan ini tentu saja Melalui gerakan sosial kelompok muda sangat kami dukung dan acungi jempol. di berbagai daerah, kami akan turut andil Bagi kami, siapapun yang menyuarakan untuk menyuarakan dukungan terhadap akan dukungannya terhadap kinerja KPK kinerja KPK. Karena sebagai aktivis serta menolak kriminalisasi KPK, kami anti korupsi, kami yang terlibat turut berbaris bersama mereka. Dengan di Youth Report Center (YRC) catatan mereka yang bersuara tidak yang pro-rakyat, akan terus hanya sekedar berkehendak melainkan mengupayakan dan berusaha merealisasikan apa yang menjadi untuk melanjutkan dukungan kehendak tersebut dalam tindakan nyata, terhadap kinerja KPK di tingkat bukan sebaliknya. Sehingga dengan anak akar rumput. Berdasarkan kita berada di posisi yang tepat yakni di pemantauan yang ada bahwa melalui barisan peduli KPK. media televisi yang menayangkan beberapa kasus korupsi yang sudah ditangani oleh KPK, secara serentak rakyat turut mendukung dengan sepenuh hati agar KPK bisa berkerja lebih luas dan lebih gesit lagi. Jadi, secara langsung masyarakat yang notabenenya tidak berpendidikan pun mengerti dan paham apa itu korupsi yang secara sederhana dipahami sebagai “ngambil uang rakyat”, dengan kata yang demikian, otomatis rakyat pun sadar bahwa mereka juga tengah menjadi korban dari tindakan korupsi, sehingga secara serentak mereka mempunyai kepentingan untuk mendukung keberadaan dan kerja KPK, 1 Dikutip dari http://politik.news.viva.co.id/news/ bukan sebaliknya. read/103453tolak_kriminalisasi_kpk___demonisasi_polri

101 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Bertindak Cerdas untuk Melawan Kultur Kerja Korup Yam Saroh

Berbicara tentang kultur maka tidak akan jauh – jauh dari istilah budaya. Dalam Bahasa inggris istilah budaya disebut dengan “culture” yang kemudian diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “kultur”. Secara semantik pengertian “culture” dalam Bahasa inggris adalah “the way of life, especially the general customs and beliefs, of a particular group of people at a particular time”, yang artinya cara pandang dalam hidup, khususnya yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan, dari suatu kelompok tertentu pada waktu tertentu. Menurut Koentjaraningrat (2003:72) kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Dengan demikian kultur berarti merupakan cara pandang suatu kelompok terhadap hidup yang diakui bersama oleh kelompok tersebut, yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak diwaktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa kultur itu bersifat dinamis, terdapat kemungkinan untuk berkembang dan meluas atau bahkan sebaliknya tergantikan dan terhapuskan. Pada dasarnya kultur tidak hanya mencakup gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat tetapi juga yang berdampak negatif, salah satu contohnya adalah kultur korup.

102 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Apa itu korup? Kata korup berkaitan erat dengan istilah korupsi dan koruptor. Secara umum kita sudah memahami bahwa korupsi adalah tindakan tidak bermoral yang dengan sengaja menggunakan wewenang dan kekusasaan untuk kepentingan pribadi Dengan demikian kultur korup dengan niat untuk memperkaya diri adalah cara pandang, gagasan sendiri. Menurut Kemdikbud dalam dan rasa, tindakan, serta karya bukunya pendidikan anti korupsi yang dihasilkan manusia memberikan pengertian korupsi sebagai dengan cara yang busuk, perbuatan busuk seperti penggelapan dengan menyalahgunakan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya dan koruptor adalah oknum/ wewenang dan jabatan yang orang yang melakukan tindakan korupsi. disandang untuk kepentingan Dalam buku yang sama Kemdikbud pribadinya sendiri. menjelaskan korup adalah sifat busuk Di negeri kita tercinta, Indonesia, dunia yang diidentikkan dengan sifat yang suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya.

103 Jurnal Youth Proactive Vol.2

kerja seolah sudah terikat dan tidak terlepas dari kultur korup. Hal ini tidak hanya merambah dunia kerja pemerintahan namun juga sudah merambah ke kehidupan masyarakat kecil dan awam. Salah satu buktinya adalah budaya memberikan sejumlah uang hanya untuk memastikan bahwa lamaran pekerjaan yang diinginkan di perusahaan yang dituju diterima. Jadi di daerah tempat tinggal saya ada sebuah perusahaan kayu yang dianggap bonafit oleh masyarakat, dan mereka beranggapan bahwa jika ada orang yang bisa melamar pekerjaan dan diterima bekerja disana maka hidupnya akan sejahtera. Pandangan masyarakat yang demikian ternyata oleh beberapa oknum dari mandor disana dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dari orang – orang yang melamar pekerjaan disana. Tepatnya ada salah satu saudara jauh saya yang melamar di perusahaan tersebut dan harus memberikan uang sebesar dua juta rupiah sebagai syarat jika dia ingin diterima bekerja disana. Oknum mandor tersebut beralibi bahwa hal ini sudah biasa dan semua karyawan baru memang diminta untuk memberikan sejumlah uang yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku koruptif masyarakat kita semakin miris dan memprihatinkan, karena masyarakat kita sudah mulai memandang tindakan menyogok/ menyuap demi untuk mendapatkan pekerjaan adalah hal yang wajar. Bahkan sebagian masyarakat menilai itu sebagai wujud terima kasih karena telah diberikan pekerjaan. Pandangan ini sudah mulai menyimpang dan memberikan ruang gerak yang bebas terhadap para pelaku tindakan korupsi dan semakin membebaskan langkah mereka untuk mengepakkan sayap-sayap korup mereka. Jika dibiarkan maka sudah pasti akan berdampak terhadap kehancuran bangsa kita nantinya.

104 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Lalu cara cerdas apakah yang bisa kita lakukan? Banyak beberapa hal sepele yang dijadikan maklum oleh masyarakat Masyarakat yang sejak awal kita yang sebenarnya hal itu menggiring mendapatkan pekerjaan sudah kita menjadi pribadi yang korup, salah memberikan uang suap, maka dapat satunya adalah kebiasaan telat dan dipastikan kinerja mereka pun juga mencontek di sekolah. Dua kebiasaan ini akan kurang maksimal. Cara bekerja terlihat seperti sudah menjadi hal biasa mereka akan cenderung terpengaruhi dilakukan. Bahkan hal yang menyakitkan bagaimana caranya untuk mendapatkan adalah ketika ada teman yang dengan kembali uang yang telah mereka nada bercanda melabelkan ‘jam karet’ berikan diawal sebagai jaminan untuk adalah jam Indonesia. Mungkin hal ini mendapatkan pekerjaan mereka. terdengar sepela tetapi penghargaan Maka profesionalisme kerja akhirnya terhadap waktu adalah hal dasar yang luntur dan tergantikan dengan ambisi menunjukkan nilai kita sebagai manusia untuk mencari uang yang sebanyak– yang berprinsip kuat untuk tidak banyaknya sebagai ganti uang mereka melakukan dan terlibat dalam kultur yang telah mereka suapkan. Hal ini korup. Hal lain yang semakin menyayat yang kemudian menjadi virus dan hati adalah tindakan mencontek dan akan terus menyebar dan mengakar plagiarisme di kalangan siswa dan hingga ke bawah. Oleh karena itu kita mahasiswa, hanya demi nilai yang bagus sebagai generasi muda yang menyadari mereka rela mencontek pekerjaan teman titik pangkal penyebaran kultur korup mereka dan membawa kunci jawaban ini harus mampu membekali dan pada saat ujian. Hal ini bukan hanya memahamkan diri tentang pandangan isapan jempol belaka, bahkan saya masyarakat kita yang menyimpang, pernah melakukan wawancara tentang tindakan suap menyuap yang dan observasi di satu sekolah mereka anggap lumrah dan biasa. di daerah tempat tinggal saya pada saat UNAS masih dijadikan patokan Cara yang bisa kita lakukan sekarang kelulusan siswa; dari 30 siswa di untuk melawan kultur kerja korup yang kelas rata–rata hanya ada 2 sudah mengakar di negara kita ini tidak sampai 5 siswa saja yang tidak lagi harus dengan berdemo saja di membeli kunci jawaban pada depan gedung – gedung pemerintahan, saat ujian nasional. Dari 5 orang tetapi kita juga harus menjadi generasi yang tidak membeli kunci jawaban, ada 2 yang cerdas dan bertindak tegas untuk – 3 orang mencontek jawaban temannya. menghentikan tindak korupsi yang telah Ketika saya memeriksa kembali dengan mengakar dimasyarakat kita dengan beberapa teman yang mengajar di memulainya dari diri kita sendiri. sekolah–sekolah yang lain, ternyata mereka juga menyatakan bahwa hal demikian sudah wajar dan maklum.

105 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dengan alasan UNAS itu titik akhir mereka, dan mereka harus mendapatkan nilai yang bagus agar mereka lulus, sehingga di beberapa sekolah bahkan pembelian kunci jawaban itu dikoordinir oleh siswa dan diketahui oleh guru–guru mereka. Ini artinya korupsi kepada lingkungan keluarga dan kultur korup sudah menggerogoti masyarakat melalui cerminan sikap dan generasi kita sejak usia muda. Tidak perbuatan kita. Penanaman 9 nilai anti terbayangkan ternyata dari 30 generasi korupsi ini harusnya juga sudah mulai muda, kita hanya mempunyai 2 diantara diintegrasikan ke dalam mata pelajaran mereka yang unggul dan tidak korup. anak di sekolah, terutama anak ditingkat 2 dibandingkan dengan 28, jumlah ini PAUD, TK dan SD. Anak – anak ditingkat sungguh menyayat hati bukan? pendidikan tersebut seharusnya ditekankan untuk menjiwai dan Cara yang cerdas bagi kita sekarang mengamalkan 9 nilai anti korupsi tersebut untuk melawan kultur korup ini secara bertahap dan berkelanjutan. Jika adalah dengan menanamkan 9 nilai pondasi awal karakter anti korupsi ini anti korupsi (jujur, peduli, mandiri, sudah dibangun dengan kokoh pada disiplin, tanggung jawab, kerja keras, diri anak – anak Indonesiamaka untuk sederhana, berani dan adil) minimal kedepannya disaat mereka tumbuh dari satuan terkecil (diri sendiri). Jika menjadi seorang remaja dan dewasa masing – masing dari kita sadar dan tidak sulit bagi kita untuk menjauhkan mau sejak dini menanamkan nilai – generasi penerus bangsa kita dari kultur nilai anti korupsi dalam diri kita masing korup yang telah mengakar. – masing maka kita juga akan dengan mudah mengkampanyekan sikap anti

106 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Hal cerdas lain yang bisa kita lakukan untuk melawan tindakan korupsi yang terjadi di instansi pemerintahan adalah dengan memahamkan diri kita tentang peraturan perundang–undangan yang ada, dan tidak memberikan sela serta kesempatan bagi oknum– oknum koruptor untuk meminta uang kepada kita dengan embel–embel biaya administrasi. Media sosial bisa menjadi alat bagi kita untuk berbagi dan bertukar pikiran serta pengalaman dengan teman, para ahli dan bahkan dengan pemerintah sendiri tanpa ada ruang yang mampu menanyakan kepada pihak membatasi. Kita bisa menanyakan kepolisian dan meminta surat tilang atau berbagi pengalaman tentang yang bisa kita bayarkan dendanya hal – hal ganjal atau pelanggaran melalui bank. Jika kita masih awam yang berbau koruptif yang terjadi terhadap masalah seperti ini, maka disekitar kita atau bahkan yang memanfaatkan media internet kita alami sendiri. Contohnya ketika yang ada di ‘smartphone’ untuk di jalan raya kita diberhentikan mencari informasi dan bertanya oleh seorang oknum kepolisian kepada ahli atau orang yang dan dengan lantangnya oknum dianggap mengerti akan menjadi polisi tersebut menilang kita dan pemecahan masalah yang cerdas, meminta sejumlah uang sebagai sehingga kita akan mampu untuk denda atas tilang yang diberikan berargumen dan menyampaikan kepada kita. Sebagai manusia yang pembelaan kita secara ilmiah cerdas hendaknya kita menanyakan dan empiris jika ternyata terbukti apa kesalahan kita dan kenapa kita oknum polisi tersebut hanya asal – ditilang. Pemahaman terhadap asalan menilang kita untuk mencari undang–undang peraturan dan uang ceperan. Dengan demikian hal pelanggaran lalu lintas di jalan tersebut meminimalkan usaha para raya juga sangat diperlukan oknum koruptor untuk memalak karena dengan begitu kita dapat kita dengan alasan peraturan dan membedakan surat tilang warna perundang-undangan abal–abal. merah dan biru, sehingga kita

107 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Memahami dan mengerti setiap detail peraturan dan perundang–undangan yang ada akan membuat kita mampu untuk melawan tindakan korupsi dengan cerdas. Upaya ini tidak lagi membutuhkan otot dan cara kasar yang sering kali merugikan masyarakat kita sendiri. Jika selama ini kita selalu dibodohi dan tidak memahami peraturan dengan rangkaian peraturan dan perundang–undangan kita dan perundang – undangan sendiri, sehingga memudahkan yang dibuat sendiri oleh para para oknum untuk menjerat koruptor, maka kita sebagai kita dengan undang–undang generasi emas harus mampu yang tidak jelas. Oleh karena itu juga membekali diri dengan cara pembekalan diri dengan sadar cerdas agar kita tidak bisa lagi peraturan dan perundang– dibodohi. Faktor penyebaran undangan tindakan korupsi dan kultur korup di negara kita ini anti–korupsi akan menjadi modal sebagian besar terjadi karena kita untuk kita melawan kultur korup sebagai masyarakat sering awam dengan cara diplomatis, dan perlawanan dengan cara ini akan terlihat lebih cerdas dan tidak anarki.

108 Jurnal Youth Proactive Vol.2

NEGATIVE LEADERSHIP sebagai Upaya untuk Mengurangi Pemimpin Korup Yasmin J. Durrani

Pada dasarnya, kepemimpinan selalu berpusat pada dua hal yaitu kekuasaan dan pengaruh si pemimpin terhadap massa. Pemimpin memiliki kecenderungan menggunakan ‘Power tends to corrupt’ adalah salah satu kekuasaan yang mereka miliki untuk pick-upline paling populer di kalangan memastikan segala sesuatu berjalan aktivis pergerakan anti korupsi maupun sesuai apa yang mereka harapkan. Hal para politisi yang mengklaim bersih dari ini membuat setiap pemimpin terbagi korupsi. Walaupun pick-up line ini kerap menjadi dua golongan, yaitu socialized dikutip dan diteriakkan kala para aktivis power leader dan personalized power turun ke jalan, tak banyak orang yang leader. Ada perbedaan sederhana pada mengetahui maksud di balik kalimat keduanya. Socialized power leader akan tersebut. Ada dua pertanyaan penting di menggunakan kekuasaan mereka untuk balik pick-upline tersebut, yaitu: how and menguntungkan kalangan lain, terutama why does power corrupts leader? kalangan yang telah memilih mereka. Sementara itu, personalized power leader cenderung mengambil keuntungan pribadi dari kekuasaan yang mereka miliki. Tanpa banyak disadari, kekuasaan membawa dua efek yang kontradiktif terhadap para pemegangnya— kekuasaan bisa membuat para pemimpin lebih asertif dan percaya diri bahwa

109 Jurnal Youth Proactive Vol.2 keputusannya mampu mengubah hajat hidup banyak orang, sementara di sisi lain kekuasaan akan membuat para pemimpin berubah menjadi lebih egosentris. Hal inilah yang membuat pemimpin kerap membuat keputusan yang bias. Kala memegang kekuasaan, pemimpin cenderung tidak mampu melihat sesuatu dari perspektif rakyatnya—sebuah ironi mengingat para pemimpin kerap mengasosiasikan mereka dengan rakyat kecil kala kampanye. Terdapat sebuah perubahan pola pikir kompleks pada setiap pemimpin saat mereka akhirnya mendapatkan kekuasaan yang diidam- idamkan sebelumnya.

Mengapa Pemimpin Korup Cenderung Lantas, mengapa para pemimpin korup ‘Abadi’? itu dapat memegang kekuasaan dalam jangka waktu yang lama dan kerap Dalam data yang dikeluarkan oleh diberikan toleransi oleh rakyatnya? Transparency International Global Corruption Report dan Forbes tahun 2004, Sejarah evolusi menjelaskan bahwa Soeharto menempati urutan pertama sebagai social animal, manusia diprogram pemimpin paling korup di dunia. untuk memimpin dan dipimpin. Semua Ferdinand Marcos, mantan diktator social animals yang memiliki otak Filipina, menempati urutan kedua. berkapasitas tinggi seperti apes (gorila Peringkat ketiga ditempati oleh Mobutu dan simpanse), serigala, dan manusia Sese Seko, diktator Zaire. Dari ketiga dipimpin oleh semacam hierarki yang mantan pemimpin tersebut, terdapat mendominasi. Setiap individu yang suatu kecenderungan yang berpola. duduk di garis hierarki tersebut memiliki Ketiga nama tersebut merupakan semacam karisma yang membuat pemimpin dari negara dunia ketiga (third individu-individu lainnya mematuhi apa world country). Selain Soeharto, yang mereka perintahkan, walaupun Marcos, dan Seko, pemimpin perintah-perintah tersebut bisa jadi paling korup dunia lainnya berpotensi ‘merusak’ individu yang tidak cenderung memiliki gaya bersalah (Stanley Milgram: 1967) kepemimpinan otoritarianisme. Mereka memimpin dalam waktu lama sebelum akhirnya turun.

110 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Jean Lipman-Blaumen, seorang profesor Organizational Behavior di Claremont Graduate University telah mempelajari apa yang disebutnya sebagai toxic leaders, alias pemimpin berbahaya. Menurut Blaumen, toxic leaders adalah tipikal pemimpin dengan perilaku destruktif sekaligus disfungsi karakteristik yang memberikan para pemimpinnya. Sistem kepercayaan efek serius pada pengikut-pengikutnya. dan pengharapan tersebut membuat Toxic leaders akan meninggalkan para manusia tetap menoleransi tindakan pengikutnya dengan keadaan yang jauh destruktif pemimpinnya karena manusia lebih buruk ketimbang saat mereka secara alamiah ingin mendapatkan rasa mulai mendukungnya. Blaumen percaya aman dan diayomi, dua hal yang bisa bahwa pemimpin-pemimpin paling diharapkan manusia dari manusia lain korup di dunia sekalipun tetap akan yang menjadi tipikal pemimpin. dihormati dan ditoleransi karena pada dasarnya manusia memiliki sistem kepercayaan dan pengharapan terhadap

111 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Mencegah Korupsi dengan Psikososial

Isu-isu mengenai korupsi seringkali dikaitkan dengan teori psikososial, sebuah konsep psikologi yang menitikberatkan pada lingkungan dan interaksi sosial. Secara praktik, sebuah sistem pemerintahan adalah sistem yang penuh dengan motivasi serta interaksi sosial. Setiap motivasi dan interaksi sosial tersebut berimplikasi pada sifat kepemimpinan yang ada di lingkungan sosial. Sayangnya, sifat kepemimpinan yang ada kerap berbaur dengan kekuasaan tak sehat. Alasannya, kekuasaan membuat seorang pemimpin bersikap impulsif ketimbang memikirkan terbaik terbaik untuk orang lain (Galinsky, Gruenfeld&Magee: 2003).

Jon K. Maner dan Charleen R. Case, dua psikolog sosial asal Amerika Serikat mengadakan eksperimen untuk mengetahui bagaimana kekuasaan mampu mengarah kepada sesuatu yang bersifat negatif, atau korup. Pada percobaan ini mereka menyimpulkan bahwa seorang individu yang telah diberi kekuasaan cenderung berusaha keras untuk mempertahankannya. Karena sifat alamiah inilah, korupsi dan penyuapan serta berbagai tindakan kriminal relevan akan dilakukan si pemimpin untuk mempertahankan tampuk kekuasaan mereka.

112 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Dalam risetnya, Maner dan Case berargumen bahwa sifat natural pemimpin untuk bersikap korup dapat dicegah dengan budaya perilaku positive leadership. Hampir setiap pemimpin memiliki sisi insecurity saat mereka menemukan anggota kelompok yang dianggap lebih pintar. Alasannya, anggota yang lebih pintar seringkali dianggap ancaman serta dipandang sebagai rival tak terduga dari sang pemimpin. Anggota yang cerdas bisa saja ‘membuka kedok’ dari keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh pemimpin atau bisa jadi anggota kelompok cerdas tersebut memanfaatkan kelemahan pemimpin untuk mendapatkan kekuasaan baru. Inilah yang bisa kita sebut sebagai positive leadership.

113 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Positive leadership dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Pemimpin dapat tetap memberi keputusan dominan walaupun ada anggota yang dianggap lebih pintar dengan catatan pemimpin tersebut mesti memberikan keputusan secara demokratis. Cara ini kerap membuat pemimpin mampu memikirkan keputusan dari perspektif lain (perspektif yang menguntungkan semua Berkurangnya keputusan pihak, bukan golongannya subjektif tentu saja akan saja) karena mereka khawatir mengurangi kecenderungan terdesak posisinya oleh si munculnya korupsi dan anggota yang cerdas. Cara ini tindakan-tindakan kriminal tentu saja sangat sederhana relevan lainnya. Siapa kira untuk meminimalisir adanya insecurity bisa berperan keputusan subjektif dari sebesar ini? pemimpin.

114 Jurnal Youth Proactive Vol.2

115 Jurnal Youth Proactive Vol.2

PHOTO Gallery

INTEGRITY GOES TO YOU

116 Jurnal Youth Proactive Vol.2

SERI DISKUSI NGOPI

YOUTH CONFERENCE ON ANTI CORRUPTION

117 Jurnal Youth Proactive Vol.2 Call for Articles!

Youth Proactive mengajak kalian yang peduli dan tertarik pada isu antikorupsi, transparansi, akuntabilitas, pendidikan politik, gerakan anak muda (serta isu terkait lainnya) untuk menulis bersama kami! Ketentuan: Kirimkan tulisanmu ke o Karya pribadi & orisinil [email protected] o Bersifat aktual atau eksplorasi dengan subyek YouthProactive- o Menggunakan Bahasa NamaPenulis-JudulTulisan Indonesia yang baik & benar o Diketik dengan jenis font Arial, ukuran 11, spasi 1,5 Tulisan terpilih akan o Panjang tulisan sekitar dimuat di website atau 500-1500 kata media publikasi Youth Proactive lainnya, serta diulas di media sosial (Facebook Ditunggu ide dan ceritanya! & Twitter) Youth Proactive. Stand With Us Against Corruption!

118 Jurnal Youth Proactive Vol.2 WRITER’S BIO

Alia Faridatus Solikha lahir di Bogor, 9 Juni 1994. Saat ini sedang menjalani kuliah semester akhir program sarjana reguler di Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2012. Aktivitas yang diikutinya sampai pertengahan tahun 2015 ini adalah menjadi relawan di sebuah NGO anti- korupsi yaitu Transparency International Indonesia. Sebelumnya, Alia juga pernah aktif dalam Forum Studi Islam FISIP UI 2014 dan memegang amanah sebagai Ketua Departemen Kemuslimahan.

Apriliyati Eka Subekti (Lia) adalah mahasiswi tingkat akhir prodi akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Putri kelahiran Batam, 30 April 1995 ini sangat gemar membaca dan menulis berbagai esai. Karena menaruh kepedulian yang tinggi akan hal-hal antikorupsi, Lia aktif dalam komunitas Spesialisasi Anti Korupsi (SPEAK) STAN.

Ardi Yunanto adalah seorang editor, penulis, desainer grafis, dan pengelola program seni-budaya. Bersama sejumlah rekan, ia pernah menyunting buku Stiker Kota (2008) dan Publik dan Reklame di Ruang Kota Jakarta (2013); serta pernah menjadi editor jurnal online Karbon dari 2007 hingga 2013 dan pemimpin redaksi proyek majalah kehidupan pria Bung! (2011-2012). Selain bekerja lepas, sejak 2015 ia menjadi salah seorang pengelola Institut ruangrupa—divisi edukasi baru di ruangrupa, sebuah organisasi seni rupa kontemporer di Jakarta.

119 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Donny Ardyanto adalah direktur Penelitian dan Pengembangan di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Sebelum bergabung YLBHI, ia aktif di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) sebagai Peneliti Senior di isu korupsi dan reformasi sektor keamanan. Saat ini Donny juga masih menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Partai Serikat Rakyat Independen (PSRI). Di YLBHI, Donny memfokuskan diri pada penelitian kebijakan, terutama di bidang hak asasi manusia, reformasi sektor keamanan, dan akses terhadap keadilan di Indonesia. Donny juga mewakili YLBHI sebagai Co-Chair di Kelompok Kerja Nasional Piloting Goal 16 Sustainable Development Goals (SDGs). Donny telah bekerja dengan beberapa LSM antikorupsi dan HAM sejak masih berstatus mahasiswa di Jurusan Kriminologi FISIP UI, antara lain di Indonesia Corruption Watch, KontraS, berantaS, GeRAK Indonesia, dan Imparsial. Dia juga memperolehgelar Master dalam bidang Manajemen Pembangunan Sosial dari Universitas Indonesia.

Fadhil Fadhli lahir di Kabupaten Jenepoto, 1 Februari 1993. Pria yang akrab disapa Fadhil ini menempuh pendidikan S1 di STIE UniSadhuGuna (Business School) dengan beasiswa penuh. Fadhil juga dipercaya menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Microeconomics. Pada tahun 2013-2014, dia menjabat sebagai wakil ketua badan eksekutif mahasiswa. Pria yang menghabiskan 18 tahun hidupnya di Sulawesi Selatan ini memiliki kemahiran dalam bermain musik salah satunya gitar.

120 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Hilmiah adalah seorang aktivis muda dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sejak 2010, dia menjadi satu- satunya wanita yang memiliki keterlibatan dalam Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kesibukan lainnya, Hilmiah merupakan volunteer di Youth Report Center, project inisiasi Youth Department Transparency International Indonesia, dan menjadi konselor desa dengan wilayah kerja Kabupaten Lombok Barat. Hilmiah memiliki tujuan hidup untuk selalu berkontribusi aktif dalam gerakan pemuda dan memajukan perempuan serta kaum marjinal.

Hizkia Yosie Palimpung saat ini sibuk sebagai peneliti dan direktur riset di Purusha Research Cooperative. Kesibukan lain adalah menyelesaikan studi doctoral di Departmen Filsafat Universitas Indonesia. Pria yang akrab disapa Yosie ini juga merupakan seorang penulis aktif di Harian Indoprogress. Sosoknya sangat terkenal karena tulisannya yang sangat kritis terkait kapitalisme global kontemporer, tata dunia dan psikoanalisis. Sejak tahun 2011, dia menjadi dosen di beberapa universitas ternama di Indonesia salah satunya adalah Universitas Indonesia. Yosie menyelesaikan studi sarjana dari Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Airlangga pada tahun 2008 dan program pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia di tahun 2010.

121 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Maulida Raviola lahir di Denpasar, 14 Maret 1989. Ia menamatkan program studi S1 Sosiologi di Universitas Indonesia tahun 2012 dan sempat bekerja untuk beberapa program anak muda yang diselenggarakan oleh Oxfam & Hivos (2012) dan Yayasan Jurnal Perempuan (2009 – 2012), sebelum akhirnya bersama beberapa temannya ikut mendirikan Pamflet, sebuah organisasi anak muda yang bertujuan untuk mendukung dan memperkuat pergerakan anak muda di Indonesia untuk perubahan sosial & budaya. Saat ini, ia menjabat sebagai Koordinator Umum Pamflet, setelah sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Divisi Youth Movement (2013-2015) dan Koordinator Divisi Youth Studies (Maret-Juli 2015) di Pamflet. Selain isu anak muda, Maulida juga memiliki ketertarikan terhadap tema-tema seperti kajian budaya (cultural studies), serta gender dan feminisme. Ia dapat dikontak melalui e-mail di [email protected].

Muhamad Isomuddin lahir pada 1 Maret 1992 di kota Cirebon, Jawa Barat. Ia masih berproses belajar dalam kehidupan kampus di jurusan Akidah Filsafat di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nur Djati kota Cirebon. Aktivitas kesehariannya adalah menghabiskan waktu dengan organisasi anak muda SOFI Institute (Social Movement for Indonesia), dimana ia diberi kepercayaan untuk menjadi Direktur Utama-nya. SOFI Insititute menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai isu strategis dalam setiap langkahnya. Mempelajari kohesi sosial dan memetakan desa menjadi salah satu bidang yang ditekankan untuk menuju isu strategis SOFI Institute. Selain bergulat di dunia organisasi, ia juga berdagang di pasar tradisional. Untuk menjalin pertemanan, dapat menghubungi [email protected] untuk menentukan warung kopi mana yang akan dikunjungi.

122 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Titi Anggraini saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Sebelum di Perludem, ia pernah menjadi Ketua Tim Asistensi/Tenaga Ahli di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dari tahun 2008-2010. Lahir di Palembang, 12 Oktober 1979, ia merupakan lulusan program pascasarjana Fakultas Hukum UI pada tahun 2005. Saat studi S1-nya, ia terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Hukum UI. Di luar kesibukannya di Perludem, ia juga seorang penulis yang giat. Salah satu publikasinya adalah “Buku Pengawasan Pemilihan Umum 1999: Pertanggungjawaban Pengawas Pemilihan Umum Tahun 1999 Tingkat Pusat”, yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 1999.

Yam Saroh lahir di Jombang, 29 April 1989. Saat ini dia sedang menempuh program pascasarjana di Universitas Negeri Malang jurusan pendidikan Bahasa Inggris. Kesibukan lainnya, dia merupakan seorang pengajar di Universitas Kristen Cipta Wacana (UKCW). Bersama teman-temannya, dia mendirikan komunitas sosial bernama Suara Difabel Mandiri di Jombang, sekaligus menjabat sebagai wakil ketua. Selain bergerak di dunia difabel, Saroh merupakan manager di Komunitas Lingkungan Rumah Hijau.

123 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Yasmin J. Durrani adalah mahasiswi berusia 18 tahun yang sedang mengambil kuliah jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di Universitas Pendidikan Indonesia. Yasmin pernah menjadi perwakilan di Youth Integrity Camp 2014. Sosok wanita periang kelahiran 21 Maret 1997 ini berasal dari Bandung dan sangat menggemari musik bergenre Britpop. Diluar kesibukan kuliahnya, dia sedang mencoba untuk mempelajari dunia sepak bola dan menjadi penulis feature sepak bola yang baik. Tim sepak bola favoritnya adalah Tottenham Hotspurs.

Yudi Adiyatna adalah adalah mahasiswa semester akhir Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum masuk di dunia perkuliahan, Yudi pernah menjadi buruh di salah satu warehouse retail terbesar di Indonesia. Pengalaman kerasnya ini yang memberikan tekad penuh untuk melanjutkan pendidikan dan bergelut di dunia sosial. Saat ini Yudi aktif di Youth Proactive Transparency International Indonesia (TII) untuk mengkampanyekan dan melakukan gerakan antikorupsi di kalangan anak muda. Yudi memiliki ketertarikan terhadap isu demokrasi, lingkungan hidup dan pendidikan. Yudi merupakan seorang alumi Sekolah Demokrasi Tangerang Selatan dan training Environmentalist WALHI, terhitung sejak tahun 2012. Kesibukan lainnya adalah kegiatan advokasi lingkungan hidup seperti penolakan penambangan pasir laur di Serang Banten dan penolakan reklamasi di Teluk Jakarta. Pria ini memiliki hobi menanam mangrove di tepi pantai dan mengajar di Taman Baca yang dikelolanya.

124 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Editor

Muhammad Ridha, atau biasa disapa “Ridho”, merupakan Chief Editor Left Book Review (LBR) IndoProgress dan Editor Jurnal IndoProgress. Ridho baru saja menyelesaikan Program Pascasarjana Magister di Sir Walter Murdoch School, Murdoch University pada tahun 2015 ini dengan konsentrasi di bidang Studi Pembangunan. Pada tahun 2008, ia mendapat gelar sarjana (S1) dari Jurusan Ilmu Politik FISIP UI. Lahir di Jakarta, 18 November 1986, Ridho merupakan Layouter anggota Partai Rakyat Pekerja dan pernah menjadi peneliti di Pusat Kajian Politik UI. Di luar kesibukannya sebagai editor dan Syennie Valeria lahir dan besar di Bogor. peneliti, ia juga aktif menjadi pembicara Pada tahun 2005 ia memutuskan pindah di berbagai forum; salah satunya World ke Jakarta untuk melanjutkan studi jurusan Social Forum di Dakkar, Senegal pada Desain Komunikasi Visual. Awalnya, ia lebih tahun 2011. banyak membuat ilustrasi dan menjadi Best Junior Illustrator di Indonesia Graphic Design Awards 2009. Setelah 3,5 tahun menjadi desainer grafis di advertising agency lokal dan multinasional, kini ia lebih banyak mengerjakan proyek yang berhubungan dengan grafis/konsep kreatif dan menjadikan ilustrasi hanya sebagai hobi. Saat ini ia menikmati hidup dengan bekerja sebagai freelancer. Beberapa karyanya dapat dilihat di www.syeva.blogspot.com atau instagram @syvalerie. BEHIND THE JOURNAL

125 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Tim Penyusun

Pradipa P. Rasidi Lulus dari Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan fokus kajian agama dan politik. Pernah ikut serta di Forum Studi Islam FISIP UI dan Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia (YIPCI), serta membantu pengembangan JariUngu.com, database anggota parlemen untuk Pemilu 2014. Selain gemar membaca, bermain biola, dan rajin menabung, Pradipa juga suka menulis: pernah Rienta Primaputri merupakan menulis di The Jakarta Post dan Koran relawan aktif di Youth Proactive Tempo, tapi lebih sering menggerutu angkatan 2 sejak tahun 2014. Dia di Facebook dan Twitter. Saat ini banyak bergulat dalam pengurusan mengelola media sosial dan website sosial media dan pembuatan Jurnal Youth Department Transparency Youth Proactive. Di luar kesibukan International Indonesia sambil masih menyelesaikan pendidikan Strata menekuni pengembangan website 1 di President University jurusan (UI/UX design). Hubungan Internasional, mahasiswa aktif yang berdomisili di Bekasi ini juga merupakan pengurus inti dari organisasi Internasional bernama ASEAN Youth Organization HQ. Rukita Widodo, seorang pecinta Pada tahun 2014, dia mendapatkan musik dan film yang lahir pada penghargaan sebagai Youth Global tanggal 30 Oktober 1989. Setelah Ambassador setelah menyelesaikan lulus dari Sosiologi UI pada tahun project penelitian ‘Horreya’ bersama 2012, ia mengawali pengalaman Arab Program for Human Rights kerjanya di Pamflet, sebuah organisasi Activists di Mesir yang difasilitasi oleh non-profit yang bergerak di bidang AIESEC American University Cairo. kepemudaan dan HAM. Kerjanya di Disamping kegemarannya membaca Pamflet telah menghubungkannya Journal of Democracy, dia adalah dengan organisasi non-profit lain seorang penikmat seni. seperti Yayasan Rumah Energi, UNICEF, Transparency International Indonesia, dan Public Virtue Institute. Sejak September 2014 hingga sekarang, ia bekerja di Transparency International Indonesia sebagai Youth Program Officer. Terkadang ia mengisi waktu luangnya dengan volunteering di bidang film.

126 Jurnal Youth Proactive Vol.2

127 Jurnal Youth Proactive Vol.2

Jalan Senayan Bawah no. 17, Blok S, Rawa Barat, Jakarta 12180 T: 021 - 720 8515 | F: 021 - 726 7815 www.ti.or.id | www.youthproactive.com @TIIndonesia | @YouthProactive

128