Perjuangan Rakyat -Indramayu Melawan Imprialisme Oleh: Wahyu Iryana, Nina Herlina Lubis Universitas Padjadjaran (Email: [email protected], [email protected] ) Abstact

Wahyu Iryana: The Cirebon-Indramayu People's Struggle Against Imprialism

Attempts to write local history to the development of national history writing is very important, even expected at each campus has a study program must include the History Education courses Local History or can be Local Historiography. The research method that I use is the heuristic method historical research, criticism, interpretation and historiography. Exposure War history Kedondong or War of Cirebon to Dutch colonization and social protests of farmers in Indramayu during the Japanese occupation is one of the local history authors suppose caliber already can be called national history. Writing of local history is not only the responsibility of all academics who manages the department of History Education in but also the relevant government policy.

Keywords: Cirebon, Indramayu, Imprialism.

. Pendahuluan Harus diakui bahwa perjalanan Beberapa daerah yang memiliki panjang sejarah bangsa Indonesia kalau kita pengalaman panjang berhadapan secara telusuri lebih mendalam maka hal tersebut fisik dengan orang asing yang selalu tidak bisa dilepaskan dari dinamika historis menindas dan menghegemoni kaum kemunculan pesantren-pesantren sebagai pribumi, antara lain Indramayu dan Cirebon pusat-pusat pendidikan Islam era awal. (Derbon) . Sejauh ini disadari atau tidak, Dimana fungsi pesantren pada saat itu masih sangat sedikit pembahasan keilmuan selain sebagai kawah candradimuka atau tentang kesadaran sejarah lokal, meskipun pusat penempaan kader-kader dakwah tampaknya pemahaman di atas terkesan Islam juga merupakan basis pejuangan agak filosofis. Namun untuk membuat dalam melawan segala bentuk penjajahan masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam pada saat itu. melakoni masa yang belum pasti, paling Upaya menuliskan sejarah lokal tidak kesadaran sejarah lokal akan untuk perkembangan penulisan sejarah mengantarkan kita untuk tidak akan berbuat nasional sangat penting, bahkan diharapkan salah di masa yang akan datang. di setiap kampus yang memiliki prodi Pendidikan Sejarah harus memasukan mata

89

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018 kuliah sejarah lokal atau bisa juga Kedua, mencoba mengisahkan kembali historiografi lokal. Banyak sekali perjuangan para pahlawan melawan keunggulan dan kelebihan yang dapat penjajahan di daerah masig-masing dengan diperoleh dari model kegiatan pembelajaran tujuan menumbuhkan semangat rasa cinta sejarah. Namun demikian, pembelajaran tanah air. dan Ketiga, tulisan ini sebagai sejarah membutuhkan kesiapan upaya realisasi amanatkan Undang-Undang pengorganisasian yang cukup matang dari Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan pengajar sehingga program yang bertujuan kehidupanbangsa Indonesia ini hanya dan berdaya guna baik tidak sia-sia saja. sebagian kecil dari tanggung jawab dan Oleh karena itu dengan mengenali tugas kita. Di atas itu semua ada pesan aspekkesejarahan dari peristiwa lokal, maka moral dari penulis agar ruh khasanah pencinta sejarah memiliki kebanggaan pada kearifan lokal dalam penulisan sejarah agar wilayahnya sendiri tanpa harus kehilangan tidak pupus khususnya bagi seluruh semangat menghormati kebudayaan dan pengelola prodi pendidikan sejarah di sejarah miliki masyarakat lain. Dengan Indonesia. mendalami pelaku sejarah dan peristiwa sejarah yang lahir dari daerahnya sendiri A. PEMBAHASAN berarti mereka mempunyai pembanding Penulis sengaja mengangkat dua terhadap keberadaan sejarah nasional. topik kajian yakni tentang sejarah Perang Bahkan sejarah lokal daerah-nya dapat Kedondong, Cirebon (1818) dan protes memperkaya keberadaan sejarah nasional sosial Petani Indramayu pada masa tanpa ada niatan untuk merusak tatanan pendudukan Jepang (1942-1945), karena sejarah nasional yang sudah tipikal kedaerahan dan geografis yang terdokumentasikan dengan baik. sama. Tentunya ini juga terkait posisi Tulisan terkait khasanah kearifan kampus penulis yang berada di wilayah sejarah lokal di wilayah Dermayu dan Indramayu Timur yang bedekatan dengan Cirebon ini penulis sajikan dengan tujuan Cirebon. Pembahasan yang Pertama, Pertama, mengingat belum banyak literatur terkait peristiwa perang Kedongdong atau “tentang penulisan sejarah lokal” bahkan Perang Cirebon. Yang ditandai pada awal dapat dikatakan masih terbatas baik yang abad 19 situasi Cirebon begitu mencekam. tersedia dalam pasaran (toko buku) maupun Orang-orang yang bertempat tinggal di area persediaan di beberapa perpustakaan keraton, satu per satu masuk ke wilayah sedangkan peminatnya semakin banyak. pedalaman. Demikian pula orang-orang

90 Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme yang tinggal di dekat jalur perlintasan mencarinya, penduduk desa selalu utama, semuanya masuk ke pedalaman. melindungi. Akibatnya, wilayah Cirebon tampak tak Peristiwa dalam catatan sejarah lokal berpenghuni, begitu lengang. Mereka yang kedua adalah Protes Sosial Petani semua di sana bergabung dengan para Indramayu pada masa Pendudukan Jepang. pejuang di bawah pimpinan Bagus Sidong, Awal kedatangan Jepang ke Indonesia yang Bagus Rangin, dan Bagus Jabin. Tuntutan di tandai dengan berbagai kemenangan- para pejuang itu adalah memulangkan para kemenangan Jepang dalam perang melawan tentara Batavia, mengusir orang-orang dominasi kekuatan negara-negara Eropa. Cina, serta mengembalikan Raja Kanoman, Pemerintah Jepang di Tokyo untuk Raja Kabupaten, dan Raja Lahutan ke mendaratkan tentaranya ke Indonesia, Cirebon. Nicolas Engelhard menyetujui bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan tuntutan itu. Dengan begitu berakhirlah hanya dipersiapkan dalam waktu yang pemberontakan Bagus Sidong relatif ingkat, melainkan berproes dalam (Marihandono, 2003). waktu yang panjang. Jarak Indonesia Perlawanan masyarakat di Cirebon Jepang bukanlah jarak yang dekat yang kenyataanya tidak berhenti, bahkan lebih dapat dicapai dengan jalan kaki. Tetapi besar lagi. Bagus Rangin adalah tokoh sebagai wilayah yang tersekat oleh daratan utama di balik perjuangan itu. Salah satu dan lautan yang beribu mil jauhnya. naskah yang mengisahkannya adalah Babad Apalagi Indonesia sedang dijajah oleh Darmayu. Ia memiliki jumlah pengikut Belanda yang memungkinkan kerjasama yang begitu besar. Pengikutnya mencapai militer dengan Inggris, Prancis, dan 40 ribu, yang terbentang dari Semarang Amerika Serikat. Dengan hal ini jepang bagian barat sampai ujung barat Indramayu. harus memutar otak untuk merebut Kebanyakan mereka berasal dari Indramayu Indonesia dari Belanda (Ahmad Mansyur dan Cirebon, mencapai 10 ribu. Suryanegara, 1995: 57-66) Para kebagusan, seperti Bagus Serit, Pelaku sejarah dalam perlawanan Bagus Arsitem, sangat militan merekrut menentang Penjajahan Jepang umumnya anggota baru. Hanya dalam hitungan jam terdiri dari Ulama desa. Kendati pun saja mereka berhasil memboyong penduduk mereka berasal dari desa terpencil, namun desa ke dalam hutan Bantar Jati. Penduduk mereka mampu memiliki rasa kebangsaan desa juga banyak yang mendukung aksi nasional yang terandalkan. Kenyataan mereka. Setiap tentara Batavia berusaha sejarah yang demikian itu, memberikan 91

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018 gambaran bahwa penindasan Penjajahan bangsa Indonesia. Setidaknya penulis telah dirasakan beratnya oleh segenap memperoleh catatan kisah dari analisis di bangsa Indonesia, dan penduduk desa- atas. Bahwa protes sosial petani akibat desanya. Kesamaan sejarah yang adanya kewajiban serah padi (Momi dialaminya inilah, menjadi bahan dasar Kyoosyutu), bisa dicatat hal-hal penting: apabila terjadi gerakan perlawanan terhadap a. Sifat dasar perlawanan petani benar- penjajah, memperoleh dukungan dari rakyat benar spontan. walaupun di desa ataupun di daerah-daerah b. Perlawanan lebih bersifat tradisional, lain baik dipegunungan ataupun daerah lokal, tidak teru-kur dan berumur pantai. Betapa besar perlawanan dari pendek seperti obor blarak. Bahkan elite masyarakat Indramayu, para ulama dan perlawanan sama sekali tidak memiliki para santri terhadap penyajah Jepang. ilmu politik sekaligus relasi orientasi Penjajahan Jepang di Indramayu, realitas andai pemberontakan berhasil apabila dari negara dan bangsa mana yang mencapai titik yang mencerahkan. dilawannya, adalah bangsa asing Jepang, Seperti obor blarak, cuma meledak maka melalui pendaratan yang pertama kali dalam tempo singkat, usai itu selesai. di Eretan Wetan melalui jalur laut. Zaman c. Prakasa pemberontakan diambil oleh Jepang sebagai penanda babak baru para petani kaya yang memiliki tanah pemerintahan di Indonesia, nyaris tidak lebih dari 20 hektare, dan para kiai desa banyak terkover secara utuh. Orang Jepang yang kharismatik dan mempunyai mempertontonkan kekejaman yang dahsyat pengaruh besar terhadap masyarakat terhadap warga pribumi, memaksa anak Pantura, Pemimpin-pemimpin gerakan gadis dijadikan budak seks, menggalang petani juga kebanyakan berasal dari kerja paksa (Romusha), kewajiban tanam golongan penduduk desa yang dan serah padi. Perlawanan Petani Masa menduduki status sosial terhormat. Penjajahan Jepang ini adalah salah satu d. Penyebab pemberontakan adalah peristiwa penting, yang mencoba memotret kemarahan petani atas kewajiban serah kembali perlawanan petani di Pulau Jawa, padi yang sangat memberatkan. khususnya di Indramayu yang dipimpin e. Pemberontakan petani memperlihatkan oleh Kiai Sulaeman, Sura, Kiai Arsyad, persoalan penting yang dihadapi Kiai Muchtar, Kiai Srengseng, Kiai Kusen, masyarakat pedesaan di bawah dan Kiai Akhsan untuk menentang kekuasaan Jepang. Namun dominasi Jepang dalam menghegemoni pemberontakan tersebut harus dilihat

92 Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme

juga sebagai ungkapan keresahan yang sana, tanah-tanah partikelir yang terbentang lebih umum dari petani dalam suatu di Indramayu bagian Barat, dari Arahan masyarakat yang lebih umum dari sampai Eretan, dimiliki oleh orang-orang petani dalam suatu masyarakat yang Cina. Setiap orang yang berada di atas berubah secara cepat. tanah partikelir itu akan dikanai pajak Musabab Terjadinya Perlawanan kepala, pajak jembatan, pajak bumi, pajak Pada Peristiwa Pertama, Terdapat rumah, dll. Orang Cina juga berhasil banyak faktor mengapa pemberontakan membangun bisnis rentenir yang sudah tidak ada henti-hentinya selama hampir dua barang tentu merugikan rakyat dan dekade pada awal abad ke-19. Aksi membuat penduduk desa risih. pemberontakan di Indramayu, seperti Di samping itu, tuntutan para diuraikan dalam naskah Babad Darmayu, pemberontak untuk mengembalikan Sultan karena penempatan jabatan bupati menjadi kanoman dan Sultan Kasepuhan juga tidak keputusan mutlak Pemerintah Hindia mampu menyelesaikan keadaan. Belanda. Perihal ini jelas melanggar tradisi Kesepakatan yang telah dibuat ujung- pewarisan kekuasaan, yang seharusnya ujungnya tetap rakyat yang dirugikan. diturunkan kepada putra pertama. Puncak Betapa tidak, rakyat harus menyerahkan pemberontakan itu pada masa Bupati Raden beras kepada pihak kolonial melalui sultan; Semangun, selaku putra kelima dari Raden setiap orang tetap dikenai pajak; Benggali Singalodraka. pengangkutan candu dan kain terus Penyebab lainnya adalah dimonopoli oleh Pemerintah Hindia keberadaan orang-orang Cina. Orang-orang Belanda. Terlebih lagi, seluruh kerugian Cina yang telah berabad-abad menjalin akibat pemberontakan ditanggung oleh hubungan baik dengan penduduk Cirebon sultan, dan yang menjadi sasaran dan Indramayu pada kenyataannya tidak pemerasan adalah rakyat. selamanya berlangsung harmonis, seperti Pemberontakan semakin membesar, cerita Laksamana Cheng Ho di tanah di bawah kendali Bagus Rangin, tetapi Cirebon (dalam Negarakerthabumi). harus mundur karena kalah dalam hal Mereka yang mendiami jalur utama di persenjataan. Pasukan Bagus Rangin yang sepanjang pantai utara Jawa Barat itu mundur karena serangan tentara Hindia (sampai ke ujung Jawa Timur), berasal dari Belanda lari tunggang langgang melewati Batavia karena suatu peristiwa berdarah, sungai, menembus hutan, hingga tersebar di yang dikenal dengan Geger Pecinan. Di desa-desa. Tetapi, mereka sebetulnya 93

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018 kembali ke Bantar Jati. Di sana mereka Tahoen ke III. Tujuan Jepang menghimpun kekuatan, mengajarkan ilmu mengharuskan petani Indramayu kekebalan tubuh, dan bela diri. Pada tahun menyerhakan padi adalah untuk menopang 1818 pemberontakan kembali meletus di tentara Jepang yang sedang perang Pasifik bawah pimpinan Bagus Jabin, yang dikenal melawan tentara sekutu. Maka kemarahan Perang Kedongdong (lihat, van der Kemp). masyarakat yang terdiri dari para petani, Sekitar satu abad kemudian, kiai dan tuan tanah melakukan perlawanan tepatnya pada tahun 1913, kembali terjadi terhadap Jepang. hura-hara yang dimotori oleh pemuda desa, seperti Jaka Sari, Raden Sanusi, Raden Sumber Kekuatan Bunawan, Ki Tarmidi, Ki Brahim. Dari kedua peristiwa di atas hampir Muhammad Bogor sebagai pimpinannya. dapat disamakan kekuatan utama Sasaran dari pemberontakan itu tidak lain perlawanan adalah karena masyarakat desa adalah orang-orang Cina yang mendiami sangat taat menjaga tradisi dan pusat-pusat kota, seperti Celeng, memeliharanya. Salah satu tradisi yang Arjawinangun, Singajaya, Jatiwangi hingga kini masih terjaga, meskipun hanya (Majalengka), dan Plered. Sejumlah ulama pada kalangan terbatas, yaitu Kidungan. pesantren pun turut menjadi bagian dari Kidungan bukan hanya sebagai rukun setiap gerakan itu, antara lain Kiai Mail dan Kiai kali diselenggaran ritual adat. Lebih dari Idris dari pesantren Wotgali Indramayu. itu, ternyata Kidungan juga memiliki Tujuan mereka adalah memotong kucir kekuatan yang begitu besar, bahkan orang Cina untuk dijadikan sebagai azimat memiliki implikasi sosial. Sebut saja supaya menjadi kaya raya. misalnya, Kidung Rumaksa ing Wengi atau Pada Peristiwa Kedua, lahirnya dikenal dengan Kidung Teguh Rahayu. peristiwa protes sosial petani Indramayu Kidung tersebut di atas mampu adalah dikarenakan kewajiban membuat tubuh seseorang kebal bacok. menyerahkan hasil bumi khususnya padi Caranya, dibaca di hadapan nasi, lalu pada pihak penjajahan Jepang tahun 1944. dimakan tiga suapan saja. Siapa pun yang Berawal dari amanat Syuuchokan yang akan memakannya memiliki keberanian diberlakukan pada tanggal 1 April 2603 menghadapi siapa pun, karena merasa sampai 31 Maret 2604 selama satu tahun, dirinya sudah dilindungi oleh ribuan hal ini sesuai data yang tertera pada surat malaikat, sudah menyatu dengan para nabi, kabar Tjahaja, Rebo 12 Itigatu 2604, No.11 serta kekuatan para sahabat nabi pun

94 Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme merasuk di tubuhnya. Hingga kini, Mundakjaya. Kekompakan manunggalnya masyarakat masih menggunakannya tetapi golongan ulama dan petani serta para kuli hanya untuk mengidung seorang bayi penggarap. supaya tidak diganggu jin, setan, kuntilanak, dan semacamnya (wong alus). Orientasi Perlawanan Naskah yang menguraikan Kidung Orientasi perlawanan yang Rumaksa ing Wengi sedikitnya ada 10 buah, bermunculan di Cirebon dan Indramayu dan keberadaanya tersebar di penduduk sejak awal abad ke-19 sampai awal abad desa. Para petani desa menggunakannnya ke-20, dan masa pendudukan Jepang untuk berbagai kepentingan, yaitu untuk merupakan suatu sikap sosial atas sistem meningkatkan hasil produksi padi, tetapi penjajahan baik Belanda tauapun Jepang sesekali waktu digunakan untuk kekebalan yang dalam banyak hal sangat merugikan tubuh. Tidak mengherankan ketika para penduduk pribumi. Perlawanan itu selalu kebagusan masuk ke desa-desa, mengajak mengarah kepada orang Cina sebagai melakukan pemberontakan, disambut sasarannya. Pasukan Dalem Indramayu dan dengan baik. tentara Batavia menjadi target penyerangan Di samping Kidungan, zikir Tarekat hanya jika mereka ikut campur. Menurut Qadiriyah Wanaqsabandiyah juga mampu Ong Hok Ham aksi pemberontakan orang memberikan kekuatan fisik atau kekebalan pribumi melawan orang-orang Cina di tubuh bagi pembacanya. Naskah Tarekat seluruh tanah air sengaja diciptakan oleh Qadiriyah Wanaqsabandiyah kebanyakan pemerintah Hindia Belanda, untuk ditemukan di Indramayu bagian barat. mengendalikan kekuatan Cina. Pengikutnya kebanyakan dari para petani Penduduk pribumi tidak memahami miskin dan orang-orang yang serba betul bagaiaman Belanda membuat kekurangan. rekayasa sosial yang mengakibatkan Tarekat tersebut masuk ke tanah bentrokan fisik dengan orang Cina. Cirebon dari Kaimantan (Syekh Khatib Perhatian utama meraka bagaimana Sambas). Syekh Tolhah Kalisapu adalah kelompok-kelompok yang menindas secara mursyid pertama di Cirebon. Tarekat ini ekonomi dan menghegemoni secara militer kemudian menyebar ke arah barat, dan dapat diakhiri. Tokoh-tokoh tersebut di melahirkan tiga mursyid tarekat, yaitu atas, seperti Bagus Sidong, Bagus Rangin, Syekh Abdul Manan Paoman, Syekh Abdul Bagus Jabin, Kiai Muhammad Bogor, dan Gofar Cikedung Lor, dan Syekh Abdullah Jaka Sari, perlu disejajarkan kedudukannya 95

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018 dengan mereka yang lebih belakangan menjadi dampingannya. Arti penting kita melawan praktik kolonialisme. memperhatikan masalah ini adalah un-tuk Sedangkan peristiwa yang kedua, mengetahui sampai sejauh mana model penelitian tentang perlawanan petani dan gerakan sosial yang dibawa oleh organisasi konflik agraria selayaknya diletakkan non-pemerintah membawa dampak dalam kerangka studi gerakan sosial. Ada terhadap dinamika dan arah gerakan beberapa pertimbangan yang melandasi hal organisasi-organisasi petani di Indonesia. tersebut. Diletakkan dalam kerangka reforma Pertama, sebagai suatu peristiwa agrarian, upaya ini ditujukan untuk maupun gejala, konflik agrarian merupakan menjawab pertanyaan apakah model dan produk dari gerakan sosial, baik yang strategi gerakan sosial yang disosialisasikan terorganisir secara formal maupun tidak. dan diinternalisasikan oleh organisasi non- Kedua, Penelitian yang mefokuskan pemerintah terhadap organisasi petani perhatian pada konflik agrarian pada tersebut diarahkan untuk mendorong umumnya lebih diarahkan untuk revolusi atau justru disadari maupun tidak kepentingan penyelesaian konflik, bukan merupakan kontra revolusi. Semoga saja untuk mencari jawaban, mengapa konflik potret dan catatan perlawanan rakyat yang sifatnya lokal tidak pernah Cirebon dan Indramayu pada masa berkembang menjadi besar? Pertanyaan ini penjajahan Belandan maupun Jepang dapat penting untuk dikemukakan, mengingat menjadi khasanah kearifan penulisan logika perjuangan mewujudkan reforma sejarah lokal yang layak diapresiasi. agrarian mensyaratkan adanya sebuah perlawanan massif dari petani terhadap stuktur kekuasaan penguasa atau penjajah. Ketiga, organisasi petani yang berkembang di Indonesia dewasa ini umumnya lahir atas dukungan organisasi non-pemerintah. Diletakkan dalam studi gerakan sosial, gejala ini penting untuk diperhatikan, mengingat organisasi non-pemerintah memiliki peran dalam proses sosialisasidan internalisasi strategi dan model gerakan sosial Barat kepada organisasi petani yang

96 Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme

lokal serta memahami sumber daya tahan C. PENUTUP tradisi lokal. Melalui sejarah lokal dapat Harus disadari bahwa terbatasnya dipahami pengetahuan dan kearifan lokal sumber tertulis merupakan salah satu faktor yang telah tenggelam atau terbawa arus yang menjadikan sejarah lokal belum perubahan yang dipaksakan dari luar. berkembang dengan baik. Sebagian besar Pemaparan sejarah perang sumber yang tersedia adalah sumber lisan Kedondong, Cirebon terhadap penjajahan baik itu tradisi lisan (oral tradition) Belanda dan Protes sosial petani Indramayu maupun sejarah lisan (oral history). Jaman Jepang adalah salah satu sejarah Memang dalam menggali sejarah lokal di lokal yang penulis kira kalibernya sudah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari apa bisa disebut sejarah nasional. Penulisan yang namanya sumber lisan. Kebiasaan sejarah lokal adalah tanggung jawab semua untuk menuliskan segala sesuatu yang akedemisi yang mengelola prodi pernah terjadi di lingkungan sekitarnya Pendidikan Sejarah di Indonesia, setidaknya belum merupakan suatu keharusan atau memberikan angin penyegar agar penulisan kebutuhan yang perlu dilakukan oleh sejarah tidak susah bernafas. Barometernya sebagian dari bangsa ini. Tidak heran adalah capaian kualitas alumni yang sumber tertulis mengenai masa lalu suatu mampu mengaplikasikan dalam budaya komunitas masyarakat di tempat/ lokalitas akedemis. Itikad baik ini tentunya tetap tertentu sangat-sangat terbatas, bahkan harus ditopang oleh pengambil kebijakan di mungkin sumber lisan berupa tradisi lisan tigkat kementrian. Agar sinergitas visi bisa adalah satu-satunya akses untuk berjalan beriringan. mendapatkan informasi tersebut. Seperti tertuang dalam Pedoman Penulisan Sejarah Lokal yang disusun Asisten Deputi Urusan Sejarah Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, disebutkan bahwa penulisan sejarah lokal dapat menjadi alat untuk memahami dinamika masyarakat lokal dan keterkaitannya dengan lokalitas lain. Di samping itu, sejarah lokal bisa digunakan untuk menelusuri asal-usul perkembangan, gejolak keresahan serta perwujudan budaya

97

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018 Daftar Pustaka 2. S 1. Buku urat Kabar dan Majalah

Babad Cirebon II (Babad Darmayu), nomor Surat Kabar Tjahaya, Kamis 6 Itigatu registrasi 1.368, koleksi Museum 2604 Sri Baduga. Surat Kabar Tjahaya, Tahun 1944-1945 Surat Kabar Tjahaya, Rebo, 12 Itigatu Babad Darmayu, menggunakn aksara dan 2604, No. 11 Tahoen Ke III bahasa Jawa, koleksi Ahmadi, Surat Kabar Kan Po no 49. Tanggal 10 Indramayu. Agutus 1944. Hlm. 34 Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, Kamis Dhofier, Zamaksari. 1982. Tradisi Paing 6 Desember 1945 Pesantren, Penerbit: LP3ES . Suara Rakyat Merdeka, Djakarta 20 Indonesia Januari 1949

Djamil, Abdul. 2003. Perlawanan Kiai Desa KH. Ahmad Rifa’I Kalisalak, Yogyakarta: LKIS, Indonesia. . Galba, Sindu. 2003 Budaya Tradisional Pada Masyarakjat Indramayu, .: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Indonesia.

Gottsalk, Louis. 1995. Mengerti Sejarah, terjemah Nugroho Notosusano, Jakarta.:

UI Press, Indonesia

Hasan, Fuad. 1989. Renungan Budaya, Jakarta: Balai Pustaka, Indonesia. Harry J. Benda. 1985. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Jaya. Indonesia

Iryana, Wahyu. 2016. Momi Kyoostyo.Jakarta: Kaki Langi

Kartodirdjo, Sartono. 1984. Pemberontakan Petani Banten. Jakarta: Pustaka Jaya

Marihandono, Djoko. “Daendels dalam Naskah dan Cerita Rakyat: Cerita yang Berkaitan dengan Daendels di Pantai Utara Jawa”. Makalah yang disajikan dalam Seminar Internasional yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 2―5 Oktober 2003. 98