ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH KERIPIK TETTE (Studi Kasus: Home Industri di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan, Kabupaten )

SKRIPSI

Oleh : HUDANNASHRUL YUNAS 21601032086

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM

2020

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH KERIPIK TETTE (Studi Kasus: Home Industri di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syrat untuk untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

Oleh : HUDANNASHRUL YUNAS 21601032086

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2020

ABSTRAK Penelitian Analisis Efisiensi dan Nilai Tambah Homeindustri Keripik Tette di Desa Taroan Kecamatan Kabupaten Pamekasan ini bertujuan untuk menganalisa pendapatan, efisiensi, nilai tambah dan titik impas pada homeindustri keripik tette di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Metode penentuan daerah dilakukan secara sengaja yaitu di Desa Taroan Kabupaten Pamekasan dan untuk metode penentuan sampel menggunakan metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata homeindustri keripik tette di Desa Taroan Kabupaten Pamekasan adalah Rp.2.153.128/bulan. Untuk analisa efisiensi (RC Ratio) rata-rata adalah 2,72. Hasil nilai tambah menunjukkan bahwa Rp.15.546/kg. Homeindustri Keripik Tette di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan berdasarkan BEP volume dan harga sales sudah mencapai diatas nilai titik impas dan bisa dibuktikan untuk nilai titik impas volum 20,65kg/bulan, sedangkan untuk nilai sales sebesar 826.000, maka homeindustri keripik tette di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan sudah mencapai diatas nilai titik impas dan layak untuk diusahakan.

Kata Kunci : Keripik Tette, Analisis Pendapatan dan Efisiensi, Kabupaten Pamekasan

ABSTRACT Research on Efficiency Analysis and Added Value of Crepe Tette Homeindustry in the Village of Taroan Tlanakan Subdistrict, Pamekasan aims to analyze the income, efficiency, added value and break-even point in crepe tette homeindustry in the village of taroan tlanakan subdistrict, pamekasan regency. The method of determining the area is done intentionally, namely in in the Village of Taroan Tlanakan Subdistrict, Pamekasan RegencyMalang City of East and for the method of determining the sample using the census method. The results showed that the average income of crepe tette homeindustry in the Village of Taroan Tlanakan Subdistrict Pamekasan Regency was Rp.2.153.128 / month. For efficiency analysis (RC Ratio) the average is 2.72. The value added results show that Rp.15,546 / kg. Crepe Tette homeindustry in the Village Taroan Tlanakan Subdistrict Pamekasan Regency based on BEP volume and price has reached above the breakeven value and can be proven for the breakeven volume value of 31 kg / month, while for the breakeven price value of Rp.14.331 / kg, the crepe tette homeindustry in the Village of Taroan Tlanakan Subdistrict Pamekasan Regency has reached above the breakeven point and is worth the effort.

Keyword : Crepe Tette, Analysis of Revenue and Efficiency, Pamekasan Regency

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Singkong atau ubi kayu( Manihot Utillissima) merupakan salah

satu komoditas pertanian di , tanaman singkong dapat tumbuh

sepanjang tahun di daerah tropis dan memliki daya adaptasi yang tinggi

dengan berbagai kondisi tanah. Singkong disini memliki kandungan gizi

yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi yang terdapat pada

singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin B1,

vitamin C, besi, fosfor, mineral , kalsium dan air. Selain itu umbi singkong

disini mengandung senyawa non gizi yakni tannin( Soenarso,2004).

Singkong merupakan hasil produk pertanian pangan ketiga terbesar

setelah padi, dan jagung, sehingga ketersediaan singkong mempunyai

potensi bahan baku yang penting dalam berbagai produk makanan.

Di Indonesia singkong bukan hanya dimakan, namun singkong juga

bisa dibuat menjadi berbagai olahan makanan yang berbagai ragam jenis

dan rasa, salah satunya yang banyak diminati dan dibuat dari singkong

adalah keripik.

Pulau Madura khususya Pamekasan kurang lebih 4.778 unit usaha

kecil dalam bidang pengolahan pangan, salah satunya yakni pengolahan

keripik tette. Keripik tette adalah camilan berasal dari daerah Kabupaten

Pamekasan yang berasal dari pangan ketela pohon dengan cita rasa renyah

dan gurih. Mengapa dinamakan keripik tette karena cara prosesnya dengan

cara di “tette”( dipukul/ditumbuk sampai pipih) dengan bantuan tenaga manusia dan dibantu dengan cahaya sinar matahari kurang lebih 2 hari proses penjemuran. Bahan baku sangatlah mudah diperoleh karena singkong adalah tanaman yang tidak mengenal musim dan sangat mudah ditanam. Data yang terdapat di Dinas Pertanian Kabupaten Pamekasan tahun 2019 di Kecamatan Taro’an luas lahan tanam adalah 59 ha dengan produksi sebesar 11,74 ton.

Dengan adanya kegiatan home industri yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah dimana akan mengeluarkan biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih besar apabila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan.

Usaha Kecil Menengah didalamnya yakni terdapat industry rumah tangga terbukti Tangguh dalam menghadapi gejolak krisis yang dialami bangsa Indonesia. Hal tersebut didalamnya ada beberapa factor diantaranya: 1) UKM tidak menggunakan bahan baku import sehingga tidaklah berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah, 2) modal yang relatif kecil dan merupakan modal pribadi dan tidak berhutang, sehingga tidak memiliki kewajiban membayar untuk bayar hutang. Berbeda dengan perusahaan besar (konglomerasi) yang menggunakan bahan baku import sehingga harus membayar mahal karena tingginya nilai mata uang Dolar dan disaat bersamaan perusahaan harus membayar kewajibannya yang

telah habis masa berlakunya. Sehingga pada saat krisis itulah ada

perusahaan besar banyak gulung tikar.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka perumusan

masalah untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu:

1. Berapa besar pendapatan dan efisien usaha keripik tette yang

dihasilkan?

2. Apakah volume dan harga sudah diatas nilai BEP volume dan harga?

3. Berapa besarnya nilai tambah dari usaha pembuatan ketela pohon

menjadi keripik tette dalam satu kali proses di Home Industri?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi home industri keripik tette

di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan Provinsi

Jawa Timur

2. Untuk mengetahui Titik Impas (Break Event Point) home industri

keripik tette di Desa Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten

Pamekasan Provinsi Jawa Timur.

3. Untuk mengetahui besarnya Nilai Tambah ( value added) home

industri keripik tette di Desa Taroan Kabupaten Pamekasan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademisi

Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Strata Satu (S1) pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Islam Malang. Wujud dari output akademik ini adalah

laporan penelitian dan artikel ilmiah

1.4.2 Bagi Umum

1) Untuk meningkatkan pendapatan UKM keripik tette di Desa

Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan Provinsi

Jawa Timur.

2) Penelitian ini diharapkan memberikan sedikit informasi dan

wawasan kepada penelitian selanjutnya yang akan meneliti

bidang yang sama.

3) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

umum khususnya petani untuk dapat mengembangkan sektor

pertanian di terlebih bidang holtikultura.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis pembahasan tentang pendapatan dan

efisiensi home industri keripik tette di Desa Taroan Kabupaten Pamekasan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Analisis Pendapatan

a) Rata-rata biaya tetap produksi per bulan Rp. 16.303/bulan dan

rata-rata biaya variabel sebesar Rp. 1.268.876/bulan sehingga dari

dua komponen tersebut bisa didapatkan rata-rata biaya total

sebesar Rp. 1.285.179/bulan.

b) Nilai penerimaan dari hasil rata-rata hasil produksi sebesar 87

kg/bulan dengan rata-rata harga sebesar Rp.40.000/kg sehingga

diperoleh rata-rata penerimaan sebesar Rp. 3.468.571/bulan.

c) Analisis pendapatan rata-rata per bulan adalah sebesar Rp.

2.183.392/bulan.

2. Untuk analisis efisiensi R/C Ratio rata-rata mendapatkan hasil rata-rata

sebesar Rp.2,69 yang artinya setiap penambahan biaya produksi

sebesar Rp.1 akan meningkatkan penerimaan sebesar Rp.2,69, karena

R/C Ratio lebih besar dari pada 1 maka, usaha home industri keripik

tette sudah efisien dan layak untuk diusahakan.

3. Home Industri keripik tette di Desa Taroan Kabupaten Pamekasan

sudah memiliki nilai tambah, setiap 1 kg bahan baku memberikan nilai

tambah Rp. 15.546,46/kg.

4. Nilai BEP (Break Event Point) home industri keripik tette di desa

taroan Kabupaten Pamekasan sudah mencapai di atas nilai BEP dan

layak untuk diusahakan, hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian

bahwa.

a) Untuk BEPv diperoleh sebesar 20,65 unit(kg)

b) Untuk BEP sales diperoleh sebesar 826.000Rp/kg.

6.2. Saran

Seorang produsen yang rasional akan selalu mencari keuntungan yang paling maksimal atau kerugian yang paling minimal baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu saran penulis yang didapat adalah sebagai berikut.

1. Para pengusaha keripik tette hendaknya membentuk sebuah UKM dimana

dengan adanya UKM tersebut memberikan kemudahan kepada pengusaha

untuk berkomunikasi dan bekerjasama dalam memecahkan permasalahan

terkait usaha keripik tette seperti pasokan bahan baku yang sulit

didapatkan, desain produk tersebut.

2. Dalam usaha keripik tette ini terdapat permasalahan dimana masih sering

terjadi kekurangan pasokan bahan baku singkong sehingga mengakibatkan

pengusaha beberapa hari tidak bekerja, oleh karena itu solusinya dengan

menerapkan hubungan mitra langsung kepada petani lokal, dengan

perjanjian tertentu sehingga petani harus menjual singkongnya kepada

pengusaha tersebut, kemudian saat penenaman waktu penanaman bibt

singkong dibedakan contoh: bulan Januari lahan A, bulan Februari Lahan

B, Bulan Maret pada lahan C, Begitu seterusnya hingga lahan ke 7,

sehingga setiap bulannya ketersediaan bahan baku selalu tersedia.

3. Meningkatkan promosi melalui media iklan online maupun offline

menggunakan teknologi yang terus berkembang sehingga membuat citra

produk bisa terangkat naik dan menjadi tren jajanan kuliner, seperti

bekerja sama dengan perusahaan ojek on-line grab maupun gojek untuk

dapat menjual keripik tette dengan pangsa pasar yang lebih luas hingga

seluruh Kabupaten Pamekasan.

4. Para pelaku usaha keripik tette alangkah baiknya mendesain produk

keripik tette tersebut agar bisa bersaing dengan brand yang berbeda dan

juga mangsa pasar secara local maupun luar Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 2006. Membangun Desa Partisipasif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Alhuda, Afif Robi. 2015. Analisis Usaha dan Efisiensi Agroindustri Kripik Ubi Jalar Sehati di Desa Kemiri Kecamatan Pacet Kabupaten .

Skripsi : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.

Aminah. 2005. Motivasi Masyarakat Desa Hutan Menjadi Pesanggem di Daerah

Airan Sungai Serayu Wilayah BKPH Kebasen KPH Banyumas Timur.

Skripsi: Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman.

Anonymous 1993. Tenaga Kerja Pengembangan Agroindustri. PPA CIDES VQ.

Bangkit Jakarta. Hal 6-21.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek : Edisi Revisi V Hal. 120. Jakarta Rineka Cipta. Asmara, Rosihan; Hanani, Nuhfil; Fahriyah. 2014. Strategi Peningkatan Daya

Saing Komoditas Pertanian. Malang: Penerbit Gunung Samudra.

Badan Pusat Statistik 2018 Kabupaten Pamekasan dalam angka 2014-2018.

Badan Pusat Statistik 2018 Kecamatan Tlanakan

Elisabeth, Dian Adi Anggraeni dan Prasetiaswati, Nila. 2018. Kelayakan Finansial

dan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu di Barito Koala, Kalimantan

Selatan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 2 No. 2 Agustus

2018: 129-136.

Fadholi, Hermanto. 1989. Ilmu Usahatni. Penebar Swadaya. Bandung.

Fauzi, Farid. 2015. Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Agroindustri Sambal Pecel

Di Kota . Skripsi : Program Studi Agribisnis Universitas Islam

Malang.

Hayani, Yujiro. 1987. Pendekatan ekonomi Terhadap Perubahan. Kelembagaan di Asia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Imani, Israwan. 2016. Analisis Keuntungan Dan Nilai Tambah Pengolahan Ubikayu (Manihot Esculenta) Menjadi Tela-Tela (Studi Kasus Usaha Tela Steak Di Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari).Skripsi:Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendali. Issusilaningtyastutik, E. P. 2004. Analisa Biaya dan Pendapatan Usaha Penggilingan Kopi Pada CV. Anugerah Sentosa Sejahtera (Studi Kasus di Desa Sumber Kembar Kecamatan Dampit Kabupaten Malang). Universitas Muhammadiyah Malang. Hidayat, Syarif 2012. Model Penyeimbangan Nilai Tambah Berdasarkan Tingkat Risiko Pada Rantai Pasok Minyak Sawit. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya Harga Pokok Dan Pengendalian Biaya. Purnomo, Dwi. 2010. Karakteristik, Penerapan, Dan Pengembangan Agroindustri Hasil PertanianDiIndonesia.https://agroindustry.wordpress.com/20 10/10/18/karakteristik-penerapan-dan-pengembangan- agroindustri-hasil-pertanian-di-indonesia/. Diakses tanggal 26 November 2019. Rasehan, Chairil Anwar. 1997. Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi Era Perdagangan Bebas. Agro Ekonomi, No. 2. XXVII. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar : Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1994. teori Ekonomi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb- Douglas. CV Rajawali. Jakart