JURNALISME : SEBUAH PRODUK KOMERSIALISASI DALAM INDUSTRI TELEVISI

Oleh: Gita Aprinta E.B ([email protected]) (Staf Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)

Abstract The freedom of press has given space to the growth of television industries in Indonesia. As we all know, since 2010 there are at least nine private television that established. This case has been impact to the public information fulfilness. Unfortunately as part of the capitalism industry, television should able to provide information that give two function, these is entertainment and journalism. Therefore, information is so often considered as commodity relate with the market mechanism that create television commercialization. This article aim to observe the bias of information that affected by journalism technique in the investigation program called. “Reportase Investigasi” through the approach Marxis capitalism where in the world of capitalism production is always relate with power and capital ownership. Kata Kunci: Journalism, Television, Commersialitation, Report, Investigati

Pendahuluan Kebebasan pers di era reformasi terkecuali dengan program berita yang memberikan ruang bagi tumbuhnya disajikan. Berita merupakan sebuah media massa di Indonesia. Salah pusat informasi bagi masyarakat, tempat satunya adalah kemunculan beragam dimana publik dapat mengkonsumsi TV Swasta, dimulai dengan RCTI kebutuhan akan arus informasi yang (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tersaji melalui televisi. tahun 1989. kemudian diikuti secara Dengan keberadaan televisi yang berturut – turut oleh SCTV, TPI, tidak hanya sekedar menjadi penyampai , dan . Di tahun 2010 informasi yang aktual saja tetapi juga tercatat sebanyak 9 TV Swasta Nasional sebagai bagian dari industri kapitalis, dan lebih dari 5 TV Swasta Regional tentunya berita yang disajikan tidak yang beroperasi di Indonesia. Dengan boleh menjadi berita yang biasa saja. menjamurnya industri TV Swasta Dibutuhkan sebuah kreatifitas tersendiri tersebut, menuntut masing – masing untuk membuat sebuah berita tidak stasiun TV untuk dapat terlihat membosankan karena hal mengembangkan program acaranya tersebut berkaitan dengan pilihan sebaik mungkin agar tidak tergerus masyarakat. Sebuah televisi yang dengan persaingan yang ada. Tidak berhasil mengemas program berita THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 27

dengan menarik tentu saja akan menjadi mewujudkan informasi1. Atau dapat rujukan bagi pemirsa dalam mengakses dikatakan pula bahwa secara teknis, informasi yang menjadi kebutuhan jurnalisme televisi menjadikan fakta mereka. Sehingga tidak mengherankan sosial sebagai tontonan. bila terdapat beragam konsep dan teknik Sebagai sebuah televisi komersil, yang digunakan oleh masing-masing televisi swasta mengemban dua fungsi televisi dalam membuat berita sekaligus yaitu fungsi hiburan dan mengingat televisi sudah menjadi jurnalisme. Informasi dianggap sebagai bagian industri populer yang barang dagangan atau komoditi. Berita mempunyai efek tersendiri dalam yang tersaji di masyarakat cenderung mempengaruhi perilaku masyarakat di sesuatu yang sensasional dan ranah publik. spektakuler,dengan harga apapun, yang terkadang sampai mengorbankan Adalah sebuah tantangan bagi profesionalisme2. Hal ini berkenaan pekerja media, khususnya jurnalis untuk dengan industri televisi itu sendiri yang dapat membuat sebuah laporan yang memiliki sifat ekonomi dimana televisi sarat dengan kreatifitas guna mendapat swasta menjadi faktor pendukung aprsesiasi tinggi dari para penonton. penting dalam mekanisme pasar. Kreatifitas tersebut meliputi fakta sosial Oleh karena itu, setiap tayangan yang terjadi di masyarakat, ide program televisi tidak termasuk juga peliputan, peliputan, pembuatan naskah berita memiliki prosentasi pemirsa yang berita hingga sampai pada penyuntingan disebut rating. Semakin banyak pemirsa gambar. Kegiatan proses perjalanan yang menyukai sebuah program maka berita tersebut terangkum dalam apa semakin tinggi angka rating program yang dinamakan sebagai jurnalisme. tersebut demikian juga sebaliknya. Jika dilihat dari sejarahnya, Apabila rating sebuah program rendah jurnalisme televisi sendiri berkembang maka akan sulit pula meraup iklan yang sejak tahun 40-an, mulai dari semacam merupakan nafas bagi industri televisi. jurnalisme radio yang ditampilkan Karena tayangan berita harus bersaing dibawah lampu terang dan kamera, dengan program lain untuk sampai teknologi satelit dan media mendapatkan rating yang tinggi, maka interaktif dalam pemberitaan. dapat dipastikan semua awak yang Sementara di Indonesia jurnalisme yang terlibat dalam sebuah stasiun berkenaan dengan televisi swasta baru pemberitaan akan berlomba menyajikan menggeliat di awal tahun 90-an. Pada tayangan yang terbaik. Salah satu pilar dasarnya jurnalisme adalah kaidah kerja dalam memungut fakta sosial untuk 1 Siregar, Ashadi dalam artikel Trend dijadikan informasi, kemudian Jurnalisme Televisi disampaikan melalui media massa. 2 Haryatmoko, Etika Komunikasi: Kaidah jurnalisme mengandung Manipulasi Media, Kekerasan dan standard dalam memilih fakta sosial dan Pornografi; 2007 p. 21

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 28

yang menentukan kualitas tayangan dihasilkan. Hal tersebut tentu saja akan berita TV tersebut adalah bagaimana menggiring rasa penasaran pemirsa sebuah tayangan itu dikemas melalui untuk terus menunggu – nunggu gambar sebuah proses produksi3. ekslusif apa selanjutnya. Di tambah Berkaitan dengan masalah rating dengan wawancara terhadap pelaku tersebut maka munculah program siaran dengan suara yang disamarkan yang berita dalam berbagai model. Salah membuat liputan investigasi tersebut satunya adalah investigasi. Model berita mengungkapkan sebuah fakta investigasi ini merupakan salah satu sebenarnya yang tidak pernah diketahui bentuk informasi yang dikemas lebih oleh masyarakat sebelumnya. dalam untuk mendapatkan fakta – fakta Sejatinya, sebuah liputan investigasi dari sebuah peristiwa yang aktual. bisa saja menuntun kita pada sebuah Beberapa stasiun TV Swasta pun kerancuan informasi karena program menerapkan model investigasi ini tak investigasi cenderung menampilkan sisi terkecuali Trans TV. Trans TV bahkan dramatis dari sebuah fakta sosial membuat sebuah program investigasi sehingga dapat membawa kebingungan sendiri berjudul ‘Reportase informasi bagi para pemirsa. Sisi Investigasi’. Program yang tayang dramatis yang ditampilkan melalui setiap hari Sabtu dari pukul 17.00 – gambar-gambar dan narasi justru akan 17.30 merupakan program buletin dari menghilangkan esensi dasar jurnalisme Divisi News Trans TV4. Reportase investigasi itu sendiri. Investigasi yang Investigasi mengungkap suatu kasus dilakukan biasanya malah melenceng penyimpangan, dari pelakunya jauh dari definisi investigasi itu sendiri. langsung. Topik yang dipilih adalah Yang terjadi adalah terjadi pembenaran yang menjadi kepentingan masyarakat. bahwa gambaran dalam pemberitaan Misalnya, tentang bakso yang investigasi itu merupakan kenyataan. mengandung boraks, kosmetika yang Deadline menjadi alasan bagi para mengandung zat berbahaya bagi jurnalis untuk melakukan liputan yang kesehatan, dan sebagainya. tidak didasarkan pada fakta dan Dengan menggunakan perekam informasi yang cukup. Kadang – tersembunyi, para jurnalis investigasi kadang hanya berupa isu populer dalam seolah – olah membawa permirsa untuk masyarakat yang dikemas dengan turut serta dalam penyelidikan melalui sedikit melodrama sehingga apa yang gambar – gambar visual yang ditampilkan adalah isu yang dijadikan fakta. Selain itu kepentingan industri

3 kapitalis juga mempengaruhi liputan http://www.lintasberita.com/Entertainment/S investigasi yang dilakukan. Dalam ains/Proses_Produksi_Berita_TV rangka memaksimalkan keuntungan dan 4 mengakumulasikan modal maka sebuah http://www.transtvnews.co.id/index.php/Sino industri televisi akan melakukan psis/reportase-investigasi.html - tgl akses 9 Mei 2010, pukul 4.14 pm. intervensi terhadap program acaranya.

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 29

Liputan investigasi tidak sepenuhnya Selaiknya dalam kegiatan jurnalisme, merupakan laporan independen dari obyektifitas dan faktualitas adalah dua para jurnalis, tetapi ada campur tangan hal yang perlu dikedepankan untuk dari pihak-pihak lain yaitu stasiun mendapatkan kebenaran atas sebuah televisi itu sendiri sehingga hasil dari informasi. Tetapi pada kenyataannya liputan investigasi tersebut adalah hasil tidak berlaku dalam logika kapitalisme yang telah diskenariokan karena sebuah industri televisi. Rating dan sponsor kepentingan. merupakan satu kesatuan dari program Demi kepentingan tersebut sebuah berita yang dibuat dalam rangka meraih program promosi sekalipun bisa keuntungan sebanyak – banyaknya. dikemas sedemikian rupa menjadi Jurnalis hanya merupakan bagian dari berita, seperti pada tayangan reportase konspirasi kapitalisme. Dengan investigasi edisi 1 Mei 2010 tentang memanfaatkan sebuah proses pembuatan terasi palsu. Beberapa kali investigasi yang dibuat secara khusus tampak dengan sengaja iklan salah satu dan ekslusif dalam waktu relatif perusahaan pembuat terasi di Indonesia singkat, menjadikan liputan investigasi muncul dalam beberapa kali visualisasi tersebut layak untuk dipertanyakan gambar, walaupun pada saat itu reporter kebenaran dan keakuratan data – tengah mewawancari pelaku pembuat datanya. Karena pada dasarnya menurut terasi palsu. Liputan investigasi yang Andre Harsono dalam praktek memaparkan pembuatan terasi palsu jurnalisme investigatif cara pencarian yang dicampur bahan-bahan berbahaya data harus memakan waktu cukup lama oleh salah satu pembuat terasi skala bahkan sampai bertahun – tahun hal ini menengah ke bawah atau lebih dikarenakan pencarian sumber yang kerennya industri rumah tangga5 akan cukup lama. Karya investigasi tidak memberikan wacana tersendiri bagi bisa dibuat hanya dengan masyarakat, bahwa produsen terasi yang mengandalkan laporan keterangan polisi tampak pada iklan tersebut adalah atau keterangan pers orang atau pembuat terasi asli yang aman untuk lembaga swadaya masyarakat tertentu. dikonsumsi sementara semua pembuat Sementara berkenaan dengan profesi terasi rumahan harus diwaspadai dan jurnalis itu sendiri dalam kaidah dicurigai. Gambaran tersebut jurnalisme, seorang jurnalis harus dapat memberikan kedangkalan informasi memenuhi kaidah secara etik dan bagi masyarakat dan tanpa sadar akan epistemologi. Kaidah etik berhubungan memberikan efek yang cukup besar dengan kewajiban moral yang harus terhadap industri kecil terutama para dijalankan bersifat normatif dan pekerjanya. universal menuntut kesadaran etis pada tataran eksistensi untuk dapat dihayati 5 oleh pelaku yang bertumpu pada hati http://politikana.com/baca/2010/05/03/invest igasi-trans-tv-sebuah-produk-jurnalistik-atau- nurani atau disebut kode perilaku dan iklan-komersial.html, akses 17 Mei 2010 pukul kaidah epistemologi berhubungan 8.41 pm.

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 30

dengan metodologi dan prosedur teknis karena itu hubungan kerja antara jurnalisme6. penguasa dan pekerja penuh Dengan demikian kode perilaku kontradiksi dimana terus menerus akan metode kerja dijabarkan secara teknis terjadi pertentangan kepentingan yang untuk memenuhi kaidah epistemologi mendasar dan tak terelakkan. Penguasa dan etika untuk memenuhi hakekat mempunyai kepentingan untuk jurnalisme yaitu kebenaran. Idealnya mengakumulasikan kapital yang adalah seorang jurnalis hendaknya dapat diinvestasikannya, sedangkan pekerja memilih fakta dan menyajikan menjual tenaga, pikiran dan waktu kebenaran dalam setiap informasi yang luangnya untuk mendapatkan disajikan. Namun mengingat bahwa di kesejahteraan ekonomi. Secara empiris, dalam jurnalistik terdapat beberapa kepentingan pengusaha dan kepentingan ranah yang ditempati oleh seorang pekerja akan selalu berbenturan karena jurnalis, salah satunya adalah posisinya logika akumulasi modal pasti dalam media tempatnya bekerja, maka menghisap nilai lebih yang seharusnya isi berita akan selalu terkait dengan menjadi hak pekerja. berbagai kepentingan kapitalis. Konflik dalam hubungan kerja tersebut datang seiring dengan MODE PRODUKSI KAPITALIS pengembangan aspek-aspek yang Dalam wacana ekonomi Marxis7, menentukan kekuatan produktif, yang mode produksi kapitalis mengacu pada telah dicapai pada level tertentu. Hal basis sosial ekonomi masyarakat tersebut membawa pada sebuah kapitalis yang tumbuh pesat di Eropa perubahan yang tidak dapat terelakkan Barat pada akhir abad 18, dan kemudian lagi pada proses produksi. Perubahan diperluas ke berbagai belahan dunia. itu berkaitan erat dengan hubungan Karl Marx menyakini bahwa basis produksi, yang berarti bahwa terjadi material ekonomi menentukan peralihan dari basis ekonomi lama suprastruktur, dan sebaliknya bahwa menjadi basis ekonomi baru dan suprastruktur hanyalah cerminan dari menuntun pada sebuah perubahan cepat basis material ekonomi. Basis material pada segenap aspek masyarakat. ekonomi adalah tata cara produksi yang Perubahan dalam mode produksi tidak terdiri dari kekuatan produksi dan berasal dari manusia melainkan dari hubungan kerja dalam masyarakat korespondensi antara karakter hubungan kapitalis merupakan hubungan kerja produksi dan tingkatan dalam antara pemilik modal dan pekerja. Oleh pengembangan kekuasaan produktif. Dasar dari hubungan produksi adalah 6 Siregar, Ashadi dalam artikel Etika Jurnalisme kepemilikan atas alat-alat produksi. Televisi Ketika alat – alat produksi menjadi 7 Marx, Karl and Frederick Engels. The German properti umum maka setiap orang Ideology Part One, with Selections from Parts mempunyai kemampuan yang sama Two and Three, together with Marx's "Introduction to a Critique of Political Economy untuk melatih kebebasan mereka dalam

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 31

hubungan dengan kekuasaan produktif cara cara komersial dan cara produksi melalui struktur sosial dan politik dalam lama telah sepenuhnya digantikan oleh masyarakat. Sejauh mereka menikmati industrialisme modern8. hak – hak yang sama sehingga mereka Secara umum, kapitalisme sebagai dapat melaksanakan hak-hak dalam sebuah sistem ekonomi dan juga pembangunan masyarakat secara nyata sebagai bagian dari mode produksi tanpa terhalang oleh hambatan dapat dirangkum dengan beberapa hal kepemilikan pribadi. di bawah ini9: Posisi jurnalis dimanfaatkan oleh industri televisi untuk a. Capital Accumulation, produksi mengakumulasikan kapital modal yang untuk keuntungan dan kebutuhan dinvestasikan, sehingga dapat dikatakan produser untuk mengakumulasi modal dalam rangka produksi. bahwa jurnalis mempunyai peran b. Commodity Production, produksi penting sebagai penentu dari jalannya dilakukan untuk kepentingan sebuah ekonomi dari industri pertukaran pasar, yaitu lebih pertelevisian tersebut. Namun perlu digunakan sebagai maksimalisasi juga dipertimbangkan, bahwa jurnalis nilai tukar dibanding nilai guna. juga mempunyai sebuah tanggung c. Private Ownership atas alat – alat jawab moral terhadap hasil liputannya. produksi, kepemilikan mode produksi oleh kelas pemilik modal, Dalam mode produksi kapitalis, baik itu individu, kolektif atau semua atau sebagian besar input dan negara yang melayani kepentingan output produksi dipasok secara komersil kelas kapitalisme. melalui pasar. Hal ini tentunya memiliki d. Primacy of Wage Labor, konsekuensi penting pengaturan seluruh ketergantungan terhadap upah kerja proses produksi mengubah wajah sesuai oleh sebagian besar mayoritas, dengan rasionalitas ekonomi memaksa mereka bekerja dan dieksplotasi oleh pemilik modal. kapitalisme, yang dinyatakan dalam KOMERSIALISASI TELEVISI hubungan biaya produksi. Artinya Sebagai sebuah industri kapitalis, bahwa seluruh proses produksi diatur televisi merupakan sebuah ladang bisnis dan dibentuk kembali agar sesuai yang menjadikan televisi tidak lagi denganb logika komersil. Dengan kata memegang prinsip – prinsip jurnalisme lain bahwa akumulasi modal menjadi secara tepat. Prinsip jurnalisme yang motif yang mendasari produksi. berlaku adalah sesuatu yang dapat Pada konteks ini Marx mengacu pada menghasilkan materi berlimpah, transisi dari ’formal subsumption’ ke padahal pada dasarnya prinsip ’real subsumption’ dari produksi jurnalisme tidak bisa dikaitkan dengan dibawah kekuasaan modal, yang uang. Televisi atau pemilik media dinamakan sebagai ’cara khusus model produksi kapitalis’ kerjasama antara 8 Marx, Karl and Engels, Frederich ibid teknologi maupun serikat pekerja telah 9 www.marxist.org, tanggal akses 18 Mei 2010, diperbaharui dan dibentuk ulang dalam 8.27 pm

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 32

kerapkali memaksa wartawan untuk tersebut lupa akan tanggung jawab menyajikan berita yang dapat utama jurnalisme yaitu menyampaikan menghasilkan keuntungan melalui informasi yang sebenar-benarnya pemasangan iklan. kepada masyarakat. Fenomena Oleh karena tuntutan tersebut, para komersialisasi tersebut dirasakan secara jurnalis tidak hanya sekedar signifikan semakin menyatu dengan menyampaikan informasi terhadap konsep liberalisasi dan ekonomi masyarakat tetapi juga bagaimana kapitalis global10. membuat informasi tersebut terlihat Kebebasan pers Indonesia juga penting dan menarik sehingga mendorong bergesernya prinsip terkadang esensi informasi dihilangkan jurnalisme dan karakter isi media dan lebih mementingkan estetika yang karena sebagaimana yang disampaikan memukau banyak orang. Cara kerja oleh Croteau (2001) bahwa media jurnalis yang berimbang dalam massa sekarang menempatkan pemberitaan cenderung tergantikan masyarakat atau audiens sebagai dengan faktor rating dan komersialisasi consumer bukan warga negara. Tujuan untuk mendapatkan pemasukan berupa utama media adalah menghasilkan pemasangan iklan dalam setiap acara keuntungan bagi pemilik dan pemegang yang diproduksi oleh stasiun televisi. saham kemudian mendorong audiens Salah satunya adalah penempatan untuk menikmati dirinya melalui iklan- iklan dalam reportase investigasi iklan dalam televisi dan pada akhirnya episode pembuatan terasi palsu. membeli produk-produk yang Nampak jelas bahwa, reportase diiklankan tersebut. Karena itu apa yang investigasi tersebut digiring untuk dianggap menarik bagi publik oleh membuat justifikasi mengenai media adalah apapun yang populer di keberadaan produsen terasi melalui masyarakat. Dengan demikian tujuan iklan tersebut. Karena sebagai kapitalis ideal media adalah untuk juga, pemasang iklan berharap mempromosikan kegiatan warganegara mendapatkan pasar untuk memasarkan melalui informasi, pendidikan dan komoditi dan memperoleh pembeli integrasi sosial tenggelam dalam potensial yang itu berarti keuntungan gelombang komersialisasi dan atau profit. Sehingga dapat dikatakan liberalisasi11. bahwa dalam basis material struktur pemilik media telah melakukan ANALISIS eksploitasi baik terhadap pemasang iklan dan jurnalis untuk mengakumulasi 10 Subiakto, Henry. Artikel Konsentrasi Media modalnya. Massa dan Melemahnya Demokrasi – www.jurnal.unair.ac.id, tanggal akses 21 Mei Pada akhirnya kepentingan bisnis 2010 jam 21.58 pm cenderung menggantikan kepentingan 11 pemberitaan inilah yang membuat baik Croteau, David & Hoynes, William , The Bussiness of The Media, Corporate Media and jurnalis maupun industri televisi the Public Interest.

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 33

Televisi sebagai sebuah industri seiring dengan konflik dalam hubungan kapitalis yang sarat dengan berbagai produksi yang juga telah kepentingan maka bisa dipastikan dikembangkan. bahwa proses dalam produksi berita Mode produksi selalu berhubungan atau pemberitaan ditentukan oleh oleh dengan kekuasaan produktif. Kekuasaan struktur ekonomi media. Ideologi produktif dalam pemenuhan kebutuhan jurnalis menjadi tidak penting lagi. hidup terkait dengan kondisi – kondisi Jurnalis sebagai human agencies sosial, proses intelektual dan politik seharusnya mempunyai otonomi, secara umum. Kesadaran manusia tidak kreatifitas dan idealisme dalam menentukan keberadaannya sebagai melakoni tugas jurnalisme namun makhluk hidup, justru sebaliknya bahwa bagaimanapun media dalam hal ini keberadaannya sebagai mahkluk sosial stasiun televisi sebagai sebuah struktur itulah yang menentukan kesadaran sosial merupakan institusi bisnis yang seseorang. Dalam tahap perkembangan berorientasi pada akumulasi modal dan tertentu, material kekuasaan produktif beroperasi dalam struktur yang masyarakat bertentangan dengan memiliki kaidah dan logikanya sendiri hubungan produksi dan bentuk sehingga jurnalis tidak dapat dengan perkembangannya justru malah menjadi serta merta menggunakan media untuk belenggu tersendiri (Marx dan Engels, mengekspresikan idealisme dan 2001). kreatifitas mereka tanpa adanya struktur Reportase Investigasi Trans TV yang membatasi ruang gerak para agen sebagai salah satu jurnalisme investigasi sosial tersebut. yang seharusnya dapat menghadirkan Sebuah fitur mendefinisikan informasi dengan lebih lengkap dan kapitalisme sebagai ketergantungan detail melalui investigasi lebih pada upah tenaga kerja untuk segmen mendalam mengenai pembuatan terasi besar penduduk; khusus, kelas pekerja palsu justru menjadi tempat pertarungan yang tidak memiliki modal harus hidup kepentingan pemberitaan dan dengan menjual tenaga kerja mereka kepentingan bisnis. Sudah bisa ditebak untuk mendapatkan imbalan upah kalau pada akhirnya kepentingan (Marx dan Engels, 2001). Jurnalis bisnislah yang menang, dan adalah bagian dari kelas pekerja yang kepentingan pemberitaan cenderung membutuhkan satu struktur yakni mengalah secara paksa. Model industri televisi dalam rangka jurnalisme investigasi dijadikan mesin pemenuhan kebutuhan sebagaimana untuk meraup keuntungan sebanyak- merupakan pondasi dari mode produksi banyaknya walaupun harus berjalan yaitu sebagai sebuah metode kebutuhan diluar prinsip – prinsip jurnalisme yang hidup, di mana produksi dimulai dengan sebenarnya demi kepentingan pengembangan aspek-aspek yang komersialisasi. menentukan kekuatan produktif, yang Komersialisasi media merupakan telah dicapai pada level tertentu, datang proses dinamis dan konstant mencakup

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 34

keseluruhan operasional media massa akhir. Kepentingan untuk untuk memenuhi permintaan pasar. mengakumulasikan modal sebanyak – Proses komersialisasi tersebut banyaknya membuat sajian berita berpenetrasi ke seluruh aspek dalam menjadi alat komersialisasi agar dapat media massa seperti periklanan, mendatangkan pemasang iklan program, networking, modal, bahkan sebanyak mungkin. sampai dengan orientasi khalayak Komersialisasi terjadi karena adanya media. Hal tersebut sangat terkait permintaan pasar yang berimbas kepada dengan struktur organisasi media massa struktur organisasi stasiun televisi merupakan bentuk kompromi dari tersebut. Oleh karenaya rating berbagai komponent dan struktur yang merupakan tolok ukur dimana suatu ada di dalamnya12. program disukai oleh masyrakat. Mekanisme pasar memegang Semakin tinggi rating maka dapat peranan penting dalam proses dipastikan semakin banyak pula iklan komersialisasi, terutama adjustment yang akan masuk dan itu berarti terhadap suply dan permintaan pasar keuntungan, maka sebuah berita pun yang mempunyai dampak sangat besar dalam penyajiannya akan dibuat dalam operasionalisasi media massa. sedemikian rupa, menarik terlihat Termasuk dalam hal isi atau kontent penting walaupun informasi yang media massa, boleh dibilang bahwa ditampilkan mungkin bukan informasi supply pasar sangat tergantung pada yang sebenarnya melainkan hanya content media agar dapat tetap berada berdasarkan rumor atau isu populer dalam persaingan utama industri yang beredar dalam masyarakat. televisi. Apapun jenis media massanya, Model investigasi jurnalisme hadir baik itu tradisional seperti koran, radio untuk menjawab kebutuhan tersebut. dan televisi maupun jenis media baru Namun oleh karena deadline, tuntutan yaitu internet, kesemuanya itu dan faktor kebutuhan komersialisasi mempraktekan konsep ’content is the dari stasiun televisi itu sendiri maka core’ sebagai operasional manajemen jurnalis tidak memiliki otoritas dan dan kegiatan persaingan pasar13. idealisme dalam menyajikan sebuah berita. Kreatifitas hanya diperlukan PENUTUP untuk membuat bagaimana berita Kebebasan pers dan liberalisasi tersebut menarik dan menguntungkan. sistem ekonomi global membawa Sebagai alat produksi akan kekuasaan industri televisi di Indonesia menjadi produksi, maka hHubungan produksi sebuah bagian dari kapitalisme tiada yang terjadi adalah hubungan materi obyektif yang ada pada masyarakat 12 http://www.csm.com.cn/en/business/pdf/010 independen dari kesadaran manusia, /samples_en.pdf - tanggal akses 23 Mei 2010, dibentuk antara orang-orang dalam 10.16 pm. proses produksi sosial, pertukaran dan

13 Ibid http://csm.com distribusi kesejahteraan materi. Tidak

THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 35

akan ada produksi tanpa hubungan http://politikana.com/baca/2010/05/03/i produksi. Manusia tidak bisa nvestigasi-trans-tv-sebuah- memproduksi di luar struktur sosial produk-jurnalistik-atau-iklan- mereka, baik itu dalam skala nasional komersial.html, akses 17 Mei maupun keluarga, hubungan produksi 2010 pukul 8.41 pm ada untuk semua produser. Siregar, Ashadi dalam artikel Etika Walaupun demikian, selaiknya Jurnalisme Televisi jurnalis juga mempertimbangkan teknik www.marxist.org, tanggal akses 18 Mei – teknik dalam investigasi berita seperti 2010, 8.27 pm verifikasi atau pengecekan ulang Subiakto, Henry. Artikel Konsentrasi sehingga dapat menampilkan informasi Media Massa dan Melemahnya yang akurat dan tidak serta merta Demokrasi – www.jurnal.unair.ac.id, memenuhi permintaan pasar. tanggal akses 21 Mei 2010 jam 21.58 p

DAFTAR PUSTAKA

Croteau, David & Hoynes, William. The Bussiness of The Media, Corporate Media and the Public Interest. California: Pine Forge Press, 2001 Haryatmoko, DR. Etika Komunikasi: Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius, 2007 Marx, Karl and Frederick Engels. The German Ideology Part One, with Selections from Parts Two and Three, together with Marx's "Introduction to a Critique of Political Economy. New York: International Publishers, 2001. Siregar, Ashadi dalam artikel Trend Jurnalisme Televisi http://www.lintasberita.com/Entertainm ent/Sains/Proses_Produksi_Berita _TV - tanggal akses 9 Mei 2010, pukul 4.14 pm http://www.transtvnews.co.id/index.php/ Sinopsis/reportase- investigasi.html - tgl akses 9 Mei 2010, pukul 4.14 pm THE MESSENGER, Volume IV, Nomor 1, Edisi Januari 2012 36