SISTEM INFORMASI VEGETASI BERBASIS WEB DI KOTA LANGSA

SKRIPSI

AMANDA PUTRI OCTAVIANI 140308041

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

Universitas Sumatera Utara

SISTEM INFORMASI VEGETASI MANGROVE BERBASIS WEB DI KOTA LANGSA

SKRIPSI

OLEH : AMANDA PUTRI OCTAVIANI 140308041/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Panitia Penguji Skripsi

Achwil Putra Munir, STP, M.Si Dr. Ir. Edi Susanto, M.Si Adian Rindang, STP, M.Si Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

AMANDA PUTRI OCTAVIANI: Sistem Informasi Vegetasi Mangrove Berbasis Web Di Kota Langsa dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi berbasis web pada hutan mangrove di Kota Langsa agar membantu manajemen dalam mengumpulkan data, menyediakan data, dan mengelola data vegetasi hutan mangrove serta, memudahkan wisatawan dalam mencari informasi tentang vegetasi hutan mangrove di Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukan bahwa data vegetasi kurang akurat, tidak adanya klasifikasi vegetasi hutan mangrove, data gambar vegetasi tidak lengkap, dan kurang teliti dalam penyimpanan data sehingga diperlukan sistem informasi berbasis web di kawasan hutan mangrove Kota Langsa agar dapat mempermudah mengelola dan menyimpan data.

Kata kunci: Sistem Informasi berbasis web, vegetasi mangrove.

ABSTRACT

AMANDA PUTRI OCTAVIANI: Web Based Mangrove Vegetation Information System In Langsa City supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR. This study was aimed to design and build a web-based information system on mangrove forests in Langsa City to assist management in collecting data, providing data, and managing mangrove forest vegetation data and, making it easier for tourists to find information about mangrove forest vegetation in Langsa City.The results showed that the vegetation data was inaccurate, there was no classification of mangrove forest vegetation, the vegetation image data was incomplete, and inaccurate in data storage so that a web-based information system was needed in the mangrove forest area of Langsa City in order to facilitate managing and storing data.

Keywords: web based information system, mangrove vegetations.

i

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Amanda Putri Octaviani lahir di Bandung 02 Oktober 1996 dari bapak

Rudi Riadi, A.Md. Akt. dan ibu Tiur Hotnida Berliana Sianipar, S.Bns Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 8Medan dan pada tahun 2014 lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Program

Studi Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota organisasi Ikatan

Mahasiswa keteknikan Pertanian (IMATETA) FP-USU. Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Aek Nabara Pabrik Supra Matra

Abadi.

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Sistem Informasi Vegetasi Mangrove Berbasis Web di Kota Langsa” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program

Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kepada kedua orang tua beserta keluarga besar tercinta yang selalu mendukung penulis baik moril maupun materil, Bapak Achwil Putra Munir, STP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan berbagai masukan, saran, dan kritik yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program

Studi Keteknikan Pertanian, teman-teman TEP 2014, Bapak Rizwan, S.Hut, Bapak

Muhammad Dahlan, S.E, Bapak Elvian, S.Hut, dan Bapak Ir. Saipul Anwar yang telah membantu saya selama penelitian di kawasan hutan mangrove Kota Langsa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Oktober 2019

Penulis

iii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... i RIWAYAT HIDUP ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... iv DAFTAR TABEL ...... vi DAFTAR GAMBAR ...... vii DAFTAR LAMPIRAN ...... viii PENDAHULUAN Latar Belakang ...... 1 Tujuan Penelitian ...... 2 Manfaat Penelitian ...... 2 Batasan Masalah ...... 3 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kota Langsa...... 4 Hutan ...... 5 Hutan Mangrove ...... 5 Sistem Informasi ...... 7 Basis Data ...... 9 Sistem Informasi Geografis ...... 11 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...... 15 Bahan ...... 15 Alat ...... 15 Metode Penelitian ...... 15 Metode pengumpulan data ...... 16 Metode analisa masalah ...... 16 Prosedur penelitian ...... 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Langsa Barat, Kotamadya Langsa, Aceh Timur ...... 19 Analisa Masalah ...... 20 Perancangan Sistem ...... 22 Perancangan masukan sistem ...... 22 Perancangan keluaran sistem ...... 23 Perancangan basis data ...... 23 Perancangan model antarmuka ...... 24 Kontruksi basis data ...... 25 Menu Utama ...... 26 Menu Administrator ...... 29 Halaman Dashboard Admin ...... 31 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...... 32

iv

Universitas Sumatera Utara v

Saran...... 32 DAFTAR PUSTAKA ...... 33 LAMPIRAN ...... 35

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Penjabaran fishbone diagram ...... 22

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No Hal

1. Gambaran Kota Langsa ...... 4

2. Hutan mangrove ...... 7

3. Peta Kota Langsa ...... 19

4. Fishbone diagram analisis masalah ...... 21

5. Diagram sistem informasi ...... 24

6. Tampilan menu home ...... 27

7. Tampilan menu vegetasi ...... 27

8. Tampilan menu profil ...... 28

9. Tampilan menu map ...... 29

10. Tampilan menu about ...... 29

11. Tampilan login admin ...... 30

12. Halaman dashboard admin ...... 31

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Flowchart penelitian ...... 35

2. Peta Kota Langsa...... 36

3. Contoh coding untuk website vegetasi hutan mangrove ...... 37

4. Klasifikasi vegetasi hutan mangrove ...... 42

viii

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepulauan Indonesia memiliki luas hutan mangrove terbesar di Asia.

Diperkirakan luas hutan mangrove di Indonesia sekitar 2,5 juta dengan lebih kurang 20 jenis dari 44 jenis mangrove yang khas yang ada di dunia. Jenis mangrove yang khas ini adalah jenis mangrove yang sering dijumpai pada habitat mangrove yang biasanya tumbuh pada daerah pesisir yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dan pada daerah pantai yang berteluk dengan gelombang air laut yang tenang. Habitat ini dapat di katakan memiliki kondisi tingkat kadar garam yang tinggi dan kandungan oxygen pada substrat tempat mereka tumbuh sang

at sedikit. Pada kondisi seperti ini mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat-sifat atau karakteristik masing-masing spesies mangrove (Farhaeni,

2016).

Kota Langsa adalah kota yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Secara geografis wilayah Kota Langsa mempunyai kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya serta memiliki potensi di bidang Industri, perdagangan dan pertanian, Kota Langsa mempunyai prospek yang baik bagi pemenuhan pasar di dalam dan luar negeri. Kota Langsa mempunyai luas wilayah

262,41 KM2, dan memiliki hutan bakau yang luas yakni 7.837 Ha (BPS, 2015).

Ekosistem mangrove memiliki manfaat ekologi bagi daratan dan lautan, antara lain, sebagai penahan abrasi, mencegah intrusi air laut, mencegah terjadinya erosi, sebagai tempat hidupnya suatu jenis satwa seperti udang, ikan, dan kepiting. Dalam pemanfaatan hutan mangrove, masyarakat di Kota Langsa

Universitas Sumatera Utara 2

pada umumnya kesulitan mendapatkan informasi vegetasi hutan mangrove berdasarkan kategori yang diinginkan, dan juga kurangnya mendapatkan informasi visual untuk jenis-jenis vegetasi hutan mangrove.

Untuk mengatasi hal tersebut ada potensi lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai vegetasi hutan mangrove yaitu memanfaatkan internet sebagai sumber informasi vegetasi hutan mangrove di

Kota Langsa.

Oleh karena itu melalui perancangan dan pembangunan sistem informasi berbasis web diharapkan dapat menampilkan dan memberikan kontribusi kepada pengembangan teknologi informasi khususnya dalam menyediakan informasi vegetasi mangrove di Kecamatan Langsa Barat,

Kotamadya Langsa, Aceh Timur. Penyajian informasi dalam bentuk web akan memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.

Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun Sistem

Informasi Berbasis Web pada hutan mangrove di Kota Langsa agar membantu manajemen KPH (Kesatuan Pengelolahan Hutan) dalam mengumpulkan data, menyediakan data, mengelola data dan menyimpan data vegetasi hutan mangrove serta, memudahkan wisatawan dalam mencari informasi tentang vegetasi hutan mangrove di Kota Langsa.

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi

Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 3

2. Bagi mahasiswa yaitu sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian pengembangan teknologi informasi khususnya dalam

menyediakan informasi mengenai karakteristik taksonomi dan morfologi

vegetasi mangrove di Kecamatan Langsa Barat, Kotamadya Langsa, Aceh

Timur.

Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada pelaporan nama-nama vegetasi hutan mangrove beserta klasifikasi dari hutan mangrove yang berada di kota Langsa.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kecamatan Langsa Barat, Kotamadya Langsa, Aceh Timur

Kota Langsa merupakan daerah dari pemekaran Kabupaten Aceh Timur.

Terletak lebih kurang 400 Km dari Kota Banda Aceh. Berdasarkan Undang-

Undang nomor 3 Tahun 2001 Kota Langsa memiliki luas 262,41 Km2. Letak geografis Kota Langsa adalah 04°24’35.68’’– 04°33’47.03’’ Lintang Utara

97°53’14.59’’– 98°04’42.16’’ Bujur Timur. Kota Langsa berbatasan di sebelah

Utara dengan Aceh Timur dan Selat Malaka, di sebelah Timur dengan Kabupaten

Aceh Tamiang, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten

Aceh Tamiang dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Timur (BPS, 2016).

Gambar 1. Gambaran Kota Langsa

Universitas Sumatera Utara 5

Hutan

Hutan adalah sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan di pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Yang dimaksud sebagai hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan alam atau hutan hasil budidaya

(tanaman) yang berada di dalam kawasan hutan negara. Disamping melakukan pengelolaan terhadap hutan negara, pemerintah telah mempromosikan dan mendorong pembangunan kehutanan berbasis masyarakat antara lain dengan menggalakkan penanaman komoditas kehutanan pada lahan–lahan rakyat/lahan milik. Apabila pembangunan kehutanan berbasis masyarakat ini terus berkembang, maka tekanan terhadap hutan alam dalam bentuk eksploitasi untuk pemenuhan industri baik yang legal maupun illegal akan dapat dikurangi, dan sekaligus memberikan peran yang signifikan kepada masyrakat untuk turuit serta memberikan jaminan terhadap kelangsungan industri kehutanan nasional.

(Direktur Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan, 2006).

Hutan Mangrove

Secara garis besar, penjelasan bahwa mangrove mempunyai beberapa keterkaitan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penyedia bahan pangan, papan, dan kesehatan serta lingkungan dibedakan menjadi lima, yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi, dan fungsi lainnya

(wanawisata).

Fungsi fisik kawasan mangrove adalah sebagai beriut.

1. Menjaga garis pantai agar dapat tetap stabil.

2. Melindugi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi, serta

menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat.

Universitas Sumatera Utara 6

3. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuknya lahan baru.

4. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat,

atau sebagai penyaring air asin menjadi tawar.

Fungsi kimia kawasan Mangrove adalah sebagai berikut.

1. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang sehingga dapat menghasilkan

oksigen.

2. Sebagai penyerap karbondioksida.

3. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan

kapal-kapal di lautan.

Fungsi biologi kawasan Mangrove adalah sebagai berikut.

1. Sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan

penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang

kemudian dapat berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih

besar.

2. Sebagai kawasan pemijh atau asuhan (marsery ground) bagi udang, ikan,

kepiting, kerang, dan sebagainya, yang setelah dewasa akan kembali ke

lepas pantai.

3. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi

burung dan satwa lain.

4. Sebagai sumber plasma mutfah dan sumber genetika.

5. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.

(Arief, 2003).

Universitas Sumatera Utara 7

Gambar 2. Hutan Manggrove

Sistem Informasi

Sistem Informasi juga sebagai gabungan yang terorganisasi antara manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mencari, mengumpulkan, menyusun, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi dalam organisasi. Ini berarti Sistem Informasi merupakan sistem yang terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya (CTUR, 2011).

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

1. Blok masukkan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sebuah sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa doskumen dasar.

2. Blok model (model block)

Blok ini terjadi dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik

Universitas Sumatera Utara 8

yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah dinginkan.

3. Blok keluaran (output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi (technology block)

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan.

Teknologi terdiri dari unsur utama :

a. Teknisi (human ware atau brain ware)

b. Perangkat lunak (software)

c. Perangkat keras (hardware)

5. Blok basis data (data base block)

Dari beberapa teknologi di atas merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi.

6. Blok kendali (control block)

Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi air, deb, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya.

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa

Universitas Sumatera Utara 9

hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi (Hutahaean, 2014).

Basis Data

Sistem berbasis file adalah upaya awal untuk mengakses sistem pengarsipan manual yang sudah kita kenal. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi, file manual diatur untuk menebalkan semua korespondensi eksternal dan internal yang berkaitan dengan proyek, produk, tugas, klien atau karyawan.

Biasanya, ada banyak file seperti itu, dan untuk keamanan mereka diberi label dan disimpan dalam satu atau lebih lemari. Untuk keamanan, lemari mungkin memiliki kunci atau mungkin terletak di area aman bangunan. Di rumah kita sendiri, kita mungkin memiliki semacam sistem pengarsipan, yang berisi tanda terima, jaminan, faktur, laporan bank dan sejenisnya. Ketika kita perlu mencari sesuatu, kita pergi ke sistem pengarsipan dan mencari sistem mulai dari entri pertama sampai kita menemukan apa yang kita inginkan. Atau, kami mungkin memiliki sistem pengindeksan yang membantu kami menemukan apa yang kami ingin lebih cepat. Sebagai contoh, kita mungkin memiliki divisi dalam sistem pengarsipan atau folder terpisah untuk berbagai jenis item yang dalam beberapa cara terkait secara logis. Sistem pengarsipan manual berfungsi dengan baik sementara item yang akan disimpan jumlahnya kecil. Bahkan bekerja cukup memadai ketika ada banyak item dan kita hanya perlu menyimpan dan mengambilnya. Namun, sistem pengarsipan manual rusak ketika kita harus referensi silang atau memproses informasi dalam file. Misalnya, kantor agen real estat mungkin memiliki file terpisah untuk setiap properti untuk dijual atau

Universitas Sumatera Utara 10

disewakan, masing-masing calon pembeli dan penyewa dan setiap anggota staf

(Connolly et all., 1996).

Basis data dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memiliki sebuah lemari arsip dan berwenang untuk mengelolanya. Atau kumpulan informasi yang terorganisasi dan disajikan untuk tujuan khusus. Prinsip utama basis data adalah pengaturan data/arsip. Sedangkan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data/arsip. Sistem basis data merupakan perpaduan antara basis data dan sistem manajemen basis data

(DBMS). DBMS adalah software yang menangani semua akses ke basis data.

Contoh dari DBMS yaitu Microsoft SQL, Server 2000, Oracle, MySQL,

Interbase, Paradox, Microsoft Access, dan lain sebagainya (BSI, 2009).

Ketergantungan data, seperti yang telah disebutkan, struktur fisik dan penyimpanan file data dan rekaman didefinisikan dalam kode aplikasi. Ini berarti bahwa perubahan pada struktur yang ada sulit dilakukan. Misalnya, meningkatkan ukuran bidang Pro-Disewakan dari 40 menjadi 41 karakter seperti perubahan sederhana, tetapi membutuhkan pembuatan program one-off (yaitu, program yang dijalankan hanya sekali dan kemudian dapat dibuang) mengubah Pro- perty_for_file_Rent ke format baru. Dalam proyek desain database besar, kita dapat membedakan antara dua tipe desainer yaitu perancang basis data logis dan perancang basis data fisik. Perancang basis data logis berkaitan dengan mengidentifikasi data (yaitu entitas dan atribut), hubungan antara data, dan kendala pada data yang akan disimpan dalam database. Perancang database logis harus memiliki pemahaman yang menyeluruh dan lengkap tentang data organisasi dan batasan apa pun pada data ini (kadang-kadang kendala tersebut disebut

Universitas Sumatera Utara 11

peraturan bisnis). Kendala-kendala ini menggambarkan karakteristik utama dari data seperti yang dilihat oleh organisasi.

Agar efektif, perancang database logis harus melibatkan semua pengguna program database prospektif dalam pengembangan model data, dan keterlibatan ini harus dimulai sejak awal proses mungkin. Dalam hal ini perancang basis data logis dibagi menjadi dua tahap:

1. Desain database konseptual, yang tidak tergantung pada rincian

implementasi seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa

pemrograman, atau fisik pertimbangan lainnya.

2. Desain database logis, yang menargetkan model data spesifik, seperti

relasional, jaringan, hierarkis, atau berorientasi objek

(Connolly et all., 1996).

Sistem Informasi Geografis

Pada dasarnya, istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur tersebut, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi yang menekankan pada unsur “informasi geografis”. SIG terdiri dari data spasial yaitu gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital lalu disimpan dalam bentuk koordinat dan aspasial yaitu data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh objek dalam data spasial (Kharistiani dan Aribowo, 2013).

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System

(GIS) adalah sebuah sistem yang didesain untuk menangkap, menyimpan,

Universitas Sumatera Utara 12

memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis. Akronim GIS terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical information science atau geospatial information studies yang merupakan ilmu studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic Information System.

Dalam artian sederhana, sistem informasi geografis dapat kita simpulkan sebagai gabungan kartografi, analisis statistik dan teknologi sistem basis data (database)

(Irwansyah, 2013).

Komponen-komponen yang membangun GIS adalah perangkat lunak, perangkat keras, data, pengguna, dan aplikasi. GIS dalam pengolaan sumber daya alam di lingkungan pemerintah lokal, sebagai contoh, memerlukan sistem yang mendukung tersedianya kelima komponen tersebut. Data geografis pada dasarnya tersususn oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi geografis dari suatu objek di permukaan bumi, sedangkan data atribut memberikan deskripsi atau penjelasan dari suatu objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya. Yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan dan sensus, dan lain-lain. Data spesial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spesial antara lain mencakup data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global positioning systems (GPS) dan lain-lain

(Ekadinata, 2008).

Pengelolaan data spasial merupakan hal yang penting dalam pengelolaan data Sistem Informasi Geografi. Proses pengolahan dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah relasional terkait secara simultan. Sistem Informasi Geografis

Universitas Sumatera Utara 13

(SIG) tidak hanya berfungsi untuk memindahkan atau mentransformasi peta konvensional (analog) ke bentuk digital (digital map), lebih jauh lagi sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data yang mengacu pada lokasi geografis menjadi informasi berharga (Handayani dkk., 2005).

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

a. Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah sebuah data yang dihasilkan dari Sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, objek geografis dipresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

b. Data Vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam

Kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematika. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan

Universitas Sumatera Utara 14

file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis (Hartoyo dkk., 2010).

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Langsa Barat, Kotamadya Langsa,

Aceh Timur dalam pengambilan data, pada bulan Mei 2018 sampai dengan Juni

2018.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat tulis, kamera, komputer atau laptop, teknologi/jaringan internet, HTML, XAMPP, software

PHP, software MySQL, software Apache Web Server, SIG, Web Hosting, dan

WordPress.

Bahan Penelitian

Adapun bahan penelitian antara lain data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian kerja, seperti dari hasil wawancara, maupun hasil diskusi dengan pihak-pihak yang berwenang berupa data luas hutan lindung mangrove, data luas hutan produksi mangrove, data luas hutan produksi konservasi mangrove, data luas areal seluruhnya, data luas areal yang digunakan, data panjang jalan setapak beton, data jenis spesies tumbuhan mangrove pada umumnya. Data sekunder yaitu data vegetasi hutan mangrove yang diperoleh dari pihak manajemen Kesatuan

Pengelolaan Hutan di Kota Langsa.

Metode Penelitian

Penelitian ini meliputi pengumpulan sebuah data, analisa masalah, perancangan sistem masukan dan perancangan sistem keluaran , dan informasi

Universitas Sumatera Utara 16

lalu mengembangkannya menjadi sebuah standar ukuran sistem informasi pelaporan Hutan Mangrove di Kota Langsa.

Metode Pengumpulan data

Teknik dan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan.

Dengan melakukan pencarian data-data sebelum melakukan penelitian.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan mengunjungi hutan mangrove dan

juga instalasi pemerintahan yang berhubungan dengan penelitian yang

memiliki data.

3. Wawancara

Melakukan serangkaian observasi dan wawancara langsung mengenai data

yang diperlukan dalam penelitian.

Metode Analisa Masalah

Dilakukan analisa pada permasalahan yang terjadi di hutan mangrove Kota

Langsa berupa analisis menggunakan analisa fishbone diagram (diagram tulang ikan) sebagai metode analisa permasalahan.

Prosedur Penelitian

1. Mencari informasi dan menentukan stakeholder yang berkaitan dengan

vegetasi mangrove di Kota Langsa.

Universitas Sumatera Utara 17

2. Analisis masalah, dengan menentukan ruang lingkup permasalahan,

kemudian dapat memahami persepsi atau pandangan dari seluruh

stakeholder berdasarkan informasi yang diperoleh.

3. Menentukan tujuan dari sistem.

4. Melakukan perancangan sistem.

- Perancangan komponen input

- Perancangan komponen output

- Perancangan database

- Perancangan user interface

5. Pembangunan sistem

Dalam tahap ini dilakukan proses mengintergrasikan komponen sistem sehingga dapat menghasilkan suatu sistem yang menginformasikan tentang

Vegetasi Hutan Mangrove di Kota Langsa.

6. Penerapan

- Melakukan pengujian sistem, dan juga perbaikan terhadap kesalahan

pada sistem.

- Melakukan langkah evaluasi dengan cara mengindentifikasikan

komponen output, atribut, kriteria, skala pengukuran, dan aspek-aspek

yang berkaitan erat dengan perencanaan sistem.

- Melakukan langkah demonstrasi untuk menunjukan kemampuan

sebuah operasional sistem secara menyeluruh.

- Melakukan langkah orientasi untuk memperkirakan kemampuan dasar

yang harus dimiliki dalam menggunakan sistem ini.

Universitas Sumatera Utara 18

- Melakukan sebuah pelatihan untuk menekankan pentingnya sebuah

pelatihan bagi para pemakai (user) sebelum pemakai berinteraksi

secara langsung dengan sistem.

- Melakukan sebuah pengembangan untuk memperkirakan kebutuhan

arah dan tujuan pengembangan sistem di masa depan, dengan harapan

akan terwujudnya suatu sistem yang lebih baik daripada sistem yang

telah dimiliki saat ini.

7. Pemeliharaan dan dokumentasi

Pemeliharaan dan dokumentasi ini diharapkan mampu menjaga

dan terus menerus menunjang kelanjutan dari sebuah sistem. Sebuah

dokumentasi sangat diperlukan untuk pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Langsa Barat, Kotamadya Langsa, Aceh Timur.

Kota Langsa yang merupakan daerah dari pemekaran Aceh Timur terletak pada posisi 04°24’35.68’’–04°33’47.03’’ Lintang Utara 97°53’14.59’’–

98°04’42.16’’ Bujur Timur dengan luas wilayah 262, 41 km2 dengan batas wilayah adalah di sebelah Utara dengan Aceh Timur dan Selat Malaka, di sebelah

Timur dengan Kabupaten Aceh Tamiang, di sebelah Selatan dengan Kabupaten

Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang dan di sebelah Barat dengan

Kabupaten Aceh Timur (BPS, 2016).

Gambar 3. Peta Kota Langsa

Gambar 4. menjelaskan APL adalah areal pengguna lain luasnya adalah

145 Ha. HL adalah hutan lindung yang mempunyai luas 1681,12 Ha. HP adalah

Universitas Sumatera Utara 20

hutan produksi yang mempunyai luas 3657,36 Ha. Dan HPK adalah hutan produksi konversi yang mempunyai luas 676,02 Ha

Langsa merupakan sebuah kota kecil dengan keramaian yang terpusat di dua titik. Jalan Teuku Umar sebagai pusat pertokoan dan pasar tradisional selalu ramai sejak pagi sampai malam hari. Demikian juga Jalan Ahmad Yani, jalan protokol dua jalur yang membelah kota ini selalu dipadati warga.

Langsa memiliki banyak destinasi wisata yang cukup diminati banyak orang, salah satunya adalah hutan mangrove. Lokasinya berjarak sekitar lima kilometer dari Kota Langsa. Kawasan hutan mangrove seluas delapan ribu hektar memiliki vegetasi sebanyak 26 spesies dengan usia tanaman mencapai ratusan tahun. Di lingkungannya, terdapat juga monyet, ular, biawak, ikan, udang dan kepiting yang bertahan hidup.

Analisa Masalah

Analisa masalah biasanya digunakan untuk mengindentifikasi masalah yang sedang dihadapi. Dalam tahap ini, dilakukannya penyelidikan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pada sistem yang telah berjalan.

Pada umumnya mengidentifikasi atau menganalisa masalah dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya dengan menggunakan diagram tulang ikan atau fishbone diagram.

Menurut Murnawan dan Mustofa (2014) dikatakan fishbone diagram

(Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara 21

tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya.

Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut

menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian

proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-

faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh

faktor-faktor penyebab itu. Data Dokumentasi Data vegetasi hutan Beberapa dokumentasi vegetasi mangrove tidak tercatat hutan mangrove tidak tercatat dalam satu buku khusus dalam satu buku khusus sehingga kesulitan sehingga kesulitan dalam dalam merekap data mencari informasi. vegetasi hutanmangrove .

Data gambar vegetasi tidak lengkap Data vegetasi kurang akurat Kesulitan dalam mendapatkan dan mengakses Tidak adanya data informasi Data yang dicatat sebagianhilang. informasi berdasarkan kategori klasifikasi. Kurang teliti Klasifikasi vegetasi hutan mangrove SDM Informasi

Gambar 4. Fishbone diagram analisis masalah

Gambar 5. menjelaskan bahwa terindentifikasi hasil atau akibatnya terletak pada

kesulitan dalam mendapatkan dan mengakses informasi vegetasi hutan mangrove,

baik dari segi visual, maupun klasifikasi yang belum optimal. Teridentifikasi

masalah-masalah berdasarkan kategori diantaranya : data, informasi, dokumentasi,

dan SDM. Penjelasan lebih detil mengenai gambar diatas akan diuraikan pada

Universitas Sumatera Utara 22

Tabel 1. dibawah ini :

Tabel 1. Penjabaran fishbone diagram analisa masalah

Kategori Masalah Penyebab

Data Data vegetasi kurang Data vegetasi hutan akurat mangrove tidak tercatat dalam satu buku khusus sehingga kesulitan dalam merekap data vegetasi hutan mangrove. Diperlukan sistem untuk mencatat dan menyimpan data sehingga memudahkan dalam menyimpan data. Informasi Klasifikasi vegetasi Tidak adanya data hutan mangrove informasi berdasarkan kategori klasifikasi sehingga diperlukan sistem untuk mencatat data agar memudahkan dalam mencari informasi Dokumen Data gambar vegetasi Beberapa dokumentasi tidak lengkap vegetasi hutan mangrove tidak tercatat dalam satu buku khusus sehingga kesulitan dalam mencari informasi secara visual. Diperlukan sistem dalam pencarian informasi secara visual. SDM Kurang teliti Data yang dicatat sebagian hilang sehingga diperlukan sistem yang dapat membantu staff dalam menyimpan data

Perancangan Sistem

Perancangan masukan sistem

Perancangan masukan (input) merupakan perancangan data-data yang dibutuhkan dan komponen-komponen penyusun lainnya, dirancang agar mudah

Universitas Sumatera Utara 23

dimengerti oleh pengguna, sehingga orang awam dalam bidang komputer sekalipun dapat menggunakan aplikasi yang sudah dirancang. Masukan (input) pada aplikasi perancangan model sistem informasi vegetasi hutan mangrove Kota

Langsa terdiri dari: vegetasi hutan mangrove kota langsa dan klasifikasinya, peta wilayah daerah hutan mangrove, dan sistem informasi yang mendukung. Dari data-data ini dibuat form-form untuk memasukkan masing-masing data.

Perancangan keluaran sistem

Perancangan luaran (output) bertujuan untuk dapat menentukan sebuah keluaran-keluaran yang akan dapat digunakan oleh sistem. Keluaran berupa form laporan peta wilayah daerah hutan mangrove, dan sistem informasi yang ada dapat mendukung dalam bentuk teks, tabel, gambar yang diakses melalui tampilan web.

Perancangan basis data

Perancangan basis data (database) aplikasi sistem informasi ini ditawarkan melalui aplikasi basis data software MySQL. Perancangan basis data cukup menyita waktu karena perlu disesuaikan dengan data-data yang ada sehingga harus disesuaikan field-field apa saja yang harus dibangun agar dapat mencakup seluruh data yang akan dirancang, dalam hal ini pada bagian perancangan masukan ke dalam basis data. Pada basis data, masukan diproses dan disimpan untuk proses selanjutnya. Data-data yang tersimpan dalam basis data MySQL adalah data-data masukan yang mencakup seluruh data yang ada.

Pada perancangan logik (logic design) terdapat entitas dengan atribut- atributnya, dimana entitas ini akan mewakili informasi dalam perancangan sistem.

Berikut adalah hubungan antara entitas di dalam sebuah sistem yang dapat dilihat melalui gambar relasi/hubungan antar tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara 24

LOGIN

USER Staff ENTRY Admin DATA PENGIKUT HOME

NAMA VEGETASI ENTRY GAMBAR PROFIL KOMENTAR TERBARU EMAIL

MAP KIRIM ENTRY INFORMASI ABOUT TERBARU

Gambar 5. Diagram sistem informasi vegetasi mangrove berbasis web di Kota Langsa

Perancangan model antarmuka

Model antarmuka (user interface) merupakan fasilitas yang mampu

mengintergrasikan sistem proses, basis data dan komponen pengetahuan yang

terdapat di dalam sistem dengan pengguna secara interaktif, dengan tujuan untuk

mempermudah user dalam menggunakan sistem dengan baik dan sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukannya dari sistem.

Gaya dialog yang dipakai oleh sistem adalah gaya dialog menu, dimana

pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif menu pilihan yang telah disediakan

di dalam sistem. Menu ini selanjutnya akan ditampilkan oleh sistem melalui layar

monitor kepada user. Dalam menentukan pilihannya pengguna sistem cukup

menekan tombol-tombol dan tautan tertentu sesuai dengan materi informasi yang

dibutuhkan oleh user dari dalam sistem. Setiap pilihan menu yang telah

Universitas Sumatera Utara 25

diinputkan oleh user akan menghasilkan respon/jawaban tertentu yang berupa informasi yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Konstruksi basis data

Selanjutnya ditahap ini dilakukan kegiatan perincian rancangan berupa logical ke dalam pembangunan sistem informasi. Perincian ini disebut programming and testing yang bertujuan untuk mengkonversikan rancangan logical ke dalam suatu bentuk kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman web PHP yang dapat memproses dan mendefenisikan basis data yang telah ada.

Kemudian dilakukan pengujian sistem pemograman serta untuk memastikan semua fungsi/modul program terperinci secara benar diperlukan web server. Web server yang digunakan ialah web server apache merupakan aplikasi untuk menginterprestasi serta melakukan koneksi antara bahasa pemograman PHP dan database MySQL. Web server apache adalah sebuah sistem yang dapat dijalankan di server lokal atau di komputer pribadi tanpa harus terlebih dahulu terhubung (connect) dengan jaringan internet.

Dalam merancang sebuah struktur sistem informasi ini, digunakan fasilitas aplikasi XAMPP for Linux yang open source untuk memudahkan pengguna dalam pemograman. Perangkat aplikasi ini sendiri menggunakan bahasa pemograman PHP, web database MySQL serta web server apache sekaligus dalam satu aplikasi. Maksudnya, dalam proses instalasi XAMPP telah sekaligus terinstalasi di dalamnya terdapat web database MySQL, web server apache dengan pemograman PHP, sehingga tidak diperlukan lagi konfigurasi antara ketiganya sewaktu terinstalasi ke komputer lokal. Selain itu pula di dalam aplikasi

Universitas Sumatera Utara 26

XAMPP, kemudahan juga tersedia dalam manajemen basis data MySQL.

Manajemen basis data MySQL pada paket aplikasi XAMPP dilakukan dengan phpMyAdmin. Input data ke dalam basis data MySQL dilakukan dengan menggunakan aplikasi phpMyAdmin. Data dikelompokkan berdasarkan jenis data kemudian diinput ke dalam database MySQL.

Paket aplikasi XAMPP merupakan produk yang dapat open source.

Sehingga untuk dapat memperolehnya hanya cukup download dari situs resminya secara gratis. Setelah berhasil diperoleh, hanya diperlukan instalasi ke perangkat komputer tanpa harus menggunakan konfigurasi PHP, MySQL maupun web server apache secara terpisah.

Adapun menu-menu yang terdapat di dalam sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

a) Menu home

b) Menu vegetasi

c) Menu profil

d) Menu map

e) Menu about

Menu Utama

Menu utama terdiri dari beberapa menu, yaitu:

1. Menu home

Menu home merupakan halaman yang ditampilkan pertama sekali pada saat sistem dibuka. Dari halaman home pengguna akan membaca artikel berisikan tentang latar belakang hutan mangrove.

Universitas Sumatera Utara 27

Gambar 6. Tampilian menu home

2. Menu vegetasi

Menu vegetasi dibuat untuk menampilkan informasi tentang vegetasi hutan mangrove yang ada di Kota Langsa dan klasifikasinya. Di halaman ini pengunjung akan melihat ada berapa banyak jenis vegetasi yang ada di hutan mangrove Kota Langsa.

Gambar 7. Tampilan menu vegetasi

Universitas Sumatera Utara 28

3. Menu profil

Menu profil dibuat untuk menampilkan informasi tentang gambaran umum Kota

Langsa, latar belakang Kota Langsa, dan lain-lain.

Gambar 8. Tampilan menu profil

4. Menu map

Menu map ini dibuat untuk menampilkan informasi tentang lokasi hutan mangrove yang berada di Kota Langsa. Agar dapat memudahkan pengunjung untuk mengetahui batas-batas areal pengguna lain (APL), hutan produksi (HP), hutan lindung (HL), hutan produksi konversi (HPK) pada hutan mangrove.

Universitas Sumatera Utara 29

Gambar 9. Tampilan menu Map

5. Menu About

Menu about ini berisikan informasi tentang data penulis agar penguna dapat mengenali informan yang memberikan informasi pada website ini.

Gambar 10. Tampilan menu about

Menu Administrator

Agar data-data yang tersedia dapat terjaga pada web dapat update secara terus-menerus maka diperlukan menu administrator. Seorang petugas/admin atau pihak yang terkait ataupun pengelola dalam pengembangan sistem web ini dapat melakukan update informasi dari menu ini, sehingga informasi yang disajikan

Universitas Sumatera Utara 30

pasti akurat dan tepat pada sistem web tersebut dan dapat bekerja sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.

Menu login administrator dapat ditampilkan dengan membuka halaman web baru pada web browser, kemudian setelah itu, dimasukkan alamat berikut https://hutanmangrovelangsa.takputih.id/wp-admin/profile.php. Menu login ini hanya dapat diakses oleh administrator sistem dengan memasukkan username dan password. Menu ini dirancang khusus bagi petugas/admin dimana pada menu ini digunakan untuk dapat mengubah, menghapus, dan menambah isi data. Untuk masuk masuk ke menu admin/petugas terlebih dahulu muncul permintaan login dirancang untuk menjaga keamanan data-data yang tersimpan dalam basis data sehingga tidak sembarang orang dapat masuk ke bagian admin/petugas. Untuk lebih menjaga keamanan database maka perlu menjaga kerahasiaan dari username dan password dari menu administrator.

Gambar 11. Tampilan login admin

Universitas Sumatera Utara 31

Halaman login wordpress ini digunakan oleh admin website untuk proses login agar bisa masuk ke dashboardadmin. Proses Login admininistrator pada

WordPress langsung dapat diakses setelah mendapatkan e-mail konfirmasi.

Username dan password yang telah diatur sebelumnya dapat langsung digunakan tampilan Login WordPress.

Halaman Dashboard Admin

Halaman Dashboard admin merupakan tampilan utama dari website administrator yang berfungsi untuk melakukan berbagai macam pengubahan dan penambahan pada website pengguna. Didalam halaman Dashboard terdapat menu untuk menambahkan post, gambar, serta pengaturan lainnya yang hanya dapat dilakukan oleh admin.

Gambar 12. Halaman Dashboard Admin

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Diperlukan sistem informasi berbasis web di kawasan hutan mangrove

Kota Langsa agar dapat mempermudah dalam mengelola dan menyimpan

data.

2. Dengan penggunaan program aplikasi yang dihasilkan waktu yang

dibutuhkan untuk memperoleh data tertentu relatif lebih singkat.

3. Website yang dirancang merupakan web yang dinamis dengan

menggunakan bahasa seperti pemograman PHP dan MySQL sebagai

pengolah database.

4. Website yang dirancang bersifat sangat mudah di akses dimana model

antarmuka (user interface) dari web yang dibuat sedemikian rupa sehingga

mempermudah user dalam menggunakan sistem dengan baik dan sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukannya dari sistem.

Saran

Sistem informasi ini bisa dikembangkan lebih baik lagi dari segi cakupan wilayahnya maupun dari segi teknologi yang digunakan untuk membuat website.

Sehingga untuk kedepannya diharapkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dengan topik yang sama bisa lebih baik lagi karena semakin lama teknologi informasi akan semakin berkembang.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius, Yogyakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Langsa, 2016. Kota Langsa dalam Angka 2016. BPS Kota Langsa. Aceh.

[BSI] Bina Sarana Informatika, 2009. Perancangan Basis Data. Modul, Jakarta.

Connolly, T. M., C. Begg., and A D. Strachar. 1996. Database Systems. Addison-Wesley, England.

[CTUR] Creative Team University Riau. 2011. Pengantar Sistem Informasi. Universitas Riau, Pekanbaru.

Direktur Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan. 2006. Penatausahaan Hasil Hutan Rakyat Sebagai Upaya Mendorong Pembangunan Kehutanan Berbasis Masyarakat. Prosiding. Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan. 21 September 2006. Bogor: 24-34.

Ekadinata, A., S. Dewi, D. P. Hadi., D. K. Nugroho., dan F. Johana. 2008. Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam. Icraf, Bogor.

Farhaeni, M. 2016. Komodifikasi Ragam Buah Mangrove untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Bali. Jurnal Studi Kultural. 1:21–27.

Handayani, D. U. N., R. Soelistijadi., dan Sunardi. 2005. Pemanfaatan Analisi Spasial untuk Pengolahan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. 10:108-116.

Hartoyo, G. M. E., Y. Nugroho., A. Bhirowo., dan B. Khalil. 2010. Modul Pelatihan Sistem Informasi (SIG) Tingkat Dasar. Tropenbos International Indonesia Programme, Bogor.

Hutahaean, J. 2014. Konsep Sistem Informasi. Deepublish, Yogyakarta.

Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Digibooks, Yogyakarta.

Kharistiani, E., dan E. Aribowo. 2013. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Potensi Sma/Smk Berbasis Web (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen). Jurnal Sarjana Teknik Informatika. 1 (1) : 712-720.

Universitas Sumatera Utara 34

Munir, A. P. 2004. Sistem Pakar Fuzzy untuk Isyarat Dini Penyakit Septicaemia Epizotica. Tesis. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Murnawan, H., dan Mustofa. 2014. Perencanaan Produktivitas Kerja dari Hasil Evaluasi Produktivitas dengan Metode Fishbone di Perusahaan Percetakan Kemasan Pt. X. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC. 11 : 27-46.

Noor, Y. R., M. Khazali., dan I. N. N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Lampiran 1. Flowchart Penelitian

Mulai

Pengumpulan data 1. Studi Kepustakaan 2. Penelitian |Lapangan 3. Wawancara

Melakukan Pengamatan ke Lapangan

1. Mengamati hutan 1. Menganalisa permasalahan yang mangrove. terjadi. 2. Menentukan vegetasi 2. Melakukan wawancara kepada hutan mangrove. pihak-pihak yang terkait. 3. Menentukan klasifikasinya.

Perancangan Sistem

Menentukan Tujuan Sistem 1. Perancangan komponen input 2. Perancangan komponen output 3. Perancangan database 4. Perancangan user interface

1. Pembangunan Sistem 2. Penerapan sistem

Pemeliharaan dan Dokumentasi Sistem

Selesai

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Peta Kota Langsa

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Contoh coding untuk website vegtasi hutan mangrove di Kota Langsa

Vegetasi Hutan Manggrove Langsa

Universitas Sumatera Utara 39

Universitas Sumatera Utara 41