Faktor Penyebab Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG GELUGUR, KABUPATEN PASAMAN CAUSING FACTORS OF STUNTING IN TODDLER AGED 24-59 MONTHS AT PADANG GELUGUR HEALTH CENTER IN PASAMAN REGENCY Neila Sulung1 Husni Maiyanti2 Nurhayati3 1,2,3 Universitas Fort De Kock Bukittinggi E-mail: [email protected] Naskah Masuk: :31-12-2019 Naskah Diterima: 16-5-2020 Naskah Disetujui: 10 -6-2020 ABSTRACT Stunting is a chronic condition that represent growth retardation due to long-term malnutrition, indicated by a z-score of TB / U less than -2SD. Padang Gelugur is a sub-district located in Pasaman Regency with the highest stunting rate of 27%. The purpose of this study was to determine the factors that caused the incidence of Stunting at the Padang Gelugur health center in Pasaman Regency. Type of analytic descriptive study with cross-sectional design, conducted in April 2019. The population is 1,020 infants. with Multistage random sampling technique and a sample size of 150 infants. Data collection uses questionnaires and anthropometric observations and data analysis includes univariate analysis and bivariate analysis with chi square test. The results of the study obtained the incidence of stunting in infants due to non-exclusive breastfeeding (p = 0.022 and OR = 2.708), lack of food diversity (p = 0.023 and OR = 2.326), and low economic status (p = 0.034 and OR = 3.630. Based on the results above, it was found that a significant relationship between low economic status, non-exclusive breastfeeding, and lack of food diversity with the incidence of Stunting. Keywords: stunting, infant ABSTRAK Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang, ditunjukkan dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2SD. Padang Gelugur merupakan kecamatan yang berada di kabupaten Pasaman dengan angka stunting tertinggi, yaitu 27 %. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tunting di wilayah kerja Puskesmas Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman. Jenis Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan April 2019. Sampel penelitian adalah sebanyak 150 balita dari 1.020 opulasi balita di lokasi penelitian. Penerikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi antropometri dan analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh kejadian stunting pada balita disebabkan karena pemberian ASI tidak eksklusif (p = 0.022 dan OR= 2.708), keanekaragaman makanan yang tidak beragam (p = 0.023 dan OR= 2.326), dan status ekonomi rendah (p = 0.034 dan OR = 3.630). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi yang rendah, pemberian ASI tidak eksklusif, dan Keanekaragaman makanan yang tidak beragam dengan kejadian Stunting. Kata Kunci : stunting, balita, 1 | Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 1 Edisi Juni 2020 : 1 - 10 PENDAHULUAN WHO memiliki target global untuk Indonesia adalah negara menurunkan angka stunting balita berkembang yang memiliki sebesar 40% pada tahun 2025. Tapi permasalahan yang kompleks terutama kondisi saat ini menunjukkan bahwa dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia target penurunan yang dapat dicapai memiliki kasus yang berbeda dengan hanya sebesaar 26% (Fikawati, 2017). negara maju, dimana Indonesia memiliki Data Riset kesehatan Dasar tahun masalah gizi ganda yang artinya status 2013 menunjukkan prevalensi balita gizi yang menunjukkan keadaan di satu stunting di Indonesia mencapai 37% daerah terdapat gizi kurang dan di sisi (terdiri dari 18% sangat pendek dan lain terdapat gizi lebih. Salah satu 19,2% pendek) yang berarti terjadi program WHO yang tercantum dalam peningkatan dari tahun 2010 (35.6%) Sustainnable Development Goals dan tahun 2007 (36,8%), Pada tahun (SDGs) ke-2 dan ke-4 tentang perbaikan 2018 jumlah balita stunting terjadi gizi pada anak merupakan salah satu penurunan yaitu 30,8 % (Riskesdas, cara dalam penanggulangan masalah 2018). stunting pada saat ini (Jalal, 2017). Gizi buruk kronis (stunting) tidak Stunting adalah masalah gizi hanya disebabkan oleh satu faktor saja, kronis yang disebabkan oleh asupan gizi akan tetapi disebabkan oleh banyak yang kurang dalam waktu cukup lama faktor yang saling berhubungan antara akibat pemberian makanan yang tidak satu dengan lainnya. Ada 5 faktor utama sesuai dengan kebutuhan gizi. WHO penyebab stunting, yaitu pemberian ASI (World Health Organization) eklusif yang salah, keanekaragaman mengartikan stunting sebagai kondisi makanan, status ekonomi, riwayat tubuh yang sangat pendek hingga imunisasi serta riwayat penyakit infeksi. melampaui defisit 2 SD (standar deviasi) Secara garis besar penyebab stunting di bawah median panjang atau tinggi dapat dikelompokkan ke dalam 3 beban populasi yang menjadi referensi tingkatan, yaitu tingkat masyarakat, internasional (WHO, 2012) tingkat rumah tangga (keluarga), dan Pada tahun 2011, UNICEF tingkat individu. Pada tingkat menyatakan dari 178 juta anak stunting masyarakat terdapat pada sistem di seluruh dunia, 167 juta (98%) hidup ekonomi; sistem pendidikan; sistem di negara berkembang. Selanjutnya FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG GELUGUR, KABUPATEN PASAMAN – | 2 Neila Sulung, Husni Maiyanti, Nurhayati kesehatan; dan sistem sanitasi dan air Berdasarkan uraian di atas, maka bersih menjadi faktor penyebab kejadian dirumuskan perumusan masalah pada stunting. penelitian ini, apa saja faktor-faktor Provinsi Sumatera Barat penyebab kejadian stunting di menempati urutan ke - 17 dari 20 Kabupaten Pasaman pada tahun 2019. provinsi yang memiliki pravalensi Tujuan Penelitian ini untuk Untuk melebihi angka pravalensi nasional. mengetahui faktor-faktor penyebab Menurut data Hasil Pemantauan Status kejadian Stunting di Wilayah kerja Gizi Sumatera Barat tahun 2015 Puskesmas Padang Gelugur Kabupaten menunjukkan pravalensi balita (usia 24 Pasaman. - 59 bulan) stunting sebesar 36,2 %. METODOLOGI PENELITIAN Kabupaten Pasaman menempati Jenis penelitian ini adalah urutan kedua dari Kabupaten/Kota di deskriptif analitik dengan pendekatan Provinsi Sumatera Barat dengan cross-sectional yang dilaksanakan pada pravalensi stunting tertinggi setelah bulan April 2019. Populasi dalam Mentawai. Angka stunting Pasaman penelitian ini berjumlah 1.020 balita tahun 2014 sebesar 34,0 % balita dan yang berusia 24-59 bulan. Teknik pada tahun 2015 meningkat menjadi pengambilan sampel dilakukan adalah 34,8 %. teknik multistage random sampling. Stunting mempunyai dampak Jumlah sampel sebnyak 150 responden. jangka panjang terhadap perkembangan Kriteria Inklusi sampel penelitian kognitif, prestasi belajar, dan adalah: ibu yang memiliki balita berusia produktivitas ekonomi saat dewasa. 24-59 bulan, ibu dan balita yang Padang Gelugur merupakan bersedia menjadi responden, ibu dan kecamatan yang berada di kabupaten balita yang tinggal di wilayah kerja Pasaman yang memiliki jumlah balita Puskesmas Padang Gelugur, Balita terbanyak usia 24–59 bulan sebanyak yang memiliki KMS.(kartu menuju 1.020 anak. Angka stunting tertinggi sehat) Kriteria Ekslusi sampel terdapat di Padang Gelugur dengan penelitian Balita yang tidak mau diukur, angka stunting tertinggi di Pasaman Balita sakit dan Balita yang tidak hadir. 27 %. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif, 3 | Jurnal Pembangunan Nagari | Volume 5 Nomor 1 Edisi Juni 2020 : 1 - 11 keanekaragaman makanan, status memiliki balita berumur 24–59 bulan ekonomi, status imunisasi, dan riwayat yang berusia antara 24 sampai 35 tahun. penyakit infeksi. Jenis Pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah SMP dan SMA. HASIL PENELITIAN Mata pencaharian responden sebagian Karakteristik Responden besar adalah buruh petani. Seluruh Responden dalam Penelitian ini responden dalam penelitian ini adalah berjumlah 150 responden yang terdiri warga yang betempat tinggal di wilayah dari 62 anak laki-laki dan 88 anak kerja Puskesmas Padang Gelugur. perempuan. Selain itu, ibu yang Tabel. 1 Analisa Univariat Distribusi Frekuensi Kasus Balita Pendek (Stunting) di Wilayah Puskesmas Padang Gelugur,Kabupaten Pasaman Variabel Jumlah f % Kejadian Stunting Stunting 57 38,0 Tidak Stunting 93 62,0 Jumlah 150 100 ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif 106 70,7 ASI Eksklusif 44 29,3 Jumlah 150 100 Keanekaragaman Makanan Tidak Beragam 81 54.0 Beragam 69 46.0 Jumlah 150 100 Status Ekonomi Rendah 126 84,0 Tinggi 24 16,0 Jumlah 150 100 Status Imunisasi Lengkap 51 34,0 Tidak Lengkap 99 66,0 Jumlah 150 100 Riwayat Penyakit Infeksi Infeksi 9 6,0 Tidak Infeksi 141 94,0 Jumlah 150 100 Sumber : Data Primer Distribusi frekuensi pada tabel stunting, sebanyak 57 responden tabel 1. diketahui bahwa dari 150 (38.0%) yang mengalami stunting. ASI responden yang dilihat dari kejadian eksklusif dari 150 responden yang FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG GELUGUR, KABUPATEN PASAMAN – | 4 Neila Sulung, Husni Maiyanti, Nurhayati dilihat dari ASI eksklusif, sebanyak 106 ekonomi dari 150 responden yang responden (70,7%) yang tidak ASI dilihat, sebanyak 126 responden (84,0%) eksklusif. Untuk keanekaragaman yang berstatus ekonomi rendah. Status makanan, dari 150 responden yang imunisasi, dari 150 responden yang dilihat dari Keanekaragaman Makanan, dilihat, sebanyak 51 responden (34.0%) sebanyak 81 responden (54,0%) yang yang tidak lengkap imunisasinya. tidak beragam makanannya di wilayah