VIDYA DARŚAN Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu Volume 2 No 1 Mei 2020 ISSN 2715-5447

KONSEP KETUHANAN MENURUT PRESPEKTIF SAMKYA DARSANA

Oleh: Astu Arya Putra Prodi Filsafat Hindu STAHN Mpu Kuturan Email: [email protected]

Kadek Yuli Wahyu Astini Prodi Filsafat Hindu STAHN Mpu Kuturan Email: [email protected]

ABSTRACT Philosophy is a rational aspect of religion and is an integral part of religion. has a view called Darsana. Darśana is a part of Hindu writing which requires sharpness of intelligence, reasoning, and feeling, because the main problem discussed is the essence of the whole Vedic understanding in philosophy. The has a very noble, noble, unique and systematic value. Where Hindu philosophy has six views called Sad Darsana. In general, every Sad Darsana discusses the main teachings of Hinduism starting from the concept of God, cosmology, soul / spirit and so forth. In this article we will discuss the concept of God from the perspective of Darsana. Samkhya Darsana is one part of the Sad Darsana. Seeking knowledge through true Samkhya Darsana, in the Samkhya philosophy outlines three methods, namely: Pratyaksa pramana or direct observation; Anumana pramana (inference); Apta Vakya. Therefore, in the concept of God, Samkhya believes in two elements namely Purusa and Prakerti, both elements are believed to be the origin of the creation of the universe and its contents. Keywords: Samkhya, the concept of God, Purusa-Prakerti

I. PENDAHULUAN didalamnya (Somawati, 2020). Konsep Hindu merupakan agama tertua ketuhanan dalam hindu adalah Eka Sat didunia, didalam agama hindu juga terdapat Viprah Bahudha Vadhantiartinya Tuhan kitab suci yang disebut sebagai Veda. Veda hanya satu, orang bijak menyebut dengan merupakan kitab suci agama Hindu yang banyak nama. Jadi disini Konsep ketuhanan isinya mencakup segalanya, 4 bagian veda dalam meyakini hanya ada satu Tuhan yang sangat terkenal disebut Catur Veda. namun orang bijaksana menyebut dengan Catur Veda dalam hindu, yaitu Rg veda, banyak nama. Tuhan disebut dengan Sama veda, Yayur veda dan Atharva veda. banyak nama menyesuaikan dengan Hindu adalah agama yang kompleks tugasnya, semisal tuhan disebut sebagai segalanya tertulis didalam veda, bahkan Dewa Brahma bertugas sebagai pencipta, pembahasan tentang ketuhanan juga tertulis VIDYA DARŚAN | 93

Tuhan disebut sebagai Dewa Visnu bahwa terjadinya alam semesta beserta bertugas sebagai pemelihara, Tuhan disebut perkembangan dan perubahan obyek-obyek sebagai Dewa Siwa tugasnya sebagai yang ada di dalamnya didasarkan atas 25 pelebur dan masih banyak lagi sebutan asas atau kategori keberadaan (Suadnyana tuhan yang disesuaikan dengan tugasnya. & Darmawan, 2020). Bagian-bagian Veda sangatlah Ada anggapan bahwa Samkhya banyak yang disebut kodifikasi veda, merupakan sistem filsafat Hindu yang seperti misal tentang Darsana atau sering paling tua. Ajaran ini didirikan oleh Rsi disebut dengan Sad Darsana. Terdapat Kapila Muni, hidup sekitar tahun 700-600 beberapa bagian didalam Sad Darsana, SM. Nama Kapila dikaitkan dengan nama meliputiNyaya, Vaishesika, Samkhya, kota Kapilavastu, pusat pemerintahan , Mimamsaka dan . Madzab Dinasti Maurya dan kota tempat lahirnya yang akan kita bicarakan sekarang ialah Siddharta Gautama, yang lahir sekitar satu Samkhya, tentuya sudah tidak asing lagi setengah abad setelah Kapila Muni. dengan filsafat ini yang merupakan Pengaitan ini bukanlah tanpa alasan. penjabarannya dalam bentuk disiplin Filsafat Buddha banyak mengambil dasar kerohanian, yaitu yoga (Ardiyasa, 2020). dari ajaran filsafat Samkhya yang non- Samkya merup akan salah satu sistem theistik (Suadnyana, 2020). Konsep filsafat yang mengakui Veda sebagai ketuhanan dalam Samkya Darsana ini otoritas tertinggi selain itu ada juga yang menjelaskan bahwa semua ini berasal dari tidak mengakui veda sebagai otorotas Purusa sebagai pusat utamanya, kemudian tertinggi yang disebut Nastika. Samkya dari Purusa tidak serta merta bisa langsung dikelompokkan ke dalam Astika. Jika menciptakan alam beserta isinya melainkan dipandang dari dari akar katanya Sakmya, membutuhkan pelengkap yang disebut berasal dari dua urat katayaitu “Sam” dan Prakrti. Prurusa dan Prakrti iniah yang “Khya”. Sam diartikan sebagai bersama- merupakan cikala bakal proses penciptaan sama dan Khya diartikan sebagai bilangan, dalam Samkya Darsana diawali. Konsep jadi secara harfiah Samkhya berarti ketuhnan dalam Samkya Darsana ini bilangan bersama-sama, jumlah, hitungan, menjelaskan Purusa dan Prakrti sebagai sintesa atau perpaduan. Istilah samkhya sumber segala hal, Purusa yang menghidupi dijumpai dalam Upanishad dan setiap ciptaan dan Prakrti sebagai Mahabharata. Nama ini diberikan kepada pembungkus Purusa, Prakrti artinya yang sistem filsafat ini karena filsof-filosof bersifat kasar/ terlihat dan Prakrti yang Samkhya secara umum mengemukakan VIDYA DARŚAN | 94 bersifat halus/ Tidak terlihat (Darmawan, ketiganya bersama-sama melakukan 2020). aktivitas tanpa henti. Tiga guna itu ialah Mencari pengetahuan yang benar, Sattva, Rajas dan Tamas. Satwam adalah dalam filosofi Samkhya menggariskan tiga sifat kebaikan, keseimbangan, Rajas adalah metode, yaitu: sifat nafsu, kegairahan, keinginan untuk (1) Pratyaksa pramana atau pengamatan langsung; bergerak yang berlebihan, dan Tamas (2) Anumana pramana adalah keodohan, kemalasan. Apabila sifat (penyimpulan); Satwam yang lebih dominan manusia akan (3) Apta Vakya atau penegasan yang pantas, berlandaskan apa berprilaku lemah lembut dan yang diajarkan kitab Veda atau mengendalikan dirinya, ia mempunyai rasa ucapan para maharesi. simpati dan empati, sabar dan tidak terburu- Penekanan pada dualitas dapat buru (Tenang). Jika sifat Tamas yang dilihat pada ajarannya yang menyatakan dominan manusia akan cenderung untuk bahwa awal terjadinya dunia atau alam bermalas-malasan, diliputi oleh kegelapan, semesta ialah Purusa dan prakrti. „Purusa‟ kebodohan, ketidak pedulian, dan ialah asas rohani, dan „prakrti‟ ialah asas perpaduan dari sifat Satwam dan Tamas kebendaan atau jasmani. Keduanya tanpa adalah sifat Rajas (Untara & Somawati, awal (anadi) dan tanpa akhir 2020). (ananta).Tentang Purusa dan prakrti dapat Alasan saya disini mengambil topik diuraikan seperti berikut. Purusa itu „nyata‟ tentang konsep ketuhanan menurut Samkya (sat) dan dapat dikatakan sebagai suatu karena ada banyak konsep ketuhanan yang kesadaran yang meresapi segala sesuatu dan sudah sibahas sebelumnya menurut abadi. Prakrti adalah pelaku kehidupan berbagai bagain dari pada veda, dan yang mengandung unsur ruhani dan benda. menurut saya jika di gali lagi konsep prakrti ialah yang mula-mula dan yang ketuhanan menurut pandangan Samkya mendahului semua kejadian. Pra= sebelum; akan sangat menarik sebab masih jarang kri= membuat sesuatu yang mirip, yaitu saya temui yang membahas konsep dengan alam maya yang digambarkan oleh ketuhanan menurut Samkya Darsana. Vedanta. Prakrti disebut pradhana, pokok asal segala sesuatu. Bergerak dan II. PEMBAHASAN berkembangnya prakrti menjadi obyek- obyek hidup yang banyak di alam semesta, A. Pemahaman Tentang Samkya Darsana Sistem ajaran Samkhya ini disebabkan adanya tiga guna atau sifat dicetuskan oleh Maha Rsi Kapila. Ibu (triguna) yang melekat dalam dirinya dan Kapila bernama Dewahuti, dari

VIDYA DARŚAN | 95

Dewahutilah Kapila mendapatkan ajaran- belajar menulis Sāṁkhya Sūtra dan Sūtra ajaran filsafat, dan apa yang menjadi Sānkhyasamās dalam nama ṛṣi Kapila. Hal konsep pada sistem ini ditulis dalam sebuah ini karena tidak ada menyebutkan bahwa buku Samkhya . Rsi Kapila sering dua teks tersebut ditulis 1500 SM. Oleh dipanggil dengan sebutan Rsi Kapila Muni, karena itu, apa pun pengetahuan yang kita dikatakan sebagai Putra Brahma dan dapat dari Ajaran Sāṁkhya sekarang Avatara Visnu. Menurut legenda, Mahaṛṣi didasarkan pada Sāṁkhya Karikas. Ajaran Kapila Muni ini adalah Filsafat yang paling Sāṁkhya merupakan filsafat yang kuno. Filsafat ini di bangun oleh ṛṣi Kapila menerima 24 Kebenaran dari Prakṛti (Alam (Windya, 2020). Sebuah teks yang ditulis benda) dan 25 kebenaran Puruṣa oleh Ishwar Krishna disebut (Jiwa).Samkhya merupakan suatu 'Sānkhyakārika' adalah sumber terpercaya kelompok filsafat yang tergolong Astika prinsip pengetahuan dalam Filsafat ini. Hal dalam ajarannya secara metafisis ini ditulis dalam Aryan Chand (sejenis puisi mengemukakan pokok-pokok ajaran Sanskṛta kuno) dan berisi 72 Karikas prakerti, purusa, tri guna, penciptaan alam (koleksi memorial ayat tentang topik semesta dan atheistic (Wulandari & Untara, filosofis) yang menerjemahkan Sāṁkhya 2020). Siddhant (Doktrin Sāṁkhya) yang jelas Ajaran Samkhya ini kadangkala dan eksplisit. Rsi Kapla Muni merupakan dikatakan sebagai ajaran yang bersifat orang pertama yang menyangkal faham atheistik karena Samkhya tidak mengakui monisme (advaita) yang terbaca dalam adanya satu jiwa universal yang menjadi Upanishad dan meng Istilah Samkhya juga penyebab segalanya, sehingga sering diartikan sebagai “vicara” atau disebut dengan “Nir Isvara” yaitu tidak “perenungan filsafat”. Selain mempercayai adanya Isvara atau Tuhan. berkecenderungan non-theistik dan Samkhya darsana bersifat dualistik dan berpandangan bahwa materi (prakrti) kekal pluralitas karena mengajarkan bahwasannya sebagaimana roh (purusha), Samkhya juga Purusa sebagai asas roh yang jumlahnya memiliki ciri yang membedakannya secara banyak sekali. Prakrti dan Purusa menyolok dari sistem filsafat Hindu yang merupakan asas yang sifatnya tanpa awal lain. Yaitu penekanannya pada persoalan (anadi), tanpa akhir dan tak terbatas dualitas dan pluralitas. Pendukung sistem (ananta) (Yogiswari, 2020). Kelahiran/ ini menyangkal bahwa dunia ini dicipta dari penciptaan ada diakibatkan dengan adanya tiada atau ketiadaan. Para ahli merasa Purusa dan Prakrti ini bertemu, dari bahwa beberapa orang mungkin telah VIDYA DARŚAN | 96 terpisahnya antara Purusa dan Prakrti ubah.Melalui samkhya muncul Prakrti, inilahakan memberikan pembebasan. kemudian untuk menyempurnakan ciptaan Purusa bersifat tidak terikat dan merupakan semesta, muncullah Tri Guna(Satwam, kesadaran yang meresapi segalanya, Rajas, dan Tamas).Ketika seimbang atau sedangkan Prakrti merupakan pembungkus ketidakseimbangan dari ketiga Guna dari pada Purusa. Purusa bersifat abadi dan tersebut terjadi, maka memunculkan tidak berubah, Purusa hanya menjadi saksi, perwujudan atas evolusi. Dengan kata lain tetapi dalam kenyataan kehadirannya Prakrti berkembang karena pengaruh seolah-olah terlibat dalam hukum Purusa. Jadi pada saat terjadi penyatuan reinkarnasi, hal ini tidak lain karena dari ketiga guna dapat berhubungan dengan kemelekatannya dengan prakrti purusa. (Gunawijaya, 2020). Walaupun Samkhya Hal ini menyebabkan terjadinya lebih ke arah Ateistik namun Samkhya evolusi pada objek-objek yang lebih nyata. menggunakan Veda sebagai otoritas Evolusi tidak terjadi apabila hanya purusa tertingginya. Samkhya menggunakan Veda yang aktif saja, evolusi terjadi juga sebagai dasar pengembangan kebenaran disebabkan oleh Prakrti, sehingga dalam Hindu. Selain Veda, Samkhya juga Prakrti mengalami perkembangan karena menggunakan kitab-kitab upanisad seperti adanya saling terpengaruhi oleh tiga Guna, Chandogya Upanisad, Prashna Upanisad, yaitu satwam guna, rajas guna dan tamas Katha Upanisad, dan Svetasvatara guna. Hubungan Prakrti dan Purusa yang Upanisad. Dan yang tidak kalah penting menyebabkan Tri Guna akan saling dalam ajaran Samkhya adalah Mahabharata berinteraksi satu sama lain, kemudian ini yang termuat dalam kitab Bhagawadgita. menyebabkan terjadinya perkembangan. Samkhya menyebut Purusa sama Turunanpertama Prakrti ialah Mahat dan dengan roh/jiwa.Purusa memiliki sifat Buddhi. Mahat adalah benih besar alam yang berarti tak terikat dan semesta ini sedangkan buddhi adalah unsur merupakan kesadaran yang meresapi segala intelek. Fungsi buddhi ialah untuk dan abadi, tanpa awal (anadi) dan tanpa memberikan pertimbangan dan akhir (ananta). Purusa adalah kesadaran memutuskan segala apa yang datang dari dimana purusa yang mengetahui Prakrti. alat-alat yang lebih rendah dari padanya. Prakrti adalah yang tidak sadar, yang telah Dalam keadaannya yang murni ia bersifat diketahui oleh purusa. Prakrti adalah azas , jnana, vairagya dan aiswarya yaitu jasmani dari alam semesta yang sangat luas kebajikan, pengetahuan, tidak bernafsu dan dan terdiri dari unsur-unsuryang berubah- ketuhanan. Ia berada amat dekat dengan VIDYA DARŚAN | 97 roh, maka ia mencerminkan kesadaran roh. manusia dapat mengamati objek-objek yang Setelah Mahat muncul Buddhi, dan ada di luar dirinya. Sedangkan pada kemudian Ahamkara atau rasa aku adalah perkembangan jasmani melahirkan Panca hasil prakrti yang ke dua. Fungsi ahamkara Tan Matra (lima unsur halus) yaitu sari adalah merasakan rasa aku. Dengan benih, rasa, suara, sentuhan dan bau. ahamkara sang diri merasa dirinya yang Evolusi berikutnya adalah lahirnya unsur- bertindak, yang ingin memiliki. Ketika unsur kasar yakni Panca Maha Bhuta, yang sampai pada ahamkara, kemudian Prakrti menjadikan alam semesta beserta segala berkembangan menuju dua arah yakni: isinya. Penggabungan antara unsur-unsur perkembangan roh kejiwaan dan yang halus inilah menimbulkan adanya perkembangan jasmani. Pada unsur-unsur Panca Maha Bhuta yaitu ether, perkembangan roh atau kejiwaan, Manas, udara, api, air, dan tanah. Dari hal sebagai asas kejiwaan yang pertama, manas tersebutAhamkara menjadi terpengaruh merupakan pusat indrya lainnya ketika kemudian muncullah tiga macam Ahamkara menikmati kenyataan di luar badan jasmani sesuai dengan tiga guna mana yang lebih manusia. unggul dalam keinginan itu. Ahamkara itu Ketika pengamatan terjadi, manas di sebut Sattvika bila unsur Sattva yang bertugas mengatur rangsangan-rangsangan unggul, Ahamkara disebut Rajas bila nafsu indrya, sehingga menjadi petunjuk yang berlebihan yang unggul dan Tamas bila diteruskan kepada Ahamkara dan Buddhi. kebodohan yang unggul. Lalu bersatunya Tugas lainnya adalah meneruskan kehendak Purusa dan Prakrti itu menyebabkan dunia kepada peralatan indrya yang lebih rendah. ini ada. ada yg menghidupi roh (purusa yg Ahamkara mampu memberi perintah sifatnya halus) dan yg dihidupi berupa kepada organ-organ kegiatan (Karma benda (prakrti yg sifatnya kasar) Indrya) yang ada pada manusia. Kemudian Berakhirnya purusa dan prakrti itu disebut muncul Panca Buddhindrya (penglihatan, moksa. pendengaran, penciuman, perasa, dan B. Konsep Ketuhanan Prespektif peraba). Dilanjutkan dengan lahirnya Panca Samkya Darsana Kamendrya, yakni indrya untuk berbuat Samkhya merupakan suatu seperti daya bicara, memegang, berjalan, kelompok filsafat yang tergolong Astika daya untuk membuang kotoran, dan daya dalam ajarannya secara metafisis untuk membuang sperma. Kesepuluh indrya mengemukakan pokok-pokok ajaran initidak dapat dilihat, namunada pada tubuh Purusa, Prakrti, Tri Guna, Penciptaan alam manusia. Adanya indrya-indrya pada tubuh VIDYA DARŚAN | 98 semesta dan Atheistik.Purusa merupakan Prakerti adalah sebab terakhir dari jenis kesadaran tertiggi. Samkhya menyebut alam semesta sebab prakerti merupakan Purusa sama dengan roh/jiwa.Purusa awal dari semua yang ada dalam alam memiliki sifat Asanga yang berarti tak semesta ini, maka prakerti harus bersifat terikat dan merupakan kesadaran yang kekal dan abadi. Karena tidak mungkin meresapi segala dan abadi, tanpa awal yang tidak kekal menjadi sebab pertama (anadi) dan tanpa akhir (ananta). Purusa dari semua yang ada pada alam semesta ini. adalah kesadaran maka purusa yang Kata prakerti berasal dari bahasa sansekerta mengetahui Prakrti. Prakrti adalah yang yang terdiri dari dua kata yaitu “pra” yang tidak sadar, yang telah diketahui oleh berarti sebelum atau pertama dan kata “kr” purusa. Prakrti adalah azas jasmani dari yang artinya membuat atau menghasilkan. alam semesta yang sangat luas dan terdiri Jadi Prakerti diartikan sebagai yang ada dari unsur-unsuryang berubah- sebelum segala sesuatunya ubah.Samkhya dalam ajarannya menerima dihasilkan/disebabkan. Sumber pertama 2 bagian utama yakni Purusa (spirit) dan dari semua benda, bahan asal darimana Prakerti (Matter), sebagai 2 asas rohani dan semua benda menyebar dan ke dalam mana kebendaan, dari 2 asas inilah terciptanya semua benda pada akhirnya akan kembali. alam semesta. Apabila Tri Guna dikaitkan dengan Purusa merupakan jenis kesadaran teori Samkhhya, maka Prakrti dikatakan tertinggi. Samkhya menyebut purusa sama sebagai persatuan atau terdiri atas tiga Guna dengan roh /jiwa. Purusa ini bersifat kekal, (sifat) yang berada dalam keadaan tak terikat yang meresapi segala ciptaan seimbang dan terkendali (Samyavasta). Tri yang hidup. Teori Samkhya menyatakan Guna yang terdiri atas Sattvam, Rajas, dan bahwa roh itu ada karena ia menjelma, Tamas. Sattvam bersal dari kata “sat” yang ketidakadaan roh dalam makhluk tidak berarti benar dan “tva” yang berarti dapat ditelusuri secara empiris meski mempunyai sifat. Jadi Sattva berarti sifat dengan berbagai percobaan dan penelitian yang benar, yang dimaksudkandalam yang besar. Roh itu berbeda dengan indria, pernyataan ini adalah sifat benar, kebaikan pikiran, dan akal, Roh bersifat kekal, abadi, (Hartaka, 2019). Sattva adalah hakekat yang berada pada ciptaan yang hidup segala sesuatu yang memiliki sifat-sifat (mempunyai kesadaran) namun Roh bebas yang mulia. Rajas merupakan aktivitas yang dari segala ikatan dan pengaruh dunia dinyatakan sebagai raga-dvesa yakni suka matrial. atau tidak suka, cinta atau benci, menarik atau memuakkan. Rajas adalah unsur yang VIDYA DARŚAN | 99 menggerakkan guna sattva dan guna tamas. tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, Tamas berasal dari kata “tam” yang berarti yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran. Lima benih susah atau gelap. Dalam hal ini, tamas tersebut dijelaskan sebagai berikut: berarti sifat yang menyebabkan semua 1. Sabdatanmatra (benih suara) makhluk berdiam dalam kegelapan atau 2. Rupatanmatra (benih penglihatan) 3. Rasatanmatra (benih perasa) kemalasan dan kebodohan. 4. Gandhatanmatra (benih Menurut Samkhya bahwa hakekat penciuman) manusia dan alam semesta terdiri dari dua 5. Sparsatanmatra (benih peraba) Pancatanmatra merupakan benih unsur, yaitu Purusa, asas kejiwaan (rohani) saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi dan Prakrti, asas badani (materi/jasmani). unsur-unsur benda materi yang nyata. Selanjutnya kedua asas ini, terutama setelah Unsur-unsur tersebut dinamai Panca Maha Purusa bertemu dengan Prakrti, Bhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: berkembanglah Prakrti itu sebagai 1. Pertiwi (zat padat, tanah, logam) penyusun tubuh manusia maupun alam 2. Apah (zat cair) semesta, yang seluruhnya terdiri dari 25 3. Teja (plasma, api, kalor) 4. Bayu (zat gas, udara) prinsip (). Pancabuddhindria 5. Akasa (ether) 1. Srotendria (rangsang Purusa adalah asas kejiwaan yang pendengar; indria pada telinga) kekal, berdiri sendiri dan tidak berputar. 2. Twakindria (rangsang peraba; indria pada kulit) Jumlah Purusa tidak terbilang, berbeda 3. Caksuindria (rangsang dengan Upanisad, Samkhya tidak mengakui penglihatan; indria pada mata) adanya satu jiwa yang bersifat universal, 4. Ghranendria (rangsang pencium; indria pada hidung) yang kemudian diantaranya menjadi jiwa 5. Jihwendria (rangsang individu. Prakrti adalah sebab terakhir dari pengecap; indria pada lidah) alam semesta ini, semua objek di dunia ini, Pancakarmendria baik badan, pikiran, perasaan adalah 1. Garbendria (penggerak perut; indria pada perut) terbatas dan merupakan serentetan dari 2. Panindria (penggerak suatu sebab. Sebab terakhir inilah yang tangan; indria pada tangan) disebut Prakrti dalam ajaran Samkhya. 3. Padendria (penggerak kaki; indria pada kaki) (Made Ngurah, 2005:118) 4. Payuindria (penggerak organ Menurut pandangan samkya pelepasan; indria pada organ pelepasan) mengenai masalah ketuhanan sangat 5. Upasthendria (penggerak alat kelamin; indria pada alat kelamin) bertentangan dengan tradisi yang ada dalam Setelah timbulnya Pancabuddhindria masyarakat india. Filosof berpandangan dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria

VIDYA DARŚAN | 100 bahwa samkhya menganut theisme atau Prakerti adalah Anandi (tanpa awal) dan atheism. Samkhya menjadi atheist karena Ananta (tanpa akhir) ketidak berbedaan pengaruh materialisme, jainisme dan (Aviveka) Antara keduanya merupakan budhisme. Sistem ini tidak membangun penyebab adanya kelahiran dan ketidakadaan tuhan ia hanya menunjukkan kematian. Kedudukan Purusa dan prakrti bahwa purusa dan prakerti sudah cukup didalam Samkya Darsana sangatlah penting untuk menjelaskan alam semesta tanpa dimana dengan adanya keduanya ini yang harus merumuskam hipotesa tentang merupakan inti dari penciptaan alam keberadaan tuhan. Setiap orang merasa ada semesta dan isinya dalam Samkya dan memiliki sesuatu. Rasa akan dirinya Darsana.Pada umumnya Purusa dan Prakrti ada, adalah rasa yang ilmiah dan memiliki keterkaitan dalam penciptaan pengalaman yang tidak dapat diragukan alam semesta dan isinya, karena Purusa dan lagi. Karena itu Samkhya mengatakan, Prakrti saling memberikan pengaruh. bahwa roh itu ada, karena roh itulah yang Purusa yang merupakan sifat dari kesadaran menjelma, dan ketiadaannya tidak dapat dan Prakrti merupakan yang tidak sadar dinyatakan dengan jalan apapun juga. (kebendaan), terhadap evolusi penciptaan Menurut ajaran Samkhya, roh itu berbeda alam semesta berserta isinya. Sehingga hal dengan indriya, pikiran dan akal. Ia bukan tersebut tidak dapat dipisahkan. Evolusi dunia objek. Ia adalah semangat kesadaran tidak sempurna jika hanya purusa yang yang selalu menjadi subjek pengetahuan aktif, maka purusa telah memberikan dan tidak pernah menjadi objek pengaruh terhadap prakrti untuk pengetahuan. Perlu juga diketahui adanya memberikan keseimbangan dan Isvara. Isvara disini yang mengatasi dari menyempurnakan proses dari penciptaan adanya Purusa dan Prakti. Filasfat Samkya tersebut. memang tidak mengakui dengan adanya Purusa dan prakrti merupakan dua Tuhan (Ateistik) tetapi Samkya seperti unsur yang terdapat dalam penciptaan alam dijelaskan di atas ia mengakui otoritas Veda semesta berserta isinya. Purusa dan Prakrti dan Samkya Darsana tergolong dalam sebagai dua benih kekuatan awal sebagai kelompok Astika. penciptaan dalam Samkya Darsana, unsur kekuatan tersebut antara lain: C. Kedudukan Purusa dan Prakrti 1. Unsur Purusa yaitu kekuatan hidup Samkya Darsana (batin), Filsafat Samkya menguraikan Purusa adalah unsur kejiawaan. konsep Purusha dan prakerti. Purusha dan Purusa merupakan jenis kesadaran tertinggi. VIDYA DARŚAN | 101

Samkhya menyebut Purusa sama dengan dilengkapi dengan kemampuan tertentu roh/jiwa. Purusa bersifat Asanga (tak terikat yang disebabkan oleh guna. Prakrti dan merupakan kesadaran yang meresapi merupakan dasar dari semua keberadaan segala dan abadi).Jumlah Purusa tidak obyektif, semua objek adalah untuk terbilang, berbeda dengan Upanisad, menikmati jiwa atau roh (Kariarta, 2019). Samkhya tidak mengakui adanya satu jiwa Prakrti hanya menciptakan bila iabergabung yang bersifat universal, yang kemudian dengan Purusa seperti sebuah kristal dengan diantaranya menjadi jiwa individu. Sebagai sekuntum bunga. Karya ini dilakukan guna kesadaran tertinggi purusa memberikan pembebasan setiap roh. Seperti fungsi sebuah pengaruh terhadap prakerti untuk susuuntuk menghidupkan anak sapi, memberikan sebuah kesadaran. Sehingga demikianlah fungsi Prakrti untuk Purusa sebagai unsur yang menghidupkan membebaskan sang roh.(Kusuma Titra, Prakrti itu sendiri. 2019) 2. Unsur Pradana atau Prakrti yaitu Dengan terciptanya dua kekuatan kekuatan kebendaan. tersebut yang dipengaruhi oleh sifat Prakrti artinya “yang mula-mula”, sattwam untuk membentuk unsur mahat yang mendahului apa yang dibuat, ia sebagai kekuatan acetana. Kemudian berasal dari kata „pra‟ (sebelum) dan „kr‟ terciptalah cita, budi, manah, ahangkara, (membuat), yang mirip dengan Maya dari selain itu terciptalah unsur-unsur panca Vedanta. Ia merupakan satu sumber dari tanmatra, panca budindraya, panca alam semesta. Ia dibuat pradhana (pokok), kamendrya dan panca mahabuta yang karena semua akibat ditemukan padanya merupakan sebagai unsur-unsur pembentuk dan ia merupakan sumber dari alam semesta manusia. Manusia terbentuk menjadi dua dan semua benda. Pradhana atau Prakrti jenis yaitu feminin dan maskulin adalah kekal meresapi segalanya, tak dapat Feminin adalah unsur yang digerakkan dan cuma satu adanya, ia tak mencirikhaskan sifat dari perempuan, memiliki sebab, tetapi merupakan penyebab sedangkan Maskulin adalah unsur yang dari semua akibat. Prakrti hanya bergantung mencirikhaskan sifat dari laki-laki. pada aktivitas dari unsur pokok guna-Nya Keduanya sangat berbeda,dimana sifat sendiri. Feminin lebih kalem, lembut, sabar, anggun Prakrti merupakan ketiadaan dsb. Maskulin berbeda dengan Feminin kesadaran, ibarat seutas tali dari tiga yang dimana Maskulin ini lebih bersifat untaian yang terbentuk dari tiga guna. kuat, perkasa, gagah, tegas dsb. Perbedaan Prakrti hanyalah benda mati yang itu tidak menjadikan sebuah retaknya dalam VIDYA DARŚAN | 102 suatu keharmonisan hubungan melainkan, yang dihasilkan dari hubungna Purusa dan keharmonisan dan kedamaina yang akan Prakrti ini menghasilkan ciptaan semesta terjadi seharusnya ketika jalinan hubungan dan seluruh isinya, sedangkan penciptaan baik terjadi (Made, 2020). bagi Makulin dan Feminin adalah Ajaran filsafat Samkhya yaitu terwujudnya makhluk hidup yang secara kesaman atau kesetaraan antara Purusa dan kasar bisa kita lihat dengan mata telanjang. prakrti atau maskulin dan feminin atau laki- laki dan perempuan. Purusa dan Prakrti ini III. PENUTUP sebagai ciptaan Tuhan dimana manusia Tujuan akhir dari Ajaran Samkhya menjadi salah satunya. Dalam kehidupan adalah kelepasan. Kelepasan dapat dicapai manusia laki-laki dilambangkan sebagai oleh seseorang bila orang tersebut purusa dan perempuan dilambangkan menyadari bahwa purusa tidak sama dengan sebagai prakrti. Sehingga dengan adanya alam pikiran, perasaan, dan badan jasmani. pertemuan antara purusa dan prakrti inilah Bila seseoarng belum menyadari hal itu, disebutkan melahirkan kehidupan yang maka ia tidak akan dapat mencapai harmoni. Sama halnya dengan laki-laki dan kelepasan, akibatnya ia mengalami perempuan, jika kedua ini di pertemukan kelahiran yang berulang-ulang. Jalan untuk akan melahirkan sebuah kehidupan. Oleh mencapai kelaepasan adalah melalui karena itu laki-laki dan perempuan tidak pengetahuan yang benar, latihan kerohanian dapat dipisahkan karena memiliki peranan yang terus menerus,merealisasikan dan kedudukan yang sangat penting. Jika perbedaan purusa dan Prakrti serta cinta dipisahkan atau salah satu dari kedua itu kasih terhadap semua makhluk. Dengan tidak ada maka kelahiran untuk demikian samkhya menekankan pada jalan menciptakan kehidupan yang baru tidak jnanadalam wujud wiweka dan terjadi. kebijaksanaan untuk melepaskan purusa Persamaan ini juga terdapat dalam dari jebakan Prakrti. Purusa dan Prakrti dimana ketika Purusa dan Prakrti dihubungkan akan menghasilkan sebuah penciptaan yang DAFTAR PUSTAKA bersifat kedamaian, selagi masih seimbang Ardiyasa, I. N. S. (2020). PEMUJAAN dan mau melengkapi satu sama lain akan AGNI DALAM SAMA WEDA. Genta Hredaya, 4(1). menghasilkan situasi yang dimana situasi Darmawan, I. P. A. (2020). ANIMISME itu berkecenderungan baik bagi DALAM PEMUJAAN BARONG kelangsungan makhluk hidup.Penciptaan VIDYA DARŚAN | 103

BULU GAGAK DI BALI. Genta Kusuma Tirta, Dewa Gede. 2019. Jurnal Hredaya, 4(1). Dualisme Samkhya Dan Relevansinya Eka Suadnyana, I. B. P., & Ariyasa Dengan Filsafat Vedanta. IHDN Darmawan, I. P. (2020). Nilai Press : Denpasar Pendidikan Agama Hindu Dalam Somawati, A. V. (2020). FILSAFAT Lontar Siwa Sasana. Cetta: Jurnal KETUHANAN MENURUT PLATO Ilmu Pendidikan, 3(2), 371-391. DALAM PERSPEKTIF https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.46 HINDU. Genta Hredaya, 4(1). 0 Suadnyana, I. B. P. E. (2020). Gami Sandi Untara, I. M., & Somawati, A. IMPLEMENTASI NILAI ETIKA V. (2020). Internalisasi Pendidikan HINDU PADA GEGURITAN NI Karakter Pada Anak Usia Dini Dalam SUMALA. Bawi Ayah: Jurnal Keluarga Hindu Di Desa Timpag Pendidikan Agama Dan Budaya Kabupaten Tabanan. Cetta: Jurnal Hindu, 11(1), 100-116. Ilmu Pendidikan, 3(2), 333-358. Windya, I. M. (2020). AJARAN https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.45 PEMBEBASAN DALAM LONTAR 8 SANGHYANG Gunawijaya, I. W. T. (2020). KONSEP MAHÃJÑANA. Jñānasiddhânta: TEOLOGI HINDU DALAM Jurnal Teologi Hindu, 2(1). GEGURITAN GUNATAMA Wulandari, N. P. A. D., & Untara, I. M. G. (Tattwa, Susila, dan S. (2020). NILAI-NILAI FILSAFAT Acara). Jñānasiddhânta: Jurnal KETUHANAN DALAM TEKS Teologi Hindu, 2(1). ĀDIPARWA. Genta Hredaya, 4(1). Hartaka, I. M. (2020). MEMBANGUN Yogiswari, K. S. (2020). AGAMA DI SEMANGAT KEBANGSAAN MATA KAUM MUDA: TINJAUAN PERSPEKTIF ETIKA SUBJEKTIVISME SØREN A. HINDU. Genta Hredaya, 3(2). KIERKEGAARD. Genta https://grelovejogja.wordpress.com/2008/10 Hredaya, 3(1). /17/konsep-ketuhanan-dalam-agama- hindu/ http://ngurah91.blogspot.com/2017/04/sam khya-darsana.html Made Ngurah, I Gusti. 2005. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Paramitha Surabaya : Surabaya.

Kariarta, I. W. (2019). KONTEMPLASI DIANTARA MITOS DAN REALITAS (CONTEMPLATION BETWEEN MYTHS AND REALITIES). Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Hindu, 1(1).

Made, Y. A. D. N. (2020). KEBUGARAN JASMANI DAN ROHANI PERSPEKTIF TEOLOGI HINDU. Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Hindu, 2(1).

VIDYA DARŚAN | 104