Kajian Akademik Penanggulangan Kemiskinan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kajian Akademik Penanggulangan Kemiskinan FACHRIZAL BACHRI, Kajian Akademik Penanggulangan Kemiskinan ........................... ISSN 1829-5843 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN Journal of Economic & Development HAL: 89 - 97 KAJIAN AKADEMIK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA PAGAR ALAM FACHRIZAL BACHRI Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Jalan Palembang-Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRACT This academic exercise explained the poverty phenomenon in Pagar Alam city, South Sumatra province. It tries also to elaborate the causes of poverty and poverty alleviation programs implemented by Local Government. Opportunities to alleviate poverty and improve well-being depend on the supporting environment. The ability of poor people should be harnessed and strengthened. In addition, the Government should create an institutional framework that supports the strategy of self-improvement and sustainable welfare. Local governments, the private sector, and together with the people have a big role to create such opportunities. Local Government is also obliged to control the private sector and enforce legal obligations, environmental, and social order to reduce the negative impact of business practices on the environment, and maximize the benefits for society. Vulnerability also needs to be reduced. This can be done with the use of the function of social safety nets such as free health insurance, free education and food subsidy. To improve the welfare sector in the framework of decentralization include macro and micro perspectives. From the macro side, it takes a synergistic cooperation between central governments, provincial governments including city government and private sector. Whereas from the micro side, it is to increase the monitoring and planning activities. This means to improve infrastructure and services, to maintain the subsidy system, to improve the natural environment including the economic environment, the social environment, and the political environment Keywords: Poverty, Policy, Welfare . PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkisar 5% – 6% per tahun disertai dengan peningkatan jumlah penduduk miskin berkisar 37 juta jiwa tahun 2007 tentunya mengundang sejumlah pertanyaan, seperti: siapa sebenarnya yang menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut, apakah pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh peningkatan produktivitas ataukah penggunaan faktor produksi, apakah pertumbuhan ekonomi tersebut terkonsentrasi pada sektor-sektor tertentu sementara beberapa sektor lainnya pertumbuhannya relatif lambat sehingga tidak mampu menekan kemiskinan. Sementara itu studi dari Bank Dunia menyebutkan bahwa hampir 50% dari jumlah penduduk Indonesia dikategorikan ”miskin” dan ”berada di ambang kemiskinan”. Hal ini menjadikan permasalahan kemiskinan patut mendapat perhatian yang besar dari semua pihak. Kota Pagar Alam sebagai salah satu kota hasil pemekaran di propinsi Sumatera memiliki pertumbuhan ekonomi berkisar 4% juga belum berhasil mengatasi masalah 89 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN, Desember 2010 Volume 8, No. 2 hal: 89 - 97 kemiskinan. Sejalan dengan perubahan struktur perekonomian Indonesia, terjadi pula perubahan di Kota Pagar Alam. Peran sektor pertanian, yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat semakin menurun. Sementara itu sektor sekunder dan sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa-jasa) semakin meningkat share-nya. Perubahan struktur ini juga diduga turut berdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap tingginya angka kemiskinan. Berdasarkan hal-hal tersebut menarik kiranya untuk dilakukan penelitian tentang Analisis Penanggulangan Kemiskinan di Kota Pagar Alam. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjelaskan fenomena kemiskinan yang terjadi di Kota Pagar Alam serta strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan yang dapat dilakukan di Kota Pagar Alam di masa depan. Studi ini dilakukan dengan metode survey untuk mendapatkan informasi kondisi riil lapangan yang diamati yaitu di kelurahan-kelurahan dan kecamatan. Populasi survey ini adalah rumah tangga miskin di Kota Pagar Alam tahun 2008 berjumlah 8.994 rumah tangga tersebar dalam wilayah 5 kecamatan Studi ini mencakup kondisi data fisik lapangan (sarana dan prasarana), sosial budaya dan ekonomi juga tentang termasuk persepsi masyarakat terhadap kondisi saat ini dan harapannya kedepan yang dapat dijadikan tolak ukur positif bagi upaya penanggulangan kemiskinan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Fenomena Kemiskinan di Sumatera Selatan Indikator kemiskinan yang digunakan di Indonesia adalah garis kemiskinan. BPS menentukan batas garis kemiskinan berdasarkan besarnya rupiah yang digunakan untuk dibelanjakan per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan. Indikator lain yang digunakan dalam mengukur tingkat kemiskinan adalah indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) dan indeks keparahan kemiskinan (Distributionally Sensitive Index-P2), Terdapat juga indikator kemiskinan lainnya yang sering digunakan dalam membahas permasalahan kemiskinan yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, dan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, Tahun 2006 - 2007 Jumlah Persentase Garis Kode Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk Kemiskinan Miskin (000) Miskin (Rp/Kap/bulan) 2006 2007 2006 2007 2006 2007 1 Kab.Ogan Komering Ulu 46.1 40.6 17.80 15.69 165070 168892 2 Kab.Ogan Komering Ilir 174.1 152.7 25.93 22.50 180486 162533 3 Kab.Muara Enim 140.7 128.5 21.88 19.87 181651 182844 4 Kab.Lahat 163.1 94.9 29.67 28.09 168011 182003 5 Kab.Musi Rawas 166.9 160.3 34.49 32.93 183581 206649 6 Kab.Musi Banyu Asin 171.8 165.6 35.52 33.60 172180 213120 7 Kab.Banyu Asin 149.9 136.8 19.81 17.72 153640 171338 8 Kab.Ogan Komering Ulu 67.8 61.2 21.06 18.96 165070 151093 9 Kab.Ogan Komering Ulu 103.1 90.7 18.26 16.03 165070 162262 10 Kab.Ogan Ilir 82.7 79.6 22.67 21.57 180486 197403 11 Kab.Empat Lawang 49.7 23.50 175268 71 Kota Palembang 126.3 124.4 9.23 8.98 210381 188046 72 Kota Prabumulih 12.3 10.0 9.33 7.57 167307 176460 73 Kota Pagar Alam 13.7 11.2 11.88 9.75 142196 137667 74 Kota Lubuklinggau 28.5 25.6 16.01 14.25 168993 183984 SUMATERA SELATAN 1446.9 1331.8 20.99 19.15 185253 178209 Sumber : BPS, 2007 90 FACHRIZAL BACHRI, Kajian Akademik Penanggulangan Kemiskinan ........................... ISSN 1829-5843 Tabel 2. Kedalaman Kemiskinan Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2006 – 2007 Kode Kabupaten/Kota P1 P2 2006 2007 2006 2007 1 Kab.Ogan Komering Ulu 2.74 1.83 0.64 0.32 2 Kab.Ogan Komering Ilir 5.23 3.80 1.60 0.94 3 Kab.Muara Enim 2.61 2.57 0.51 0.45 4 Kab.Lahat 4.64 4.19 1.16 0.99 5 Kab.Musi Rawas 6.33 5.75 1.67 1.48 6 Kab.Musi Banyu Asin 6.64 5.61 1.88 1.40 7 Kab.Banyu Asin 3.28 2.55 0.79 0.61 8 Kab.Ogan Komering Ulu 3.65 2.27 0.94 0.45 9 Kab.Ogan Komering Ulu 2.96 2.02 0.76 0.43 10 Kab.Ogan Ilir 4.44 2.42 1.34 0.44 11 Kab.Empat Lawang 3.89 0.99 71 Kota Palembang 1.47 1.46 0.40 0.37 72 Kota Prabumulih 1.31 0.92 0.28 0.20 73 Kota Pagar Alam 2.10 1.46 0.55 0.34 74 Kota Lubuklinggau 3.01 2.21 0.91 0.47 SUMATERA SELATAN 3.44 3.84 0.92 1.14 Sumber : BPS, 2007 Pada tahun 2007 Kota Pagar Alam merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan 0,34. Angka ini merupakan urutan ketiga terkecil setelah Kota Prabumulih (0,20) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (0,32). Hal ini berarti bahwa daerah-daerah ini memiliki rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan terkecil. Tabel 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004 dan 2007 No. Daerah 2004 2007 1. Sumatera Selatan 69,6 71,4 2. Ogan Komering Ulu 69,3 71,40 3. Ogan Komering Ilir 68,1 69,15 4. Muara Enim 68,1 69,42 5. Lahat 67,2 69,35 6. Musi Rawas 64,4 66,31 7. Musi Banyuasin 68,1 66,31 8. Banyuasin 66,7 66,60 9. Ogan Komering Ulu Selatan 67,9 70,28 10. Ogan Komering Ulu Timur 65,1 68,14 11. Ogan Ilir 65,6 68,17 12. Kota Palembang 73,1 74,94 13. Kota Prabumulih 70,7 72,51 14. Kota Pagar Alam 69,5 71,70 15. Kota Lubuk Linggau 65,8 69,24 Sumber : BPS, 2007 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara regional (Sumatera Selatan) pada tahun 2007 peringkat tertinggi adalah Kota Palembang dengan nilai IPM tercatat sekitar 73,1, selanjutnya Kota Prabumulih yang memiliki nilai IPM 72,51, sedangkan Kota Pagar Alam menduduki peringkat ketiga tertinggi dengan nilai IPM sebesar 71,70. Akar Permasalahan Kemiskinan 1. Kegagalan Pemenuhan Hak Dasar a. Dilihat dari dari aspek penghasilan, lantai rumah, saluran limbah, dinding bangunan, tempat buang air besar, penerangan, sumber air minum, bahan bakar untuk masak, 91 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN, Desember 2010 Volume 8, No. 2 hal: 89 - 97 mengkonsumsi daging/susu/ayam per minggu, membeli pakaian baru per tahun, frekuensi makan setiap hari, dari hasil survey diketahui sebagian besar responden yang diwawancarai memiliki penghasilan ≤Rp.300.000,- per bulan 66,92 persen, 66,99 persen menyatakan tidak sanggup membeli sama sekali daging/ayam/susu untuk konsumsi keluarga, 73,2 persen kadang-kadang membeli pakaian baru setiap tahunnya, dan frekuensi keluarga makan setiap hari 13,83 persen responden menyatakan makan 2 kali dalam sehari b. Tempat tinggal yang sehat dan layak merupakan kebutuhan yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Kondisi rumah responden dari segi lantai rumah dari hasil survey didapatkan 69,65 persen lantai rumah hanya dari kayu murahan, 71,89 persen dinding bangunan rumah hanya kayu, 10,45 persen penerangan rumah telah menggunakan minyak tanah, dan bahan bakar untuk masak yang digunakan responden dari hasil survey didapatkan 54,75 persen menggunakan kayu bakar. c. Dari hasil survey diketahui bahwa sekitar 68,18 persen sumber air rumah tangga miskin berasal dari sumur tidak terlindung, dan sekitar 66,67 persen tempat buang air besar rumah tangga miskin adalah ke sungai.
Recommended publications
  • A Case of the Population Trend of Far Eastern Curlew Numenius Madagascariensis in Banyuasin Peninsula, South Sumatra, Indonesia
    Ecologica Montenegrina 44: 11-18 (2021) This journal is available online at: www.biotaxa.org/em http://dx.doi.org/10.37828/em.2021.44.2 Is the global decline reflects local declines? A case of the population trend of Far Eastern Curlew Numenius madagascariensis in Banyuasin Peninsula, South Sumatra, Indonesia MUHAMMAD IQBAL1*, CIPTO DWI HANDONO2, DENI MULYANA3, ARUM SETIAWAN4, ZAZILI HANAFIAH4, HENNI MARTINI5, SARNO4, INDRA YUSTIAN4 & HILDA ZULKIFLI4 1Biology Program, Faculty of Science, Sriwijaya University, Jalan Padang Selasa 524, Palembang, South Sumatra 30139, Indonesia. 2Yayasan Ekologi Satwa Liar Indonesia (EKSAI), Jalan Kutisari 1 No. 19, Surabaya, East Java 60291, Indonesia 3Berbak Sembilang National Park, South Sumatra office, Jalan Tanjung Api-api komplek Imadinatuna No. 114, South Sumatra, Indonesia 4Department of Biology, Faculty of Science, Sriwijaya University, Jalan Raya Palembang-Prabumulih km 32, Indralaya, South Sumatra, Indonesia. 5Hutan Kita Institute (HAKI), Jalan Yudo No. 9H, Palembang, South Sumatra 30126, Indonesia *Corresponding author: [email protected] Received 28 June 2021 │ Accepted by V. Pešić: 13 July 2021 │ Published online 16 July 2021. Abstract Far Eastern Curlew Numenius madagascariensis (Linnaeus, 1766) is Endangered species confined in East Asian Australasian Flyway (EAAF) sites. We compiled and summarized all historical numbers of Far Eastern Curlew in Banyuasin Peninsula, South Sumatra, Indonesia. A total of 30 records were documented from 1984 to 2020. The largest number is 2,620 individuals during the migration period in 1988. Unfortunately, the largest number drop to 1,750 individuals in wintering period in 2008, and then drop to 850 individuals in 2019. The numbers indicate that the population decline by up to 62% in the last 35 years (1984 to 2019).
    [Show full text]
  • Recent Records of Little Cormorant Microcarbo Niger in Sumatra, Indonesia
    Setiawan et al.: Little Cormorant sightings in Sumatra 161 RECENT RECORDS OF LITTLE CORMORANT MICROCARBO NIGER IN SUMATRA, INDONESIA ARUM SETIAWAN1, MUHAMMAD IQBAL2, PORMANSYAH3, INDRA YUSTIAN1 & HILDA ZULKIFLI1 1Department of Biology, Faculty of Science, Sriwijaya University, Jalan Raya Palembang-Prabumulih km 32, Indralaya, Sumatera Selatan 30662, Indonesia 2Biology Programme, Faculty of Science, Sriwijaya University, Jalan Padang Selasa 524, Palembang 30139, Indonesia ([email protected]) 3Conservation Biology Programme, Faculty of Science, Sriwijaya University, Jalan Padang Selasa 524, Palembang 30139, Indonesia Received 15 February 2020, accepted 30 March 2020 ABSTRACT SETIAWAN, A., IQBAL, M., PORMANSYAH, YUSTIAN, I. & ZULKIFLI, H. 2020. Recent records of Little Cormorant Microcarbo niger in Sumatra, Indonesia. Marine Ornithology 48: 161–162. We summarize observations of the Little Cormorant Microcarbo niger in Sumatra from 2016 to 2019. Based on these observations, we suggest that Little Cormorant has become widespread in Sumatra. Keywords: status update, Little Cormorant, Sumatra INTRODUCTION it has been recorded in Sumatra, Java, and Borneo (Iqbal et al. 2013, Eaton et al. 2016). Three black-coloured cormorants (Little Little Cormorant Microcarbo niger is one of four cormorant species Cormorant, Little Black Cormorant Phalacrocorax sulcirostris, that occurs in the Indonesian archipelago (Greater Sundas and and Great Cormorant P. carbo) have been recorded within the Wallacea; Eaton et al. 2016). This species is widely distributed Indonesian archipelago. A fourth species, Little Pied Cormorant M. throughout the Indian subcontinent, China, and Southeast Asia melanoleucos, is not considered here due to its striking black-and- (Orta 1992, Johnsgard 1993); within the Indonesian archipelago, white plumage (see Harrison 1983, Johnsgard 1993, Sonobe & Usui 1993, Robson 2011, Eaton et al.
    [Show full text]
  • Food Security and Environmental Sustainability on the South Sumatra Wetlands, Indonesia Syuhada, A.*1, M
    Sys Rev Pharm 2020; 11(3): 457 464 A multifaceted review journal in the field of pharmacy E-ISSN 0976-2779 P-ISSN 0975-8453 Food Security and Environmental Sustainability on the South Sumatra Wetlands, Indonesia Syuhada, A.*1, M. Edi Armanto2, A. Siswanto3, M. Yazid4, Elisa Wildayana5 1* Environmental Study Program, Postgraduate Program, Sriwijaya University, Jln Raya Palembang-Prabumulih KM 32, Indralaya Campus, South Sumatra, Indonesia 2.4.5 Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Jln Raya Palembang-Prabumulih KM 32, Indralaya Campus, South Sumatra, Indonesia 3 Faculty of Engineering, Sriwijaya University, Jln Raya Palembang-Prabumulih KM 32, Indralaya Campus, South Sumatra, Indonesia. Article History: Submitted: 25.12.2019 Revised: 22.02.2020 Accepted: 10.03.2020 ABSTRACT The research aimed to analyze food security and environmental continuous rice-based; extensive perennial-based crops; and vegetable- sustainability in the South Sumatra wetlands. This research conducted on based crops. The main typology was dominated by continuous rice-based the wetlands of Banyuasin Regency, By Using the Survey method system taking around 197.961 ha or 58.50% and the lowest level was interview with respondents, guided by a questionnaire through the Focus shown by vegetable-based crops around 20.998 ha or 6.20%. Group Discussion (FGD). All data collected, by analyzed with SPSS Keywords: Food security, environmental sustainability, wetlands program. The results showed that plants planted in wetlands vary widely, Correspondance: such as rice, corn, soy, sweet potatoes, nuts, and cassava. The diversity of Syuhada, A commodities is cultivated on high enough wetlands; they seek food Environmental Study Program, Postgraduate Program, farming in order to meet their own subsistence with little agricultural input, Sriwijaya University, making it relatively difficult for crops to be able to produce optimally.
    [Show full text]
  • The Influence of Leading Commodity, Quality of Labor, Economic Structure, and Productivity of Labor Against Inequality of Income
    Journal of Economics and Economic Education Research Volume19, Issue 4, 2018 THE INFLUENCE OF LEADING COMMODITY, QUALITY OF LABOR, ECONOMIC STRUCTURE, AND PRODUCTIVITY OF LABOR AGAINST INEQUALITY OF INCOME AMONG THE REGENCIES IN SOUTH SUMATRA PROVINCE, INDONESIA Syamsurijal Abdul Kadir, Sriwijaya University Azwardi, Sriwijaya University Anna Yulianita, Sriwijaya University Siti Rohima, Sriwijaya University ABSTRACT This research aims to know the influence of leading commodities, quality of labor (life expectancy and education), economic structure, and productivity of labor toward inequality of income among regencies in the Province of South Sumatra. The data used in this research are panel data consist of time series (2010-2016) and cross-section (14 regencies). The method of analysis used in this study is a multiple linear regression analysis technique. The results show that an increase in number of leading commodity of coffee, labor productivity of palm oil and economic structure can reduce the inequality of income among the regencies, while the increase in palm oil as a leading commodity, and labor productivity of coffee can increase income inequality among the regencies in South Sumatra Province. Keywords: Leading Commodity, Quality of Labor, Economic Structure, Labor Productivity, Income Inequality. INTRODUCTION The main objective of economic development in addition to create high growth is also to reduce some levels of poverty and inequality of income between groups either communities or regions. The development policy that prioritizes economic growth has led to increasingly high levels of inequality. A major factor that causes the problem of income inequality is economic growth. High economic growth that is not followed by a proper policy of equitable income distribution would lead to an increasingly widening income inequalityy.
    [Show full text]
  • App 10-CHA V13-16Jan'18.1.1
    Environmental and Social Impact Assessment Report (ESIA) – Appendix 10 Project Number: 50330-001 February 2018 INO: Rantau Dedap Geothermal Power Project (Phase 2) Prepared by PT Supreme Energy Rantau Dedap (PT SERD) for Asian Development Bank The environmental and social impact assessment is a document of the project sponsor. The views expressed herein do not necessarily represent those of ADB’s Board of Directors, Management, or staff, and may be preliminary in nature. Your attention is directed to the “Terms of Use” section of this website. In preparing any country program or strategy, financing any project, or by making any designation of or reference to a particular territory or geographic area in this document, the Asian Development Bank does not intend to make any judgments as to the legal or other status of or any territory or area. Rantau Dedap Geothermal Power Plant, Lahat Regency, Muara Enim Regency, Pagar Alam City, South Sumatra Province Critical Habitat Assessment Version 13 January 2018 The business of sustainability FINAL REPORT Supreme Energy Rantau Dedap Geothermal Power Plant, Lahat Regency, Muara Enim Regency, Pagar Alam City, South Sumatra Province Critical Habitat Assessment January 2018 Reference: 0383026 CH Assessment SERD Environmental Resources Management Siam Co. Ltd 179 Bangkok City Tower 24th Floor, South Sathorn Road Thungmahamek, Sathorn Bangkok 10120 Thailand www.erm.com This page left intentionally blank (Remove after printing to PDF) TABLE OF CONTENTS 1 INTRODUCTION 1 1.1 PURPOSE OF THE REPORT 1 1.2 QUALIFICATIONS
    [Show full text]
  • Kabupaten-Empat-Lawang-Dalam
    Kabupaten Empat Lawang Dalam Angka 2016 | i Kabupaten Empat Lawang Dalam Angka Empat LawangRegency in Figures 2016 ISSN: 2088.4761 No. Publikasi/Publication Number: 16110.1606 Katalog/Catalog: 1102001.1611 Ukuran Buku/Book Size: 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman/Number of Pages: xli + 344 halaman /pages Naskah/Manuscript: Badan Pusat Statistik Kabupaten Empat Lawang BPS-Statistics of Empat LawangRegency Gambar Kover oleh/Cover Designed by: Badan Pusat Statistik Kabupaten Empat Lawang BPS-Statistics of Empat LawangRegency Ilustrasi Kover/Cover Illustration: Wilayah Tebing Tinggi/Tebing Tinggi Area Diterbitkan oleh/Published by: © BPS Kabupaten Empat Lawang/BPS-Statistics of Empat LawangRegency Dicetak oleh/Printed by: - Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of this book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics Indonesia ii | Empat Lawang Regency in Figures 2016 PETA WILAYAH KABUPATEN EMPAT LAWANG MAP OFEMPAT LAWANG REGENCY Kabupaten Empat Lawang Dalam Angka 2016 | iii iv | Empat Lawang Regency in Figures 2016 KEPALA BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG CHIEF STATISTICIAN OF EMPAT LAWANG REGENCY Eka Yulyani, S.Si, M.Geog Kabupaten Empat Lawang Dalam Angka 2016 | v vi | Empat Lawang Regency in Figures 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Empat Lawang telah menyelesaikan publikasi ”Empat Lawang Dalam Angka Tahun 2016“ yangmerupakan publikasi tahunan mengenai gambaran komprehensif keadaan geografi, iklim, pemerintahan, sosial dan ekonomi di Kabupaten Empat Lawang. Data-data statistik yang disajikan merupakan hasil pengumpulan (collecting) data sekunder dari berbagai instansi pemerintah dan swasta di Kabupaten Empat Lawang dan hasil pengolahan beberapa survei dan sensus yang telah dilaksanakan BPS.
    [Show full text]
  • 1 CHAPTER I INTRODUCTION in This Chapter, the Writer Discussed About
    CHAPTER I INTRODUCTION In this chapter, the writer discussed about the background of research, problem formulation and its limitation, purpose and benefits in conducting this research. 1.1 Background Indonesia is known as a unique country because it has many islands, approximately 13,466 islands (Simatupang & Khomsin, 2014) which constitute 34 provinces (Salamadian, 2018) and 98 cities (Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia , 2016). As a part of its uniqueness, each province and city has its own culture that is different from one another. The diversity of these cultures creates a huge cultural variation in Indonesia, i.e.: language, culinary, and dance. This diversity also becomes the biggest attraction for tourism development in Indonesia. For example, in South Sumatera province, there are 5 cities and 12 regencies. The cities are Palembang, Pagar Alam, Ogan Ilir, Prabumulih, Lubuk Linggau. The regencies are Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim, Musi Rawas, Lahat, Musi Banyuasin, Banyuasin, Empat Lawang, Panukal Abab Lematang Ilir (PALI) (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2019). Each city and regency has different culture, language and also traditional food. South Sumatera province, with Palembang as its capital city, is also famous for its tourism heritage and sport facilities. The tourism activites in this city is a supported by the good facilities and also the unique and delicious culinary it offeres. For instance, in Palembang there are also some unique and delicious culinary like Pempek, Tekwan and etc. Regarding Palembang traditional food, people know that the most famous traditional food from Palembang is pempek.
    [Show full text]
  • Experiential Marketing Model on Hotels Owned by Regional Government of South Sumatra Province
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Integrated Journal of Business and Economics (IJBE) IJBE (Integrated Journal of Business and Economics) e-ISSN: 2549-3280/p-ISSN: 2549-5933 Experiential Marketing Model on Hotels Owned by Regional Government of South Sumatra Province Maftuhah Nurrahmi University Muhammadiyah Palembang, Indonesia [email protected] Abstract Purpose of this study was to analyze hotel marketing strategies carried out by hotel owned by the South Sumatra regional government. This study was designing an experiential marketing strategy for hotels owned by the South Sumatra regional government and designing an experiential marketing model for hotels owned by the South Sumatra regional government. Research stage was divided into 3 phases, that was: analyzing the marketing strategies that had been carried out so far, designing experiential marketing strategies and designing experiential marketing models for hotels owned by the South Sumatra regional government. This study was to design experiential marketing strategies and experiential marketing models that were suitable for marketing hotels owned by regional government of the South Sumatra Province so that they could compete with other hotels in South Sumatra. Survey method by distributing questionnaires to hotel customers owned by regional government of the South Sumatra Province. Results showed that the marketing strategy used hotels owned by the South Sumatra regional government was still simple, so it required experiential marketing strategies to increase the number of occupants, and from the experiential marketing model showed that brand image affected customer satisfaction and experiential marketing affected the value of experience, where customer satisfaction and the value of experience had influences customer loyalty.
    [Show full text]
  • Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
    PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bappeda Sumsel BappedaSumsel BappedaSumsel Bappeda Sumsel SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN “Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan Tahun 2025” adalah Visi Sumatera Selatan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2005-2025. Kondisi ini menggambarkan masa depan Sumatera Selatan yang maju dan unggul dalam semua tatanan sosial budaya dan kemasyarakatannya. Visi ini menjadi koridor dalam penyusunan perencanaan pembangunan baik itu perencanaan jangka menengah maupun tahunan di Sumatera Selatan. Mengacu pada misi RPJP tersebut, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013- 2018, mengamanatkan pada tahun 2018 menjadi Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya Saing Internasional. Dengan demikian, tahun 2018 menjadi penting bagi pemerintah provinsi untuk mencapai visi tersebut. Memperhatikan hal tersebut, Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018, dari satu sisi, menjadi sangat strategis dalam upaya pencapaian target-target pembangunan yang tercantum dalam RPJMD sementara di sisi lain sangat penting, karena adanya tugas negara yang penting berupa pelaksanaan Asian Games 2018. Tahun 2018 juga akan menjadi tahun “politis”, karena akan digelar Pemilihan Bupati dan Walikota di 9 (sembilan) Kabupaten/Kota dan pelaksanaan Pemilihan Gubernur. Pembangunan Sumatera Selatan memang sudah dalam “track” yang baik, walaupun masih ada beberapa capaian pembangunan yang membutuhkan kerja keras. Melihat “beban” kerja di tahun 2018, Saya mengingatkan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mempedomani arahan Presiden, Bapak Joko Widodo, dimana program dan kegiatan yang direncanakan harus berpegang pada konsep “money follow program priotas”. Dimana hanya program dan kegiatan prioritas saja yang akan dianggarkan dan dilaksanakan. Untuk itu, Saya mengharapkan seluruh stakeholder dapat meningkatkan koordinasi dan kerjasama untuk mencapai semua target pembangunan yang telah ditetapkan.
    [Show full text]
  • Data Dasar Puskesmas Provinsi Sumatera Selatan
    DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA SELATAN KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI SUMATERA SELATAN KODE KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 1601 OGAN KOMERING ULU 5 11 16 1602 OGAN KOMERING ILIR 8 21 29 1603 MUARA ENIM 9 10 19 1604 LAHAT 7 24 31 1605 MUSI RAWAS 8 11 19 1606 MUSI BANYUASIN 7 19 26 1607 BANYU ASIN 8 21 29 1608 OGAN KOMERING ULU SELATAN 11 8 19 1609 OGAN KOMERING ULU TIMUR 9 13 22 1610 OGAN ILIR 5 20 25 1611 EMPAT LAWANG 4 4 8 1612 PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR 1 6 7 1613 MUSI RAWAS UTARA 5 3 8 1671 KOTA PALEMBANG 3 36 39 1672 KOTA PRABUMULIH 0 8 8 1673 KOTA PAGAR ALAM 2 5 7 1674 KOTA LUBUKLINGGAU 3 6 9 JUMLAH 95 226 321 P Koordinat O JENIS PUSKESMAS WILAYAH KERJA KODE NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA NAMA PUSKESMAS ALAMAT PUSKESMAS N PUSKESMAS E Rawat Non Rawat Luas Jumlah Lintang (LS/LU) Bujur (BT) Desa D Inap Inap Wilayah Penduduk 1.559 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu P1601052201 TANJUNG LENGKAYAP Jl. Lintas Muaradua Km 30 No. 139 Ds. Tanj. Lengkayap, Kec. Lengkiti - - - 0 1 - 21 25.369 1.560 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu P1601070201 PENYADINGAN Jl. Raya Baturaja Muaradua Km 12 , Kec. Sosok Buay Rayap - - - 0 1 - 10 11.871 1.561 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu P1601080101 PENGANDONAN Jl. Lintas Sumatera Km 4.5 Ds. Pengandonan, Kec. Pegandonan - - V 1 0 - 19 15.687 1.562 Sumatera Selatan Kab.
    [Show full text]
  • Proses Penentuan Kebijakan Tarif Dan Swadananisasi Puskesmas Pagar Alam Kabupaten Lahat Propinsi Sumatra Selatan
    Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Proses penentuan kebijakan tarif dan swadananisasi puskesmas pagar alam Kabupaten Lahat Propinsi Sumatra Selatan Yulima Suntari, author Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/detail?id=72140&lokasi=lokal ------------------------------------------------------------------------------------------ Abstrak Tarif kunjungan puskesmas di Kabupaten Lahat tidak mengalami perubahan sejak 10 tahun yang lalu, yaitu sebesar Rp.300,00. Tarif ini tidak sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, apalagi masyarakat juga semakin menuntut adanya pelayanan yang lebih bermutu. Agar tugas dan fungsinya terlaksana dengan baik, puskesmas memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit dan tak dapat hanya bergantung pada subsidi yang diberikan pemerintah. Puskesmas perlu menggali potensi masyarakat, antara lain melalui penyesuaian tarif dan penerapan konsep swadana. Puskesmas Pagar Alam adalah puskesmas yang paling berkembang di Kabupaten Lahat dan layak menjadi puskesmas unit swadana daerah. Penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam memerlukan dukungan pemegang keputusan di Kabupaten Lahat, karenanya perlu diketahui bagaimana pendapat/pandangan para pemegang keputusan terhadap penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam. Penyesuaian tarif dilakukan melalui analisis tarif yang berdasarkan biaya satuan pelayanan dan tingkat kemampuan (ability to pay = ATP) dan kemauan masyarakat (willingness to pay = WTP ) di Pagar Alam. Penelitian bersifat deskriptif analitik, dilakukan survei kepada masyarakat Pagar Alam dan wawancara mendalam kepada pemegang keputusan di Kabupaten Lahat. Kemampuan masyarakat menurut ATP1 ( 5% pengeluaran bukan makanan ) adalah : 100% masyarakat mampu membayar Rp.1.250,00, 94 % masyarakat mampu membayar Rp.2.000,00 dan 61% masyarakat mampu membayar Rp.5.000,00. Kemampuan masyarakat menurut ATP2 (pengeluaran bukan makanan tanpa pesta/acara adat) adalah : 100% masyarakat mampu membayar Rp.3.200,00, 99% masyarakat mampu membayar Rp.14.200,00 dan 95% masyarakat mampu membayar Rp.20.000.
    [Show full text]
  • Kota Prabumulih Dalam Angka 2020 Iii KEPALA BPS KOTA PRABUMULIH CHIEF STATISTICIAN of PRABUMULIH MUNICIPALITY
    Katalog /Catalog: 1102001.1672 KOTA PRABUMULIH DALAM ANGKA PRABUMULIH MUNICIPALITY IN FIGURES 2020 https://prabumulihkota.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PRABUMULIH BPS-STATISTICS OF PRABUMULIH MUNICIPALITY https://prabumulihkota.bps.go.id KOTA PRABUMULIH DALAM ANGKA PRABUMULIH MUNICIPALITY IN FIGURES 2020 https://prabumulihkota.bps.go.id KOTA PRABUMULIH DALAM ANGKA Prabumulih Municipality in Figures 2020 ISBN: 978-602-6857-30-9 No. Publikasi/Publication Number: 16720.2002 Katalog /Catalog: 1102001.1672 Ukuran Buku/Book Size: 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman/Number of Pages : xxxiii + 262 hal/pages Naskah/Manuscript: BPS Kota Prabumulih BPS-Statistics of Prabumulih Municipality Penyunting/Editor: BPS Kota Prabumulih BPS-Statistics of Prabumulih Municipality Gambar Kover/Cover Design: Seksihttps://prabumulihkota.bps.go.id Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Section of Integration Processing and Statistics Dissemination Ilustrasi Kover/Cover Illustration: Gedung Pemerintah Kota Prabumulih Diterbitkan oleh/Published by: ©BPS Kota Prabumulih/BPS-Statistics of Prabumulih Municipality Dicetak oleh/Printed by: BPS Kota Prabumulih/ BPS-Statistics of Prabumulih Municipality Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersil tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik. Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of this book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics Indonesia. PETA WILAYAH KOTA PRABUMULIH MAP OF PRABUMULIH MUNICIPALITY https://prabumulihkota.bps.go.id Kota Prabumulih Dalam Angka 2020 iii https://prabumulihkota.bps.go.id KEPALA BPS KOTA PRABUMULIH CHIEF STATISTICIAN OF PRABUMULIH MUNICIPALITY https://prabumulihkota.bps.go.id AHMAD NURHIDAYAT, S.Si Kota Prabumulih Dalam Angka 2020 v https://prabumulihkota.bps.go.id Kata Pengantar/Preface ...................................................................................................
    [Show full text]