JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor1,Juni 2015,hlm.1-164

Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan sub-sistemLPPMPPInstitut Seni (ISI) Padangpanjang.

Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting AfrizalHarun Tim Penyunting Elizar Sri Yanto Surherni Adi Krishna Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Novia Murni Redaktur Saaduddin Liza Asriana Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______.______Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder Johan Padangpanjang27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail; [email protected]

Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang

i JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor1,Juni 2015,hlm.1-164

DAFTAR ISI

PENULIS JUDUL HALAMAN

Hasan Fungsi Amal di Masyarakat Desa 1- 19 Saaduddin Pulau Belimbing, Kec Bangkinang Barat, Kab Kampar Provinsi Riau.

Fridolin L. Muskitta Kehidupan Musik Tahuri Masyarakat Negeri 20– 40 Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kotamadya Ambon dalam Konteks Budaya

Dewi Susanti Penerapan Metode Penciptaan Alma 41– 56 Hawkins dalam Karya Tari Gundah Kancah

Hardi Karakteristik Karya Tari Syofyani dalam 57–70 Berkreativitas Tari di Sumatera Barat

Nicolson Roxi Eksplorasi Pasir Sebagai Teknik City Scape 71– 82 Thomas Lukisan

Feri Firmansyah Bentuk dan Struktur Musik Batanghari 83 – 102 Sembilan

Asri Musik Melayu Ghazal Riau Dalam Kajian 103–114 Estetika

Misselia Nofitri Bentuk Penyajian Tari Piring Di Daerah 115–128 Guguak Pariangan Kabupaten Tanah Datar

Riki Rikarno Film Dokumenter Sebagai Sumber Belajar 129–149 Siswa

Muhammad Zulfahmi Fungsi Musikal Dedeng Pada Masyarakat 150-164 Etnik Melayu Langkat Propinsi Sumatera Utara ______Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Jurnal Ekspresi Seni Terbitan Vol. 17, No. 1 Juni 2015 Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.

ii KARAKTERISTIK KARYA TARI SYOFYANI DALAM BERKREATIVITAS TARI MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT

Hardi

Prodi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang Jl. Bahder Johan Padangpanjang,27128,Sumatera Barat [email protected]

ABSTRAK Karya Syofyani memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tari Minangkabau di Sumatera Barat sejak tahun 1960-an sampai sekarang, bahkan sampai ke mancanegara. (1) bagaimana kiprah Syofyani dalam menumbuhkembangkan tari Minangkabau di Sumatera Barat, dan (2) bagaimana karakteristik karya Syofyani dalam berkreativitas tari Minangkabau di Sumatera Barat. Kiprahnya dalam menumbuh kembangkan tari Minangkabau baik di Sumatera Barat maupun ke Mancanegara terlihat dengan berdirinya sanggar Tari & Musik Syofyani di Bukittinggi dan Kota Padang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif analitik. .Karakteristik karya tari Syofyani terkait dengan kaedah estetika yang dapat dilihat pada teks-teks karyanya. Kata Kunci: Karya Tari Syofyani,, Kreativitas, Karakteristik

ABSTRACT Sofyani dance works giving a contribution to the growth and development of Minangkabau dance in West since the 1960s to the present, inside and outside Minangkabau. (1) how is Syofyani’s gait in order to develop Minangkabau dance in , and (2) what are the characteristics of the Syofyani’ works as its creativities in Minangkabau’s dance in West Sumatra. The gait in developing Minangkabau dance, in and outside Minangkabau (West Sumatera) was seen by the made of Syofyani’s Music and Dance Group in Bukittinggi and Padang. Method which was used is qualitative method with descriptive analysis. The characteristic of Syofyani’s dace works bound with esthetic norms that can be seen from it works texts. Keywords : Syofyani’s Dance works, , Creativity, Characteristics.

57 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

PENDAHULUAN & Musik Syofyani tersebut berdiri sebagai wadah untuk berkiprah Seni pertunjukan tari Syofyani di bidang tari, tahun 1962 Minangkabau di Sumatera Barat, dari ketika Syofyani berusia 27 tahun, ia tari tradisi sampai kepada tari kreasi, telah mendapat pengalaman berharga sangat beragam dan tidak terhitung dan berpartisipasi dalam misi jumlahnya dengan ciri masing-masing. kebudayaan di Pakistan. Hal ini Lahirnya karya-karya tari tersebut membuktikan bahwa Syofyani sangat sebagai kreativitas seniman tidak lepas berbakat dalam dunia tari. Berdasarkan dari kondisi kejiwaan penciptanya, pengalaman tersebut, Syofyani baik secara individual maupun termotivasi mendirikan sanggar untuk kelompok atau komunitas masyarakat mewujudkan citra budaya bangsa yaitu tertentu, sehingga tari yang lahir budaya Minangkabau khususnya merupakan cerminan dari karakter si bidang seni tari. pencipta atau cerminan dari Managemen yang baik dari masyarakat di lingkungan dimana tari pihak pengelola sanggar, sehingga itu tumbuh. Salah satu pencipta tari sampai saat ini eksis sebagai sanggar dengan karakteristiknya yang akan tertua di Bukittinggi, dan kemudian dibahas dalam penelitian ini adalah sanggar ini mengembangkan sayap ke Syofyani dengan karya-karyanya yang Kota Padang yang didirikan tahun telah memberi kontribusi terhadap 1982. Berdirinya Sanggar Tari & pertumbuhan dan perkembangan tari Musik Syofyani di Kota Padang ini Minangkabau di Sumatera Barat. semakin terkenal sebagai koreografer Karya-karya tari Syofyani tari Minangkabau, terutama tari Piring hidup dan berkembang karena di atas pecahan kaca yang memiliki didukung oleh eksisnya Sanggar Tari unsur magis. & Musik Syofyani di Bukittinggi yang Karya-karya tari ciptaannya didirikan tahun 1968. Sanggar ini merupakan ungkapan emosi yang merupakan sanggar tertua saat itu yang memiliki estetika yang ditimbulkan kemudian diikuti dengan munculnya oleh imajinasi, dan berhubungan sanggar-sanggar tari lainnya di dengan indera maupun psikis dalam Sumatera Barat. Sebelum sanggar Tari

58 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

berkreativitas. Hasil-hasil karya yang Datuk Tumanggung seorang seniman diciptakannya menjadi daya tarik tradisional dari Lawang Kabupaten tersendiri bagi masyarakat penikmat Agam Sumatera Barat. Datuk seni tari dan memiliki karakter Tumanggung ini terkenal sebagai tersendiri yang membedakannya penari di atas pecahan kaca yang biasa dengan karya koreografer lainnya. dipertunjukkan di sekitar Kecenderungan karya-karya Syofyani Lawang dan juga Bukittinggi. Menari dilatarbelakangi oleh kehidupannya di atas pecahan kaca menjadi yang tinggal di perkotaan, yakni di momentum tersendiri bagi Syofyani kota Bukittinggi, dan hasil karyanya karena mampu ia warisi dari ayahnya. bersifat tontonan. Di samping itu, Hal ini membuktikan bahwa bakat musik yang digunakan untuk Syofyani diturunkan dari lingkungan mengiringi tarian Syofyani adalah keluarga seniman. musik diatonic, seperti: accordion, Berawal dari lingkungan gitar dan bass yang digarap oleh Yusaf keluarga seniman, membentuk Rahman suaminya sebagai musisi Syofyani menjadi koreografer handal Sumatera Barat. Dalam terkemuka di Sumatera Barat. Bakat perkembangannya digunakan pula menari Syofyani terlihat ketika musik tradisional, seperti , mendapat pembinaan dari gurunya bansi dan sarunai. Nurlela dan bibinya Syamsiar Harahap Bakat menari merupakan dalam wadah organisasi Gerakan Seni warisan dari bapaknya Bustamam Birugo (GSB). Tarian yang pertama seorang pesilat yang banyak ditarikan Syofyani adalah tari giring- mengetahui tentang tari dan musik giring yang sering diikuti dalam rakyat Minangkabau. Di samping itu, pertunjukan kesenian GSB di Bustamam adalah salah seorang Bukittinggi. Berkat binaan GSB bakat pendiri IPSI (Ikatan Pencak dan keberanian Syofyani semakin Indonesia) dan menjabat sebagai ketua berkembang, sehingga tahun 1949 IPSI di Sumatera Barat periode ketika berusia 14 tahun Syofyani pertama tahun 1950 (Zulkifli, 1995: memperlihatkan keterampilannya 21). Bustamam sendiri adalah anak dalam menyusun sebuah tarian yang

59 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

diberi judul “Justru Sang Bulan”. Tari bayi, maka Syofyani menjadi anak “Justru Sang Bulan” diadopsi dari tertua dari tujuh bersaudara.1 judul lagu Justru Sang Bulan yang Tahun 1943 awal masuk sekaligus difungsikan untuk mengiringi Sekolah Rakyat (SR) di Birugo tarian yang diciptakan tersebut. Teknik Bukittinggi dan tamat tahun 1948. Hal dan metode yang dilakukan dalam ini menunjukkan bahwa Syofyani karya tari “Justru Sang Bulan” dengan tergolong anak yang cerdas, karena cara menyusun gerakan-gerakan yang mampu menyelesaikan Sekolah Dasar sesuai dengan lagu Justru Sang Bulan. hanya lima tahun, sementara Metode seperti ini biasa dilakukan oleh pendidikan di Sekolah Dasar gurunya Nurlela dan Syamsiar Harahap seharusnya diselesaikan selama enam dalam menyusun tari, dan memang tahun. Kemudian melanjutkan sekolah metode seperti inilah yang tepat di ke tingkat Sekolah Menengah Tingkat masa itu dalam menggarap sebuah Pertama (SMP) dan tamat tahun 1951. tarian. Tidak hanya sampai di situ, Syofyani melanjutkan sekolah ke Sekolah Guru PEMBAHASAN Atas (SGA) dan tamat tahun 1954. 1 Syofyani adalah anak ketiga Agustus 1955 Syofyani diangkat dari sembilan bersaudara yang lahir di menjadi guru di SMP III Bukittinggi. Bukittinggi Sumatera Barat, 14 Dalam perjalanan menjadi Desember 1935 dengan nama Syofyani guru, Syofyani kembali melanjutkan Bustamam. Bapaknya bernama pendidikannya ke Sekolah Pendidikan Bustamam Sutan Makmur dan ibunya Guru Sekolah Lanjutan Pertama bernama Syaiyar, kedua orang tuanya (PGSLP) dan tamat tahun 1959, dan ini berasal dari Matur Kabupaten kembali bertugas menjadi guru sampai Agam Sumatera Barat. Kedua tahun 1965. Namun demikian Syofyani kakaknya meninggal sewaktu masih tetap tidak merasa puas dengan pendidikan yang diperolehnya, sehingga ia kembali melanjutkan

1 Wawancara dengan Syofyani Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Padang

60 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

pendidikan ke Perguruan Tinggi untuk Padang meminta jasanya untuk memperoleh gelar sarjana muda, yaitu mengajar seni, seperti di Fakultas Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kedokteran, dan Fakultas Ekonomi (PTPG) Bukittinggi. UNAND, SMA Don Bosco, Sekolah Sebelum selesai memperoleh Guru Olahraga (SGO). Tari-tari yang ijazah sarjana muda Syofyani diajarkan terutama tari pergaulan melaksanakan pernikahannya dengan seperti tari Rentak Ria dan dan Rentak Yusaf Rahman tahun 1964. Kemudian Remaja. Tarian seperti itu sangat tahun 1965 memperoleh ijazah sarjana disukai para remaja di tahun 60-an.3 muda. Walaupun sudah berkeluarga Kesibukan seperti hal tersebut, sulit dan mempunyai beberapa orang anak, bagi Syofyani untuk membagi waktu, serta sudah memiliki lapangan sementara ia masih berstatus pekerjaan yang tetap sebagai seorang mahasiswa bidang bahasa Inggris guru, semangatnya untuk melanjutkan tetapi tidak menyurutkan langkah pendidikan ke jenjang Sarjana (S-1) Syofyani ia berusaha membagi jadwal tetap tinggi, sehingga tahun 1983 antara Padang dan Bukittinggi. memperoleh gelar sarjana penuh Profesi sebagai dosen di dibidang Bahasa Inggris di IKIP Sendratasik IKIP Padang sepertinya Padang. Menjelang menyelesaikan cocok bagi Syofyani, walaupun ia tidak pendidikan S-1 di IKIP Padang, pada memiliki ijazah kesenian, tetapi tahun 1978 sejak berdirinya jurusan kiprahnya dalam mengembangkan Sendratasik (Seni Drama Tari dan kesenian memberi andil terhadap Musik), Syofyani beralih status dari jurusan Sendratasik yang guru SMP menjadi Dosen di IKIP membutuhkan figur seperti Syofyani. walaupun ijazah Sarjana Mudanya Hal ini dinyatakan A.A Navis bahwa, bahasa Inggris.2 pengalaman dan kiprah Syofyani Bakat dan prestasi Syofyani dalam kesenian tari Minangkabau membuat banyak sekolah maupun banyak memberi arti terhadap perguruan tinggi di Bukittinggi dan pengayaan dan pengembangan tari

2 Wawancara dengan Syofyani 3 Wawancara dengan Syofyani Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Padang Padang

61 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Minangkabau dan pendidikan kesenian Tarian pertama yang dipelajari di IKIP Padang. A.A Navis juga Syofyani adalah tarian Dewata dan menyatakan bahwa, apabila IKIP Sang Bulan. Tarian ini merupakan menonjol dibidang tari menari hal adaptasi dari tarian Barat yang tersebut karena adanya Syofyani. menggunakan iringan musik terompet. (Zulkifli, 1995). Bakat Syofyani sebagai penari Riwayat Berkarya dibuktikan dengan mempertunjukkan Sejak usia tujuh tahun Syofyani tari Giring-giring yang diadakan oleh sudah mengenal dunia seni. Hal ini GSB tahun 1946. Pada tahun yang disebabkan karena ia selalu dibawa sama, Syofyani berhasil menjadi juara bibinya Syamsiar seorang penari dan dalam lomba tari Mama Yureko (tarian penyanyi dalam acara kegiatan latihan Jepang versi Barat).5 dan menonton pertunjukan. Berawal Pengalaman menari yang dari sinilah ketertarikan Syofyani dimiliki oleh Syofyani, membuat dia dalam menekuni seni khususnya tari. termotivasi untuk terus berkarya, Kemudian ia dibina oleh seorang guru sehingga tahun 1949 tarian pertama bernama Nurlela.4 berhasil diciptakan yang diberi judul Syofyani terlahir di lingkungan “Justru Sang Bulan”. Tarian ini keluarga seniman. Kakek, bapak, merupakan adopsi dari sebuah lagu paman maupun adik-adik semua berjudul Justru Sang Bulan yang seniman. Berlatarbelakang keluarga sekaligus dijadikan sebagai musik seniman, maka berdiri sebuah iringan tarinya. Cara yang dilakukan organisasi yang bernama Gerakan Seni Syofyani dalam mencipta tari Birugo (GSB) yang dipimpin oleh merupakan pengaruh dari gurunya bapak Syofyani bernama Bustamam yaitu menyusun gerakan-gerakan Sutan Makmur. GSB merupakan sesuai dengan nyanyian yang ada.6 wadah untuk menyalurkan bakat-bakat Dapat dibayangkan jika tari-tarian anak-anak menari dan main musik 5 Wawancara dengan Syofyani termasuk Syofyani. Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Padang 4 Wawancara dengan Syofyani 6 Wawancara dengan Syofyani Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Padang Padang

62 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

yang berkembang di era Syofyani ini Prilaku yang dilakukan gerakan-gerakannya lembut mengalir, memiliki kekuatan magis. Walau karena budaya luar seperti Jepang dalam hal tersebut tetap terdapat hidup di kota Bukittinggi, dan sampai kesadaran pelaku. Sehingga hal sekarang karya-karya tari Syofyani tersebut berbeda dengan apa yang tidak memiliki sentakan-sentakan yang dinyatakan oleh Roger M. Keesing kuat dan tajam walaupun Syofiani (1981: 295), bahwa magic berdasarkan sudah mengenal gerakan silat sebagai keserupaan yang digunakan untuk akar tari tradisi Minangkabau. melaksanakan magic akibat yang Dalam perjalanan karirnya, dikehendaki. Untuk itu, Jacqueline Syofyani banyak mengenal tari-tari Smith (1985: 15) menyatakan bahwa tradisional Minangkabau. Salah satu bentuk tampilan tersebut merupakan tarian yang diwariskan dari kakeknya vitalitas estetis atau bisa berarti pula adalah tari Piring di atas pecahan kaca aspek yang secara estetis dinilai oleh yang mengandung unsur magis. penonton. Kakeknya Datuk Tumenggung adalah Syofyani dalam menarikan tari Piring penari profesional dalam menarikan di atas kaca dapat dilihat pada Gambar tari Piring di atas pecahan kaca yang 1 di bawah ini. tidak pernah terluka, sekalipun meloncat-loncat di atas tumpukan pecahan kaca yang berasal dari pecahan botol yang sangat tajam. Hal seperti itu juga dapat dilakukan Syofyani, namun demikian ketika Syofyani akan mempertunjukan tari Piring di atas pecahan kaca, meskipun tahu tidak akan terluka, tetap saja terselip rasa cemas dan takut dalam Gambar 1. dirinya. Syofyani ketika pertama kali menarikan tari Piring di atas pecahan kaca waktu masih duduk di bangku SD (Foto: koleksi Mulyadi KS, 1994)

63 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Dalam penampilan tari Piring pada Gambar 2 di atas pecahan kaca yang ditarikan Syofyani dipimpin oleh seorang pawang yaitu bapak Syofyani sendiri. Hal tersebut dilakukan agar dalam menginjak pecahan kaca sambil menari, Syofyani tidak terluka. Rasa Gambar 2. cemas dalam menarikan tari Piring, Penampilan tari Piring oleh sanggar tari memotivasi Syofyani untuk Syofyani di Vancouver Canada mempelajari unsur magis dari kakek (Foto: koleksi Syofyani, 2001) dan ayahnya sendiri. Akhirnya ia memperolehnya dengan mudah, berkat Gambar 3 di atas merupakan keyakinan kalau ia juga mampu dalam pose bersama ketika usai menampilkan menerapkan unsur magis tersebut. tari Piring di Vancouver, Canada yang Syofyani tidak berhenti sampai mendapat sambutan meriah pada saat di situ, pada tahun 1960-an ia mulai itu. Karya Syofyani yakni tari Piring di memikirkan langkah-langkah untuk atas pecahan kaca dapat ditarikan oleh menciptakan karya yang berlatar anak didiknya sekaligus yang menjadi 8 belakang nilai-nilai tradisional pawangnya adalah Syofyani sendiri. Minangkabau secara mendalam. Di samping itu, silat juga dipelajarinya, Selain tertarik dengan keterampilan alat musik tradisional, seperti teknik menari, ia juga mencoba permainan talempong pacik. Berkaitan menekuni keterampilan bathin dalam dengan itu, kiprah Syofyani dalam menari. Sehingga tari piring di atas menumbuhkembangkan seni tari kaca yang dipelajari dari kakek dan Minangkabu tidak hanya bergelut ayahnya yang memakai unsur magis dalam tari. Akan tetapi kemampuannya digarap kembali tahun 1968.7 dalam berkesenian sangat kompleks, dan hal tersebut terlihat dalam kepandaiannya juga dalam bermain

7 Wawancara dengan Syofyani 8 Wawancara dengan Syofyani Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Bustaman April –Juni 2011 di Bukittinggi dan Padang Padang

64 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

berbagai alat musik. Pada Gambar 4 Tari Piring yang ditarikan oleh dapat dilihat sewaktu masih muda Joelinda merupakan salah satu bentuk Syofyani sedang memainkan usaha dalam memperkenalkan budaya Talempong Pacik. Minangkabau kepada masyarakat luas terutama masyarakat luar negeri. Sampai saat ini karya-karya tari Syofyani tidak terhitung jumlahnya, namun ciptaan tari “Justru Sang Bulan” memberi kesan tersendiri bagi Syofyani sebagai langkah untuk menggarap karya baru, sehingga tari Gambar 3. Syofyani berlatih talempong pacik Rentak Ria dan Rentak Remaja berhasil bersama Islamidar diciptakan dengan tema pergaulan. (Foto: koleksi Syofyani, 1990) Tarian ini ditarikan secara berpasangan Selain dipelajari oleh anak pria dan wanita. negeri, khususnya masyarakat Gerakan didominasi oleh Minangkabau, tari Piring juga sangat gerakan lenggang yang difokuskan diminati untuk dipelajari oleh bangsa pada gerak tangan, lenggokan terfokus lain. Dalam hal ini sebut saja Joelinda, pada pinggul. Dasar gerak kaki sebagaimana yang dilakukan pada dikembangkan dan divariasikan dengan Gambar 5 berikut. penonjolan permainan pola lantai. Instrumen untuk mengiringi tari adalah musik diatonis seperti accordion, gitar, gendang dan biola.9 Semua yang dilakukan Syofyani tidak terlepas atas kerjasama dengan suaminya sebagai motivator.

Gambar 4. Selain tari Galuak ciptaannya, tari Tari Piring yang ditarikan oleh Joelinda, juga mendapat tempat dihati mahasiswa asal Canada (Foto: koleksi Syofyani, 1986) 9Arsip Syofiani, “Buah Cinta Kami, “S” Jadi Penari, “Y” Jadi Pemusik”. Mimbar Minang, 8 Juli 1999.

65 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

masyarakat penikmat tari yang sering tampil di manca negara seperti Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 6. Tari Payung ditarikan berpasangan dalam acara Pasar Malam di Den Haag (foto: koleksi Hardi, 1993) Gambar 5. Tari Indang menggunakan properti Indang Selain karya-karya tari di atas, ditarikan secara berpasangan (foto: koleksi Hardi, 1993) Syofyani juga banyak menggarap sendra tari yang berangkat dari cerita Tari Indang di atas merupakan rakyat Minangkabau yang disebut tari kreasi yang terinspirasi dari kaba. Sendratari yang pernah digarap pengamatan tari Indang tradisional adalah Magek Manandin, Rambun yang terdapat di Padang Pariaman Pamenan, , Cindua Sumatera Barat. Selain dari Indang, tari Mato dan Imam Bonjol. Sendra tari Payung juga mendapat tempat di hati yang paling terkenal adalah sendratari masyarakat pecinta tari seperti Gambar Imam Bonjol dengan jumlah penari 6 berikut. 160 orang.10 Imajinasinya selalu tumbuh dan berkembang, sehingga

10 Beberapa karya tersebut dapat dilihat di arsip Syofyani dalam tulisan AA. Navis, “Sendratari Imam Bonjol Dalam Satu Kata Mempesono”. Singgalang, April 1977.

66 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

peluang untuk menggunakan property Berdasarkan hal di atas dapat dalam tariannya menjadi daya pikat dijelaskan tentang keberadaan tersendiri bagi penikmat. Di antara Syofyani di tengah masyarakat sebagai karya Syofyani yang menggunakan koreografer terkemuka di Sumatera properti adalah, tari galuak (properti Barat dalam menumbuhkembangkan terbuat dari batok kelapa) yang sering tari Minangkabau, merupakan “proses diperlombakan tiap tahun di Kota menjadi”. Selain mencari jati diri, Padang pada tingkat anak-anak TK. secara aktif menjaga, memelihara dan Sampai saat ini Syofyani tetap memperkaya identitasnya melalui berkarya, namun tidak semaksimal karya-karya yang diciptakan. Karya- yang dilakukan disaat muda dahulu. karya tari yang diciptakan Syofyani Di Sumatera Barat, keberadaannya memberi kesan tersendiri bagi sebagai koreografer handal telah budayawan Minangkabau, dan tokoh- diakui. Keberhasilannya tidak lepas tokoh terkemuka Indonesia. Dengan dari dukungan berbagai pihak terutama demikian identitas pada dasarnya keluarga, dan masyarakat lingkungan merupakan jaminan keberadaan diri dimana ia berdomisili. Nalurinya dengan meminjam kekuatan bersama sebagai seniman membawa nama untuk menghadapai ketidakpastian bangsa dengan identitasnya dalam masa depan. dunia seni pertunjukan. Dalam kaitan Karakteristik Karya Tari Syofyani ini, Kinasih menyatakan sebagai berikut. Karakteristik karya tari Identitas pada dasarnya adalah Syofyani atau ciri-ciri khusus pada sesuatu yang memberikan karya tari Syofyani dapat diamati jaminan keberadaan diri dengan melalui keindahan gerak-gerak yang meminjam kekuatan bersama untuk menghadapi dilahirkan, termasuk musik ketidakpastian masa depan. pengiringnya yang membedakan Identitas amatlah vital, dengan karya-karya tari yang keberadaannya menjadi sesuatu dihasilkan oleh koreografer lainnya di yang hakiki bagi setiap individu. (Kinasih, 2007:7-8) Sumatera Barat. Karya-karya yang dihasilkan tidak lepas dari

67 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

pengalamannya menari sejak kecil sedikit kekeliruan terhadap pola yang dipengaruhi oleh budaya yang jahitan, bisa saja kostum tersebut tidak pernah hidup di Kota Bukittinggi digunakan dalam penampilan. 11 seperti budaya Jepang. Namun dalam Karya tari Syofyani dengan perjalanannya nilai-nilai tradisi karakteristiknya yang mudah dikenal Minangkabau dipahami, sehingga masyarakat penikmat tari di Sumatera unsur-unsur pencak silat juga melekat Barat, memberi pengaruh pada pada karya tari Syofyani. koreografer-koreografer lainnya di Ketajaman gerak tidak begitu Sumatera Barat. Sejak berdirinya terlihat, karena ciri kemelayuan pada sanggar Syofyani di kota padang tahun tari Syofyani menjadi ciri tersendiri. 1982, bermunculan pula sanggar- Sehingga secara bentuk, baik dari sanggar lainnya dengan aspek gerak dan musik karakteristik karakteristiknya masing-masing. karya tari Syofyani lebih mengarah Sanggar-sanggar tersebut adalah kepada tarian Melayu. Hal ini terlihat sanggar Satampang Baniah yang pada tari Payung, tari Serampang 12, berlokasi di Kompleks Pilano, sanggar dan tari Selendang. Sebagai musik Indojati di Taman Budaya Padang, dan pengiringnya adalah, talempong sanggar Alang Babega di Taman melodi, bansi yang kemudian Budaya Padang. dipadukan dengan alat musik barat Jika diamati bentuk-bentuk tari seperti gitar, bass dan accordion. yang dihasilkan oleh sanggar-sanggar Menurut Zoeriati Zoebir, di atas, perbedaannya terletak pada kelebihan karya-karya tari Syofyani gerak-gerak yang selalu menggunakan terlihat, karena penampilannya yang aksen-aksen tertentu, dan dengan glamour dan serba mewah. Penarinya menggunakan tenaga yang kuat. yang cantik-cantik dan gagah, Volume gerak cenderung besar, karena musiknya sangat harmonis dengan berangkat dari gerakan silat yang gerakan tari, menjadikan daya tarik kemudian dikreasikan dalam bentuk tersendiri bagi penikmat tari. Di baru. Karakteristik karya tari Syofyani samping itu, Syofyani sangat njelimet masalah kostum, apabila terdapat 11 Zoeriati Zoebir. Wawancara di rumahnya Padang tanggal 20 Januari 2012.

68 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

justru sebaliknya, gerak-gerak yang rekrutmen penari juga menjadi dihasilkan cenderung mengalir tanpa pertimbangan bagi penampilan sanggar memiliki sentakan-sentakan tajam Syofyani. Berkaitan dengan bentuk walaupun gerakan pencak menjadi produk dikemas sesuai tuntutan rujukan di dalamnya. Hal ini sesuai konsumen, seperti penari, gerak, pola dengan karakter Syofyani yang lembut. lantai, instrumen pengiring, busana dan tata rias. PENUTUP Kedua, berkaitan dengan Berdasarkan hasil analisis yang kiprahnya dalam telah dilakukan tentang karakteristik menumbuhkembangkan tari tari Syofyani dalam berkreativitas tari Minangkabau, Sofyani banyak Minangkabau di Sumatera Barat dapat menciptakan karya tari Minangkabau. disimpulkan sebagai berikut. Hal tersebut tidak saja dipelajari di Pertama, bakat dan dalam negeri, tetapi juga sampai ke karakteristik karya Syofyani tidak mancanegara. Pengembangan seni tari terlepas dari lingkungan di mana ia Minangkabau dibuktikan dengan dibesarkan. Setiap ciptaan yang mendirikan Sanggar Tari & Musik dihasilkan selalu mendapat respon dari Syofyani di Bukittinggi dan Kota penikmat tari. Keindahan karyanya Padang. Berbagai bentuk festival dan terletak pada pengembangan bentuk- perlombaan yang diikuti oleh anak bentuk langkah yang dicirikan dengan didiknya di berbagai tingkat sekolah. langkah step yang dipadukan dengan gerakan anggota badan lainnya secara KEPUSTAKAAN mengalir dan lembut tanpa memiliki Kinasih, Ayu Windy. 2007. Identitas sentakan-sentakan yang tajam. Sanggar Etnis Tionghoa Di Kota yang didirikan sudah terkenal ke Solo.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. mancanegara dan merupakan salah satu asset budaya bagi pemerintahan Laeyendecker, L. 1982. Tata, Perubahan, dan Ketimpangan, Sumatera Barat dalam perkembangan Suatu Pengantar Sejarah tari. Sosiologi. Magelang: Tera. Sesuai tuntutan pasar,

69 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Roger M. Keesing, 1981. Antroplogi penelitian). ASKI Budaya Suatu Perspektif Padangpanjang. Kontemporer, Edisi Kedua Jakarta: Erlangga, AA. Navis, “Sendratari Imam Bonjol Dalam Satu Kata Mempesono”. Smith, Jacquline. Terjemahan Ben Singgalang April 1977. Suharto. 1985. Komposisi Tari Sebuah Pertunjukan Praktis Informan bagi Guru. Yogyakarta: IKALASTI 1. Wawancara dengan Syofyani Bustaman Zulkifli dkk. 1995. “Syofyani Yusaf 2. Wawancara dengan Zoeriati Koreografer Minangkabau Zubir Gagasan dan Karya” (laporan

70 Indeks Nama Penulis JURNAL EKSPRESI SENI PERIODE TAHUN 2011-2015 Vol. 13-17, No. 1 Juni dan No. 2 November

Admawati, 15 Leni Efendi, Yalesvita, dan Hasnah Ahmad Bahrudin, 36 Sy, 76 Alfalah. 1 Maryelliwati, 111 Amir Razak, 91 Meria Eliza, 150 Arga Budaya, 1, 162 Muhammad Zulfahmi, 70, 94 Arnailis, 148 Nadya Fulzi, 184 Asril Muchtar, 17 Nofridayati, 86 Asri MK, 70 Ninon Sofia, 46 Delfi Enida, 118 Nursyirwan, 206 Dharminta Soeryana, 99 Rosmegawaty Tindaon, Durin, Anna, dkk., 1 Rosta Minawati, 122 Desi Susanti, 28, 12 Roza Muliati, 191 Dewi Susanti, 56 Selvi Kasman, 163 Eriswan, 40 Silfia Hanani, 175 Ferawati, 29 Sriyanto, 225 Hartitom, 28 Susandra Jaya, 220 Hendrizal, 41 Suharti, 102 Ibnu Sina, 184 Sulaiman Juned, 237 I Dewa Nyoman Supanida, 82 Wisnu Mintargo, dkk., 115 Imal Yakin, 127 Wisuttipat, Manop, 202 Indra Jaya, 52 Yuniarni, 249 Izan Qomarats, 62 Yurnalis, 265 Khairunas, 141 Yusril, 136 Lazuardi, 50 JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor2,November 2015

Redaksi Jurnal Ekspresi Seni Mengucapkan terimakasih kepada para Mitra Bebestari

1. Dr. St. Hanggar Budi Prasetya ( Institut Seni Indonesia Yogyakarta) 2. Dr. G. R. Lono Lastoro Simatupang, M.A ( Universitas Gajah Mada- Yogyakarta) 3. Dr. Sri Rustiyanti, S.Sn., M.Sn ( Institut Seni Budaya Indonesia Bandung) EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni

Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press. Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. ______. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.

Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail: [email protected]