JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

BIODIVERSITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PESISIR TONGKAINA, KOTA MANADO

(The biodiversity of macroalgae in the coastal waters of Tongkaina, Manado City)

Rene Charles Kepel¹, Desy Maria Helena Mantiri², Nasprianto

¹) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado ²) Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado e-mail: [email protected]

Abstract This study was carried out in coastal waters of Tongkaina, Manado City with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection used exploring survey. Results found 15 species that consisted 7 species of green algae, 4 species of , and 4 species of red algae. Keyword: Macroalgae, Tongkaina.

Abstrak Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Tongkaina, Kota Manado dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Survei Jelajah. Hasil penelitian menemukan 15 spesies, yang terdiri dari 7 spesies alga hijau, 4 spesies alga cokelat dan 4 spesies alga merah. Kata Kunci: makroalga, Tongkaina.

PENDAHULUAN kawasan pemukiman dan bahkan sebagai tempat pembuangan limbah. Di wilayah pesisir Indonesia Alga berasal dari bahasa Yunani terdapat kekayaan dan yaitu “algor” yang berarti dingin (Nontji, keanekaragaman sumberdaya alam 2002). Menurut Landau (1992), alga laut yang melimpah, baik yang dapat pulih (seaweed) merupakan bagian terbesar maupun yang tidak dapat pulih. dari tumbuhan laut dan termasuk Kekayaan keanekaragaman tumbuhan tingkat rendah yang tidak sumberdaya alam khususnya memiliki perbedaan susunan kerangka keanekaragaman hayati (biodiversity) seperti akar, batang dan daun meskipun laut Indonesia merupakan yang terbesar tampak seperti ada perbedaan tapi di dunia, karena memiliki ekosistem sebenarnya hanya merupakan bentuk pesisir seperti hutan mangrove, terumbu thallus belaka. Siklus hidup alga yang karang dan padang lamun yang sangat periodik membutuhkan data tentang luas dan beragam (Dahuri dkk, 2001). distribusi alga dari berbagai tempat. Wilayah pesisir merupakan daerah yang Cukup banyak penelitian tentang kaya dan beragam sumberdaya manfaat dari alga di bidang farmasi, alamnya dan memiliki berbagai fungsi kosmetika dan nutrasetika yang baik sebagai sumber makanan utama memerlukan data ekologis dan maupun sebagai transportasi dan biodiversitas. pelabuhan, kawasan agribisnis dan Tongkaina memiliki perairan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, pesisir dengan keanekaragaman

160 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

vegetasi yaitu mangrove, lamun dan struktur yang menyerupai batang yang alga. Hal ini berhubungan dengan lentur dan berfungsi sebagai penahan produktivitas primer maupun fungsi dan goncangan ombak, dan ketiga holdfast, peranannya secara ekologis baik yaitu bagian yang menyerupai akar dan sebagai tempat berlindung, memijah berfungsi untuk melekatkan tubuhnya dan tempat mencari makan bagi pada substrat (Sumich, 1992). organisme lain. Adapun penelitian tentang sumberdaya makroalga di Habitat Makroalga Tongkaina telah dilakukan oleh Kase Pada umumnya alga terdapat dkk (2002) serta Kepel dan Rintjap pada zona intertidal sampai pada (2002). Oleh sebab itu, perlu dilakukan kedalaman di mana cahaya matahari penelitian kembali untuk melihat masih dapat tembus. Di perairan yang biodiversitas makroalga di wilayah jernih beberapa jenis alga laut dapat tersebut. hidup sampai pada kedalaman 150 m. Alga dapat dijumpai dalam bentuk TINJAUAN PUSTAKA filamen yang sangat halus dan Deskripsi Alga Laut berbentuk membran dan dapat Secara ekologis alga berfungsi ditemukan pada daerah yang cukup sebagai tempat pembesaran dan dalam. Alga juga dapat bertumbuh dan pemijahan biota-biota laut, juga tersebar di berbagai daerah pantai dan sebagai bahan dasar dalam siklus pulau-pulau karang (Bold dan Wynne, rantai makanan di perairan karena 1985). dapat memproduksi zat-zat organik Distribusi alga dapat dibagi (Bold dan Wynne, 1985). Selain itu, berdasarkan kedalaman yaitu pada menurut Dawes (1998) alga dapat perairan dangkal didominasi oleh alga mencegah pergerakan substrat, dan hijau kemudian diikuti oleh alga coklat berfungsi sebagai penyaring air. dan yang sering ditemukan pada Secara keseluruhan alga ini perairan yang lebih dalam adalah alga mempunyai morfologi yang mirip merah (Duxbury dan Duxbury, 1989; walaupun sebenarnya berbeda, Odum, 1996). sehingga dikelompokkan ke dalam kelompok Thallophyta (tumbuhan berthallus) yaitu suatu tumbuhan yang Penelitian Makroalga mempunyai struktur kerangka tubuh Penelitian-penelitian tidak berdaun, berbatang dan berakar, biodiversitas makroalga yang telah semuanya terdiri dari batang thallus dilakukan khusus untuk Sulawesi Utara, (Trainor, 1978). Menurut Prescott antara lain terdapat 30 jenis di Sulawesi (1951), bentuk thallus ini bermacam- Utara (Kadi, 1990), 20 jenis di Rap-rap – macam ada yang seperti tabung, pipih, Minahasa (Kepel dkk, 1999), 13 jenis di gepeng, bulat seperti kantung, seperti Maen – Minahasa (Kepel dan rambut dan sebagainya. Percabangan Madundang, 2001), 7 jenis di perairan thallus juga bermacam-macam ada hidrotermal dan sekitarnya, Moinit – yang dichotomous (dua terus menerus), Minahasa (Kepel dan Mukuan, 2001), pinicilate (dua-dua berlawanan 13 jenis di Aertembaga, Manembo- sepanjang thallus utama), intricate nembo dan Tanjung Merah – Bitung (berpusat melingkari batang utama), (Kepel dan Rum, 2001), 16 jenis di dan di samping itu juga ada yang tidak Daerah Perlindungan Laut dan bercabang. sekitarnya, Blongko – Minahasa (Kepel Struktur tubuh alga laut terdiri dan Wondal, 2001), 6 jenis pada dari 3 bagian utama, pertama dikenal beberapa konstruksi buatan di Teluk dengan sebutan blade, yaitu struktur Manado (Kepel dan Mamole, 2002), 11 yang menyerupai daun pipih yang jenis pada sarana budidaya di perairan biasanya lebar, kedua stipe, yaitu Bentenan – Minahasa (Kepel dkk,

161 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

2002), 22 jenis di Daerah Perlindungan Pulau Bangka – Minahasa Utara (Kepel Laut dan sekitarnya, Tumbak – dkk, 2010b), 7 rekor baru untuk Minahasa (Beelt dan Kepel, 2003), 23 makroalga di Pulau Mantehage dan jenis di Poopoh – Minahasa (Kepel dan Pulau Siladen (Wattimury dkk, 2010a), Rumondor, 2003), 5 jenis alga hijau 44 jenis di Pulau Mantehage dan 27 Halimeda di perairan Laboratorium jenis di Pulau Siladen – Sulawesi Utara Basah Universitas Sam Ratulangi, (Wattimury dkk, 2010b), 7 jenis di Likupang – Minahasa (Kepel dkk, 2003), Mokupa – Minahasa (Wowor dkk, 2015), 25 jenis di Daerah Perlindungan Laut dan 44 jenis di Pulau Mantehage – dan sekitarnya, Pulau Talise – Minahasa Sulawesi Utara (Watung dkk, 2016). (Ngangi dan Kepel, 2004), 1 jenis alga hijau Halimeda di Tanjung Merah, METODOLOGI PENELITIAN Bitung (Pulukadang dkk, 2004), 27 jenis Waktu dan Tempat Penelitian di Poopoh – Minahasa (Luarwan dkk, Penelitian ini berlangsung dari 2004a), 13 jenis di Rap-rap – Minahasa bulan April-Mei 2018. Tempat (Luarwan dkk, 2004b), 23 jenis di Pulau pelaksanaan penelitian yaitu di perairan Gangga, 15 jenis di Pulau Tindila dan 3 pesisir Tongkaina, Kota Manado, jenis di Pulau Lehaga – Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara dengan (Kepel dkk, 2006), 14 jenis di Kahuku hamparan makroalga di wilayah pesisir dan 14 jenis di Lihunu, Pulau Bangka – (Gambar 1). Minahasa Utara (Kepel dkk, 2010a), 16 jenis di Libas dan 8 jenis di Pahepa,

Gambar 1. Hamparan alga di lokasi penelitian

Metode Pengambilan Sampel terhadap kondisi substrat dasar Pengambilan sampel alga perairan. menggunakan metode Survei Jelajah di perairan pesisir Tongkaina. Selanjutnya, HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan identifikasi dengan Di lokasi penelitian ditemukan menggunakan buku identifikasi dari substrat pasir, pasir berlumpur, pasir Calumpong dan Menez (1997), Trono bercampur dengan karang mati, (1997), Kepel dkk (2012) dan Kepel dan patahan karang serta batuan. Secara Baulu (2013). keseluruhan substrat yang Pengukuran parameter air mendominasi yaitu pasir bercampur dilakukan bersamaan dengan lumpur. Suhu perairan berkisar 29-31°C. pengambilan sampel alga, meliputi suhu Menurut Sumich (1992), jika suhu terlalu dengan termometer dan salinitas tinggi di batas maksimum toleransi alga dengan salinometer. Selain itu untuk tersebut, dapat mengakibatkan alga sulit daerah pengambilan sampel alga, untuk bertahan hidup. Umumnya, alga dilakukan pengamatan secara visual dapat bertahan hidup pada suhu 24-

162 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

30°C, namun ada juga spesies yang makroalga ini membutuhkan cahaya dapat hidup pada suhu 31°C (Lobban untuk melakukan fotosintesis dan Harrison, 1994). Salinitas yang (Nybakken, 1992). diukur di lokasi penelitian yaitu 33‰. Komposisi taksa dari makroalga Menurut Luning (1990), setiap spesies yang ditemukan terdiri dari 3 divisi yaitu alga memiliki tingkat toleransi salinitas Divisi Chlorophyta yang terdiri dari 1 untuk dapat bertahan hidup dan kelas, 4 ordo, 6 famili, 6 genera dan 7 bertumbuh secara maksimal. spesies (Tabel 1); Divisi Phaeophyta Kecerahan pada lokasi pengambilan yang terdiri dari 1 kelas, 3 ordo, 3 famili, data yaitu 100% karena saat terjadi 4 genera dan 4 spesies (Tabel 2); Divisi pasang tertinggi dasar perairan dapat Phaeophyta yang terdiri dari 1 kelas, 3 dilihat dari permukaan perairan. ordo, 4 famili, 4 genera dan 4 spesies Kecerahan seperti ini mendukung (Tabel 3). pertumbuhan makroalga, karena

Tabel 1. Klasifikasi alga hijau No Divisi Kelas Ordo Famili Genera Spesies 1 Chlorophyta Chlorophyceae Cladophorales Anadyomenaceae Anadyomene wrightii 2 Siphonocladales Siphonocladaceae Boodlea composita 3 Valoniaceae Dictyosphaeria versluysii 4 Bryopsidales Caulerpaceae Caulerpa racemosa 5 Halimedaceae Halimeda macroloba 6 Halimeda opuntia 7 Dasycladales Dasycladaceae Bornetella oligospora

Tabel 2. Klasifikasi alga cokelat No Divisi Kelas Ordo Famili Genera Spesies 1 Phaeophyta Phaeophyceae Dictyotales Dictyotaceae Padina australis 2 Scytosiphonales Scytosiphonaceae Hydroclathrus clathratus 3 Sargassum polycystum 4 ornata

Tabel 3. Klasifikasi alga merah No Divisi Kelas Ordo Famili Genera Spesies 1 Rhodophyta Rhodophyceae Bonnemaisoniales Galaxauraceae Galaxaura obongata 2 Gigartinales Gracilariaceae Gracilaria arcuata 3 Hypneaceae Hypnea valentiae 4 Ceramiales Rhodomelaceae Laurencia papillosa

Deskripsi Makroalga bergelombang; membentuk rumpun daun dimana semua batang daunnya 1. Anadyomene wrightii Harvey menyatu dengan alat pelekat; hidup ex J.E. Gray pada substrat karang mati; melekatkan Thallus berwarna hijau segar, diri dengan alat pelekat pada substrat tumbuh mendatar menyerupai selada, keras di daerah intertidal (Gambar 2). bagian tepinya kadang-kadang

Gambar 2. Anadyomene wrightii Harvey ex J.E. Gray (herbarium dan di alam)

163 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

2. Boodlea composita (Harvey) filamen uniseriat bercabang membentuk Brand spons; hidup pada substrat karang mati Thallus berwarna hijau muda di daerah intertidal (Gambar 3). hingga hijau tua, memiliki filamen-

Gambar 3. Boodlea composita (Harvey) Brand (herbarium dan di alam)

3. Dictyosphaeria versluysii kerak; memiliki alat pelekat diskoid yang Weber-van Bosse terletak dekat thallus basal; hidup pada Thallus berwarna hijau tua, substrat berbatu di daerah subtidal biasanya hidup menempel pada batu; (Gambar 4). thallus berongga, tebal menyerupai

Gambar 4. Dictyosphaeria versluysii Werber-van Bosse (herbarium dan di alam)

4. Caulerpa racemosa (Forsskål) seperti buah anggur; melekat dengan J. Agardh rhizoid alat pelekat berjumlah 4-8; daun Thallus menjalar secara tegak, bundar berbentuk bola-bola horisontal dengan panjang stolon 2 cm yang berlendir berwarna hijau tua dan diameter 0,2 mm; terdapat cabang agak kekuning-kuningan; hidup pada ramuli yang menyerupai buah berjumlah substrat batu karang dan pasir berbatu 2-5 yang berbentuk bulat bertangkai di bagian atas subtidal (Gambar 5).

164 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Gambar 5. Caulerpa racemosa (Forsskål) J. Agardh (herbarium)

Penelitian beberapa aspek dari Thallus rimbun dn tegak; segmen- populasi alga hijau C. racemosa telah segmen tebal dan berkapur berbentuk dilakukan oleh Kepel dkk (2000), Kepel seperti gada; mempunyai jumlah dan Rintjap (2002), Kase dkk (2002), percabangan 3-4, tersusun tumpang Mantiri dkk (2003), Kepel dkk (2003), tindih; thallus berwarna hijau pada saat dan Mantiri dkk (2004). masih segar dan kuning kehijauan pada saat kering; hidup pada substrat berpasir 5. Halimeda macroloba dan pasir bercampur lumpur (Gambar 6). Decaisne

Gambar 6. Halimeda macroloba Decaisne (herbarium dan di alam)

6. Halimeda opuntia (Linnaeus) segmen berkapur, sangat kaku, Lamouroux bentuknya bertekuk tiga, susunannya Thallus tegak, bersegmen tumpang tindih, tidak teratur dan tidak dengan percabangan trikotom; terletak pada satu percabangan tidak segmen membentuk segitiga, segmen beraturan sehingga thallus terletak muncul pada segmen basatl; tinggi tidak pada satu bidang; hidup pada thallus 4 cm; alat pelekat berupa substrat berpasir dan karang pada filamen yang keluar dari segmen basal daerah intertidal hingga subtidal yang mencengkram substrat; segmen- (Gambar 7).

165 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Gambar 7. Halimeda opuntia (Linnaeus) Lamouroux (herbarium dan di alam)

Penelitian beberapa aspek dari Thallus silindris dan berbentuk populasi alga hijau H. opuntia telah seperti jari, melengkung, bagian bawah dilakukan oleh Saromeng dkk (2004), thallus berwarna hijau dan coklat dan Parera dkk (2015). kemerahan pada bagian atas; tinggi thallus 1,5-2,0 cm dan lebar 0,3-0,4 cm; 7. Bornetella oligospora Solms- hidup membentuk koloni di daerah Laubach berbatu pada daerah intertidal (Gambar 8).

Gambar 8. Bornetella oligospora Solms-Laubach (herbarium dan di alam)

8. Padina australis Hauck ganda pada permukaan bawah dimana Thallus seperti kipas membentuk mempunyai jarak sama satu dengan segmen-segmen lembaran tipis (lobus), yang lain berkisar 2-3 mm. Pengapuran berwarna cokelat kekuningan, terdiri terjadi di bagian permukaan daun; dari beberapa cuping-cuping dengan hidup pada substrat berpasir, karang lebar 3,2 cm; memiliki garis konsentrik mati di daerah intertidal (Gambar 9).

Gambar 9. Padina australis Hauck (herbarium dan di alam)

166 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Penelitian beberapa aspek dari Thallus berbentuk seperti jaring populasi alga cokelat P. australis telah licin, lunak, memiliki lubang, dilakukan (Kepel dkk, 2001) dan Kepel menggumpal, warna thallus cokelat dkk (2015). kemerahan; hidup pada substrat berpasir (Gambar 10). 9. Hydroclathrus clathratus (C. Agardh) Howe

Gambar 10. Hydroclathrus clathratus (C. Agardh) Howe (herbarium dan di alam)

10. Sargassum polycystum C.A. tinggi total 10 cm; percabangan rimbun Agardh seperti pohon; bentuk daun lonjong Thallus silindris berduri-duri kecil berwarna cokelat kehitaman memiliki merapat; alat pelekat berbentuk cakram pneumatokis 10 buah; thallus berwarna kecil dengan di atasnya secara cokelat tua; hidup pada substrat berbatu karakteristik terdapat stolon yang di daerah rataan terumbu (Gambar 11). rimbun berekspansi ke semua arah;

Gambar 11. Sargassum polycystum C.A. Agardh (herbarium dan di alam)

Penelitian beberapa aspek dari membentuk corong dengan dikelilingi populasi alga cokelat S. polycystum gerigi yang tajam dan terletak tidak telah dilakukan oleh Kepel dkk (1999), beraturan; bagian tengah daun Kepel (2003), dan Kalangi dan Kepel melengkung ke dalam; mempunyai (2003). reseptakel yang melekat pada batang; berwarna cokelat gelap dan membentuk 11. Turbinaria ornata (Turner) J. rhizoid alat pelekat; hidup pada subsrtrat Agardh berkarang (Gambar 12). Thallus tegak dengan bentuk daun agak membulat, umumnya

167 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Gambar 12. Turbinaria ornata (Turner) J. Agardh (herbarium dan di alam)

Penelitian beberapa aspek dari diukur dari alat pelekat sampai ke apeks populasi alga cokelat T. ornata telah 6-9 cm, sedangkan thallus yang diukur dilakukan oleh Kepel dan Rawung dari alat pelekat sampai ke percabangan (2000), Kepel (2001), Kepel dkk (2003), pertama 0,5-1,0 cm, memiliki Masloman dkk (2003), Tupan dkk percabangan dikotom dan multiaksial, (2004), dan Magenda dkk (2004). pada bagian cabang bundar dan lebar daun adalah 0,2 cm; pada saat masih 12. Galauxaura oblongata (Ellis segar spesies ini kemerah-merahan; and Solander) Lamouroux hidup pada batu di daerah rataan Thallus berbentuk rimbun, terumbu (Gambar 13). dengan ukuran tinggi total thallus yang

Gambar 13. Galaxaura oblongata (Ellis and Solander) Lamouroux (herbarium)

13. Gracilaria arcuata Zanardini dan tebal tingginya mencapai 10 cm, berwarna hijau kecokelatan; hidup pada Thallus lurus; percabangan tidak substrat berpasir pada daerah intertidal beraturan, sangat rimbun; thallus padat (Gambar 14).

Gambar 14. Gracilaria arcuata Zanardini (herbarium dan di alam)

168 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Penelitian beberapa aspek dari batang 4,0 cm dan lebar 0,1 cm; populasi alga merah G. arcuata telah memiliki cabang-cabang (duri) pendek dilakukan oleh Kepel dkk (2001). di sekitar thallus yang dalam bentuk herbarium kelihata4n seperti rambut- 14. Hypnea valentiae (Turner) rambut halus; hidup pada substrat Montagne berpasir (Gambar 15). Thallus rimbun dengan percabangan tidak beraturan; tinggi

Gambar 15. Hypnea valentiae (Turner) Montagne (herbarium dan di alam)

15. Laurencia papillosa (C. berbentuk bulat dalam jumlah banyak, Agardh) Greville bentuk percabangan tidak beraturan, cabang baru akan muncul dari batang, Thallus berbentuk silindris, agak warna thallus cokelat; hidup pada besar dengan tinggi 8 cm, melekat substrat berbatu, berpasir, pasir dengan alat pelekat kecil; pada bagian berlumpur pada daerah intertidal tengah thallus tertutup oleh ramuli yang (Gambar 16).

Gambar 16. Laurencia papillosa (C. Agardh) Greville (herbarium dan di alam)

DAFTAR PUSTAKA Bold, H.C. dan M.J. Wynne. 1985. Introduction to the Algae. Beelt, P.M., dan R.Ch. Kepel. 2003. Prentice Hall Inc. Eglewood Komunitas Alga Laut di Daerah Cliffs. New Jersey USA. 720 hal. Perlindungan Laut dan Calumpong, H.P. dan E.G. Menez. Sekitarnya, Perairan Pesisir 1997. Field Guide to the Desa Tumbak, Minahasa, Jurnal Common Mangroves: Perikanan dan Ilmu Kelautan Seagrasses and Algae of the UNSRAT 1(8), 8-17. Philippines. Bookmark, Inc, 264-

169 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

A Pablo Ocampo Sr. Ave. Makati Kepel, R.Ch. dan S. Baulu. 2013. City, Philippines. 197 hal. Makroalga dan Lamun: Keanekagaraman Vegetasi Laut Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. di Maluku Tenggara Barat. Sitepu. 2001. Pengelolaan Penerbit PT Cahaya Pineleng. Sumberdaya Wilayah Pesisir 138 hal. dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Kepel, R.Ch., dan J. Madundang. 2001. Kelimpahan, Keanekaragaman Dawes, C.J. 1998. Marine Botany. dan Pola Penyebaran Alga Laut Second Edition. John Wiley and pada Mata Air Panas dan Sons, Inc. University of South Sekitarnya di Perairan Desa Florida. 480 hal. Maen, Minahasa, Jurnal Duxbury, A.C. dan A.B. Duxbury. 1989. Fakultas Perikanan UNSRAT Ocean and Introduction to the 3(1), 27-31. Word. WM. C. Publishers. USA. Kepel, R.Ch., dan S.J. Mamole. 2002. Kadi, A. 1990. Inventarisasi Rumput Komunitas Alga Laut pada Laut di Teluk Tering. Dalam: Beberapa Konstruksi Buatan di Perairan Pulau Batam (D.P. Teluk Manado, Jurnal Perikanan Praseno, W.S. Atmadja, I. dan Ilmu Kelautan UNSRAT Supangat, Rujitno dan B.S. 1(4), 9-15. Sudibjo eds.). Lembaga Ilmu Kepel, R.Ch., dan D. Mukuan. 2001. Pengetahuan Indonesia, Kelimpahan, Keanekaragaman Puslitbang Oseanologi, Jakarta. dan Pola Penyebaran Alga Laut Hal. 44-50. di Perairan Hidrotermal dan Kalangi, S.M., dan R.Ch. Kepel. 2003. Sekitarnya, Moinit, Minahasa, Kandungan Nutrisi Sargassum Jurnal Fakultas Perikanan polycystum C.A. Agardh 1824 di UNSRAT 3(2), 1-5. Tasik Ria, Minahasa, Jurnal Kepel, R.Ch., dan A.O.U. Rawung. Perikanan dan Ilmu Kelautan 2000. Kandungan Nutrisi Alga UNSRAT 1(6), 1-8. Coklat Turbinaria ornata (Turner) Kase, A.G.O., R.Ch. Kepel, dan D.M.H. J. Agardh yang Diambil dari Mantiri. 2002. Analisis Perairan Blongko, Minahasa, Kandungan Nutrisi Selama Jurnal Fakultas Perikanan Pertumbuhan Alga Hijau UNSRAT 2(1), 77-82. Caulerpa racemosa (Forsskal) J. Kepel, R.Ch., dan F.F. Rintjap. 2002. Agardh di Perairan Tongkeina Pertumbuhan dan Kepadatan Manado. Jurnal Perikanan dan Alga Hijau Caulerpa racemosa Ilmu Kelautan UNSRAT 1(3), 40- (Forsskal) J. Agardh di Perairan 50. Tongkeina Manado, Jurnal Kepel, R.Ch. 2001. Laju Pertumbuhan Perikanan dan Ilmu Kelautan Turbinaria ornata (Turner) J. UNSRAT 1(4), 16-25. Agardh di Perairan Desa Kepel, R.Ch., dan M. Rum. 2001. Blongko, Minahasa, Jurnal Kelimpahan, Keanekaragaman Fakultas Perikanan UNSRAT dan Pola Penyebaran Alga Laut 3(2), 6-9. di Perairan Aertembaga, Kepel, R.Ch. 2003. Pertumbuhan Alga Manembo-nembo dan Tanjung Coklat Sargassum polycystum Merah, Kota Bitung, Jurnal C.A. Agardh 1824 di Tasik Ria, Lembaga Penelitian Universitas Minahasa, Jurnal Perikanan dan de la Salle Manado 1(1). Ilmu Kelautan 1(5), 1-9.

170 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Kepel, R.Ch., dan H.J.F. Rumondor. Minahasa, Jurnal Fakultas 2003. Komunitas Alga Laut di Perikanan UNSRAT 1(1), 13-18. Perairan Pesisir Desa Poopoh, Kepel, R.Ch., D. Kumampung, dan Minahasa, Jurnal Perikanan dan Anshari. 2001. Pertumbuhan Ilmu Kelautan UNSRAT 1(5), 39- Alga Merah Gracilaria arcuata 52. Zanardini di Perairan Pantai Kepel, R.Ch., dan S. Wondal. 2001. Malalayang Manado, Jurnal Struktur Komunitas Alga Laut di Fakultas Perikanan UNSRAT Desa Blongko, Minahasa: 2(4), 30-38. Daerah Perlindungan laut dan Kepel, R.Ch., J.D. Kusen, dan F. Sekitarnya, Jurnal Fakultas Turangan. 2000. Pertumbuhan Perikanan UNSRAT 3(3), 1-5. Alga Hijau Caulerpa racemosa Kepel, R.Ch., G.S. Gerung, dan J.B. (Forsskal) J. Agardh di Perairan Paillin. 2006. Komunitas Tongkeina, Manado, Jurnal Makroalga di Perairan Pulau Fakultas Perikanan UNSRAT Gangga, Pulau Tindila dan Pulau 2(2), 22-30. Lehaga, Kabupaten Minahasa Kepel, R.Ch., R. Lintang dan L. Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Monoarfa. 1999. Kelimpahan Jurnal Perikanan dan Ilmu Keanekaragaman, Pola Kelautan UNSRAT 1(1), 34-47. Penyebaran Alga Laut di Kepel, R.Ch., G.S. Gerung dan R. Perairan Pesisir Desa Rap-Rap, Subur. 2010a. Komunitas Minahasa. Jurnal Fakultas Makroalga di Perairan Pesisir Perikanan dan Ilmu Kelautan Kahuku dan Lihunu, Pulau UNSRAT 1(1), 24-27. Bangka, Minahasa Utara, Kepel, R.Ch., L.J. L. Lumingas, dan Sulawesi Utara. Pacific Journal Ch.N. Mabuka. 2003. of Regional Board of Research, Pertumbuhan Alga Hijau North Sulawesi 1(5), 748-753. Caulerpa racemosa (Forsskal) J. Kepel, R.Ch., G.S. Gerung dan R. Agardh di Perairan Malalayang, Subur. 2010b. Komunitas Manado, Jurnal Perikanan dan Makroalga di Perairan Pesisir Ilmu Kelautan UNSRAT 1(5), 28- Libas dan Pahepa, Pulau 38. Bangka, Minahasa Utara, Kepel, R.Ch., L.J.L. Lumingas, dan M. Sulawesi Utara. Pacific Journal Palyn. 2002. Alga Laut yang of Regional Board of Research, Tumbuh Secara Alami pada North Sulawesi 2(5), 817-822. Sarana Budidaya di Perairan Kepel, R.Ch., G.S. Gerung, dan M.M. Bentenan, Minahasa, Jurnal Takalamingan. 2003. Struktur Perikanan dan Ilmu Kelautan Populasi Alga Coklat Turbinaria UNSRAT 1(4), 26-32. ornata (Turner) J. Agardh dan Kepel, R.Ch., L.J.L. Lumingas, dan F.N. Turbinaria decurrens Bory Pangau. 2001. Kepadatan dan (Sargassaceae) di Perairan Pertumbuhan Alga Coklat Desa Poopoh, Minahasa, Jurnal Padina australis Hauck di Perikanan dan Ilmu Kelautan Perairan Desa Blongko, UNSRAT 1(7), 1-6. Minahasa, Jurnal Fakultas Kepel, R.Ch., A.D. Kambey, dan M. Perikanan UNSRAT 3(3), 27-32. Sendow. 1999. Laju Kepel, R.Ch., L.J.L. Lumingas, dan I. Pertumbuhan Sargassum Pulukadang. 2003. Komunitas polycystum C.A. Agardh 1824 di Alga Halimeda di Perairan Perairan Pesisir Desa Rap-Rap,

171 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Laboratorium Basah Universitas Ilmu Kelautan UNSRAT 2(1), 26- Sam Ratulangi – Likupang, 30. Minahasa, Jurnal Perikanan dan Mantiri, D.M.H., R.Ch. Kepel, dan J. Ilmu Kelautan UNSRAT 1(6), 34- Manan. 2003. Isolasi Jenis-Jenis 41. Pigmen Karotenoid Alga Hijau Kepel, R.Ch. L.J.L Lumingas, dan S. Caulerpa racemosa (Forsskal) J. Talakua. 2012. Makroalga dan Agardh, Jurnal Perikanan dan Lamun: Keanekagaraman Ilmu Kelautan UNSRAT 1(5), 16- Vegetasi Laut di Manokwari. 27. Penerbit PT Cahaya Pineleng. Mantiri, D.M.H., R.Ch. Kepel, dan 156 hal. A.G.O. Kase. 2004. Kandungan Kepel, R.Ch., D.M.H. Mantiri, dan G.D. Pigmen Selama Pertumbuhan Manu. 2015. Pertumbuhan Alga Alga Hijau Caulerpa racemosa Cokelat Padina australis Hauch (Forsskal) J. Agardh di Perairan di Perairan Pesisir, Desa Pesisir Tongkeina, Manado, Kampung Ambon, Kecamatan Jurnal Perikanan dan Ilmu Likupang Timur, Kabupaten Kelautan UNSRAT 2(3), 38-52. Minahasa Utara. Jurnal LPPM Masloman, I.Y., D.J. Paransa, dan Bidang Sains dan Teknologi R.Ch. Kepel. 2003. Analisis 2(2), 78-85. Kandungan Pigmen pada Landau, M. 1992. Introduction to Bagian Daun, Batang dan Aquaculture. John Wiley and Reseptakel dari Alga Coklat Sons, Inc. Canada. Turbinaria ornata (Turner) J. Agardh, Minahasa, Jurnal Lobban, C.S. dan P.J. Harrison. 1994. Perikanan dan Ilmu Kelautan Seaweed Ecology and UNSRAT 1(7), 7-19. Physiology. Cambridge Univ. Press. 266 hal. Ngangi, V.C.S., dan R.Ch. Kepel. 2004. Komunitas Alga Laut di Daerah Luarwan, J.N., R.Ch. Kepel, dan L.J.L. Perlindungan Laut dan Lumingas. 2004a. Komunitas Sekitarnya, Pulau Talise, Makroalga di Perairan Pesisir Minahasa, Jurnal Perikanan dan Desa Poopoh, Minahasa, Jurnal Ilmu Kelautan UNSRAT 2(1), 10- Perikanan dan Ilmu Kelautan 20. UNSRAT 2(2). Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Luarwan, J.N., R.Ch. Kepel, dan L.J.L. Penerbit Djambatan. Jakarta. Lumingas. 2004b. Struktur Komunitas Alga Laut di Perairan Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Pesisir Desa Rap-rap, Minahasa, Suatu Pendekatan Ekologi. Jurnal Perikanan dan Ilmu Gramedia Jakarta. Kelautan UNSRAT 2(3), 14-23. Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Luning, K. 1990. Seaweeds. Their Ekologi. Terjemahan Samigan Environment, Biogeography and dan B. Srigadi. Gajah Mada Ecophysiology. John Wiley and University. Press. Yogyakarta. Sons, Inc. 527 hal. Parera, K., R.Ch. Kepel dan A.D. Magenda, O., R.Ch. Kepel, dan L.J.L. Kambey. 2015. Population Lumingas. 2004. Populasi Alga Analysis (Total Weight, CaCO3 Coklat Turbinaria ornata (Turner) Total Weight and Segment J. Agardh (Phaeophyta, Fucales) Numbers) of Halimeda opuntia di Perairan Pesisir Desa Poopoh, (Linn.) Lamouroux in Tongkeina Minahasa, Jurnal Perikanan dan

172 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1),Januari 2018 ISSN: 2302-3589

Waters, Manado. Jurnal Ilmiah Saint Vincent 1828 (Phaeophyta, Platax 3(2), 68-78. Fucales) di Perairan Pesisir Desa Tambala, Minahasa, Jurnal Prescott, G.W. 1951. Alga of the Perikanan dan Ilmu Kelautan Western Great Lake Area. UNSRAT 2(1), 1-9. Wmc. Brown Company Publisher Iowa. Wattimury, D.L., R.Ch. Kepel, dan G.S. Gerung. 2010a. Rekor Baru Pulukadang, I., R.Ch. Kepel, dan L.J.L. Makroalga di Perairan Pesisir Lumingas. 2004. Komunitas Pulau Mantehage, Minahasa Makroalga Halimeda di Perairan Utara, dan Pulau Siladen, Tanjung Merah, Bitung. Jurnal Manado, Sulawesi Utara. Pacific Perikanan dan Ilmu Kelautan Journal of Regional Board of UNSRAT 2(2). Research, North Sulawesi 3(5), Saromeng, H., R.Ch. Kepel, dan J.K. 899-901. Rangan. 2004. Karakteristik Wattimury, D.L., R.Ch. Kepel, dan G.S. Morfometrik Alga Hijau Halimeda Gerung. 2010b. Morfologi opuntia (Linneaus) Lamouroux di Makroalga di Perairan Pesisir Perairan Pesisir Desa Poopoh Pulau Mantehage, Minahasa dan Desa Rap-rap, Sulawesi Utara, dan Pulau Siladen, Utara, Jurnal Perikanan dan Ilmu Manado, Sulawesi Utara. Pacific Kelautan UNSRAT 2(3), 30-37. Journal of Regional Board of Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Research, North Sulawesi 3(5), Biology of Marine Life. Wmc. 902-909. Brown Company Publisher Watung, R.M., R.Ch. Kepel dan L.J.L. Iowa. Lumingas. 2016. Inventarisasi Trainor, F.G. 1978. Introductory Makroalga di Perarian Pesisir Phycology. Vol. 1. John Wiley Pulau Mantehage, Kecamatan dan Sons. New York. 266 hal. Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Trono, G.C. 1997. Field Guide and Atlas Jurnal Ilmiah Platax 4(2), 84-108. of the Seaweed Resources of the Philippines. Bookmarks, Inc. Wowor, R.M., R.Ch. Kepel dan L.J.L. Makaty City. 306 hal. Lumingas. 2015. Struktur Komunitas Makro Alga di Pantai Tupan, B.M., R.Ch. Kepel, dan G.S. Desa Mokupa Kecamatan Gerung. 2004. Struktur Populasi Tombariri, Kabupaten Minahasa, Alga Coklat Turbinaria ornata Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah (turner) J. Agardh 1848 dan Platax 3(1), 30-35. Turbinaria decurrens Bory de

173 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax