BAB 2 GAMBARAN UMUM

2.1 Kondisi Umum

2.1.1 Profil Geografi Kabupaten Rejang Lebong terletak pada posisi 1020 19’ – 1020 57’ BT dan 20 22’ 07” – 30 31’ LS berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan di sebelah Utara dan Timur, dengan Kabupaten Kepahiang di sebelah Selatan, dengan Kabupaten Lebong di sebelah Utara, dan dengan Kabupaten Utara di sebelah Barat. Luas wilayah 151,576 Ha, terdiri dari 15 Kecamatan, 127 desa dan 31 kelurahan. Jarak ibukota Kabupaten Rejang Lebong dari ibukota Provinsi Bengkulu adalah 85 Km, dari Kota Lubuk Linggau (Provinsi Sumatera Selatan) 58,4 Km, dan dari (Ibukota Provinsi Sumatera Selatan) 774 Km. Wilayah Kabupaten Rejang Lebong berada di kawasan punggung dan lembah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100 m – 1.000 m di atas permukaan laut, dengan topografi bergelombang hingga berbukit, bahkan bergunung, memiliki udara yang sejuk dengan suhu rata – rata 24,140 C sampai dengan 29,790 C. Rata – rata kelembaban nisbi udara adalah 87,08 %. Hampir 80 % luas lahan terdiri dari jenis tanah komplek podsolik coklat, podsol, dan litosol; adosol, dan latosol, podsolik merah kuning (PMK), aluvial dan regosol. Pada umumnya tanah memiliki tekstur halus hingga sedang dengan pH 4,5 – 7,5. Kedalaman efektif 60 cm hingga 90 cm lebih, sebagian terdapat erosi ringan dengan tingkat pengikisan 0 – 10 %.

6 Gambar 2.1. Peta Administrasi Pemerintahan Kecamatan dalam Lingkup Kabupaten Rejang Lebong

7 2.1.2 Profil Demografi Demografi atau kependuukan merupakan suatu aspek yang penting untuk dikaji dalam suatu perencanaan. Pemahaman ini terkait dengan pelayanan terhadap masyarakat akan kebutuhan prasarana dan pelayanan terhadap masyarakat akan kebutuhan prasarana dan sarana, dimana masyarakat atau penduduk merupakan pelaku di dalam upaya pengembangan dan pembangunan suatu kawasan. Dengan demikian kajian kependudukan akan terkait dengan kebutuhan prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia (skill) untuk melaksanakan kagiatan atau aktivitas, untuk itu diperlukan kajaian secara kuantitas maupun kualitas terhadap sumber daya manusia.

2.1.2.1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2007 yaitu 261.745 jiwa yang terbagi dalam 15 kecamatan. Berdasarkan data dari BPS Rejang Lebong, jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2001-2005 mengalami pertambahan penduduk akan tetapi pada tahun 2006 jumlah penduduk mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini terjadi pada kecamatan Ulak Tanding dan Bermani Ulu (kecamatan induk). Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

8 Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2001 - 2007

Jumlah Penduduk (jiwa) No Kecamatan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 Curup Kota (induk) 114.299 114.905 113.014 114.393 115.995 117.056 27.747 2 Curup Tengah ------34.392 3 Curup Utara ------16.654 4 Curup Selatan ------19.335 5 Curup Timur ------20.143 6 Bermani Ulu (induk) 23.548 23.698 20.839 21.093 21.388 21.584 11.785 7 Bermani Ulu Raya ------12.568 8 Selupu Rejang (induk) 22.498 22.845 25.348 25.657 26.016 26.254 25.820 9 Sindang Kelingi (induk) 23.170 23.161 28.102 28.445 28.843 29.106 15.167 10 Sindang Beliti Ulu ------14.243 11 Sindang Beliti Ilir ------9.623 12 Sindang Dataran ------11.090 13 Binduriang ------8.646 14 Padang Ulak Tanding (induk) 36.089 36.089 34.726 35.150 35.642 35.968 20.079 15 Kota Padang (induk) 19.195 19.294 19.064 19.297 19.567 19.746 14.453 Total 238.498 239.992 241.093 244.035 247.451 249.714 261.745 Sumber : RLDA 2006 dan Kantor Kesosnaker Kab. RL

2.1.2.2. Laju Pertambahan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk pada Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2001-2006 yaitu rata-rata 0,735 %. Laju pertumbuhan penduduk tetinggi terdapat pada kecamatan Sindang Kelingi dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,75 % sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk terendah terdapat pada kecamatan Padang Ulak Tanding dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 0,2 %. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

9 Tabel 2.2. Tingkat Pertambahan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2001-2005

Laju pertumbuhan No Kecamatan penduduk (%) 1 Curup Kota 0,4 2 Curup Tengah - 3 Curup Utara - 4 Curup Selatan - 5 Curup Timur - 6 Bermani Ulu 0,4

7 Bermani Ulu Raya - 8 Selupu Rejang 1,26 9 Sindang Kelingi 1,735 10 Sindang Beliti Ulu -

11 Sindang Beliti Ilir - 12 Sindang Dataran - 13 Binduriang - 14 Padang Ulak Tanding 0,2 15 Kota Padang 0,4 Rata-rata 0,735 Sumber : RLDA 2006

2.1.2.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Umur Struktur penduduk Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan umur pada tahun 2006 adalah di dominasi oleh kelompok umur 10 – 14 tahun dengan jumlah penduduk 32.516 jiwa sedangkan jumlah penduduk berdasarkan umur yang terendah yaitu jumlah penduduk yang berumur 55 – 59 tahun dengan jumlah penduduk 5.556 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel struktur penduduk berdasarkan umur pada tahun 2006 berikut ini.

10 Tabel 2.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Umur Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

No Kelompok Umur Jumlah (jiwa) 1 0-4 26.284 2 5-9 32.507 3 10-14 32.516 4 15-19 30.208 5 20-24 17.219 6 25-29 19.472 7 30-34 18.247

8 35-39 19.769 9 40-44 12.925 10 45-49 10.769 11 50-54 7.638 12 55-59 5.556 13 60 + 16.604 Jumlah 249.714

Sumber : RLDA 2006

2.1.2.4. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2006 yaitu 249.714 jiwa, jumlah penduduk ini terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 125.745 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 123.969 jiwa. Dari data ini terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2006 didominasi oleh penduduk laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini.

11 Tabel 2.4. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Curup Kota 58.467 58.589 117.056 2 Curup Tengah - - - 3 Curup Utara - - - 4 Curup Selatan - - - 5 Curup Timur - - -

6 Bermani Ulu 10.993 10.591 21.584 7 Bermani Ulu Raya - - - 8 Selupu Rejang 13.429 12.825 26.254 9 Sindang Kelingi 14.931 14.175 29.106

10 Sindang Beliti Ulu - - - 11 Sindang Beliti Ilir - - - 12 Sindang Dataran - - - 13 Binduriang - - -

14 Padang Ulak Tanding 17.981 17.987 35.968 15 Kota Padang 9.944 9.802 19.746 Jumlah 125.745 123.969 249.714

Sumber : RLDA 2006

Data jumlah penduduk tahun 2006 adalah 249.714 jiwa, gambaran lebih rinci struktur penduduk Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan sex ratio dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

12 Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Menurut Sex Ratio pada masing-masing Kecamatan Tahun 2006

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Curup Kota 58.467 58.589 117.056 99.79 2 Curup Tengah - - - - 3 Curup Utara - - - - 4 Curup Selatan - - - - 5 Curup Timur - - - - 6 Bermani Ulu 10.993 10.591 21.584 103.80 7 Bermani Ulu Raya - - - - 8 Selupu Rejang 13.429 12.825 26.254 104.71 9 Sindang Kelingi 14.931 14.175 29.106 105.33 10 Sindang Beliti Ulu - - - - 11 Sindang Beliti Ilir - - - - 12 Sindang Dataran - - - - 13 Binduriang - - - - 14 Padang Ulak Tanding 17.981 17.987 35.968 99.97 15 Kota Padang 9.944 9.802 19.746 101.45 Jumlah 125.745 123.969 249.714 101.43 Sumber : RLDA 2006

Data pada tabel diatas memperlihatkan adanya konsentrasi penduduk pada Kecamatan Curup. Bila dibandingkan dengan luas wilayah maka Kecamatan Curup merupakan kecamatan paling padat penduduknya dengan kepadatan 953 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan Kota Padang merupakan kecamatan yang paling jarang penduduknya dengan kepadatan 54 jiwa/km2. Secara keseluruhan kepadatan penduduk rata – rata Kabupaten Rejang Lebong sebesar 165 jiwa/km2 dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,43.

2.1.2.5. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui jenjang pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong. Semakin tinggi jumlah populasi dan jenjang pendidikan mengindikasikan

13 bahwa pola pikir masyarakat di daerah tersebut semakin maju. Berdasarkan data pada tahun 2006, jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong yang bersekolah adalah sebesar 2.827 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 2.6. Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

No Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Tidak/Belum Tamat SD 0 0 0 2 Sekolah Dasar 2 3 5 3 SLTP 29 9 38

4 SLTA 658 1009 1.667 5 Akademi/D-I/D-II/D-III 77 242 319 6 PT/D-IV 297 401 698 Jumlah 1.063 1.664 2.827 Sumber : RLDA 2006

2.1.2.6. Struktur Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan Berdasarkan data pada tahun 2006, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Rejang Lebong terbagi ke dalam jumlah angkatan kerja sebesar 79.199 jiwa, jumlah penduduk bukan angkatan kerja 158.399 jiwa, jumlah penduduk pengangguran sebesar 2.987 jiwa, dan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 2.467 jiwa sedangkan untuk data pada tahun 2007, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Rejang Lebong terbagi ke dalam jumlah angkatan kerja sebesar 87.632 jiwa, jumlah penduduk bukan angkatan kerja 175.264 jiwa, jumlah penduduk pengangguran sebesar 4.259 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

14 Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) Menurut Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

Jumlah Angkatan Kerja Tahun Jenis Kelamin Bukan Angkatan Kerja Penduduk Penganggur Bekerja

2006 249.714 Laki-laki 1.280 39.678 79.357

Perempuan 1.707 39.521 79.042

Jumlah 2.987 79.199 158.399 2007 261.745 Laki-laki 2.086 43.833 87.666 Perempuan 2.173 43.799 87.598 Jumlah 4.259 87.632 175.264 Sumber : Kantor Kesosnaker Kab. RL

Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Rejang Lebong sampai dengan tahun 2006, pencari kerja yang terdaftar berjumlah 2.827 orang dari jumlah penduduk, Ditinjau dari tingkat pendidikannya tahun 2006, jumlah pencari kerja terbesar adalah lulusan SLTA sebanyak 1.667 orang diikuti Sarjana sebesar 698 orang, sementara pencari kerja lulusan SD hanya sebanyak 5 orang.

2.1.2.7. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariaan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian lebih kurang sebesar 85 %. Ditinjau dari segi mata pencaharian, sebagian besar penduduk di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2005 bekerja di sektor pertanian. Data Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2005 mengungkapkan bahwa 76,87 % penduduk bekerja di sektor pertanian, sektor lainnya yang dominan antara lain sektor perdagangan (10,50 %) dan jasa (7,39). Selebihnya bekerja pada berbagai sektor dengan prosentase pada masing – masing sektor di bawah 3 %.

15 2.1.2.8. Struktur Penduduk Berdasarkan Kemiskinan

Tabel 2.8. Hasil Pendataan Keluarga Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008

KK % No Uraian 1 Keluarga Pra Sejahtera 7.215 13,23

2 Keluarga Sejahtera I 13.724 25,16 3 Keluarga Sejahtera II 19.007 34,85 4 Keluarga Sejahtera III 12.455 22,84 5 Keluarga Sejahtera III Plus 2.141 3,93

Jumlah 54.542 100

Sumber : RLDA 2006

Tabel 2.9. Jumlah Keluarga Menurut Kecamatan dan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008

Jmlh Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS III Plus No Kecamatan KK Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % 1 Curup Kota 5.781 264 4,57 835 14,44 1.802 31,17 2.225 38,49 655 11,33 2 Cuurp Utara 3.526 314 8,91 614 17,41 1.008 28,59 1.465 41,55 125 3,55 3 Curup Timur 4.015 477 11,88 1.011 25,18 1.708 42,54 716 17,83 103 2,57 4 Curup Tengah 6.171 274 4,44 995 16,12 2.383 38,62 2.092 33,90 427 6,92 5 Curup Selatan 3.865 595 15,39 1.144 29,60 1.137 29,42 786 20,34 203 5,25 6 Kota Padang 3.129 224 7,16 1.690 54,01 1.099 35,12 116 3,71 - - 7 Sindang Beliti Ilir 2.227 487 21,87 1.193 53,57 456 20,48 91 4,09 - - 8 Padang Ulak Tanding 3.757 919 24,46 1.191 31,70 1.080 28,75 423 11,26 144 3,83 9 Sindang Beliti Ulu 3.012 734 24,37 740 24,57 796 26,43 591 19,62 151 5,01 10 Binduriang 2.029 193 9,51 283 13,95 1.494 73,63 52 2,56 7 0,34 11 Sindang Kelingi 3.566 1.004 28,15 821 23,02 718 20,13 835 23,42 188 5,27 12 Sindang Dataran 1.892 522 27,59 761 40,22 374 19,77 224 11,84 11 0,58 13 Bermani Ulu 3.027 530 17,51 694 22,93 755 24,94 1.039 34,32 9 0,30 14 Bermani Ulu Raya 2.467 188 7,62 440 17,84 1.408 57,07 429 17,39 2 0,08 15 Selupu Rejang 6.078 490 8,06 1.312 21,59 2.789 45,89 1.371 22,56 116 1,91 Jumlah 54.542 7.215 13,23 13.724 25,16 19.007 34,85 12.455 22,84 2.141 3,93 Sumber : Dinas Keluarga Berencana Kab. RL

16 2.1.2.9. Struktur Penduduk Berdasarkan Migrasi

Tabel 2.10. Banyaknya Transmigran Menurut Kecamatan dan Jenisnya Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2007

Trans. Jumlah Trans. Umum Masyarakat Jumlah No Kecamatan Jiwa Setempat KK

KK Jiwa KK Jiwa

1 Curup Kota ------2 Curup Tengah ------3 Curup Utara ------

4 Curup Selatan ------

5 Curup Timur ------6 Bermani Ulu ------7 Bermani Ulu Raya ------8 Selupu Rejang ------

9 Sindang Kelingi ------

10 Sindang Beliti Ulu ------11 Sindang Beliti Ilir ------12 Sindang Dataran ------13 Binduriang ------14 Padang Ulak Tanding ------15 Kota Padang 90 352 45 147 45 173 Jumlah 90 320 45 147 45 173

Sumber : Dinas Transmigrasi dan PPH Kab. RL

2.1.3 Profil Ekonomi 2.1.3.1 Kondisi Ekonomi Daerah 2.1.3.1.1. Kondisi Perkembangan PDRB Perekonomian daerah diukur dengan menggunakan indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sejak tahun 2000 – 2006 PDRB Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan harga konstan naik dengan rata – rata tingkat pertumbuhan sebesar 6,98 % per tahun. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat secara keseluruhan yang mencapai 5,59 % pada periode yang sama. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong memperlihatkan perbedaan pertumbuhan antar sektor, namun sektor pertanian masih mendominasi dalam menyumbangkan nilai tambahnya terhadap PDRB dan merupakan leading sector diantara sektor – sektor lainnya. Rendahnya

17 pertumbuhan DPRB ini memberikan gambaran lemahnya kondisi perekonomian daerah, terutama sektor dominan, Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2006 adalah sektor jasa-jasa 14,68 %, sektor perdagangan dan restoran 14,29 %, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,86 %, sektor industri pengolahan 4,30 %, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,81 %, sektor bangunan 2,65 %, sektor listrik, gas, dan air minum 0,56 % dan sektor pertambangan dan penggalian 0,08 %. Namun sektor – sektor tersebut kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong rata – rata masih diantara 10 – 15 % dan di bawah 10 %, sehingga peranannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan relatif kecil. Komoditi pertanian Kabupaten Rejang Lebong didominasi oleh pertanian, sayuran, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Potensi sayuran tertinggi terdapat di Kecamatan Selupu Rejang diikuti oleh Kecamatan Curup dan Sindang Kelingi, potensi perkebunan di Kecamatan Bermani Ulu, Sindang Kelingi dan Kota Padang, potensi perikanan di Kecamatan Curup, Bermani Ulu, Padang Ulak Tanding, dan Kota Padang, sedangkan potensi peternakan di Kecamatan Selupu Rejang dan Sindang Kelingi. Upaya percepatan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong terkendala oleh keterbatasan keuangan daerah, sumber keuangan pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong sangat tergantung kepada subsidi pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAU), sementara sumber pendapatan yang berasal dari dalam daerah sendiri (PAD) masih sangat kecil dalam menunjang kegiatan pembangunan.

18 Tabel 2.11. Perkembangan PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004-2006 Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Jutaan Rupiah)

No Sektor 2004 2005 2006

1 Pertanian 879.293 1.097.283 1.226.589

2 Pertambangan & Penggalian 1.255 1.625 1.833 3 Industri Pengolahan 68.674 86.881 98.151 Listrik, Gas & Air Bersih 4 8.823 11.160 12.835 5 Bangunan 42.054 53.496 60.398

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 220.956 284.255 325.965 7 Angkutan dan Komunikasi 108.443 141.251 156.595 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 49.354 57.599 64.122 9 Jasa-jasa 258.255 295.446 334.859 Total 1.637.107 2.028.996 2.281.347 Sumber : PDRB Kab. RL 2006

Tabel 2.12. Perkembangan PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004-2006 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Dalam Jutaan Rupiah)

No Sektor 2004 2005 2006 1 Pertanian 661.283 720.845 760.614 2 Pertambangan & Penggalian 865 878 923 3 Industri Pengolahan 60.877 63.859 67.197 4 Listrik, Gas & Air Bersih 5.161 5.694 6.125 5 Bangunan 21.089 22.705 23.875 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 170.548 183.103 196.968 7 Angkutan dan Komunikasi 78.120 79.701 82.316

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 37.270 39.277 41.394

9 Jasa-jasa 187.805 192.310 202.039 Total 1.223.018 1.308.372 1.381.451 Sumber : PDRB Kab. RL 2006

Tabel 2.13. PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2004-2006

PDRB PERKAPITA TAHUN Harga Berlaku Harga Konstan

2004 1.637.107 1.223.018 2005 2.028.996 1.308.372 2006 2.281.347 1.381.451

Sumber : PDRB Kab. RL 2006

19 2.1.3.1.2. Sektor-Sektor Andalan yang Berkontribusi Pada PDRB dalam Mendukung Daerah Berdasarkan data pada tahun 2006 peranan sektor tertinggi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku ditempati oleh sektor pertanian (53,77 %), urutan kedua adalah sektor jasa-jasa (14,68 %) dan urutan ketiga adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (14,29 %). Berikut sektor-sektor lain yang memberikan konstribusi penting terhadap PDRB atas dasar harga berlaku antara lain sektor bangunan (2,65 %), sektor industri pengolahan (4,30 %), sektor pertambangan & penggalian (0,08 %), listrik, gas dan air bersih (0,56 %), angkutan dan komunikasi (6,86 %) dan keuangan, persewaan dan jasa (2,81 %). Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2006, peranan sektor tertinggi di tempati oleh sektor pertanian (55,06 %), urutan kedua adalah sektor jasa-jasa (14,63 %) dan urutan ketiga adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (14,26 %). Berikut sektor-sektor lain yang memberikan konstribusi penting terhadap PDRB atas dasar harga berlaku antara lain sektor bangunan (1,73 %), sektor industri pengolahan (4,86 %), sektor pertambangan & penggalian (0,07 %), listrik, gas dan air bersih (0,44 %), angkutan dan komunikasi (5,96 %) dan keuangan, persewaan dan jasa (3,00 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

20

Tabel 2.14. Distribusi Prosentase Masing-Masing Kegiatan Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004-2006 Atas Dasar Harga Berlaku

No Sektor 2004 2005 2006

1 Pertanian 53,71 54,08 53,77 2 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,08 0,08 3 Industri Pengolahan 4,19 4,28 4,30 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,54 0,55 0,56

5 Bangunan 2,57 2,64 2,65 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 13,50 14,01 14,29 7 Angkutan dan Komunikasi 6,62 6,96 6,86 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,01 2,84 2,81 9 Jasa-jasa 15,78 14,56 14,68 Total 100 100 100

Sumber : PDRB Kab. RL 2006

Tabel 2.15. Distribusi Prosentase Masing-Masing Kegiatan Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004-2006 Atas Dasar Harga Konstan 2000

No Sektor 2004 2005 2006 1 Pertanian 54,07 55,09 55,06 2 Pertambangan & Penggalian 0,07 0,07 0,07 3 Industri Pengolahan 4,98 4,88 4,86 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,42 0,44 0,44 5 Bangunan 1,72 1,74 1,73 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 13,94 13,99 14,26 7 Angkutan dan Komunikasi 6,39 6,09 5,96

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,05 3,00 3,00 9 Jasa-jasa 15,36 14,70 14,63 Total 100 100 100 Sumber : PDRB Kab. RL 2006

2.1.3.1.3. Tingkat Laju Inflasi Daerah Di Kabupaten Rejang Lebong pada umumnya inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan kebutuhan konsumsi masyarakat, misalnya kebutuhan pangan, sadang dan kesehatan. Peningkatan kebutuhan tersebut juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan siklus yang selalu berulang. Misalnya pada saat perayaan hari besar agama, maka ada kecenderungan

21 inflasi meningkat karena peningkatan kebutuhan bahan pangan. Pada saat tahun liburan sekolah dan ajaran baru, maka ada kecenderungan inflasi meningkat karena peningkatan kebutuhan rekreasi dan pendidikan. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan inflasi yang cukup besar disebabkan oleh kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak dua kali. Kenaikan harga BBM mendorong kenaikan biaya produksi dan sekaligus harga-harga kebutuhan masyarakat. Inflasi pada tahun 2006 juga masih relatif tinggi, karena efek beruntun dari kenaikan harga minyak, namun dibanding tahun 2005 sudah menurun. Seiring perkembangan perekonomian nasional, Propinsi Bengkulu juga mengalami perbaikan pasca krisis ekonomi tahun 1998. Indikator perbaikan ditunjukkan dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi serta turunnya laju inflasi Propinsi Bengkulu berturut-turut sebesar 5,37 persen pada tahun 2003, 5,38 persen pada tahun 2004 dan 5,82 pada tahun 2005 (PDRB Propinsi Bengkulu 2005). Sedangkan laju inflasi Kota Bengkulu berturut-turut 4,14 pada tahun 2003, 4,67 pada tahun 2004, 25,22 pada tahun 2005 dan 6,52 pada tahun 2006 (Bengkulu Dalam Angka 2006) berdasarkan tingkat inflasi tahun kalender bulan Januari - Desember. Sedangkan pada tahun 2007 sebesar 5,52 berdasarkan tingkat inflasi tahun ke tahun (years on years) bulan Juni 2006 – Juni 2007. Untuk tingkat inflasi tahun 2008 sebesar 13,81 berdasarkan tingkat inflasi tahun ke tahun (years on years) bulan Juni 2007 – Juni 2008 (BPS Kab. Rejang Lebong). Kondisi perekonomian tersebut berdampak besar terhadap kondisi perekonomian di kabupaten/Kota di Propinsi Bengkulu termasuk didalamnya adalah Kabupaten Rejang Lebong. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel tingkat inflasi berikut ini.

22 Tabel 2.16. Tingkat Inflasi Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004-2008

No Tahun Kumulatif Inflasi Keterangan 1. 2004 4,67 Januari – Desember 2004 2. 2005 25,22 Januari – Desember 2005 3. 2006 6,52 Januari – Desember 2006

4. 2007 5,52 Juni 2006 – Juni 2007 5. 2008 13,81 Juni 2007 – Juni 2008 Sumber : PDRB Kab. RL 2006

2.1.3.2 Kondisi Keuangan Daerah 2.1.3.2.1 Perkembangan Penerimaan Berdasarkan data yang ada, sebagian besar pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan baik yang berasal dari Pemerintah maupun Pemerintah Propinsi. PAD memberikan sumbangan pada pendapatan daerah rata-rata 4,6%, sedangkan Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah memberikan sumbangan kepada pendapatan daerah sebesar 95,4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.17. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2005-2008 (Juta Rupiah)

TAHUN No Pendapatan Daerah 2005 % 2006 % 2007 % 2008 % 1 PAD 8.858 5,37 13.710 4,10 15.214 3,94 17.728 3,74 2 Dana Perimbangan 155.183 94,03 318.668 95,02 354.227 91,77 391.330 82,63 Lain-lain Pendapatan 3 1.000 0,6 3.000 0,9 16.568 4,30 64.556 13,63 Daerah yang Sah Jumlah 165.041 100 335.378 100 386.010 100 473.614 100 Sumber : APBD Kab. RL 2005 - 2008

23 2.1.3.2.2 Perkembangan Pembiayaan dan Pendanaan Daerah Tabel 2.18. Realisasi Pengeluaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2007-2008 (Juta Rupiah)

TAHUN Jenis Pengeluaran 2007 2008 BELANJA DAERAH 429.812.078.695,05 509.974.129.693,08 A. Belanja Langsung 198.038.308.100,00 257.859.216.030,00 1. Belanja Pegawai 16.883.220.600,00 16.820.665.150,00 2. Belanja Barang dan Jasa 67.108.588.950,00 73.285.005.098,00 3. Belanja Modal 114.046.498.550,00 167.753.545.782,00 B. Belanja Tidak Langsung 231.773.770.595,05 252.114.913.933,08 1. Belanja Pegawai 180.066.018.386,05 195.491.114.817,25 2. Belanja Bunga 4.462.693.400,28 1.162.119.115,83 3. Belanja Subsidi - - 4. Belanja Hibah - 2.907.600.000,00 5. Belanja Bantuan Sosial 26.086.400.000,00 31.544.000.000,00 6. Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintahan Desa 79.750.000,00 - 7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa 17.392.308.808,77 18.960.080.000,00 8. Belanja Tidak Terduga 3.686.600.000,00 2.050.000.000,00 Jumlah Belanja 429.812.078.695,05 509.974.129.693,08 Sumber : APBD Kab. RL 2007 - 2008

2.1.3.2.3 Perkembangan PAD yang Menjabarkan Retribusi dan Pajak Daerah Berdasarkan data pada tahun 2007-2008, maka sumber pendapatan daerah yang terbesar adalah pajak daerah, kemudian diikuti retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pada tahun 2007, pajak daerah mencapai 13,02%, retribusi daerah 72,37%, hasil pengelolaa kekayaan daerah yang dipisahkan 3,81% dan lain-lain PAD yang sah 10,79%. Sedangkan untuk tahun 2008, pajak daerah mencapai 11,70%, retribusi daerah 73,18%, hasil pengelolaa kekayaan daerah yang dipisahkan 8,29% dan lain-lain PAD yang sah 6,83%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel PAD tahun 2007-2008 berikut ini.

24

Tabel 2.19. Realisasi Perkembangan PAD Tahun 2007-2008 (dalam jutaan)

TAHUN No PAD 2007 % 2008 % 1 Pajak Daerah 1.981 13,02 2.074 11,70 2 Retribusi Daerah 11.011 72,37 12.974 73,18 Hasil Pengelolaan Kekayaan 3 580 3,81 1.470 8,29 Daerah yang dipisahkan 4 Lain-lain PAD yang Sah 1.641 10,79 1.210 6,83

Jumlah 15.214 100 17.728 100

Sumber : APBD Kab. RL 2007 -2008

2.1.4 Profil Sosial Budaya 2.1.4.1 Kondisi Sosial 2.1.4.1.1 Tingkat Kemiskinan Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 261.745 jiwa. Penduduk miskin di Kabupaten Rejang Lebong yang tertinggi terdapat di Kecamatan Kota Padang sebanyak 14.453 jiwa dengan jumlah KK miskin sebanyak 2.653 KK, sedangkan untuk jumlah penduduk miskin terendah terdapat di Kecamatan Binduriang sebanyak 8.646 jiwa dengan jumlah KK miskin sebanyak 804 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jumlah berikut ini.

25 Tabel 2.20. Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin serta Tingkat Prevalensinya Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008

Jumlah Jumlah Jumlah KK Prevalensi No Kecamatan Penduduk KK Miskin (%) 1 Curup Kota 27.747 6.506 1.716 26,38

2 Curup Tengah 19.335 5.043 1.929 38,25 3 Curup Utara 20.143 4.923 1.051 21,35 4 Curup Selatan 16.654 4.083 1.617 39,60 5 Curup Timur 34.654 7.647 1.008 13,18 6 Bermani Ulu 34.392 6.791 2.027 29,85

7 Bermani Ulu Raya 25.820 2.828 1.966 69,52

8 Selupu Rejang 9.623 3.713 2.653 71,45 9 Sindang Kelingi 14.453 3.905 1.185 30,35 10 Sindang Beliti Ulu 15.167 3.136 1.496 47,70 11 Sindang Beliti Ilir 11.785 2.976 1.290 43,35 12 Sindang Dataran 12.568 3.786 1.098 29,00

13 Binduriang 14.243 2.938 804 27,36 14 Padang Ulak Tanding 11.090 2.704 1.217 45,00 15 Kota Padang 20.079 5.001 1.970 39,39 Jumlah 261.745 65.980 23.027 35,00

Sumber : Kantor Kesosnaker Kab. RL 2006

26 2.1.4.1.2 Pendidikan dan Kesehatan a. Pendidikan Tabel 2.21. Jumlah dan Tingkat Sekolah Menurut Kecamatan dan Status dalam Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006 Sekolah Menegah Sekolah Sekolah TK Sekolah Dasar No Kecamatan Pertama Menengah Atas Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 1 Curup Kota 1 31 56 16 11 6 5 4 2 Curup Tengah ------3 Curup Utara ------4 Curup Selatan ------5 Curup Timur ------6 Bermani Ulu - 1 16 - 3 - 1 - 7 Bermani Ulu Raya ------8 Selupu Rejang 1 2 17 1 4 1 1 - 9 Sindang Kelingi - 1 20 - 5 - 1 - 10 Sindang Beliti Ulu ------11 Sindang Beliti Ilir ------12 Sindang Dataran ------13 Binduriang ------14 Padang Ulak Tanding - 1 39 - 5 - 1 - 15 Kota Padang - 1 19 - 4 - 1 - Jumlah 2 37 167 17 32 7 10 4 Sumber : RLDA Kab. RL 2006

27 Tabel 2.22. Jumlah dan Tingkat Sekolah Menurut Kecamatan dan Status dalam Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

Sekolah Menegah Madrasah Aliyah No Kecamatan Kejuruan Negeri Swasta Negeri Swasta 1 Curup Kota 2 1 4 6 2 Curup Tengah - - - - 3 Curup Utara - - - - 4 Curup Selatan - - - - 5 Curup Timur - - - -

6 Bermani Ulu - - 1 - 7 Bermani Ulu Raya - - - - 8 Selupu Rejang - 1 1 - 9 Sindang Kelingi - - 1 - 10 Sindang Beliti Ulu - - - - 11 Sindang Beliti Ilir - - - - 12 Sindang Dataran - - - - 13 Binduriang - - - - 14 Padang Ulak Tanding - - 1 - 15 Kota Padang - - - - Jumlah 2 2 8 6

Sumber : RLDA Kab. RL 2006

b. Kesehatan Berdasarkan data pada tahun 2006, jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong antara lain Rumah Sakit Umum berjumlah 1 unit, Rumah sakit Khusus berjumlah 1 unit, Poliklinik berjumlah 6 unit, dan rumah bersalin sebanyak 1 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 56 unit, Puskesmas sebanyak 9 unit, Puskesmas Perawatan sebanyak 4 unit, Puskesmas Keliling sebanyak 13 unit, Apotik sebanyak 11 unit, Posyandu sebanyak 196 unit dan BKIA sebanyak 3 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table-tabel berikut ini.

28 Tabel 2.23. Jumlah Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, Poliklinik / Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah No Kecamatan Poliklinik / BP Umum Khusus Bersalin 1 Curup Kota 1 1 6 1 2 Curup Tengah - - - - 3 Curup Utara - - - - 4 Curup Selatan - - - - 5 Curup Timur - - - - 6 Bermani Ulu - - - - 7 Bermani Ulu Raya - - - - 8 Selupu Rejang - - - - 9 Sindang Kelingi - - - - 10 Sindang Beliti Ulu - - - - 11 Sindang Beliti Ilir - - - - 12 Sindang Dataran - - - - 13 Binduriang - - - - 14 Padang Ulak Tanding - - - - 15 Kota Padang - - - - Jumlah 1 1 6 1 Sumber : RLDA Kab. RL 2006

Tabel 2.24. Perkembangan Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Perawatan dan Puskesmas Keliling Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

Puskesmas Puskesmas Puskesmas No Kecamatan Puskesmas Pembantu Perawatan Keliling

1 Curup Kota 4 1 - 1 2 Curup Tengah - - - - 3 Curup Utara - - - - 4 Curup Selatan - - - - 5 Curup Timur - - - - 6 Bermani Ulu 16 1 2 3 7 Bermani Ulu Raya - - - 0

8 Selupu Rejang 8 - 1 1 9 Sindang Kelingi 8 2 - 2 10 Sindang Beliti Ulu - - - - 11 Sindang Beliti Ilir - - - - 12 Sindang Dataran - - - - 13 Binduriang - - - - 14 Padang Ulak Tanding 6 1 1 2

15 Kota Padang 14 4 - 4 Jumlah 56 9 4 13 Sumber : RLDA Kab. RL 2006

29

Tabel 2.25. Jumlah Apotik, Posyandu, BKIA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006

No Kecamatan Apotik Posyandu BKIA

1 Curup Kota 11 72 3 2 Curup Tengah - - - 3 Curup Utara - - - 4 Curup Selatan - - - 5 Curup Timur - - - 6 Bermani Ulu - 24 -

7 Bermani Ulu Raya - - - 8 Selupu Rejang - 21 - 9 Sindang Kelingi - 13 - 10 Sindang Beliti Ulu - - -

11 Sindang Beliti Ilir - - - 12 Sindang Dataran - - - 13 Binduriang - - -

14 Padang Ulak Tanding - 47 - 15 Kota Padang - 19 - Jumlah 11 196 3

Sumber : RLDA Kab. RL 2006

2.1.4.2 Kondisi Budaya 2.1.4.2.1 Gambaran Antropologi Daerah Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong merupakan masyarakat yang kaya akan nilai-nilai luhur daerah, yang dapat dimanfaatkan dalam percepatan pembangunan. Sebagai masyarakat yang memiliki bahasa, aksara dan budaya sendiri, nilai-nilai luhur tersebut telah mengakar dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tanpa harus terjadi tumpang tindih dengan nilai-nilai budaya bangsa. Diantara berbagai nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa nilai-nilai luhur yang dianggap dominan dan mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan pembangunan di daerah ini. Nilai-nilai luhur

tersebut antara lain Gotong royong, Musyawarah dan Mufakat.

30 2.1.4.2.2 Kondisi Masyarakat Pembangunan yang digulirkan selama ini telah mencatat banyak kemajuan dalam upaya meningkatkan taraf hidup, harkat dan martabat masyarakat kota baik konteks lokal, regional maupun nasional. Setelah menelusuri hutan-hutan belantara, kini telah hadir sebuah sosok Bumei Pat Petulai yang cantik dan modern. Kota yang berada di punggung Bukit Barisan itu kini tampak benar-benar makin berseri di tengah kota-kota lain yang tengah berbenah diri. Dari kisah sebuah dusun penuh onak dan duri, kini Rejang Lebong semakin elegan dilengkapi berbagai fasilitas perkotaan. Jalan-jalan mulus tersedia, jasa transportasi bukan lagi persoalan, serta media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi hingga warung telekomunikasi sudah masuk ke sudut-sudut gang kota ini. Rejang Lebong kini memang bukan lagi "tanah tak bertuan" kawasan ini sudah mencapai derajat dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,

kesejahteraan sosial dan ekonomi.

2.2 Kondisi Prasarana Bidang PU/Cipta Karya 2.2.1 Sub Bidang Air Minum Berdasarkan data dari PDAM Tirta Dharma Kab. Rejang Lebong, produksi air minum pada tahun 2006 mencapai 4.015.000 m3. Volume air yang disalurkan 3.229.993 m3 dari total produksi. Jumlah pelanggan pada tahun

2006 tercatat 11.533 pelanggan. Jika dikaitkan dengan pelayanan pada penduduk Kabupaten Rejang Lebong, angka tersebut baru mencapai 39,9%. Sebagian besar pelanggan adalah kelompok non niaga yang terdiri dari rumah tangga dan instansi pemerintah. Selama kurun waktu lima tahun terakhir produksi air minum dan air yang dijual di Kabupaten Rejang Lebong mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 jumlah produksi air minum sebanyak 5.770.227 m3 dan yang terjual adalah sebanyak 2.658.500 m3. Terjadinya fluktuasi produksi air minum dan air yang terjual disebabkan karena kondisi sarana prasarana alat dan pipa di PDAM Tirta Dharma yang sudah tua dan terjadi korosi pada pipa, sehingga banyak kebocoran saluran pipa PDAM.

31 Selain itu untuk air minum di perdesaan, berdasarkan pada hasil analisis tentang penyediaan air bersih serta kondisi air tanah di Kabupaten Rejang Lebong, dimana pada umumnya seluruh Kabupaten Rejang Lebong berada pada kondisi rawan air tanah dangkal, maka skenario penyediaan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk domestik (rumah tangga) dipenuhi dari sumber-sumber air yang tersebar di Kabupaten Rejang Lebong atau mempergunakan air permukaan, seperti Sungai Musi, Sungai Beliti, Sungai Kelingi, serta danau – danau alam yang terbentuk, dan sumber – sumber air yang ada dipegunungan, khusus untuk sumber air dipegunungan jika telah diuji hasilnya berkondisi dapat digunakan untuk kebutuhan air bersih dapat mengunakan SIPAS dengan pola gravitasi, namun jika PH-nya tidak layak dikonsumsi maka sebaiknya dipakai dengan sistim pengolahan. Hal tersebut juga dari keadaan bentang jembatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong dimana mempunyai bentang sejumlah, 30 m di Air Tengah, 60 m di Sungai Beliti, 42 m di Sungaii Musi Kejalo, 30 m di Air Kelinggi, 30 m di Air Blumai, 25 m di Air Kasie, 42 m Air Musi Sawah, 42 m di Air Daup, 40 m Air Musi Watas Marga, 24 m di Air Pikat dll sungai yang ada di Kabupaten Rejang Lebong maka dapat di katakan bahwa sungai – sungai tersebut di Kabupaten Rejang Lebong mempunyai bentang yang lebar serta diasumsikan mempunyai debit yang cukup ( debit data sungai tidak didapat ). Berdasarkan hal – hal tersebut maka dengan asumsi : 1. Sungai – sungai tersebut mempunyai debit air yang cukup. 2. Pencegahan terhadap perusakan ekosistem yang dapat menggangu daur hidologi berjalan. 3. Debit sungai tersebut dapat terjaga 4. Untuk melestarikan potensi air tanah di Kabupaten Rejang Lebong, maka pengelolaan sumber-sumber air harus sudah mulai dikelola dengan baik melalui PDAM.

Maka dapat dikatakan bahwa : 1. Kebutuhan air untuk domestik mempergunakan air Sungai .

32 2. Kebutuhan air untuk industri juga memakai sungai – sungai yang debitnya cukup.

Sumber air sungai Musi dapat dimanfaatkan untuk daerah Kecamatan Curup, Bermani Ulu, Selupu Rejang, hal ini setelah diuji kualitas airnya. Untuk Kecamatan Padang Ulak Tanding dan kecamatan Sindang Kelingi dapat memanfaatkan sungai Kati dan Kelingi, Kecamatan kota Padang dapat mengunakan air sungai Beliti. Pengaturan air sungai diperuntukkan hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih domestik di perkotaan, sedangkan kebutuhan pengairan dipenuhi oleh anak–anak sungai yang tersebar di Kabupaten Rejang Lebong, dikarenakan Potensi air tanah di beberapa Kabupaten Rejang Lebong yang termasuk zona rawan air tanah dangkal. Selain Sungai – sungai tersebut juga dapat dijajaki kemungkinan akan penggunaan air Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong (sebagai hinterland-nya) untuk pemenuhan kebutuhan air untuk industri dan domestik, dimana berdasarkan data yang didapat debit air Sungai Ketahun sebesar 34 m3/dt pada ketinggian 563 mdpl, yang saat ini air Sungai Ketahun tersebut digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air dari PLTA Test dengan daya 17,2 MW serta PT. Mega Power Mandiri sebesar 12 MW. Maka konsep penyediaan air bersih dapat dikatakan mempergunakan sumber – sumber tersebut, namun skenario ini dapat berjalan jika DAS masing-masing sungai dapat dijaga kelestariannya. Di dalam sub bidang air minum Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, kebocoran pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

2.2.2 Sub Bidang sampah Di Kab. Rejang Lebong sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, gerobag tanpa roda, kontainer, TPS). Jumlah kontainer sebanyak 7 buah, Gerobag tanpa roda sebanyak 130 buah, Bak Sampah (TPS)

33 sebanyak 59 buah, tong sebanyak 405 buah dan Bak Sampah (TPSS) 4 m3 sebanyak 50 buah. Sarana angkutan terdiri atas “dump truck” 11 unit, 2 “arm roll truck” dan 4 kendaraan pendukung roda 4. Di dalam sub bidang sampah Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

2.2.3 Sub Bidang Air Limbah Hampir semua kecamatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong belum memiliki jaringan air limbah. Di dalam sub bidang air limbah Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

2.2.4 Drainase Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2005 sampai dengan saat ini belum memiliki masterplant dan data panjang drainase saluran terbuka dan saluran air hujan tertutup. Sedangkan pada kawasan-kawasan tertentu ketika hujan tiba masih tergenang seperti kawasan Talang Rimbo Lama, Sp. Hotel Mira. Di dalam sub bidang drainase Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, permasalahan yang dihadapi.

2.2.5 Sub Bidang Permukiman Di dalam sub bidang permukiman Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

34 Gambar 2.2. Peta Kecenderungan Perkembangan Permukiman di Kabupaten Rejang Lebong

36 2.2.6 Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan Di dalam sub bidang tata bangunan dan lingkungan Kabupaten Rejang Lebong menggunakan sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, asset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

37 2.2.7 Strenght, Weaknes, Opportunities, Threat (SWOT) Kabupaten Rejang Lebong Analisis ini bertujuan untuk memberikan arahan pegembangan Wilayah Perencanaan dan sebagai arahan untuk menentukan program–program jangka pendek maupun jangka panjang Kabupaten Rejang Lebong. Metode analisis ini menggunakan matrik terhadap 2 (dua) aspek, yaitu : 1. Aspek internal yang terdiri atas : a. Daftar potensi atau kekuatan/Strenght (S) sumberdaya yang dimiliki oleh Wilayah Perencanaan. b. Daftar kendala atau kelemahan/Weaknes (W) sumberdaya yang dimiliki oleh wilayah perencanaan.

2. Aspek Eksternal yang terdiri atas : a. Daftar peluang/Opportunities (O) yang dimiliki oleh wilayah perencanaan. b. Daftar ancaman/Threat (T) yang dimiliki oleh wilayah perencanaan dan pengamatan.

38 Tabel 2.26. Strenght, Weaknes, Opportunities, Threat (SWOT) Kabupaten Rejang Lebong

DAFTAR KEKUATAN/STRENGTH ( S ) DAFTAR KELEMAHAN/WEAKNES ( W )

1. Hukum : 1. Keterbatasan fisik lahan untuk berkembang ( 36,7% ) a. UU No. 39 Tahun 2003 tentang pemekaran akibat kawasan lindung dan faktor lereng b. UU No.24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang 2. Akibat keterbatasan fisik tersebut menyebabkan : 2. Lokasi Strategis : a. Penetrasi kawasan lindung (TNKS & Hutan Lindung) a. Berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan serta Lintas yang dijadikan sebagai kawasan budidaya

Tengah Sumatra b. Distribusi penduduk terkonsentrasi di sekitar jalan

b. Dilalui jalan arteri Bengkulu - Curup - Lubuk Lingau arteri primer dan sempadan sungai ASPEK INTERNAL c. Mempunyai Feeder Road ( Lintas Tengah - Lintas Barat ) c. PAD sebagian besar tergantung dari DAU & DAK

3. Perekonomian bertumpu disektor pertanian d. Kemampuan terbatas akibat keterbatasan SDA/SDM 4. Mempunyai potensi tambang e. Tidak diminati masyarakat wilayah lain sebagai 5. Potensi wisata alam dan wisata agro tempat transaksi ekonomi 6. Tersedianya jumlah tenaga kerja yang cukup saat ini f. Perekonomian tergantung dari hasil budidaya maupun saat yang akan datang ( 10 th kemudian ) pertanian bukan dari sisi Agribisnisnya 7. Secara kuantitas potensi kelembagaan pemerintahan g. Kemampuan ekonomi yang terbatas sebagai sumber 8. Tersedianya fasilitas perekonomian ( pasar regional di Kota pembiayaan pembangunan Curup ) serta Fasiltas Perbankan di Kota Curup PUT dan SR h. Kesesuaian lahan tanaman pangan belum maksimal 9. Kesesuain lahan yang mendukung untuk sektor pertanian 3. Pertumbuhan penduduk relatif kecil pada saat 10 th yg

10. Potensi sungai - sungai yang cukup banyak sebagai akan datang , diakibatkan banyaknya migrasi kedaerah

penyediaan air bersih lain ASPEK EKSTERNAL 11. Mempunyai kawasan agropolitan 4. Kelangkaan air tanah dangkal

12. Kabupaten Rejang Lebong mempunyai hinterland yaitu 5. Perekonomian tidak bisa dipacu untuk berkembang Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang, dimana ( terbatas ) disektor pertanian untuk saat ini masing2 kabupaten tersebut mempunyai SDA yang dapat 6. Adanya ancaman penurunan debit air sungai2 yang dipergunakan secara bersama seperti : diakibatkan permukiman berada di sepanjang bantaran - Sungai Ketahun sebagai alternatif penyediaan air bersih sungai dan PLTA Test sebagai penyedia sumberdaya listrik dengan daya 17,2 MW - Sungai Musi yang dijadikan sebagai PLTA dengan daya 210 MW dimana PLTA tersebut berada di Kabupaten Kepahiang

13. SDM secara kualitas dan kuantitas di lembaga

pemerintahan cukup tersedia

39

DAFTAR PELUANG /OPPORTUNITIES ( O ) Strategi S & O Strategi W & O 1. Kerjasama dengan instansi swasta dan pemerintah dalam inventarisasi SDA tambang ( Gunakan Kekuatan Untuk Menangkap Peluang ) ( Atasi Kelemahan Dengan Memanfaatkan Peluang ) 2. Kerjasama dengan investor atau pemerintah dalam pengelolaan pariwisata alam 3. Optimalisasi PAD dengan mengali sumber baru ( UU No. 22 & 25 tahun 1999 ) untuk pengembangan ekonomi 4. Pemanfaatan kawasan berfungsi lindung bagi kegiatan sosial ekonomi yang sangat menguntungkan nilainya untuk pembangunan nasional seperti pertambangan,penelitian, pariwisata, hankam, jaringan sarana dan prasarana wilayah 5. Kerjasama denan daerah2 sekitar dalam pemanfaatan potensi perkebunan ( pengembangan komoditi unggulan ) 6. Kerjasama pengembangan Agropolitan yang ada demi kemajuan perkembangan ekonomi dengan investor swata 7. Pemanfaatan transhipment point Kota Padang sebagai daya tarik bagi pengembangan ekonomi 8. PDRB Provinsi yang mencirikan eksport sektor perkebunan digunakan sebagai alat dalam memacu perekonomian 9. Kerjasama dengan daerah - daerah sekitar/investor dalam pengembangan potensi karet yang ada dalam lingkup wilayah belajasumba 10. Memanfaatkan volume perjalanan yang banyak dilintas tengah dalam menambah nilai PAD daerah

40

DAFTAR TANTANGAN/THREATS Strategi S & T Strategi W & T 1. Peningkatan ketersediaan pelayanan prasarana dan sarana wilayah/perkotaan ( Gunakan Kekuatan Untuk Mengatasi Tantangan ) ( Kurangi Kelemahan Dengan Memanfaatkan Tantangan) 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan pembangunan 4. Peningkatan PAD daerah 5. Kegagalan dalam implementasi program pembangunan 6. Kerjasama dengan swasta/pemerintah dalam membangun daerah 7. Implementasi Kebijaksanaan Industri Nasional tahun 2025 8. Menggunakan kerjasama regional Sumatera Bagian Selatan ( Belajasumba) sebagai faktor pendorong bagi pengembangan ekonomi 9. Aspek lingkungan strategis Sumber : RTRW Kab. Rejang Lebong

41 Tabel 2.27. Strategi S - O Menggunakan Kekuatan yang ada untuk Menangkap Peluang

No Strategi 1. Pemekaran kabupaten Rejang Lebong (UU N0. 39 Tahun 2003) yang berakibat terjadinya penciutan wilayah, digunakan untuk kerjasama dengan instansi swasta/Pemerintah untuk inventarisasi SDA Tambang dan pariwisata alam sampai taraf pengelolaanya. 2. Lokasi strategis (berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan serta dilalui jalur feeder road Curup – Lubuk Lingau) , digunakan untuk menangkap peluang optimalisasi PAD dengan memanfaatkan volume kendaraan yang banyak melalui lintas tengah sumatra. 3. Lokasi Strategis digunakan untuk menangkap peluang memanfaatkan kawasan berfungsi lindung bagi kegiatan sosial ekonomi yang sangat menguntungkan untuk pembangunan nasional dengan kegiatan pertambangan, penelitian, pariwisata, dan jaringan prasarana dan sarana wilayah. 4. Lokasi strategis digunakan untuk untuk menangkap peluang optimalisasi PAD dengan mengali sumber baru. 5. Lokasi strategis digunakan untuk menangkap peluang kerjasama dengan daerah sekitar dalam memanfaatkan potensi perkebunan. 6. Lokasi strategis digunakan untuk kerjasama dengan wilayah sekitar dalam pengembangan potensi karet. 7. Perekonomian bertumpu di sektor pertanian serta potensi tambang yang ada dan kepadatan penduduk sangat rendah dibanding wilayah lain digunakan untuk pengembangan Agropolitan yang ada demi pengembangan ekonomi. 8. Potensi kelembagaan pemerintah yang ada digunakan untuk mengali sumber – sumber baru demi peningkatan PAD. 9. Potensi sungai yang cukup banyak digunakan untuk pengembangan Agropolitan serta pengembangan potensi karet.

42 10. Hinterland Kabupaten Rejang Lebong (Lebong dan Kepahiang) digunakan untuk menangkap peluang kerjasama dalam penyediaan air bersih, maupun sumberdaya kelistrikan. 11. SDM dalam kelembagaan pemerintah digunakan untuk menangkap peluang pengembangan PAD melalui sumber – sumber baru.

Sumber : RTRW Kab. Rejang Lebong

43 Tabel 2.28. Strategi S – T Menggunakan Kekuatan yang ada untuk Mengatasi Tantangan

No Strategi 1. Pemekaran Kabupaten Rejang Lebong digunakan untuk menghadapi tantangan : 1. Peningkatan ketersediaan pelayanan prasarana dan sarana wilayah. 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan 3. Kerjasama dengan swasta/Pemerintah dalam pembangunan 2. Lokasi strategis digunakan untuk mengatasi peluang peningkatan PAD daerah 3. Potensi perekonomian bertumpu disektor pertanian, potensi kelembagaan pemerintah yangtersedia secara kuantitas serta tersedianya fasilitas perekonomian dan sosial digunakan untuk menjawab tantangan kegagalan dalam implementasi program pembangunan. 4. Seluruh potensi yang ada digunakan untuk menghadapi implementasi pembangunan kebijakan industri nasional. 5. Kekuatan yang ada di kabupaten hinterland ( Lebong dan Kepahiang ) digunakan untuk menjawab tantangan Implementasi kebijakan industri nasional 2025. 6. Seluruh kekauatan yang ada digunakan untuk menjawab tantangan aspek lingkungan strategis. 7. Lokasi strategis, potensi wisata alam dan agro, kawasan agropolitan kuantitas kelembagaan pemerintah yang ada, fasilitas perekonomian dan sosial digunakan untuk menjawab tantangan kerjasam regional Belajasumba

Sumber : RTRW Kab. Rejang Lebong

44 Tabel 2.29. Strategi W – O Strategi Mengatasi Kelemahan dengan Menangkap Peluang yang ada

No Strategi 1. Peluang Optimalisasi dengan mengali sumber baru digunakan untuk mengatasi kelemahan dalam keterbatasan fisik lahan yang ada untuk berkembang akibat kawasan lindung dan faktor lereng yang menyebabkan penetrasi ke kawasan lindung 2. Kerjasama dengan daerah – daerah sekitar dalam pemanfaatan potensi perkebunan digunakan sebagai peluang untuk mengatasi kelemahan PAD yang saat ini besarnya tergantung dari DAU dan DAK 3. Peluang kerjasama dengan instansi swasta dan pemerintah dalam inventarisai SDA yang ada digunakan untuk mengatasi kelemahan PDRB dan PAD rendah. 4. Seluruh peluang yang ada digunakan untuk mengatasi kelemahan – kelemahan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. 5. Pemanfaatan transhipment point yang ada di kota padang digunakan untuk Mengatasi kelemahan perekonomian yang tidak bisa dipacu saat ini. 6. Kerjasama pengembangan Agropolitan yang ada dengan investor digunakan untuk mengatasi kelemahan ekonomi yang saat ini bertumpu disektor pertanian. 7. Peluang pengembangan ekonomi (PDRB) yang berbasis eksport sektor perkebunan digunakan untuk mengatasi kelemahan PDRB kabupaten Rejang Lebong. 8. Volume perjalanan di jalur lintas tengah sumatra digunakan untuk mengatasi kelemahan dalam ketidak berminatan wilayah lain dalam berinteraksi serta kelemahan – kelemahan yang ada di Kabupaten Rejang lebong.

Sumber : RTRW Kab. Rejang Lebong

45 Tabel 2.30. Strategi W – T Strategi Mengurangi Kelemahan dengan Menghadapi Tantangan

No Strategi 1. Tantangan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pengawasan pembangunan digunakan untuk mengatasi kelemahan keterbatasan fisik lahan yang menyebabkan penetrasi kawasan lindung sebagai kawasan budidaya maupun perusakan lingkungan lainnya. 2. Tantangan peningkatan PAD daerah digunakan untuk mengatasi kelemahan PAD saat ini. 3. Tantangan kerjasama dengan swasta/pemerintah dalam membangun daerah dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan kemampuan ekonomi yang terbatas sebagai sumber pembiayaan pembangunan, serta mengatasi kelemahan pembiayaan 4 tahun kedepan sejak otonomi. 4. Kerjasama regional Belajasumba digunakan untuk mengatasi kelemahan ekonomi saat ini. 5. Aspek lingkungan strategis digunakan untuk mengatasi kelemahan ekonomi kabupaten rejang lebong serta kemampuan berkembang yang terbatas akibat limitasi fisik yang terbatas.

Sumber : RTRW Kab. Rejang Lebong

2.2.8 Arah Kebijakan Pembangunan Berdasarkan masalah yang dihadapi daerah Kabupaten Rejang Lebong, dan sesuai dengan strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rejang Lebong 2005 – 2010, maka dirumuskan arah kebijakan pembangunan sebagai berikut : 1. Penanggulangan kemiskinan, melalui berbagai cara, seperti penyempurnaan kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat miskin, mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha yang mampu mengentaskan kemiskinan,

46 peningkatan akses permodalan dan pengembangan usaha, pengembangan potensi wilayah dan klaster industri berbasis masyarakat, pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar sesuai karakter wilayah. 2. Peningkatan kegiatan usaha di bidang pertanian dan pariwisata; 3. Revitalisasi pertanian melalui pengamanan ketahanan pangan, peningkatan efisiensi produksi, peningkatan kemampuan petani, dan penguatan lembaga pendukung, dan peningkatan promosi dan pemasaran produk pertanian; 4. Pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah dengan, memperkuat kelembagaan, membangun tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi, peningkatan kepedulian dan dukungan dari semua pihak; 5. Perbaikan iklim ketenagakerjaan, melalui penciptaan aksesbilitas pasar kerja, kesempatan kerja, peningkatan kualitas SDM, memperbaharui program – program perluasan kesempatan kerja, menyempurnakan kebijakan program pendukung pasar kerja dengan mendorong terbentuknya informasi pasar kerja dan membentuk bursa tenaga kerja; 6. Pembangunan pedesaan dengan merangsang pertumbuhan aktivitas ekonomi di pedesaan (industri pedesaan dan jasa penunjang), memperluas akses masyarakat terutama kaum perempuan ke sumber daya ekonomi produktif, meningkatkan keberdayaan masyarakat, memenuhi hak dasar masyarakat atas pelayanan pendidikan dan kesehatan, dan mengembangkan praktek – praktek budidaya pertanian dan usaha non pertanian yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan; 7. Pengurangan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hal tersebut dilakukan dengan mendorong dan melakukan percepatan pembangunan kawasan tertinggal, strategis, dan cepat tumbuh, menciptakan kawasan ekonomi terpadu, menyeimbangkan pertumbuhan antar wilayah, membangun jaringan perkotaan – perdesaan dan mengoptimalkan RTRW; 8. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan; 9. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; dan 10. Peningkatan pemanfaatan sumber daya air.

47 2.2.9 Sebaran Wilayah – wilayah yang menjadi fokus dalam RPIJMD Sektor Cipta Karya Kabupaten Rejang Lebong 2009 – 2012 meliputi : 1. Kecamatan Kota Padang 2. Kecamatan Sindang Beliti Ilir 3. Kecamatan Padang Ulak Tanding 4. Kecamatan Binduriang 5. Kecamatan Sindang Dataran 6. Kecamatan Sindang Kelingi 7. Kecamatan Bermani Ulu Raya 8. Kecamatan Bermani Ulu 9. Kecamatan Selupu Rejang 10. Kecamatan Sindang Beliti Ulu 11. Kecamatan Curup Timur 12. Kecamatan Curup Selatan 13. Kecamatan Curup Utara 14. Kecamatan Curup Tengah 15. Kecamatan Curup Kota

48